Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potensi Batik Bakaran dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pati T1 152010020 BAB V

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bab-bab sebelumnya diketahui bahwa Batik Bakaran
merupakan warisan leluhur masyarakat Desa Bakaran. Keberadaan batik ini juga tak
lepas dari legenda berdirinya Desa Bakaran. Oleh karena itu, batik ini dinamakan
Batik Bakaran sesuai dengan nama desanya.
Motif Batik Bakaran mendapat pengaruh dari budaya kerajaan Majapatit.
Batik motif klasik cenderung berwana gelap seperti coklat soga dan hitam. Inovasi
baru juga muncul dari mayarakat Desa Bakaran berupa motif baru yang biasa disebut
dengan motif kontemporer. Batik motif kontemporer berupa bunga-bunga dan
binatang dan memiliki pilihan warana yang cerah dan bervariasi.
Batik Bakaran adalah batik khas Pati yang menjadi salah satu produk
unggulan Kabupaten Pati. Batik Bakaran juga memiliki potensi untuk pengembangan
pariwisata Kabupaten Pati. Potensi tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Keahlian Membatik
Batik Bakaran merupakan batik tulis. Keahlian membatik masyarakat Desa
Bakran didapat secara tururn-temurun. Terdapat dua jenis motif Batik Bakaran
yaitu motif klasik yang merupakan motif warisan leluhur yang pada motifnya
terdapat makna dan filosofi. Motif kontemporer adalah motif inovasi dari

masyarakat Desa Bakaran. Motif tersebut berupa bunga ataupun binatang.
b. Legenda dan Mitos
Legenda, filosofi batik, dan mitos yang ada di Desa Bakaran merupakan
potensi untuk mengembangkan kepariwisataan. Caranya dengan mengemas tulisan

tentang legenda, filosofi, dan mitos tersebut dalam bentuk booklet. Pemilik
showroom menyediakan booklet tersebut untuk pengunjung yang datang.
c. Potensi Ekonomi
Sejak Pemkab Pati menghimbau PNS untuk memakai Batik Bakaran pada
hari-hari tertentu sejak 2006 silam, permintaan Batik Bakaran meningkat pesat.
Pesatnya permintaan Batik Bakaran membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
yang mempunyai keahlian membatik, sehingga perekonomian masyarakat Desa
Bakaran pun meningkat.
Jika masyarakat Bakaran dapat mengelola potensi yang dimiliki Batik
Bakaran, maka Desa Bakaran dapat menjadi sebuah tempat tujuan wisata. Desa
Bakaran layak menjadi sebuah tempat tujuan wisata karena tidak hanya industri
Batik yang berkembang. Budidaya tambak bandeng dan udang juga berkembang di
Desa Bakaran. Jika Desa Bakaran menjadi sebuah tempat tujuan wisata, maka akan
berdampak positif bagi masyarakat terutama pemilik usaha lain seperti budidaya
tambak bandeng dan usaha bandeng presto. Peran serta pemerintah, masyarakat,

dan swata dibutuhkan sebagai penggerak untuk mengelola potensi Batik Bakaran
dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pati.
B. Saran
1. Pemerintah
Potensi-potensi yang dimiliki Batik Bakaran dapat menjadikan Desa Bakaran
menjadi sebuah daerah tujuan wisata. Oleh karena itu pemerintah terutama Dinas
Pariwisata Pati hendaknya membantu masyarakat memberikan arahan dan
bimbingan kepada masyarakat untuk mengelola potensi-potensi yang ada.
2. Masyarakat

a. Masyarakat Desa Bakaran harus terus melestarikan Batik Bakaran sebagai
warisan budaya dari leluhur. Pengusaha dan pengrajin Batik Bakaran juga harus
membuat batik dengan proses yang benar dan sesuai aturan. Tujuannya adalah
agar kualitas Batik Bakaran tetap tergaja dan dapat bersaing dengan batik dari
daerah lain.
b. Pengusaha dan pengarajin batik dirasa perlu untuk menciptakan sebuah iniovasi
baru. Inovasi tersebut adalah menciptakan batik cap tetapi tanpa menghilangkan
ketradisionalan dan ciri khas Batik Bakaran. Hal ini dimaksudakan agar lebih
banyak lagi produksi Batik Batik yang dihasilkan. Sehingga batik Bakaran dapat
berkembang lebih pesat seperti Batik Pekalongan, Jogja dan Solo.