Depresi pada lansia

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
JAVANESE ARTS THERAPY: INOVASI PPAP (PEMBERIAN PELATIHAN
AKTIVITAS PENYEMANGAT) SEBAGAI INTERVENSI DALAM
MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI WREDA
HARAPAN IBU SEMARANG

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh :
I Putu Krisna Widya Nugraha 22020114130105

Angkatan 2014

Hellen Marini

22020114120002

Angkatan 2014


Utami Dwi Yusli

22020114120006

Angkatan 2014

Ika Rahmawati

22020115120004

Angkatan 2015

Anteng Ambarwati

22020114120001

Angkatan 2014

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
2016

i

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1. Latar belakang ...............................................................................................1
1.2. Rumusan masalah ..........................................................................................3
1.3. Tujuan ............................................................................................................3
1.4. Manfaat ..........................................................................................................3
1.5. Luaran ............................................................................................................3
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ...............................4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN .....................................................................6

3.1. Permasalahan .................................................................................................6
3.2. Prosedur pelaksanaan kegiatan .....................................................................6
3.3. Luaran kegiatan ............................................................................................8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................9
4.1. Anggaran biaya..............................................................................................9
4.2. Jadwal kegiatan .............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Dan Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1Denah Lokasi Panti Wreda Harapan Ibu ............................................... 23


iv

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Menua merupakan proses menghilangnya kemampuan jaringan
tubuh secara perlahan dalam memperbaiki, mengganti, dan
mempertahankan fungsi normal tubuh (Maryam, Mia, & Rosidawati,
2008). Meningkatnya angka harapan hidup berdampak pada peningkatan
jumlah populasi lansia dalam suatu negara. Data WHO menyebutkan
bahwa populasi lansia di kawasan Asia Tenggara sebesar 8 % atau sekitar
142 juta jiwa. Populasi pada lansia diperkirakan meningkat 3 kali lipat
pada tahun 2050. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5.300.000 (7,4%)
dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia 24.000.000
(9,77%) dari total populasi dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah
lansia mencapai 28.800.000 (11,34%) dari total populasi. Di Indonesia
sendiri pada tahun 2020 diperkirakan berjumlah 80.000.000 (Kemenkes

RI, 2016).
Perubahan fungsi pada proses menua dapat memunculkan berbagai
permasalahan, baik secara fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi
(Gama, Astari, & Harini, 2014). Masalah degenerative pada lansia dapat
menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit
menular. Penyakit tidak menular pada lansia di antaranya hipertensi,
stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik. Penyakit menular
pada lansia diantaranya tuberkulosis, diare, pneumonia dan hepatitis (
Kemenkes RI, 2013). Masalah psikososial merupakan masalah kedua
setelah gangguan fisik yang dapat terjadi pada lansia namun kurang
mendapatkan perhatian khusus dari pihak keluarga. Depresi pada lansia
adalah salah satu masalah psikososial dengan tingkat yang cukup tinggi.
Hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia, peluang terjadinya depresi
pada lansia cukup tinggi, yaitu sekitar 13 persen dari populasi lanjut usia,
dan 4 persen di antaranya menderita depresi mayor (Saputri & Endang,
2011).
Depresi pada lansia sering terjadi karena faktor psikologis yang
meliputi tipe kepribadian dan relasi interpersonal yang mencakup
dukungan sosial. Menurut Mudjaddid, 2003 Pengalaman berduka,
kehilangan orang yang dicintai, kesulitan ekonomi dan perubahan situasi,

stres kronis dan penggunaan obat-obatan tertentu juga turut andil sebagai
pemicu depresi pada lanjut usia (Mudjaddid, 2003). Depresi mampu
menjadi masalah kronik dan berulang yang dapat menyebabkan seseorang
tidak mampu untuk mengurus diri sendiri, serta depresi dapat mengarah

2

kepada tindakan bunuh diri (Dani, Yaslinda, & Edison, 2014). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irawan, 2013 yang
menyatakan bahwa depresi dapat mengarah pada gangguan fisik seperti
insomnia, nyeri yang memicu hipertensi serta ganguan perilaku seperti
menarik diri dari lingkungan sosial (Irawan, 2013).
Depresi pada lansia merupakan gangguan mental yang dapat
dicegah atau ditanggulangi. Salah satu tindakan yang terbukti efektif
dalam menurunkan tingkat depresi pada lansia yaitu musik gamelan
dengan nada pelog. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh rita, 2013
membuktikan bahwa jumlah lansia dengan depresi sebelum diberikan
intervensi musik gamelan dengan nada pelog pada lansia di panti wreda
Harapan Ibu, Semarang adalah 63% (17 dari 27 lansia lansia) dengan nilai
GDS yang terbanyak adalah 5 sejumlah 14.8% (4 lansia). Tingkat depresi

sesudah intervensi musik gamelan dengan nada pelog pada lansia di panti
wreda Harapan Ibu, Semarang adalah 66.7% ( 9 lansia) tidak mengalami
depresi dengan nilai GDS terbanyak adalah 2 sejumlah 29.6% (8 lansia).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan perbedaan bermakna pada nilai
GDS sebelum dan setelah mendapat intervensi musik gamelan dengan
nada pelog (Rita, 2013). Tari jawa khususnya tari Gambang Semarang
merupakan tari yang tepat untuk dikolaborasikan dengan terapi musik
gamelan. Gerakan tari Gambang Semarang sederhana dan mudah untuk
diikuti oleh lansia di daerah semarang. Gerakan tari diharapkan mampu
sebagai wadah dalam mengekspresikan perasaan lansia yang mengalami
depresi sehingga depresi dapat dicegah dan diatasi.
Berdasarkan keefektifitasan musik gamelan dan tari tradisional
dalam menurunkan tingat depresi pada lansia, memunculkan sebuah
pemikiran penulis untuk melakukan sebuah pengabdian terhadap Panti
Wreda Harapan Ibu Semarang. Pemilihan Panti Wreda Harapan Ibu dilatar
belakangi oleh kondisi lansia di Panti Wreda tersebut sebagian besar jauh
dari keluarga dan kurang mendapat perhatan dari pihak keluarga. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rita, 2013 yang menyatakan
bahwa 50 % lansia di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang mengalami
depresi. Intervensi kolaborasi musik gamelan dan tari tradisional Gambang

Semarang diaplikasikan oleh lansia dengan pendampingan mahasiswa di
Panti Wreda sebagai intervensi non farmakologis diharapkan memiliki
dampak yang besar dalam menurunkan tingkat depresi pada lansia. Oleh
karena itu penulis mengajukan sebuah proposal program kreativitas
mahasiswa pengabdian terhadap masyarakat dengan judul “ Javanese Arts
Therapy: Inovasi PPAP (Pelatihan Pemberian Pelatihan Aktivitas
Penyemangat) sebagai Intervensi dalam Menurunkan Tingkat Depresi
Lansia di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang” .

3

1.2. Rumusan masalah
Depresi pada lansia merupakan masalah yang perlu mendapatkan
perhatian lebih dari pihak keluarga ataupun tim kesehatan. Depresi pada
lansia dapat memicu atau memperparah gangguan fisik ataupun perilaku
ke arah yang negatif lansia. Terdapat banyak terapi non farmakologi yang
digunakan untuk mengatasi depresi pada lansia.Terapi musik gamelan dan
tarian merupakan beberapa terapi non farmakologi yang telah terbukti
mampu menurunkan tingkat depresi pada lansia. Depresi pada lansia yang
berada di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang menumbuhkan minat

penulis untuk melakukan sebuah pengabdian terhadap masyarakat dengan
terfokus pada lansia yang ada dipanti wreda Harapan Ibu Semarang yang
mengalami depresi.
1.3. Tujuan
Memberi sebuah ide dalam pemberian art terapi musik gamelan dan
tari tradisional Gambang Semarang dalam mengatasi dan mengurangi
masalah depresi pada lansia di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang.
1.4. Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
Meningkatkan kepedulian, kemampuan analisis, dan
mengembangkan ide untuk menjadi salah satu alternaif penyelesain
masalah pada lansia yang mengalami depresi di Panti Wreda
Harapan Ibu Semarang.
1.4.2 Manfaat bagi Pemerintah
Membantu menyukseskan program pemerintah untuk
menurunkan angka depresi pada lansia di Indonesia serta
melengkapi program pemerintah terkait penanggulangan dampak
depresi pada lansia dan peningkatan kualitas hidup lansia.
1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat
Masyarakat khususnya lansia di Panti Wreda Harapan Ibu

Semarang dapat mengaplikasikan terapi musik gamelan dan tari
Gambang Semarang dalam memanagement stress yang dapat
memicu depresi.
1.5. Luaran
CD musik gamelan dan panduan tari tradisional Gambang Semarang,
buku panduan pelaksanaan TAK dengan javanese Art Therapy, dan
terselenggaranya TAK dengan javanese Art Therapy.

4

BAB 2
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan merupakan Institusi Swasta dibawah
binaan Darma Wanita Kota Semarang yang digunakan sebagai tempat
menampung lansia yang tidak mampu secara ekonomi yang berasal dari wilayah
Kota Semara. Saat ini Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan mempunyai 42 orang
lansia yang tinggal dalam wisma yang berbentuk seperti bangsal yang terdiri dari
Wisma Anggrek dan Mawar dengan kapasitas masing-masing wisma adalah 20
lansia. Setiap wisma merupakan bangunan permanen yang terdiri dari ruang tidur
yang berjajar sebanyak 2 lajur dengan tiap lajur berisi 10 tempat tidur yang hanya

dibatasi oleh lemari kecil. Selain bangunan wisma terdapat Kantor, Musholla,
Ruang Makan, Kamar Mandi dan Aula.
Setiap Wisma mempunyai seorang caregiver yang tinggal 24 jam dalam
wisma. Total Caregiver yang ada 4 orang yang merangkap tugas sebagai tukang
masak, tukang cuci dan bersih-bersih. Ada 1 orang pengurus dari Darma Wanita
Kota Semarang yang bertugas sebagai penanggung jawab yang datang bergantian
setiap hari sesuai dengan jadwal. Lansia yang tinggal di Panti Wreda Harapan Ibu,
Ngaliyan mempunyai masalah kesehatan baik fisik maupun psikologis. Hasil
deteksi dini didapatkan 20 lansia mengalami masalah depresi, 10 lansia
mengalami gangguan kognitif sedang-berat dan 1 lansia dengan perilaku
kekerasan dan halusinasi. Kondisi ini menimbulkan masalah psikogeriatri yang
harus dirawat oleh caregiver di Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan. Saat ini
lansia dengan masalah psikogeriatri masih tinggal bersama dengan lansia yang
lain sehingga menimbulkan banyak masalah dalam wisma, karena belum memiliki
ruangan khusus. Masalah yang muncul pada wisma akibat adanya lansia dengan
masalah psikogeriatri adalah pertengkaran pada lansia dengan gangguan jiwa yang
cenderung melakukan perilaku kekerasan dan keributan pada lansia yang memiliki
masalah halusinasi.
Hasil wawancara dengan caregiver ada 1 orang lansia yang sering hilang
dari wisma karena mengalami gangguan kognitif berat. Dampak lain yang
ditimbulkan adalah lansia dengan masalah depresi cenderung menarik diri dan
sulit untuk makan sehingga menimbulkan masalah fisik seperti nutrisi buruk dan
anemia yang menambah beban ekonomi bagi panti. Lansia dengan psikogeriatri
hanya dipenuhi untuk kebutuhan fisik seperti makan, minum dan kebersihan diri.
Untuk kebutuhan psikologis belum terpenuhi secara maksimal, misalnya lansia
dengan masalah halusinasi hanya ditempatkan pada kamar khusus yang terletak
dibelakang wisma. Lansia dengan gangguan jiwa hanya melakukan rawat jalan di
Rumah Sakit Jiwa, tetapi untuk perawatan selanjutnya di panti. Hasil wawancara
dengan caregiver didapatkan kendala pertama yang dihadapi oleh caregiver di
Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan adalah dalam perawatan lansia dengan

5

psikogeriatri adalah kesulitan dalam memberikan penatalaksanaan menyeluruh
karena belum ada caregiver yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
mengenai penatalaksanaan lansia dengan psikogeriatri.
Kendala kedua yaitu Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan untuk ruangan
rekreasi belum dilengkapi sarana dan prasarana yang menunjang untuk melakukan
terapi pada lansia dengan masalah psikogeriatri. Kendala yang ketiga yaitu jumlah
caregiver dengan jumlah lansia yang tidak sesuai yaitu 1 caregiver : 5 lansia dan
belum adanya panduan yang baku yang dapat memudahkan caregiver untuk dapat
melakukan perawatan lansia dengan masalah psikogeriatri bagi para lansia.
Berdasarkan kendala-kendala yang terjadi tersebut, maka kami membuat sebuah
inovasi untuk menurunkan tingkat depresi pada lansia di Panti Wreda Harapan Ibu
Ngaliyan.

6

BAB 3
METODE PELAKSANAAN
1.1.Permasalahan
Berdasarkan hasil observasi tempat dan kesepakatan dengan mitra,
persoalan prioritas mitra adalah:
1. Diperlukannya pelatihan tentang penatalaksanaan depresi untuk
meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup.
2. Diperlukannya tambahan peralatan untuk mendukung terapai pada
lansia dengan masalah depresi.
3. Diperlukannya buku panduan penatalaksanaan depresi dengan
metode TAK dalam melakukan perawatan pada lansia yang mudah
dipahami.
1.2.Prosedur pelaksanaan kegiatan
1. Tahap persiapan
a. Diskusi dan sosialisasi
Diskusi dan sosialisasi dilaksanakan antara peneliti PKM dan
Ketua Yayasan. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk
mensosialisasikan tentang konsep pengabdian masyarakat yang
dimulai dengan pengkajian terhadap lansia oleh tim Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM), dan penilaian tingkat depresi
beberapa lansia. Setelah diskusi, peneliti PKM melakukan
sosialisasi kepada lansia yang ada di panti, tepatnya masyarakat
lansia Panti Wredha Harapan Ibu , Kecamatan Ngaliyan , Kota
Semarang.
b. Peninjauan lokasi
Peninjauan lokasi ditujukan untuk menentukan tempat yang
dijadikan sebagai tempat sosialisasi , menentukan ada berapa
banyak lansia yang akan di lakukan intervensi.
c. Penyediaan sarana dan prasarana
Tahap persiapan berikutnya adalah pengadaan sarana dan peralatan
yang digunakan untuk kegiatan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang
menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok
tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.

7

b. Fase awal
1) Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system sosial masing –
masing, dan leader mulai menunjukan rencana terapi dan
melakukan kontrak dengan anggota.
2) Konflik
Anggota dalam kelompok mulai memikirkan tugas dan
perannya masing – masing, dan proses yang akan
dijalankan didalam kelompok.
3) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah
c. Fase kerja
1. Langkah pertama
Pada tahap ini tim PKM akan memberikan perintah kepada
peserta untuk membuat tabel tentang kegiatan sehari – hari
dimana komponen yang ditulis yaitu kegiatan yang
menyenangkan dan kegiatan yang tidak menyenangkan.
2. Langkah kedua
Pada langkah ini tim akan menanyakan kepada peserta
mengenai hal apa saja yang ingin dicapai dan di tingkatkan
dalam hidupnya. Setelah sama – sama menentukan tujuan
dan hal – hal apa saya yang ingin dicapai tim akan
mengajak peserta mengikuti latihan menari dengan diiringi
musik gamelan jawa.
3. Langkah ketiga
Langkah berikutnya adalah membuat jadwal kegiatan
baru.Sesuai dengan area yang ingin ditingkatkan dibuatlah
kesepakatan bersama antara penderita dengan pembimbing
jadwal kegiatan baru. Kegiatan baru tersebut dimulai dari
kegiatan mudah dan ringan. Dalam langkah ketiga ini juga
dimonitor perubahan pikiran, suasana hati dan hambatan
yang dialami serta dukungan yang diperlukan. Disini,
mungkin penderita depresi diminta membuat suatu
“kontrak” atau “perjanjian” dengan keluarga atau orang
terdekatnya bahwa dia benar benar akan mengerjakan
kegiatan tersebut.
d. Fase terminasi
Setelah penderita depresi melaksanakan kegiatan penting yang
menyenangkan dan positif, kemudian didiskusikan hal hal apa
yang menjadi penghambat kegiatan perilaku positif tersebut. Perlu

8

juga didiskusikan hal hal apa yang bisa mendorong agar peri laku
positif tersebut semakin berkembang.
3. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap Monitoring atau pengawasan ini bertujuan untuk mengontrol
semua kegiatan yang dilaksanakan di lokasi sasaran Panti Wredha
Harapan Ibu Semarang, yaitu tepatnya di Jl. KRT Wongsonegoro
Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Selain itu
dilaksanakan tahap evaluasi setiap akhir kegiatan dengan tujuan untuk
meninjau kembali kekurangan – kekurangan yang ada dalam kegiatan
sekaligus permasalahanpermasalahan yang menghambat kegiatan. Hal
ini dilakukan agar pada kegiatan berikutnya kegiatan terlaksana lebih
baik dari sebelumnya.
3.3.Luaran kegiatan
Luaran yang diharapkan dari terselengaranya kegiatan ini adalah:
1. Terselenggaranya kegiatan TAK javanese art theraphys
2. Terwujudnya CD pelatihan dimana yang isinya video edukasi
mengenai javanese art theraphy.
3. Terwujudnya buku panduan penatalaksanaan depresi dengan metode
TAK Javanese art Theraphy.

9

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
3.1. Anggaran biaya

1.

2.
3.
4.

Biaya (RP)

Jenis pengeluaran

No

Peralatan penunjang
(Sewa sound sistem, Sewa LCD & Proyektor,
Sewa Karpet, Sewa Laptop, Sewa Sampur, sewa
microfon )
Bahan habis pakai (Makan siang dan air minum,
Makanan ringan, CD, Buku panduan, ATK )
Perjalanan (Perjalanan ke panti wreda ngaliyan,
Perjalanan ke tempat cetak CD dan buku,
Perjalan sewa alat penunjang)
Lain-lain : Administrasi, publikasi, seminar,
laporan

4.160.000

3.307.000
208.000
815.000
8.490.000

Jumlah

3.2.Jadwal kegiatan
No

Jenis
Kegiatan

1.

Skrining
dan
Sosialisasi

2.

TAK ke-1
&2

3.

TAK ke3&4

4.

TAK ke 5
&6

5.

Evaluasi
Kegiatan

Bulan
1

2

3

4

5

10

DAFTAR PUSTAKA

Dani, F.P., Yaslinda, Y., & Edison. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kejadian Depresi pada Usia Tua di Nagari Tanjung Banai Aur, Kecamatan
Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung Tahun 2012. Jurnal Kesehatan
Andalas 3(2): 163-166.
Gama, I.K., Astari., & Harini. 2014. Depresi lanjut usia. Diakses pada 26 Oktober
2016, dari
http://poltekkesdenpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEMA%20KEPERAW
ATAN/JUNI%202014/I%20Ketut%20Gama,%20dkk.pdf
Irawan, H. 2013. Gangguan Depresi pada Lanjut Usia. Jurnal cabang dinas
kesehatan-210 40 (11): 815-819.
Kemenkes RI. 2013. Buletin jendela data dan informasi gambaran kesehatan
lanjut usia di Indonesia . Jakarta : pusat data dan informasi kemenkes RI
Kemenkes RI. 2016. Populasi lansia diperkirakan terus meningkat hingga tahun
2020.
Diakses
pada
25
Oktober
2016,
dari
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=13110002.
Maryam, R.S., Mia, F.E., & Rosidawati. 2008. Mengenal usia lanjut dan
perawatannya. Jakarta: Salemba medika.
Mudjaddid. 2003. Waspadai Depresi pada Orang Usia Lanjut. Kompas. H.8
Rita, H. 2013. Pengaruh intervensi musik gamelan terhadap depresi pada lansia di
panti wreda harapan ibu, semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas 1 (2):
135-140.
Saputri, M.A.W., & Endang, S.I. 2011.Hubungan antara dukungan sosial dengan
depresi pada lanjut usia yang tinggal di panti wreda wening wardoyo jawa
tengah. Jurnal Psikologi Undip 9(1): 65-72.

11

12

13

14

15

16

17

18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

4

1

400.000,00

4

1

200.000,00

4

3

40.000,00

480.000,00

4

40

5.000,00

800.000,00

4

1

120.000,00

480.000,00

Sewa sound
sistem
Sewa
LCD &
Proyektor
Sewa
Karpet
Sewa
Sampur
Sewa mic
wireless

Harga Satuan

Jumlah (RP)
1.600.000,00
800.000,00

4.160.000,00

SUB TOTAL (Rp)
2. Bahan Habis Pakai
Material
Makan
siang
Air
Mineral
Gelas
Makanan
ringan

Justifikasi
Pemakaian
4
4

Kuantitas
50

Harga Satuan

Jumlah (RP)

10.000,00

2.000.000,00

17.000,00

272.000,00

3.000,00

600.000,00

20.000,00

60.000,00

15.000,000

375.000,00

SUB TOTAL (Rp)

3.307.000,00

4

4

50

CD

Seterusnya

3

Buku
panduan

Seterusnya

25

19

3. Perjalanan
Material
Perjalanan
ke panti
wreda
ngaliyan
Perjalanan
ke tempat
cetak CD
dan buku
Perjalan
sewa alat
penunjang

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

5

2

8.000,00

3

2

8.000,00

5

2

Harga Satuan

Jumlah (RP)

8.000,00
SUB TOTAL (Rp)

80.000,00

48.000,00

80.000,00
208.000

4. Lain-lain
Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Administrasi,
Jilid

10

27

Publikasi

1

10

15.000,00

Seminar

1

1

500.000,00

500.000,00

Laporan

1

1

150.000,00

150.000,00

SUB TOTAL (Rp)

815.000,00

Total (Keseluruhan)

8.490.000,00

Material

Harga Satuan
500,00

Jumlah (RP)
150.000,00
15.000,00

20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No.

Nama/

Program

NIM

Studi

Bidang Ilmu

Alokasi
Waktu
(Jam/

Uraian Tugas

minggu)
1.

I Putu Krisna
Widya
Nugraha/
22020114130
105

S1- Ilmu
Keperawatan

Keperawatan/

Hellen
Marini /
22020114120
002

S1- Ilmu
Keperawatan

Keperawatan/

Utami Dwi
Yusli/
22020114120
006

S1- Ilmu
Keperawatan

Keperawatan/

4.

Ika
Rahmawati/
22020115120
004

S1- Ilmu
Keperawatan

5.

Anteng
Ambarwati/
22020114120
001

S1-Ilmu
Keperawatan

2.

3.

8 jam/
minggu

Penggagas ide
dan
mengkoordinir
Kelancaran
Program

8 jam/
minggu

Sekretaris (PJ
laporan dan
gugus penjamin
mutu)

8 jam/
minggu

Bendahara ( PJ
pengolahan data
keuangan)

Keperawatan/
Kesehatan

8 jam/
minggu

Manager
Pelaksana,
Bertanggungjaw
ab atas
pelaksanaan
program

Keperawatan/
Kesehatan

8 jam/
minggu

Manager
Pelaksana,
Bertanggungjaw
ab atas
pelaksanaan
program

Kesehatan

Kesehatan

Kesehatan

21

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan

22

Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra

23

Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Gambar 1Denah Lokasi Panti Wreda Harapan Ibu