PENGARUH PENERAPAN SYARIAH MARKETING TERHADAP REPUTASI PROGRAM BEASISWA PENA BANGSA PADA YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH SIDOARJO.

(1)

PENGARUH PENERAPAN SYARIAH MARKETING TERHADAP

REPUTASI PROGRAM BEASISWA PENA BANGSA PADA YAYASAN

DANA SOSIAL AL-FALAH SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

FITRIA FATAYATUL QUSNA NIM : C34212092

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA


(2)

PENGARUH PENERAPAN SYARIAH MARKETING TERHADAP

REPUTASI PROGRAM BEASISWA PENA BANGSA PADA YAYASAN

DANA SOSIAL AL-FALAH SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh :

FITRIA FATAYATUL QUSNA

NIM : C34212092

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah Surabaya


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Syariah Marketing Terhadap Reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa Pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik teistis (rabba>niyah), etis (akhla>qiyah), realitas (al-wa>qi’iyah), humanitis (al- insa>niyah) secara simultan terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa YDSF Sidoarjo dan Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik teistis (rabba>niyah), etis (akhla>qiyah), realitas (al-wa>qi’iyah), humanitis (al- insa>niyah) secara parsial terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa YDSF Sidoarjo?

Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) menggunakan jenis penilitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variable atau lebih. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner penelitian oleh donatur Beasiswa Pena Bangsa pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo.

Populasi penelitian ini adalah seluruh donatur Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo. Pengambilan sampel yang berjumlah 84 orang dari 495 donatur Beasiswa Pena Bangsa pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Dari hasil perhitungan secara simultan diperoleh nilai f hitung > f tabel yaitu 41.378 > 2.49 dan nilai Sig. < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 serta bertanda positif

yang berarti hipotesis ada pengaruh bahwa karakteristik syari’ah marketing (teistis, etis, realistis, humanistis) terhadap reputasi. Sedangkan hasil uji parsial diperoleh untuk teistis nilai t hitung > t tabel yaitu 2.705 > 1.99045 serta bertanda positif, etis t hitung < t tabel yaitu 0.571 < 1.99045 serta bertanda negatif, realistis t hitung > t tabel yaitu 3.841 > 1.99045 serta bertanda positif, humanistis t hitung > t tabel yaitu 2.313 > 1.99045 serta bertanda positif yang berarti secara parsial etis dinyatakan tidak berpengaruh terhadap reputasi dan teistis, realistis, humanistis dinyatakan berpengaruh terhadap reputasi.

Kata Kunci : Syariah Marketing, Reputasi, teistis (rabba>niyah), etis (akhla>qiyah),


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 13

C.Tujuan Penelitian ... 13

D.Kegunaan Hasil Penelitian ... 14

E. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori 1. Manajemen Pemasaran... 17

2. Syariah Marketing ... 18


(8)

B.Penelitian Terdahulu ... 32

C.Kerangka Konseptual ... 37

D.Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Definisi Operasional ... 41

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46

G. Data dan Sumber Data ... 48

H. Teknik Pengumpulan Data ... 48

I. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek penelitian ... 58

1. Sejarah YDSF Sidoarjo ... 58

2. Visi dan Misi ... 60

3. Struktur Organisasi ... 61

4. Program-Program Di YDSF Sidoarjo ... 63

5. Program Beasiswa Pena Bangsa ... 68

6. Karakteristik Responden ... 71

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Item ... 74

1. Uji Validitas ... 74


(9)

C. Analisis Data ... 77

1. Hasil Uji Normalitas ... 77

2. Hasil Uji Multikolinearitas ... 78

3. Hasil Uji heterokedastisitas ... 79

4. Hasil Uji autokolerasi ... 81

5. Analisis regresi Linier Berganda ... 81

6. Uji Simultan (F) ... 83

7. Uji Parsial (t) ... 85

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Secara Simultan... 90

B. Pengaruh Secara Parsial ... 91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Peringkat LAZ Indonesia ... 10

Tabel 1.2 Data Triwulan Pena Bangsa Tahun 2014-2015 YDSF Sidoarjo ... 12

Tabel 3.1 Skala Likert ... 50

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 72

Tabel 4.2 Usia Responden ... 72

Tabel 4.3 Pekerjaan Responden ... 73

Tabel 4.4 Pendapatan Responden ... 74

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Teistis (Rabbani>yah) ... 75

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Etis (Akhlaqi>yah) ... 75

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Realistis (Al-waqi’i>yah) ... 75

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Humanistis (Al-insani>yah) ... 76

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Reputasi ... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 77

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ... 78

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 79

Tabel 4.13 Analisis Regresi Linear Berganda... 82

Tabel 4.14 Hasil Uji F ... 84


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

DAFTAR TRANSLITERASI

Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Konsonan

No Arab Indonesia Arab Indonesia

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. ا ج خ ر س ش ص ض ’ b t th j h} kh d dh r z s sh s} d} ظ ع ف ق ك ل م و ه ء ي t} z} ‘ gh f q k l m n w h ’ y

Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations (Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).

B. Vokal

1. Vokal Tunggal (monoftong) Tanda dan

Huruf Arab Nama Indonesia

ــــــــ fath}ah a

ــــــــ kasrah i


(13)

Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun. Contoh: iqtid}a>’ (ء قا)

2. Vokal Rangkap (diftong) Tanda dan

Huruf Arab Nama Indonesia Ket.

يــــ fath}ah dan ya’ Ay a dan y

وـــــ fath}ah dan wawu

Aw a dan w

Contoh : bayna ( نيب ) :

mawd}u>‘

( عوضوم )

3. Vokal Panjang (mad) Tanda dan

Huruf Arab

Nama Indonesi

a

Keterangan

ــــ fath}ah dan alif a> a dan garis di atas

يـــ kasrah dan ya’ i> i dan garis di atas

وــــ d}ammah dan wawu

u> u dan garis di atas

Conto h

: al-jama>‘ah

( ع م لا )

: takhyi>r ( يي ت ) : yadu>ru ( رو ي ) C. Ta’ Marbut}ah


(14)

1. Jika hidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t. 2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.

Contoh : shari>‘at al-Isla>m (ماساا ي ش) : shari>‘ah isla>miyah ( يماسإ ي ش) D. Penulisan Huruf Kapital

Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat yang ditulis dengan translitersi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf besar.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia pada era globalisasi sangatlah pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya industri manufaktur dan industri jasa di Indonesia. Pada industri jasa, khususnya industri jasa keuangan syariah memiliki prospek pertumbuhan yang bagus dan perkembangan industri yang sangat besar. Berdasarkan penilaian Global Islamic Finance Report 2013, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan potensi pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran, Malaysia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Naik dua peringkat jika dibandingkan dengan tahun 2012.1

Industri keuangan syariah di Indonesia saat ini sudah lengkap. Mulai dari perbankan syariah dan lembaga keuangan non-bank syariah. Salah satu Lembaga keuangan non-bank syariah adalah lembaga pengelolaan zakat atau yang biasa disebut dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat sehingga tidak memiliki afiliasi dengan BAZ.2

1

Muliaman D. hadad, Industri Keuangan Syariah Menghadapi MEA.

www.jawapos.com/baca/opinidetail/8786/Industri-Keuangan-Syariah-menghadapi-MEA. 23 April

2015.

2


(16)

2

Lembaga Amil Zakat berdiri setelah disahkannya Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat. Undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dianggap perlu untuk ditetapkan karena meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian, serta pendayagunaan zakat. Tujuan dibentuknya undang-undang pengelolaan zakat adalah menjadi acuan pengelolaan zakat oleh setiap Lembaga Amil Zakat dan diarahkan supaya berpengalaman karakter produktif.3

Lembaga amil zakat layaknya sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab untuk melayani dan memuaskan pelanggannya. Dalam hal ini, pelanggan dari lembaga amil zakat adalah para donatur yang memberikan donasinya baik rutin maupun tidak. Meskipun bukan sebagai lembaga profit, dana yang dihimpun adalah dana yang berasal dari umat. Lembaga amil zakat harus terbuka untuk dipandang oleh publik sebagai bagian yang secara optimal mengelola dana yang terhimpun. Sehingga para donatur merasa puas dan meningkatkan kepercayaan kepada lembaga amil tersebut

Sasaran penerima zakat terdapat 8 asnaf yaitu fakir, miskin, sabilillah, gorim, muallaf, ibnussabil, riqab dan amil. Bantuan dapat berupa bantuan pendidikan atau beasiswa, untuk pelayanan sosial kemasyarakatan seperti

3


(17)

3

bencana alam dan bantuan untuk kesehatan, pembinaan umat melalui masjid, majlis taklim, dan lembaga dakwah.4

Sektor pendidikan saat ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumberdaya manusia, keberhasilan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh faktor biaya, maka bagi yang tidak mempunyai biaya karena keadaan ekonomi lemah ini akan menjadi hambatan tersendiri untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut dapat diupayakan melalui pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan melalui program beasiswa.

Banyaknya lembaga amil zakat yang menyediakan program pendidikan khususnya pemberian beasiswa akan menjadikan donatur semakin selektif dalam menentukan pilihan Lembaga Amil Zakat mana yang memiliki kualifikasi unggul sehingga dapat dijadikan sebagai tempat pengelola dan sosial yang akan dikeluarkan. Memilih Lembaga Amil Zakat adalah proses interaksi antara strategi pemasaran dan karakteristik individu.5 Strategi pemasaran menjadi aspek penting bagi Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dengan menerapkan prinsip-prinsip strategi pemasaran yang sesuai dengan syariah, diharapkan zakat yang diperoleh bisa semakin meningkat.

Strategi pemasaran diperlukan dalam usaha untuk meningkatkan donatur yaitu dengan mengukur kemampuan Lembaga Amil Zakat dalam memberikan

4

Ahmad Rofiq, Komplikasi Zakat, (Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2010), 141

5

Hisnarilla Century Moediarso, Pengaruh Pengmalan Karakter Amanah Amil Terhadap Niat Memilih Menjadi Donatur Tetap Pada Dompet Dhuafa Jawa Timur, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2012), 4


(18)

4

produk dan layanan pada donatur, sebagai cara untuk mengetahui penilaian nasabah terhadap perkembangan Lembaga Amil Zakat tersebut. Kenyataan pelayanan yang baik pada akhirnya akan mampu menarik image perusahaan sehingga citra perusahaan dimata pelanggan atau donatur terus meningkat pula.6 LAZ yang mempunyai kualitas pelayanan prima, dapat membangun reputasi perusahaan

Sinyal reputasi dirancang untuk mempengaruhi targetnya secara positif dimana reputasi memainkan peran penting dalam setiap pertukaran antara perusahaan dan pelanggan. Reputasi perusahaan menurut Fombrun adalah sebagai persepsi dari representasi tindakan perusahaan di masa lalu dan prospeknya di masa depan yang menggambarkan hal-hal yang menarik dari perusahaan secara keseluruhan bagi pelanggan dibandingkan dengan perusahaan pesaing lainnya. Reputasi secara secara luas mengacu pada opini seluruh pemangku kepentingan mengenai perusahaan sebagai satu kesatuan. 7

Reputasi sering didefinisikan sebagai persepsi kualitas yang digabungkan dengan nama. Dalam bisnis industri jasa, nama (merk) lebih sering dihubungkan dengan reputasi perusahaan daripada dengan produk atau jasa itu sendiri. Disamping itu ketika konsumen mengalami keraguan dalam menentukan penilaian atas produk, maka brand akan mendapatkan efek yang dramatis dari persepsi kualitas. Dalam pemasaran, image sebuah brand dan reputation produk atau jasa mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.

6

Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: Rajawali Press, 2005), 2

7


(19)

5

Manajamen pemasaran merupakan satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang dan mendapatkan laba.8 Di dalam dunia usaha dituntut untuk dapat mengunggulkan segala kemampuan yang dipunyai perusahaan untuk memasarkan produk dan pelayan yang ditawarkan. Rasulullah dalam berbisnis juga menggunakan manajamen pemasaran. Dalam pemasaran, Nabi Muhammad menggunakan konsep dasar jujur, ikhlas, profesionalisme, silaturahmi dan murah hati. Konsep yang diterapkan Rosul membuat seluruh pelanggan setia terhadap Rosul sehingga tercipta kepercayaan dan kepercayaan lahir dari hubungan yang baik dan kerjasama kedua belah pihak.

Pendekatan di dalam pengembangan ilmu pemasaran Islam terdapat dua macam yaitu Marketing in Islamic Environment dan Islamic Marketing. Marketing in Islamic Environment merupakan pendekatan untuk menerapkan pemasaran yang berbasis Islam sesuai syariat Islam dalam lingkungan Islam atau lembaga keuangan Islam seperti perbankan Islam, Lembaga Amil Zakat, Asuransi Islam bahkan rumah sakit Islam. Dengan demikian, pendekatan Islamic Marketing merupakan salah satu usaha untuk menerapkan pemasaran berbasis Islam secara keseluruhan, sehingga menjadi khas dari sudut pandang Islam, dimana saat ini masih dalam proses pencarian pola dan model pemasaran Islami dengan sumber referensi dari kita berbahasa arab.9

Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu

8

B.S Dharmmesta, dan H. Handoko, Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen , ( Yogyakarta: PBFE Universitas Gadjah Mada, 1982), 2

9


(20)

6

inisiator kepada stakeholder, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.10 Kegiatan bisnis pada pemasaran Islam dilandasi atas sikap kejujuran, keadilan, keterbukaan dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah Islam.11 Selain itu, dalam marketing syariah, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh transaksinya insya Allah menjadi ibadah dihadapan Allah. Ada empat Karakteristik pemasaran sesuai dengan syariah yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar yaitu teistis (Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanitis (Al-insa>niyah)

Teistis (Rabba>niyah) merupakan salah satu ciri khas marketing syariah yang tidak di miliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius (diniyah).12 Syariah marketer meyakini bahwa

hukum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebatilan dan menyebarluaskan kemaslahatan.

Sebuah lembaga yang menjalankan prinsip syariah adalah perusahaan yang tidak berhubungan dengan bisnis judi, riba, dan produk-produk haram. Namun, walaupun bisnis perusahaan tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan bisnis yang diharamkan, terkadang taktik yang dipakai dalam memasarkan produk-produk mereka masih berhubungan dengan cara-cara

10

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan Pustaka, 2006), 27

11


(21)

7

yang tidak etis. Padahal pendekatan gharar, zhulm (tidak adil) dilarang dalam syariah Islam. Oleh karena itu diperlukan lembaga-lembaga keuangan yang Islami sehingga umat Islam dapat menyalurkan investasi sesuai syariat Allah.

Kedua, etis (akhla>qiyah) dimana pemasaran syariah selain karena teistis (rabba>niyah), juga karena ia sangat mengedepankan masalah akhlaq (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Syariah marketer mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya, karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai-nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama.

Semakin beretika seseorang dalam berbisnis, maka dengan sendirinya dia akan menemui kesuksesan.13 Sebaliknya bila perilaku bisnis sudah jauh dari nilai-nilai etika dalam menjalankan roda bisnisnya sudah pasti dalam waktu dekat kemunduran akan ia peroleh. Jika nilai moral dan etika diterapkan dalam suatu perusahaan dalam melayani pelanggannya, maka pelanggan tersebut akan merasa puas, sehinggan image perusahaan tersebuat juga akan baik.

Ketiga, realistis (al-wa>qi’iyah) dimana pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif dan kaku, melainkan konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah isla>miyah yang melandasinya.14

Seorang marketer adalah para pemasar yang professional dengan penampilan yang rapi, bersih, dan bersahaja serta tidak kaku dalam pergaulan. Mereka

13

Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, (Semarang: Rasail, 2007), 58 14


(22)

8

bekerja secara professional dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.

Humanistis (al-insa>niyah), syariat Islam adalah insaniyah berarti diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status. Hal tersebut dapat dikatakan prinsip Ukhuwwah Insa>niyah (persaudaraan antar manusia).15 Islam mengarahkan

seruannya kepada seluruh manusia, bukan kepada sekelompok orang tertentu, atas dasar ikatan persaudaraan antar sesama manusia. Karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang paling istimewa diantara semua makhluk-Nya yang lain.16

Dengan menerapkan karakteristik Syariah marketing diharapkan dapat menciptakan relationship donatur dan LAZ yaitu hubungan kemitraan dengan donatur dijalin secara terus menurus dalam usaha meningkatkan kepercayaan pada LAZ. Hal ini dapat memelihara kesetian donatur yang pada akhirnya akan meningkatkan reputasi LAZ tersebut.

Berdasarkan paparan di atas, syariah marketing memiliki keterkaitan dalam penentu keberhasilan terwujudnya reputasi suatu perusahaan, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas suatu produk dalam perusahaan tersebut. Akan tetapi masih terdapat perdebatan teoritis diantara para ahli.

15


(23)

9

Sri Renny Krismanti (2014) menyatakan bahwa reputasi perusahaan Buletin Warta Cilacap PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Plant dipengaruhi oleh media internal dan variabel lainnya. Sama halnya dengan pendapat Nur Alfu Laila (2011) menyatakan bahwa syariah marketing berpengaruh terhadap reputasi dan reputasi berpengaruh terhadap kepuasan nasabah pada Bank BTN Syariah Semarang, Adapun pengaruh syariah marketing terhadap kepuasan tidak terbukti signifikan.

Bertentangan dengan pendapat Ifra Aldila Dolarosa (2014) yang menyatakan bahwa karakteristik syariah marketing etis, realistis, dan humanitis berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jember. Didukung pula dengan pendapat Nur Ayu Rizqia (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara factor spiritual marketing (teitis (Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanistis (Al-insa>niyah)) terhadap loyalitas nasabah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Pati.

Yayasan Dana Sosial Al-Falah dikukuhkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional oleh Menteri Agama Republik Indonesia dengan SK No. 523 tanggal 10 Desember 2001 menjadi entitas yang menaruh perhatian mendalam pada kemanusian yang universal. Melalui divisi penyaluran, Yayasan Dana Sosial Al-Falah semakin meneguhkan pendayagunaan dana secara syar’I, efisien, efektif dan produktif.17

17


(24)

10

Dalam survey Majalah SWA edisi 27/XXVI/ Desember 2010 – Januari 2011 yang mengupas tentang lembaga-lembaga pengelola dana umat ini, YDSF masuk di dalam 4 besar sebagai pengelola dana umat terbaik. Survey ini dilakukan di tiga kota: Jakarta, Bandung, Surabaya pada bulan September – Oktober 2010 terhadap 29 lembaga amil zakat yang terdaftar secara nasional.

Tabel 1.1

Peringkat Lembaga Amil Zakat (LAZ) Indonesia

No Lembaga Amil Zakat

Aspek Penelian

index Keterpercayaan Pelayanan Rekomendasi

1 Rumah zakat 7.5 7.65 7.45 7.53

2

Dompet Peduli Umat

Daarut Tauhid 7.55 7.42 7.35 7.44

3 Bpzis Bank Mandiri 7.46 7.44 7.26 7.38

4

Yayasan Dana Sosial

Al-Falah 7.33 7.32 7.44 7.37

5 Dompet Dhuafa 7.33 7.37 7.28 7.33

6 Baitul Maal Bank BRI 7.31 7.17 7.23 7.24

7 Rumah Yatim 7.19 7.35 7.16 7.23

8 Al-Azhar Peduli Umat 7.32 7.09 7.05 7.15

9 Bazis DKI Jakarta 7.08 7.12 7.1 7.1

10 Baznaz 6.68 6.65 6.58 6.64


(25)

11

Data di atas merupakan peringkat Lembaga Amil Zakat (LAZ) Indonesia. Yayasan Dana Sosial Al Falah masuk peringkat ke empat. Dilihat dari aspek penilaiannya, hal ini dapat dijadikan tolak ukur bahwasanya Yayasan Dana Sosial Al-Falah memiliki reputasi yang baik.

YDSF Sidoarjo didirikan pada tanggal 2 Februari 2006. Sampai saat ini dan launching kantor cabang pada tanggal 9 April 2006 yang berlokasi di Jl. Graha Anggrek Mas Regency A-2 Pagerwojo Sidoarjo.18 Faktor yang melatarbelakangi berdirinya YDSF ini ialah dari sisi penghimpunan tingginya animo (keinginan atau peminat) masyarakat dan perlunya ekspansi YDSF, khususnya di wilayah Jawa Timur.

YDSF Sidoarjo mempunyai tekad meraih banyak donatur serta merawat donatur yang telah ada dengan memberikan manfaat kepada mereka secara langsung maupun tidak langsung dari dana yang mereka amanahkan. Dengan demikian, donatur tidak akan merasa dieksploitasi untuk menyisihkan sebagian rezekinya namun juga menikmati manfaatnya, sebagaimana termaktub dalam slogan YDSF ”Makin Terasa Manfaatnya” melalui program-program layanan untuk muzakki.

Yayasan Dana Sosial AI Falah (YDSF) ini memiliki berbagai program yaitu Program bidang pendidikan, Bantuan untuk bidang dakwah, Bantuan untuk anak yatim, Bantuan untuk masjid, dan kemanusiaan. Salah satu program Pendidikan yang menjadi program unggulan YDSF adalah Program Beasiswa Pena bangsa. Program Pena Bangsa YDSF (Yayasan Dana Sosial

18


(26)

12

Al-Falah) merupakan program bantuan pendidikan yaitu berupa bantuan biaya sekolah dan peralatan sekolah untuk penerima beasiswa. Program ini sangat membantu kepada para anak didik khususnya yang berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga mereka tidak perlu lagi khawatir akan biaya pendidikan atau biaya sekolah sehingga mereka lulus.

Program Pena Bangsa YDSF Kantor Kas Sidoarjo menyalurkan beasiswa kepada 639 siswa dari Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Tujuannya adalah menyelamatkan anak bangsa dari kemiskinan dan kebodohan melalui program beasiswa dan pendampingan pendidikan, sedangkan harapan kedepannya yaitu menjaga hubungan dengan OTA melalui peningkatan layanan OTA.

Tabel 1.2

Data Triwulan Pena Bangsa Tahun 2014-2015 sumber YDSF Sidoarjo

BULAN TARGET PEROLEHAN

DONATUR DONASI DONATUR DONASI

Januari

2014 567 Rp34.279.500 535

Rp33.310.50 0

Maret

2014 581 Rp35.254.500 545

Rp33.840.50 0

Juni 2014 585 Rp36.084.500 551

Rp37.806.50 0

Sep-14 592 Rp36.874.500 571

Rp36.904.50 0

Des-2014 601 Rp37.768.500 585

Rp37.030.50 0

Januari

2015 505 Rp32.703.500 475

Rp31.588.50 0

Maret

2015 509 Rp33.468.500 480

Rp31.620.50 0

Juni 2015 519 Rp33.603.500 495

Rp32.583.50 0


(27)

13

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul“ Pengaruh Syariah Marketing Terhadap Reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa Pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik teistis (Rabba>niyah), etis

(Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanitis (Al-insa>niyah) secara simultan terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa YDSF Sidoarjo?

2. Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik teistis (Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanitis (Al-insa>niyah) secara parsial terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa YDSF Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah maka tujuan penilitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh antara karakteristik karakteristik teistis (Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanitis (Al-insa>niyah) secara simultan terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa YDSF Sidoarjo

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh antara karakteristik teistis (Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanitis


(28)

14

insa>niyah) secara parsial terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa YDSF Sidoarjo

D. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Teoritis

Hasil yang diperoleh penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan manajemen pemasaran, khususnya yang terkait dengan pengaruh karakteristis syariah marketing terhadap reputasi Perusahaan

2. Praktis

a. Yayasan Dana Sosial Al Falah Sidoarjo: memberiikan sumbangan pemikiran dan konsep untuk mempertahankan nasabah dan menjaga reputasi perusahaan dengan syariah marketing

b. Bagi penulis : rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuwan yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Ekonomi syariah pada FEBI Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya c. Bagi perguruan tinggi : hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika.


(29)

15

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam proposal ini akan dijabarkan sebagai berikut: Bab pertama berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hadil penelitian dan sistematika penelitian proposal

Bab kedua berisi kajian pustaka yang mengemukakan landasan teori dimulai dari grand theory yaitu manajamen pemasaran, dilanjutkan mengenai syariah marketing yang meliputi karakteristiknya yaitu teistis (Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanitis (Al-insa>niyah). Kemudian beberapa penelitian terdahulu yang relevan, kerangka konseptual, dan hipotesis.

Bab ketiga berisi metode penelitian yang memuat jenis penelitian yang digunaka, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, uji validitas dan reliabelitas, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data

Bab keempat berisi hasil penelitian menjabarkan deskripsi umum objek penelitian berupa pemaparan data yang memuat informasi tentang lokasi atai institusi yang menjadi objek penelitian serta karakteristik responden yang dijadikan sampel dalam penelitian dan analisis data yang memuat data penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian.

Bab kelima berisi pembahasan yang terdiri dari temuan hasil penelitian berisi tentang gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan terhadap teori-teori dan


(30)

16

temuan sebelumnya serta penafsiran dari penjelasan terkait temuan di lapangan yang menjawab hipotesis (jawaban sementera) sebelumnya.


(31)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen pemasaran

Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan di dalam pencapaian tujuannya tergantung pada bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lainnya seperti personalia. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar perusahaan berjalan dengan lancar. Definisi pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan deng menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.1

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa yang dapat memuaskan

keinginan demi mendapatkan kemaslahatan (benefit)2

Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program-program yang dirancangkan untuk menciptakan,

membangun, dan mempertahankan pertukaran yang saling

1

Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran Terjemahan Bob Sabran, Jilid 1 (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008) 5

2

William J. Stanton, Prinsip Pemasaran Terjemahan Yohanes Lamarto, Jilid ketujuh (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1998) 7


(32)

18

menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Proses itu melibatkan lebih dari sekedar mendapatkan cukup pelanggan bagi output perusahaan saat ini. Lebih dari sekedar merancang strategi untuk menarik konsumen baru dan memciptakan transaksi dengan mereka, perusahaan sekarang ini berfokus pada mempertahankan pelanggan saat ini dan membangun hubungan jangka panjang melalui penawaran nilai dan kepuasan yang unggul bagi pelanggan.

2. Syariah marketing

kata shari’ah berasal dari akar kata shara’a, yang bermakna

memperkenalkan, mengedepankan atau menetapkan. Shari’ah secara

bahasa berarti jalan menuju sumber air. Jalan menuju sumber air ini dapat

pula dikatakan sebagai jalan ke arah sumber pokok kehidupan.3 sedangkan

menurut istilah adalah hukum-hukum atau undang-undang yang ditentukan oleh Allah untuk hambanya sebagaimana terkandung dalam

kitab suci Al-Qur’an dan diterangkan oleh Rasulullah SAW.4

Kata “shari’ah” (al-shari’ah) telah ada dalam bahasa arab sebelum turunnya Al-Qur’an. Kata yang semakna dengannya juga ada dalam taurat

dan injil. Kata syari’ah dalam Al-Qur’an yaitu pada surat Al-Jathi>yah :

18

3

Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, Cet. Pertama, 2005), 307


(33)

19 















Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah

kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.5

Menurut Syaikh Al-Qaradhawi sebagaimana dikutip dalam buku Syariah Marketing karangan Muhammad Syakir Sula dan Hermawan Kertajaya, mengatakan bahwa cakupan dari pengertian syariah menurut pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif (al-shumu>l). Di dalamnya mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek keluarga (seperti nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan, industri, perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah), aspek

ekonomi (permodalan, zakat, ba’it al-ma>l, fa’i, ghani>mah), aspek hukum

dan peradilan, aspek undang-undang hingga hubungan antar-negara. Pemasaran sendiri adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari

hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah.6

Maka definisi syariah marketing atau pemasaran menurut perspektif

ekonomi syariah adalah segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis dalam bentuk kegiatan penciptaan nilai (Value Creating Activities)

5

Departeman Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Diponegoro, 2005), 399 6

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan Pustaka, 2006) 25-26


(34)

20

yang memungkinkan siapa pun yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang

berprinsip pada akad bermuamalah islami.7

Sedangkan dalam buku asuransi syariah karangan Syakir Sula pemasaran syariah didefinisikan sebagai sebuah disiplin bisnis strategis

yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values

dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan

prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam

Islam.8 Definisi tersebut didasarkan pada salah satu ketentuan dalam

bisnis Islami yang tertuang dalam ketentuan dalam bisnis islami yang tertuang dalam kaidah fiqih yang mengatakan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang

halal atau menghalalkan yang haram.9

Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses-baik

proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk

transaksi apa pun dalam pemasaran dapat dibolehkan.10

7

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005) 2 8

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and General) Konsep dan Sistem Operasional. (Jakarta : Gema Insani Press, 2004) 425

9


(35)

21

Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut:

a. Teitis (Rabba>niyah)

b. Etis (Akhla>qiyah)

c. Realistis (Al-wa>qi’>yah)

d. Humanistis (Al-insa>niyah).

Berikut ini penjelasan mengenai karakteristik Syariah Marketing

a. Teitis (Rabba>niyah)

Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki

dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius (diniyah). Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Jiwa seorang syariah marketer meyakini

bahwa hukum-hukum syariat yang teitis atau bersifat ketuhanan ini

adalah hukum yang paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan

kebatilan, dan menyebarluaskan kemaslahatan.11

Seorang syariah marketer meyakini bahwa Allah Swt. Selalu

dekat dan mengawasinya ketika seorang syariah marketer sedang

melaksanakan segala macam bentuk bisnis. Seorang syariah marketer pun yakin bahwa Allah Swt. akan meminta pertanggungjawaban

11


(36)

22

darinya atas pelaksanaan syariat itu pada hari ketika semua orang

dikumpulkan untuk diperlihatkan amal-amalnya (di hari kiamat).12

Seorang syariah marketer akan segera mematuhi hukum-hukum syariah, dalam segala aktivitasnya sebagai seorang pemasar. Mulai dari melakukan strategi pemasaran, memilah-milah pasar (segmentasi), kemudian memilih pasar mana yang harus menjadi fokusnya (targeting), hingga menetapkan identitas perusahaan yang harus senantiasa tertanam dalam benak pelanggannya (positioning).

Juga ketika perusahaan menyusun taktik pemasaran.13 Yaitu ketika

melakukan diferensiasi, marketing mix-nya (dalam mendesain

produk, menetapkan harga, penempatan, dan dalam melakukan promosi) serta dalam melakukan proses penjualan (selling).

Dan semua kegiatan bisnis hendaklah selaras dengan moralitas dan nilai utama yang digariskan oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an menegaskan bahwa setiap kegiatan dan transaksi hendaknya

ditujukan untuk tujuan hidup yang lebih mulia.14 Begitu juga dalam

perusahaan, kejujuran harus menjadi landasan manajemen untuk

mencapai keberkahan usahanya.15

Seorang syari’ah marketer selain tunduk kepada hukum-hukum

syari’ah, juga senantiasa menjauhi segala larangan-larangannya

dengan sukarela, pasrah dan nyaman didorong oleh bisikan dari dalam bukan paksaan dari luar. Oleh sebab itu, jika suatu saat hawa

12

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing …, 29 13

Ibid, 29-30 14


(37)

23

nafsu menguasai dirinya lalu ia melakukan pelanggaran terhadap perintah dan larangan syari’ah, misalnya mengambil uang yang bukan haknya, member keterangan palsu, ingkar janji dan sebagainya, maka ia akan merasa berdosa, kemudian segera bertobat dan menyucikan diri dari penyimpangan yang dilakukan. Ia akan senantiasa memelihara hatinya agar tetap hidup, dan memancarkan cahaya kebaikan dalam segala aktivitas bisnisnya. Hati adalah sumber pokok bagi segala kebaikan dan kebahagian seseorang. Bahkan bagi seluruh mahluk yang dapat berbicara, hati merupakan

kesempurnaan hidup dan cahayanya.16 Allah SWT berfirman :









































Dan apakah orang yang sudah mati Kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang Telah mereka kerjakan. (Q.S

Al-An’am : 122)17

16

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing …, 31 17


(38)

24

Hati yang sehat, hati yang hidup adalah hati yang ketika didekati oleh berbagai perbuatan yang buruk, maka ia akan menolaknya dan membencinya dengan spontanitas, dan ia tidak condong kepadanya sedikitpun. Berbeda dengan hati yang mati, ia tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.

Kesimpulan dari Teistis (Rabba>niyah) yang nantinya akan dijadikan indikator adalah bahwasanya Teistis (Rabba>niyah) merupakan sifat ketuhanan yang direalisasikan dengan mematuhi hukum-hukum syariah yang telah ditetapkan. Dalam marketing memang akrab dengan penipuan, sumpah palsu, ingkar janji. Serta tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain

b. Etis (Akhla>qiyah)

Keistimewaan yang lain dari syariah marketing selain karena

teitis (Rabba>niyah), juga karena syariah marketing sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teitis (Rabba>niyah) di atas. Dengan demikian, syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai


(39)

25

moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan

oleh semua agama.18

Allah Swt. memberikan petunjuk melalui para Rasul-Nya meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak (moral, etika), maupun syariah. Dua komponen pertama, akidah dan akhlak (moral, etika) bersifat konstan. Keduanya tidak mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban manusia, yang berbeda-beda sesuai dengan rasulnya

masing-masing.19

Ada beberapa etika pemasar yang menjadi prinsip bagi syariah

marketer dalam menjalankan fungsi pemasaran, yaitu:20

1. Jujur yaitu seorang pebisnis wajib berlaku jujur dalam

melakukan usahanya. sifat jujur haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam melalukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya. Dalam dunia bisnis, kejujuran ditampilkan dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan, baik ketepatan waktu, janji, pelayanan, pelaporan, mengakui kelemahan dan kekurangan untuk kemudian diperbaiki secara terus menerus

18

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing …32-33 19

Ibid, 33 20


(40)

26

2. Berlaku adil dalam berbisnis yaitu satu bentuk akhlak yang

harus dimiliki seorang syariah marketer. Sikap adil termasuk diantara nilainilai yang telah ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi Islam.

3. Bersikap melayani dan rendah hati yaitu sikap melayani

merupakan sikap utama dari seorang marketer. Tanpa sikap melayani yang melekat dalam kepribadiannya, dia bukanlah seorang yang berjiwa pemasar. Melekat dalam sikap melayani ini adalah sikap sopan santun dan rendah hati.

4. Dapat dipercaya yaitu seorang muslim profesional haruslah

memiliki sifat amanah yakni dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Dalam menjalankan roda bisnisnya, setiap pebisnis harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau jabatan yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab di sini artinya, mau dan mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbebani di pundaknya.

Berperilaku baik dan sopan santun dalam pergaulan adalah fondasi dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi, dan mencakup semua sisi manusia. Sifat ini adalah sifat Allah dan kaum muslimin diperintahkan untuk

memiliki sifat itu.21


(41)

27

c. Realitas (Al-Wa>qi’iyah)

Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis,

antimodernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep

pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan

syariah Islamiyyah yang melandasinya.22

Dalam sisi inilah, syariah marketing berada. Syariah marketer

bergaul, bersilaturrahmi, melakukan transaksi bisnis di tengah-tengah realitas kemunafikan, kecurangan, kebodohan atau penipuan yang

sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis. Akan tetapi, syariah

marketing berusaha tegar, istiqamah dan menjadi cahaya penerang di

tengah-tengah kegelapan.23

Realitas (Al-Wa>qi’iyah) dalam syariah marketing bahwasanya syariah marketer adalah para pemasar profesional dangan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian

yang dikenakannya. Syariah marketer bekerja dengan profesional

dan mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan

kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya. Syariah marketer

tidak kaku, tidak eksklusif, tetapi sangat fleksibel dan luwes dalam

bersikap dan bergaul. Syariah marketer sangat memahami bahwa

dalam situasi pergaulan di lingkungan yang sangat heterogen, dengan

22

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing …, 35 23


(42)

28

beragam suku, agama dan ras, ada ajaran yang diberikan oleh Allah

Swt.24

Kesimpulan dari realistas (Al-wa>qi’iyah) yang nantinya akan dijadikan indikator adalah bahwasanya realistas (Al-wa>qi’iyah) merupakan sifat yang mencerminkan unsur profesionalisme kegiatan pemasar, dimana sifat professional tersebut merupakan realita yang akan dinilai langsung oleh pelanggan. Seperti profesional dangan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya serta professional dalam melakukan pekerjaan sesuai bidangnya.

d. Humanistis (Al-Insa>niyah)

Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal. Pengertian humanistis (Al-insa>niyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan

memiliki, nilai humanistis Syariah marketer menjadi manusia yang

terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia di atas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan

kepedulian sosial.25

24


(43)

29

Syariat Islam adalah syariah humanistis (Al-insa>niyah). Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis universal. Syariat Islam bukanlah syariat bangsa Arab, walaupun Muhammad yang membawanya adalah orang Arab. Syariat Islam adalah milik Tuhan bagi seluruh manusia. Allah menurunkan kitab yang berisi syariat sebagai kitab universal, yaitu

Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya.26

















Maha Suci Allah yang Telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam

sifat humanistis (Al-Insa>niyah) dan universal syariat Islam

adalah prinsip ukhu>wwah insa>niyah (persaudaraan antarmanusia).

Islam tidak memedulikan semua faktor yang membeda-bedakan manusia, baik asal daerah, warna kulit maupun status sosial. Islam mengarahkan seruannya kepada seluruh manusia, bukan kepada sekelompok orang tertentu, atas dasar ikatan persaudaraan

antarsesama manusia.27

26

Ibid, 38-39 27


(44)

30

3. Reputasi

Reputasi adalah perbuatan dan sebagainya yang menyebabkan

mendapat nama baik.28 Reputasi atau brand reputation merupakan

kualitas yang diterima dari sebuah produk atau jasa adalah berhubungan

dengan reputation yang di gabungkan dalam brand name. Dalam

pemasaran, image sebuah brand dan reputation produk atau jasa

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.

Merek dianggap unsur penting dalam meningkatkan reputasi perusahaan. Posisi merek bukan saja penting dalam pengelolaan produk, tetapi juga dalam pemasaran sendiri. Salah satu penyebab utama kegagalan produk-produk baru adalah kegagalan pengelolaan dan pengembangan merek. Sebaliknya, banyak produk yang sukses karena

pengelolaan mereknya sukses.29

Keberhasilan pemasar mengelola mereknya terkait dengan sebuah

istilah yang selalu disebut dalam pembahasan merek, yaitu brand equity.

Brand equity adalah nilai yang dimiliki oleh sebuah merek. Tinggi

rendahnya ekuiti ini ditentukan oleh sejauh mana konsumen:30

a) Akan mengenalnya sebuah merek (brand awareness)

b) Loyal untuk selalu membeli merek tersebut (brand loyalty)

c) Asosiasi tentang satu hal dengan merek tersebut (strong

association)

28

Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya Karya, 2005) 424

29

M. Taufik Amir, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005) 146.


(45)

31

untuk mengukur reputasi secara ideal tidaklah mudah dan diperlukan keahlian khusus. Wajar jika beberapa perusahaan melakukan pengukuran reputasi dengan pendekatan yang lebih sederhana. Padahal mengukur reputasi tidaklah cukup sebatas menghitung kesenjangan antara apa yang disampaikan dan apa yang dipersepsi media. Proses pengukuran reputasi

seharusnya dimulai dari penentuan stakeholder kunci dari perusahaan.

Stakeholder disini bisa mencakup karyawan, nasabah, calon nasabah,

pemegang saham, ataupun pemerintah.31

Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur reputasi merk diacu dari penelitian Selnes, 1993. Adapun indikator-indikator tersebut

adalah 32

1. Nama Baik

Nama baik adalah persepsi para nasabah tentang sejauh mana nama baik yang berhasil dibangun oleh perusahaan.

2. Reputasi dibanding pesaing

Reputasi pesaing adalah persepsi nasabah mengenai seberapa baik reputasi perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya.

3. Dikenal luas

31

A.B. Susanto, Mengelola Reputasi, dimuat di harian Bisnis Indonesia akhir April 2005, www.infodiknas.com./mengelolareputasi.

32

Muchamad Fauzi, Pengaruh Ketaatan Beragama, Atribut Produk Islam, Performance Quality, Reputation, Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Kabupaten Pemalang,(Semarang: Pusat Penalitian IAIN Walisongo Semarang, 2009), 17


(46)

32

Dikenal luas menunjukkan persepsi para nasabah, baik tentang sejauh mana nama perusahaan tersebut sudah dikenal oleh masyarakat luas

4. Kemudahan diingat

kemudahan diingat adalah persepsi para nasabah akan kemudahan nasabah untuk mengingat nama baik perusahaan tersebut.

Reputasi yang kuat dibangun dari tindakan operasional sehari-hari yang konsisten dengan tata nilai perusahaan, tidak cukup satu gebrakan saja. Dalam eksekusinya menjadi tanggung jawab bersama karena tidak cukup hanya dibebankan pada bagian humas atau pimpinan perusahaan

semata.33

B. Penelitian Terdahulu

Dalam studi literatur ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain sebagai bahan rujukan dalam mengembangkan materi yang ada dalam penelitian yang dibuat oleh penulis. Beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan penelitian ini adalah:

Penilitian Nur Alfu Laila yang berjudul “Pengaruh Syariah Marketing terhadap Reputasi dan Kepuasan Nasabah PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk Kantor cabang Syariah Semarang”. Dalam penelitian ini

populasi adalah keseluruhan nasabah yang melakukan transaksi di Bank BTN Syariah Semarang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode non probability sampling dengan teknik


(47)

33

accidental sampling dan mendapatkan 40 nasabah BTN Kantor Cabang Syariah. Waktu penelitian tahun 2011 dengan menggunakan variabel Syariah marketing, reputasi dan kepuasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana Berdasarkan uji linier sederhana pada pengujian t hitung, dapat disimpulkan bahwa dari tiga jalur dalam model pengujian, dua jalur terbukti signifikan yaitu pengaruh marketing syariah terhadap reputasi dan reputasi terhadap kepuasan. Adapun pengaruh marketing syariah terhadap kepuasan tidak terbukti signifikan. Persamaan penilitian Nur Alfu Laila dengan penelitian saya adalah variable yang

digunakan yaitu syariah marketing dan reputasi, sedangkan Perbedaannya

terdapat pada variable kepuasan nasabah, metode yang digunakan, serta objek penelitian dalam penelitian Nur Alfu Laila objeknya lembaga profit yaitu BTN syariah, sedangkan objek penelitian saya adalah lembaga non profit yaitu Yayasan Dana Sosial al-Falah Sidoarjo.

Penelitian Ifra Aldia Dolarosa yang berjudul “Pengaruh Karakteristik

Syariah Marketing Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jember”. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada nasabah. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga

diperoleh 120 responden sebagai sampel penelitian. Waktu penelitian ini pada tahun 2014 menggunakan Variabel bebas karakteristik syariah marketing dan Variabel terikat Kepuasan nasabah. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan Analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian diperoleh bahwa Etis, Realisstis, dan Humanitis berpengaruh secara


(48)

34

signifikan terhadap kepuasan nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Jember, sedangkan Teistis tidak berpengaruh pada signifikan. Variable yang paling dominan mempengaruhi kepuasan nasabah adalah variable Humanis. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian saya adalah menggunakan

variable bebas Syariah Marketing, sedangkan Perbedaannya adalah Variabel

terikat dan objek penelitian yang berbeda.

Penelitian Meika Yogo Saksono yang berjudul “Reputasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta (Studi Deskriptif Kuantitatif Terhadap Reputasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Dalam Persepsi Mahasiswa dan Mahasiswi UMS)”. Penilitian ini dilakukan pada tahun 2011 dengan menggunakan unsur-unsur seperti kualitas pelayanan, kualitas manajamen, kesehatan keuangan, lingkungan kerja, tanggung jawab social perusahaan, daya tarik emosional, dan etika perusahaan yang disarankan oleh Karakose (2008) untuk menganalisis reputasi. Data diperoleh dari quitionaires yang diperoleh dari 392 siswa dari UMS sebagai responden. Kemudian deskriptif kuantitatif dan Kolmogorov Smirrnov sedang digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UMS memiliki reputasi yang baik, dalam implikasi manajerial, penelitian ini memberikan saran bahwa bahwa UMS perlu menaruh perhatian lebih dalam kualitas dimensi pelayanan, terutama aspek tangibility dan juga dimensi CSR karena jumlah rata-rata itu sangan rendah dibandingkan dimensi lain. Persamaan penelitian Meika dengan penelitian saya adalah meneliti tentang reputasi, sedangkan perbedaannya adalah metode yang digunakan, objek penelitian, dan variabel penelitian.


(49)

35

Penilitian Nur Ayu Rizqia yang berjudul “Pengaruh Faktor Spiritual Marketing terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Pati)”. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik sampe acak (probability sampling), sehingga mendapatkan 100 responden untuk penelitian. Sedangkan instrument penelitian untuk mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Hasil uji empiris pengaruh factor spiritual marketing terhadap loyalitas nasabah menunjukkan nilai t hitung sebesar 3.613 dan p value (sig) sebesar 0.000 dengan menggunakan tingkat alpha 10%, maka posisi nilai probabilitasnya berada dibawah nilai alpha. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara factor spiritual marketing (teistis (Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanitis (Al-insa>niyah))) terhadap loyalitas nasabah. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian saya adalah variabel spiritual marketing (teistis (Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis wa>qi’iyah), humanitis (Al-insa>niyah)), sedangkan perbedaannya terletak pada metode analisis, variabel terikat, serta objek penelitian.

Penelitian Sri Renny Krismanti yang berjudul “Pengaruh Media Internal Terhadap Reputasi Perusahaan (Survey Pada Pelanggan Buletin Warta Cilacap PT Holcim Indonesia Tbk. Cilacap. Plant”. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden yang mewakili populasi pelanggan Warta Cilacap. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 menggunakan metode regressins linear. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan koefisien determinasi (R2) dari


(50)

36

0.370 yang digunakan untuk menentukan pengaruh presentase perubahan dalam variabel independen (media internal) pada variabel dependen (Reputasi), dari hasil pengujian diatas koefisien R2= 0.370 berarti pengaruh media internal sebesar 37% sedangkan 63% dipengaruhi oleh variabel lain selain media internal, persamaan penelitian tersebut dengan penelitian saya adalah meneliti tentang reputasi perusahaan, sedangkan perbedaannya adalah variabel bebas yang dgunakan dan objek penelitian


(51)

37

C. Kerangka Konseptual

Keterangan:

= secara parsial

= secara simultan

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual maka hipotesis dalam penilitian ini diduga:

H1 : Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik teistis

(Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), SYARIAH MARKETING:

REPUTASI (Y)

Teitis (Rabba>niyah) (X1)

Etis (Akhla>qiyah) (X2)

Realistis (Al-wa>qi’iyah) (X3)


(52)

38

humanitis (Al-insa>niyah) secara simultan terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa YDSF Sidoarjo?

H2 : Apakah terdapat pengaruh antara karakteristik teistis teistis

(Rabba>niyah), etis (Akhla>qiyah), realistis (Al-wa>qi’iyah), humanitis (Al-insa>niyah) secara parsial terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa YDSF Sidoarjo?


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif. Dalam penelititian kuantitatif, banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga akan pemahaman akan kesimpulan

penelitian ini dilengkapi dengan tabel.1

Jenis penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) menggunakan jenis penilitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variable atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan deskritif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan

dan mengontrol suatu gejala.2

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Dana Al-Falah Sidoarjo, pada tanggal 15 Oktober Juni 2015 - Selesai

1

Suharsimi Arikunto, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006) 12

2


(54)

40

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran-ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan

seluruh objek yang menjadi perhatian.3 Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh donatur program Beasiswa Pena Bangsa Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo yaitu sebesar 495 donatur, karena keterbatasan kemampuan biaya dan waktu, maka penelitian ini dilakukan dengan cara sampling.

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi

perhatian.4 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.5

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 orang dari jumlah 495 donatur program Beasiswa Pena Bangsa Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) cabang Sidoarjo.

Besarnya ukuran sampel yang akan diteliti dari suatu populasi dapat

digunakan rumus pendekatan Slovin sebagai berikut :6

n =

Keterangannya sebagai berikut : n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persen Kelonggaran Ketidaktelitian (10%)

3

Suharyadi dan Purwanto, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Jilid I (Jakarta: Salemba empat, 2003) 323

4

Ibid, 323 5

Suharsimi Arikunto, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006) 131 6


(55)

41

Berdasarkan rumus pendekatan Slovin diatas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak :

n =

n =

n =

83.19

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 84 donatur.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah Simple Random Sampling, Peneliti nanti akan memilih secara acak anggota populasi dari seluruh donatur Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo.

D. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat variabel bebas (X) yaitu teistis (Rabba>niyah) (X1), etis (Akhla>qiyah) (X2), realistis (Al-wa>qi’iyah) (X3), humanitis (Al-insa>niyah) (X4), sedangkan variabel terikat (Y) adalah Reputasi (Y)

E. Definisi Operasional

Agar penelitian ini dapat dilakukan sesuai yang diharapkan, perlu dipahami unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah, yaitu: konsep, variabel, sub variabel, dan indikator empirik. Dalam penelitian


(56)

42

ilmiah, suatu konsep akan dijabarkan kembali kedalam suatu bentuk yang dapat dipahami dan diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Agar konsep tersebut dapat diteliti secara empirik perlu dioperasionalkan dengan cara mengubah dan menjabarkan nya menjadi suatu variabel atau sub variabel. Adapun variabel, definisi operasional variabel dan indikator penelitian, disajikan dalam tabel berikut:

1. Teistis (Rabba>niyah)

Syari’ah marketer harus memiliki ketahanan moral, selalu mendekatkan diri pada Allah, dan menyakini jika gerak-geriknya diawasi oleh sang khalik karena marketing memang akrab dengan penipuan, sumpah palsu, ingkar janji. Serta tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain

Indikator Teistis (Rabba>niyah) adalah

a. Tidak ada penipuan

b. Tidak ingkar janji dalam kegiatan bisnis

c. menjadikan prinsip-prinsip syariah sebagai acuan dan pegangan

dalam kegiatan bisnis

Pengukuran teistis (Rabba>niyah) dalam penelitian ini terdiri atas 4

pertanyaan. Skor penilaian dengan menggunakan skala likert berkisar antara 1-5, dari jawaban sangat tidak setuju hingga jawaban sangan

setuju. Skor terendah menunjukkan bahwa teistis (Rabba>niyah) tidak


(57)

43

tertinggi menunjukkan bahwa teistis (Rabba>niyah) sudah diterapkan oleh

Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo

2. Etis (Akhla>qiyah)

Etis (Akhla>qiyah) menerangkan tentang sisi moral dan etika yang dilakukan pemasar dalam setiap aspek kegiatannya dan selalu mengedapankan akhlak dan etika

Indikator etis (Akhla>qiyah) adalah

a. Bersikap dan berperilaku sopan dan ramah

b. Tanggung jawab

c. Bersikap rendah hati

Pengukuran etis (Akhla>qiyah) dalam penelitian ini terdiri atas 4

pertanyaan. Skor penilaian dengan menggunakan skala likert berkisar antara 1-5, dari jawaban sangat tidak setuju hingga jawaban sangan

setuju. Skor terendah menunjukkan bahwa etis (Akhla>qiyah) tidak

diterapkan oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo, sedangkan skor

tertinggi menunjukkan bahwa etis (Akhla>qiyah) sudah diterapkan oleh

Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo

3. Realistis (Al-wa>qi’iyah)

Syariah marketer harus professional, tidak kaku, tidak eksklusif,

tetapi sangat fleksibel dan luwes dalam bersikap dan bergaul. Syariah

marketer adalah para pemasar profesional dangan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya.


(58)

44

a. Karyawan yang unggul dan professional dalam bidangnya

b. Kemampuan financial

c. berpenampilan bersih,rapi, dan bersahaja, memakai busana muslim

Pengukuran realistis (Al-wa>qi’iyah) dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Skor penilaian dengan menggunakan skala likert berkisar antara 1-5, dari jawaban sangat tidak setuju hingga jawaban sangan setuju. Skor terendah menunjukkan bahwa Realistis (Al-wa>qi’iyah) tidak diterapkan oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo, sedangkan skor tertinggi menunjukkan bahwa realistis (Al-wa>qi’iyah) sudah diterapkan oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo

4. Humanistis (al-insa>niyah)

sifat humanistis dan universal syariat Islam adalah prinsip ukhuwwah insa>niyah (persaudaraan antarmanusia). Islam tidak memedulikan semua faktor yang membeda-bedakan manusia, baik asal daerah, warna kulit maupun status sosial

Indikator humanistis (al-insa>niyah) adalah

a. Tidak menghiraukan status

b. Meciptakan hubungan antara donatur dengan mustahiq

c. sedia membantu kesulitan yang dihadapi donator

Pengukuran humanistis (al-insa>niyah) dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Skor penilaian dengan menggunakan skala likert berkisar antara 1-5, dari jawaban sangat tidak setuju hingga jawaban sangan setuju. Skor terendah menunjukkan bahwa humanistis (al-insa>niyah) tidak diterapkan oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo, sedangkan


(59)

45

skor tertinggi menunjukkan bahwa humanistis (al-insa>niyah) sudah diterapkan oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo

5. Reputasi

Persepsi mengenai kualitas pelayanan atau produk yang ditawarkan

yang digabungkan dengan brand name, atau merupakan kepercayaan atas

nama baik dari penyedia jasa oleh pelanggan (konsumen). Indikator reputasi adalah

a. Kepercayaan donatur terhadap reputasi YDSF Sidoarjo

b. Kepercayaan akan manfaat dan kualitas produk

c. Reputasi program Beasiswa Pena Bangsa di YDSF dengan pesaing

lainnya

d. Banyak yang sudah mengenal YDSF Sidoarjo

e. Keberhasilan program Beasiswa Pena Bangsa di YDSF Sidoarjo

Pengukuran reputasi dalam penelitian ini terdiri atas 4 pertanyaan. Skor penilaian dengan menggunakan skala likert berkisar antara 1-5, dari jawaban sangat tidak setuju hingga jawaban sangan setuju. Skor terendah menunjukkan buruknya reputasi produk Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo, sedangkan skor tertinggi menunjukkan baiknya reputasi produk Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo


(60)

46

F. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Uji validasi dipakai untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesiner tersebut. Suatu kuesioner yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya kuesioner yang kurang valid berarti memiliki validitas yang

rendah.7

Pengujian validitas dilakukan dengan cara membandingkan

dan untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah

responden. Criteria instrument dikatakan valid apabila nilai korelasi (Oearsin Correlation) adalah positif dan nilai probabilitas korelasi { } derajat signifikansi 0.005 ( )

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh pada setiap item dengan skor total dari masing-masing atribut.

Teknik korelasi yang digunakan adalah product moment:8

r

=

keterangan :

r = koefisien korelasi antara item (x) dengan skor total (y) X = skor setiap item

Y = skor total

7


(61)

47

N = jumlah responden

Pengujian validitas dilakukan dengan cara membandingkan

dan untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah

responden. Criteria instrument dikatakan valid apabila nilai korelasi (Oearsin Correlation) adalah positif dan nilai probabilitas korelasi { } derajat signifikansi 0.005 ( )

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal apabila jawaban seseorang (responden)

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu9

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau

lebih. 10 Dalam setiap penelitian, adanya kesalahan pengukuran yang

sebenarnya, kesalahan pengukuran itu sangat diperhitungkan.

Dengan menggunakan data yang sama dan SPSS for Windows Release 19.00, maka dapat diuji data tersebut reliable atau tidak. Caranya sama dengan uji validitas namun nilai total tidak dimasukkan.

9

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Semarang: BP Universitas Diponegoro, 2011) 47

10


(62)

48

G. Data dan Sumber Data

1. Data primer

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini, maka proses pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan memperhatikan siapa sumber utama yang akan dijadikan objek

penelitian.11 Dalam hal ini data yang diperoleh dari hasil jawaban dari

kuesioner yang bersumber pada donatur Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo.

2. Data sekunder

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber aslinya. Data sekunder ini diperoleh dari Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Kantor Cabang Sidoarjo yang berupa data,catatan-catatan, serta dokumen yang ada hubungannya dengan obyek penelitian.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

11 Muhammad, “metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitati”,(Jakarta: Rajawali Pers,2008), 103.


(63)

49

1. Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan atau menyebarkan angket yang berisi daftar pernuayaan kepada responden atau Donatur Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang hal-hal yang diketahui.12

Tujuan pokok pembuatan angket adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh

informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin.13

Dalam penelitian ini, angket atau questionnaire yang dipakai adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya dengan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Angket ini dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data-data berupa jawaban dari para nasabah atas

pertanyaan-pertanyaan tentang pengaruh Syariah marketing terhadap

reputasi Yayasana Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo

Data yang diperoleh peneliti melalui angket, dianalisis dalam bentuk angka, yaitu dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang diambil untuk merubah data angket menjadi data kuantitatif adalah dengan cara member nilai pada setiap item jawaban dari responden.

12

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, Cet. Ke-25, 2000), 128.

13


(1)

96

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan mengenai pengaruh karakteristik syariah marketing terhadap reputasi program Beasiswa Pena Bangsa pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara teistis (Rabba>niyah) (X1), etis (Akhla>qiyah)

(X2), realistis (Al-wa>qi’iyah) (X3), humanitis (Al-insa>niyah) (X4) secara bersama-sama terhadap reputasi (Y) pada program Beasiswa Pena Bangsa di YDSF Sidoarjo. Diperoleh nilai f hitung sebesar 41.378 dan nilai Sig. sebesar 0,000. Sehingga, karena nilai f hitung > f tabel yaitu 41.378 > 2.49 dan nilai Sig. < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 serta bertanda positif maka H0 ditolak dan H1 diterima

2. Variabel teitis (Rabba>niyah) mempunyai pengaruh terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa pada YDSF Sidoarjo. Pada variabel teitis (Rabba>niyah) diperoleh n t hitung > t tabel yaitu 2.705 > 1.99045. dan nilai Sig. < 0,05 yaitu 0,008 < 0,05 serta bertanda positif maka H0 ditolak

dan H1 diterima.

3. Variabel etis (Akhla>qiyah) tidak mempunyai pengaruh terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa pada YDSF Sidoarjo. Diperoleh t hitung < t tabel yaitu 0.571 < 1.99045 dan nilai sig. > 0.05 yaitu 0.57 > 0.05 serta


(2)

97

4. Variabel realistis (Al-wa>qi’iyah) mempunyai pengaruh terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa pada YDSF Sidoarjo Pada variabel realistis (Al-wa>qi’iyah) diperoleh t hitung > t tabel yaitu 3.841 > 1.99045 dan nilai sig. < 0.05 yaitu 0.00 < 0.05 serta bertanda positif maka H0

ditolak dan H1 diterima

5. Variabel humanistis (Al-insa>niyah) mempunyai pengaruh terhadap reputasi Program Beasiswa Pena Bangsa pada YDSF Sidoarjo. Pada variabel humanistis (Al-insa>niyah) diperoleh t hitung > t tabel yaitu 2.313 > 1.99045 dan nilai sig. < 0.05 yaitu 0.023 < 0.05 serta bertanda positif

maka H0 ditolak dan H1 diterima

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo

a. Mempertahankan program Beasiswa Pena Bangsa agar siswa-siswa yang tidak mampu dan yatim piatu mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

b. mengembangkan program-program pendidikan karena Sektor

pendidikan saat ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumberdaya manusia


(3)

98

c. Tetap menerapkan sifat Etis (Akhla>qiyah) meskipun tidak berpengaruh dalam reputasi Beasiswa Pena Bangsa karena selalu mengedapankan akhlak dan etika ini adalah aspek sangat penting dalam kegiatan di Yayasan Dana Sosial Al-Falah

d. meningkatkan kualitas pelayanan yang terbaik bagi donatur, menerapkan prinsip-prinsip syariah, bekerja dengan professional, serta selalu tanggap dengan segala kebutuhan donatur dengan lebih cepat dan tepat.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Hendaknya memperluas penelitian sehingga diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi reputasi


(4)

99

99

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Strategi Genius Marketing ala Rasulullah (Yogyakarta: Diva Press, 2011)

Al-Hafidz, Ahsin W. Kamus Ilmu Al-qur’an (Jakarta: Amzah, 2005)

Amir, M. Taufik, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005)

Amrin, Abdullah, Asuransi Syariah (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2005) Arikunto, Suharsimi, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006) Arifin, Johan Fiqih Perlindungan Konsumen, (Semarang: Rasail, 2007)

Departeman Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Diponegoro, 2005)

Dharmmesta, B.S dan Handoko, H., Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen (Yogyakarta: PBFE Universitas Gadjah Mada, 1982)

Fauzi, Muchamad Pengaruh Ketaatan Beragama, Atribut Produk Islam, Performance Quality, Reputation, Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Kabupaten Pemalang,(Semarang: Pusat Penalitian IAIN Walisongo Semarang, 2009)

Ghozali, Imam, Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS17, (Semarang: BP UNDIP, 2009)

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Semarang: BP Universitas Diponegoro, 2011)

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi, Cet. Ke-25, 2000) Jumantoro, Totok dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fikih h(Jakarta:

Sinar Grafika Offset, Cet. Pertama, 2005)

Kartajaya , Hermawan dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing.

(Bandung: Mizan Pustaka, 2006)

Kasmir, Etika Customer Service (Jakarta: Rajawali Press, 2005)

Kotler, Phillip dan Keller, Manajemen Pemasaran Terjemahan Bob Sabran, Jilid 1 (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008)


(5)

100

100

Mahfudh, Sahal, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: Lkis, 2003)

Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000)

Moediarso, Hisnarilla Century, Pengaruh Pengmalan Karakter Amanah Amil Terhadap Niat Memilih Menjadi Donatur Tetap Pada Dompet Dhuafa Jawa Timur (Surabaya: Universitas Airlangga, 2012)

Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitati. Jakarta: Rajawali Pers,2008.

Nazir, Moh, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998)

Roziq, Ahmad, Komplikasi Zakat (Semarang: Badan penelitian dan Pengembangan Agama, 2010)

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survei (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1995) Stanton, William J. Stanton, Prinsip Pemasaran Terjemahan Yohanes Lamarto,

Jilid ketujuh (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1998)

Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN-Malang press, 2007)

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas, 2003) Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah (life and General) Konsep dan Sistem

Operasional. (Jakarta: Gema Insani Press, 2004)

Sularno, M., Pengelolaan Zakat Oleh Badan Amil Zakat Derah Kabupaten/ Kota Se Daerah Istimewa Yogyakarta. (Yogyakarta: La riba, 2010)

Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2005)

Suharyadi dan Purwanto, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Jilid I (Jakarta: Salemba empat, 2003)

Suta, I Putu Gede Kinerja Pasar Perusahaan Publik di Indonesia: Suatu Analisis Reputasi Perusahaan (Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti, 2006)

Umar, Husein, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Edisi Kedu (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002)


(6)

101

101

Ariyoso, “Uji multikolinearitas dan Autokorelasi”. https://ariyoso.wordpress.com/tag/teori-multikolineritas/ Diakses pada tanggal 27 June 2015 pukul 20.25 WIB

Muliaman D. hadad, Industri Keuangan Syariah Menghadapi MEA. www.jawapos.com/baca/opinidetail/8786/Industri-Keuangan-Syariah-menghadapi-MEA. 23 April 2015.