Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011 2016 tenaga kerja ekraf
(2)
TENAGA KERJA
EKONOMI
KREATIF
2011-2016
(3)
ISBN: 978-602-438-197-4 No. Publikasi: 04120.1801 No. Katalog: 2301034 Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm
Jumlah Halaman: xxxii + 139 halaman
Naskah: Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan
Penyunting/Editor: Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Gambar Kulit: Badan Ekonomi Kreatif
Gambar: Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik
Dicetak oleh: Badan Pusat Statistik
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
(4)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 iii
E
konomi kreatif (ekraf ) sebagai konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide kreatiitas, budaya, dan teknologi diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional kedepan. Ekonomi kreatif menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini.Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama antara BPS
dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) tahun 2017. Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif yang merupakan bagian dari Big Data ekonomi kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengembangan bidang ekonomi kreatif ini dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi: Proil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan
Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2016; Klasiikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014; Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016; Laporan Penyusunan PDRB Ekraf 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011-2016 dan Upah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011-2016; serta Tabel Input Output Updating
Ekonomi Kreatif 2014.
Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai basis pengambilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia usaha di bidang ekraf.
Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama dan bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 (tujuh) kegiatan utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf. Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di Indonesia maupun dunia internasional.
Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini.
KATA PENGANTAR
Jakarta, Desember 2017 Kepala Badan Pusat Statistik,
(5)
(6)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 v
KATA PENGANTAR
Jakarta, Desember 2017 Kepala Badan Ekonomi Kreatif,
Triawan Munaf
S
ektor ekonomi kreatif merupakan sektor ekonomi yang memiliki cakupan klasiikasi tenaga kerja yang luas. Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2015 yang menerangkan bahwa ekonomi kreatif mencakup enam belas subsektor. Setiap subsektor memiliki jenis pekerjaan yang berbeda satu sama lain, sehingga memberikan keunikan tersendiri bagi tenaga kerja di masing-masing subsektor ekonomi kreatif. Selain terdiferensiasi secara luas, tenaga kerja ekonomikreatif menjadi salah satu pihak yang terdampak dari perubahan teknologi masa kini.
OECD (2016) menjelaskan bahwa sembilan persen pekerjaan memiliki risiko yang tinggi tergantikan mesin. Sementara itu, beberapa subsektor ekonomi
kreatif memiliki kerentanan terhadap pengaruh teknologi seperti subsektor kriya yang bergerak dari
kecenderungan low quality high quantity menjadi high quality low quantity. Di sisi yang lain, yaitu sektor penerbitan, ilm dan musik menjadi sektor yang model bisnisnya mulai terpengaruh dari sisi produksi dan pemasarannya.
Berdasarkan luasnya lingkup tenaga kerja dan potensi kerentanan terhadap perubahan teknologi terdapat ancaman munculnya kebijakan yang salah sasaran akibat kompleksnya pertimbangan yang ada. Oleh karena itu, solusi dalam mengatasi masalah ini yaitu penyediaan terhadap data tenaga kerja ekonomi kreatif yang komprehensif.
Guna mendukung kebijakan pengembangan ekonomi kreatif, Bekraf bekerjasama dengan BPS menyusun Laporan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif. Laporan ini berisi data jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif secara keseluruhan dan tenaga kerja setiap subsektor. Selain itu, laporan ini berisi data mengenai proil demograi pekerja meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, jam kerja, dan status pekerjaan. Data tenaga kerja ini akan mendukung perumusan kebijakan yang bersifat evidence-based policy. Di sisi yang lain, masyarakat dapat memahami kondisi ketenagakerjaan di bidang ekonomi kreatif.
Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan pihak-pihak yang terkait atas partisipasi-nya dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan dan memberikan pemahaman mengenai ekonomi kreatif ke seluruh masyarakat Indonesia.
(7)
Naskah Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan
Penanggung Jawab Umum Nurma Midayanti, S.Si, M.Env.Sc Penanggung Jawab Teknis Dr. Indra Murty Surbakti, MA
Editor Rachmi Agustiyani, S.ST, M.Si
Eko Sriyanto, S.Kom Kurniati Bachrun, S.ST, M.Si
Penulis Naskah Septiarida Nonalisa, S.ST
Sri Isnawati, S.ST, M.Si Andam Satika, MM Weni Lidya Sukma, S.ST Putu Wira Wirbuana, S.ST Jondan Indhy Prastyo, S.ST Putri Sakinah, S.ST
Pengolah Data Saprudin Zuhri, S.Sos.I
Supriyadi Satumi Maeda
PENYUSUN
(8)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 vii
KATA PENGANTAR _______________________________________ iii DAFTAR ISI _____________________________________________ vii DAFTAR TABEL __________________________________________ ix DAFTAR GAMBAR ________________________________________ xi DAFTAR LAMPIRAN ______________________________________ xvii RINGKASAN EKSEKUTIF ___________________________________ xxix INFOGRAFIS ____________________________________________ xxxi
BAB 1 PENDAHULUAN ________________________________ 3 BAB 2 PEMAHAMAN TENTANG EKONOMI KREATIF _________ 7 BAB 3 PERKEMBANGAN TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF
2011-2016 ____________________________________ 19 BAB 4 PENUTUP _____________________________________ 69
LAMPIRAN _____________________________________________ 75
DAFTAR ISI
(9)
(10)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 ix
Tabel 2.1 Contoh Bridging KBLI 2015 ke KBLI 2009______________ 14 Tabel 3.1. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Menurut
Subsektor, 2011-2016 ____________________________ 24 Tabel 3.2. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama
di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur, Tahun 2011-2016 ________________________________ 24 Tabel 3.3. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjan Utama di
Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur, 2011-2016 _____________________________________ 26 Tabel 3.4. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama
di Sektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kategori Umur, 2015-2016 _____________________________________ 30 Tabel 3.5. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama
di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan, 2010-2016 _____________________________________ 31 Tabel 3.6. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkatan Pendidikan, 2015-2016 _________ 35 Tabel 3.7. Share Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kategori Lapangan Usaha, 2011-2016 ________________________________ 37 Tabel 3.8. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama
di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan, 2011-2016 _____________________________________ 38 Tabel 3.9. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama
di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kegiatan Formal/ Informal, Tahun 2011-2016 ________________________ 42 Tabel 3.10. Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif menurut
Kegiatan Formal/Informal per subsektor, 2015-2016 ____ 46
DAFTAR TABEL
(11)
Tabel 3.11. Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan, 2010-2016 ________________ 47 Tabel 3.12. Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut kategori White/Blue Collar, 2011-2016 ________ 48 Tabel 3.13. Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Subsektor dan Kategori White/Blue Collar, 2015-2016 _____________________________________ 52 Tabel 3.14. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja, Tahun 2011-2016 ________________________________ 53 Tabel 3.16. Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama
di Sektor Ekonomi Kreatif dengan Excessive Hours Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2011-2016 __ 60 Tabel 3.17. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Menurut
Kategori Setengah Penganggur, 2011-2016 ___________ 61 Tabel 3.18. Distribusi Setengah Penganggur Menurut Subsektor
(12)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia, 2011-2016 (juta orang) ________ 19 Gambar 3.2. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Ekonomi Kreatif di
Indonesia, 2011-2016 (juta orang) ________________ 20 Gambar 3.3. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Ekonomi Kreatif di
Indonesia, 2011-2016 (ribu orang) lanjutan_________ 21 Gambar 3.4. Jumlah Tenaga Kerja Subsektor Ekonomi Kreatif di
Indonesia, 2011-2016 (ribu orang) _______________ 22 Gambar 3.5. Share Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia
(persen), 2011-2016 ___________________________ 23 Gambar 3.6. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2015-2016 _____________ 25 Gambar 3.7. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor EKonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2015-2016 ______ 26 Gambar 3.8. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor EKonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur dan Jenis Kelamin, 2015-2016 ______________ 27 Gambar 3.9. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut 4 Kategori Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor EKonomi Kreatif, Tahun 2016 ____________________ 28 Gambar 3.10. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut 4 Kategori Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2015-2016 ______ 28 Gambar 3.11. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut 4 Kategori Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 __ 29
(13)
Gambar 3.12. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2015-2016 _________ 32 Gambar 3. 13. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 _______________ 32 Gambar 3.14. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan dan Daerah Tempat Tinggal, 2015-2016 __ 33 Gambar 3. 15. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut Tingkat Pendidikan dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___ 34 Gambar 3.16. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2015-2016 ____ 39 Gambar 3.17. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ____________________ 40 Gambar 3.18. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan Utama dan Daerah Tempat Tinggal, 2015-2016 ___________________________________ 40 Gambar 3.19. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut Status Pekerjaan Utama dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ______________ 41 Gambar 3.20. Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif Menurut
Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, Tahun 2015-2016 ___________________________________ 43
(14)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xiii
Gambar 3.21. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ____________________ 43 Gambar 3. 22. Persentase Tenaga Kerja di Ekonomi Kreatif Menurut
Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2015-2016 _____________________________ 44 Gambar 3. 23. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ______________ 45 Gambar 3.24. Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin, 2015-2016 ___________________________ 49 Gambar 3.25. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ____________________ 49 Gambar 3.26. Persentase Tenaga Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, 2015-2016 _____________________ 50 Gambar 3.27. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja dengan
Pekerjaan Utama Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 _______________ 51 Gambar 3.28. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, Tahun 2015-2016 _________________ 54 Gambar 3.29. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
(Pekerjaan Utama) Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ____________________ 54
(15)
Gambar 3.30. Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja dan Tempat Tinggal, Tahun 2015-2016 ________________ 55 Gambar 3.31. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja (Pekerjaan
Utama) Menurut Jam Kerja dan Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi _ Kreatif, Tahun 2016 ____________________________ 56 Tabel 3.15. Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive
Hours, 2011-2016 ______________________________ 56
Gambar 3.32. Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive
Hours dan Jenis Kelamin, Tahun 2015-2016 _________ 57
Gambar 3.33. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja (Pekerjaan Utama) Menurut Kategori Excessive Hours dan JenisKelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 _________ 58 Gambar 3.34. Persentase Penduduk Bekerja dangan Pekerjaan
Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Excessive
Hours dan Tempat Tinggal, Tahun 2011-2016 _______ 58
Gambar 3.35. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja (Pekerjaan Utama) Menurut Kategori Excessive Hours dan Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 _________ 59 Gambar 3.36. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk
Kategori Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin, 2011-2016 ___________________________________ 61 Gambar 3.37. Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi
Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 __ 62 Gambar 3.38. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk
Kategori Setengah Penganggur Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 _____________________ 62
(16)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xv
Gambar 3.39. Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ________________________________________ 63 Gambar 3.40. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif yang Masuk
Kategori Setengah Penganggur Menurut Kelompok Umur, 2011-2016 ______________________________ 63 Gambar 3.41. Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi
Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Kelompok Umur Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___ 64 Gambar 3.42. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan, 2011-2016 ________________________ 65 Gambar 3.43. Perbandingan Persentase Tenaga Kerja Ekonomi
Kreatif yang Masuk Kategori Setengah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___ 65
(17)
(18)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif, 2011-2016 ____ 75 Lampiran 1. 2. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Provinsi, 2011-2016 ___________________ 76 Lampiran 2.1. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur, 2011-2016 ____________ 77 Lampiran 2.2 . Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2011-2016 __________________________________ 78 Lampiran 2.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 78 Lampiran 2.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 78 Lampiran 2.3. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___________________________ 79 Lampiran 2.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 ____________________ 79 Lampiran 2.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 79 Lampiran 2.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 80
(19)
Lampiran 2.5. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ______________ 80 Lampiran 2.6. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur, 2011-2016 _____ 81 Lampiran 2.7. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2011-2016 __________________________ 82 Lampiran 2.7. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) __________________ 82 Lampiran 2.7. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) __________________ 82 Lampiran 2.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut 4 Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___________________________ 83 Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 ____________________ 83 Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 83 Lampiran 2.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 84 Lampiran 2.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut 4 Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ______________ 84
(20)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xix
Lampiran 2.11. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, 2011-2016 __________________ 85 Lampiran 2.11. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, 2011-2016 (Lanjutan) _________ 86 Lampiran 2.12. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, 2011-2016 __________________ 87 Lampiran 2.12. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, 2011-2016 (Lanjutan) _________ 88 Lampiran 2.12. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan 4 Kelompok Umur, 2011-2016 (Lanjutan) _________ 89 Lampiran 3.1. Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah,
Menengah, Tinggi), 2011-2016 __________________ 90 Lampiran 3.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Jenis Kelamin, 2011-2016 ____________ 91 Lampiran 3.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) ___ 91 Lampiran 3.2. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) ___ 91 Lampiran 3.3. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 __ 92 Lampiran 3.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 ____ 92
(21)
Lampiran 3.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) __________________________________ 92 Lampiran 3.4. Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) __________________________________ 93 Lampiran 3.5. Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi) dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 _________________________________ 93 Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), 2011-2016 __________________________________ 94 Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 95 Lampiran 3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 96 Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor
Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah,
Menengah, Tinggi), 2011-2016 __________________ 96 Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor
Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah,
Menengah, Tinggi), 2011-2016 (Lanjutan) _________ 97 Lampiran 3.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
(22)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xxi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Tingkat Pendidikan (Rendah, Menengah, Tinggi), 2011-2016 (Lanjutan) __________________________________ 98 Lampiran 4.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kategori Lapangan Usaha, 2011-2016 __________________________________ 99 Lampiran 4.2 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Menurut
Kategori Lapangan Usaha Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 __ 100 Lampiran 5.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Status Pekerjaan, 2011-2016 ______ 102 Lampiran 5.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Status Pekerjaan, 2011-2016 ______ 103 Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, 2011-2016 __________________________ 104 Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 104 Lampiran 5.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 104 Lampiran 5.3 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___________________________ 105 Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 ____________________ 105 Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Status Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 105 Lampiran 5.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
(23)
Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 106 Lampiran 5.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ______________ 106 Lampiran 5.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal, 2011-2016 __________________________________ 106 Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, 2011-2016 ______________________ 108 Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _____________ 108 Lampiran 5.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _____________ 108 Lampiran 5.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ______________ 109 Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 ______________ 109 Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2011- 2016 (Lanjutan) _________________________ 109 Lampiran 5.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kegiatan Formal/Informal dan Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 109 Lampiran 5.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
(24)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xxiii
Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ____________ 110 Lampiran 5.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Sub Sektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/Informal, 2011-2016 ____________ 110 Lampiran 5.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Sub Sektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/Informal, 2011-2016 (Lanjutan) ___ 111 Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/Informal, 2011-2016 ____________ 112 Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/Informal, 2011-2016 (Lanjutan) ___ 113 Lampiran 5.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Formal/Informal, 2011-2016 (Lanjutan) ___ 114 Lampiran 6.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan, 2011-2016 _______ 115 Lampiran 6.2 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis
Kelamin, 2011-2016 __________________________ 116 Lampiran 6.3 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah
Tempat Tinggal, 2011-2016 ____________________ 117 Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, 2011-2016 __________________________________ 118 Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 118 Lampiran 6.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 119
(25)
Lampiran 6.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 ___________________________ 119 Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 __________________________________ 120 Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 120 Lampiran 6.6 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 121 Lampiran 6.7 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Jenis Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___________________ 121 Lampiran 6.8 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kategori White/Blue Collar,
2011-2016 __________________________________ 122 Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin, 2011-2016 __________________________ 123 Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) __________________ 123 Lampiran 6.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) __________________ 123 Lampiran 6.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Menurut Kategori White/Blue Collar dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 ______________ 123 Lampiran 6.11 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
(26)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xxv
Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 ____________________ 124 Lampiran 6.11 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 124 Lampiran 6.11 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 124 Lampiran 6.12 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Menurut Kategori White/Blue Collar dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 __ 124 Lampiran 6.13 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Subsektor Ekonomi Kreatif dan
Kategori White/Blue Collar, 2011-2016 ___________ 125 Lampiran 6.13 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori
White/Blue Collar, 2011-2016 (Lanjutan) __________ 125
Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori
White/Blue Collar, 2011-2016 ___________________ 126
Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori
White/Blue Collar, 2011-2016 (Lanjutan) __________ 126
Lampiran 6.14 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori
White/Blue Collar, 2011-2016 (Lanjutan) __________ 127
Lampiran 7.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Jam Kerja, 2011-2016 ____________ 128 Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, 2011-2016 __________________________________ 129 Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
(27)
2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 129 Lampiran 7.2 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) _________________________ 129 Lampiran 7.3 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___________________________ 129 Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 ___________________________ 130 Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) __________________ 130 Lampiran 7.4 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) __________________ 130 Lampiran 7.5 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Jam Kerja dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___________________ 131 Lampiran 7.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori Excessive Hours, 2011-2016 ______ 131 Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin, 2011-2016 __________________________ 132 Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) __________________ 132 Lampiran 7.7 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Jenis Kelamin, 2011-2016 (Lanjutan) __________________ 133 Lampiran 7.8 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
(28)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xxvii
Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ___________________ 133 Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 ______________ 133 Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) _____ 133 Lampiran 7.9 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 (Lanjutan) _____ 134 Lampiran 7.10 Perbandingan Persentase Penduduk Bekerja
Menurut Kategori Excessive Hours dan Daerah Tempat Tinggal Secara Nasional (Semua Sektor) dan di Sektor Ekonomi Kreatif, Tahun 2016 ____________ 134 Lampiran 7.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori
Excessive Hours, 2011-2016 _____________________ 134
Lampiran 7.11 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori
Excessive Hours, 2011-2016 (Lanjutan) ____________ 134
Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori Excessive Hours, 2011-2016 _____________ 135 Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori Excessive Hours, 2011-2016 (Lanjutan)_____ 136 Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori Excessive Hours, 2011-2016 (Lanjutan) _____ 136 Lampiran 8.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori Setengah Penganggura, 2011-2016 __________________________________ 137 Lampiran 8.2 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
(29)
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Jenis Kelamin, 2011-2016 _ 137 Lampiran 8.3 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016 __________________________________ 137 Lampiran 8.4 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Struktur Umur, 2011-2016 _ 138 Lampiran 8.5 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan, 2011-2016 __________________________________ 138 Lampiran 8.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan, 2011-2016 __________________________________ 139
(30)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 xxix
RINGKASAN EKSEKUTIF
Selama 2011-2016, jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif cenderung terus mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,69 persen per tahun. Sejalan dengan hal tersebut, share tenaga kerja ekonomi kreatif juga cenderung mengalami peningkatan, hingga pada tahun 2016 mencapai 14,28 persen (sekitar 14 sampai 15 orang dari 100 orang bekerja pada sektor ekonomi kreatif ). Dalam periode yang sama, dari empat belas subsektor ekonomi kreatif, subsektor kuliner paling banyak menyerap tenaga kerja, sedangkan subsektor desain paling sedikit menyerap tenaga kerja.
Berdasarkan karakteristik umur, pada tahun 2016 sebesar 19,02 persen tenaga kerja sektor ekonomi kreatif berusia 15-24 tahun; 42,04 persen berusia 25-40 tahun; 32,35 persen berusia 41-59 tahun; dan 6,59 persen berusia 60 tahun ke atas. Sementara itu, menurut tingkat pendidikan, tenaga kerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) proporsinya paling besar yaitu sebesar 59,09 persen dan hanya sebagian kecil yang berpendidikan tinggi (Diploma ke atas) yaitu sebesar 6,79 persen. Namun, terjadi hal yang cukup menggembirakan, selama periode 2011-2016 persentase tenaga kerja ekonomi kreatif berpendidikan tinggi semakin meningkat.
Pada tahun 2016, dilihat dari 17 kategori lapangan usaha, share tenaga kerja ekonomi kreatif terbesar pada kategori I (penyediaan akomodasi dan makan minum) yaitu 82,06 persen. Sementara jika dilihat dari status pekerjaan, tenaga kerja ekonomi kreatif paling banyak berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu 41,69 persen. Sehingga proporsi penduduk bekerja sektor ekonomi kreatif di kegiatan formal kurang dari 50 persen. Berdasarkan jenis pekerjaan, tenaga kerja ekonomi kreatif paling banyak bekerja sebagai tenaga produksi operator alat angkutan dan pekerja kasar yaitu sebesar 53,93 persen, disusul oleh tenaga usaha penjualan dengan persentase sebesar 30,15 persen. Sehingga sektor ekonomi kreatif lebih didominasi oleh tenaga kerja blue collar (93,09 persen).
Sakernas 2016, menunjukkan sebagian besar tenaga kerja ekonomi kreatif bekerja selama 35-48 jam seminggu. Kemudian, terdapat kecenderungan penurunan jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif dengan jam kerja berlebih (excessive hours) terutama tahun 2011-2013 dan terjadi luktuasi dari tahun 2014-2016. Selanjutnya, persentase setengah penganggur tenaga kerja ekonomi kreatif sebesar 4,60 persen (sekitar 5 dari 100 orang tenaga kerja ekonomi kreatif tergolong setengah penganggur).
(31)
(32)
(33)
(34)
PENDAHULUAN
1
(35)
(36)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 3
1.1 Latar Belakang
Orientasi ekonomi telah mengalami berbagai pergeseran, berawal dari era ekonomi pertanian, lalu era industrialisasi, dan sekarang beralih ke era ekonomi informasi yang diikuti dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi informasi komunikasi dan globalisasi ekonomi. Terjadinya pergeseran ekonomi tersebut mengantarkan peradaban manusia ke era yang baru yaitu era ekonomi kreatif.
Istilah “Ekonomi Kreatif” mulai dikenal secara global sejak munculnya
buku The Creative Economy: How People Make Money from Ideas (2001)
oleh John Howkins. Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 Miliar Dollar yang menjadikan HKI ekspor nomor 1 Amerika Serikat. Howkins mendeinisikan Ekonomi Kreatif sebagai The creation of
value as a result of idea. Howkins menjelaskan ekonomi kreatif sebagai
kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.
Kelebihan dari ekonomi kreatif adalah menawarkan pembangunan yang berkelanjutan yaitu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki sumber daya yang terbarukan. Ekonomi kreatif merupakan peluang besar baik bagi negara maju maupun negara berkembang untuk terus mengembangkan perekonomiannya, karena sumber daya utama dari ekonomi ini adalah ide, talenta, dan kreatiitas. Tiga hal tersebut merupakan cadangan sumber daya yang selalu terbarukan dan tidak terbatas. Sehingga kajian-kajian mengenai ekonomi kreatif menjadi penting dan selalu menarik untuk dikembangkan.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak yaitu menempati urutan ke-4 terbanyak di dunia. Sumber daya manusia (SDM) yang berlimpah apalagi masyarakat yang berjiwa kreatif (memiliki ide-ide, talenta, dan kreatiitas) adalah potensi besar bangsa ini. Apabila potensi ini dapat dimanfaatkan, difasilitasi, dan dikembangkan oleh pemerintah dapat menjadi sumber kekuatan perekonomian Indonesia. Dengan disadarinya potensi kreatiitas bangsa Indonesia yang sangat besar, hal ini menjadikan pemerintah semakin serius mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Bagaimana membangun kompetensi dan memanfaatkan potensi ini tentunya memerlukan kebijakan yang tepat dan menyeluruh. Perencanaan program-program, monitoring, serta evaluasi pemerintah dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan, tidak dapat dipisahkan dari adanya ketersediaan data dan
BAB I
PENDAHULUAN
£
Pergeseran ekonomi mengantarkan peradaban manusia ke era yang baru yaitu era Ekonomi Kreatif(37)
informasi yang memotret perkembangan ekonomi kreatif. Untuk itu Badan Pusat Statistik membantu menyediakan data pendukung yang diperlukan guna pembangunan ekonomi kreatif, salah satunya adalah data ketenagakerjaan. Mengingat tenaga kerja adalah sumber daya utama yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan ekonomi kreatif.
1.2 Tujuan
Tujuan publikasi “Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011-2016” ini adalah untuk melihat perkembangan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif pada tahun 2011-2016, dan mengetahui karakteristik tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif, baik dari sisi demograi maupun karakteristik pekerjaannya pada tahun 2011-2016.
1.3 Ruang Lingkup
Data yang disajikan pada Publikasi “Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011-2016” ini menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2011-2016, dengan empat belas subsektor ekonomi kreatif yang dibentuk dari 223 kode Klasiikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2015.
1.4 Sistematika Penyajian
Laporan ini disajikan dalam lima bab, dengan sistematika penyajian sebagai berikut:
• BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang, tujuan, sumber data, dan sistematika penyajian.
• BAB II PEMAHAMAN TENTANG EKONOMI KREATIF, meliputi sejarah ekonomi kreatif di Indonesia (perkembangan kelembagaan Badan Ekonomi Kreatif ), konsep dan deinisi ekonomi kreatif, serta metode pengukuran ekonomi kreatif.
• BAB III PERKEMBANGAN TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016, meliputi:
• Gambaran umum ekonomi kreatif (jumlah dan pertumbuhan tenaga kerja ekonomi kreatif tahun 2011-2016 serta share pekerja ekonomi kreatif tahun 2011-2016).
• Proil tenaga kerja ekonomi kreatif.(struktur umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status pekerjaan, dan jam kerja).
• BAB IV PENUTUP • LAMPIRAN TABEL
£
Potensi kreatifitas Bangsa Indonesia yang sangat besar mendorong pemerintah untuk mengembangkan Ekonomi Kreatif di Indonesia
(38)
PEMAHAMAN
TENTANG
EKONOMI KREATIF
(39)
(40)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 7
BAB II
PEMAHAMAN TENTANG
EKONOMI KREATIF
2.1 Sejarah Ekonomi Kreatif di Indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif berawal dari gagasan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang pentingnya kreativitas dan inovasi dalam pembangunan, khususnya dalam mengembangkan industri kerajinan dan kreativitas untuk mencapai ekonomi yang berdaya saing. Hal ini disampaikan dalam pidato pembukaan beliau dalam pembukaan
International Handicraft (INACRAFT) 2005.
Berawal dari gagasan tersebut, Kementerian Perdagangan kemudian membentuk Indonesia Design Power dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan desain dan penciptaan merek. Melalui Trade Expo yang diselenggarakan secara rutin per tahun, Kementerian Perdagangan mulai memberikan zona khusus dalam pameran-pameran yang diselenggarakan kepada pelaku dan industri kreatif. Untuk mendorong pengembangan ekonomi kreatif ini, maka pemerintah kemudian menyelenggarakan pameran khusus bagi ekonomi kreatif yang pada tahun 2007 disebut sebagai Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) dan kemudian diubah menjadi Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) pada tahun 2009. Melalui ajang PPKI ini, pemerintah kembali memperkuat tujuan dari kegiatan ini dengan menunjukkan daya saing Indonesia yang kuat melalui ekonomi kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif yang lebih terstruktur dimulai pada tahun 2007 saat Kementerian Perdagangan di masa kepemimpinan Ibu Mari Elka Pangestu melakukan pemetaan potensi dan membuat rencana pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Pada tahun 2009, Kementerian Perdagangan menyusun rencana pengembangan ekonomi kreatif Indonesia hingga tahun 2025, serta rencana pengembangan ekonomi kreatif dan 14 subsektor ekonomi kreatif untuk periode 2009– 2015. Pengembangan ekonomi kreatif pun semakin diperkuat melalui peraturan pemerintah, dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Dengan keluarnya Instruksi Presiden ini, maka pengembangan ekonomi kreatif menjadi program nasional dan menjadi sektor yang mendapatkan perhatian dalam pembangunan nasional, serta secara kelembagaan, pengembangan ekonomi kreatif bersifat lintas kementerian dan mendapat dukungan penuh dari Presiden.
Gagasan mengenai ekonomi kreatif ini terus bergulir dan penguatan kelembagaan pengembangan ekonomi kreatif terus dilakukan oleh pemerintah hingga pada tanggal 21 Desember 2011 berdasarkan
£
Pengembangan Ekonomi kreatif berawal dari pentingnya kreatifitas dan inovasi dalam pembangunan(41)
Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011, pemerintah secara resmi membentuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diperkuat dengan dua Direktur Jenderal yang secara langsung bertanggung jawab terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, yaitu: Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya dan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi). Terbentuknya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara fundamental telah mengubah tatanan pemerintahan dan prioritas pembangunan di masa yang akan datang. Dengan terbentuknya kementerian tersebut, ekonomi kreatif secara khusus diatur oleh satu kementerian tersendiri, sehingga terdapat kebutuhan yang mendesak untuk melakukan perubahan pada Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif yang telah disusun oleh Kementerian Perdagangan pada tahun 2009 lalu dalam konteks kelembagaan. Sebagai langkah awal pengembangan ekonomi kreatif di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif maka disusunlah Rencana Strategis Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nasional yang merupakan dasar pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif hingga 2014 dengan fokus utama pada upaya-upaya peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia kreatif, penguatan kelembagaan, dan akses pasar bagi karya kreatif lokal. Dengan masuknya ekonomi kreatif ke dalam agenda pembangunan nasional, maka dibutuhkan dokumen-dokumen yang dapat menjadi rujukan para pemangku kepentingan untuk memahami dan mengembangkan industri kreatif sebagai motor penggerak ekonomi kreatif sehingga dapat tercipta kolaborasi serta sinergi yang positif dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pemangku kepentingan untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Beberapa dokumen cetak biru pun telah diluncurkan pemerintah yaitu Cetak Biru Pelestarian dan Pengembangan Batik Nasional 2012-2025, sebuah dokumen perencanaan pelestarian dan pengembangan batik secara komprehensif dan holistik, oleh Kementerian Perdagangan pada 2011; dan Cetak Biru Pengembangan Mode Indonesia 2025 yang disusun oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Industri, dan Kementerian Perdagangan bersama-sama dengan intelektual, bisnis, komunitas, dan asosiasi pada 2013. Cetak biru batik mempunyai visi pengembangan untuk ”Menjadikan batik sebagai tradisi yang hidup di masyarakat Indonesia dan penggerak ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan”, sedangkan cetak biru mode menyatakan visi pengembangan “Indonesia sebagai salah satu pusat mode dunia dengan mengoptimalkan kekuatan lokal yang fokus kepada konsep Ready to Wear Craft Fashion”.
Untuk memberikan gambaran terkini mengenai perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia, pada 2012, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik menerbitkan Laporan Penguatan Data dan Informasi Ekonomi Kreatif. Terdapat beberapa pencapaian dalam pengembangan ekonomi kreatif sejak diluncurkannya Inpres No. 6 Tahun 2009, yaitu dalam hal penyerapan tenaga kerja, ekonomi kreatif telah menyerap lebih dari 10 persen angkatan kerja di Indonesia. Dalam hal kontribusi ekonomi, ekonomi kreatif telah
£
Penguatan kelembagaan pengembangan Ekonomi Kreatif dilakukan dengan pembentukan Lembaga/ Kementerian yang menangani Ekonomi Kreatif secara resmi£
Kerjasama dengan Badan Pusat Statistik dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
(42)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 9
menyumbang 7 persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia. Dari segi ekspor, ekonomi kreatif juga telah menyumbang sekitar 6 persen dari total ekspor Indonesia. Namun perlu diakui masih banyak pula tantangan yang harus diselesaikan, disamping masih banyaknya peluang dan potensi yang belum dikembangkan secara optimal.
Pada tahun 2012 dilakukan revitalisasi terhadap penyelenggaraan kegiatan akbar PPKI. Sejak saat itu, penyelenggaraan PPKI memiliki visi Unleashing Indonesia’s Full Creative Power yang bertujuan untuk menempatkan negara Indonesia sebagai negara yang memiliki soft
power yang kuat di dunia. Pada tahun ini pula pemerintah meluncurkan
maskot ekonomi kreatif yang bernama OK –singkatan dari Orang Kreatif– yang merupakan kekuatan utama dari ekonomi kreatif Indonesia. Inisiatif-inisiatif pengembangan subsektor ekonomi kreatif terus terjadi, yang kemudian pada tahun 2014, tepatnya tanggal 17 Januari 2014 telah dibentuk Badan Perilman Indonesia (BPI) berdasarkan hasil musyawarah besar yang telah dihadiri oleh 40 organisasi perilman Indonesia. Pendirian BPI mengacu pada Pasal 67 sampai 70 UU Perilman, yang merupakan wadah bagi organisasi dan asosiasi profesi perilman Indonesia yang saat ini telah memiliki anggota sebanyak 39 organisasi perilman yang berkembang di Indonesia. Dengan adanya BPI, diharapkan terjadi koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengembangkan industri perilman Indonesia.
Pada tahun 2015, upaya pengembangan ekonomi kreatif semakin terealisasi dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 mengenai pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) dan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 mengenai Perubahan atas Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2015 mengenai Bekraf.
2.2 Konsep dan Definisi Ekonomi Kreatif
Kreativitas adalah suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik, dan berbeda. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Sedangkan, ekonomi kreatif menurut Diktum Pertama Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 tentang pengembangan Ekonomi Kreatif: “Kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.”
Urgensi ekonomi kreatif, antara lain: Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karena ide dan kreativitas adalah sumber daya yang senantiasa dapat diperbaharui; Mengangkat citra dan identitas Bangsa Indonesia melalui karya dan produk, serta orang kreatif yang mendapatkan pengakuan di dunia internasional dan juga menjadi media diplomasi budaya lintas negara; Dan melestarikan sumber daya alam dan sumber daya budaya Indonesia, karena ekonomi kreatif merupakan sektor yang dapat menciptakan produk dan karya dengan nilai tambah yang tinggi dengan sumber daya yang terbatas.
£
Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi berdasarkan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis(43)
Jenis-Jenis Subsektor Ekonomi Kreatif: 1. Kriya
Bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga tematik produknya.
2. Kuliner
Kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/ atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen.
3. Fashion
Suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok.
4. Arsitektur
Wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang.
5. Desain Interior
Kegiatan yang memecahkan masalah fungsi dan kualitas interior; menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan public.
6. Desain Komunikasi Visual
Seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, memengaruhi hingga mengubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Dalam hal ini, bahasa rupa yang dipakai adalah berbentuk grais, tanda, simbol, ilustrasi Gambar/foto, tipograi/huruf dan sebagainya.
7. Desain Produk
Salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya. Industrial Design
Society of America (IDSA) mendeinisikan desain produk sebagai
layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesiikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik.
£
Terdapat 16 subsektor dalam Ekonomi Kreatif
(44)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 11
8. Film, Animasi, dan Video a. Film
“Karya seni Gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audiovisual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematograi.” b. Animasi
“Tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa.” c. Video
“Sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat Gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya Gambar bergerak alternatif yang berdaya saing, dan memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi.”
9. Fotograi
Sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotograi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja.
10. Musik
Sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotograi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja.
11. Aplikasi dan Game Developer
Suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective) dan aturan (rules).
12. Penerbitan
Suatu usaha atau kegiatan mengelola informasi dan daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, Gambar, dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak, media elektronik, ataupun media daring untuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial, ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi. 13. Periklanan
Bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek kepada khalayak, sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa.
(45)
14. Televisi dan Radio a. Televisi
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan Gambar yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.
b. Radio
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan 15. Seni Pertunjukan
Cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis, dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc).
16. Seni Rupa
Penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi untuk keberlanjutan ekosistemnya.
2.3
Metode Penghitungan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif
Tahun 2011-2016
1. Perbedaan Sakernas antara Tahun 2011–2015 dengan 2016
a. KBLI (Klasiikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang digunakan
• KBLI yang menjadi dasar pengelompokkan Ekonomi Kreatif adalah KBLI 2015 yang baru digunakan pada Sakernas 2016. Sedangkan Sakernas 2011 – 2015 menggunakan KBLI 2009. Untuk menghitung banyaknya orang yang bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif selama periode 2011 – 2016 maka KBLI 2009 harus disesuaikan (bridging) dengan KBLI 2015. Selama proses bridging terdapat beberapa kode dari KBLI2009 yang tidak terdistrisbusi ke satu kode ataupun sebaliknya sehingga harus dilakukan pemecahan secara manual. Proses ini tentu saja memberikan akibat tidak langsung terhadap besaran angka Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011 – 2016. Khususnya tahun 2011-2015 dilakukan bridging dari KBLI 2009 ke KBLI 2015, sementara untuk tahun 2016 sudah menggunakan KBLI 2015 sehingga tidak perlu ada bridging.
£
Pengelompokan Ekonomi Kreatif berdasarkan KBLI 2015
(46)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 13
b. Metodologi Survei
• Sakernas merupakan survei yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan pada periode pencacahan. Sejak tahun 2011 sampai 2014 Sakernas dilaksanakan secara triwulanan, yakni triwulan I bulan Februari, triwulan II bulan Mei, triwulan III bulan Agustus (estimasi kabupaten/kota), dan triwulan IV bulan November. Mulai tahun 2015 sampai 2016, Sakernas kembali dilaksanakan secara semesteran yaitu pada bulan Februari (Semester I) dengan besar sampel sebanyak 50.000 rumah tangga untuk mendapatkan estimasi hingga tingkat provinsi. Sementara itu, Sakernas Agustus (Semester II) dengan besar sampel sebanyak 200.000 rumah tangga dirancang untuk mendapatkan estimasi ketenagakerjaan nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota. Akan tetapi akibat adanya pemotongan anggaran pada tahun 2016, maka sampel Sakernas Agustus yang semula sebesar 200.000 rumah tangga berkurang hanya menjadi 5.000 rumah tangga yang berakibat hasil estimasi yang dilakukan hanya bisa mencakup pada level nasional dan provinsi. Sakernas 2011 – 2014, dan Sakernas 2015 - 2016 menggunakan metodologi yang berbeda.
• Sakernas 2011 – 2014 menggunakan three stage
sampling (panel rumah tangga). Kerangka sampel tahap
I yang digunakan adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2011. Kerangka sampel tahap II adalah daftar blok sensus pada setiap wilcah terpilih. Kerangka sampel tahap III adalah daftar rumah tangga biasa. Sampel Blok Sensus (BS) yang digunakan dibagi dalam 7 (tujuh) paket sampel.
• Sakernas 2015 dan 2016 menggunakan two
stage-one phase stratiied sampling (panel Blok Sensus).
Kerangka sampel tahap I yang digunakan adalah daftar wilayah pencacahan (wilcah) SP2011. Kerangka sampel tahap II adalah daftar blok sensus pada setiap wilayah pencacahan terpilih. Sakernas 2015 dan 2016 sudah menggunakan strata lapangan usaha dalam pengambilan sampel.
c. Penimbang
• Sakernas 2011 – 2014 menggunakan rasio estimate dalam menentukan penimbang awal. Sedangkan Sakernas 2015 dan 2016 menggunakan direct estimate.
• Tingginya jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2011 diakibatkan oleh tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dari hasil olah cepat SP 2011. Sehingga pada tahun 2014 dilakukan koreksi untuk penimbang semua survei di BPS (termasuk Sakernas) dengan menggunakan penimbang dari hasil proyeksi penduduk tahun 2011 – 2035. Namun
backcasting pada data Sakernas dilakukan sampai tahun
£
Sakernas merupakansurvei yang dirancang khusus untuk
menggambar-kan keadaan umum ketenagakerjaan
(47)
2011. Tahun 2011 kebawah belum bisa di-backcasting dikarenakan data penimbang jumlah penduduk sampai karakteristik yang lebih detil belum tersedia.
• Untuk itu disarankan memakai data tahun 2011
sebagai patokan dasar penghitungan perkembangan ketenagakerjaan ekonomi kreatif bagi perancangan ekonomi kreatif ke depan.
2. Tata Cara Penghitungan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif.
Sumber data yang digunakan dalam penghitungan penduduk bekerja pada ekonomi kreatif adalah Sakernas 2011-2016. Ekonomi kreatif terdiri dari 16 subsektor yang dibentuk dari 223 kode KBLI 2015. KBLI 2015 baru digunakan pada Sakernas 2016, sedangkan Sakernas 2011-2015 menggunakan KBLI 2009. Dengan demikian dalam penghitungan penduduk bekerja pada subsektor ekonomi kreatif tahun 2011-2015 diperlukan tahapan bridging KBLI terlebih dahulu sehingga nantinya pada setiap dataset Sakernas memiliki variabel lapangan usaha pekerjaan utama dengan kode KBLI 2015 sebagai dasar pembentukan variabel ekonomi kreatif.
a. Tahap I: Bridging KBLI 2009 ke KBLI 2015
Bridging KBLI 2009 ke KBLI 2015 (Raw data Sakernas 2011-2016)
• Pada raw data Sakernas 2011-2015, ditemukan sebanyak 10 kode KBLI 2009 yang terkorespondensi ke lebih dari satu kode KBLI 2015 sehingga untuk record yang demikian harus dipisahkan untuk kemudian dilakukan identiikasi secara manual dalam penentuan kode KBLI 2015. Setelah semua
record telah teridentiikasi, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan bridging KBLI 2009 ke KBLI 2015.
Tabel 2.1 Contoh Bridging KBLI 2015 ke KBLI 2009
No. KBLI 2009
Estimasi pada Sakernas 2011 sesuai KBLI 2009 KBLI 2015 Estimasi pada Sakernas 2011
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 70 209 13 899 70 204 7 057
70 209 6 842
Jumlah 13 899
2. 72 202 1 148 72 202 532
72 204 616
Jumlah 1 148
Penjelasan:
Jumlah KBLI 2015 (kolom 5) diperoleh dengan membagi habis secara proporsional record dengan kode-kode ganda (kolom 2) menurut subsektor terkait Setelah identiikasi subsektor kode ganda selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan tabulasi penduduk bekerja pada ekonomi kreatif dengan menjalankan syntax yang telah disusun.
£
Sumber data yang digunakan dalam penghitungan penduduk bekerja pada Ekonomi Kreatif adalah Sakernas 2011-2016
£
Bridging KBLI diperlukan untuk menyesuaikan KBLI yang berbeda-beda(48)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 15
b. Tahap II: Pemecahan KBLI 2015 ke dalam sektor Ekonomi kreatif • Pemecahan KBLI 2015 ke dalam sektor ekonomi kreatif
dilakukan dalam rangka memperoleh jumlah tenaga kerja yang masuk ke dalam lapangan usaha di sektor ekonomi kreatif. Pada tahap ini terdapat 14 kode 5 digit KBLI 2015 yang pecah ke dalam beberapa subsektor ekonomi kreatif sehingga perlu ditentukan pada subsektor ekonomi kreatif mana perlu dikelompokkan. Adapun tahapan pemecahan melalui beberapa tahapan yaitu dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan, pendidikan, status pekerjaan, umur, share PDB, dan indepth study ke pelaku usaha. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh pembelahan KBLI 2015 dengan presisi yang lebih baik.
c. Tahap III: Evaluasi Relative Standard Error (RSE)
• Tahapan terakhir penghitungan penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif adalah mengevaluasi RSE hasil estimasi. Estimasi yang baik adalah jika RSE lebih kecil dari 25 persen. Berdasarkan hasil tersebut nantinya akan menentukan sampai sejauh mana hasil yang diperoleh dapat diyakini.
• Berdasarkan evaluasi RSE, tiga subsektor yaitu Subsektor Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk memiliki RSE yang tinggi. Sehingga untuk memperkecil RSE tiga subsektor tersebut harus digabung menjadi satu. Dengan demikian, pada publikasi ini hanya bisa menampilkan 14 subsektor saja.
(49)
(50)
3
PERKEMBANGAN
TENAGA KERJA
EKONOMI KREATIF
(51)
(52)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 19
BAB III
PERKEMBANGAN
TENAGA KERJA
EKONOMI KREATIF 2011-2016
3.1 Gambaran Umum Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif
1. Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016
Berdasarkan hasil Sakernas tahun 2011-2016, jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif cenderung mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,69 persen per tahun. Tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2011 tercatat sebanyak 13,45 juta orang perlahan terus naik hingga mencapai 16,91 juta orang pada tahun 2016.
Gambar 3.1 Jumlah dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia, 2011-2016 (juta orang)
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
£
Jumlah tenaga kerja Ekonomi Kreatif cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 4,69 persen per tahun
(53)
Pembahasan selanjutnya adalah jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif berdasarkan kategori subsektor ekonomi kreatif. Gambar 3.2 menampilkan jumlah tenaga kerja di tiga subsektor ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja terbanyak, yaitu Subsektor Kuliner, Subsektor Fashion, dan Subsektor Kriya. Dari ketiga subsektor ekonomi kreatif tersebut, Subsektor Kuliner merupakan subsektor dengan tenaga kerja terbanyak. Pada tahun 2016, Subsektor Kuliner mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7,98 juta orang. Subsektor Fashion, dan Subsektor Kriya mampu menyerap masing-masing sebesar 4,13 juta orang dan 3,72 juta orang.
Gambar 3.2. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, 2011-2016 (juta orang)
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
Apabila tahun 2011 dijadikan titik awal maka dari tiga subsektor ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja terbanyak tersebut, hanya Subsektor Kuliner yang tenaga kerjanya cenderung terus tumbuh hingga tahun 2016. Berbeda halnya dengan Subsektor Kriya dan Fashion yang selama tahun 2011 hingga tahun 2016 yang walaupun cenderung mengalami kenaikan tetapi berluktuasi jumlah dalam perkembangannya.
Jika kita amati pertumbuhan tenaga kerja di antara subsektor ekonomi kreatif tersebut dalam periode 2011-2016, ketiga subsektor tersebut mengalami pertumbuhan yang positif. Pada periode tersebut, Subsektor Kriya mengalami pertumbuhan sebesar 1,99 persen. Sementara pada Subsektor Kuliner dan Subsektor Fashion, tenaga kerja tumbuh rata-rata sebesar 7,36 persen dan 3,05 persen per tahun.
£
Jumlah tenaga kerja Ekonomi Kreatif terbanyak pada Subsektor Kuliner, Fashion, dan Kriya
(54)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 21
Gambar 3.3. Jumlah Tenaga Kerja Sub Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, 2011-2016 (ribu orang) lanjutan
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
Gambar 3.3 menampilkan tiga subsektor ekonomi kreatif dengan jumlah tenaga kerja terbanyak berikutnya yaitu Subsektor Penerbitan, Subsektor Seni Pertunjukan, serta Subsektor Televisi dan Radio. Pada tahun 2016, Subsektor Penerbitan mampu menyerap sebesar 464,58 ribu tenaga kerja. Sementara itu, Subsektor Seni Pertunjukan dan Subsektor Televisi dan Radio mampu menyerap masing-masing sebanyak 170,99 ribu tenaga kerja dan 71,29 ribu tenaga kerja.
Pada periode 2011-2016, Subsektor Pertunjukan merupakan subsektor yang berkembang dengan cukup signiikan. Subsektor Seni Pertunjukan mengalami pertumbuhan yang positif sejak tahun 2011 hingga mampu menyerap sebanyak 170,99 ribu tenaga kerja pada tahun 2016. Sedangkan Subsektor Penerbitan serta Subsektor Televisi dan Radio mengalami perkembangan yang luktuatif selama periode 2011-2016 tersebut.
Jika kita amati pertumbuhan tenaga kerja di antara subsektor ekonomi kreatif pada Gambar 3.3 dalam periode 2011-2016, ketiga subsektor tersebut yaitu Subsektor Penerbitan, Subsektor Seni Pertunjukan, dan Subsektor Televisi dan Radio, mengalami pertumbuhan positif tenaga kerja dengan pertumbuhan rata-rata masing-masing sebesar 1,07 persen, 6,40 persen dan 6,27 persen per tahun.
£
Jumlah tenagakerja ekonomi kreatif terbanyak selanjutnya adalah Subsektor Penerbitan, Seni Pertunjukan,
dan Televisi dan Radio
(55)
Gambar 3.4. Jumlah Tenaga Kerja Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia, 2011-2016 (ribu orang)
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
Gambar 3.4 menampilkan delapan subsektor ekonomi kreatif lainnya dengan jumlah penyerapan tenaga kerja yang paling sedikit. Kedelapan subsektor tersebut adalah Subsektor Fotograi, Subsektor Musik, Subsektor Seni Rupa, Subsektor Arsitektur, Subsektor Periklanan, Subsektor Film, Animasi, dan Video, Subsektor Aplikasi dan Game
Developer, serta Subsektor Desain.
Pada periode 2011-2016 tersebut, dapat dilihat bahwa dari delapan subsektor ekonomi kreatif tersebut, Subsektor Arsitektur, Subsektor Periklanan, serta Subsektor Desain merupakan tiga subsektor ekonomi kreatif yang mengalami pertumbuhan yang luktuatif dari tahun ke tahun. Namun, apabila tahun 2011 dijadikan sebagai titik awal dan diperbandingkan pada tahun 2016, maka dapat dilihat bahwa kedelapan Subsektor tersebut mengalami pertumbuhan positif.
Jika kita amati pertumbuhan tenaga kerja di antara delapan subsektor ekonomi kreatif pada Gambar 3.4 dalam periode 2011-2016, subsektor yang mengalami pertumbuhan positif tertinggi adalah Subsektor Seni Rupa yaitu sebesar 7,03 persen. Sementara Subsektor Musik, Subsektor Arsitektur, Subsektor Periklanan, Subsektor Film, Animasi, dan Video, Subsektor Aplikasi dan Game Developer, tenaga kerja tumbuh rata-rata sebesar 2,30 persen, 3,16 persen, 2,98 persen, 4,35 persen, dan 4,39 persen per tahun. Kemudian pada Subsektor Fotograi dan Subsektor Desain mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2,93 persen dan 3,74 persen.
£
Subsektor Ekonomi Kreatif dengan penyerapan tenaga kerja paling sedikit adalah Subsektor Desain, Subsektor Film, Animasi dan Video; dan Subsektor Periklanan
(56)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016 23
2. Share Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016
Share tenaga kerja ekonomi kreatif merupakan perbandingan antara
tenaga kerja ekonomi kreatif dengan total penduduk bekerja. Indikator ini berguna untuk mengukur tingginya penyerapan tenaga kerja pada ekonomi kreatif.
Berdasarkan hasil Sakernas tahun 2011-2016 pada Gambar 3.5 terlihat bahwa share tenaga kerja ekonomi kreatif pada tahun 2016 sebesar 14,28 persen, yang berarti dari 100 orang penduduk bekerja sekitar 14 sampai 15 orang pekerjaan utamanya di ekonomi kreatif. Apabila melihat dari trennya, maka share tenaga kerja ekonomi kreatif dari tahun 2011 ke 2016 cenderung terus mengalami peningkatan. Sejak 2011 hingga 2014,
share tenaga kerja ekonomi kreatif perlahan mengalami peningkatan.
Peningkatan yang cukup tajam terjadi pada periode 2014-2015 yaitu dari 13,23 persen pada tahun 2014 menjadi 13,90 persen pada tahun 2015.
Gambar 3.5. ShareTenaga Kerja Ekonomi Kreatif di Indonesia (persen), 2011-2016
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
3. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016
Persentase tenaga kerja ekonomi kreatif menurut subsektor dapat dilihat pada Tabel 3.1. Pada tahun 2016, urutan subsektor berdasarkan persentase terbesar adalah Subsektor Kuliner (47,21 persen), Subsektor
Fashion (24,42 persen), dan Subsektor Kriya (21,99 persen). Pola yang
sama terjadi pada tahun 2011-2015 dimana proporsi terbesar terdapat pada Subsektor Kuliner, Fashion, dan Kriya.
£
Dari 100 orang penduduk bekerja, sekitar 14-15 orang pekerjaan utamanya di Ekonomi Kreatif(57)
Tabel 3.1. Persentase Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor, 2011-2016
SUB-SEKTOR 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Arsitektur 0,34 0,36 0,36 0,34 0,33 0,32 Desain 0,15 0,15 0,15 0,14 0,14 0,14 Film, Animasi, dan Video 0,25 0,24 0,24 0,24 0,23 0,23 Fotograi 0,45 0,45 0,45 0,44 0,42 0,41 Kriya 25,05 24,51 22,94 22,33 22,81 21,99 Kuliner 41,61 40,35 42,92 45,23 46,43 47,21 Musik 0,38 0,36 0,36 0,35 0,34 0,34 Fashion 26,42 28,44 27,25 25,75 24,16 24,42 Aplikasi dan Game
Developer 0,25 0,24 0,24 0,24 0,25 0,24 Penerbitan 3,28 3,12 3,09 3,00 2,89 2,75 Periklanan 0,25 0,24 0,24 0,23 0,25 0,24 Televisi dan Radio 0,39 0,40 0,42 0,40 0,44 0,42 Seni Pertunjukan 0,93 0,89 1,08 1,06 1,06 1,01 Seni Rupa 0,25 0,25 0,26 0,25 0,25 0,28
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
3.2 Profil Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif
1. Struktur Umur
Umur berpengaruh terhadap sikap seseorang di dalam pekerjaan. Tenaga kerja dengan umur muda biasanya baru mulai bekerja dan belum banyak memiliki pengalaman. Dengan semakin bertambah umur menjadi dewasa seseorang maka diperkirakan semakin bertambah pengalaman kerjanya sehingga mempunyai produktivitas yang cukup tinggi. Akan tetapi ada titik tertentu dimana semakin bertambah umur seseorang mendekati lansia membuat produktivitas kerja akan menurun.
Tabel 3.2. Persentase Penduduk Bekerja dengan Pekerjaan Utama di Sektor Ekonomi Kreatif Menurut Kelompok Umur,
Tahun 2011-2016
KELOMPOK
UMUR 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2016 (NASIONAL)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
15-24 Tahun 20,83 20,80 19,59 18,27 17,79 19,02 14,26 25-34 Tahun 29,36 28,63 27,84 28,02 26,99 26,31 24,70 35-44 Tahun 24,82 25,35 25,54 25,45 25,85 24,98 24,87 45-54 Tahun 15,53 15,55 16,62 17,34 17,25 17,43 20,00 55-64 Tahun 6,74 6,82 7,58 8,14 8,83 8,93 11,46 ≥65 Tahun 2,71 2,84 2,83 2,79 3,29 3,32 4,71
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
£
Persentase tenaga kerja Ekonomi Kreatif terbanyak pada Subsektor Kuliner, Fashion dan Kriya
(1)
Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kategori Excessive
Hours, 2011-2016 (Lanjutan)
SUBSEKTOR 2013 2014 Excessive Hours Non Excessive Hours Total Excessive Hours Non Excessive Hours Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Arsitektur 18,74 81,26 100,00 23,27 76,73 100,00
Desain 23,99 76,01 100,00 10,96 89,04 100,00
Film, Animasi, dan Video 30,37 69,63 100,00 27,61 72,39 100,00
Fotograi 25,70 74,30 100,00 23,79 76,21 100,00
Kriya 20,36 79,64 100,00 23,33 76,67 100,00
Kuliner 35,41 64,59 100,00 41,73 58,27 100,00
Musik 29,54 70,46 100,00 27,68 72,32 100,00 Fashion 20,21 79,79 100,00 25,20 74,80 100,00 Aplikasi dan Game
Developer 15,22 84,78 100,00 22,13 77,87 100,00 Penerbitan 23,01 76,99 100,00 21,52 78,48 100,00
Periklanan 18,75 81,25 100,00 6,88 93,12 100,00
Televisi dan Radio 22,97 77,03 100,00 25,28 74,72 100,00
Seni Pertunjukan 28,83 71,17 100,00 19,92 80,08 100,00
Seni Rupa 22,12 77,88 100,00 21,63 78,37 100,00
Total 18,74 81,26 100,00 23,27 76,73 100,00
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
Lampiran 7.12 Persentase Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi
Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Kategori
Excessive Hours, 2011-2016 (Lanjutan)
SUBSEKTOR 2015 2016 Excessive Hours Non Excessive Hours Total Excessive Hours Non Excessive Hours Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Arsitektur 13,02 86,98 100,00 17,88 82,12 100,00 Desain 28,89 71,11 100,00 24,96 75,04 100,00 Film, Animasi, dan Video 21,59 78,41 100,00 12,15 87,85 100,00 Fotograi 26,07 73,93 100,00 30,34 69,66 100,00 Kriya 22,38 77,62 100,00 23,16 76,84 100,00 Kuliner 40,60 59,40 100,00 41,46 58,54 100,00 Musik 36,05 63,95 100,00 30,76 69,24 100,00 Fashion 27,15 72,85 100,00 30,65 69,35 100,00 Aplikasi dan Game
Developer 13,60 86,40 100,00 24,97 75,03 100,00 Penerbitan 20,78 79,22 100,00 26,54 73,46 100,00 Periklanan 29,96 70,04 100,00 19,28 80,72 100,00 Televisi dan Radio 17,14 82,86 100,00 32,87 67,13 100,00 Seni Pertunjukan 21,26 78,74 100,00 12,49 87,51 100,00 Seni Rupa 36,41 63,59 100,00 23,86 76,14 100,00 Total 13,02 86,98 100,00 17,88 82,12 100,00
(2)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016
137
Lampiran 8.1 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Menurut Kategori Setengah Penganggura, 2011-2016
KATEGORI SETENGAH PENGANGGURAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Setengah
Pengangguran 976.475 990.514 841.400 667.918 772.553 777.875
Bukan Setengah
Pengangguran 12.470.709 13.500.912 13.893.549 14.499.655 15.187.037 16.131.815
Total 13.447.184 14.491.426 14.734.949 15.167.573 15.959.590 16.909.690
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
Lampiran 8.2 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran
Menurut Jenis Kelamin, 2011-2016
JENIS KELAMIN 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Laki-Laki 365.287 322.912 388.274 269.605 300.899 290.370
Perempuan 611.188 667.602 453.126 398.313 471.654 487.505
Total 976.475 990.514 841.400 667.918 772.553 777.875
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
Lampiran 8.3 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran
Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2011-2016
DAERAH TEMPAT
TINGGAL 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan 636.414 569.857 501.186 391.977 454.195 478.517
Perdesaan 340.061 420.657 340.214 275.941 318.358 299.358
Total 976.475 990.514 841.400 667.918 772.553 777.875
(3)
Lampiran 8.4 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran
Menurut Kelompok Umur, 2011-2016
JENIS PEKERJAAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Muda (15-24) 208.318 226.701 243.992 185.039 203.025 259.053
Dewasa (25-59) 697.604 735.931 573.332 459.326 543.295 501.160
Lansia (60+) 70.553 27.882 24.076 23.553 26.233 17.662
Total 976.475 990.514 841.400 667.918 772.553 777.875
Sumber: BPS RI, Sakernas 2011-2016
Lampiran 8.5 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran
Menurut Tingkat Pendidikan, 2011-2016
JENIS PEKERJAAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Rendah
SMP Ke Bawah) 677.497 657.014 549.985 403.502 469.738 416.935 Menengah
(SMA Sederajat) 262.677 283.876 250.268 224.443 232.705 280.391 Tinggi
(Diploma Ke Atas) 36.301 49.624 41.147 39.973 70.110 80.549 Total 976.475 990.514 841.400 667.918 772.553 777.875
(4)
TENAGA KERJA EKONOMI KREATIF 2011-2016
139
Lampiran 8.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Sektor Ekonomi Kreatif
yang Termasuk ke dalam Kategori Setengah Pengangguran
Menurut Subsektor, 2011-2016
SUBSEKTOR 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Arsitektur 3.183 1.807 2.021 914 808 832
Desain 1.122 453 1.520 1.219 3.220 6.820
Film, Animasi, dan
Video 1.807 435 1.284 1.569 113 8.068
Fotograi 6.157 4.749 7.480 8.829 13.167 17.420
Kriya 248.443 259.759 241.380 149.439 166.385 144.877
Kuliner 465.399 466.039 352.528 324.070 388.401 432.192
Musik 4.773 4.872 6.070 4.186 4.530 0
Fashion 187.732 217.106 170.959 128.734 137.635 124.864 Aplikasi dan Game
Developer 2.305 1.988 2.901 2.640 1.914 779 Penerbitan 27.881 15.955 20.606 9.454 14.989 13.244
Periklanan 1.877 840 4.493 96 2.971 0
Televisi dan Radio 1.257 2.471 2.351 1.799 4.782 1.947
Seni Pertunjukan 21.946 13.414 25.789 32.335 30.912 23.960
Seni Rupa 2.593 626 2.018 2.634 2.726 2.872
Total 976.475 990.514 841.400 667.918 772.553 777.875
(5)
(6)