LAKIP 2015 Bab III reviu 260613 fixed

(1)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas pada hakikatnya merupakan suatu kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan suatu organisasi kepada pihak yang berhak atau memiliki kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Sedangkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi untuk mempertanggungjawabkan secara transparan keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan Misi Organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ilir menetapkan 3 (tiga) sasaran strategis yang akan dicapai dalam waktu lima tahunan yaitu:

1. Meningkatnya system akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2. Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas;

3. Meningkatnya system pengawasan, kualitas pelayanan public dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap peraturan perundang–undangan yang berlaku;

Guna mengukur pencapaian sasaran tersebut pada tahun 2019 ditetapkanlah 9 (sembilan) indikator kinerja dengan 8 (delapan) Program Kerja dan 41 (empat puluh satu) kegiatan. 9 (sembilan) Indikator Kinerja tersebut sebagaimana tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Berikut ini akan diuraikan satu persatu Pengukuran Kinerja dari Indikator Kinerja yang telah ditetapkan tersebut:


(2)

Rincian analisis capaian masing-masing sasaran dapat diuraikan sebagai berikut :

1

1.. Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Tahun 2015

Satuan Target Realisasi Capaian

1 Tingkat Ketersediaan Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangan

% 100 100 100

2 Ketersediaan SOP % 90 90 100

3 Persentase Penilaian dalam Evaluasi LAKIP & LPPD

% 90 86,76 96,40

RATA-RATA CAPAIAN 98,80

1. Tingkat Ketersediaan Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangan Tingkat Ketersediaan Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangaan dihitung dengan cara membagi Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangan yang ada dibagi dengan Jumlah Laporan yang semestinya ada dikali 100 persen. Dokumen Akuntabilitas dan Pelaporan Keuangan yang mesti ada yaitu LKjIP, LPPD, LKPJ, Laporan Aset Semesteran dan Tahunan serta Laporan Keuangan Semesteran dan Tahunan. Target yang ditetapkan untuk indikator kinerja ini 100%, realisasi pada tahun 2015 ini juga mencapai 100%.

2. Ketersediaan SOP

Inspektorat Kabupaten OKI pada tahun 2015 menargetkan untuk membuat SOP Administrasi Pelayanan Perkantoran dengan target 90%. Realisasi di tahun 2015 Inspektorat Kab. OKI telah memiliki SOP bidang Pengawasan sebanyak 8 SOP setelah di tahun 2014 baru memiliki 1 SOP saja.


(3)

3. Persentase Penilaian dalam Evaluasi LKjIP dan LPPD

Dalam rangka mencapai sasaran Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melalui indikator kinerja persentase penilaian dalam evaluasi LKjIP dan LPPD target yang ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 90%. Persentase penilaian dalam evaluasi LKjIP dihitung dengan cara membagi antara jumlah LKjIP dan LPPD yang dievalusi dibagi dengan jumlah SKPD dikali 100%. Untuk tahun 2015 ini realisasi dari indikator ini mencapai 86,76%, kurang 3,26 dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 90%.

Jika dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2015 dengan capaian tahun 2014 secara rata-rata terjadi penurunan 1,2%. Penurunan rata-rata kinerja tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI NAIK

(TURUN)

CAPAIAN NAIK

(TURUN)

2014 2015 2014 2015

1 Ketersediaan Dokumen

Akuntabilitas Kinerja

dan Pelaporan

Keuangan

% 100 100 - 100 100 -

2 Ketersediaan SOP % - 90 - - 100 -

3 Persentase Penilaian dalam Evaluasi LAKIP

% 90 86,76 (3,24) 100 96,40 (3,6)

Rata – rata Capaian 100 98,80 1,2

Penjelasan naik/turunnya capaian per indikator

Perbandingan capaian kinerja dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Indikator Kinerja Ketersediaan Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangan pada tahun 2014 dan 2015 mencapai target 100%.

Keberhasilan mencapai target indikator ini tak lepas dari dukungan serta komitmen dari pimpinan serta keseriusan petugas penyusun laporan akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan.

2. Indikator ketersediaan SOP pada tahun 2015 ditargetkan 90% dan telah berhasil dicapai dengan capaian 100%.

3. Untuk Capaian Indikator Kinerja Persentase Penilaian dalam Evaluasi LAKIP dan LPPD mengalami penurunan sebesar 3,6% dibanding tahun 2015.


(4)

Hal ini disebabkan kurangnya SDM khususnya aparat fungsional/auditor pada Inspektorat Kabupaten yang melakukan evaluasi, sehingga dari target terhadap SKPD yang dilakukan evaluasi LKjIP dan LPPD yang berjumlah 136 SKPD/unit kerja hanya dapat dilakukan evaluasi sebanyak 118 SKPD/unit kerja.

Sedangkan apabila dibandingkan realisasi indikator kinerja tahun 2015 dengan target jangka menengah/akhir tahun RPJMD 2018 dapat dilihat dalam tabel berikut:

No INDIKATOR KINERJA Realisasi

2015

Akhir Tahun RPJMD 2018

Perbandingan

1 Ketersediaan Dokumen

Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangan

100 100 -

2 Ketersediaan SOP 90 100 (10)

3 Persentase Penilaian dalam Evaluasi LAKIP & LPPD

86,76 100 (13,24)

Ketiga indikator tersebut di atas dapat dikatakan berhasil dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dikarenakan komitmen dan kerja keras dari pimpinan dan seluruh aparatur pengawasan serta pegawai Inspektorat dalam melakukan tugas-tugas pengawasan pada tahun 2015.

Ketiga indikator tersebut didukung dengan

program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

2

2.. Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas

Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Tahun 2015

Satuan Target Realisasi Capaian

1 Jumlah Aparatur Pemeriksa yang mengikuti diklat dan


(5)

Indikator Kinerja Tahun 2015

Satuan Target Realisasi Capaian

bersertifikat Auditor.

RATA-RATA CAPAIAN 68

1. Jumlah Jumlah Aparatur Pemeriksa yang mengikuti diklat dan bersertifikat Auditor. Diklat Auditor sangat menunjang kinerja dari pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur pengawasan. Dari 31 PNS pada Inspektorat Kabupaten OKI, pada tahun 2015 yang lalu, sebanyak 15 PNS ikut dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan 2 orang sebagai P2UPD. Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi para auditor di Inspektorat Kabupaten pada Tahun 2015 Inspektorat Kabupaten OKI melaksanakan Kegiatan Bimbingan Teknis Tata Cara Pemeriksaan dan Penanganan Kasus dan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal.

Apabila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai sampai akhir tahun 2018 dapat di lihat seperti pada tabel di bawah ini:

No INDIKATOR KINERJA Realisasi

2015

Akhir Tahun RPJMD 2018

Perbandingan

1 Jumlah Aparatur Pemeriksa yang mengikuti diklat dan bersertifikat Auditor.

17 orang 45 orang (28 orang)

Dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2015 yaitu sebanyak 25 orang pegawai yang telah mengikuti diklat dan bersertifikat auditor, dapat terealisasi sebanyak 15 orang ikut dalam Jabatan Fungsional Auditor melalui inpassing/perlakuan khusus yang diselenggarakan BPKP Perwakilan Sumsel ditambah 2 orang sebagai P2UPD. Capaian indikator ini hanya 68%, hal ini akan terus menjadi perhatian dari Inspektorat agar ke depan target jumlah auditor yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Indikator tersebut didukung dengan program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawas dan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.


(6)

3 3..

Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap peraturan perundang – undangan yang berlaku

Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Tahun 2015

Satuan Target Realisasi Capaian

1 Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan /Review Tepat waktu

% 90 100 111,11

2 Persentase temuan APIP yang ditindaklanjuti

% 90 100 111,11

3 Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti

% 90 84,96 94,40

4 Persentase pengaduan masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti dan

terselesaikan

% 90 100 111,11

5 Persentase

Penyelenggaraan SPIP Kabupaten OKI

% 90 62,50 69,44

RATA-RATA CAPAIAN 99,43

1. Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan /Review Tepat waktu adalah persentase dari jumlah LHP yang telah diselesaikan sesuai jadwal, dihitung dengan cara membagi antara jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang telah selesai sesuai jadwal dibagi dengan jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang ditargetkan untuk diselesaikan per tahun. Pada tahun 2015 Inspektorat Kabupaten menetapkan indikator kinerja utama ini sebesar 90%. Inspektorat Kabupaten menargetkan 129 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) untuk diselesaikan. Dari LHP yang ditargetkan, dapat dipenuhi sebanyak 129 LHP, dengan kata lain indikator kinerja ini, yaitu persentase laporan hasil pemeriksaan tepat waktu dapat terealisasi 100%.


(7)

2. Persentase Tindak Lanjut terhadap Temuan Inspektorat OKI adalah persentase terhadap temuan Inspektorat Kabupaten yang ditindaklanjuti oleh SKPD di Kabupaten OKI dihitung dengan cara membagi jumlah temuan inspektorat yang ditindaklanjuti dibagi dengan jumlah temuan inspektorat dalam satu tahun. Persentase realisasi indikator kinerja pada tahun 2015 sebesar 100%, target yang ditetapkan sebesar 417 temuan terealisasi atau yang sudah ditindaklanjuti sebanyak 417 temuan. Realisasi indikator ini mencapai 100%.

3. Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti

Indikator Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti dihitung dengan cara menghitung Jumlah temuan BPK RI yang ditindaklanjuti dibagi dengan Jumlah temuan BPK RI dikali 100%. Pada tahun 2015 indikator ini ditargetkan 90%. Dan dari 585 temuan yang ditargetkan untuk diselesaikan sebanyak 497 temuan berhasil diselesaikan. Kalau dipersentasekan sebesar 84,96% temuan berhasil diselesaikan, dari target yang ditetapkan 90%.

4. Persentase pengaduan masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti dan terselesaikan Dari seluruh laporan pengaduan masyarakat yang masuk ke Inspektorat sebanyak 87 kasus/laporan pada tahun 2015 dapat terselesaikan seluruhnya. Dengan kata lain dari target yang ditetapkan sebesar 90% dapat dilampaui dengan realisasi 100%.

5. Persentase Penyelenggaraan SPIP Kabupaten OKI, Inspektorat Kabupaten dalam kedudukannya sebagai pengawas penyelenggaraan Pemerintah Daerah melakukan pengawasan dalam lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir terhadap pelaksanaan tugas semua unsur pemerintahan, pelaksanaan urusan pemerintah di daerah, melaksanakan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa serta tugas – tugas pembantuan yang didaerahkan. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pada tahun 2011 yang lalu telah dilaksanakan sosialisasi mengenai SPIP kepada seluruh PNS di lingkungan Inspektorat Kabupaten OKI, Pembentukan SATGAS SPIP untuk 5 SKPD


(8)

yang mewakili dan penerbitan Peraturan Bupati tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Dan pada tahun 2012 kembali diterbitkan Peraturan Bupati tentang Pembentukan SATGAS SPIP untuk seluruh SKPD, agar penyelenggaraan SPIP di setiap SKPD dapat dilaksanakan dengan baik. Pada tahun 2015 indikator kinerja Persentase Penyelenggaran SPIP di Kabupaten OKI dari target yang telah ditetapkan sebesar 90% di tahun 2015 tercapai 62,5%, hal ini disebabkan masih banyak kendala pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada SKPD nya masing – masing. Di tahun 2014 telah dilaksanakan asistensi penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) untuk 32 SKPD, dan pada tahun 2015 ini baru telah ditindaklanjuti oleh 20 SKPD.

Jika dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2015 dengan capaian tahun 2014 secara rata-rata terjadi kenaikan 0,32%. Kenaikan dan penurunan rata-rata kinerja tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI NAIK

(TURUN)

CAPAIAN NAIK

(TURUN)

2014 2015 2014 2015

1 Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat waktu

% 72,87 100 27,13 80,96 111,11 30,15

2 Persentase Temuan

APIP yang

ditindaklanjuti

% 100 100 - 111,11 111,11 -

3 Persentase temuan

BPK RI yang

ditindaklanjuti

% 88,12 84,96 (3,16) 97,91 94,40 (3,51)

4 Persentase pengaduan

masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti & terselesaikan

% 100 100 - 111,11 111,11 -

5 Persentase Penyelenggaraan SPIP Kabupaten OKI

% 85 62,50 (22,50) 94,44 69,44 (25)


(9)

Penjelasan naik/turunnya realisasi dan capaian per indikator

Perbandingan capaian dan realisasi indikator kinerja dari tabel di atas dapat diuraikan: 1. Indikator Kinerja Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat Waktu pada tahun

2014 realisasinya ada pada angka 72,87% namun tahun 2015 realisasinya mencapai 100%. Hal ini dikarenakan keseriusan pimpinan dan pengawas yang dibantu seluruh pegawai Inspektorat dalam menjalankan tugas – tugas pengawasan yang dibebankan pada Inspektorat khususnya dalam hal penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan tepat waktu.

2. Indikator kinerja Persentase Temuan APIP yang ditindaklanjuti realisasinya juga mencapai 100% di tahun 2014 dan 2015. Hal ini juga dikarenakan keseriusan Inspektorat dalam hal melakukan pemeriksaan ke SKPD serta unit kerja, serta komitmen dari seluruh SKPD untuk menindaklanjuti setiap temuan yang ada pada SKPD nya.

3. Indikator Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 realisasinya mencapai 88,12% namun pada tahun 2015 realisasi menurun 3,16% menjadi 84,96. Hal ini akan menjadi perhatian Inspektorat agar ke depan realisasi temuan BPK RI yang dapat ditindaklanjuti dapat mencapai target seperti yang telah ditetapkan.

4. Indikator Persentase Pengaduan Masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti dan terselesaikan pada tahun 2014 dan 2015 mencapai angka 100%.

5. Persentase Penyelengaraan SPIP di Kabupaten OKI, pada tahun 2014 realisasi 85% sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi 62,50%. Hal ini disebabkan masih banyaknya kendala untuk melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada tiap tiap SKPD.

Apabila dibandingkan realisasi indikator kinerja tahun 2015 dengan target jangka menengah/akhir tahun RPJMD 2018 dapat dilihat dalam tabel berikut:

No INDIKATOR KINERJA Realisasi

2015

Akhir Tahun RPJMD 2018

Perbandingan

1 Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat waktu

100 100 -

2 Persentase Temuan APIP yang ditindaklanjuti


(10)

3 Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti

84,96 100 15,04

4 Persentase pengaduan masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti &

terselesaikan

100 100 -

5 Persentase Penyelenggaraan SPIP Kabupaten OKI

62,50 100 37,50

Dari kelima indikator tersebut di atas secara umum dapat dikatakan berhasil dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun masih ada indikator yang belum mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu indikator Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti dan Persentase Penyelenggaraan SPIP di Kabupaten OKI. Hal ini akan menjadi perhatian bersama antara pimpinan dan aparatur pemeriksa serta seluruh pegawai Inspektorat, agar ke depan target yang telah ditetapkan untuk setiap indikator dapat tercapai.

Kelima indikator tersebut didukung dengan program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Kebijakan Kepala Daerah


(11)

B. Akuntabilitas Keuangan

Untuk mencapai indikator sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian atas, aspek keuangan menjadi bagian penting sebagai pendukung. Operasionalisasi kegiatan dapat dilaksanakan apabila didukung pembiayaan yang memadai. Sumber pembiayaan kegiatan dimaksud berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pada tahun 2015 belanja bidang pengawasan Inspektorat Kabupaten terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung yang dilaksanakan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 1 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 serta Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 2 tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015.

Realisasi belanja langsung dan tidak langsung Inspektorat Kabupaten OKI tahun 2015 dapat dilihat seperti di bawah ini :

1.

Belanja Tidak Langsung

Belanja Pegawai Rp. 1.947.376.882,-

Realisasi Rp.

1.914.910.961,-2.

Belanja Langsung

Rp. 3.757.500.000,-

Terdiri dari :

Belanja Pegawai Rp. 221.690.000,-

Belanja Barang dan Jasa Rp. 3.361.539.152,-

Belanja Modal Rp. 166.500.000,-


(12)

3.749.729.152,-Tabel 3.3

Akuntabilitas Keuangan

No SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI * CAPAIAN(%)

1 2 3 4 5 6

1. Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

1. Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja

369.600..000,- 369.600..000,- 100

Sub Jumlah 369.600..000,- 369.600..000,- 100 2. Meningkatnya

kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas

1. Program Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 50.000.000,- 110.000.000,- 50.000.000,- 110.000.000,- 100 100

Sub Jumlah 160.000.000,- 160.000.000,- 100

3 Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan

publik dan

pemahaman aparatur pemerintah thdp per-uu-an

1. Program Peningkatan

Sistem Pengawasan Internal dan Kebijakan KDH

2. Program Penataan dan

Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan 2.040.000.000,- 50.000.000,- 2.040.000.000,- 50.000.000,- 100 100

1. Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan

Disiplin Aparatur 861.700.000,- 226.500.000,- 49.700.000,- 853.929.152,- 226.500.000,- 49.700.000,- 99,10 100 100

Sub Jumlah 3.227.900.000,- 3.220.129.152,- 99,82 JUMLAH 3.757.500.000,- 3.749.729.152,- 99,94


(13)

Sasaran-sasaran yang telah dilaksanakan secara efektif dan efisien dilihat dari pencapaian sasaran-sasaran mencapai angka diatas 90% yaitu sasaran Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sasaran dan Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap perundang-undangan. Namun untuk sasaran Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas capaian rata-ratanya hanya 68%. Hal ini akan menjadi perhatian dari Inspektorat Kabupaten, agar ke depan realisasi capaian dari sasaran ini dapat meningkat. Ketiga sasaran di atas dicapai dengan melakukan penghematan penggunaan dana yang dapat dilihat dari realisasi pelaksanaan program-program yang mendukung pencapaian sasaran-sasaran tersebut tidak melebihi pagu anggaran. Adapun sasaran-sasaran yang telah dilaksanakan secara efektif dan efisien dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 98,80% dengan realisasi dana yang di butuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 369.600.000,- atau sebesar 100% dari anggaran.

2. Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas.Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 68 % dengan realisasi dana yang di butuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 200.000.000,- atau sebesar 100% dari anggaran sebesar Rp.200.000.000,-.

3. Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap perundang-undangan. Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 99,43 % dengan realisasi dana yang di butuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 3.220.129.152- atau sebesar 99,82% dari anggaran sebesar Rp.3.227.900.000-

D. TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI SEBELUMNYA

Pada tahun 2015 yang lalu masih terdapat beberapa kelemahan, namun sudah ditindaklanjuti diantaranya:

1. Persentase Penyelenggaraan SPIP di Kabupaten OKI, Indikator kinerja ini pada tahun 2015 ditargetkan 90% dan tercapai 62,5%, hal ini dikarenakan masih


(14)

kurangnya SKPD dalam melakukan/menyelenggarakan SPIP di lingkungannya masing – masing.

Tindak lanjut : sebelumnya pada tahun 2013 telah dilakukan asistensi penyusunan SOP untuk seluruh SKPD, asistensi penilaian resiko dan di tahun 2014 yang lalu telah dilaksanakan asistensi penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) kepada seluruh SKPD. Di Tahun 2015 ini telah disusun RTP untuk 20 SKPD dari 32 target RTP SKPD.

2. Kualitas dan kuantitas pegawai /pengawas inspektorat masih kurang kompetensinya, persentase pegawai inspektorat yang mengikuti diklat dan bersertifikat auditor mencapai 68% dari target yang ditetapkan sebanyak 25 orang, baru terpenuhi sebanyak 17 orang.

Tindak lanjut : Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengawas pada Inspektorat Kabupaten OKI, para pengawas telah diikutkan pada program Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dengan Perlakuan Khusus (Inpassing) yang diselenggarakan oleh BPKP Perwakilan Sumsel dan di tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal dan kegiatan Bintek Tata Cara Pemeriksaan dan Penanganan Kasus.


(1)

Penjelasan naik/turunnya realisasi dan capaian per indikator

Perbandingan capaian dan realisasi indikator kinerja dari tabel di atas dapat diuraikan: 1. Indikator Kinerja Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat Waktu pada tahun

2014 realisasinya ada pada angka 72,87% namun tahun 2015 realisasinya mencapai 100%. Hal ini dikarenakan keseriusan pimpinan dan pengawas yang dibantu seluruh pegawai Inspektorat dalam menjalankan tugas – tugas pengawasan yang dibebankan pada Inspektorat khususnya dalam hal penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan tepat waktu.

2. Indikator kinerja Persentase Temuan APIP yang ditindaklanjuti realisasinya juga mencapai 100% di tahun 2014 dan 2015. Hal ini juga dikarenakan keseriusan Inspektorat dalam hal melakukan pemeriksaan ke SKPD serta unit kerja, serta komitmen dari seluruh SKPD untuk menindaklanjuti setiap temuan yang ada pada SKPD nya.

3. Indikator Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 realisasinya mencapai 88,12% namun pada tahun 2015 realisasi menurun 3,16% menjadi 84,96. Hal ini akan menjadi perhatian Inspektorat agar ke depan realisasi temuan BPK RI yang dapat ditindaklanjuti dapat mencapai target seperti yang telah ditetapkan.

4. Indikator Persentase Pengaduan Masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti dan terselesaikan pada tahun 2014 dan 2015 mencapai angka 100%.

5. Persentase Penyelengaraan SPIP di Kabupaten OKI, pada tahun 2014 realisasi 85% sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi 62,50%. Hal ini disebabkan masih banyaknya kendala untuk melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada tiap tiap SKPD.

Apabila dibandingkan realisasi indikator kinerja tahun 2015 dengan target jangka menengah/akhir tahun RPJMD 2018 dapat dilihat dalam tabel berikut:

No INDIKATOR KINERJA Realisasi

2015

Akhir Tahun RPJMD 2018

Perbandingan

1 Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat waktu

100 100 -


(2)

3 Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti

84,96 100 15,04

4 Persentase pengaduan masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti &

terselesaikan

100 100 -

5 Persentase Penyelenggaraan SPIP Kabupaten OKI

62,50 100 37,50

Dari kelima indikator tersebut di atas secara umum dapat dikatakan berhasil dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun masih ada indikator yang belum mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu indikator Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti dan Persentase Penyelenggaraan SPIP di Kabupaten OKI. Hal ini akan menjadi perhatian bersama antara pimpinan dan aparatur pemeriksa serta seluruh pegawai Inspektorat, agar ke depan target yang telah ditetapkan untuk setiap indikator dapat tercapai.

Kelima indikator tersebut didukung dengan program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Kebijakan Kepala Daerah


(3)

B. Akuntabilitas Keuangan

Untuk mencapai indikator sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian atas, aspek keuangan menjadi bagian penting sebagai pendukung. Operasionalisasi kegiatan dapat dilaksanakan apabila didukung pembiayaan yang memadai. Sumber pembiayaan kegiatan dimaksud berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pada tahun 2015 belanja bidang pengawasan Inspektorat Kabupaten terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung yang dilaksanakan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 1 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 serta Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 2 tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015.

Realisasi belanja langsung dan tidak langsung Inspektorat Kabupaten OKI tahun 2015 dapat dilihat seperti di bawah ini :

1.

Belanja Tidak Langsung

Belanja Pegawai Rp. 1.947.376.882,-

Realisasi Rp.

1.914.910.961,-2.

Belanja Langsung

Rp. 3.757.500.000,-

Terdiri dari :

Belanja Pegawai Rp. 221.690.000,-

Belanja Barang dan Jasa Rp. 3.361.539.152,-

Belanja Modal Rp. 166.500.000,-


(4)

3.749.729.152,-Tabel 3.3

Akuntabilitas Keuangan

No SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI * CAPAIAN(%)

1 2 3 4 5 6

1. Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

1. Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja

369.600..000,- 369.600..000,- 100

Sub Jumlah 369.600..000,- 369.600..000,- 100

2. Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas

1. Program Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

2. Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur 50.000.000,- 110.000.000,- 50.000.000,- 110.000.000,- 100 100

Sub Jumlah 160.000.000,- 160.000.000,- 100

3 Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan

publik dan

pemahaman aparatur pemerintah thdp per-uu-an

1. Program Peningkatan

Sistem Pengawasan Internal dan Kebijakan KDH

2. Program Penataan dan

Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan 2.040.000.000,- 50.000.000,- 2.040.000.000,- 50.000.000,- 100 100

1. Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan

Disiplin Aparatur 861.700.000,- 226.500.000,- 49.700.000,- 853.929.152,- 226.500.000,- 49.700.000,- 99,10 100 100

Sub Jumlah 3.227.900.000,- 3.220.129.152,- 99,82


(5)

Sasaran-sasaran yang telah dilaksanakan secara efektif dan efisien dilihat dari pencapaian sasaran-sasaran mencapai angka diatas 90% yaitu sasaran Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sasaran dan Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap perundang-undangan. Namun untuk sasaran Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas capaian rata-ratanya hanya 68%. Hal ini akan menjadi perhatian dari Inspektorat Kabupaten, agar ke depan realisasi capaian dari sasaran ini dapat meningkat. Ketiga sasaran di atas dicapai dengan melakukan penghematan penggunaan dana yang dapat dilihat dari realisasi pelaksanaan program-program yang mendukung pencapaian sasaran-sasaran tersebut tidak melebihi pagu anggaran. Adapun sasaran-sasaran yang telah dilaksanakan secara efektif dan efisien dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 98,80% dengan realisasi dana yang di butuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 369.600.000,- atau sebesar 100% dari anggaran.

2. Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas.Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 68 % dengan realisasi dana yang di butuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 200.000.000,- atau sebesar 100% dari anggaran sebesar Rp.200.000.000,-.

3. Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap perundang-undangan. Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 99,43 % dengan realisasi dana yang di butuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 3.220.129.152- atau sebesar 99,82% dari anggaran sebesar Rp.3.227.900.000-

D. TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI SEBELUMNYA

Pada tahun 2015 yang lalu masih terdapat beberapa kelemahan, namun sudah ditindaklanjuti diantaranya:

1. Persentase Penyelenggaraan SPIP di Kabupaten OKI, Indikator kinerja ini pada tahun 2015 ditargetkan 90% dan tercapai 62,5%, hal ini dikarenakan masih


(6)

kurangnya SKPD dalam melakukan/menyelenggarakan SPIP di lingkungannya masing – masing.

Tindak lanjut : sebelumnya pada tahun 2013 telah dilakukan asistensi penyusunan SOP untuk seluruh SKPD, asistensi penilaian resiko dan di tahun 2014 yang lalu telah dilaksanakan asistensi penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) kepada seluruh SKPD. Di Tahun 2015 ini telah disusun RTP untuk 20 SKPD dari 32 target RTP SKPD.

2. Kualitas dan kuantitas pegawai /pengawas inspektorat masih kurang kompetensinya, persentase pegawai inspektorat yang mengikuti diklat dan bersertifikat auditor mencapai 68% dari target yang ditetapkan sebanyak 25 orang, baru terpenuhi sebanyak 17 orang.

Tindak lanjut : Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengawas pada Inspektorat Kabupaten OKI, para pengawas telah diikutkan pada program Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dengan Perlakuan Khusus (Inpassing) yang diselenggarakan oleh BPKP Perwakilan Sumsel dan di tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal dan kegiatan Bintek Tata Cara Pemeriksaan dan Penanganan Kasus.