Pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: studi multikasus di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

(1)

Pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir

kritis pada mata pelajaran pendidikan agama islam

(Studi multi kasus di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh

Nopember Sidoarjo)

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiSebagianSyarat

MemperolehGelar Magister dalam Program StudiPendidikanAgama Islam

Oleh:

HIKMATUL JAZILAH NIM: F.12315210

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN AMPEL

SURABAYA


(2)

Pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir

kritis pada mata pelajaran pendidikan agama islam

(Studi multi kasus di SMA Negeri 3Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo)

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiSebagianSyarat

MemperolehGelar Magister dalam Program StudiPendidikan Agama Islam

Oleh:

HIKMATUL JAZILAH NIM: F.13215210

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN AMPEL

SURABAYA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ABSTRAK

Judul : Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Melatih Ketrampilan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Multi Kasus di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo)

Penulis : Hikmatul Jazilah

Pembimbing : Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag

Kata Kunci :PAI, Pembelajaran Berbasis Proyek, dan Ketrampilan Berpikir Kritis.

Meneliti Implementasi Pendidikan Agama Islam di lingkungan sekolah menengah atas (SMA) menarik dan perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

Fokus penelitian ini hendak membahas bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?, Bagaimanakah ketrampilan berpikir kritis siswa?, Apa kendala dan solusi pelaksanaaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-fenomenologis, dengan rancangan pendekatan studi kasus. Untuk menggali data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya hasil dari teknik tersebut dipilih sesuai dengan fokus penelitian. Untuk melihat keabsahan data digunakan teknik trianggulasi data dan kemudian dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan.

Setelah dilakukan penelitian secara menyeluruh tentang penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, maka dapat disimpulkan bahwa: pertama, penerapan pembelajaran berbasis proyek di SMAN 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo sudah sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran berbasis proyek. Kedua, ketrampilan berpikir kritis di SMAN 3 Sidoarjo tergolong sangat baik dengan rata-rata sebanyak 83,7% begitu pula di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo tergolong sangat baik pula dengan rata-rata sebanyak 86,1%. Ketiga, memiliki kendala dan solusi dalam melaksanaaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo


(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS………... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS………... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI... v

HALAMAN MOTTO... vi

ABSTRAK………... vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI ………... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Dan Batasan Masalah... 7

C. Rumusan Masalah………... 8

D. Tujuan Penelitian………... 8

E. Manfaat Penelitian……….... 9

F. KerangkaTeoritik………... 9

G. Kajian Terdahulu………... 11

H. Sistematika Pembahasan………... 17


(9)

BAB II : KAJIAN TEORI.

A. Kajian Tentang Pembelajaran Berbasis Proyek... 19

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek ……….... 19

2. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek…………... 20

3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek... 21

4. Langkah – Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ………. 22

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek... 24

6. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek... 24

A. Berpikir Kritis……… 25

1. Pengertian Berpikir Kritis... 25

2. Karateristik Berpikir Kritis... 27

3. Indikator Berpikir Kritis... 28

B. Pendidikan Agama Islam ... 30

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 30

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 32

3. Kompetensi Pendidikan Agama Islam sekolah Menengah umum... 33

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI... 34

5. Hubungan Pembelajaran berbasis proyek Terhadap melatih Ketrampilan Berpikir Kritis... 35.


(10)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN.

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian... 38

B. Sumber Data... 39

C. Tehnik Pengumpulan Data... 40

D. Tehnik Analisis Data... 43

E. Tehnik Keabsaan Data... 46

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Obyek Penelitian... 49

2. Deskripsi Subyek Penelitian... 50

3. Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek... 51

4. Ketrampilan Berpikir Kritis... 74

5. Kendala dan Solusi... 108

B.Analisis Data 1. Pembelajaran Berbasis Proyek………. 113

2. Ketrampilan Berpikir Kritis……….. 117

3. Kendala dan Solusi……….... 119

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan……….. 123

B. Saran... 127 DAFTAR PUSTAKA


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan penting dalam membangun dan menumbuhkembangkan peradaban. Maju mundurnya suatu peradaban ditentukan oleh pendidikan. Bahkan, peradaban dan kebudayaan umat manusia tidak akan pernah muncul tanpa ada lembaga yang mengarahkan manusia ke arah tersebut. Meskipun manusia terlahir ke dunia memiliki potensi yang dapat membuatnya berkembang lebih maju, tetapi pendidikanlah yang menumbuhkembangkan daya potensi tersebut, sehingga

manusia memiliki kebudayaan dan peradaban. Al Qur’an surat AL-Nahl ayat 78 menegaskan bahwa: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur. 1

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik.2 Salah satu usaha nyata untuk mewujudkan pendidikan yang optimal adalah melalui pembelajaran di sekolah. Sekolah merupakan

1

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Jakarta : CV.Darussunnah, 2015), 276 2

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. (Jakarta: Kencana Predana Media Group,2011), 1


(12)

2

lingkungan pendidikan formal, karena di sekolah dilaksanakan serangkaian kegiatan pendidikan terencana dan terorganisasi termasuk kegiatan pembelajaran di kelas.

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka menjadi manusia yang dapat menggapai cita-citanya. Adapun menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegaiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.3 Sedangkan menurut Sahilun A. Nasir mengatakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia itu supaya sampai kepada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai tujuan yang dicita-citakan.4 Jadi, dapat di simpulkan pendidikan adalah suatu usaha dan proses pembentukan pribadi manusia dengan menanamkan segenap kemampuan. Baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Belajar dalam konteks nyata menjadi pencetus lahirnya prestasi belajar karena belajar menemukan kemampuan belajarnya melalui rasa kemandirian yang dibangun secara bersama akan meningkat seiiring dengan tantangan yang dikembangkan dalam belajar menggunakan perencanaan model Pembelajaran Berbasis Proyek. Salah satu ciri dari belajar berbasis proyek adalah adanya perilaku

anggota kelompok yang bekerja secara bersama. Hal ini memungkinkan, pembelajaran Berbasis Proyek efektif berfokus pada kreativitas berfikir, pemecahan

3

Hasbullah, Dasar-dasarIlmu Pendidikan, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1999),4. 4

Sahilun Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), 104


(13)

3

masalah, dan interaksi antara pelajar dengan kawan sebayanya untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Selain itu pengajar hanyalah sebagai fasilitator, merancang kegiatan, dan sumber belajar, memberikan nasehat pada pelajar yang secara subtansial mendorong lahirnya proses belajar yang bermakna.5

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah metode Pembelajaran Berbasis Proyek. Pembelajaran Berbasis proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara kelompok. Metode proyek berasal dari gagasan John Dewey

tentang konsep “learning by doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode proyek, anak memperoleh pengalaman belajar dalam berbagai pekerjaan dan tanggung jawab untuk dapat dilaksanakan secara terpadu dalam rangka mencapai tujuan bersama.6

Pembelajaran berbasis proyek tidak dapat terjadi tanpa guru mengembangkan kelas yang memungkinkan pertukaran ide secara terbuka, sehingga metode pembelajaran proyek ini tidak lepas dari adanya diskusi kelas.

Pembelajaran berbasis proyek juga berguna untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan bekerjasama dengan

5 Muh.Rais, “Model

Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai upaya meningkatkan prestasi akademik

mahasiswa”( Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 2010), 250. 6


(14)

4

temannya dalam menyelesaikan proyek atau tugas yang diberikan guru, sehingga pokok bahasan yang sesuai untuk diajarkan dengan metode pembelajaran berbasis proyek adalah bahasan yang menuntut siswa untuk menyelesaikan proyek/tugas yang diberikan guru dengan bekerjasama.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat berhubungan erat dengan dunia nyata siswa, misalnya: thaharah, shalat, haji dan umrah, merawat jenazah, jual beli, warisan dan lain-lain. Untuk itu seorang pendidik harus kreatif dalam menyampaikan materi pendidikan agama Islam, menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa merasa tertarik dan mampu memahami materi yang disampaikan oleh pendidik secara maksimal.

Kaitannya dengan model pembelajaran berbasis proyek menjadi sebuah tantangan apakah kehadirannya akan membawa dampak positif terhadap perubahan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Keinginan atau dorongan psikologis yang kuat pada diri siswa untuk belajar adalah apabila seorang siswa telah merasa bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi kehidupannya maka dia akan berusaha memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang berhubungan dengan belajar.7

SMA Negeri 3 Sidoarjo adalah salah satu sekolah yang memiliki perhatian terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Pada saat ini, kurikulum pendidikan menuntut pembelajaran yang lebih melibatkan siswa berpartisipasi aktif.

7

Abdurrahman Sholeh, Muhib Abdul Wahab, psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), 268


(15)

5

Berdasarkan informasi guru PAI, tingkat kemampuan siswa dalam materi Pendidikan Agama Islam cukup memadai, akan tetapi kemampuan siswa dalam praktek ibadah sehari-hari masih membutuhkan pengawasan dan perhatian. Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu model pembelajaran yang mengaitkan antara masalah kehidupan sehari-hari dengan materi pelajaran agar siswa dapat melakukan aplikasi dari materi yang telah disampaikan. Seorang guru dalam memilih model pembelajaran menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu contohnya model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran yang sebenarnya sudah lama akan tetapi model tersebut masih relevan diterapkan dalam pembelajaran, karena pembelajaran dengan model tersebut mengajak siswa berperan aktif dan mengikuti pembelajaran dengan baik

dengan tujuan mampu memecahkan persoalan dengan menggunakan

pengetahuannya. Penggunaan metode yang tepat membuat siswa mudah dalam menerima materi pelajaran sehingga mempengaruhi pula dalam peningkatan hasil belajarnya.8

SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo terletak di daerah siwalanpanji Sidoarjo, yang letaknya jauh dari keramaian dan kebisingan, sehingga digunakan sebagai sarana pembelajaran yang cukup efektif. SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo salah satu sekolah yang juga memiliki perhatian terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu model yang cocok untukpendidikan yang merespon isu-isu peningkatan kualitas pendidikan. Berbeda

8


(16)

6

dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek dan aktivitas pembelajaran berpusat pada guru, model Pembelajaran berbasis proyek menekankan kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Penerapkan model pembelajaran seperti ini diharapkan dapat menarik minat belajar PAI siswa.

Berdasarkan informasi dari guru PAI di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo bahwa sebelum menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMK Sepuluh Nopember masih sering dilakukan secara konvensional, yaitu pembelajaran PAI dilakukan dengan metode bercerita dengan mengaitkan materi dengan cerita kehidupan nyata, sehingga pembelajaran masih sering berfokus pada guru, akibatnya siswa kurang antusias dalam pembelajaran PAI, dan ketika guru PAI menggunakan model Pembelajaran berbasis proyek siswa antusias dan termotivasi sekali karena dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek siswa langsung bisa praktek materi PAI yang telah disampaikan oleh guru PAI.9

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran PAI yang ada di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo berjalan dengan efektif, sesuai dengan prosedur yang ada dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

9

Fatihul Hadi,S.Th.I, Guru PAI SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, wawancara pribadi, Sidoarjo, 6 Nopember, 2016


(17)

7

B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah.

Dari uraian di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

a. Pembelajaran PAI masih ditandai dengan pembelajaran yang lebih didominasi oleh aktivitas guru dibandingkan dengan aktivitas siswa.

b. Masih banyak siswa menilai bahwa mata pelajaran PAI merupakan pelajaran teori (hafalan) dan sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari.

c. Pembelajaran PAI hanya menekankan pada perpindahan pengetahuan dari guru ke siswa.

d. Pembelajaran PAI masih didominasi metode ekspositori.

e. Penilaian pembelajaran PAI masih banyak menggunakan paper dan pensil tes.

2. Batasan Masalah.

Dari identifikasi masalah diatas maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian difokuskan pada penerapan pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran PAI.

b. Penelitian hanya dilakukan di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.


(18)

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo?

2. Bagaimanakah ketrampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo?

3. Apa kendala dan solusi pelaksanaaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin peneliti capai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui ketrampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui kendala dan solusi pelaksanaaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan


(19)

9

Agama Islam di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan nuansa dan wacana baru bagi perkembangan ilmu pendidikan agama Islam tentang penggunaan model pembelajaran berbasis proyek.

2. Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi: a. Siswa, penelitian ini diharapkan tercipta pembelajaran yang menyenangkan,

mudah dipahami, dan bermakna, sehingga dapat menjadi motivasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Guru, dapat memilih alternatif model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

c. Lembaga, penelitian ini setidaknya dapat menjadi rujukan tentang sejauh mana efektivitas pembelajaran proyek pada mata pelajaran PAI.

F. Kerangka Teoritik

Budaya berpikir kritis perlu ditanamkan sejak dini terhadap peserta didik. Salah satu tujuan dari penanaman kemampuan berpikir kritis adalah untuk menghadapi perubahan dunia yang begitu pesat seiring dengan perkembangan IPTEK. Di zaman yang penuh dengan tantangan dan perubahan ini, metode pembelajaran dengan cara menghafal materi pelajaran dirasa sudah tidak cocok lagi untuk diterapkan. Tujuan dari sistem pendidikan adalah mendidik peserta didik


(20)

10

tentang bagaimana cara belajar dan bagaimana cara menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.10

Tujuan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek adalah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan keaktifan siswa pada saat kegiatan belajar, peningkatan dalam menyelesaikan masalah dan lebih percaya diri untuk mengemukakan pendapat dengan cara berinteraksi dengan teman maupun dengan guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah sebagai berikut: penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman.11

Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Proyek, diharapkan siswa mampu bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah melalui sebuah tugas. Selain itu siswa dapat memahami dan menggunakan konsep jika menemui masalah dalam

10

M. Hosnan,Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad ke 21: Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013,(Bogor: Ghalia Indonesia:2014), 325.

11

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung : Rifeka Aditama, 2010), 70.


(21)

11

kehidupan nyata. Guru harus melibatkan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya mentransfer materi dari guru ke siswa.

G. Kajian Terdahulu

Penelitian ini mengungkapkan konsep pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran pendidikan Agama Islam. Penelitian ini juga amat perlu untuk diteruskan demi upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia terutama di mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Hasil telaah yang penulis lakukan terhadap beberapa buku dan beberapa penelitian terdahulu adalah:

Tulisan tentang pembelajaran berbasis proyek telah penulis temukan dalam bentuk:

1.Tesis milik Kusriyatun yang berjudul Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran

Berbasis Proyek (Pembelajaran Berbasis Proyek) Terhadap Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif, Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan

bahwa selama ini pembelajaran IPS belum mampu membuat siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :Bagaimana pengaruh penggunaan metode pembelajaran proyek (poject

based learning) terhadap peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran proyek (Poject Based Learning) terhadap peningkatan kemampuan

berfikir kreatif siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain nonequivalen pre-test post-test control groups


(22)

12

design. Sampel kelas VII.7 dan VII.8.Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif. Uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test) dengan

bantuan SPSS versi 20.00 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa

terdapat perbedaan dalam kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah atas pengukuran awal (

pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test), terdapat perbedaan kemampuan berpikir

kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan perlakuan metode pembelajaran proyek (projectbased learning) atas pengukuran awal (pre-test)

dengan pengukuran akhir (post-test), terdapat perbedaan peningkatan kemampuan

berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode pembelajaran proyek (Pembelajaran Berbasis Proyek) dibandingkan dengan

kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pengukuran akhir (post-test). Berdasarkan hasil

analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran proyek

(Pembelajaran Berbasis Proyek) memberi pengaruh terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa. Metode pembelajaran proyek (Pembelajaran Berbasis

Proyek) dapat dijadikan metode pembelajaran alternatif bagi guru dalam

menyempurnakan proses pembelajan IPS di sekolah untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif siswa.12

2. Journal, Nengsih R,Agus Setyo Budi, Vina Serevina yang berjudul pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran discovery terhadap

12

Kusriyatun, Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Pembelajaran Berbasis Proyek) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif,Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.


(23)

13

hasil belajar fisika siswa, Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apakah model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa? (2) apakah model pembelajaran discovery berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa? (3) apakah model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran discovery secara bersama sama berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa? Penelitian ini bertujan untuk mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran discovery terhadap hasil belajar fisika siswa SMP. Model penelitian menggunakan model korelasi multiple. Yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun pelajaran 2013-2014 yang terdiri dari sembilan rombongan belajar dengan jumlah 430 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil satu kelas. Teknik analisis data menggunakan analisis statistic parametric yang terdiri dari Uji t dan Uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar fisika siswa, Model Pembelajaran Discovery berpengaruh positif terhadap hasil belajar fisika siswa dan Terdapat pengaruh positif antara Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Model Pembelajaran Discovery secara bersama-sama dengan hasil belajar fisika siswa.13

13

Nengsih R,Agus Setyo Budi, Vina Serevina, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Model Pembelajaran Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, journal, Universitas Negeri Jakarta, 2013


(24)

14

3. Disertasi, milik Dhami Johar Damiri, yang berjudul pengembangan model pembelajaran berbasis proyek dalam membentuk kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan, masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1). Bagaimanakah kondisi pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran produktif program keahlian tehnik computer dan jaringan?yang mencakup tentang: a. bentuk rencana pembelajaran;b. bentuk pelaksanaan pembelajaran, c. bentuk pelaksanaan evaluasi hasil belajar, d. pelaksanaan tugas guru(Ka Prodi,guru program produktif dan pembimbing lapangan), e. bentuk dukungan

Stakeholders(Du/Di, Asosiasi Profesi, dan Komite Sekolah) pembelajaran 2).

Desain model pembelajaran bagaimanakah yang cocok diterapkan oleh guru program produktif pada program keahlian tehnik komputer dan jaringan? mencakup a. desain model rencana pembelajaran; b. desain model pelaksanaan pembelajaran; dan c. desain model evaluasi hasil pembelajaran. 3) Bagaimankah desain model program pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi siswa, dengan memberikan pengalaman dan suasana pekeraan di sekolah dalam mata pelajaran produktif, program keahlian teknik komputer dan jaringan? 4) Bagaimanakah dampak penerapan model pembelajaran yang di hasilkan terhadap aspek peningkatan kompetensi siswa, dukungan terhadap pelaksanaan tugas baru khususnya dalam menyusun rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

Hasil penelitian ini adalah:


(25)

15

a. Model pembelajaran berbasis proyek dapat di kembangkan dan di terapkan dalam pembelajaran program produktif program keahlian teknik komputer dan jaringan di SMK, dimana SMK tersebut belum memiliki industri pasangan yang tepat. Kerangka model mencakup desain rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.a.Rencana pembelajaran yang dirancang dalam model berbasis proyek telah teruji efektif diterapkan oleh guru dalam pembelajaran mata pelajaran jaringan komputer program produktif untuk program keahlian tehnik komputer dan jaringan SMK. Aspek perencanaan pembelajaran tersebut mencakup:1) tujuan pembelajaran, berisi rumusan tentang kompetensi yang akan dicapai; 2) materi pembelajaran berisi bahan aar yang mendukung kompetensi yang akan dicapai, disusun berbentuk penyelesaian tugas pembelajaran tiap kompetensi, dikemas dalam bentuk organisasi kerja proyek yang berdasarkan pada standar kompetensi atau kompetensi dasar; 3) metoda/ strategi pembelajaran, bersifat pekerjaan yang selayaknya dikerjakan oleh pekerja dibidangnya dengan langkah tertentu dan spesifik; 4) bahan pembelajaran mendukung tujuan dn disusun per kompetensi serta alat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi yang akan dicapai dan; 5) evaluasi hasil pembelajaran, dirancang progrm remedial dan pengayaan, serta mengintegrasikan tes tertulis dan tes tindakan.

b. Pelaksanaan pembelajaran yang dirancang dalam model pembelajaran berbasis proyek teruji efektif dapat meningkatkan kompetensi siswa baik kompetensi kognitif maupun kompetensi vokasional dalam mata pelajaran produktif pada


(26)

16

pembelajaran jaringan komputer lokal program produktif program keahlian tehnik komputer dan jaringan di SMK. Agar model pembelajaran berbasis proyek dapat diimplementasi dengan baik, persyaratan yang harus dilakukan sebagai berikut: 1) dukungan kebijakan kepala sekolah, 2) melengkapi sarana praktek yang terstandar, dan 3) dilaksanakan dalam blok waktu yang cukup. Dengan persyaratan- persyaratan tersebut memungkinkan model pembelajaran berbasis proyek dapat diimplementasikan dengan baik sehingga; 1) dapat memberi siswa pengalaman langsung suasana industri disekolah; 2) membentuk jiwa dan kemampuan kompetensi siswa sebagai pekerja industri; 3) mengembangkan secara terpadu kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional; 4) meningkatkan motivasi berprestasi dan prestasi siswa, rasa tanggung jawab dan etos kerja; 5) sekaligus merupakan pelaksanaan praktek kerja industri(Prakerin) yang dapat dipadukan dengan sistem uji kompetensi sis.

c. model pembelajaran berbasis proyek memiliki keteterapan yang tinggi terhadap:1) peningkatan kompetensi;2) dukungan terhadap pelaksanaan tugas guru yang berarti memberikan kemudahan dalam menyusun rencana pembelaaran, melaksanakan proses pembelajaran dan melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran; 3) subtansi isi yang terkandung dalam deskripsi rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran; 4) dukungan alat dan bahan; 5) potensi dukungan Stakeholders terkait.


(27)

17

d. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek secara spesifik memberikan dampak utama terhadap peningkatan kompetensi siswa dan memberikan kemudahan guru dalam pelaksanaan tugas pembelajaran dalam menyusun rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.14

Penelitian yang penulis lakukan ini bertujuan untuk melengkapi penelitian yang sudah ada. Karena belum ada penelitian yang membahas tentang pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam sitematika pembahasan ini penulis mengungkapkan isi pembahasan tesis secara naratif, sistematis dan logis mulai dari bab pertama sampai dengan bab terakhir. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah :

Bab Pertama: Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah; tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teoritik, penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, Kajian Pustaka. Merupakan bab yang membahas tentang kajian

teoritis tentang Pembelajaran Berbasis Proyek,yang meliputi tentang Pengertian

Pembelajaran Berbasis Proyek, Prinsip – Prinsip Pembelajaran Berbasis proyek, tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek, karakteristik Pembelajaran Berbasis, Langkah Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek,kelebihan dan kekurangan

14

Dhami Johar Damiri, pengembangan model pembelajaran berbasis proyek dalam membentuk kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan, Disertasi universitas pendidikan Indonesia,2012


(28)

18

pembelajaran berbasis proyek, Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek. Berpikir

Kritis yang meliputi: Pengertian Berpikir Kritis, karakteristik berpikir kritis, Indikator Berpikir Kritis. Pendidikan Agama Islam meliputi: Pengertian Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, kompetensi pendidikan agama islam sekolah menengah umum (SMU). Ruang lingkup mata pelajaran PAI, hubungan pembelajaran berbasis proyek terhadap melatih berpikir kritis.

Bab ketiga, merupakan bab tentang metodologi penelitian.

Bab keempat, merupakan bab yang memaparkan data dan analisis data.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari


(29)

19

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Berbasis Proyek.

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek.

Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, dalam arti sempit, pembelajaran merupakan suatu proses belajar agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.15

Proses pembelajaran pasti menggunakan sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sebuah kerangka atau konsep prosedur yang sistematis dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu, dan sebagai pedoman bagi guru untuk merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.16

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat. Metode ini dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning, dan merupakan bagian dari

15

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 10 16

Suprihartiningrum, Jamil, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), 81


(30)

20

proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif, yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu.17

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Pembelajaran ini menekankan pada aktivitas siswa untuk memecahkan masalah dengan menerapkan ketrampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Model ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkonstruksikan produk autentik yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek.

Menurut Thomas dalam bukunya Hosnan menyatakan pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu:

a. Prinsip sentralistis (centrality). Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek

adalah pusat atau inti kurikulum, bukan perlengkapan kurikulum.

b. Pertanyaan pendorong (driving question). Proyek dalam pembelajaran

berbasis proyek terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong

17

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), 144.


(31)

21

pelajar menjalani nkonsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin ilmu.

c. Investigasi konstruktif (constructive investigasion) Proyek melibatkan pelajar

dalam investigasi konstruktif.

d. Otonomi (autonomy). pembelajaran berbasis proyek mengutamakan otonomi,

pilihan waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab pelajar terhadap proyek dan pembelajaran.

e. Realistis (realism). pembelajaran berbasis proyek melibatkan

tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik,

dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan dilapangan yang

sesungguhnya.18

3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Menurut Buck Institute for Education sebagaimana dikutip oleh Wena,

pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.

b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya. c. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.

18

M. Hosnan,Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad ke 21: Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013,(Bogor: Ghalia Indonesia:2014), 323.


(32)

22

d. Siswa bertanggung jawab mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.

e. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.

f. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan. g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.

h. Atmosir kelas memberi toleransi kesalahan dan perubahan.19

Berdasarkan beberapa karakteristik di atas, pembelajaran berbasis proyek menjadi model pembelajaran yang dapat membangun kemandirian dan kreatifitas siswa. Selain itu, melalui pembelajaran berbasis proyek siswa dilatih untuk terbiasa bertanggung jawab mewujudkan apa yang telah direncanakan sesuai dengan minat dan kemampuannya.

4. Langkah – Langkah pembelajaran berbasis proyek.

Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 212) langkah- langkah operasional atau pelaksanaan pembelajaran Berbasis Proyek dalam Kurikulum 2013 digambarkan dalam sebagai berikut:

19

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), 145.


(33)

23

Gambar 1: Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Berbasis Proyek Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut: a. Penentuan pertanyaan mendasar (start with the essential question).

Pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.

b. Mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project).

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Perencanaan berisi tentang aturan main, serta alat dan bahan yang akan digunakan.

c. Menyusun jadwal (create a schedule).

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (monitor the students and

the progress of project).

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.

e. Menguji hasil (assess the outcome).

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik.


(34)

24

Akhir pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Proyek.

Pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut 20:

a. Kelebihan Pembelajaran berbasis proyek. 1) Meningkatkan motivasi.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

3) Meningkatkan kolaborasi.

4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. 5) Increased resource – management skill

b. Kelemahan Pembelajaran berbasis proyek.

1) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.

2) Memerlukan biaya yang cukup banyak. 3) Banyak peralatan yang harus disediakan.

6. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi : pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data

20

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), 147.


(35)

25

yang harus diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu atau periode tertentu. Tugas tersebut bisa berupa investigasi atau penelitian sederhana tentang suatu masalah yang berkaitan dengan materi (KD) tertentu mulai perencanan, pengumpulan data atau informasi, pengolahan data, penyajian data menyusun laporan. Penilaian proyek dimaksudkan untuk

mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan

penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas. Adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi :

1)Kemampuan pengolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.

2)Relevansi, yaitu tugas atau proyek yang diberikan pada peserta didik harus sesuaidengan karakteristik materi, lingkungan sekolah dan karakteristik peserta didik.

3)Keaslian, yaitu tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik benar-benar hasil pekerjaan peserta didik dengan bimbingan guru.21

B. Berpikir Kritis.

1. Pengertian Berpikir Kritis.

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir pada umumnya dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada khususnya. Berpikir kritis dapat diartikan kemampuan yang sangat

21


(36)

26

essensial untuk kehidupan, pekerjaan dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.

Untuk meningkatkan berpikir kritis maka diperlukan suatu rangsangan atau stimulus agar seorang mampu untuk berpikir kritis, dalam hal ini diperlukan suatu masalah atau tes untuk mengetahui sejauh mana seseorang mampu untuk berpikir kritis. Langkah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah:

a. Meningkatkan daya analisis. Dalam diskusi kelompok carilah solusi yang baik untuk suatu permasalahan, kemudian diskusikan akibat terburuk yang mungkin terjadi.22

b. Meningkatkan kemampuan berpendapat. Pendapat bisa berupa hal yang positif, bisa juga hal yang negatif. Pendapat positif digunakan untuk menyatakan keadaan sesuatu secara tegas sedangkan pendapat yang negatif digunakan untuk menerangkan secara tegas tentang tidak adanya sesuatu sifat pada suatu hal.23

c. Mengembangkan kemampuan observasi/ mengamati.

d. Meningkatkan rasa ingin tahu dan bertanya.

e. Dengan berdiskusi dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, siswa dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam diskusi pada saat menyampaikan

22

Zaleha Izhab Hassoubah, Developing Creative dan Critical Thinking Skills Cara Berfikir Kreatif dan Kritis, terj. Bambang Suryadi, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004), 98

23


(37)

27

informasi yang relevan atau pada saat mereka mencari informasi dari berbagai sumber.24

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa antara lain, dengan menggunakan metode pembelajaran yang mampu mendorong siswa untuk aktif bertanya, mengemukakan gagasan, mengujicobakan suatu materi, melakukan dialog, diskusi, atau curah pendapat. Dalam penelitian ini dengan menggunakan pembelajaran kontekstual melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek, membuat siswa lebih leluasa dalam mengemukakan pendapatnya atas hal yang terjadi di lingkungannya.25.

2. Karakteristik Berpikir Kritis.

Menurut Cece Wijaya ciri-ciri berpikir kritis antara lain adalah sebagai berikut:

a. Pandai mendeteksi permasalahan.

b. Mampu membedakan ide yang relevan dan ide yang tidak relevan. c. Dapat membedakan argumentasi logis dan argumentasi tidak logis. d. Dapat membedakan kritik yang membangun dan merusak.

e. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.26

24

Zaleha Izhab Hassoubah, Developing Creative dan Critical Thinking Skills Cara Berfikir Kreatif dan Kritis, terj. Bambang Suryadi, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004), 103

25

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung : PT Refika Aditama, 2011), 209.

26


(38)

28

Lebih lanjut Alec Fisher mengemukakan ciri-ciri kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:

a. Mengenal masalah.

b. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan. c. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas. d. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan.

e. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.27

Dari beberapa uraian tentang ciri-ciri berpikir kritis tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari sebuah pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah dengan menghadirkan masalah dan membimbing peserta didik dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu pembelajaran berbasis proyekdapat diterapkan pada mata pelajaran PAI untuk melatih ketrampilan berpikir kritis.

3. Indikator Berpikir Kritis.

Adapun indikator berpikir kritis dalam buku Hendra Surya, antara lain yaitu: 28

a. Memiliki motivasi atau dorongan yang kuat untuk menemukan kejelasan, ketetapan (precisoan), keakuratan, dan sebagainya atas informasi yang

diterimanya.

27

Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. (Jakarta: Erlangga, 2009).7 28


(39)

29

b. Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang tidak relevan.

c. Sangat peka dan dapat membedakan tentang ide, gagasan, kesimpulan yang mengandung egosentrisme, sosiosentrisme, wishful thinking, dan sebagainya.

d. Memilki open minded (mendengar dengan pikiran terbuka) pada pandangan

atau pendapat yang berlawanan dan menerima kritik terhadap keyakinan dan asumsi-asumsi mereka.

e. Lebih mendasarkan keyakinan-keyakinannya pada fakta daripada kepentingan diri atau preferensi pribadi.

Selanjutnya terdapat beberapa indikator kemampuan berpikir kritis yang dirumuskan oleh Fahruddin Faiz dalam aktivitas-aktivitas kritis yang dibagi menjadi lima kelompok kemampuan berpikir yaitu sebagai berikut29:

a. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan, meliputi: Mencari jawaban yang jelas dari setiap pertanyaan.

b. Mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah, meliputi: berusaha mengetahui informasi dengan tepat, memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya, memahami tujuan yang asli dan mendasar.

c. Mampu memilih argumen yang logis, relevan dan akurat, meliputi: mencari alasan atau argument, berusaha tetap relevan dengan ide utama, berfikir dan

29

Fahrudin Faiz, Thinking Skill ( Pengantar Menuju Berpikir Kritis), (Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012),3.


(40)

30

bersikap secara sistematis dan teratur dengan memperhatikan bagian-bagian dari keseluruhan masalah.

d. Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda, meliputi: mencari alternatif jawaban, mengambil sikap ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu, mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.

e. Mampu menentukan akibat dari suatu pertanyaan yang diambil sebagai suatau keputusan, meliputi: memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan, bersikap dan berfikir terbuka.

Berdasarkan uraian indikator-indikator berpikir kritis diatas, maka aspek yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, adalah:

a.Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan.

b.Mampu mengungkapkan fakta untuk menyelesaikan permasalahan. c.Mampu memilih pendapat yang sesuai dengan kenyataan.

d.Mampu memberikan pendapat dari sudut pandang yang berbeda. e.Mampu menyelesaikan masalah yang timbul dari suatu pernyataan.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan perserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimanai ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan


(41)

31

untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.30

Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidunya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak.31 Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Ramayulis adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.32

Sementara Menurut BAB I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1, Undang- Undang No. 20 tahun 2003 mengenai pengertian Pendidikan agama Islam didalam GBPP sekolah adalah : Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan

30

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), 130

31

Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), 38 32


(42)

32

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam bimbingan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.33

Dari definisi Pendidikan Agama Islam di atas, maka Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam di SMU bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketekunannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.34 Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad yg berbunyi:

33

Depdikbud, GBPP Sekolah Umum, (Jakarta : Depdikbud, 1995), 1 34

Abdul Majid dan Dian Andiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 135


(43)

33

ب اَمَِإ

ِقاْخَأا َمِراَكَم َمََِ أ تْثِع

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” Dari tujuan tersebut, terdapat beberapa dimensi yang hendak dituju dalam pembelajaran PAI yaitu: (1) keimanan siswa terhadap ajaran agama Islam; (2) pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan siswa; (3) penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan siswa

dalam menjalankan ajaran agama; (4) pengamalan,35dalam arti

bagaimana ajaran yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasikan oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dan mentaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta mengaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Kompetensi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Umum (SMU).

a. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya.

b. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan

mengkomunikasikan gagasan dan informasi.

35


(44)

34

c. Memilih, memadukan dan menerapkan kosmep-konsep, pola, tehnik-tehnik, struktur, dan hubungan.

d. Memilih, mencari, menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber.

e. Memahami, menghargai lingkunagn fisik, makhluk hidup, dan teknologi. f. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat. g. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya dan intelektual serta

menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab.

h. Berpikir logis.

i. Menunjukan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain.36

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara lain :

a. Hubungan manusia dengan Allah..

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia.

c. Hubungan manusia dengan makhluk lain (selain manusia) dan

lingkungan.37

36

Abdul Majid dan Dian Andiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 153


(45)

35

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas berfokus pada empat aspek yaitu:

1) Al-Qur'an – Al Hadits. 2) Aqidah – Akhlak 3) Fiqh.

4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

D. Hubungan Pembelajaran berbasis proyek Terhadap melatih Ketrampilan Berpikir Kritis.

Pembelajaran berbasis proyek dapat membuat siswa lebih aktif dan melatih kemampuan berpikir kritisnya. Pembelajaran berbasis proyek juga dapat melatih siswa untuk berdiskusi merumuskan masalah, menyusun perencanaan proyek, menentukan hipotesis, melakukan investigasi, mempresentasikan hasil, menyimpulkan hasil analisis, dan mengevaluasi tugas tersebut. Aktivitas kerja dalam kelompok akan menjadikan siswa aktif dalam menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan, hal tersebut berpotensi dalam melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa untuk berpikir secara mandiri, melakukan penyelidikan, menyelesaikan masalah, menganalisis, dan menyimpul kan masalah yang sedang dikaji dalam kehidupan nyata, sehingga akan berdampak pada keaktifan dan kemampuan berpikir kritis siswa yang baik pula.

37

Zakiah Darajat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), cet 4, 136


(46)

36

Pembelajaran PAI seyogyanya dapat mengembangkan dan memberdayakan

ketrampilan berpikir kritis siswa. Pemberdayaan keterampilan berpikir kritis dapat

dilakukan oleh guru dengan pembelajaran menggunakan strategi-strategi pembelajaran konstruktivistik yang berpotensi memberdayakan keterampilan berpikir kritis, salah satunya adalah dengan pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif yang berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi siswa untuk melakukan investigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya, berpusat pada siswa, dan menghasilkan produk nyata.

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek terdiri atas lima tahapan, yaitu memulai dengan pertanyaan yang esensial, merencanakan proyek, membuat jadwal, monitoring siswa dan perkembangan proyek, penilaian, dan evaluasi. Kegiatan pada model pembelajaran berbasis proyek diawali dengan memberikan pertanyaan yang esensial, guru dan siswa menentukan tema dan mengaitkan tema tersebut dengan bidang studi lain. Selanjutnya, pada tahap perencanaan proyek Siswa bekerja dalam tim kolaboratif untuk merencanakan proyek, menyusun langkah dan strategi dalam menyelesaikan proyek. Setelah itu, guru dan siswa siswa menyepakati jangka waktu pelaksanaan proyek, lalu membuat time schedule

atau membuat jadwal kegiatan pelaksanaan proyek. Kemudian, guru sebagai fasilitator melakukan monitoring terhadap siswa dalam melaksanakan proyeknya. Pada saat melaksanakan proyek, siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi, dan menginterpretasi data. Pada tahapan selanjutnya, yaitu penilaian yang


(47)

37

dilakukan untuk mengukur ketercapaian standar dilakukan dengan cara masing-masing kelompok mempresentasikan hasil proyeknya dihadapan siswa lainnya dan melakukan diskusi, pada tahapan ini, siswa dituntut untuk dapat memberikan argumentasi. Tahapan yang terakhir adalah evaluasi, pada tahapan ini guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan, siswa mengevaluasi dan memberi masukan untuk perbaikan hasil proyek. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis proyek tersebut, dapat melatih

keterampilan berpikir kritis siswa berupa mengumpulkan informasi,

menginterpretasi data, memberikan argumentasi, dan melakukan evaluasi. Sehingga, penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.


(48)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan studi kasus dengan berorientasi pada pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok dan data yang dihasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.38 Di samping itu, pendekatan fenomenologis digunakan untuk mempertegas arti peristiwa dan kaitannya dalam konteks situasi tertentu. Dengan pendekatan tersebut penelitian ini memiliki fleksibilitas sedemikian rupa dalam memandang permasalahan yang menjadi fokus perhatian, sehingga kebenaran informasi yang diperoleh bisa maksimal.39 Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka penelitian ini masuk dalam ranah penelitian studi kasus, maka waktunya juga dibatasi. Ditinjau dari tempat/ lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilaksanakan secara

intensif, terperinci dan mendalam terhadap obyek tertentu yang membutuhkan suatu analisis komperehensif dan menyeluruh.40

38

Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), 3. 39

Noeng Muhajir, Metode Penelitiaan Kualitatif, (Yogyakarta: Bumi Aksara,2000), 67. 40


(49)

39

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif. Penelitian diskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha mendiskripsikan atau menggambarkan suatu gejala, peristiwa atau fenomena-fenomena yang terjadi, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.41 Tujuan dari penelitian ini untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki sehingga menghasilkan banyak temuan-temuan penting.42

Dalam hal ini, kajian penelitian difokuskan pada pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMAN 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

B. Sumber Data.

Adapun dalam menentukan sumber data dalam penelitian ini penulis berpijak

pada pendapat Suharsimi Arikunto yang dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” yang antara lain meliputi:

1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Dalam penelitian ini yang termasuk sumber data ini adalah : kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tata usaha SMAN 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo. 2. Place, sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan

bergerak, misalnya berupa ruangan atau tempat kegiatan pembelajaran

41

Nana Sudjana Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung ; Sinar Baru, 1999), 64. 42


(50)

40

berlangsung, media pembelajaran, adapun yang bergerak berupa segala aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dalam penelitian ini dapat berupa literatur-literatur dan berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian C. Tehnik Pengumpulan Data.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.43 Secara garis besar metode observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan partisipan dan non partisipan. Maksud dari observasi dengan partisipan yaitu peneliti merupakan bagian dari kelompok yang diteliti, sedangkan observasi non partisipan adalah peneliti bukan merupakan bagian dari kelompok yang diteliti, kehadiran peneliti hanya sebagai pengamat kegiatan.44 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipan, karena peneliti hanya mengamati apa yang terjadi di lokasi penelitian dan dalam hal ini peneliti juga tidak termasuk bagian dari objek penelitian.

43

Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta ; Andi Offset), 136. 44


(51)

41

Metode observasi ini digunakan untuk membuktikan kebenaran data yang diperoleh dari metode wawancara dan dokumentasi. Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang berikut ini :

a. Keadaan guru, siswa dan karyawan SMAN 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

b. Sarana dan prasarana SMAN 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

c. Proses pembelajaran SMAN 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

d. Ketrampilan berpikir kritis.

Adapun indikator berpikir kritis yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Aspek Indikator Berpikir Kritis No Aspek yang di

amati

Indikator berpikir kritis SB B KB SK

B

1 Mampu

merumuskan pokok-pokok permasalahan

Menganalisis

permasalahan tentang

tata cara mengurus

jenazah Mengfokuskan

permasalahan tentang

tata cara mengurus

jenazah

2 Mampu

mengungkapkan fakta untuk

Mencari informasi

tentang tata cara


(52)

42

menyelesaikan masalah.

Mengkomunikasikan/

menyajikan masalah

tentang tata cara

mengurus jenazah

3 Mampu

memilih

pendapat yang sesuai dengan kenyataan

Memberikan pendapat

tentang tata cara

mengurus jenazah

Menghargai pendapat

yang berbeda

4 Mampu

berpendapat untuk

menyelesaikan permasalahan

Memberikan alternatif solusi tentang masalah

yang menjadi topik

diskusi.

5 Mampu

menyelesaikan masalah yang timbul dari suatu pernyataan

Memilih solusi

yang tepat untuk

menyelesaikan masalah.

Keterangan:

Skor 4 : Sangat Baik

 Skor 3 : Baik

Skor 2: Kurang Baik

Skor 1: Sangat Kurang Baik

2. Wawancara

Metode wawancara atau interview yaitu metode ilmiah dalam pengumpulan data dengan jalan berbicara atau dialog langsung dengan sumber obyek penelitian sebagaimana pendapat.45

Ditinjau dari pelaksanaannya interview dibedakan atas tiga macam yaitu :

45


(53)

43

a. Interview bebas, yaitu dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat data apa yang akan dikumpulkan. Interview bebas ini dilakukan dengan tidak membawa pedoman wawancara tentang apa yang ditanyakan. Kelebihan metode ini adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai, sedangkan kelamahannya adalah arah pertanyaan kurang terkendali.

b. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.

c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.46

Dalam penelitian ini, metode wawancara digunakan karena dengan melalui wawancara, peneliti dapat memperoleh atau mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penelitian secara mendalam dari responden atau informan tentang proses pembelajaran di kelas mengenai pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, buku prestasi siswa, dan sebagainya.

46

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 132


(54)

44

Metode ini digunakan untuk mencari data berupa latar belakang sekolah, struktur sekolah, keadaan guru, siswa, dan karyawan sekolah serta hasil atau prestasi belajar siswa. Adapun alasan peneliti menggunakan metode ini adalah karena dengan metode ini akan lebih mudah memperoleh data yang diperlukan dalam waktu singkat, karena biasanya data ini sudah tersusun dan tersimpan dengan baik.

D. Tehnik Analisis Data.

Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan penelitian terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Jika data yang disajikan dalam bentuk yang masih mentah maka data kurang mempunyai arti.

1. Lembar Observasi

Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dianalisis dengan cara:

a. Memberi dibagian tanda ceklis (√) dibubuhkan. Tanda ceklis tersebut dimasukan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum. b. Menjumlahkan banyak ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada lembar

observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria, sangat baik, baik, kurang baik,


(55)

45

dan sangat kurang baik.

c. Perhitungan Skala Pengukuran13

Tabel 3.2 Skala Pengukuran

Skala Keterangan

4 Sangat Baik

3 Baik

2 Kurang Baik

1 Sangat Kurang Baik

Jumlah skor kriterium SMA Negeri 3 Sidoarjo, peserta didik di kelas MIA-7 berjumlah 40. (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 40 = 160. Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan jumlah responden 40. Sedangkan bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x 40 = 40. Sehingga secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:

SKB =

KB =

B =

SB =

SB 160 130

B 100 KB

70 SKB


(56)

46

Jumlah skor kriterium SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo, peserta didik di kelas FK-2 berjumlah 42.

(bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 42 = 168

Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan jumlah responden 42.

Sedangkan bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x 42 = 42. Sehingga secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:

SKB =

KB =

B =

SB =

d. Kemudian di cari persentase masing-masing kriteria berdasarkan rumus berikut14:

P = � x 100 %

e. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek SB

168 136,5 B

105 KB

73,5 SKB


(57)

47

indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi tata cara pengurusan jenazah.

2. Format Wawancara

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkripsi untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif, sehingga dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi tata cara pengurusan jenazah.

E. Teknik Keabsahan Data

Untuk mengetahui apakah data-data yang dikumpulkan dari hasil penelitian betul-betul sudah valid dan bisa dipertanggungjawabkan, maka harus dilakukan pengecekan kembaali secara cermat dan teliti (easy check), agar penelitian yang

telah dilakukan tidak sia-sia.

Adapun cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh keabsahan data menggunakan triangulasi. Triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan sumber, metode penyidik dan teori.47Dari berbagai teknik tersebut cenderung menggunakan sumber, sebagaimana disarankan oleh patton yang berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu

47


(58)

48

data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Untuk itu keabsahan data dengan cara sebagai berikut :

1. Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi.

Yang ingin diketahui dari perbandingan ini adalah mengetahui alasan – alasan apa yang melatarbelakangi adanya perbedaan tersebut (jika ada perbedaan) bukan titik temu atau kesamaannya sehingga dapat dimengerti dan dapat mendukung validitas data.


(59)

49

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data

1. Deskripsi Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di dua sekolah yaitu di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember.

a. SMA Negeri 3 Sidoarjo.

SMA Negeri 3 Sidoarjo terletak di perkampungan di Desa Sekardangan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, yang letaknya jauh dari keramaian dan kebisingan, sehingga digunakan sebagai sarana pembelajaran yang cukup efektif. SMA Negeri 3 Sidoarjo terdiri dari 50 ruangan yang terdiri dari 35 ruang kelas, 1 ruang praktek, 2 lap komputer, 1 lab bahasa, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 2 kamar mandi guru, 4 kamar mandi siswa dan 1 ruangan untuk gudang. SMA Negeri 3 Sidoarjo secara keseluruhan berjumlah 1107 siswa, sedangkan gurunya berjumlah 68 guru.48

b. SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

48


(60)

50

SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo terletak pada lokasi yang strategis, berada pada area pendidikan di Kabupaten Sidoarjo yaitu di Jalan Raya Siwalanpanji Desa Siwalanpanji Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo terdiri dari 58 ruangan yang terdiri dari 36 ruang kelas, 5 ruang praktek kerja, 1 lab komputer, 1 lab bahasa, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan konvensional,1 ruang perpustakaan multimedia, 1 kamar mandi guru laki-laki, 2 kamar mandi guru perempuan, 3 kamar mandi siswa laki- laki, 3 kamar mandi siswa perempuan dan 1 ruangan untuk gudang. SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo secara keseluruhan berjumlah 1329 siswa, sedangkan gurunya berjumlah 53 guru.49

2. Deskripsi Subyek Penelitian. a. SMA Negeri 3 Sidoarjo.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA-7 SMA Negeri 3 Sidoarjo, Kelas XI MIA-7 SMA Negeri 3 Sidoarjo dalam satu kelas berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan serta Guru PAI kelas XI yang melaksanakan pembelajaran berbasis proyek di SMA Negeri 3 Sidoarjo.

b. SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

49


(61)

51

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI FK-2 SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo. Siswa kelas XI FK-2 SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo dalam satu kelas berjumlah 42 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 37 siswa perempuan serta Guru PAI kelas XI yang melaksanakan pembelajaran berbasis proyek di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

3. Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek. a. SMA Negeri 3 Sidoarjo.

Pada dasarnya semua strategi atau metode itu memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Sebab tidak ada strategi atau metode yang cocok selamanya untuk semua materi pelajaran ataupun bidang studi. Karena itu, guru bidang studi harus kreatif pintar dalam memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki potensial yang besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna pada peserta didik. Model pembelajaran Berbasis Proyek terutama dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual belajar, melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.


(62)

52

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Aziz selaku guru PAI, tentang pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan dalam melatih ketrampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Sidoarjo, beliau mengatakan bahwa : Dalam melengkapi materi pembelajaran, saya sering menyarankan para peserta didik untuk mencari sumber lain yang lebih lengkap, misalnya tanya pada guru mngajinya dirumah, orangtuanya, maupun internet. Akan tetapi para peserta didik lebih banyak yang mencari di internet, mungkin karena lebih mudah dan praktis dalam mencari sumber pelengkap materi, apabila terdapat perbedaan pendapat ataupun pemahaman, maka saya yang meluruskan pemahaman tersebut, supaya peserta didik tidak bingung.50

Beberapa pendapat siswa mengenai pemahamannya terkait setelah diterapkan pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran PAI. Berikut ini beberapa pendapat siswa tentang pemahaman setelah diterapkannya pembelajaran berbasis proyek.

Disampaikan pula menurut Muhammad Rifqil fanani, bahwa:

“Saya sangat suka dengan mata pelajaran PAI ini, karena mata pelajaran PAI ini langsung digunakan dalam peribadatan setiap hari dalam berkehidupan bermasyarakat seperti materi sholat, zakat, jual beli dan lain-lain, sehingga dalam peribadatan menjadi benar dalam melaksanakanya. Model pembelajaran berbasis proyek seperti ini, dalam ujian tengah semester kemarin membantu banget, karena kita sudah menulis point-point materinya

50


(1)

126

2) Antusiasme siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) masih kurang.

Untuk mengatasi kendala dari Pembelajaran Berbasis Proyek tersebut di atas, adalah dengan cara:

1) Membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek.

2) Memotivasi peserta didik untuk semangat belajar PAI. Karena penerapan metode proyek dalam pembelajaran PAI sangat didukung dengan adanya: Motivasi oleh Guru, Kondisi Kelas Yang Baik, Posisi Guru Sebagai Pelayan Yang Baik, Mengakui setiap usaha Siswa.

b. SMK Sepuluh Nopember

.Adapun kendala dari penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis sisa pada mata pelajaran PAI di SMK Sepuluh Nopember antara lain:

a) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.

b) Membutuhkan biaya yang cukup banyak c) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

d) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama di kelas.

Untuk mengatasi kendala dari Pembelajaran Berbasis Proyek tersebut di atas, adalah dengan cara:


(2)

a) Membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek.

b) Memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya.

c) Meminimalisir dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat lingkungan sekitar.

d) Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga

instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

B. Saran

1. Bagi Kepala Sekolah

Sehubungan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, hendaknya kepala sekolah mengirim bapak ibu guru khususnya guru PAI untuk mengikuti seminar ataupun pelatihan-pelatihan serta senantiasa membuat inovasi-inovasi dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi Peserta Didik

Hendaknya peserta didik lebih meningkatkan kedisiplinan pada saat proses belajar mengajar belum dimulai, memperhatikan penjelasan bapak/ibu guru pada waktu mengikuti pelajaran agar nantinya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan bisa memahami apa yang disampaikan oleh bapak/ibu guru.


(3)

Daftar Pustaka

Abdurrahman Sholeh, Muhib Abdul Wahab, psikologi: suatu pengantar dalam perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ed. 2. Jakarta: Bumi Aksara.2013.

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012

Drajat dkk, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Jakarta : CV.Darussunnah, 2015.

Depdikbud, GBPP Sekolah Umum, Jakarta : Depdikbud, 1995.

Dhami Johar Damiri, pengembangan model pembelajaran berbasis proyek dalam membentuk kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan, Disertasi universitas pendidikan Indonesia, 2012.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Dradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2000.

Faiz, Fahrudin, Thinking Skill ( Pengantar Menuju Berpikir Kritis), Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012.


(4)

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta ; Andi Offset, 1994.

Izhab Hassoubah, Zaleha, Developing Creative dan CriticalThinking Skills Cara Berfikir Kreatif dan Kritis, terj. Bambang Suryadi,Bandung: Yayasan NuansaCendekia, 2004.

Jamil, Suprihartiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012.

J Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009.

Komalasari, Kokom, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung : PT Refika Aditama, 2011.

Kusriyatun, Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif,Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.

Majid, Abdul, dan Dian Andiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad ke 21: Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013,Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Muhajir, Noeng ,Metode Penelitiaan Kualitatif, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2000.

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2009.

Muh. Rais “ Model Project Based Learningsebagai upaya meningkatkan prestasi

akademik mahasiswa”Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 2010.


(5)

Nasir, Sahilun, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja,Jakarta : Kalam Mulia, 2002.

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2007.

Nazir, Moh,Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.

Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2014.

Nengsih R,Agus Setyo Budi, Vina Serevina, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Model Pembelajaran Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, journal, Universitas Negeri Jakarta, 2013.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2005.

Samsun Hidayat, Susilawati, & Harry Soeprianto, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Penguasaan Konsep Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis Pada Mata Kuliah Optik, Program Studi Magister Pendidikan IPA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika “Lensa”Vol.

2 No. 2, ISSN 2338-4417Universitas Mataram. S. Nasution,Metode Research, Jakarta ; Bumi Aksara, 1996.

Sudjana Ibrahim, Nana, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Bandung ; Sinar Baru,1999.

Subagyo, Joko,Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta ; Rineka Cipta, 2004.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Surya Hendra, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, Jakarta: PT Gramedia, 2001.


(6)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Predana Media Group. 2011.

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta : Bumi Aksara,2010.

Wijaya, Cece, Pendidikan Remidial. Bandung: Remaja Rosdayana, 1995, 72