T1 852012044 BAB III

(1)

16 BAB III

ANALISIS KOMPOSISI

Komposisi “Sonata in G Major” Komposisi untuk Cello dan Piano merupakan sebuah karya musik dengan bentuk sonata dan memiliki tiga bagian yaitu Allegro1, Adagio2 dan Allegro con spirito.

A. Allegro

Tabel 3.1 Allegro

1 Stanley Stadie, The New Grove Dictionary of Music and Musician. Volume 1 ( London : McMillan publishers limited, 2001), 384. Allegroadalah “gembira”, “riang”, “lincah”.

2 Stadie, volume 1, 128. Adagio adalah tenang, tidak tergesa-gesa.

Bagian Birama Keterangan

Eksposisi

1 - 6 Antiseden Tema I 7 - 11 Konsekuen Tema I 12 - 14 Bridge

15 - 18 Antiseden Tema II 19 - 22 Konsekuen Tema II 23 - 28 Bridge

Developmen 29 - 45 Pengembangan

46 Bridge

Rekapitulasi 47- 52 Antiseden Tema I 53 - 57 Konsekuen Tema I

58 - 60 Bridge

61 - 64 Antiseden Tema II 65 - 68 Konsekuen Tema II


(2)

17 1. Bagian Eksposisi

Bagian pertama komposisi ini menggunakan struktur sonata form dengan tempo Allegro. Bagian pertama terdiri dari eksposisi, developmen dan rekapitulasi serta coda3. Pada bagian eksposisi terdiri dari frase antiseden tema pertama, frase konsekuen tema pertama, bridge4, antiseden tema kedua, frase konsekuen tema kedua dan bridge sebagai pengantar menuju bagian developmen. Pada tema pertama dimulai dengan tonalitas G Mayor, yang dimainkan oleh cello dengan dinamika forte diiringi oleh piano dengan dinamika mezzoforte. Frase antiseden tema pertama diakhiri dengan imperfecthalf cadence5.

Gambar 3.1 Frase Antiseden Tema Pertama.

3 Stadie, volume 6, 82. Coda adalah ekor. Bagian terakhir dari sebuah karya atau melodi implikasi dengan beberapa penambahan.

4 Syafiq, 48. Bridge adalah bagian suatu komposisi musik yang menjadi penghubung antar bagian.

5 Eric Taylor, “The AB Guide to Music Theory Part 1”( Trowbridge, Wiltshire: Redwood Books), 73. Imperfect half cadence adalah progresi akor pada akhir kalimat lagu dari akor apapun menuju akor V.


(3)

18

Frase konsekuen tema pertama dalam tonalitas G mayor. Frase ini merupakan repetisi sebagian dari frase antiseden tema pertama. Pada bagian akhir birama 7-11 ditutup dengan perfect cadence.6

Gambar 3.2 Frase Konsekuen Tema Pertama

Bagian bridge birama 12-14 merupakan jembatan untuk menuju tema kedua. Melodi triol pada cello dan permainan piano dengan sekuens naik yang bertujuan untuk membuat dinamika cresscendo. Dimulai dengan tonalitas G mayor, berpindah ke akor A mayor yang merupakan akor kelima dari akor tujuan yaitu D mayor.

6 Taylor, 20. Perfect cadence adalah progresi akor diakhir kalimat lagu dari akor V menuju akor I.


(4)

19

Gambar 3.3 Bridge

Tema kedua pada birama 15-18 berada dalam tonalitas D mayor dengan cello sebagai melodi utama dan iringan pada piano.


(5)

20

Birama 19-22 merupakan repetisi dari tema kedua dan masih dalam tonalitas D mayor.

Gambar 3.5 Repetisi Tema kedua

Pada birama 23-28 merupakan bridge untuk menuju bagian developmen. Terdapat beberapa progresi akor yaitu dari akor D mayor, A mayor, G mayor, B mayor dan masuk dalam tonalitas E minor.


(6)

21

Gambar 3.6 Bridge

2. Bagian Developmen

Pada birama 29-32 merupakan tema pertama pada bagian developmen. Melodi utama terdapat pada cello, tangan kiri piano memainkan broken chord sedangkan tangan kanan pada piano memainkan pola variasi seperenambelasan. Tonalitas yang digunakan adalah E minor.


(7)

22

Gambar 3.7 Tema Pertama Developmen.

Pada birama 33-37/2 merupakan repetisi dari tema pertama pada bagian developmen. Pada birama 36-37/2 cello dan piano tangan kanan memainkan perfect cadence sedangkan piano pada tangan kiri memainkan akor.


(8)

23

Gambar 3.8 Repetisi Tema I Developmen.

Birama 37/3-45 merupakan pengembangan dari tema pertama bagian developmen. Pada bagian ini penulis menggunakan teknik tremolo untuk cello, sedangkan iringan piano menggunakan pola yang sama dengan tema pertama pada developmen. Tonalitas yang digunakan masih dalam E minor.


(9)

24

Gambar 3.9 Pengembangan Tema Pertama Developmen.

Pada birama 46 dan 47 merupakan bridge dari tonalitas E minor ke tonalitas G mayor menuju bagian rekapitulasi. Penulis menggunakan sekuens turun pada cello dan piano memainkan akor untuk merubah tonalitas.


(10)

25

Gambar 3.10 Bridge

3. Rekapitulasi

Birama 48-58 merupakan rekapitulasi tema pertama. Terdiri dari tema pertama dalam tonalitas G mayor yang kemudian direpetisi sebagian pada birama 54.


(11)

26

Gambar 3.11 Rekapitulasi Tema Pertama.

Pada birama 59-61 merupakan bridge dengan teknik permainan sekuens naik pada cello dan piano pada tangan kanan, sedangkan tangan kiri piano memainkan akor.


(12)

27

Pada birama 62-69 merupakan bagian rekapitulasi tema kedua, jika pada bagian eksposisi tema kedua dimainkan dalam tonalitas D mayor, pada bagian rekapitulasi tema kedua dalam tonika, yaitu G Mayor.

Gambar 3.13 Rekapitulasi Tema Kedua.

Pada birama 70-75 adalah coda atau bagian penutup pada bagian pertama karya ini. Piano memainan akor dan pola ritme seperenambelasan pada piano. Cello masuk pada birama 74 dan diakhiri memainkan akor menggunakan teknik double stop sebagai penutup dengan dinamika


(13)

28


(14)

29 B. Adagio

Bagian

Birama

Keterangan

Intrroduksi

1-25

Tonalitas E

minor

A

26-33

Antiseden

34-41

Konsekuen

Bridge

42-50

B

51-58

Antiseden

59-68

Konsekuen

Coda

69-79

Tonalitas D

minor

Tabel 3.2 Adagio

Bagian kedua karya ini memiliki struktur two part song form atau struktur AB, dimulai dengan introduksi dengan tonalitas E minor, kemudian masuk dalam bagian A. Setelah bagian A terdapat bridge sebagai pengantar untuk masuk dalam bagian B dengan tonalitas D minor. Setelah bagian B terdapat coda sebagai penutup dari bagian kedua karya ini.


(15)

30

Bagian introduksi merupakan pembuka pada bagian kedua karya ini. Dimulai dengan tonalitas E minor, piano memainkan akor E minor pada tangan kanan dan piano pada tangan kiri sebagai bas dengan jarak oktaf yang ditahan - birama 4, dilanjutkan dengan akor C mayor, akor F#dim dan kembali ke akor E minor. Pada birama 10-17 tangan kanan piano memainkan melodi penyusun akor E minor. Tangan kiri memainkan bas dan diperkuat oleh cello dengan teknik pizzicato. Birama 14-17 cello memainkan teknik legato. Pada birama 18-21, cello memainkan repetisi murni dari melodi yang dimainkan oleh tangan kanan pada piano birama 10-11, tangan kiri pada piano memainkan bas, sedangkan tangan kanan pada piano merupakan kontrapung dari meodi yang dimainkan cello.


(16)

31

Gambar 3.15 Introduksi Bagian Kedua

2. Bagian A

Birama 26-33 merupakan tema utama yang dimainkan dengan tangan kanan pada piano, tangan kiri pada piano memainkan iringan yang berbentuk pola seperdelapan serta bentuk akor. Cello memainkan bas dengan teknik legato.


(17)

32

Gambar 3.16 Tema A Bagian Kedua

Pada birama 34-41 tema A direpetisi dan dimainkan oleh cello dengan wilayah nada rendah menggunakan dinamika forte dan teknik legato.

Tangan kanan piano memainkan melodi dengan pola seperdelapanan, tangan kiri memainkan broken chord.

Gambar 3.17 Repetisi Tema A.

Birama 42-50 merupakan bridge, cello memainkan melodi berpola setengah dan seperempat dengan teknik legato dan dinamika cresscendo

untuk mengantar ke bagian B dengan tonalitas D minor. Tangan kanan piano memainkan arpeggio sedangkan tangan kiri memainkan bas dengan pola broken chord.


(18)

33

Gambar 3.18 Bridge

3. Bagian B

Pada birama 51-58 merupakan frase antiseden tema B, dengan melodi utama terletak pada cello yang dimainkan dalam tonalitas D minor dengan dinamika fortisimo dan teknik legato. Tangan kanan piano memainkan progresi akor Dm-Am/C#-Dm-Gm-Dm-A dan tangan kiri memainkan bas.


(19)

34

Gambar 3.19 Antiseden Tema B Bagian Kedua.

Birama 59-68 merupakan konsekuen dari tema B, melodi utama dimainkan oleh cello yang dimainkan pada wilayah nada yang tinggi untuk membuat emosi pendengar menjadi klimaks pada akhir bagian B. Pada bagian tangan kanan piano memainkan pola akor sedangkan tangan kiri memainkan bas dengan jarak satu oktaf lebih tinggi.

Gambar 3.20 Konsekuen Tema B

4. Coda

Birama 69-79 merupakan coda dari bagian kedua karya ini. Pada birama 69-72 cello memainkan melodi D minor dengan pola seperenambelasan


(20)

35

menggunakan teknik tremolo. Tangan kiri pada piano memainkan kontrapung dari cello, sedangkan pada tangan kanan piano memainkan bas. Birama 73-76 cello memainkan pola seperenambelasan dengan teknik detache, dan pada setiap ketukan pertama cello memainkan akor. Pada birama 77-78 cello memainkan melodi seperenambelasan tanpa memainkan akor, dan bagian kedua ini ditutup dengan perfectcadence.


(21)

36

Gambar 3.21 Coda.

C. Allegro

Bagian Birama Keterangan

A 1 - 11 Antiseden bagian A 12 - 22 Konsekuen bagian A 23 - 33 Bridge

B 34 - 43 Antiseden bagian B 44 -53 Konsekuen bagian B 54 - 58 Bridge

A’ 59-69 Antiseden bagian A’ 70 - 80 Konsekuen bagian A’ 81 - 94 /2 Bridge

C 94/3 -102/2 Antiseden bagian C 102/3 - 110 Konsekuen bagian C 111 - 120 Bridge

A 121 - 131 Antiseden bagian A 132 - 142 Konsekuen bagian A 143 - 153 Bridge

B’ 154 - 162 Antiseden bagian B’ 163 - 173 Konsekuen bagian B’


(22)

37

Tabel 3.3.Allegro Con Spirito 174 - 178 Bridge

A 179 - 189 Antiseden bagian A 190 - 200 Konsekuen bagian A


(23)

38

1. Bagian A

Bagian ketiga komposisi ini menggunakan struktur rondo yaitu A-B-A’ -C-A-B’-A. Pada bagian A dimulai dan tonalitas G mayor dengan tanda sukat 4/4. Antiseden bagian A dimainkan oleh tangan kanan pada piano, cello memainkan melodi berpola seperenambelasan sedangkan piano bagian tangan kiri memainkan akor dari birama 1-8.

Gambar 3.22 Antiseden Bagian A

Pada birama 8/4-16 merupakan frase konsekuen bagian A. Melodi utama terletak pada cello dengan dinamika fortissimo. Sedangkan piano memainkan pola seperenambelasan dan variasinya.


(24)

39


(25)

40

Gambar 3.23 Konsekuen Bagian A.

Birama 17-25/1 merupakan bridge untuk menuju bagian B. Terdiri dari cello yang memainkan akor sekuens naik dengan teknik pizzicato bartok

dengan dinamika forte. Sedangkan piano memainkan pola seperenambelasan dengan variasinya yang juga diolah dengan sekuens naik.


(26)

41

Gambar 3.24 Bridge

Pada birama 25/2-32/3 adalah bagian B, melodi utama terletak pada cello. Pada bagian piano tangan kanan memainkan akor, sedangkan tangan kiri memainkan pola ritme yang hampir sama dengan cello.

Gambar 3.25 Bagian B

Birama 32/4-39 merupakan repetisi dari bagian B. Melodi utama yang awalnya terdapat pada cello direpetisi dan dimainkan oleh piano bagian tangan kanan, sedangkan tangan kiri memainkan pola yang hampir sama namun dengan nada yang berbeda. Pada bagian ini cello diam.


(27)

42

Gambar 3.26 Repetisi Bagian B

Birama 40-58 merupakan bridge yang disusun dengan teknik sekuens turun dari tonalitas D mayor menuju G mayor dengan sukat 3/4 dan kembali ke sukat 4/4 pada birama 44. Pada bagian cello memainkan pola variasi seperenambelasan, tangan kiri piano memainkan akor sedangkan tangan kanan pada piano memainkan pola triplet. Bagian akhir tempo terdapat fermata.


(28)

43

Gambar 3.27 Bridge

Pada birama 44/4-60 merupakan bagian A’. Bagian ini hampir sama dengan bagian A, hanya saja ada sedikit variasi pada cello pada birama 45-51/2. Sedangkan piano sama dengan bagian A.


(29)

44

Gambar 3.28 Bagian A

Birama 61-75 merupakan bagian bridge untuk menuju bagian C. Dimulai dari tonalitas G mayor menggunakan teknik sekuens naik dan menggunakan sukat 3/4. Cello dan piano tangan kanan memainkan pola


(30)

45

seperenambelasan, sedangkan tangan kiri piano memainkan akor. Pada birama 75 tempo mulai ditahan dan difermata.


(31)

46

Gambar 3.29 Bridge

Pada birama 75/3-83 merupakan bagian C. Melodi utama dimainkan oleh cello. Pada bagian ini menggunakan tonalitas E minor, dengan tempo yang lambat dan sukat 6/8, penulis ingin menghadirkan suasana yang berbeda dalam bagian C agar pendengar tidak merasa jenuh dengan tempo yang cepat dan bagian yang diulang-ulang. Pada piano tangan kanan menggunakan teknik pemerkecilan nilai nada dari pola ritme seperenambelasan dan seperdelapan. Piano pada tangan kanan hanya


(32)

47

memainkan nada yang berjarak oktaf. Sedangkan piano pada tangan kiri memainkan bas dan akor.

Gambar 3.30 Bagian C

Birama 84-91 merupakan imitasi melodi utama dari bagian C. Yang semula dimainkan oleh cello, pada bagian ini melodi utama dimainkan oleh tangan kanan piano, sedangkan tangan kiri memainkan pola yang sama dengan bagian C. Cello memainkan bas dan akor dengan teknik


(33)

48

Gambar 3.31 Repetisi Bagian C.

Birama 92-101 merupakan bridge ke bagian A. Piano tangan kiri memainkan bas oktaf, tangan kanan memainkan akor. Cello memainkan pola seperenambelasan dan seperdelapan.


(34)

49

Gambar 3.32 Bridge.


(35)

50

Gambar 3.33 Bagian A

Birama 118-129/1 merupakan bridge dari bagian A menuju bagian B. Cello bermain dengan teknik detache. Sedangkan tangan kanan piano memainkan pola seperenambelasan dan tangan kiri memainkan arpegio.


(36)

51


(37)

52 Pada birama 129-143 merupakan bagian B’ .


(38)

53

Gambar 3.35 Bagian B

Pada birama 144-148/3 merupakan bridge menuju bagian A dengan sukat 3/4 pada birama 144-147 dan berubah sukat menjadi 4/4 pada birama 148. Cello menggunakan teknik tremolo dan memainkan pola triplet. Piano tangan kiri memainkan akor dan tangan kanan memainkan variasi seperenambelasan.


(39)

54


(40)

55

Gambar 3.37 Bagian A.

Pada birama 165-174 merupakan coda, dengan sukat 3/4. Cello memainkan pola seperenambelasan dengan banyak lompatan, piano memainkan akor. Pada birama terakhir cello menggunakan teknik double stop, dengan dinamika fortisisimo. Dan pada bagian terakhir menggunakan perfect cadence.


(41)

56


(1)

51


(2)

52 Pada birama 129-143 merupakan bagian B’ .


(3)

53

Gambar 3.35 Bagian B

Pada birama 144-148/3 merupakan bridge menuju bagian A dengan sukat 3/4 pada birama 144-147 dan berubah sukat menjadi 4/4 pada birama 148. Cello menggunakan teknik tremolo dan memainkan pola triplet. Piano tangan kiri memainkan akor dan tangan kanan memainkan variasi seperenambelasan.


(4)

54


(5)

55

Gambar 3.37 Bagian A.

Pada birama 165-174 merupakan coda, dengan sukat 3/4. Cello memainkan pola seperenambelasan dengan banyak lompatan, piano memainkan akor. Pada birama terakhir cello menggunakan teknik double stop, dengan dinamika fortisisimo. Dan pada bagian terakhir menggunakan perfect cadence.


(6)

56