LAKIP 2012 BAB III

(1)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah merupakan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertnggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan kepada pemberi mandate (wewenang) atas pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan (LAKIP).

Pemerintah Kota Tebing Tinggi selaku pengemban amanah masyarakat Kota Tebing Tinggi melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang disusun sesuai ketentuan yang diamantkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indicator sasaran staretegis yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD Tahun 2011-2016 maupun RKPD Tahun 2012. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah.

A. KERANGKA PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Instansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator sasaran tersebut dapat dilihat pada Penguukuran Kinerja. Secara umum terdapatbeberapa keberhasilan pencapaian sasaran strategis berikut indicator kinerjanya, namun demikian terdapat pula beberapa sasaran strategis yang tidak berhasil diwujudkan pada tahun 2012. Dalam upaya pengembangan system akuntabilitas maka sesuai dengan Penetapan Kinerja 2012 Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pencapaiannya pada analisis dan evaluasi, dan Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi yang menggambarkan capaian strategis organisasi Pemerintah Kota Tebing Tinggi.


(2)

Indikator kinerja yang baik, setidak-tidaknya memenuhi tujuh kriteria yg terdiri dari: 1. Langsung

Suatu indikator kinerja harus dapat mengukur sedekat mungkin dengan hasil yang akan di ukur. Indikator kinerja tidak seharusnya dikaitkan pada tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan hasil yang di ukur.

2. Objektif

Indikator yang obyektif tidak memiliki ambiguitas mengenai apa yang akan diukur. Jadi, terdapat suatu kesepakatan umum tentang interprestasi terhadap hasil, yaitu indikator tersebut hanya mempunyai satu dimensi dan tepat secara operasional. Mempunyai satu dimensi artinya bahwa indikator hanya mengukur satu fenomena setiap saat.

3. Cukup

Sebagai suatu kelompok, indikator kinerja dan indikator-indikator pendukungnya seharusnya secara cukup mengukur hasil.

4. Kuantitatif (jika mungkin)

Indikator kuantitatif adalah indikator dalam angka. 5. Terinci (jika mungkin)

Merinci/memilih hasil program di tingkat masyarakat dari segi jenis kelamin, umur, lokasi, atau dimensi lainnya biasanya penting dari sudut pandang manajer.

6. Praktis

Indikator kinerja dikatakan praktis apabila data dapat diperoleh pada saat yang tepat dengan biaya yang wajar.

7. Dapat diyakini

Pertimbangan terakhir dalam memilih indikator kinerja adalah apakah kualitas data yang memadai untuk pengambilan keputusan dapat diperoleh.

Indikator kinerja dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan kualitatif atau kuantitatif. Agar bermanfaat, kedua jenis indikator kinerja tersebut harus memenuhi karakteristik kinerja yang baik. 1. Indikator kinerja kualitatif


(3)

Dinyatakan dalam bentuk kalimat tanpa ada unsur kuantitatif dan menunjukkan kualitas sesuatu. Indikator kinerja kualitatif ini dapat terjadi jika sulit menyatakan indikator kinerja secara kuantitatif dan ini biasanya timbul pada saat menetapkan indikator tujuan, misalnya, tentang kepuasaan pengguna jasa.

2. Indikator kinerja kuantitatif

a. Indikator kinerja kuantitatif absolute

Indikator kinerja yang dinyatakan dengan angka absolut b. Indikator kinerja kuantitatif persentase

Indikator kinerja yang dinyatakan dengan menunjukan persentase suatu porsi tertentu. c. Indikator kinerja kuantitatif rasio

Indikator kinerja yang dinyatakan dengan menunjukkan rasio perbandingan antara dengan yang lain.

d. Indikator kinerja kuantitatif indeks

Indikator kinerja utama dinyatakan dengan menunjukan indeks.

Indikator Kinerja Utama di lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi bertujuan untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja yang baik disamping untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran staretgis Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang sudah ditetap dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016, dalam rangka untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

B. ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA

Dalam penyusunan LAKIP ini, evaluasi kinerja sasaran adalah merupakan hasil dari setiap nilai capaian kinerja sasaran kemudian diberikan pemboboton untuk memperoleh nilai capaian sasaran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang diukur dengan mempergunakan skala pengukuraan ordinal sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010 dengan penilaian sebagai berikut :


(4)

Nilai Angka Kategori  80 s/d 100 Memuaskan  75 s/d 85 Sangat baik  65 s/d 75 Baik

 50 s/d 65 Cukup Baik  30 s/d 50 Agak Kurang 0 s/d 30 Kurang

MISI 1 : Menyelenggarakan pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sasaran Strategis Indikator Kerja Target Realisasi PencapaianPersentasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatkan kualitas mental spriritual masyarakat dan sumber daya aparat dan terwujudnya masyarakat madani, yang bertaqwa dan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan akhirnya terwujudnya kota yang aman, nyaman, ramah, tertib, beretika dan bermartabat;

1 Terlaksananya Sosialisasi pendidikan karakter bagi guru

30% 30 % 100

2 Terintegrasinya

pendidikan karakter pada mata pelajaran di sekolah

50% 0 % 0

3 Terlaksananya sertifikasi IMTAQ bagi siswa kelas akhir

85% 85 % 100

Menciptakan kehidupan masyarakat dan aparatur yang harmonis dalam keberagaman.

1 Jumlah masyarakat yang mendapatkan bantuan sosial

100 kali

2 Menurunnya tindak pelanggaran dan gangguan trantibum

50% 50 % 100%

3 Rasio personil Satpol PP terhadap jumlah penduduk

6,8 % 5,4% 79,41%

4 Razia pelanggaran tata ruang

4 x sebulan 4 x sebulan 100%


(5)

antar intern umat beragama

6 Membaiknya hubungan antar umat beragama

100% 100% 100%

7 Membaiknya hubungan antar umat beragama dengan pemerintah

100% 100% 100%

8 Hearing Dialog antara : Pejabat Daerah / Tokoh Masyarakat, dan tokoh Agama

20 kali

9 Pembinaan kepada pekerja seks komersial

2 kali 4 200

10 Pembinaan kepada gelandangan dan pengemis

2 kali 4 200

Berdasarkan tabel tersebut diatas untuk Misi pertama “ Menyelenggarakan pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa” yang terdiri dari beberapa sasaran antara lain menunjukkan bahwa :

Sasaran : Meningkatkan kualitas mental spriritual masyarakat dan sumber daya aparat dan terwujudnya masyarakat madani, yang bertaqwa dan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan akhirnya terwujudnya kota yang aman, nyaman, ramah, tertib, beretika dan bermartabat; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan kualitas sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan


(6)

mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Sasaran : Menciptakan kehidupan masyarakat dan aparatur yang harmonis dalam keberagaman; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Kesiagaan dan kesigapan personil Satuan Polisi Pamong Praja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya;

2. Adanya operasi patroli rutin yang diadakan guna mengatasi gangguan keamanan dan ketertiban umum;

3. Hubungan kerjasama dan koordinasi yang baik antara personil Satuan polisi dan penegak hukum seperti TNI/Polri dalam mengatasi gangguan trantibum dan kegiatan keagamaan melalui operasi gabungan seperti Operasi Zebra, Ketupat Toba dan Lilin Toba.

4. Anggaran yang tersedia dan mencukupi dari proposal yang masuk sebanyak 250 proposal dan terrealisasi 233 proposal, adanya perencanaan kerja (mulai dari pengumpulan data dan penghimpunan data), adanya sumber daya manusia / aparatur yang mengumpul data dan menghimpun data sehingga dapat diproses lanjut

5. adanya perencanaan kerja (mulai dari pengumpulan data dan penghimpunan data), adanya sumber daya manusia / aparatur yang mengumpul data dan menghimpun data sehingga dapat diproses lanjut

MISI 2 : Menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas, secara terpadu, merata, terjangkau, dan memiliki wawasan kebangsaan.

Sasaran Strategis Indikator Kerja Target Realisasi PencapaianPersentasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya baca dalam rangka menciptakan masyarakat yang cerdas, sehat dan mandiri.

1 Jumlah pengunjung perpustakaan

80.000 orang 60.413 orang

75 %

2 Jumlah Koleksi Judul Buku yang Tersedia di Perpustakaan


(7)

Meningkatkan kualitas pendidikan dan budaya yang berwawasan kebangsaan melalui wajib belajar 12 Tahun, yang dimulai dari tenaga kependidikan, pendidik, peserta didik yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari usia dini sampai Perguruan Tinggi dapat terjangkau dan merata;

1 Jumlah Tenaga Kependidikan/TU Akbid

46 orang 30 65,22

2 Jumlah Tenaga Pendidik sesuai dengan standard kompetensi di Akbid

12 orang 26 216,67%

Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak;

1 Terwujudnya Kota Layak Anak

10 kelurahan 7 70%

Menurunnya angka putus sekolah

1 APK SD/MI 115.75% 115,0% 99,35 2 APM SD/MI 95.60% 89,57% 93,69 3 APrS SD/MI 114,03% 107,44% 94,22 4 APK SMP/MTs 117,20% 127,32% 108,63 5 APM SMP/MTs 76,70% 78,93% 102,91 6 APrS SMP/MTs 130,50% 130,33% 99,87 7 APK SMA/SMK/MA 160,84% 126,40% 78,59 8 APM

SMA/SMK/MA 107,30% 105,08% 97,93 9 APrS

SMA/SMK/MA

106,54% 106,33% 99,80 10 Angka Putus Sekolah

SD/MI

0,04% 0,07% 175,0 11 Angka Putus Sekolah

SMP/MTs

0,3% 0,29% 96,67 12 Angka Putus Sekolah

SMA/SMK/MA 0,6% 0,29% 48,33

Meningkatnya angka melanjutkan

1 Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs

99.89% 106,60% 106,72% 2 Angka Melanjutkan 99.64% 136,78% 137,27%


(8)

dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA eningkatnya proporsi

pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik dan standar kompetensi

1 Jumlah Tenaga Pendidik yang memenuhi kualifikasi

76.92% 77,98 101,38 2 Jumlah Tenaga

Pendidik dan Kependidikan yang bersertifikat

36% 46 129

Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah

1 Rata-rata Lama Belajar

SD/MI 6.10 Tahun 6,45 94,5

SMP/MTs 3.01 Tahun 3,01 100

SMA/MA/SMK 3 Tahun 3 100

Meningkatnya akses masyarakat ke pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau

1 Penyediaan media pembelajaran

48.00% 48 100

2 Angka Partisipasi Kasar (APK) :

PAUD Non Formal 20,50% 22,20 108,29

Paket A 17.00% 16 94,12

Paket B 1,80% 1,72 95,56

Paket C 6,20% 6,08 98,06

Tersedianya bantuan bagi Pendidikan

1 Jumlah lulusan SLTA yang berprestasi melanjut ke Perguruan Tinggi Negeri

30,34% 25,38 83,65

2 Jumlah Tenaga Pendidik yang melanjutkan ke jenjang > = S1

76,92% 77,12 100,26

3 Jumlah Siswa kurang mampu penerima beasiswa

7.135 orang 4.688 65,70 4 Jumlah Mahasiswa

berprestasi penerima beasiswa

110 orang 286 260 Meningkatnya kualitas

sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan

1 Jumlah Sekolah yang memiliki :

Perpustakaan 63,8 sekolah 57 90,48 Laboratorium MIPA, 46 sekolah 40 sekolah 86,96


(9)

Bahasa dan TIK 2 Sekolah yang

memiliki

sarana/prasarana sesuai SPM

80% 108,75

Meningkatnya kualitas dan kuantitas sekolah bertaraf Internasional melalui pengembangan dan pembangunan sekolah-sekolah berbasis Teknologi Informatika

1 Jumlah sekolah RBSI :

SD 1 sekolah 1 sekolah 100

SMP 1 sekolah 1 sekolah 100

SMA 1 sekolah 1 sekolah 100

SMK 1 sekolah 1 sekolah 100

2 Jumlah Sekolah yang melaksanakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

100% 100% 100

3 Jumlah Tutor yang mengikuti pelatihan pendidikan non formal

50% --

--4 Jumlah Tenaga Kependidikan yang menguasai TIK

75% 82 109

5 Jumlah Sekolah yang memiliki koneksi internet

70% 100 142,86

6 Jumlah Sarana penyelenggaraan seni dan budaya

12 group 11 92

7 Terpilihnya juara-juara inovasi TTG Tk. SMA

5 sekolah 5 100

8 Terpilihnya 2 orang pemuda utusan Kota Tebing Tinggi sebagai peserta (BPAP)

2 orang 2 100

9 Jumlah Sarana penyelenggaraan seni dan budaya

12 Group 11 92

Meningkatnya prestasi pelajar dan masyarakat di bidang olah raga guna menciptakan atlet-atlet yang berprestasi baik di

1 Jumlah prestasi pelajar dan masyarakat yang diperoleh pada tingkat lokal,


(10)

tingkat provinsi maupun nasional

regional, dan internasional

Melestarikan budaya lokal, kearifan lokal (Local Wisdom) dan budaya bangsa melalui pertunjukan seni dan budaya bangsa

1 Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

4 unit 0 0

2 Jumlah Grup Kesenian

14 group 17 121,43 3 Jumlah Peserta Temu

wicara 65 orang

65 orang 65 100

Meningkatkan peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan budaya

1 Jumlah objek pariwisata dan usaha pariwisata

13 unit 208 1600 2 Jumlah Pagelaran

seni dan budaya 1 kegiatan 3 300 3 Jumlah Festival Seni

dan Budaya 9 kegiatan --

--4 Jumlah peserta camp pemuda

100 orang 100 100

Peningkatan apresiasi masyarakat dan aparatur terhadap seni, budaya dan kearifan local

1 Meningkatnya

aktifitas yang bernuansa apresiasi budaya.

6 kali 13 217

Berdasarkan table tersebut diatas untuk Misi kedua “Menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas, secara terpadu, merata, terjangkau, dan memiliki wawasan kebangsaan”; yang terdiri dari beberapa sasaran antara lain menunjukkan bahwa :

Sasaran : Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya baca dalam rangka menciptakan masyarakat yang cerdas, sehat dan mandiri; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Tersedianya bahan-bahan pustaka di Perpustakaan

2. Adanya tenaga perpustakaan dan tenaga honorer yang melayani setiap pengunjung perpustakaan.

3. Fasilitas yang tersedia dan ruangan yang nyaman, mendukung kenyamanan pengunjung.


(11)

4. Adanya sosialisasi pengenalan perpustakaan dan minat baca 5. Adanya dana dari pemerintah untuk pengadaan buku-buku

6. Adanya tenaga pustakawan yang melakukan pemesanan dan pengolahan bahan pustaka

7. Kerjasama yang dilakukan dengan penerbit dan pihak ketiga dalam pemesanan bahan pustaka.

Sasaran : Meningkatkan kualitas pendidikan dan budaya yang berwawasan kebangsaan melalui wajib belajar 12 Tahun, yang dimulai dari tenaga kependidikan, pendidik, peserta didik yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari usia dini sampai Perguruan Tinggi dapat terjangkau dan merata; menampilkan keberhasilan sebagai berikut:

1. Respon cepat dan Kerjasama dengan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan sehingga terpenuhinya jumlah tenaga kependudukan /TU Akbid sesuai yang dibutuhkan

2. Dukungan pemerintah daerah dalam meningkatkan standard kompetensi tenaga pendidik di AKBID .

Sasaran : Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Tersedianya dana dari pemerintah untuuk mendukung program-program yang mendukung terciptanya Kota Layak Anak dan peran serta aktif masyarakat dalam mendukung tercipatanya Kota Layak Anak.

Sasaran : Menurunnya angka putus sekolah ; menampilkan keberhasilan sebagai berikut: 1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan kualitas

sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.


(12)

Sasaran : Meningkatnya angka melanjutkan; menampilkan keberhasilan sebagai berikut : 1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan

kualitas sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Sasaran : Meningkatnya proporsi pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik dan standar kompetensi ; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan kualitas sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Sasaran : Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan kualitas sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi


(13)

Kasar di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Sasaran : Meningkatnya akses masyarakat ke pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau ; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan kualitas sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Sasaran : Tersedianya bantuan bagi Pendidikan; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Tersedianya data siswa miskin yang akurat sehingga bantuan yang akan disalurkan tepat sasaran

2. Pengawasan dari berbagai pihak, sehingga bantuan yang diberi tepat guna dan bermanfaat dalam pendidikan siswa berprestasi asal Tebing Tinggi

Sasaran : Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan kualitas sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar di


(14)

bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Sasaran : Meningkatnya kualitas dan kuatintas sekolah bertaraf Internasional melalui pengembangan dan pembangunan sekolah-sekolah berbasis Teknologi Informatika; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan kualitas sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

2. Adanya dukungan dari sekolah untuk siswa dalam mengikuti perlombaan inovasi TTG Tk.SMA

3. Meningkatnya pertunjukan seni dan budaya bangsa, mampu meningkatkan minat masyarakat untuk membentuk group-group kesenian.

4. Peran serta pemerintah dalam memfasilitasi kebutuhan group-group kesenian Sasaran : Meningkatnya prestasi pelajar dan masyarakat di bidang olah raga guna

menciptakan atlet-atlet yang berprestasi baik di tingkat provinsi maupun nasional; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penentuan kualitas sumber daya manusia Pemerintah Kota Tebing Tinggi memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan. Hal ini dapat kita lihat


(15)

dengan meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tebing Tinggi merupakan amanat dari visi dan misi Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa khususnya pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Melalui program-program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan diharapkan akan mampu menciptakan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas sehingga peluang yang lebih besar dan nilai jual yang tinggi menciptakan didalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan dan bahkan diharapkan pula dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Sasaran : Melestarikan budaya local, kearifan local (Local Wisdom) dan budaya bangsa melalui pertunjukkan seni dan budaya bangsa; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Adanya pertunjukan seni dan budaya bangsa

2. Meningkatnya minat masyarakat untuk membentuk group-group kesenian. 3. Adanya peran serta pemerintah dalam memfasilitasi kebutuhan group-group

kesenian

Sasaran : Meningkatkan peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan budaya; menampilkan keberhasilan/kegagalan sebagai berikut :

1. Antusiasnya masyarakat dalam menjalankan industry pariwisata semakin berkembang dan begitu tinggi.

2. Peran serta pemerintah dalam mensosialisasikan peraturan tentang kepariwisataan yang mendukung pagelaran kesenian dan budaya dan memfasilitasi peserta yang dikirim ke tinggat propinsi.

3. Minat peserta lomba yang mengikuti kegiatan cukup tinggi.

4. Peran serta pemerintah dalam memberikan hadiah bagi pemenang peserta lomba. 5. Peran serta pemerintah dalam memberikan edukasi bagi peserta lomba.

Sasaran : Peningkatan apresiasi masyarakat dan aparatur terhadap seni, budaya dan kearifan lokal; menampilkan keberhasilan/kegagalan sebagai berikut :

1. Meningkatnya pertunjukan dan pagelaran serta fasilitas yang dilaksanakan. Sehingga meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya dan kearifan local.

2. Adanya peran serta pemerintah dalam mengurangi dampak negative yang datang dari luar seperti penggunaan narkoba.


(16)

MISI 3 : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup untuk mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan berkualitas.

Sasaran Strategis Indikator Kerja Target Realisasi PencapaianPersentasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat mulai dari bayi-balita sampai dewasa serta

terselenggaranya pelayanan

kesehatan dan KB yang mudah, murah, berkualitas

1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

90% 89,5% 99,44%

2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

75% 66,4% 88,53%

3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (Jampersal)

86% 89,1% 103,6%

4 Cakupan Pelayanan Nifas 90% 87,4% 97,11% 5 Cakupan Neotatus dengan

Komplikasi yang ditangani 80% 66,4% 83% 6 Cakupan kunjungan bayi 88% 86,9% 98,75% 7 Cakupan Pelayanan Anak

Balita 80% 69,4% 86,75%

8 Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan

80% 100% 125%

9 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

100% 100% 100%

1 0

Cakupan Penjaringan Kesehatan siswa SD dan setingkat

85% 85% 100%

11 Cakupan peserta KB aktif 72% 72% 100% 1

2

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :

a.Acute Flacid Paralysis (AFP) rate 100.000 penduduk usia < 15 Tahun

>1.4 0 100%

b. Cakupan Balita dengan


(17)

c. Persentase Penemuan Pasien Baru TB BTA Positip

100% 100% 100%

d.Penderita DBD yang ditangani setiap tahun

100% 100% 100%

e. Penderita Diare pada

Balita yang ditangani 100% 100% 100% 1

3 CakupanKesehatan PelayananDasar Masyarakat Miskin (yang berobat)

85% 85% 100%

1 4

Angka kelahiran yang ditangani oleh tenaga terlatih

80% 89,1% 111,37%

1 5

Cakupan kelurahan Universal Child Immunization

95% 94,2% 99,16%

1 6

Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa

11% 1% 9%

1

7 CakupanKesehatan usia LanjutPelayanan 65% 69,9% 107,54% 1

8

Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja

65% 80% 123,08%

1

9 Angka kematian bayi per1000 kelahiran hidup 6.37% 5,2% 81,63% 2

0

Angka kematian balita 14.00% 5,9% 238% 2

1

Angka kematian ibu melahirkan per 1000 melahirkan

3% 2% 66,67%

2 2

Angka Usia Harapan Hidup

73% 71% 97,26%

2

3 AngkaMasyarakat terhadapKeluhan Penduduk

11% 8,9% 88,91%

2

4 Angka Kesembuhan TBParu 86% 86% 100% 2

5

Angka Penderita DBD 90 perseribu 102 113,33 % 2

6 Prevalensi HIV/AIDS 9 perseribu 9 100% 2 Angka Diare pada Balita 10% 10% 100%


(18)

7 2

8 Jumlah balita gizi buruk 2 kasus 0 kasus 0 % 2

9

Persentase Penurunan Angka Balita Gizi Buruk

9% 7% 128%

3

0 Persentase Balita BertubuhPendek 14% 12% 140% 3

1

Persentase Penurunan Angka Balita Gizi Kurang

14% 14% 100%

3 2

Angka Ibu Hamil KEK 18% 3,9% 462% 3

3 Kecamatan Bebas RawanGizi 90% 100% 111% 3

4

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin

85% 85% 100%

3

5 Cakupan Pelayanan Gawatdarurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) Kota

85% 85% 100%

3

6 Jumlah Kunjungan RawatJalan 44.245 orang 39.532 89,35% 3

7

Jumlah Hari Perawatan Rawat Inap

45.028 orang 41.972 93,21% 3

8

Persentase Pemanfaatan Tempat Tidur (BOR)

70% 69,69% 99,56% 3

9

Length Of Stay (LOS) 5 hari 5 hari 100 % 4

0

Jumlah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang melaksanakan PONEK

5% 5% 100%

4 1

Jumlah rumah sakit pemerintah dan swasta yang terakreditasi

1 RS 1 RS 100 %

4 2

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

100% 100% 100%

4 3

Prevalensi peserta KB aktif 85% 85% 100% 4

4

Jumlah anak per keluarga 3 orang -- --4

5 Persentase Rasio AkseptorKB 8 orang -- --4 Persentase Peserta KB baru 50% 50% 100%


(19)

6 4

7 Peserta MOP (MedisOperasi Pria) 80 orang 55 orang 68,75 4

8

Peserta MOW (Medis Operasi Wanita)

125 orang 100 orang 80 %

Meningkatkan kualitas

lingkungan hidup yang nyaman dan terjaga

1 Cakupan desa/kelurahan Siaga aktif

85% 85% 100%

2 Jumlah Posyandu Aktif 70% 86% 123% 3 Persentase rumah tangga

dengan PHBS

70% 75% 107,14%

4 Persentase Rumah Tangga yang memiliki jamban sehat

85% 80% 94,12%

5 Persentase cakupan pelayanan air bersih

85% 80% 94,12%

6 Rumah Tangga mengakses Air Bersih

85% 80% 94,12%

7 Rumah Tangga dengan

Rumah Sehat 85% 85% 100%

8 Bayi mendapat ASI Eksklusif

75% 26,4% 35,2%

9 Rumah/Bangunan Bebas

Jentik Nyamuk Aedes 83% 85% 102,41% 1

0 Pembinaanterhadap kesehatan institusi kegiatan1.470 -- --11 Persentase rumah tangga

yang memiliki pembuangan air limbah

85% 80% 94,12%

1 2

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL

75% --

--1

3 Persentase tempat umumyang memiliki sanitasi 75% 60% 80% 1

4

Persentase penanganan sampah

90% 70% 77,78%

1 5

Luas Pemukiman kumuh 14% 14% 100% Meningkatnya

ketersediaan obat di sarana pelayanan

kesehatan;

1 Ketersediaan obat dan Vaksin sesuai dengan kebutuhan

85% 100% 117,65%

2 Persentase instalasi farmasi yang memenuhi stándar Kementerian Kesehatan

80% 70% 87,5%


(20)

--yang memenuhi stándar Kementerian Kesehatan Meningkatkan

akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan

1 Persentase masyarakat miskin yang memiliki kartu Jamkesmas dan jamkesda

85% 100% 117,65%

2 Jumlah puskesmas yang sudah memenuhi standar Kementerian Kesehatan

9 unit 9 unit 100 % 3 Jumlah Puskesmas

PONED 2 unit 5 unit 250%

4 Puskesmas Santun Lansia 2 unit 1 unit 50 % 5 Puskesmas Unggulan 2 unit 1 unit --6 Jumlah Rumah Sakit yang

melayani pasien penduduk miskin peserta Program Jamkesmas

1 unit 1 unit 100 %

7 Jumlah Rumah Sakit yang melayani pasien miskin di luar peserta Program jamkesmas (Jamkesda)

1 unit 1 unit 100 %

8 Persentase kelengkapan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai standar kelas B non Pendidikan

75% 75% 100 %

9 Persentase kemampuan rumah sakit dalam pembiayaan operasional secara mandiri

78,45% 87,13% 111,06%

Berdasarkan tabel tersebut diatas untuk Misi ketiga “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup untuk mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan berkualitas” ;

yang terdiri dari beberapa sasaran antara lain menunjukkan bahwa :

Sasaran : Meningkatkan kualitas hidup masyarakat mulai dari bayi-balita sampai dewasa serta terselenggaranya pelayanan kesehatan dan KB yang mudah, murah, berkualitas ; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Masih belum terpenuhinya aksesibilitas pelayanan kesehatan khususnya Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar secara optimal di Puskesmas,


(21)

2. Belum maksimalnya ketersediaan sumber daya kesehatan di Puskesmas

3. Masih belum terpenuhinya aksesibilitas pelayanan kesehatan khususnya Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar secara optimal di Puskesmas, 4. Belum maksimalnya ketersediaan sumber daya kesehatan di Puskesmas

5. Tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang kehamilan senantiasa bertambah, terutama dengan aktifnya pos kesehatan kelurahan di mana kader kesehatan berperan sebagai agen perubahan di tengah masyarakat

6. Masih banyaknya ibu yang baru melahirkan mengganggap tidak perlu lagi datang ke Puskesmas, padahal Puskesmas sebagai tempat yang paling efektif untuk menangani pelayanan nifas

7. Masih belum terpenuhinya aksesibilitas pelayanan kesehatan khususnya Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar secara optimal di Puskesmas, 8. Belum maksimalnya ketersediaan sumber daya kesehatan di Puskesmas, 9. Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan

10. Masih banyaknya orang tua Bayi mengganggap tidak perlu datang ke Posyandu, padahal Posyandu sebagai tempat yang paling efektif untuk menjaring dan memberikan pelayanan kesehatan dasar sebagai perpanjangan tangan Puskesmas.

11. Masih banyaknya orang tua Balita mengganggap tidak perlu lagi datang ke Posyandu apabila imunisasi anak telah lengkap, padahal Posyandu sebagai tempat yang paling efektif untuk menjaring dan memberikan pelayanan kesehatan dasar sebagai perpanjangan tangan Puskesmas.

12. Keaktifan Kader Pos Kesehatan Kelurahan dalam penjaringan anak pada usia 6-24 bulan dan kesiapan Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

13. Semakin tingginya kesadaran di masyarakat terutama keluarga Balita gizi buruk, dalam hal memeriksakan kesehatan anaknya, b) keaktifan kader dalam penjaringan Balita gizi buruk

14. Keaktifan kader kesehatan dan tenaga kesehatan di tengah masyarakat untuk memberikan pelayanan pada Balita gizi buruk

15. Upaya sinegitas antara pelayanan kesehatan yang dimulai dari deteksi tumbuh kembang anak balita dan apras dan dilanjutkan dengan penjaringan kesehatan anak sekolah telah berjalan secara berkelanjutan,


(22)

16. Aktifnya petugas kesehatan di sekolah melalui tenaga terlatih yang telah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan kesehatan

17. Telah berhasilnya program eradikasi Polio di Kota Tebing Tinggi melalui pelacakan kasus yang dilakukan oleh petugas kesehatan secara proaktif.

18. Kesiapan petugas kesehatan yang telah terlatih dalam melakukan pemeriksaan Ispa/Pneumonia,

19. Perubahan perilaku sakit di masyarakat untuk senantiasa memanfaatkan tempat pelayanan kesehatan apabila terjadi gangguan kesehatan,

20. Berjalannya program promosi kesehatan di masyarakat melalui tenaga kesehatan dan kader kesehatan yang ada di tengah masyarakat

21. Aksesibilitas masyarakat akan pelayanan kesehatan terutama Puskesmas sudah cukup baik,

22. Kesesuaian antara perhitungan proyeksi terhadap target yang dilakukan oleh petugas kesehatan

23. Semakin tingginya kesadaran di masyarakat terutama mengenai penyakit DBD, 24. Optimalisasi tenaga kesehatan dalam upaya pemberantasan nyamuk dewasa, 25. Keaktifan petugas kesehatan di rumah sakit untuk melaporkan kewaspadaan dini demam berdarah dengue kepada tenaga kesehatan

25. Semakin tingginya kesadaran di masyarakat terutama keluarga Balita terkena diare, dalam hal memeriksakan kesehatan anaknya,

26. Keaktifan kader kesehatan dan tenaga kesehatan di tengah masyarakat untuk memberikan informasi mengenai Diare

27. Adanya kerjasama antara provider jaminan kesehatan terhadap tempat pelayanan pertama di 9 unit Puskesmas sebagai gate keeper bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar

28. telah terbentuknya citra positp di sarana pelayanan kesehatan dasar di puskesmas.

29. Tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang kehamilan senantiasa bertambah, terutama dengan aktifnya pos kesehatan kelurahan di mana kader kesehatan berperan sebagai agen perubahan di tengah masyarakat

30. Belum optimalnya penjaringan khususnya bagi ibu dan wanita usia subur oleh petugas imunisasi di Puskesmas di wilayah kerja kecamatan dan kelurahan,


(23)

31. Kurangnya koordinasi lintas sektor di tingkat kecamatan dan kelurahan sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat, sehingga diharapkan dukungan masyarakat akan meningkat terhadap program imunisasi, terutama imunisasi yang menjadi indikator UCI, yaitu BCG, DPT-HB3, Polio 4, Campak, dan TT. 32. Umumnya masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa langsung

menuju ketempat pelayanan kesehatan rujukan

33. Keaktifan tenaga kesehatan yang terlatih dalam melakukan pelayanan pra usia lanjut dan usia lanjut sehingga tingkat pemanfaatan sarana kesehatan dapat langsung dirasakan dan para penerima manfaat akan selalu datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

34. pencapaian program pelayanan kesehatan peduli remaja yang berkelanjutan dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sekolah baik untuk murid dan guru pembimbing sehingga remaja menjadi tahu dan memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan baik untuk diri sendiri dan untuk lingkungannya

35. Aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama untuk ibu hamil dan bayi sudah baik,

36. Tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang kehamilan juga senantiasa bertambah, terutama dengan aktifnya pos kesehatan kelurahan

37. Aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama untuk ibu hamil dan anak Balita sudah baik,

38. Tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang kehamilan juga senantiasa bertambah, terutama dengan aktifnya pos kesehatan kelurahan

39. Aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama untuk ibu hamil sudah baik,

40. Tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang kehamilan juga senantiasa bertambah, terutama dengan aktifnya pos kesehatan kelurahan

41. masih belum optimalnya pencatatan dan pelaporan data kondisi angka kematian berdasarkan umur

42. masih belum optimalnya pencatatan dan pelaporan

43. Tingkat pengetahuan masyarakat terutama penderita TB sudah cukup baik sehingga drop out pengobatan dapat ditekan dan angka kesembuhan tercapai


(24)

44. Kota Tebing Tinggi merupakan daerah endemis DBD namun secara perlahan target akan tercapai seiring dengan upaya promosi kesehatan dan upaya preventif 3M yang dilakukan oleh masyarakat, kader dan tenaga kesehatan 45. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS sudah cukup baik melaui

kerjasama dengan LSM peduli HIV/ AIDS yang aktif dalam upaya promotifnya 46. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang Diare sudah cukup baik melaui

kerjasama dengan LSM peduli Diare yang aktif dalam upaya promotifnya 47. Optimalisasi petugas kesehatan dalam melaksanakan penjaringan dan

pendeteksian di Posyandu, b) Keaktifan kader kasehatan dalam memberikan penyuluhan dan penjaringan kesehatan kepada masyarakat rawan gizi serta memberikan informasi kepada petugas kesehatan

48. Optimalisasi petugas kesehatan dalam melaksanakan penjaringan dan pendeteksian untuk pemberian makanan tambahan bagi masyarakat risiko tinggi rawan gizi

49. Keaktifan kader kasehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat rawan gizi serta memberikan informasi kepada petugas kesehatan 50. Optimalisasi petugas kesehatan dalam melaksanakan penjaringan dan

pendeteksian untuk pemberian makanan tambahan bagi masyarakat risiko tinggi rawan gizi,

51. Keaktifan kader kasehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat rawan gizi serta memberikan informasi kepada petugas kesehatan, c) Keaktifan dari masyarakat calon ibu dalam memeriksakan kandungannya

52. Optimalisasi petugas kesehatan dalam melaksanakan penjaringan dan pendeteksian untuk pemberian makanan tambahan bagi masyarakat risiko tinggi rawan gizi,

53. Keaktifan kader kasehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat rawan gizi serta memberikan informasi kepada petugas kesehatan, 54. Keaktifan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

55. Keaktifan petugas kesehatan dalam melaksanakan penjaringan dan pendeteksian untuk pemberian makanan tambahan bagi masyarakat risiko tinggi rawan gizi, 56. Keaktifan kader kasehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada


(25)

57. Tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang kehamilan juga senantiasa bertambah, terutama dengan aktifnya pos kesehatan kelurahan

58. Keaktifan petugas kesehatan dalam melaksanakan penjaringan dan pendeteksian untuk pemberian makanan tambahan bagi masyarakat risiko tinggi rawan gizi, 59. Keaktifan kader kasehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada

masyarakat rawan gizi serta memberikan informasi kepada petugas kesehatan 60. Belum terlaksananya Standar pelayanan dengan baik, sehingga perlu

ditingkatkan disiplin serta dan pembinaan bagi paramedic dan dokter sebagai petugas pemberi pelayanan

61. Peningkatan sarana dan prasarana yang disediakan di RSUD.Dr.H. Kumpulan Pane mengakibatkan banyakanya pasien dari daerah hinterland berobat rawat inap di RSUD.Dr.H. Kumpulan Pane.

62. Meningkatnya jumlah tempat tidur yang disediakan, mengakibatkan semakin banyaknya pasien rawat inap yang mampu ditampung, sehingga meningkatnya sefisiensi Bed Occupany Rate (BOR)

63. Handalnya tenaga medis yang ada di RSUD.Dr.H. Kumpulan Pane sehingga lebih cepatnya pasien dirawat di RSUD.Dr.H. Kumpulan Pane.

64. Adanya kesadaran dan tanggung jawab besar dari R.Sakit Negeri maupun Swasta untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi dan Ibu dan bayi di Kota Tebing Tinggi melalui PONEK

65. RSUD Dr H Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi telah dinyatakan berstatus akreditasi penuh Tingkat lanjutan dengan 12 Pelayanan (100 % ) telah terakreditasi

66. Aktifnya peran serta masyarakat untuk ikut dalam Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan

67. Meningkatnya kesadaran pria untuk ikut ber KB karena aktifnya kader KB dalam mensosialisasikan pendidikan KB sejahtera

68. Tersedianya KB Keliling yang memungkinkan pelayanan KB diterima masyarakat di daerah terpencil.

69. Dedikasi kader PLKB dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.

70. Adanya bantuan dari pemerintah pusat, dan kerjasama yang baik dengan BKKBN dalam pengadaan fasilitas maupun alat kontrasepsi.


(26)

Sasaran : Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang nyaman dan terjaga; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Optimalisasi upaya promotif yang dilakukan sumber daya manusia kesehatan di tengah masyarakat berkaitan dengan pengembangan dan mobilisasi kader pos kesehatan kelurahan di tengah masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,

2. Kerjasama dengan organisasi semi pemerintah seperti PKK dalam memberikan penyuluhan dan pembinaan pada kader kesehatan

3. Optimalisasi upaya promotif yang dilakukan sumber daya manusia kesehatan di tengah masyarakat berkaitan dengan pengembangan dan mobilisasi kader Posyandu di tengah masyarakat,

4. Kerjasama dengan organisasi semi pemerintah seperti PKK dalam memberikan penyuluhan pada kader kesehatan

5. Optimalisasi pencatatan dan pelaporan oleh tenaga kesehatan,

6. Optimalisasi upaya promotif yang dilakukan sumber daya manusia kesehatan di tengah masyarakat berkaitan dengan pengembangan dan mobilisasi kader kesehatan di tengah masyarakat,

7. Kerjasama dengan organisasi semi pemerintah seperti PKK dalam memberikan penyuluhan di tengah masyarakat

8. masih belum optimalnya pencatatan dan pelaporan data kondisi jamban sehat, 9. Masih kurangnya pembinaan terhadap petugas klinik sanitasi di Puskesmas 10. masih belum optimalnya pencatatan dan pelaporan data kondisi sarana air

bersih di rumah tangga,

11. Masih kurangnya pembinaan terhadap petugas klinik sanitasi di Puskesmas 12. belum optimalnya pencatatan dan pelaporan oleh tenaga kesehatan,

13. belum optimalnya upaya promotif yang dilakukan sumber daya manusia kesehatan di tengah masyarakat berkaitan dengan pemberian ASI secara ekslusif kepada ibu

14. Tingginya intensitas promosi dari provider susu berformula di tengah masyarakat

15. Tingginya tingkat stres pada ibu pasca melahirkan yang memengaruhi kelancaran ASI sehingga adanya persepsi bahwa bayi tidak puas bila makanannya bersumber ASI saja


(27)

17. Optimalisasi upaya promotif yang dilakukan sumber daya manusia kesehatan di tengah masyarakat berkaitan dengan pengembangan dan mobilisasi kader kesehatan di tengah masyarakat,

18. Kerjasama dengan organisasi semi pemerintah seperti PKK dalam memberikan penyuluhan di tengah masyarakat

19. masih belum optimalnya pencatatan dan pelaporan data kondisi jamban sehat, 20. Masih kurangnya pembinaan terhadap petugas klinik sanitasi di Puskesmas

Sasaran : Meningkatnya ketersediaan obat di sarana pelayanan kesehatan; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Tersedianya bantuan obat pelayanan kesehatan dasar dari kementerian kesehatan sebanyak 100% untuk kebutuhan obat essensial dari jumlah kebutuhan,

2. Tersedianya instalasi farmasi kota yang melakukan penyimpanan, pengamanan dan pendistribusian obat untuk kebutuhan pelayanan kesehatan serta perencanaan kebutuhan obat

3. Belum lengkapnya sarana pengaman seperti alarm, alat pengamanan kebakaran,

4. belum lengkapnya sarana pendukung seperti, pharmateutical refrigerator, prasarana narkotik, generator set, prasarana pengolah data, prasarana ruang penyimpanan obat lainnya.

5. Persentase Instalasi Farmasi yang telah memenuhi Standar Kementerian Kesehatan,RSUD Dr H Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi telah memiliki Instalasi Farmasi sesuai dengan standar Rumah Sakit Kelas B.

Sasaran : Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Adanya penambahan anggota jaminan kesehatan masyarakat daerah termasuk masyarakat miskin di Kota Tebing Tinggi, seiring dengan target asuransi kesehatan untuk semua masyarakat Kota Tebing Tinggi


(28)

2. Adanya kerjasama antara provider jaminan kesehatan terhadap tempat pelayanan pertama di 9 unit Puskesmas sebagai gate keeper bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat pertama

3. Pemenuhan kebutuhan infrastuktur sarana dan prasarana kesehatan didukung secara penuh oleh para pemangku kepentingan seiring dengan utilisasi Puskesmas di tengah masyarakat semakin baik

4. Masih kurangnya pelatihan ataupun sosialisasi bagi tenaga kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas dalam melayani Lansia

5. Masih belum tersedianya fasilitas sarana dan prasarana untuk menjadi Puskesmas Unggulan.

6. Jumlah Rumah Sakit yang melayani pasien penduduk miskin peserta program Jamkesmas, bahwa RSUD Dr H Kumpulan pane Kota Tebing Tinggi 100 % telah melayani pasien penduduk miskin peserta Jamkesmas yang dalam pelaksanakan melalui MOU dengan PT Askes dan memberikan konstibusi pendapatan cukup besar bersama pasien Askes social dan Jamkesda (JPKMU) dibanding pendapat lainnya.

7. Jumlah Rumah sakit yang melayani pasien miskin di luar peserta Program Jamkesmas ( Jamkesda ), bahwa RSUD Dr H Kumpulan pane Kota Tebing Tinggi 100 % melayani pasien Jamkesda (JPKMU) yang dalam pelaksanakan melalui MOU dengan PT Askes.

8. Memperoleh batuan dari APBN TP, APBD Propinsi melalui Dana Bantuan Daerah bawahan dan dari DAU.

9. PPK BLUD telah memberikan kontribusi percepatan kemampuan Rumah sakit yang sangat berarti dalam membiayai biaya operasional sendiri

MISI 4 : Melanjutkan pembangunan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa yang memiliki produktivitas, inovasi, kreativitas, dengan berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Sasaran Strategis Indikator Kerja Target Realisasi PencapaianPersentasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Terwujudnya Kota


(29)

sebagai Kota Jasa dengan

memanfaatkan

potensi lokasi yang strategis sebagai titik sentral segi tiga emas

jasa

2 Terlaksananya temu usaha antara BUMN, BUMD, Bank dengan KUMKM

60 60 100%

Meningkatkan pelaku usaha di sektor jasa

1 Jenis usaha di sektor jasa

5 unit 5 unit 100 % 2 Jumlah tenaga kerja

di sektor jasa

966 orang 964 orang 99,8% 3 Jumlah PAD dari

sektor jasa pada kota Tebing Tinggi Jumlah PAD dari sektor jasa pada pada Dinas Pendapatan kota Tebing Tinggi Rp. 12.265.578 .000 Rp. 12.167.854.557 99,2 %

4 100% 100% 100%

Menjalin kerjasama sharing transportasi antar daerah hinterland dengan pemerintah Kota Tebing Tinggi

1 Jumlah terminal yang sesuai penataan

3 unit 1 unit 33,33%

Penegakan Peraturan Daerah

1 Jumlah Perda yang ditegakkan

1 buah 3 buah 300%

2 Persentase PKL yang telah menempati lokasi yang diizinkan

45% --

--3 Jumlah lokasi PKL yang diizinkan

7 lokasi 7 lokasi 100%

Meningkatnya ketersediaan pangan

1 Terjaganya pasokan pangan

100% 100% 100%

2 Penguatan

cadangan pangan 0% 0% 0%

3 Ketersediaan pangan utama


(30)

Meningkatnya sistem distribusi pangan

1 Terjaganya

stabilitas harga pangan pokok

85% 85% 100%

2 ketersediaan

informasi stok pangan

75% 75% 100%

3 Ketersediaan

informasi harga pangan pokok

100% 100% 100%

4 Tersedianya data informasi harga harian bahan pangan pokok strategis dan akses pangan di daerah serta informasi pasokannya

100% 100% 100%

5 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan

85% 85% 100%

Meningkatnya akses pangan keluarga miskin

1 Ketersediaan

pangan bagi keluarga miskin

100% 100% 100%

2 Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan

11.3% 11,3% 100%

3 Penanganan Daerah Rawan Pangan

100% 100% 100%

Meningkatnya mutu dan keamanan pangan

1 Mengikuti Pameran Promosi

2 kali 2 kali 100%

2 Meningkatnya mutu/kualitas barang yang beredar di pasar

50% 50% 100%

1 Pangan segar dan pangan olahan memenuhi standar keamanan pangan

60% 40% 66,6%

2 Pangan segar memenuhi Batas Minimum Residu (BMR)

75% 75% 100%

Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan

1 Skor pola pangan harapan (PPH)

80 skor 76,3 skor 95,4% 2 Konsumsi beras per

kapita per tahun

103.4 kg 110,85 kg 107,2%


(31)

pekarangan

dimanfaatkan untuk tanaman pangan 4 Meningkatnya

pemahaman ibu-ibu dan terciptanya kreatifitas dalam memilih,

menemukan,

menyusun da menciptakan menu 3B tentang konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang sesuai potensi sumber daya wilayah

40% 40% 100%

5 Tersedianya lahan pekarangan

percontohan untuk gerakan

pemanfaatan lahan pekarangan

masyarakat

30% --

--6 Tersosialisasinya program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

60% 60% 100%

Meningkatnya pengembangan pertanian perkotaan

1 Produktifitas

padi/bahan pangan utama lokal lainnya per hektar :

· Padi 60 Kw/Ha 6,10 Kw/Ha 101,67 % · Jagung 45.5 Kw/Ha 4,5 Kw/Ha 100 %

· Kedele 55.5 Kw/Ha --

--· Kacang Tanah 11.1 Kw/Ha 1,2 Kw/Ha 108,11 % · Kacang Hijau 11.5 Kw/Ha -- --· Ubi Kayu 380 Kw/Ha 35,82 Kw/Ha 94,26 % · Ubi Jalar 115.5 Kw/Ha 11,6 Kw/Ha 100,43 % 2 Kontribusi sektor

pertanian terhadap PDRB

1.9% 1,47% 77,37%

3 Jumlah kelompok tani yang mendapat pembinaan


(32)

4 Jumlah kelompok pembudidaya ikan yang mendapat pembinaan

10 kel 10 kel 100%

5 Jumlah kelompok ternak yang mendapat

pembinaan

5 kel 10 kel 200%

6 Produksi ikan air tawar

389 ton 355 ton 91,25% 7 Produksi benih ikan

air tawar 2.556.000 ekor 880.000 ekor 34,42% 8 Jumlah

pembudidaya ikan profesional

110 org 110 org 100% 9 Jumlah populasi

sapi potong

680 ekor 2.116 ekor 311,18% 1

0

Penanganan hewan tervaksin rabies

300 ekor 645 ekor 215% 11 Penanganan kasus

kematian unggas yang diduga terjangkit flu burung

1

2 5 kasus 1 kasus 20%

1 3

Pemberian Bantuan Bibit /Benih

Unggul Kepada Pokja

10 kel 10 kel 100%

Meningkatnya daya saing produk daerah

1 Jumlah produk unggulan

10 produk --

--2 Bertambahnya pengetahuan dan wawasan

masyarakat mengenai TTG

2 kegiatan 2 kegiatan 100%

3 Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah

kelurahan

0.6 0.6 100%

4 Masyarakat lebih mudah mendapat bantuan dana

6 kelompok 12 kelompok 200% Inflasi yang rendah

dibawah dua digit 1 Laju inflasi 6 - 8% 6,21% 100% Tingkat Pertumbuhan 1 Pertumbuhan 6.19% 6,67% 105,5%


(33)

ekonomi per tahun 6 persen

ekonomi

Meningkatnya

pendapatan daerah rata-rata 10 persen per tahun

1 Investasi 3.54% 2,63% 74,29%

2 Kebutuhan Investasi

100 M 57,5 M 57,5%

Meningkatnya pendapatan perkapita

1 Pendapatan

perkapita harga konstan

(Rp) ribu 8.677.105

(Rp) ribu

8.481.007 97,74%

2 PDRB atas dasar harga berlaku

(Rp) ribu 2.904.567

(Rp) ribu

2.608.913 89,82% 3 PDRB atas dasar

harga konsta 2000 1.312.514(Rp) ribu 1.243.366(Rp) ribu 94,73% 4 Pendapatan

perkapita harga berlaku

(Rp) ribu 18.912.790

(Rp) ribu

17.795.410 94,09%

Berdasarkan tabel tersebut diatas untuk Misi Kempat “Melanjutkan pembangunan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa yang memiliki produktivitas, inovasi, kreativitas, dengan berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan” yang terdiri dari beberapa sasaran antara lain menunjukkan bahwa :

Sasaran : Terwujudnya Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa dengan memanfaatkan potensi lokasi yang strategis sebagai titik sentral segi tiga emas; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Posisi Kota Tebing Tinggi yang mendukung untuk pengembangan usaha di bidang jasa

2. Jiwa wira usaha masyarakat Kota Tebing Tinggi yang besar 3. Komitmen Pemko Tebing Tinggi dalam mengembangkan UMKM 4. Partisipasi aktif dari pelaku UMKM


(34)

Sasaran: Meningkatkan pelaku usaha di sektor jasa; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Potensi dan lokasi Kota Tebing Tinggi

2. Trend positif perkembangan ekonomi secara makro

3. adanya sosialisasi aparatur pemerintah daerah langsung kepada wajib pajak daerah tentang perlunya untuk membayar pajak, bertambahnya wajib pajak daerah (hotel, restoran, hiburan).

4. bertambahnya minat periklanan untuk mengiklankan produknya di Tebing Tinggi

5. meningkatnya kesadaran wajib pajak) dalam membayar pajak daerah dan adanya kenaikan TDL oleh Pemerintah

6. kurangnya kesadaran wajib pajak untuk melaporkan tentang pengambilan dan pengolahan bahan Galian Gol. C, kurangnya volume pengambilan pasir dikarenakan sering terjadinya banjir

7. berkurangnya dan tidak adanya penambahan Wajib Pajak perparkiran & penyimpanan kenderaan bermotor

8. tidak adanya penambahan wajib pajak dari penangkaran sarang burung walet, berkurangnya produksi sarang burung walet, sehingga menimbulkan berkurangnya pajak jasa usaha pengelolan sarang burung walet

9. adanya kesadaran wajib retribusi pasar membayar retribusi pasar, pengutipan langsung yang dilakukan oleh petugas pengutip

10. adanya manfaat bagi wajib retribusi, adanya tindakan aparatur langsung kepada wajib retribusi tentang pencegahan terjadinya kebakaran, bertambahnya wajib retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran

11. Masih adanya Penyewa RSS yang belum membayar atau masih terhutang

Sasaran : Menjalin kerjasama sharing transportasi antar daerah hinterland dengan pemerintah Kota Tebing Tinggi; menampilkan kegagalan sebagai berikut :

1. Belum adanya kerjasama yang berhasil dilaksanakan antara Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan daerah hinterland mengenai penataan terminal yang sesuai dengan standar penataan.

Sasaran : Penegakan Peraturan Daerah; menampilkan keberhasilan sebagai berikut : 1. Kerjasama yang baik dengan SKPD lain di Pemerintah Kota Tebing Tinggi. 2. Para petugas yang berdedikasi dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Adanya pemecahan masalah yang ditawarkan dalam perelokasian PKL selain dengan pembersihan, yaitu dengan menawarkan tempat berjualan lain, sehingga


(35)

PKL masih memiliki alternative dalam memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus melanggar peraturan daerah.

4. Adanya peltihan bela diri bagi aparat Satpol PP, sehingga bisa lebih tangguh dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari.

Sasaran : Meningkatnya ketersediaan pangan; menampilkan keberhasilan sebagai berikut : 1. melakukan pemantauan ketersediaan/stok pangan yang ada di gudang Bulog,

kilang padi, grosir dan pedagang eceran sembako. Dari pemantauan yang dilakukan tidak ditemukan adanya kelangkaan beras di Kota Tebing Tinggi 2. Menjalin kerjasama dengan daerah hinterland seperti Kab. Serdang Bedagai,

Kab. Batu Bara, Kab. Asahan dll agar ketersediaan beras tetap terjaga

3. tidak adanya dana pada SKPD Kantor Ketahanan Pangan untuk penguatan cadangan pangan. Sampai saat ini cadangan pangan kita berada di Bulog

Sasaran : Meningkatnya sistem distribusi pangan; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Telah dilakukan kegiatan pemantauan harga pangan pokok strategis yang dilakukan secara rutin setiap minggu dengan hari yang dipilih adalah hari Senin, dengan lokasi pemantauan Pasar Gambir .Hasil yang diperoleh dari kegiatan pemantauan harga pangan menunjukkan bahwa komoditas bahan pangan di Kota Tebing Tinggi tidak ada yang mengalami kenaikan di atas 25 persen dari harga normal. Pasokan pangan ke daerah kita juga cukup. Dengan demikian sasaran meningkatnya sistem distribusi pangan dinyatakan dapat dicapai sepenuhnya.

Sasaran: Meningkatnya akses pangan keluarga miskin; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pada tahun 2012 Kota Tebing Tinggi mendapat alokasi kegiatan Desa Mandiri Pangan (Demapan), Gerakan Masyarakat Mandiri Pangan (Gema Pangan) dan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) yang ditujukan untuk membantu masyarakat miskin dalam hal penyediaan pangan dan kebutuhan hidup mereka dengan memberi bantuan sosial untuk kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan.

2. Dari ketiga aspek yaitu aspek ketersediaan, aspek distribusi dan aspek konsumsi serta mutu pangan kita tidak ada masalah.


(36)

Sasaran:Meningkatnya mutu dan keamanan pangan ; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Komitmen Pemko Tebing Tinggi melalui Dinas Kouperindag dalam mengembangkan UMKM Kota Tebing Tinggi

2. Komitmen Pemko Tebing Tinggi melalui Dinas Kouperindag dalam peningkatan mutu/kualitas barang yang beredar di pasar

3. belum seluruhnya dilakukan pengujian terhadap pangan segar. Yang sudah dilakukan pengujian adalah pangan olahan berupa jajanan anak sekolah

4. sampai saat ini belum pernah dilakukan pengujian terhadap pangan segar

Sasaran:Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan ; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Terbentuknya Dewan Ketahanan Pangan Kota Tebing Tinggi, adanya Tim SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi) yang melibatkan beberapa instansi terkait, adanya kebijakan berupa instruksi Walikota Tebing Tinggi tentang Penggunaan Pangan Lokal (Manggadong) dalam kegiatan di Jajaran Pemerintah Kota Tebing Tinggi

2. Terlaksananya sosialisasi keamanan pangan pada pengelola kantin-kantin sekolah dasar yang ada di Kota Tebing Tinggi dan terlaksananya pengujian sample jajanan anak sekolah ke Balai Besar POM

3. Data yang digunakan pada saat ini adalah data Susenas BPS Pusat tahun 2011 yang diolah oleh Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian bahwa Skor Pola Pangan Harapan penduduk tahun 2011 adalah sebesar 76,3

4. Terlaksananya sosialisasi penganekaragaman konsumsi pangan menu beragam, bergizi seimbang dan aman kepada ibu-ibu PKK kelurahan, kecamatan dan wanita tani serta mengikuti Lomba Cipta Menu B2SA tingkat Kecamatan, tingkat Kota dan tingkat Provinsi Sumatera Utara, dimana untuk tingkat Provinsi Kota Tebing Tinggi memperoleh Juara I Tata Saji Terbaik

5. Terlaksananya sosialisasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan kepada ibu-ibu PKK dan wanita tani, pembuatan brosur, banner, leaflet dan juga


(37)

baliho serta kegiatan P2KP berupa bansos dari Dana APBN kepada kelompok Dasa Wisma di Kelurahan Berohol sebanyak 3 (tiga) kelompok

6. Terlaksananya pemberian modal usaha kepada kelompok Gema Pangan dalam bidang pemanfaatan lahan pekarangan dan juga pemberian bansos kepada kelompok P2KP dalam hal pemanfaatan lahan pekarangan.

7. Giatnya pemerintah membuat reklame Manggadong walaupun Data Susenas BPS Pusat tahun 2011 yang diolah oleh Badan Ketahanan Pangan bahwa konsumsi beras penduduk Sumatera Utara adalah sebesar 110,85 kg/kapita/tahun.

Sasaran:Meningkatnya pengembangan pertanian perkotaan ; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. berkurangnya luas areal tanam tanaman pangan khususnya padi sawah oleh semakin banyaknya alih fungsi lahan menjadi lahan pemukiman dan lahan peruntukan lainnya yang bukan untuk pertanian, tercatat pada tahun 2011 luas lahan sawah seluas 520 Ha dan pada tahun 2012 telah berkurang menjadi 444 Ha, sehingga berpengaruh terhadap luas produksi dan produktivitas panen

2. pengotimalan sumber daya lokal untuk penyediaan dan peningkatan kualitas dan kuantitas bibit unggul dengan kegiatan penyediaan bibit tanaman pangan, bibit ternak sapi dan calon induk ikan gurami

3. Tersedianya biaya operasional penyuluh pertanian sebanyak 16 orang

Sasaran:Meningkatnya daya saing produk daerah; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Bertambahnya pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai TTG

2. Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah kelurahan yang menangani TTG 3. Masyarakat lebih mudah mendapat bantuan dana karena syarat-syarat permintaan

bantuan yang lebih ringan

Sasaran : Inflasi yang rendah dibawah dua digit; menampilkan keberhasilan sebagai berikut 1. Tersedianya kebutuhan pokok sepanjang tahun 2012 di Kota Tebing Tinggi. 2. Terkontrolnya harga kebutuhan pokok melalui operasi pasar, bantuan pangan


(38)

Sasaran: Tingkat Pertumbuhan ekonomi per tahun 6 persen; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Iklim investasi yang baik di Tebing Tinggi, misalnya kemudahan dan kepastian dalam berusaha.

2. Bantuan modal dan alat-alat produksi kepada pelaku usaha/UMKM. 3. Infrastruktur kota yang mendukung.

Sasaran:Meningkatnya pendapatan daerah rata-rata 10 persen per tahun; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Masih dibutuhkan optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah.

2. Masih dibutuhkan peningkatan promosi iklim investasi di Kota Tebing Tinggi Sasaran : Meningkatnya pendapatan perkapita ; menampilkan keberhasilan sebagai

berikut :

1. Terkontrolnya tingkat inflasi

2. Pertumbuhan ekonomi yang positif dan berkualitas 3. Membaiknya kondisi investasi di Kota Tebing Tinggi

MISI 5 : Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana secara terkoordinasi dengan titik berat pada penanggulangan banjir;

Sasaran Strategis Indikator Kerja Target Realisasi Persentasi Pencapaian

(1) (2) (3) (4) (5)

Terwujudnya Kota Tebing Tinggi yang bebas banjir dan infrastruktur yang berkualitas, misalnya akses jalan, sarana drainase, pasar dan terminal;

1 Lamanya genangan air 20 Menit 20 menit 100% 2 Persentase cakupan

wilayah banjir

45% 45% 100%

3 Panjang jalan kota dalam kondisi baik

220 km 215,69 km 98,04%

4 Usulan penanganan banjir yang ditampung

50% 50% 100%

5 Jumlah pertemuan konsultasi dan koordinasi dgn Pemerintah Pusat

4 kali 4 kali 100% 6 Talud yang dibangun 0,5 km 0,5 km 100%


(39)

7 Sungai yg dikeruk 2 sungai 2 sungai 100% 8 Jalan inspeksi yang

dibangun 0,5 km 0,5 km 100%

9 Pelatihan Tagana dan relawan tingkat dasar dan Linmas dalam penanggulangan bencana

275 orang 175 orang 63,63%

10 Pemberian bantuan kebutuhan dasar bagi korban bencana

1 Tahun 1 tahun 100% Tersedianya

infrastruktur, sarana dan prasarana yang berkualitas dan terdistribusi secara merata ke seluruh wilayah kota

1 Efisiensi dan efektifitas pembangunan fasilitas perhubungan dan fasilitas LLAJ

1 tahun 1tahun 100%

2 Penurunan angka kecelakaan lalu lintas

5% --

--3 Penurunan angka pelanggaran lalu lintas

5% --

--4 Peningkatan fungsi prasarana dan fasilitas LLAJ

100% 100% 100%

5 Rambu dan marka pada kawasan rawan kecelakaan

2 lokasi 2 lokasi 100% 6 Peningkatan pengamanan

lalu lintas bagi anak sekolah

50% 50% 100%

7 Cakupan layanan

informasi telematika 55% 55% 100% 8 Pembangunan Jalan Dan

Jembatan

10 km --

--9 Pembukaan jalan akses baru

10 km --

--10 Usulan pemb. Infras

yang ditampung 50% 30% 60%

11 Indeks Relatif Ketersediaan

Infrastruktur (IRKI) per kecamatan

>70 indeks >70 indeks

100%

12 Rasio panjang jalan kondisi baik

85% 85% 100%

13 Rasio Bangunan gedung pemerintah kondisi baik

80% 80% 100%

14 Rasio bangunan sekolah kondisi baik

85% 85% 100%

15 Rasio fasilitas kesehatan


(40)

16 Rasio drainase kondisi

baik 75% 60% 80%

17 Rasio permukiman layak huni

80% 75% 93,75%

18 Cakupan layanan air

bersih 56% 56% 100%

19 Cakupan layanan listrik 96% 96% 100% 20 Rasio pasar kondisi

baik / Pengajuan pembangunan pasar

75% 60% 80%

Meningkatnya

pelestarian fungsi lingkungan hidup dan digunakannya

standard pengelolaan lingkungan hidup dalam pembangunan, aktivitas sosial maupun ekonomi;

1 Rasio RTH 3% 4% 133,33%

2 Cakupan layanan sampah 70% 84,8% 121,23% 3 Rasio rumah bersanitasi

sehat

60% --

--4 IPAL Komunal 1 Unit --

--5 IPAL Industri 7 Unit --

-6 Sumur resapan 21 Unit 21 unit 100% 7 Naskah akademis Perda

IPAL Komunal

1 Dok --

--8 Persentase RTH di DAS 35% 35% 100% 9 Rasio rumah ber-IMB 600 unit 602 unit 100,03%

10 IPAL UKM 1 unit 7 unit 700%

Tertatanya transportasi dan lalu lintas perkotaan.

1 Pertumbuhan angkutan umum

25% 13,37% 53,48% 2 Pertumbuhan angkutan

darat

25% --

--3 Pertumbuhan arus penumpang angkutan umum

10% 8,6% 86%

4 Izin trayek yang

dikeluarkan 280 buah 260 buah 92,86% 5 Rapat Koordinasi dengan

pihak kepolisian

4 Kali 2 kali 50% 6 Peningkatan kepatuhan

dan disiplin pengguna jalan

75% 75% 100%

7 Angkutan umum yang diuji KIR


(41)

Berdasarkan table tersebut diatas untuk Misi Kelima “Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana secara terkoordinasi dengan titik berat pada penanggulangan banjir” yang terdiri dari beberapa sasaran antara lain menunjukkan bahwa :

Sasaran : Terwujudnya Kota Tebing Tinggi yang bebas banjir dan infrastruktur yang berkualitas, misalnya akses jalan, sarana drainase, pasar dan terminal; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Ditampungnya program-program penanganan banjir melalui berbagai pendanaan, yaitu APBD, APBD Provinsi, dan APBN.

2. Tertatanya infrastruktur perkotaan di Kota Tebing Tinggi.

3. Adanya koordinasi yang baik antara BPBD dengan Kecamatan dan Kelurahan sebagai peserta pelatihan

4. adanya partisipasi instansi terkait dan masyarakat mengkaji cepat kebutuhan korban bencana

Sasaran : Tersedianya infrastruktur, sarana dan prasarana yang berkualitas dan terdistribusi secara merata ke seluruh wilayah kota; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan

2. Ditampungnya program-program penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana melalui berbagai pendanaan, yaitu APBD, APBD Provinsi, dan APBN

3. Adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah dalam pelaksanaan PNPM Mandiri perkotaan yang menyentuh infrastruktur berupa jalan-jalan kecil di Tebing Tinggi.

4. Kepedulian warga dalam melaporkan kebutuhannya mengenai infrastruktur yang patut dibenahi dalam musrenbang tiap tahunnya.

5. Data yang akurat mengenai jumlah dan kondisi jalan di Kota tebing Tinggi sehingga pembangunan yang dilakukan tiap tahunnya tepat sasaran.

Sasaran : Meningkatnya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan digunakannya standard pengelolaan lingkungan hidup dalam pembangunan, aktivitas sosial maupun ekonomi; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. Pengadaan Alat Pengelolaan Sampah mesin pencacah botol dan dryer

2. pembelian tong sampah 3R yang diserahkan ke sekolah-sekolah dapat terealisasi pada tahun 2012


(42)

3. Terlaksananya Sosialisasi UU No.32 Tahun 2009

4. Adanya acuan hukum penataan ruang di Kota Tebing Tinggi dengan ditetapkannya Peraturan Daerah RTRW Kota Tebing Tinggi.

5. Dilaksanakannya pengawasan dan penertiban bangunan serta industri terkait pengelolaan lingkungan.

6. karena belum tercukupinya anggaran untuk melaksanakan kegiatan IPAL Kumunal

7. meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya RTH dan meningkatnya partisipasi dan kemitraan masyarakat dan dunia usaha dalam mengelola RTH 8. Dana Alokasi Khusus Bidang Penyehatan Lingkungan Hidup dimana dalam

Petunjuk Teknis lebih di prioritaskan untuk membuat taman hijau, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi efek rumah kaca

9. Pembangunan Taman Hijau di beberapa sekolah dan Rumah Sakit di Kota Tebing Tinggi

10. Adanya Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 8 Tahun 2008 tentang pelimpahan sebahagian kewenagan bidang pelayanan perizinan kepada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tebing Tinggi.

11. Adanya komitmen yang baik dari Pemerintah Kota Tebing Tinggi sehingga semua bentuk perizinan yang ada pada instansi – instansi terkait di jadikan satu dalam bentuk Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tebing Tinggi pada tanggal 25 Agustus 2008

Sasaran : Tertatanya transportasi dan lalu lintas perkotaan.Meningkatnya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan digunakannya standard; menampilkan keberhasilan sebagai berikut :

1. kurangnya minat akan usaha angkutan umum dan adanya penggunaan kendaraan lain untuk transportasi

2. masih dibutuhkannya angkutan umum dan adanya kepercayaan penumpang terhadap angkutan umum

3. masih adanya pemilik angkutan kota yang belum mengurus izin trayek

4. tersedianya dana yang cukup, SDM yang handal dan meningkatnya fasilitas perhubungan dan LLAJ

5. meningkatnya kesadaran pemilik angkutan kendaraan bermotor wajib uji

MISI 6 : Melaksanakan Pembinaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) secara terpadu menyeluruh dan mensejahterakan masyarakat melalui pemanfaatan usaha yang memiliki prospek;


(43)

Sasaran Strategis Indikator Kerja Target Realisasi PencapaianPersentasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Meningkatnya

jangkauan pelayanan kredit bagi koperasi dan UMKM;

1 Jumlah dana yang digulirkan

1,000,000,000 2 Terselenggaranya

pengembangan pusat pelayanan UKM (KLIBI)

100 pelaku usaha 10 10%

Meningkatnya kapasitas dan kualitas layanan lembaga keuangan mikro (LKM)

1 Jumlah LKM 3 unit --

--2 Jumlah anggota LKM 120 orang -- --3 Jumlah UMKM dan

IKM yang mendapat izin usaha/izin industry

10 buah 1.120 buah 112.000% 4 Meningkatnya

kesadaran pengurus koperasi untuk mengembalikan dana bergulir

50% 40% 80%

5 Meningkatnya tingkat pengembalian kredit koperasi/ lembaga keuangan mikro

20% 5% 25%

6 Terlaksananya wajib

daftar perusahaan 50 orang 40 orang 66,66% Meningkatnya

pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan pengelola koperasi, serta calon anggota dan kader koperasi semakin efektif

1 Jumlah Koperasi 216 koperasi 218 100,92% 2 Terlaksananya

pembinaan,pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi

60 koperasi 80 133,33%

3 Bertambahnya koperasi yang melaksanakan RAT

80 koperasi 52 koperasi 65%

4 Jumlah

Pengurus/pengelola koperasi

431 orang 277 orang 64,26% 5 Jumlah anggota

koperasi

21.287 orang 60.751 orang 285,39% Meningkatnya Pendidikan dan Pelatihan kepada UMKM

1 Jumlah UMKM / IKM yang dilatih

75 orang 125 orang 166,66% 2 Terlaksananya

pembinaan

pengembangan sentra


(1)

- Menerapkan kebijakan dan strategi tepat agar pelaku usaha dapat keluar dari kendala yang antara lain memberikan pelatihan-pelatihan yang bermutu dengan SDM pelatih yang ahli dibidangnya, menjalin kerjasama dengan pihak swasta, lembaga keuangan mikro maupun dana program kemitraan dan bina lingkungan yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam penyediaan bantuan izin dengan mengurangi beban waktu dan administrasi yang berlebihan dan berupaya membantu dan memasarkan produk UMKM tersebut. Untuk itu sentra-sentra IKM dan UMKM harus diberdayakan agar anggota-anggotanya bisa masuk dalam prioritas pemerintah dan dapat bersinerji pada program-program yang dijalankan Pemerintah Daerah.

f. Sasaran : Pengembangan Sarana dan prasarana Distribusi Perdagangan;; solusi yang dilakukan adalah:

- Menerapkan kebijakan dan strategi tepat agar pelaku usaha dapat keluar dari kendala yang antara lain memberikan pelatihan-pelatihan yang bermutu dengan SDM pelatih yang ahli dibidangnya, menjalin kerjasama dengan pihak swasta, lembaga keuangan mikro maupun dana program kemitraan dan bina lingkungan yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam penyediaan bantuan izin dengan mengurangi beban waktu dan administrasi yang berlebihan dan berupaya membantu dan memasarkan produk UMKM tersebut. Untuk itu sentra-sentra IKM dan UMKM harus diberdayakan agar anggota-anggotanya bisa masuk dalam prioritas pemerintah dan dapat bersinerji pada program-program yang dijalankan Pemerintah Daerah.

g. Sasaran : Menjaga fungsi dan keberadaan serta efisiensi pasar tradisional; solusi yang dilakukan adalah:

- Menerapkan kebijakan dan strategi tepat agar pelaku usaha dapat keluar dari kendala yang antara lain memberikan pelatihan-pelatihan yang bermutu dengan SDM pelatih yang ahli dibidangnya, menjalin kerjasama dengan pihak swasta, lembaga keuangan mikro maupun dana program kemitraan dan bina lingkungan yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam penyediaan bantuan izin dengan mengurangi beban waktu dan administrasi yang berlebihan dan


(2)

berupaya membantu dan memasarkan produk UMKM tersebut. Untuk itu sentra-sentra IKM dan UMKM harus diberdayakan agar anggota-anggotanya bisa masuk dalam prioritas pemerintah dan dapat bersinerji pada program-program yang dijalankan Pemerintah Daerah.

h. Sasaran : Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; solusi yang dilakukan adalah:

- Menerapkan kebijakan dan strategi tepat agar pelaku usaha dapat keluar dari kendala yang antara lain memberikan pelatihan-pelatihan yang bermutu dengan SDM pelatih yang ahli dibidangnya, menjalin kerjasama dengan pihak swasta, lembaga keuangan mikro maupun dana program kemitraan dan bina lingkungan yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam penyediaan bantuan izin dengan mengurangi beban waktu dan administrasi yang berlebihan dan berupaya membantu dan memasarkan produk UMKM tersebut. Untuk itu sentra-sentra IKM dan UMKM harus diberdayakan agar anggota-anggotanya bisa masuk dalam prioritas pemerintah dan dapat bersinerji pada program-program yang dijalankan Pemerintah Daerah.

Misi 7: Menyelenggarakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan sumber daya masyarakat untuk meningkatkan daya saing dan kesempatan kerja; a. Sasaran : Meningkatnya Sumber Daya Aparatur dalam melaksanakan tugas secara berkualitas

Meningkatkan kualitas mental spriritual masyarakat dan sumber daya aparat dan terwujudnya masyarakat madani, yang bertaqwa dan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan akhirnya terwujudnya kota yang aman, nyaman, ramah, tertib, beretika dan bermartabat; solusi yang dilakukan adalah:

- Perlu segera pengisian personil yang lowong di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan struktur organisasi yang dibutuhkan oleh Kasubbag/ Kasubbid.

b. Sasaran : Meningkatnya sumber daya masyarakat sehingga mampu bersaing untuk mendapatkan kesempatan kerja; solusi yang dilakukan adalah:


(3)

- Bekerjasama dengan Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi Kabupaten Serdang Bedagai untuk dapat mengirimkan Tenaga Mediator yang telah ditetapkan untuk menangani Kasus Perselisihan Hubungan Industrial di Kota Tebing Tinggi.

- Mengirimkan pegawai Kota Tebing Tinggi untuk mengikuti Pendidikan Tenaga Pengawas.

- Mengajukan permohonan kepada Badan Kepegawaian Daerah Kota Tebing Tinggi

c. Sasaran : Meningkatkan Implementasi PUG dalam berbagai bidang Pembangunan; menampilkan keberhasilan/kegagalan sebagai berikut :

- Mensosialisasikan undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang penghapusan KDRT dan undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak. - Melakukan Promosi KB kepada masyarakat melalui media masa, cetak dan

elektronik.

- Meningkatkan Pelatihan kepada petugas medis untuk pelayanan KB secara optimal.

- Mendorong peran serta kaum ibu dalam mensejahterakan keluarga yang merupakan pembangunan dasar bangsa dan Negara

- Perlunya dukungan orang tua maupun guru di sekolah dalam pembentukan forum anak

- Aktif melakukan komunikasi melalui pertemuan, penyuluhan, kunjungan dari rumah ke rumah, fasilitasi, dialog interaktif, seminar, lomba-lomba, dll.

d. Sasaran : Meningkatnya peran serta lembaga kemasyarakatan dalam pembangunan; solusi yang dilakukan adalah:

- Menganggarkan kembali pada tahun anggaran 2013 sebanyak 15 Kepala Keluarga.

- Sosialisasi tentang pentingnya gotong royong.

- Untuk tahun anggaran 2013 tetap dianggarkan pelatihan kepada para pengurus dan pengawas UED-SP.

- Perlunya kordinasi dan keterpaduan tim Pembina, solusi yang dilaksanakan adalah melakukan pertemuan antara SKPD terkait dengan PKK.

- Melakukan pertemuan antara SKPD terkait dengan PKK.

- Kordinasi SKPD dan PKK dalam pembinaan, solusi yang diambil adalah melaksanakan rapat-rapat kordinasi.


(4)

- Bibit yang ada diberikan hanya kepada masyarakat yang memiliki pekarangan.

Misi 8: Menyelenggarakan pembangunan, pembinaan sosial kemasyarakatan secara berkeadilan, taat azas, taat prosedure dengan menjunjung tinggi tertib hukum;

a. Sasaran : Terwujudnya pembangunan, pembinaan sosial kemasyarakatan dengan secara berkeadilan.; solusi yang dilakukan adalah:

- Bekerjasama dengan Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Koperasi Kabupaten Serdang Bedagai untuk dapat mengirimkan Tenaga Mediator yang telah ditetapkan untuk menangani Kasus Perselisihan Hubungan Industrial di Kota Tebing Tinggi.

- Mengirimkan pegawai Kota Tebing Tinggi untuk mengikuti Pendidikan Tenaga Pengawas.

- Mengajukan permohonan kepada Badan Kepegawaian Daerah Kota Tebing Tinggi

b. Sasaran : Meningkatnya pemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dan termajinalkan agar pembangunan semakin inklusif dan berkeadilan; solusi yang dilakukan adalah:

- Tidak ada.

c. Sasaran : Meningkatnya Akuntabilitas tata kelola Pemerintahan; solusi yang dilakukan adalah:

- Dana kegiatan tersebut diajukan kembali pada APBD 2013.

- Perlu peningkatan diklat teknis, fungsional dan penjenjangan bagi para staf tetapi lebih mempriotaskan diklat teknis, perlu dilakukan diklat penyusunan rencana kerja dan pembuatan lakip bagi semua pegawai golongan III s/d Iva sehingga mengerti menyusun Renstra dan Lakip.

- Evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik minimal 1 kali dalam sebulan, memberi kesempatan kepada personil untuk mengikuti diklat, dan mekanisme / prosedur pelaksanaan perlu lebih disederhanakan, koordinasi antar dan inter


(5)

organisasi terus dilakukan, dan belanja / pengeluaran lebih beorientasi kepada manfaat bukan kelengkapan administrasi belaka.

- Rapat koordinasi sekali dalam sebulan untuk mengevaluasi semua pelaksanaan kegiatan di seluruh SKPD dan melakukan monitoring ke lapangan secara berkala untuk mendorong percepatan pelaksanaan seluruh kegiatan di SKPD. - SKPD mencantumkan kode rekening pada kegiatan tidak secara global, SKPD

menyusun kode rekening belanja harus sesuai dengan peruntukannya, mengadakan pendekatan persuasif dengan pemerintah atasan agar Peraturan Daerah tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah segera dievaluasi, mengadakan bimbingan teknis pengelolaan keuangan daerah kepada aparatur pemerintah daerah, dan laporan keuangan SKPD tepat waktu disampaikan ke Bagian Administrasi Keuangan.

- Harus ada keseimbangan koordinasi media masa untuk memberitahukan berbagai program, kegiatan, kebijakan dan keberhasilan pemerintah Kota Tebing Tinggi kepada masyarakat serta membina jejaringan informasi dan komunikasi pada media cetak maupun media elektronik dengan membangun press center, perlu di tingkatkan kepedulian mesyarakat akan informasi dalam berbagai program, kegiatan dan kebijakan pemerintah Kota Tebing Tinggi, Perlu di tingkatkan pemberdayaan media tradisional seperti group petra (pertujukan Rakyat) dan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) sebagai media yang menyebarluaskan informasi pembangunan kepada masyarakat dengan mengadakan perlombaan-perlombaan dan pertunjukan-pertunjukan, Perlu ditingkatkan koordinasi dengan Bakohumas ( Badan Koordinasi Kehumasan) di Kota Tebing Tinggi, Perlu di tingkatkan Sumber daya Manusia, Sumber dana, sarana dan prasarana di Bagian Administrasi Humas Pimpinan dan Protokol Setdako Tebing Tinggi.

- Perlu adanya koordinasi antar Asisten Administrasi Umum , Sekretaris Daerah dan Kepala Daerah kepada DPRD Kota Tebing Tinggi untuk menyelenggarakan pembahasan dan pengesahan Perda tersebut.


(6)

- Melakukan penerapan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran hukum (PERDA) diupayakan sampai ke meja peradilan. Oleh sebab itu dibutuhkan oknum PPNS untuk difungsikan pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tebing Tinggi.

- Meningkatkan hubungan kerjasama terhadap mitra kerja strategis seperti TNI/Polri dalam rangka penerapan dan penegakan hukum.

e. Sasaran : Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat; solusi yang dilakukan adalah: Perlu peningkatan diklat teknis, fungsional dan penjenjangan bagi para staf tetapi lebih mempriotaskan diklat teknis, perlu dilakukan diklat penyusunan rencana kerja dan pembuatan lakip bagi semua pegawai golongan III s/d Iva sehingga mengerti menyusun Renstra dan Lakip.

f. Sasaran : Terlaksananya tertib administrasi kependudukan dengan tersedianya data dan informasi penduduk yang akurat dan terpadu.; solusi yang dilakukan adalah: - Peludilakukan sosialisasi kepada penduduk baik melalui informasi radio,

spanduk dan brosur-brosur.

- Adanya pemberian asuransi bagi penduduk yang mendaftar dan apabila meninggal diberikan dana pertanggungan.

- Diharapkan kesadaran penduduk akan pentingnya administrasi kependudukan bagidirinya dan keluarga.

- Diharapkan kerjasama dengan instansi vertical untuk melaksanakan perkawinan missal kepada penduduk, sehingga penduduk menghindari kawin siri.