Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prediktor Kinerja Penyusunan Anggaran Responsif Gender Kajian: Teori Kelembagaan T2 932012013 BAB V

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini
yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat
ditarik

beberapa

organisasi

kesimpulan

berpengaruh

bahwa

positif

dan

komitmen

signifikan

terhadap kinerja penyusunan ARG. Selanjutnya,
ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan
antara

komitmen

organisasi

dengan

kinerja

penyusunan ARG, sementara tekanan eksternal
tidak memoderasi

hubungan antara komitmen

organisasi dengan kinerja penyusunan ARG. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa:
1. Pertama, kinerja penyusunan ARG di pemerintah
kota

Salatiga

cenderung

adanyafenomena

isomorfisme

didorong
normatif.

oleh
Pegawai

lebih terdorong untuk menyusun ARG oleh karena
komitmen yang dimiliki, sekalipun komitmen ini

masih berada pada tingkatan sedang.
2. Kedua, penyusunan ARG juga didorong oleh adanya
fenomena isomorfisme mimetik. Ketidakpastian yang
terjadi yang dicerminkan melalui adanya mutasi
pegawai dan perubahan peraturan yang terlalu sering
membuat pegawai lebih cenderung meniru cara
penyusunan ARG dari unit lain tanpa memahami
esensi dari penyusunan tersebut. Hal ini pada
57

akhirnya mengganggu komitmen organisasi dalam
penyusunan ARG. Dengan kata lain, meningkatnya
ketidakpastian

lingkungan

dapat

menurunkan


komitmen organisasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil
pengujian bahwa variabel ketidakpastian lingkungan
memoderasi hubungan komitmen organisasi dengan
kinerja penyusunan ARG.
3. Ketiga, peraturan pemerintah pusat, kritik dan saran
dari LSM dan akademisi tidak dianggap sebagai
tekanan

karena

para

pegawai

pemerintah

kota

bekerja bagi kepentingan publik sehingga semua
peraturan dan kritik dari masyarakat sudah menjadi

amanat yang harus dilaksanakan. Hal ini tampak
melalui hasil pengujian bahwa tekanan eksternal
tidak

memoderasi

hubungan

antara

komitmen

organisasi dengan kinerja penyusunan ARG.
Implikasi
Implikasi teoritis yang didapatkan melalui penelitian
ini,

yaitu

terbukti


bahwa

komitmen

organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
penyusunan ARG seperti yang dikemukakan oleh Rubin
dan Bartle (2005), Hewitt and Mukhopadhyay (2002),
Klasen (1999)
ketidakpastian

sebelumnya. Demikian juga variabel
lingkungan

dapat

memoderasi


hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja
penyusunan

ARG.

Hal

ini

sesuai

dengan

yang
58

dikemukakan

oleh


Govindarajan

(1984)

bahwa

ketidakpastian lingkungan mempengaruhi komitmen
organisasi dalam mencapai tujuan, seperti kinerja
penyusunan
penelitian

ini

anggaran
pula,

tekanan

eksternal


antara

komitmen

responsif

gender.

ditemukan

tidak

bahwa

memoderasi

organisasi

Dalam
variabel


hubungan

dengan

kinerja

penyusunan anggaran responsif gender. Hal ini
bertolak belakang dengan yang dikemukakan oleh
Frumkin and Galaskiewicz (2004) yang menyatakan
bahwa

tekanan

eksternal

dapat

mempengaruhi


komitmen organisasi untuk menyusun ARG.
Melalui penelitian ini didapatkan pula beberapa
implikasi terapan yaitu diketahui bahwa:
1. Penerapan ARG termasuk kebijakan baru bagi
pemerintah kota sehingga hal ini yang seharusnya
mendorong

para

pemimpin

penyelenggara

ARG

(seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)
untuk

mendampingi,

menjelaskan

dan

mensosialisasikan (coaching and clinic) dengan lebih
intens kepada seluruh unit/SKPD. Hal ini bertujuan
utama

untuk

mempermudah

unit/SKPD

dalam

menyusun GAP, GBS dan KAK.
Proses coaching dan clinicini juga dapat menumbuhkan
pemahaman, komitmen dan rasa memiliki para pegawai
(sense of belong) terhadap ARG, sehingga ARG tidak
59

dilaksanakan sebagai sebuah formalitas saja. Hal ini
tentu saja dikaitkan dengan hasil penelitian ini, yaitu
adanya

pengaruh

yang

signifikan

dari

komitmen

organisasi terhadap kinerja penyusunan ARG.
2. Di

samping

itu,

hasil

dari

penelitian

ini

juga

menemukan terdapat pengaruh yang signifikan dari
ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara
komitmen organisasi dengan kinerja penyusunan ARG.
Melalui hal ini maka sebaiknya perputaran posisi yang
cepat (mutasi) tidak terlalu sering dilakukan oleh
pimpinan SKPD, karena dapat berpengaruh pada
komitmen

organisasi

penyusunan

ARG.

dalam
Jika

pencapaian

seorang

kinerja

pegawai

telah

memahami proses penyusunan ARG dengan jelas harus
dimutasikan maka belum tentu pegawai pengganti ini
dapat memahami penyusunan ARG dengan benar,
sehingga hal ini akan berdampak pada komitmen
pegawai tersebut terhadap penyusunan ARG.
3. Dengan melihat juga pada hasil penelitian bahwa tidak
ditemukan pengaruh yang signifikan dari tekanan
eksternal

terhadap

hubungan

antara

komitmen

organisasi dengan kinerja penyusunan ARG, maka hal
ini

dapat

pemerintah

menjadi
kota

suatu
Salatiga

masukan
perlu

agar

pegawai

untuk

lebih

memperhatikan kontribusi-kontribusi yang berasal dari
pihak

eksternal,

seperti

akademisi,

LSM

dan

pemerintah pusat berupa ide, saran, kritik maupun
60

kebijakan

yang

diberikan

sehingga

menambah

pemahaman dan wawasan seluruh pegawai untuk
menjalankan proses penyusunan ARG untuk mencapai
kesetaraan gender dalam masyarakat.
4. Penyelenggaran

kegiatan

responsif

gender

harus

ditunjang dengan dana yang memadai sehingga tidak
menyulitkan pegawai dalam merancang kegiatan dan
program yang responsif gender.
Keterbatasan dan Saran
Suatu penelitian tidak mungkin terlepas dari
suatu

keterbatasan.

penelitian

ini,

keterbatasan

Demikian

yang

di

dinilai

dalamnya.

pula

dengan

masih

terdapat

Keterbatasan

dalam

penelitian ini terkait dengan:
1. Sedikitnya

jumlah

responden

yang

memahami

tentang penyusunan ARG. Hal ini terjadi karena
penerapan

ARG

di

pemerintah

kota

Salatiga

baruberjalan tiga tahun, sejak 2011 sehingga masih
banyak

SDM

yang

kurang

penyusunan

ARG

dengan

berdampak

pada

pemilihan

diwawancarai.

Hal

ini

memahami

benar.

Hal

ini

responden

kemudian

proses
juga
untuk

memberikan

masukan untuk penelitian selanjutnya bahwa perlu
melihat lamanya penerapan ARG sehingga peneliti
dapat

menemukan

responden

yang

memiliki

pemahaman yang mapan terkaitpenyusunan ARG.
61

2. Responden

yang

didapatkan

dalam

pilot

test

dirasakan terlalu kecil, yaitu hanya sejumlah 28
pegawai pemkot Salatiga. Hal ini terjadi karena
dinas yang dijadikan sebagai pilot project oleh
pemerintah kota Salatiga untuk penerapan ARG ini
masih lima dinas sehingga pengambilan sample
untuk pilot test dilakukan hanya pada kelima dinas
ini. Hal ini kemudian memberikan masukan untuk
penelitian selanjutnya bahwa perlu dilakukan pilot
test dengan sample yang lebih besar. Pilot test ini
berguna

untuk

memberikan

gambaran

dan

pandangan awal dalam suatu penelitian. Apabila
pilot test dilakukan terhadap jumlah sample yang
lebih besar maka ada kemungkinan ditemukan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja
penyusunan ARG.
3. Penelitian ini hanya melihat pada tahap penyusunan
ARG, sehingga penelitian selanjutnya diharapkan
untuk

meneliti

bagaimana

pelaksanaan

hingga

proses monitoring ARG. Dengan kata lain, penelitian
selanjutnya disarankan untuk lebih melihat pada
output

dan

outcome

yang

dihasilkan

melalui

pelaksanaan ARG ini.

62

63