Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Ogowele Pada Pembelajaran IPA Melalui Penerapan Pendekatan Contexstual Teaching And Learning (CTL) | Sukmawati | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4067 13040 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Ogowele
Pada Pembelajaran IPA Melalui Penerapan Pendekatan
Contexstual Teaching And Learning (CTL)
Sukmawati, Lestari M.P. Albiansyah, dan RitmanIshakPaudi
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Masalah utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA. Penyebab permasalahan adalah pemahaman siswa pada konsep
perkembangbiakan pada tumbuhan sangat rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, maka peneliti menerapkan pendekatan Contexstual Teaching and Learning
(CTL). Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan
penelitian mengacu pada desain Kemmis dan Mc. Taggart, terdiri atas empat
komponen, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi.
Tindakan dalam penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Penelitian ini dilakukan di
kelas V SDN 1 Ogowele, subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang
terdiri dari 20 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V
SDN 1 Ogowele bahwa hasil belajar siswa pada siklus I masih rendah yakni hanya

12 orang siswa yang tuntas dari 20 orang siswa atau 60% namun pada siklus 2 telah
meningkat hingga mencapai 18 orang siswa yang tuntas dari 20 orang siswa atau
90%, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Contexstual Teaching
and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 1
Ogowele pada pembelajaran IPA.
Kata kunci: CTL, Hasil Belajar, Pembelajaran IPA.
I.

PENDAHULUAN
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA

merupakan salah satu program pembelajaran yang perlu diajarkan sejak di Sekolah
Dasar. Tujuannya untuk membina dan menyiapkan peserta didik agar nantinya
peserta didik tanggap dalam menghadapi lingkungannya. Sejalan dengan itu
Abruscato(Khaerudin,2005:15) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPA di
kelas dapat: (1) mengembangkan kognitif siswa, (2) mengembangkan afektif siswa,
(3) mengembangkan psikomotorik siswa, (4) mengembangkan kreatifitas siswa, dan
(5) melatih siswa berpikir kritis.Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
dapat menghadapi tantangan hidup yang semakin kompetitif serta mampu


220

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang mungkin dapat terjadi di
lingkungan sekitar.
James, (Samatowa, 2006: 1) mendefinisikan IPA sebagai suatu deretan
konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain dan yang tumbuh
sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan
diekspermentasikan lebih lanjut. Sedangkan Dowler (Winaputra, 1992: 122)
mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu yang menghubungkan dengan gejalagejala alam yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum dan berupa
kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Sekolah
Dasar,

salah

satu


bidang

kajian

materi

dalam

pelajaran

IPA

adalah

Perkembangbiakan pada Tumbuhan. Dimana konsep materi ini sangat dekat dengan
kehidupan siswa sehari-hari. Dalam materi Perkembangbiakan pada Tumbuhan
dibutuhkan kemampuan siswa untuk mengkonstruksipemikirannya sendiri sehingga
siswa dapat memahami materi tersebut dengan baik. Selain itu, untuk dapat
melaksanakan


pembelajaran

IPA

dengan

baik

khususnya

pada

materi

Perkembangbiakan pada Tumbuhan, guru juga harus mempunyai keterampilan
merancang dan mengelola proses pembelajaran dengan memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar menjadi bermakna
diantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning).
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pelajaran dengan
dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan seharihari (Mulyasa, 2008:102). Sedangkan Sanjaya (2006: 255) mengemukakan bahwa
“pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) mendorong siswa untuk
dapat menemukan materi dan menghubungkan antara materi yang dipelajari dengan
situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan
antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.

221

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Kunandar (2007:274) mengartikan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru
menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan
siswa serta meminta ketekunan dalam belajar.
Guru

merupakan


penentu

keberhasilan

proses

pembelajaran

dan

melaksanakan kurikulum untuk mewujudkan pembelajaran berkualitas sesuai visi,
misi, dan tujuan sekolah (Mulyasa, 2007:36). Dari hasil observasi dan wawancara
pada pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2014 pada siswa kelas V
SDN 1 Ogowele ditemukan permasalahan dalam pembelajaran IPA khususnya pada
materi Perkembangbiakan Tumbuhan.
Peneliti melakukan observasi langsung di Kelas V SDN 1 Ogowele dengan
hasil observasi bahwa: (1) proses pembelajaran Perkembangbiakan pada Tumbuhan
di sekolah dasar belum sepenuhnya melibatkan siswasecara aktif dalam
mengkonstruksipemikirannya sendiri, dengan mengutamakan kemampuan berfikir

siswa dalam memperoleh pengetahuan dan menghubungkannya dengan fenomenafenomena yang ada di lingkungan sekitar siswa. (2)

Guru dalam memberikan

pertanyaan hanya sebatas pertanyaan ingatan dan pengetahuan saja, kurang
mengarah pada pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pengembangan
kemampuan berfikir anak dengan menghubungkan antara materi Perkembangbiakan
pada Tumbuhan yang diajarkan dengan fenomena-fenomena yang ada dilingkungan
sekitar siswa, sehingga siswanya hanya memperoleh pengetahuan berdasarkan
informasi dari guru, bukan berdasarkan pengalaman siswa, (3) guru dalam
mengajarkan materi Perkembangbiakan pada Tumbuhan hanya menggunakan dan
menampilkan media gambar dari karton, dan siswa hanya berpatokan pada buku saja,
selain itu siswa juga hanya sebatas menyimak dan menyaksikan media gambar yang
ditampilkan guru, tanpa melihat secara langsung untuk apa konsep itu diajarkan,
sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi masih sangat rendah.
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Ogowele pada

222


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL).

II.

METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi

atau tempat di SDN 1 Ogowele. Pemilihan sekolah tersebut dilatarbelakangi oleh: (a)
lokasi sekolah terjangkau; (b) sudah terjalin komunikasi yang harmonis antara kepala
sekolah, guru, dengan peneliti maupun personil-personil sekolah lainnya.
langkah penelitian/rencana implementasi tindakan dalam penelitian ini
mengikuti proses siklus atau daur ulang yang dilakukan menurut model Kemmis dan
Taggart (Wiriaatmadja,2008:66) yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun tahap-tahap penelitian ini dapat
digambarkan dalam bagan 1.
SIKLUS I
Perencanaan


Pelaksanaan

SIKLUS II

Belum Berhasil

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Berhasil

Refleksi

Selesai

Observasi

Refleksi

Bagan 1. Tahap-Tahap Penelitian
Variabel penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Ogowele pada
semester 1 tahun ajaran 2014/2015. Alasan pemilihan kelas ini adalah; (1) masih
banyak

siswa

yang

mengalami

kesulitan

dalam

memecahkan

masalah


perkembangbiakan pada Tumbuhan, (2) kurangnya penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) oleh guru kelas, yang lebih dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran (3) adanya dukungan dari kepala sekolah dan
guru setempat untuk melaksanakan kegiatan penelitian di kelas yang bersangkutan.

223

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SDN 1
Ogowele Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Teknik yang digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian tindakan ini adalah Tes, wawancara, observasi,
dan dokumentasi.
Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mengelompokkan data
aspek guru dan aspek siswa. Teknik ini dikembangkan oleh Miles dan Huberman
(Kunandar, 2008:101) yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yang dilakukan secara
berurutan, yaitu: mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan dan
verifikasi data.
Data kuntitatif diperoleh dari tes awal dan tes akhir Data tersebut kemudian
diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Sumber: KKM SDN 1 Ogowele).
1.

Persentase daya serap individu
(DSI) = x 100%
Keterangan :
X
= Skor yang diperoleh siswa
Y
= Skor maksimal soal
DSI = Daya serap Individu
Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap
individu sekurang-kurangnya ≥75%.

2.

Ketuntasan Belajar secara Klasikal
(KBK) =

Ʃ�
Ʃ�

x 100%

Keterangan:
ƩN
= Jumlah siswa yang tuntas
ƩS
= Jumlah siswa seluruhnya
KBK = Ketuntasan belajar klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas jika presentase klasikal dicapai adalah ≥85%
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses
dan hasil dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam meningkatkan Hasil belajar siswa terhadap konsep Perkembangbiakan
pada Tumbuhan.

224

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Adapun kriteria standar keberhasilan dari segi indikator hasil ditentukan
dengan merujuk pada pendapat Nurkancana (dikutip dari Heriani, 2008:36).Tingkat
keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Keberhasilan
Tingkat Keberhasilan
85%-100%
70%-84%
55%-69%
46%-54%
0%-45%

Kualifikasi
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

(SB)
(B)
(C)
(K)
(SK)

Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan indikator
keberhasilan tindakan pada penelitian ini tercapai apabila setiap siswa kelas V SDN
1 Ogowele pada pokok bahasan Perkembangbiakan pada Tumbuhan dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)memperoleh nilai ≥ 75 atau 7,5
dan ketuntasan belajar ≥ 85%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi Aktivitas guru pada siklus pertama dengan materi
perkembangbiakan pada tumbuhan dengan cara vegetatif dapat dapat dijelaskan
berikut:dari 19 aspek yang diamati pada observasi aktivitas guru siklus pertama yang
memperoleh nilai sangat baik hanya 1 aspek, yang memperoleh nilai baik sebanyak 9
aspek, yang memperoleh cukup baik sebanyak 7 aspek dan yang memperoleh nilai
kurang baik sebanyak 2 aspek. Setelah skor dari setiap aspek diakumulasikan, maka
peneliti memperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 61,84%.

225

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tabel 2. Lembar Observasi AktivitasGuru Siklus I dan II
No

Aspek yang Diamati

1

Kegiatan Awal
a. Memberikan salam
b. Berdoa dan mengecek kehadiran siswa
c. Guru mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan
pembelajaran
d. Guru melakukan apersepsi seperti menanyakan pelajaran
yang sebelumnya dan mengaitkannya dengan pelajaran
sekarang yang ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
f. Siswa dimotivasi agar melaksanakan kegiatan dengan
penuh semangat.
g. Membagi siswa kedalam 5 kelompok (setiap kelompok
terdiri dari 4 orang) secara heterogen. (Komponen
Masyarakat Belajar).
Kegiatan Inti
a. Guru membagikan beberapa gambar tumbuhan yang
berbeda pada setiap kelompok kemudian menyuruh
siswa mengamati tumbuhan tersebut (komponen
kontruktivisme)
b. Guru membimbing siswa untuk bertanya tentang cara
perkembangbiakan pada tumbuhan (Komponen Bertanya)
c. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk
dikerjakan
d. Guru meminta siswa mendiskusikan jawaban setiap
kelompok
e. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga
siswa aktif (komponen masyarakat belajar).
f. Guru meminta siswa mempresentasekan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya
(pemodelan).
g. Guru memberikan penguatan atau pujian kepada setiap
kelompok yang mengerjakan LKS dengan benar
h. Guru membagikan tes formatif kepada siswa untuk
dikerjakan
i. Guru melakukan penilaian terhadap hasil tes atau
pekerjaan siswa (komponen penilaian nyata).
Kegiatan Akhir
a. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan pertanyaan
yang belum dipahami
b. Guru meminta Siswa merangkum materi pelajaran
sebagai kegiatan refleksi (komponen refleksi).
c. Guru memotivasi kepada siswa untuk rajin belajar dan
d. mengulangi pelajaran di rumah.

2

3

Skor
Skor
Siklus I Siklus II
4
3

4
4

2

3

3
3

4
4

2

3

3

4

3

4

2

3

3

4

2

4

1

3

1

4

2

3

2

4

3

3

2

3

3
3

4
4

226

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Ket:

Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik

(SB)
(B)
(CB)
(KB)

Skor = 4
Skor = 3
Skor = 2
Skor = 1

Aktivitasguru memperoleh persentase nilai rata-rata 61,84% yang mana
persentase nilai rata-rata tersebut masuk dalam kategori cukup. Dengan acuan diatas
menunjukkan bahwa aktifitas guru pada siklus pertama belum optimal. Sehingga
perlumengereksi kekurangan-kekurangan dalam mempersiapkan segalah sesuatunya,
untuk melakukan tindakan selanjutnya.
Selanjutnya

Aktivitas

guru

pada

siklus

kedua

dengan

materi

Perkembangbiakan pada tumbuhan dengan cara vegetatif dengan menggunakan
media perkembangbiakan pada tumbuhan, dari 19 aspek yang diamati pada observasi
aktivitas guru siklus kedua yang memperoleh nilai sangat baik sebanyak 11 aspek,
yang memperoleh nilai baik sebanyak 7 aspek, yang memperoleh cukup baik
sebanyak 1 aspek. Setelah skor dari setiap aspek diakumulasikan, maka peneliti
memperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 90,78%
Aktivitas guru memperoleh persentase nilai rata-rata 90,78% yang mana
persentase nilai rata-rata tersebut masuk dalam kategori sangat baik. Dengan acuan
diatas menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus keduasudah optimal.
Berdasarkan hasil aktivitas guru pada siklus 1 memperoleh persentase nilai
rata-rata sebesar 61.84% dan pada siklus 2 sebesar 90,78%. Dengan melihat
presentase data diatas maka telah terjadi peningkatan, sesuai dengan kriteria standar
indikator keberhasilan tindakan pada penelitian ini taraf keberhasilan guru mencapai
kriteria sangat baik, sehinggaaktivitas guru dikatakan berhasil.

227

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II
No

Aspek yang Diamati

Skor
Skor
Siklus I Siklus II

1

Kegiatan Awal
a. Siswa memberikan salam
b. Siswa Berdo’a
c. Siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai
d. Siswa termotivasi melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan penuh semangat.
e. siswa membentuk kelompok-kelompok
2 1. Kegiatan Inti
a. siswa mengamati Gambar tumbuhan yang dibagikan oleh
guru untuk mengembangkan pengetahuan awalnya
berdasarkan pada pengetahuan barunya
b. Siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan
pengamatannya
c. siswa menerima LKS dari gurunya untuk dikerjakan
dengan teman kelompoknya
d. Setiap kelompok mengerjakan LKS berdasarkan petunjuk
yang ada pada LKS
e. Siswa aktif dalam mengemukakan gagasan atau
pendapatnya
f. siswa aktif dalam mendiskusikan jawaban dari LKS
dengan teman kelompoknya
g. siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya dan
kelompok yang lain menanggapinya
h. Siswa mengerjakan tes formatif
3 Kegiatan Akhir
a. siswa mengungkapkan pertanyaan yang belum dipahami
b. Siswa merangkum materi pelajaran sebagai kegiatan
refleksi
Jumlah Skor
Skor Maksimum
Presentase Nilai Rata-rata (%)
Ket:

Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik

(SB)
(B)
(CB)
(KB)

3
3
3

4
4
3

2
4

3
4

3

4

3

3

2

4

3

4

1

3

2

3

3
2

4
4

3
4

3
4

41
60
68,33

54
60
90

Skor = 4
Skor = 3
Skor = 2
Skor = 1

Hasil pengamatan Aktivitas siswa pada siklus pertama dengan materi
perkembangbiakan pada tumbuhan dengan cara vegetatif dapat dijelaskan sebagai
berikut: dari 15 aspek yang diamati pada observasi aktivitas siswa siklus pertama

228

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
yang memperoleh nilai sangat baik 2 aspek, yang memperoleh nilai baik sebanyak 8
aspek, yang memperoleh cukup baik sebanyak 4 aspek dan yang memperoleh nilai
kurang baik sebanyak 1 aspek. Setelah skor dari setiap aspek diakumulasikan, maka
aktivitas siswa memperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 68,33% masuk dalam
kategori cukup. Dengan acuan tersebut menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada
siklus pertama belum optimal.
Hal yang menyebabkan aktivitas siswa belum optimal diantaranya yaitu siswa
belum termotivasi melaksanakan pembelajaran, sebagian siswa kurang aktif dalam
mengemukakan pendapatnya dan sebagian siswa belum mengungkapkan pertanyaan
yang belum dipahami. Oleh karena itu peran guru sangatlah penting memotivasi dan
membimbing siswa dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan yang belum
dipahami pada siklus selanjutnya sehingga hasil yang diperoleh dapat mencapai
target berdasarkan indikator yang ditentukan.
Selanjutnya,

Aktivitas

siswa

pada

siklus

kedua

dengan

materi

perkembangbiakan pada Perkembangbiakan pada tumbuhan dengan cara vegetatif
dengan menggunakan media perkembangbiakan pada tumbuhanmemperlihatkan
bahwa dari 15 aspek yang diamati pada observasi aktivitas siswa siklus keduayang
memperoleh nilai sangat baik sebanyak 9 aspek dan yang memperoleh nilai baik
sebanyak 6 aspek. Setelah skor dari setiap aspek diakumulasikan, maka aktivitas
siswa memperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 90%masuk dalam kategori
sangat baik. Dengan acuan diatas menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada siklus
keduasudah optimal.
Hal yang menyebabkan aktivitas siswa sudah optimal diantaranya yaitu siswa
sudah termotivasi melaksanakan pembelajaran, hampir seluruh siswa aktif dalam
mengemukakan pendapatnya dan banyak siswa sudah mengungkapkan pertanyaan
yang belum dipahami.
Berdasarkan hasil aktivitas siswa pada siklus 1 memperoleh persentase nilai
rata-rata sebesar 68,33% dan pada siklus 2 sebesar 90%. Dengan melihat presentase
data diatas maka telah terjadi peningkatan, sesuai dengan kriteria standar indikator
keberhasilan tindakan pada penelitian ini taraf keberhasilan siswa mencapai kriteria
sangat baik, sehinggaaktivitas guru dikatakan berhasil.

229

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tabel 4. Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus I dan II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18.
19.
20.

Siklus 1

Siklus 2

Melik
Abd. Rahmat
Aril
Adrianus
Jeri
Tomi
Riky
Moh. Rabil
Rezki
Rehan
Miknao
Purwadi
NurulAnisa
NurulAdinda
Delpianti
Rani
Linang
Eka Nurlina
Milayanti
Dewi Najadi
Jumlah

Nilai
60
50
75
75
75
80
60
80
50
60
80
75
60
80
75
75
80
60
50
80
1380

Nilai
80
70
80
80
80
100
75
95
80
80
90
90
75
90
80
95
100
75
70
95
1680

Ketentuan klasikal

60%

90%

Nama siswa

Keterangan

Bila data pada tabel diatas diperhatikan,dari 20 siswayang mengikuti tes pada
siklus pertama hanya 12 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75, sedangkan pada siklus 2
telah terjadi peningkatan yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 18 siswa. Hasil
evaluasi data tabel diatas secara terperinci dapat dikemukakan bahwa hasil evaluasi

pada siklus pertama ditinjau dari segi ketuntasan secara klasikal ternyata belum dapat
memenuhi kriteria yakni ≥ 80%, sehingga perlu diadakan perbaikan yang
dilaksanakan pada siklus kedua. Pada siklus kedua ini merupakan siklus terakhir

karena perbaikan yang dilakukan oleh guru telah terpenuhi ketuntasan klasikalnya
yakni dari 60% menjadi 90%. Sehingga berdasarkan indikator keberhasilan maka
ketuntasan belajar pada siklus kedua telah tercapai.

230

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri atas 4 komponen
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi.Kegiatan perencanaan
dalam siklus I dan siklus II diawali dengan menyiapkan seluruh perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang disesuaikan
dengan metode pembelajaran yang akan digunakan serta materi yang akan diajarkan,
Lembar Kerja Siswa (LKS), tes akhir tindakan, kunci jawaban tes akhir tindakan, dan
membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran,
serta menyiapkan media-media pembelajaran yang mendukung pembelajaran
didalam kelas.
Pada pelaksanaan tindakan peneliti menerapkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL). Menurut Nurhadi (2003: 31) Sebuah kelas dikatakan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) jika
menerapkan 7 komponen utama pendekatan yaitu: kontrukvisme, inkuiri, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian nyata.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus 1 memperoleh
persentase nilai rata-rata sebesar 61.84% dan pada siklus 2 sebesar 90,78%
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 memperoleh persentase nilai
rata-rata sebesar 68,33% dan pada siklus 2 juga telah terjadi peningkatan sebesar
90%. Jika dilihat dari hasil evaluasi ditinjau dari segi ketuntasan secara klasikal
yakni dari 60% menjadi 90%.
Berdasarkan indikator keberhasilan tindakan pada penelitian ini dapat dilihat
taraf keberhasilan guru dan siswa mencapai nilai rata dengan kriteria sangat baik,
maka aktivitas guru dan siswa dikatakan berhasil. Selain itu, siswa kelas V SDN 1
Ogowele yang memperoleh nilai evaluasi ≥ 75 dengan ketuntasan belajar 90%.
Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

231

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
IV.

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V SDN 1 Ogowele
bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) pada siklus pertama masih rendah yang dapat dilihat dari hasil
evaluasi yakni 12 siswa yang tuntas dari 20 siswa atau 60%. Namun pada siklus
selanjutnya telah meningkat hingga mencapai 18 siswa yang tuntas dari 20 siswa
atau 90%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Teaching and Learning (CTL)
pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 1
Ogowele.
Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan kesimpulan diatas yaitu
pembelajaran IPA melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya pada materi perkembangbiakan pada tumbuhan dengan cara
generative dan vegetatif.

232

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA

Khaeruddin Carin, dkk. 2005. Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Makassar: Badan Penerbit Makassar.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:
Raja Grapindo Persada.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya.
Samatowa Usman. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Depdikbud Dirjen Dikti.
Sanjaya, Wina. 1997. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Winaputra.1992. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Depdiknas.
Wiriaatmadja, R. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

233

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45