OPERASI PLASTIK DENGAN TUJUAN KECANTIKAN DALAM AL-QUR`AN : ANALISIS PENAFSIRAN SURAH AL-NISA' AYAT 119 MENURUT M. QURAISH SHIHAB.
OPERASI PLASTIK DENGAN TUJUAN KECANTIKAN DALAM
AL-QUR`AN
(Analisis Penafsiran Surah al-Nisa’ Ayat 119 Menurut M.Quraish Shihab)
Skripsi:
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat
Oleh:
AMIROTUN NI'MAH E03212045
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR JURUSAN AL-QUR’AN DAN HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
(2)
(3)
(4)
(5)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Amirotun Ni’mah
NIM : E03212045
Fakultas/Jurusan : Ushuluddin/Al-Qur’an dan Hadis
E-mail address : [email protected]
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
Sekripsi Tesis Desertasi Lain-lain (………)
yang berjudul :
OPERASI PLASTIK DENGAN TUJUAN KECANTIKAN DALAM AL-QUR`AN (Analisis Penafsiran Surah al-Nisa’ Ayat 119 Menurut M.Quraish Shihab)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 25 Agustus 2016 Penulis
(AMIROTUN NI’MAH)
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300 E-Mail: [email protected]
(6)
ABSTRAK
Amirotun Ni’mah. E03212045. Operasi Plastik dengan Tujuan Kecantikan dalam al-Qur’a>n (Analisis Penafsiran Surah al-Nisa>’ayat 119 menurut M. Quraish Shihab).
Penelitian ini berawal dari sebuah kasus operasi plastik dengan tujuan kecantikan yang tidak diperbolehkan oleh banyak ulama dengan menggunakan dalil surah al-Nisa>’ ayat 119, akan tetapi M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 menganggap bahwasannya tidak ada pelarangan melakukan operasi plastik dalam surah al-Nisa>’ ayat 119. Serta terjadi perbedaan penafsiran dalam surah al-Nisa>’ ayat 119 antara M. Quraish Shihab dengan Mufasir lain.
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ ayat 119? 2) Bagaimana pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik?
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan data penafsiran menurut beberapa mufasir, khususnya penafsiran M. Quraish Shihab, sebagai salah satu bentuk yang bisa menjadi wacana yang bervariasi bagi umat Islam terkait pengembangan tafsir sejak zaman dahulu hingga saat ini yang sudah banyak mengedepankan konteks tanpa mengabaikan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu tafsir itu sendiri, dengan menggunakan teori Muna>sabah.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan berdasarkan kepustakaan (library research) dengan menela’ah literatur terkait dengan topik. Sesuai dengan tujuan tersebut, data primer yang digunakan berasal dari penjelasan-penjelasan penafsiran oleh M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, serta data sekunder yang berasal dari buku-buku yang relevan dengan penelitian ini di antaranya Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n karya Sayyid Qut}b, Tafsir al- Mara>g}i>, Tafsir al-Azhar dan Tafsir Ibnu Kathi>r. Sementara analisis dilakukan dengan mengunakan deskriptif dan content analisis. Yaitu menggambarkan dan menguraikan secara menyeluruh mengenai objek yang diteliti. Sedangkan analisis isi adalah metodologi dengan memanfaatkan sejumlah perangkat untuk menarik kesimpulan dari sebuah dokumen atau bahan pustaka.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mufasir mempunyai pemahaman yang bervariasi terkait penafsiran surah al-Nisa>’ ayat 119. Menurut M. Quraish Shihab pengubahan yang dimaksud adalah mengenai mengubah bentuk fisik binatang dengan cara menyakitinya, memperburuk bahkan tidak memfungsikannya dengan baik, serta melakukan semua itu atas dasar memenuhi ajaran setan. Pengertian mengubah ciptaan Allah yang dimaksud di sini juga termasuk mengebiri, homoseksual, lesbian serta praktik-praktik yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 menggunakan pendekatan ‘ulumul Qur’an yakni dengan menggunakan teori Muna>sabah
(7)
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TRANSLITERASI ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Kegunaan Penelitian... 7
F. Kajian Pustaka ... 8
G. Kerangka Teoritik ... 9
H. Metode Penelitian... 19
(8)
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG OPERASI PLASTIK
A. Pengertian Operasi Plastik ... 25
B. Sejarah Operasi Plastik ... 33
C. Operasi Plastik Menurut Medis ... 34
D. Operasi Plastik Menurut Hukum Islam ... 36
BAB III BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB DAN TAFSIR AL-MISHBAH BESERTA PENAFSIRAN A. Biografi M. Quraish Shihab ... 43
B. Tafsir al-Mishbah ... 48
C. Penafsiran Surah al-Nisa>’ ayat 119 ... 63
D. Pendekatan M. Quraish Shihab dalam Menafsirkan Surah al-Nisa>’ ayat 119 Tentang Operasi Plastik ... 80
BAB IV ANALISIS A. Penafsiran M. Quraish Shihab Surah al-Nisa>’ ayat 119 ... 84
B. Pendekatan M. Quraish Shihab dalam Menafsirkan Surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang Operasi Plastik ... 86
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89
B. Saran-saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA
(9)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Agama Islam menentang kehidupan yang bersifat kesengsaraan dan menyiksa diri. Agama Islam menganjurkan umatnya untuk selalu tampak indah dengan cara sederhana dan layak, yang tidak berlebihan. Bahkan Islam sudah menganjurkan di saat hendak mengerjakan ibadah supaya berhias diri disamping menjaga kebersihan dan kesucian tempat maupun pakaian.1
Bila Islam sudah menetapkan hal-hal yang indah baik laki-laki maupun wanita. Maka terhadap wanita Islam lebih memberi perhatian dan kelonggaran karena fitrahnya. Adapun hal-hal yang dianggap manusia baik, tetapi membawa perubahan dan kerusakan pada tubuhnya dari yang telah diciptakan Allah dimana perubahan itu tidak layak bagi fitrah manusia, tentu hal itu pengaruh dari perbuatan setan yang hendak memperdayakan.2
Keinginan untuk selalu tampil menarik, cantik dan anggun menjadi impian wanita modern. Segala daya dan upaya dikerahkan, tak peduli barapa ratus juta melayang yang penting cantik. Media pun terus menerus mempengaruhi wanita agar selalu tampil cantik, berbagai produk pemoles wajah ditampilkan dengan seribu satu merk. Teknologi bidang kecantikan pun sudah sangat canggih. Operasi
1 Yusuf al-Qardhawi, Fatawa Qardhawi, (Surabaya: Risalah Gusti, 1993), 330. 2 Ibid.
(10)
2
plastik atau operasi kecantikan adalah di antara produk teknologi kecantikan yang lagi trend. Asalnya, teknologi ini untuk membantu mengembalikan keutuhan tubuh seseorang yang terkena musibah terbakar atau kecelakaan lalu lintas yang merusak tubuh dan wajahnya. Namun akhirnya menjadi trend ketika banyak perempuan yang menginginkan perubahan pada tubuhnya terutama bagian wajah.3
Firman Allah surat al-Nisa>’ ayat 119 dijadikan pijakan sementara oleh ulama untuk mengharamkan segala jenis operasi tanpa tujuan yang jelas:
َقْلَخ َنُرّ يَغُ يَلَ ف ْمُهَ نَرُمآَو ماَعْ نأا َناَذآ َنُكّتَبُيَلَ ف ْمُهَ نَرُمآَو ْمُهَ نَ يّ نَمأَو ْمُهَ نَل ضأَو
ْنَمَو هَللا
ذ خَتَ ي
اًني بُم اًناَرْسُخ َر سَخ ْدَقَ ف هَللا نوُد ْن م اًي لَو َناَطْيَشلا
١١١
Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan
aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya[352]." Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung
selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.4
Dari ayat di atas para mufasir, selanjutnya akan dipaparkan beberapa pendapat mufasir terkait dengan penafsiran surah al-Nisa>’ ayat 119 sebagai berikut:
Menurut Must}afa> al-Mara>g}i>, pengubahan ciptaan Allah dan buruknya perbuatan itu mencakup pengubahan secara indrawi seperti pengebirian dan pengubahan secara maknawi adalah agama Allah karena ia adalah agama fitrah,
3 Abu al-Ghifari, Muslimah yang Kehilangan Harga Diri, (Bandung: Mujahid, 2004),
93-94.
(11)
3
yaitu kejadian.5 Menurut Buya Hamka, dalam penafsirannya mengenai mengubah ciptaan Allah ini beliau memaparkan ada dua penafsiran, yang pertama yakni mengubah agama Allah dan yang kedua yang dimaksud adalah mengebiri binatang.6
Menurut Ibnu Kathi>r, pengubahan ciptaan Allah yang dimaksud adalah mengebiri binatang dan tato serta mengubah agama Allah.7 Sayyid Qut}b dalam tafsirnya Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n ketika menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 memaparkan bahwasannya pengubahan ciptaan Allah dan fitrahnya memotong bagian tubuh tertentu atau mengubah bentuknya, baik pada binatang maupun manusia, seperti mengebiri para budak dan mentato kulit.8
Selanjutnya adalah pemikiran M. Quraish Shihab, dalam Tafsir al-Mishbah terdapat penjelasan mengenai هَللا َقْلَخ َنُرّ يَغُ يَلَ ف menurut beliau adalah mengubah ciptaan Allah yang melekat dalam diri setiap manusia, khususnya fitrah keagamaan dan keyakinan akan keesaan Tuhan. Dan memfungsikan makhluk Allah tidak sesuai dengan fungsi yang sesungguhnya serta mengubah ciptaaan Allah yang dimaksud adalah mengebiri, homoseksual dan lesbian, serta praktik-praktik yang tidak sesuai dengan fitrah manusia.9
5 Ahmad Must}afa> al-Mara>g}i>, Tafsir al- Mara>g}i>, Juz v, (Semarang: Toha Putra, 1993),
288.
6 Hamka, Tafsir al-Azhar, juz v, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004), 367-368.
7Ibnu Kathi>r, Tafsi> al-Qur’a>n al-‘Adzi>m jilid 5, )Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2004(,
411.
8Sayyid Qut}b, Terj. Tafsir Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n, jilid 3, terj. As’ad Yasin, dkk, (Jakarta:
Gema Insani, Press, 2002), 81.
9 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
(12)
4
Orang yang melakukan operasi plastik dengan tidak memperhatikan akibatnya, karena kurangnya pemahaman terhadap pengetahuan Hukum Islam. Hal tersebut dilakukannya operasi plastik karena dipengaruhi oleh faktor psikologi, misalnya orang yang tadinya merasa rendah diri dengan keadaan organ yang kurang sempurna (jelek) dalam bentuk jasmani, sehingga orang tersebut merasa minder. Namun ada juga orang yang sudah sempurna bentuk organ tubuhnya, karena merasa bahwa dirinya kurang menarik, maka orang tersebut akan berusaha untuk memperindah dirinya dengan melakukan operasi plastik. Pandangan Islam terhadap orang yang melakukan operasi plastik maupun yang tidak melakukannya itu sama derajatnya, jadi kedudukan manusia itu sama di hadapan Allah SWT bahkan tidak ada keistimewaanya kecuali dengan ketaqwaan.
ل َل ئاَبَ قَو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَجَو ىَثْ نُأَو رَكَذ ْن م ْمُكاَنْقَلَخ اَن إ ُساَنلا اَه يَأ اَي
هَللا َدْن ع ْمُكَمَرْكَأ َن إ اوُفَراَعَ ت
ر بَخ مي لَع َهَللا َن إ ْمُكاَقْ تَأ
١١
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.10
Substansi ayat tersebut tidak membedakan manusia di sisi Allah karena kecantikan, keturunan, laki-laki atau perempuan tetapi yang membedakan hanyalah ketakwaan seseorang di sisi-Nya. Hal ini berarti bahwa manusia yang paling bertakwalah yang paling dekat pada Allah SWT.11
10al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 49: 13
11Hamid Laonso dan Muhammad Jamil, Hukum Islam Alternatif Solusi terhadap
(13)
5
Hal ini karena Hukum Islam mengatur segala aspek kehidupan, sehingga tidak dibenarkan jika hanya memperhatikan salah satu diantara mereka. Allah SWT telah menjadikan kekuatan berpikir pada manusia dengan kadar yang sama, karena Allah hanya menciptakan akal yang tunggal untuk manusia. Allah SWT adalah dzat yang menciptakan manusia, Dia yang maha mengetahui apa yang tepat bagi makhluk ciptaan-Nya. Salahnya persepsi terhadap kedudukan manusia, menyebabkan banyak orang melakukan berbagai bentuk usaha yang merupakan tindakan melampaui batas-batas hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT. Di samping itu tersebarnya bid‘ah dan terpendamnya panji-panji sunnah serta berhentinya kegiatan berpikir menyebabkan terjadainya kesalahan masyarakat dalam melaksanakan hukum Islam. Salah satu kesalahan tersebut dalam hal pelaksanaan operasi plastik. Sebenarnya operasi plastik ini semata-mata bertujuan untuk mengatasi kesulitan seseorang dalam keadaan darurat.12
Larangan Islam terhadap pelaksanaan operasi plastik ini didasarkan pada hadis Nabi sebagai berikut:
ل تاَقُم ُنْب ُدَمَُُ َِثَدَح
:
ُدْبَع اَنَرَ بْخَأ
هَللا
:
ُناَيْفُس اَنَرَ بْخَأ
،
روُصْنَم ْنَع
،
َمي اَرْ ب إ ْنَع
،
ْنَع
َةَمَقْلَع
،
َلاَق ُهْنَع ُهَللا َي ضَر دوُعْسَم نْبا ْنَع
:
تاَصّمَنَ تُمْلاَو تاَ ِْوَ تْسُمْلاَو تاَ ِاَوْلا ُهَللا َنَعَل
ْلَخ تاَرّ يَغُمْلا نْسُحْل ل تاَجّلَفَ تُمْلاَو
هَللا َق
،
ُهَللا ىَلَص هَللا ُلوُسَر ُهَنَعَل ْنَم ُنَعْلَأ َا ِ اَم
َمَلَسَو هْيَلَع
،
هَللا باَت ك ِ َوَُو
Dari Ibnu Mas‘u>d ra. berkata: Allah mengutuk wanita yang tukang tato, yang minta ditato, yang menghilangkan bulu mata, yang dihilangkan bulu mata dan
12 Nurul Maghfiroh dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad dalam
(14)
6
para wanita yang memotong giginya yang semuanya itu dikerjakan dengan maksud untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.13
Kutukan Allah yang diberikan kepada pelaku operasi plastik ini meliputi yang meminta dioperasi plastik dan yang melakukan operasi plastik dikarenakan yang bersangkutan telah menghina ciptaan Allah yang dipandang tidak indah sebagaimana yang diharapkan. Melakukan operasi plastik untuk menjadi indah/cantik berarti ciptaan manusia dipandang lebih sempurna dibandingkan ciptaan Allah.14
B.Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari hasil paparan latar belakang di atas, timbullah suatu masalah yang perlu dikaji, di antaranya:
1. Bagaimana perbedaan penafsiran taghyiru khalqillahi menurut para mufassir?
2. Bagaimana hukum operasi plastik menurut para ulama?
3. Bagaimana penafsiran surah al-Nisa>’ ayat 119 menurut mufasir? 4. Bagaimana penafsiran surah al-Nisa>’ ayat 119 menurut M. Quraish
Shihab?
Untuk memberi arahan yang jelas dan ketajaman analisa dalam pembahasan, maka diperlukan pembatasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya akan membahas yaitu mengenai operasi plastik dalam Alquran. Yang telah ditafsirkan oleh M. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir
13Abu ‘Abdillah Muhammad b. Isma>i>l b. Ibra>hi>m b. Mughi>rah al-Bukha>ri>, Shahih Bukhari, Juz 4, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971), 86.
14Jamil, Hukum Islam.., 243 .
(15)
7
al-Mishba>h. Operasi plastik dalam Tafsir al-Mishba>h menurut M. Quraish Shihab tidak ada larangan untuk melakukan. Sedangkan banyak mufassir lain yang tidak memperbolehkan operasi plastik.
C.Rumusan Masalah
Dari identifikasi diatas akan menimbulkan berbagai penelitian yang dapat dikaji dan dibahas dalam jumlah banyak masalah, akan tetapi karena keterbatasan dana dan waktu akan di teliti dan dikaji beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik?
2. Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ ayat 119? D.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik.
2. Mengetahui penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ ayat 119. E.Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan keilmuan dalam bidang tafsir. Agar penelitian ini jelas dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, maka perlu dikemukakan kegunaan dari penelitian ini, yakni: 1. Kegunaan secara teoritis
(16)
8
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat menambah khazanah pengetahuan ilmu keagamaan, khususnya mengenai operasi plastik perspektif M. Quraish Shihab.
2. Kegunaan secara praktis
Implementasi penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi agar dapat membawa pembacanya untuk berhati-hati dalam tabarruj.
F. Kajian Pustaka
Dalam penelusuran awal sampai saat ini belum ditemukan penelitian atau tulisan yang spesifik mengkaji tentang operasi plastik perspektif M. Quraish Shihab. Setelah menelusuri melalui kajian pustaka, ditemukan karya ilmiah yang membahas operasi plastik, di antaranya:
1. Skripsi yang berjudul Studi Komparatif Hukum Positif dan Hukum Pidana Islam tentang Hukuman bagi Dokter yang Melakukan Operasi Plastik untuk Membantuk Kejahatan. Karya Dafihu Durrotun Nafisa (C12303035) jurusan Siyasah Jinayah fakultas Syariah tahun 2007. Dalam penelitiannya, peneliti membahas hukuman bagi dokter yang melakukan operasi plastik untuk membantu kejahatan, ini diatur dalam pasal 57 KUHP sebagai hukuman pidana umum dan UU no.23 tahun 1992 tentang Kesehatan Bab X ketentuan pidana pasal 80 ayat (3) sebagai hukuman khusus.
2. Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Operasi Plastik pada Cacat Wajah di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Karya Nurush Shohabah jurusan Ahwalus Syakhsiyah fakultas Syariah tahun 2012. Dalam penelitiannya, peneliti membahas bahwasannya praktek operasi plastik pada
(17)
9
cacat wajah di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dilaksanakan dengan cara mengganti seluruh bagian kulit wajah dengan kulit dari punggung. Operasi dilaksanakan sampai 15 tahapan, mulai dari tahap pengambilan kulit punggung sampai tahap penghalusan.
Dengan demikian, belum ada yang membahas tentang operasi plastik dalam al-Qur’a>n, khususnya perspektif M. Quraish Shihab. Oleh sebab itu, penulis
mengadakan penelitian skripsi dengan pokok masalah mengenai “Operasi Plastik
dalam Alquran Perspektif M. Quraish Shihab”. G.Kerangka Teoritik
Seperti halnya pengetahuan tentang asba>b al-Nuzul yang mempunyai pengaruh dalam memahami makna dan menafsirkan ayat, maka pengetahuan tentang muna>sabah atau korelasi ayat dengan ayat dan surah dengan surah juga membantu dalam pentakwilan dan pemahaman ayat dengan baik dan cermat.15
1. Sejarah Muna>sabah
al-Qur’a>n berisi berbagai macam petunjuk dan peraturan yang disyariatkan, karena adanya berbagai sebab dan hikmah. Ayat-ayat yang diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan. Susunan ayat dan surah ditertibkan sesuai dengan yang terdapat di lauh mahfudz, sehingga terlihat adanya persesuaian antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya dan antara surah yang satu dengan surah yang lainnya. Dari situ, timbullah cabang dari
15 Ibid., 137.
(18)
10
ulumul Qur’an yang khusus membahas persesuaian-persesuaian tersebut, yakni yang disebut ilmu Muna>sabah.16
Orang yang pertama kali menulis ilmu Muna>sabah ini adalah Imam Abu Bakar An-Naisaburi (324 H), kemudian disusul oleh Abu Ja‘far Ibnu al-Zubair yang mengarang kitab al-Burhanu Fi> Muna>sabati Suwaril Qur’a>ni dan diteruskan oleh Burhanuddin al-Biqa’i yang menulis kitab Nudzumud Durari Fi> Tana>subil
A<ya>ti Was Suwari dan As-Suyut}i yang menulis kitab Asra>rut Tanzi>li Wa Tana>suqud Durari Fi Tana>subil A<ya>ti Was Suwari dan M. Shodiq al-Ghimari yang mengarang kitab Jawa>hirul Baya>ni Fi> Tana>subi Suwaril Qur’a>ni.17
2. Pengertian Muna>sabah
Secara etimologis, kata muna>sabah berarti musyakalah (keserupaan) dan muqarabah (kedekatan). Sedangkan secara terminologis, banyak ulama yang mendefinisikan:18
a. al-Zarkasyi, muna>sabah adalah mengaitkan bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya, mengaitkan lafadz umum dan khusus, atau hubungan antar ayat yang terkait dengan sebab akibat, ‘illat dan ma‘lul, kemiripan ayat, pertentangan (ta‘arud}) dan sebagainya.
b. al-Qat}t}an, muna>sabah adalah menghubungkan antara jumlah dengan jumlah dalam suatu ayat, atau antara ayat dengan ayat pada sekumpulan ayat, atau antar surah dengan surah.
16 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2009), 153. 17 Ibid.,
(19)
11
c. Ibnu ‘Arabi, muna>sabah adalah keterkaitan ayat-ayat al-Qur’a>n sehingga seolah-olah merupakan satu ungkapan yang mempunyai satu kesatuan makna dan keteraturan redaksi.
Mengetahui penyesuaian antara ayat-ayat itu itu dapat menolong dan membantu memperindah takwil memperhalus pemahaman. Maka dari itu, pembahasan ini dijadikan suatu karangan di antara para ulama.
رلا
باَت ك
ْتَم كْحُأ
ُهُتاَيآ
َُث
ْتَلّصُف
ْن م
ْنُدَل
مي كَح
ر بَخ
(
١
)
(Ingatah) suatu kitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.19
Mengetahui penyesuaian dan ikatan antara ayat-ayat itu bukanlah merupakan hal yang tauqifian. Tapi menjadi pedoman atas ijtihad seseorang yang menafsirkannya.dan dapat mencicip bagaimana manisnya i‘ja>zul Qur’a>n, menyelami rahasia balaghahnya dan bentuk bayannya yang tiada tara. Penyesuaian itu adalah memperhalus arti, teraturnya ucapan diwaktu menuturkan kata-kata.20
Muna>sabah tidak hanya sesuai dalam arti sejajar atau pararel saja, melainkan yang kontradiksi juga termasuk muna>sabah, misalnya setelah menjelaskan mengenai orang mukmin kemudian menerangkan orang kafir dan sebagainya. Sebab ayat al-Qur’a>n itu tekadang merupakan takhshish (pengkhususan) dari ayat yang umum.21 Teori Muna>sabah adalah hubungan atau
19al-Qur’>an dan Terjemahnya, 11: 1.
20Mana’ul Quthan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, terj. Halimudddin, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1993), 107-108.
(20)
12
persesuaian antara ayat atau surat sebelumnya atau sesudahnya yang terkait dengan pemaknaannya. (korelasi dalam hubungan pemaknaan).
Jika tidak diperhatikan secara saksama, maka al-Qur’a>n terlihat terputus-putus ayat-ayatnya, yakni tiada bertali temali, padahal ayat-ayat tersebut mempunyai muna>sabah antara yang satu dengan yang lain. Seperti halnya mengetahui asba>b al-Nuzul turut membantu dalam memahami tafsir ayat, maka begitu pula mengetahui tana>subil ayat dengan ayat turut membantu dalam
memahami ta’wil ayat.22
Pengetahuan tentang tana>subil ayat itu bukanlah berdasarkan tauqify (tuntunan Nabi) melainkan merupakan ijtihad para mufasir. Ayat-ayat al-Qur’a>n terkadang merupakan taukid bagi ayat-ayat sebelumnya, atau merupakan keterangan atau merupakan tafsir, ataupun selingan. Seperti ada ayat-ayat yang menerangkan kontradiksinya dalam hal orang-orang mukmin dengan kafir, janji dan ancaman, rahmat dengan adzab, tarhib dengan targhib dan sebagainya.23
3. Macam-Macam Muna>sabah
Muna>sabah jika dilihat dari berbagai segi terbagi menjadi bermacam-macam:
a. Dilihat dari sifatnya, terbagi menjadi dua:24
1. Persesuaian yang nyata (Dzahirul Irtibath), yaitu persesuaian yang tampak jelas, karena keterkaitan antara kalimat yang satu dengan yang lain sangat erat sekali, sehingga apabila kalimat yang satu dipisahkan
22 Mashuri Sirojuddin Iqbal dan A. Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Angkasa,
1993), 276.
23 Ibid., 276.
(21)
13
dengan kalimat yang lain, maka tidak akan menjadi kalimat sempurna. Deretan beberapa ayat yang menerangkan suatu materi itu terkadang ayat yang satu berupa penguat, penafsir, penyambung, penjelasan, pengecualian atau pembatasan dari ayat yang lain, sehingga tampak menjadi satu kesatuan yang sama. Contohnya: persambungan antara ayat 1 dan 2 surah al-Isra’:
َناَحْبُس
ي ذَلا
ىَرْسَأ
دْبَع ب
اْيَل
َن م
د جْسَمْلا
ماَرَْلا
َل إ
د جْسَمْلا
ىَصْقأا
ي ذَلا
ْكَراَب
اَن
ُهَلْوَح
ُهَي رُن ل
ْن م
اَن تاَيآ
هَن إ
َوُ
ُعي مَسلا
ُر صَبْلا
(
١
)
Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.25
اَنْ يَ تآَو
ىَسوُم
َباَت كْلا
ُاَنْلَعَجَو
ىًدُ
َِب ل
َلي ئاَرْس إ
اَأ
اوُذ خَتَ ت
ْن م
نوُد
كَو
اي
(
)
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku.26
Muna>sabah antara kedua ayat tersebut tampak jelas, bahwa Nabi Muhammad SAW dan Nabi Musa a.s. diangkat menjadi Nabi dan Rasul oleh Allah, keduanya di-isra’-kan, Nabi Muhammad dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha, sedangkan Nabi Musa dari Mesir, ketika ia keluar dari negeri tersebut dalam keadaan ketakutan menuju Madyan.
2. Persambungan yang tidak jelas (Khafiyyul Irtibadh), yaitu persesuaian
yang samar antara bagian Alquran dengan yang lain sehingga tidak tampak hubungan antara keduanya, bahkan seolah-olah masing-masing ayat/surah berdiri sendiri, baik karena ayat yang satu itu di‘at}afkan pada
25al-Qur’>an dan Terjemahnya, 17: 3. 26al-Qur’>an dan Terjemahnya, 17: 2.
(22)
14
yang lain, atau karena yang satu bertentangan dengan yang lain. Contohnya:
َكَنوُلَأْسَي
نَع
ةَل أا
ْلُق
َي
ُتي قاَوَم
ساَنل ل
ّجَْلاَو
َسْيَلَو
بْلا
ْنَأ ب
ُتْأَت
او
َتوُيُ بْلا
ْن م
اَ روُهُظ
َن كَلَو
َ بْلا
نَم
ىَقَ تا
اوُتْأَو
َتوُيُ بْلا
ْن م
اَ ّاَوْ بَأ
اوُقَ تاَو
َهَللا
ْمُكَلَعَل
َنوُح لْفُ ت
(
١ ١
)
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.27
اوُل تاَقَو
ِ
لي بَس
هَللا
َني ذَلا
ْمُكَنوُل تاَقُ ي
اَو
اوُدَتْعَ ت
َن إ
َهَللا
ا
ب ُُ
ْلا
َني دَتْعُم
(
١١٣
)
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.28
Ayat di atas menerangkan perintah menyerang kepada orang-orang yang menyerang umat Islam. Jka dilihat sepintas, ayat tersebut seperti tidak ada hubungannya atau samar. Padahal sebenarnya ayat tersebut berkaitan. Muna>sabah ayat tersebut, yaitu pada ayat 189 surah al-Baqarah membahas mengenai waktu untuk haji. Sedangkan pada ayat 190 surah al-Baqarah sebenarnya menerangkan bahwa pada saat haji umat Islam dilarang berperang, akan tetapi jika diserang terlebih dahulu, maka serangan dari musuh itu harus dibalas, meskipun pada musim haji.29
b. Dilihat dari materi, terbagi menjadi dua:
27al-Qur’>an dan Terjemahnya, 2: 189. 28al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 2: 190. 29 Djalal, Ulumul Qur’an..., 157.
(23)
15
1. Muna>sabah antarayat, yaitu persambungan antar ayat yang satu dengan ayat yang lain. Muna>sabah ini berbentuk
persambungan-persambungan, sebagai berikut:
a) Di‘at}afkannya ayat yang satu pada ayat yang lain, contohnya:
اوُم صَتْعاَو
لْبَ ِ
هَللا
اًعي ََ
اَو
اوُقَرَفَ ت
اوُرُكْذاَو
َةَمْع ن
هَللا
ْمُكْيَلَع
ْذ إ
ْمُتْنُك
ًءاَدْعَأ
َفَلَأَف
َْيَ ب
ْمُك بوُلُ ق
ْمُتْحَبْصَأَف
ه تَمْع ن ب
اًناَوْخ إ
ْمُتْنُكَو
ىَلَع
اَفَش
ةَرْفُح
َن م
راَنلا
ْمُكَذَقْ نَأَف
اَهْ ن م
َك لَذَك
ُّيَ بُ ي
ُهَللا
ْمُكَل
ه تاَيآ
ْمُكَلَعَل
َنوُدَتْهَ ت
(
١٣٠
)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.30
اَي
اَه يَأ
َني ذَلا
اوُنَمآ
اوُقَ تا
َهَللا
َقَح
ه تاَقُ ت
اَو
َنُتوََُ
ا إ
ْمُتْ نَأَو
ُم لْسُم
َنو
(
١٣
)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.31
Faedah dari muna>sabah ini adalah menjadikan dua ayat tersebut sebagai dua hal yang sama. Pada ayat 102 sural ali ‘imra>n menyuruh bertakwa, dan ayat 103 menyuruh berpegang teguh pada agama Allah, dua hal yang sama.32
b) Tidak di‘at}afkannya ayat yang satu pada ayat yang lain, contohnya:
ُدي دَش ُهَللاَو ْم ّوُنُذ ب ُهَللا ُمُ َذَخَأَف اَن تاَيآ ب اوُبَذَك ْم ه لْبَ ق ْن م َني ذَلاَو َنْوَعْر ف لآ بْأَدَك
باَق عْلا
(
١١
)
30al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 3: 103. 31al-Qur’a>ndan Terjemahnya, 3: 102. 32Djalal, Ulumul Qur’an..., 158.
(24)
16
(Keadaan mereka) adalah sebagai Keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. dan Allah sangat keras siksa-Nya.
لا َن م ْمُُداْوَأ اَو ْمَُُاَوْمَأ ْمُهْ نَع َ ِْغُ ت ْنَل اوُرَفَك َني ذَلا َن إ
راَنلا ُدوُقَو ْمُ َك ئَلوُأَو اًئْيَش هَل
(
١٣
)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. dan mereka itu adalah bahan Bakar api neraka.
Dalam Muna>sabah ini, hubungan antara kedua ayat tersebut tampak kuat. Ayat 11 dianggap sebagai kelanjutan ayat 10 surah ali ‘Imra>n.
c) Digabungkannya dua hal yang sama:
اَمَك
َكَجَرْخَأ
َك بَر
ْن م
َك تْيَ ب
ّقَْلا ب
َن إَو
اًقي رَف
َن م
َي ن مْؤُمْلا
َنوُ راَكَل
(
)
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran[596], Padahal Sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.33
َك ئَلوُأ
ُمُ
َنوُن مْؤُمْلا
اًقَح
ْمََُ
تاَجَرَد
َدْن ع
َّّر
ْم
ةَر فْغَمَو
قْز رَو
ي رَك
(
)
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.34
Kedua ayat di atas sama-sama menerangkan tentang kebenaran, pada ayat 5 menerangkan kebenaran bahwa Nabi diperintah hijrah, dan ayat 4 menerangkan kebenaran status mereka sebagai kaum mukminin.35
d) Dikumpulkan dua hal yang kontradiksi:
33al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 8: 5.
34al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 8: 4.
(25)
17
َُث
اَنْلَدَب
َناَكَم
ةَئّيَسلا
َةَنَسَْلا
َََح
اْوَفَع
اوُلاَقَو
ْدَق
َسَم
اَنَءاَبآ
ُءاَرَضلا
ُءاَرَسلاَو
ْمُاَنْذَخَأَف
ًةَتْغَ ب
ْمَُو
ا
َنوُرُعْشَي
(
١
)
Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: "Sesungguhnya nenek moyang Kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan", Maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.36
اَمَو
اَنْلَسْرَأ
ِ
ةَيْرَ ق
ْن م
ي َِن
ا إ
اَنْذَخَأ
اَهَلَْأ
ءاَسْأَبْلا ب
ءاَرَضلاَو
ْمُهَلَعَل
َنوُعَرَضَي
(
١
)
Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan Nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.37
Pada ayat 94 menerangkan ditimpakannya penderitaan dan kesempitan kepada penduduk, tetapi ayat 95 menerangkan kesusahan dan penderitaan diganti dengan kesenangan.
e) Dipindahkannya satu pembicaraan:
بآَم َرَشَل َي غاَطل ل َن إَو اَذَ
(
)
Beginilah (keadaan mereka). dan Sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk,
Dialihkan pembicaraan pada nasib orang-orang yang durhaka yang akan kembali ke tempat yang buruk sekali, dan ayat 54 membicarakan rezeki dari para ahli surga.
داَفَ ن ْن م ُهَل اَم اَنُ قْز رَل اَذَ َن إ
(
)
Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezki dari Kami yang tiada habis-habisnya.
36al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 7: 95. 37al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 7: 94.
(26)
18
2. Muna>sabah antarsurah, persambungan antara surah yang satu dengan surah yang lain. Muna>sabah ini ternagi menjadi dua:
a. Muna>sabah antar dua surah mengenai materinya, seperti surah al-Baqarah dan al-Fa>tihah yang sama-sama menerangkan 3 hal kandungan al-Qur’a>n (akidah, ibadah dan muamalah). Dalam surah
al-Fa>tihah dijelaskan secara ringkas sedangkan dalam surah al-Baqarah yang dijelaskan secara rinci dan panjang lebar.
b. Muna>sabah antara permulaan surah dengan penutupan surah sebelumnya. Contoh:
لا َلَعَجَو َضْرأاَو تاَواَمَسلا َقَلَخ ي ذَلا هَل ل ُدْمَْلا
ْم َّّر ب اوُرَفَك َني ذَلا َُث َرو نلاَو تاَمُل ظ
َنوُل دْعَ ي
(
١
)
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang, Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
ُم هَل ل
ءْيَش ّلُك ىَلَع َوَُو َن هي ف اَمَو ضْرأاَو تاَواَمَسلا ُكْل
ري دَق
(
١ ٣
)
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
c. Muna>sabah antara pembukaan dan akhiran suatu surah. Contohnya persesuaian antara awal surah al-Baqarah:
هي ف َبْيَر ا ُباَت كْلا َك لَذ ما
َي قَتُمْل ل ىًدُ
(
)
Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Permulaan surah al-Baqarah tersebut sesuai dengan akhirannya yang memerintahkan bersoa agar tidak disiksa Allah, apabila lupa atau bersalah:
مْوَقْلا ىَلَع اَنْرُصْناَف اَناْوَم َتْنَأ اَنَْْْراَو اَنَل ْر فْغاَو اَنَع ُفْعاَو
َني ر فاَكْلا
(
)
(27)
19
Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."
4. Faedah Ilmu Muna>sabah
Mempelajari ilmu Muna>sabah banyak faedah yang bisa diambil, yang mana bisa mengetahui hubungan antara kalimat atau ayat maupun surah yang satu dengan yang lain, sehingga lebih memperdalam pengetahuan dan penggalan terhadap kitab al-Qur’a>n dan memperkuat keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatannya.38
Dengan ilmu Muna>sabah, dapat membantu memahami ta’wil ayat.39 Bisa dilihat mutu dan tingkat kebalaghahan bahasa al-Qur’a>n dan konteks kalimat yang satu dengan yang lain, serta persesuaian ayat atau surah yang satu dengan yang lain, sehingga kemukjizatannya lebih meyakinkan bahwa
al-Qur’a>n benar-benar wahyu dari Allah. Ilmu Muna>sabah sangat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qura>n, setelah diketahui hubungan suatu ayat dengan ayat yang lain, sehingga sangat mempermudah pengistinbatan hukum atau isi kandungannya.40
H.Metode Penelitian
Sebuah penelitian ilmiah diwajibkan adanya metode tertentu untuk menjelaskan objek yang menjadi kajian. Supaya mendapatkan hasil yang tepat sesuai dengan rumusan masalahnya. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi gerak
38 Djalal, Ulumul Qur’an..., 164-165.
39 Muchotob Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehensif, (Yogyakarta: Gama Media, 2003),
171.
(28)
20
dan batasan dalam pembahasan ini agar tepat sasaran.41 Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan obyektif dalam penelitian ini, penulis mencoba menggunakan beberapa metode penelitian yang dianggap sesuai dengan tipe penelitian yang akan dibahas, mengingat tidak semua metode bisa digunakan dalam satu bahasan. Adapun penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non-empirik atau library research (penelitian kepustakaan). Oleh karena itu sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari bahan-bahan tertulis yang mempunyai relevansi dengan permasalahan penelitian ini. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, pemikiran individu maupun kelompok, yang dihimpun dari data serta menganalisis dokumen dan catatan-catatan.42 Dalam penelitian ini data dikumpulkan awalnya disusun, dijelaskan setelah itu dianalisa.43
2. Sumber Data
Sumber data yang akan dijadikan dalam penelitian ini bersifat kepustakaan, diambil dari dokumen kepustakaan seperti buku-buku, majalah, kitab-kitab, dan berbagai literatur lainnya yang sesuai dengan penelitian ini, agar mendapat data yang konkret serta ada kaitannya dengan masalah di atas meliputi sumber data primer dan sekunder.
41Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
338.
42Nana Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), 60.
43Winarto Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiyah, Dasar-Dasar Metode dan Tekhnik,
(29)
21
a. Sumber primer
Sumber yang menjadi rujukan utama dalam penelitian. Adapun sumber primer dalam penelitian ini adalah Tafsir al-Mishba>h karya M. Quraish Shihab.
b. Sumber sekunder
Yaitu sebagai acuan yang terkait langsung dengan pokok permasalahan, antara lain karya-karya M. Quraish Shihab sendiri, karya-karya mengenai operasi plastik.
1) Tafsir al-Azhar karya Hamka, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004.
2) Tafsir Ibnu Kathi>r karya Ibnu Kathi>r, Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi‘i, 2004.
3) Terj. Tafsir Fi Z{ila>lil Qur'an karya Sayyid Qut}b, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
4) Muslimah yang Kehilangan Harga Diri karya Abu Al-Ghifari, Bandung: Mujahid 2004.
5) Fiqh Rakyat: Pertautan Fiqh dengan Kekuasaan karya Abdul Djalil, dkk, Yogyakarta: LkiS, 2000.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sebagai penelitian kepustakaan, maka pengumpulan data pada skripsi ini menggunakan metode dokumentasi. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Metode dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
(30)
22
menghimpun dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.44
Data yang diambil dalam penelitian ini berasal dari buku Tafsir
al-Mishba>h karya M. Quraish Shihab, naskah, dokumen pribadi, serta buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian yang memuat konsep, pengertian, teori serta pengalaman seorang pendidik yang semuanya terdokumentasikan dalam catatan atau dalam dokumen lain.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasat sehingga ditemukan tema dan dirumuskan.45
Semua data yang telah terkumpul, baik primer maupun sekunder diklasifikasi dan dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing. Selanjutnya dilakukan telaah mendalam atas karya-karya yang memuat objek penelitian dengan menggunakan content analisis, yakni suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolahnya dengan tujuan menangkap pesan yang tersirat dari beberapa pertanyaan. Selain itu, analisis isi juga berarti mengkaji bahan dengan tujuan spesifik yang ada dalam benak peneliti.
Dalam hal ini, analisis ini digunakan untuk menganalisis pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 mengenai operasi plastik.
44Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian..., 221.
45Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
(31)
23
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan laporan penelitian ini tersusun menjadi empat bagian. Masing-masing bagian akan menjelaskan deskripsi singkat mengenai isi tulisan. Dengan demikian diharap dapat mempermudah dalam penyajian dan pembahasan serta pemahaman terhadap apa yang akan diteliti. Berikut ini merupakan sistematika laporan penelitian:
BAB I yang merupakan pendahuluan dari laporan penelitian akan dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan umum tentang operasi plastik yang di dalamnya akan dibahas pengertian operasi plastik, sejarah operasi plastik, operasi plastik menurut medis dan akan dijelaskan operasi plastik menurut hukum Islam, serta
Muna>sabah secara umum terkait pendekatan dalam penafsiran pada ayat 119 surah al-Nisa>’.
BAB III akan dibahas secara fokus mengenai biografi tokoh, yaitu Biografi lengkap M. Quraish Shihab meliputi riwayat keluarga, pendidikan, pekerjaan, organisasi serta karya-karya yang telah dihasilkan oleh tokoh tersebut. Serta akan dijelaskan tentang metode Tafsir al-Mishba>h yang meliputi latar belakang penulisan, sistematika penulisan dan metode penafsiran, penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ayat 119 tentang operasi plastik dalam tafsir Al-Misbah, pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik.
(32)
24
BAB IV Berisi analisis penafsiran M. Quraish Shihab dalam surah al-Nisa>’ ayat 119 tentang operasi plastik dan pendekatan M. Quraish Shihab dalam menafsirkan surah al-Nisa>’ayat 119 tentang operasi plastik.
BAB V Merupakan bagian terakhir dari laporan penelitian yang Berisi penutup. Bab ini mengemukakan kesimpulan sebaagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam pokok permasalahan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam pokok permasalahan dan saran-saran.
(33)
25
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG OPERASI PLASTIK
A.Pengertian Operasi Plastik
Operasi plastik berasal dari dua kata, yaitu “Operasi” yang artinya “pembedahan” dan “Plastik” yang berasal dari empat bahasa yaitu, plasein
(Bahasa Kunonya), plastiec (Bahasa Belanda), plasticos (Bahasa Latin), plastics (Bahasa Inggris(, yang kesemuanya itu berarti “berubah bentuk”, di dalam Ilmu
Kedokteran dikenal dengan “plastics of surgery” yang artinya “pembedahan plastik”. Pengertian operasi plastik secara umum adalah berubah bentuk dengan cara pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastik menurut ilmu kedokteran adalah pembedahan jaringan atau organ yang akan dioperasi dengan memindahkan jaringan atau organ dari tempat yang satu ke tempat lain sebagai bahan untuk menambah jaringan yang dioperasi.1
Jaringan adalah kumpulan sel-sel (bagian terkecil dari individu) yang sama dan mempunyai fungsi tertentu, sedangkan organ adalah kumpulan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda sehingga merupakan satu kesatuan yang mempunyai fungsi tertentu.2
Operasi plastik atau yang dalam bahasa Inggris disebut Plastic Surgery adalah bedah atau operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bagian anggota
1 Nurul Maghfiroh dan Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad dalam
Hukum Islam, (Magelang: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah, 2015), 121.
(34)
26
tubuh baik yang tampak ataupun tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang, yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika tubuh.3 Dalam bahasa Arab disebut Jirahah al-Tajmil yaitu operasi bedah yang dilakukan utuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang tampak atau untuk memperbaiki fungsi dari anggota tersebut ketika anggota tubuh itu berkurang, lepas atau rusak.4
Bedah plastik merupakan suatu cabang khusus dari pembedahan yang ada kaitannya dengan kelainan bentuk dan kerusakan atau cacat kulit serta jaringan otot tukang di bawahnya. Pada tahun 1798 istilah “plastique” di gunakan oleh
Desavid, sedangkan pada tahun 1938 dalam bukunya Zeis istilah “plastic surgery” adalah bagian dari buku yang berjudul “Handbuch der Plastichen Chirurgie”. Orang yang pertama kali menggunakan istilah “plastic” adalah Von grafe dalam
monografinya yang berjudul “Rhinoplastic” pada tahun 1818 di Berlin.5
Gilles mendefinisikan bahwa bedah estetik adalah upaya untuk melampaui batas normalnya. Dalam buku Principles and Art of Plastic Surgery tahun 1957, dikatakan bahwa seni memang terdiri dari konsepsi menegnai hasil yang akan diperoleh sebelum terealisir secara material. Kulitas merupakan persyaratan yang paling penting bagi seorang ahli bedah plastik.6
3Hafidzi, “Operasi Plastik dan Ganti Kelamin”, https:// mapendakuningan.
files.wordpress.com /2012/11/ operasi-plastik-dan-kelamin-menurut-islam.pdf /21 Maret 2007/Diakses 16 Desember 2015.
4 Abdul Syukur al-Azizi, Buku Lengkap Fiqh Wanita; Manual Ibadah dan Muamalah Harian Muslimah Shalihah, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), 372.
5Lukito Yuwono,”TanggungJawab Dokter terhadap Tindakan Medis pada Pasien Bedah Plastik Berdasar pada Inform Concert”, (Tesis --, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2004), 38-39.
(35)
27
Menurut konsep Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Tindakan Medis disebutkan pengertian bedah plastik adalah tindakan medis yang berkaitan dengan bedah plastik rekonstruksi dan bedah kosmetik adalah tindakan medis yang dilakukan dengan tujuan memperoleh atau mengembalikan bentuk atau konstruksi tubuh manusia agar yang bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Bedah plastik adalah rangkaian tindakan medis yang dilakukan untuk memulihkan atau meningkatkan keadaan fisik pasien dengan menekankan pada penampakan dan fungsi. 7
Menurut Affandi, bedah kosmetik dibagi menjadi 13: 8 1. Bedah kosmetik pada hidung
Pada tahun 1600 Sebelum Masehi pada zaman purba, dokter-dokter Mesir telah melakukan perbaikan operasi hidung akibat kecelakaan dan operasi hidung sekarang ini banyak dilakukan dengan tujuan kecantikan, di mana bentuk yang dirasa kurang menarik diubah menjadi lebih baik. Tidak semua orang di dunia ini mempunyai pandangan yang sama tentang bentuk hidung yang ideal.
2. Bedah kosmetik pada dagu
Orang Barat pada umumnya dagunya lebih menonjol ke depan, pada orang Indonesia dagunya nampak lebih ke dalam. Dagu yang terlalu pendek bila dilihat dari depan berkesan seperti orang tersebut cemberut dan dagu yang terlalu panjang berkesan seperti dagu orang usia lanjut. Dagu yang ideal dilihat dari samping ialah sejajar dengan garis yang ditarik dari dasar hidung ke bawah
7Djohansjah Marzoeki, “Analisis dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah Plastik”, Diakses 16 Desember 2015 , 26-27.
8Lukito Yuwono,”TanggungJawab Dokter terhadap Tindakan Medis pada Pasien Bedah
Plastik Berdasar pada Inform Concert”, )Tesis --, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2004), 40.
(36)
28
menyentuh garis belakang bibir atas dan menyentuh batas bibir bawah serta menyentuh garis depan dagu. Dagu yang pendek dapat diperbaiki dengan penambahan tulang atau tulang rawan, namun sekarang ini lebih sering memakai bahan silicon karena mudah didapatkan dan aman.
3. Bedah kosmetik pada tulang pipi
Bedah ini dapat dilakukan dengan memasang silikon di bagian depan, supaya goresan tidak telihat, maka silikon diletakkan pada daerah pelipis dan sayatan dilakukan lewat gusi atas atau dari dalam mulut.
4. Bedah kosmetik pada telinga
Bentuk telinga pada umumnya tidak sama tetapi besar telinga hampir sama terhadap semua orang yaitu dari batas alis ke bawah sampai dasar hidung. Dan daun telinga menjorok ke samping dengan sudut 15-16 derajat. Bila sudutnya lebih besar lebih besar maka disebut telinga cap lang. Untuk memperbaiki posisi telinga dilakukan dengan sayatan di belakang telinga agar jaringan parut dan tidak tampak.
5. Bedah kosmetik kelopak mata
Suatu operasi untuk memperbaiki penampilan yang abnormal dari kelopak mata. Beberapa macam perubahan dapat dilakukan pada kelopak mata, yang paling sering dilakukan adalah menghilangkan kerut-kerut dan kulit berlebihan terutama pada sudutluar mata bagian atas. Demikian juga penonjolan lemak di bawah mata juga bisa diperbaiki dengan operasi ini, yakni untuk menghilangkan kelebihan lemak dan kerut-kerut yang menggantung.yang tidak dapat diatasi dengan operasi ini adalah pada orang periang dan banyak tertawa
(37)
29
maka di samping mata timbul kerut-kerut menyerupai bentuk cakar ayam. Pada keadaan ini tidak seluruh kerut-kerut dapat dihilangkan melalui operasi ini. Demikian juga kantong lemak yang besar yang terdapat di bawah mata tidak seluruhnya dapat dihilangkan. Kulit yang berlebihan yang terdapat di pinggir kelopak mata bagian atas bila terjadi bersamaan dengan turunan alis mata, tidak seluruhnya bisa diperbaiki apabila tidak bersamaan dilakukan operasi mengangkat alis ke atas.
6. Bedah kosmetik pada alis mata
Bedah ini dilakukan dengan cara melakukan sayatan dalam rambut kepala, di pinggir dahi yang disebut daerah temporal.
7. Bedah kosmetik pada muka
Operasi tarik muka adalah membuang kulit muka yang berlebihan dan kendur di daerah sekitar rahang dan leher atas. Umur yang ideal untuk dapat dilakukan operasi tarik muka adalah sekitar 40 tahun, karena tanda-tanda penuaan mulai tampak dan bentuk badan masih bagus sehingga peremajaan muka kurang lebih 10 tahun tidak akan menarik perhatian. Operasi tarik muka adalah membuang kulit muka yang berlebihan dan kendur di daerah sekitar rahang dan leher atas. 8. Operasi tarik dahi
Kerutan pada dahi tidak akan hilang apabila hanya dilakukan dengan operasi tarik muka saja, sehingga diperlukan operasi tarik dahi. Kerutan horizontal pada dahi biasanya timbul pada permulaan tanda ketuaan yang disebabkan oleh gerakan otot di bawah kulit. Operasi ini dilakukan dengan sayatan dalam rambut kepala sekitar 4cm di belakang garis rambut kepala bagian depan.
(38)
30
Dengan cara ini otot di atas pangkal hidung di antara kedua mata dapat dipotong sehingga kerutan atas hidung akan hilang.
9. Bedah kosmetik perbaikan leher
Pada orang gemuk terdapat gumpalan lemak di bawah dagu sehingga tampak dagu kedua. Bentuk ideal antara dagu dan leher bila dilihat dari samping bersudut 90 derajat dan sudut sisi bagian atas dua pertiga dibanding bawah. Pada kelebihan lemak tersebut perlu dibuang dengan cara mengangkatnya atau dengan cara mengangkatnya atau dengan cara penyedotan lemak. Bedah ini dilakukan pada orang yang terdapat banyak gumpalan lemak di bawah dagu, lemak tersebut di buang dengan cara mengangkatnya atau dengan cara penyedotan lemak.
10. Operasi penanaman rambut
Pada kepala yang botak hanya memilki rambut di samping kiri dan kanan. Operasi semacam ini dapat dilakukan dengan flap yang dipindahkan dari daerah yang berambut ke daerah yang botak.pada bagian yang di ambil rambutnya akibat flap dapat ditutup dengan menarik kulit di sampingnya kemudian dijahit.
11. Bedah kosmetik pada payudara
Untuk membesarkannya diperlukan mamaeplasty yaitu dengan memasukkan
bahan silikon seperti “gel” yang terbungkus dalam kantong silikon yang diletakkan di suatu rongga antara otot dan kelenjar payudara sehingga pembuluh dan urat-urat syaraf yang terletak di atas bahan silikon dapat berfungsi seperti semula, agar seorang ibu dapat menyusui bayinya dan
(39)
31
perasaan pada payudara tetap tidak berubah. Untuk mengecilkan maka diperlukan banyak jaringan kelenjar yang harus dipotong dan puting susu dipindahkan ke atas.
12. Penyedotan lemak
Cara ini diperkenalkan oleh dr. George Fischer dari Italia pada konggres bedah kosmetik di Paris. Pada bagian kulit yang terdapat lemak, dimasukkan suatu tube metal kecil lewat sayatan dikulit. Kemudian tube metal disambung dengan pompa vacum dan diletakkan di daerah lemak bawah kulit maka gumpalan lemak akan terhisap keluar.
13. Operasi perapian vagina
Operasi ini ditujukan kepada wanita yang menderita robek vagina saat melahirkan yang tidak dijahit kembali, bisa juga karena bertambahnya usia sehingga elastisitas pada vagina berkurang.
1. Macam-macam Operasi Plastik
Di dalam Ilmu bedah plastik terdapat tiga macam operasi plastik yaitu:9 a. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki tulang atau sel-sel yang
kurang sempurna agar dapat berfungsi seperti sediakala. Operasi ini dilakukan terhadap orang yang mempunyai cacat fisik, baik cacat sejak lahir maupun cacat yang disebabkan oleh hal-hal tertentu. Pelaksanaan operasi plastik ini meliputi:
1) Operasi plastik pada cacat bawaan, misalnya bibir sumbing, dan mata buta.
9 Heniyatun, Kajian Yuridis..., 122.
(40)
32
2) Operasi plastik pada luka bakar, misalnya wajah yang terkena air aki atau organ tubuh yang tersiram air panas, dan cacat yang lain yang diakibatkan kecelakaan.
b. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah bentuk tubuh. Operasi ini dilakukan terhadap orang yang ingin memperindah bentuk tubuhnya agar kelihatan lebih menarik. Operasi semacam ini disebut operasi plastik cosmetika atau operasi plastik pada tulang-tulang muka.
c. Operasi plastik yang bertujuan untuk menggantikan anggota organ tubuh yang rusak akibat dari suatu penyakit.
2. Manfaat operasi plastik
Operasi plastik ada manfaatnya, yakni:
a. Dapat menormalkan kembali organ tubuh yang telah rusak (cacat).
b. Dapat memperbaiki dan menyempurnakan bentuk organ tubuh agar kelihatan lebih bagus.
c. Dapat mengurangi beban mental dan terlepas dari bahaya bagi penderita yang cacat.
3. Efek Samping Operasi Plastik
Operasi plastik mempunyai efek samping, yakni: a. Dapat mengakibatkan pendarahan.
b. Dapat menimbulkan pembengkakan dan rasa nyeri pada bagian yang telah dioperasi.
c. Orang yang telah melakukan operasi plastik tidak akan pernah merasa puas, karena selalu ingin untuk melakukan bedah plastik kembali.
(41)
33
d. Operasi plastik tidak bisa bertahan lama, karena setiap orang pasti akan mengalami proses penuaan.
e. Pada bekas jahitan operasi plastik akan tampak zat keloin (warna hitam).
B.Sejarah Operasi Plastik
Pada tahun 1950 Sebelum Masehi masa Hammurabi saat manusia kuno berlatih melubangi tengkorak. Saat itu dokter ahli bedah bangsa Babilonia sudah berlatih melakukan operasi katarak sesuai dengan prosedur yang sah. Pada tahun 1916 di India Sushruta menggambarkan operasi untuk rekonstruksi hidung dan daun telinga dalam bukunya “Sushruta Sasmita” yang diterjemahkan oleh Bishagratha. Bangsa Persia, Yunani, Arab dan penduduk Kristen di India sampai Yahudi mengambil pengetahuan operasi rekonstruksi dari bangsa romawi.10
Dalam teknik pembedahan mengalami kemajuan selama periode kekaisaran Romawi mempunyai mata rantai yang besar di antara pengetahuan kedokteran dari sekolah Bangsa Hindu dan Arab. Paulus Aeginetta menggambarkan bermacam-macam prosedur rekonstruksi hidung dan rahang yang patah.
Menurut sejarahnya, asal mula seni bedah plastik berkaitan dengan pengurangan kelainan wajah khususnya yang berkaitan dengan rekonstruksi hidung yang diamputasi sehingga merupakan pemulihan individu. Pada beberapa
10Lukito Yuwono,”TanggungJawab Dokter terhadap Tindakan Medis pada Pasien Bedah Plastik Berdasar pada Inform Concert”, (Tesis --, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2004), 38.
(42)
34
abad kemudian, tepatnya abad ke-19 barulah prinsip dan teknik bedah plastik diterapkan ke bagian-bagian tubuh tertentu.
C.Operasi Plastik Menurut Medis
Menurut konsep Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Tindakan Medis disebutkan pengertian bedah plastik adalah:11
1. Tindakan medis yang berkaitan dengan bedah plastik rekonstruksi dan bedah kosmetik adalah tindakan medis yang dilakukan dengan tujuan memperoleh atau mengembalikan bentuk atau konstruksi tubuh manusia agar yang bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
2. Tindakan medis di atas dilaksanakan pada pasien yang mempunyai gangguan anatomis, psikologis atau estetis.
Dengan demikian, menurut kesepakatan Tim, Pengertian Bedah Plastik adalah rangkaian tindakan medis yang dilakukan untuk memulihkan atau meningkatkan keadaan fisik pasien dengan penekanan pada penampakan dan fungsi. Termasuk dalam ruang lingkup pengertian ini adalah Bedah Plastik Rekonstruksi dan Bedah Estetik.
Sedangkan dalam pembedahan rekonstruksi yang dilakukan untuk penanggulangan cacat atau kerusakan organ oleh dokter spesialis lain (bukan Spesialis Bedah Plastik), digunakan istilah Bedah Rekonstruksi saja, tanpa menyebutkan istilah Bedah Plastik. Sebab istilah Bedah Plastik hanya dipergunakan khusus dalam spesialisme Ilmu Bedah Plastik, untuk menghindarkan kerancuan dalam bidang kedokteran maupun masyarakat.
11Djohansjah Marzoeki, “Analisis dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah Plastik”, Diakses 16 Desember 2015 , 26-27.
(43)
35
Kewenangan melakukan praktik Bedah Plastik secara lengkap yaitu Bedah Plastik Rekonstruksi dan Bedah Kosmetik atau Bedah Estetik, maupun secara tidak lengkap yaitu bagian Bedah Estetiknya saja, hanya dapat dilakukan oleh seorang Spesialis Bedah Plastik, dan dinyatakan oleh surat izin praktik yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Rl setelah mempertimbangkan rekomendasi Organisasi Perhimpunan Ahli Bedah Plastik Indonesia (PERAPI). Pada dasamya Dokter Umum dan Dokter Spesialis lain tidak diizinkan melakukan Bedah Plastik.
Dalam Ilmu Bedah Plastik, penampakan (appearance) adalah faktor dasar yang sangat penting untuk seluruh kegiatan yang dilakukan, sedangkan pembedahan Estetik yang dilakukan oleh dokter spesialis lain atau dokter umum, hanya merupakan sebagian dari kegiatan profesionalnya tanpa menghayati dasar filosofi bedah plastik serta dampak lain yang terkait. Oleh karena itu jika hal ini dibiarkan, maka akan bertentangan dengan pengembangan profesionalisme keilmuan dan menyuburkan iklim amatirisme dan petualangan. Bedah estetik tidak pernah sebagai Bedah Darurat.
Dalam pasal 37 (1) UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan bahwa bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu. Sedangkan dalam Pasal 46 (3, 4) Konsep Rancangan Peraturan Pemerintah disebutkan bahwa Tindakan Medis bedah plastik dilakukan oleh tenaga medis sesuai dengan kemampuan dan kewenangan serta dilaksanakan pada sarana kesehatan yang memenuhi persyaratan.
(44)
36
Dengan demikian menurut Kesepakatan Tim, Tenaga Kesehatan Pemberi pelayanan (Pelaku) Bedah Plastik adalah:12
1. Tindakan Bedah Plastik hanya dapat dilakukan oleh Dokter Spesialis Bedah Plastik yang telah memiliki izin dari instansi Pemerintah yang berwenang. 2. Bedah Plastik merupakan bidang keahlian yang khusus maka segala
permasalahan yang menyangkut bidang tersebut baik bidang hukum atau lainnya perlu mempertim bangkan pandangan dan pendapat dari spesialis Bedah Plastik tersebut.
3. Dokter Bedah Plastik adalah dokter yang telah menyelesaikan pendidikan Spesialis Bedah Plastik pada Fakultas Kedokteran Dalam Negeri atau lulusan Fakultas Kedokteran Luar Negeri yang telah diakui Pemerintah setelah mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan oleh PERAPI sebagai organisasi profesi bidang Bedah Plastik yang ada di Indonesia.
4. Pemberian izin/kewenangan diatur oleh Departemen Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dari PERAPI.
D.Operasi Plastik Menurut Hukum Islam
Pada masa modern saat ini, banyak wanita yang melakukan segala cara demi memperoleh predikat cantik. Salah satu cara yang dilakukan yang ngetrend saat ini adalah melakukan operasi kecantikan atau operasi plastik. Dalam bahasa Arab disebut Jirahah al-Tajmil yaitu operasi bedah yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang tampak atau untuk
12Djohansjah Marzoeki, “Analisis dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah Plastik”, Diakses 16 Desember 2015 , 29
(45)
37
memperbaiki fungsi dari anggota tersebut ketika anggota tubuh itu berkurang, lepas atau rusak.13
Masyarakat beranggapan bahwa operasi plastik hanyalah berorientasi pada masalah kecantikan (estetik) seperti sedot lemak, memancungkan hidung, mengencangkan muka dan lain sebagainya. Akan tetapi ruang lingkup operasi plastik sangatlah luas. Operasi plastik tidak hanya masalah kecantikan saja, melainkan juga rekonstruksi seperti kasus-kasus luka bakar, trauma wajah pada kasus kecelakaan, cacat bawaan lahir, seperti bibir sumbing, kelainan pada kelamin.
Dalam kaidah fiqh disebutkan, segala sesuatu itu diperbolehkan sampai ada dalil yang mengharamkan.
ْصَْأا
ءاَيْشَْأا ِ ُل
لُدَي َََح ُةَحاَب ْاا
ْيرْحَتلا ىَلَع ُلْي لَدلا
Hukum yang pokok dari segala sesuatu adalah boleh, sehingga terdapat dalil yang mengharamkan.14
Berdasarkan kaidah ini, maka dibolehkan melakukan sesuatu hal apapun sampai ada dalil atau petunjuk yang menyatakan keharaman melakukan suatu hal tersebut. Maka dari itu, operasi plastik haruslah dilihat dari tujuannya. Jika dilihat dari motifnya, operasi plastik dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
1. Operasi plastik yang bertujuan untuk mempercantik
Kehidupan manusia ketika mengikuti tren atau mode dampaknya sangatlah besar terutama pada kaum wanita terutama di bidang kecantikan. Wanita berlomba-lomba mempercantik diri mereka dengan melakukan operasi
13 al-Azizi, Buku Lengkap, 372
.
14Abdul Mujib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqh (al-Qawa’idul Fiqhiyyah), Cet. 2 (Jakarta:
(46)
38
plastik yang hanya bertujuan untuk mempercantik diri mereka. Berdasarkan fenomena tersebut, maka para ulama sepakat apabila operasi plastik dilakukan hanya bertujuan untuk mempercantik diri semata, maka hal itu dilarang karena dianggap mengubah ciptaan Allah atau mengubah pemberian Allah.
Allah menyukai keindahan, sehingga Islam membolehkan wanita untuk mempercantik diri dengan catatan tidak boleh berlebihan. Sehingga apabila mempercantik diri sampai mengubah ciptaan Allah, maka hal itu sangatlah dilarang. Jika dipikir secara logika maka tidaklah rugi bagi Allah apabila ada yang melakukan operasi plastik dengan tujuan kecantikan. Karena Allah telah memberikan sesuatu yang baik, kemudian hamba-Nya berupaya agar pemberian itu menjadi lebih baik, tentunya Allah senang karena Allah menyukai sesuatu yang indah.
Persoalan inilah yang perlu disadari, karena tidak semua hal yang dianggap manusia itu baik, belum tentu baik pula dalam pandangan Allah. Mengubah bentuk pada salah satu anggota tubuh yang telah dianugerahkan Allah, merupakan tindakan yang tidak percaya dengan pemberian Allah, bahkan bisa dikatakan sebagai bentuk kehinaan terhadap ciptaan-Nya. Seperti halnya mengubah hidung yang pesek menjadi mancung. Jadi, mengubah ciptaan Allah sangatlah bertentangan dengan kodrat dan irodat-Nya. Manusia harusnya menyadari bahwa sesungguhnya apapun yang telah diciptakan Allah tidak akan ada yang sia-sia.
(47)
39
َن إ
َْلا ُهَنَأ َنوُمَلْعَ يَ ف اوُنَمآ َني ذَلا اَمَأَف اَهَ قْوَ ف اَمَف ًةَضوُعَ ب اَم اَثَم َب رْضَي ْنَأ ي يْحَتْسَي ا َهَللا
ْن م ق
دْهَ يَو اًر ثَك ه ب ل ضُي اَثَم اَذَ ّ ُهَللا َداَرَأ اَذاَم َنوُلوُقَ يَ ف اوُرَفَك َني ذَلا اَمَأَو ْم َّّر
ا إ ه ب ل ضُي اَمَو اًر ثَك ه ب ي
َي ق ساَفْلا
(
٦٢
)
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu[33]. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka
yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah[34], dan dengan
perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.15
Ayat tersebut secara tersirat menyatakan kepada manusia bahwa Allah menciptakan semua ini tidak ada yang sia-sia. Oleh karena itu apabila ada wanita yang melakukan operasi plastik karena merasa anggota tubuhnya kurang menarik dengan tujuan kecantikan, maka sesungguhnya orang tersebut tidak mengerti bahwa ciptaan Allah itu lebih baik dan bermanfaat baginya. Padahal dalam pandangan Allah, manusia yang memandang pemberian Allah itu kurang menarik, sebenarnya pemberian itu memiliki manfaat yang luar biasa. Seharusnya para wanita mensyukuri segala pemberian Allah dan memberdayakan pemberian tersebut dengan baik.
Firman Allah,
َقْلَخ َنُرّ يَغُ يَلَ ف ْمُهَ نَرُمآَو ماَعْ نأا َناَذآ َنُكّتَبُيَلَ ف ْمُهَ نَرُمآَو ْمُهَ نَ يّ نَمأَو ْمُهَ نَل ضأَو
ذ خَتَ ي ْنَمَو هَللا
اًني بُم اًناَرْسُخ َر سَخ ْدَقَ ف هَللا نوُد ْن م اًي لَو َناَطْيَشلا
Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan
aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya[352]." Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain
Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.16
15al-Qur`a>n dan Terjemahnya, 2:26.
(48)
40
Ayat tersebut menegaskan bahwa manusia yang mengubah ciptaan Allah seperti melakukan operasi plastik dengan tujuan kecantikan termasuk perbuatan setan yang dilaknat oleh Allah. Wanita yang melakukan hal seperti ini akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah baik di dunia maupun di akhirat.
Sepanjang masa tidak diperbolehkan menginginkan operasi plastik kecuali dengan tujuan menghindari aib yang menyebabkan rasa sakit atau sesuatu yang menyusahkan. Secara umum operasi plastik yang bertujuan mempercantik, tidak untuk menghilangkan aib yang tidak wajar, syariat mengharamkan berdasarkan hadis.17
تاَقُم ُنْب ُدَمَُُ َِثَدَح
ل
:
هَللا ُدْبَع اَنَرَ بْخَأ
:
ُناَيْفُس اَنَرَ بْخَأ
،
روُصْنَم ْنَع
،
َمي اَرْ ب إ ْنَع
،
ْنَع
َةَمَقْلَع
،
َلاَق ُهْنَع ُهَللا َي ضَر دوُعْسَم نْبا ْنَع
:
تاَصّمَنَ تُمْلاَو تاَ ِْوَ تْسُمْلاَو تاَ ِاَوْلا ُهَللا َنَعَل
نْسُحْل ل تاَجّلَفَ تُمْلاَو
هَللا َقْلَخ تاَرّ يَغُمْلا
،
ُهَللا ىَلَص هَللا ُلوُسَر ُهَنَعَل ْنَم ُنَعْلَأ َا ِ اَم
َمَلَسَو هْيَلَع
،
هَللا باَت ك ِ َوَُو
Dari Ibnu Mas‘u>d ra. berkata: Allah mengutuk wanita yang tukang tato, yang minta ditato, yang menghilangkan bulu mata, yang dihilangkan bulu mata dan para wanita yang memotong giginya yang semuanya itu dikerjakan dengan maksud untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.18
Kutukan itu tidak hanya berlaku pada kaum wanita saja, akan tetapi berlaku juga pada kaum laki-laki. Atau mereka yang meminta orang lain untuk melakukan hal itu pada dirinya. Adapun penyebutan wanita secara khusus sebagai
17 Mohamed Osman el-Khosht, Fiqh an-Nisa’: Fi Dhau’i al-Madzahib al-Arba’ah wa al -Ijtihadah al-Fiqhiyyahal-Mu’ashirah, terj. Abu Ihmadillaha, (Solo: Tinta Medina, 2015), 279.
18Abu ‘Abdillah Muhammad b. Isma>i>l b. Ibra>hi>m b. Mughi>rah al-Bukha>ri>, Shahih Bukhari, Juz 4, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971), 86.
(49)
41
sasaran kutukan, di sini semata-mata karena hal itu umumnya dilakukan oleh para wanita.19
2. Operasi plastik yang bertujuan menghilangkan aib (akibat kecelakaan, cacat dan lain sebagainya).
Operasi plastik yang bertujuan untuk mengobati cacat akibat sakit, misalnya cacat yang timbul akibat penyakit kusta (lepra), kecelakaan dan luka bakar, dan yang lainnya, maka syariat Islam membolehkan si penderita menghilangkan cacat, memperbaiki, atau mengurangi gangguan akibat cacat tersebut melalui operasi. Sebab, cacat itu mengganggu si penderita secara fisik maupun psikis sehingga ia boleh mengambil dispensasi melakukan operasi. Dengan kata lain, setiap operasi yang tergolong sebagai operasi kecantikan yang memang dibutuhkan guna menghilangkan gangguan.
Cacat tubuh atau berubahnya bentuk tubuh karena kecelakaan dalam ilmu ushul fiqh dikategorikan sebagai mudharat. Sedangkan mudharat bisa mengakibatkan ketidakbaikan, yang akhirnya dapat membuat orang yang mengalaminya merasa tidak nyaman dalam beragama. Oleh karena itu, kemudharatan tersebut boleh dihilangkan, misalnya dengan melakukan operasi plastik.
Agama Islam selalu memberikan kemudahan dan tidak mempersulit bagi penganutnya ketika mengalami suatu masalah, apalagi yang dapat membawa kemudharatan. Maka dari itu, berarti operasi plastik diperbolehkan apabila
19Fuad Abdul Aziz Asy-Syalhub dan Harits bin Zaidan al-Muzaidi, Panduan Etika Muslim Sehari-hari, (Surabaya: Pustaka Elba, 2009), 547.
(1)
88
ditentukan. Maka dari itu, muna>sabah di sini disebut dengan muna>sabah antarayat karena adanya persambungan antara ayat sebelumnya dan sesudahnya.
(2)
89
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. M. Quraish Shihab berusaha menjelaskan/menafsirkan surah al-Nisa>’ ayat 119 mengenai permasalahan operasi plastik dengan pendekatan kaidah ‘Ulumul
Qur’a>n yakni Muna>sabah. Muna>sabah pada ayat 119 dalam surah al-Nisa>’ mempunyai persambungan dengan ayat 118, yang dalam hal ini disebut dengan
Muna>sabah antarayat karena mempunyai aspek hubungan dengan ayat sebelumnya dalam arti hubungan yang menyatukan.
2. Penafsiran surat al-Nisa>’ ayat 119 menurut M. Quraish Shihab adalah mengubah ciptaan Allah yang melekat dalam diri setiap manusia, khususnya fitrah keagamaan dan keyakinan akan keesaan Tuhan. Berarti juga mengenai mengubah bentuk fisik binatang dengan cara menyakitinya, memperburuk bahkan tidak memfungsikannya dengan baik, serta melakukan semua itu atas dasar memenuhi ajaran setan. Pengertian mengubah ciptaan Allah yang dimaksud di sini juga termasuk mengebiri.
B.Saran
Setelah mengemukakan kesimpulan dari penelitian ini, penulis akan memberikan saran sebagai berikut:
1. Metode penafsiran yang digunakan para mufassir sangatlah beragam, yang pada dasarnya adalah upaya mereka untuk memahami Alquran. Oleh karena
(3)
90
itu, generasi Islam selanjutnya diharapkan lebih terbuka dalam menerima hal-hal yang baru.
2. Penelitian ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka dari itu diharapkan ada orang lain yang bersedia melanjutkan penelitian ini, supaya bisa dijadikan teori oleh banyak orang.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
A. Fudlali, Mashuri Sirojuddin Iqbal. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung: Angkasa, 1993.
Agama RI, Kementerian. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jilid II. Jakarta: Widya Cahaya, 2011.
al-Azizi, Abdul Syukur. Buku Lengkap Fiqh Wanita; Manual Ibadah dan
Muamalah Harian Muslimah Shalihah. Yogyakarta: Diva Press, 2015.
Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
al-Bukha>ri>, Abu ‘Abdillah Muhammad b. Isma>i>l b. Ibra>hi>m b. Mughi>rah. Shahih
Bukhari. Juz 4. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971.
Djalal, Abdul. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, 2009.
el-Khosht, Mohamed Osman. Fiqh an-Nisa’: Fi Dhau’i al-Madzahib al-Arba’ah
wa al-Ijtihadah al-Fiqhiyyahal-Mu’ashirah, terj. Abu Ihmadillaha. Solo:
Tinta Medina, 2015.
al-Farmawi, Abd. Al-Hayy al-Bidayah Fi al-Tafsir al-Maudhu’iy: Dirasah
Manhajiah Mawdhu’iyyah. terj. Sufyan A. Jamrah. Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 1994.
Federspiel, Howard M. Kajian Al-Quran di Indonesia; dari Mahmud Yunus
Hingga Quraish Shihab, terj. Tajul Arifin. Bandung: Mizan, 1996.
Fuad Abdul Aziz Asy-Syalhub dan Harits bin Zaidan al-Muzaidi. Panduan Etika
Muslim Sehari-hari. Surabaya: Pustaka Elba, 2009.
al-Ghifari, Abu. Muslimah yang Kehilangan Harga Diri. Bandung: Mujahid, 2004.
Hafidzi, https://mapendakuningan.files.wordpress.com/2012/11/operasi-plastik-dan-kelamin-menurut-islam.pdf /21 Maret 2007/ “Operasi Plastik dan Ganti Kelamin”,
Hermawan, Acep.‘Ulumul Quran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
(5)
Laonso, Hamid dan Muhammad Jamil. Hukum Islam Alternatif Solusi terhadap
Masalah Fiqh Kontemporer. Jakarta: Restu Ilahi, 2005.
Marzoeki, Djohansjah “Analisis dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah
Plastik”
Masduki, Mahfudz. Tafsir Mishbah M. Quraish Shihab: Kajian atas Amtsal
al-Qur`an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Muhajir, Afifuddin dan Muhyiddin Khatib. Fiqh Rakyat Pertautan Fiqh dengan
Kekuasaan. Yogyakarta: LkiS, 2000.
Mujib, Abdul Kaidah-kaidah Ilmu Fiqh (al-Qawa’idul Fiqhiyyah). Cet. 2 . Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
al-Naisaburi>, Ima>m Abi al-Husayn Muslim b. Al-Hajja>j al-Qushairi> S{ahi>h Muslim. Juz 2. Beirut: Dar al-Fikr.
Nurul Maghfiroh dan Heniyatun. Kajian Yuridis Operasi Plastik Sebagai Ijtihad
dalam Hukum Islam. Magelang: Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah, 2015.
al-Qardhawi, Yusuf. Halal dan Haram. Bandung: Jabal, 2007.
_______________ , Fatawa Qardhawi. Surabaya: Risalah Gusti, 1993. al-Qur’a>n
Quthan, Mana’ul Mabahits fi Ulumil Qur’an. terj. Halimudddin. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1993
Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur'an jilid 3. terj. As‘ad Yasin, dkk. Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
al-Sya’rawi, Muhammad Mutawalli. Fiqhul Mar’ah al-Muslimah. terj. Ghozi. M.
Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007.
al-Syalhub, Fuad Abdul Aziz dan Harits bin Zaidan al-Muzaidi. Panduan Etika
Muslim Sehari-hari. Surabaya: Pustaka Elba, 2009.
Shihab, M. Quraish Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1994.
_______________, Fatwa-fatwa M.Quraish Shihab: Seputar Ibadah dan
(6)
_______________, Logika Agama; Kedudukan Wahyu dan Batas-batas Akal
dalam Islam. Jakarta: Lentera Hati, 2005.
_______________, Tafsir al-Mishba>h, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur`an
volume 2. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
_______________, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu`iy atas Pelbagai
Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Surakhmat, Winarto. Pengantar Penelitian Ilmiyah, Dasar-Dasar Metode dan
Tekhnik. Bandung: Tarsito, 1982.
Yuwono,Lukito. ”TanggungJawab Dokter terhadap Tindakan Medis pada Pasien
Bedah Plastik Berdasar pada Inform Concert”, Tesis --, (Semarang:
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2004.