bab iii metodologi(1)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah pendidikan selain dari itu tujuan penelitian adalah untuk memecahkan suatu masalah. Hal itu dilakukan dengan jalan menyimpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
Ketepatan dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat tergantung dari metode dan teknik yang digunakan, karena banyaknya perubahan-perubahan yang berskala global serta kentalnya informasi, diperlukan adanya perubahan pendekatan di dalam penelitian dari monodisiplin kepada multidisiplin dalam rangka menyelami masalah sedalam-dalamnya secara holistik dan integral. Untuk itu perlu upaya dilakukan guna mengungkap fakta atau data harus berdasarkan pengamatan sistematik atas gejala-gejala empirik dengan mengikuti prosedur yang baku atau menurut Irawan Soehartono (Soehartono, 1995 : 13) hal ini lebih sering dikenal dengan metode penelitian.
(2)
A. Metode Penelitian
Metode secara bahasa artinya adalah cara, alat yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian dalam kamus umum Bahasa Indonesia yaitu diartikan sebagai pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan, sedangkan kata penyelidikan diartikan sebagai pemeriksaan, dan kata menyelidiki berarti memeriksa dengan teliti, mengusut dengan cermat atau menelaah dengan sungguh-sungguh.
Di dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana upaya tutor Pendidikan Anak Usia Dini dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Circle Time(BCCT). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang objek yang diteliti secara utuh sebagaimana diungkapkan oleh Taylor dalam Meleong (1993:3) bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.
Nasution (1992:5) mengemukakan bahwa penelitian pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan kerjanya, berinteraksi dengan mereka dan berusaha memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Pendekatan kualitatif yang dipertimbangkan sesuai dan memenuhi tuntutan penelitian, karena hal-hal sebagai berikut :
1. Fokus penelitian diperoleh dari hasil observasi aktual
2. Penelitian dilakukan secara intensif dimana peneliti terlibat dalam situasi sosial penelitian
(3)
4. Hanya terdapat sejumlah kecil pertanyaan penelitian yang kemudian dikembangkan pada saat penelitian berlangsung
5. Digunakan interview informal
6. Dipergunakan berbagai teknik pelengkap sebagai komplemen penelitian 7. Keputusan yang berhubungan dengan pengumpulan data dan analisanya
dilakukan langsung dilapangan
8. Proses penelitian sejauh mungkin tidak mengganggu kehidupan sosial objek penelitian
9. Kesimpulan penelitian merupakan produk bersama antara peneliti dengan pihak yang diteliti (Burgess, 1995:84)
Kesesuaian penggunaan pendekatan kualitatif juga didasarkan pada permasalahan dalam penelitian ini dan dengan pertimbangan-pertimbangan: 1) lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan, 2) menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden, 3) lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J. Molleong, 1998:5)
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena dengan metode ini akan menggali lebih mendalam mengenai masalah penelitian (deep description) sehingga akan terungkap keunikan dan kekhasan penelitian ini. Penelitian kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kehidupan sosial seperti individu, kelompok, keluarga, lembaga atau masyarakat yang hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut. Hasil penelitian akan merupakan penggambaran (deskripsi) tentang latar belakang, kondisi, karakteristik dari responden dan juga mencakup dalam kegiatan pembelajaran antara lain yaitu materi, metode/teknik, tutor dan penyelenggara.
Kelebihan studi kasus dari studi yang lain adalah bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh. Hal ini sejalan dengan apa
(4)
yang disampaikan oleh pendapat Suryabrata (1991:23) tujuan daripada metode studi kasus yaitu untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang, keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Sedangkan tujuan dari studi kasus menurut Kartini Kartono (1990:139) adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya faktor-faktor tertentu yang memberikan ciri khas pada tingkah laku sosial yang kompleks dari unit tadi
2. Untuk memahami relasi antar unit tersebut dengan sekitarnya
3. Memahami sejarah dari unit sosial tersebut serta memahami relasi dan pengaruh dari faktor-faktor sosial
4. Berusaha menemukan varietas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap unit sosial
B. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data menurut Suharsimi Arikunto (1992:121) adalah : “alat pada waktu peneliti menggunakan suatu teknik pengumpulan data dalam memecahkan masalah penelitian yang berkaitan dengan instrumen yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data”.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam rangka memperoleh data semaksimal mungkin agar tercapai keutuhan yaitu sebagai berikut :
(5)
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek wawancara. Sejalan dengan pengertian diatas, dapat diperjelas bahwa wawancara atau interview yaitu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu (Kartini Kartono, 1990: 187).
Wawancara yang mendalam dengan responden dilakukan dalam bentuk tanya jawab dan diskusi yang mengarah pada upaya tutor dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia dini. Dalam wawancara ini diminta agar responden memberikan informasi sesuai dengan yang dialami, diperbuat atau dirasakan, yang pernah diketahui ataupun dipelajari yang mengarah kepada upaya tutor yang telah dilakukan. Agar tidak menyimpang dari fokus penelitian, maka digunakan pedoman wawancara yang merupakan pokok-pokok pertanyaan yang diangkat dari fokus penelitian. Pedoman wawancara sebagai alat pengumpul data dalam penerapan dan pengembangan disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan data. Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk menghindari dan menutupi kelemahan dari salah satu teknik wawancara, maka pedoman wawancara ini peneliti menggunakan secara terpadu yaitu pedoman wawancara yang terstruktur dan bersifat terbuka. Kita menyadari bahwa dengan wawancara terstruktur jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan telah disediakan oleh peneliti, dan responden tinggal memilih atau mengkategorikan saja, hal ini memungkinkan jawaban tidak objektif, karena responden merasa terpengaruh atau diarahkan oleh peneliti. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dipadukan dengan wawancara yang bersifat terbuka, sehingga responden tidak perlu merasa
(6)
diarahkan, karena jawaban yang akan diberikan bersifat bebas sesuai dengan keyakinan responden sendiri.
2. Tekhnik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 1996: 158). Adapun tujuan dari observasi adalah selain sebagai eksplorasi (untuk memperkaya atau memperluas pandangan peneliti terhadap suatu masalah) juga untuk mendeskripsikan kehidupan sosial dengan menjaring prilaku individu sebagaimana prilaku itu terjadi dalam kenyataan yang sebenarnya. Dihubungkan dengan penelitian ini, dimaksudkan untuk mengamati secara langsung penyelenggaraan program Pendidikan Anak Usia Dini mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan sampai kepada monitoring dan evaluasi serta dampak yang dihasilkan terhadap perubahan sikap dan prilaku. Untuk lebih mengefektifkan kegiatan observasi tersebut , maka peneliti menyusun pedoman observasi, yang didalamnya telah dirumuskan aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi tentang gejala yang nampak dari prilaku responden. Karena itu pedoman observasi disusun dalam bentuk uraian bebas.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip dari kegiatan pembelajaran PAUD. Suharsimi Arikunto (2002:206) mengemukakan bahwa “metode dokumentasi
(7)
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Penggunaan studi dokumentasi dalam penelitian ini guna melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Cara ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan serta hasil dan evaluasinya.
4. Studi Literatur
Studi literatur adalah dimaksudkan untuk memberikan landasan teoritis atau pemahaman masalah dan studi perbandingan dengan jalan membaca buku-buku, pendapat-pendapat dan teori-teori sebagai pendukung terhadap permasalahan teori sehingga dapat memperluas wawasan berfikir yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu teknik mendapatkan data teoritis guna memperoleh pendapat para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan (Bohar Soeharto, 1987: 224). Dalam penelitian ini, studi literature/kepustakaan diterapkan penulis untuk memperoleh informasi mengenai masalah yang diteliti dari buku-buku, majalah-majalah, surat kabar dan bahan cetak lain (elektronik misal internet dan sebagainya) yang menunjang penelitian ini dan dapat dijadikan landasan pemikiran dalam penulisan skripsi ini sehingga diperoleh keterkaitan antara teori dengan tujuan penelitian.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ini yang berperan sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Moleong (1998:121) bahwa: “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana,
(8)
pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya”. Jadi dalam hal ini peneliti berperan langsung dalam berinteraksi dengan sumber data (sumber informasi) dalam suatu wawancara bebas dan mengamati situasi sosial dan kegiatan.
(9)
Tabel 3.1.
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
No Tujuan Variable Indikator Alat Pengumpul
Data Instrumen
1. Mengetahui proses pengelolaan PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo Pengelolaan program Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan Observasi Wawancara
Bagaimana proses pengelolaan PAUD Binaan SKB Kota Gorontalo?
2. Mengetahui upaya tutor Pendidikan Anak Usia Dini meningkatkan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Circle Time
Upaya tutor Pemahaman tutor tentang perkembangan anak
Observasi Wawancara
Bagaimana pemahaman tutor tentang perkembangan anak usia dini dan kebutuhan belajarnya?
Bagaimana peran tutor dalam membimbing bermain peran ?
Bagaimana peran tutor dalam menyediakan alat peraga/sentra balok?
Pemahaman materi balok
Observasi Wawancara
Bagaimana pemahaman tutor dalam menyampaikan materi balok?
Bagaimana peran tutor dalam menjelaskan balok menjadi sesuatu yang nyata: jembatan, rumah, halaman, rumah ibadah, dll ?
Bagaimana tutor meningkatkan kerumitan konsep dari sederhana menjadi lebih rumit ?
Bagaimana tutor membimbing berpikir analistis dengan menggunakan balok yang berhubungan dengan bentuk, jumlah, perbedaan satu dengan lainnya ?
Bagaimana tutor membimbing dari bentuk balok ke kenyataan dalam kehidupan?
(10)
Bagaimana tutor membimbing agar anak bersosialisasi menggunakan sentra balok ?
Bagaimana tutor mengembangkan kepemimpinan ? Bagaimana tutor membuat kelompok yang berhasil ?
Bagaimana tutor mengembangkan kelompok belajar yang saling menguntungkan satu dengan lainnya ?
Pengaturan sentra balok bagi anak usia dini
Penempatan sentra balok
Observasi Wawancara
Bagaimanakah posisi sentra balok di tempatkan? Bagaimana pertimbangannya?
Bagaimana mengatur dan memelihara balok dan ruangan agar tetap menarik bagi anak dan belajar ? Bagaimana tutor memfasilitasi kerjasama ? Bagaimana tutor memberikan motivasi untuk membentuk dari balok yang ada ?
Bagaimana tutor membimbing anak untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat ? Penyediaan jenis
balok
Observasi Wawancara
Bagaimanakah jenis balok yang disediakan akan berpengaruh pada proses pembelajaran anak?
3. Mengetahui perkembangan kecerdasan kognitif anak usia dini melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Circle Time
Aplikasi Sentra Balok
Ciri balok Observasi Wawancara
Bagaimanakah anak yang sudah mengetahui ciri balok?
Jenis balok Observasi Wawancara
Bagaimanakah cara anak untuk bisa mengetahui jenis balok?
Perbedaan balok Observasi Wawancara
Bagaimanakah cara anak untuk mengetahui perbedaan balok?
Bagaimana kemampuan anak untuk menyebut balok yang paling dikenal ?
(11)
bentuk balok ?
Bagaimana kemampuan anak membedakan satu balok dengan lainnya ?
Bagaimana kemampuan anak untuk menyebutkan bentuk dan manfaat balok ?
Bagaimana anak bertanya mengenai sesuatu balok ? Bagaimana anak menghitung dan
mengklasifikasikan balok ?
Bagaimana anak membuat analogi bentuk balok dengan bentuk rumah, jembatan dll?
Bagaimana kerjasama satu anak dengan lainnya? Perkembangan
Anak
Kemampuan Kognitif
Observasi Bagaimanakah anak mengenal teman paling disenangi dan tidak disenangi serta bagaimana usaha anak untuk bersatu dengan lainnya ? Bagaimana anak mengemukakan pendapat ? Bagaimana cara anak untuk menggambar salah satu bangunan atau balok ?
Bagaimana anak bertanya seperti membuat balok dalam kenyataan dan implikasinya?
Bagaimana hasil bersosialisasi anak menggunakan sentra balok?
Bagaimana motivasi anak untuk bermain dan membentuk susunan balok yang ada?
Bagaimana anak berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat ?
Bagaimana perkembangan ego anak/mementingkan diri anak ?
Bagaimana kepemimpinan anak ?
Bagaimana reaksi kelompok anak yang berhasil ? Bagaimana anak mengembangkan kelompok belajar yang saling menguntungkan satu dengan lainnya ?
(12)
D. Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini adalah tutor Pendidikan Anak Usia Dini dalam meningkatkan kecerdasan kognitif anak melalui sentra balok dengan pendekatan Beyond Centre and Circle Time (BCCT). Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka responden yang diteliti dibatasi jumlahnya. Nasution (1996:11) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif umumnya mengambil responden (subjek penelitian) lebih kecil (sedikit) dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Berdasarkan pertimbangan di atas dan atas informasi dari pihak penyelenggara maka subjek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 5 orang sumber primer. pemilihan secara purposif juga didasarkan pada keistimewaan responden dalam hal posisi (kedudukan), kemudian termasuk dalam unsur penyelenggara, dimana penulis beranggapan bahwa pihak pengelola mengetahui secara utuh dari awal pelaksanaan kegiatan sampai kegiatan berakhir. Kemudian peneliti mengadakan triangulasi dengan salah seorang pengelola, tutor, seorang sumber belajar/nara sumber dan orang tua anak usia dini.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menyertai validitas, reliabilitas dan kredibilitas adalah analisis data. Analisis data penelitian kualitatif menyangkut analisis di lapangan maupun setelah data terkumpul serta interpretasi dari fenomena yang ada. Analisis data berkaitan erat dengan satuan dan kategorisasi yang analog dengan variabel dalam penelitian kuantitatif. Dari hasil analisis ini kemudian dikembangkan generalisasi dari penelitian
(13)
yaitu mengangkat fenomena yang terorganisir menjadi suatu kebulatan hasil penelitian kualitatif.
Dari hasil studi yang dilakukan berbagai kepustakaan dapat ditarik kesimpulan bahwa dasar analisis penelitian yaitu ditetapkannya satuan dan kategori (Moleong dalam Ayi Olim, 1999 : 113). Satuan terbagi atas dua bagian yaitu tipe asli dan tipe hasil kontruksi analisis (Moleong, dalam Ayi Olim, 1999 : 113). Tipe asli atau emik, yaitu prilaku sosial atau kebudayaan yang dilihat dari sudut pandangan dari dalam dan definisi perilaku manusia. Konsep ini oleh Moleong (1989) dinyatakan perlunya terdapat kesepakatan antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Adapun tipe hasil kontruksi atau ethic penjelasan mengenai kategori yang diberikan oleh pihak observer luar dalam upaya memberikan analisis terhadap penampilan fenomena yang unik (Goetz dan LeCompte, 1984 : 6). Kedua konsepsi ini dikenal pula dengan terminologi subjektifitas dan objektifitas sebagai konsep yang saling berkaitan karena selain setiap peneliti memperhatikan pernyataan-pernyataan yang diberikan pihak sasaran penelitian, juga harus mampu menempatkan diri seandainya ia menjadi pihak yang diteliti, yang tidak lepas dari sistem nilai, emosi dan rasional.
Pengolahan dan analisis data dilakukan sesuai dengan ketentuan penelitian kualitatif, yaitu diinterpretasikan dan dianalisis secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian. Analisis data merupakan proses menuturkan dan mengamati secara sistematis transkrip wawancara (interview), catatan lapangan (hasil observasi) dan bahan-bahan yang ditemukan untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
(14)
kasus yang diamati dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Dalam hal ini langkah-langkah yang ditempuh yaitu: 1) reduksi data, 2) display data, 3) mengambil kesimpulan dan verifikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (1988:129) analisis data secara umum mengikuti langkah-langkah berikut yaitu reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan dan verifikasi.
Reduksi data yaitu dengan menyingkat data-data ke dalam bentuk laporan yang lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan. Data-data tersebut dirangkum, dipilih dan difokuskan pada hal yang penting-penting. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan lagi.
Display data yaitu agar bisa melihat gambaran data secara keseluruhan dan bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini dilakukan dengan cara membuat beberapa matrik, grafik atau chart dan deskripsi secara rinci dengan mengklasifikasikan data berdasarkan kode yang telah ditentukan sebelumnya. Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal yang sering timbul dan sebagainya. Jadi dari data yang dikumpulkan dicoba diambil kesimpulan. Kesimpulan di awal pengumpulan data tentu masih meragukan, tetapi dengan adanya data baru, dengan cara mengadakan triangulasi maka kesimpulan itu lebih mendasar.
(15)
F. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (1992:23), yaitu: “Tahap -tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas oleh sebab itu desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi bersifat emergensi”. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini peneliti mula-mula menyusun rancangan/proposal penelitian yang diajukan kepada dewan skripsi. Setelah rancangan disetujui kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Kegiatan selanjutnya yaitu mentutors masalah perijinan, yang dimulai dari lingkungan jurusan, fakultas sampai ke lembaga pemerintahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini. Agar mempermudah serta membantu proses pengumpulan data, maka peneliti mempersiapkan perlengkapan penelitian seperti: pedoman wawancara, pedoman observasi, untuk penyelenggara, nara sumber dan responden warga belajar (lulusan), tokoh masyarakat, pendamping , tape recorder utnuk merekam hasil wawancara dan perlengkapan alat tulis lainnya yang dapat digunakan dalam proses penelitian.
(16)
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara keseluruhan dan mendalam dengan mengenal lebih dekat kepada subyek penelitian, mengadakan pengamatan permulaan terhadap lingkungan kegiatan, kegiatan pembelajaran pelatihan, pembinaan pasca pelatihan kemudian diadakan kegiatan partisipasi dengan subyek penelitian dengan melakukan wawancara baik dengan warga belajar, nara sumber dan penyelenggara. Pada tahap ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data terhadap hasil pengumpulan data tersebut.
3. Pelaporan
Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
Triangulasi, yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah diperoleh di lapangan terutama untuk memeproleh keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara warga belajar (lulusan) dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Patton (Ali Budiyana, 2002:50) menjelaskan kegunaan triangulasi adalah untuk membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan orang secara pribadi, hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan. Untuk keperluan triangulasi dan sebagai pelengkap data, maka dipergunakan tenaga informan lain di luar subyek penelitian yaitu subyek yang diduga kuat dapat
(17)
mengadakan triangulasi dengan salah seorang pengelola, tutor, seorang sumber belajar/nara sumber dan orang tua anak usia dini. Jadi jumlah keseluruhan subyek penelitian ditambah dengan informan (triangulasi) yaitu sebanyak 7 orang. Adapun pihak informan yang dimaksud adalah penyelenggara, nara sumber, fasilitator lokal dan tokoh masyarakat setempat. Setelah kegiatan triangulasi kemudian dilakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data dan menggandakan laporan yang telah disusun.
F. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Wajar I Binaan SKB Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan dari bulan Oktober 2010 –Mei 2011 Tabel 3.2.
No Kegiatan Waktu
Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei
LaPendekatan lapangan Observasi lapangan Kegiatan Lapangan Analisis data atau Analisis Intensif
(18)
(1)
yaitu mengangkat fenomena yang terorganisir menjadi suatu kebulatan hasil penelitian kualitatif.
Dari hasil studi yang dilakukan berbagai kepustakaan dapat ditarik kesimpulan bahwa dasar analisis penelitian yaitu ditetapkannya satuan dan kategori (Moleong dalam Ayi Olim, 1999 : 113). Satuan terbagi atas dua bagian yaitu tipe asli dan tipe hasil kontruksi analisis (Moleong, dalam Ayi Olim, 1999 : 113). Tipe asli atau emik, yaitu prilaku sosial atau kebudayaan yang dilihat dari sudut pandangan dari dalam dan definisi perilaku manusia. Konsep ini oleh Moleong (1989) dinyatakan perlunya terdapat kesepakatan antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Adapun tipe hasil kontruksi atau ethic penjelasan mengenai kategori yang diberikan oleh pihak observer luar dalam upaya memberikan analisis terhadap penampilan fenomena yang unik (Goetz dan LeCompte, 1984 : 6). Kedua konsepsi ini dikenal pula dengan terminologi subjektifitas dan objektifitas sebagai konsep yang saling berkaitan karena selain setiap peneliti memperhatikan pernyataan-pernyataan yang diberikan pihak sasaran penelitian, juga harus mampu menempatkan diri seandainya ia menjadi pihak yang diteliti, yang tidak lepas dari sistem nilai, emosi dan rasional.
Pengolahan dan analisis data dilakukan sesuai dengan ketentuan penelitian kualitatif, yaitu diinterpretasikan dan dianalisis secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian. Analisis data merupakan proses menuturkan dan mengamati secara sistematis transkrip wawancara (interview), catatan lapangan (hasil observasi)
(2)
kasus yang diamati dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Dalam hal ini langkah-langkah yang ditempuh yaitu: 1) reduksi data, 2) display data, 3) mengambil kesimpulan dan verifikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (1988:129) analisis data secara umum mengikuti langkah-langkah berikut yaitu reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan dan verifikasi.
Reduksi data yaitu dengan menyingkat data-data ke dalam bentuk laporan yang lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan. Data-data tersebut dirangkum, dipilih dan difokuskan pada hal yang penting-penting. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan lagi.
Display data yaitu agar bisa melihat gambaran data secara keseluruhan dan bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini dilakukan dengan cara membuat beberapa matrik, grafik atau chart dan deskripsi secara rinci dengan mengklasifikasikan data berdasarkan kode yang telah ditentukan sebelumnya. Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal yang sering timbul dan sebagainya. Jadi dari data yang dikumpulkan dicoba diambil kesimpulan. Kesimpulan di awal pengumpulan data tentu masih meragukan, tetapi dengan adanya data baru, dengan cara mengadakan triangulasi maka kesimpulan itu lebih mendasar.
(3)
F. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (1992:23), yaitu: “Tahap -tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas oleh sebab itu desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi bersifat emergensi”. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini peneliti mula-mula menyusun rancangan/proposal penelitian yang diajukan kepada dewan skripsi. Setelah rancangan disetujui kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Kegiatan selanjutnya yaitu mentutors masalah perijinan, yang dimulai dari lingkungan jurusan, fakultas sampai ke lembaga pemerintahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini. Agar mempermudah serta membantu proses pengumpulan data, maka peneliti mempersiapkan perlengkapan penelitian seperti: pedoman wawancara, pedoman observasi, untuk penyelenggara, nara sumber dan responden warga belajar (lulusan), tokoh masyarakat, pendamping , tape recorder utnuk merekam hasil wawancara dan perlengkapan alat tulis lainnya yang dapat digunakan dalam proses penelitian.
(4)
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara keseluruhan dan mendalam dengan mengenal lebih dekat kepada subyek penelitian, mengadakan pengamatan permulaan terhadap lingkungan kegiatan, kegiatan pembelajaran pelatihan, pembinaan pasca pelatihan kemudian diadakan kegiatan partisipasi dengan subyek penelitian dengan melakukan wawancara baik dengan warga belajar, nara sumber dan penyelenggara. Pada tahap ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data terhadap hasil pengumpulan data tersebut.
3. Pelaporan
Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
Triangulasi, yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah diperoleh di lapangan terutama untuk memeproleh keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara warga belajar (lulusan) dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Patton (Ali Budiyana, 2002:50) menjelaskan kegunaan triangulasi adalah untuk membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan orang secara pribadi, hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan. Untuk keperluan triangulasi dan sebagai pelengkap data, maka dipergunakan tenaga informan lain di luar subyek penelitian yaitu subyek yang diduga kuat dapat memberikan data atau informasi tambahan mengenai responden yang diteliti, peneliti
(5)
mengadakan triangulasi dengan salah seorang pengelola, tutor, seorang sumber belajar/nara sumber dan orang tua anak usia dini. Jadi jumlah keseluruhan subyek penelitian ditambah dengan informan (triangulasi) yaitu sebanyak 7 orang. Adapun pihak informan yang dimaksud adalah penyelenggara, nara sumber, fasilitator lokal dan tokoh masyarakat setempat. Setelah kegiatan triangulasi kemudian dilakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data dan menggandakan laporan yang telah disusun.
F. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Wajar I Binaan SKB Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan dari bulan Oktober 2010 –Mei 2011 Tabel 3.2.
No Kegiatan Waktu
Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei
LaPendekatan lapangan Observasi lapangan Kegiatan Lapangan Analisis
(6)