Tinjauan hukum Islam terhadap praktik akad ijarah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS muamalah Berkah Sejahtera.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD
IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI KSPPS
MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA
Skripsi
Oleh:
Muthi’ah Nurul R.A.S
NIM: C72213151
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM PERDATA ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)
SURABAYA
2017
ABSTRAK
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “ Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Pendidikan di KSPPS Muamalah
Berkah Sejahtera”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan (1)
Bagaimana praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera ? (2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap
praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera ?
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik
wawancara (interview) dan studi pustaka yang kemudian dianalisis dengan
teknik deskriptif dalam menjabarkan data tentang tinjauan hukum Islam terhadap
akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
Selanjutnya data tersebut dianalisis dari perspektif hukum Islam dengan teknik
kualitatif dalam pola pikir deduktif, yaitu dengan meletakkan norma hukum
Islam sebagai rujukan dalam menilai fakta-fakta khusus mengenai akad ija>rah
pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
Dalam penelitian disimpulkan letak ketidaksesuaiannya adalah objek
akad ija>rah yaitu berupa dana, atau pun pihak KSPPS menyebutnya fasilitas
pendidikan. Secara hukum Islam termasuk syarat sahnya barang yang disewakan
adalah barang tersebut merupakan hak milik yang menyewa, bukan sebuah
komoditas dan fasilitas tersebut bukan milik KSPPS. Dengan demikian, transaksi
ija>rah terhadap objek sewa kepada pihak anggotanya tidak sesuai dengan syarat
sahnya dan dapat dibenarkan dalam prespektif hukum Islam.
Dari kesimpulan di atas, saran yang diberikan yaitu dalam pembiayaan
akad ija>rah ini menggunakan akad qard}, karena pada proses pencairan anggota
harus membayar biaya administrasi pencairan dana, selain itu termasuk pinjaman
kebajikan dan tanpa imbalan, akad ini termasuk dalam akad sosial (tolong
menolong) yang sifatnya konsumtif.
vii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR TRANSLITERASI ......................................................................... xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ................................
7
C. Rumusan Masalah .......................................................................
8
D. Kajian Pustaka ............................................................................
8
E. Tujuan Penelitian........................................................................
12
F. Kegunaan Hasil Penelitian .........................................................
12
G. Definisi Operasional ...................................................................
13
H. Metode Penelitian .......................................................................
14
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
I. Sistematika Pembahasan ...........................................................
20
BAB II AKAD IJA>RAH dan AKAD QARD} DALAM ISLAM
A. Pengertian Ija>rah .........................................................................
22
B. Landasan Hukum ........................................................................
27
C. Jenis-Jenis Ija>rah .........................................................................
30
D. Rukun dan Syarat Ija>rah .............................................................
31
E. Macam-Macam Ija>rah .................................................................
34
F. Hal-Hal yang Membatalkan Ija>rah .............................................
35
G. Jangka Waktu Ija>rah ...................................................................
38
H. Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan
Ija>rah ...........................................................................................
40
BAB III PRAKTIK AKAD IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI
KSPPS MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA
A. Gambaran Singkat Tentang KSPPS MBS .................................
43
1. Sejarah Berdirinya (Konsep Pendirian KSPPS “MBS”) .......
43
2. Tujuan ....................................................................................
43
3. Visi dan Misi ..........................................................................
44
4. Produk dan Aplikasi Akad .....................................................
45
5. Kebijakan dan Prosedur Pembiayaan di KSPPS MBS ..........
51
B. Struktur Organisasi dan Job Discription KSPPS MBS .............
53
C. Produk-Produk dan Jasa KSPPS MBS .......................................
55
D. Jumlah Anggota KSPPS MBS ...................................................
58
E. Standar Operasional Pengajuan Pembiayaan Ija>rah di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera ......................................................
58
F. Penetapan Margin dalam Pembiayaan Akad Ija>rah di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera ......................................................
61
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD
IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI KSPPS
MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Praktik Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Pendidikan di KSPPS MBS
64
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ujrah Pada Pembiayaan
Pendidikan ..................................................................................
BAB V
69
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
76
B. Saran ...........................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan syariah bank maupun non bank telah berkembang
pesat, dimana banyak produk dan jasa keuangan yang ditawarkan harus
sesuai dengan syariah atau hukum Islam sebagai alternatif bagi masyarakat
dari lembaga keuangan konvensional. Hadirnya lembaga keuangan syariah
disebabkan oleh desakan yang kuat dari umat Islam agar mereka terhindar
dari transaksi yang dipandang mengandung unsur riba. Adanya pelarangan
riba merupakan pedoman utama bagi lembaga keuangan syariah dalam
melaksanakan transaksi bebas bunga baik dalam penghimpunan dana
maupun penyaluran dana pada masyarakat.
Salah satu pilar penting untuk menciptakan produk perbankan dan
keuangan syari’ah dalam memenuhi kebutuhan tuntutan kebutuhan
masyarakat modern adalah pengembangan produk-produk pembiayaan
syariah. Melihat luasnya aspek untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
merupakan salah satu tugas pokok lembaga keuangan, yaitu pemberian dana
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menurut sifat penggunaanya,
pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal yaitu:
a.
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
produksi yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi,
perdagangan, maupun investasi.
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
b.
Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.1
Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Dalam kebutuhan konsumsi terdapat istilah kebutuhan
sekunder. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara
kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan
primer,
baik
berupa
barang,
seperti
makanan
dan
minuman,
pakaian/perhiasan, bangunan rumah kendaraan, dan sebagainya, maupun
berupa jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan,
dan sebagainya.2
Koperasi syariah merupakan salah satu lembaga bukan non bank yang
beroperasi sebagai lembaga penghimpun dan dan penyalur dana bagi
masyarakat. Hubungan antara koperasi syariah dengan nasabah bersifat
partner, dimana koperasi syariah dapat berlaku sebagai pembeli, penjual,
maupun pihak yang memberi sewa kepada nasabah.3
Seperti halnya yang dilakukan oleh KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera yang memiliki badan hukum koperasi karena di bawah pengawasan
Dinas Koperasi yang beralamat di Jl. Cipta Menanggal III-A/54F Surabaya.
Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 160.
Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 160-168.
3
Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam geliat perbankan syariah di Indonesia, cetakan 1. (Malang:
UIN-Malang Press, 2009), 105.
1
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
Dari berbagai jenis produk salah satu pembiayaan yang dioperasikan adalah
Pembiayaan Qardul hasa>n, Pembiayaan Ija>rah, dan Pembiayaan Mura>bahah.
KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera sebagai lembaga yang
memfasilitasi anggota memperhatikan tentang apa yang sedang dibutuhkan
anggota yang disesuaikan dengan kemampuan finansial anggota. Dengan
akad ija>rah, KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera memenuhi kebutuhan
anggota dengan menyediakan dana atau fasilitas yang dibutuhkan anggota
untuk membayar biaya pendidikan. Kemudian anggota membayar angsuran
dan ditambah margin dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan. Transaksi pembiayaan ija>rah yang merupakan transaksi tukar
jasa. Pihak KSPPS yang memberikan dana talangan memperoleh margin
sebagai upaya tolong menolong sesama muslim sebagaimana yang dimaksud
dalam firman Allah SWT dalam al-Quran surat al-Ma>idah ayat 2 yaitu :
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya”.4
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia membutuhkan manusia yang
lain dalam menjalankan kehidupan, maka tidak dapat dipungkiri akan terjadi
kerja sama dalam mencapai sebuah tujuan. Seperti jual-beli, sewa-menyewa,
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), 157.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
tukar menukar, dan lainnya. Adapun banyak aspek kerja sama di atas
semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup agar lebih baik. Salah
satu bentuk kerja sama yang umum di masyarakat adalah akad sewa
menyewa yang bisa dijadikan suatu usaha yang menguntungkan, misalnya
akad sewa menyewa jasa biaya pendidikan.
Sewa (ija>rah) berasal dari benda tertentu atau yang disebutkan ciricirinya, dalam jangka waktu yang diketahui, atau akad atas pekerjaan yang
diketahui, dengan bayaran yang diketahui. Dan transaksi (ija>rah) merupakan
salah satu bentuk kegiatan mua>malah yang banyak dilakukan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup.5 Sewa (ija>rah) diperbolehkan dalam Islam
sebagaimana dalam al-Quran surat al-Q{as}s}a>s} ayat 26:
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: (Ya bapakku ambillah
ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya)”.6 (QS. al-Q{as}s}a>s} : 26)
Adapun hadits yang menjelaskan ija>rah diriwayatkan oleh al-Bukhari
dari Ibnu Abbas r.a. yang berbunyi,
. ََْ يُ ْع ِط
ْ صلى الل ُ َعلَْي ِ َو َسل َم َوأ َْعطَى
ًَجَرُ َولَ ْو َعلِ َم َكَرا ِ يَة
ْ
ْ اَْج َام أ
َ ِِ احتَ َج َم ال
َُروا البخاري
5
Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
181.
6
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan..., 388.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Artinya: “Rasulullah Saw berbekam dan memperi upah tukang bekamnya.
Seandainya Beliau mengetahui bahwa berbekam makruh tentu Beliau tidak
memberi upah”.7 (HR al-Bukhari)
Pada dasarnya hukum sewa menyewa itu banyak. Tetapi secara garis
besar dapat disimpulkan menjadi dua bagian. Pertama, tentang kewajibankewajiban dan keharusan-keharusan akad sewa menyewa ini tanpa adanya
kejadian yang mendadak. Kedua, tentang hukum kejadian dan peristiwa yang
datang secara mendadak.8 Salah satunya adalah transaksi ija>rah, yaitu
transaksi dalam bentuk pelayanan jasa keuangan dalam bentuk pembiayaan
ija>rah.
Transaksi ija>rah digunakan dalam bentuk pelayanan jasa keuangan
dalam KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera yang menjadi kebutuhan
masyarakat, dalam bentuk pembiayaan ija>rah yang diberikan KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atau
suatu jasa. Adapun pembiayaan ini pada umumnya dalam bentuk dana untuk
biaya pendidikan dan sewa rumah.9 Dalam satu syarat ija>rah dijelaskan bahwa
upah dalam ija>rah harus jelas, tertentu dan suatu yang bermanfaat atau
memiliki nilai ekonomi.10 Dari salah satu syarat itu dapat dijelaskan bahwa
jasa yang diberikan oleh lembaga keuangan harus jelas, sehingga lembaga
keuangan syariah dapat memperoleh upah sesuai dengan jasa yang dilakukan.
7
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulu>ghul Mara>m, diterjemahkan oleh Irfan Maulana Hakim, (Bandung:
PT Mizan Pustaka, 2010), 373.
8
Al Faqih Abul Wahid Muh}ammad Ibn Ahmad ibn Muh}ammad Ibnu Rusyd, Bida>yatul Mujtah}id
Analisa Fiqh Para Mujtah}id, diterjemahkan oleh Imam Ghazali Said dan Ah}mad Zaidun dalam
Bida>yat al-Mujtah}id wa Nih}a>yat al-Muqtas}id, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), 85.
9
Syaifudin (staf), Wawancara, 22 November 2016.
10
Nasroen Harun, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 232.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Pihak KSPPS berasumsi bahwa dalam pembiayaan ija>rah untuk biaya
pendidikan adalah fasilitas menikmati pendidikan bukan barang atau berupa
jasa yang digunakan untuk melangsungkan pendidikan tersebut. Hal ini,
dengan pengertian ija>rah sendiri yaitu akad penyaluran dana untuk
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai
pemberi sewa (mu’jir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa di ikuti pengalihan
kepemilikan barang itu sendiri.11
Dalam KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera memiliki perhitungan
margin yaitu dimana, Margin = Total Pembiayaan – Harga Perolehan.
Sugiarti mengajukan pembiayaan dengan akad ija>rah untuk biaya pendidikan
S1 kepada KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera dengan rincian perhitungan
harga perolehan Rp 4.000.000,- dan sanggup membayar dengan angsuran
jangka waktu 12 bulan dimana per bulannya mengangsur sebesar Rp
408.000,- kepada KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
Di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera akad ija>rah adalah produk
pembiayaan yang ditawarkan kepada anggota berupa fasilitas untuk
menikmati pembiayaan pada dana pendidikan. Pihak KSPPS memberikan
dana terlebih dahulu kepada anggota sebagai biaya pendidikan, kemudian
digunakan sebagai biaya pendidikan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti menganggap
bahwa masalah tersebut perlu dikaji secara mendalam untuk mengetahui
11
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet 1 (Jakarta: Kencana 2009), 349.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
dasar yang menjadi pertimbangan terlaksananya praktik secara jelas. Oleh
karena itu, peneliti ingin menyusunnya dalam skripsi berjudul “Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Praktik Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Pendidikan di
KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera” dengan berfokus pada praktik akad
ija>rah pembiayaan pendidikan dan analisis hukum Islam terhadap akad ija>rah
pembiayaan pendidikan.
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas, maka dapat
ditarik beberapa permasalahan yang timbul dalam penelitian berkaitan
dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Proses praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera.
b.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya praktik akad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
c.
Cara pembayaran dan perhitungan margin akad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan yang ditawarkan kepada anggota KSPPS.
d.
Dasar hukum yang digunakan oleh KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera dalam hal pembiayaan pendidikan.
e.
Tinjauan hukum Islam terhadap akad ija>rah pada pembiayaan
pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
2. Batasan Masalah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Agar penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul skripsi di atas
penulis membatasi masalah. Dari pembatasan masalah tersebut, maka
dapat dirumuskan bahwa pokok-pokok permasalahan yang dibahas adalah
sebagai berikut:
a.
Praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera
b.
Tinjauan hukum Islam terhadap praktik akad ija>rah pada pembiayaan
pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
terdapat dua rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera ?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap praktik ajad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan di KPPSS Muamalah Berkah Sejahtera ?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada dasarnya untuk mendapatkan gambaran tentang
topik yang diteliti oleh peneliti sebelumnya agar tidak terjadi pengulangan
atau duplikasi dari kajian peneliti atau yang telah ada.12
12
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknik
Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016),
8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Penelitian mengenai biaya pendidikan memang telah banyak diteliti
oleh penulis sebelumnya. Bahwa penulis menemukan penelitian dari
angkatan sebelumnya yaitu yang berjudul sebagai berikut :
1.
Skripsi yang ditulis oleh Qolbiyah Shofiyatul, mahasiswa Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2016,
dengan judul “Tinjauan Fatwa DSN Terhadap Ujrah Talangan Haji yang
Melebihi Tempo di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Cabang Dukun
Gresik Jawa Timur”. Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan
talangan haji yang gagal bayar di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Cabang
Dukun Jawa Timur bagi nasabah yang sudah mencicil atau mengangsur
tetapi saat jatuh tempo belum lunas maka harus membayar ujrah
kembali dan menyerahkan jaminan. Ujrah tersebut dilihat dari jaminan,
semakin berharga jaminan yang diberikan maka semakin besar ujrahnya,
dan objek jaminan tersebut harus memberikan manfaat. Sedangkan
untuk nasabah yang belum bayar sama sekali dan saat jatuh tempo
belum lunas maka harus membayar ujrah seperti di awal.13
2.
Skripsi yang ditulis oleh Muthi’ah Tuthi’ul, mahasiswa Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2016, dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Ujrah Dalam Pembiayaan
Multijasa Akad Ija>rah di Koperasi BMT Muda Jawa Timur Kantor
Cabang Bungah Gresik”. Skripsi ini membahas tentang penetapan ujrah
13
Qolbiyah Shofiyatul, “Tinjauan Fatwa DSN Terhadap Ujrah Talangan Haji yang Melebihi
Tempo di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Cabang Dukun Gresik Jawa Timur” (Skripsi-- UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2016), vii.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
dalam pembiayaan multijasa akad ija>rah di Koperasi BMT Muda Jawa
Timur Kantor Cabang Bungah Gresik yang penetapannya berdasarkan
presentase persen mengandung ketidakjelasan atas manfaat jasa karena
pada prinsipnya ujrah dalam pembiayaan ini dibayarkan karena suatu
layanan bantuan dana dalam pembiayaan bukan karena pekerjaan
(manfaat jasa). Sedangkan dalam Islam ujrah yang ditetapkan
berdasarkan presentase persen ini tidak sesuai dengan Fatwa DSN
No.44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan Multijasa, karena
penetapan ujrah ditentukan dalam bentuk presentase persen, sedangkan
dalam fatwa tersebut penetapan ujrah harus berdasarkan nominal.
Penetapan ujrah dengan presentase persen pada akhirnya menjadikan
besar atau rendahnya ujrah ditentukan atau tergantung pada jumlah
nominal yang dipinjam.14
3.
Skripsi yang ditulis Ilmiyah Nurul, mahasiswa Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2014, dengan judul
“Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Modal
Usaha Dengan Akad Ija>rah MBT Pada KJKS “Pilar Mandiri” Nurul
Hayat Surabaya”. Skripsi ini membahas tentang pembiayaan modal
usaha dengan menggunakan akad ija>rah muntahiya bi al-tamli>k tidak
dibenarkan menurut hukum syara’ baik dari pendapat para ulama’
maupun Fatwa DSN No.29/DSN-MUI/III/2002 dikarenakan tidak sesuai
14
Muthi’ah Tuthi’ul, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Ujrah Dalam Pembiayaan
Multijasa Akad Ija>rah di Koperasi BMT Muda Jawa Timur Kantor Cabang Bungah Gresik”
(Skripsi-- UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016), vii.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
dengan salah satu syaratnya. Ketidaksesusaian itu terletak pada objek
transaksi yang dilakukan, objek transaksi dalam akad ija>rah muntahiyah
bi al-tamli>k objeknya harus berupa barang yang berwujud (asset tetap)
namun dalam pembiayaan ini objek transaksinya berupa modal usaha
yaitu modal lancar yang digunakan untuk membangun usaha yang akan
dirintis, dan fungsi uang pada hakikatnya adalah untuk dihabiskan.15
Dalam judul skripsi yang penulis bahas kali ini berbeda dengan judul
skripsi yang ada di kajian pustaka di atas, dimana dalam skripsi yang
pertama, nasabah yang sudah mencicil atau mengangsur tetapi saat jatuh
tempo belum lunas maka harus membayar ujrah kembali dan menyerahkan
jaminan. Sedangkan untuk nasabah yang belum bayar sama sekali dan saat
jatuh tempo belum lunas maka harus membayar ujrah seperti di awal. Skripsi
yang kedua,
pada presentase persen mengandung ketidakjelasan atas
manfaat jasa karena pada prinsipnya ujrah dalam pembiayaan ini dibayarkan
karena suatu layanan bantuan dana dalam pembiayaan bukan karena
pekerjaan (manfaat jasa). Skripsi yang ketiga, pembiayaan modal usaha
dengan menggunakan akad ija>rah muntahiya bi al-tamli>k tidak dibenarkan
menurut hukum syara’ baik dari pendapat para ulama’ maupun Fatwa DSN
No.29/DSN-MUI/III/2002 dikarenakan tidak sesuai dengan salah satu
syaratnya.
15
Ilmiyah Nurul, “Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Modal Usaha
Dengan Akad Ija>rah MBT Pada KJKS “Pilar Mandiri” Nurul Hayat Surabaya” (Skripsi-- UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2016),
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, kali ini penulis
membahas mengenai “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Ija>rah Pada
Pembiayaan Pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti membahas masalah ini dengan tujuan sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di
KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
2.
Untuk mengetahui tinjauan hukum islam terhadap praktik akad ija>rah
pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan penelitian yang peneliti lakukan ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi peneliti sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihakpihak lain yang berkepentingan. Dan keegunaan secara umum meliputi:
1.
Kegunaan teoritis, berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau
menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan praktek akad
ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera, sehingga dapat dijadikan informasi bagi pembaca dan
sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
2. Kegunaan praktis, diharapkan bsa menjadi bahan masukan bagi para
pembaca untuk dijadikan landasan kepada para pemikir hukum Islam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
untuk dijadikan salah atu metode ijtihad dalam melakukan praktek
sewa-menyewa dan sosialisasi sekaligus mempertajam analisis teori dan
praktik terhadap sewa menyewa.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman dan memperoleh deskripsi
terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam penelitian yang berjudul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Pendidikan
di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera” maka perlu dijelaskan makna dari
setiap istilah tersebut yakni sebagai berikut :
Hukum Islam
: yaitu hukum Islam atau peraturan yang
diturunkan Allah Swt untuk manusia melalui
Nabi Muhammad Saw, baik berupa al-Quran
maupun sunnah Nabi.16 Dalam hal ini hukum
Islam yang dimaksud adalah Quran Hadis
dan Pendapat Ulama tentang ija>rah.
Pembiayaan Pendidikan
: yaitu fasilitas menikmati pendidikan bukan
barang atau berupa jasa yang digunakan
untuk melangsungkan pendidikan.17
Akad Ija>rah
: Akad transaksi sewa menyewa atas barang
dan atau upah mengupah dalam bentuk jasa,
16
Ahmad el-Ghandur, Perspektif Hukum Islam, diterjemahkan oleh Ma’mun Muhammad Murai
dari Al-Madkha>l Ila> as-Shar>i’at al-Isla>miyah, (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2006), 7.
17
Syaifudin (staf). Wawancara, 22 November 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang disewakan.18
KSPPS
: Salah satu lembaga koperasi yang terletak
di
Jalan
Cipta
Menanggal
III-A/54F
Surabaya.
Dari beberapa definisi tersebut di atas yang menjadi fokus
pembahasan penulis adalah akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan, yang
merupakan suatu pembiayaan pendidikan yang di berikan lembaga syariah
kepada nasabah.
H. Metode Penelitian
Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan, penelitian dapat diartikan sebagai
sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk memperkuat, membina, serta
mengembangkan ilmu pengetahuan.19
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi :
1.
Jenis penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
research) yang bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu,
18
19
Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 117.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-PRESS, 2007), 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
kelompok, lembaga, dan masyarakat.20 Yaitu Pihak KSPPS berasumsi
bahwa dalam pembiayaan ija>rah untuk biaya pendidikan adalah fasilitas
menikmati pendidikan bukan barang atau berupa jasa. Selain itu, jenis
penelitian dalam skripsi ini juga menggunakan penelitian pustaka
(library research) yang merupakan sumber literatur yang berhubungan
dengan penelitian skripsi ini.
2.
Data yang dikumpulkan
Data yang diperlukan dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam
rumusan masalah yakni data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
1) Produk akad ija>rah
2) Praktik akad ija>rah
3) Mekanisme akad ija>rah
2. Data Sekunder
1) Profil berdirinya KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
2) Visi dan Misi
3) Produk dan aplikasi akad KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
4) Konsep umum akad ija>rah
3.
Sumber data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan
penelitian lapangan (field research) yang memfokuskan pada kasus
terjadi di lapangan (KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera) dengan tahap
20
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
merujuk pada konsep-konsep yang ada seperti sumber dari kepustakaan
maupun dari subyek penelitian sebagai bahan data pendukung. Adapun
sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, antara lain sebagai
berikut:
a.
Sumber primer
Sumber data primer yaitu data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang memerlukannya.21 Data ini diperoleh peneliti
dari hasil wawancara dan terjun ke lapangan dengan para pihak yang
terlibat dalam kegiatan praktik pembiayaan di KSPPS. Para pihak
yang terlibat antara lain:
1) Pihak KSPPS (ketua, sekretaris dan karyawan)
2) Pihak yang melakukan pembiayaan akad ija>rah di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera, yaitu anggota
b.
Sumber sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang memberi penjelasan
terhadap data primer. Data tersebut sebagian besar merupakan
literatur yang terkait dengan konsep hukum Islam dan data ini
bersumber dari buku-buku dan catatan atau dokumen tentang apa
saja yang berhubungan dengan masalah akad ija>rah di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera. Buku yang digunakan, antara lain:
1. Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Fiqih Muamalah)
21
Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 93.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
2. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik
3. Nasrun Haroen, Fikih Muamalah
4. Helmi Karim, M.A, Fiqih Muamalah
5. Rachmat Syafi’i, Fiqh Muamalah
6. Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu
7. Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan
Ija>rah
8. Dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti,
antara lain:
a. Observasi
Metode observasi data pengamatan ini merupakan strategi
pengumpulan data mengenai apa yang mereka lakukan dan bendabenda apa saja yang mereka buat dan gunakan dalam kehidupan
mereka22. Penggunaan teknik ini dilakukan untuk melihat langsung
proses terjadinya pengajuan pembiayaan, praktek akad ija>rah dan
sampai terjadinya kesepakatan.
b. Wawancara
22
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 58.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada
suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawa lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.23
Wawancara akan dilakukan dengan narasumber sebagai
berikut:
1) Pihak KSPPS (ketua, sekretaris dan karyawan)
2) Anggota
5.
Teknik Pengolahan Data
Adapun untuk menganalisa data-data dalam penelitian ini,
penulis melakukan hal-hal berikut:
a. Organizing, yaitu langkah menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dalam kerangka paparan yang telah direncanakan
sebelumnya untuk memperoleh bukti-bukti dan gambaran secara jelas
tentang akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera.
b. Editing, merupakan salah satu upaya untuk memeriksa kelengkapan
data yang dikumpulkan. Teknik ini digunakan untuk meneliti kembali
data-data yang diperoleh.24 Adapun teknik pengolahan data editing
dalam penelitian ini yaitu memeriksa kembali secara cermat dari segi
kelengkapan, keterbatasan, kejelasan makna, kesesuaian satu sama
23
Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, cet ke 2, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 235.
Soeratno, Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM,
1995), 127.
24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
lain, relevansi dan keseragaman data akad ija>rah pada pembiayaan
pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
c. Analizing, yaitu lanjutan terhadap klasifikasi data, sehingga
diperoleh kesimpulan mengenai akad ija>rah pada pembiayaan
pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
6.
Analisis Data
Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu data yang berupa informasi
nyata dilapangan dan data yang dipahami sebagai data yang tidak bisa
diukur
atau
dinilai
dengan
angka
secara
langsung25
dengan
menggunakan analisis deskriptif yaitu mengumpulkan data tentang akad
ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera
yang
disertai
analisis
untuk
diambil
kesimpulan.
Menggunakan metode ini karena ingin memaparkan, menjelaskan dan
menguraikan data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis
untuk diambil kesimpulan.
Kegiatan pengumpulan data dengan menuliskan sebagaimana
adanya. Dalam mendeskripsikan tersebut digunakan pola pikir deduktif
yang berpijak pada teori-teori tentang ija>rah dengan kemudian diteliti
sehingga ditemukan pemahaman tentang praktik akad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera,
kemudian dianalisis secara umum menurut hukum Islam.
25
Andi Pratowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Diva Press, 2010), 13.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
I. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan sesuai dengan apa
yang direncanakan atau diharapkan oleh peneliti, maka disusunlah
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang mengantarkan seluruh
pembahasan selanjutnya, Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi
dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian,
kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua, mengemukakan landasan teori yang membahas tentang
ija>rah dalam perspektif hukum Islam yang meliputi: pengertian ija>rah, dasar
hukum ija>rah, jenis-jenis ija>rah, rukun dan syarat ija>rah, macam-macam
ija>rah, hal-hal yang membatalakn ija>rah, jangka waktu ija>rah, fatwa DSN No.
09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ija>rah.
Bab ketiga, memuat data hasil penelitian tentang praktik akad ija>rah
pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera yang
terdiri dari gambaran letak geografis. Dalam deskripsi data penelitian penulis
memaparkan data diantaranya, profile KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
serta praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan.
Bab keempat, berisi analisis terhadap praktik akad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera, dan tinjauan
hukum islam terhadap akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
Bab kelima merupakan akhir dari penelitian yang berisikan tentang
kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang beberapa hal yang berkatan
dengan hasil penelitian sedangkan saran adalah beberapa masukan yang
diberikan oleh peneliti atas hasil penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
AKAD IJA>RAH DALAM ISLAM
A. Pengertian Ija>rah
Ija>rah menurut arti bahasa adalah “balasan”, “tebusan” atau
“pahala”.
Sedangkan
menurut
syara’ berarti “melakukan akad
mengambil manfaat sesuatu yang diterima dari orang lain dengan jalan
membayar sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan dengan
syarat-syarat tertentu”.1 Jadi definisi ija>rah dalam syara’ adalah akad
atas manfaat yang dibolehkan, yang berasal dari benda tertentu atau
yang disebutkan ciri-cirinya dalam jangka waktu yang diketahui dengan
bayaran yang diketahui, atau akad atas pekerjaan yang diketahui, dengan
bayaran yang diketahui.2
Secara
terminologi,
ada
beberapa
definisi
al-ija>rah yang
dikemukakan para ulama fikih. Ulama Hanafiyah mendefinisikan
dengan:
ٍ َع ْق ٌد َعلَي َمنَافِ ٍع َِعِ َو
ض
(Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan).3
Menurut Hanafiyah bahwa maksud dari akad perjanjian adalah ijab
dan qabul. Misal seseorang menyewa mobil selama dua hari, maka
setelah dua hari masanya telah habis, pemilik mobil berhakk meminta
1
Moh. Saifulloh Al-Azis, Fikih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), 377.
Saleh Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), 482.
3
H. Ahmad Wardy Muslich, Fiqih Muamalah, (jakarta: Amzah, 2010), 316.
2
22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
mobil tersebut. jika orang yang menyewa mobil tersebut belum
mengembalikan barang yang disewa maka baginya setiap hari sejak masa
habis ada ongkosnya tiap hari sampai dia mengembalikan barang
tersebut. Maksud dari mahzab Hanafiyah ini adalah yang menyewakan
berhak mendapatkan uang ganti rugi atau denda apabila si penyewa
mangkir dalam pembayaran sewa tersebut.
Ulama Syafi’iyah mendefinisikan dengan:
ٍ ع ْق ٌدعلَي مْن َفع ٍة م ْق
ٍ
ٍ اَ ٍة قَاَِلَ ٍة لِْلبَ ْذ ِل َوا َِِاَ ََ ِة َِعِ َو
ض َم ْعلُ ْوٍم
ُ َ َ َ َ َ
َ َص ْوَدة َم ْعلُ ْوَمة ُمب
(Transaksi terhadap suatu benda yang memiliki nilai manfaat, yang
dilakukan karena maksud tertentu, telah diketahui, diperbolehkan, dan
bisa dimanfaatkan dengan imbalan tertentu).4
Menurut Syafi’iyah bahwa maksud dari akad perjanjian adalah
manfaat yang bisa diambil dari barang ataupun jasa yang dijual.
Maksudnya hanya mengambil kemanfaatannya tidak untuk dimiliki
dengan penerima imbalan sebagai ganti, transaksi ini dibolehkan menurut
Syafi’iyah. Misal, seorang penyewa gedung pernikahan selama 12 jam
dengan biaya Rp. 8.000.000, maka setelah 12 jam telah habis, penyewa
gedung tersebut harus menyelesaikan pada waktu yang telah disepakati
dan pemilik gedung berhak meminta imbalan tersebut. jadi si penyewa
hanya mengambil kemanfaatan dari gedung tersebut dan memberi
imbalan atas manfaat tersebut. Maksud dari mahzab Hanafiah ini adalah
4
Rahmad Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2006), 121.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
yang menyewakan berhak mendapatkan imbalan atas gedung yang
digunakan.
Sedangkan, ulama Malikiyah dan Hanabilah mendefinisikan dengan:
ٍ
ِ
ِ
ٍ اَ ٍة ُم َد َة َم ْعلُ ْوٍم َِعِ َو
ض
ُ ََْلْي
َ َك َمنَاف ِع َش ْيء ُمب
(Mengambil manfaat, dari sesuatu yang diperbolehkan dalam waktu
tertentu dan imbalan imbalan tertentu).5
Menurut Malikiyah menjelaskan al-ija>rah da al-kira mempunyai
kata yang semakna. Hanya saja kata al-ija>rah mengatur dalam pemberian
nama dari perjanjian atas manfaat manusia dan benda bergerak selain
kapal laut dan binatang. Menamakan perjanjian persewaan atas benda
tetap, yaitu secara khusus dengan istilah “al-kira”, meskipun keduanya
termasuk barang yang bisa dipindahkan.6 Maksudnya, ija>rah adalah akadakad yang penggunaan manfaatnya bersifat manusiawi yang merupakan
kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Wahbah Azuhaili, ija>rah menurut syara’ adalah akad
yang berisi pemberian suatu manfaat berkompensasi dengan syaratsyarat tertentu. Ija>rah bisa juga didefinisikan sebagai akad atas manfaat
yang dikehendaki, diketahui dapat diserahkan, dan bersifat mubah
dengan kompensasi yang diketahui.7
Dari definisi-definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa pada
dasarnya tidak ada perbedaan prinsip diantara para ulama dalam
5
Nasrun Haroen, Fikih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 228.
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 114.
7
Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi’i, Penerjemah Muhammad Afifi dan Abdul Hafiz, Judul Asli:
Al-Fiqhu Asy-Syafi’i Al-Muyassar, Cet I, (Jakarta: Al-Mahira, 2010), 37.
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
mengartikan ija>rah atau sewa-menyewa. Definisi tersebut dapat diambil
intisari bahwa ija>rah atau sewa menyewa adalah akad atas manfaat
dengan imbalan. Dengan demikian, objek sewa menyewa adalah manfaat
atas suatu barang. Seseorang yang menyewa sebuah rumah untuk
dijadikan tempat tinggal selama satu tahun dengan imbalan Rp.
3.000.000,- (tiga juta rupiah), ia berhak menempati rumah itu untuk
waktu stau tahun. Tetapi ia tidak memiliki rumah tersebut.
Dari segi imbalannya, ija>rah mirip dengan jual beli. Tetapi
keduanya berbeda, karena dalam jual beli objeknya benda, sedangkan
dalam ija>rah objeknya adalah manfaat dari benda. Oleh karena itu, tidak
diperbolehkan menyewa pohon untuk diambil buahnya, karena buah itu
benda bukan manfaat. Demikian pula tidak boleh menyewa sapi untuk
diperah susunya karena susu bukan manfaat, melainkan benda.8 Adapun
dalam istilah hukum Islam orang yang menyewakan disebut dengan
mu’ajjir sedangkan orang yang menyewa disebut musta’jir benda yang
disewakan disebut ma’jur dan uang sewa atau imbalan atas pemakaian
barang disebut ajran atau ujrah.
Sewa-menyewa sebagaimana perjanjian lainnya, merupakan
perjanjian yang bersifat konsensual. Perjanjian ini mempunyai kekuatan
hukum, yaitu pada saat sewa-menyewa berlangsung dan apabila akad
sudah
berlangsung,
maka
pihak
yang
menyewakan
(mu’ajjir)
berkewajiban untuk menyerahkan barang (ma’jur) kepada pihak penyewa
8
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), 317.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
(musta’jir), dan dengan diserahkannya manfaat barang/benda maka pihak
penyewa berkewajiban pula untuk menyerahkan uang sewanya (ujrah).9
Dalam arti luas, ija>rah bermakna suatu akad yang berisi penukaran
manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah
tertentu. Hal ini sama artinya menjual manfaat suatu benda, bukan
menjual dari benda itu sendiri. Apabila dilihat dari uraian di atas, maka
sangat mustahil kalau manusia bisa hidup berkecukupan tanpa berija>rah
dengan manusia yang lain. Oleh karena itu boleh dikatakan bahwa pada
dasarnya ija>rah adalah salah satu bentuk aktivitas antara manusia satu
dengan manusia yang lain dalam berakad, guna meringankan salah satu
pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk tolongmenolong yang diajarkan agama.10
Sedangkan, ija>rah dalam konteks perbankan Islam adalah suatu
lease contract bahwa suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan
peralatan (equipment), sebuah bangunan atau barang-barang seperti
mesin-mesin, dan lain-lain kepada salah satu nasabahnya berdasarkan
beban biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya.11
Dalam transaksi ija>rah, bank menyewakan suatu aset yang
sebelumnya telah dibeli oleh bank kepada nasabahnya untuk jangka
waktu tertentu dengan jumlah sewa yang telah disetujui dimuka. Dalam
9
Choiruman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2000), 52-53.
10
Helmi Karim, Fikih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 29-30.
11
Sutan Remi Sjahdeini, Perbankan Syariah dan Kedudukan Dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia, Cet I, (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999), 70-71.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
pelaksanaannya, bank atau lembaga dapat membeli barang dari pemasok
barang dan pada akhirnya perjanjian ija>rah barang yang disewa kembali
pada pihak yang menyewakan barang yaitu bank atau lembaga keuangan
syariah. Pada perjanjian ija>rah panjang masa perjanjian ija>rah tersebut
kepemilikan atas barang tetap berada pada bank. Setelah barang kembali,
bank dapat menyewakan barang tersebut kepada pihak lain atau
menjualnya kembali dengan status barang bekas (second hund) karena
sudah gak dari kepemilikan bank itu sendiri.
B. Landasan Hukum
Al-ija>rah dalam bentuk sewa menyewa maupun dalam bentuk
upah mengupah merupakan mua>malah yang telah disyariatkan dalam
hukum Islam. Hukum asalnya menurut jumhur ulama adalah mubah atau
boleh bila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
syara’ berdasarkan al-Quran, hadith-hadith Nabi, dan ketetapan ijma’
ulama. Adapun dasar hukum tentang kebolehan ija>rah sebagai berikut:
1.
Landasan al-Quran
a.
Allah berfirman dalam surat al-Zukhr>uf ayat 32
Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan”.12 (QS. al-Zukhru>f :32)
b.
QS. Al-Qas}s}a>s} ayat 26
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: (Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya)”. 13 (QS. alQ{as}s}a>s} :26
IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI KSPPS
MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA
Skripsi
Oleh:
Muthi’ah Nurul R.A.S
NIM: C72213151
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM PERDATA ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)
SURABAYA
2017
ABSTRAK
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “ Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Pendidikan di KSPPS Muamalah
Berkah Sejahtera”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan (1)
Bagaimana praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera ? (2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap
praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera ?
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik
wawancara (interview) dan studi pustaka yang kemudian dianalisis dengan
teknik deskriptif dalam menjabarkan data tentang tinjauan hukum Islam terhadap
akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
Selanjutnya data tersebut dianalisis dari perspektif hukum Islam dengan teknik
kualitatif dalam pola pikir deduktif, yaitu dengan meletakkan norma hukum
Islam sebagai rujukan dalam menilai fakta-fakta khusus mengenai akad ija>rah
pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
Dalam penelitian disimpulkan letak ketidaksesuaiannya adalah objek
akad ija>rah yaitu berupa dana, atau pun pihak KSPPS menyebutnya fasilitas
pendidikan. Secara hukum Islam termasuk syarat sahnya barang yang disewakan
adalah barang tersebut merupakan hak milik yang menyewa, bukan sebuah
komoditas dan fasilitas tersebut bukan milik KSPPS. Dengan demikian, transaksi
ija>rah terhadap objek sewa kepada pihak anggotanya tidak sesuai dengan syarat
sahnya dan dapat dibenarkan dalam prespektif hukum Islam.
Dari kesimpulan di atas, saran yang diberikan yaitu dalam pembiayaan
akad ija>rah ini menggunakan akad qard}, karena pada proses pencairan anggota
harus membayar biaya administrasi pencairan dana, selain itu termasuk pinjaman
kebajikan dan tanpa imbalan, akad ini termasuk dalam akad sosial (tolong
menolong) yang sifatnya konsumtif.
vii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR TRANSLITERASI ......................................................................... xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ................................
7
C. Rumusan Masalah .......................................................................
8
D. Kajian Pustaka ............................................................................
8
E. Tujuan Penelitian........................................................................
12
F. Kegunaan Hasil Penelitian .........................................................
12
G. Definisi Operasional ...................................................................
13
H. Metode Penelitian .......................................................................
14
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
I. Sistematika Pembahasan ...........................................................
20
BAB II AKAD IJA>RAH dan AKAD QARD} DALAM ISLAM
A. Pengertian Ija>rah .........................................................................
22
B. Landasan Hukum ........................................................................
27
C. Jenis-Jenis Ija>rah .........................................................................
30
D. Rukun dan Syarat Ija>rah .............................................................
31
E. Macam-Macam Ija>rah .................................................................
34
F. Hal-Hal yang Membatalkan Ija>rah .............................................
35
G. Jangka Waktu Ija>rah ...................................................................
38
H. Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan
Ija>rah ...........................................................................................
40
BAB III PRAKTIK AKAD IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI
KSPPS MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA
A. Gambaran Singkat Tentang KSPPS MBS .................................
43
1. Sejarah Berdirinya (Konsep Pendirian KSPPS “MBS”) .......
43
2. Tujuan ....................................................................................
43
3. Visi dan Misi ..........................................................................
44
4. Produk dan Aplikasi Akad .....................................................
45
5. Kebijakan dan Prosedur Pembiayaan di KSPPS MBS ..........
51
B. Struktur Organisasi dan Job Discription KSPPS MBS .............
53
C. Produk-Produk dan Jasa KSPPS MBS .......................................
55
D. Jumlah Anggota KSPPS MBS ...................................................
58
E. Standar Operasional Pengajuan Pembiayaan Ija>rah di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera ......................................................
58
F. Penetapan Margin dalam Pembiayaan Akad Ija>rah di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera ......................................................
61
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD
IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI KSPPS
MUAMALAH BERKAH SEJAHTERA
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Praktik Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Pendidikan di KSPPS MBS
64
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ujrah Pada Pembiayaan
Pendidikan ..................................................................................
BAB V
69
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
76
B. Saran ...........................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan syariah bank maupun non bank telah berkembang
pesat, dimana banyak produk dan jasa keuangan yang ditawarkan harus
sesuai dengan syariah atau hukum Islam sebagai alternatif bagi masyarakat
dari lembaga keuangan konvensional. Hadirnya lembaga keuangan syariah
disebabkan oleh desakan yang kuat dari umat Islam agar mereka terhindar
dari transaksi yang dipandang mengandung unsur riba. Adanya pelarangan
riba merupakan pedoman utama bagi lembaga keuangan syariah dalam
melaksanakan transaksi bebas bunga baik dalam penghimpunan dana
maupun penyaluran dana pada masyarakat.
Salah satu pilar penting untuk menciptakan produk perbankan dan
keuangan syari’ah dalam memenuhi kebutuhan tuntutan kebutuhan
masyarakat modern adalah pengembangan produk-produk pembiayaan
syariah. Melihat luasnya aspek untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
merupakan salah satu tugas pokok lembaga keuangan, yaitu pemberian dana
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menurut sifat penggunaanya,
pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal yaitu:
a.
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
produksi yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi,
perdagangan, maupun investasi.
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
b.
Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.1
Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Dalam kebutuhan konsumsi terdapat istilah kebutuhan
sekunder. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara
kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan
primer,
baik
berupa
barang,
seperti
makanan
dan
minuman,
pakaian/perhiasan, bangunan rumah kendaraan, dan sebagainya, maupun
berupa jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan,
dan sebagainya.2
Koperasi syariah merupakan salah satu lembaga bukan non bank yang
beroperasi sebagai lembaga penghimpun dan dan penyalur dana bagi
masyarakat. Hubungan antara koperasi syariah dengan nasabah bersifat
partner, dimana koperasi syariah dapat berlaku sebagai pembeli, penjual,
maupun pihak yang memberi sewa kepada nasabah.3
Seperti halnya yang dilakukan oleh KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera yang memiliki badan hukum koperasi karena di bawah pengawasan
Dinas Koperasi yang beralamat di Jl. Cipta Menanggal III-A/54F Surabaya.
Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 160.
Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 160-168.
3
Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam geliat perbankan syariah di Indonesia, cetakan 1. (Malang:
UIN-Malang Press, 2009), 105.
1
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
Dari berbagai jenis produk salah satu pembiayaan yang dioperasikan adalah
Pembiayaan Qardul hasa>n, Pembiayaan Ija>rah, dan Pembiayaan Mura>bahah.
KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera sebagai lembaga yang
memfasilitasi anggota memperhatikan tentang apa yang sedang dibutuhkan
anggota yang disesuaikan dengan kemampuan finansial anggota. Dengan
akad ija>rah, KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera memenuhi kebutuhan
anggota dengan menyediakan dana atau fasilitas yang dibutuhkan anggota
untuk membayar biaya pendidikan. Kemudian anggota membayar angsuran
dan ditambah margin dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan. Transaksi pembiayaan ija>rah yang merupakan transaksi tukar
jasa. Pihak KSPPS yang memberikan dana talangan memperoleh margin
sebagai upaya tolong menolong sesama muslim sebagaimana yang dimaksud
dalam firman Allah SWT dalam al-Quran surat al-Ma>idah ayat 2 yaitu :
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya”.4
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia membutuhkan manusia yang
lain dalam menjalankan kehidupan, maka tidak dapat dipungkiri akan terjadi
kerja sama dalam mencapai sebuah tujuan. Seperti jual-beli, sewa-menyewa,
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), 157.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
tukar menukar, dan lainnya. Adapun banyak aspek kerja sama di atas
semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup agar lebih baik. Salah
satu bentuk kerja sama yang umum di masyarakat adalah akad sewa
menyewa yang bisa dijadikan suatu usaha yang menguntungkan, misalnya
akad sewa menyewa jasa biaya pendidikan.
Sewa (ija>rah) berasal dari benda tertentu atau yang disebutkan ciricirinya, dalam jangka waktu yang diketahui, atau akad atas pekerjaan yang
diketahui, dengan bayaran yang diketahui. Dan transaksi (ija>rah) merupakan
salah satu bentuk kegiatan mua>malah yang banyak dilakukan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup.5 Sewa (ija>rah) diperbolehkan dalam Islam
sebagaimana dalam al-Quran surat al-Q{as}s}a>s} ayat 26:
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: (Ya bapakku ambillah
ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya)”.6 (QS. al-Q{as}s}a>s} : 26)
Adapun hadits yang menjelaskan ija>rah diriwayatkan oleh al-Bukhari
dari Ibnu Abbas r.a. yang berbunyi,
. ََْ يُ ْع ِط
ْ صلى الل ُ َعلَْي ِ َو َسل َم َوأ َْعطَى
ًَجَرُ َولَ ْو َعلِ َم َكَرا ِ يَة
ْ
ْ اَْج َام أ
َ ِِ احتَ َج َم ال
َُروا البخاري
5
Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
181.
6
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan..., 388.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Artinya: “Rasulullah Saw berbekam dan memperi upah tukang bekamnya.
Seandainya Beliau mengetahui bahwa berbekam makruh tentu Beliau tidak
memberi upah”.7 (HR al-Bukhari)
Pada dasarnya hukum sewa menyewa itu banyak. Tetapi secara garis
besar dapat disimpulkan menjadi dua bagian. Pertama, tentang kewajibankewajiban dan keharusan-keharusan akad sewa menyewa ini tanpa adanya
kejadian yang mendadak. Kedua, tentang hukum kejadian dan peristiwa yang
datang secara mendadak.8 Salah satunya adalah transaksi ija>rah, yaitu
transaksi dalam bentuk pelayanan jasa keuangan dalam bentuk pembiayaan
ija>rah.
Transaksi ija>rah digunakan dalam bentuk pelayanan jasa keuangan
dalam KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera yang menjadi kebutuhan
masyarakat, dalam bentuk pembiayaan ija>rah yang diberikan KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atau
suatu jasa. Adapun pembiayaan ini pada umumnya dalam bentuk dana untuk
biaya pendidikan dan sewa rumah.9 Dalam satu syarat ija>rah dijelaskan bahwa
upah dalam ija>rah harus jelas, tertentu dan suatu yang bermanfaat atau
memiliki nilai ekonomi.10 Dari salah satu syarat itu dapat dijelaskan bahwa
jasa yang diberikan oleh lembaga keuangan harus jelas, sehingga lembaga
keuangan syariah dapat memperoleh upah sesuai dengan jasa yang dilakukan.
7
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulu>ghul Mara>m, diterjemahkan oleh Irfan Maulana Hakim, (Bandung:
PT Mizan Pustaka, 2010), 373.
8
Al Faqih Abul Wahid Muh}ammad Ibn Ahmad ibn Muh}ammad Ibnu Rusyd, Bida>yatul Mujtah}id
Analisa Fiqh Para Mujtah}id, diterjemahkan oleh Imam Ghazali Said dan Ah}mad Zaidun dalam
Bida>yat al-Mujtah}id wa Nih}a>yat al-Muqtas}id, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), 85.
9
Syaifudin (staf), Wawancara, 22 November 2016.
10
Nasroen Harun, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 232.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Pihak KSPPS berasumsi bahwa dalam pembiayaan ija>rah untuk biaya
pendidikan adalah fasilitas menikmati pendidikan bukan barang atau berupa
jasa yang digunakan untuk melangsungkan pendidikan tersebut. Hal ini,
dengan pengertian ija>rah sendiri yaitu akad penyaluran dana untuk
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai
pemberi sewa (mu’jir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa di ikuti pengalihan
kepemilikan barang itu sendiri.11
Dalam KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera memiliki perhitungan
margin yaitu dimana, Margin = Total Pembiayaan – Harga Perolehan.
Sugiarti mengajukan pembiayaan dengan akad ija>rah untuk biaya pendidikan
S1 kepada KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera dengan rincian perhitungan
harga perolehan Rp 4.000.000,- dan sanggup membayar dengan angsuran
jangka waktu 12 bulan dimana per bulannya mengangsur sebesar Rp
408.000,- kepada KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
Di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera akad ija>rah adalah produk
pembiayaan yang ditawarkan kepada anggota berupa fasilitas untuk
menikmati pembiayaan pada dana pendidikan. Pihak KSPPS memberikan
dana terlebih dahulu kepada anggota sebagai biaya pendidikan, kemudian
digunakan sebagai biaya pendidikan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti menganggap
bahwa masalah tersebut perlu dikaji secara mendalam untuk mengetahui
11
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet 1 (Jakarta: Kencana 2009), 349.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
dasar yang menjadi pertimbangan terlaksananya praktik secara jelas. Oleh
karena itu, peneliti ingin menyusunnya dalam skripsi berjudul “Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Praktik Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Pendidikan di
KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera” dengan berfokus pada praktik akad
ija>rah pembiayaan pendidikan dan analisis hukum Islam terhadap akad ija>rah
pembiayaan pendidikan.
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas, maka dapat
ditarik beberapa permasalahan yang timbul dalam penelitian berkaitan
dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Proses praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera.
b.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya praktik akad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
c.
Cara pembayaran dan perhitungan margin akad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan yang ditawarkan kepada anggota KSPPS.
d.
Dasar hukum yang digunakan oleh KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera dalam hal pembiayaan pendidikan.
e.
Tinjauan hukum Islam terhadap akad ija>rah pada pembiayaan
pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
2. Batasan Masalah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
Agar penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul skripsi di atas
penulis membatasi masalah. Dari pembatasan masalah tersebut, maka
dapat dirumuskan bahwa pokok-pokok permasalahan yang dibahas adalah
sebagai berikut:
a.
Praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera
b.
Tinjauan hukum Islam terhadap praktik akad ija>rah pada pembiayaan
pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
terdapat dua rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera ?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap praktik ajad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan di KPPSS Muamalah Berkah Sejahtera ?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada dasarnya untuk mendapatkan gambaran tentang
topik yang diteliti oleh peneliti sebelumnya agar tidak terjadi pengulangan
atau duplikasi dari kajian peneliti atau yang telah ada.12
12
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknik
Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016),
8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Penelitian mengenai biaya pendidikan memang telah banyak diteliti
oleh penulis sebelumnya. Bahwa penulis menemukan penelitian dari
angkatan sebelumnya yaitu yang berjudul sebagai berikut :
1.
Skripsi yang ditulis oleh Qolbiyah Shofiyatul, mahasiswa Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2016,
dengan judul “Tinjauan Fatwa DSN Terhadap Ujrah Talangan Haji yang
Melebihi Tempo di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Cabang Dukun
Gresik Jawa Timur”. Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan
talangan haji yang gagal bayar di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Cabang
Dukun Jawa Timur bagi nasabah yang sudah mencicil atau mengangsur
tetapi saat jatuh tempo belum lunas maka harus membayar ujrah
kembali dan menyerahkan jaminan. Ujrah tersebut dilihat dari jaminan,
semakin berharga jaminan yang diberikan maka semakin besar ujrahnya,
dan objek jaminan tersebut harus memberikan manfaat. Sedangkan
untuk nasabah yang belum bayar sama sekali dan saat jatuh tempo
belum lunas maka harus membayar ujrah seperti di awal.13
2.
Skripsi yang ditulis oleh Muthi’ah Tuthi’ul, mahasiswa Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2016, dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Ujrah Dalam Pembiayaan
Multijasa Akad Ija>rah di Koperasi BMT Muda Jawa Timur Kantor
Cabang Bungah Gresik”. Skripsi ini membahas tentang penetapan ujrah
13
Qolbiyah Shofiyatul, “Tinjauan Fatwa DSN Terhadap Ujrah Talangan Haji yang Melebihi
Tempo di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Cabang Dukun Gresik Jawa Timur” (Skripsi-- UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2016), vii.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
dalam pembiayaan multijasa akad ija>rah di Koperasi BMT Muda Jawa
Timur Kantor Cabang Bungah Gresik yang penetapannya berdasarkan
presentase persen mengandung ketidakjelasan atas manfaat jasa karena
pada prinsipnya ujrah dalam pembiayaan ini dibayarkan karena suatu
layanan bantuan dana dalam pembiayaan bukan karena pekerjaan
(manfaat jasa). Sedangkan dalam Islam ujrah yang ditetapkan
berdasarkan presentase persen ini tidak sesuai dengan Fatwa DSN
No.44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan Multijasa, karena
penetapan ujrah ditentukan dalam bentuk presentase persen, sedangkan
dalam fatwa tersebut penetapan ujrah harus berdasarkan nominal.
Penetapan ujrah dengan presentase persen pada akhirnya menjadikan
besar atau rendahnya ujrah ditentukan atau tergantung pada jumlah
nominal yang dipinjam.14
3.
Skripsi yang ditulis Ilmiyah Nurul, mahasiswa Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2014, dengan judul
“Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Modal
Usaha Dengan Akad Ija>rah MBT Pada KJKS “Pilar Mandiri” Nurul
Hayat Surabaya”. Skripsi ini membahas tentang pembiayaan modal
usaha dengan menggunakan akad ija>rah muntahiya bi al-tamli>k tidak
dibenarkan menurut hukum syara’ baik dari pendapat para ulama’
maupun Fatwa DSN No.29/DSN-MUI/III/2002 dikarenakan tidak sesuai
14
Muthi’ah Tuthi’ul, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Ujrah Dalam Pembiayaan
Multijasa Akad Ija>rah di Koperasi BMT Muda Jawa Timur Kantor Cabang Bungah Gresik”
(Skripsi-- UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016), vii.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
dengan salah satu syaratnya. Ketidaksesusaian itu terletak pada objek
transaksi yang dilakukan, objek transaksi dalam akad ija>rah muntahiyah
bi al-tamli>k objeknya harus berupa barang yang berwujud (asset tetap)
namun dalam pembiayaan ini objek transaksinya berupa modal usaha
yaitu modal lancar yang digunakan untuk membangun usaha yang akan
dirintis, dan fungsi uang pada hakikatnya adalah untuk dihabiskan.15
Dalam judul skripsi yang penulis bahas kali ini berbeda dengan judul
skripsi yang ada di kajian pustaka di atas, dimana dalam skripsi yang
pertama, nasabah yang sudah mencicil atau mengangsur tetapi saat jatuh
tempo belum lunas maka harus membayar ujrah kembali dan menyerahkan
jaminan. Sedangkan untuk nasabah yang belum bayar sama sekali dan saat
jatuh tempo belum lunas maka harus membayar ujrah seperti di awal. Skripsi
yang kedua,
pada presentase persen mengandung ketidakjelasan atas
manfaat jasa karena pada prinsipnya ujrah dalam pembiayaan ini dibayarkan
karena suatu layanan bantuan dana dalam pembiayaan bukan karena
pekerjaan (manfaat jasa). Skripsi yang ketiga, pembiayaan modal usaha
dengan menggunakan akad ija>rah muntahiya bi al-tamli>k tidak dibenarkan
menurut hukum syara’ baik dari pendapat para ulama’ maupun Fatwa DSN
No.29/DSN-MUI/III/2002 dikarenakan tidak sesuai dengan salah satu
syaratnya.
15
Ilmiyah Nurul, “Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Modal Usaha
Dengan Akad Ija>rah MBT Pada KJKS “Pilar Mandiri” Nurul Hayat Surabaya” (Skripsi-- UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2016),
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, kali ini penulis
membahas mengenai “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Ija>rah Pada
Pembiayaan Pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti membahas masalah ini dengan tujuan sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di
KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
2.
Untuk mengetahui tinjauan hukum islam terhadap praktik akad ija>rah
pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan penelitian yang peneliti lakukan ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi peneliti sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihakpihak lain yang berkepentingan. Dan keegunaan secara umum meliputi:
1.
Kegunaan teoritis, berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau
menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan praktek akad
ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera, sehingga dapat dijadikan informasi bagi pembaca dan
sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
2. Kegunaan praktis, diharapkan bsa menjadi bahan masukan bagi para
pembaca untuk dijadikan landasan kepada para pemikir hukum Islam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
untuk dijadikan salah atu metode ijtihad dalam melakukan praktek
sewa-menyewa dan sosialisasi sekaligus mempertajam analisis teori dan
praktik terhadap sewa menyewa.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman dan memperoleh deskripsi
terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam penelitian yang berjudul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Ija>rah Pada Pembiayaan Pendidikan
di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera” maka perlu dijelaskan makna dari
setiap istilah tersebut yakni sebagai berikut :
Hukum Islam
: yaitu hukum Islam atau peraturan yang
diturunkan Allah Swt untuk manusia melalui
Nabi Muhammad Saw, baik berupa al-Quran
maupun sunnah Nabi.16 Dalam hal ini hukum
Islam yang dimaksud adalah Quran Hadis
dan Pendapat Ulama tentang ija>rah.
Pembiayaan Pendidikan
: yaitu fasilitas menikmati pendidikan bukan
barang atau berupa jasa yang digunakan
untuk melangsungkan pendidikan.17
Akad Ija>rah
: Akad transaksi sewa menyewa atas barang
dan atau upah mengupah dalam bentuk jasa,
16
Ahmad el-Ghandur, Perspektif Hukum Islam, diterjemahkan oleh Ma’mun Muhammad Murai
dari Al-Madkha>l Ila> as-Shar>i’at al-Isla>miyah, (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2006), 7.
17
Syaifudin (staf). Wawancara, 22 November 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang disewakan.18
KSPPS
: Salah satu lembaga koperasi yang terletak
di
Jalan
Cipta
Menanggal
III-A/54F
Surabaya.
Dari beberapa definisi tersebut di atas yang menjadi fokus
pembahasan penulis adalah akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan, yang
merupakan suatu pembiayaan pendidikan yang di berikan lembaga syariah
kepada nasabah.
H. Metode Penelitian
Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan, penelitian dapat diartikan sebagai
sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk memperkuat, membina, serta
mengembangkan ilmu pengetahuan.19
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi :
1.
Jenis penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
research) yang bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial, individu,
18
19
Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 117.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-PRESS, 2007), 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
kelompok, lembaga, dan masyarakat.20 Yaitu Pihak KSPPS berasumsi
bahwa dalam pembiayaan ija>rah untuk biaya pendidikan adalah fasilitas
menikmati pendidikan bukan barang atau berupa jasa. Selain itu, jenis
penelitian dalam skripsi ini juga menggunakan penelitian pustaka
(library research) yang merupakan sumber literatur yang berhubungan
dengan penelitian skripsi ini.
2.
Data yang dikumpulkan
Data yang diperlukan dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam
rumusan masalah yakni data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
1) Produk akad ija>rah
2) Praktik akad ija>rah
3) Mekanisme akad ija>rah
2. Data Sekunder
1) Profil berdirinya KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
2) Visi dan Misi
3) Produk dan aplikasi akad KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
4) Konsep umum akad ija>rah
3.
Sumber data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan
penelitian lapangan (field research) yang memfokuskan pada kasus
terjadi di lapangan (KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera) dengan tahap
20
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
merujuk pada konsep-konsep yang ada seperti sumber dari kepustakaan
maupun dari subyek penelitian sebagai bahan data pendukung. Adapun
sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, antara lain sebagai
berikut:
a.
Sumber primer
Sumber data primer yaitu data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang memerlukannya.21 Data ini diperoleh peneliti
dari hasil wawancara dan terjun ke lapangan dengan para pihak yang
terlibat dalam kegiatan praktik pembiayaan di KSPPS. Para pihak
yang terlibat antara lain:
1) Pihak KSPPS (ketua, sekretaris dan karyawan)
2) Pihak yang melakukan pembiayaan akad ija>rah di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera, yaitu anggota
b.
Sumber sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang memberi penjelasan
terhadap data primer. Data tersebut sebagian besar merupakan
literatur yang terkait dengan konsep hukum Islam dan data ini
bersumber dari buku-buku dan catatan atau dokumen tentang apa
saja yang berhubungan dengan masalah akad ija>rah di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera. Buku yang digunakan, antara lain:
1. Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Fiqih Muamalah)
21
Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 93.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
2. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik
3. Nasrun Haroen, Fikih Muamalah
4. Helmi Karim, M.A, Fiqih Muamalah
5. Rachmat Syafi’i, Fiqh Muamalah
6. Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu
7. Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan
Ija>rah
8. Dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti,
antara lain:
a. Observasi
Metode observasi data pengamatan ini merupakan strategi
pengumpulan data mengenai apa yang mereka lakukan dan bendabenda apa saja yang mereka buat dan gunakan dalam kehidupan
mereka22. Penggunaan teknik ini dilakukan untuk melihat langsung
proses terjadinya pengajuan pembiayaan, praktek akad ija>rah dan
sampai terjadinya kesepakatan.
b. Wawancara
22
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 58.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada
suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawa lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.23
Wawancara akan dilakukan dengan narasumber sebagai
berikut:
1) Pihak KSPPS (ketua, sekretaris dan karyawan)
2) Anggota
5.
Teknik Pengolahan Data
Adapun untuk menganalisa data-data dalam penelitian ini,
penulis melakukan hal-hal berikut:
a. Organizing, yaitu langkah menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dalam kerangka paparan yang telah direncanakan
sebelumnya untuk memperoleh bukti-bukti dan gambaran secara jelas
tentang akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera.
b. Editing, merupakan salah satu upaya untuk memeriksa kelengkapan
data yang dikumpulkan. Teknik ini digunakan untuk meneliti kembali
data-data yang diperoleh.24 Adapun teknik pengolahan data editing
dalam penelitian ini yaitu memeriksa kembali secara cermat dari segi
kelengkapan, keterbatasan, kejelasan makna, kesesuaian satu sama
23
Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, cet ke 2, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 235.
Soeratno, Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM,
1995), 127.
24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
lain, relevansi dan keseragaman data akad ija>rah pada pembiayaan
pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
c. Analizing, yaitu lanjutan terhadap klasifikasi data, sehingga
diperoleh kesimpulan mengenai akad ija>rah pada pembiayaan
pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera.
6.
Analisis Data
Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu data yang berupa informasi
nyata dilapangan dan data yang dipahami sebagai data yang tidak bisa
diukur
atau
dinilai
dengan
angka
secara
langsung25
dengan
menggunakan analisis deskriptif yaitu mengumpulkan data tentang akad
ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah
Sejahtera
yang
disertai
analisis
untuk
diambil
kesimpulan.
Menggunakan metode ini karena ingin memaparkan, menjelaskan dan
menguraikan data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis
untuk diambil kesimpulan.
Kegiatan pengumpulan data dengan menuliskan sebagaimana
adanya. Dalam mendeskripsikan tersebut digunakan pola pikir deduktif
yang berpijak pada teori-teori tentang ija>rah dengan kemudian diteliti
sehingga ditemukan pemahaman tentang praktik akad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera,
kemudian dianalisis secara umum menurut hukum Islam.
25
Andi Pratowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Diva Press, 2010), 13.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
I. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan sesuai dengan apa
yang direncanakan atau diharapkan oleh peneliti, maka disusunlah
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang mengantarkan seluruh
pembahasan selanjutnya, Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi
dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian,
kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua, mengemukakan landasan teori yang membahas tentang
ija>rah dalam perspektif hukum Islam yang meliputi: pengertian ija>rah, dasar
hukum ija>rah, jenis-jenis ija>rah, rukun dan syarat ija>rah, macam-macam
ija>rah, hal-hal yang membatalakn ija>rah, jangka waktu ija>rah, fatwa DSN No.
09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ija>rah.
Bab ketiga, memuat data hasil penelitian tentang praktik akad ija>rah
pada pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera yang
terdiri dari gambaran letak geografis. Dalam deskripsi data penelitian penulis
memaparkan data diantaranya, profile KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera
serta praktik akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan.
Bab keempat, berisi analisis terhadap praktik akad ija>rah pada
pembiayaan pendidikan di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera, dan tinjauan
hukum islam terhadap akad ija>rah pada pembiayaan pendidikan di KSPPS
Muamalah Berkah Sejahtera.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
Bab kelima merupakan akhir dari penelitian yang berisikan tentang
kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang beberapa hal yang berkatan
dengan hasil penelitian sedangkan saran adalah beberapa masukan yang
diberikan oleh peneliti atas hasil penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
AKAD IJA>RAH DALAM ISLAM
A. Pengertian Ija>rah
Ija>rah menurut arti bahasa adalah “balasan”, “tebusan” atau
“pahala”.
Sedangkan
menurut
syara’ berarti “melakukan akad
mengambil manfaat sesuatu yang diterima dari orang lain dengan jalan
membayar sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan dengan
syarat-syarat tertentu”.1 Jadi definisi ija>rah dalam syara’ adalah akad
atas manfaat yang dibolehkan, yang berasal dari benda tertentu atau
yang disebutkan ciri-cirinya dalam jangka waktu yang diketahui dengan
bayaran yang diketahui, atau akad atas pekerjaan yang diketahui, dengan
bayaran yang diketahui.2
Secara
terminologi,
ada
beberapa
definisi
al-ija>rah yang
dikemukakan para ulama fikih. Ulama Hanafiyah mendefinisikan
dengan:
ٍ َع ْق ٌد َعلَي َمنَافِ ٍع َِعِ َو
ض
(Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan).3
Menurut Hanafiyah bahwa maksud dari akad perjanjian adalah ijab
dan qabul. Misal seseorang menyewa mobil selama dua hari, maka
setelah dua hari masanya telah habis, pemilik mobil berhakk meminta
1
Moh. Saifulloh Al-Azis, Fikih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), 377.
Saleh Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), 482.
3
H. Ahmad Wardy Muslich, Fiqih Muamalah, (jakarta: Amzah, 2010), 316.
2
22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
mobil tersebut. jika orang yang menyewa mobil tersebut belum
mengembalikan barang yang disewa maka baginya setiap hari sejak masa
habis ada ongkosnya tiap hari sampai dia mengembalikan barang
tersebut. Maksud dari mahzab Hanafiyah ini adalah yang menyewakan
berhak mendapatkan uang ganti rugi atau denda apabila si penyewa
mangkir dalam pembayaran sewa tersebut.
Ulama Syafi’iyah mendefinisikan dengan:
ٍ ع ْق ٌدعلَي مْن َفع ٍة م ْق
ٍ
ٍ اَ ٍة قَاَِلَ ٍة لِْلبَ ْذ ِل َوا َِِاَ ََ ِة َِعِ َو
ض َم ْعلُ ْوٍم
ُ َ َ َ َ َ
َ َص ْوَدة َم ْعلُ ْوَمة ُمب
(Transaksi terhadap suatu benda yang memiliki nilai manfaat, yang
dilakukan karena maksud tertentu, telah diketahui, diperbolehkan, dan
bisa dimanfaatkan dengan imbalan tertentu).4
Menurut Syafi’iyah bahwa maksud dari akad perjanjian adalah
manfaat yang bisa diambil dari barang ataupun jasa yang dijual.
Maksudnya hanya mengambil kemanfaatannya tidak untuk dimiliki
dengan penerima imbalan sebagai ganti, transaksi ini dibolehkan menurut
Syafi’iyah. Misal, seorang penyewa gedung pernikahan selama 12 jam
dengan biaya Rp. 8.000.000, maka setelah 12 jam telah habis, penyewa
gedung tersebut harus menyelesaikan pada waktu yang telah disepakati
dan pemilik gedung berhak meminta imbalan tersebut. jadi si penyewa
hanya mengambil kemanfaatan dari gedung tersebut dan memberi
imbalan atas manfaat tersebut. Maksud dari mahzab Hanafiah ini adalah
4
Rahmad Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2006), 121.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
yang menyewakan berhak mendapatkan imbalan atas gedung yang
digunakan.
Sedangkan, ulama Malikiyah dan Hanabilah mendefinisikan dengan:
ٍ
ِ
ِ
ٍ اَ ٍة ُم َد َة َم ْعلُ ْوٍم َِعِ َو
ض
ُ ََْلْي
َ َك َمنَاف ِع َش ْيء ُمب
(Mengambil manfaat, dari sesuatu yang diperbolehkan dalam waktu
tertentu dan imbalan imbalan tertentu).5
Menurut Malikiyah menjelaskan al-ija>rah da al-kira mempunyai
kata yang semakna. Hanya saja kata al-ija>rah mengatur dalam pemberian
nama dari perjanjian atas manfaat manusia dan benda bergerak selain
kapal laut dan binatang. Menamakan perjanjian persewaan atas benda
tetap, yaitu secara khusus dengan istilah “al-kira”, meskipun keduanya
termasuk barang yang bisa dipindahkan.6 Maksudnya, ija>rah adalah akadakad yang penggunaan manfaatnya bersifat manusiawi yang merupakan
kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Wahbah Azuhaili, ija>rah menurut syara’ adalah akad
yang berisi pemberian suatu manfaat berkompensasi dengan syaratsyarat tertentu. Ija>rah bisa juga didefinisikan sebagai akad atas manfaat
yang dikehendaki, diketahui dapat diserahkan, dan bersifat mubah
dengan kompensasi yang diketahui.7
Dari definisi-definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa pada
dasarnya tidak ada perbedaan prinsip diantara para ulama dalam
5
Nasrun Haroen, Fikih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 228.
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 114.
7
Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi’i, Penerjemah Muhammad Afifi dan Abdul Hafiz, Judul Asli:
Al-Fiqhu Asy-Syafi’i Al-Muyassar, Cet I, (Jakarta: Al-Mahira, 2010), 37.
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
mengartikan ija>rah atau sewa-menyewa. Definisi tersebut dapat diambil
intisari bahwa ija>rah atau sewa menyewa adalah akad atas manfaat
dengan imbalan. Dengan demikian, objek sewa menyewa adalah manfaat
atas suatu barang. Seseorang yang menyewa sebuah rumah untuk
dijadikan tempat tinggal selama satu tahun dengan imbalan Rp.
3.000.000,- (tiga juta rupiah), ia berhak menempati rumah itu untuk
waktu stau tahun. Tetapi ia tidak memiliki rumah tersebut.
Dari segi imbalannya, ija>rah mirip dengan jual beli. Tetapi
keduanya berbeda, karena dalam jual beli objeknya benda, sedangkan
dalam ija>rah objeknya adalah manfaat dari benda. Oleh karena itu, tidak
diperbolehkan menyewa pohon untuk diambil buahnya, karena buah itu
benda bukan manfaat. Demikian pula tidak boleh menyewa sapi untuk
diperah susunya karena susu bukan manfaat, melainkan benda.8 Adapun
dalam istilah hukum Islam orang yang menyewakan disebut dengan
mu’ajjir sedangkan orang yang menyewa disebut musta’jir benda yang
disewakan disebut ma’jur dan uang sewa atau imbalan atas pemakaian
barang disebut ajran atau ujrah.
Sewa-menyewa sebagaimana perjanjian lainnya, merupakan
perjanjian yang bersifat konsensual. Perjanjian ini mempunyai kekuatan
hukum, yaitu pada saat sewa-menyewa berlangsung dan apabila akad
sudah
berlangsung,
maka
pihak
yang
menyewakan
(mu’ajjir)
berkewajiban untuk menyerahkan barang (ma’jur) kepada pihak penyewa
8
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), 317.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
(musta’jir), dan dengan diserahkannya manfaat barang/benda maka pihak
penyewa berkewajiban pula untuk menyerahkan uang sewanya (ujrah).9
Dalam arti luas, ija>rah bermakna suatu akad yang berisi penukaran
manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah
tertentu. Hal ini sama artinya menjual manfaat suatu benda, bukan
menjual dari benda itu sendiri. Apabila dilihat dari uraian di atas, maka
sangat mustahil kalau manusia bisa hidup berkecukupan tanpa berija>rah
dengan manusia yang lain. Oleh karena itu boleh dikatakan bahwa pada
dasarnya ija>rah adalah salah satu bentuk aktivitas antara manusia satu
dengan manusia yang lain dalam berakad, guna meringankan salah satu
pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk tolongmenolong yang diajarkan agama.10
Sedangkan, ija>rah dalam konteks perbankan Islam adalah suatu
lease contract bahwa suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan
peralatan (equipment), sebuah bangunan atau barang-barang seperti
mesin-mesin, dan lain-lain kepada salah satu nasabahnya berdasarkan
beban biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya.11
Dalam transaksi ija>rah, bank menyewakan suatu aset yang
sebelumnya telah dibeli oleh bank kepada nasabahnya untuk jangka
waktu tertentu dengan jumlah sewa yang telah disetujui dimuka. Dalam
9
Choiruman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2000), 52-53.
10
Helmi Karim, Fikih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 29-30.
11
Sutan Remi Sjahdeini, Perbankan Syariah dan Kedudukan Dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia, Cet I, (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999), 70-71.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
pelaksanaannya, bank atau lembaga dapat membeli barang dari pemasok
barang dan pada akhirnya perjanjian ija>rah barang yang disewa kembali
pada pihak yang menyewakan barang yaitu bank atau lembaga keuangan
syariah. Pada perjanjian ija>rah panjang masa perjanjian ija>rah tersebut
kepemilikan atas barang tetap berada pada bank. Setelah barang kembali,
bank dapat menyewakan barang tersebut kepada pihak lain atau
menjualnya kembali dengan status barang bekas (second hund) karena
sudah gak dari kepemilikan bank itu sendiri.
B. Landasan Hukum
Al-ija>rah dalam bentuk sewa menyewa maupun dalam bentuk
upah mengupah merupakan mua>malah yang telah disyariatkan dalam
hukum Islam. Hukum asalnya menurut jumhur ulama adalah mubah atau
boleh bila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
syara’ berdasarkan al-Quran, hadith-hadith Nabi, dan ketetapan ijma’
ulama. Adapun dasar hukum tentang kebolehan ija>rah sebagai berikut:
1.
Landasan al-Quran
a.
Allah berfirman dalam surat al-Zukhr>uf ayat 32
Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan”.12 (QS. al-Zukhru>f :32)
b.
QS. Al-Qas}s}a>s} ayat 26
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: (Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya)”. 13 (QS. alQ{as}s}a>s} :26