LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA Viskosi

LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASI FISIKA
PERCOBAAN 7 :VISKOSITAS

Disusun oleh,
Kelompok 5
Ashry Nurrachmah

31113007

Ina Lisnawati

31113021

Irfan Maulana

31113023

Novia Hergiani

31113035


Tia Sulistiani

31113049

PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan
antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekangesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair
(viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat
cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut
fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai
fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk

mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan
mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa
aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada
permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair
memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak
goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia
otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang
dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan
antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita
memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula
turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola
kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai
gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu
kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula
akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat
kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan
akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal.

Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas
zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap
kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh
viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian

dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol.
Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.
Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan
yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan
agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin
besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin
besar pula.

B. Tujuan Percobaan
1. Menerangkan arti viskositas
2. Menggunakan alat-alat penentuan viskositas
3. Menentukan viskositas beberapa cairan

C. Prinsip Percobaan
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan

bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi
melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan
waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya
air) untuk lewat 2 tanda tersebut

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat
lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu
kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa
gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang
kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di
dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan
regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair
mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk.
Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan
angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara
membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu

alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter ( Lutfy, 2007).
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan
pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama
dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan
yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan
zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier
sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer
apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel
zat cair (Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan
suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin
lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur,


gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran
fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang
lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
(viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai
aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah
tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk
mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan
luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan
viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya(Lutfy, 2007).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan
fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k,

lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin mengecil
untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas
mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari pada gas tidak
kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan
antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran
dalam (viskositas) fluida adalahkonstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser
(s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah
yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang

permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang
berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian
atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka
fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling

bergeseran. Setiap

lapisan

tersebut

akan

memberikan

tegangan

geser

(s)

sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas
sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka
kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap
dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).

Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu
terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari
kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
G = ŋ A (Ginting, 2011).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non
newtonian.
1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air,
minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya
tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” (Dogra,
2006).
2. Cairan Non-Newtonian
yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan
dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.
Metode Penentuan Kekentalan

Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara:
1.

Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang

dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena

gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).
Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.
ŋ = Π P r4t
8 VL
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan
dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar
perdetik (Sarojo, 2006)
2.

Cara Hopper

Berdasarkan

hukum

Stokes

pada

kecepatan

bola

maksimum,terjadi

keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya
adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang
berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok

sampel. Berdasarkan hukum

stoke yaitu

pada

saat

kecepatan

bola

maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat
archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang
tegangan yang diberikan.Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi
tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju
regangan( D. Young , 2009).
Laju perubahan regangan geser = laju regangan
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta),
sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :
η

= Tegangan geser
Laju regangan

Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu
hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam
suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna
yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola
bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola
yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik
permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan

terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran,
dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).
3. Viscometer cup dan Bob

Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi
disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi.
Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).
4. Viskometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor
dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara
papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gastidak
dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gasnaik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergeraksehingga gaya interaksi antar
molekul melemah. Dengan demikianviskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperatur.
c. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahantambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyakataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositasakan turun karena gliserin
maupun minyak akan semakin encer, waktualirnya semakin cepat.
d.Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliranalkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannyatinggi seta laju aliran
lambat sehingga viskositas juga tinggi.

e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPOdengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama
Viskositas dihitung sesuai persamaan Poisulle berikut ( Sutiah, dkk.,
2008): dimana t adalah waktu yang diperlukan cairan bervolume yang mengalir
melalui pipa kapiler, L adalah panjang dan r adalah jari- jari. Tekanan P merupakan
perbedaan aliran kedua yang pipa viskometer dan besarnya diasumsikan sebanding
dengan berat cairan. Pengukuran viskositas yang tepat dengan cara itu sulit dicapai.
Hal ini disebabkan haga r dan L sukar ditentukan secara tepat. Kesalahan
pengukuran terutama r sangat besa pengaruhnya karena harga ini dipangkatkan
empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut dalam prakteknya digunakan suatu
cairan pembanding. Cairan yang paling sering digunakan adalah air ( Sutiah, dkk.,
2008).
Untuk dua cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama berlaku
Jadi bila η dan cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang
diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan η
cairan yang sudah diketahui rapatannya ( Sutiah, dkk., 2008).
Tabel viskositas cairan pada berbagai suhu (satuan poise) (Bird, 1987)
Cairan
Air
Gliserin
Anilin
Bensin
Etanol
Minyak lobak

0∘C
0,0179
105,9
0,102
0,0091
0,0177
25,3

10∘ C
0,013
34,4
0,065
0,0076
0,0147
3,85

20∘ C
0,0101
13,4
0,0044
0,0065
0,012
1,63

30∘ C
0,0080
6,29
0,0316
0,0056
0,0100
0,96

40∘ C
0,0065
2,89
0,0227
0,0050
0,0083
-

50∘ C
0,0055
1,41
0,0185
0,0044
0,007
-

Perbedaan nilai viskositas menengah dan region periperal ini menunjukkan parameter
nilai K. Ketika k > 1 maka nilai viskositas lebih dari menengah, k=1 viskositasnya sama
dalam keadaan apapun, k < 1 viskositasnya ditengah region( Rao, dkk., 2003). Tujuan dari
hubungan momentum memberikan informasi kinetik dalam viskositas ( Gavin, S. Dkk.,
2007). Dimana adalah viskositasi, t adalah temperatur dalam satuan international kelvin.

B. Uraian Bahan

1. Aqudes ( Farmakope Indonesia edisi III, 96)
Nama resmi

: Aqua Destilata

Nama lain

: Aquadest, air suling

RM

: H2O

Bobot jenis

: 0,997 g/ml (250C)

Pemerian

: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidakmempunyai

rasa
Penyimpanan

: Dalam wadah terutup baik

Kegunaan

: Sebagai larutan uji, sebagai pelarut

2. Alkohol (FI III, 1979)
Nama resmi

: AethanolumSinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol

Rumus molekul : C2H6O
Berat molekul

: 46,07

Bobot Jenis

: 0,8119

Pemerian

: Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap

dan

mudah

bergerak; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan memberikan nyala biruyang
tidak berasap.
Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam

eter P
Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya,

ditempat

sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan

: Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman.

3. Aseton (DITJEN POM. 1979. Hal : 655)

Nama resmi

:

ACETUM

RM/BM
Pemerian

:
:

(CH3)2CO/58,00
Cairan Jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau
khas, mudah terbakar

Kelarutan

:

Dapat bercampur demean air, etanol 95%, ester,

kloroform membentuk larutan jenuh
Titik didih
Kegunaan

:
:

Antar 55.5 % Dan 57 %
Sebagai sampel
BAB III

METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum kelarutan ini berlangsung pada hari Senin tanggal 27 April 2015 di
Laboratorium Farmakologi Farmasi STIKes BTH Tasikmlaya.

B. Alat Dan Bahan
Alat:

Bahan:



Piknometer 10 ml

Aquades



Viskometer Otswald

Alkohol



Neraca analitik

Aseton



Pump Pipet



Gelas Ukur 10 ml

C. Prosedur Percobaan

b. Penentuan Viskositas Cairan dengan Viskometer Ostwald

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. Penentuan Berat Jenis Larutan

Berat
Larutan

Aquadest
Alkohol
Aseton

Berat

Berat

Piknometer

Piknometer +

Larutan

Kosong (g)

Larutan (g)

(g)

12, 79 gram
12, 79 gram
12, 79 gram
Ket :
ρ air

Massa jenis

Volume
Piknomete
r

Larutan
berat larutan
volume

(ml)

23,25 gram
10,46 gram
10,5
21,23 gram
8,44 gram
10,395
19,61 gram
6,82 gram
8,633
= 0.996 ; ρ alkohol = 0,8119 ; ρ aseton = 0,79

(g/ml)
0,996
0,8119
0,789

2. Viskometer Ostwald
Sampel dengan perbedaan massa jenis fluida
No

Zat/ bahan

Suhu

1.
2.
3.

Aquadest
Alkohol
Aseton

28
28
28

B. Perhitungan

ŋalk
1.

=

Ŋ air . ƿ alk .t alk
ƿ air . t air

1
7,4 detik
12,8 detik
5,2 detik

Waktu
2
7,5 detik
13,2 detik
5,5 detik

Ket

3
7,2 detik
13,1 detik
5,3 detik

: Ŋair = 0,8904

Alkohol

0,8904 x 0,8119 x 12,8
9,25
=
= 1,255 Poise
0,996 x 7,4
7,37
0,8904 x 0,8119 x 13,2
9,54
Ŋ2alk =
=
= 1,277 Poise
0,996 x 7,5
7,47
0,8904 x 0,8119 x 13,1
9,47
Ŋ3alk =
=
= 1,32 Poise
0,996 x 7,2
7,17
1,255+1,277+ 1,32
Jadi Ŋ rata-rata =
= 1,284 Poise
3
2. Aseton
0,8907 x 0,789 x 5,2
3,65
Ŋ1alk =
=
= 0,483 Poise
0,996.7,4
7,37
0,8907 x 0,789 x 5,5
3,86
Ŋ2alk =
=
= 0,517 Poise
0,996.7,5
7,47
0,8907 x 0,789 x 5,3
3,72
Ŋ3alk =
=
= 0,518 Poise
0,996.7,2
7,17
0,483+ 0,517+0,518
Jadi Ŋ rata-rata =
= 0,506 Poise
3
Ŋ1alk =

C. Pembahasan

Rata-rata
7,37 detik
13,03 detik
5,33 detik

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin
sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida
tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda
padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam
pipa maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang melintang tersebut
tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental.
Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan
temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan
menurunkan nilai viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer.
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini
dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida)
pada konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer.
Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta
perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode
viskometer Ostwald ini dilakukan dengan memasukkan cairan (gliserin) ke dalam alat
viskometer melalui pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B
sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan
di ulangi tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati
benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari
ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan.
Pada percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi vertikal.
Dipipet sejumlah tertentu (10-15ml) cairan (akuades, alkohol dan aseton). Lalu di
masukkan larutan ke dalam reservoir A sehingga jika cairan ini dibawa ke reservoir B
dan permukaannya melewati garis m, reservior A kira-kira masih terisi setengahnya.
Jangan sampai terisi terlalu penuh karena cairan dapat tumpah ketika di hisap. Dengan
dihisap, cairan B dibawa sampai sedikit diatas garis m, kemudian dibiarkan cairan
mengalir secara bebas. Dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan dari m ke n.
Setiap variasi suhu, dilakukan tiga kali pengaliran air secara bebas, jadi waktu yang
diperoleh ada tiga untuk lebih menambah keakuratan.

Setelah didapat waktunya, dapat ditentukan massa cairan pada suhu yang
bersangkutan dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan untuk cairan
pembanding (akuades). Larutan sampel yang digunakan adalah alkohol dan aseton, ,
penggunaan kedua larutan tersebut karena memiliki viskositas (kekentalan) yag tidak
jauh berbeda. Dalam percobaan digunakan viskometer yang sama. Harus
menggunakan piknometer dan viskometer yang sama karena setiap alat itu berbedabeda massanya.
Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskosimeter
Ostwald dan juga menggunakan piknometer. Pertama-tama aquades dimasukkan
kedalam viscometer sebanyak 10 ml yang kemudian dihisap sampai batas atas,
kemudian dibiarkan mengalir pada perlakuan ini diulang sebanyak tiga kali atau triplo
hingga batas bawah dan didapat waktu yang telah dirata-ratakan sebesar 7,37 detik.
Dengan perlakuan yang sama juga dapat ditentukan viskosimeter terhadap alkohol
didapatkan pula waktu yang telah dirata-ratakan sebesar 12,8 ; 13,2 ; dan 13,1
berturut-turut. Sampel zat yang terakhir yang ditentukan adalah Aseton, didapatkan
waktu 5,2 ; 5,5 ; dan 5,3 Sedang dengan menggunakan piknometer yaitu dengan
memasukkan masing-masing sampel kedalam piknometer dimana telah diketahui
massanya yaitu 12,79 gram dan berat sampel akan dapat pula diketahui dengan
mengurangkan berat dari piknometer yang telah berisi sampel dengan berat kosong
dari piknometer.
Dalam penentuan viskositas larutan alkohol, dimana berat dari alkohol ini
sebesar 8,44 g dari sini dapat pula dihitung nilai kerapatannya yaitu dengan membagi
berat dengan volume dari alkohol sehingga didapati kerapatannya sebesar 0,8119
g/mL. kemudian dapat pula ditentukan nilai viskositasnya yaitu dengan menggunakan
persamaan penentuan viskositas dan didapatkan viskositas untuk alkohol sebesar
1,284 poise. Dengan cara yang sama dapat pula ditentukan viskositas dari aseton
dimana berat dari aseton adalah 6,82 g dan dikemudian dihitung kerapatannya sebesar
0,789 g/mL
Pada percobaan ini kita menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini
dilakukan karena akuades sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya Hasil
yang didapat dari grafik yaitu semakin besar suhu maka akan semakin kecil massa
jenis zat-nya. Hal ini karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan
bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam
zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. Selain itu dapat pula

diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin
menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat
sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin merapat sehingga molekulmolekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan m a s s a

memadat

k a r e n a s u h u y a n g d i g u n a k a n k e c i l . Selain itu juga terjadi interaksi di
antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang
menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil.
Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals adalah
gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain itu juga
dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan
oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru.. Waktu yang dihasilkan
cairan untuk mengalir bebas pun berbeda-beda. Ini disebabkan karena proses antara
pemanasan dan waktu mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat
ketelitian yang rendah karena pada percobaan ini kita menggunakan termometer untuk
mengatur suhu. Padahal agar suhu terjaga dengan baik, seharusnya di gunakan
thermostat.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak
waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan
tersebut semakin besar pula. Hsl ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu cairan
untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa alkohol mempunyai viskositas
lebih besar dari air dan aseton. Sedangkan aseton mempunyai viskositas lebih kecil
dari air dan alkohol.
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan
tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Sifat
viskositas ini dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan
murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Aliran cairan dapat dikelompokan
menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar menggambarkan
laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Sedangkan aliran
turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan diameter pipa yang besar.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul

yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng,
oli, madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h).
Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran
kemudahan mengalir suatu fluida.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi di aplikasikan dalam
pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain
itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakteristik produk sediaan farmasi
sebagai penjamin kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi
pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau pelewatan
jarum suntik.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan
1. Cara menentukan viskositas larutan newton dengan menggunakan viskometer
Ostwald yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi sampel untuk
lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui suatu
tabung kapiler vertical.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus dimana jika
larutan memiliki konsentrasi tinggi maka akan memiliki viskositas yang tinggi
pula.
3. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel
zat yang terlarut tiap satuan volume.
4. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi
dan viskositasnya semakin tinggi pula.
5. Alkohol mempunyai viskositas lebih besar dari air dan aseton. Sedangkan
aseton mempunyai viskositas lebih kecil dari air dan alkohol.
6. Nilai viskositas aquades, aseton dan alkohol berturut-turut adalah 0,8904 ;
0,506 P dan 1,284 P
B. Saran
Sebaiknya selama praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan laboratorium.
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan waktu dengan
membagi

beberapa

praktikum

kepada

masing-masing

kelompok.

Alat-alat

laboratorium agar segera dilengkapi untuk menunjang jalannya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Lachman, Leon. 1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Ditjen POM . 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI,.

Roth, Hermann, J . 1988 . Analisis Farmasi . Yogyakarta : UGM-Press
Martin, Alfred . 1990 . Farmasi Fisika Edisi I . Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Jones, D. 2008. FASTtrack: Pharmaceutics – Dosage Form and Design. London:
Pharmaceutical Press.
Langley, C. 2008. FASTtrack: Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London:
Pharmaceutical Press.
Perrie, Y. 2010. FASTtrack: Pharmaceutics - Drug Delivery and Targeting. London:
Pharmaceutical Press.
Ahmad, S. 2007. “Mempelajari Hubungan antara Viskositas Larutan Dope dan
Karakteristik Membran Serat Berongga”. LIPI. Bandung
Basri, S.2003. “Kamus Lengkap Kimia”. Rineka Cipta. Jakarta.
Bird, T. 1994. Kimia Fisik untuk Universitas”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Daintith, J.1994.” Kamus Lengkap Kimia”. Edisi Baru. Alih Bahasa : Suminar
Achmadi, Ph.D. Erlangga. Jakarta.
Gavin, S dan Aziz, M.A. 2007. “Measuring Shear Viscosity Using Correlation”. Vol 37.
No 3A. Wayne State University. USA.
Kusuma, S.1983. “Pengetahuan bahan-Bahan”. Erlangga. Jakarta.
Rao, RR dan Fasad, KR. 2003. “Effects of Velocity- Slip and Viscosity variation on
Journal Bearings”. Vol 46. Hal 143-152. India
Rosiana, H. 2005. “ Analisis Viskositas Sukardjo. 2003. “Kimia Fisika”. Rineka Cipta.
Jakarta.