T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Perawat dalam Mengurangi Kecemasan Orang Tua yang Anaknya akan Menghadapi Operasi di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga dengan Tinjauan Teori Peplau

Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar belakang
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu
alasan yang terencana atau darurat, mengharuskan anak tinggal di
rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pasien
sembuh dan pulang kembali ke rumah. Selama proses tersebut,
anak dan orang tua dapat mengalami kejadian yang membuat
mereka mendapatkan pengalaman yang sangat traumatik dan
penuh

dengan

kecemasan

(Supartini,

2004).

Hospitalisasi


menciptakan serangkaian ancaman nyata dan potesial bagi anakanak. Ancaman bagi anak-anak ini tergantung pada banyak faktor;
seperti

umur

dan

tingkat

perkembangannya,

pengalaman

hospitalisasi sebelumnya, jenis dan banyaknya informasi yang
mereka dapatkan dan juga dukungan yang mereka peroleh dari
orang tuanya ataupun orang lain. (Kazak et. al, 2004)
Perawatan anak di rumah sakit tidak hanya menimbulkan
masalah bagi anak, tetapi juga bagi orang tua. Penelitian Hallström,
et. al (2002) menjelaskan bahwa kecemasan yang dialami orang

tua dan anak cukup tinggi ketika awal masuk di Rumah Sakit Izaak
Walton

Killam,

Canada

untuk

hari-hari

perawatan.

Hasil

penelitiannya menyebutkan bahwa hampir 40 % orang tua akan
mengalami gangguan tingkah laku ketika menunggu operasi yang di
lakukan pada anaknya. Orang tua akan merasa begitu cemas dan
takut terhadap kondisi anaknya. Perasaan tersebut muncul pada
saat orang tua melihat anak mendapat prosedur menyakitkan,

seperti pengambilan darah, injeksi, infus, tindakan operasi dan
prosedur invasif lainnya.

Banyak penelitian (Li dan Lam, 2003;

Kain, dkk., 2009; Scrimin, dkk., 2005) membuktikan bahwa

1

perawatan anak di rumah sakit menimbulkan kecemasan pada
orang tua. Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua, yaitu
takut, rasa bersalah, stress dan cemas merupakan dampak negatif
yang paling dominan muncul terhadap keadaan psikologis orang
tua akibat dari tindakan operasi yang akan dilakukan pada anaknya.
Pada saat anak harus dilakukan prosedur tersebut, orang tua
bahkan menangis karena tidak tega melihat anaknya, dan pada
kondisi ini perawat atau petugas kesehatan harus bijaksana
bersikap

pada


anak

dan

orang

tuanya

(Supartini,

2004).

Peningkatan kecemasan yang sangat tinggi dialami orang tua ketika
sebelum menghadapi proses operasi anaknya di kamar operasi.
Orang tua merasa kecemasannya memuncak ketika mereka harus
dipisahkan dengan anaknya pada ruangan yang berbeda. Orang
tua tidak tahu apa yang akan dialami anaknya di dalam ruangan
operasi.
Sebuah studi etnografi oleh Ogilvie (2000) yang dilakukan

pada 9 keluarga yang anaknya masuk rumah sakit untuk operasi
dengan tujuan untuk mengetahui persepsi orang tua mengenai
sumber stress yang dialami selama hospitalisasi anaknya. Hasil
penemuan adalah peran yang dirasakan orang tua; bagaimana
mereka melakukan koping terhadap kecemasannya dan tindakan
keperawatan

yang

dilakukan

perawat

membantu

mereka

mengurangi stressnya. Para ayah pasien terlihat sangat stress
tentang ketidakmampuan mereka untuk meringankan rasa nyeri
anaknya, sedangkan para ibu pasien lebih fokus tentang resiko

yang berhubungan dengan operasi dan sakit yang dialami anaknya.
Stress yang dialami oleh para orang tua langsung dapat dilihat dari
perubahan gangguan perilaku mereka. Pada situasi seperti ini,
perawat dapat membantu orang tua pasien dengan menjelaskan
tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan terhadap anak dan
memberikan dukungan psikologis pada orang tua. Inilah peran

2

perawat sebagai sumber informasi dan dukungan bagi keluarga.
Informasi dari tenaga medis sangat diperlukan bagi orang tua dalam
memantau keadaan anaknya waktu demi waktu. Penjelasan dan
pengajaran yang didapat dari tenaga medis akan berdampak pada
kecemasan orang tua. Semakin sering mereka mendapatkan
informasi yang baik mengenai anaknya, semakin rendah tingkat
kecemasan yang dirasakan orang tua.
Untuk

menjalankan


tugas

keperawatan,

banyak

teori

keperawatan yang digunakan oleh perawat, salah satunya adalah
Hildegard E. Peplau (1952). Peplau membuat model keperawatan
dengan

istilah

keperawatan

psikodinamik.

Keperawatan


psiokodinamik merupakan kemampuan seorang perawat untuk
memahami

tingkah

mengidentifikasi

lakunya

kesulitan

guna

yang

membantu

dirasakannya

orang

dan

lain
untuk

menerapkan prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang
timbul di semua level pengalaman (Stuart dan Sundeen, 2009).
Dibandingkan dengan dengan teori-teori keperawatan lain, teori
hubungan interpersonal dari Peplau ini cocok digunakan untuk
menganalisa tentang kecemasan, ini beralasan karena aspek
interpersonal

dalam

pemberian

pelayanan

dan


pentingnya

pemahaman ekspresi dari berbagai masalah seperti kebutuhan
dasar manusia, frustrasi, mimpi dan kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi; ada dalam teori hubungan interpesonal dari Peplau ini
(Nyström, 2007).
Dari latar belakang di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
kecemasan yang dialami orang tua itu cukup tinggi. Kecemasan itu
sudah muncul ketika anaknya harus dirawat di rumah sakit.
Kecemasan ini mengakibatkan terjadinya gangguan pada tingkah
laku mereka. Tindakan keperawatan seperti operasi tentunya akan
lebih berakibat untuk memunculkan tingkat kecemasan yang lebih
tinggi dari itu. Disini orang tua menjadi penting peranannya dalam

3

proses asuhan keperawatan pre-operatif pasien karena orang tua
adalah primer giver dimana mereka yang melakukan perawatan
pertama ketika anak mengalami sakit dan hospitalisasi sehingga
ketika orang tua mengalami kecemasan maka itu akan berdampak

pada

anak.

Selanjutnya

untuk

membantu

perawat

dalam

mengurangi kecemasan orang tua, perawat dapat menggunakan
Teori Peplau yang menjelaskan tentang hubungan intrapersonal
perawat – pasien & keluarga. Hubungan intrapersonal yang
dijelaskan dalam Teori Peplau ini membantu perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan pre-operatif. Jika hubungan
intrapersonal perawat – pasien & keluarga baik maka kecemasan
orang tua dapat ditekan sehingga proses asuhan keperawatan preoperatif dapat berjalan sukses.
Hasil pengamatan dan wawancara peneliti terhadap orang
tua pasien sebelum anaknya menjalani tindakan operasi di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga, menunjukan bahwa
tingginya tingkat kecemasan orang tua meskipun perawat sudah
memberikan pendidikan kesehatan kepada orang tua dan pasien
serta memberikan pemahaman pada orang tua mengenai tindakan
keperawatan yang telah dilakukan dan akan dilakukan pada
anaknya. Namun, orang tua terlihat belum merasakan terjalinnya
hubungan interpersonal antara dirinya dengan perawat. Tugas yang
telah dilakukan perawat untuk membantu merngurangi kecemasan
orang tua itu belum dapat menyelesaikan masalah kecemasan yang
orang tua hadapi. Hal itu dapat terlihat dari sikap orang tua yang
menangis sambil memeluk anaknya atau berkali-kali datang ke
nurse station menanyakan bahwa tidak akan terjadi apa-apa pada
anaknya. Kejadian seperti ini sering terjadi berulang-ulang.
Dari pengamatan ini, peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian di bangsal anak, Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Salatiga karena kejadian seperti itu sangat menarik

4

bagi peneliti karena peneliti belum pernah menemukannya ketika
peneliti melakukan praktik klinik di rumah sakit yang lainnya.
Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Gambaran Perilaku
Perawat Dalam Mengurangi Kecemasan Orang Tua Yang Anaknya
Akan Menjalani Operasi Ditinjau Dari Teori Peplau.
1.2. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
masalah yang muncul adalah bagaimana peran perawat dalam
membantu mengurangi kecemasan orang tua yang anaknya akan
menjalani operasi dengan tinjauan Teori Peplau di Ruang Anggrek
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga.
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran mengenai peran perawat dalam mengurangi kecemasan
orang tua yang anaknya akan menjalani operasi ditinjau dari Teori
Peplau di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Salatiga.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1.

Manfaat teoritis
Secara

teoritis

penelitian

ini

diharapkan

dapat

mengaplikasikan Teori Peplau bagi perawat untuk membina
hubungan interpersonal perawat-pasien dalam mengurangi
kecemasan orang tua yang anaknya akan menjalani operasi.
1.4.2.

Manfaat praktis

1.4.2.1.

Bagi peneliti
Sebagai sarana dalam aplikasi ilmu pengetahuan
yang telah didapat dari institusi pendidikan selama
proses pendidikan.

5

1.4.2.2.

Bagi perawat
Menambah

pengetahuan

perawat

sehingga

pelayanan yang diberikan dapat ditingkatkan, dan
mampu menjadi perawat yang profesional.
1.4.2.3.

Bagi rumah sakit
Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan
program pelayanan kesehatan bukan saja kepada
pasien, akan tetapi juga pelayanan kepada keluarga
pasien terlebih yang mengalami kecemasan.

6

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Kuliah di PTN Kini Lebih Mahal

0 87 1