Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Modal Sosial
Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk
mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat.
Modal sosial atau Social Capital adalah sumber daya yang dipandang sebagai
investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Bahwa yang disebut dengan
sumber daya adalah sesuatu hal yang dapat dikonsumsi dan disimpan. Modal
sosial disini tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang
terdapat pada seseorang. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok
dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar
kelompok. Modal sosial sebuah kelompok menentukan bertahannya dan
berfungsinya sebuah kelompok masyarakat.
Menurut Pierre Bourdieu dalam Sunoto (2014) modal sosial merupakan aspek
sosial dan budaya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dilembagakan, yaitu
keseluruhan sumber daya baik yang aktual maupun potensial yang terkait dengan
kepemilikan jaringan hubungan kelembagaan yang tetap dengan didasarkan pada
saling kenal dan saling mengakui.
Modal sosial mengenal 3 aspek penting yang mengindikasikan adanya nilainilai modal sosial yang menurut Robert Putnam (Dalam Lawang, 2004) bahwa
kapital sosial ini dilihat sebagai institusi sosial yang melibatakan jaringan
(Networks), norma-norma (Norms), kepercayaan sosial (Social Trust) yang


mendorong pada sebuah kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi) untuk
kepentingan bersama.

12
Universitas Sumatera Utara

Dalam teori modal sosial dikenal memiliki 3 arus utama (main streams).
Pertama, teori Putnam dan Fukuyama; kedua teori Coleman; dan ketiga teori
Bourdieu. Baik Putnam, Coleman, maupun Bourdieu sepakat bahwa modal sosial
merupakan sebuah sumber daya (resource). Namun demikian, Coleman
cenderung memandang modal sosial sebagai sumberdaya-sumberdaya sosial yang
tersedia bagi individu-individu dan keluarga untuk mecapai mobilitas sosial.
Secara spesifik, Coleman berpendapat bahwa modal sosial merupakan sumber
daya yang bisa memfasilitasi individu dan keluarga memiliki sumber daya
manusia (human capital) yang memadai.
Dasar teori putnam menekankan bahwa kapital sosial sebagai suatu nilai
tentang kepercayaan timbal balik (mutual trust) antara anggota masyarakat
maupun masyarakat secara keseluruhan terhadap pemimpinya. Kapital sosial ini
dilihat sebagai instistusi sosial yang melibatkan jaringan (networks), norma-norma

(norms) dan kepercayaan sosial (social trust) yang mendorong pada sebuah

kolaborasi sosial (koordinasi dan kooperasi) untuk kepentingan bersama. Hal ini
juga mengandung pengertian bahwa diperlukan adanya suatu social networks
(networks of civic engagement) ikatan/jaringan sosial yang ada dalam masyarakat
dan norma yang mendorong produktivitas komunitas.
Menurut Putnam (dalam Lawang, 2004) bahwa modal sosial diubah dari
sesuatu yang didapat oleh individu kepada sesuatu yang dimiliki (atau tidak
dimiliki) oleh individu lain atau kelompok orang di daerah, komunitas, kota,
negara, atau benua. Putnam menjelaskan bahwa modal sosial adalah sebuah
sumber daya yang individu atau kelompok untuk memiliki komitmen. Komitmen
dipahami sebagai sebagai norma-norma sosial yang menjadi komponen modal

13
Universitas Sumatera Utara

sosial misalnya kejujuran, sikap menjaga komitmen, pemenuhan kewajiban,
ikatan timbal balik dan yang lainnya. Norma-norma sosial ini merupakan aturan
yang tidak tertulis dalam sebuah sistem sosial yang mengatur masyarakat untuk
berprilaku dalam interaksinya dengan orang lain. Penggunaan teori ini

ditunjukkan untuk mempelajari, mengetahui dan menganalisis tentang pola-pola
kepercayaan, norma serta jaringan yang ada, dinamika yang tercipta dan sumber
yang membentuk adanya kepercayaan, norma dan jaringan yang ada dan
selanjutnya bagaimana aspek-aspek tersebut teimplementasi di dalam keluarga
dan hubungannya dengan lingkungan sosial yang ada.
Modal sosial dalam teori Coleman memiliki 3 bentuk : pertama, kewajiban
dan harapan (obligation and expectation) yang didasarkan pada kepercayaan
(trustworthiness) lingkungan sosial; kedua kapasitas aliran informasi struktur
sosial; dan ketiga, norma-norma yang dijalankan dengan berbagai sanksi. Dalam
hal ini dapat dirumuskan bahwa setiap warga atau keluarga dalam konteks
bencana memiliki kewajiban sosial dan harapan untuk saling membantu misalnya
dengan saling bertukar informasi dan pengalaman mengenai kesiapsiagaan dalam
pengurangan resiko bencana.
Bank Dunia (1999) meyakini modal sosial adalah sebagai sesuatu yang
merujuk ke dimensi institusional, hubungan-hubungan yang tercipta, dan normanorma yang membentuk kualitas serta kuantitas hubungan sosial dalam
masyarakat. Modal sosial bukanlah sekedar deretan jumlah institusi atau
kelompok yang menopang (underpinning) kehidupan sosial, melainkan dengan
spektrum yang lebih luas. Yaitu sebagai perekat (social glue) yang menjaga
kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama. Selain itu modal sosial diyakini


14
Universitas Sumatera Utara

sebagai komponen dalam menggerakkankebersamaan, mobilitas ide, saling
mempercayai dan saling menguntungkan. Dimensi modal sosial tumbuh di dalam
suatu masyarakat yang didalamnya berisi nilai dan norma serta pola-pola interaksi
sosial dalam mengatur kehidupan keseharian anggotanya
Kemampuan masyarakat untuk dapat saling bekerjasama tidak dapat terlepas
dari adanya peran modal sosial yang mereka miliki. Hakikat modal sosial adalah
hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Inti
modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas
atau kelompok untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk mencapai
tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi yang
timbal balik dan saling menguntungkan (re-siprocity), dan dibangun atas
kepercayaan (trust) yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
postif dan kuat (Hasbullah,2006).
Dengan Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu
yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran
sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial
tersebut (Ibrahim, 2006:110). Sehingga modal sosial memegang peranan yang

sangat penting dalammemfungsikan dan memperkuat kehidupan modern, dapat
diartikan bahwa modal sosial merupakan syarat mutlak bagi pembangunan
manusia, pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan stabilitas demokrasi
(Hasbulah, 2006).

15
Universitas Sumatera Utara

Menurut Robert MZ Lawang yang menjadi konsep inti dari modal sosial ada
3 yaitu :
1.

Kepercayaan/Trust (kejujuran, kewajaran, sikap egaliter, toleransi, dan
kemurahan hati)

2.

Jaringan Sosial/Social Networks (parisipasi, resiprositas, solidaritas,
kerjasama)


3.

Norma (nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, aturan-aturan).

Konsep inti modal sosial di atas berikut aspek-aspeknya pada hakikatnya
adalah elemen-elemen seharusnya ada dalam kehidupan sebuah kelompok sosial,
baik itu komunitas, masyarakat atau yang lainnya, karena konsep dari modal
sosial ini merupakan perekat yang memberikan tatanan dan makna pada
kehidupan sosial.
Konsep modal sosial juga sangat kompleksitas, yang dapat dirumuskan
berdasarkan titik pandang dari para ahli yang bersangkutan. Sehingga modal
sosial merupakan sumberdaya berupa jaringan kerja yang memiliki penegtahuan
tentang nilai, norma, dan struktur sosial atau kelembagaan yang memiliki
semangat

kerjasama,

kejujuran/kepercayaan,

berbuat


kebaikan,

sebagai

pengetahuan bersikap, bertindak, dan berprilaku yang akan memberikan implikasi
positif kepada produktivitas (output) dan hasil (outcome).
2.1.1 Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan adalah salah satu unsur penting dalam modal sosial yang
merupakan tali pengikat antara satu sama lain sehingga tercipta suatu dukungan
yang solid dan tahan lama. Inti kepercayaan antar manusia menurut Lawang
(dalam Damsar,2009) ada tiga hal yang saling terkait, yaitu :

16
Universitas Sumatera Utara

1. Hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Termasuk dalam hubungan
ini adalah institusi, yang dalam pengertian ini diwakili oleh seseorang.
Seseorang percaya kepada insitusi tertentu untuk kepentingannya, karena
orang didalam institusi itu bertindak.

2. Harapan yang terkandung dalam hubungan itu, yang jika direalisasikan
tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.
3. Interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu bisa
terwujud.
Dengan ketiga dasar ini, kepercayaan yang dimaksudkan disini akan menunjuk
pada hubungan antar dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang
menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak.
Adanya sifat kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi seseorang
untuk meyerahkan sesuatu kepada orang lain. Dalam pandangan Francis
Fukuyama, trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang
memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan
memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial.
Robert D Putnam dalam Hasbullah (2006:11) mendefinisikan trustatau rasa
saling percaya (mempercayai) adalah salah satu bentuk keinginan untuk
mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh
perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu yang diharapkan dan
akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung,
paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya.
Adanya jaminan tentang kejujuran dalam komunitas dapat memperkuat rasa
solidaritas dan sifat kooperatif dalam komunitas. Selain itu dengan rasa saling


17
Universitas Sumatera Utara

percaya antara mereka yang bekerjasama, semakin berkurang resiko yang
ditangung dan semakin kurang pula biaya (uang atau sosial) yang dikeluarkan.
Adanya kepercayaan yang terjalin memudahkan hubungan saling kerjasama
dan saling menguntungkan (mutual benefit), sehingga mendorong timbulnya
hubungan resiprosikal atau timbal balik dari pihak yang terkait. Fungsi
kepercayaan menurut simmel dapat disimak dari pernyataan bahwa “tanpa adanya
rasa saling percaya yang merata antara satu orang dengan orang lainnya,
masyarakat itu sendiri akan disintegratif dan kepercayaan itu merupakan “salah
satu kekuatan sintetik yang paling penting dalam masyarakat”.Lebih lanjut lagi
dikatakan bahwa kepercayaan itu menjadi basis bagi tindakan individu (Simmel
dalam Mollering, ibid, dalam Lawang, 2004 ).
Simmel menempatkan penjelasan tentang kepercayaan dalam hubungannya
dengan pertukaran sosial. Hubungan kerjasama tersebut akan menyebabkan social
kapital yang sangat kuat dan bertahan lama. Suatu kelompok yang memiliki
modal sosial yang tinggi akan membuka kemungkinan untuk menyelesaikan
permasalahan dengan lebih mudah. Hal ini dimulai dengan adanya rasa percaya

yang terjalin antar kelompok atau masyarakat.Dengan adanya kepercayaan (Trust)
yang dimiliki oleh setiap individu akan memberikan kontribusi yang sangat baik
untuk perkembangan organisasinya.
2.1.2 Jaringan Sosial (Social Networks)
Jaringan dan fungsinya terhadap pencapaian suatu tujuan tidak terlepas dari
kepercayaan. Melalui jaringan orang saling tahu, saling meginformasikan, saling
mengingatkan, saling bantu dalam melaksanakan atau mengatasi suatu masalah.
Jaringan adalah sumber pengetahuan yang menjadi dasar utama dalam

18
Universitas Sumatera Utara

pembentukan kepercayaan strategik. Media yang paling ampuh untuk membuka
jaringan adalah pergaulan dalam pengertian umum dengan membuka diri lewat
media cetak atau elektronik dalam pengertian terbatas seperti pergaulan.
Jejaring sosial adalah suatu struktursosial yang dibentuk dari simpul-simpul
(atau yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu
atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lainlain. Analisis jaringan jejaring sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul
dan ikatan”. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan
adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar

simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa
jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluaraga
hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara
memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang
individu dalam mencapai tujuannya.
(http://www.scribd.com/doc/78363152/penagaruh-jejaring-sosial-pelajar, diakses
tanggal 10 januari 2015).
Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan jejaring sosial adalah
peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut juga
dapat digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering
digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai
titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.
Bagi seorang sosiolog studi tentang jaringan sosial telah dikenal sejak 1960an, yang dihubungkan dengan bagaimana individu terkait antara satu dengan yang
lainnya, dan bagaimana ikatan afiliasi melayani baik sebagai pelicin untuk

19
Universitas Sumatera Utara

memperoleh sesuatu yang dikerjakan maupun sebagai perekat yang memberikan
tatanan dan makna pada kehidupan sosial (Powel dan Smith-Doer 1994; 365,
dalam Damsar).
Pada konsep jaringan ini terdapat unsur kerja yang melalui media hubungan
sosial menjadi kerja sama. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk
formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cermin
dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang
aktif dan bersifat resiprosikal (Damsar,2002:157). Melalui jaringan sosial ini,
individu akan ikut serta dalam tindakan resiprositas dan melalui hubungan ini
diperoleh keuntungan yang saling memberikan apa yang dibutuhkan satu sama
lain.
Pada dasarnya jaringan sosial terbentuk karena adanya rasa saling percaya,
saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan ataupun mengatasi
sesuatu. Pada intinya jaringan dan hubungan sosial ini sangat berarti bagi setiap
individu ataupun kelompok organisasi. Karena dari sudut pandang sosiologi,
dapat dikatakan bahwa kita, Paling tidak sebagian, didefinisikan oleh siapa yang
kita kenal. Secara lebih luas, ikatan-ikatan di antara manusia juga menjadi blok
bangunan utama dari bangunan sosial yang lebih besar.
2.1.3 Norma
Pada suatu entitas sosial tertentu norma tidak dapat dipisahkan dari jaringan
dan kepercayaan. Jika struktur jaringan itu terbentuk karena pertukaran sosial
yang terjadi antara dua orang, sifat norma kurang lebih sebagai berikut : Norma
itu muncul dari pertukaran yang saling menguntungkan, (Blau 1963, Fukuyama
1999 dalam Lawang, 2004). Artinya, jika didalam pertukaran itu keuntungan

20
Universitas Sumatera Utara

hanya dinikmati oleh salah satu pihak saja, pertukaran sosial selanjutnya pasti
tidak

akan

terjadi.

Jika

dalam

pertukaran

pertama

keduanya

saling

menguntungkan, akan muncul pertukaran yang kedua, dengan harapan akan
memperoleh keuntungan pula (Homans 1974, dalam Lawang, 2004). Dari
beberapa kali pertukaran prinsip saling menguntungkan dipegang teguh, oleh
karena itu muncul norma dalam bentuk kewajiban sosial, yang intinya membuat
kedua belah pihak merasa diuntungkan melalui pertukaran itu, dengan cara
demikian hubungan pertukaran itu diperoleh.
Norma yang tercipta diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh individu pada
suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma sosial akan sangat berperan dalam
mengontrol bentuk-bentukperilaku yang tumbuh dalam masyarakat Norma ini
biasanya terinstusionalisasi dan mengandung sanksi sosial yang dapat mencegah
individu berbuat sesuatu yang meyimpang dari kebiasaan yang berlaku di
masyarakat. Norma dalam hal ini memang tidak tertulis namun dipahami oleh
setiap anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan
dalam konteks hubungan sosial. Konfigurasi norma yang tumbuh di tengah
masyarakat akan menentukan apakah norma tersebut akan memperkuat kerekatan
hubungan antar individu dan memberikan dampak positif bagi perkembangan
masyarakat tersebut.
2.2 Kelompok Sosial
Manusia adalah individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi antara individuindividu (manusia) maka lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang

21
Universitas Sumatera Utara

dilandasi oleh kesamaan kepentingan bersama. Sejak dilahirkan manusia sudah
mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu
masyarakat).
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Usaha-usaha

yang dilakukan seseorang untuk berhubungan dengan

lingkungan maka pada akhirnya menimbulkan kelompok-kelompok sosial.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan
oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku
para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan
manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan
dengan sadar dan tolong menolong. Kelompok sosial bersifat formal dan
informal. Kelompok sosial formal adalah kelompok dengan pembagian
kerja yang jelas. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok sosial
yang bersifat aliansi yang tidak terstruktur secara formal atau tidak
ditetapkan secara organisasi.
Soekanto

(2010:101)

mengemukakan

beberapa

persyaratan

kelompok sosial adalah sebagai berikut :
1. Setiap kelompok harus sadar bahwa ia adalah bagian dari
kelompok yang bersangkutan,
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan
anggota yang lainnya,

22
Universitas Sumatera Utara

3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar
mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuannya yang sama, ideologi politik yang
sama dll,
4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola prilaku,
5. Bersistem dan berproses.
2.3 Media Sosial
2.3.1. Pengertian Media Sosial
Media sosial (Social Media ) adalah sarana pergaulan sosial secara online di
dunia maya (internet). Para pengguna (user ) media sosial berkomunikasi,
berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun
jaringan (networking).Para penggunanya saling berbagi dan menciptakan isi
meliputi Blog, jejaring sosial dan Wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring
sosial dan Wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia.
(http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertiankarakteristik.html, diakses tanggal 20 februari 2015, pukul 21.12).
Menurut Antony Mayfield dari Crossing, media sosial adalah mengenai menjadi
manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan
berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang
yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan dan membangun semuah
komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri kita
sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik,
menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial

23
Universitas Sumatera Utara

berkembang pesat. Tak terkecuali , keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan
menciptakan personal branding.
Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat
dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet,
atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara
gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau
distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat
konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2010: 2)
Andreas Kaplan dan Michael Haenlien (2008 : 63) mendefinisikan media
sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di
atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated counter ”.
2.3.2. Ciri-Ciri Dan Jenis-Jenis Media Sosial
Media sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
berbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.
b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.
c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan
media lainnya.
d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah,
forum internet, webblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto
atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Dengan menerapkan
satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media

24
Universitas Sumatera Utara

kekayaan) dan proses sosial (self-presentasi, self- disclosure) diciptakan
skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons
Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010.
Menurut kaplan dan Haenlein (2008;72) ada enam jenis media sosial:
1. Proyek Kolaborasi
Website mengizinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah
ataupun me-remove konten-konten yang ada di website ini. Contohnya
wikipedia .
2. Blog dan Microblog
User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti
curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya twitter,
blogspot, Tumblr, Path, dll
3. Konten
Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten-konten
media, baik itu video, ebook, gambar dan lain-lain. Contohnya Youtube.
4. Situs jejaring sosial
Aplikasi yang mengijinkan user untuk dapat terhubung dengan cara
membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain.
Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh Facebook, Path,
Instagram dan lain-lain.
5. Virtual Game world
Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D, di mana user bisa
muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi
dengan orang lain selayaknya di dunia nyata, contohnya game online.

25
Universitas Sumatera Utara

6. Virtual social world
Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual,
sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun,
Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya
Second life.

26
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Sosial Ekonomi Petani Kopi di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo

22 113 192

Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung Sinabung Terhadap Unsur Hara Makro di Kabupaten Karo

3 81 38

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara

6 97 49

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Sosial Ekonomi Petani Kopi di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo

5 55 191

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

1 6 112

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 9

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 1

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 11

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 2

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 31