Index of /ProdukHukum/kehutanan lap perkemb HP IV
DIREKTORAT BINA RENCANA PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN
Triwulan IV (Oktober - Desember 2009)
(2)
KATA PENGANTAR
Laporan Triwulan Updating Pemanfaatan Hutan Produksi ini adalah
untuk memberikan gambaran perkembangan pemanfaatan hutan
produksi dan penggunaan kawasan hutan produksi di seluruh
Indonesia setiap tiga bulan. Pemanfaatan kawasan hutan produksi
dimaksud dapat diberikan dalam bentuk Ijin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kaya (IUPHHK) dan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK). Sedangkan penggunaan kawasan
hutan produksi untuk kegiatan di luar sektor kehutanan diberikan
dalam bentuk ijin pinjam pakai kawasan hutan produksi.
Laporan triwulan IV (periode Oktober s.d Desember) merupakan
lanjutan laporan triwulan III dan merupakan salah satu rangkaian
dalam pengembangan sistem Informasi Sumber Daya Hutan
Produksi guna mendukung proses pengambilan keputusan dan
pembuatan kebijakan dalam pemanfaatan hutan produksi yang
mengacu pada kaidah-kaidah Pengelolaan Hutan Lestari (PHL).
Dalam laporan triwulan IV ini terdapat perbedaan dengan triwulan
III yaitu adanya penambahan 9 (sembilan) unit IUPHHK-HA, 19
(sembilan belas) unit IUPHHK-HTI, dan penambahan pencadangan
IUPHHK-HTR seluas 35.680 ha. Namun, dalam peirode Oktober s.d
Desember 2009 terdapat pengurangan pemanfaatan hutan
produksi yaitu 2 (dua) unit IUPHHK-HA.
Demikian laporan triwulan ini disusun untuk dapat dimanfaatkan.
Jakarta, Januari 2010
Direktur,
Iman Santoso
(3)
DAFTAR I SI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR I SI ... ii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR ... ix
I . PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Maksud dan Tujuan ... 2
C. Sumber Data ... 3
I I . PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN ... 4
A. Luas Kawasan Hutan di I ndonesia ... 4
B. Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi ... 6
C. Penggunaan Kawasan Hutan Produksi... 6
I I I . PERKEMBANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI ... 8
A. I UPHHK-HA ... 8
B. I UPHHK-HTI ... 9
C. I UPHHK-HTR ... 10
D. I UPHH-BK... 13
I V. PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI PER PROVI NSI ... 14
A. Regional Pulau Sumatera ... 14
1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ... 14
2. Provinsi Sumatera Utara ... 18
3. Provinsi Sumatera Barat ... 22
4. Provinsi Riau ... 26
5. Provinsi Kepulauan Riau ... 31
6. Provinsi Bengkulu ... 33
7. Provinsi Jambi ... 37
8. Provinsi Sumatera Selatan ... 42
9. Provinsi Bangka Belitung ... 47
(4)
B. REGI ONAL PULAU KALI MANTAN ... 52
1. Provinsi Kalimantan Barat ... 52
2. Provinsi Kalimantan Tengah ... 57
3. Provinsi Kalimantan Timur ... 63
4. Provinsi Kalimantan Selatan ... 69
C. Regional Pulau Sulawesi ... 74
1. Provinsi Sulawesi Utara ... 74
2. Provinsi Sulawesi Tengah ... 78
3. Provinsi Sulawesi Tenggara ... 82
4. Provinsi Sulawesi Selatan ... 86
5. Provinsi Sulawesi Barat ... 90
6. Provinsi Gorontalo... 94
D. Regional Kepulauan Maluku . ... 97
1. Provinsi Maluku ... 97
2. Provinsi Maluku Utara ... 101
E. Regional Pulau Papua I ndonesia ... 106
1. Provinsi Papua ... 106
2. Provinsi Papua Barat ... 110
F. Regional Jawa, Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara ... 113
1. Provinsi Nusa Tenggara Barat ... 113
2. Provinsi Nusa Tenggara Timur ... 117
3. Provinsi Bali ... 119
4. Provinsi Daerah I stimewa Yokyakarta ... 121
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel teks hal 1. Luas kawasan hutan per provinsi berdasarkan penunjukkan kawasan
dan perairan dan atau tata guna hutan kesepatan (TGHK) ... 5
2. Luas dan sebaran areal pinjam pakai sesuai izin Menteri Kehutanan per Provinsi... 7
3. Sebaran dan Luas I UPHHK-HA per provinsi berdasarkan SK.I UPHHK... 8
4. Nama grup perusahaan I UPHHK-HA berdasarkan kepemilikan saham . 9
5. Sebaran I UPHHK-HTI per provinsi berdasarkan SK.I UPHHK ... 10
6. Nama grup I UPHHK-HTI berdasarkan kepemilikan saham & KSO... 10
7. Sebaran pencadangan I UPHHK-HTR di areal Hutan Produksi ... 11
8. Daftar Pemegang I UPHHK-HTR sd. Bulan Maret 2009 ... 13
9. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi NAD ... 15
10. Daftar pemegang I UPHHK-HA di Provinsi NAD ... 16
11. Daftar pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi NAD ... 16
12. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi NAD ... 17
13. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Sumatera Utara ... 19
14. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Sumatera Utara ... 19
15. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Sumatera Utara... 20
16. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Sumatera Utara ... 20
17. Daftar Pemegang I UPHHK-HTR di Provinsi Sumatera Utara ... 21
18. Mutasi parsial kawasan hutan dan perairan di Prov. Sumatera Barat ... 22
19. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Sumatera Barat .. 24
20. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di provinsi Sumatera Barat ... 24
21. Daftar pemegang I UPHHK-HTI diProvinsi Sumatera Barat ... 24
22. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Sumatera Barat ... 25
(6)
23. Bentuk ijin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Riau ... 27
24. Daftar Pemengang I UPHHK-HA di Provinsi Riau ... 28
25. Daftar I UPHHK-HA yang izinnya telah berakhir di Provinsi Riau ... 28
26. Daftar pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Riau ... 29
27. Kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal HTR di Provinsi Riau ... 30
28. Daftar Pemegang I UPHH-BK di Provinsi Riau ... 30
29. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Bengkulu ... 34
30. Daftar Pemengangn I UPHHK-HA di Provinsi Bengkulu... 35
31. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Bengkulu ... 35
32. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Bengkulu... 36
33. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Jambi ... 38
34. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Jambi ... 39
35. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Jambi ... 39
36. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Jambi.. ... 40
37. Daftar Pemegang I UPHHK-HTR di Provinsi Jambi ... 40
38. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Jambi ... 41
39. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Sumatera Selatan.... 43
40. Daftar pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Sumatera Selatan ... 44
41. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Sumatera Selatan. ... 44
42. Daftar Pemegang I UPHHK-RE di Provinsi Sumatera Selatan ... 45
43. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Sumatera Selatan ... 46
44. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Bangka Belitung... 48
(7)
46. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan
dari Menteri Kehutanan di Provinsi Bangka Belitung ... 49
47. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Lampung ... 51
48. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Lampung ... 51
49. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Kalimantan Barat ... 53
50. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Kalimantan Barat ... 54
51. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Kalimantan Barat ... 55
52. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Kalimantan Barat ... 56
53. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Kalimantan Tengah 58
54. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Kalimantan Tengah... 59
55. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Kalimantan Tengah ... 60
56. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Kalimantan Tengah ... 61
57. Daftar pemegang I UPHHK-HTR di Provinsi Kalimantan Tengah... 61
58. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Kalimantan Tengah ... 62
59. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Kalimantan Timur.... 64
60. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Kalimantan Timur ... 65
61. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Kalimantan Timur ... 67
62. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Kalimantan Timur ... 68
63. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov.Kalimantan Selatan .. 70
64. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Kalimantan Selatan ... 71
65. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Kalimantan Selatan ... 71
66. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Kalimantan Selatan ... 72
68. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Sulawesi Utara ... 75
69. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Sulawesi Utara ... 76
(8)
71. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal
I UPHHK-HTR di Provinsi Sulawesi Utara ... 77
72. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Sulawesi Tengah ... 79
73. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Sulawesi Tengah ... 80
74. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Sulawesi Tengah ... 80
75. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Sulawesi Tengah ... 81
76. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Sulawesi Tenggara . 83 77. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Sulawesi Tenggara ... 84
78. Sebaran pencadangan I UPHHK-HTR di Provinsi Sulawesi Tenggara .... 84
79. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Sulawesi Tenggara ... 85
80. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Sulawesi Selatan ... 87
81. Daftar pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Sulawesi Selatan ... 88
82. Sebaran pencadangan I UPHHK-HTR di Provinsi Sulawesi Selatan ... 88
83. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Sulawesi Selatan ... 89
84. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Prov. Sulawesi Barat ... 91
85. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Sulawesi Barat ... 92
86. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Sulawesi Barat ... 92
87. Sebaran kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Sulawesi Barat ... 93
88. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Gorontalo ... 95
89. Daftar pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Gorontalo ... 96
90. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Maluku ... 98
91. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Maluku ... 99
92. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Maluku ... 99
93. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Maluku... 100
(9)
95. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Maluku Utara ... 103
96. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Maluku Utara ... 104
97. Sebaran pencadangan I UPHHK-HTR di Provinsi Maluku Utara ... 104
98. Daftar Pemegang I UPHHK-HTR di Provinsi Maluku Utara ... 105
99. Daftar pemegang izin penggunaan kawasan hutan produksi untuk kegiatan di luar Kehutanan Provinsi Maluku Utara ... 105
100. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Papua ... 107
101. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Papua... 108
102. Daftar pencabutan I UPHHK-HA di Provinsi Papua ... 109
103. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi Papua... 109
104. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Papua Barat ... 111
105. Daftar pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Papua Barat ... 112
106. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi NTB ... 114
107. Daftar Pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi NTB ... 115
108. Sebaran pencadangan I UPHHK-HTR di Provinsi NTB... 115
109. Daftar perusahaan yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat ... 116
110. Daftar pemegang I UPHHK-HTI di Provinsi NTT ... 118
111. Sebaran pencadangan I UPHHK-HTR di Provinsi Bali ... 120
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar teks hal 1. Proporsi luas fungsi kawasan hutan I ndonesia berdasarkan peta
penunjukkan kawasan hutan dan perairan dan tata guna hutan
kesepakatan (TGHK) ... 4 2. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ... 15 3. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sumatera Utara ... 18 4. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sumatera Barat ... 23 5. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta tata guna
hutan hutan kesepakatan (TGHK) provinsi Riau ... 27 6. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta tata guna hutan
kesepakatan (TGHK) provinsi Riau dan Kepulauan Riau ... 32 7. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Bengkulu ... 34 8. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Jambi ... 38 9. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sumatera Selatan ... 43 10. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Bangka Belitung ... 48 11. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Lampung ... 50 12. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Kalimantan Barat ... 53 13. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta tata guna
hutan kesepakatan (TGHK) provinsi Kalimantan Tengah ... 58 14. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Kalimantan Timur ... 64 15. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
(11)
16. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sulawesi Utara ... 75 17. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sulawesi Tengah ... 79 18. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sulawesi Tenggara ... 83 19. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sulawesi Selatan ... 87 20. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sulawesi Barat ... 91 21. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo .. 95 22. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Maluku ... 98 23. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Maluku dan Maluku Utara ... 102 24. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Papua ... 107 25. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Papua dan Papua Barat ... 111 26. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Nusa Tenggara Barat... 114 27. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Nusa Tenggara Timur ... 118 28. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi Bali ... 120 29. Proporsi luas fungsi kawasan hutan berdasarkan peta penunjukkan
(12)
A.
Latar Belakang
Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan maupun berdasarkan peta TGHK/ pedurasi, luas total hutan produksi yang tersebesar di seluruh I ndonesia seluas 82,4 juta ha. Kawasan tersebut perlu dimanfaatkan secara optimum dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan secara seimbang untuk mendukung pembangunan kehutanan berkelanjutan, yang diarahkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, kawasan hutan produksi dapat dimanfaatkan dengan pemberian izin pemanfaatan kawasan, izin pemanfaatan jasa lingkungan, izin pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, izin pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Sedangkan penggunaan kawasan untuk kegiatan di luar sektor kehutanan seperti pertambangan dan non pertambangan dilakukan dengan pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan.
Seiring dengan pesatnya perkembangan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan produksi melalui perizinan tersebut di atas dimana data dan informasi dari kegiatan dimaksud cepat berubah, khususnya terkait dengan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (I UPHHK) baik dalam bentuk I UPHHK pada Hutan Alam maupun I UPHHK pada Hutan Tanaman. Hal ini terjadi akibat ada penambahan I UPHHK-HA/ HT dengan diterbitkan SK.I UPHHK baru dan adanya pengurangan I UPHHK-HA/ HT karena dicabut, habis masa berlaku dan tidak diperpanjang, atau mengundurkan diri. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui trend perkembangan pemanfaatan dan penggunaan hutan produksi perlu dilakukan updating data perkembangan pemanfaatan dan penggunaan hutan produksi secara periodik dalam bentuk Laporan Perkembangan Pemanfaatan dan Penggunaan Hutan Produksi (Laporan Triwulan).
(13)
B.
Maksud dan Tujuan
1. M a k s u d
Maksud disusunnya data dan informasi Perkembangan Pemanfaatan dan Penggunaan Hutan Produksi per provinsi dalam bentuk Laporan Triwulan (Triwulan I V periode bulan Oktober s/ d Desember 2009) ini adalah untuk mengetahui:
a. Perkembangan luas kawasan hutan produksi per provinsi sesuai dengan peta penunjukkan kawasan hutan dan perairan pada periode sd. Bulan Desember 2009;
b. Perkembangan luas dan jumlah izin pemanfaatan hutan produksi khususnya I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (I UPHHK) baik Hutan Alam, Hutan Tanaman, Restorasi Ekosistem, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Hutan Tanaman Rakyat pada periode bulan sd. Bulan Desember 2009;
c. Perkembangan luas dan jumlah izin pinjam pakai kawasan hutan produksi yang telah diterbitkan baik untuk pertambangan maupun non pertambangan.
d. Perkembangan jumlah, luas dan sebaran I UPHHK serta penggunaan kawasan hutan produksi per provinsi pada periode s.d Bulan Desember 2009.
2. T u j u a n
Tujuan disusunnya Laporan Triwulan I I I Perkembangan Pemanfaatan Hutan Produksi per provinsi (periode s.d Bulan Desember 2009) adalah :
a. Tersusunnya data dan informasi yang terintegrasi mengenai kawasan hutan produksi dan pemanfaatannya antar walidata lingkup Ditjen BPK dan Eselon I terkait lainnya.
(14)
b. Terciptanya koordinasi antara Eselon I I lingkup Ditjen BPK serta Eselon I terkait lainnya dalam penyediaan data dan informasi mengenai sumberdaya hutan produksi.
c. Tersedianya data dan informasi mengenai sumberdaya hutan produksi sebagai bahan kebijakan lebih lanjut.
C. Sumber Data
1. Legalitas Data
a. Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi di seluruh I ndonesia, kecuali Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah yang masih mengacu pada Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan/ Peduserasi;
b. Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Pemberian I zin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (I UPHHK) baik I HA, I UPHHK-HTI , I UPHHK-HTR dan I UPHH-BK.
2. Walidata
a. Direktorat I nventarisasi dan Perpetaan, Ditjen Planologi Kehutanan;
b. Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan, Ditjen Planologi Kehutanan;
c. Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi;
d. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Alam, Ditjen BPK;
e. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman, Ditjen BPK;
(15)
I I . PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
A.
Luas Kaw asan Hutan di I ndonesia
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan dan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) khususnya untuk Provinsi Kalimantan Tengah dan Riau/ Kepulauan Riau, kawasan hutan di I ndonesia seluas 137.747.974,28 ha yang terdiri dari :
- Hutan KSA/ KPA : 23.415.864,57 ha
- Hutan Lindung (HL) : 31.760.359,02 ha
- Taman Buru : 163.927,00 ha
- Hutan Produksi (HP) : 37.116.008,43 ha
- Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 22.495.859,26 ha - Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK) : 22.795.961,00 ha
Dari data di atas, Hutan Produksi sebagai kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan seluas 82.407.828,69 ha atau hampir 60% dari total luas kawasan hutan.
Luas Kawasan Hutan Seluruh Indonesia
163.927,00 0% 31.760.359,02
23% 37.116.008,43
27% 22.495.859
16%
22.795.961,00 17%
23.415.864,57 17%
KSA/KPA HL Taman Buru HP HPT HPK
Gambar 1. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan I ndonesia Berdasarkan Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan & Tata Guna Hutan Kesepakatan ( TGHK)
(16)
Luas kawasan hutan per provinsi sesuai penunjukkan kawasan hutan dan perairan serta TGHK disajikan sebagaimana sebagaimana tabel berikut :
Tabel 1. Luas Kaw asan Hutan per Provinsi Berdasaran Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan dan Tata Guna Hasil Kesepakatan ( TGHK)
Luas Kaw asan Hutan Berdasarkan Fungsi ( ha) Provinsi
KSA/ KPA HL
Taman
Buru HP HPT HPK
Luas Total ( ha)
Luas HP ( ha)
NAD 980.029 1.844.500 86.704 601.280 37.300 0 3.549.813 638.580
Sumatera Utara 477.070 1.297.330 0 1.035.690 879.270 52.760 3.742.120 1.967.720 Sumatera Barat 846.175 910.533 0 434.538 247.385 161.655 2.600.286 843.578
Jambi 676.120 191.130 0 971.490 340.700 0 2.179.440 1.312.190
Bengkulu 434.950 252.042 16.797 34.965 182.210 0 920.964 217.175 Sumsel 714.416 760.523 0 2.293.083 217.370 431.445 4.416.837 2.941.898
Babel 34.690 156.730 0 466.090 0 0 657.510 466.090
Lampung 462.030 317.615 0 191.732 33.358 0 1.004.735 225.090
DKI Jakarta 108.272 45 0 158 0 0 108.475 158
Jawa Barat 132.180 291.306 0 202.965 190.152 0 816.603 393.117
Jawa Tengah 126.530 84.430 0 362.360 183.930 0 757.250 546.290
Jawa Timur 230.248 315.505 0 811.453 0 0 1.357.206 811.453
DI Y 910 2.058 0 13.851 0 0 16.820 13.851
Bali 26.293 95.766 0 1.907 6.719 0 130.686 8.626
NTB 179.165 430.485 0 150.609 286.700 0 1.046.959 437.309
NTT 344.480 731.220 5.850 428.360 197.250 101.830 1.808.990 727.440
Kalbar 1.645.580 2.307.045 0 2.265.800 2.445.985 514.350 9.178.760 5.226.135 Kalsel 175.565 554.139 0 688.884 155.268 265.638 1.839.494 1.109.790 Kaltim 2.165.198 2.751.702 0 5.121.688 4.612.965 0 14.651.553 9.734.653 Sulsel 789.066 1.944.416 0 188.486 855.730 102.073 3.879.771 1.146.289
Sulut 518.130 341.447 0 168.108 552.573 34.812 1.615.070 755.493
Sultra 274.069 1.061.270 0 633.431 419.244 212.123 2.600.137 1.264.798 Sulteng 676.248 1.489.923 0 500.589 1.476.316 251.856 4.394.932 2.228.761 Maluku 443.345 1.809.634 0 1.053.171 1.653.625 2.304.932 7.264.707 5.011.728 Papua 9.704.300 10.619.090 0 10.585.210 2.054.110 9.262.130 42.224.840 21.901.450 Riau 1) 451.240 397.150 0 1.866.132 1.971.553 4.770.085 9.456.160 8.607.770 Kalteng 1) 729.419 800.000 0 6.068.000 3.400.000 4.302.581 15.300.000 13.770.581
Banten 164.458 12.359 0 26.998 49.439 0 253.254 76.437
Gorontalo 2) 0 0 0 0 0 0 0 0
Kep. Riau 2) 0 0 0 0 0 0 0 0
Maluku Utara 2) 0 0 0 0 0 0 0 0
Papua Barat 2) 0 0 0 0 0 0 0 0
Sulbar 2) 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 23.510.176 31.769.393 109.351 37.167.028 22.449.152 22.768.270 137.773.372 82.384.450 Sumber : Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Peraiaran Provinsi dan TGHK ( Provinsi Kalteng dan Riau)
Keterangan : 1. Untuk Provinsi Riau, Kep. Riau dan Kalteng, luas kaw asan hutan berdasarkan TGHK.
2. Untuk Provinsi Gorontalo masuk dalam Provinsi Sulut, Provinsi Kepulauan Riau masuk dalam Provinsi Riau, Provinsi Maluku Utara masuk dalam Provinsi Maluku, Provinsi Papua Barat masuk dalam Provinsi Papua dan Provinsi Sulbar masuk dalam Provinsi Sulsel.
(17)
B.
Pemanfaatan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan perkembangan data s.d bulan Desember 2009, dari seluas 82.407.828 ha kawasan Hutan Produksi tersebut telah dimanfaatkan dalam bentuk I UPHHK sesuai SK.I UPHHK adalah seluas 35.377.895,73 ha atau ± 49,93 % dari luas hutan produksi, terdiri dari:
1. Areal I UPHHK-HA seluas 25.641.167 ha untuk 306 unit pemegang izin yang tersebar pada 20 provinsi di luar Pulau Jawa;
2. Areal I UPHHK-HTI (SK Definitif dan SK Sementara) 9.208.506 ha untuk 230 unit pemegang izin yang tersebar pada 20 provinsi di luar Pulau Jawa;
3. Areal I UPHH-BK seluas 21.620 ha untuk 1 unit pemegang izin yang berada di Provinsi Riau;
4. Areal pencadangan I UPHHK-HTR seluas ± 383.402,73 ha yang tersebar di 20 (dua puluh) provinsi.
C.
Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi
Sampai dengan bulan Desember 2009, kawasan hutan produksi yang telah mendapat persetujuan pinjam pakai dari Menteri Kehutanan untuk kegiatan di luar sektor kehutanan seluas 25.304,90 ha yang tersebar pada 11 provinsi. Luasan tersebut berbeda dengan laporan triwulan sebelumnya. Dimana pada laporan triwulan sebelum-sebelumnya (Triwulan I s.d I I I ) data luas penggunaan kawasan hutan produksi yang dimasukkan adalah ijin prinsip dan ijin pinjam pakai yang diterbitkan Menteri Kehutanan, sementara dalam laporan triwulan I V ini yang dimasukkan hanya ijin pinjam pakai yang telah diterbitkan oleh Menteri Kehutanan dengan kegiatan operasional di lapangan adalah eksploitasi yang terdiri dari kegiatan :
1.
Pertambangan
Bentuk kegiatan pertambangan ini pada umumnya adalah kegiatan : tambang batubara, nikel, emas, bauksit, biji besi, granit, timah, zirkon, kaolin dan sebagainya. Areal pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan seluas 24.984,90 ha, dengan rincian :
(18)
2.
Non Pertambangan
Bentuk kegiatan non pertambangan ini pada umunya adalah : pemboran sumur minyak, jalur pipa minyak, jaringan listrik, PLTU, jalan umum, fasilitas produksi dan sebagainya. Areal pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan non pertambangan seluas 320 ha.
Luas dan sebaran areal pinjam pakai sesuai izin Menteri Kehutanan yang telah dikeluarkan sampai dengan bulan Desember 2009 per provinsi sebagaimana Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Luas dan sebaran areal pinjam pakai sesuai izin Menteri Kehutanan per Provinsi
Di Dalam Kaw asan Hutan Produksi ( ha)
No Provinsi Pertambangan Non Luas
Eksploitasi Eksplorasi Tambang Total
1 Babel 198,46 - - 198,46 2 Bengkulu 1.013,28 - - 1.013,28 3 Jambi 70,83 - 320,00 390,83 4 Jatim 545,65 - - 545,65 5 Kalsel 786,80 - - 786,80 6 Kalteng 2.517,37 - - 2.517,37 7 Kaltim 11.541,18 - - 11.541,18 8 Maluku 562,42 - - 562,42 9 Malut 871,30 - - 871,30 10 N T B 6.417,30 - - 6.417,30 11 Sultra 460,31 - - 460,31
Total 24.984,90 - 320,00 25.304,90
(19)
I I I . PERKEMBANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI
A. I UPHHK- HA
Jumlah I UPHHK-HA yang ada di I ndonesia sesuai SK.I UPHHK-HA sd. bulan Desember 2009 sebanyak 306 unit pemegang I UPHHK-HA dengan total areal konsesi sesuai SK.I UPHHK seluas 25.641.167 ha. Jumlah dan luas tersebut bertambah jika dibandingkan dengan laporan triwulan I I I dengan jumlah I UPHHK-HA sebanyak 299 unit dengan total luas areal 25.384.650 ha. Perubahan jumlah tersebut dikarenakan selama periode Oktober s/ d Desember 2009 terdapat 2 unit I UPHHK-HA yang izinnya telah berakhir (Provinsi Riau) dan dalam periode yang sama Menteri Kehutanan menerbitkan ijin baru kepada 9 unit pemegang I UPHHK-HA yang tersebar dibeberapa provinsi yaitu Provinsi Bengkulu 1 unit, Kalimantan Tengah 1 unit, Kalimantan Timur 2 unit, Maluku Utara 1 unit, Papua 1 unit dan Papua Barat 3 unit.
Disisi lain, perubahan luas selama periode Oktober s.d Desember pada umumnya dikarenakan adanya perpanjangan I UPHHK-HA yang luas arealnya menjadi berkurang. Rekapitulasi sebaran I UPHHK-HA per provinsi, sebagaimana Tabel 3. di bawah ini.
Tabel 3. Sebaran dan Luas I UPHHK- HA per Provinsi Berdasarkan SK.I UPHHK
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHA
Sampai dengan September 2009 Sampai dengan Desember 2009
No Provinsi Unit Luas SK ( ha) Unit Luas.SK ( ha)
1 N A D 7 409.644,00 7 409.644,00
2 Sumatera Utara 6 328.803,00 6 328.803,00
3 Sumatera Barat 3 160.590,00 3 160.590,00
4 Riau 8 444.513,00 6 318.498,00
5 Jambi 2 45.825,00 2 45.825,00
6 Bengkulu 1 23.000,00 2 56.070,00
7 Sumatera Selatan 2 108.170,00 2 108.170,00
8 Kalimantan Barat 24 1.194.855,00 24 1.194.855,00
9 Kalimantan Tengah 57 4.111.303,00 58 4.055.935,00
10 Kalimantan Timur 86 6.195.658,00 88 6.145.493,00
11 Kalimantan Selatan 5 279.361,00 5 279.361,00
12 Gorontalo 3 145.000,00 3 145.000,00
13 Sulawesi Utara 2 60.800,00 2 60.800,00
14 Sulawesi Tengah 14 902.245,00 14 902.245,00
15 Sulawesi Tenggara 3 385.590,00 3 385.590,00
16 Sulawesi Barat 4 214.245,00 4 184.285,00
17 Maluku 11 697.195,00 11 697.195,00
18 Maluku Utara 16 907.295,00 17 886.900,00
19 Papua 25 5.202.478,00 26 5.305.988,00
20 Papua Barat 20 3.568.080,00 23 3.969.920,00
(20)
Berdasarkan kepemilikan saham yang sama pada masing-masing I UPHHK-HA, terdapat beberapa grup besar pemegang I UPHHK-HA yaitu sebagaimana Tabel 4. di bawah ini.
Tabel 4. Nama grup perusahaan I UPHHK- HA berdasarkan kepemilikan saham
No Nama Grup Perusahaan I UPHHK-HA
Jumlah I UPHHK-HA
( unit)
Luas
( ha) Lokasi/ Provinsi
1 Kayu Lapis I ndonesia (KLI ) Grup 7 1.445.300 Papua, Papua Barat, Maluku Utara
2 Alas Kusuma Grup 10 1.157.700 Kalbar, Kalteng, Kaltim, Papua dan Papua Barat. 3 Barito Pacific Grup 12 1.036.032 Kaltim, Kalteng, Kalsel, Malut, Gorontalo dan Papua. 4 Korindo Grup 4 951.120 Kalteng, Kaltim dan Papua
5 Mujur Grup 2 97.110 Aceh dan Sumut
6 Dwima Grup 4 290.031 Kalteng
7 Sumalido Lestari Jaya Grup 4 515.000 Kaltim
8 Hanurata Grup 2 339.600 Kaltim dan Papua Barat
9 Jati Grup 4 965.410 Kaltim, Maluku, Papua dan Papua Barat 10 Kayu Mas Grup 3 269.915 Kalteng dan Kaltim
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHA
B. I UPHHK- HTI
Sampai dengan bulan Desember 2009, jumlah I UPHHK-HTI yang telah mendapat ijin (SK. Definitif dan SK. Sementara) dari Menteri Kehutanan berjumlah 230 unit dengan luas areal 9.208.506 ha yang tersebar di 21 provinsi di luar Pulau Jawa. Jumlah dan luas tersebut bertambah jika dibandingkan dengan laporan triwulan I I I (periode s.d September 2009) dengan jumlah 211 unit dan areal konsesi 8.441.976 ha. Perbedaan jumlah dan luas tersebut disebabkan selama periode Oktober s.d Desember 2009 Menteri Kehutanan menerbitkan 19 unit I UPHHK-HTI yang tersebar dibeberapa provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara 1 unit, Sumatera Barat 1 unit, Jambi 1 unit, Sumatera Selatan 4 unit, Bangka Belitung 1 unit, Lampung 1 unit, Kalimantan Barat 4 unit, Kalimantan Tengah 1 unit, Kalimantan Timur 1 unit, Kalimantan Selatan 2 unit, dan NTB 2 unit.
Jumlah dan luas I UPHHK-HTI per provinsi berdasarkan SK.I UPHHK nya, sebagaimana Tabel 5. di bawah ini.
(21)
Tabel 5. Sebaran I UPHHK- HTI per Provinsi Berdasarkan SK.I UPHHK
SK Defenitif SK Sementara Total I UPHHK_HTI
No PROVI NSI
Unit Luas SK ( ha)
Unit Luas SK ( ha)
Unit
Luas SK ( ha)
1 NAD 6 233.870,00 1 7.300,00 7 241.170,00
2 Sumatera Utara 9 479.950,00 0 0,00 9 479.950,00
3 Sumatera Barat 3 50.649,00 0 0,00 3 50.649,00
4 Riau 48 1.509.702,00 0 0,00 48 1.509.702,00
5 Jambi 17 602.314,00 0 0,00 17 602.314,00
6 Bangka Belitung 2 67.935,00 0 0,00 2 67.935,00
7 Sumatera Selatan 19 1.375.632,00 1 21.000,00 20 1.396.632,00
8 Lampung 5 155.654,00 0 0,00 5 155.654,00
9 Kalimantan Barat 26 1.291.101,00 5 250.080,00 31 1.541.181,00 10 Kalimantan Tengah 15 478.160,00 5 44.700,00 20 522.860,00 11 Kalimantan Timur 29 1.376.486,00 5 33.200,00 34 1.409.686,00 12 Kalimantan Selatan 12 488.420,00 3 56.500,00 15 544.920,00
13 Sulawesi Utara 1 7.500,00 0 0,00 1 7.500,00
14 Sulawesi Tengah 1 13.400,00 1 5.300,00 2 18.700,00
15 Sulawesi Selatan 1 29.000,00 3 59.900,00 4 88.900,00
16 Sulawesi Barat 1 13.300,00 0 0,00 1 13.300,00
17 NTT 0 0,00 1 6.880,00 1 6.880,00
18 Maluku 3 71.720,00 0 0,00 3 71.720,00
19 Maluku Utara 3 37.873,00 0 0,00 3 37.873,00
20 Papua 2 376.200,00 0 0,00 2 376.200,00
21 NTB 2 64.780,00 0 0,00 2 64.780,00
Jumlah 205 8.723.646,00 25 484.860,00 230 9.208.506,00
Sumber : Direktorat BPHT dan BRPHP, 2009. Total I UPHHK_HTI
Berdasarkan kepemilikan saham/ kerjasama operasonal (KSO), sebagian besar beberapa I UPHHK-HTI merupakan milik grup besar yaitu Sinar Mas Grup dan Riau Pulp Grup. Secara rinci sebagaimana Tabel 6. di bawah ini.
Tabel. 6. Nama grup I UPHHK- HTI berdasarkan kepemilikan sahan & KSO
No Provinsi
Jumlah I UPHHK-HTI ( ha)
Luas Areal UPHHK- HTI
( ha) SI NAR MAS GRUP
1 Riau 17 711.567
2 Jambi 4 379.854
3 Sumatera Selatan 6 619.410
4 Kalimantan Barat 3 325.530
5 Kalimantan Timur 3 246.150
Jumlah 35 2.309.511
RI AU PULP GRUP
1 Riau 22 422.849
2 Sumatera Utara 4 406.590
3 Kalimantan Timur 2 362.948
Jumlah 28 1.192.387
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHT
C. I UPHHK- HTR
Berdasarkan data Ditjen BPK, sampai dengan bulan Desember 2009 jumlah areal Hutan Produksi yang dicadangkan untuk I UPHHK-HTR oleh Menteri Kehutanan seluas 383.402,73 ha yang tersebar di 20 (dua puluh) provinsi. Luas kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk I UPHHK-HTR tersebut
(22)
meningkat secara drastis jika dibandingkan dengan periode s.d bulan September yaitu seluas 347.722,73 ha yang tersebar 20 provinsi. Sebaran Pencadangan I UPHHK-HTR sampai dengan bulan September 2009 dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Sebaran pencadangan I UPHHK-HTR di areal Hutan Produksi
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHT
I UPHHK-HA
No Provinsi Unit Luas.SK ( ha)
1 Bali 1 375,00
2 Bengkulu 1 19.660,00
3 DI Y 1 327,73
4 Jambi 5 38.963,00
5 Kalimantan Barat 1 4.180,00
6 Kalimantan Selatan 4 16.823,00
7 Kalimantan Tengah 1 11.942,00
8 Maluku Utara 2 15.970,00
9 NAD 4 4.826,00
10 NTB 4 3.236,00
11 Papua 2 29.350,00
12 Riau 1 12.280,00
13 Sulawesi Barat 3 23.090,00
14 Sulawesi Selatan 11 34.535,00
15 Sulawesi Tengah 2 16.030,00
16 Sulawesi Tenggara 3 51.610,00
17 Sulawesi Utara 8 46.365,00
18 Sumatera Barat 2 5.345,00
19 Sumatera Selatan 3 16.230,00
20 Sumatera Utara 5 32.265,00
JUMLAH 64 383.402,73
Dari seluas 383.402,73 ha hutan produksi yang telah dicadangkan Menteri Kehutanan untuk I UPHHK-HTR, namun yang mendapat SK dari kepala daerah (Bupati/ Gubernur) sd. bulan Desember 2009 baru seluas ± 21.157.35 ha yang tersebar di 6 (enam) provinsi yaitu :
a. Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara
I UPHHK-HTR an. Koperasi Mitra Madina Lestari seluas ± 8.794 ha (SK. Bupati No.525/ 602/ k/ 2008 tanggal 22 Oktober 2008) yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara;
b. Kabupaten Sorolangun, Provinsi Jambi
a. Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju Jaya (an. Abdul Wakid) seluas ± 15 ha (SK.Bupati No.01 Tahun 2009 tanggal 30 September 2009);
b. Kelompok Tani Hutan (KTH) Usaha Tani (an. Nyoto) seluas ± 13 ha (SK.Bupati No.02 Tahun 2009 tanggal 30 September 2009);
(23)
c. Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukit Lintang (an. Kosim) seluas ± 10 ha (SK.Bupati No.03 Tahun 2009 tanggal 30 September 2009);
d. Kelompok Tani Hutan (KTH) Sumber Rejeki (an. Karnoto) seluas ± 6 ha (SK.Bupati No.04 Tahun 2009 tanggal 30 September 2009
c. Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI Y
a. Koperasi Unit Desa (KUD) Bima seluas ± 84,25 ha
(SK Bupati No. 118/ Kpts/ 2009 tanggal 19 September 2009) d. Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah
a. Koperasi Anugrah seluas ± 1.744 ha
(522.1/ 226/ 1.3/ I V/ 2009 tanggal 25 April 2009) 5. Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Utara
a. Koperasi Hutan Jaya Lestari seluas ± 1.744,00 ha (1353 Tahun 2009 tanggal 10 Juni 2009)
6. Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara
a. Koperasi Perkebunan Bacan Lippu Mandiri seluas ± 4.639,95 ha (171 Tahun 2009 tanggal 29 Juli 2009)
(24)
Tabel 8. Daftar Pemegang I UPHHK- HTR sd. Bulan September 2009
No
Kabupaten/ Nama Pemegang I zin
Nomor/ Tanggal SK. Bupati Luas ( Ha) 1 Sorolangun, Jambi
KTH Maju Jaya (an. Abdul Wakid) Nomor 01 Tahun 2009 30 September 2009.
15,00 2 KTH Usaha Tani (an. Nyoto) Nomor 02 Tahun 2009
30 September 2009.
13,00 3 KTH Bukit Lintang (an. Kosim) Nomor 03 Tahun 2009
30 September 2009.
10,00 4 KTH Sumber Rejeki (an. Karnoto) Nomor 04 Tahun 2009
30 September 2009.
6,00
Jumlah 44,00
1
Mandailing Natal, Sumut
Koperasi Mitra Madina Lestari No.525/ 602/ k/ 2008 22 Oktober 2008
8.794,00
Jumlah 8.794,00
1
Gunungkidul, DI Y
Koperasi Unit Desa (KUD) Bima No.118/ Kpts/ 2009 19 September 2009
84,25,00
Jumlah 84,25,00
1
Kotaw aringin Barat, Kalteng
Koperasi Anugrah No.522.1/ 226/ 1.3/ I V/ 2009 25 April 2009
1.744,00
Jumlah 1.744,00
1
Konaw e Selatan, Sultra
Koperasi Hutan Jaya Lestari 1353 Tahun 2009 10 Juni 2009
4.639,95
4.639,95
1
Halmahera Selatan, Malut
Koperasi Perkebunan Bacan Lippu Mandiri 171 Tahun 2009 29 Juli 2009
5.851,00
5.851,00
Jumlah Total 21.157,35
Sumber : Direktorat BPHT (September 2009)
D. I UPHH- BK
Jumlah I UPHH-BK yang ada di I ndonesia sd. bulan September 2009 sebanyak 1 (satu) unit yaitu PT. National Timber and Forest Product seluas 21.620 ha (SK.Menhut No.353/ Menhut-I I / 2008 tanggal 24 September 2008 yang terletak di Provinsi Riau. Jenis hasil hutan yang dikembangkan adalah Sagu.
(25)
I V. PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI PER PROVI NSI
A. Regional Pulau Sumatera
1. PROVI NSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ( NAD)
a. Kondisi Umum
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) terletak di barat laut Pulau Sumatera dengan kawasan seluas 58.821 Km2, yang terdiri atas kawasan hutan lindung 26.440,81 Km2, kawasan hutan budidaya 30.924,76 Km2 dan ekosistem Gunung Leuser seluas 17.900 Km2. I bukota Nanggroe Aceh Darussalam adalah Banda Aceh yang dulunya dikenali sebagai “Kutoradja”.
Batas-batas Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah (NAD) sebagai berikut :
•
sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Andaman•
sebelah Timur : berbatasan dengan Selat Malaka•
sebelah Selatan : berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara•
sebelah Barat : berbatasan dengan Samudera Hindiab. Luas Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 170/ Kpts-I I / 2000 tanggal 29 September 2000 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan, Provinsi NAD memiliki kawasan hutan seluas 3.549.813 ha yang terdiri dari :
•
KSA/ KPA : 980.029 ha•
Taman Buru : 86.704 ha•
Hutan Lindung(HL) : 1.844.500 ha•
Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 37.300 ha(26)
Luas Kawasan Hutan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
601.280 17%
1.066.733 30% 37.300
1%
1.844.500 52%
KSA/KPA HL HP HPT
Gambar 2. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ( NAD)
c. Pemanfaatan Hutan Produksi
Berdasarkan Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan, kawasan hutan produksi di Provinsi NAD seluas 638.580 ha, sampai bulan September 2009 telah dimanfaatkan untuk ijin pemanfaatan hasil hutan kayu (I UPHHK) dalam bentuk I HA, I HTI , dan I UPHHK-HTR. Berdasarkan data Ditjen BPK, jumlah I UPHHK yang terdapat di Provinsi NAD terdiri dari 6 unit I UPHHK-HA, 7 unit I UPHHK-HTI , dan 1 unit dicadangkan untuk I UPHHK-HTR dengan total areal konsesi sesuai SK.I UPHHK seluas 651.625 ha, secara rinci disajikan dalam Tabel 9 berikut.
Tabel 9. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi NAD
No I UPHHK Jumlah
( unit) Luas Berdasarkan SK.I UPHHK ( ha)
1 I UPHHK-HA 7 409.644,00
2 I UPHHK-HTI 7 241.170,00
3 Pencadangan HTR 4 4.826,00
(27)
c.1. I UPHHK- HA
Kawasan hutan produksi yang telah dimanfaatkan untuk I UPHHK-HA sesuai SK.I UPHHK yang disahkan Menteri Kehutanan seluas 409.644 ha sebanyak 7 (tujuh) unit. Dari ketujuh I UPHHK-HA tersebut dilaporkan tidak aktif. I UPHHK dikatakan aktif apabila perusahaan tersebut melaporkan memiliki RKT-UPHHK dua tahun terakhir atau telah mengajukan RKUPHHK-HA.
Tabel 10 menyajikan jumlah I UPHHK-HA yang terdapat di Provinsi NAD.
Tabel. 10. Daftar Pemegang I UPHHK-HA di Provinsi NAD
No Nama I UPHHK-HA No.SK.I UPHHK-HA Tgl. SK
Luas SK ( ha)
Aktifitas
1 Kop.Ponpes Najmussalam 876/Kpts-VI/1999 14-Okt-99 30.000,00 Tidak Aktif 2 PT.Aceh Inti Timber 859/Kpts-VI/1999 12-Okt-99 80.804,00 Tidak Aktif 3 PT.Alas Aceh Perkasa 68/Kpts-II/1991 01-Feb-91 56.500,00 Tidak Aktif 4 PT.Lamuri Timber 863/Kpts-VI/1999 12-Okt-99 44.400,00 Tidak Aktif 5 PT.Raja Garuda Mas Lestari 851/Kpts-VI/1999 11-Okt-99 96.500,00 Tidak Aktif 6 PT.Trijasa Mas Karya Inti 29/Kpts-II/1991 12-Jan-91 41.000,00 Tidak Aktif 7 PT.Wiralano 344/Kpts-II/1995 07-Jul-1995 60.440,00 Tidak Aktif
Jumlah 409.644,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHA
c.2. I UPHHK- HTI
Pemanfaatan kawasan Hutan Produksi dalam bentuk I UPHHK-HTI sesuai SK.I UPHHK seluas 241.170 ha sebanyak 7 (tujuh) unit. Dari 7 I UPHHK-HTI tersebut 3 unit diantaranya tidak aktif di lapangan. Daftar I UPHHK-HTI dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel. 11. Daftar Pemegang I UPHHK- HTI di Provinsi NAD
No Nama I UPHHK-HTI No.SK.I UPHHK-HTI Tgl. SK Luas SK
( ha) Aktifitas
1 PT.Aceh Nusa Indrapuri 319/Menhut-II/2004 27-Agust-04 111.000,00 Aktif
2 PT.Aceh Swaka WNP 529/Kpts-II/1997 15-Agust-97 7.050,00 Tidak Aktif 3
PT.Gunung Medang Raya
Utama Timber *) 495/Kpts-II/1992 01-Jun-92 7.300,00 Aktif 4 PT.Rimba Penyangga Utama 195/Kpts-II/1997 04-Apr-97 6.150,00 Tidak Aktif
5 PT.Rimba Timur Sentosa 348/Menhut-II/2006 12-Jun-06 6.250,00 Tidak Aktif 6 PT.Rimba Wawasan Permai 349/Menhut-II/2006 12-Jun-06 6.120,00 Aktif
7 PT.Tusam Hutani Lestari 325/Menhut-II/2004 27-Agust-04 97.300,00 Aktif
Jumlah 241.170,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHA * ) SK Sementara
(28)
c.3. I UPHHK- HTR
Sampai Desember 2009, luas kawasan Hutan Produksi yang dicadangkan Menteri Kehutanan untuk I UPHHK-HTR di Provinsi NAD seluas 4.826 ha yang terletak di Kabupaten Aceh Utara, Bireun dan Pidie. Luas kawasan tersebut meningkat dibandingkan dengan laporan triwulan I I I (s.d September 2009) yaitu hanya seluas 811 ha.
Tabel.12. Sebaran kaw asan Hutan Produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK- HTR di Provinsi NAD
No.
Kabupaten/ Kota Nomor SK Pencadangan
Tanggal SK Pencadangan
Luas ( Ha)
1 Aceh Utara SK.282/Menhut-II/2009 13-Mei-09 811,00 2 Aceh Utara SK.721/Menhut-II/2009 19-Okt-09 1.155,00 3 Bireun SK.723/Menhut-II/2009 19-Okt-09 1.335,00 4 Pidie SK.722/Menhut-II/2009 19-Okt-09 1.525,00
Jumlah 4.826,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHT
d. Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan data ijin pinjam pakai kawasan sampai dengan Desember 2009 belum ada ijin yang diterbitkan Menteri Kehutanan di Provinsi NAD. Adapun pada laporan triwulan I I I sebanyak 1 unit dalam bentuk ijin prinsip. Areal tersebut berada di luar areal I UPHHK dengan luas 23.100 ha (tahap kegiatan eksplorasi) an. PT. Dairi Prima Mineral izin Menhut No.S.58/ Menhut-I I / PW/ 2008 tanggal 25 Juli 2008.
(29)
2. PROVI NSI SUMATERA UTARA
a. Kondisi Umum
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur dengan daratan provinsi seluas 71.680 km2.
Batas-batas Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
•
sebelah utara : berbatasan dengan Provinsi NAD•
sebelah timur : berbatasan dengan Selat Malaka•
sebelah selatan : berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumbar•
sebelah barat : berbatasan dengan Samudera Hindiab. Luas Kaw asan Hutan Produksi
Luas kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan sesuai SK. Menteri Kehutanan No.SK.44/ Menhut-I I / 2005 tanggal 16 Februari 2005 seluas 3.742.120 Ha, terdiri atas :
•
KSA/ KPA : 477.070 ha•
Hutan Lindung (HL) : 1.297.330 ha•
Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 879.270 ha•
Hutan Produksi (HP) : 1.035.690 ha dan•
Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) : 52.760 ha.Luas Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara
879.270 23%
477.070 13% 52.760
1%
1.035.690 28%
1.297.330 35%
KSA/KPA HL HPT HP HPK
Gambar 3. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Utara
(30)
c. Pemanfaatan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan, kawasan hutan produksi di Provinsi Sumatera Utara seluas 1.967.720 ha. Dari luasan tersebut yang telah dimanfaatkan untuk I UPHHK sesuai SK.I UPHHK yang telah diterbitkan Menteri Kehutanan seluas 841.018 ha yang terdiri dari I UPHHK-HA seluas 328.803 ha untuk 6 (enam) unit, I UPHHK-HTI seluas 479.950 ha atau sebanyak 8 (delapan) unit dan pencadangan HTR seluas ± 32.265 ha. Luas tersebut berbeda dengan laporan triwulan I I I (s.d September 2009) yaitu seluas 791.788 ha. Hal tersebut disebabkan pada periode Oktober s.d Desember terdapat 1 unit I UPHHK-HTI yang baru diterbitkan oleh Menteri Kehutanan. Jumlah dan luas I UPHHK di Provinsi Sumatera Utara sebagaimana Tabel 13 berikut.
Tabel 13. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Sumatera Utara. No I UPHHK Jumlah ( unit) Luas Berdasarkan SK.I UPHHK ( ha)
1 I UPHHK-HA 6 328.803,00
2 I UPHHK-HTI 9 479.950,00
3 Pencadangan HTR 5 32.265,00
Jumlah 20 841.018,00
c.1. I UPHHK- HA
Berdasarkan data sebaran I UPHHK-HA sampai dengan bulan Desember 2009, jumlah I UPHHK-HA yang telah mendapat ijin dari Menteri Kehutanan sebanyak 6 (enam) unit I UPHHK-HA dengan luas total 328.803 ha. Dimana 5 (lima) unit I UPHHK-HA tersebut dilaporkan tidak aktif. Jumlah I UPHHK-HA yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara sebagaimana Tabel 14 berikut.
Tabel 14. Daftar Pemegang I UPHHK- HA di Provinsi Sumatera Utara
No Nama Pemegang I UPHHK- HA No.SK.I UPHHK-HA Tgl. SK Luas SK ( ha) Aktifitas
1 PT.Gruti (Gunung Raya Utama
Timber Indstries) 32/Menhut-II/2005 14-Okt-05 116.920,00 Tidak Aktif 2 PT.Inanta Timber 106/Kpts-II/2001 15-Mar-01 40.610,00 Tidak Aktif 3 PT.Multi Sibolga Timber 17/Menhut-II/2006 18-Jan-06 28.670,00 Tidak Aktif 4 PT.Mulya Karya Jayaco 220/Kpts-II/1997 29-Apr-97 47.000,00 Tidak Aktif 5 PT.Panei Lika Sejahtera 197/Menhut-II/2006 01-Jun-06 12.460,00 Aktif 6 PT.Teluk Nauli 414/Menhut-II/2004 19-Okt-04 83.143 Tidak Aktif
Jumlah 328.803,00
(31)
c.2. I UPHHK- HTI
Pemanfaatan hutan produksi untuk I UPHHK-HTI yang telah mendapat ijin dari Menteri Kehutanan di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 9 (sembilan) unit dengan luas total areal 479.950 ha. Dari 9 unit I UPHHK-HTI tersebut, hanya 1 (satu) unit yang dilaporkan tidak aktif. Selama periode Oktober s.d Desember 2009, Menteri Kehutanan menerbitkan 1 (satu) I UPHHK-HTI yaitu kepada PT. Anugerah Rimba Makmur seluas 49.230 ha. Daftar pemegang I UPHHK-HTI sebagaimana Tabel 15.
Tabel 15. Daftar Pemegang I UPHHK- HTI di Provinsi Sumatera Utara
No Nama I UPHHK-HTI No.SK.I UPHHK-HTI Tgl. SK Luas SK
( ha) Aktifitas
1 PT.Anugerah Rimba Makmur 669/ Menhut-I I / 2009 15-Okt-09 49.230,00 Aktif 2 PT.Hutan Barumun Perkasa 324/ Menhut-I I / 2004 27-Agust-04 11.845,00 Aktif
3
PT.I nti I ndorayon Utama (PT.
PI R Hutani lestari - pola PI R) 360/Kpts-II/1989 19 –Juli-89 30.000,00 Aktif 4 PT.Putra Lika Perkasa 136/ Kpts-I I / 1997 10-Mar-97 10.000,00 Aktif 5 PT.Sinar Belantara I ndah 194/ Kpts-I I / 1997 04-Apr-97 6.200,00 Aktif 6 PT.Sumatera Match Factory 370/ Kpts-I I / 1997 15-Jul-97 1.500,00 Aktif 7 PT.Sumatera Riang Lestari 208/ Menhut-I I / 2007 25-Mei-07 215.305,00 Aktif 8 PT.Sumatera Silva Lestari 82/ Kpts-I I / 2001 15-Mar-01 42.530,00 Tidak Aktif 9 PT.Toba Pulp Lestari Tbk 324/ Menhut-I I / 2004 28-Sep-04 113.340,00 Aktif
JUMLAH 479.950,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHA
c.3. I UPHHK- HTR
Kawasan Hutan Produksi yang dicadangkan Menteri Kehutanan untuk I UPHHK-HTR di Provinsi Sumatera Utara seluas 32.265 ha yang tersebar di 5 (lima) Kabupaten. Secara rinci sebagaimana terdapat pada Tabel 16 berikut :
Tabel 16. Sebaran kaw asan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK-HTR di Provinsi Sumatera Utara
No.
Kabupaten/ Kota Nomor SK Pencadangan
Tanggal SK Pencadangan
Luas ( Ha)
1 Asahan SK 163/ Menhut-I I / 2008 02-Mei-08 1.540,00
2 Langkat SK 434/ Menhut-I I / 2008 26-Nop-08 3.085,00 3 Mandailing Natal SK 113/ Menhut-I I / 2008 21-Apr-08 9.815,00 4 Padang Lawas SK 508/ Menhut-I I / 2009 04-Sep-09 6.065,00 5 Simalungun SK 100/ Menhut-I I / 2008 08-Apr-08 11.760,00
Jumlah 32.265,00
(32)
Dari 32.265 ha kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk I UPHHK-HTR di Provinsi Sumatera Utara, yang telah mendapat ijin dari Kepala Daerah (Bupati) sebanyak 1 (satu) unit yaitu an. Koperasi Mitra Madina Lestari seluas ± 8.794 ha (SK. Bupati No.525/ 602/ k/ 2008 tanggal 22 Oktober 2008) yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Daftar Pemegang I UPHHK- HTR di Provinsi Sumatera Utara
No
Kabupaten/ Nama Pemegang I zin
Nomor/ Tanggal SK. Bupati
Luas ( Ha)
1
Mandailing Natal
Koperasi Mitra Madina Lestari Nomor 505/ 602/ K/ 2008 22 Oktober 2008
8.794,00 Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHT
d. Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi
Penggunaan kawasan hutan produksi untuk kegiatan di luar sektor kehutanan diberikan berupa izin pinjam pakai kawasan. Berdasarkan data Ditjen BPK, belum ada ijin pinjam pakai kawasan hutan produksi yang telah disetujui oleh Menteri Kehutanan. Adapun dalam laporan triwulan I I I (s.d September) masih dalam ijin prinsip disebutkan terdapat 4 unit perusahaan dengan luas 33.054,26 ha seluruhnya berada di luar I UPHHK.
(33)
3. PROVI NSI SUMATERA BARAT
a. Kondisi Umum
Propinsi Sumatera Barat terletak pada 98° 36’00” - 101° 53”00” Bujur Timur dan 0° 54’00” - 3° 30’00” Lintang Selatan, dengan luas wilayah seluas 42.297,32 km2. Secara administrasi Provinsi Sumatera Barat terdiri dari 19 Kabupaten dan Kota. Provinsi ini memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan yang membentang dari barat laut ke tenggara. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia termasuk dalam provinsi ini. Garis pantai Sumatera Barat seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km.
Batas wilayah Provinsi Sumatera Barat, adalah :
•
sebelah utara : Provinsi Sumatera Utara•
sebelah selatan : Provinsi Bengkulu dan Jambi•
sebelah timur : Provinsi Riau dan Jambi•
sebelah barat : Samudera Hindiab. Kaw asan Hutan Produksi
Sejak tahun 1999 penunjukan kawasan hutan dan perairan provinsi Sumatera Barat telah mengalami mutasi parsial sebanyak empat kali dan terakhir pada tahun 2005. Tabel 18 menyajikan SK perubahan parsial dimaksud.
Tabel 18. Mutasi Parsial Kaw asan Hutan dan Perairan di Provinsi Sumatera Barat
No. No. SK Tgl KSA/ KPA
( ha)
HL ( ha)
HPT ( ha)
HP ( ha)
HPK ( ha)
Total
( ha) Ket.
1 422/ Kpts-I I / 99 15-Jun-99 846.175 910.533 246.383 407.849 189.346 2.600.286
2 167/ Kpts-I I / 00 29-Jun-00 846.175 910.533 235.235 432.927 175.416 2.600.286 Revisi I 3 168/ Kpts-I I / 00 29-Jun-00 846.175 910.533 235.235 444.378 163.965 2.600.286 Revisi I I 4 518/ Menhut-I I / 05 29-Des-05 846.175 910.533 235.235 434.538 173.805 2.600.286 Revisi I I I 5 519/ Menhut-I I / 05 29-Des-05 846.175 910.533 247.385 434.538 161.655 2.600.286 Revisi I V
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.422/ Kpts-I I / 1999 tanggal 15 September 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari :
(34)
•
KSA/ KPA : 846.175 ha•
Hutan Lindung (HL) : 910.533 ha•
Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 246.383 ha•
Hutan Produksi tetap (HP) : 407.849 ha•
Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) : 189.346 ha.Gambar 4. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Barat.
c. Pemanfaatan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan, kawasan hutan produksi di Provinsi Sumatera Barat seluas 843.578 ha. Kawasan hutan produksi yang telah dimanfaatkan untuk ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (I UPHHK) sesuai SK telah disahkan oleh Menteri Kehutanan seluas 216.584 ha yang terdiri dari I UPHHK-HA seluas 160.590 ha sebanyak 3 (tiga) unit, I UPHHK-HTI seluas 50.649 ha I UPHHK-HTI sebanyak 3 (tiga) unit dan pencadangan I UPHHK-HTR seluas 5.345 ha yang tersebar di 2 Kabupaten. Luas Pemanfaatan tersebut berbeda dengan laporan triwulan I I I (periode s.d September 2009) yang dilaporkan seluas 201.227 ha. Perubahan tersebut disebabkan adanya penambahan 1 (satu) unit I UPHHK-HTI dengan luas pencadangan 15.357 ha. Secara rinci disajikan pada Tabel 19 berikut.
(35)
Tabel 19. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Sumatera Barat
No I UPHHK Jumlah ( Unit) Luas berdasarkan SK ( ha)
1 I UPHHK-HA 3 160.590,00
2 I UPHHK-HT 3 50.649,00
3 Pencadangan HTR 2 5.345,00
Jumlah 8 216.584,00
c.1. I UPHHK- HA
Berdasarkan data sebaran I UPHHK-HA, jumlah I UPHHK-HA yang telah mendapat ijin dari Menteri Kehutanan di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 3 unit dengan luas konsesi berdasarkan SK I UPHHK-HA seluas 160.590 ha, dimana seluruh I UPHHK tersebut dilaporkan aktif. Tabel 20 menyajikan jumlah I UPHHK-HA yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat.
Tabel 20. Daftar Pemegang I UPHHK- HA di Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHA
No Nama I UPHHK- HA No SK.I UPHHK-HA Tgl SK Luas SK ( ha) Aktifitas
1 PT.Andalas Merapi Timber 82/Kpts-II/2000 22-Des-00 28.840,00 Aktif 2 PT.Minas Pagai Lumber Corp 550/Kpts-II/1995 11-Okt-95 83.330,00 Aktif 3 PT.Salaki Summa Sejahtera 41/Menhut-II/2004 19-Okt-04 48.420,00 Aktif
Jumlah 160.590.00
c.2. I UPHHK- HTI
Pemanfaatan hutan produksi dalam bentuk I UPHHK-HTI yang telah disahkan oleh Menteri Kehutanan di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 3 unit dengan luas areal konsesi seluas 50.649 ha. Selama periode Oktober s.d Desember 2009, Menteri Kehutanan menerbitkan 1 (satu) unit I UPHHK-HTI dengan luas 15.357ha yaitu kepada PT. Dharma Silva Lestari. Adapun daftar I UPHHK-HTI dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Daftar pemegang I UPHHK- HTI di Provinsi Sumatera Barat
No Nama I UPHHK-HT No.SK.I UPHHK-HTI Tgl. SK Luas ( ha) Aktifitas
1 PT.Bukit Raya Mudisa 257/ Kpts-I I / 2000 23-Agust-00 28.617,00 Tidak Aktif 2 PT.Dhara Silva Lestari 621/ Menhut-I I / 2009 05-Okt-09 15.357,00 Aktif 3 PT.Rimba Swasembada Semesta 129/ Kpts-I I / 1998 18-Feb-98 6.675,00 Aktif
Jumlah 50.649,00
(36)
c.3. I UPHHK- HTR
Sampai dengan Desember 2009, Menteri Kehutanan mencadangkan kawasan hutan produksi untuk I UPHHK-HTR di Provinsi Sumatera Barat seluas 5.345 ha yang tersebar di 2 (dua) Kabupaten. Secara rinci sebagaimana terdapat pada Tabel 22 berikut :
Tabel 22. Sebaran kaw asan Hutan Produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK- HTR di Provinsi Sumatera Barat
No.
Kabupaten/ Kota Nomor SK Pencadangan
Tanggal SK Pencadangan
Luas ( Ha)
1 Pesisir Selatan SK 402/ Menhut-I I / 2009 06-Jul-09 2.795,00 2 Sijunjung SK 356/ Menhut-I I / 2009 18-Jun-09 2.550,00
Jumlah 5.345,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHT
d. Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan data Ditjen BPK, penggunaan kawasan hutan produksi dalam bentuk izin pinjam pakai kawasan di Provinsi Sumatera Barat belum ada yang disetujui oleh Menteri Kehutanan. Namun penggunaan kawasan hutan di Provinsi Sumatera Barat dalam tahap ijin prinsip telah diberikan kepada 2 (dua) unit perusahaan terdiri dari 184,3 ha kegiatan eksploitasi di HPK non I UPHHK dan di dalam areal I UPHHK-HA PT. Andalas Merapi Timber (namun luasan tidak ada data).
(37)
4. PROVI NSI RI AU
a. Keadaan Umum
Provinsi Riau mempunyai luas wilayah 111.228,65 km2 (luas sesudah pemekaran Provinsi Kepulauan Riau) yang terdiri dari pulau-pulau dan lautan. Keberadaanya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Laut Cina Selatan, terletak antara 1015’ Lintang Selatan sampai 4045’ Lintang Utara atau antara 100003’-104019’ Bujur Timur dan 6050’-1045’ Bujur Barat. Batas wilayah Provinsi Riau adalah :
i. Sebelah Utara berbatasan Selat Singapura dan Selat Malaka;
ii. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Selat Berhala;
iii. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan (Provinsi kepulauan Riau) dan
iv. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
b. Kaw asan Hutan Produksi
Provinsi Riau merupakan salah satu Provinsi yang belum ada SK penunjukkan kawasan hutan dan perairan yang disahkan Menteri Kehutanan. Luas kawasan hutan di Provinsi Riau masih mengacu Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), sesuai SK Menteri Kehutanan No. 173/ Kpts-I I / 1986 adalah :
•
Hutan Lindung (HL) : 397.150 ha•
Hutan Suaka Alam/ Hutan Wisata : 451.240 ha•
Hutan Produksi Tetap (HP) : 1.866.132 ha•
Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 1.971.553 ha(38)
Luas Kawasan Hutan Provinsi Riau
1.866.132 20% 451.240
5% 1.971.553
21% 4.770.085
50%
397.150 4%
HL KSA/KPA HP HPT HPK
Gambar 5. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan ( TGHK) Provinsi Riau.
c. Pemanfaatan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), kawasan hutan produksi di Provinsi Riau seluas 9.456.160 ha. Kawasan hutan produksi yang telah dimanfaatkan untuk I UPHHK dan ijin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (I UPHH-BK) sesuai SK.I UPHHK dan SK.I UPHHBK seluas 1.862.100 ha yang terdiri dari I UPHHK-HA seluas 318.498 ha atau sebanyak 8 unit, I UPHHK-HTI seluas 1.509.702 ha I UPHHK-HTI sebanyak 48 unit dan I UPHH-BK seluas 21.620 ha sebanyak 1 unit serta seluas 12.280 ha dicadangkan untuk I UPHHK-HTR. Luas tersebut berbeda dengan laporan triwulan I I I yang dilaporkan seluas 1.988.115 ha. Perubahan tersebut disebabkan 2 unit I UPHHK-HA di Provisni Riau telah berakhir izinnya dan tidak diperpanjang. Tabel 23 menyajikan jumlah dan luas ijin pemanfaatan hutan produksi di provinsi Riau.
Tabel 23. Bentuk ijin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Riau
No I UPHHK Jumlah ( Unit) Luas berdasarkan SK ( ha)
1 I UPHHK-HA 6 318.498,00
2 I UPHHK-HT 48 1.509.702,00
3 I UPHHK-BK 1 21.620,00
4 Pencadangan HTR 1 12.280,00
(39)
c.1. I UPHHK- HA
Jumlah I UPHHK-HA di Provinsi Riau sesuai data yang ada pada Ditjen BPK sebanyak I UPHHK-HA 6 (enam) unit dengan luas areal 318.498 ha. Dari 6 unit I UPHHK-HA di Provinsi Riau, hanya 4 (empat) unit dilaporkan aktif. Daftar pemegang I UPHHK-HA di Provinsi Riau sebagaimana Tabel 24 berikut :
Tabel 24. Daftar Pemengang I UPHHK- HA di Provinsi Riau
No Nama I UPHHK-HA No.SK.I UPHHK-HA Tgl. SK Luas ( ha) Aktifitas
1 PT.Bhara Induk(d/hBrajatama) 802/Kpts-VI/1999 30-Sep-99 47.687,00 Tidak Aktif 2 PT.Diamond Raya Timber 443/Kpts-II/1998 08-Mei-98 90.956,00 Aktif 3 PT.Hutani Sola Lestari 804/Kpts-VI/1999 06-Okt-99 45.990,00 Aktif 4 PT.Mutiara Sabuk Khatulistiwa 109/Kpts-II/2000 29-Des-00 44.595,00 Aktif 5 PT.Siak Raya Timber 89/Kpts-II/2001 15-Mar-01 38.650,00 Tidak Aktif 6 PT.The Best One Unit 153/Menhut-II/2009 01-Apr-09 50.620,00 Aktif
Jumlah 318.498,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHA
Selama periode Oktober-Desember 2009 terdapat 2 (dua) unit pemegang I UPHHK-HA yang telah menyerahkan arealnya kembali walaupun masa ijiinnya belum berakhir, kedua I UPHHK-HA tersebut dapat dilihat pada Tabel 25 berikut :
Tabel 25. Daftar I UPHHK- HA yang izinnya telah berakhir di Provinsi Riau
No Nama I UPHHK-HA No.SK.Pencabutan Tgl. SK Luas ( ha) Alasan
1 PT.Kulim Company 666/Menhut-II/2009 15-Okt-09 73.975,00 Menyerahkan izin sebelum berakhir 2 PT.Mandau Abadi 653/Menhut-II/2009 15-Okt-09 52.040,00 Menyerahkan izin sebelum berakhir
Jumlah 126.015,00
Sumber : Ditjen BPK
c.2. I UPHHK- HTI
Sampai dengan bulan Desember 2009 jumlah I UPHHK-HTI yang terdapat di Provinsi Riau sebanyak 48 unit dengan luas total areal konsesi seluas 1.509.702 ha. Jumlah dan luas tersebut sama dengan laporan triwulan I I I (sampai dengan September 2009). Daftar nama dan luas areal I UPHHK-HTI sesuai SK.I UPHHK-HTI sebagaimana tabel 26 berikut :
(40)
Tabel 26 . Daftar pemegang I UPHHK- HTI di Provinsi Riau
No Nama I UPHHK-HA No.SK.I UPHHK-HA Tgl. SK Luas ( ha) Aktifitas
1 PT.Arara Abadi 743/Kpts-II/1996 25-Nop-96 299.975,00 Aktif 2 PT.Artelindo Wiratama 122/Menhut-II/2007 22-Apr-07 10.740,00 3 PT.Balai Kayang Mandiri 20/Menhut-II/2007 05-Jan-07 22.250,00 4 PT.Bina Daya Bentala 555/Menhut-II/2006 22-Des-06 19.870,00 5 PT.Bina Daya Bintara 64/Menhut-II/2007 23-Feb-07 7.550,00 6 PT.Bina Duta Laksana 207/Menhut-II/2006 08-Jun-06 28.890,00 Aktif
7 PT.Bukit Batu Hutani Alam 365/Kpts-II/2003 30-Okt-03 33.605,00 Aktif 8 PT.Bukit Batubuh Sei Indah 67/Menhut-II/2007 23-Feb-07 13.420,00
9 PT.Bukit Raya Pelalawan 70/Menhut-II/2007 23-Feb-07 4.010,00 10 PT.Citra Sumber Sejahtera 68/Menhut-II/2007 23-Feb-07 15.360,00 11 PT.Dexter Timber Perkasa Indonesia 88/Menhut-VI/2007 22-Mar-07 21.880,00 12 PT.Ekawana Lestari Darma 733/Kts-II/1997 01-Des-97 9.300,00 Aktif 13 PT.Lestari Unggul Makmur 217/Menhut-II/2007 31-Mei-07 10.390,00 14 PT.Merbau Pelalawan Lestari 69/Menhut-II/2007 23-Feb-07 5.970,00 15 PT.Mitra Hutani Jaya 101/Menhut-II/2006 11-Apr-06 9.240,00 Aktif 16 PT.Mitra Kembang Selaras 71/Menhut-II/2007 23-Feb-07 14.800,00 17 PT.Mitra Tani Nusa Sejati 66/Menhut-II/2007 23-Feb-07 7.480,00 18 PT.National Timber and Forest Product 21/Menhut-II/2007 05-Jun-07 9.300,00 19 PT.Nusa Prima Manunggal 5221/Dishut/XI/2002/002 12-Nop-02 4.412,00 Aktif 20 PT.Nusa Wana Raya 241/Menhut-II/2007 19-Jul-07 26.880,00 Aktif 21 PT.Perawang Sukses Perkasa 249/Kpts-II/1996 27-Feb-96 50.725,00 Aktif 22 PT.Perkasa Baru 75/Menhut-II/2007 23-Feb-07 13.170,00 23 PT.Prima Bangun Sukses 553/Menhut-II/2006 22-Des-06 8.670,00 24 PT.Putra Riau Perkasa 104/Menhut-II/2006 11-Apr-06 15.640,00 Aktif 25 PT.Riau Abadi Lestari 542/Kpts-II/1997 25-Agust-97 12.000,00 Aktif 26 PT.Riau Andalan Pulp & Paper 327/Menhut-II/2009 12-Jun-09 350.165,00 Aktif 27 PT.Riau Indo Agropalma 61/Menhut-II/2006 22-Mar-06 9.570,00 Aktif 28 PT.Rimba Lazuardi 79/Menhut-II/2007 23-Feb-07 23.340,00 Aktif 29 PT.Rimba Mandau Lestari 552/Menhut-II/2006 22-Des-06 5.630,00 30 PT.Rimba Mutiara Permai 65/Menhut-II/2007 23-Feb-07 8.030,00 31 PT.Rimba Peranap Indah 598/Kpts-II/1996 16-Sep-96 14.434,00 Aktif 32 PT.Rimba Rokan Hulu 632/Kpts-II/1995 22-Nop-95 12.500,00 Tidak Aktif 33 PT.Rimba Rokan Lestari 262/Kpts-II/1998 27-Feb-98 34.775,00 Aktif 34 PT.Rimba Rokan Perkasa 554/Menhut-II/2006 22-Des-06 22.930,00 35 PT.Rimba Seraya Utama 599/Kpts-II/1996 16-Sep-96 12.600,00 Tidak Aktif 36 PT.Ruas Utama Jaya 18/Menhut-II/2007 05-Jan-07 44.330,00 Aktif 37 PT.Sakato Pratama Makmur 366/Kpts-II/2003 30-Okt-03 46.230,00 Aktif 38 PT.Sari Hijau Mutiara 378/Menhut-II/2008 28-Okt-08 20.000,00 39 PT.Satria Perkasa Agung 244/Kpts-II/2000 22-Agust-00 76.017,00 Aktif
40
PT.Satria Perkasa Agung (KTH Sinar
Merawang) 19/Menhut-II/2007 05-Jan-07 9.300,00
41 PT.Satria Perkasa Agung Unit Serapung 102/Menhut-II/2006 11-Apr-06 11.830,00 Aktif 42 PT.Selaras Abadi Utama 52221/IUPHHKHT/XII/2002/005 30-Des-02 13.600,00 Aktif 43 PT.Seraya Sumber Lestari 22/Menhut-II/2007 05-Jan-07 18.767,00 44 PT.Siak Raya Timber 202/Menhut-II/2007 16-Mei-07 23.030,00 45 PT.Suntara Gajapati 71/Kpts-II/2001 15-Mar-01 34.792,00 Aktif 46 PT.Tuah Negeri 215/Menhut-II/2007 28-Mei-07 1.480,00
47 PT.Uniseraya 214/Menhut-II/2007 28-Mei-07 33.360,00
48 PT.Wananugraha Bina Lestari 362/Menhut-II/2007 jo. 25-Okt-07 7.465,00
Jumlah 1.509.702,00
(41)
c.3. I UPHHK- HTR
Sesuai data Ditjen. BPK luas I UPHHK-HTR yang telah dicadangkan oleh Menteri Kehutanan di Provinsi Riau sampai dengan Desember 2009 seluas 12.280 ha yang berada di kabupaten Kampar dan belum ada diterbitkan ijin oleh Kepala Daerah (Gubernur / Bupati). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 27 berikut.
Tabel 27. Kaw asan hutan produksi yang dicadangkan untuk areal HTR di Provinsi Riau No. Kabupaten/ Kota Nomor SK Pencadangan Tanggal SK
Pencadangan
Luas ( Ha)
1 Kampar 97/ Menhut-I I / 2009 06-Mar-09 12.280,00
Jumlah 12.280,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHT
c.4. I UPHH- BK
I BK yang ada provinsi Riau merupakan satu-satunya I UPHH-BK di I ndonesia yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehutanan. Jumlah I UPHH-HB di Provinsi Riau sebanyak 1 (satu) unit yaitu PT. National Timber and Forest Product seluas 21.620 ha. Jenis hasil hutan yang dikembangkan adalah Sagu. Tabel 28 menyajikan sebaran I UPHH-BK di Provinsi Riau.
Tabel 28. Daftar Pemegang I UPHH- BK di Provinsi Riau
No Nama I UPHHK-HA No.SK.I UPHHK-HA Tgl. SK Luas ( ha)
1 PT. National Timber and Forest Product 353/ Menhut-I I / 2008 24-Sept-2008 21.620,00
Jumlah 21.620,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHT
d. Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan data Ditjen BPK, penggunaan kawasan hutan produksi dalam bentuk izin pinjam pakai kawasan di Provinsi Riau belum ada yang disetujui oleh Menteri Kehutanan. Namun penggunaan kawasan hutan di Provinsi Riau dalam tahap ijin prinsip telah diberikan kepada sebanyak 3 (tiga) unit dengan total luas 2.085,22 ha dan merupakan pertambangan batubara dengan tahapan kegiatan eksploitasi yang lokasinya di luar areal I UPHHK.
(42)
5. PROVI NSI KEPULAUAN RI AU
a. Kondisi Umum
Provinsi Kepulauan Riau merupakan Provinsi ke-32 di I ndonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga. Secara geografis terletak di antara 103° 30' - 110° BT dan 0° 40' LS - 7° 19' LU. Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 Kabupaten dan 2 Kota, 42 Kecamatan serta 256 Kelurahan/ Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 Km2, di mana 95% - nya merupakan lautan dan hanya 5% merupakan wilayah darat, dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Utara dengan Vietnam dan Kamboja
- Selatan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi - Barat dengan Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau
- Timur dengan Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat
b. Luas Kaw asan Hutan Produksi
Luas kawasan hutan Provinsi Kepulauan Riau masih mengacu Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan masih bersatu dengan Provinsi Riau. Sesuai SK Menteri Kehutanan No. 173/ Kpts-I I / 1986 adalah :
•
Hutan Lindung (HL) : 397.150 ha•
Hutan Suaka Alam/ Hutan Wisata : 451.240 ha•
Hutan Produksi Tetap (HP) : 1.866.132 ha•
Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 1.971.553 ha(43)
Luas Kawasan Hutan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau
1.866.132 20% 451.240
5% 1.971.553
21% 4.770.085
50%
397.150 4%
HL KSA/KPA HP HPT HPK
Gambar 6. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan ( TGHK) Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.
c. Pemanfaatan Hutan Produksi
Sehubungan dengan belum adanya SK Penunjukan kawasan hutan dan perairan di Provinsi Kepulauan Riau, sehingga luas kawasan hutan produksi di Provinsi Kepulauan Riau belum dapat diketahui secara pasti. Namun demikian sampai dengan bulan September 2009 belum ada pemanfaatan kawasan hutan baik dalam bentuk I UPHHK-HA maupun I UPHHK-HTI .
d. Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi
Sampai dengan September 2009 belum ada penggunaan kawasan hutan produksi yang mendapat izin Menteri Kehutanan.
(44)
6. PROVI NSI BENGKULU
a. Kondisi Umum
Provinsi Bengkulu merupakan salah satu dari Provinsi yang terletak di bagian barat Pulau Sumatera. Secara secara geografis terletak di antara 2° 16´ - 3° 31’ Lintang Selatan dan 101° 1´ - 103° 41’ Bujur Timur. Dengan wilayah seluas 32.365,6 km2, wilayah Provinsi Bengkulu terbagi dalam 8 wilayah Kabupaten dan 1 wilayah Kota. Adapun batas-batas Provinsi Bengkulu adalah :
•
sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara;•
sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Lampung;•
sebelah barat dengan Samudera Hindia, dan•
sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.b. Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 420/ Kpts-I I / 1999 tanggal 16 Oktober 1999, Provinsi Bengkulu memiliki kawasan hutan seluas 920.964 ha atau 46,98 % dari luas wilayah daratan Provinsi Bengkulu. Berdasarkan fungsinya kawasan hutan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu :
•
Kawasan Suaka Alam (KSA/ KPA) : 434.950 ha•
Taman Buru : 16.797 ha•
Hutan Lindung (HL) : 252.042 ha•
Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 182.210 ha(45)
Gambar 7. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan Provinsi Bengkulu
c. Pemanfaatan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Bengkulu, kawasan hutan produksi di Provinsi Bengkulu yang terdiri dari HPT dan HP seluas 217.715 ha. Dari luasan tersebut, telah dimanfaatkan seluas 75.730 ha dalam bentuk I UPHHK-HA dan pencadangan I UPHHK-HTR. Luas pemanfaatan tersebut berbeda dengan pada laporan triwulan I I I (periode s.d September) yaitu seluas 42.660 ha. Perubahan tersebut terjadi karean selama periode Oktober s.d Desember Menteri Kehutanan menerbitkan 1 (satu) unit I UPHHK-HA dengan luas 33.070 ha. Tabel 29 jumlah dan luas hutan produksi yang telah dimanfaatkan.
Tabel 29. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Bengkulu
No I UPHHK Jumlah ( Unit) Luas berdasarkan SK ( ha)
1 I UPHHK-HA 2 56.070,00
2 I UPHHK-HTI - -
3 Pencadangan HTR 1 19.660,00
(46)
c.1. I UPHHK- HA
Berdasarkan data Ditjen BPK, jumlah I UPHHK-HA yang telah mendapat ijin definitif di Provinsi Bengkulu sampai Desember 2009 sebanyak 2 (dua) unit dengan luas konsesi berdasarkan SK I UPHHK-HA seluas 56.070 ha. Selama periode Oktober s.d Desember 2009, Menteri Kehtunan menerbitkan 1 (satu) unti I UPHHK-HTI dengan luas 33.070 ha kepada PT. Anugerah Pratama I nspirasi. Tabel 30 menyajikan jumlah I UPHHK-HA yang terdapat di Provinsi Bengkulu.
Tabel 30. Daftar Pemegang I UPHHK- HA di Provinsi Bengkulu
No
Nama I UPHHK- HA No SK I UPHHK-HA Tgl SK Luas SK ( ha)
Aktifitas
1 PT.Anugerah Pratama
Inspirasi 682/Menhut-II/2009 16-Okt-2009 33.070,00 Aktif 2 PT.Bentara Arga Timber 74 Tahun 2002 19-Feb-2002 23.000,00 Tidak Aktif
Jumlah 56.070,00
Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHA
c.2. I UPHHK- HTR
Sampai dengan bulan September 2009, kawasan hutan produksi yang dicadangkan Menteri Kehutanan untuk I UPHHK-HTR di Provinsi Bengkulu seluas 19.660 ha yang berada di Kabupaten Kaur dan sampai Desember 2009 belum ada ijin yang diterbitkan oleh Kepala Daerah (Bupati). Tabel 31 menyajikan pencadangan I UPHHK-HTR di Provinsi Bengkulu.
Tabel 31. Sebaran kaw asan Hutan Produksi yang dicadangkan untuk areal I UPHHK- HTR di Provinsi Bengkulu
No.
Kabupaten/ Kota Nomor SK Pencadangan
Tanggal SK Pencadangan
Luas ( Ha)
1 Kaur 280/ Menhut-I I / 2009 13-Mei-09 19.660,00
Jumlah 19.660,00
(47)
d. Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan data Ditjen BPK, penggunaan kawasan hutan produksi dalam bentuk izin pinjam pakai kawasan di Provinsi Bengkulu yang telah disetujui oleh Menteri Kehutanan sebanyak 1 (satu) unit dengan luas 1.013, 28 ha.. Daftar perusahaan pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan sebagaimana pada Tabel 32.
Tabel 32. Daftar Perusahaan Yang Mendapat I zin Pinjam Pakai Kaw asan Hutan dari Menteri Kehutanan di Provinsi Bengkulu
Nama Pemohon Jenis Jenis Mineral No.SK Tanggal Total 1 PT.Bara Indah Lestari Eksploitasi Batubara SK.710/Menhut-II/2009 19/10/2009 1.013,28
Jumlah 1.013,28
(48)
7. PROVI NSI JAMBI
a. Kondisi Umum
Secara geografis Provinsi Jambi terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa. Memanjang dari Utara ke Selatan di antara 0º 45’ - 2º 45’ LS dan 101º 0' - 104º 55’ BT dengan luas wilayah 53.435.72 Km² meliputi daratan seluas 95,44 % dan wilayah perairan seluas 4,66 % . Wilayah Provinsi Jambi terbagi menjadi 9 wilayah Kabupaten dan 1 wilayah Kota. Batas-batas Propinsi Jambi adalah sebagai berikut :
•
Sebelah utara dengan Propinsi Riau•
Sebelah selatan dengan Propinsi Sumatera Selatan•
Sebelah barat dengan Propinsi Sumatera Barat•
Sebelah timur dengan Laut Cina Selatanb. Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.421/ Kpts-I I / 1999 tanggal 15 September 1999, luas kawasan hutan dan perairan Provinsi Jambi seluas 2.179.440 Ha, yang terdiri dari fungsi kawasan :
•
KSA/ KPA : 676.120 ha•
Hutan Lindung (HL) : 191.130 ha•
Hutan Produksi Tetap (HP) : 971.490 ha•
Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 340.700 ha(49)
Luas Kawasan Hutan Prov insi Jambi
971.490 44%
191.130 9% 340.700
16%
0 0% 676.120
31%
KSA/KPA HL HP HPT HPK
Gambar 8. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan Provinsi Jambi
c. Pemanfaatan Kaw asan Hutan Produksi
Berdasarkan Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan, kawasan hutan produksi di Provinsi Jambi seluas 1.312.190 ha. Dari luasan tersebut telah dimanfaatkan seluas 687.102 ha yang terdiri dari I UPHHK-HA seluas 45.825 ha (2 unit), I UPHHK-HTI seluas 602.314 ha (17 unit) serta pencadangan I UPHHK-HTR 38.963 ha (5 unit). Selama periode Oktober s.d Desember 2009 terdapat perbedaan jumlah dan luas pemanfaatan jika dibandingkan laporan triwulan I I I . Hal tersebut disebabkan adanya pertambahan I UPHHK-HTI sebanyak 1 unit. Tabel 33 menyajikan sebaran hutan produksi yang telah dimanfaatkan di provinsi Jambi.
Tabel 33. Bentuk izin pemanfaatan hutan produksi di Provinsi Jambi
No I UPHHK Jumlah ( Unit) Luas berdasarkan SK ( ha)
1 I UPHHK-HA 2 45.825
2 I UPHHK-HT 17 602.314
3 Pencadangan HTR 5 38.963
Jumlah 24 687.102,00
c.1. I UPHHK- HA
Berdasarkan data sebaran I UPHHK-HA sampai dengan bulan Desember 2009, jumlah I UPHHK-HA yang telah mendapat ijin dari Menteri Kehutanan di Provinsi Jambi sebanyak 2 unit dengan luas
(1)
Gambar 28. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan Provinsi Bali
c. Pemanfaatan Kaw asan Hutan Produksi
Dari seluas 8.626,36 ha kawasan hutan produksi yang ada, sampai dengan bulan Desember 2009, di provinsi Bali tidak terdapat I UPHHK-HA maupun I UPHHK-HT. Namun Menhut telah mencadangkan areal hutan produksi seluas 375 ha di kabupaten Buleleng untuk I UPHHK-HTR dan sampai dengan Desember 2009, belum ada ijin yang diterbitkan oleh Kepada Daerah (Gubernur/ Bupati).
Tabel 111. Sebaran pencadangan I UPHHK- HTR di Provinsi Bali
No Kabupaten No.SK.I UPHHK-HTR Tgl. SK Luas SK ( ha)
1 Buleleng 91/ Menhut-I I / 2009 06/ 03/ 2009 375,00
Jumlah 375,00
Sumber : Direktorat BPHT
d. Penggunaan Kaw asan Hutan Produksi
Penggunaan kawasan hutan produksi untuk kegiatan di luar sektor kehutanan diberikan dalam ijin pinjam pakai kawasan hutan produksi. Berdasarkan data Ditjen BPK, sampai dengan Desember 2009 belum ada ijin pinjam pakai yang telah diterbitkan oleh Menteri Kehtuanan.
(2)
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang
• Sebelah Selatan dengan Samudera I ndonesia
• Sebelah Timur dengan Kabupaten Klaten dan Wonogiri
• Sebelah Barat dengan Kabupaten Purworejo b. Luas Kaw asan Hutan Produksi
Penunjukan kawasan hutan dan perairan di provinsi DI Y mengacu pada SK Menhut No. 171/ Kpts-I I / 2000 tanggal 29 September 2000 tentang Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan. Kawasan hutan yang ditunjuk seluas ha yang terdiri dari :
• KSA/ KPA : 910,34 ha
• Hutan Lindung (HL) : 2.057,90 ha
• Hutan Produksi Tetap (HP) : 13.851,28 ha
• Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 0 ha
(3)
Gambar 29. Proporsi Luas Fungsi Kaw asan Hutan Berdasarkan Peta Penunjukkan Kaw asan Hutan dan Perairan Provinsi DI Y
c. Pemanfaatan Kaw asan Hutan Produksi
Dari luas kawasan hutan produksi seluas 13.851,28 ha yang ada, sampai dengan bulan Desember 2009, di provinsi DI Y tidak terdapat I UPHHK-HA maupun I UPHHK-HTI . Namun, Menhut telah mencadangkan areal hutan produksi seluas 327,73 ha di kabupaten Gunungkidul untuk I UPHHK-HTR.
Tabel 112. Sebaran pencadangan I UPHHK- HTR di Provinsi DI Y
No Kabupaten No.SK.I UPHHK-HTR Tgl. SK Luas SK ( ha)
1 G unung Kid ul SK.118/ Me nhut- 20-Ma r-09 327,73
Jumlah 327,73
Sumber : Direktorat BPHT
Dari luas pencadangan tersebut, yang telah mendapatkan ijin dari Kepala Daerah (Bupati) sebanyak 1 (satu) unit an. Koperasi Unit Desa (KUD) Bima seluas ± 84,25 ha (SK Bupati No.118/ Kpts/ 2009 tanggal 19 September 2009). Selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 113.
Tabel 113. Daftar Pemegang I UPHHK- HTR di Provinsi DI Y
No
Kabupaten/ Nama Pemegang I zin
Nomor/ Tanggal SK. Bupati Luas ( Ha) 1 Gunungkidul
Koperasi Unit Desa Bima Nomor 118/ Kpts/ 2009, 19 September 2009 84,25 84,25 Sumber : Direktorat BRPHP dan BPHT
(4)
(5)
PENUTUP
Perkembangan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan produksi, khususnya terkait dengan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (I UPHHK) baik dalam bentuk I UPHHK pada Hutan Alam maupun I UPHHK pada Hutan Tanaman dapat berubah secara cepat. Hal ini terjadi akibat ada penambahan I UPHHK-HA/ HT dengan diterbitkan SK.I UPHHK baru dan adanya pengurangan I UPHHK-HA/ HT karena dicabut, habis masa berlaku dan tidak diperpanjang, atau mengundurkan diri.
Laporan triwulan I V (Oktober s.d Desember) merupakan lanjutan laporan triwulan I I I dan merupakan rangkaian dalam pengembangan sistem I nformasi Sumber Daya Hutan Produksi guna mendukung proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan dalam pemanfaatan hutan produksi yang mengacu pada kaidah-kaidah Pengelolaan Hutan Lestari (PHL). Dalam laporan triwulan I V ini terdapat perbedaan dengan triwulan I I I yaitu adanya penambahan atau pengurangan I UPHHK-HA/ HTI , penambahan areal pencadangan I UPHHK-HTR. 1. Jumlah I UPHHK-HA sampai dengan bulan Desember dilaporkan sebanyak
306 unit dengan luas total 25.641.167ha. Sementara dalam laporan triwulan I I I (periode s.d September) jumlah I UPHHK-HA sebanyak 299 unit dan luas areal konsesi 25.384.650 ha, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Terdapat 2 unit I UPHHK-HA dengan luas 126.015 ha telah izinnya berakhir yang tersebar di beberapa provinsi yaitu Provinsi Riau.
b. Terdapat 9 unit I UPHHK-HA dengan luas 772.355 ha mendapat SK.I UPHHK yang baru yang tersebar di 6 Provinsi yaitu Provinsi Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
c. Perubahan luas terjadi sebagian besar disebabkan adanya perpanjangan izin UPHHK-HA atau addemdum SK.I UPHHK dengan adanya pengurangan luas dari sebelumnya.
(6)
HTI yang mendapat perpanjangan izin UPHHK-HTI yaitu PT. Kalpika Wanatama Unit I di Provinsi Maluku Utara.
3. Sampai dengan bulan Desember 2009, luas areal hutan produksi yang dicadangkan untuk I UPHHK-HTR oleh Menteri Kehutanan seluas 383.402,73ha. Luas kawasan hutan produksi yang dicadangkan untuk I UPHHK-HTR tersebut meningkat secara drastis jika dibandingkan dengan periode s.d bulan September yaitu seluas 347.722,73 ha yang tersebar di 20 (dua puluh) provinsi.