BAB 5 METODE HARGA POKOK PESANAN PRESENTASI
BAB V
SISTEM AKUNTANSI
HARGA POKOK
(2)
Akuntansi Biaya – Daljono UNDIP
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
PRODUK JADI
ARUS FISIK PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
(3)
Akuntansi Biaya - Daljono 3
Pembebanan Biaya ke Produk
Biaya Overhead Pabrik
Biaya tdk Langsung Biaya Langsung
Biaya
Tenaga
Kerja
Biaya Bahan
Obyek Biaya
PRODUK
(4)
Akuntansi Biaya - Daljono 4
Bahan Baku
Tenaga Kerja
B O P
ARUS BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Bahan Baku
Langsung
Bahan tdk
Langsung
Barang
Dalam
Proses(BDP)
Tenaga
Kerja
Langsung
Tenaga
Kerja tdk
Langsung
Barang
Jadi
Harga
Pokok
Penjualan
(5)
Akuntansi Biaya - Daljono 5
ALIRAN BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Persediaan Bahan
XX
Gaji Karyawan
XX
BOP ses
XX
BDP
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Persediaan Barang Jadi
XX XX
HPP
X
X XX
XX XX
XX
BOP db
XX XX
(6)
Akuntansi Biaya - Daljono 6
Hubungan Pengumpulan biaya, Pengukuran
biaya, dan Pembebanan Biaya
Pengumpulan
Biaya
Pengukuran
Biaya
Pembebanan
Biaya
Pencatatan Biaya: Klasifikasi Biaya: Pembebanan ke Objek:
Produk 2
Produk 2
Produk 1
Produk 1
Pembelian Bahan
Bahan Baku
Bahan Baku
Gaji TK
Gaji TK bag finishing
TK Langsung
TK Langsung
Overhead
Overhead
Gaji mandor Depresiasi
Bahan habis pakai PBB
(7)
Sifat / karakteristik kegiatan produksi perusahaan
menentukan sistem pembebanan biaya (pengumpulan biaya produksi) yang akan digunakan perusahaan tersebut.
Kegiatan produk dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu : * Pengolahan produk berdasarkan pesanan
* Pengolahan produk yang merupakan produksi massa.
Metode pengumpulan biaya produksi dibedakan menjadi :
Metode HP Pesanan Metode HP Proses
(8)
1. Digunakan pada :
perusahaan percetakan perusahaan kontruksi bangunan
•
perusahaan pembuat pesawatterbang
2. Pada perusahaan jasa seperti : Rumah sakit
konsultan hukum / notaris Akuntan Publik
1. Digunakan pada perusahaan kecil,
2. Perusahaan otomatis melakukan proses produksi secara terus menerus .
3. Elemen Biaya produksi tidak dapat ditelusuri secara langsung ke dalam tiap-tiap unit produk
Contoh : kertas, semen, tekstil
JENIS PERUSAHAAN
(9)
PERBEDAAN KARAKTERISTIK METODE
HARGA POKOK PROSES & METODE HARGA POKOK PESANAN
Berkaitan dengan karakteristik proses pengolahan produknya, yaitu:
Keterangan
Perusahaan yang
berproduksi massa Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan
Proses pengolahan
produk Terus menerus (kontinyu) Terputus-putus (intermitten)
Produk yang dihasilkan Produk standar Tergantung spesifikasi pemesan
Produksi ditujukan
untuk Mengisi persediaan Memenuhi pesanan Contoh perusahaan Perusahaan kertas,
semen, tekstil, dll Perusahaan percetakan, mebel, kontraktor, RS, akuntan, prsh pesawat terbang, dll
(10)
PERBEDAAN KARAKTERISTIK PROSES PRODUKSI METODE HARGA POKOK PROSES DAN METODE HARGA POKOK
PESANAN Keterangan
Metode Harga Pokok
Proses Metode Harga Pokok Pesanan
Biaya produksi dikumpulkan
Setiap bulan atau periode penentuan harga pokok produk
Untuk setiap pesanan
Harga pokok per
satuan produk dihitung Pada akhir bulan/periode
penentuan harga pokok produk
Apabila pesanan telah selesai diproduksi
Rumus perhitungan harga pokok per satuan
Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan/periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama bulan/periode ybs.
Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pesanan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang diproduksi dalam pesanan ybs.
(11)
Harga Pokok Pesanan:
“Perhitungan
HPP
berdasarkan
alokasi biaya yang dibebankan pada
masing-masing
pesanan
pekerjaan/
order
)”
D E F I N I S I
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
tersebut mengolah BB menjadi Barang Jadi berdasarkan
pesanan dari luar ataupun dari dalam perusahaan.
(12)
Karakteristik Sistem Penentuan Harga Pokok
Pesanan :
Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifkasi pesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual
Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga
perhitungan total biaya produksi dihitung pada saat pesanan selesai.
Biaya / unitTotal Biaya ProduksiTotal unit yang DipesanPengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat Kartu Harga Pokok
pesanan (Job Order Cost Sheet) yang berfungsi sebagi buku pembantu biaya, yang memuatinformasi umum, seperti : nama
pemesan, jumlah pesanan, tanggal pesanan dan tanggal diselesaikan, informasi BBB, BTKL dan BOP yang ditentukan dimuka.
Biaya produksi harus digolongkanberdasarkan hubungannya dengan produk :
a) biaya produksi langsung : BBB & BTKL
(diperhitungkan sebagai : harga pokok produksi pesanan ttt berdasarkan biaya yg sesungguhnya terjadi)
b) Biaya produksi tidak langsung : BOP
(diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yg ditentukan dimuka)
Total Biaya Produksi Biaya/unit =
(13)
Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya
pesanan.
Fungsi Kartu :
“ sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan.
Biaya produksi dipisahkan menjadi
* biaya produksi langsung (BBB & BTKL)
dicatat dalam kartu biaya pesanan yang bersangkutan
secara langsung
* biaya produksi tidak langsung (BOP).
dicatat dalam kartu biaya pesanan berdasarkan suatu
tarif tertentu.
Contoh kartu biaya pesanan :
PT ANEKA Yogyakarta
KARTU BIAYA PESANAN
No Pesanan : Pemesan : Jenis Produk : Sifat Pesanan : Tgl Pesan : Jumlah : Tgl Selesai : Harga Jual :
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Tgl No BPBG Ket Jml Tgl No Kartu Jam
(14)
PT ABC dalam menyelesaikan suatu pesanan no 110 menghabiskan rincian biaya sebagai berikut:
Biaya bahan baku :
Kertas jenis X 85 rem @ Rp 10.000 Rp 850.000 Tinta jenis B 5 kg @ Rp 100.000 500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 110 Rp 1.350.000 Biaya tenaga kerja :
Upah langsung utk pesanan 110 : 225 jam @ Rp 4.000 Rp 900.000
Biaya overhead pabrik :
BOP dibebankan ke produk atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL
Pesanan 110 150% x Rp 900.000 Rp 1.350.000
(15)
Kartu biaya pesanan no 110 :
PT ANEKA
Yogyakarta
KARTU BIAYA PESANAN
No Pesanan : 110 Pemesan : Jenis Produk : Sifat Pesanan :
Tgl Pesan : Jumlah : Tgl Selesai : Harga Jual :
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Tg
l BPBNo G
Ket Jml Tg
l Kartu No Jam Kerja
Jml Tg
l Dasar Tarif Jml
Kertas X Tinta B Jumlah 850.000 500.000 1.350.0 00 Jumlah 900.0 00 900.0 00 BTKL * Jml 150
% 1.350.000 1.350.0 00 Jumlah total biaya
(16)
Harga pokok Produk dihitung pada saat pesanan di
Departemen yang bersangkutan selesai dikerjakan.
Untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan
digunakan Kartu Harga Pokok (
Job Cost Sheet
), yang
merupakan rekening/buku pembantu bagi rekening
kontrol Barang Dalam Proses.
Pengolahan Produk dengan
Satu Departemen Produksi
P e n g o la h a n P ro d u k d e n g a n S a tu D e p a rt e m e n P ro d u k s i
(17)
persediaan produk jadi :
. Pesanan no 10 harga pokoknya Rp. 500.000,-. Pesanan no 11 harga pokoknya 550500.000,-.000,-
550.000,- Produk dalam proses untuk pesanan no 12 sebanyak 2.000 unit
dengan rincian biaya produksi :
P e n g o la h a n P ro d u k d e n g a n S a tu D e p a rt e m e n P ro d u k s i
. BBB = Rp. 100.000,-. BTK = 80.000,-. BOP = 140.000,-jumlah Rp.
320.000,-Harga jual pesanan no 10 dan 11 adalah 140% dari Harga Pokoknya. Tarif BOP didasarkan apda anggaran BOP sebesar Rp. 3.000.000,-, dengan dasar pembebanan 5.000 JKL.
Tarif BOP ?
(18)
Transaksi selama bulan Januari 2007 :
1 Dibeli Bahan baku Rp. 1.500.000,- dan Bahan penolong Rp. 100.000,- kredit
2 Diterima pesanan no 13 sebanyak 200 unit dengan harga jual Rp.
500.000,- dan telah dibayar persekot Rp. 50.000,- untuk pesanan no 13, serta pesanan no 14 sebanyak 150 unit dengan harga jual Rp. 620.000,- .
3 Pesanan no 10 dan 11 telah diserahkan ke pembeli dan dibayar tunai 4 Pemakaian Bahan baku selam bulan januari 2007 :
Pesanan no 13 sebanyak Rp. 250.000,-Pesanan no 14 sebanyak 400.000,-5 Gaji dan upah yang telah dibayarkan :
Pesanan no 13 = 50 jam @ Rp. 6.000,- = Rp. 300.000,-Pesanan no 14 = 75 jam @ 6.000,- = 450.000,-6 Gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung Rp. 90.000,-7 Biaya asuransi Rp. 300.000,- / tahun dibayar tunai
8 Biaya listrik Rp. 60.000,- per bulan
9 Biaya Depresiasi Gedung Rp. 110.000,-/bulan dan mesin Rp. 80.000,-/bulan
10
0 Tambahan biaya penyelesaian no 12 :BBB = Rp. 35.000 BTK = 30.000
BOP = 15.000
11 Pembebanan BOP untuk pesanan no 13 dan 14 berdasar JKL 12 Pesanan no 13 diserahkan kepada pemesan dan dibayar tunai
13 Pesanan no 12 diserahkan kepada pemesan dengan harga jual Rp. 500.000,- P e n g o la h a n P ro d u k d e n g a n S a tu D e p a rt e m e n P ro d u k s i
(19)
Buat jurnal masing-masing transaksi selama bulan
januari 2007
Hitung jumlah Harga Pokok Produksi Pesanan no 12, 13,
dan 14 yang dicantumkan dalam Kartu Harga Pokok
Pesanan (Job Order Cost Sheet).
P e n g o la h a n P ro d u k d e n g a n S a tu D e p a rt e m e n P ro d u k s i
Contoh Kasus 1
(20)
Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses produksi lebih
dari satu departemen :
Biaya produksi dan laporan harga pokok disajikan per
departemen
Tarif BOP dilakukan / dibuat per departemen
Pengelompokan rekening biaya-biaya produksi juga
didasarkan per departemen
Umumnya Produk jadi Departemen I menjadi Bahan baku
Deparemen II dan seterusnya.
Pengolahan Produk
Melalui Lebih Dari Satu
Departemen Produksi
P e n g o la h a n P ro d u k m e la lu i le b ih d r s a tu D e p a rt e m e n P ro d u k s i
(21)
Data produksi PT ABC yang memiliki 2 Departemen, yaitu Dept K dan Dept L :
Pada bulan maret menerima 3 jenis pesanan dengan rincian :
* Pesanan no 001 sebanyak 300 unit barang X dengan harga @ Rp. 50.000,-* Pesanan no 002 sebanyak 500 unit barang Y dengan harga 120.000,-* Pesanan no 003 sebanyak 600 unit barang Z dengan harga 100.000,-Untuk mengerjakan pesanan tersebut dibutuhkan :
Contoh Kasus 2
a) Pemakaian Bahan Baku (BBB)
Pesanan no
Dept K Dept L Jumlah
001 002 003 10.000.00 0 15.000.00 0 2.000.000 8.000.000 3.000.000 1.000.000 18.000.00 0 18.000.00 0 3.000.000 Total 27.000.00 0 12.000.00 0 39.000.00 0 P e n g o la h a n P ro d u k m e la lu i le b ih d r s a tu D e p a rt e m e n P ro d u k s i
(22)
Contoh Kasus 2 P e n g o la h a n P ro d u k m e la lu i le b ih d r s a tu D e p a rt e m e n P ro d u k s i
b) Biaya Tenaga kerja langsung (BTKL)
Pesanan no
Dept K Dept L Jumlah
001 002 003 7.000.000 5.000.000 1.000.000 4.000.00 0 4.000.00 0 1.000.00 0 11.000.00 0 9.000.000 2.000.000 Total 13.000.00
0 9.000.000 22.000.000 c) BOP Dept Produksi BOP Dibebankan BOP Sesungguhnya K L 30% BBB 60% BTKL 10.000.000 3.000.000
(23)
Buat jurnal masing-masing transaksi selama bulan Maret
2007
Hitung jumlah Harga Pokok Produksi Pesanan no 001,
002, dan 003 yang dicantumkan dalam Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Sheet).
Contoh Kasus 2
P e n g o la h a n P ro d u k m e la lu i le b ih d r s a tu D e p a rt e m e n P ro d u k s i
(24)
SISA BAHAN (Material Scrap), PRODUK
CACAT (Defective Goods) & PRODUK
RUSAK (SPOILAGE GOODS)
Sifat Pengerjaan
Pesanan yg Sulit Keteledoran
K
E
R
U
G
IA
N
Peningkatan Kualitas (o/ Manajemen)
K
er
u
g
ia
n
M
in
im
al
?
Wajib Melaporkan Faktor Penyebab
(25)
AKUNTANSI SISA BAHAN
(Material Scrap),
Sisa bahan : BB yg tersisa dr proses produksi yg tdk bisa diikutsertakan kembali dengan tujuan semula, ttp ada kemungkinan bisa digunakan utk tujuan lain / dijual Ex : perca, serbuk kayu, dll
Perlakuan akuntansi : mencakup pengendalian dengan mencatat HP sisa bahan / kuantitas sisa bahan. (jika tjd
peningkatan secara sigmifikan mk dilihat penyebabnya, jika krn tdk efisien hrs dikurangi/dihilangkan).
Cara mencatat sisa bahan yg dapat dijual (ada 4) :
1. Dikreditkan pd penjualan sisa bahan (dilaporkan dlm R/L sbg penjualan sisa bahan / pendapatan lain-lain
2. Dikreditkan pd HP Barang Terjual (mengurangi HP Total Produksi) 3. Dikreditkan pada BOP Sesungguhnya ( hasil penjualan sisa bahan diperkirakan diawal periode dijadikan pengurang pd saat
membuat anggaran BOP yg digunakan utk menentukan tarif BOP
(shg tarif BOP tdk terlalu besar)
4. Dikreditkan pd Barang dlm Proses (untuk sisa bahan yg dapat ditelusur ke pesanan ttt)
(26)
AKUNTANSI PRODUK CACAT
(Defective Goods)
Produk Cacat : unit produk yg tidak memenuhi standar produksi & k dapat diperbaiki secara teknis maupun ekonomis untuk dapat dijual kembali secara produk baik / produk cacat
Ex : radio yg tdk bersuara, setelah diperbaiki bisa dijual kembali.
Penyebab :
* Konsumen : merubah spesifikasi pesanan yg sudah jadi ) ex ; meubel)
* Kesalahan produksi
Perlakuan akuntansi tergantung penyebabnya :
* Konsumen : biaya perbaikan dibebankan ke pesanan
* kealahan produksi : niaya perbaikan dibebankan ke BOP Sesungguhnya
(27)
AKUNTANSI PRODUK RUSAK
(SPOILAGE GOODS)
Produk Cacat : unit produk yg tidak memenuhi standar
produksi & tidak dapat diperbaiki secara teknis maupun ekonomi
Ex : roti yg terlalu lama dipanggang dlm oven Perlakuan akuntansi tergantung penyebabnya :
* Konsumen : dibebankan ke pesanan, jika bisa dijual lagi dikurangkan ke total biay produksi
* kealahan produksi : dibebankan ke BOP
Sesungguhnya, jika bisa dijual kembali dikurangkan ke BOP
sesungguhnya
* jika jumlahnya banyak dicatat sbg rugi.
Produk rusak yg dapat diperkirakan harus dimasukkan ke
anggaran BOP dibebankan, shg tarif BOP menjadi lebih tinggi.
(28)
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan : No. pesan : 12
Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007 BBB : Rp. 135.000,- BTK : Rp. 110.000,- BOP : Rp. 155.000 Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
400.000,-Keterangan
BBB : 100.000 + 35.000 = 135.000 BTK : 80.000 + 30.000 = 110.000 BOP : 140.000 + 15.000 = 155.000
(29)
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan : No. pesan : 13
Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 2 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 16 Jan 2007 BBB : Rp. 250.000,- BTK : Rp. 330.000,- BOP : Rp. 30.000 Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
580.000,-Keterangan
BBB : 250.000 BTK : 300.000
(30)
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan : No. pesan : 14
Nama Produk : Tgl pesan : 2 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 3 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 17 Jan 2007 BBB : Rp. 250.000,- BTK : Rp. 330.000,- BOP : Rp. 30.000 Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
895.000,-Keterangan
BBB : 400.000 BTK : 450.000
(31)
BOP berdasarkan tarif ditentukan dimuka
(rekap kartu biaya pesan):
155.000 + 30.000 + 45.000 = 230.000
BOP Sesungguhnya (jurnal 6, 7, 8,9):
90.000 + 25.000 + 60.000 + 190.000 = 365.000
Selisih rugi Rp. 135.000
BOP Dibebankan 230.000
Selisih Rugi 135.000
(32)
Kas
50.000
UM penjualan
50.000
Kas 450.000
UM penjualan 50.000
(33)
BDP-BBB Dept K
27.000.000
BDP-BBB Dept L 12.000.000
Persed BB
39.000.000
(untuk mencatat pemakaian BB)
BDP-BTK Dept K
13.000.000
BDP-BTK Dept L 9.000.000
Gaji & Upah
22.000.000
(34)
BDP-BOP Dept K
8.100.000
BDP-BOP Dept L
5.400.000
BOP Dibebankan Dept K
8.100.000
BOP Dibebankan Dept L
5.400.000
(untuk mencatat pembebanan BOP ke masing2 Dept)
BOP Dept K = 30% x 27.000.000 = 8.100.000
BOP Dept L = 60% x 9.000.000 = 5.400.000
(35)
BOP Dibebankan Dept K
10.00.000
BOP Dibebankan Dept L
3.000.000
BOP Sesungguhnya Dept K
10.000.000
BOP Sesungguhnya Dept L
3.000.000
(untuk mencatat BOP Sesungguhnya masing2 Dept)
(36)
Selisih Rugi 1.900.000
BOP Dibebankan Departemen K 1.900.000
BOP Dibebankan Dept L 2.400.000
Selisih Laba 2.400.000
(untuk mencatat selisih BOP / BOP dibebankan ke BOP Sesungguhnya)
(37)
BDP-HP Produk jadi Dept K ke Dept L 48.100.000
BDP-BBB Dept K
27.000.000
BDP-BTK Dept K
13.000.000
BDP-BOP Dept K
8.100.000
(untuk mencatat tranfer produk jadi Dept K ke Dept L)
(38)
Perhitungan BOP dibebankan ke masing2 pesanan :
Dept K : 30% x 27.000.000 = 8.100.000
Pesanan no 001 : 10/27 x 8.100.000 = 3.000.000
Pesanan no 002 : 15/27 x 8.100.000 = 4.500.000
Pesanan no 003 : 2/27 x 8.100.000 = 600.000
Dept L : 60% x 9.000.000 = 5.400.000
Pesanan no 001 : 4/9 x 5.400.000 = 2.400.000
Pesanan no 002 : 4/9 x 5.400.000 = 2.400.000
Pesanan no 003 : 1/9 x 5.400.000 = 600.000
(39)
Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 001
Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007
BBB : Rp.18.000.000,- BTK : Rp.11.000.000,- BOP : Rp. Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
34.400.000,-Keterangan
Dept K
Dept L
Total Biaya
BBB
10.000.000
8.000.000
18.000.000
BTK
7.000.000
4.000.000
11.000.000
BOP
3.000.000
2.400.000
5.400.000
(40)
Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 002
Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007
BBB : Rp.18.000.000,- BTK : Rp.9.000.000,- BOP : Rp. Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
33.900.000,-Keterangan
Dept K
Dept L
Total Biaya
BBB
15.000.000
3.000.000
18.000.000
BTK
5.000.000
4.000.000
9.000.000
BOP
4.500.000
2.400.000
6.900.000
(41)
Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 003
Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007
BBB : Rp.3.000.000,- BTK : Rp.2.000.000,- BOP : Rp. Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
6.200.000,-Keterangan
Dept K
Dept L
Total Biaya
BBB
2.000.000
1.000.000
3.000.000
BTK
1.000.000
1.000.000
2.000.000
BOP
600.000
600.000
1.200.000
(42)
Persediaan Produk jadi pesanan no 001 34.400.000 Persediaan Produk jadi pesanan no 002 33.900.000 Persediaan Produk jadi pesanan no 003 6.200.000
BDP HP Produk jadi Dept K ke Dept L 48.100.000 BDP-BBB Dept L 12.000.000 BDP-BTK Dept L 9.000.000 BDP-BOP Dept L 5.400.000 (untuk mencatat produk jadi di Dept L)
(43)
(untuk mencatat penyerahan pesanan no 001, 002, 003 ke
pelanggan)
Kas/Piutang
135.000.000
Penjualan
135.000.000
HPP Pesanan no 001
34.400.000
HPP Pesanan no 002
33.900.000
HPP Pesanan no 003
6.200.000
Persed Produk jadi pesanan no 001 34.400.000
Persed Produk jadi pesanan no 002 33.900.000
Persed Produk jadi pesanan no 003 6.200.000
(44)
Perusahaan meubel antik memproduksi pesanan meja kayu dnegan ornamen besi (pesanan no 200)
Biaya yg dibebankan untuk pesanan tersebut: BBB 200.000
BTK 150.000 BOP 100.000
Terjadi perubahan Disain : ornamen besi diganti dengan ornamen kayu, sehingga timbul biaya perbaikan :
BBB 30.000
BTK 25.000
BOP 70.000
Catat perbaikan produk cacat, jika penyebabnya : 1) Permintaan konsumen
(1)
Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 001
Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007
BBB : Rp.18.000.000,- BTK : Rp.11.000.000,- BOP : Rp. Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
34.400.000,-Keterangan
Dept K
Dept L
Total Biaya
BBB
10.000.000
8.000.000
18.000.000
BTK
7.000.000
4.000.000
11.000.000
BOP
3.000.000
2.400.000
5.400.000
(2)
Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 002
Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007
BBB : Rp.18.000.000,- BTK : Rp.9.000.000,- BOP : Rp. Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
33.900.000,-Keterangan
Dept K
Dept L
Total Biaya
BBB
15.000.000
3.000.000
18.000.000
BTK
5.000.000
4.000.000
9.000.000
BOP
4.500.000
2.400.000
6.900.000
(3)
Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : No. pesan : 003
Nama Produk : Tgl pesan : 1 Des 2006 Jumlah : Tgl mulai : 1 Jan 2007 Spesifikasi : Tgl selesai : 15 Jan 2007
BBB : Rp.3.000.000,- BTK : Rp.2.000.000,- BOP : Rp. Rekap Harga Pokok Produksi : Rp.
6.200.000,-Keterangan
Dept K
Dept L
Total Biaya
BBB
2.000.000
1.000.000
3.000.000
BTK
1.000.000
1.000.000
2.000.000
BOP
600.000
600.000
1.200.000
(4)
Persediaan Produk jadi pesanan no 001 34.400.000 Persediaan Produk jadi pesanan no 002 33.900.000 Persediaan Produk jadi pesanan no 003 6.200.000
BDP HP Produk jadi Dept K ke Dept L 48.100.000 BDP-BBB Dept L 12.000.000 BDP-BTK Dept L 9.000.000 BDP-BOP Dept L 5.400.000 (untuk mencatat produk jadi di Dept L)
(5)
(untuk mencatat penyerahan pesanan no 001, 002, 003 ke
pelanggan)
Kas/Piutang
135.000.000
Penjualan
135.000.000
HPP Pesanan no 001
34.400.000
HPP Pesanan no 002
33.900.000
HPP Pesanan no 003
6.200.000
Persed Produk jadi pesanan no 001 34.400.000
Persed Produk jadi pesanan no 002 33.900.000
Persed Produk jadi pesanan no 003 6.200.000
(6)
Perusahaan meubel antik memproduksi pesanan meja kayu dnegan ornamen besi (pesanan no 200)
Biaya yg dibebankan untuk pesanan tersebut: BBB 200.000
BTK 150.000 BOP 100.000
Terjadi perubahan Disain : ornamen besi diganti dengan ornamen kayu, sehingga timbul biaya perbaikan :
BBB 30.000
BTK 25.000
BOP 70.000
Catat perbaikan produk cacat, jika penyebabnya : 1) Permintaan konsumen