EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI posa

A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pelayanan Rumah Sakit diera sekarang tidak terlepas dari
perkembangan ekonomi masyarakat. Hal ini tercermin pada perubahan
fungsi klasik Rumah Sakit yang pada awalnya hanya memberi
pelayanan yang bersifat penyembuhan saja terhadap pasien melalui
rawat inap dan rawat jalan bergeser ke pelayanan yang lebih
komprehensif meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan
sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik pemerintah maupun swasta),
dimana lembaga kesehatan ini dari waktu ke waktu semakin lama akan
semakin berkembang, baik dari segi kuantitas maupun dari segi
kualitas dan dilihat dari berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil
maupun besar yang ada di seluruh penjuru tanah air.
Seiring dengan perkembangan negara dan rakyat Indonesia,
Rumah Sakit di Indonesia pun semakin lama semakin berkembang.
Perkembangan Rumah Sakit tersebut bukan hanya penambahan
jumlah staff karyawan dan jumlah Rumah Sakit lainnya tetapi juga
peningkatan pelayanan kesehatan yang menjadi lebih lengkap dan
memuaskan baik dari segi pelayanan maupun dari segi peralatan
rumah sakit. Rumah Sakit merupakan suatu tempat yang mempunyai
dua peranan yaitu sebagai lembaga sosial dan sebagai unit badan

usaha. Hal ini dapat menjadi dilema yang cukup serius dimana sebagai
lembaga sosial Rumah Sakit harus memberikan pelayanan kesehatan

1

2

kepada masyarakat terutama yang kurang mampu sehingga dapat
mengurangi

pendapatan

yang

diterima

sesuai

dengan


tujuan

didirikannya suatu Rumah Sakit adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien dan
keluarga pasien, sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan setiap Rumah Sakit. Tujuan tersebut dapat tercapai
apabila didukung dengan menciptakan tenaga ahli atau sumber daya
manusia dengan perkembangan pengetahuan dan kemajuan teknologi
sekarang ini. Namun sebagai badan usaha Rumah Sakit harus
meningkatkan pendapatan untuk melakukan pengembangan fasilitas
dan menutup semua biaya operasi, seperti gaji dokter, gaji perawat,
pembelian obat-obatan, biaya pemeliharaan gedung dan lain-lain.
Rumah Sakit merupakan salah satu perusahaan jasa, dimana
perusahaan jasa ini adalah perusahaan jasa yang memasarkan produk
tidak nyata yang tidak dapat dilihat atau raba melainkan hanya dapat
dirasakan saja. Atau jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan
bukan benda yang dapat ditawarkan oleh seseorang dengan orang lain
atau suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik). Misalnya rumah sakit, kantor
pangacara, perusahaan teknik, perusahaan arsitektur.

Rumah Sakit merupakan suatu lembaga yang padat karya, padat
modal dan teknologi maupun padat waktu. Disebut padat karya karena
Rumah Sakit bergerak di bidang jasa yang melibatkan relatif banyak

3

tenaga kerja, yaitu di bidang medis, paramedis perawatan, paramedis
non perawatan dan tenaga non medis. Padat modal dan teknologi
karena Rumah Sakit yang baik haruslah didukung dengan investasi
yang besar dalam mencakup pengadaan fasilitas pelayanan seperti
gedung, peralatan kedokteran yang canggih, obat-obatan yang cukup
dan memadai, tenaga dokter umum dan dokter ahli serta fasilitas
penunjang lainnya (kendaraan, peralatan rumah sakit dan lain-lain)
sedangkan padat waktu dikarenakan rumah sakit dalam memberikan
pelayanannya kepada masyarakat berlangsung selama 24 jam sehari
dan tidak mengenal adanya hari libur.
Rumah Sakit merupakan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan
yang juga berfungsi sebagai sumber pendapatan. Salah satu
pendapatan Rumah Sakit yang cukup besar adalah pendapatan dari
pelayanan rawat inap dimana pelayanan rawat inap merupakan suatu

pelayanan kesehatan bagi pasien yang dinyatakan oleh dokter untuk
dirawat inap pada suatu rumah sakit, agar pasien tersebut memperoleh
perawatan yang optimal sehingga pasien sembuh. Untuk menjalankan
kegiatannya dengan efektif dan efisien, sebuah Rumah Sakit
memerlukan

suatu

sistem

pengolahan

data

informasi

yang

mendukungnya. Salah satu sistem yang dibutuhkan adalah sistem
informasi


akuntansi.

Dengan

sistem

informasi

yang

memadai

diharapkan akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja yang
pada akhirnya akan meningkatkan pengendalian intern pada rawat

4

inap rumah sakit tersebut. Dimana dalam pelayanan rawat inap sistem
dan prosedur harus disusun sedemikian rupa sehingga terlihat

langkah-langkah yang jelas dari segenap aktivitas mulai dari prosedur
pendaftaran pasien, prosedur tindakan perawatan rawat inap sampai
prosedur pasien pulang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut : bagaimanakah penerapan sistem
informasi akuntansi pada pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum
Saiful Anwar Malang?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
sistem informasi akuntansi pada pelayanan rawat inap di Rumah Sakit
Umum Saiful Anwar Malang.

D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan refrensi atau bahan pertimbangan yang dapat
digunakan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang mengambil
judul dan permasalahan yang sama, serta sebagai media untuk


5

menambah wawasan pengetahuan untuk penerapan teori dalam
realisasi
2. Memberi

masukan

dan

saran

bagi

rumah

sakit

untuk


penyempurnaan sistem informasi dalam meningkatkan pelayanan
rawat inap.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan berfikir penulis tentang
sistem informasi akuntansi yang diterapkan secara nyata di rumah
sakit.
E. Landasan Teori
1. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem dan Prosedur
“Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen
atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan
tujuan yang sama” (Hall, 2011:6). Cole dalam Baridwan (2009:3)
mengungkapkan bahwa sistem adalah suatu kerangka dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun
dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Menurut
Churchman dalam Krismiaji (2010:1) memberikan definisi secara
umum bahwa sebuah sistem adalah serangkaian komponen
yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan. Dari
uraian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sistem adalah


6

sekelompok

unsur,

komponen

atau

subsistem-subsistem,

kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang
disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk mencapai
tujuan tertentu. Hal tersebut berarti bahwa sistem merupakan
jaringan kerja dari prosedur.
Gerald, et,al. dalam Puspitawati dan Anggadini (2011:1)
mendefinisikan prosedur sebagai urut-urutan yang tepat dan
tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang

harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan
(when) dikerjakan, dan bagaimana (how) mengerjakannya. Cole
dalam Baridwan (2009:3) berpendapat bahwa prosedur adalah
suatu

urut-urutan

pekerjaan

kerani

(clerical),

biasanya

melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih,
disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam
terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.
Dalam Kamus Akuntansi (2010) menjelaskan prosedur adalah
satu


atau

lebih

aturan-aturan

atau

praktik-praktik

yang

mengarahkan aktivitas keseharian berkenaan dengan catatancatatan keuangan dari suatu fungsi utama di dalam perusahaan,
yang disusun untuk menjamin adanya pelakuan yang seragam
terhadap transaksi-transaksi perusahaan. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah urutan dan
tahapan pekerjaan yang melibatkan beberapa bagian atau lebih,

7

yang digunakan untuk menjamin perlakuan yang sama terhadap
transaksi yang sering terjadi.
b. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Moscove dalam Baridwan (2009:4) mengungkapkan definisi
sistem informasi akuntansi sebagai berikut:
Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen
organisasi
yang
mengumpulkan,
menggolongkan,
mengolah,
menganalisa,
dan
mengkomunikasikan
informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan
keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak,
investor, dan kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama
manajemen).
Menurut Krismiaji (2010:4), sistem informasi akuntansi
adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan,
Hopwood

dan

(2003:1)

mengoperasikan
menyatakan

bisnis.

bahwa

Bodnar

sistem

dan

informasi

akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan
data lainnya menjadi informasi. Jusup (2005:395) menyebutkan
bahwa sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi,
alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur
yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi
serta melaporkan hasil-hasilnya. Jadi, sistem informasi akuntansi
adalah kumpulan sumber daya yang diatur untuk mengolah data
menjadi informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan.

8

c. Elemen-elemen Sistem Informasi Akuntansi
Gillespie dalam Baridwan (2009:5) menyatakan bahwa
elemen-elemen sistem akuntansi terdiri dari:
1) Sistem Akuntansi Utama
a) Klasifikasi rekening, riel dan nominal.
b) Buku besar (umum dan pembantu).
c) Jurnal
d) Bukti transaksi
2) Sistem Penjualan dan Penerimaan Uang
a) Order penjualan, perintah pengiriman, dan
pembuatan faktur (penagihan).
b) Distribusi penjualan.
c) Piutang.
d) Penerimaan uang dan pengawasan kredit.
3) Sistem Pembelian dan Pengeluaran Uang
a) Order pembelian dan laporan penerimaan barang.
b) Distribusi pembelian dan biaya.
c) Utang (voucher)
d) Prosedur pengeluaran uang.
4) Sistem Pencatatan Waktu dan Penggajian
a) Personalia.
b) Pencatatan waktu.
c) Penggajian.
d) Distribusi gaji dan upah.
5) Sistem Produksi dan Biaya Produksi
a) Order produksi.
b) Pengawasan persediaan.
c) Akuntansi biaya.
d. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mardi (2011:4), tujuan sistem informasi akuntansi
antara lain:
1) Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan
otoritas yang diberikan kepada seseorang (to fulfill
obligations relating to stewardship). Pengelolaan
perusahaan selalu mengacu kepada tanggung jawab
manajemen guna menata secara jelas segala sesuatu
yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan. Keberadaan sistem informasi membantu

9

ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh pihak
eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan
laporan yang diminta lainnya, demikian pula
ketersediaan laporan internal yang dibutuhkan oleh
seluruh
jajaran
dalam
bentuk
laporan
pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan.
2) Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan
yang
berharga
bagi
pengambilan
keputusan
manajemen (to support decision making by internal
decision makers). Sistem informasi menyediakan
informasi guna mendukung setiap keputusan yang
diambil
oleh
pimpinan
sesuai
dengan
pertanggungjawaban yang ditetapkan.
3) Sistem informasi diperlukan untuk mendukung
kelancaran operasional perusahaan sehari-hari (to
support the-day-to-day operations).
4) Sistem informasi menyediakan informasi bagi setiap
satuan tugas dalam berbagai level manajemen,
sehingga mereka dapat lebih produktif.
e. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2004:26) fungsi yang
dilaksanakan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan dan memproses data mengenai
kegiatan bisnis organisasi secara efisien dan efektif.
2) Menyediakan
informasi
yang
berguna
untuk
pengambilan keputusan.
3) Bentuk
pengendalian
yang
memadai
untuk
memastikan bahwa data kegiatan bisnis dicatat dan
diproses secara akurat dan untuk melindungi data dan
aset organisasi lainnya.
Puspitawati dan Anggadini (2011:63-64) juga menjelaskan
bahwa sistem informasi akuntansi berfungsi sebagai berikut:
1) Pembuatan Laporan Rutin untuk pihak internal dan
eksternal, perusahaan menggunakan sistem informasi
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi
dari para investor, kreditor, dians pajak, badan
pemerintah, dan lain-lain.

10

2) Pendukung Utama aktivitas Rutin suatu organisasi
atau
entitas,
para
pimpinan
dan
manajer,
membutuhkan sistem informasi intuk membantu
aktivitas rutin suatu organisasi perusahaan.
3) Pendukung dalam Proses Pengambilan Keputusan.
Dengan adanya sistem informasi akuntansi proses
pengambilan keputusan pada setiap lini organisasi
dapat tercapai dengan segera, contohnya informasi
yang berkaitan dengan produk atau jasa yang
penjualannya bagus dan pelanggan man yang paling
banyak melakukan transaksi pembelian dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan.
4) Melaksanakan
aktivitas
Perencanaan
dan
Pengendalian Internal. Sistem informasi akuntansi
diperlukan juga dalam proses perencanaan dan
pengendalian. Informasi mengenai anggaran biaya dan
penerimaan kas perusahaan disimpan dalam database
perusahaan
dapat digunakan
untuk aktivitas
perencanaan perusahaan. Pengendalian internal
mencakup kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur
yang diterapkan dengan tujuan untuk melindungi aset
kekayaan perusahaan dari kerugian korporasi dan
memelihara keakuratan data keuangan perusahaan.
Berdasarkan

beberapa

pendapat

diatas,

dapat

disimpulkan bahwa fungsi sistem informasi akuntansi antara lain:
1) Menyediakan

informasi

untuk

mendukung

pengambilan

keputusan perusahaan.
2) Bentuk pengendalian internal perusahaan yang menjamin
terlindungnya data perusahaan dan pendukung aktivitas rutin
perusahaan.
3) Memproses data yang dikumpulkan untuk kepentingan
informasi pihak internal dan eksternal.

11

f. Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penyusunan Sistem
Informasi Akuntansi
Baridwan (2009:7) menyatakan bahwa dalam penyusunan
sistem akuntansi suatu perusahaan, perlu mempertimbangkan
beberapa faktor yang penting sebagai berikut:
1) Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi
prinsip cepat, yaitu bahwa sistem akuntansi harus
mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat
pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan
dengan kualitas yang sesuai.
2) Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi
prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi
harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik
perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta
milik perusahaan, maka sistem akuntansi harus
disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
pengawasan intern.
3) Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi
prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk
menyelenggarakan sistem akuntansi itu harus dapat
ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain,
dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan
suatu informasi.
g. Langkah-langkah Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
Baridwan (2009:9-11) mengungkapkan langkah-langkah
dalam penyusunan sistem informasi akuntansi (disebut juga
system life cycle) terdiri dari:
1) Analisa sistem yang ada.
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kebaikan
dan kelemahan sistem yang berlaku. Dalam
prakteknya, analisa sistem ini dilakukan dengan
mengadakan penelitian (survey).
2) Merencanakan sistem akuntansi (system design).
Langkah ini merupakan pekerjaan menyusun sistem
yang baru, atau mengubah sistem lama agar

12

kelemahan-kelemahan yang ada dapat dikurangi atau
ditiadakan.
3) Penerapan sistem akuntansi.
Langkah ini adalah menerapkan sistem akuntansi yang
disusun untuk menggantikan sistem lama. Sebaiknya
sistem baru ini dimulai penggunaannya pada awal
periode akuntansi, hali ini dilakukan untuk mengurangi
beban pekerjaan yang timbul karena perubahanperubahan yang akan mempengaruhi prosedurprosedur baru ditengah-tengah periode.
4) Pengawasan sistem baru.
Langkah ini adalah untuk mengawasi penerapan
sistem baru, yaitu mengecek apakah sistem baru itu
dapat berfungsi. Apabila ada kesalahan-kesalahan,
maka selama masa pengawasan itu perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan.
2. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
a. Pengertian Kas
“Kas
digunakan

merupakan
sebagai

suatu

ukuran

alat

pertukaran

dan

juga

dalam

akuntansi”

(Baridwan,

2008:83). Mulyadi (2011:373) menyatakan bahwa kas terdiri dari
uang tunai (uang logam dan uang kertas), pos wesel, certified
check, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana
yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh
bank atau perjanjian yang lain. Kamus Akuntansi (2010)
mendefinisikan kas adalah uang kartal yang tersedia bagi suatu
usaha terdiri dari uang kertas bank, uang logam, yang
merupakan alat pembayaran yang sah. Dalam perusahaan
bukan bank, cek, wesel, dan surat berharga lainnya dapat
segera dijadikan uang diperhitungkan juga sebagai kas. Jadi,
berdasarkan beberapa definisi kas tersebut, dapat disimpulkan

13

bahwa kas adalah alat pertukaran berupa uang tunai, wesel, cek,
dan surat berharga lainnya yang tersedia bagi perusahaan dan
penggunaannya tidak dibatasi oleh perjanjian lain.
b. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa fungsi
dalam perusahanaan agar transaksi penerimaan kas tidak
berpusat pada satu bagian atau satu fungsi saja. Hal ini
diperlukan agar menjamin terjadinya pengendalian intern yang
baik. Baridwan (2009:157) menjelaskan bahwa fungsi yang
terlibat dalam sistem penerimaan kas terdiri dari:
1) Bagian Surat Masuk
Bagian surat masuk bertugas menerima semua suratsurat yang diterima perusahaan. Surat-surat yang berisi
pelunasan piutang harus dipisahkan dari surat-surat
lainnya. Setiap hari bagian surat masuk membuat daftar
penerimaan uang harian, mengumpulkan cek dan
remittance advice. Kecocokan antara jumlah dalam cek
dengan jumlah dalam remittance advice menjadi
tanggung jawab bagian surat masuk. Sesudah daftar
penerimaan uang harian selesai dikerjakan oleh bagian
surat masuk, maka daftar tersebut didistribusikan
kebagai berikut:
a) Satu lembar bersama dengan cek diserahkan pada
kasir,
b) Satu lembar bersama dengan remittance advice
diserahkan kepada seksi piutang.
Apabila dalam surat yang diterima oleh bagian surat
masuk tidak terdapat remittance advice, maka amplop
dari langganan dapat digunakan sebagai remittance
advice sesudah ditulis jumlah rupiahnya pada halaman
muka amplop.
2) Kasir
Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bagian
surat masuk, pembayaran langsung atau dari penjualan
oleh salesman. Setiap hari kasir membuat bukti setor ke
bank dan menyetorkan semua uang yang diterimanya.
Agar penerimaan uang ini dapat diawasi dengan baik,

14

maka satu lembar bukti setor dari bank langsung
dikirimkan ke bagian akuntansi. Bukti setor yang
diterima di bagian akuntansi dicocokkan dengan daftar
penerimaan uang yang dibuat oleh bagian surat masuk
dan oleh kasir. Salah satu cara pengawasan
penerimaan uang langsung oleh kasir dapat dilakukan
dengan dibuatnya bukti kas masuk yang diberi nomor
urut yang dicetak.
3) Bagian Piutang
Pada umumnya, fungsi bagian piutang dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a) Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan
jumlah-jumlah piutang kepada tiap-tiap langganan.
Catatan ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat
diketahui sejarah kredit tiap-tiap langganan, jumlah
maksimum kredit, dan keterangan-keterangan lain
yang diperlukan. Karena bagian kredit bertugas
menyetujui setiap penjualan kredit, maka catatan
yang dibuat oleh bagian piutang ini akan menjadi
dasar bagian kredit untuk mengambil keputusan.
Oleh karena itu, catatan piutang harus dapat
menunjukkan informasi-informasi yang diperlukan
oleh bagian kredit.
b) Menyiapkan dan mengirimkan surat pernyataan
piutang. Surat pernyataan piutang dapat dibuat
dalam beberapa bentuk. Karena bentuknya
bermacam-macam, dan tiap-tiap bentuk mempunyai
hubungan
yang
erat
dengan
prosedur
penyusunannya, maka perlu dipertimbangkan bentuk
mana yang dipilih sesuai dengan metode jurnal dan
posting, serta dengan kebutuhan informasinya.
c) Membuat daftar analisa umur piutang setiap periode.
Daftar ini dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan kebijakan kredit yang dijalankan, dan
juga sebagai dasar untuk membuat bukti memo yang
mencatat kerugian piutang (Baridwan, 2009:145146).
4) Bagian Pemeriksa Intern
c. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penerimaan Kas
Krismiaji

(2010:310-311)

menjelaskan

prosedur

penerimaan kas dapat terjadi melalui penjualan tunai, sehingga
bagan alir dan uraiannya adalah:

15

1) Prosedur Penerimaan Kas Melalui Penjualan Tunai
a) Petugas penjualan
(1) Mula-mula
petugas
penjualan
menerima
permintaan penjualan dari konsumen. Setelah
terjadi kesepakatan transaksi, bagian ini
menerima kas kemudian membuat tiket atau nota
penjualan sebanyak 2 lembar dan didistribusikan
sebagai berikut:
(a) Lembar ke-1 diserahkan ke pelanggan
(b) Lembar ke-2 diteruskan ke bagian audit
(c) Kas diserahkan ke kasir.
b) Kasir
(1) Setelah menerima kas dari petugas penjualan,
kasir mencatat penerimaan ini ke dalam jurnal
penerimaan kas.
(2) Selanjutnya, kasir membuat bukti setor bank
sebanyak 2 lembar, kemudian menyetorkan kas
tersebut ke bank.
(3) Secara periodik, kasir menyerahkan jurnal
penerimaan kas ke bagian buku besar untuk
diproses.
c) Bagian Buku Besar
Secara periodik bagian ini meminta rekapitulasi
jurnal penerimaan kas dari kasir, kemudian
melakukan proses posting dari jurnal tersebut ke
rekening0rekening buku besar yang bersangkutan.
d) Bagian Audit
(1) Atas dasar tembusan tiket penjualan yang
diterima dari petugas penjualan, bagian ini
memeriksa nomor urt dokumen.
(2) Setiap akhir bulan bagian ini akan menerima
laporan bank bulanan beserta tembusan bukti
setor bank dari bank.
(3) Setelah seluruh dokumen diterima secara
lengkap, bagian ini membandingkan tiket
penjualan dan bukti setor bank, kemudian
membuat rekonsiliasi bank setiap bulan.
2) Prosedur Penerimaan Kas Melalui Pelunasan Piutang
a) Bagian Penanganan Surat Masuk
(1) Mula-mula bagian ini menerima amplop surat
pelunasan piutang, kemudian mengeluarkan cek
dan bukti kas masuk dari amplop tersebut.
(2) Selanjutnya bagian ini akan memeriksa secara
visual,
kemudian
mengesahkan
cek

16

b)

c)

d)

e)

f)

(menandatangani di ruang yang tersedia di balik
lembar cek).
(3) Setiap sore hari, bagian ini akan membuat daftar
penerimaan kas sebanyak 4 lembar, dan
mendistribusikannya sebagai berikut:
(a) Lembar ke-1 bersama dengan cek dan bukti
kas masuk diserahkan ke kasir
(b) Lembar ke-2 diserahkan ke pemegang buku
jurnal
(c) Lembar ke-3 diserahkan ke bagian piutang
(d) Lembar ke-4 diserahkan ke bagian audit
Kasir
(1) Setelah menerima daftar penerimaan kas, bukti
kas masuk, dan kas atau cek kasir membuat
bukti setor bank senyak 2 lembar dan
menyetorkan kas tersebut ke bank.
(2) Kas mengarsipkan daftar penerimaan kas dan
bukti setor kas masuk menurut tanggal.
Pemegang Buku Jurnal
(1) Setelah menerima tembusan daftar penerimaan
kas, bagian ini mencatat penerimaan kas ini ke
dalam jurnal penerimaan kas.
(2) Secara periodik, bagian ini membuat rekapitulasi
jurnal dan menyerahkan rekapitulasi jurnal
penerimaan kas ke bagian buku besar untuk
diproses.
Bagian Piutang
(1) Setelah menerima buktii kas masuk dari kasir,
bagian ini membandingkan bukti kas masuk
dengan daftar penerimaan kas yang sebelumnya
diterima dari bagian penanganan surat masuk.
Setelah cocok, lalu memposting pelunasan
piutang tersebut ke rekening buku pembantu
piutang yang bersangkutan.
(2) Mengarsipkan kedua dokumen (bukti kas masuk
dan daftar penerimaan kas) tersebut menurut
tanggal.
Bagian Buku Besar
Secara periodik bagian ini menerima jurnal
penerimaan kas dari pemegang buku jurnal dan
melakukan proses posting jurnal tersebut ke
rekening-rekening buku besar yang bersangkutan.
Bagian Audit

17

(1) Atas dasar tembusan daftar penerimaan kas
yang diterima dar bagian penanganan surat
masuk, bagianini memeriksa nomor urut
dokumen.
(2) Setiap akhir bulan bagian ini akan menerima
laporan bank bulanan beserta tembusan bukti
setor bank, kemudian membandingkan daftar
penerimaan kas dan bukti setor bank, kemudian
membuat rekonsiliasi bank.
(3) Mengarsipkan
dokumen-dokumen
tersebut
secara terpisah.
Bagan alir prosedur penerimaan kas melalui penjualan tunai dan
bagan alir prosedur penerimaan kas melalui pelunasan piutang dapat
dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Bagan Alir Penerimaan Kas melalui Penjualan TunaiGambar 1

Sumber: Krismiaji (2010:313)

18

Bagan Alir Penerimaan Kas melalui Pelunasan PiutangGambar 2

Sumber: Krismiaji (2010:314)

19

20

3. Formulir dalam Sistem Akuntansi
a. Pengertian Formulir
Pengertian formulir menurut Pusitawati dan Anggadini
(2011:69) adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi
dengan berbagai informasi sebagai dasar pencatatan transaksi
atau aktivitas ekonomi suatu unit organisasi. Baridwan (2009:7)
menyatakan bahwa formulir dan dokumen adalah blangkoblangko yang digunakan untuk melakukan pencatatan dari suatu
transaksi seperti faktur penjualan, voucher, formulir, rekening,
dan lain-lain. Kamus Akuntansi (2010) menyebutkan bahwa
suatu formulir dapat dirumuskan sebagai suatu kartu atau
selembar kertas yang dipergunakan untuk tujuan memelihara
catatan.

Jadi,

dari

pengertian-pengertian

tersebut

dapat

disimpulkan bahwa formulir adalah kertas yang digunakan untuk
mencatat atau merekam transaksi yang terjadi sebagai alat
penetapan tanggung jawab.
b. Manfaat dan Peran Formulir
Bastian dan Soepriyanto (2003:99) menjelaskan bahwa
manfaat formulir adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tanggung jawab untuk penciptaan
(creation) pencatatan dan penyelesaian transaksitransaksi organisasi.
2) Mengurangi
kemungkinan
terjadinya
kesalahankesalahan.
3) Menyampaikan atau memindahkan informasi yang
penting dari orang satu ke orang yang lain; dan

21

4) Mencatat transaksi-transaksi yang sudah lampau untuk
menyelesaikan atau melengkapi transaksi-transaksi.
Gillespie dalam Baridwan (2009:8) menyatakan bahwa
peran atau kegunaan formulir adalah sebagai berikut:
1) Untuk menentukan hasil kegiatan perusahaan.
Peranan ini dapat dilihat dari perkerjaan membuat
distribusi dan pembuatan laporan-laporan untuk
pempinan.
2) Untuk
menjaga
aktiva-aktiva
dan
utang-utang
perusahaan.
Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rekeningrekening sehingga dapat diketahui saldo masing-masing
rekening.
3) Untuk memerintahkan mengerjakan suatu pekerjaan.
Peranan ini dapat dilihat antara lain dari penggunaan
surat perintah pengiriman untuk mengirim barangbarang dan penggunaan surat permintaan pembelian
agar dibelikan barang-barang yang dibutuhkan.
4) Untuk memudahkan penyusunan rencana-rencana
kegiatan, penilaian hasil-hasilnya, dan penyesuaian
rencana-rencana.
Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rencana
produksi yang akan digunakan untuk menilai kegiatan
produksi, kemudian kalau diperlukan mengadakan
perubahan terhadap rencana tadi.
c. Prinsip Dasar Perancangan Formulir
“Masalah perancangan formulir harus diberi perhatian
seksama oleh tim perancang sistem karena formulir-formulir
merupakan penghubung antara pemakai dengan sistem itu
sendiri oleh karena itu, perancangan sistem harus berfokus pada
pembuatan dokumen-dokumen yang bisa menjadi penghubung
yang efektif antara para manajer dan sistem informasi” (Bodnar
dan Hopwood, 2004:198). Dalam merancang suatu formulir,

22

Bastian dan Soepriyanto (2003:100) mengemukakan prinsipprinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Formulir-formulir untuk digunakan secara eksternal
harus diberi nama dan alamat perusahaan di bagian
atas.
2) Pada tiap formulir harus dicetak judul dari formulir,
untuk identifikasi.
3) Tiap formulir harus diberi nomor urut untuk identifikasi
pada waktu diterima atau jika digunakan dalam
prosedur tertulis.
4) Setiap formulir harus diberi tanggal.
5) Tiap formulir harus diberi garis-garis, jika informasi
harus ditulis dengan tangan. Jika formulir itu diketik
dengan mesik tik, maka formulir itu tidak perlu diberi
garis-garis.
6) Jika digunakan formulir-formulir yang besar atau lebar
dan pencatatan dilakukan pada garis-garis yang sama
di sebelah kiri maupun kanan dari formulir itu, maka
sebaiknya diberi nomor-nomor garis, untuk mengurangi
kesalahan. Misalnya, pada waktu mengerjakan neraca
lajur.
7) Urutan pos-pos yang ada pada tiap formulir harus logis.
8) Formulir-formulir yang dicetak oleh perusahaan yang
bersangkutan harus diberi nomor urut yang dicetak,
seperti misalnya voucher, cek-cek, nota-nota kredit,
bukti-bukti setoran, kuitansi-kuitansi penerimaan, uang,
dan lian-lain.
9) Formulir-formulir yang mahal, seperti kartu-kartu buku
besar, kartu-kartu piutang, kartu-kartu utang, kartu-kartu
persediaan sebaiknya dari ujung kiri dan ujung kanan,
baik yang diatas maupun yang di bawah, harus bulat.
10) Untuk menghemat waktu, jika mungkin formulir-formulir
itu harus dirancang sedemikian rupa, sehingga
jawabannya dapat diberikan dengan tanda cek atau
dengan “ya” atau “tidak”.
11) Gunakanlah kertas karbon atau mesin fotokopi, jika
suatu formulir harus diisi dalam beberapa rangkap
d. Pengendalian Formulir
Seorang

yang

menyusun

sistem

akuntansi

perlu

mengetahui prinsip tertentu pembuatan formulir, ukuran kertas,

23

jenis kertas yang digunakan, dan penyesuaian formulir untuk
akuntansi. Terdapat empat prinsip dasar yang berhubungan
dengan penggunaan formulir menurut Bastian dan Soepriyanto
(2003:101) antara lain:
1) Jika sesuatu harus dicatat, seperti order-order,
permintaan-permintaan, faktur-faktur dan lain-lain, maka
harus digunakan formulir-formulir.
2) Jika suatu informasi tertentu harus dicatat berulangulang, maka pemakaian formulir-formulir mengurangi
waktu yang dibutuhkan untuk menulis informasi itu.
3) Suatu formulir harus digunakan jika perlu untuk
mempunyai informasi yang berkaitan pada tempat yang
sama, karena ini memungkinkan pengecekan yang
tepat tentang kelengkapan dari catatan.
4) Suatu formulir digunakan untuk menetapkan tanggung
jawab.
e. Formulir yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas
Baridwan (2009:160) menyatakan bahwa formulir-formulir
yang digunakan dalam pengelolaan dan pengawasan kerani
dalam prosedur penerimaan uang (kas) bisa dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Dokumen (bukti) asli pendukung tiap penerimaan uang.
a) Pemberitahuan tentang pelunasan dari langganan
(remittance advice) atau amplopnya.
b) Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang
dicetak yang dibuat oleh kasir untuk penerimaan
uang langsung.
c) Pita daftar penjualan tunai.
d) Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan
salesman, dan lain-lain.
e) Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman,
penagihan oleh bank, dan lain-lain.
2) Data harian yang menunjukkan kumpulan atau
ringkasan penerimaan kas.
a) Bukti setor ke bank.

24

b) Daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh kasir);
daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh bagian
surat-surat masuk).
c) Ringkasan cash register.
d) Proof tapes.
3) Buku jurnal (books of original entry).
a) Jurnal penerimaan uang (terinci).
b) Kombinasi proof sheet dengan jurnal penerimaan
uang.
4) Buku pembantu piutang dan buku besar.
4. Manual Prosedur Rawat Inap Rumah Sakit
Rawat Inap pada Rumah Sakit memiliki penjelasan dimana
menurut Depkes, Pengertian Rawat Inap menurut Peraturan
Depkes RI (2004), Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien
masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk
keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medis atau
pelayanan medis lainnya. Pelayanan rawat inap merupakan
sumber utama pendapatan operasional pengendalian manajemen
rumah sakit. Oleh karena itu semakin besar rumah sakit tersebut
maka memerlukan pengelolahan sistem informasi akuntansi yang
baik agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pembebanan
biaya perawatan yang akan mempengaruhi kepuasan pasien dan
pada akhirnya membuat citra buruk rumah sakit tersebut dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien.
Kegiatan pelayanan rawat inap itu sendiri meliputi :
a. penerimaan pasien,

25

b. pelayanan medis/ penunjang medis,
c. pelayanan perawatan,
d. pelayanan obat,
e. pelayanan administrasi keuangan.
Model proses manual adalah bentuk yang paling tua dan
tradisional dari sistem akuntansi. Sistem manual ini membentuk
peristiwa–peristiwa

fisik,

sumber

daya

dan

personal

yang

mencirikan kebanyakan proses bisnis. Dalam hal ini termasuk
tugas-tugas seperti pengambilan pesanan, penyimpanan bahan
baku. Pendekatan flat file seringkali berkaitan dengan sistem yang
disebut sebagai sistem warisan (legacy systems). Sistem ini
merupakan sistem kerangka utama dalam sistem mainframe besar
yang diterapkan pada akhir tahun 1960 sampai 1980-an.
Terdapat tiga tujuan pokok dari perancangan sistem informasi
akuntansi untuk rumah sakit menurut manual sistem akuntansi dan
prosedur keuangan untuk rumah sakit, dalam buku manajemen
operasional rumah sakit ( 2004 : 10), yaitu :
a. Untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional
rumah sakit. Misalnya kegiatan pelayanan untuk pasien rawat
jalan dan pelayanan untuk pasien rawat inap,
b. Untuk melaksanakan proses dan menghasilkan

laporan

akuntansi yang ditujukan untuk kepentingan pihak luar atau
pertanggungjawaban pimpinan rumah sakit terhadap pihak luar
(pihak ekstern),

26

c. Untuk

melaksanakan

proses

dan

menghasilkan

laporan

akuntansi untuk kepentingan berbagai pimpinan dalam rumah
sakit dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya.
Sistem informasi akuntansi yang ada pada rumah sakit harus
dapat

mengidentifikasikan

keadaan

pasien-pasien

sebelum

diberikan pelayanan kesehatan. Informasi yang diperlukan dari
pasien tergantung dari rumah sakit yang bersangkutan dan
peraturan lainnya yang berlaku. Informasi awal yang dibutuhkan
oleh rumah sakit adalah :
a. Nama pasien, alamat tempat tinggal dan identitas lainnya yang
berhubungan dengan pasien
b. Umur, jenis kelamin dan tempat tanggal lahir
c. Pekerjaan
d. Informasi penanggung jawab, kepada siapa biaya perawatan
pasien ditagih
e. Nama dan alamat keluarga, sahabat dekat atau alamat lain
yang dapat dihubungi bila pasien dalam keadaan gawat.
Informasi awal tersebut diperlukan oleh rumah sakit dengan tujuan
sebagai berikut:
a. Memudahkan mengetahui kepada siapa jasa akan diberikan,
b. Memudahkan untuk menghubungi keluarga pasien, sahabat
atau teman dekat apabila terjadi sesuatu yang gawat dan

27

memerlukan tindakan segera yang perlu persetujuan dari
keluarga pasien,
c. Memudahkan penagihan biaya perawatan pasien, kepada siapa
tagihan tersebut dapat diberikan untuk dibayar,
d. Memudahkan untuk mengumpulkan informasi lainnya yang
berhubungan dengan pasien yang mungkin berguna untuk
kepentingan rumah sakit pada umumnya atau untuk keperluan
penyelidikan ilmu kedokteran.
Pada umumnya prosedur dasar rumah sakit yang pertama
adalah prosedur pendaftaran pasien, kedua adalah prosedur
ruangan perawatan dan pelayanan medis serta penunjang medis
yang merupakan pemberian pelayanan dengan menggunakan
segala sumber daya dan prosedur yang terakhir adalah prosedur
penyiapan dan penagihan piutang sebagai akibat kegiatan
perawatan pasien karena pelayanan tersebut telah diberikan atau
tidak diperlukan lagi.
Bagian-bagian yang terlibat dalam pencatatan transaksi jasa
pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam menyusun sejumlah
prosedur-prosedurnya, yaitu :
a. Bagian penerimaan pasien, yaitu suatu tempat penerimaan
pasien yang mencatat data pasien seperti yang tersebut diatas,
b. Bagian rekam medis, yaitu bagian yang mengawasi ketertiban
pembuatan catatan-catatan medis seluruh rumah sakit sesuai

28

dengan

ketentuan

termasuk

catatan-catatan

pelayanan

penerimaan pasien agar sesuai dengan sistem pencatatan yang
telah ditentukan,
c. Bagian akuntansi, yaitu bagian yang memproses semua laporan
yang masuk dari bagian-bagian di rumah sakit sehingga
menjadi

laporan

keuangan

yang

diperlukan

oleh

pihak

manajemen rumah sakit maupun pihak luar rumah sakit yang
berkepentingan,
d. Bagian keuangan, yaitu bagian yang menangani penerimaan
dan pengeluaran uang dalam

rumah sakit, juga menangani

masalah piutang rumah sakit sehingga rumah sakit tidak
mengalami

kerugian

karena

bertumpuknya

piutang

jasa

pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien jaminan.
Bagian-bagian tersebut sangat erat kaitannya satu sama lain
dan

sangat

penting

peranannya

didalam

menghasilkan

informasi yang dibutuhkan oleh pihak intern dan ekstern rumah
sakit.
Prosedur sederhana rawat inap, dapat dilihat pada gambar
berikut.

29

Gambar 3
Prosedur Sederhana Rawat Inap

Sumber : Sabarguna (2007).

F. Metode Penelitian
1. Definisi Operasional Variabel
Sistem penerimaan kas akan menunjukkan alur penerimaan kas
rumah sakit. Adapun unsur-unsur dalam sistem penerimaan kas,
antara lain:
(a) Fungsi yang terkait
(b) Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas
(c) Formulir yang digunakan
2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada sistem informasi
akuntansi khususnya pada penerimaan kas.

3. Lokasi Penelitian

30

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar
Malang yang beralamatkan di Jalan Jaksa Agung Suprapto Malang.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh
secara tidak langsung oleh peneliti atau melalui perantara
(diperoleh atau dicatat oleh pihak lain). Adapun sebagai sumber
data sekunder adalah pihak intern rumah sakit.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam usaha untuk memperoleh data
adalah sebagai berikut :
a. Dokumentasi
Pengumpulan

data

dengan

cara

mempelajari

dokumen-

dokumen dan catatan-catatan dalam berbagai bentuk yang
isinya berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu berupa
dokumen-dokumen dan formulir-formulir perusahaan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mencari data secara langsung
di

lapangan,

dalam

penelitian

tersebut

tidak

diabaikan

kemungkinan penggunaan sumber-sumber seperti, dokumen
dan catatan yang tersedia. Hal-hal yang diobservasi adalah
mengenai catatan akuntansi yang digunakan, dokumen yang

31

digunakan,

jaringan

prosedur

yang

membentuk

sistem

akuntansi pembelian.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya mengolah data menjadi informasi,
sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan
mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalahmasalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Tujuan analisis
data adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang dapat
dipahami dan diinterpretasikan sehingga hubungan dari masalahmasalah penelitian dapat dipelajari dan diuji. Dalam penelitian ini
metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data
nonstatistik. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:
a. Memaparkan sistem akuntansi akuntansi penerimaan kas.
b. Menganalisis
unsur-unsur
sistem
akuntansi
akuntansi
penerimaan kas.
1) Menganalisis struktur organisasi pada RSU Saiful Anwar
Malang.
2) Menganalisis sistem dan prosedur penerimaan kas pada
RSU Saiful Anwar Malang.
3) Menganalisis Formulir-formulir

yang

digunakan

penerimaan kas pada RSU Saiful Anwar Malang.
c. Mengevaluasi unsur-unsur sistem akuntansi

untuk

akuntansi

penerimaan kas.
1) Mengevaluasi struktur organisasi pada RSU Saiful Anwar
Malang.
2) Mengevaluasi sistem dan prosedur penerimaan kas pada
RSU Saiful Anwar Malang.

32

3) Mengevaluasi formulir-formulir yang digunakan
penerimaan kas pada RSU Saiful Anwar Malang.

untuk

33

DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2009. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan
Metode. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Bastian, Indra, dan Gatot Soepriyanto. 2003. Sistem Akuntansi Sektor
Publik: Konsep untuk Pemerintah Daerah. Jakarta: Salemba
Empat.
Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi
Akuntansi. Buku Satu. Edisi Kedelapan. Jakarta: PT INDEKS.
_________. 2004. Sistem Informasi Akuntansi.
Kedelapan. Jakarta: PT INDEKS.

Buku Dua. Edisi

Hall, James A. 2011. Accounting Information Systems: Sistem Informasi
Akuntansi. Buku Satu. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.
Jusup, Al. Haryono. 2005. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi Enam.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN.
Krismiaji. 2002. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Mulyadi. 2011. Auditing. Buku Satu. Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.
Puspitawati, Lilis, dan Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi
Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart. 2004. Accounting
Information Systems: Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Edisi
Sembilan. Jakarta: Salemba Empat.