Identifikasi Bakteri Escherichia Coli Terhadap Bahan Baku Amylum Maydis (PatiJagung)

4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak di alam,yaitu pada sebagian besar

tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi,
daun, batang, biji-bijian.Batang pohon sagu mengandung pati yang setelah
dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan rakyat di daerah Maluku. Umbi yang
terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung
pati yang cukup banyak ,sebab ketela pohon tersebut selain dapat digunakan
sebagai makanan sumber karbohidrat , juga digunakan sebagai bahan baku dalam
pabrik tapioka.
Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan mikroskop,ternyata
berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati tersebut diperoleh.
Bentuk butir pati yang berasal dari kentang berbeda dengan yang berasal dari
terigu atau beras.amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya
adalah polimer dari glukosa , yaitu amilosa (kira-kira 20-28) dan sisanya

amilopektin.Amilosa terdiri atas 250-300 unit D – glukosa yang terikat dengan
ikatan α 1,4- glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka.amilopektin
juga terdiri atas molekul D- glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6- glikosidik.adanya ikatan 1,6 glikosidik ini
menyebabkan terjadinya cabang , sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai
terbuka dan bercabang.Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul
amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa . butir-butir pati tidak larut

Universitas Sumatera Utara

5

dalam air dingin tetapi apabila suspense dalam air dipanaskan , akan terjadi suatu
larutan koloid yang kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan iodium akan
berwarna biru, warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang
membentuk senyawa. Amilopektin dengan iodium akan memberikan warna ungu
atau merah lembayung.
Amilum yang dapat digunakan sebagai bahan penghancur adalah amilum
jagung. Amilum jagung mudah diperoleh dan harganya terjangkau.Amilum
jagung mengandung 28 %amilosa dan 27 % amilopektin .Amilun jagung berupa
serbuk halus , memiliki luas permukaan luas yang besar. Amilum alami bersifat

adhesive sehingga sifat alirnya kurang baik.Oleh karena itu diperlukan modifikasi
untuk kelemahan dari amilum jagung alami tersebut.Salah satu modifikasi amilum
yaitu pregelatinasi.
Amilum pregelatin adalah amilum yang dibuat dengan pemanasan
suspense amilum pada suhu gelatinasinya, kemudian dikeringkan. Amilum
pregelatin terdiri dari gabungan butir amilum utuh dan amilum yang mengalami
pemecahan yang membentuk ukuran yang lebih besar sehingga memiliki daya
alir dan kompresibilitas yang baik. ( Sri, A.2012 )
Akhir- akhir ini ada peningkatan upaya peningkatan upaya penggunaan
polimer yang dikombinasikan dengan amilum sebagai material pelapis.Amilum
merupakan polimer polisakarida yang tersedia dalam jumlah sangat berlimpah.
Amilum ini biasa diblending dengan polimer sintetis polivinil alkohol (PVA) yang
telah dipelajari sebagai polimer biodegradable.Amilum adalah biopolymer yang
murah dan sangat biodegradable.( Khair, I. 2012 ).

Universitas Sumatera Utara

6

Hasil penelitian menyatakan penggunaan tabir surya setiap hari ternyata

dapat menurunkan probabilitas terjadinya kanker kulit.penelitian tentang usaha
pencegahan dan penggunaan dampak negative dari sinar matahari terhadap kulit
semakin meningkat, diantaranya dengan penggunaan kosmetik tabir surya. Pruduk
tabir surya yang nengandung bahan kimia sintetis telah banyak dikembangkan
akhir – akhir ini, akan tetapi masyarakat banyak beralih kepada bahan alam yang
dianggap lebih aman dan harganya lebih terjangkau. Pati (Amilum) bengkuang
(pachyrhizus erosus) merupakan salah satu contoh bahan alam alternative yang
secara tradisional yang digunakan sebagai bedak dingin yang ditempelkan pada
wajah oleh masyarakat tertentu dikalimantan ketika mereka sedang beraktifitas
dibawah paparan sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.(Abdul Karim
Zulkarnain .2013).
Fermentasi adalah salah satu teknik yang banyak digunakan dalam
industry makanan.Banyak teknik fermentasi telah di uji pada bahan makanan
dengan tujuan untuk menemukan teknik fermentasi yang dapat diterapkan untuk
menghasilkan produk dengan karakteristik yang diinginkan. Karakteristik dapat
diterapkan pada tepung jagung gizi yang dihasilkan untuk protein dan lisin asam
amino esensial yang jauh memiliki tingkat rendah pada jagung.memiliki satu
parameter dalam penerapan pengobatan tepung jagung adalah kemampuan tepung
untuk menyerap air selama penyerapan berlangsung.dari bahan makana unik
karena


dipengaruhi

banyak

faktor

termasuk

kelembapan

dan

temperature.penyerapan isotermis diberbagai bubuk jagung dengan mengamati
kelembapan dan suhu .aplikasi serapan isotermik dalam bahan makanan,subjek
penelitian ini dalah untuk menguji kemampuan serapan dari fermentasi tepung

Universitas Sumatera Utara

7


jagung dibandingkan dengan kontrol difermentasi menggunakan empat model
matematika untuk memprediksi kemampuan serapan.( Andi, S. 2013 ).
Produksi ekstruksi biasanya dibuat dari pati (seperti jagung dan padi ) atau
akar umbi (seperti singkong dan kentang), ekstruksi didefenisikan sebagai proses
HTST

(suhu

tinggi

dalam

waktu

singkat).

Dimana

energi


mekanik

dikombinasiakan dengan pemanasan untuk agar – agar tepeng dan denaturasi
protein, plastising dan reogenezing bahan untuk menciptakan tekstur yang baru
dan juga memiliki kemampuan untuk menonaktifkan enzim ,zat yang beracun
mengurangi aktifitas . ekstrksi mikroba dengan desain yang berbeda yang
digunakan dalam produksi makan pra dimasak, protein nabati bertekstur
,minuman instan bubuk ,supinstan dan makanan bayi .( Braz, J. 2011 )
Jagung adalah sumber utama makan untuk pra peradaban columbia dari
dunia dan tortilla ,jagung baru merupakan produk makan pokok meksiko dan
amerika.jagung terdapat ditortilla, keripik jagung dan tortilla chip juga banyak
merambah Negara – Negara dan menyatukan pasar serta berbagai Negara di asia
dan eropa ,di meksiko dimana tortilla dikonsumsi oleh 94% dari populasi,
produksi dan konsumsi tahunan 12 juta ton jagung tortillas .sekitar 60 % dari
tortilla diproses ditoko–toko kecildisebut tortillerias.(Domingo, M. 2010 )

Universitas Sumatera Utara

8


2.2.

Sifat Kimia Amylum

- Sifat Mereduksi
Monosakarida

dan

beberapa

disakarida

mempunyai

sifat

dapat


mereduksi,terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat
digunakan sebagai identifikasi.Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus
aldehida atau keton bebas dalammolekul karbohidrat. Beberapa contoh pereaksi
sebagai berikut ini:
1. Pereaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat
mereduksi, juga direduksi oleh reduktor lain.pereaksi fehling terdiri atas dua
larutan ,yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah
larutan CuSO dalam air sedangkan fehling B adalah larutan garam KN tartarat dan
NaOH dalam air.
2. Pereaksi Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat , natrium
karbonat dan natrium sitrat.adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat
pereaksi benedict bersifat basa lemah . endapan yang terbentuk dapat berwarna
kuning, hijau atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi
karbohidrat yang diperiksa.
3. Pereaksi Barfoed
Perbedaan antara pereaksi barfoed dengan pereaksi fehling atau benedict
ialah banwa pada pereaksi barfoed digunakan suasana asam. (Poedjadi,A. 2009 )


Universitas Sumatera Utara

9

2.3. Bakteri Escherichia Coli
E.coli lebih sering digunakan sebagai objek dalam penelitian ilmiah
dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain.Organisme ini merupakan
penghuni utama di usus besar ,dan juga merupakan isolate penyebab untuk infeksi
saluran kemih dan luka infeksi, pneumonia, meningitis , serta septisemia.
Penelitian –penelitian yang baru juga menunjukkan bahwa galur tertentu dari
E.coli jugamerupakan patogen intestinal menyebabkan berbagai penyakit
gastrointestinal. Di samping E coli ,dalam genus Escherichia , juga terdapat
beberapa spesies yang jarang diisolasi dari penyakit-penyakit pada manusia.
Escherichia coli bisa tumbuh dengan baik padamedia yang lazim
digunakan.memberiakan hasil positif pada tes indol , lisin dekarboksilase dan
fermentasi manitol, serta memproduksi gas dari glukosa. Isolat dari urin dengan
cepat dan di identifikasi sebagai Escherichia coli karena kemampuannya
memberikan hemolisis tipe beta pada agar darah, morfologi koloni yang seperti
kilatan logam (metallic sheen) pada media differensial agar EMBA dan test sport
indole yang positif ..( Dzen,S,M.)

Escherichia Coli telah dikenal sebagai salah satu bakteri yang paling
umum ditemukan disaluran usus manusia dan hewan.mereka bertahan hidup
diluar tubuh untuk jangka yang lama indikator organisme yang ideal untuk
menguji makan agar tidak terkontaminasi. Umumnya E. Coli berbahaya telah
diidentifikasi dan terdapat bebagai macam penyakit.E. Coli sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh,E. Coli telah terbukti sangat membahayakan tubuh serta

Universitas Sumatera Utara

10

mengembangkan resistansi terhadap anti biotik yang biasa digunakan.(Samuel, L.
2011).
Bakteri coliform merupakan bakteri yang sering berhubungan dengan
penyakit pada manusia.coliform dibagi kedalam dua kelompok yaitu coli fecal
(Escherichia Coli) yang berasal dari Air dan makanan yang tercemar oleh kotoran
hewan dan manusia yang mengandung E.coli berfungsi sebagai sumber
infeksi.isolasi E coli dari rectal swab pada sapi,babi, dan kambing ditemukan E
Coli, paling banyak berasal dari ternak babi.daging dapat terkontaminasi selama
proses pemotongan. Kontaminasi langsung dengan tanah (lantai) yang

mengandung E Coli dan proses pengolahan daging yang belum matang.
(Agus Hendrayana. 2012)
Deteksi virulensi patogen ada beberapa syarat untuk memulihkan mereka
,mempertimbangkan beberapa metode dikembangkan untuk mendeteksi E.Coli
,namun beberapa tes yang diketahui sensitf terhadap tingkat relative pruduk gen
dengan kondisi budaya.era baru alt molekuler PCR dan gen penyelidikan
teknologi telah tersedia dengan cepat metode untuk mendeteksi spesifik dari
patogen ETEC dan EHEC.( Md.Shamin ahmed 2013 ).
Infeksi saluran kemih adalah istilah umum yang menunjukkan adanya
keberadaan mikroorganisme didalam urin.pada individu yang normal urin selalu
steril dari mikroorganisme, sebagian besar infeksi saluran kemih terjadi karena
masuknya mikroorganisme melalui uretra ke kandung kemih,bahkan bisa sampai
ke ginjal.mikroorganisme tersebut antara lain Escherichia Coli, Klebsiella sp,
proteus mirabilis, entrerobacter sp,pseudomonas aeurginosa aureus.

Universitas Sumatera Utara

11

Escherichia Coli merupakan bakteri yang paling sering di isolasi dari pasien
dengan infeksi simtomatik maupun asimtomatik.(Puti, A. 2015).
Bakteri coliform merupakan bakteri yang sedang berhubungan dengan
penyakit pada manusia. Coliform dibagi dalam dua kelompok yaitu coli fecal
(Escherichia Coli) yang berasal dari manusian dan hewan berdarah panas, dan
coli non fecal yang bukan berasal dari tinja manusia dan hewan berdarah
panas.Escherichia

Coli

(E.

Coli)

merupakan

bakteri

patogen

,karena

kemampuannya menyebabkan saluran cerna pada manusia seperti diare.
(Made Agus Hendrawan. 2012)
2.3.1. Identifikasi Bakteri
Dalam Mikrobiologi kedokteran dan Klinik, identifikasi bakteri patogen
secara cepat, tepat dan akurat sangat berguna untuk menegakkan diagnosis etilogis
dan pemilihan antibiotika bagi pengobatan penderita secara adekuat.
Identifikasi bakteri ditegakkan atas dasar berikut.
1.

Melakukan isolasi bakteripatogen kedalam biakan murni (pure culture)

2.

Mempelajari sifat koloni bakteri yang tumbuh

3.

Mempelajari morpologi dan sifat pewarnaan

4.

Mempelajari sifat biokimianya

5.

Mempelajari sifat reaksi serologinya

6.

Mempelajari tipe bakteriofaganya ( bacteriophage typing )

7.

Mempelajari sifat patogenisitasnya pada hewan coba

8.

Mempelajari

sifat



sifat

resistensinya

terhadap

antibiotika.(Dzen,S,M.2003)

Universitas Sumatera Utara

12

2.3.2. Klasifikasi Bakteri

Klasifikasi bakteri diitegakkan atas dasar kriteria sebagai berikut .
Tingkat Genom , yang meliputi :
-

DNA ( ukuran, komposisi, kesamaan urutan nukleotida )

-

Ribosomal RNA ( kesamaan urutan nukleotida )
Tingkat Sel , yang meliputi.

-

Susunan dinding sel,

-

Komposisi lipid

-

Struktur antigen ( protein, lipoprotein, lipopolisakarida )

-

Urutan asam amino
Tingkat Morfologi dan Sifat Biokimia, meliputi berikut ini.

-

Morfologi dan sifat – sifat pewarnaan

-

Suhu optimal,kebutuhan O2, kebutuhan Nutrisi

-

Sifat Biokimia( Dzen,S,M. 2003)

2.3.3. Taksonomi Bakteri
Seperti halnya tanaman tingkat tinggi dan hewan, dengan menggunakan
skema dari Linnaeus, bakteri diklasifikasikan menurut urutan sebagai berikut.
Kingdom
Class

: dengan akhiran – etes/- aceae

Ordo

: dengan akhiran – ales

Family

: dengan akhiran – aceae

Universitas Sumatera Utara

13

Dan nama – nama spesifik yang terdiri atas Genus dan Spesies.
Genus terdiri atas kelompok spesies, tribe terdiri atas beberapa genus
;family terdiri atas beberapa tribe dan seterusnya. Spesies merupakan suatu grup
yang individu – individu bakteri yang mempunyai sifat – sifat yang sama yaitu:
-

Sifat – sifat fisik ( morfologi, bentuk koloni ) dan pewarnaan.

-

Sifat – sifat fisiologis seperti kebutuhan oksigen, pH, suhu optimal dll.

-

Sifat – sifat Ekologis

-

Sifat – sifat biokimia . ( Dzen ,S,M. 2003 ).

2.3.4. Koloni Bakteri
Bakteri pada umumnya akan tumbuh dan berkembang dengan cepat
,membentuk suatau koloni. Koloni bakteri dapat dilihat dengan mata telanjang
(visible mass) bila ditanam pada media pembenihan padat sesuai setelah di
inkubasikan selama 18 – 24 jam pada suhu yang sesuai pula. Untuk bakteri
tertentu ,misalnya mycobacterium tuberculosis , memerlukan inkubasi yang lebih
lama yaitu 2 – 8 minggu karena bakteri ini memiliki waktu pembelahan
(generation time).
Pada umumnya satu koloni bakteri berasal dari satu sel induk, tetapi bisa
pula berasal dari lebih dari satu sel induk.koloni bakteri yang tubuh dapat
dipergunakan untuk membantu melakukan identifikasi sebab setiap bakteri
tertentu mempunyai sifat koloni yang berbeda baik mengenai bentuk koloni,
permukaan

tepi,

warna,

bau

maupun

derajat

kelekatannyapada

media

pembenihan.sebagai contoh berikit ini:

Universitas Sumatera Utara

14

-

Escherichia coli yang ditanam pada medium Eosin Methylen Blue (EMB),

koloninya seprti tetesan tinta pada lantai dan disebut ‘metalic sheen’.
-

Vibrio

cholerae

pada

medium

thio

Citrate

Bilesalt

Sucrose

(TCBS),koloninya berwarna kuning
-

Salmonella Typhi pada agar bismuth sulfit,koloninya berwarna hitam

(BlackJet Colony)
-

Staphylococcus aureus pada agar nutrient,koloninya berwarna kuning

emas. (Dzen,S,M. 2003)

2.3.5. Jenis – Jenis Koloni Bakteri
-

Koloni M
Koloni M merupakan koloni dari bakteri yang memiliki kapsul atau

bakteri yang memiliki slime layer.Biasanya didapatkan dari isolasiprimer dan
umumnya bersifat virulen.permukaannya basah seperti berlendir ( mukoid ) dan
mengkilat.
-

Koloni S
Koloni S dijumpai pada isolasi primer, umumnya bersifat ganas dan di

dapatkan pada koloni bakteri Gram negatif , misalnya Salmonella typhi,Shigella
sp, dan E coli. Koloninya halus ,ukurannya sama dan halogen.
-

Koloni R
Koloni R merupakan koloni mutant steraint dari sel induk ,koloninya kasar

dan biasanya tidak ganas.

Universitas Sumatera Utara

15

-

Koloni L
Koloni L terdiri atas bakteri yang kehilangan dinding selnya,hilangnya

dinding sel tersebut dapat disebabkan oleh pemberian pinisilin atau derivatnya
yang dapat menyebabkan rusaknya dinding sel. Hilangnya dinding sel akibat
pemberian pinisilin bersifat tidak menetap, artinya bila pemberian pinisilin
dihentikan maka dinding sel tersebut akan terbentuk kembali.
( Dzen,S,M. 2003)

2.4.

Biakan Murni
Pendekatan untuk isolasi bakteri bakteri patogen yang di duga sebagai

penyebab infeksi kedalam biakan murni tergantung dari bahan pemeriksaan klinis
(spesimen) yang diperiksa. Bila bahan pemeriksaan klinis yang diperiksa adalah
darah ,cairan otak (liquor cerebrospinalis),atau abses yang tertutup akan diperoleh
biakan bakteri yang murni (pure culture),tetapi bila bahan pemeriksaan klinisnya
berasal dari lubang-lubang alami akan didapatkan biakan bakteri campuran.
Untuk mendapatkan biakan bakteri patogen yang diduga sebagai penyebab
penyakit infeksi, bahan pemeriksaan klinis tersebut ditanam pada media
pembenihan.media pembenihan yang digunakan untuk isolasi primer tergantung
dari dugaan kemungkinan bakteri penyebab infeksinya,namun biasanya digunakan
media pembenihan padat yang mengandung agar-agar untuk mendapatkan koloni
bakteri yang terpisah (isolated colony).
Bakteri patogen biasanya didapatkan dalam jumlah yang sedikit pada
bahan pemeriksaan serta biasanya tercampur dengan bakteri non patogen sehingga

Universitas Sumatera Utara

16

kadang –kadang tidak teramati akibat pertumbuhan yang berlebihan (over growth)
dari bakteri non patogen.selain itu bakteri patogen bisa mati oleh karena pengaruh
bahan-bahan metabolit yang dihasilkan oleh bakteri non patogen, untuk
menghindari hal tersebut pada isolasi primer digunakan media selektif yang dapat
menumbuhkan bakteri patogen ,tetapi menghambat pertumbuhan bakteri non
patogen .sebagai contoh dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel Media Selektif Untuk Bakteri Patogen
Media Selektif

Bakteri Patogen

1.Thayer Martin

Neisseria Gonorrhoeae

2.Bismuth Sulphite ( Wilson & Blair )

Salmonella Typhi

3.Bordet Gengou

Bordetella Pertussis

4.Manihot Salt

Stapylococcus Aureus

5. TCBS
( Dzen,S,M. 2003 )
2.5.

Vibrio Cholerae

Metode Sterilisasi Fisik
Metode sterilisasi fisik ( metode sterilisasi panas ) digunakan untuk bahan

yang tahan panas . metode sterilisasi panas dengan penggunaan uap air disebut
metode sterilisasi panas lembab atau stelisasi basah.metode panas tanpa
kelembapan (tanpa penggunaan uap air) disebut metode sterilisasi panas kering
atau sterilisasi kering.
Umumnya untuk bahan yang sensitive terhadap kelembapan digunakan
metode sterilisasi panas kering pada temperatur 160-180º C, sedangkan untuk

Universitas Sumatera Utara

17

bahan yang resisten digunakan metode sterilisasi panas basah pada temperature
115-134 ºC .proses sterilasai panas terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap pemanasan (heating stage): peningkatan temperature bahan yang
disterilisasi.
2. Tahap sterilisasi (holding stage): waktu yang diperlukan untuk proses
sterilisasi
3. Tahap pendinginan (cooling stage): waktu yang diperlukan untuk
penurunan temperatur bahan yang disterilisasi
Sterilisasi panas kering berfungsi untuk mematikan organisme dengan cara
mengoksidasi komponen sel ataupun mendenaturasi enzim.metode ini tidak dapat
digunakan untuk bahan yang tebuat dari karet atau plastik ,waktu sterilisasinya
lama (sekitar 2-3 jam).metodesterilisasi ini tidak memerlukan uap air yang
membasahi alat atau bahan yang disterilkan. Ada dua metode sterilisasi panas
kering yaitu dengan insinerasi (incineration), yaitu pembakaran dengan
menggunakan api dari Bunsen dengan temperatur sekitar 350 ºC,dan dengan udara
panas oven yang lebih sederhana dan murah dengan temperatur sekitar 160-170
ºC.Sterilisasi panas basah dengan perebusan menggunakan air mendidih air
mendidih 100ºC selama 10 menit efektif untuk sel-sel vegetatif dan spora eukariot
, namun tidak efektif untuk endospora bakteri.sterilisasi panas basah digunakan
untuk bahan yang sensitif panas, untuk industri makanan berkisar pada temperatur
60-80º C, susu pada temperatur 63 ºC selama 30 menit atau pada temperatur 72º C
selama 15 menit .sterilisasi panas basah menggunakan temperatur di atas 100º C
dilakukan dengan uap yaitu menggunakan autoklap,alat serupa pressure cooker
dengan pengatur tekanan dan klep pengaman.

Universitas Sumatera Utara

18

Prisip autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih cepat dalam keadaan
basah dibandingkan keadaan kering.proses sterilisasi dengan autoklaf ini dapat
membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi dan mengkoagulasi
protein pada enzim dan membran sel mikroorganisme.proses ini juga dapat
membunuh endospora bakteri.(Pratiwi, S,T. 2008)
2.6.

Metode Sterilisasi Kimia
Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak bila

disterilkan pada suhu tinggi ( misalnya bahan-bahan dari plastik ).sterilisasi kimia
dapat dilakukan dengan penggunaan cairan disenfektan berupa senyawa aldehid,
hipoklorik, fenolik, alkohol.
-

Desinfektan cairan
Penggunaan desinfektan cair sebagai alat sterilisasi juga

perlu

mempertimbangkan toksisitasnya pada penggunaan.desinfektan yang telah
diincerkan dapat digunakan untuk disinfeksi ruangan dan peralatan sebelum
sterilisasi atau disinfeksi media sebem pembuangan.
-

Fenol ( asam karboksilat)
Digunakan secara luas sebagai desinfektan dan antiseptic.golongan fenol

diketahui memiliki aktiviatas antimikroba yang bersifat bakterisidal namun tidak
bersifat sporisidal.fenol sebagai disenfektan cair tidak dipengaruhi oleh bahan
organik , aktivitasnya rendah terhadap endospora bakteri efektif pada konsentrasi
2-5 % dengan mendenaturasi protein dan merusak membran sel bakteri serta aktif
pada pH asam.

Universitas Sumatera Utara

19

-

Kalsium Hipoklorit ( Ca (OCl)2)
Umum digunakan untuk disenfeksi peralatan makan di restoran. Natrium

hipoklorit(NaOCl) umum digunakan sebagai sebagai disenfektan rumah tangga
dan bahan pemutih ( bleaching agent ), Chloramine digunakan sebagai disenfektan
, antiseptic, atau agen sanitasi.
-

Alkohol
Efektif membunuh bakteri

dan fungi namun tidak dapat membunuh

endospora dan virus non enveloped.mekanisme aksi alkohol adalah dengan
mendenaturasi protein mikroorganisme.
Dua jenis senyawa alkohol yang umum digunakan adalah etanol dan
isopropanol.konsentrasi optimal etanol adalah pada konsentrasi 70-80%, dan
konsentrasi etanol antara 60-90% terlihat lebih cepat membunuh mikroorganisme.
-

Aldehid
Merupakan anti mikroba yang paling efektif , dua conto aldehid adalah

formaldehid dan glutaraldehid,formaldehid konsentrasi 2% diketahui paling
efektif,formaldehid 8 % dan glutaraldehid konsentrasi 4 % menginaktivasi hamper
semua jenis mikroorganisme.(Pratiwi, S,T. 2008)

2.7.

Angka Lempeng Total
Angka Lempeng Total (ALT) dianggap sama dengan koloni yang

ditemukan pada soybean – casein digest agar, jika koloni jamur ditemukan pada
media ini, dihitung dari bagian jumlah ALT. total jumlah kapang dan khamir
(AKK) dianggap sama dengan koloni yang ditemukan pada Saboroud Dextrose
Agar, jika koloni bakteri ditemukan pada media ini ,maka dihitung sebagian dari

Universitas Sumatera Utara

20

AKK .jika AKK diperkirakan melebihi criteria penerimaan berdasarkan
pertumbuhan bakteri, dapat digunakan saboroud dextrose agar yang mengandung
antibiotic. Jika perhitungan dilakukan dengan

metode APM,maka nilai

perhitungan yang diperoleh merupakan angka total mikroba aerobic (ALT).Jika
telah

ditetapkan

criteria

penerimaan

untuk

mutu

mikrobiologi,

maka

diinpentariskan sebagai berikut:
-

10‾¹ koloni: maksimal perhitungan yang dapat diterima = 20

-

10‾² koloni : maksimal perhitungan yang dapat diterima = 200

-

10‾³ koloni: maksimal perhitungan yang dapat diterima =2000, dan seterusnya

2.8.

Uji Batas Mikroba
Pada bab ini dijelaskan tentang Uji Batas Mikroba spesifik yang mungkin

terdeteksi dengan kondisi dan metode yang sesuai.Metode Uji dirancang untuk
mendapatkan suatu produk memenuhi kriteria mutu secara mikrobiologi. Untuk
pelaksanaan pengujian ikuti sesuai petunjuk

termasuk jumlah sampel dan

interprestasi hasil uji.Metode pilihan termasuk metode otomatik dimungkinkan
untuk

digunakan

setelah

dibuktikan

kesetaraannya

dengan

farmakope.(POM,D.2004)

Universitas Sumatera Utara