ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM SEWA DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN.
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM SEWA
DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA
BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN
MADIUN
SKRIPSI
Oleh
Zufan Baihaqi Habibul Albab
NIM. C02212048
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM SEWA
DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA
BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN
MADIUN
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Syari’ah dan Hukum
Oleh
Zufan Baihaqi Habibul Albab
NIM. C02212048
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Sistem Sewa Diesel
Antara Pemilik dan Petani di Desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten
Madiun” penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana sistem
sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa Bulakrejo kecamatan Balerejo
kabupaten Madiun? Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem sewa diesel
antara pemilik dengan petani di desa bulakrejo kecamatan balerejo kabupaten
madiun?
Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan (field research) di Desa
Bulakrejo Madiun, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara (interview).
Selanjutnya data yang dikumpulkan disusun dan dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif analisis, yakni mengumpulkan data tentang sistem sewa diesel
antara pemilik dan petani di Desa Bulakrejo Madiun yang disertai analisis, untuk
diambil kesimpulan.
Dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa praktik sistem sewa antara
pemilik dan petani di Desa Bulakrejo Madiun, menggunakan akad ija>rah. pemilik
diesel menyewakan dieselnya kepada penyewa, lalu pemilik menentukan harga sewa
berdasarkan harga sewa yang umum di masyarakat, luas sawah dan cuaca. Dalam
setahun terdapat 3 kali masa tanam dan panen, dan harga yang berbeda disetiap
masanya yaitu persawah dengan luas 2000 m2 dihargai Rp 37.000, Rp 46.000, dan Rp
55.500, harga tersebut diluar solar. Pada waktu pembayaran, petani meminta
keringan kepada pemilik diesel untuk membayar upah sewa diesel pada saat panen
tiba, dengan menggunakan gabah basah. Ketika petani mengalami gagal panen,
pembayaran sewanya ditangguhkan di masa panen yang akan datang, namun pada
realitanya jumlah yang dibayarkan petani menggunakan gabah basah tidak sama
dengan jumlah total hutang petani yang ditangguhkan dari musim sebelumnya.
Dari hasil penelitian, bahwa praktik sistem sewa diesel antara pemilik
dengan petani di Desa Bulakrejo Madiun diperbolehkan dalam Islam, karena akad
yang dilakukan, memenuhi rukun dan syarat sah dari ija>rah. Meski pembayarannya
mengalami perubahan, namun tidak bertentangan dengan hukum Islam, karena
barang yang digunakan untuk pembayaran telah ditetapkan jenis, jumlah dan
sifatnya. meskipun pada akhir masa sewa, pembayaran sewa masih kurang meskipun
tidak banyak, namun pemilik diesel telah merelakan kekurangan pembayaran
tersebut.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka dalam praktik sistem sewa diesel
antara pemilik dan petani di Desa Bulakrejo Madiun, hendaknya menggunakan
perjanjian secara tertulis, atau mengadakan saksi, guna menghindari pertikaian pada
kemudian hari.
v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR TRANSLITERASI ......................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .............................................. 7
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
D. Kajian Pustaka ............................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian........................................................................ 12
F. Kegunaan Hasil Penelitian ......................................................... 12
G. Definisi Operasional ................................................................... 13
H. Metode Penelitian ....................................................................... 14
I. Sistematika Pembahasan ............................................................ 19
BAB II
KONSEP IJA>RAH (Sewa-Menyewa) DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Ija>rah (Sewa-menyewa)............................................ 21
B. Dasar Hukum Ija>rah .................................................................... 24
viii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
C. Rukun Ija>rah ............................................................................... 26
D. Syarat-syarat Ija>rah .................................................................... 28
E. Sifat Akad Ija>rah ........................................................................ 34
F. Macam-Macam Ija>rah ................................................................. 35
G. Kewajiban Penyewa dan yang Menyewakan ............................. 36
H. Berakhirnya Akad Ija>rah ............................................................ 37
BAB III PRAKTIK SISTEM SEWA DIESEL ANTARA PEMIIK DAN
PETANI DI DESA BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO
KABUPATEN MADIUN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 40
1. Letak Geografis dan Struktur Pemerintah............................. 40
2. Keadaan Sosial Agama .......................................................... 42
3. Keadaan Sosial Pendidikan .................................................... 43
4. Keadaan Sosial Ekonomi ....................................................... 45
B. Sistematika Praktik Sewa Diesel Antara Pemilik dan Petani
di Desa Bulakrejo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun ..... 49
1. Latar Belakang Terjadinya Sewa Diesel Antara Pemilik dan
Petani ..................................................................................... 49
2. Proses Sewa-menyewa Diesel Antara Pemilik dan Petani ....
3. Praktik Pembayaran Sewa Diesel Antara Pemilik
dan Petani............................................................................... 51
4. Berakhirnya Masa Sewa Diesel Antara Pemilik dan Petani . 52
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SISTEM
SEWA DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA
BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN
A. Akad Sewa-menyewa (Ija@rah) .................................................... 58
B. Sistem Pembayaran Sewa Diesel Antara Pemilik dan Petani.... 64
C. Kekurangan Pembayaran Sewa Diesel .......................................
ix
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 71
B. Saran ........................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial. sebagai
makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan bantuan kepada orang
lain, saling berinteraksi untuk saling memenuhi kebutuhan dan mencapai
kemajuan dalam hidupnya. Untuk menyempurnakan dan mempermudah
hubungan di antara mereka, banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya
dengan melalui cara jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain
sebagainya. Dalam agama Islam hubungan antara manusia yang satu dengan
yang lain disebut dengan muamalah.
Kata muama>lah berasal dari kata ( ) المعا ملةyang secara etimologi
sama dan semakna dengan al-mufa>alah (saling berbuat). Kata ini
menggambarkan suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dengan
seseorang atau seseorang dengan beberapa orang dlam memenuhi kebutuhan
masing-masing. Muamalah merupakan perbuatan manusia dalam menjalin
hubungan atau pergaulan manusia dengan manusia, sedangkan ibadah atau
pergaulan antara manusia dengan tuhan.1 Dalam kehidupan bermuamalah
manusia selalu berhubungan satu sama lainnya untuk mencukupi kebutuhan
hidup.2 Dengan demikian manusia harus saling tolong-menolong dan saling
bertukar keperluan melalui kerjasama atau sesuai dengan hukum-hukum
Ghufron A.Masadi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,2002), 1.
Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta: UII
Press, 2000), 11.
1
2
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Allah sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Ma>idah ayat 2 yang
berbunyi :
ا
َ ِ َن اللَه,َ َوالتَ ُقوا اللَه, َوََتَ َع َاونُ ْوا َعلَى اِ ْْ َو الْ ُع ْد َو ن,َوتَ َع َاونُ ْوا َعلَى الِ َو التَ ْق َوى
۲ :َشديْ ُد الع َقاب امائدة
Artinya:
“dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat
berat siksanya”.3 (QS al-Ma>idah : 2)
Ayat di atas menjelaskan bahwa seorang manusia membutuhkan
manusia yang lainnya dalam menjalankan kehidupan, maka tidak dapat
dipungkiri akan terjadinya kerja sama dalam mencapai sebuah tujuan. Seperti
jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar, dan yang lainnya. Adapun aspek
kerja sama diatas semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup agar
menjadi lebih baik lagi. Salah satu bentuk kerjasama yang umum
dimasyarakat adalah sewa-menyewa, yang bisa dijadikan suatu usaha yang
menguntungkan, misalnya akad sewa-menyewa diesel yang diambil
manfaatnya untuk mengairi sawah petani.
Diesel merupakan aset penting bagi petani, karena diesel sangat
dibutuhkan petani untuk mengairi sawahnya dengan air. Membantu untuk
Menghindarkan petani dari kekeringan pada tanamannya, karena setiap
tanaman membutuhkan kadar air yang cukup untuk tumbuh dengan baik agar
bisa dipanen dan memberikan hasil yang baik untuk petani. Petani yang
memiliki diesel bisa menyewakan dieselnya kepada petani lain yang tidak
3
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya ( Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 107
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
memilikinya, guna disewakan manfaat diesel tersebut, untuk kesejahteraan
bersama dengan syarat harus dilakukan sesuai akad dan kespakatan yang ada.
Hubungan kerjasama, saling tolong menolong seperti itu sangat dianjurkan
sekali karena selain menguntungkan, juga bisa membangun keharmonisan
antara sesama petani.
Hidup akan menjadi damai, tentram jika dapat memenuhi hak-hak dan
kewajiban yang ada, sesuai dalam hal sewa (ija>rah). sewa (ija>rah) pada
dasarnya adalah penukaran manfaat suatu barang dengan cara memberikan
imbalan/jasa dalam jumlah tertentu. Menurut jumhur ulama fiqih berpendapat
bahwa ija>rah adalah menjual manfaatnya dan yang boleh disewakan adalah
manfaatnya bukan bendanya.4 Menurut Al-zuhayli yang dikutip oleh Ismail
Nawawi sewa (ija>rah) adalah transaksi pemindahan hak guna atas barang atau
jasa dalam batasan waktu tertentu melalui pembayaran upah sewa tanpa
diikuti dengan pemindahan hak pemilikan atas suatu barang.5
Sewa (ija>rah) berasal dari benda tertentu atau yang disebutkan ciricirinya, dalam jangka waktu yang diketahui, atau akad atas pekerjaan yang
diketahui, dengan bayaran yang diketahui. Transaksi sewa (ija>rah) merupakan
salah satu bentuk kegiatan muamalah yang banyak dilakukan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup.6 Sewa (ija>rah) diperbolehkan dalam Islam
Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), 122.
Ismail Nawawi, fiqih muamalah klasik dan kontemporer, hukum perjanjian ekonomi, bisnis dan
sosial (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 185.
6
Ghufron A.Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual (Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada, 2002),
181
4
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
sebagaimana firman Allah Dalam surat al-Baqarah : 233 Allah juga berfirman
yang berbunyi :
,اح َعلَيُ ُك ْم ِذَا َسلَ ْمتُ ْم َما ءَاتَْيتُ ْم بام ْع ُرْوف
َْوِن أ ََر م
َ َدُ أَن تَ ْستَ ْر ضعُ ْوا أ َْولَ َد ُكم فَ ََ ُج
َ
٢٣٣ :َواتَ ُق ْوا اللَهَ َو ْاعلَ ُم ْوا أَ َن اللَ َه َِا تَ ْع َملُ ْو َن بَصٌْ البقرة
Artinya :
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
maha melihat apa yang kamu kerjakan. (al-Baqarah: 233)”7
Dari beberapa hadist Rasulullah saw, juga diterangkan sebagai berikut :
َ ُروا أبو يعلى وابن ماجه والطِى والتمذى.ُف َعَرقَه
َ ََُ َجَرُ قَ ْب َل أَ ْن
ْ أ َْعطُْوا اََجْي َر أ
Artinya :
“Berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum
kering keringat mereka. (HR Abu Ya’la, Ibnu Majah, Ath-Thabrani,
dan At-Tirmizi)”
َ ُروا عبد الرزاق والبيهقى.َُجَر
ْ استَ َج َار أَجْي ًرا فَ ْليَ ْعلَ ْمهُ أ
ْ َمن
Artinya :
“Siapa yang menyewa seseorang maka hendaklah ia beritahu upahnya.
(HR ‘Abd Ar-Razzaq dan Al-Baihaqi)”
Pada dasarnya hukum sewa-menyewa (ija>rah) itu banyak. Akan tetapi
secara garis besar dapat disimpulkan menjadi dua bagian. Pertama, tentang
kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan akad sewa-menyewa (ija>rah)
ini tanpa ada kejadian yang mendadak. Kedua, tentang kejelasan upah setelah
transaksi dalam akad sewa menyewa (ija>rah). Dalam kegiatan masyarakat
banyak sekali ditemukan beragam transaksi, perjanjian sewa menyewa
(ija>rah) contohnya dalam hal penyewaan diesel untuk pengairan sawah, yaitu
suatu pengambilan manfaat dari suatu benda yang manfaatnya disewakan
7
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya ( Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 38
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
kepada orang lain. Hal ini biasa dilakukan masyarakat apabila petani tersebut
tidak memiliki diesel untuk megairi sawahnya.
menyewakan suatu barang untuk diambil manfaatnya hukumnya
adalah sah, namun disyaratkan untuk menjelaskan transaksi untuk upah,
waktu pembayarannya dan seberapa lama waktu menyewanya. Dalam
kehidupan masyarakat pada umumnya, akad sewa-menyewa sudah menjadi
kebiasaan, guna saling mencukupi kebutuhan, akan tetapi apakah akad yang
dilakukan sesuai dengan keketentuan Islam ataukah belum, itu menjadi salah
satu permasalahan tersendiri.
Ajaran Islam dalam persoalan muamalah bukanlah ajaran yang kaku
dan sempit. Melainkan suatu ajaran yang fleksibel dan elastis, yang dapat
mengakomodir sebagai perkembangan transaksi modern, selama tidak
bertentangan dengan nash al-Quran dan Sunnah.8 Menurut aturan hukum
Islam, sewa-menyewa (ija>rah) merupakan hal yang sangat penting untuk
masyarakat. Seperti yang ada didesa bulakrejo, setiap kali sawah para petani
membutuhkan air untuk mengairi sawah mereka, maka disitu terjadi banyak
sekali akad ija>rah terhadap diesel, guna mengairi sawah para petani tersebut.
Pada dasarnya lahan pertanian didesa Bulakrejo Madiun sangat
membutuhkan pengairan dari diesel, baik itu di musim kemarau ataupun
dimusim hujan, dikarenakan letak sawah yang lebih tinggi dari pada
sungainya dan berada cukup jauh dari sawah para petani di desa Bulakrejo.
Hal ini membuat beberapa petani memasang diesel sebagai alat penarik air,
8
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
dari lubang tanah yang dibor oleh petani tersebut, sampai sumber mata air
yang ada didalam tanah, sehingga diesel yang telah dipasang oleh petani
dapat mengairi sawahnya dengan air yang cukup.
Akan tetapi, hanya beberapa petani saja yang memasang diesel untuk
mengairi sawah mereka sendiri. Jika ada petani lain yang ingin sawahnya
diairi oleh air yang cukup tapi tidak memiliki diesel, maka petani tersebut
harus menyewa diesel dari petani yang memilikinya agar sawah petani
tersebut mendapatkan air yang cukup untuk tanamannya. Oleh karena itu
petani di desa Bulakrejo banyak yang menggunakan jasa petani yang
memiliki diesel untuk mengairi sawah mereka dengan perjanjian, sawahnya
akan diari oleh pemilik diesel dengan pembayaran yang sudah ditentukan
pemilik diesl yang dibayar petani ketika panen tiba.
Akad pertama pada waktu harga dipatok adalah dengan membayar
berupa sejumlah nominal rupiah, akan tetapi pada waktu panen tiba, para
petani membayarnya dengan berupa sejumlah padi/gabah kepada pemilik
diesel. Jumlah padi/gabah yang dibayarkan dipatok berdasarkan jumlah dan
luas sawah milik petani tersebut. Harga sewa dieselpun dalam setahun
berbeda-beda dan dibagi berdasarkan 3 musim, musim pertama sewa diesel
dihargai per sawah dengan luas 2000 m2 dihargai Rp 37.000, dan musim
kedua dihargai Rp 46.000, dan musim ke ketiga dihargai Rp 55.500 meskipun
sudah dipatok dengan nilai rupiah, petani ketika masa panen membayarnya
dengan berupa gabah/padi. Dari uraian di atas terjadi suatu permasalahan,
yaitu pembayaran yang tidak menggunakan alat pembayaran berupa uang,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
namun munggunakan padi/gabah. Selain itu pembayaran yang dibayar
sewaktu panen tiba sedangkan harga sewa diesel sudah dipatok pada
transaksi awal, ketika petani meminta pemilik diesel untuk mengairi sawah
miliknya. Menurut pendapat peneliti hal ini terdapat unsur merugikan antara
petani dan pemilik diesel karena harga sudah dipatok diawal dengan nominal
rupiah, tetapi pada akhirnya petani membayar dengan cara pembayaran
menggunakan padi/gabah. Pada saat itu harga dari padi/gabah juga belum
diketahui, mengingat harga dari padi/gabah baru diketahui ketika sudah
panen, dan petani pun masih ada indikasi mengalami gagal panen pada waktu
itu, karena keadaan iklim yang sering berubah dan tidak menentu.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menganggap bahwa
masalah tersebut perlu dikaji secara mendalam untuk mengetahui dasar yang
menjadi pertimbangan terlaksananya praktik secara jelas. Oleh karena itu,
peneliti mengangkat judul skripsi “Analisis Hukum Islam terhadap Sistem
Sewa Diesel antara Pemilik dengan Petani di Desa Bulakrejo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun” dengan berfokus pada praktik sistem sewa
diesel antara pemilik dengan petani dan analisis hukum islam terhadap sistem
sewa diesel antara pemilik dengan petani.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
diatas,
maka
penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Proses terjadinya praktik perjanjian sewa diesel antara pemilik dengan
petani.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
2. Praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani didesa Bulakrejo,
Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun.
3. Penyesuaian antara jumlah harga Rupiah yang dipatok dengan jumlah
harga gabah yang dibayarkan.
4. Pembayaran upah sewa diesel yang di patok dengan harga rupiah diawal
transaksi, tetapi sewaktu panen tiba pembayaran dilakukan menggunakan
gabah/padi.
5. Analisis hukum Islam terhadap sistem sewa diesel antara pemilik dengan
petani di desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun.
Agar pokok permasalahan lebih terarah, maka yang perlu dikaji dan
menetapkan batasan-batasan pada :
1. Praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa Bulakrejo
kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
2. Analisis hukum Islam terhadap sistem sewa diesel antara pemilik dengan
petani di desa Bulakrejo kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
Berdasarkan pokok permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan :
Analisis hukum Islam terhadap sistem sewa diesel antara pemilik dengan
petani di desa Bulakrejo kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
C. Rumusan Masalah
Dalam
berdasarkan
rangka
mempermudah
pembahasan
dalam
penelitian
paparan latar belakang, indentifikasi dan batasan masalah di
atas maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
1. Bagaimana sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa
Bulakrejo kecamatan Balerejo kabupaten Madiun?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem sewa diesel antara
pemilik dengan petani di desa bulakrejo kecamatan balerejo kabupaten
madiun?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulagan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.9
1. Skripsi yang berjudul Studi Akad Ija>rah terhadap Perjanjian Kerja antara
TKI dan PJTKI (PT. Amri Margatama cabang Ponorogo), oleh Ruwiyati
pada tahun 2010. Kesimpulannya bahwa perjanjian kerja antara calon
TKI dengan PJTKI PT.Margatama cabang Ponorogo tidak sesuai dengan
syarat sahnya ija>rah karena disini yang mengikat diri adalah pihak buruh
saja, tidak disaksikan oleh pihak lainnya yaitu majikan. Sedangkan pada
perjanjian yang mengikat diri adalah kedua belah pihak yang
bersangkutan sehingga ini salah satu cacat dari objek yang disewakan,
karena tidak dilihat langsung oleh penyewa tapi sah menurut fatwa MUI
karena telah dikuasakan oleh majikan kepada agency. Sedangkan
tindakan PJTKI dengan tidak memberi hak TKI untuk memegang
perjanjian kerja dianggap sifat mendhalimi TKI, karena merampas hak
9
Tim Penyusun, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014, 8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
TKI atas jaminan kebenaran yang telah ditegakkan baginya.10 Persamaan
dari judul ini dengan judul pada skripsi yang akan ditulis ialah pada
akadnya yang sama-sama mengunakan akad ija@rah, akan tetapi terdapat
perbedaan pada obyek yang diteliti. Karena skripsi ini meneliti perjanjian
kerja antara TKI dan PJTKI, dan ini sangat berbeda dengan skripsi yang
akan diteliti dan ditulis oleh penulis.
2. Skripsi yang berjudul “Analisis Al-‘Urf dan Undang-undang no.13 tahun
2003 Terhadap Upah Giling Padi yang Tidak Berbentuk Uang di Desa
Tanon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, oleh Eva sastri rahayu pada
tahun 2014. Kesimpulan Hasil penelitian bahwa penetapan upah dalam
penafsiran yang selama ini terjadi di desa Tanon kecamatan Papar
Kabupaten Kediri ini sesuai dengan hukum islam, dimana ‘urf menjadi
dasar penetapannya, walaupun masyarakat didesa belum mengerti
mengenai ‘urf yakni dengan mengacu kepada tradisi nenek moyang.
Hukum Islam tidak mengharamkan pengupahan yang berbentuk selain
uang. Bahkan pengupahan dengan tukar-menukar barang atau barter
dalam islam sudah lama dikenal. Konsep pengupahannya juga memenuhi
syarat-syarat ujroh dimana ija>rah sebagai dasar akadnya. Pengupahan di
desa Tanon kecamatan Papar kabupaten Kediri ini termasuk dalam ‘urf
sahih, karena yang dijadikan pedoman adalah tradisi masyarakat dan
tradisi tersebut tidak menghalalkan yang haram juga sebaliknya tidak
10
Ruwiyati, “Studi Akad Ijaroh Terhadap Perjanjian Kerja Antara TKI dan PJTKI (PT. Amri
Margatama Cabang Ponorogo)”, (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2010), ii.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
mengharamkan yang halal. Menurut Undang-undang no.13 tahun 2003
tentang ketenaga kerjaan penentuan upah di desa Tanon kecamatan Papar
kabupaten kediri ini jauh dari ketentuan. Dimana dalam ketentuan
tersebut imbalan dinyatakan dalam bentuk uang, sementara di desa Tanon
pengupahannya tidak
berbentuk uang. Namun dalam Undang-undang
tersebut tidak ada aturan yang memperbolehkan ataupun yang melarang
adanya pengupahan dalam bentuk selain uang. Jadi sejauh ini ketentuan
pengupahan dalam desa Tanon tidaklah termasuk kategori dalam
melanggar Undang-undang.11 Persamaan dari skripsi ini ialah dari
upahnya yang tidak berbentuk uang. Namun terdapat perbedaan antara
skripsi ini dengan skripsi yang akan ditulis, yaitu dari akadnya, yang
mana skripsi ini menggunakan analisis al-‘Urf dan undang-undang no.13
tahun 2003, dan ini sangat berbeda.
3. Skripsi yang ditulis oleh Riyadus Shalikhah yang berjudul ”Analisis
Hukum Islam Terhadap Sewa Tanah Pertanian Dengan Pembayaran Uang
dan Barang” (Studi Kasus di Desa Klotok Kecamatan Plumpang
Kabupaten Tuban), ditulis pada tahun 2015. Kesimpulannya bahwa
praktek sewa tanah pertanian dengan pembayaran uang dan barang di
desa Klotok kecamatan Plumpang kabupaten Tuban diperbolehkan dalam
islam, karena akadnya telah memenuhi rukun dan syarat sah ija>rah. Meski
pembayarannya mengalami perubahan, namun tidak bertentangan dengan
11
Eva Sastri Rahayu, “Analisis Al-‘Urf dan Undang-undang no.30 Tahun 2003 Terhadap Upah
Giling Padi yang Tidak Berbentuk Uang di desa Tanon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri”
(Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2@014), 97-98.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
hukum islam karena barang yang digunakan untuk pembayaran telah
ditetapkan jenis dan jumlahnya. Meskipun pada masa berakhirnya sewa
pembayaran
cicilan
masih
kurang,
tapi
pemilik
tanah
telah
merelakannya.12 Perbedaannya dengan skripsi ini yaitu pada obyek, yang
mana obyek dari skripsi ini yaitu pada sewa tanah sedangkan skripsi yang
akan ditulis oleh peneliti ialah sewa diesel. Sedangkan persamaannya
ialah sama-sama menggunakan akad ija@rah (sewa-menyewa)
Berbeda dengan Penelitian apabila dilihat dari obyek penulisan
skripsi kali ini, maka permasalahan yang muncul juga akan berbeda,
dimana kajian pustaka diatas sebagai pelengkap dalam penelitian kali ini.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian yang di lakukan
ini sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di
Desa Bulakrejo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun.
2. Untuk menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap sistem sewa diesel
antara pemilik dengan petani di Desa Bulakrejo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat bermanfaat dan
berguna bagi peneliti dan pembaca lainnya:
12
Riyadus Shalikhah, “Analisis Hukum Islam Terhadap Sewa Tanah Pertanian dengan
pembayaran uang dan barang (studi kasus di desa Klotok kecamatan Plumpang kabupaten
Tuban)” (Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015), 87.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Kegunaan secara teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu hukum ekonomi syariah (muamalah).
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan
manfaat bagi:
1. Peneliti
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapatkan
gelar S-1 dan juga diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan
khususnya Hukum Ekonomi Syariah.
2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada akademisi,
yaitu berupa sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya Hukum Ekonomi Syariah.
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam kepada masyarakat dalam melakukan berbagai macam
kegiatan ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam.
G. Definisi operasional
Definisi Operasional memuat beberapa penjelasan tentang pengertian
yang bersifat operasional, yaitu memuat masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian yang kemudian didefinisikan secara jelas dan
mengandung spesifikasi mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
Analisis hukum Islam
: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa
berlandaskan al-Quran, Sunnah Nabi serta
ijtihad para Ulama’ yang mengatur
mengenai praktik mua>malah dalam akad
Ija@rah (sewa-menyewa). Sehingga dapat
diketahui baik atau buruk, halal atau
haram, serta boleh tidaknya praktik sewamenyewa tersebut dilakukan.
Sistem sewa diesel
: Sistem yang terjadi antara pemilik diesel
dan petani dengan menggunakan akad
pemanfaatan hak guna atas diesel, melalui
pembayaran upah sewa tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan.
H. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan berorientasi pada pengumpulan data empiris
yaitu lapangan, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah penelitian
kualitatif, karena kualitatif memuat tentang prosedur penelitian yang
menghasilkan deskriptif berupa tulisan atau perkataan dari orang-orang atau
pelaku yang diamati.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
1. Data yang Dikumpulkan
Data merupakan kumpulan dari keterangan/informasi yang benar dan
nyata yang diperoleh baik dari sumber primer maupun sumber
sekunder.13
a. Data primer ialah yang berkaitan dengan sistem sewa diesel antara
pemilik dengan petani.
b. Data sekunder ialah tentang analisis hukum Islam terahadap sistem
sewa diesel antara pemilik dengan petani.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian sebagai berikut:
a. Sumber Primer
Sumber data primer adalah sumber pertama di mana sebuah data
dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara langsung.14 Yang
meliputi:
1. Pemilik diesel yang menyewakan diesel di desa Bulakrejo,
kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
2. Petani, sebagai penyewa diesel di desa Bulakrejo, kecamatan
Balerejo kabupaten Madiun.
3. Bapak lurah dan sebagian para pejabat perangkat desa Bulakrejo
kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 2011.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),
129.
13
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
b. Sumber Data Skunder
Yang diambil dari bahan pustaka dan dokumen yang ada dan
berhubungan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Fiqh Muamalat (Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam), karya Abdul
Aziz Muhammad Azzam.
2. Fiqh Muamalah, oleh Hendi Suhendi.
3. Fiqh Islam, oleh Wahbah Az-zuhaili.
4. Fiqh muamalah, karya Nasroen Haroen.
5. Fiqh muamalah, karya Rachmat Syafie.
6. Fiqh Islam, karya Sulaiman Rasjid.
7. Asas-asas muamalat, oleh Ahmad Azhar Basyir.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian,
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode observasi (Pengamatan)
Obeservasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan atau
menggandakan pengamatan atau pencatatan dengan sistematis
tentang fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak
langsung.15Data diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung
mengenai praktek sewa diesel di desa Bulakrejo kecamatan Balerejo
kabupaten Madiun.
15
Sutrisno Hadi, Metodologi Resarch (yogyakarta: FT. UGM, cet,II, 1988), 136.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
b. Dokumen
Teknik pengumpulan data yang diambil dari sejumlah besar fakta dan
data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.16
Pengambilan data dalam penelitian ini diperoleh dengan melalui
dokumen-dokumen/buku profil desa bulakrejo, kecamatan balerejo
kabupaten madiun, dan foto-foto dari sawah, diesel dan foto ketika
mengadakan wawancara.
c. Metode interview (wawancara)
Wawancara atau interview ini merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada responden.17 Data dari
metode interview ini didapatsetelah mewawancarai pemilik diesel,
petani sebagai penyewa diesel, bapak kepala desa dan beberapa
perangkat desa.
4. Teknik Pengelolaan Data
Tahapan-tahapan dalam pengelolaan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan,
pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian.18
2. Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan
data tersebut.19
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: kenana, 2011), 141.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Renika Ilmu, cet I, 2004), 39.
18
Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89.
16
17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
3. Analyzing, Yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil
editing dan organizing data yang diperoleh dari sumber-sumber
penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya,
sehingga diperoleh kesimpulan.
5. Teknik Analisis Data
Dalam rangka mempermudah dalam menganalisa data, Dari hasil
pengumpulan data yang dilakukan selanjutya akan dibahas yang
kemudian dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu dengan menghasilkan
data deskriptif. Deskriptif yaitu menggambarkan/menguraikan sesuatu hal
menurut apa adanya yang sesuai dengan kenyataannya.20
Setelah penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan data
secara sistematis, kemudian menganalisanya dengan menggunakan
metode deskriptif analisis, yaitu Dengan mengumpulkan data tentang
praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa Bulakrejo
kecamatan Balerejo kabupaten kabupaten Madiun di sertai analisa untuk
diambil kesimpulan. Penulis menggunakan metode ini dikarenakan ingin
memaparkan, menjelaskan dan menguraikan data yang terkumpul
kemudian dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Pola pikir yang dipakai adalah deduktif. yaitu merupakan metode
yang berpijak pada teori ija@roh yang kemudian dikaitkan dengan faktafakta dalam praktik sewa diesel antara pemilik dan petani di didesa
Bulakrejo kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
19
20
Ibid., 97
Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus lmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 111.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
I. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis agar mempermudah
pembahasan dalam penelitian ini, sistematika pembahasannya sebagai
berikut:
Bab pertama ialah pendahuluan berisi tentang pokok-pokok pikiran
atau landasan permasalahan yang melatar belakangi penulisan proposal ini,
sehingga memunculkan gambaran isi tulisan yang terkumpul dalam konteks
penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, Rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, defenisi
operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah merupakan konsep akad ija@rah (sewa-menyewa)
dalam hukum Islam yang terdiri dari pengertian sewa-menyewa, dasar hukum
sewa-menyewa, hukum sewa-menyewa, rukun, syarat sewa-menyewa,
bentuk-bentuk sewa-menyewa yang dilarang, dan berakhirnya sewamenyewa.
Bab ketiga berisikan tentang praktik sewa diesel antara pemilik dan
petani, yang berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, sistematika
praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa Bulakrejo,
kecamatan Balerejo kabupaten Madiun disertai dengan pengertiannya.
Bab keempat berisikan tentang Analisis hukum Islam terhadap
praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani didesa bulakrejo,
kecamatan balerejo kabupaten madiun, yang meliputi mengenai sistem
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
pembayaran yang menggunakan gabah, dan kekurangan pembayaran yang
menggunakan gabah akibat terjadinya gagal panen.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisikan tentang
kesimpulan yang menjawab rumusan masalah dan di lengkapi dengan saran –
saran. Selain itu bab terakhir ini dilengkapi dengan daftar pustaka dan
lampiran – lampiran seperti surat-surat mengenai pengerjaan skripsi dan surat
izin riset, dan surat-surat lainnya yang dianggap perlu.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
KONSEP IJA@RAH (Sewa-Menyewa) DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Ija>rah ( Sewa-menyewa )
Al-Ija>rah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam
memenuhi keperluan hidup manusia, seperti sewa-menyewa, kontrak, atau
menjual jasa perhotelan dan lain-lain. Dengan kata lain al-ija>rah adalah akad
pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa, melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah)
atas barang itu sendiri.1 Atau ija>rah adalah transaksi sewa-menyewa atas
suatu barang dan atau upah-mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa. Ija>rah dapat juga diartikan
dengan lease contract dan juga hire contract. Karena itu, ija>rah dalam konteks
perbankan syariah adalah suatu lease contract. Lease contract adalah suatu
lembaga keuangan yang menyewakan peralatan (equipment), baik dalam
bentuk sebuah bangunan maupun barang-barang seperti mesin-mesin,
pesawat terbang, dan lain-lain. Kepada salah satu nasabahnya berdasarkan
pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya.2
Akad ija>rah seperti juga akad jual beli, termasuk bagian dari al-
‘uqudal-mussammaah yang sangat diperhatikan hukumnya secara khusus oleh
syariat Islam dari sisi karakter akadnya. Akad ija>rah berbeda dengan transaksi
jual beli karena sifatnya temporal, sedangkan jual beli bersifat permanen
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001),
117.
2
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah (Jakarta : Kencana, 2013), 247.
1
21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
karena pengaruhnya dapat memindahkan kepemilikan suatu barang. Akad
ija>rah adalah akad yang penting dalam kehidupan praktis.
Menurut bahasa ija>rah adalah “balasan, tebusan, atau pahala”
sedangkan menurut syarak berarti melakukan akad mengambil manfaat
sesuatu yang diterima dari orang lain dengan jalan membayar sesuai dengan
perjanjian yang telah ditentukan dengan syarat-syarat tertentu.3
Secara terminologi, ada beberapa definisi al-ija>rah yang dikemukakan
para ulama fiqh.
Pertama ulama Hanafiyah mendefinisikannya dengan :
َع ْق ٌد َعلَى َمَافع بع َوض
“Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan”.
Kedua, ulama Syafi’iyah mendefinisikannya dengan :
ٍاحة بع َوض َم ْعلُ ْو
ُ َع ْق ٌد َعلَى َمْ َف َعة َم ْق
َ َومة ُمباَ َحة قَابلَة ل ْلبَ ْذل َواِب
َ ُص ْوَدة َم ْعل
“Transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat
mubah dan boleh dimanfaatkan dengan imbalan tertentu”.
Ketiga, ulama Malikiyah dan Hanabilah mendefinisikannya dengan :
احة ُم َد َة َم ْعلُ ْوٍ بع َوض
ُ ََْلْي
َ َك َمَافع َشئ ُمب
“Pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu
dengan suatu imbalan”.
Berdasarkan beberapa definisi, maka akad al-ija>rah tidak boleh dibatasi
oleh syarat. Akad al-ija>rah juga tidak berlaku pada pepohonan untuk diambil
3
Moh. Syaifulloh Al-azis, Fikih Islam Lengkap (Surabaya : Terbit Terang, 2005), 377.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
buahnya, karena buah itu sendiri adalah materi, sedangkan akad al-ija>rah itu
hanya ditujukan kepada manfaat. Demikian juga halnya dengan kambing,
tidak boleh dijadikan sebagai obyek al-ija>rah untuk diambil susu atau
bulunya, karena susu dan bulu kambing termasuk materi. Jumhur ulama fiqh
juga tidak membolehkan air mani hewan ternak pejantan, seperti unta, sapi,
kuda, dan kerbau, karena yang dimaksudkan dengan hal itu adalah
mendapatkan keturunan hewan, dan mani itu sendiri merupakan materi. Hal
ini sejalan dengan sebuah riwayat dari Rasulullah SAW yang berbunyi :
روا البخارى و امد بن.صلَى اللّه َعلَْيه َو َسلَ َم َع ْن َع َسب ال َف ْحل
َ نَ َهى َر ُس ْو ُل اللّه
ح بل وال سائى وأبو داود عن عبد اه بن عمر
“Rasulullah saw melarang penyewaan mani hewan pejantan. (HR alBukhari, Ahmad ibn Hanbal, a-Nasa’i, dan Abu Daud dari ‘Abdullah
ibn ‘Umar).
Demikian juga para ulama fiqh tidak membolehkan al- ija>rah terhadap
nilai tukar uang, seperti dirham dan dinar, karena menyewakan hal itu berarti
menghabiskan materinya, sedangkan dalam al-ija>rah yang dituju hanyalah
manfaat dari suatu benda.4
Diantara masalah yang disepakati tidak sah adalah semua jenis
persewaan barang yang manfaatnya diharamkan karena dzat barang itu
sendiri. Demikian juga manfaat yang diharamkan oleh syarak, seperti upah
para peratap mayit dan honor para biduan. Demikian juga manfaat yang
menjadi “kewajiban” setiap muslim seperti shalat dan yang lainnya.
4
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 229.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Fuqaha telah bersepakat tentang kebolehan menyewakan rumah,
kendaraan (hewan). Dan pekerjaan orang (jasa), yang tidak dilarang (mubah).
Begitu pula baju dan hamparan tikar. Tetapi mereka berselisih pendapat
tentang persewaan tanah, air, tukang, azan, jasa mengajar al-Qur’an, dan
binatang pejantan.5
B. Dasar Hukum Ija>rah
Ija>rah merupakan sewa-menyewa maupun upah-mengupah dalam
bentuk muamalah, yang telah disyariatkan dalam hukum Islam yang
berdasarkan landasan al-Quran dan hadis Nabi. Berikut dasar hukum tentang
kebolehan akad Ija>rah :
a. Landasan al-Quran
يَأَيم َها الَذيْ َن ءَ َامُوا أ َْوفُ ْوا بالْعُ ُقود
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.”
(al-Ma@idah : 1)6
ِ َن اللَ َه,َ َوالتَ ُقوا اللَه, َوََ تَ َع َاونُ ْوا َعلَى اِ ْْ َو ال ُع ْد َوان,الِ َوالتَ ْق َوى
ِ َوتَ َع َاونُوا َعلَى
.َشديْ ُد الع َقاب
Artinya :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksanya.” (al-Ma@idah : 2)7
يَأَيمها الَذيْ َن ءَ َامُ ْوا ََ تَأْ ُكلُ ْوا أ َْم َو لَ ُك ْم بَْي َ ُك ْم بالْبَطل ََِ أَ ْن تَ ُك ْو َن َِ َارةً َع ْن تَ َراض
ِ َن اللَهَ َكا َن ب ُك ْم َرحْي ًما, َوََ تَ ْقتُلُوا أَنْ ُف َس ُك ْم,مْ ُك ْم
Al-Faqih Abul Wahid Muhammad, Bidayatul Mujtahid Analisa Fiqih Para Mujtahid (Jakarta :
Pustaka amani, 2007). 64.
6
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya ( Bandung: Jumanatul ‘Ali-Art, 2004), 107
7
Ibid, 107
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu , dan janganlah
kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalahah maha
penyayang kepadamu.” ( QS. an-Nisa@ :29 )8
ضا
َ ِأَ ُ ْم يَ ْقس ُم ْو َن َر ْمَ َة َرب
ً ض ُه ْم بَ ْع
ُ ك ََْ ُن قَ َس ْمَا بَْي َ ُه ْم َمعْي َشتَ ُه ْم ف ال ُدنْيَا َوَرفَ ْعَا بَ ْع
...ُس ْخريًا
Artinya :
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu ? kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain...” (az-Zukhruf, 43: 32)9
...ُج ْوَرُ َن
َ فَإ ْن أ َْر...
ُ ض ْعَا لَ ُك ْم فَ ْعتُ ْو ُ َن أ
Artinya :
“...jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu untukmu,
berikanlah upah kepada mereka...” (ath-Thalaq, 65 :6)10
maka
.ْ
ت ال َقو م
ْ َقَال
ُ ْ ي اََم
َ ااستَْئ َج ْر
ْ استَْئج ْرُ ِ َن َخْي َر َم
ْ ت ِ ْح َدا َُُا يآأَبَت
Artinya :
“salah seorang dari dua wanita itu berkata : wahai bapakku ambillah
dia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita), ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (al-Qashash, 28 :26)11
b. Landasan As-sunnah
روا أبو يعلى وابن ماجه والطِى والتمذى.ُف َعَرقَه
َ ََُ َجَرُ قَ ْب َل أَ ْن
ْ أَ ْعطُوا اََجْي َر أ
Artinya :
“berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum
kering keringat mereka. (HR Abu Ya’la, Ibnu Majah, ath-Thabrani,
dan at-Tirmizi).12
Ibid, 84
Ibid, 492
10
Ibid, 560
11
Ibid, 389
12
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 231
8
9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
روا عبد الرزاق والبيهقى.َُجَر
ْ استَ َج َار أَج ْْاً فَ ْليَ ْعلَ ْمهُ أ
ْ َمن
Artinya :
“siapa yang menyewa seseorang maka hendaklah ia beritahu upahnya.
(HR ‘Abdu ar-Razzaq dan al-Baihaqi).13
روا البخارى.َُجَر
ْ احتَ َج َم َم َوأ َْعطَى اح َج َاٍ أ
ْ أن رسول اه صلى اه عليه وسلم
ومسلم وأمد بن ح بل
Artinya :
“Rasulullah saw. Berbekam, lalu beliau membayar upahnya kepada
orang yang membekamnya. (HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad ibn
Hanbal).14
C. Rukun Ija>rah
Rukun merupakan sesuatu yang mesti ada dalam sebuah akad atau
transaksi. Tanpa rukun akad tidak akan sah. Rukun mutlak adanya dalam
sebuah akad ija>rah, layaknya sebuah transaksi ija>rah dapat dikatakan sah
apabila memenuhi rukun dan syaratnya. Menurut ulama Hanafiyah rukun
ija>rah hanya satu yaitu ija>b dan qabu>l dari dua belah pihak yang bertransaksi.
Sedangkan menurut jumhur Ulama rukun ija>rah ada empat, yaitu:15
1. Dua orang yang berakad
Mu’jir dan musta’jir, Mu’jir adalah orang yang menggunakan
jasa atau tenaga orang lain untuk mengerjakan suatu pekerjaan
tertentu. musta’jir adalah orang yang menyumbangkan tenaganya atau
or
DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA
BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN
MADIUN
SKRIPSI
Oleh
Zufan Baihaqi Habibul Albab
NIM. C02212048
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM SEWA
DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA
BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN
MADIUN
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Syari’ah dan Hukum
Oleh
Zufan Baihaqi Habibul Albab
NIM. C02212048
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Sistem Sewa Diesel
Antara Pemilik dan Petani di Desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten
Madiun” penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana sistem
sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa Bulakrejo kecamatan Balerejo
kabupaten Madiun? Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem sewa diesel
antara pemilik dengan petani di desa bulakrejo kecamatan balerejo kabupaten
madiun?
Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan (field research) di Desa
Bulakrejo Madiun, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara (interview).
Selanjutnya data yang dikumpulkan disusun dan dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif analisis, yakni mengumpulkan data tentang sistem sewa diesel
antara pemilik dan petani di Desa Bulakrejo Madiun yang disertai analisis, untuk
diambil kesimpulan.
Dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa praktik sistem sewa antara
pemilik dan petani di Desa Bulakrejo Madiun, menggunakan akad ija>rah. pemilik
diesel menyewakan dieselnya kepada penyewa, lalu pemilik menentukan harga sewa
berdasarkan harga sewa yang umum di masyarakat, luas sawah dan cuaca. Dalam
setahun terdapat 3 kali masa tanam dan panen, dan harga yang berbeda disetiap
masanya yaitu persawah dengan luas 2000 m2 dihargai Rp 37.000, Rp 46.000, dan Rp
55.500, harga tersebut diluar solar. Pada waktu pembayaran, petani meminta
keringan kepada pemilik diesel untuk membayar upah sewa diesel pada saat panen
tiba, dengan menggunakan gabah basah. Ketika petani mengalami gagal panen,
pembayaran sewanya ditangguhkan di masa panen yang akan datang, namun pada
realitanya jumlah yang dibayarkan petani menggunakan gabah basah tidak sama
dengan jumlah total hutang petani yang ditangguhkan dari musim sebelumnya.
Dari hasil penelitian, bahwa praktik sistem sewa diesel antara pemilik
dengan petani di Desa Bulakrejo Madiun diperbolehkan dalam Islam, karena akad
yang dilakukan, memenuhi rukun dan syarat sah dari ija>rah. Meski pembayarannya
mengalami perubahan, namun tidak bertentangan dengan hukum Islam, karena
barang yang digunakan untuk pembayaran telah ditetapkan jenis, jumlah dan
sifatnya. meskipun pada akhir masa sewa, pembayaran sewa masih kurang meskipun
tidak banyak, namun pemilik diesel telah merelakan kekurangan pembayaran
tersebut.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka dalam praktik sistem sewa diesel
antara pemilik dan petani di Desa Bulakrejo Madiun, hendaknya menggunakan
perjanjian secara tertulis, atau mengadakan saksi, guna menghindari pertikaian pada
kemudian hari.
v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR TRANSLITERASI ......................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .............................................. 7
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
D. Kajian Pustaka ............................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian........................................................................ 12
F. Kegunaan Hasil Penelitian ......................................................... 12
G. Definisi Operasional ................................................................... 13
H. Metode Penelitian ....................................................................... 14
I. Sistematika Pembahasan ............................................................ 19
BAB II
KONSEP IJA>RAH (Sewa-Menyewa) DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Ija>rah (Sewa-menyewa)............................................ 21
B. Dasar Hukum Ija>rah .................................................................... 24
viii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
C. Rukun Ija>rah ............................................................................... 26
D. Syarat-syarat Ija>rah .................................................................... 28
E. Sifat Akad Ija>rah ........................................................................ 34
F. Macam-Macam Ija>rah ................................................................. 35
G. Kewajiban Penyewa dan yang Menyewakan ............................. 36
H. Berakhirnya Akad Ija>rah ............................................................ 37
BAB III PRAKTIK SISTEM SEWA DIESEL ANTARA PEMIIK DAN
PETANI DI DESA BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO
KABUPATEN MADIUN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 40
1. Letak Geografis dan Struktur Pemerintah............................. 40
2. Keadaan Sosial Agama .......................................................... 42
3. Keadaan Sosial Pendidikan .................................................... 43
4. Keadaan Sosial Ekonomi ....................................................... 45
B. Sistematika Praktik Sewa Diesel Antara Pemilik dan Petani
di Desa Bulakrejo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun ..... 49
1. Latar Belakang Terjadinya Sewa Diesel Antara Pemilik dan
Petani ..................................................................................... 49
2. Proses Sewa-menyewa Diesel Antara Pemilik dan Petani ....
3. Praktik Pembayaran Sewa Diesel Antara Pemilik
dan Petani............................................................................... 51
4. Berakhirnya Masa Sewa Diesel Antara Pemilik dan Petani . 52
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SISTEM
SEWA DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA
BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN
A. Akad Sewa-menyewa (Ija@rah) .................................................... 58
B. Sistem Pembayaran Sewa Diesel Antara Pemilik dan Petani.... 64
C. Kekurangan Pembayaran Sewa Diesel .......................................
ix
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 71
B. Saran ........................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial. sebagai
makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan bantuan kepada orang
lain, saling berinteraksi untuk saling memenuhi kebutuhan dan mencapai
kemajuan dalam hidupnya. Untuk menyempurnakan dan mempermudah
hubungan di antara mereka, banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya
dengan melalui cara jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain
sebagainya. Dalam agama Islam hubungan antara manusia yang satu dengan
yang lain disebut dengan muamalah.
Kata muama>lah berasal dari kata ( ) المعا ملةyang secara etimologi
sama dan semakna dengan al-mufa>alah (saling berbuat). Kata ini
menggambarkan suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dengan
seseorang atau seseorang dengan beberapa orang dlam memenuhi kebutuhan
masing-masing. Muamalah merupakan perbuatan manusia dalam menjalin
hubungan atau pergaulan manusia dengan manusia, sedangkan ibadah atau
pergaulan antara manusia dengan tuhan.1 Dalam kehidupan bermuamalah
manusia selalu berhubungan satu sama lainnya untuk mencukupi kebutuhan
hidup.2 Dengan demikian manusia harus saling tolong-menolong dan saling
bertukar keperluan melalui kerjasama atau sesuai dengan hukum-hukum
Ghufron A.Masadi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,2002), 1.
Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta: UII
Press, 2000), 11.
1
2
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Allah sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Ma>idah ayat 2 yang
berbunyi :
ا
َ ِ َن اللَه,َ َوالتَ ُقوا اللَه, َوََتَ َع َاونُ ْوا َعلَى اِ ْْ َو الْ ُع ْد َو ن,َوتَ َع َاونُ ْوا َعلَى الِ َو التَ ْق َوى
۲ :َشديْ ُد الع َقاب امائدة
Artinya:
“dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat
berat siksanya”.3 (QS al-Ma>idah : 2)
Ayat di atas menjelaskan bahwa seorang manusia membutuhkan
manusia yang lainnya dalam menjalankan kehidupan, maka tidak dapat
dipungkiri akan terjadinya kerja sama dalam mencapai sebuah tujuan. Seperti
jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar, dan yang lainnya. Adapun aspek
kerja sama diatas semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup agar
menjadi lebih baik lagi. Salah satu bentuk kerjasama yang umum
dimasyarakat adalah sewa-menyewa, yang bisa dijadikan suatu usaha yang
menguntungkan, misalnya akad sewa-menyewa diesel yang diambil
manfaatnya untuk mengairi sawah petani.
Diesel merupakan aset penting bagi petani, karena diesel sangat
dibutuhkan petani untuk mengairi sawahnya dengan air. Membantu untuk
Menghindarkan petani dari kekeringan pada tanamannya, karena setiap
tanaman membutuhkan kadar air yang cukup untuk tumbuh dengan baik agar
bisa dipanen dan memberikan hasil yang baik untuk petani. Petani yang
memiliki diesel bisa menyewakan dieselnya kepada petani lain yang tidak
3
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya ( Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 107
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
memilikinya, guna disewakan manfaat diesel tersebut, untuk kesejahteraan
bersama dengan syarat harus dilakukan sesuai akad dan kespakatan yang ada.
Hubungan kerjasama, saling tolong menolong seperti itu sangat dianjurkan
sekali karena selain menguntungkan, juga bisa membangun keharmonisan
antara sesama petani.
Hidup akan menjadi damai, tentram jika dapat memenuhi hak-hak dan
kewajiban yang ada, sesuai dalam hal sewa (ija>rah). sewa (ija>rah) pada
dasarnya adalah penukaran manfaat suatu barang dengan cara memberikan
imbalan/jasa dalam jumlah tertentu. Menurut jumhur ulama fiqih berpendapat
bahwa ija>rah adalah menjual manfaatnya dan yang boleh disewakan adalah
manfaatnya bukan bendanya.4 Menurut Al-zuhayli yang dikutip oleh Ismail
Nawawi sewa (ija>rah) adalah transaksi pemindahan hak guna atas barang atau
jasa dalam batasan waktu tertentu melalui pembayaran upah sewa tanpa
diikuti dengan pemindahan hak pemilikan atas suatu barang.5
Sewa (ija>rah) berasal dari benda tertentu atau yang disebutkan ciricirinya, dalam jangka waktu yang diketahui, atau akad atas pekerjaan yang
diketahui, dengan bayaran yang diketahui. Transaksi sewa (ija>rah) merupakan
salah satu bentuk kegiatan muamalah yang banyak dilakukan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup.6 Sewa (ija>rah) diperbolehkan dalam Islam
Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), 122.
Ismail Nawawi, fiqih muamalah klasik dan kontemporer, hukum perjanjian ekonomi, bisnis dan
sosial (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 185.
6
Ghufron A.Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual (Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada, 2002),
181
4
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
sebagaimana firman Allah Dalam surat al-Baqarah : 233 Allah juga berfirman
yang berbunyi :
,اح َعلَيُ ُك ْم ِذَا َسلَ ْمتُ ْم َما ءَاتَْيتُ ْم بام ْع ُرْوف
َْوِن أ ََر م
َ َدُ أَن تَ ْستَ ْر ضعُ ْوا أ َْولَ َد ُكم فَ ََ ُج
َ
٢٣٣ :َواتَ ُق ْوا اللَهَ َو ْاعلَ ُم ْوا أَ َن اللَ َه َِا تَ ْع َملُ ْو َن بَصٌْ البقرة
Artinya :
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
maha melihat apa yang kamu kerjakan. (al-Baqarah: 233)”7
Dari beberapa hadist Rasulullah saw, juga diterangkan sebagai berikut :
َ ُروا أبو يعلى وابن ماجه والطِى والتمذى.ُف َعَرقَه
َ ََُ َجَرُ قَ ْب َل أَ ْن
ْ أ َْعطُْوا اََجْي َر أ
Artinya :
“Berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum
kering keringat mereka. (HR Abu Ya’la, Ibnu Majah, Ath-Thabrani,
dan At-Tirmizi)”
َ ُروا عبد الرزاق والبيهقى.َُجَر
ْ استَ َج َار أَجْي ًرا فَ ْليَ ْعلَ ْمهُ أ
ْ َمن
Artinya :
“Siapa yang menyewa seseorang maka hendaklah ia beritahu upahnya.
(HR ‘Abd Ar-Razzaq dan Al-Baihaqi)”
Pada dasarnya hukum sewa-menyewa (ija>rah) itu banyak. Akan tetapi
secara garis besar dapat disimpulkan menjadi dua bagian. Pertama, tentang
kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan akad sewa-menyewa (ija>rah)
ini tanpa ada kejadian yang mendadak. Kedua, tentang kejelasan upah setelah
transaksi dalam akad sewa menyewa (ija>rah). Dalam kegiatan masyarakat
banyak sekali ditemukan beragam transaksi, perjanjian sewa menyewa
(ija>rah) contohnya dalam hal penyewaan diesel untuk pengairan sawah, yaitu
suatu pengambilan manfaat dari suatu benda yang manfaatnya disewakan
7
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsirnya ( Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 38
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
kepada orang lain. Hal ini biasa dilakukan masyarakat apabila petani tersebut
tidak memiliki diesel untuk megairi sawahnya.
menyewakan suatu barang untuk diambil manfaatnya hukumnya
adalah sah, namun disyaratkan untuk menjelaskan transaksi untuk upah,
waktu pembayarannya dan seberapa lama waktu menyewanya. Dalam
kehidupan masyarakat pada umumnya, akad sewa-menyewa sudah menjadi
kebiasaan, guna saling mencukupi kebutuhan, akan tetapi apakah akad yang
dilakukan sesuai dengan keketentuan Islam ataukah belum, itu menjadi salah
satu permasalahan tersendiri.
Ajaran Islam dalam persoalan muamalah bukanlah ajaran yang kaku
dan sempit. Melainkan suatu ajaran yang fleksibel dan elastis, yang dapat
mengakomodir sebagai perkembangan transaksi modern, selama tidak
bertentangan dengan nash al-Quran dan Sunnah.8 Menurut aturan hukum
Islam, sewa-menyewa (ija>rah) merupakan hal yang sangat penting untuk
masyarakat. Seperti yang ada didesa bulakrejo, setiap kali sawah para petani
membutuhkan air untuk mengairi sawah mereka, maka disitu terjadi banyak
sekali akad ija>rah terhadap diesel, guna mengairi sawah para petani tersebut.
Pada dasarnya lahan pertanian didesa Bulakrejo Madiun sangat
membutuhkan pengairan dari diesel, baik itu di musim kemarau ataupun
dimusim hujan, dikarenakan letak sawah yang lebih tinggi dari pada
sungainya dan berada cukup jauh dari sawah para petani di desa Bulakrejo.
Hal ini membuat beberapa petani memasang diesel sebagai alat penarik air,
8
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
dari lubang tanah yang dibor oleh petani tersebut, sampai sumber mata air
yang ada didalam tanah, sehingga diesel yang telah dipasang oleh petani
dapat mengairi sawahnya dengan air yang cukup.
Akan tetapi, hanya beberapa petani saja yang memasang diesel untuk
mengairi sawah mereka sendiri. Jika ada petani lain yang ingin sawahnya
diairi oleh air yang cukup tapi tidak memiliki diesel, maka petani tersebut
harus menyewa diesel dari petani yang memilikinya agar sawah petani
tersebut mendapatkan air yang cukup untuk tanamannya. Oleh karena itu
petani di desa Bulakrejo banyak yang menggunakan jasa petani yang
memiliki diesel untuk mengairi sawah mereka dengan perjanjian, sawahnya
akan diari oleh pemilik diesel dengan pembayaran yang sudah ditentukan
pemilik diesl yang dibayar petani ketika panen tiba.
Akad pertama pada waktu harga dipatok adalah dengan membayar
berupa sejumlah nominal rupiah, akan tetapi pada waktu panen tiba, para
petani membayarnya dengan berupa sejumlah padi/gabah kepada pemilik
diesel. Jumlah padi/gabah yang dibayarkan dipatok berdasarkan jumlah dan
luas sawah milik petani tersebut. Harga sewa dieselpun dalam setahun
berbeda-beda dan dibagi berdasarkan 3 musim, musim pertama sewa diesel
dihargai per sawah dengan luas 2000 m2 dihargai Rp 37.000, dan musim
kedua dihargai Rp 46.000, dan musim ke ketiga dihargai Rp 55.500 meskipun
sudah dipatok dengan nilai rupiah, petani ketika masa panen membayarnya
dengan berupa gabah/padi. Dari uraian di atas terjadi suatu permasalahan,
yaitu pembayaran yang tidak menggunakan alat pembayaran berupa uang,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
namun munggunakan padi/gabah. Selain itu pembayaran yang dibayar
sewaktu panen tiba sedangkan harga sewa diesel sudah dipatok pada
transaksi awal, ketika petani meminta pemilik diesel untuk mengairi sawah
miliknya. Menurut pendapat peneliti hal ini terdapat unsur merugikan antara
petani dan pemilik diesel karena harga sudah dipatok diawal dengan nominal
rupiah, tetapi pada akhirnya petani membayar dengan cara pembayaran
menggunakan padi/gabah. Pada saat itu harga dari padi/gabah juga belum
diketahui, mengingat harga dari padi/gabah baru diketahui ketika sudah
panen, dan petani pun masih ada indikasi mengalami gagal panen pada waktu
itu, karena keadaan iklim yang sering berubah dan tidak menentu.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menganggap bahwa
masalah tersebut perlu dikaji secara mendalam untuk mengetahui dasar yang
menjadi pertimbangan terlaksananya praktik secara jelas. Oleh karena itu,
peneliti mengangkat judul skripsi “Analisis Hukum Islam terhadap Sistem
Sewa Diesel antara Pemilik dengan Petani di Desa Bulakrejo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun” dengan berfokus pada praktik sistem sewa
diesel antara pemilik dengan petani dan analisis hukum islam terhadap sistem
sewa diesel antara pemilik dengan petani.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
diatas,
maka
penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Proses terjadinya praktik perjanjian sewa diesel antara pemilik dengan
petani.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
2. Praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani didesa Bulakrejo,
Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun.
3. Penyesuaian antara jumlah harga Rupiah yang dipatok dengan jumlah
harga gabah yang dibayarkan.
4. Pembayaran upah sewa diesel yang di patok dengan harga rupiah diawal
transaksi, tetapi sewaktu panen tiba pembayaran dilakukan menggunakan
gabah/padi.
5. Analisis hukum Islam terhadap sistem sewa diesel antara pemilik dengan
petani di desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun.
Agar pokok permasalahan lebih terarah, maka yang perlu dikaji dan
menetapkan batasan-batasan pada :
1. Praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa Bulakrejo
kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
2. Analisis hukum Islam terhadap sistem sewa diesel antara pemilik dengan
petani di desa Bulakrejo kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
Berdasarkan pokok permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan :
Analisis hukum Islam terhadap sistem sewa diesel antara pemilik dengan
petani di desa Bulakrejo kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
C. Rumusan Masalah
Dalam
berdasarkan
rangka
mempermudah
pembahasan
dalam
penelitian
paparan latar belakang, indentifikasi dan batasan masalah di
atas maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
1. Bagaimana sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa
Bulakrejo kecamatan Balerejo kabupaten Madiun?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem sewa diesel antara
pemilik dengan petani di desa bulakrejo kecamatan balerejo kabupaten
madiun?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulagan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.9
1. Skripsi yang berjudul Studi Akad Ija>rah terhadap Perjanjian Kerja antara
TKI dan PJTKI (PT. Amri Margatama cabang Ponorogo), oleh Ruwiyati
pada tahun 2010. Kesimpulannya bahwa perjanjian kerja antara calon
TKI dengan PJTKI PT.Margatama cabang Ponorogo tidak sesuai dengan
syarat sahnya ija>rah karena disini yang mengikat diri adalah pihak buruh
saja, tidak disaksikan oleh pihak lainnya yaitu majikan. Sedangkan pada
perjanjian yang mengikat diri adalah kedua belah pihak yang
bersangkutan sehingga ini salah satu cacat dari objek yang disewakan,
karena tidak dilihat langsung oleh penyewa tapi sah menurut fatwa MUI
karena telah dikuasakan oleh majikan kepada agency. Sedangkan
tindakan PJTKI dengan tidak memberi hak TKI untuk memegang
perjanjian kerja dianggap sifat mendhalimi TKI, karena merampas hak
9
Tim Penyusun, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014, 8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
TKI atas jaminan kebenaran yang telah ditegakkan baginya.10 Persamaan
dari judul ini dengan judul pada skripsi yang akan ditulis ialah pada
akadnya yang sama-sama mengunakan akad ija@rah, akan tetapi terdapat
perbedaan pada obyek yang diteliti. Karena skripsi ini meneliti perjanjian
kerja antara TKI dan PJTKI, dan ini sangat berbeda dengan skripsi yang
akan diteliti dan ditulis oleh penulis.
2. Skripsi yang berjudul “Analisis Al-‘Urf dan Undang-undang no.13 tahun
2003 Terhadap Upah Giling Padi yang Tidak Berbentuk Uang di Desa
Tanon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, oleh Eva sastri rahayu pada
tahun 2014. Kesimpulan Hasil penelitian bahwa penetapan upah dalam
penafsiran yang selama ini terjadi di desa Tanon kecamatan Papar
Kabupaten Kediri ini sesuai dengan hukum islam, dimana ‘urf menjadi
dasar penetapannya, walaupun masyarakat didesa belum mengerti
mengenai ‘urf yakni dengan mengacu kepada tradisi nenek moyang.
Hukum Islam tidak mengharamkan pengupahan yang berbentuk selain
uang. Bahkan pengupahan dengan tukar-menukar barang atau barter
dalam islam sudah lama dikenal. Konsep pengupahannya juga memenuhi
syarat-syarat ujroh dimana ija>rah sebagai dasar akadnya. Pengupahan di
desa Tanon kecamatan Papar kabupaten Kediri ini termasuk dalam ‘urf
sahih, karena yang dijadikan pedoman adalah tradisi masyarakat dan
tradisi tersebut tidak menghalalkan yang haram juga sebaliknya tidak
10
Ruwiyati, “Studi Akad Ijaroh Terhadap Perjanjian Kerja Antara TKI dan PJTKI (PT. Amri
Margatama Cabang Ponorogo)”, (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2010), ii.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
mengharamkan yang halal. Menurut Undang-undang no.13 tahun 2003
tentang ketenaga kerjaan penentuan upah di desa Tanon kecamatan Papar
kabupaten kediri ini jauh dari ketentuan. Dimana dalam ketentuan
tersebut imbalan dinyatakan dalam bentuk uang, sementara di desa Tanon
pengupahannya tidak
berbentuk uang. Namun dalam Undang-undang
tersebut tidak ada aturan yang memperbolehkan ataupun yang melarang
adanya pengupahan dalam bentuk selain uang. Jadi sejauh ini ketentuan
pengupahan dalam desa Tanon tidaklah termasuk kategori dalam
melanggar Undang-undang.11 Persamaan dari skripsi ini ialah dari
upahnya yang tidak berbentuk uang. Namun terdapat perbedaan antara
skripsi ini dengan skripsi yang akan ditulis, yaitu dari akadnya, yang
mana skripsi ini menggunakan analisis al-‘Urf dan undang-undang no.13
tahun 2003, dan ini sangat berbeda.
3. Skripsi yang ditulis oleh Riyadus Shalikhah yang berjudul ”Analisis
Hukum Islam Terhadap Sewa Tanah Pertanian Dengan Pembayaran Uang
dan Barang” (Studi Kasus di Desa Klotok Kecamatan Plumpang
Kabupaten Tuban), ditulis pada tahun 2015. Kesimpulannya bahwa
praktek sewa tanah pertanian dengan pembayaran uang dan barang di
desa Klotok kecamatan Plumpang kabupaten Tuban diperbolehkan dalam
islam, karena akadnya telah memenuhi rukun dan syarat sah ija>rah. Meski
pembayarannya mengalami perubahan, namun tidak bertentangan dengan
11
Eva Sastri Rahayu, “Analisis Al-‘Urf dan Undang-undang no.30 Tahun 2003 Terhadap Upah
Giling Padi yang Tidak Berbentuk Uang di desa Tanon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri”
(Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2@014), 97-98.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
hukum islam karena barang yang digunakan untuk pembayaran telah
ditetapkan jenis dan jumlahnya. Meskipun pada masa berakhirnya sewa
pembayaran
cicilan
masih
kurang,
tapi
pemilik
tanah
telah
merelakannya.12 Perbedaannya dengan skripsi ini yaitu pada obyek, yang
mana obyek dari skripsi ini yaitu pada sewa tanah sedangkan skripsi yang
akan ditulis oleh peneliti ialah sewa diesel. Sedangkan persamaannya
ialah sama-sama menggunakan akad ija@rah (sewa-menyewa)
Berbeda dengan Penelitian apabila dilihat dari obyek penulisan
skripsi kali ini, maka permasalahan yang muncul juga akan berbeda,
dimana kajian pustaka diatas sebagai pelengkap dalam penelitian kali ini.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian yang di lakukan
ini sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di
Desa Bulakrejo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun.
2. Untuk menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap sistem sewa diesel
antara pemilik dengan petani di Desa Bulakrejo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat bermanfaat dan
berguna bagi peneliti dan pembaca lainnya:
12
Riyadus Shalikhah, “Analisis Hukum Islam Terhadap Sewa Tanah Pertanian dengan
pembayaran uang dan barang (studi kasus di desa Klotok kecamatan Plumpang kabupaten
Tuban)” (Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015), 87.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Kegunaan secara teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu hukum ekonomi syariah (muamalah).
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan
manfaat bagi:
1. Peneliti
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapatkan
gelar S-1 dan juga diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan
khususnya Hukum Ekonomi Syariah.
2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada akademisi,
yaitu berupa sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya Hukum Ekonomi Syariah.
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam kepada masyarakat dalam melakukan berbagai macam
kegiatan ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam.
G. Definisi operasional
Definisi Operasional memuat beberapa penjelasan tentang pengertian
yang bersifat operasional, yaitu memuat masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian yang kemudian didefinisikan secara jelas dan
mengandung spesifikasi mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
Analisis hukum Islam
: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa
berlandaskan al-Quran, Sunnah Nabi serta
ijtihad para Ulama’ yang mengatur
mengenai praktik mua>malah dalam akad
Ija@rah (sewa-menyewa). Sehingga dapat
diketahui baik atau buruk, halal atau
haram, serta boleh tidaknya praktik sewamenyewa tersebut dilakukan.
Sistem sewa diesel
: Sistem yang terjadi antara pemilik diesel
dan petani dengan menggunakan akad
pemanfaatan hak guna atas diesel, melalui
pembayaran upah sewa tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan.
H. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan berorientasi pada pengumpulan data empiris
yaitu lapangan, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah penelitian
kualitatif, karena kualitatif memuat tentang prosedur penelitian yang
menghasilkan deskriptif berupa tulisan atau perkataan dari orang-orang atau
pelaku yang diamati.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
1. Data yang Dikumpulkan
Data merupakan kumpulan dari keterangan/informasi yang benar dan
nyata yang diperoleh baik dari sumber primer maupun sumber
sekunder.13
a. Data primer ialah yang berkaitan dengan sistem sewa diesel antara
pemilik dengan petani.
b. Data sekunder ialah tentang analisis hukum Islam terahadap sistem
sewa diesel antara pemilik dengan petani.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian sebagai berikut:
a. Sumber Primer
Sumber data primer adalah sumber pertama di mana sebuah data
dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara langsung.14 Yang
meliputi:
1. Pemilik diesel yang menyewakan diesel di desa Bulakrejo,
kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
2. Petani, sebagai penyewa diesel di desa Bulakrejo, kecamatan
Balerejo kabupaten Madiun.
3. Bapak lurah dan sebagian para pejabat perangkat desa Bulakrejo
kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 2011.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),
129.
13
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
b. Sumber Data Skunder
Yang diambil dari bahan pustaka dan dokumen yang ada dan
berhubungan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Fiqh Muamalat (Sistem Transaksi dalam Fiqh Islam), karya Abdul
Aziz Muhammad Azzam.
2. Fiqh Muamalah, oleh Hendi Suhendi.
3. Fiqh Islam, oleh Wahbah Az-zuhaili.
4. Fiqh muamalah, karya Nasroen Haroen.
5. Fiqh muamalah, karya Rachmat Syafie.
6. Fiqh Islam, karya Sulaiman Rasjid.
7. Asas-asas muamalat, oleh Ahmad Azhar Basyir.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian,
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode observasi (Pengamatan)
Obeservasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan atau
menggandakan pengamatan atau pencatatan dengan sistematis
tentang fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak
langsung.15Data diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung
mengenai praktek sewa diesel di desa Bulakrejo kecamatan Balerejo
kabupaten Madiun.
15
Sutrisno Hadi, Metodologi Resarch (yogyakarta: FT. UGM, cet,II, 1988), 136.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
b. Dokumen
Teknik pengumpulan data yang diambil dari sejumlah besar fakta dan
data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.16
Pengambilan data dalam penelitian ini diperoleh dengan melalui
dokumen-dokumen/buku profil desa bulakrejo, kecamatan balerejo
kabupaten madiun, dan foto-foto dari sawah, diesel dan foto ketika
mengadakan wawancara.
c. Metode interview (wawancara)
Wawancara atau interview ini merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada responden.17 Data dari
metode interview ini didapatsetelah mewawancarai pemilik diesel,
petani sebagai penyewa diesel, bapak kepala desa dan beberapa
perangkat desa.
4. Teknik Pengelolaan Data
Tahapan-tahapan dalam pengelolaan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan,
pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian.18
2. Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan
data tersebut.19
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: kenana, 2011), 141.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Renika Ilmu, cet I, 2004), 39.
18
Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89.
16
17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
3. Analyzing, Yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil
editing dan organizing data yang diperoleh dari sumber-sumber
penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya,
sehingga diperoleh kesimpulan.
5. Teknik Analisis Data
Dalam rangka mempermudah dalam menganalisa data, Dari hasil
pengumpulan data yang dilakukan selanjutya akan dibahas yang
kemudian dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu dengan menghasilkan
data deskriptif. Deskriptif yaitu menggambarkan/menguraikan sesuatu hal
menurut apa adanya yang sesuai dengan kenyataannya.20
Setelah penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan data
secara sistematis, kemudian menganalisanya dengan menggunakan
metode deskriptif analisis, yaitu Dengan mengumpulkan data tentang
praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa Bulakrejo
kecamatan Balerejo kabupaten kabupaten Madiun di sertai analisa untuk
diambil kesimpulan. Penulis menggunakan metode ini dikarenakan ingin
memaparkan, menjelaskan dan menguraikan data yang terkumpul
kemudian dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Pola pikir yang dipakai adalah deduktif. yaitu merupakan metode
yang berpijak pada teori ija@roh yang kemudian dikaitkan dengan faktafakta dalam praktik sewa diesel antara pemilik dan petani di didesa
Bulakrejo kecamatan Balerejo kabupaten Madiun.
19
20
Ibid., 97
Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus lmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 111.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
I. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis agar mempermudah
pembahasan dalam penelitian ini, sistematika pembahasannya sebagai
berikut:
Bab pertama ialah pendahuluan berisi tentang pokok-pokok pikiran
atau landasan permasalahan yang melatar belakangi penulisan proposal ini,
sehingga memunculkan gambaran isi tulisan yang terkumpul dalam konteks
penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, Rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, defenisi
operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah merupakan konsep akad ija@rah (sewa-menyewa)
dalam hukum Islam yang terdiri dari pengertian sewa-menyewa, dasar hukum
sewa-menyewa, hukum sewa-menyewa, rukun, syarat sewa-menyewa,
bentuk-bentuk sewa-menyewa yang dilarang, dan berakhirnya sewamenyewa.
Bab ketiga berisikan tentang praktik sewa diesel antara pemilik dan
petani, yang berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, sistematika
praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani di desa Bulakrejo,
kecamatan Balerejo kabupaten Madiun disertai dengan pengertiannya.
Bab keempat berisikan tentang Analisis hukum Islam terhadap
praktik sistem sewa diesel antara pemilik dengan petani didesa bulakrejo,
kecamatan balerejo kabupaten madiun, yang meliputi mengenai sistem
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
pembayaran yang menggunakan gabah, dan kekurangan pembayaran yang
menggunakan gabah akibat terjadinya gagal panen.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisikan tentang
kesimpulan yang menjawab rumusan masalah dan di lengkapi dengan saran –
saran. Selain itu bab terakhir ini dilengkapi dengan daftar pustaka dan
lampiran – lampiran seperti surat-surat mengenai pengerjaan skripsi dan surat
izin riset, dan surat-surat lainnya yang dianggap perlu.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
KONSEP IJA@RAH (Sewa-Menyewa) DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Ija>rah ( Sewa-menyewa )
Al-Ija>rah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam
memenuhi keperluan hidup manusia, seperti sewa-menyewa, kontrak, atau
menjual jasa perhotelan dan lain-lain. Dengan kata lain al-ija>rah adalah akad
pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa, melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah)
atas barang itu sendiri.1 Atau ija>rah adalah transaksi sewa-menyewa atas
suatu barang dan atau upah-mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa. Ija>rah dapat juga diartikan
dengan lease contract dan juga hire contract. Karena itu, ija>rah dalam konteks
perbankan syariah adalah suatu lease contract. Lease contract adalah suatu
lembaga keuangan yang menyewakan peralatan (equipment), baik dalam
bentuk sebuah bangunan maupun barang-barang seperti mesin-mesin,
pesawat terbang, dan lain-lain. Kepada salah satu nasabahnya berdasarkan
pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya.2
Akad ija>rah seperti juga akad jual beli, termasuk bagian dari al-
‘uqudal-mussammaah yang sangat diperhatikan hukumnya secara khusus oleh
syariat Islam dari sisi karakter akadnya. Akad ija>rah berbeda dengan transaksi
jual beli karena sifatnya temporal, sedangkan jual beli bersifat permanen
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari teori ke praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001),
117.
2
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah (Jakarta : Kencana, 2013), 247.
1
21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
karena pengaruhnya dapat memindahkan kepemilikan suatu barang. Akad
ija>rah adalah akad yang penting dalam kehidupan praktis.
Menurut bahasa ija>rah adalah “balasan, tebusan, atau pahala”
sedangkan menurut syarak berarti melakukan akad mengambil manfaat
sesuatu yang diterima dari orang lain dengan jalan membayar sesuai dengan
perjanjian yang telah ditentukan dengan syarat-syarat tertentu.3
Secara terminologi, ada beberapa definisi al-ija>rah yang dikemukakan
para ulama fiqh.
Pertama ulama Hanafiyah mendefinisikannya dengan :
َع ْق ٌد َعلَى َمَافع بع َوض
“Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan”.
Kedua, ulama Syafi’iyah mendefinisikannya dengan :
ٍاحة بع َوض َم ْعلُ ْو
ُ َع ْق ٌد َعلَى َمْ َف َعة َم ْق
َ َومة ُمباَ َحة قَابلَة ل ْلبَ ْذل َواِب
َ ُص ْوَدة َم ْعل
“Transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat
mubah dan boleh dimanfaatkan dengan imbalan tertentu”.
Ketiga, ulama Malikiyah dan Hanabilah mendefinisikannya dengan :
احة ُم َد َة َم ْعلُ ْوٍ بع َوض
ُ ََْلْي
َ َك َمَافع َشئ ُمب
“Pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu
dengan suatu imbalan”.
Berdasarkan beberapa definisi, maka akad al-ija>rah tidak boleh dibatasi
oleh syarat. Akad al-ija>rah juga tidak berlaku pada pepohonan untuk diambil
3
Moh. Syaifulloh Al-azis, Fikih Islam Lengkap (Surabaya : Terbit Terang, 2005), 377.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
buahnya, karena buah itu sendiri adalah materi, sedangkan akad al-ija>rah itu
hanya ditujukan kepada manfaat. Demikian juga halnya dengan kambing,
tidak boleh dijadikan sebagai obyek al-ija>rah untuk diambil susu atau
bulunya, karena susu dan bulu kambing termasuk materi. Jumhur ulama fiqh
juga tidak membolehkan air mani hewan ternak pejantan, seperti unta, sapi,
kuda, dan kerbau, karena yang dimaksudkan dengan hal itu adalah
mendapatkan keturunan hewan, dan mani itu sendiri merupakan materi. Hal
ini sejalan dengan sebuah riwayat dari Rasulullah SAW yang berbunyi :
روا البخارى و امد بن.صلَى اللّه َعلَْيه َو َسلَ َم َع ْن َع َسب ال َف ْحل
َ نَ َهى َر ُس ْو ُل اللّه
ح بل وال سائى وأبو داود عن عبد اه بن عمر
“Rasulullah saw melarang penyewaan mani hewan pejantan. (HR alBukhari, Ahmad ibn Hanbal, a-Nasa’i, dan Abu Daud dari ‘Abdullah
ibn ‘Umar).
Demikian juga para ulama fiqh tidak membolehkan al- ija>rah terhadap
nilai tukar uang, seperti dirham dan dinar, karena menyewakan hal itu berarti
menghabiskan materinya, sedangkan dalam al-ija>rah yang dituju hanyalah
manfaat dari suatu benda.4
Diantara masalah yang disepakati tidak sah adalah semua jenis
persewaan barang yang manfaatnya diharamkan karena dzat barang itu
sendiri. Demikian juga manfaat yang diharamkan oleh syarak, seperti upah
para peratap mayit dan honor para biduan. Demikian juga manfaat yang
menjadi “kewajiban” setiap muslim seperti shalat dan yang lainnya.
4
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 229.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Fuqaha telah bersepakat tentang kebolehan menyewakan rumah,
kendaraan (hewan). Dan pekerjaan orang (jasa), yang tidak dilarang (mubah).
Begitu pula baju dan hamparan tikar. Tetapi mereka berselisih pendapat
tentang persewaan tanah, air, tukang, azan, jasa mengajar al-Qur’an, dan
binatang pejantan.5
B. Dasar Hukum Ija>rah
Ija>rah merupakan sewa-menyewa maupun upah-mengupah dalam
bentuk muamalah, yang telah disyariatkan dalam hukum Islam yang
berdasarkan landasan al-Quran dan hadis Nabi. Berikut dasar hukum tentang
kebolehan akad Ija>rah :
a. Landasan al-Quran
يَأَيم َها الَذيْ َن ءَ َامُوا أ َْوفُ ْوا بالْعُ ُقود
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.”
(al-Ma@idah : 1)6
ِ َن اللَ َه,َ َوالتَ ُقوا اللَه, َوََ تَ َع َاونُ ْوا َعلَى اِ ْْ َو ال ُع ْد َوان,الِ َوالتَ ْق َوى
ِ َوتَ َع َاونُوا َعلَى
.َشديْ ُد الع َقاب
Artinya :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksanya.” (al-Ma@idah : 2)7
يَأَيمها الَذيْ َن ءَ َامُ ْوا ََ تَأْ ُكلُ ْوا أ َْم َو لَ ُك ْم بَْي َ ُك ْم بالْبَطل ََِ أَ ْن تَ ُك ْو َن َِ َارةً َع ْن تَ َراض
ِ َن اللَهَ َكا َن ب ُك ْم َرحْي ًما, َوََ تَ ْقتُلُوا أَنْ ُف َس ُك ْم,مْ ُك ْم
Al-Faqih Abul Wahid Muhammad, Bidayatul Mujtahid Analisa Fiqih Para Mujtahid (Jakarta :
Pustaka amani, 2007). 64.
6
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya ( Bandung: Jumanatul ‘Ali-Art, 2004), 107
7
Ibid, 107
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu , dan janganlah
kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalahah maha
penyayang kepadamu.” ( QS. an-Nisa@ :29 )8
ضا
َ ِأَ ُ ْم يَ ْقس ُم ْو َن َر ْمَ َة َرب
ً ض ُه ْم بَ ْع
ُ ك ََْ ُن قَ َس ْمَا بَْي َ ُه ْم َمعْي َشتَ ُه ْم ف ال ُدنْيَا َوَرفَ ْعَا بَ ْع
...ُس ْخريًا
Artinya :
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu ? kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain...” (az-Zukhruf, 43: 32)9
...ُج ْوَرُ َن
َ فَإ ْن أ َْر...
ُ ض ْعَا لَ ُك ْم فَ ْعتُ ْو ُ َن أ
Artinya :
“...jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu untukmu,
berikanlah upah kepada mereka...” (ath-Thalaq, 65 :6)10
maka
.ْ
ت ال َقو م
ْ َقَال
ُ ْ ي اََم
َ ااستَْئ َج ْر
ْ استَْئج ْرُ ِ َن َخْي َر َم
ْ ت ِ ْح َدا َُُا يآأَبَت
Artinya :
“salah seorang dari dua wanita itu berkata : wahai bapakku ambillah
dia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita), ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (al-Qashash, 28 :26)11
b. Landasan As-sunnah
روا أبو يعلى وابن ماجه والطِى والتمذى.ُف َعَرقَه
َ ََُ َجَرُ قَ ْب َل أَ ْن
ْ أَ ْعطُوا اََجْي َر أ
Artinya :
“berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum
kering keringat mereka. (HR Abu Ya’la, Ibnu Majah, ath-Thabrani,
dan at-Tirmizi).12
Ibid, 84
Ibid, 492
10
Ibid, 560
11
Ibid, 389
12
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 231
8
9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
روا عبد الرزاق والبيهقى.َُجَر
ْ استَ َج َار أَج ْْاً فَ ْليَ ْعلَ ْمهُ أ
ْ َمن
Artinya :
“siapa yang menyewa seseorang maka hendaklah ia beritahu upahnya.
(HR ‘Abdu ar-Razzaq dan al-Baihaqi).13
روا البخارى.َُجَر
ْ احتَ َج َم َم َوأ َْعطَى اح َج َاٍ أ
ْ أن رسول اه صلى اه عليه وسلم
ومسلم وأمد بن ح بل
Artinya :
“Rasulullah saw. Berbekam, lalu beliau membayar upahnya kepada
orang yang membekamnya. (HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad ibn
Hanbal).14
C. Rukun Ija>rah
Rukun merupakan sesuatu yang mesti ada dalam sebuah akad atau
transaksi. Tanpa rukun akad tidak akan sah. Rukun mutlak adanya dalam
sebuah akad ija>rah, layaknya sebuah transaksi ija>rah dapat dikatakan sah
apabila memenuhi rukun dan syaratnya. Menurut ulama Hanafiyah rukun
ija>rah hanya satu yaitu ija>b dan qabu>l dari dua belah pihak yang bertransaksi.
Sedangkan menurut jumhur Ulama rukun ija>rah ada empat, yaitu:15
1. Dua orang yang berakad
Mu’jir dan musta’jir, Mu’jir adalah orang yang menggunakan
jasa atau tenaga orang lain untuk mengerjakan suatu pekerjaan
tertentu. musta’jir adalah orang yang menyumbangkan tenaganya atau
or