Kepatuhan Ibu Terhadap Kunjungan Imunisasi Dasar di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Selama dalam proses tumbuh-kembang, anak memerlukan asupan gizi
yang adekuat, penanaman nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang
konsisten, dan upaya pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan
penyakit, yaitu melalui pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi
diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada
anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit,
khususnya pada kasus tuberkolosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, dan
hepatitis (PD3I).

Di negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh
pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan, Imunisasi wajib di indonesia
sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan hepatitis B. Imunisasi
yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu
kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu
(berpergian) seperti jamaah haji seperti imunisasi meningitis (Hidayat,2005)

Setiap tahunnya lebih dari 80 juta anak-anak dilahirkan di negara

berkembang. Setiap tahunnya sekitar 5 juta anak meninggal akibat penyakit
menular. Penyebabnnya, kurang dari 10 persen anak-anak dilindungi oleh
vaksinasi. Ini tidak terjadi di negara maju yang perlindungnya diberikan sebelum
ulang tahun anak yang pertama kali (Gupte,2004).

1

2

Data AKB menurut World Health Organization (WHO) ialah sebesar 35
per 1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB secara
global sebesar 63 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut laporan WHO pada tahun
2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1000 kelahiran hidup
kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Dari data tersebut,
AKB dunia menduduki kriteria sedang.

Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menurunnya
angka kematian bayi (AKB), menurunya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
menurunnya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk, serta meningkatnya umur
harapan hidup (UHH). Di Indonesia, data menyatakan (SDKI,2007) AKB telah

menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 34 per 1.000 kelahiran
hidup (2007). Sementara AKI menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup
(2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). Sementara target yang
harus dicapai sesuai kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) pada
tahun 2015, yaitu AKB adalah 24 per 1000 kelahiran, dan AKI adalah 102 per
100.000 kelahiran hidup.

Kedua data AKB tersebut dapat kita bandingkan dengan targetan MDGs
untuk AKB, yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Indonesia masih
harus bekerja keras untuk mewujudkan targetan MDGs tersebut dalam kurun
waktu kurang lebih 2 tahun yang tersisa. Begitu juga dengan dunia, yang dengan
perbedaan yang semakin beragam terutama dalam hal kebijakan dan pelayanan
kesehatan serta kultur sosial dan ekonomi, juga harus berjuang bersama guna

3

mewujudkan target MDGs untuk menurunkan AKB menjadi 23 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka
Indonesia telah melaksanakan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) sejak
tahun 1977. Indonesia juga melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dengan

baik, yang merupakan pekan dimana setiap anak balita umur 0-59 bulan tinggal di
Indonesia pada saat tersebut mendapat tetes vaksin polio oral, tanpa melihat status
iunisasi dan kewarganegaraannya. Vaksin polio diberikan 2 kali dengan selang
waktu sekitar 4 minggu, yang telah dilakukan berturut-turut pada tahun
1995,1996,1997, dan 2002 (Maryunani,2010).

Untuk dapat mewujudkan perubahan perilaku kearah perilaku hidup yang
sehat dalam masyarakat tidak mudah diwujudkan. Fakta membuktikan, dari
pengalaman Negara maju dan Negara berkembang banyak faktor yang
menghambat, dan salah satu dari faktor terbesar yang paling dirasakan adalah
faktor pendukung atau sarana dan prasarana yang kurang mendukung masyarakat
untuk berprilaku hidup sehat. Contoh konkrit dimasyarakat, walaupun kesadaran
dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, misalnya tentang
sanitasi lingkungan, pentingnya gizi yang baik, manfaat imunisasi, pelayanan
kesehatan, perumahan sehat, ventilasi rumah, pencahayaan yang baik, dan lain
sebagainya sudah tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas yaitu
tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi,
adanya pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh rumah yang layak, dan lain
sebagainya maka rasanya sangat sulit mereka untuk dapat mewujudkan perilaku
hidup sehat sebagaimana yang diharapkan tersebut (Mubarak,2007).


4

Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh dapat juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor di antaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan
imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari
faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada
diri anak (hidayat, 2005).

Rata-rata angka imunisasi di Indonesia hanya 72 persen. Artinya, angka di
beberapa daerah sangat rendah. Ada sekitar 2.400 anak di Indonesia meninggal
setiap hari termasuk yang meninggal karena sebab-sebab yang seharusnya dapat
dicegah. Misalnya tuberculosis, campak, pertussis, dipteri dan tetanus. “Ini
merupakan tragedi yang mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi. Masalah ini
mencerminkan masalah-masalah sistem dari tingkat kabupaten ke bawah.
Sekaligus juga mencerminkan perlunya pendanaan yang sesuai di tingkat nasional
untuk untuk mendukung dan mempertahankan pengawasan program imunisasi di
Indonesia. Wabah polio yang baru saja terjadi merupakan krisis kesehatan yang
berdampak global. Ini merupakan contoh yang baik mengapa beberapa program

tidak boleh dibiarkan gagal karena kurangnya dana dan kapasitas sumber daya
manusia

pada

pelaksanaannya,”

kata

Dr.Gianfranco

Rotigliano,

Kepala

Perwakilan UNICEF di Indonesia.

Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru adalah salah satu unit
pelayanan kesehatan yang dikunjungi oleh masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan. Dari kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan


5

penelitian untuk mengetahui dan mengkaji kepatuhan ibu terhadap kunjungan
imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi
dasar di Puskesmas Padang bulan tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar di Puskesmas Padang bulan
tahun 2015.


2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran data demografi ibu melakukan kunjungan imunisasi
dasar di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015.
2. Untuk mengetahui kepatuhan ibu melakukan kunjungan imunisasi dasar di
Puskesmas Padang Bulan tahun 2015.

6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Padang Bulan untuk memberikan
dukungan yang positif dan meningkatkan motivasi ibu melakukan kunjungan
imunisasi dasar.

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta kepada ibu untuk

melakukan kunjungan imunisasi dasar pada bayinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang akan datang diharapkan dapat mengembangkan penelitian
tentang kepatuhan terhadap kunjungan imunisasi dasar pada bayi.