STRATEGI PEMASARAN BANK SYARIAH MENGGUNAKAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING : STUDI PADA BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG PADA YAYASAN AL FALAH ASSALAM SIDOARJO.

(1)

STRATEGI PEMASARAN BANK SYARIAH MENGGUNAKAN MOMORANDUM OF UNDERSTANDING

(Studi padi Bank Syariah Bukopin Cabang Pada Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas islam negeri sunan ampel Surabaya guna memenuhi salah satu sarat memperoleh gelar sarjana ilmu sosial islam (S.Sos.i) dalam bidang ilmu manajemen dakwah

Oleh: SAHRUM Nim : B04212043

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

S U R A B A Y A


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

Sahrum, 2016. Strategi Pemasaran Bank Syariah Menggunakan Memorandum Of Understanding (Studi pada Bank Syariah Bukopin Cabang Pada Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo). Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: Bagaimana cara-cara, langkah-langkah, atau strategi yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin Cabang dalam membangun hubungan kerjasama dengan lembaga pendidikan.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang berguna untuk mendeskripsikan dan memberikan data mengenai strategi pemasaran Bank Syariah Bukopin Cabang pada lembaga pendidikan. Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan jenis data primer dan sekunder yang diperoleh dari informan serta dokumen mengenai jenis data-data yang dibutuhkan. Dalam menggali data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama Bank Syariah Bukopin cabang memilih bekerjasama dengan Yayasan Al Falah Assalam karena pendidikan merupakan salah satu core bisnis Bank, serta ada peluang bagi Bank yang belum disentuh oleh Bank lain yaitu pembayaran gaji/payroll yang ada pada Yayasan Al Falah Assalam dan adanya koneksi antara marketing Bank Syariah Bukopin cabang dengan salah Satu karyawan Yayasan Al Falah Assalam. Kedua strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin cabang dalam memasarkan produk dan jasanya, ialah menggunakan strategi promosi dengan cara canvassing atau menjemput bola, yakni dengan cara mendatangi langsung calon nasabah yang sebelumnya sudah mereka list. Ketiga Bank Syariah Bukopin cabang dan Yayasan Al Falah Assalam sama-sama memperoleh keuntungan dari adanya kejasama pembayaran gaji para guru dimana Bank mendapat fee based income sedangkan Yayasan mendapat keringanan karena aktifitas pembayaran gaji para guru ditangani oleh Bank.


(9)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konsep ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II : KAJIANTEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

B. Kerangka Teori 1. Pengertian pemasaran ... 11

2. Strategi pemasaran ... 12


(10)

4. Segmenting, targeting, dan possisioning ... 17

5. Strategi dalam Perspektif Islam ... 23

BAB III METODE PENELITAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 30

B. Lokasi Penelitian ... 31

C. Jenis dan Sumber Data ... 32

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Validitas Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah berdirinya Bank Syariah Bukopin cabang... 41

2. Letak geografis Bank Syariah Bukopin Cabang ... 42

3. Visi dan Misi Bank Syariah Bukopin cabang ... 43

4. Struktur Organisasi ... 43

5. Produk dan Jasa Bank Syariah Bukopin cabang ... 44

B. Penyajian Data 1. Segmentasi Pasar ... 52

2. Promosi ... 63


(11)

C. Pembahasasn penelitian (Analisis data)

1. Bank Syariah Bukopin Cabang Memilih Yayayasa Al Falah Assalam Sidoarjo dalam Memasarkan Produknya ... 81 2. Strategi Pemasaran Bank Syariah Bukopin Cabang ... 83 3. Dampak adanya kerjasama antara Bank Syariah Bukopin cabang

dengan Yayasana Al Falah Assalam Sidoarjo ... 87 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 90 B. Saran ... 91 C. Keterbatasan penelitian ... 93


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bank bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju, seperti negara-negara di Eropa, Amerika dan Jepang, sudah merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Mereka menjadikan Bank sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat pengamanan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran atau melakukan penagihan.1

Namun tidak demikian dengan negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Dimana pemahaman tentang Bank di negara ini belum utuh. Sebagian besar masyarakat hanya memahami Bank sebatas tempat penyimpanan dan peminjaman uang belaka. Bahkan terkadang sebagian masyarakat sama sekali belum memahami fungsi Bank seutuhnya apalagi bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Adapula masyarakat yang memang tidak mau tahu tentang perbankan dengan alasan agama khususnya agama Islam karena transanksi dalam perbankkan mengandung riba.

Pada saat ini, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak bertransaksi dengan menggunakan Bank, karena sudah ada Bank Syariah yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Pada dasarnya, Perbankan

1


(13)

Syariah didirikan didasarkan pada alasan filosofis maupun praktik. Secara filosofis, karena dilarangnya pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan. Secara praktis, karena perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung beberpa kelemahan, sebagai berikut:2 Pertama transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis. Kedua tidak fleksibelnya sistem transaksi bunga menyebabkan kebangkrutan. Ketiga komitmen Bank untuk menjaga keamanan uang deposito berikut bunganya membuat Bank cemas untuk mengembalikan pokok dan bungannya. Keepmpat sistem transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi oleh usaha kecil. Kelima dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga mereka. Bank Syariah atau Bank Islam merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan hadits.3

Maksud dari Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah Bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan

2

Muhammad, 2002, Ma aje e Ba k Syari’ah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, Hal. 7

3


(14)

pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau.

Di Indonesia perkembangan Perbangkan Syariah sebagai bagian dari sistem ekonomi memasuki babak baru. Pertumbuhan industri Perbankan Syariah telah mengalami perubahan dari yang hanya sekedar suatu alternatif filosofis dan praktik Perbankan Syariah menjadi industri yang harus menempatkan posisinya sebagai pemain utama dalam permainan ekonomi di tanah air. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia merupakan suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi Perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip Syariah Islam. Utamanya yang berkaitan dengan pelarangan praktek riba, kegiatan yang bersifat spekulatif yang serupa dengan perjudian, ketidakpastian dan pelanggaran prinsip keadilan dalam transaksi serta keharusan penyaluran dana investasi pada kegiatan usaha yang etis dan halal secara Syariah.4

Seiring dengan pertumbuhan Bank Syariah, dinamika kompetisi di antara pelaku Bank Syariah dalam upaya memasarkan produknya semakin tinggi, berbagai macam strategi dilakukan demi mendapat simpati dari

4


(15)

masyarakat sehingga masyarakat mau menggunakan produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah itu sendiri.

Pada dasarnya, dalam proses pemasaran dibutuhkan strategi-strategi pemasaran agar sasaran yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Strategi pemasaran menjadi sebuah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan mulai pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan lain sebagainya.5 Tidak hanya itu, strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan atau usaha pemasaran dan perusahaan.6

Hingga saat ini ada bermacam-macam Bank Syariah yang berdiri di Negara Indonesia salah satunya adalah Bank Syariah Bukopin. Bank Syariah Bukopin merupakan lembaga keuangan yang berjenis Jasa Keuangan Perbankan. Sebagai salah satu Bank nasional di Indonesia, dimana sejarah Perseroan Bank Syariah Bukopin dimulai pada tahun 1990 dengan meleburnya 2 (dua) Bank pasar, yakni BPR Gunung Sindoro dan BPR Gunung Kendeng di Samarinda, Kalimantan Timur. Proses peleburan ini termaktub dalam Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1659/KMK.013/1990 tanggal 31

5

Fandi Jiptono, 2008, Strategi Pemasaran, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, Hal. 6. 6


(16)

Desember 1990. Dengan peleburan ini, statusnya pun meningkat menjadi Bank umum dengan nama PT Bank Swansarindo International.

Berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor

24/I/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991, PT Bank Swansarindo International memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan pemindahan kantor pusat ke Jakarta.7

Salah satu dari cabang Bank Syariah Bukopin adalah Bank Syariah Bukopin cabang yang berada di Sidoarjo, dimana salah satu strategi pemasarannya yang dilakukan adalah memasarkan produk dan jasanya pada lembaga pendidikan Islam yang ada di Sidoarjo, di antaranya Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo. Bank Syariah Bukopin Cabang melakukan pendekatan secara personal kepada pimpinan Yayasan Al Falah Assalam melalui bidang maketingnya untuk mendapat kerjasama yang ditandatangani dalam memorandum of understanding (MOU) dengan adanya MOU tersebut Bank Syariah Bukopin Cabang akan medapat banyak nasabah.

Dalam hal ini, Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo merupakan penghubung atau konektor yang berperan penting untuk menghubungkan Bank Syariah Bukopin cabang dengan sejumlah orang yang menjadi calon nasabahnya. Tidak hanya untuk sejumlah orang-orang yang berada dalam naungan Yayasan Al Falah Assalam melainkan juga orang-orang yang

7


(17)

mereka kenal. Sehingga, orang-orang yang ada dalam naungan Yayasan Al Falah Assalam dapat dicapai oleh Bank dengan beberapa langkah saja.

Dari penejelasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti strategi pemasaran produk Bank Syariah Bukopin cabang disalah satu lembaga pendidikan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo dengan judul Strategi Pemasaran Bank Syariah Menggunakan Memorandum Of Understanding (Studi pada Bank Syariah Bukopin Cabang Pada Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Mengapa Bank Syariah Bukopin cabang memilih lembaga pendidikan Islam dalam memasarkan produknya?

2. Bagaimanakah strategi pemasaran produk Bank Syariah Bukopin cabang di Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo?

3. Apa dampak dari adanya pemasaran produk Bank Syariah Bukopin Cabang bagi Bank Syariah Bukopin cabang dan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Bank Syariah Bukopin cabang memilih lembaga pendidikan Islam dalam memasarkan produknya


(18)

2. Untuk mengetahui strategi pemasaran prouduk Bank Syariah Bukopin cabang di Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo

3. Untuk mengetahui dampak pemasaran produk Bank Syariah Bukopin cabang bagi Bank Syariah Bukopin cabang dan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo

D. Manfaat Penelitian

Dengan ditulisnya karya ilmiah ini, peneliti berharap semoga dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis:

1. Manfaat Teoritis

Harapan dari peneliti, karya ilmiyah ini nantinya dapat bermanfaat dan berarti secara teoritis khususnya bagi peneliti sendiri dan umumnya bagi orang-orang yang punya kepentingan terhadap disiplin ilmu manajemen strategi dan pemasaran

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap semoga bermanfaat secara praktis bagi semua pihak. Penerapan strategi pemasaran prouduk Bank Syariah Bukopin cabang di Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo diharapkan akan memberikan kepuasan kepada para manajer dan karyawan serta masyarakat yang menjadi target pemasarannya.


(19)

E. Definisi Konsep

1. Strategi adalah ilmu siasat perang untuk mencapai sesuatu.8 Strategi adalah satu kesatuan rencana yang komprehensip dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi/perusahaan dengan lingkungan yang dihadapinya kesemuanya menjamamin agar tujuan organisasi/perusahaan tercapai.9

2. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.10

3. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.11

4.

Memorandum adalah suatu nota/ surat peringatan tak resmi yang merupakan suatu bentuk komunikasi yang berisi antara lain mengenai saran, arahan dan penerangan12

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami isi penelitian, maka pembahasan masalah akan dibagi menjadi beberapa bab, dengan sistematika sebagai berikut:

8

Adi Gunawan, Kamus Praktis Ilmiah Populer, Kartika, Surabaya, Hal. 486 9

Imam Nawawi, Manajemen Strategi Sektor Publik, 2010, CV. Dwiputra Pustaka Jaya, Jakarta, Hal 4

10

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, 1996, Erlangga, Jakarta, Hal. 4 11

M. Nur Rianto Al-Arif, embaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, 2012 , CV Pustaka Setia, Bandung, hal. 98

12


(20)

Bab I : Pendahuluan, yang meliputi; latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.Bab II: Kajian teoritik, bab ini berisi penelitian terdahulu, kerangka teori. Bab III: Metode penelitian.Bab ini berisikan pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas data dan teknik analisa data.Bab IV: Hasil penelitian. Bab ini berisikan gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan pembahasan hasil penelitian.Bab V: Penutup. Bab ini merupakan bab akhir yang di dalamnya berisi tentang kesimpulan, saran saran dan keterbatasan penelitian.


(21)

BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian 2010 Strategi Pemasaran BMT Melalui Media Internet (Studi Pada BMT Al-Fath, BMT Berkah Madani, Dan BMT Cengkareng Syariah Mandiri) oleh Irwan Siska 106046101641, jurusan Muamalat Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Hidayatullah Jakarta.1Hal yang membedakan penelitian milik Irwan Siska dengan Penelitian ini adalah pada fokus masalah dan lokasi penelitian. Irwan Siska berfokus pada startegi pemasaran melalui media internet yang ditrapkan sedangkan penelitian. Lokasi yang di ambil oleh Irwan Siska adalah Al-Fath, BMT Berkah Madani, Dan BMT Cengkareng Syariah Mandiri.

2. Penelitian 2011Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Dalam Mencapai Target di PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga. Oleh Yulianti 20108027 Jurusan Syariah Program Studi DIII Perbankan Syariah Sekolah Tiggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.2 Hal yang membedakan penelitian milik Yulianti dengan penelitian ini adalah pada fokus masalah dan lokasi penelitian. Yulianti

1

Irwan Siska, Strategi Pemasaran Bmt Melalui Media Internet (Studi pada BMT Al-Fath, BMT Berkah Mandiri, dan BMT Cengkareng Syariah Mandiri), 2010, Jurusan Muamalat, Universitas Hidayatullah Jakarta.

2

Yulianti, Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Dalam Mencapai Target di PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga, 2011, DIII Perbankan Syariah, Sekolah Tiggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.


(22)

berfokus pada teorimarketing mix. Lokasi yang di ambil oleh Yulianti adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga.

3. Penelitian 2014 analisis strategi komunikasi pemasaran bank syariah di PT Bank BNI Syariah cabang Darmawangsa Surabaya. Oleh Eka Susi Pujiastuti C34210150 jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.3Hal yang membedakan penelitian milik Eka Susi Pujiastuti dengan penelitian ini adalah pada lokasi penelitian. Eka Susi Pujiastutimengambil tempat penelitian di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga,

B. Strategi pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.4 Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan. Mc Cartlhy berpendapat bahwa pemasaran menyangkut perencanaan secara efisien penggunaan sumber-sumber dan pendistribusian barang dan jasa dari produsen kekonsumen, sehingga tujuan kedua pihak tercapai.5

Menurut William J. Stanton, Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa sebuah perusahaan yang dapat

3

Eka Susi Pujiastuti, Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran Bank Syariah di PT Bank BNI Syariah Cabang Darmawangsa Surabaya, 2014, Ekonomi Syariah, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

4

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, 1996, Erlangga, Jakarta, Hal. 4 5


(23)

memuaskan dan memenuhi kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.6

Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika perusahaan tersebut menginginkan usahanya tetap berjalan terus atau menginginkan konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan, Tanpa pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran mempunyai arti yang lebih luas daripada penjualan, pemasaran mencakup usaha perusahaan yang ditandai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara promosi dan penjualan produk tersebut. Jadi, pemasaran juga merupakan kegiatan saling berhubungan sebagai suatu sistem untuk menghasilkan laba. Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat falsafah dalam pemasaran yang disebut sebagai konsep pemasaran. Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis

6


(24)

yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran tersebut dapat dicapai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen harus menyusun kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi yang tepat sesuai dengan keadaan konsumen sasarannya. 2. Strategi Pemasaran

Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”, yang berasal dari kata stratos yang berarti militer yang artinya memimpin. Dalam konsep awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menangkap musuh dan memenangkan peperangan. Akan tetapi, strategi juga dapat dapat ditinjau dari segi militer, politik, ekonomi, perusahaan dan organisasi publik.7 Menurut Karl von Clausewitz, strategi merupkan suatu senimenggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang.8 Strategi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan.

Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah dibidang pemasaran, untuk memperoleh hasil yang optimal dan sesuai dengan yang diharapankan. Menurut Bygrave (1996), fungsi suatu strategi pemasaran pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran perusahaan dapat dicapai.9 Strategi pemasaran adalah rencana yang

7

Imam Nawawi, Manajemen Strategi Sektor Publik,2010, CV. Dwiputra Pustaka Jaya, Jakarta, Hal. 3

8

Agustinus, Sri Wahyudi, Manajemen Strategik, 1995, Binarupa Aksara, Yogyakarta, Hal. 16 9

M. Ismail, Yusanto, dan Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, 2003, Khairul Bayan, Jakarta, Hal. 77


(25)

menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada usahausaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu. Masing-masing tingkatan acuan serta alokasinya terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha perusahaan pada umumnya, dan bidang pemasaran pada khususnya.10

Table 2.1

Tahap strategi pemasaran.11

3. Proses pemasaran

Perusahan harus dapat memastikan tujuan dan jalan produknya tetap berjalan sesuai denga perencanann dan tetap relevan bagi pasar. Dari itu perusahaan harus meneliti kembali tujuan, strategi dan

10

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, 2004, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 167-168 11

M. Suyanto, Marketing Strategi, 2007, CV. Andi Offset, Yogyakarta, hal. 34

Analisis situasi strategis

perencanaan strategi pemasaran Implementasi dan pengelolaan

strategi pemasaran

Pengembangan program pemasaran


(26)

taktiknya untuk kemudian dimonetor dan menyesuaikan dengan pasar yang selalu berubah-ubah. Sejatinya setiap perusahaan harus mampu mengidentifikasi kesempatan-kesempataan pasar baru, karena pada dasarnya tidak ada perusahaan yang dapat menggantungkan diri pada pasar yang ada saat ini untuk selama-lamanya. Dalam proses identifikasi pasar-pasar baru perusahaan dapat menggunakan metode formal yaitu dengan cara jaringan perluasan produk atau pasar. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengidentifkasi pasar tersebut.12

1) Penembusan pasar

Penembusan pasar adalah mengelola produk yang sudah ada di pasar yang sudah tersedia. Strategi penembusan pasar adalah suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualanya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih agresip13 Proses ini merupakan usaha untuk mencapai penjualan lebih banyak pada kelompok pembeli sasaran yang sudah ada, tanpa ada perubahan sama sekali pada produk yang di jual.

2) Pengembangan pasar

Pengembangan pasar adalah mengidentifikasi pasar baru untuk produk yang sudah ada. Dalam hal ini perusahaan meninjau

12

Philip Kotler, 1994, Marketing, Jakarta, Erlangga, Hal. 31 13


(27)

pasar penduduk (pasar demografis) kepada tingkat usia lain, tingkat pendidikan dan penghasilan.

3) Pengembangan produk

Penegmbangan produk adalah menawarkan produk baru di pasar yang sudah ada. Yaitu dengan cara memodifikasi produk yang sudah ada atau dengan cara membuat produk yang memang betul-betul baru kemudian dipasarkan di pasar yang sudah ada.

4) Diversifikasi

Diversifikasi adalah menawarkan produk baru di pasar yang baru. Dalam hal ini, perusahan membuka usaha baru diluar produk dan pasarnya, beberapa perusahaan berusaha untuk mengidentifikasi industry-industri yang dianggap lebih menonjol dan menarik bagi mereka.

4. Segmenting, targeting, dan possisioning

Pada dasarnya, kebutuhan manusia terhadap pemenuhan kebutuhan hidupnya terus berkembang dan selalu berubah-ubah sehingga menyebabkan jumlah pasar yang sanagt besar dari semua wilayah geografis dan karakteristik para konsumen. Baik konsumen yang secara nyata membutuhkan produk dari pemasar maupun konsumen yang potensial untuk membutuhkannya.14

14

Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, Airlangga Bramayuda, Manajemen Pemasaran, 2013, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya, Hal. 69


(28)

Oleh karena itu, beberapa perusahaan memilih untuk tidak melayani semua potensi pasar itu. Mereka lebih memilih untuk melayani segmen-segmen tertentu, dengan tujuan agar mereka dapat melayani konsumen dengan efektif dan efisien. Disamping itu, mereka juga menyesuaikan dengan kondisi internal perusahaan baik dalam kemampuan financial maupun sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam penerapan strategi pemasaran sebagai berikut.:15

1) Segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar kedalam kelompok-kelompok yang berbeda. Masing-masing kelompok mempunyai cirri/sifat yang sama atau hampir sama.16

Segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan memerlukan bauran pemasaran tersebut. Perusahan menetapkan berbagai cara yang berbeda dalam memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan profil-profil yang ada pada setiap bagian pasaran, dan menilai daya tarik masing-masing bagian tersebut.17

15

Ibid. Hal. 70 16

Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran,…

17


(29)

Ada beberapa variable yang dapat digunakan dalam proses segmentasi pasar: geografi, demografi, psikografi, dan behavioristik.18

a. Segmetasi geografis: yaitu membagi pasar berdasarkan wilayah yang berbeda, seperti Negara, Propinsi, Daerah, Kota atau Desa. Dari sini perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu wilayah, beberapa wilayah atau bahkan semua wilayah dengan cara memerhatikan variasi-variasi kebutuhan dari wilayah itu.

b. Segmentasi demografis: yaitu pasar membagi pasar menjadi sebuah kelompok berdasrkan usia, jenis kelamin, julah keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, atau kesukuan. Variable ini merupakan variable yang paling popular dalam membagi-bagi kelompok konsumen karena variable ini lebih mudah untuk diukur.

c. Segmentasi psikografi: yaitu konsumen di bedakan berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau cirri-ciri kepribadian. Orang yang satu wilayah demografis bisa saja memiliki perbedaan dalam profil psikografisnya.

d. Segmentasi behavioristik: yaitu konsumen dibagi kedalam kelompok-kelompok berdasrkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau tanggapan mereka terhadap sebuah produk

18

Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, Airlangga Bramayuda, Manajemen Pemasaran, 2013, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya, Hal. 70


(30)

2) Pentargetan pasar

Pasar sasaran atau market targeting terdiri dari sekumpulan pembeli yang mempuyai kebutuhan atau karakter yang sama, yang ingin dilayani oleh perusahaan.19 Dalam melakukan pentargetan pasar perusahaan bisa menggunakan salah satu dari tiga alternatif strategi pencakupan pasar sebagai berikut:20 a. Pemasaran tak ber-beda: yaitu perusahaan memilih semua pasar

dengan satu tawaran dan mengabaikan perbedaan segmen pasar.

b. Pemasaran berbeda: yaitu perusahaan beroperasi dalam beberapa segmen pasar dan menyusun pemasaran berbeda untuk setiap segmennya. Dengan tujuan agar produk bisa diterima disemua kalangan dan perusahaan bisa mengharap pembelian ulang yang lebih besar karena produknya cocok dengan keinginan konsumen disemua lapisannya.

c. Pemasaran terpusat: yaitu perusahaan melayani sebesar-besarnya dari satu atau beberapa segmen pasar kecil. Dengan pemasaran ini perusahaan dapat memperoleh posisi yang kuat dalam pasar yang dilayani.

19

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi 7, 1993, JakartaFE Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 391.

20

Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, Airlangga Bramayuda, Manajemen Pemasaran,..72


(31)

3) Penempatan pasar

Penepatan atau positioning adalah tindakan merancang produk atau bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertantu diinginkan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya para pesaingnya.21

5. Bauran pemasaran

Dalam membangun strategi fungsional pemasaran yang efektif, perusahaan dapat menggunakan variable-variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat elemen sebagai berikut:22 1) Produk (product)

Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahan kepada pasar sasaran.23 Pada dasarnya, seseorang membeli sesuatu tidak hanya ingin memiliki saja melainkan barang yang dibeli dapat bermanfaat atau dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, jenis manfaat dan tingkat kepuasan seseorang berebeda-beda sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.24

21Philip Kotler, Ma aje e Pe asara ,…

22

M. Ismail, Yusanto, dan Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah,..77

23

Philip, Kotler, Marketi g….., 41 24

Siswanto sutojo, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, 1988, PT. Pustaka Binama Presindo, Jakarta, Hal. 77


(32)

2) Harga (Price)

Harga adalah sejmlah uang yang harus dibayar oleh konsumen pada penjual untuk mendapatkan barang25 Harga seringkali dijadikan indicator nilai ketika harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Apabila manfaat yang dirasakan oleh konsuemen meningkat maka nilainya juga akan meningkat.26

3) Distribusi (place)

Saluran distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari perusahaan produsen dan konsumen sehingga penggunaan barang dan jasa tersebut sesuai dengan yang diperlukan.27 Saluran distribusi dalam bahasa yang sederhana berarti cara yang digunakan oleh perusahaan untuk mengirimkan tawaran dan cara masyarakat mengaksesnya.28 Saluran distribusi merupakan salah satu kegiatan pemasaran. Penentuan saluran distribusi adalah penentuan lembaga penyalur yang akan menyampaikan barang atau jasa kepada para konsumen.29

25

Philip, Kotler, Marketing, 1994. Hal. 41 26

Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, Airlangga Bramayuda, Manajemen Pe asara ,….103

27

Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, Airlangga Bramayuda, Manajemen Pemasaran,..117

28

Imam Nawawi, 2010, Manajemen Strategi Sektor Publik,..108 29

Heidjrachman, Ranupandojo, Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, 1990, UUP AMP YKPN, Yogyakarta, Hal. 243


(33)

4) Promosi (promotion)

Promosi, adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh penjual untuk memperkenalkan produk pada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli, dan mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang.30 Promosi merupakan kegiatan untuk menyebar luaskan informasi tentang barang atau jasa yang dijual dengan tujuan untuk mengubah pola piker konsumen.

5) People

Orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Dalam setiap perusahaan, setiap orang yang tindakan dan perilakunya memiliki dampak langsung pada pelanggan. Kaitanya People dalam bauran pemasaran disini adalah pekerja yang menyampaikan produk perusahaan pada konsumen. Dimana dalam hal ini perusahaan melakukan penilaian dan memperhatikan kinerja keryawan (SDM) dalam penyampaian produk perusahaan kepada konsumen.

6) Process

Proses produksi atau operasi merupakan factor penting bagi konsumen high-tact service, yang sering kali berperan sebagai co-producer. Pelanggan restoran misalnya, sangat terpengaruh oleh cara staf melayani mereka.

30


(34)

7) Physical Evidence

Salah satu unsur penting dalam menawarkan produk perusahaan adalah dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakterisik barang atau produk. Bukti fisik bisa dalam berbagai bentuk, yaitu tempat dan fasilitas yang ada pada perusahaan, brosur, proses transaksi dengan layanan yang baik dan tempat yang nyaman, dan lain-lain.

6. Strategi pemasaran dalam perspektif Islam

Dalam prinsip Syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi dengan semangat beribadah kepada Allah sang maha pencipta, berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh kesejahtraan bersama, bukan hanya untuk kepentingan golongan atau kepentingan sendiri, Rasulullah selalu menjelaskan dengan baik kepada para pembelinya akan kekurangan dan kelebihan produk yang dijualnya.31

Rasulullah telah telah mengajarkan umatnya untuk berdagang dengan menjunjung tinggi etika keislaman. Dalam aktifitas jual beli umat islam dilarang melakukan tindakan kebatilan, melainkan dianjurkan untuk saling ridho. Hal tersebut di jelaskan dalam firman Allah surat An-Nisa: 29:

وو لا و اذذذذ و لاوذذذذ أواوب مذذذذمأواوذذذذا اونياذذذذلاا ّيأاي ووونذذذذ و اذذذذ موووذذذذ مووأو او ذذذذطا

مأ ومو ا وضارم تق

وام ح و ووا وهاوّواو سفنأواوب {

92 و

}

31

Thorik Gunara dan Utus Hardiyanto Sudibyo, 2007, Marketing Muhammad, Madani Prima, Bandung, Hal, 61


(35)

Artinya: “wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan kamu jangan membunuh dirimu, sungguh Allah

maha penyayang kepadamu. “ (Q.S. An-Nisa`: 29).32 a. Etika pemasaran dalam islam

Secara umum etika dapat didefinisikan satu usaha sistematis, dengan menggunakan akal untuk memaknai individu atau sosial kita, pengalaman moral, dimana dengan cara itu dapat menentuikan peran yang akan mengatur tindakan nilai manusia dan nilai yang bermanfaat bagi kehidupan33.

Pada dasarnya islam sangat mengakui hasrat manusia untuk melakukan bisnis, tidak seperti agama-agama lain, bahkan islam tidak mencela bisnis ataupun aktivitas duniawi lainnya. Menurut islam tidak ada yang salah dalam perdagangan dan sistem mencari untung yang adil. Dalam kenyataannya orang yang melakukan aktivitas perdagangan dengan jujur sesuai dengan perintah Allah akan dianuggrahi pahala yang setimpal oleh Allah di akhirat. 34

Oleh karena itu, Islam sangat menekankan nilai etika dalam kehidupan manusia. tanpa terkecuali dalam proses pemasaran. Prinsip marketing seharusnya menerapkan etika, sesuai dengan

32Yayasa Pe yela ggara Pe terje ah/Pe tafsir al Qura , al Qur’a da Terje aha ya (“audi

Arabia: Mujamma Al Malik Fadh Li Thiba’ At Al Mush-Haf Asy Syarif, t.t). 670. 33

Taha Jabir, Bisnis Islam, 2005, Yogyakarta, AK Group, hal. 4 34


(36)

tuntutan Rasulullah yaitu mampu menciptakan pelanggan yang loyal, juga membuat pelanggan percaya dengan cara kejujuran, keikhlasan, silaturrahmi, dan bermurah hati.35

b. Strategi pemasaran dalam Islam

Islam menganjurkan kejujuran dalam segala hal tanpa terkecuali dalam memasarkan produk dan menetapkan harga. Seperti yang yang telah dicontohkan Rasulullah saat melakukan perdagangan, baliau sangat sangat mengedepankan adab dan dan etika dagang yang sangat luar biasa. Ada beberapa perinsip yang dipegang Rasulullah dalam berdagang sehingga mendapat keuntungan yang berlipat ganda dan limpahan kebahagian.36

1. Penjual tidak boleh mempraktikkan kebohongan dan penipuan dalam produk/jasa yang diberikan pada pembeli.

2. Penjual harus menjauhkan diri dari sumpah yang berlebihan dalam menjual produk/jasanya.

3. Harus ada kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli. 4. Penjual harus tegas terhadap timbangan dan takaran.

5. Orang yang membayar dimuka suatu barang tidak boleh menjual barang tersebut kecuali sudah menjadi miliknya. 6. Tidak boleh ada monopoli dagang.

7. Tidak boleh ada harga komoditi yang melebihi batas.

35

Thorik Gunara dan Utus Hardiyanto Sudibyo, 2007, Marketing Muhammad…9

36

Thorik Gunara dan Utus Hardiyanto Sudibyo, 2007, Marketing Muhammad, Madani Prima,..69-70


(37)

c. Menentukan pangsa pasar dalam Islam

Penentuan pasar merupakan suatu langkah dalam mencapai hasil yang diinginkan karena dalam membuka usaha terdapat beberapa cara yang berbeda, sesuai dengan objek pasar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan pangsa pasar produk dalam Islam sebagaimana berikut:37

1) Pandangan yang komprehensif

Pndangan ini merupakan pandangan lengkap tentang pasar yang dapat direalisasikan dalam beberapa periode. Seperti hal nya Allah SWT. Mengutus para nabi pada umatnya sedangkan Nabi Muhammad diutus untuk semua manusia bahkan titik perhatiannya mencakup alam semesta termasuk jin, hewan, dan tumbuh-tumbuhan bahkan juga mencakup batu dan benda mati lainnya.

2) Langkah yang bertahap

Untuk mencapai pandangan yang komprehensif sekaligus merealisasikannya ada beberapa langkah yang harus lakukan sebagi berikut:

a) Memulai mengerjakan perintah dari diri sendiri “….bangunlah…”

b) Memperingati orang lain “..lalu berilah peringatan..!”

37

Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasi Al-Quran, 2004, Gemi Insani, Jakarta, hal. 121-122


(38)

c) Memperingati keluarga terdekat “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (asy-Syu’araa’: 214).

d) Memeperingati kaum yang buta huruf “dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka” (al-Jumu’ah:2)

e) Dan kepada manusia yang ada disekitarnya, “supaya kamu member peringatan kepada ummul Qura (penduduk mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya.”

(asy-Syu’araa’: 7)

f) Kemudian mencakup keseluruhan manusia “dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.” (Saba’:28)

g) Kemudian terciptalah objek yang telah ditentukan “dan tidak kami mengutus kamu , melainkan untuk (menjadi) rahmat gabi semesta alam.” (al-Ambiyaa’:107)

Jadi langkah awal yang harus dilakukan sebelum memasarkan sebuah produk adalah menentukan objek pandangan secara sempurna, kemudian menentukan langkah-langkah untuk dapat merealisasikannya seperti penjelasan diatas. Miasalnya, objek terakhir dari produk ini bertarap nasional atau sampai internasional, kemudian perusahan harus memulai dari pasar


(39)

cabang yang ada disekitarnya, setelah itu mencakup semua wilayah, Kota dan Provinsi, kemudian beberapa Provinsi dan terakhir mencapai tingkat nasional hingga bisa mengespor produk keberbai Negara.

Disamping itu Islam Mengajarkan agar seorang marketer harus pandai dalam melakukan promosi. Dalam menjalankan tugas hal ini kaitannya dengan promosi, marketer muslim harus memiliki jiwa Syariah Marketer. Dalam Islam ada empat karakteristik marketing syariah (Syariah Marketing) yang dapat dijadikan panduan bagi para marketer, diantaranya sebagai berikut:38

1) Teistis (Rabbâniyah)

Seorang syariah marketer akan segera mematuhi hukum syariah dalam segala aktivitasnya begitu juga dengan Marketing mix-nya, dalam mendesain produk, menetapkan harga, dalam melakukan promosi, senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius.

2) Etis (Akhlâqiyyah)

Syariah marketer harus mengedepankan akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya.

3838

Hermawan Kartajaya, dan Muhammad Syakir Sula, Syari ’ah Marketti g, 2006, Bandung: PT MizanPustaka, hal. 28.


(40)

3) Realistis (al-wâqi’iyyah)

Syariah Marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, antimodernitas dan kaku. Syariah Marketing, adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan Syariah Islamiyah yang melandasinya.

4) Humanistis (insâniyyah)

Bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat–sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah.


(41)

BAB III

METODE PENELITAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dalam hal ini, peneliti ingin menggambarkan fenomena secara terperinci dan mendalam. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti merupakan sebagai instrumen kunci.1

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Whifney metode deskriptif merupakan suatu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.2

Penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor adalah sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan yang secara hakikat cakupan dan peristilahannya bergantung pada pengamatan manusia.3

1

Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, hal. 9 2

Moh. Nazir, 1988, Metode Penelitian, Ghilia Indonesia, Jakarta, hal. 63 3


(42)

Bodgan dan Biklen juga mengatakan seperti yang dikutip oleh Sugiono bahwa karakteristik penelitian kualitatif, ialah:4 Pertama Dilakukan pada kondisi alamiah, langsung kesumber data dan peneliti adalah instrument kunci. Kedua Peneliti kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada sebuah angka. Ketiga Penelitian kualitaitif lebih menekankan pada proses dari pada hasil .keempat Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. Kelima Penelitian kualitatif lebih menekankan makna.

Maka dari itu, dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati sesuatu yang terjadi , melakukan analisis refletif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan dan membuat laporan secara mendetail.

B. Lokasi dan Obyek Penelitian

Lokasi atau obyek penelitian yang berjudul Strategi pemasaran Bank Syariah menggunakan memorandum of understanding (studi pada Bank Syariah Bukopin cabang pada Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo), Bank Syariah Bukopin cabang tersebut beralamatkan di Jalan Raya Waru Ruko Gateway Blok A5-6 Sidoarjo 61254. Hal ini dikarenakan keberadaan Bank Syariah Bukopin cabang Sidoarjo

4


(43)

strategis sehingga mampu menjangkau lembaga pendidikan islam yang ada di daerah Sidoarjo khususnya bagian utara.

C. Jenis dan Sumber Data

Data adalah sesuatu yang diperoleh dari lapangan dan belum diolah, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata verbal dan bukan berbentuk angka yang dikumpulkan guna memberikan penafsiran terhadap hasilnya.5

Dalam penelitian sumber data merupakan subyek dari data yang diperoleh, ada beberapa sumber data yang diperoleh oleh peneliti dalam penelitian ini yang berasal dari kata-kata, tindakan dan sumber tertulis, dimana sumber data tersebut berasal dari:

1) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.6 Data primer merupakan sumber data utama dalam proses pengumpulan data, dan merupakan data yang diambil langsung dari subyek penelitian. Sebagai mana berikut:

a. Manajer Bank Syariah Bukopin Cabang b. Staf bagian marketing

c. Staf lembaga pendidikan Yayasan Al Falah Assalam 2) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dihasilkan dari pengumpulan orang lain. Data sekunder ada yang bersifat pribadi

5

Suharsimi Arikunto, 2006, prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik, rienika cipta, Jakarta, hal.12

6


(44)

seperti dokumentasi perusahaan, begrafi organisasi dan lain sebagainya. Ada juga yang bersifat umum seperti perpustakan.7 D. Tahap-Tahap Penelitian

1) Tahap pra lapangan

Tujuan dari adanya tahapa ini adalah untuk mengetahui apa yang perlu diketahui dan disebut juga tahap orientasi untuk memperoleh gambaran umum.

2) Tahap lapangan

Pada tahap ini peneliti mulai memasuki proses pengumpulan data yang digunakan dalam mempertajam masalah untuk kemudian dianalisis dalam rangka memecahkan masalah.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam proses tahap lapangan ini, seperti yang di ungkapkan oleh Seidel berikut ini:8Pertama peneliti mencatat yang berupa catatan lapangan, kemudia catatan tersebut diberi kode agar sumber data yang di catat dapat ditelusuri.Kedua peneliti mengumpulkan data yang sudah diperoleh kemudian memilah-milah, mengklasifikasikan, membuat rangkuman dan membuat tanda pada data yang diperoleh. Ketiga peneliti akan membuat kategori data agar mempunyai makna, mencari sekaligus membuat temuan-temuan umum. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti yaitu kualitatif.

7

Nasution, 2001, metode research penelitian ilmiah, ..150 8


(45)

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tentang starategi pemasaran Bank Syriah dalam memasarkan salah satu produk mereka melalui lembaga pendidikan ini, data dari subyek penelitian dikumpulkan melalui: 1) Wawancara

Wawancara merupakan sebuah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan terwawancara dengan harapan denagan harapan memperoleh informasi secara luas untuk kemudian didalami pada masa-masa yang akan datang. Wawancara merupakan pembiacaraan yang formal dimana hubungan pewawancara dengan terwawancara dalam suasana biasa dan wajar, sedangkan pertanyaan dan jawaban seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.9

2) Observasi

Observasi dilakukan menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku. Pengumpulan data dengan menggunakan alat indera dan diikuti dengan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala/fenomena yang diteliti.10

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah pada saat mengikuti informan untuk memasarkan produk, dimana peneliti mengamati secara visual menggunakan indera mata dan pendengar

9

Lexi J Moleong, Metotologi Penelitian Kualitatif,…186 10

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 1997, Metodologi Penelitian, Cet. 1 Bumi Aksara, 1Jakarta, Hal. 70.


(46)

untuk mengetahui strategi pemasaran Bank Syariah Bukopin cabang sebagai subyek penelitian.

Selain itu peneliti juga melakukan observasi menganai apa saja kendala yang menghambat proses pemasaran tersebut sehingga pemasaran yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan mengumpulkan berbagai macam dokumen untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini. Baik dalam bentuk gambar, suara, file atau data lain. Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang berhubungan dengan strategi pemasaran Bank Syariah Bukopin Cabang.


(47)

Untuk lebih memudahkan maka peneliti menggambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data

No Data Suber Data

Teknik Pengumpulan Data

1

Profil Bank Syariah Bukopin cabang

Sidoarjo Manajer

Wawancara, dokumentasi 2 Perencanaan strategi pemasaran Manajer, Bidang marketing Wawancara, observasi, dokumentasi 3 Faktor pendorong diadakanyna strategi pemasaran Manajer, bidang marketing Wawancara, observasi, dokumentasi

4 Proses pemasaran Bidang marketing

Wawancara, observasi, dokumentasi

5

Output dari adanya strategi pemasaran

Manajer, bidang marketing, staf Yayasan Al Falah Assalam

Wawancara, observasi, dokumentasi


(48)

F. Teknik Validitas Data

Validitas data merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data yang valid adalah data yang tidak bertentangan antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang terjadi pada obyek penelitian.11 Untuk menguji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian digunakan beberapa hal sebagai berikut:

1) Perpanjangan keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.12 Perpanjangan keikut sertaan peneliti akan meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan peneliti, disamping itu, juga dapat membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti.

2) Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.13 Dalam konteks ini, sebelum mengambil pembahasan penelitian, peneliti telah melakukan

11

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,…26 12

Lexi J Moleong, Metotologi Penelitian Kualitatif,..327 13


(49)

pengamatan terlebih dahulu secara tekun dalam upaya menggali data atau informasi untuk di jadikan obyek penelitian yang pada akhirnya peneliti menemukan permasalahan yang menarik untuk diteliti. Yaitu strategi pemasaran Bank Syariah menggunakan memorandum of understanding (Studi pada Bank Syariah Bukopin Cabang pada Yayasasn Al Falah Assalam Sidoarjo)

3) Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.14 Triangulasi dalam pengujian kredibiltas ini diartikan sebagai pengecekan data dari beberapa sumber dengan menggunakan berbagai cara, dan berbagai waktu, dari itu terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Adapun triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sedangkan triangulasi waktu berarti peneliti melakukan pengumpulan data yang sama dalam situasi atau waktu yang berbeda.15

14

Lexi J Moleong, Metotologi Penelitian Kualitatif,...330 15


(50)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya dalam proses bekerja dengan data, mengorganisasikan data, membagi-bagikan data sehingga menjadi satuaan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola yang cocok dengan penelitian, menemukan hal-hal yang penting dan dapat dipelajari kemudian memutuskan apa hasil dari analisis tersebut.16Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan langsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.17 Ada beberapa langkah dalam aktivitas analisis data:18

1) Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga memberikan kemudahan bagi peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari kembali bila sewaktu-waktu diperlukan.19 2) Penyajian data

Penyajian data adalah uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan bentuk teks naratif. Dengan adanya

16

Lexi J Moleong, Metotologi Penelitian Kualitatif,.. 248 17

Dikutip dari Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,..246 18

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,..247 19


(51)

penyajian data ini akan mempermudah peneliti untuk memamahami apa yang terjadi sehingga dapat merencanakan proses selanjutnya.20

3) Verivikasi/kesimpulan

Kesimpulan adalah temuan baru yang sebelumnya blum pernah ada. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.21

20

Ibid.249 21Ibid.252


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah berdirinya Bank Syariah Bukopin cabang

Perjalanan PT Bank Syariah Bukopin cabang dimulai dari sebuah Bank umum, PT Bank Persyarikatan Indonesia yang diakusisi oleh PT Bank Bukopin Tbk. Untuk dikembangkan menjadi Bank Syariah. PT Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi, dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2008, pada tanggal 9 Desember sudah mulai beroperasi dan pada tanggal 11 Desember 2008 diresmikan oleh wakil presiden Republik Indonesia.

Komitmen penuh dari PT Bank BUkopin Tbk. Sebagai pemegang mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai syariah dengan pelayanan terbaik. Pada tanggal 10 Juli 2009 melalui surat persetujuan Bank Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan hak dan kewajiban usaha Syariahnya kedalam PT Bank Syariah Bukopin.1

1


(53)

2. Letak geografis Bank Syariah Bukopin Cabang

Letak geografis Bank Syariah Bukopin cabang berada di bagian utaran Sidoarjo, tepatnya di Jalan Raya Waru Ruko Gateway Blok A5-6 Sidoarjo 61254. Bank Syariah Bukopin cabang Sidoarjo termasuk di dalam wilayah Kecamatan Waru Sidoarjo, Letak bangunan Bank Syariah Bukopin sangat strategis dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara dekat dengan Giyant, terminal Bungurasih dan Cito. Sebelah selatan dekat dengan Tanggulangin (tempat pengerajin tas). Sebelah timur dengan perumahan Taman dan pabrik Waru indusri. Sebelah barat dekat dengan Lotte Mart dan sekolah Singapore.

Bangunan kantor Bank Syariah Bukopin Cabang memiliki desain minimalis, dengan hampir 70% badan dan ruangan bangunan terbuat dari kaca, bangunan terdiri dari 3 lantai:

Lantai I terdiri dari Banking Hall, Counter Teller, Counter CS, Ruang Back Office, Kamar mandi. Lantai II terdiri dari Ruang tunggu, Ruang Pimpinan, Ruang Meeting, Ruang Account Officer, Ruang Relationship Officer, Ruang sekertaris, Musholla, Dapur dan Kamar mandi. Lantai III terdiri dari Ruang SDI, Ruang Legal, Ruang Internal Control, Ruang ADM Pembiayaan Ruang Matting.2 3. Visi dan Misi Bank Syariah Bukopin cabang

2

Data dokumentasi dan observasi sewaktu peneliti magang di Bank Syariah Bukopin caabang pada tanggal 09 Oktober 2015, pukul 01:58 PM


(54)

a. Visi

Menjadi Bank Syariah pilihan dengan pelayanan terbaik b. Misi

1) Meningkatkan pelayanan terbaik kepada nasabah

2) Membentuk sumber daya insani yang professional dan amanah

3) Memfokuskan penegembangan usaha pada sektor UMKM (usaha mikro kecil dan menengah)

4) Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder.3 4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi untuk menjelaskan tentang posisi keberadaan karyawan, tentang siapa atasan dan bawahannya. Adapun perincian struktur organisasi Bank Syariah Bukopin cabang dapat dilihat di bawah ini:4

1) Pemimpin cabang : Yuanda Angaka Kusuma

2) RPP : Mudji Utomo

3) Team leader : Syamsun Nahar

a. Account officer : Resty Z Farida

: Rusman Djaya : Arif Pramana P : Pengky Saputra : Dian Permata Sari : Enggala Putra Astia b. Relationship officer : Yeti Marinda

3

Data dokumentasi di Bank Syariah Bukopin cabang pada tamggal 10 Mei 2016, pukul 11: 45 AM 4


(55)

: Dian Indriana : Ditto Saladin : Betris Eva E : Resna Ayu NA : Septiani Pagliani D : Asttrie Karlina 4) Meneger Oprs & Plyn : Ellis Ferdyna

a. Legal : Novi Hariyani

b. Sarlog & SDI : Imam Mustain c. Internal Control : Yoyok E W

d. Pembiayaan : Riezky O

: Fungky Ariya Waro : Dudi Tj

e. Pelayanan : Fira Nita A

: Ayu Aprilia I : Fitria Apriliani : Faisal Faruq Z : Eka Indra Okta : Hengki Catur irawan

5) Sek & Oprtr : Eka Restu W

5. Produk dan Jasa Bank Syariah Bukopin cabang a. Produk Pendanaan

1) Tabungan iB Siaga

Simpanan pada Bank Syariah Bukopin untuk perorangan dalam bentuk mata uang Rupiah yang penarikannya dapat dilakukan secara sewaktu-waktu dengan cara tertentu yang telah dipersyaratkan.


(56)

Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3) Tabungan iB SiAga Bisnis

Simpanan yang diperuntukan bagi perorangan dan badan usaha, yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan tertentu yang telah disepakati dan informasi keterangan transaksi.

4) Tabungan iB Rencana

Jenis tabungan berjangka dengan manfaat pendidikan dan multiguna yang memberikan potensi yang kompetitif guna memenuhi kebutuhan di masa depan sekaligus memberikan manfaat proteksi asuransi jiwa gratis.

5) Deposito iB

Jenis simpanan dalam mata uang rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan pihak bank.

6) Giro iB

Simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat


(57)

dengan menggunakan Cek atau sarana perintah pembayaran lainnya atau melalui pemindahbukuan lainnya.

b. Produk Pembiayaan

1) Pembiayaan iB Jual-Beli (Murabahah)

Jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

2) Pembiayaan iB Jual-Beli (Istishna)

Pembiayaan suatu barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara Nasabah dan penjual atau pembuat barang.

3) Pembiayaan iB jual-beli (Istishna Pararel)

Akad jual beli dimana bank (penjual) memesan barang kepada pihak lain (produsen) untuk menyediakan barang sesuai dengan kriteia dan persyaratan tertentu yang telah disepakati nasabah (pembeli) dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.

4) Pembiayaan iB Bagi Hasil (Musyarakah)

kerjasama 2 (dua) pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, masing-masing pihak memberikan


(58)

kontribusi dana dan atau karya/keahlian dengan kesepakatan keuntungan dan resiko menjadi tanggungan bersama sesuai kesepakatan.

5) Pembiayaan iB Bagi Hasil (Mudharabah)

kerjasama antara pemilik modal dan pengelola untuk suatu usaha tertentu dengan kesepakatan bagi hasil. Akad yang digunakan adalah Mudharabah, yaitu kerjasama antara Bank dengan nasabah, dimana pihak bank menyediakan seluruh modal dan nasabah sebagai pengelola dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah disepakati.

6) Pembiayaan iB Investasi terikat (Mudharabah Muqoyyadah)

Pembiayaan Mudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha waktu dan daerah sesuai permintaan pemilik dana.

7) Pembiayaan iB Pinjaman (Qardh)

Pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.


(59)

Merupakan fasilitas pembiayaan kepemilikan mobil yang menggunakan akad Murabahah, yaitu jual beli barang sebesar harga perolehan ditambah dengan margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

9) Pembiayaan iB Kepemilikan Propeti

pembiayaan yang diberikan bank untuk pembelian atau renovasi rumah tinggal, pembelian rumah susun/apartemen, rumah toko atau kantor.

10)Pembiayaan iB K3A

Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah Bukopin kepada Koperasi Karyawan (kopkar), Koperasi Pegawai, Koperasi Pegawai Negeri (KPN) atau koperasi sejenis lainnya yang diteruskan kepada anggotanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

11)Pembiayaan iB KKPA - Relending Syariah

pembiayaan dengan prinsip syariah dalam bentuk investasi dan modal kerja kepada koperasi primer untuk diteruskan kepada anggotanya, dengan sumber dana berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) yang dikelola oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM). 12)Pembiayaan iB SiaGa Emas Gadai

Pembiayaan iB SiaGa Emas merupakan produk pembiayaan dimana Bank memberikan fasilitas pinjaman


(60)

berdasarkan prinsip Qardh kepada Nasabah dengan menjaminkan emas. Emas yang diagunkan tersebut akan disimpan dan dipelihara oleh Bank, dan atas pemeliharaan tersebut akan mengenakan biaya sewa dengan prinsip ijarah.

13)Pembiayaan iB Kepemilikan Emas

pembiayaan yang diberikan oleh Bank kepada Nasabah dengan menggunakan akad Murabahah dalam rangka membantu nasabah untuk memiliki emas.

14)Pembiayaan iB Siaga Pendidikan

Pembiayaan yang diberikan oleh Bank secara prinsip ijara kepada masyarakat yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah

15)Pembiayaan iB SiAga Pensiun

fasilitas pembiayaan dengan prinsip murabahah yang diberikan oleh Bank kepada penerima pensiun yang menerima uang pensiun secara rutin setiap bulan dari Negara (APBN).

c. Jasa


(61)

Layanan perbankan elektronik yang memudahkan nasabah dalam melakukan akses inquiry saldo dan transaksi secara real time on-line dari terminal computer dari lokasi usaha masing-masing sehingga pengolaan keuangan menjadi lebih efektif, efisien dan tersentralisasi.

2) Virtual account

Nomor sub rekening bayangan dari rekening giro yang dibuat oleh Bank dan bertujuan untuk mengakomodir keinginan nasabah dan identifikasi transaksi-transaksi setoran kerekeningnya.

3) Wakaf uang

Wakap yang dilakukan oleh seorang, sekelompok orang, lembaga, atau badan hukum dalam bentuk uang yang dapat dikelola secara produktif dan hasilnya dimanfaatkan untuk kesejahtraan umat.

4) Save Deposit Box

Fasilitas jasa bagi nasabah untuk menyimpan barang-barang berharga dan dokumen pribadi yang rahasia dengan sistem pengamanan berteknologi modern.


(62)

Fasilitas yang berfungsi untuk melakukan pengiriman gaji karyawan dilakukan secara elektronik. 6) Kliring

Produk jasa yang disediakan untuk menjembatani tukarmenukar surat berharga (cek, bilyet giro, warkat) yang diterbitkan perbankan antara bank-bank yang menjadi anggota kliring, dimana anggota kliring tersebut ditentukan oleh Bank Indonesia.

7) RTGS

Suatu sistem transfer dana dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara online antar peserta per transaksi secara individual, dimana sistem BI-RTGS diselenggarakan Bank Indonesia.

8) Kartu ATM iB Siaga

Fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi perbankan dengan perangkat mesin ATM (Automated Teller Machine) yang dimiliki atau ditunjuk oleh Bank Syariah Bukopin.5

B. Penyajian Data 55

Data dokumentasi di Bank Syariah Bukopin cabang pada tanggal 10 Mei 2016, pukul 11: 45 AM


(63)

Dalam penyajian data ini peneliti akan menggambarkan atau mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi di lapangan, untuk membantu keabsahan data atau kevaliditasan data yang disajikan.

1. Segmentasi Pasar

Sebelum Bank Syariah Bukopin cabang melangkah untuk menjalin kerjasama dengan sebuah lembaga pendidikan, Bank membagi pasar menjadi beberapa bagian sesuai dengan core bisnis mereka. Dimana Bank Syariah Bukopin lebih mengkonsentrasikan diri pada lembaga pendidikan, karena mereka menganggap melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan merupakan strategi yang paling aman apalagi pendidikan Islam bahkan kalau bisa pendidikan yang sudah besar sehingga kesempatan memeperoleh keuntungan juga lebih besar seperti yang dijelaskan oleh narasumber berikut:

“Jadi gini, sesuai apa istilahnya, core bisnis Bank

Syariah Bukopin dimana kita konsentrasi bisnisnya yang kita harus greb itu pertama pendidikan itu memang yang paling aman apalagi pendidikan Islam kalau bisa yang sudah besar dan yang lebih bagus seharusnya kita gak milih-milih cuman kebetulan di Sidoarjo ini yang besar.”6 Dari hasil wawancara dia atas bisa dipahami bahwa Bank Syariah Bukopin cabang memiliki segmen tersendiri dalam memasarkan produknya yakni yang pertama adalah pendidikan

6

Data dokumentasi dan wawancara dengan bapak Ditto Saladin selakuk relationship officer Bank Syariah Bukopin cabang pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 11: 00 AM


(64)

namun dalam memeilih lembaga pendidikan sebenarnya tidak ada patokan bagi Bank Syariah Bukopin cabang untuk memilih lembaga pendidikan yang sudah besar ataupun lembaga pendidikan yang masih kecil, namun pada kenyataanya mereka lebih cendrung memilih lembaga yang sudah besar karena prospeknya juga besar. Menurut nara sumber di daerah Sidoarjo ada dua lembaga yang sudah besar pertama Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo dan yang kedua Al Muslim akan tetapi Bank Syariah Bukopin cabang masih belum bisa menjalin kerjasama dengan lembaga yang kedua karena lembaga tersebut masih terikat dengan Bank lain.

Bank Syariah Bukopin cabang lebih memilih Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo karena memang peluang yang dimiliki oleh Bank untuk masuk kesana cukup besar. Meskipun Bank mempunyai pilihan untuk masuk kesemua lembaga pendidikan baik itu lembaga pendidikan Islam maupun non Islam tapi Bank Syariah Bukopin cabang lebih cendrung memilih lembaga pendidikan yang memang dirasa mereka punya peluang besar untuk menjalin kerjasama dengan mereka lebih-lebih Yayasan punya potensi besar bagi Bank itu sendiri.

Pada dasarnya, Pihak Bank mencoba memasuki semua pasar yang sesuai dengan core bisnis mereka tanpa memikirkan nantinya diterima apa tidak, prinsip Bank Syariah Bukopion cabang kalau produk atau jasa yang mereka tawarkan belum


(65)

diterima mereka akan mencoba kembali dikemudian hari, terbukti dengan ketekunan dan kerja keras pada akhirnya Bank Syariah Bukopin cabang bisa diterima di Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo, proses pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syriah Bukopin cabang di Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo tidak langsung berjalan mulus dalam artian butuh waktu sampai berbulan-bulan lamanya untuk memperoleh kesepakatan kerjasam antara kedua pihak, bahkan menurut narasumber Bank Syariah Bukopin cabang melakukan pendekatan pada Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo sejak tahun 2010.

Menurut narasumber, keberhasilan Bank Syariah Bukopin cabang dalam memperoleh kerja sama dengan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo tidak murni karena kemapuan marketing dalam proses memasarkan produk atau jasa Perbankan akan tetapi juga ada do’a dibalik kerja keras mereka hingga sampai akhirnya Bank Syariah Bukopin cabang menjalin kerjasama dengan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo sampai sekarang.

Bank Syariah Bukopin cabang memilih lembaga pendidikan khususnya Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo dalam memasarkan produk dan jasanya karena memang sudah sesuai dengan core bisnis Bank Syariah Bukopin itu sendiri dimana ada tiga konsentrasi yang diutamakan mulai dari lembaga pendidikan,


(66)

kesehatan, dan UKM. Mereka mengganggap tiga hal tersebut paling aman bagi prospek Perbankan Syariah Bukopin.

Bank Syariah Bukopin cabang melakukan kerjasama dengan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo pada sektor pembayaran gaji atau payroll. Sebagaimana yang dijelaskan oleh narasumber sebagai berikut:

“Awalnya memang apa..kita sentuhnya di kerjasama untuk gaji atau payroll jadi karena sekolah yang begitu besar sistem penggajiannya masih manual jadi otomatis sangat gak efisien ya waktunya ngitung uang ngamplopin terus apa istilahnya bagi satu-satu manggil kalau sedangkan payroll kalau setuju dengan kami ya tinggal saat itu juga

masuk ke rekeningnya.”7

Dari hasil wawancara di atas penulis sedikit memahami,

bahwasanya terjalinnya kerjasama antara Bank Syari’ah Bukopin

cabang dengan Yayasan Al-Falah Asslam Sidoarjo bermula dari ketertarikan Bank Syariah Bukopin cabang untuk membenahi sistem lumayan sedikit rumit yang dijalankan oleh lembaga pendidikan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo dalam melakukan pembayaran honor para tenaga pendidiknya. Dimana Yayasan Al-Falah Assalam Sidoarjo masih menggunakan cara yang lama yaitu menggunakan amplop dalam pentransferan gaji tenaga pendidik.

Menurut marketing Bank Syariah Bukopin cabang cara seperti itu merupakan cara klasik yang menyita banyak waktu sehingga tidak ada korelasi dengan latar belakang Yayasan Al

7

Data dokumentasi dan wawancara dengan bapak Ditto Saladin selakuk relationship officer Bank Syariah Bukopin cabang pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 11: 00 AM


(67)

Falah Assalam Sidoarjo yang besar serta mengadopsi sistem yang modern. Berangkat dari itulah pihak Bank Syariah Bukopin cabang berinisiatif untuk menjalin kerjasama dengan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo guna memberikan suasana modern sesuai dengan pola Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo dan efisiensi waktu dalam memenuhi tanggung jawab terhadap tenaga pendidik/guru.

Oleh karena itu, Pada tahun 2012 Bank Syariah Bukopin cabang melakukan kerjasama dengan Yayasan Al Falah Assalam yang ditandatangani dalam sebuah memorandum of understanding (MOU) dengan jangka waktu 2 (dua) tahun, namun sampai saat ini, kerjasama antara Bank Syariah Bukopin cabang dengan Yayasan Al Falah Assalam masih tetap berjalan. Hal tersebut menunjukkan adanya perpanjangan kontrak kerjasama antara kedua pihak.

Pada dasarnya, rumitnya proses pembagian gaji di Yaysasan Al Falah Assalam Sidoarjo merupakan langkah utama yang mendorong Bank Syariah Bukopin cabang untuk menjalin kesepakatan kerjasama dengan pihak Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo tersebut dengan harapan adanya kesepakatan kerjasama itu memberikan keuntungan bagi Yayasan baik dalam sektor keuangan, keamanan, kelancaran proses dan penggajian. Sasaran utama Bank Syariah Bukopin cabang di Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo adalah pembayaran gaji para guru dan karyawan yang dalam bahasa Perbankan disebut dengan payroll. Payroll


(68)

merupakan Pembayaran gaji karyawan institusi/lembaga melalui teknologi terkini secara mudah, aman dan fleksibel. Dimana dengan adanya jasa payroll tersebut pada yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo pembayaran gaji langsung masuk ke dalam rekening guru masing-masing tanpa ada keterlambatan waktu.

Pelayanan pembayaran gaji guru merupakan salah satu dari pelayanan Jasa Bank Syariah Bukopin cabang yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bank menawarkan produk jasa kepada nasabah atau orang lain yang membutuhkan dimana dengan pelayanan jasa tersebut Bank akan memperoleh pendapatan.

Pelayanan penggajian guru yang diberikan Bank Syariah Bukopin cabang pada Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo termasuk sebagian dari pelayanan jasa payroll, layanan ini merupakan layanan yang diberikan oleh Bank Syariah dalam melaksanakan pembayaran untuk kepentingan nasabah, dimana Bank Syariah akan memperoleh fee dari adanya pelayanan jasa yang diberikan.

Sebelum pembayaran gaji para guru dicairkan oleh Bank, Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo terlebih dahulu melakukan pemberitahuan kepada Bank seperti yang dijelaskan oleh narasumber sebagai berikut:

“Mereka kan sudah sepakat kerjasama dengan kita ya maka setiap bulannya pihak Al Falah tuh memberikan


(69)

daftar gaji list daftar nama serta jabatan dari mereka beserta ada surat permohonan pemberian gaji dari situ kita nanti bisa mengerjakan penggajiannya”.8

Dari penjelasan di atas diketahui bahwa setiap bulannya Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo terlebih dahulu melakukan pemberitahuan terkait penggajian para guru dan karyawan yayasan mulai dari daftar gaji yang harus diberikan, list daftar nama para guru dan karyawan yang mendapatkan gaji serta jabatannya, dan mengirimkan surat permohonan pembayaran gaji kepada bank Syariah Bukopin cabang. Kemudian Bank akan melakukan pembayaran sesuai permohonan yang diberikan Yayasan.

Setelah berjalan beberpa bulan, Bank Syariah Bukopin membidik kerjasama dalam proses pembayaran SPP. Sebagaimana penjelasan dari narasumber dibawah ini.

“Hampir beberapa bulan baru kita jalin hubungan

kerja sama auto debet SPP.”9

Adanya kerjasama tersebut didasari oleh proses pembayaran SPP yang masih menggunakan cara lama atau manual, sehingga memberikan prospek bagus bagi Bank Syariah Bukopin cabang untuk melakukan kerjasama auto debet SPP yang notabene menjadi salah satu dari produk yang dimiliki oleh Bank. Produk tabungan ini menggunakan akad Wadhi’ah Dimana wadhi’ah itu

8

Data dokumentasi dan wawancara dengan ibu Ayu Aprilia I selaku costumer servis Bank Syariah Bukopin cabang pada tanggal 03 Agustus 2016 pukul 09: 00 AM

9

Data dokumentasi dan wawancara dengan bapak Ditto Saladin selakuk relationship officer Bank Syariah Bukopin cabang pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 11: 00 AM


(1)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian serta pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan, yaitu :

1. Bank Syariah Bukopin cabang Memilih lembaga pendidikan khususnya Yayayasa Al Falah Assalam Sidoarjo dalam Memasarkan Produknya petama karena sesuai dengan core bisnis Bank Syariah Bukopin pusat dimana ada tiga segmen yang diutamakan oleh Bank Syariah Bukopin pusat untuk dijadikan pasar sasaran bagi Bank Syariah Bukopin cabang yaitu pendidikan, kesehatan dan UKM.

Kedua ada beberpa peluang bagi Bank Syariah Bukopin cabang untuk menjalin kerja sama dengan pihak Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo yaitu penggajian para guru yang masih manual dan belum disentuh oleh Bank lain sebelumnya baik Bank Konvensional maupun Bank Syariah lainnya serta adanya jaringan di dalam Yayasan yang menjadi penghubung antara kedua lembaga.

2. Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin cabang dalam memasarkan produk dan jasanya pada Yayasan Al Falah Assalam, ialah menggunakan strategi promosi, Bentuk promosi yang dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin cabang adalah dengan beberapa cara seperti canvassing, telesales, direct selling, opentable, dan lain sebainya, namun yang paling diutamakan adalah dengan cara


(2)

canvassing atau menjemput bola, yakni dengan cara mendatangi langsung calon nasabah yang sebelumnya sudah mereka list terutama nasabah yamg mereka kenal sebelumnya sehinggi lebih mudah untuk menjalin kerja sama. Canvassing merupakan salah satu dari alat promosi yang paling efektif dalam proses pembelian, karena dapat membentuk pilihan, keyakinan dan pembelian calon nasabah.

Canvassing juga akan menimbulkan tanggapan karena konsumen akan merespon langsung walaupun hanya sekedar basa-basi.

3. Dampak adanya kerjasama antara Bank Syariah Bukopin cabang dengan Yayasana Al Falah Assalam Sidoarjo pertama Bank Syariah Bukopin cabang mendapat pendapatan yang di sebut fee based income. Kedua Bank Syariah Bukopin cabang dibantu memasarkan produknya oleh para wali murid yang sudah menjadi nasabah Bank Syariah Bukopin cabang melalui komunikasi seputar Bank Syariah Bukopin cabang dengan para wali murid yang lain. Ketiga, Mempercepat dan mempermudah proses pembayaran gaji para guru Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo, karena dilakukan oleh sistem sehingga lebih meminimalis waktu. Keempat, Bank syariah bukopin cabang juaga menjamin keuangan Yayasan Al Falah Assalam Sidoarjo serta prosesnya lebih aman, praktis dan tepat waktu.

B. Saran

1. Dalam usaha untuk meningkatkan pemasaran produk dan jasanya, harus lebih baik lagi dan akan lebih baik jika didukung dengan


(3)

perluasan canvassing dan pemberian fitur jasa lainnya, sehingga masyarakat sekitar dapat mengetahui produk-produk yang ada dan dapat menarik minat masyarakat sekitar untuk menjadi nasabah Bank Syariah Bukopin cabang.

2. Kegiatan pemasaran Bank Syariah Bukopin cabang sudah seharusnya dikembangkan lebih baik lagi karena seiring dengan berkembangnya waktu dan teknologi maka muncul pula pesaing–pesaing yang lain, agar seimbang antara perkembangan strategi pemasaran dengan Syariat Islam maka perlu ditanamkan akhlak–akhlak di dalamnya, seperti kejujuran dalam memasarkan produk baik dari segi kelebihan dan kekurangannya.

Hal lain yang harus dilakukan oleh Bank Syariah Bukopin cabang sebaiknya tidak hanya mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah tetapi juga bekerja sama dengan pihak sekolah-sekolah pada saat waktu liburan sekolah dengan mengadakan program yang berkaitan dengan pendidikan, misalnya dengan mengadakan program kunjungan ke tempat-tempat wisata yang berhubungan dengan pendidikan dan program sekolah yang di selingi dengan pengenalan produk dan jasa Bank Syariah Bukopin cabang. Dari kegiatan tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu strategi pemasaran yang sangat baik, agar masyarakat khususnya wali murid tahu dan mengetahui lebih jauh tentang tentang produk dan jasa Bank Syariah Bukopin cabang.


(4)

Peneliti menyadari bahwa dalam penyajian dat terdapat banyak kekurangan, akan tetatp secara garis besar penelitian ini sudah mampu menjawab rumusan masalah yang diajukan


(5)

Daftar Pustaka

Kasmir, Pemasaran Bank, Kencana, Jakarta, 2010.

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2002. Dumairi Nor. dkk, Kamus Ekonomi Praktik, Pustaka Sidogiri, Pasuruan, 2009 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Fandi Jiptono, Strategi Pemasaran, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2008.

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, PT. RajaGrapindo Persada, Jakarta, 2004 Imam Nawawi, Manajemen Strategi Sektor Publik, CV. Dwiputra Pustaka Jaya, Jakarta, 2010.

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 1996.

M. Nur Rianto Al-Arif, embaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012.

Imam Nawawi, Manajemen Strategi Sektor Publik, CV. Dwiputra Pustaka Jaya, Jakarta, 2010.

Agustinus, Sri Wahyudi, Manajemen Strategik, Binarupa Aksara, Yogyakarta, 1995. Marwan Asri, Marketing, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, 1991.

M. Ismail, Yusanto, dan Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah,

Khairul Bayan, Jakarta, 2003

M. Suyanto, Marketing Strategi, CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2007.

Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, Airlangga Bramayuda,

Manajemen Pemasaran, IAIN Sunan Ampel Press, Surabaya, 2013. Marius, P. Angipora, dasar-dasar pemasaran, rajawali pers, Jakarta, 1999. Nadan Limakrisna, W. Hary Susilo, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Dalam Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2012.

M. Ismail, Yusanto, dan Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah,

Khairul Bayan, Jakarta, 2003.


(6)

M. Syafi’i Antonio, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, Pustaka Alfabeta, Jakarta, 2006.

Edy Wibowo, dkk, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Ghalia Indonesia Bogor, 2005.

Malcolm, Gladwell, Tipping Point Bagaimana hal-hal kecil berhasil membuat perubahan besar, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2012

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghilia Indonesia, Jakarta, 1988.

Lexi J Moleong, Metotologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009.

Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik, rienika cipta, Jakarta, 2006.

Nasution, metode research penelitian ilmiah, bumi aksara, Jakarta, 2001.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cet. 1 Bumi Aksara, Jakarta, 1997.