KERANGKA BERPIKIR ILMIAH
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:48:37 2017 / +0000 GMT
KERANGKA BERPIKIR ILMIAH
Setiap manusia diberikan akal untuk berpikir. Akal adalah komponen yang paling penting dalam menilai sesuatu. Sekalipun dalam
proses berpikir akal pun masih bisa salah, yang berarti akal tidak mutlak. Berpikir adalah gerak akal yang berarti bahwa berpikir
adalah sebuah proses. Di dalam sebuah proses, sering terjadi kesalahan ketika proses tersebut tidak berjalan sesuai dengan ketentuan
yang ada. Demikian pun dengan berpikir harus menaati aturan-aturan pemikiran yang sesuatu ketentuan agar tidak terjadi
kecelakaan berpikir. Untuk menghindari kecelakaan berpikir tersebut, maka sudah seyogyanya lah manusia memiliki kerangka
berpikir ilmiah.Kerangka berpikir ilmiah selalu dikaitkan dengan logika dan filsafat karena tiga komponen ini masih saling
berhubungan. Kerangka berpikir ilmiah (epistemologi) merupakan salah satu cabang dari filsafat ilmu, setelah ontologi dan
aksiologi, yang secara khusus mengkaji dan mempelajari tentang hakikat ilmu itu sendiri (teori dan tekniknya) dengan pengetahuan
ilmiah. Kerangka adalah sesuatu yang menyusun yang lain sehingga yang lain dapat berdiri. Berpikir adalah proses untuk
memperoleh pengetahuan. Sedangkan, ilmiah adalah sesuatu hal atau pernyataan yang bersifat keilmuan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerangka berpikir ilmiah membahas secara mendalam mengenai proses
untuk memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan kebenarannya. Mengapa sesuai kebenarannya? Sebab, manusia memiliki
kemampuan berfikir yang akhirnya menyebabkan rasa ingin tahunya selalu berkembang. Dengan kemampuan berfikir itulah
sehingga manusia selalu menggabungkan pengetahuannya yang terdahulu hingga menghasilkan pengetahuan yang baru yang
bersumber pada kebenaran melalui kajian-kajian ilmu pengetahuan. Dan seiring dengan perkembangan pola pikir manusia yang haus
akan rasa ingin tahu melalui kajian ilmu pengetahuan tersebut yang pada akhirnya melahirkan pengetahuan yang ilmiah.
Pengetahuan yang ilmiah selalu membutuhkan alasan dan penjelasan secara sistematis untuk memberikan suatu penegasan atau
keyakinan. Dan golongan terpelajar yang wajib memiliki kerangka berpikir ilmiah adalah mahasiswa.
Berpikir IlmiahMahasiswa adalah kalangan yang jumlahnya hanya 2% dari 200 juta jiwa penduduk Indonesia. Ia memiliki tugas
dan tanggung jawab sosial yang begitu besar untuk masyarakat. Mahasiswa adalah golongan terpelajar yang pemikiran dan
pengetahuannya sudah dianggap lebih maju dari kalangan sekolah menengah. Pengetahuannya itu berbanding lurus dengan
tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk selalu bersikap kritis dan berpikir secara ilmiah untuk mengemban
tugas dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Berpikir kritis berarti tidak serta merta menelan apa yang diterima, berpikir
secara sistematis, berpikir di luar kotak dan berpikir untuk berbeda.Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjadikan diri
mahasiswa sebagai seorang yang kritis dan berpikir secara ilmiah. Dua pekerjaan utama yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa
selama gelar sebagai agent of change melekat pada dirinya, yaitu membaca dan berdiskusi. Dua hal inilah yang mampu menciptakan
karakter ideologis pada mahasiswa. Dengan kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki
kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga
dengan kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi atau
sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi yang ia terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa
faktor utama yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya. Karakter seperti itu yang harus selalu diasah agar
mahasiswa mampu menjadi ancaman bagi pemerintah yang dzolim dan menindas. Agar mahasiswa tahu dimana harus berpihak.
Dan, agar mahasiswa mengenali siapa kawan dan lawan dalam permasalah negeri ini. Karakter seperti inilah yang dibutuhkan oleh
negeri ini agar mampu mengontrol jalannya pemerintahan. Jiwa kritis itu diasah dan terus dijaga dengan melakukan pembiasaan.
Membiasakan diri untuk bersikap berbeda dan berpikir ilmiah serta bergaul dengan teman yang mampu mendukung sikap kritis
sebagai mahasiswa, karena teman adalah kekuatan.Sehingga, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/2 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:48:37 2017 / +0000 GMT
memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi berbanding lurus dengan pengetahuan yang ia miliki. Mahasiswa harus mampu
memiliki kerangka berpikir ilmiah dalam menganalisis setiap persoalan serta tidak terjebak pada kesalahan berpikir.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/2 |
Export date: Sat Sep 2 21:48:37 2017 / +0000 GMT
KERANGKA BERPIKIR ILMIAH
Setiap manusia diberikan akal untuk berpikir. Akal adalah komponen yang paling penting dalam menilai sesuatu. Sekalipun dalam
proses berpikir akal pun masih bisa salah, yang berarti akal tidak mutlak. Berpikir adalah gerak akal yang berarti bahwa berpikir
adalah sebuah proses. Di dalam sebuah proses, sering terjadi kesalahan ketika proses tersebut tidak berjalan sesuai dengan ketentuan
yang ada. Demikian pun dengan berpikir harus menaati aturan-aturan pemikiran yang sesuatu ketentuan agar tidak terjadi
kecelakaan berpikir. Untuk menghindari kecelakaan berpikir tersebut, maka sudah seyogyanya lah manusia memiliki kerangka
berpikir ilmiah.Kerangka berpikir ilmiah selalu dikaitkan dengan logika dan filsafat karena tiga komponen ini masih saling
berhubungan. Kerangka berpikir ilmiah (epistemologi) merupakan salah satu cabang dari filsafat ilmu, setelah ontologi dan
aksiologi, yang secara khusus mengkaji dan mempelajari tentang hakikat ilmu itu sendiri (teori dan tekniknya) dengan pengetahuan
ilmiah. Kerangka adalah sesuatu yang menyusun yang lain sehingga yang lain dapat berdiri. Berpikir adalah proses untuk
memperoleh pengetahuan. Sedangkan, ilmiah adalah sesuatu hal atau pernyataan yang bersifat keilmuan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerangka berpikir ilmiah membahas secara mendalam mengenai proses
untuk memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan kebenarannya. Mengapa sesuai kebenarannya? Sebab, manusia memiliki
kemampuan berfikir yang akhirnya menyebabkan rasa ingin tahunya selalu berkembang. Dengan kemampuan berfikir itulah
sehingga manusia selalu menggabungkan pengetahuannya yang terdahulu hingga menghasilkan pengetahuan yang baru yang
bersumber pada kebenaran melalui kajian-kajian ilmu pengetahuan. Dan seiring dengan perkembangan pola pikir manusia yang haus
akan rasa ingin tahu melalui kajian ilmu pengetahuan tersebut yang pada akhirnya melahirkan pengetahuan yang ilmiah.
Pengetahuan yang ilmiah selalu membutuhkan alasan dan penjelasan secara sistematis untuk memberikan suatu penegasan atau
keyakinan. Dan golongan terpelajar yang wajib memiliki kerangka berpikir ilmiah adalah mahasiswa.
Berpikir IlmiahMahasiswa adalah kalangan yang jumlahnya hanya 2% dari 200 juta jiwa penduduk Indonesia. Ia memiliki tugas
dan tanggung jawab sosial yang begitu besar untuk masyarakat. Mahasiswa adalah golongan terpelajar yang pemikiran dan
pengetahuannya sudah dianggap lebih maju dari kalangan sekolah menengah. Pengetahuannya itu berbanding lurus dengan
tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk selalu bersikap kritis dan berpikir secara ilmiah untuk mengemban
tugas dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Berpikir kritis berarti tidak serta merta menelan apa yang diterima, berpikir
secara sistematis, berpikir di luar kotak dan berpikir untuk berbeda.Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjadikan diri
mahasiswa sebagai seorang yang kritis dan berpikir secara ilmiah. Dua pekerjaan utama yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa
selama gelar sebagai agent of change melekat pada dirinya, yaitu membaca dan berdiskusi. Dua hal inilah yang mampu menciptakan
karakter ideologis pada mahasiswa. Dengan kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki
kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga
dengan kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi atau
sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi yang ia terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa
faktor utama yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya. Karakter seperti itu yang harus selalu diasah agar
mahasiswa mampu menjadi ancaman bagi pemerintah yang dzolim dan menindas. Agar mahasiswa tahu dimana harus berpihak.
Dan, agar mahasiswa mengenali siapa kawan dan lawan dalam permasalah negeri ini. Karakter seperti inilah yang dibutuhkan oleh
negeri ini agar mampu mengontrol jalannya pemerintahan. Jiwa kritis itu diasah dan terus dijaga dengan melakukan pembiasaan.
Membiasakan diri untuk bersikap berbeda dan berpikir ilmiah serta bergaul dengan teman yang mampu mendukung sikap kritis
sebagai mahasiswa, karena teman adalah kekuatan.Sehingga, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/2 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:48:37 2017 / +0000 GMT
memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi berbanding lurus dengan pengetahuan yang ia miliki. Mahasiswa harus mampu
memiliki kerangka berpikir ilmiah dalam menganalisis setiap persoalan serta tidak terjebak pada kesalahan berpikir.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/2 |