Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

(1)

Lampiran I : Profil Informan Informan 1

Nama : Patris Ginting (Ketua Umum Yayasan Gebu Karo) Umur : >45 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki Agama : Kristen Katolik Pendidikan terkahir : S-1

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Bapak Patris Ginting adalah seorang karyawan swasta yang bekerja di salah satu toko buku yang ada di Kota Medan. Beliau merupakan salah seorang pengurus di Yayasan Gebu Karo, dan jabatan beliau adalah sebagai Ketua Umum Yayasan. Bapak Patris Ginting sudah bekerja untuk yayasan ini sekitar 3 Tahun-an, karena beliau juga merupakan salah satu dewan pendiri dari Yayasan Gebu Karo. Selain itu para dewan pendiri lain nya juga sepakat, menjadikan beliau

“Bapak Patris Ginting” untuk menjadi Ketua Umum di periode pertama, karena dalam pemilihan pengurus yayasan ini bukan berdasakan voting, angket, dan lain-lian, akan tetapi hanya spontanitas saja dan karena kesepakatan dari dewan pendiri. Sebagai salah seorang pengurus Yayasan Gebu Karo sudah bayak kontribusi yang telah diberikan beliau terhadap yayasan ini dari sejak awal berdirinya yayasan. Mulai dari tenaga, waktu dan pikiran hingga uang juga harus dikeluarkan setiap pegurus di awal berdirinya yayasan ini. Akan tetapi menurut beliau ia sangat senang bekerja di yayasan ini, walapun tidak digaji. Karena dari awal berdirinya yayasan ini, sudah dikatakan bahwa yayasan ini bergerak dibidang sosial, sehingga tidak ada seorangpun pengurus yang akan di gaji.


(2)

Namun beliau tetap dengan dengan senang hati melaksanakan pekerjaan ini karena beliau memang sangat senang bersosial atau melalukuan kegiatan sosial. Informan 2

Nama : Benyamin Sitepu (Wakil Ketua Yayasan Gebu Karo) Umur : >45 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki Agama : Kristen Katolik Pendidikan terkahir : S-1

Pekerjaan : NGO

Bapak Benyamin Sitepu adalah wakil ketua di Yayasan Gebu Karo. Selain menjadi pengurus di yayasan ini beliau juga bekerja di NGO dan memiliki stasiun

radio di Kabanjahe, Kabupaten Karo yaitu Radio “RBK”. Tidak jauh berbeda

dengan Bapak Patris Ginting, beliau juga merupakan salah seorang dewan pendiri di yayasan ini, dan beliau dipilih menjadi wakil ketua di yayasan ini sesuai dengan anggaran dasar dan kesepaktan para anggota dari hasil rapat yang telah mereka lakukan. Alasan beliau mau menerima jabatan sebagai wakil ketua di yayasan ini adalah karena beliau adalah salah seorang yang memiliki inisitaif untuk mendirikan yayasan gebu karo, jadi dari awal yayasan ini didirikian beliau besedia menjadi pengurus karena beliau ingin bersosial. Selain karena keinginan beliau untuk selalu melakukan kegiatan sosial alasan lain sehingga beliau mau menjadi pegurus adalah karena pada saat itu beliau juga memiliki cukup waktu dan tidak terlalu repot dalam pekerjaan sehingga pada saat dewan pendiri laiinnya menunjuk beliau menjadi wakil ketua beliau tidak menolaknya. Beliau juga menyebutkan bahwa para seluruh pengrus yayasan adalah pekerja sosial, sehingga


(3)

tidak seorangpun dari mereka yang menerima gaji dari yayasan ini. Bahkan mereka jugalah yang mengeluarkan uang untuk membangun yayasan ini. Jadi dapat dikatakan bahwa, selain menjadi pengurus yayasan mereka juga menjadi donatur di yayasan ini. Walapun sudah bayak yang dikorbankan beliau untuk mendirikan yayasan ini, baik dalam hal waktu, tenanga, pikiran, dan uaang akan tetapi beliau cukup senang menjadi pengurus di yayasan ini dan sama sekali tidak terbebani dalam mejalankan tugasnya sebagai wakil ketua di Yayasan Gebu Karo.

Informan 3

Nama : Ir. Usaha Barus (Ketua Dewan Penasehat Gebu Karo) Umur : >45 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan Pendidikan terkahir : S-1

Pekerjaan : Konsultan Pertanian

Bapak Usaha Barus adalah salah seorang konsultan pertanian dan memiliki sebuah usaha toko pupuk di Kabanjahe Kabupaten Karo. Beliau juga merupakan dewan pendiri yayasan Gebu Karo dan jabatan beliau saat ini adalah sebagai Ketua Dewan Penasehat. Yayasan Gebu Karo ini bisa terbentuk dan berdiri hingga saat ini karena hasil dari postingan beliau di salah satu media sosial

“Facebook” yang mengatakan tentang keprihatinannya terhadap petani janda yang

memiliki 3 orang anak, dan tidak sanggup lagi membiayai pendidikan anaknya yang kuliah di salah satu perguruan tinggi favorit di jawa, akibat dari kondisi ekonomi nya yang terpuruk setelah tanaman jeruknya diserang hama lalat buah. Dari postingan ini menimbulkan banyak respon positif dari pera pengguna media


(4)

sosial lainnya, dan salah satunya adalah Bapak Partis Ginting dan Bapak Petrus Sitepu. Setelah melewati berbagai diskusi di media sosial (Facebook), dan belajar dari suksesnya Gebu Minang yang berhasil mengumpulkan sumbangan orang Minang di perantauan Rp 1.000 per bulan, maka timbul suatu pemikiran untuk membentuk satu yayasan yang bertujuan untuk memajukan Tanah Karo melalui pendidikan, pertanian dan peternakan, kesehatan serta budaya. Setelah melakukan beberapa kali rapat akhirnya beliau dengan para dewan pendiri lainnya mulai memikirkan tentang struktur kepengurusan, AD/ART dan lain sebagainya. Setelah semua lengkap akhirnya yayasan ini dideklarasikan pada tahun 2012 di Jambur Tuah Lopati Kabanjahe dan mendapat respon postif dari para Pemkab Karo. Tidak jauh berbeda dengan para pengurus lainnya, beliau juga mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mendapatkan gaji dari yayasan ini, bahkan beliau mengatakan mereka yang mengeluarkan uang untuk membagun yayasan ini. Akan tetapi walaupun begitu beliau sangat senang menjalankan tugasnya sebagai ketua dewan penasehat karena beliau juga merupakan salah seorang pencetys dari berdirinya yaysan ini, selain itu karena beliau juga memang sangat senang melakukan kegitan sosial.

Informan 4

Nama : Petrus Sitepu (Dewan Pembina Yayasan Gebu Karo) Umur : >45 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki Agama : Kristen Katolik Pendidikan terkahir : S-3


(5)

Bapak Petrus Sitepu merupakan salah satu Dewan Pendiri Yayasan Gebu Karo. Beliau juga adalah salah seorang dari sekian bayak para pengguna media sosial “Facebook” yang memberikan respon postif terhadap postingan Bapak Usaha Barus terkait petani karo yang sudah tidak sanggup lagi menguliahkan anaknya di PTN di Jawa. Tanpa berfikir panjang, Bapak Petrus Sitepu mengajak teman-teman yang lain untuk langsung melakukan pertemuan dan rapat untuk membahas masalah pembentukan yayasan ini di rumah beliau, dengan kata lain beliau lah yang menyediakan tempat untuk melaksanakan rapat tersebut. Setelah dilakukan rapat bersama dengan seluruh dewan pendiri, dan para anggota kemuadian lagsung dilakukan pemilihan pengurus secara langsung sesuai dengan kesepakatan dewan pembina dan anggota. Setelah rapat selesai dilakukan disetuji bahwa bapak Petrus Sitepu memegang jabatan sebagai Dewan Penasehat di Yayayasan Gebu karo. Bapak Petrus Sitepu sudah bekerja di yayasan ini lebih dari 3 tahun, karena sebelum yayasan ini di deklarasikan beliau sudah ikut menjadi pendiri yayasan ini, dan beliau bersama dengan para pengurus yang lain juga sudah beberapa kali memberikan bantuan ke Desa Amburidi, akan tetapi yayasan ini di deklarasikan setelah tahun 2012. Tidak berbeda dengan para pengurus yang lain, Bapak Petrus Sitepu juga sudah bayak memberikan kontribusi untuk yayasan ini, selain dari tenaga, waktu dan pikiran bahkan fasilitas untuk medorong majunya yayasan ini juga diberikan oleh Bapak Petrus Sitepu, contohnya seperti rumah beliau dijadikan kantor sementara selama kurang lebih 1 tahun sebelum Yayasan Gebu Karo sanggup menyewa semuanya sendiri, fasilitas komputer, dll. Akan tetapi walaupun begitu beliau tetap senang menjadi pengurus


(6)

yayasan di Gebu Karo karena menurutnya dengan mendirikan yayasan ini berdampak positif terhadap masyarakat di Kab. Karo.

Informan 5

Nama : Jimmy Hendrawan Sinulingga, ST (SekJenYayasan Gebu Karo)

Umur : >36 Tahun Jenis kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan Pendidikan terkahir : S-1

Pekerjaan : Wiraswasta

Bapak Jimmy Hendrawan Sinulingga merupakan salah seorang wiraswasata yang membuka sebuah toko di Kabanjahe Kab.Karo. Jabatan beliau di Yayasan Gebu Karo adalah sebagai Sekretaris Jendral, menggatikan Bapak Kennedy Ketaren. Tidak sama dengan para pengurus yang sebelumnya, beliau bukanlah dewan pendiri Yayasan Gebu Karo. Awalnya beliau hanya sebagai anggota saja di yayasan ini, akan tetapi terkait dengan semakin menurunnya kesehatan Sekretaris Jendral sebelumnya, yaitu Bapak Kennedy Ketaren, dan beliau tidak bisa aktif lagi di yayasan ini, beliau di angkat sebagai penggati Bapak Kennedy Ketaren sesuai dengan persetujuan Dewan Pembina dan para pengurus yang lainnya. Dengan senang hati beliau siap menerima jabatan ini karena dari dulu beliau sudah sering melakukan kegiatan yang bergerak di bidang sosial dan melihat di Gebu Karo ada wadah untuk melakukan kegiatan sosial itu, oleh karena itu lah dengan senang hati beliau siap bergabung, sehinga di sini tidak ada unsur paksaan ataupun unsur ajakan dari pihak lain. Selain memeberikan kontribusi


(7)

dalam bentuk tenaga, waktu dan pikiran, bapak Jimmy juga memberikan kontribusi dalam bentuk dana, barang, dll walaupun hanya sedikit. Jadi walaupun beliau tidak di gaji di yayasan ini, beliau tetap senang menjadi pengurus di yayasan ini. Karena menurut beliau banyak manfaat dari berdirinya yayasan ini, terlebih ketika erupsi sinabung karena peran gebu sangat diperhitungkan dan sangat dibutuhkan sebagai salah satu organisasi yang ikut menyalurkan bantuan kepada pengungsi yang terkena dampak sinabung.

Informan 6

Nama : Asmarani Br Ginting (Donatur Gebu Karo) Umur : >36 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen Katolik Pendidikan terkahir : SMA

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Ibu Asmarani br Ginting adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Kapolres Kab.Karo Kabanjahe. Beliau adalah salah seorang dari beberapa donatur yang ada di Yayasan Gebu Karo. Beliau sudah menjadi donatur di yayasan ini sejak 2 Tahun terakhir, semenjak terjadinya erupsi gunung sinabung. Beliau merasa cukup senang menjadi donatur di yayasan ini, karena bagi beliau dengan menyumbangkan sedikit dari pendapatannya, ia telah bisa membantu masyrakat yang mengalami bencana erupsi gunung sinabung. Ibu Asmarani memilih Yayasan Gebu Karo sebagai wadah dalam menyalurkan dana yang ia berikan, karena beliau percaya terhadap yayasan ini. Beliau percaya kepada yayasan ini karena ia melihat setiap kegiatan yayasan ini terperinci dan


(8)

beliau sudah melihat bukti nyata dari setiap kegitan yang dilakukan Yayasan Gebu Karo untuk masyrakat di Kab. Karo khususnya yang terkena bencana erupsi

gunung sinabung, melalui media sosial Yayasan Gebu Karo seperti “Facebook”.

Informan 7

Nama : Mardiani Br Pinem (Donatur Gebu Karo) Umur : >45Tahun

Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen Katolik Pendidikan terkahir : S-1

Pekerjaan : Pedagang

Ibu Mardiani br pinem adalah seorang pedangang yang berdomisili di kota medan, namun beliau memiliki beberapa usaha di Kabanjahe seperti Galon Minyak, dan tempat hiburan seperti Karauke keluarga, oleh karena itu hampir setiap minggunya beliau datang ke kabanjahe. Beliau sudah menjadi donatur di yayasan ini semenjak yayasan ini mulai berdiri, yaitu pada tahun 2012. Beliau sangat senang menjadi donatur di yayasan ini karena beliau ingin ikut serta membantu masyarakat di Kab. Karo, dan beliau memilih yayasan ini untuk menyalurkannya. Beliau percaya terhadap yayasan ini karena selain dari salah seorang pengurus yayasan ini adalah teman dekat beliau yaitu Bapak Petrus Sitepu, beliau juga sudah melihat bukti nyata dari setiap program yang dibuat

yayasan ini melaui media sosial seperti “Facebook” Yayasan Gebu Karo. Dan

menurut beliau yayasan ini sangat bermanfaat terhadap masyarakat di Kab. Karo khususnya yang terkena dampak erupsi gunung sinabung. Oleh karena itu lah beliau bersedia menjadi donatur di yayasan ini. Selain dalam bentuk dana, beliau


(9)

juga sudah beberapa kali menyalurkan bantuan seperti masker melalui Yayasan Gebu Karo untuk masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung sinabung. Informan 8

Nama : Cory Sebayang (Donatur Gebu Karo) Umur : >45Tahun

Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen Protestan Pendidikan terkahir : S-1

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Ibu Cory Sebayang adalah seorang pengusaha yang memiliki salon kecantikan dan memiliki sebuah rumah sakit yang ada di Kota Medan. Tidak berbeda dengan yang narasumber lainnya, beliau juga adalah salah seorang donatur di Yayasan Gebu Karo. Beliau sudah menjadi donatur di yayasan ini semenjak 2 tahun yang lalu. Beliau bersedia menjadi donatur di yayasan ini karena beliau ingin membantu masyarakat di Kab. Karo. Jadi menurut beliau tidak ada salahnya jika ia ikut serta membantu dan memilih Yayasan Gebu Karo sebagai tempat untuk menyalurkan bantuan yang ia berikan. Selain karena beliau melihat setiap kegiatan yang dilakukan yayasan ini untuk masyrakat karo secara

langsung ataupun melalui sosial media seperti “Facebook”, menurut beliau setiap

kegiatan sosial yang dilakukan yayasan ini sangat berdampak baik terhdapa masyarakat karo khususnya yang terkena dampak erupsi gunung sinabung. Ibu Cory Sebayang juga merupakan teman dekat dari salah seorang pengurus yayasan ini, dan beliau juga berhubungan baik dengan beberapa pengurus laiinya, sehingga dengan senang hati beliau menyalurkan bantuannya melalui yayasan ini. Berbeda


(10)

dengan beberapa donatur lainnya yang hanya memberikan bantuan dalam bentuk dana, Ibu Cory Sebayang banyak memberikan bantuan lainnya seperti pakaian, selimut, sembako dll. Selain itu beliau juga pernah ikut serta dengan para pengurus Yayasan Gebu Karo dalam menayalurkan bantuan ke beberap titik posko pengungsian di Kabanjahe dan Berastagi.

Informan 9

Nama : Mulia Perangin-angin (Donatur Gebu Karo) Umur : >45Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Kristen Protestan Pendidikan terkahir : S-1

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Bapak Mulia Perangin-angin adalah seorang karyawan swasta yang bekerja di salah satu perusahaan pengelolaan minyak kelapa sawit yang ada di kota medan. Semenjak Yayasan Gebu Karo berdiri Bapak Mulia Perangin-angin sudah menjadi donatur di yayasan ini. Selain dalam bentuk dana, beliau juga selalu menyumbangkan saran dan pemikiran beliau untuk memajukan yayasan ini. Beliau sangat senang menjadi donatur di yayasan ini, karena menurut beliau, ia ingin memberikan yang terbaik untuk Tanah Karo dan kita membutuhkan orang yang bisa di percaya untuk menyalurkan bantuan yang kita berikan. Oleh karena itu beliau mempercayakan Yayasan Gebu Karo untuk menyalurkan bantuan tersebut. Beliau juga sangat dekat dengan Dewan Pembina di yayasan ini, yaitu Bapak Petrus Sitepu karena dulunya mereka pernah sama-sama berdomisili di kota bogor dan menjalin hubungan baik satu sama lain, oleh karena itu beliau


(11)

percaya terhadap yayasan ini terutama kepada para pengurusnya. Akan tetapi beliau tidak bisa ikut berpartisipasi langsung dengan para pengurus yayasan gebu karo untuk menyalurkan bantuan tersebut, karena kesibukan pekerjaan beliau di Medan. Namun walaupun begitu beliau tetap bisa melihat langsung bukti nyata

dari kegiatan yang dilakukan yayasan ini melalui media sosial “Facebook”

Yayasan Gebu Karo. Informan 10

Nama : Rinderaharta br sitepu (Donatur Gebu Karo) Umur : >45Tahun

Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen Protestan Pendidikan terkahir : D-3

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Ibu Rinderaharta adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus seorang karyawan sawasta dan berdomisili di Kota Medan. Beliau juga adalah kakak ipar dari ketua Yayasan Gebu Karo yaitu Bapak Patris Ginting. Selain memiliki hubungan keluarga dengan Bapak Patris Ginting, Ibu Rinderaharta juga menjalin hubungan baik dengan para pengurus lainnya seperti bapak Benyamin Sitepu dan Bapak Petrus Sitepu. Beliau sudah menjadi donatur di yayasan ini sejak tahun 2013, semenjak terjadinya erupsi dan letusan gunung sinabung yang menyebabkan banyak masyarakat yang harus mengungsi karena erupsi tersebut. Alasan beliau menjadi donatur di yayasan ini adalah karena beliau perduli terhadap penderitaan yang dialami oleh masyarakat di Kab. Karo khususnya masyarakat yang mengalami bencana erupsi gunung sinabung. Oleh karena itu


(12)

beliau mengatakan bahwa ia sangat senang menjadi donatur di yayasan ini, karena hanya dengan cara ini lah ia bisa membantu masyarakat di Kab.Karo khusunya para pengungsi sinabung. Selain dalam bentuk dana, beliau juga pernah menyumbang dalam bentuk seng, untuk memperbaiki atap rumah para pengungsi sinabung yang sudah rusak akibat dari abu vulkanik sinabung, selain itu beliau juga pernah menyumbangkan pakaian ke posko pengungsian di UKA untuk orang dewasa dan anak-anak. Ibu Rinderaharta br sitepu juga pernah ikut berpartisipasi turun lngsung kelapangan untuk meyalutkan bantuan kepada para pengungsi di posko pengungsian UKA bersama dengan para pengurus Yayasan Gebu Karo lainnya.

Informan 11

Nama : Mayam br Karo Umur : 71 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Kristen Katolik Pendidikan terkahir : SD

Pekerjaan : Petani

Ibu Mayam br Karo adalah seorang petani yang juga merupakan pengungsi sianabung yang berasal dari Desa Berastepu. Desa ini sama sekali sudah tidak bisa dihuni lagi karena jarak dari desa tersebut ke gunung sinabung hanya sekitar radius 3KM. Ibu Mayam br Karo direkomendasikan oleh bapak Jeremia kepada Pengurus Yayasan Gebu Karo untuk menghuni HUNTARA tersebut, karena pihak Gebu Karo bertanya kepada Bapak Jeremia, kira-kira siapa masyarakat yang benar-benar membutuhkan HUNTARA ini. Sehingga Bapak


(13)

Jeremia lah yang menunjukkan orang-orang yang layak untuk menghuni HUNTARA tersebut, dan salah satunya adalah Ibu Mayam br Karo. Oleh karena itu Yayasan Gebu Karo bekerjasama dengan Yayasan Jenggala memilih Ibu Mayam untuk menghuni HUNTARA (hunian Sementara) yang dibangun oleh Yayasan Gebu Karo tersebut. Beliau sangat senang mendapatkan HUNTARA ini, karena beliau bisa memiliki rumah yang langsung huni tanpa harus membayar apapun lagi. Sebelum di berikan bantuan dalam bentuk HUNTARA beliau tidak pernah mengenal satupun dari pengurus Yayasan Gebu Karo ini. Akan tetapi setelah HUNTARA tersebut dibagun, dan beliau menghuni rumah ini, beliau jadi menjalin hubungan baik dengan para pengurus Yayasan Gebu Karo terutama Bapak Petrus Sitepu. karena walaupun semua HUNTARA yang dibangun sudah dihuni oleh masyarakat Desa Berastepu , akan tetapi pengurus yayasan masih tetap mengunjungi masyarakat yang meghuni HUNTARA tersebut untuk saling berinteraksi, mempererat hubungan satu sama lain, dan membahas mengenai kemanan masyarakat yang menguni HUNTARA tersebut, karena masalah keamanan menjadi tanggung jawab dari Yayasan Gebu Karo.

Informan 12

Nama : Preman Milala Umur : 52 Tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Pendidikan terkahir : SMP Pekerjaan : Petani


(14)

Bapak Preman Milala juga adalah seorang petani yang dulunya tinggal di desa Berastepu yang berjarak hanya 3 km dari Gunung Sinabung. Beliau juga merupakan salah seorang pengungsi sinabung yang berasal dari Desa Berastepu dan telah menerima bantuan HUNTARA dari yayasan Gebu Karo. Tidak jauh berbeda dengan Ibu Mayam br Karo, Bapak Preman Milala juga dipilih Yayasan Gebu Karo untuk menghuni HUNTARA tersebut melalui Bapak Jeremia. Karena beliaulah yang paling mengetahui, masyarakat mana yang benar-benar membutuhkan bantuan HUNTARA tersebut. Bapak Preman Milala juga sangat bersyukur karena telah mendapatkan HUNTARA ini, karena menurut beliau HUNTARA tersebut diberikan secara cuma-cuma dan sangat layak huni, selain itu beliau juga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mengontrak rumah, karena keuangan beliau juga tidak begitu baik. Sejak pertama HUNTARA ini diresmikan, Beliau sudah menghuni HUNTARA tersebut, dan semakin hari hubungan Beliau dengan para pengurus Yayasan Gebu Karo semakin membaik walaupun dulunya beliau tidak pernah mengenal seoarangpun pengurus di yayasan ini. Akan tetapi karena keperdulian para pengurus yang dengan rutin mengunjungi mereka dalam beberapa minggu sekali untuk melihat keadaan masyarakat, berinteraksi dengan mereka, dan bertanggungjawab masalah keamanan lingkungan sekitar, akhirnya membuat hubungan antara pengurus dengan masyarakat semakin membaik.


(15)

Informan ke 13

Nama : Piliminta br Ginting Umur : 39 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan terkahir : SMK Pekerjaan : Petani

Ibu Piliminta br Ginting adalah seorang petani yang juga merupakan salah seorang pengugsi sinabung yang berasal dari Desa Gurukinayan. Beliau menerima bantuan dari Gebu Karo pada saat beliau masih berada di Posko Pengungsian Masjid Agung Kabanjahe, Kab. Karo. Tidak jauh berbeda dengan masyarakat lain yang telah menerima bantuan dari Yayasan Gebu Karo, ibu Piliminta juga sebelumnya tidak pernah mendengar tentang keberadaan Yayasan Gebu Karo. Akan tetapi pada saat terjadinya erupsi Gunung Sinabung, dan beberapa desa di sekitarnya harus mengungsi, Yayasan Gebu Karo adalah salah satu organisasi sosial yang paling cepat menyalurkan bantuan ke pada pengungsi sinabung termasuk ke posko pengungsian Masjid Agung. Beliau cukup senang telah menerima bantuan dari Yayasan Gebu Karo, dan bantuan yang diterima beliau adalah berupa pakaian anak-anak, buku tulis dan segala perlengkapan sekolah untuk anak-anak. Menurut beliau bantuan ini sangat bermanfaat dan yayasan ini sangat berdampak baik untuk masyarakat di Kab. Karo terutama masyarakat yang terkena erupsi Gunung Sinabung. Terutama bagi para ibu yang memiliki anak-anak yang masih bersekolah, ditengah persoalan erupsi sinabung, mereka tidak


(16)

harus memikirkan lagi segala perlengkapan sekolah untuk anak-anaknya, karena sudah diberikan bantuan dari beberapa donatur terutama dari Yayasan Gebu Karo. Lampiran II : Susunan Dewan Pendiri danKepengurusanHarianYayasan Gebu Karo

1. SusunanDewanPendiri

Ketua : Dr. Petrus Sitepu

Wakil Ketua : Ir. Usaha Bangun Barus Sekretaris : Komando Tarigan, SP Wakil Sekretaris : Sringenna Gurusinga, S.Pd ANGGOTA :

1. Patris Ginting, S.E 2. Junius Karo Sekali 3. Kennedy Ketaren

4. Nova Surya Tarigan, S.P 5. Juandra Ginting, S.S 6. Ir. Dekon Ginting

7. Farida Ariani Pelawi, S.Pd, MM 8. Ate Malem Sembiring, S.Pd 9. Benyamin Sitepu, Se.Ak 10. Kamus Sitepu

11. Nusa G Tarigan 12. Jonardi Ginting 13. Herlenis Girsang


(17)

2. Susunan Kepengurusan Harian Yayasan Gebu Karo Ketua Dewan Pembina : Dr. Petrus Sitepu Sekretaris : Komando Tarigan Anggota:

1. Ir. Dekon Ginting 2. Benyamin Sitepu 3. Nusa G Tarigan

Ketua Dewan Pengawas : Ir. Usaha Bangun Barus Sekretaris : Sri Ngenna Gurusinga Anggota :

1. Herlenis Girsang 2. Kamus Sitepu

3. Pdt. Prananta Manik S.Th Dewan Penasehat :

1. Cory Sebayang 2. Pdt. Prananta Manik 3. Rasmin Sitepu 4. H. Minpin Sitepu 5. Ramlan Ginting

Ketua Umum : Patris Ginting, S.E Wakil Ketua Umum : Benyamin Sitepu

Ketua 1 : Pendidikan / Ramlan Sembiring


(18)

Ketua 3 : Kesehatan / Aminata Br Ginting Ketua 4 : Sosial Budaya / Juandra Ginting

Sekretaris Jenderal : Kennedy Ketaren

Wakil Sek. Jenderal : Jimmi Hendrawan Sinulingga Sekretaris 1 : Eddy Suranta Surbakti

Sekretaris 2 : Nova Surya Tarigan Sekretaris 3 : Jonardi Ginting Sekretaris 4 : Hanna Bangun

Bendehara Umum : Farida Ariani Br Pelawi Wakil Bendehara : Sri Ngenana Br Gurusinga Lampiran III : AD/ART Yayasan Gebu Karo

Pasal 9

Syarat anggota GEBU KARO untuk kelompok atau organisasi :

1.Syarat menjadi anggota GEBU KARO adalah organisasi sosial kemasyarakatan/perkumpulan keluaraga karo tingkat kabupaten/kota. Badan-badan usaha yang didirikan atau dibina oleh YAYASAN GEBU KARO dan ikatan-ikatan keluaraga karo dan memenuhi syarat administrasi.

a. Mengisi formulir pendaftaran b. Menyerahkan susunan pengurus c. Nama dan tempat kedudukan d. Maksud dan tujuan

e. Bentuk kegiatan f. Jumlah anggota

1. Untuk GEBU KARO di wilayah tertentu dapat mengikuti dengan nama dan identitas sesuai dengan kesepakatan bersama


(19)

Pasal 10 2. Kewajiban anggota :

1) Mengucapkan ikrar sebagai anggota

2) Melaksanakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

3) Taat kepada keputusan pimpinan dan rapat-rapat yang telah disepakati 4) Berparisipasi dalam kegiatan dan usaha-usaha yang diselenggarakan

GEBU KARO.

Pasal 11 Hak anggota :

1) Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat-rapat yang diselenggrakan GEBU KARO

2) Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus

3) Menyampaikan pendapat dan atau saran kepada pengurus diluar rapat-rapat resmi

4) Mendapatkan informasi tentang perkembanga organisasi 5) Mendapatkan pelayanan dalam memajukan organisasi

Pasal 12 Hak bicara :

1) Anggota biasa mempuyai hak bicara dan hak suara 2) Anggota luar biasa hanya mempunyai hak bicara 3) Kemitraan tidak mempunyai han bicara dan hak suara

4) Jika dianggap perlu, tokoh-tokoh yang hadir dapat berbicara berdasarkan kesepakatan peserta mubes

Pasal 13 Hak Suara :

1) Anggota biasa mempunyai 1 (satu) hak suara


(20)

Dewan eksekutif memilki wewenang dan tugas : a. Melaksanakan putusan musyawarah besar

b. Melaksanakan putusan pimpinan musyawarah besar

c. Menyelenggarakan dan melaksanakan keputusan rapat kerja nasional dewan eksekutif

d. Membuat dan merevisi anggaran rumah tangga e. Mengusulkan amandemen anggaran dasar

f. Membuat dan mengesahkan panduan dan petunjuk teknis g. Membuat peraturan pelaksana GEBU KARO

h. Membuat keputusan dewan eksekutif

i. Menginstruksikan perintah kerja pada dewan pengurus provinsi dan dewan pengurus daerah

j. Membentuk pengurus harian

Pasal 19 Pengurus harian terdiri dari :

- Ketua umum

- Ketua-ketua bidang - Sekretaris jendral

- Wakil-wakil sekretaris jendral

- Bendahara umum dan wakil bendahara umum Pasal 20

1. Dalam menjalankan organisasi ketua harian dapat dirangkap oleh ketua umum

2. Pengurus harian memiliki tugas dan wewenang dalam masalah-masalah administratif dan opersional untuk kelancaran usaha-usaha organisasi 3. Anggota pengurus harian dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan

organisasi

Pasal 21

Pengurus harian memiliki tugas dan wewenang dalam bidang administratif dan operasional untuk kelancaran usaha-usaha organisasi


(21)

Pasal 22

Bidang merupakan kelompok koordinasi yang mengelola bidang tertentu, bersifat otonom dalam melaksanakan program masing-masing

Pasal 23

Bidang dipimpin oleh seorang ketua bidang dan dibantu oleh wakil ketua, sekretaris dan anggota

Pasal 24

Dalam hal melaksanakan program, ketua bidang koordinasi dengan kelompok terkait

Pasal 25 Sekretariat jendral

Sekretariat jendral merupakan lembaga administratif dan operasional harian yang memberikan pelayanan kepada dewan eksekutif, dewan penyantun, dewan pakar dan ketua-ketua bidang untuk komunikasi dengan anggota dan masyarakat

Pasal 26 Sekretariat jendral memiliki tugas dan wewenang :

1. Mengatur administrasi surat menyurat

2. Menyusun rencana kesekretariatan untuk kelancaran program kerja di GEBU KARO

BAB V

MUSYAWARAH BESAR Pasal 27

1. Musyawarah besar merupakan lembaga pengambilan keputusan tertinggi tingkat nasional GEBU KARO


(22)

2. Pimpinan musyawarah besar terdiri atas seorang ketua , tiga orang wakil ketua dan satu orang sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota musyawarah besar dalam sidang pleno

3. Selama pimpinan musyawrah besar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum terbentuk, musyawarah besar dipimpin oleh pimpinan sementara 4. Pimpinan sementara musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

terdiri dari seorang ketua dan seorang sekretaris yang berasal dari usia tertua dan termuda dari panitia pengarah

5. Pimpinan sementara musyawarah sebagaimana dimakasud pada ayat (4) bertugas memimpin sidang pleno untuk memilih pimpinan musyawarah besar definitif

6. Musyawarah besar memiliki wewenang dan tugas yaitu : a. Memilih pimpinan musyawarah besar

b. Memilih ketua umum dan sekretaris jendral yang selanjutnya mempunyai kewenangan menyusun dewan eksekutif

c. Memberikan penilaian laporan pertanggungjawaban dewan eksekutif dalam masa jabatannya

d. Memberikan penilaian laporan kegiatan Yayasan GEBU KARO e. Memberikan penilaian laporan penggunaan dana abadi

f. Membuat program kerja GEBU KARO untuk lima tahun berikutnya g. Mengamandemen anggaran dasar dan anggaran rumah tangga GEBU

KARO

Pasal 28 Peserta musyawarah besar :

1. Peserta penuh yaitu anggota struktural yang terdiri atas : a. Dewan Eksekutif

b. Utusan bermandat dari GEBU KARO wilayah dan daerah c. Yayasan GEBU KARO

d. Badan-badan usaha yang didirikan atau dibina oleh Yayasan GEBU KARO


(23)

f. Dewan pakar

2. Peserta peninjau yaitu, anggota kemitraan dan anggota silaturahim serta tokoh-tokoh lain yang diundang sebagai peserta

3. Jika dipandang perlu, peserta peninjau dapat menjadi peserta penuh

Pasal 29 Pencalonan :

1. Untuk sahnya calon didukung oleh minimal tiga (3) anggota biasa 2. Calon sah ditetapkan oleh mubes

3. Calon sah dicalonkan dalam mubes untuk dipilih menjadi formatur

Pasal 30 Formatur :

1. 5 (lima) suara terbesar menjadi team formatur yang maju ke putaran kedua 2. Peraih suara terbanyak otomatis menjadi ketua umum GEBU KARO, selebihnya menjadi anggota team formatur yang bertugas menyusun kepengurusan.

BAB VI

PERANGKAT ORGANISASI Pasal 31

Dewan Penasehat :

Dewan penasehat adalah tokoh-tokoh masyarakat karo yang karena pengalaman, kemampuan, prestasi dan atau kearifannya dapat memberikan saran kebijakan untuk memperlancar terlaksananya program-program GEBU KARO

Pasal 32 Dewan Penyantun :

Dewan penyantun adalah tokoh-tokoh masyarakat karo yang mempunyai kemampuan dalam sumber daya yang dapat memberikan dukungan untuk pelksanaan program GEBU KARO


(24)

Pasal 33 Dewan Pakar :

Dewan pakar adalah para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nasehat berkeahlian untuk kelancaran pelaksanaan program-program GEBU KARO

BAB VII

KELOMPOK PENGAMPU Pasal 34

Kelompok pengampu merupakan perseorangan dan atau kelompok warga perantau yang secara sukarela bersedia memikirkan dan menggerakkan usaha-usaha dan program GEBU KARO untuk memajukan kesejahteraan warga karo

Pasal 35 Kelompok Pengampu memiliki tugas :

1. Melaksanakan program yang telah ditetapkan dalam musyawarah besar 2. Melakukan koordinasi dengan ketua bidang dan GEBU KARO wilayah

Pasal 36

Pengampu memberikan laporan pelaksanaan dan perkembagan kegiatan yang dilakukannya kepada dewan eksekutif GEBU KARO

BAB VIII

RAPAT-RAPAT GEBU KARO Pasal 37

Jenis-Jenis rapat GEBU KARO: a. Musyawarah besar b. Rapat kerja nasional c. Rapat pleno


(25)

d. Rapat pimpinan

e. Rapat dewan eksekutif dan pengurus harian f. Rapat bidang

g. Rapat koordinasi

Pasal 38 Musyawarah Besar :

Musyawarah besar merupakan lembaga pengambilan keputusan tertinggi GEBU KARO. dilaksanakan pada akhir masa jabatan

Pasal 39

Pengampu memberi laporan pelaksanaan dan perkembangan kegiatan yang dilakukannya kepada dewan eksekutif GEBU KARO

Pasal 40 Rapat kerja nasional :

1. Rapat kerja nasional berfungsi menjabarkan hasil-hasil musyawarah besar atau membahas hal-hal strategis yang terkait dengan organisasi

2. Rapat kerja nasional dihadiri oleh seluruh pengurus pusat dan anggota biasa GEBU KARO yang teknis pelaksanaannya diatur oleh peraturan khusus yang dibuat oleh sekretaris jendral dan disahkan oleh dewan eksekutif

3. Rapat kerja nasional dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun atau sesuai kebutuhan.


(26)

Foto : Bapak Patris dan Ibu FAS turun langsung membagikan masker bagi para Pelajar SD.

Foto : Masker juga dilakukan kepada masyarakat Umum, tampak masyarakat antusias untuk mendapatkan Masker yang sangat diperlukan untuk menghindari


(27)

Foto : Bantuan Mie Instan yang datang dari para donatur siap diantar menuju ke posko yang membutuhkan.

Foto : Yayasan GEBU KARO membrikan bantuan berupa buku tulis dan buku gambar kepada anak-anak pengungsi yang berada di beberapa titik posko


(28)

Foto : Para Pengurus dan para simpatisan yayasan Gebu karo sengat semangat dan penuh cinta menyusun bantuan pakaian dari Keluarga Bapak Ramlan Ginting.

Foto : Bentuk sumbangan berupa Meja Lipat yang dipakai untuk belajar di posko.. Sangat membantu sekali untuk anak-anak sekolah.


(29)

Foto : para pengurus yayasan GEBU KARO memberikan bantuan berupa bahan makanan kepada pengungsi sinabung.

Foto : bantuan beasiswa yang diberikan Yayasan GEBU KARO kepada anak pengungsi sinabung


(30)

Foto peneliti saat berada di lapangan bersama dengan para pengurus dan donatur Yayasan GEBU KARO.


(31)

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Agusyanto,Ruddy.2007.Jaringan Sosial Dalam Organisasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Bungin,Burhan.2007.Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya.Jakarta:Kencana

Damsar.1997.Sosiologi Ekonomi.Jakarta:Raja Garfindo Persada

Damsar.2009.Pengantar Sosiologi Ekonomi.Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Field,J.2003.Modal Sosial. Bantul: Kreasi Wacana

Hasbullah,Jousari.2006.Social Capital:Menuju Kerunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press

Lawang,Robert M.Z.2004.Kapita Sosial:Dalam Perspektif Sosiologi Suatu Pengantar.Depok:FISIP UI Press

Liliweri,Alo.1997.Sosiologi Organisasi.Bandung:PT. Citra Aditiya Bakti Meleong, Lexy J.2006.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:Remaja Karya Parker,S.R,dkk.1985.Sosiologi Industri.Jakarta:Rineka Cipta

Ritzer,George.2010.Teori Sosiologi Modern.Jakarta:Kencana

Soekanto,Soerjono.2005.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Sunarto,Kamanto.1999.Pengantar Sosiologi. Jakarta:Lembaga Penerbit FE UI Zarrella,Dan.2010.The Social Media Marketing Book.Jakarta:PT. Serambi Ilmu Semesta


(33)

Sumber Online :

http://www.polines.ac.id/ragam/index_files/jurnalragam/paper_6%20apr%202012 .pdf, diakses pada 06 Desember pukul 16.04

http://www.scribd.com/doc/78363152/pengaruh-jejaring-sosial pelajar, diakses tanggal 10 Februari 2015, pukul 19.20

http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-karakteristik.html, diakses tanggal 20 februari 2015, pukul 21.12).

http://www.media.com/2014/04/media-sosial-pengertian-karakteristik.html, diakses tanggal 20 februari 2015, pukul 21.12

http://karokab.bps.go.id/index.php, diakses pada tanggal 26 juni 2015, pukul 20.13


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

Setiap penyusunan selalu melakukan metode penelitian, dimana metode merupakan suatu cara, tahapan atau aturan yang digunakan sebagai suatu pedoman dalam menulis suatu karangan ataupun karya ilmiah lainnya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kulitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.

Menurut Keirl dan Miller dalam (Moleong,2006) yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia pada kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.

Penelitian deskriptif kualitatif juga bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi dan fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat, yang menjadi objek penelitian dan menarik realitas itu ke permukaan


(35)

sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi atau ataupun fenomena tertentu (Bungin,2007:68).

3.2 Lokasi Penlitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penlitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kabanjahe, Kabupaten Karo, karena Kabanjahe merupakan sekretariat dari Yayasan Gebu Karo ( Gerakan Seribu Karo).

3.3 Unit Analisi dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin,2007:51-52). Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis data adalah pengurus Yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo), para donatur yang memberikan sumabangan ke pada yayasan ini, dan masyarakat korban bencana alam sinabung yang mendapat bantuan dari yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo).

3.3.2 Informan

Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan peneliti sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian (Bungin,2007:76). Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan kunci, yakni ketua Yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo) 2. Informan biasa, yakni para donatur Yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu

Karo) Mayarakat korban bencana alan sinabung yang menerima bantuan dari yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa tehnik penelitian sebagai upaya untuk mendapatkan dan memperoleh informasi yang diperlukan.


(36)

Pada tahap ini peneliti akan melakukan observasi wawancara, serta mencatat dokumen-dokumen yang mendukung proses penelitian. Adapun tehnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

3.4.1Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber informan yang ditemukan di lapangan. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data primer ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah salah satu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Hal ini berkaitan dengan pengamatan secara langsung kelapangan untuk mendapatkan data yang mendukung hasil dari wawancara . Dengan observasi peneliti dapat melihat langsung bagaiamana peran modal sosial melalui media sosial yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo) dalam menangani bencana erupsi Gunung Sinabung.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam proses penlitian. Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan informasi, memperoleh keterangan, pendirian, pendapat secara lisan dari informan dengan berbicara secara langsung dengan orang tersebut. Dengan melakukan suatu percakpan atau tanya jawab secara mendalam dengan pengurus yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo) untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pendapat dari sumber data. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli yang


(37)

menyatakan bahwa dengan melakukan wawancara kita dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan responden (Nasution,1988:69).

3.4.2Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan agar diperoleh suatu landasam yang kuat untuk mendukung penelitian ini dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, majalah serta dokumen lainnya yang dianggap penting dan relevan atau berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga memudahkan bagi penleiti dalam menuliskan laporan penlitian.

3.5.Interpretasi data

Pengolah data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan (observasi) yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, foto, dan sebagainya. Kemudian peneliti akan menyederhanakan data yang sudah di dapat agar lebih mudah dipahami. Data yang telah terkumpul kemudaian akan disusun lagi sedemikian rupa, kemudian data tersebut akan diinterpretasikan secara kualittaif.

Hal ini dilakukan agar peneliti lebih jelas memperoleh hasil yang lebih mendalam dan meluas sesuai dengan teori yang relefan. Pada akhirnya peneliti akan menysusn sebagai laporan akhir penelitian ini. Proses ini sudah dilakukan sejak proposal penelitian dibuat, hingga akhir penelitian, akan menjadi sebuah laporan penelitian yang memiliki ciri kualitatif.


(38)

2.4.Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi X

2 ACC Judul X

3 Penyusuna Proposal Penelitian X X X 4 Seminar Proposal Penlitian X 5 Revisi Proposal Penleitian X

6 Penelitian Lapangan X X X

7 Pengumpulan Data dan Analisis Data

X X

8 Bimbingan X X X

9 Penulisan Laporan Akhir X X X

10 Sidang meja Hijau X

2.5.Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah. Terutama dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengalaman dan keterbatsan waktu yan dimiliki informan dalam proses wawancara yang dikarenakan kesibukan informan sehari-hari.

Terlepas dari permasalahan teknis penulisan dan penelitian, peneliti menyadari keterbatasan mengenai metode menyebabkan lambatnya proses


(39)

penelitian yang dilakukan, dan masih adanya keterbatasan bahan pendukung penelitian. Walaupun demikian peneliti berusaha untuk melaksankan kegiatan penelitian ini dengan semaksimal mungkin agar data bersifat valid dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai.


(40)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

Masyarakat Karo berada di daratan tinggi Tanah Karo yang sekarang menjadi wilayah administratif Kabupaten Karo. Secara geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2°50’-3°19’ Lintang Utara dan 97°55’-98°38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km² atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi.Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 280–1.420 M di atas permukaan laut. Kabupaten Karo memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang

 Sebelah Selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir  Sebelah Timur dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Simalungun

 Sebelah Barat dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam

Kabanjahe merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Luas wilayah Kecamatan Kabanjahe adalah 44,65 km2, sebagian besar dari wilayah kecamatan ini digunakan sebagai tempat pemukiman penduduk, lahan pertanian dan perkebunan. Kabanjahe memiliki batas-batas wilayah, yaitu:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Berastagi


(41)

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Munte  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tigapanah.

Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari BPS Kabupaten Karo, Kecamatan Kabanjahe memiliki jumlah penduduk sebanyak 65.636 jiwa dan terdeiri dari beraneka ragam etnis seperti Karo, Jawa, Minang, Batak Toba dan lainnya. Sebagai pusat pemerintahan kecamatan, kecamatan Kabanjahe memilki 13 desa/ kelurahan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Desa Lau Simomo b. Desa Kandibata c. Desa Kacaribu d. Desa Lau Cimba e. Desa Padang Mas f. Desa Gung Leto g. Desa Gung Negeri h. Desa Samura i. Desa Ketaren

j. Desa Kampung Dalam k. Desa Rumah Kabanjahe l. Desa Kaba

4.2.Yayasan Gerakan Seribu Karo (GEBU KARO) 4.2.1 Sejarah Berdirinya Yayasan Gebu Karo

Yayasan Gebu Karo tidak lahir dengan sendirinya. Gerakan ini lahir seiring lahirnya kesadaran beberapa orang berkaitan dengan situasi dan kondisi masyarakat karo. Yayasan Gebu Karo terbentuk berawal dari keprihatinan salah


(42)

seorang member grup di media Sosial “Facebook” yaitu Bapak Usaha Barus akan gagalnya seorang mahasiswa karo melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi favorit di Jawa, akibat dari kondisi ekonomi orang tuanya yang terpuruk setelah tanaman jeruknya diserang hama lalat buah.Setelah melewati berbagai diskusi di media sosial dan pertemuan di dunia nyata akhirnya sepakat untuk membentuk Gebu Karo, dan belajar dari suksesnya Gebu Minang yang berhasil mengumpulkan sumbangan orang Minang di perantauan Rp 1.000 per bulan, yang kini sudah menjadi miliaran.

Gerakan ini kemudian menjamur dan wacananya berkembang sangat luar biasa, dimana interaksi melalui dunia maya dengan kekuatan jejaring sosial seperti Facebook kemudian membuka sebagian mata masyarakat Karo. Kesadaran inilah yang kemudian semakin memperkuat kehendak untuk memberikan perbaikan oleh beberapa orang perintis sekaligus pembuka wacana untuk melahirkan sebuah gerakan dengan nama Gerakan Seribu Karo (Gebu Karo).

Sejarah Gebu Karo tidak hanya sebatas cerita, tetapi sejarah itu adalah lompatan besar bagi terwujudnya perjalanan panjang menuju masa depan yang baik. Dimensi masa lalu harus dicatat dengan baik, maka sejarah itu akan melahirkan generasi masa kini dan masa depan yang lebih baik pula.

4.2.2. Profil Yayasan Gebu Karo

Yayasan Gerakan Seribu Karo (Yayasan Gebu Karo) adalah yayasan yang bergerak dalam bidang sosial yaitu membantu masyarakar karo untuk bisa bertumbuh menjadi lebih baik, terutama dalam bidang Pendidikan, Pertanian dan Peternakan, Kesehatan serta Budaya. Masyarakat karo yang dimaksudkan disini adalah :


(43)

1. Masyarakat Karo adalah kesatuan sosiokultural yang menganut sistem nilai budaya Karo berintikan Merga Silima, Tutur Siwaluh, Rakut Sitelu, perkade kaden Sepulu Dua Tambah sada.

2. Tanah Karo meliputi Kabupaten Karo dan sebagian luar Kabupaten Karo. 3. Warga Masyarakat Karo merupakan satu kesatuan yang utuh, terdiri dari warga yang tinggal di Kabupaten Karo maupun di luar Kabupaten Karo, yang duduk sama rendah berdiri sama tinggi.

4. Gerakan Seribu Karo adalah gerakan sukarela kemasyarakatan yang bersifat kolektif, beranggotakan seluruh masyarakat karo dan diluar masyarakat karo yang terpanggil dengan tujuan mengembangkan dan mendayagunakan potensi dan sumber daya manusia sebagai warga negara Republik Indonesia, untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya, baik lahir maupun batin.

Dengan visi Peningkatan kesejahteraan, taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat Karo, dan misi memfasilitasi, memotivasi, mendinamisasi, dan menumbuh kembangkan seluruh potensi masyarakat Karo sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan, taraf hidup dan kualitas hidup, baik lahir maupun bathin, dengan kekuatannya sendiri.

Yayasan Gerakan Seribu Karo, berdiri di Kabanjahe pada tanggal 27 Agustus 2012 dengan akte pendirian No. 04 pada notaris Fransiska Mastaulina Bangun , SH, Mkn. dikuatkan dengan pengesahan surat kementerian hukum dan hak asasi manusia republik indonesia direktorat jenderal administrasi hukum umum No. AHU -7062.AH.01.04 tahun 2012, tertanggal 05 November 2012.


(44)

Yayasan gerakan seribu karo beralamat : jln. kapten. pala bangun, komplek konen no.7 kelurahan gung leto kecamatan kabanjahe, kabupaten karo.dengan npwp : 31.582.918.4-128.000 Rek. bank mandiri kabanjahe no. rek. 105-00-1098807-3an. yayasan gerakan seribu karo.

4.2.3. Program Yayasan GebuKaro

1. Membantu korban kebakaran di Desa Juhar dan Batukarang.

2. Pemberian Beasiswa Kepada 50 orang anak SD (Kelas 1 s/d 6) yang sangat membutuhkan bantuan.

3. Kelas unggulan, untuk membantu para pelajar SMA untuk memasuki perguruan tinggi negeri pilihan.

4. Melakukan kunjungan ke Desa Amburidi, Kecamatan Kutabuluh, yang merupakan desa terpencil di Kabupaten Karo. Karena kondisi dan infrastruktur di desa ini sangat memprihatinkan, yayasan Gebu Karo menetapkan desa ini sebagai desa binaan mereka.

5. Membenahi peralatan sekolah murid SD SWASTA HARAPAN di Desa Amburid, Kecamatan Kuta Buluh.

6. Yayasan juga berupaya untuk memperbaiki infrastruktur menuju Desa Amburidi, selain itu juga memperbaiki sekolah , dan mengelola Gapoktan agar para petani bisa memiliki penghasilan yang mencukupi. 7. Memberikan bantuan berupa uang, bahan makanan, pakaian dan

perlengkapan sekolah kepada para pengungsi di posko pengungsian . 8. Memberikan beasiswa kepada siswa/i dan mahasiswa yang sudah tidak


(45)

9. Membagikan masker dan obat batuk kepada masyarakat yang terkena abu vulkanik sinabung.

10. Membangun HUNTARA (Hunian Sementara) bagi masyarakat yang sudah tidak berada di posko pengungsian namun tidak memiliki rumah. Yang sudah direalisasikan di bebarapa desa yang berada di sekitar kawasan gunung sinabung.

4.3.Temuan Data dan Interpretasi Data

4.3.1.Terbentuknya Kepengurusan Yayasan Gebu Karo

Berdasarkan data lapangan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan para informan atau pengurus yayasan, bahwa terbentuknya Yayasan Gebu Karo, itu terjadi karena keprihatinan Dewan Pendiri terhadap situasi dan kondisi masyarakat Karo, terutama dalam bidang pendidikan, pertanian dan peternakan, kesehatan serta budaya yang semakin memburuk. Dari komitmen dan rasa tanggung jawab yang muncul dari setiap individu akhirnya menimbulkan suatu keinginan untuk saling bekerjasama dan membentuk sebuah organisasi, karena peran satu individu tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh individu lain, sehingga diantara para individu saling tekait untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Setelah melakukan beberapa kali perbincangan melalui media sosial “Facebook” dan setelah para dewan pendiri berdiskusi dan bertemu langsung maka para Dewan Pendiri yayasan sepakat untuk membentuk sebuah organisasi sosial,untuk menjadi sebuah wadah bagi orang-orang yang ingin membantu masyarakat di Kabupaten Karo, agara mereka lebih mudah untuk memberikan dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkannya melalui yayasan ini.


(46)

Layaknya sebuah organisasi sosial lainnya, Yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo) juga memiliki struktur kepengurusan. Mayoritas yang menjadi Badan Pengurus Harian (BPH) di yayasan ini adalah para Dewan Pendiri Yayasan Gebu Karo atau mereka yang pertama kali memiliki usulan untuk membentuk yayasan ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bagaimana proses terbentuknya kepengurusan Yayasan Gebu Karo adalah sebagai berikut:

“rapat dilakukan secara langsung oleh para dewan pendiriuntuk mendirikan yayasan ini. Dan sebagian besar dari dewan pendiri, yang pertama kali kita ngumpul untuk mendirikan yayasasan ini yang menjadi BPH (Badan Pengurus Harian).”. (Patris Ginting, Ketua Umum)

“Cara pemilihan anggota atau pengurus Yayasan Gebu Karo melalui rapat, secara aklamasi, dan dengan persetujuan anggota” (Usaha Barus, Ketua Dewan Penasehat).

Jawaban responden tentang cara pemilihan anggota atau pengurus Yayasan Gebu Karo ini secara aklamasi, yang artinya pemilihan dilakukan pada saat rapat pertama dimana orang-orang yang menjadi pendiri yayasan ini berkumpul dan dilakukan pemilihan langsung berdasarkan kriteria, seperti yang diungkapkan informan.

“Rapat dilakukan secara langsung, dewan pendiri berkumpul,dilakukan pemilihan dan tetunya ada kriterianya dan terpilih ketuanya adalah Patris Ginting karena menurut kami Patris Ginting yang paling cocok untuk menjadi ketua yayasan”. (Petrus Sitepu, Dewan Pembina)

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengurus Yayasan Gebu Karo tidak mendapatkan gaji dari yayasan ini, akan tetapi para pengurus yayasanlah yang juga ikut menyumbang dana saat pertama kali yayasan ini dibentuk hingga saat ini, selain itu para pengurus juga memberikan waktu, pikiran dan tenaga mereka untuk memajukan Yayasan Gebu Karo tersebut. Berikut hasil wawancar dengan salah satu informan,


(47)

“Saya tidak ada menerima gaji tetap dari yayasan ini, semua kita para pengurus pengurus yayasan ini tidak ada yang menerima gaji, hanya bagian administrasi saja yang kami gaji”, (Patris Ginting, Ketua Umum).

Semenjak Yayasan Gebu Karo terbentuk banyak program yang telah di buat oleh Badan Pengurus Harian (BPH) beserta anggota untuk memajukan Tanah Karo khususnya melalui pendidikan, pertanian, peternakan, kesehatan serta budaya. Akan tetapi menurut informan pengaruh dari berdirinya Yayasan ini masih sangat kecil untuk masyarakat karo khususnya masayarakat yang terkena dampak erupsi gunung sinabung. Berikut hasil wawancara dengan salah satu pengurus Yayasan Gebu Karo,

“Sebenarnya dampak dari hadirnya yayasan gebu karo ini masih sangat kecil, belum terlalu banyak hal yang bisa dilakukan gebu untuk masyarakat di Kabupaten Karo. Tetapi dengan hadirnya gebu karo, bisa mengajak orang karo di luar sana untuk lebih peduli dengan tanah karo, dan belajar dari gebu minang, mereka saja bisa kenapa kita tidak. Dan selain itu gebu adalah salah satu organisasi yang paling cepat dalam menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang terkena erupsi. Jadi disini gebu itu juga sebagai pandangan untuk organisasi-organisasi di luar sana agar perduli dan mau menyalurkan bantuannya untuk masyarakat yang terkena dampak erupsi sinabung”. (Patris Ginting, Ketua Umum)

Selain itu muncul pula pendapat lain dari Ketua Dewan Penasehat Gebu karo yaitu Bapak Usaha Barus yang menyatakan bahwa, dari beberapa program yang telah dibuat oleh yayasan ini hanya di bidang pendidikan saja yang masih berjalan, sedangkan program yang lain belum dapat terealisasi sepenuhnya, Berikut wawancara dengan informan tentang kesuksesan program yang sudah dilaksanakan.

“Banyak program yang belum berjalan, hanya bidang pendidikan saja yang berjalan. Pertanian masih 0 artinya belum ada kegiatan, tetapi budaya sudah berjalan walaupun sedikit”. (Usaha Barus, Ketua Dewan Penasehat)


(48)

Dikuatkan lagi dengan penuturan yang disampaikan oleh Bapak Jimmy Sinulingga selaku Sekretaris Jendaral di Yayasan Gebu Karo terkait dengan berjalan atau tidaknya program yang di buat oleh yayasan ini,

“Tidak semua program yayasan ini berjalan dengan baik, hanya tinggal tindak lanjutnya saja yang bagaimana, karena gebu punya dewan pengawas”. (Jimmy H. Sinulingga, Sekretaris Jendral)

Jadi dapat disimpulkan bahwa program yayasan Gebu Karo belum berjalan sepenuhnya tetapi kegiatan sosial yang sudah dilaksanakan seluruhnya berjalan dengan sukses dan sangat bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Karo khususnya masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung sinabung. Yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo) berdiri sekitar 3 tahun yang lalu, sehingga laporan keuangan yayasan masih di audit oleh bendahara yayasan Gebu karo dan diketahui oleh ketua umum yayasan yaitu Bapak Patris Ginting, jadi tidak ada auditor khusus yang mengatur keuangan yayasan ini. Sehingga untuk pertanggungjawaban yayasan ini kepada para donatur maka pengurus memposting kegiatan-kegiatan sosial yang sudah dilaksanakan oleh para pengurus yayasan melalui melalui media sosial “facebook” Yayasan Gebu Karo. Selain itu para pengurus juga sedang menulis sebuah buku terkait dengan setiap kegiatan sosial yang telah dilakukan yayasan dari dana yang dihasilkan dari para donatur. Berikut hasil wawancara dengan informan,

“Kami sedang menulis sebuah buku terkait dengan setiap kegiatan yang kami lakukan, dan dana yang diterima dari donatur juga akan dimuat di buku itu. Dan sekarang buku itu sedang ada ditangan auditor, mungkin akhir bulan 5 ini buku tersebut akan selesai. Setelah itu buku-buku tersebut akan kami berikan kepada setiap donatur di gebu karo”.

“Setiap kegiatan yang kami lakukan, pasti akan selalu share di facebook. Itu adalah salah satu bukti, bahwa uang yang telah diterima yayasan disini telah digunakan para pengurus untuk membatu masyarakat di kabupaten karo, khususnya yang terkena dampak erupsi gunung sinabung”.(Patris Ginting, Ketua


(49)

4.4. Peran Modal Sosial Yayasan Gebu Karo

Modal sosial Yayasan Gebu Karo (Gerakan Seribu Karo) sangat berperan dalam menangani bencana erupsi gunung sinabung. Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat.Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok. Modal sosial sebuah kelompok menentukan bertahannya dan berfungsinya sebuah kelompok masyarakat.

Peranannya terlihat dari rasa saling percaya di tingkat pengurus dan donatur, solidaritas pengurus dan donatur serta media sosial yang dibutuhkan untuk donatur untuk menambah kepercayaan donatur terhadap para pengurus di Yayasan Gebu Karo.

4.4.1. Kepercayaan (Trust)

4.4.1.1. Kepercayaan Antar Para Pengurus Yayasan

Kepercayaan adalah salah satu unsur penting dalam modal sosial yang merupakan tali pengikat antara satu sama lain sehingga tercipta suatu dukungan yang solid dan tahan lama.Adanya sifat kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada orang lain. Dalam pandangan Francis Fukuyama, trustadalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial.

Jawaban daftar pertanyaan yang diberikan kepada pengurus Yayasan Gebu Karo tentang rasa saling percaya dapat dilihat pada uraian berikut ini.


(50)

Menurut pengurus Yayasan Gebu Karo, dari pertanyaan terkait dengan rasa saling percaya pengurus, dapat dilihat bahwa antara pengurus yang satu dengan yang lainnya saling percaya sehingga bisa membangun sebuah organisasi dan saling berusaha satu sama lain untuk memajukan organisasi tersebut.

Tabulasi 4.1

Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 4 80,00

Agak Setuju 1 20,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 0 0,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.1 terlihat para responden menyatakan bahwa sebagian besar orang pengurus Yayasan Gebu Karo dapat dipercaya, yaitu sebesar 100 %. Tidak ada responden yang menjawab tidak dapat dipercaya.

Jawaban ini mengartikan para pengurus tetap mengutamakan rasa saling percaya satu sama lain. Hal ini didukung pendapat Lawang dalam Damsar (2009) yang menyatakan bahwa kepercayaan merupakan unsur penting dalam modal sosial yang merupakan tali pengikat antara satu sama lain sehingga tercipta suatu dukungan yang solid dan tahan lama.

Tabulasi 4.2

Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 1 20,00

Agak Setuju 2 40,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 1 20,00

Kurang Setuju 1 20,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00


(51)

Dari Tabel 4.2 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan sesama pengurus harus berhati-hati karena orang akan mengambil keuntungan dari setiap dana yang diperoleh yayasan dari para donatur, yaitu sebesar 60 %. Persentase yang menjawab orang tidak mengambil keuntungan dari setiap dana yang diperoleh lebih kecil yaitu 40 % dari jumlah responden. Keberadaan modal sosial sangat berperan agar terciptanya kejujuran diantara pengurus sehingga dana yang diperoleh tersalurkan tepat sasaran.

Tabulasi 4.3

Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 4 80,00

Agak Setuju 1 20,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 0 0,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.3 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan sebagian besar orang terdekat anda akan membantu anda jika anda memerlukan bantuan, yaitu sebesar 100 %. Tidak ada responden yang menjawab tidak akan membantu. Hasil ini didukung pendapat Supriyono dkk (2009) yang menyatakan bahwa modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma yang diwujudkan dalam perilaku yang dapat mendorong kemampuan dan kapabilitas untuk bekerja sama dan berkoordinasi untuk menghasilkan kontribusi besar terhadap keberlanjutan produktivitas.


(52)

Tabulasi 4.4

Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 1 20,00

Agak Setuju 3 60,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 1 20,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.4 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan di antara para pengurus yayasan umumnya saling tidak percaya dalam hal pinjam-memimjam uang, yaitu sebesar 80 %. Persentase responden yang menjawab percaya dalam hal pinjam meminjam uang lebih sedikit yaitu 20 %. Ini mengartikan dalam kepengurusan tidak diperbolehkan untuk memanfaatkan kepentingan pribadi, bahkan diantara pengurus diminta untuk menjalin hubungan dengan diikat suatu kepercayaan, saling pengertian, dan beraksi bersama yang dilakukan secara efisien dan efektif.

Tabulasi 4.5

Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 4 80,00

Agak Setuju 1 20,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 0 0,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.5 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan teman saya yang bekerja di yayasan ini akan melindungi diri saya dari gangguan orang jahat, yaitu sebesar 100 %. Tidak ada responden yang menjawab tidak melindungi. Jadi dapat dikatakan bahwa antara pengus di


(53)

Yayasan ini memiliki kedekatan yang cukup baik sehingga jika ada salah seoarang dari pengurus yang lain sedang membutuhkan bantuan maka pengurus yang lainnya akan berusaha membantu.

Tabulasi 4.6

Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 4 80,00

Agak Setuju 0 0,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 1 20,00

Kurang Setuju 0 0,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.6 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan para pengurus tidak akan khawatir kehilangan barang ketika para teman sesama pengurus yayasan datang bertamu, yaitu sebesar 80 %. Persentase yang menjawab orang akan khawatir kehilangan barang lebih kecil, yaitu 20 % dari jumlah responden. Ini mengartikan tingkat kepercayaan antara pengurus sangat kuat sehingga tidak merasa kuatir akan dirugikan.

Selain itu menurut para pengurus di yayasan Gebu Karo, hubungan antara para pengurus masih tetap sama seperti dahulu pertama mereka membagun organisasi tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak ada yang berubah dari dulu hingga saat ini. Tetap menjalin hubungan baik walaupun tidak terus menerus membaik. Selain itu dalam hal tolong menolong, para pengurus akan selalu berusaha untuk saling membatu satu sama lain, walaupun para pengurus tidak bisa selalu rutin membantu pengurus yang lainnya, karena antara para penguru saling memiliki kesibukan masing-masing yang tidak dapat diduga.


(54)

4.4.1.2. Kepercayaan Antar Para Donatur Dengan Pengurus Yayasan

Adanya kepercayaan yang terjalin memudahkan hubungan saling kerjasama dan saling menguntungkan (mutual benefit), sehingga mendorong timbulnya hubungan resiprosikal atau timbal balik dari pihak yang terkait. Fungsi kepercayaan menurut simmel dapat disimak dari pernyataan bahwa “tanpa adanya rasa saling percaya yang merata antara satu orang dengan orang lainnya, masyarakat itu sendiri akan disintegratif dan kepercayaan itu merupakan “salah satu kekuatan sintetik yang paling penting dalam masyarakat”.

Tabulasi 4.7

Tingkat Kepercayaan Responden (Donatur) Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 3 60,00

Agak Setuju 2 40,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 0 0,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.7 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan sebagian besar orang pengurus Yayasan Gebu Karo dapat dipercaya, yaitu sebesar 100 %. Tidak ada responden yang menjawab tidak dapat dipercaya. Para donatur dapat percaya kepada yayasan ini karena sebelum berdirinya yayasan ini, para donatur juga sudah menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan beberapa pengurus di yayasan in, terutama dengan Bapak Petrus Sitepu.

Menurut Hasbullah (2006) mengatakan bahwa rasa percaya adalah suatu bentuk keinginan untukmengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari perasaan yakin bahwa orang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan selalu bertindak dalam suatu polayang saling mendukung.


(55)

Dengan demikian terjalinnya rasa percaya antara pengurus yayasan dengan donatur mendukung keberlangsungan Yayasan Gebu Karo ini.

Tabulasi 4.8

Tingkat Kepercayaan Responden (Donatur) Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 1 20,00

Agak Setuju 1 20,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 2 40,00

Sangat Tidak Setuju 1 20,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.8 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan seseorang tidak harus berhati-hati karena orang tidak akan mengambil keuntungan dari setiap dana yang diperoleh yayasan dari para donatur, yaitu sebesar 60 %. Persentase yang menjawab orang harus berhati-hati lebih kecil yaitu 40 % dari jumlah responden.

Tabulasi 4.9

Tingkat Kepercayaan Responden (Donatur) Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 3 60,00

Agak Setuju 1 20,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 1 20,00

Kurang Setuju 0 0,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.9 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan sebagian besar pengurus yayasan akan membantu anda jika anda memerlukan bantuan, yaitu sebesar 80 %. Persentase yang menjawab tidak membantu lebih kecil yaitu 20 % dari jumlah responden. Hal ini terjadi karena


(56)

diluar dari masalah organisasi para pengurus dengan donatur memang sudah menjalin hubungan baik sebelumnya, sudah saling mengenal satu sama lain, sehingga jika ada salah seorang baik itu donatur ataupun pengurus mengalami kemalangan atau membuat sebuah acara pernikahan maka di antara pengurus juga akan ikut berpartisipasi untuk hadir ke acara tersebut.

Tabulasi 4.10

Tingkat Kepercayaan Responden (Donatur) Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 0 0,00

Agak Setuju 1 20,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 3 60,00

Sangat Tidak Setuju 1 20,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.10 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan di antara para pengurus dan donatur yayasan umumnya saling percaya dalam hal pinjam-memimjam uang, yaitu sebesar 80 %. Persentase responden yang menjawab saling tidak percaya dalam hal pinjam meminjam uang lebih sedikit yaitu 20 %. Ini berarti yayasan sebagai wadah untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terkena erupsi gunung sinabung dapat dipercaya karena kecilnya kemungkinan disalahgunakan sebagai tempat untuk pinjam meminjam uang.


(57)

Tabulasi 4.11

Tingkat Kepercayaan Responden (Donatur) Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 3 60,00

Agak Setuju 1 20,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 1 20,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.11 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan teman saya yang bekerja di yayasan ini akan melindungi diri saya dari gangguan orang jahat, yaitu sebesar 80 %. Persentase responden yang menjawab tidak setuju lebih sedikit yaitu 20 %. Gambaran ini menunjukkan rasa saling percaya antara donatur dengan pengurus yayasan terikat persaudaraan karena yayasan memberikan perhatian kepada donatur yang telah berperan agar yayasan ini dapat berjalan dengan baik.

Tabulasi 4.12

Tingkat Kepercayaan Responden (Donatur) Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 5 100,00

Agak Setuju 0 0,00

Antara Setuju dan Tdk Setuju 0 0,00

Kurang Setuju 0 0,00

Sangat Tidak Setuju 0 0,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.12 terlihat sebagian besar donatur Yayasan Gebu Karo menyatakan para pengurus tidak akan khawatir kehilangan barang ketika para teman sesama pengurus yayasan datang bertamu, yaitu sebesar 80 %. Persentase


(58)

yang menjawab orang akan khawatir kehilangan barang lebih kecil, yaitu 20 % dari jumlah responden.

Karena menurut para donatur, kepercayaan antara para donatur dengan para pengurus semakin hari semakin membaik, terutama masalah bantuan yang diberikan donatur kepada pengurus yayasan yang kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini terjadi karena para pengurus sangat transapran kepada para donatur, jadi jika para donatur meminta bukti terkait kemana saja dana yang telah mereka terima dari donatur disalurkan, maka secepatnya para pengurus akan mengirimkannya.

Uraian diatas didukung pendapat Lawang (dalam Damsar,2009) dimana ada tiga hal yang saling terkait, yaitu :

1. Hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Termasuk dalam hubungan ini adalah institusi, yang dalam pengertian ini diwakili oleh seseorang. Seseorang percaya kepada insitusi tertentu untuk kepentingannya, karena orang didalam institusi itu bertindak.

2. Harapan yang terkandung dalam hubungan itu, yang jika direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak.

3. Interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu bisa terwujud.

Dengan ketiga dasar ini, kepercayaan yang dimaksudkan disini akan menunjuk pada hubungan antar dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak. Dalam hal ini Yayasan Gebu Karo sangat diuntungkan untuk keberlangsungan yayasan ini, karena donatur percaya untuk memberikan sumbangan kepada mereka.


(59)

4.4.2. Solidaritas

4.4.2.1. Solidaritas Antar Para Pengurus Yayasan

Solidaritas pengurus Yayasan Gebu Karo dapat dinilai dari hasil jawaban daftar pertanyaan yang diberikan kepada pengurus Yayasan Gebu Karo.

Tabulasi 4.13

Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat jauh 0 0,00

Agak jauh 0 0,00

Dekat 4 80,00

Agak Dekat 0 0,00

Sangat dekat 1 20,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.13 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan para pengurus memiliki rasa kebersaman dan kedekatan yang baik yaitu sebesar 80 %. Persentase yang menjawab sangat dekat lebih kecil, yaitu 20 % dari jumlah responden.

Tabulasi 4.14

Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat sering 0 0,00

Kadang-kadang 2 40,00

Jarang 0 0,00

Tidak pernah 3 60,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.14 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan para pengurus tidak pernah melakukan kegiatan diluar organisasi yaitu sebesar 60 %. Persentase yang menjawab kadang-kadang lebih kecil , yaitu 40 % dari jumlah responden.


(60)

Dari pertanyan diatas pula dapat dilihat rasa kebersamaan dan kedekatan para pengurus dapat kita katakan baik, kerena walaupun antara para pengurus jarang bertemu dan jarang melakukan kegiatan diluar organisasi karena alasan kesibukan, akan tetapi mereka tetap menjalin komunikasi yang baik melalui Handphone atau melalui media sosial seperti “facebook”

Tabulasi 4.15

Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat mungkin 2 40,00

Ada kemungkinan 3 60,00

Tidak mungkin 0 0,00

Sangat tidak mungkin 0 00,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.15 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan ada kemungkinan para pengurus yayasan akan datang dan ikut melayat atau membantu ke acara keluarga dari salah satu pengurus yayasan yaitu sebesar 60 %. Persentase yang menjawab sangat mungkin yaitu 40 % dari jumlah responden.

Tabulasi 4.16

Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat sering 3 60,00

Kadang-kadang 2 40,00

Jarang 0 0,00

Tidak pernah 0 00,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.16 terlihat sebagian besar pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan para pengurus sangat sering menghadiri acara keluarga para pengurus


(61)

yayasan Gebu Karo yaitu sebesar 60 %. Persentase yang menjawabkadang-kadang lebih kecil yaitu 40 % dari jumlah responden.

Solidaritas antara para pengurus juga dapat terlihat dari kepedulian antar pengurus terhadap setiap acara keluarga dari para pengurus yayasan, baik itu cara pernikahan ataupun acara pemakaman. Karena jika terjadi kemalangan dari salah seorang pengurus di Yayasan ini, maka para pengurus yang lain juga akan ikut berpartisipasi untuk membantu jika tidak terlahang oleh pekerjaan nya masing-masing.

Tabulasi 4.17

Tingkat Solidaritas Responden Terhadap Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat pasti 5 100,00

Mungkin 0 0,00

Mungkin tidak 0 0,00

Pasti tidak 0 00,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.16 terlihat seluruh pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan para pengurus yang lain sangat pasti siap untuk menggantikan pengurus yang lain dalam menjalankan tugasnya jika mereka berhalangan hadir yaitu sebesar 100%.

Tabulasi 4.18

Tingkat Solidaritas Responden Dengan Pengurus Yayasan Gebu Karo.

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat mungkin 5 100,00

Ada kemungkinan 0 0,00

Tidak mungkin 0 0,00

Sangat tidak mungkin 0 00,00

Total 5 100,00

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner (2015)

Dari Tabel 4.18 terlihat seluruh pengurus Yayasan Gebu Karo menyatakan bahwa seluruh pengurus akan saling bekerja sama dan mecoba untuk


(1)

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku ketua Departemen Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang

memberikan segenap ilmu dan pengetahuannya semasa perkuliahan.

3. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si, selaku Sekretaris Departemen

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara, Penasehat Akademik penulis yang telah banyak memberikan ilmu

semasa perkuliahan, dan membantu penulis dalam memilih judul skripsi,

sekaligus sebagai Dosen pembimbing penulis yang telah banyak

mencurahkan waktu, tenaga, pemikiran dan ide-idenya dalam

membimbing penulis dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Sisdmujito, M.Si, selaku Dosen Penguji penulis pada saat

ujian proposal yang telah memberikan kritik, saran dan masukan kepada

penulis.

5. Segenap dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara. Kak Fenni Khairifa, dan Kak Betty

yang telah cukup banyak membantu penulis selama masa perkuliahan

dalam hal administrasi.

6. Kepada para informan penulis baik para Pengurus Yayasan GEBU KARO,

Donatur Yayasan dan Masyarakat yang menerima bantuan dari Yayasan

GEBU KARO, yang telah banyak membantu dalam memberikan

informasi terhadap penelitian ini.

7. Orang tua penulis tercinta yang telah membesarkan penulis dengan


(2)

5 mengingatkan, dan selalu mendidik penulis serta dukungan moril maupun

materil kepada penulis.

8. Kepada Bapak Tengah dan Bapak Uda penulis yang selalu memberikan

dukungan baik berupa dukungan moril dan materil kepada penulis dalam

menyelesaikan perkuliahan hingga akhir.

9. Kepada para sahabat-sahabat penulis yaitu Febry Dina Sitepu, Samuel

Pasaribu, Siti Khadijah Damanik, yang telah membatu penulis dalam

mengerjakan skripsi, serta memberikan motivasi kepada penulis untuk

segera menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada BPH IMG (Ikatan Muda/i Gurkinayan) yaitu Bang Elon Abner

Milala, Daniel Sembiring, Mirna Novalita Sembiring dan Prima Sembiring

yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penulisan skripsi

ini.

11. Kepada para anggota IMG (Ikatan Muda/i Gurkinayan) terkhusus Angga

Putra Surbakti, Bahagia Batunanggar serta beberapa anggota lainnya yang

tidak bisa di sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan

kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.

12.Kepada teman-teman IMKA (Ikatan Mahasiswa Karo) FISIP USU

khususnya kepada Bang Terangta Tarigan, S.Sos dan Bang Salmen

Sembiring, S.Sos yang selalu memberikan motivasi serta mengajari

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

iv


(3)

13.Teman-teman sosiologi Fisip USU angkatan 2011, yang sudah

memberikan dukungan dan masukan dalam penulisan skripsi ini dan

ketika bersama menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi terdapat berbagai

kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan

saransaran yang sifatnya membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah

yang dapat penulis sampaikan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para

pembaca, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima

kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi

ini.

Medan, Agustus 2015

MELDA SEMBIRING


(4)

7 DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Definisi Konsep ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Modal Sosial... 12

2.1.1. Kepercayaan (Trust) ... 16

2.1.2. Jaringan Sosial (Social Networks) ... 18

2.1.3. Norma ... 20

2.2. Kelompok Sosial ... 21

2.3. Media Sosial ... 23

2.3.1. Pengertian Media Sosial ... 23

2.3.2. Ciri-ciri dan Jenis-jenis Media Sosial ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Lokasi Penelitian ... 28

3.3. Unit Analisis dan Informan ... 28

3.3.1. Unit Analisis... 28

3.3.2. Informan ... 28

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.4.1. Data Primer ... 29

3.4.2. Data Sekunder ... 30

3.5. Interpretasi Data ... 30

3.6. Jadwal Kegiatan... 31

3.7. Keterbatasan Penelitian ... 31

vi


(5)

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN... 33

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 33

4.2. Yayasan Gerakan Seribu Karo (GEBU KARO)... ... 34

4.2.1 Sejarah Berdirinya Yayasan Gebu Karo ... 35

4.2.2 Profil Yayasan Gebu Karo ... 35

4.2.3 Program Yayasan Gebu Karo... 37

4.3. Temuan data dan Interpretasi Data... 38

4.3.1. Terbentuknya Kepengurusan Gebu Karo... ... 38

4.4.Peran Modal Sosial Yayasan Gebu Karo... ... 42

4.4.1. Kepercayaan (Trust)... ... 42

4.4.1.1 Kepercayaan Antar Para Pengurus Yayasan... 42

4.4.1.2. kepercayaan Antar Para Donatur Dengan Pengurus... 47

4.4.2. Solidaritas... 52

4.4.2.1 Solidaritas Antar Para Pengurus Yayasan ... 52

4.4.2.2 Solidaritas Antar Para Donatur Dengan Pengurus Yayasan.. 55

4.4.3 Keterlibatan Donatur Di Yayasan Gebu Karo... 58

4.4.4 Manfaat Bantuan Yang Diberikan Yayasan Kepada Masyarakat. 60 4.4.5. Manfaat Media Sosial Yayasan Gebu Karo... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

9 DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

4.1 Tingkat Kepercayaan Responden Terhadap Pengurus

Yayasan Gebu Karo ... 43 4.7. Tingkat Kepercayaan Responden (Donatur) Terhadap

Pengurus Yayasan Gebu Karo ... 47 4.13. Tingkat Solidaritas Responden Dengan Pengurus Yayasan

Gebu Karo ... 52 4.19. Tingkat Solidaritas Responden (Donatur) Dengan Pengurus

Yayasan Gebu Karo ... 56 4.23. Manfaat Media Sosial Gebu Karo Menurut Responden ... 63

viii


Dokumen yang terkait

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Sosial Ekonomi Petani Kopi di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo

22 113 192

Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung Sinabung Terhadap Unsur Hara Makro di Kabupaten Karo

3 81 38

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara

6 97 49

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Sosial Ekonomi Petani Kopi di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo

5 55 191

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 9

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 1

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 11

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 1 15

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 2

Peran Modal Sosial Melalui Media Sosial Yayasan Gebu Karo Dalam Menangani Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Deskriptif Organisasi Yayasan Gebu Karo, di Kabanjahe Kabupaten Karo)

0 0 31