PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI POS KEADILAN PEDULI UMMAT (PKPU) SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Pembimbing: Dr. H. Ah. Ali Arifin, MM NIP. 196212141993031002

Oleh:

Siti Nuraini (B04212024)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam penelitian ini, fokus permasalahannya adalah bagaimana program pelatihan kewirausahaan di PKPU Surabaya?, serta apa hambatan dari program pelatihan kewirausahaan di PKPU Surabaya?

Dalam penelitian ini menggunakan kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer (informan) dan data sekunder (dokumen). Penelitian ini terbagi atas empat tahap, yaitu tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan di lapangan, tahap analisa data, dan tahap penulisan laporan (skripsi). Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi.

Dari hasil penelitian, ditemukan adanya beberapa program yang terdapat pada lembaga PKPU yang berkaitan dengan program pelatihan kewirausahaan, program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Program pelatihan kewirausahaan tersebut yaitu: 1) program BLK (Balai Latihan Kerja), 2) program KUMM (Kelompok Usaha Masyarakat Mandiri), 3) program KUBE (Kelompok Usaha Bersama) / KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), 4) program bank sampah, 5) program pemberdayaan peternak. Faktor penghambat dari program pelatihan timbul dari masyarakat atau kelompok binaan dan pendamping atau pelatih.


(6)

ii LEMBAR

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Nama : Siti Nuraini

NIM : B04212024

Jurusan : Dakwah

Pogram Sudi : Manajemen Dakwah

Fokus : Kewirausahaan

Judul : Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya

Surabaya, 28 Agustus 2015 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Drs. Ah. Ali Arifin, MM Nip : 196212141993031002


(7)

iii

Surabaya, 02 Februari 2016

Mengesahkan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Dekan,

Dr. Hj. Rr. Suhartini,M,Si NIP. 195801131982032001

Penguji I,

Dr. H. Ah. Ali Arifin, MM NIP. 196212141993031002

Penguji II,

Airlangga Bramayudha, MM NIP. 197912142011011005

Penguji III,

Deasy Tantriana, MM NIP. 198312282011012009

Penguji IV,

Drs. M. Taqwim Sudji, M.Pd.I NIP. 195104241979031005


(8)

iv

Motto dan Persembahan MOTTO

Lakukanlah sesuatu yang bisa membuat orang-orang disekelilingmu tersenyum dan bahagia. Itulah sebak-baiknya akhlak.1

Pada akhirnya.. semua akan menemukan yang namanya titik jenuh.. dan pada saat itu.. kembali adalah yang terbaik.. kembali pada siapa..??? kepada DIA pastinya..2

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua Orang Tuaku tercinta, juga adik-adikku yang telah banyak berdoa untuk kesuksesanku, yang selalu membimbingku dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan perjuangan dengan tetesan keringat dan

air mata telah menghantarkanku ke gerbang kesuksesan, serta menyayangiku hingga aku mengerti akan makna kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. 

Kupersembahkan skripsi ini untuk Almamater tercinta dan sahabat-sahabat seperjuangan khususnya sahabat MD ‘2012dan KKN ’16 PAR 24 yang selalu

memotivasi dan menginspirasi satu sama lain. 

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN

1 Ust.Yusuf MansuR, 2013,Siapa Penerus Saya? Memoar Kehidupan UJE, PT.JePe Press Media Utama, Surabaya.

2Maulana Al Ghifari, 2013, Semua Sayang UJE, Cemerlang Publishing, Sleman Yogyakarta, hlm: 160


(9)

v

ميحرلا نمحرلا ه مسب

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama : Siti Nuraini

NIM : B04212024

Prodi : Manajemen Dakwah Fokus : Kewirausahaan

Alamat : Talok Kec. Kalitidu Kab. Bojonegoro

Judul Skripsi : “Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya”.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini belum pernah diajukan kepada lembaga manapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun dan skripsi tersebut benar-benar hasil karya mandiri penulis dan bukan merupakan hasil plagiasi atas karya orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil plagiasi, saya akan bersedia menanggung segala konsekuensi hukum yang terjadi.

Surabaya, 18 Januari 2016 Yang Menyatakan,

Siti Nuraini B04212024


(10)

vi

Siti Nuraini, B04212024 “Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya”, Skripsi 2016 Program Studi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam penelitian ini, fokus permasalahannya adalah bagaimana program pelatihan kewirausahaan di PKPU Surabaya?, serta apa hambatan dari program pelatihan kewirausahaan di PKPU Surabaya?

Dalam penelitian ini menggunakan kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer (informan) dan data sekunder (dokumen). Penelitian ini terbagi atas empat tahap, yaitu tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan di lapangan, tahap analisa data, dan tahap penulisan laporan (skripsi). Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi.

Dari hasil penelitian, ditemukan adanya beberapa program yang terdapat pada lembaga PKPU yang berkaitan dengan program pelatihan kewirausahaan, program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Program pelatihan kewirausahaan tersebut yaitu: 1) program BLK (Balai Latihan Kerja), 2) program KUMM (Kelompok Usaha Masyarakat Mandiri), 3) program KUBE (Kelompok Usaha Bersama) / KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), 4) program bank sampah, 5) program pemberdayaan peternak. Faktor penghambat dari program pelatihan timbul dari masyarakat atau kelompok binaan dan pendamping atau pelatih.

Key word: program pelatihan, pelatihan kewirausahaan.


(11)

vii

rahmat dan hidayah-Nya, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, baginda Nabiyullah Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti-nantikan syafa’ad-Nya di Yaumul Qiyamah kelak.

Seiring dengan terselesaikannya skripsi yang berjudul “ Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya, tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih kepada Yth Ibu Suhartini selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Yth Aun Falestin Faletehan, selaku ketua jurusan Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya, Yth Drs H. Ah Ali Arifin, MM. Selaku dosen pembimbing skkripsi yang dengan ikhlas meluangkan waktu dan telah sabar dalam membimbing serta memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih juga kepada para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah memberikan banyak ilmu dan motivasi yang sangat berguna dalam menuntut ilmu.

Terimakasih kepada bpk Haryono, SE. Selaku kepala Cabang PKPU Surabaya, ibu Siti Lutfiyah, A.Md, selaku Kabid pendayagunaan, bpk Nur Cahyono selaku Staff Pendayagunaan Ekonomi, serta bapak Puput Wahyudi selaku kadiv pendidikan, atas kesempatan silaturahmi serta izin melaksanakan


(12)

viii

penelitian serta telah banyak memberikan informasi dan kerjasamanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta beserta keluarga besar, yang banyak memberi doa yang terbaik dan memotivasi selama proses menuntut ilmu. Tidak lupa juga kepada sahabat-sahabat yang telah membantu dan mendorong dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritikan dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, penulis juga berharap adanya penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan khazanah keilmuan ini untuk kepentingan bersama. Penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk semua pihak. Amin...

Surabaya, 18 Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI


(13)

ix

OTENTISITAS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I: PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II: KAJIAN TEORITIK A.Penelitian Terdahulu ... 13

B.Kerangka Teori ... 17

1. Pelatihan ……….. 17

2. Sistem pelatihan kewirausahaan ... 18

3. Model sistem pelatihan kewirausahaan ... 20

4. Metode pelatihan ………. 21

5. Kewirausahaan ……….... 27

6. Pelatihan dalam perspektif islam ……….... 29

BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31

B. Obyek Penelitian ... 31

C. Jenis dan Sumber Data ... 32

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Validasi Data ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 44


(14)

x

1. Sejarah Berdirinya PKPU Surabaya ... 44

2. Visi dan Misi PKPU Surabaya ... 47

3. Tujuan didirikannya PKPU Surabaya ... 48

4. Struktur Kepengurusan PKPU Surabaya ... 49

5. Job Description PKPU Surabaya ... 52

6. Budaya dan Prinsip PKPU Surabaya ... 58

a. Jujur ... 58

b. Tanggung Jawab ... 59

c. Cepat ... 59

d. Peduli ... 60

B. Penyajian Data ... 60

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 77

1. Profil Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya ... 77

2. Faktor penghambatProgram Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya ... 81

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran dan Rekomendasi ... 85

C. Keterbatasan Penelitian ... 86

Daftar Pustaka ... 87

Lampiran-Lampiran ... 90

DAFTAR GAMBAR Gambar 01 . pengolahan sampah gelas plastik menjadi kerajinan tudung saji .. 63


(15)

xi


(16)

xii

Bagan 1 . Struktur kelembagaan PKPU Surabaya ... 50 Bagan 2. Job description PKPU Surabaya ... 53


(17)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang, sedangkan pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi. (Simamora, 2001 : 345). Pelatihan adalah sebagai sarana dalam mengubah persepsi, sikap dan menambah keterampilan, peningkatan kemampuan untuk kepentingan penilaian dan mengetahui kinerja. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui pentingnya pelatihan. (Robbins, 2001:187).1

Kewirausahaan memiliki peran penting dalam kehidupan dan pembangunan suatu bangsa. Kewirausahaan harus hadir dalam semua aspek kehidupan. Keberadaan kewirausahaan yang rendah atau lemah, menjadikan gerak dinamika masyarakat dalam mengubah diri untuk mencapai kemajuan sangat lambat. Negara-negara sedang berkembang termasuk Negara Indonesia masih lemah dalam hal mengembangkan kewirausahaan. Apalagi, kewirausahaan yang lemah ini, tidak diarahkan pada suatu produktif, sehingga bisa menciptakan kemajuan ekonomi.

1Susi Hendriani dan Soni A. Nulhaqim, 2008, pengaruh pelatihan dan pembinaan dalam

menumbuhkan jiwa wirausaha mitra binaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia 1 cabang Dumai, Jurnal kependudukan padjajaran, vol. 10, no.2, hal.157.


(18)

2

Sebagai dampak kelemahan di bidang kewirausahan adalah fenomena pengganguran terdidik terbesar belajar wirausaha dalam kondisi kehidupan yang serba ketat menuntut untuk mampu menguasai beberapa keterampilan yang aplikatif. Keterampilan inilah yang selanjutnya dijadikan sebagai bekal menghadapi hidup sehingga mampu menghadapi kehidupan di masyarakat. Hal ini sangat penting sebab kemampuan itulah yang dapat menjadikan peserta didik survive dalam hidupnya. Untuk menambah dan meningkatkan kualitas diri, salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran, baik secara formal maupun non formal. Proses ini dilakukan dengan menambah pengetahuan dan keterampilan yang aplikatif terhadap kebutuhan hidup.2

Pada masa sekarang seorang wirausaha dapat dikatakan sebagai pahlawan ekonomi. Wirausaha mampu mengikis kemiskinan dan pengangguran yang menjadi masalah krusial di negara kita. Dengan kemampuannya melihat dunia bisnis, seorang wirausaha mampu mengubah sumber daya yang tidak dilirik dan diperhitungkan orang lainmenjadi sesuatu yang bernilai ekonomis bagi dirinya, keluarga dan masyarakat sekitar. Wirausaha memiliki semangat pantang menyerah. Kegagalan merupakan sukses yang tertunda bagi seorang wirausaha sukses. Bagi seseorang yang memiliki spirit kewirausahaan tinggi, 1001 jenis peluang berwirausaha terbuka bagi dirinya. Nilai ibadah bagi seorang

2Rindang Wiranti, . pengembangan ketrampilan kewirausahaan melalui prosmart (program sekolah ustahik e trepre eur terpadu)di PKPU Se ara g”, skripsi, Jurusan Politik dan


(19)

wirausaha adalah keinginannya untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain (job creator), dibandingkan hanya pegawai disuatu perusahaan atau instansi pemerintah (job seeker). Dalam dunia kewirausahaan, ada juga seseorang yang bekerja sebagai karyawan, namun tidak puas dengan gaji yang diterima setiap bulannya, berusaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan jalan membuka usaha. Orang-orang yang memilih wirausaha sebagai pilihan hidup turut membantu pemerintah membangun perekonomian nasional.3

Berbagai upaya dan program telah dilakukan oleh pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lembaga sosial lainnya tetapi tampaknya program tersebut belum cukup berhasil, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya penduduk miskin dikota dan di daerah. Oleh karena itu masalah kemiskinan merupakan peluang bagi wirausaha sosial untuk diselesaikan dengan menciptakan ide-ide kreatif sebagai solusi penyelesaian masalah kemiskinan. Salah satunya adalah melalui program pengembangan ekonomi, pengembangan komunitas, dan pelatihan kewirausahaan.4

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin disarankan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan

3Ari Fadiati dan Dedi Purwana, 2011, menjadi wirausaha sukses, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,

hal, 1-2.


(20)

4

pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan. Oleh karena itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Saat ini indonesia sedang menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausahawan masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat. Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, tidak banyak mengetahui akan ajaran islam tentang pekerjaan di bidang bisnis. Pernah Rasulullah SAW. Ditanya oleh para sahabat, pekerjaan apakah yang paling baik ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab: seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih. (HR. Al-Bazzar). Jual beli yang bersih berarti sebagian dari kegiatan profes bisnis. Selain itu para ulama telah sepakat mengenai kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai perkara yang telah dipraktikkan sejak zaman Nabi hingga masa kini.5

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama para Nabi, orang shadiqiin, dan para syuhada. (HR. Tirmidzi dan Hakim). Memang demikian, berdagang atau berbisnis harus dilandasi oleh kejujuran. Apabila orang berbisnis tidak jujur, maka tunggulah kehancurannya. Apabila ia jujur, maka ia akan


(21)

mendapat keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia duga darimana datangnya, demikian menurut ajaran agama.6

Sesungguhnya islam sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk berwirausaha, seperti jual beli. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 275 yang berbunyi:

....أ ب ٍرل ّرح عي ل ّّ ّلح ...

Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba7 Dalam ayat tersebut Allah memberikan solusi kepada ummat manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupannya sendiri. Manusia yang dibekali dengan akal fikirannya seharusnya mampu menemukan bagaimana ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus berkembang,tidakan dan proses apa saja yang mesti ia lakukan. Jika pendidikan kewirausahaan ini diajarkan kepada anak sejak dini dan disertai dengan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari maka didalam diri anak tersebut akan terbentuk suatu nilai atau karakter kerja keras. Hal ini sangat penting karena dalam islam seorang muslim sangat dituntut untuk bekerja keras dengan berbagai alasan, seorang muslim harus mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, memiliki kekuatan, dan menjaga diri dari meminta-minta.8 Perintah bekerja keras dijelaskan dalam QS.At-Taubah: 105:

6Buchari Alma, 2014, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung, hal.1-3. 7Al-Qur’an dan terje ahannya, “irrah Marya , Pustaka AlFatih.

8Arvica Agustina “yahputri, 5. efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program


(22)

6

نم ل هل سر مك ع ّّ ريسف ع لق

متنكا ك نيف دا ّش يغل مل اع ىل ُدرتس

َْ

)

105

(

Dan katakanlah:”bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.9

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada manusia untuk bekerja keras mencari rejeki yang halal dan tidak bermalas-malasan serta tidak pasrah dengan keadaan. Maka seharusnya sebagai ummat islam mempunyai motivasi yang tinggi untu bekerja keras agar tidak bergantung kepada siapapun.10

Demikian halnya Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) sebagai salah satu Lembaga Kemanusiaan Nasional yang semakin kokoh dalam menangani isu-isu kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta pengembangan program telah memberikan motivasi PKPU untuk mengedepankan peningkatan mutu program dan layanan dengan menghasilkan kontribusi yang solutif bagi masyarakat. Salah satu

Lintang Songo Piyungan Bantul , “kripsi, Jurusan Pendidikan Aga a Isla Fakultas Tar iah dan

Keguruan, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 5.

9Al-Qur’an dan terje ahannya, Sirrah Maryam, Pustaka AlFatih.

10Arvica Agustina “yahputri, 5. efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program

kewirausahaan dan implikasinya terhadap karakter kerja keras di pondok pesntren aswaja

Li ta g So go Piyu ga Ba tul”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiah dan Keguruan, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 6


(23)

programnya yaitu pelatihan yang diberikan kepada masyarakat serta bertujuan untuk menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Program ini memberikan pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat. Hal ini, dilaksanakan untuk mengurangi pengangguran terdidik atau pengangguran intelek yang terjadi di Negara Indonesia. Dari masalah-masalah diatas

maka peneliti bermaksud untuk meneliti bagaimana “Program Pelatihan

Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, agar mendapatkan batasan yang jelas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya?

2. Apa penghambat pelaksanaan program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya

2. Untuk mengetahui penghambat program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya


(24)

8

D. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitianakan memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik pelatihan kewirausahaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu, guna menjadikan skripsi ini bahan acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi kepada para pengelola lembaga. b. Menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada


(25)

c. Sebagai bahan masukan kepada pimpinan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya, tentang pentingnya pelatihan kewirausahaan.

d. Sebagai bahan masukan kepada semua Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta di Indonesia.

E. Definisi Konsep

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan terhindar dari kekaburan dalam memahami judul penelitian ini, yaitu: “analisis program pelatihan

kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya”. Maka

peneliti akan mendeskripsikan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini:

1. Pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk me- ningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang, sedangkan pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi. (Simamora, 2001 : 345). Pelatihan adalah sebagai sarana dalam mengubah persepsi, sikap dan menambah keterampilan, peningkatan kemampuan untuk kepentingan penilaian dan mengetahui kinerja. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui pentingnya pelatihan.

2. Kewirausahaan menurut Nana Herdiana Abdurrahman mengutip dari RW.Griffin dalam buku Manajemen Bisnis Syari’ah dan Kewirausahaan. Menggunakan istilah kewirausahaan yaitu:


(26)

10

“orang-orang yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan

pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama”.11

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan masalah-maasalah dalam skripsi dan memahami permasalahannya secara sistematis, maka pembahasannya disusun dalam bab yang mana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, sehingga tergambar keterikatan pembahasan yang sistematis12. Sistematika pembahasan disusun sebagai berikut:

Bab pertama, peneliti membahas mengenai pendahuluan yang ebrisi latar belakang masalah berupa segala permasalahan awal yang ditemui oleh peneliti. Peneliti juga menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian serta definisi konsep penelitian yang menjelaskan secara singkat pengertian dan maksud dari judul penelitian.

Pada bab kedua, peneliti juga menunjukkan penelitian terdahulu yang relevan terkait dengan judul. Selanjutnya, pembahasan terarah pada kajian secara teoritik. Peneliti mengemukakan beberapa teori yang berkaitan erat dengan topik. Topik tersebut adalah mengenai pelatihan, metode pelatihan yang meliputi On the Job Training, rotasi pekerjaan, magang, ceramah kelas dan presentasi video, pelatihan vestibule, permainan peran dan model perilaku, Case Study, simulasi, belajar mandiri

11 Nana Herdiana Abdurrahman, 2013,Ma aje e bis is syari’ah da a aje e

kewirausahaan, CV Pustaka Setia, Bandung,Hlm; 143

12 Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah, IAIN Sunan


(27)

dan proses belajar terprogram, praktik laboratorium, pelatihan tindakan (Action Learning), Role Playing, In Basket technique, manajemen games, behavior modeling, outdoor oriented program, serta kewirausahaan.

Untuk bab ketiga, peneliti menerangkan metode yang digunakan dalam penelitian yaitu kualitatif. Serta menerangkan jenis penelitian yang diambil di lembaga sosial. Tidak hanya pada metode, pada bab ini juga diterangkan analisis data yang menggunakan analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya.

Di bab empat, ini merupakan inti dari pembahasan, yang berisi pembahasan dari hasil penelitian antara lain, profil program pelatihan kewirausahaan, tujuan dibentuknya program pelatihan kewirausahaan, proses dan cara kerja program pelatihan kewirausahaan, sasaran atau objek program pelatihan kewirausahaan, hambatan lembaga dalam menjalankan program pelatihan, cara yang digunakan lembaga dalam mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada, serta dampak yang timbul dengan adanya program pelatihan terhadap lembaga, masyarakat, dan lingkungan. Data hasil penelitian tersebut dianalisis secara terperinci.

Sedangkan bab terakhir atau bab lima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan. Saran dan rekomendasi yang ditujukan kepada lembaga terkait dan peneliti yang akan melakukan penelitian lanjutan yang relevan.


(28)

13

BAB II

KAJIAN TEORITIK A.Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dalam skripsi ini adalah penelitian

yang berjudul “Pengembangan Ketrampilan Kewirausahaan Melalui

PROSMART (Program Sekolah Mustahik Entrepreneur Terpadu) di PKPU Semarang” yang dilakukan oleh Rindang Wiranti, penelitian ini dilakukan di PKPU cabang Semarang, pada tahun 2013, untuk memenuhi tugas akhir skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Univeritas Negeri Semarang. Penelitian ini memfokuskan kepada pengembangan ketrampilan kewirausahaan melalui PROSMART (Program Sekolah Mustakhik Entrepreneur Terpadu), terdapat juga hambatan ketika melakukan pengembangan ketrampilan kewirausahaan ini, baik dari pelatihan maupun dari minat anggota kelompok. Hasil penelitian menunjukan bahwa PROSMART merupakan program untuk masyarakat yang belum memiliki pekerjaan sehingga memiliki kemampuan yang dapat digunakan untuk mencari pekerjaan atau memulai usaha, selama menjalankan pelatihan peserta diberikan materientrepreneur sehingga diharapkan para peserta akan termotivasi untuk berwirausaha.13

13Rindang Wiranti, . pengembangan ketrampilan kewirausahaan melalui prosmart

progra sekolah ustahik e trepre eur terpadu)di PKPU Se ara g”, skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Univeritas Negeri Semarang


(29)

Persamaan penelitian yang dilakukan saat ini dengan penelitian terdahulu adalah topik yang digunakan peneliti sama, yaitu mengenai pengembangan ketrampilan kewirausahaan dimana didalamnya terdapat pelatihan. Peneliti sama-sama menganalisis terhadap program pelatihan terhadap sebuah lembaga sebagai subyek dan masyarakat sebagai obyek. Dan penelitian ini sama-sama dilakukan pada lembaga PKPU tetapi berbeda cabang.

Perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu peneliti tidak hanya melatih namun mencoba mengembangkan ketrampilan masyarakat, tetapi dalam pengembangan ketrampilan kewirausahaan ini, lembaga terhambat oleh faktor pendanaan dan peserta. Namun, pada penelitian saat ini lembaga memfokuskan untuk program pelatihan kewirausahaan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian serta menggali skill masyarakat.

Penelitian terdahulu yang relevan kedua adalah penelitian yang

berjudul “sistem pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren darunnajah

cipinang bogor dalam menumbuhkan entrepreneur santri” yang diteliti oleh

Deden Suprihatin, penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Darunnajah Cipinang Bogor pada tahun 2008, untuk memenuhi syarat tugas akhir skripsi program studi manajemen dakwah fakultas dakwah dan komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini memfokuskan pada pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren nurunnajah. Di dalam penelitian ini pondok pesantren nurunnajah cipinang bogor ini berupaya menerapkan satu sistem pendidikan yang dapat


(30)

15

menerapkan fungsi-fungsi pendidikan agar dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam dunia kerja dan dunia dakwah serta dapat membentuk sikap atau jiwa kewirausahaan. Dalam hal ini pondok pesantren nurunnajah melaksanakan sistem pelatihan kewirausahaan yang diharapkan sikap dan motivasi kewirausahaan santri menjadi tumbuh dan terbentuk melalui pelatihan yang dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem pelatihan kewirausahaan berjalan cukup baik dan berjalan sesuai dengan harapan para santri.14

Penelitian ini mempunyai persamaan yaitu untuk mengetahui sistem pelatihan kewirausahaan, faktor pendukung serta penghambat dari pelatihan kewirausahaan, penelitian ini juga menggunakan penelitian kualitatif dalam penggalian data. Perbedaan dari penelitian ini yaitu peneliti memfokuskan untuk meneliti para santri di pondok pesantren nurunnajah cipinang bogor yang mengikuti pelatihan kewirausahaan.

Untuk penelitian terdahulu yang relevan ke tiga yaitu penelitian

yang berjudul “efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program

kewirausahaan dan implikasinya terhadap karakter kerja keras di pondok

pesantren aswaja lintang songo piyungan bantul”, yang dilakukan oleh

Arvica Agustina Syahputri, penelitian ini dilakukan di pondok pesantren aswaja lintang songo piyungan bantul, pada tahun 2005 guna memenuhi

14 Deden Suprihatin, 2008, sistem pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren darunnajah

cipinang bogor dalam menumbuhkan entrepreneur santri, skripsi, prodi manajemen dakwah fakultas dakwah dan komunikasi universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta.


(31)

salah satu syarat tugas akhir skripsi jurusan pendidikan agama islam fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan universitas islam negeri sunan kalijaga Jogyakarta. Peneliti ini memfokuskan pada proses pembinaan kemandirian santri melalui program kewirausahaan, dalam penelitian ini pondok pesantren aswaja lintang songo piyungan bantul tidak hanya membekali para santri dengan kematangan ilmu agama dan ilmu umum saja, melainkan dibekali juga dengan skill kewirausahaan sebagai upaya membina kemandirian para santri.15

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kesamaan yaitu peneliti sama-sama meneliti pembinaan atau pelatihan kewirausahaan, meneliti faktor yang menjadi penghambat serta pendukung dalam proses pembinaan kewirausahaan, serta sama-sama menggunakan penelitian kualitatif. Perbedaan dari penelitian ini yaitu penelitian dilakukan di pondok pesantren aswaja lintang songo piyungan bantul.

15Arvica Agustina “yahputri, 5. efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program

kewirausahaan dan implikasinya terhadap karakter kerja keras di pondok pesantren aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul , “kripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiah dan Keguruan, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.


(32)

17

B.Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, kerangka teori yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan

Menurut Mangkunegara dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan yang menggutip dari Andrew E. Sikula

mengemukakan bahwa, “pelatihan (Training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai non manajerial mempelajari

pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan terbatas.”16

Istilah pelatihan ditunjukkan kepada pegawai pelaksana dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis, sedangkan pengembangan diperuntukkan bagi pegawai tingkat manajerial dalam rangka meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan memperluas human relation.

Sedangkan menurut Rivai dan Simamora sebagaimana dalam bukunya Meldona yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integratif menyatakan bahwa:

pelatihan (training) adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku para karyawan dalam suatu arah untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai

16 Anwar Prabu Mangkunegara, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT.Remaja


(33)

untuk melaksanakan pekerjaan saat ini, memiliki orientasi saat ini, dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.17

Dalam melaksanakan pelatihan, metode yang dipilih harus disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dan yang dapat dikembangkan oleh suatu perusahaan.

2. Sistem pelatihan kewirausahaan

Dalam meningkatkan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada masyarakat dilakukan upaya pembinaan, pelatihan dan pendidikan. Ketiga upaya ini saling memliki keterkaitan, namun pelatihan pada hakikatnya mengandung unsur-unsur pembinaan dan pendidikan. Secara operasional sistem pelatihan kewirausahaan meliputi beberapa hal antara lain sebagai berikut:

a. Pelatihan kewirausahaan adalah suatu proses yang merupakan suatu fungsi manajemen yang perlu dilakukan secara terus-menerus dalam rangka pembinaan pelatihan dalam suatu organisasi atau lembaga secara spesifik.

b. Pelatihan kewirausahaan dilakukan secara sengaja. Unsur kesengajaan sangat penting dalam proses pelatihan ditandai dengan adanya suatu rencana yang lengkap serta menyeluruh yang disusun secara tepat dan rinci.

17 Meldona, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integritas, UIN Malang Press,


(34)

19

c. Pelatihan kewirausahaan diberikan dalam bentuk pemberian bantuan. dalam hal ini dapat berupa pengarahan, bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, dan yang paling penting adalah pelatihan ketrampilan.

d. Sasaran pelatihan kewirausahaan

e. Pelatihan kewirausahaan dilakukan oleh tenaga profesional f. Pelatihan kewirausahaan meningkatkan dan menumbuhan serta

membimbing sasaran pelatihan.

Program pelatihan kewirausahaan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak upaya yang dilakukan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada masyarakat yang dilakukan oleh tenaga ahli yang bertujuan untuk meningkatkan masyarakat dalam bidang kewirausahaan.18

3. Model sistem pelatihan kewirausahaan

Menurut Michael Amstrong menyebutkan agar berhasil, kita perlu mengkombinasikan beberapa sistem pendekatan terhadap pelatihan kewirausahaan. Adapun sistem yang harus dilakukan dalam program pelatihan kewirausahaan yang dikategorikan kepada input-process-output-feed back adalah sebagai berikut:


(35)

a. Input, yang termasuk dalam bidang masukan : menetapkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pada saat program pelatihan kewirausahaan. Menetapkan tujuan pelatihan dalam bentuk peningkatan dan perilaku yang membawa kearah prestasi yang lebih baik, mempersiapkan rencana-rencana pelatihan yang sesuai dengan tujuan yang akan menggambarkan biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan dari program latihan yang diususlkan.

b. Process, meliputi pelaksanaan dari rencana-rencana pelatihan kewirausahaan.

c. Output, yaitu memantau, mengevaluasi dan menganalisis hasil dari pelatihan kewirausahaan.

d. Feed back, memberikan umpan balik dari hasil evaluasi latihan sehingga latihan dapat terus ditingkatkan.19

4. Metode Pelatihan

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk pelatihan,20 antara lain adalah:

a) On the job training

On the job training (OJT) atau disebut juga dengan pelatihan dengan instruksi pekerjaan yaitu dengan cara pekerja atau calon

19Michael Amstrong, 1997, manajemen sumber daya manusia, jakarta, gramedia, hlm; 210 20 Meldona dan Siswanto, 2012, Perencanaan Tenaga Kerja Tinjauan Integratif, UIN Maliki Press,


(36)

21

pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan rill, di bawah bimbingan/arahan pegawai yang berpengalaman atau supervisor. b) Rotasi pekerjaan

Untuk pelatihan silang (cross-train) bagi karyawan agar mendapatkan variasi kerja, para pengajar memindahkan para peserta pelatihan dari tempat kerja satu ke tempat kerja lainnya. Setiap perpindahan umumnya didahului pemberian instruksi kerja.

c) Magang

Magang melibatkan pembelajaran dari pekerja yang lebih pengalaman, dan dapat ditambah pada teknik off the job training. Banyak pekerja ketrampilan tangan, seperti tukang pipa dan kayu, dilatih melalui program magang resmi. Asistensi dan kerja sambilan disamakan dengan magang karena menggunakan partisipasi tingkat tinggi dari peserta dan memiliki tingkat transfer pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi tentang pekerjaan.

d) Ceramah kelas dan presentasi video

Ceramah dan teknik lain dalam off the job training dengan mengandalkan komunikasi daripada memberi model. Ceramah adalah pendekatan terkenal karena menawarkan sisi ekonomis dan material organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik, transfer dan repitisi sangat rendah. Umpan balik dan partisipasi dapat meningkat dengan adanya diskusi selama ceramah.


(37)

Agar pembelajaran tidak mengganggu operasional rutin, beberapa perusahaan menggunakan pelatihan vestibule. Wilayah atau vestibule terpisah dibuat dengan peralatan yang sama dengan yang digunakan dalam pekerjaan. Cara ini memungkinkan adanya transfer, repetisi, dan partisipasi serta material perusahaan bermakna dan umpan balik.

f) Permainan peran dan model perilaku

Permainan peran adalah alat yang mendorong peserta untuk membayangkan identitas lain. Misalnya, pekerja pria dapat membayangkan peran supervisor wanita dan sebaliknya. Kemudian keduanya ditempatkan dalam situasi kerja tertentu dan diminta memberikan respon sebagaimana harapan mereka terhadap lainnya. Pengalaman ini menciptakan empati dan toleransi lebih besar terhadap perbedaan individula dan karenanya cara ini cocok untuk menciptakan lingkungan kerja kondusif bagi keanekaragaman tenaga kerja.

g) Case study

Metode kasus adalah metode pelatihan ynag menggunakan deskripsi tertulis dari suatu permasalahan rill yang dihadap oleh perusahaan atau perusahaan lain. Manajemen diminta mempelajari kasus untuk mengidentifikasi, menganalisis masalah, mengajukan solusi, memilih solusi terbaik, dan mengimplementasikan solusi tersebut. Peranan instruktur adalah sebagai katalis dan fasilitator.


(38)

23

Seorang instruktur yang baik adalah melibatkan setiap orang untuk mengambil bagian dalam pengambilan keputusan.

h) Simulasi

Permainan simulasi dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, simulasi yang melibatkan simulator yang bersifat mekanik (mekanik) yang mengandalkan aspek-aspek utama dalam suatu situasi kerja. Misalkan, simulasi mengemudi yang digunakan dalam kursus mengemudi. Metode pelatihan ini hampir sama dengan vestibule training, hanya saja simulator tersebut hanya sering menyediakan umpan balik yanng bersifat instan dalam suatu kinerja. Kedua, simulasi komputer. Untuk tujuan pelatihan, metode ini berupa games atau permainan. Para pemain membuat suatu keputusan, dan komputer menentukan hasil yang terjadi sesuai dengan kondisi yang telah diprogramkan dalam komputer. Teknik ini umumnya digunakan untuk melatih para manajer, yang mungkin tidak boleh menggunakan metode trial and error untuk mempelajari pembuatan keputusan.

i) Belajar mandiri dan proses belajar terprogram

Materi instruksional yang direncanakan secara tepat dapat digunakan untuk melatih para karyawan. Materi-materi ini sangat membantu apabila para karyawan itu tersebar secara geografis


(39)

(berjauhan jaraknya) atau ketika proses belajar hanya memerlukan proses interaksi secara singkat. Teknik belajar mandiri berkisar pada cara manual, sampai kaset rekaman atau video. Beberapa prinsip belajar tercakup dalam tipe pelatihan ini.

j) Praktik laboratorium

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan ketrampilan interpersonal. Juga dapat digunakan untuk membangun perilaku yang diinginkan untuk tanggung jawab pekerjaan di masa depan. Peserta mencoba untuk meningkatkan ketrampilan hubungan manusia dengan lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Proses ini tergantung pada partisipasi, umpan balik dan repetisi. Bentuk populer dari pelatihan ini adalah paletihan kepekaan yang mencoba meningkatkan kepekaan seseorang terhadap perasaan orang lain. k) Pelatihan tindakan (action learning)

Pelatihan ini terjadi dalam kelompok kecil yang berusaha mencari solusi masalah nyata yang dihadapi oleh perusahaan, dibantu oleh fasilitator (dari luar atau dalam perusahaan). Fokus kelompok dalam mengatasi masalah sebagai cara untuk belajar ketika para anggota mengeksploitasi solusi, menggaris bawahi pernyataan fasilitator sebagai pedoman dalam kelompok, pemecahan masalah, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah.


(40)

25

Metode pelatihan yang memadukan metode kasus dan program pengembangan sikap. Masing-masing peserta dihadapkan pada suatu situasi, diminta memainkan suatu peran, dan bereksi di dalam taktik yang dijalankan oleh peserta lain. Kesuksesan metode ini tergantung pada kemampuan memainkan peran sebaik mungkin. m)In basket technique

Melalui metode in basket technique para peserta diberi materi yang berisi berbagai informasi, seperti email kusus dari manajer dan daftar telepon. Hal-hal penting dan mendesak, seperti posisi persediaan yang menipis, komplain dari pelanggan, permintaan laporan dari atasan, digabung dengan keiatan bisnis rutin. Peserta pelatihan kemudian mengambil keputusan dan tidakan. Selanjutnya, keputusan dan tindakan tersebut di analisis sesuai dengan derajat pentingnya tindakan, pengalokasian waktu, kualitas keputusan, dan proiritas pengambilan keputusan.

n) Manajement games

Manajemen games menekankan pada pengembangan kemampuan problem solving. Keuntungan dari simulasi ini adalah timbulnya integrasi atas berbagai interaksi keputusan, kemampuan bereksperimen melalui keputusan yang diambil, umpan balik dari keputusan, dan persyaratan-persyaratan bahwa keputusan dibuat dengan data-data yang tidak cukup.


(41)

Behavior modeling sebagai salah satu proses yang bersifat psikologis mendasar dimana pola-pola baru dari suatu perilaku dapat diperoleh, sedangkan pola-pola yang sudah ada dapat diubah. Sifat mendasar dari modeling adalah bahwa suatu proses belajar itu terjadi, bukan melalui pengalaman aktual, melainkan melalui observasi atau berimajinasi dari pengalaman orang lain. Modeling adalah suatu vicarious process atau proses yang seolah-olah mengalami sendiri, yang merupakan keiatan berbagai pengalaman dengan orang lain melalui proses imajinasi atau partisipasi simpatik. p) Outdoor oriented program

Program ini biasanya dilakukan di suatu wilayah yang terpencil dengan melakukan kombinasi antara kemampuan diluar kantor dengan kemampuan diruang kelas. Program ini dikenal dengan istilah outing, seperti arum jeram, mendaki gunung, kompetisi tim, panjat tebing dan lain-lain.

5. Kewirausahaan

Kewirausahaan menurut Nana Herdiana Abdurrahman mengutip dari RW.Griffin dalam buku Manajemen Bisnis Syari’ah dan Kewirausahaan. Menggunakan istilah kewirausahaan yaitu:


(42)

27

“orang-orang yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan

pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama”.21

Suparyanto mengutip dari Peter F. Drucker dalam buku kewirausahaan, mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah: “orang yang selalu mencari perubahan, menanggapinya, dan memanfaatkannya sebagai peluang”. Sedangkan William D. Brygrave menyampaikan bahwa kewirausahaan adalah: “seseorang yang mencari

peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya”.

Berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh kedua tokoh tersebut kita dapat memahami bahwa wirausahawan merupakan orang yang dinamis, selalu mencari peluang dan memanfaatkannya untuk menghasilkannya sesuatu yang memiliki nilai tambah.22

Ari Fadiati dan Dedi Purwana mengutip Anugerah pekerti dalam buku menjadi wirausaha sukses berpendapat bahwa: “wirausaha adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka

yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.”23 Kewirausahaan menurut islam ialah

21 Nana Herdiana Abdurrahman, 2013, Ma aje e bis is syari’ah da a aje e

kewirausahaan, CV Pustaka Setia, Bandung, Hlm, 143

22Suparyanto, 2013, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung, hal. 4-5

23Ari Fadiati dan Dedi Purwana, 2011, Menjadi Wirausaha Sukses, PT. Remaja Rosdakarya,


(43)

“kewirausahaan dan segala aktivitasnya baik kecil maupun besar

merupakan usaha yang dipandang sebagai ibadah dan diberi pahala jika dilakukan menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan baik dari segi memenuhi tuntutan aqidah, akhlaq maupun syari’at.”

Berikut adalah beberapa dasar pertimbangan yang menjadikan aktivitas ekonomi yang dilakukan dipandang sebagai ibadah seperti aqidah harus benar, niat harus lurus, cara melakukan kerja yang sesuai dengan ajaran islam, hasilnya betul dan membawa faedah kpada masyarakat luas, serta tidak meninggalkan ibadah wajib yang khusus.24

6. Pelatihan dalam Perspektif Islam

Pelatihan adalah proses melatih karyawan baru atau karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan ketrampilan dasar yang diperlukannya untuk melaksanakan pekerjaan. Tujuan dari pelatihan adalah agar peserta latih dapat mencapai suatu standar, baik dalam ketrampilan, dalam pengetahuan maupun dalam tingkah laku. Pendapat lain memformulasikan tujuan ini sebagai mewujudkan perilaku yang diinginkan dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perilaku tersebut dicapai. Focus dari pelatihan adalah pada pekerjaan sekarang. Untuk yang sifatnya jangka panjang dan


(44)

29

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan karyawan untuk tugas-tugas mendatang disebut pengembangan (development).25

Meldona dalam bukunya Manajemen sumber daya manusia perspektif integratif yang mengutip dari Sinn (2006:116) menegemukakan bahwa islam memandang ilmu sebagai dasar penentuan martabat dan derajat seseorang dalam kehidupan. Allah swt memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk senantiasa meminta tambahan ilmu. Dengan bertambahnya ilmu, akan meningkatkan pengetahuan seorang muslim terhadap berbagai dimensi kehidupan, baik urusan dunia atau agama. Sehingga, ia akan mendekatkan diri dan lebih mengenal Allah swt serta meningkatkan kemampuan dan kompetensinya dalam menjalankan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Pelatihan (training) dalam segala bidang pekerjaan merupakan bentuk ilmu untuik meningkatkan kinerja, di mana islam mendorong umatnya untuk bersungguh-sungguh dan memuliakan pekerjaan.

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada makanan yang lebih baik yang

dimakan oleh seseorang daripada apa yang ia makan dari pekerjaan tangannya. Sesungguhnya Nabi Dawud a.s. memakan makanan dari

hasil kerja tangannya.”

Islam mendorong untuk melakukan pelatihan (training) terhadap para karyawan dengan tujuan mengembangkan kompetensi


(45)

dan kemampuan teknis karyawan dalam menunaikan tanggung jawab pekerjaannya. Rasulullah Saw memberikan pelatihan terhadap orang yang diangkat untuk mengurusi persoalan kaum muslimin, dan membekalinya dengan nasihat-nasihat dan beberapa petunjuk.26

26 Meldona, 2009, Manajemen Sumber Daya Mnusia Perspektif Integratif, UIN Malang Press,


(46)

31

BAB III

METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk meneliti penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data terkumpul dan analisanya lebih bersifat kualitatif.27 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), analisis data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

2. Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode natulalistiik. Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga


(47)

kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah barada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah orang yang memberi pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya.

Dengan menggunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini dibagi ke dalam bentuk kata-kata dan tindakan serta sumber data yang tertulis.28 Berikut ini akan dijelaskam jenis-jenis data yang berbentuk kata-kata dan tindakan serta sumber data yang tertulis.

a. Informan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video, pengambilan foto atau film.29Peneliti melakukan proses wawancara (interview) dalam upaya menggali data atau informasi yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan alat bantu(instrumen)

28 Lexy J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung. 29 Lexy J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. hlm: 117


(48)

33

penelitian yang berupa buku tulis dan bolpoin untuk mencatat informasi yang disampaikan oleh informan. Adapun informan dalam penelitian ini adalah:

1) Mentor dalam program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya

2) Penanggung jawab program pelatihan

kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya

b. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.30Dalam konteks ini, upaya untuk menggali data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti mencari sumber data tertulis untuk memperkuat hasil penelitian.

1) Sejarah Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya

2) Visi dan Misi Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya

3) Profil Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya


(49)

4) Program pelatihan kewirausahaan 5) Fasilitas pelatihan kewirausahaan

4. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, ada tahap-tahap yang dilalui peneliti mulai dari awal penelitian hingga analisis data. Tahapan-tahapan ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur penelitian. Tahapan penelitian merupakan suatu langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan peneliti yang dimulai dengan mencari data dilapangan sampai dengan upaya penelitian untuk menganalisa data yang diperoleh.31 Pada penelitian ini, tahapan yang dilalui peneliti dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

a. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan ini merupakan tahap awal dalam mengadakan penelitian, peneliti memulai dari membuat proposal penelitian, memilih lapangan atau subyek penelitian. Ada 4 tahap yang dilakukan peneliti, yakni antara lain:

1) Menyusun rancangan penelitian yaitu sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun rancangan penelitian. Rancangan ini terdiri dari mencari judul yang sesuai dengan konsentrasi dan jurusan yang ditekuni


(50)

35

peneliti. Kemudian setelah judul disetujui oleh ketua jurusan, peneliti membuat proposal penelitian untuk diajukan kepada jurusan. Proposal ini merupakan langkah awal apakah penelitian ini akan dilanjutkan atau harus mencari judul penelitian yang lain.

2) Memilih lapangan penelitian yaitu sesuai dengan judul skripsi, peneliti memilih lapangan penelitian di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya. Pemilihan lapangan ini, didasarkan pada teori substantife serta mendalami pada rumusan masalah penelitian.

3) Mengurus perizinan yaitu peneliti mengurus surat perizinan penelitian ke fakultas, untuk di berikan kepada pihak terkait. Karena pihak yang berwenang dalam obyek penelitian, berhak menolak atau menerima penelitian yang dilakukan. Mereka memiliki kewenangan secara formal. Dengan diterimanya surat izin tersebut, peneliti bisa dengan leluasa melakukan penelitian.

4) Menyiapkan perlengkapan penelitian yaitu sebelum terjun kelapangan, peneliti menyiapkan semua perlengkapan yang akan digunakan untuk meneliti. Sehingga peneliti siap terjun kelapangan penelitian


(51)

dengan bekal tersebut. Jadi saat penelitian tidak terbengkalai, dan sesuai dengan rencana.

b. Tahap lapangan

Tahap lapangan ini, peneliti mencari informasi dan data-data yang menjadi pendukung utama dalam penelitian ini. Pada tahap ini, peneliti lebih focus pada pencarian data di lapangan dalam menggali data. Ketika peneliti memasuki lapangan, peneliti selalu menjaga keakraban kepada subjek penelitian. Keakraban diperlukan, agar antara peneliti dan subjek penelitian melebur menjadi satu dan tidak ada lagi dinding pemisah keduanya. Dengan demikian, subjek dengan suka rela menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dan memberikan informasi yang terkait dengan penelitian.

Tidak hanya keakraban yang dibangun, tetapi peneliti juga melihat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki. Agar tidak sampai terpancing untuk kegiatan yang ada di lapangan dan melewati keterbatasan yang dimiliki peneliti. Catatan lapangan juga menjadi alat terpenting saat berada di lapangan. Catatan lapangan ini didapatkan saat peneliti mendapatkan berbagai data dan informasi saat di lapangan. Catatan lapangan ini digunakan, ketika peneliti lupa atau membutuhkan data-data saat menyusun laporan penelitian.


(52)

37

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, diantaranya sebagai berikut:

a. Observasi

Data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan melalui metode observasi. Menurut Nawawi dan Martini yang dikutip oleh Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani dalam buku metodelogi penelitian kualitatif, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematika terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. 32

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipatif, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.33 Maka dari itu data yang akan digali adalah:

1) Profil PKPU Surabaya

PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat) Suarabaya terletak di Jl. Ngagel Jaya Utara, disebuah Ruko yang memiliki 3 lantai dengan ukuran 7x20 meter. Lantai bawah bagian depan

32 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani,2012, Metodologi Penelitian Kualitatif Cat II, Pustaka Setia,

Bandung,hlm:134.


(53)

digunakan untuk Customer Service, ruang tunggu tamu, bagian tengah digunakan untuk aktifitas kerja pegawai, bagian belakang terdapat kamar mandi serta dapur. Lantai dua adalah ruang kepala cabang sekaligus ruang untuk meeting. Di lantai dua terdapat dua kamar mandi. Lantai 3 digunakan untuk menyimpan barang.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau responden. Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancaraatau dengan tanya jawab secara langsung.34Data yang akan digali mengenai:

1) Profil PKPU Surabaya

2) Program pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan 3) Sasaran atau obyek program pelatihan

kewirausahaan

4) Hambatan lembaga dalam menjalankan program pelatihan

34 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif Cat II, Pustaka Setia,


(54)

39

5) Cara yang digunakan lembaga dalam mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.35 Dokumen bisa berbentuk arsip, jurnal, gambar-gambar.

1) Profil PKPU Surabaya

2) Sasaran atau obyek program pelatihan kewirausahaan

Selain bersumber pada tiga hal diatas, peneliti juga menggunakan cara Triangulasi, yatu dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data da sumber data. Ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang apa yang telah ditemukan.

Hal ini dilakukan setelah peneliti benar-benar menemukan fokus permasalahan secara jelas. Dari fokus permasalahan tersebut, kemudian dikembangkan dengan

35Burhan Bungin, 2006, metodologi penelitian kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.


(55)

menggunakan instrumen penelitian sederhana yang lain melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisa permasalahan.

6. Teknik Validitas Data

Pengujian keabsahan data penelitian akan dilakukan dengan cara:

a. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.36 Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

36 Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, hlm.


(56)

41

7. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif ialah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam penelitian ini data di analisa menggunakan model Spradley. Analisis ini digunakan dalam penelitian etnografi.Tetapi, model ini juga cocok diterapkan dalam penelitian ini.Penelitian ini yang luas, kemudian memfokus, dan meluas lagi.

Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, antara lain yaitu :

a) Analisis Domain : Peneliti memasuki obyek penelitian yang berupa situasi sosial yang terdiri atas, place, actor, dan activity, selanjutnya melaksanakan observasi partisipan, mencatat hasil obsevasi, dan wawancara, melakukan obsevasi deskriptif maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis domain.

b) Analisis Taksonomi : yaitu setelah peneliti melakukan analisis domain,sehingga ditemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial tertentu,maka selanjutnya domain yang dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan


(57)

data dilapangan. Jadi analisis taksonomi adalah analisi terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan.

c) Analisis Komponensial: yaitu yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan tehnik pengumpulan data yang bersifat triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan. Sebagai contoh, dalam analisis taksonomi telah ditemukan berbagai jenjang jenis pendidikan.

d) Analisis Tema Budaya: yaitu upaya mencari “benang

merah”yang mengintegrasikan lintas domain yang ada.

Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis domain, Taksonomi, dan komponensial tersebut maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu konstruksi bangunan situasi sosial atau obyek penelitian yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang dan setelah dilakukan penelitian maka lebih terang dan jelas.37

37Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung,


(58)

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PKPU Surabaya.

Pada pertengahan tahun 1997 negara-negara ASEAN terpuruk oleh krisis ekonomi regional yang disebabkan oleh depresiasi mata uangnya terhadap dollar Amerika. Indonesia merupakan yang terparah diantara semua negara di Asia. Krisis tersebut sudah merambah ke berbagai bidang, seperti politik, moral, pendidikan, budaya, dan religi. Pendekatan multidisipliner untuk menangani krisis masih sangat kurang, mungkin di akibatkan oleh egoisme sektoral yang kuat.

Di Indonesia berawal dari krisis Ambon pada tahun 1998 di Ambon. Ada beberapa orang yang mempunyai keinginan untuk meringankan beban para korban krisi Ambon tersebut. Akhirnya beberapa orang tersebut berupaya mengajak sebagian orang untuk membantu krisis tersebut. Dari situ kemudian terpikirkan ide untuk mencari bantuan dana serta mengajak beberapa donatur untuk menyisihkan sebagian uangnya guna membantu para korban yang dilanda krisis. Tidak disangka, ternyata banyak para donatur yang menitipkan uangnya agar disampaikan kepada para korban krisis Ambon. Karena dengan banyaknya dana yang terkumpul, mereka


(59)

beranggapan bahwa dana tersebut harus dikelola dengan baik dan secara profesional, serta harus ada sebuah lembaga yang mewadahinya.38

Dari persoalan diatas, maka muncullah ide untuk membentuk suatu lembaga yang resmi serta memiliki legalitas dan kekuatan di mata hukum. Kemudian pada tanggan 10 Desember 1999, PKPU resmi berdiri. Untuk memperkuat legalitasnya, pada tahun 2001, PKPU terdaftar di Kementrian Agama dengan bukti dikeluarkannya surat Keputusan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nasional yang pertama di Indonesia. Pada tanggal 8 Oktober 2001, berdasarkan SK. Menteri Agama No. 441 PKPU telah ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)39. Pada perkembangan selanjutnya, PKPU tidak hanya membantu meringankan beban para korban krisis Abom, tetapi peranan dari PKPU telah meluas keberbagai masalah kemanusiaan yang lain, yang berkaitan dengan bencana alam, krisis ekonomi, dan lain sebagainya.40

Seiring dengan meluasnya jangkauan kegiatan sosial yang terus disalurkan ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia, maka semakin banyak masyarakat yang mengamanahkan sebagian hartanya kepada PKPU, tidak hanya dari golongan Muslim saja, tetapi dari non muslim juga, maka pada tahun 2004, PKPU bertekad untuk

38http://www.pkpu.org/related/sejarah/diakses pada tanggal 21 September 2015 39http://www.pkpu.org/about-us/aspek-legal/diakses pada tanggal 21 September 2015 40http://www.pkpu.org/about-us/history/diakses pada tanggal 21 september 2015


(60)

46

membangun kemandirian rakyat Indonesia dengan memperluas lingkup kerjanya sebagai Lembaga Kemanusiaan Nasional. Hal inilah yang mendorong PKPU untuk mendaftarkan diri ke Kementrian Sosial.

Hingga saat ini, PKPU tetap berkomitmen untuk memperluas jangkauannya. PKPU bahkan telah mendapat pengakuan secara resmi dari PBB sebagai Lembaga dengan status “Special Consultative Status” dari Economic and Social Council (Ecosos) dalam kaitannya dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan hingga ke Palestina, Etopia, dan sebagainya. Dari kiprahnya tersebut, PKPU menerima penghargaan dengan

diterimanya PKPU sebagai “NGO in Special Consultative Status with the Economic and Sosial Council of the United Nations” pada 21 Juli 2008, yang menuntut akuntabilitas kinerja kemanusiaan secara periodik sebagai konsekuensi status yang disandang. Kemudian pada tahun 2010, PKPU telah resmi terdaftar sebagai Organisasi Sosial Nasional berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI No. 08/Huk/2010. Bahkan PKPU juga telah mendaftarkan diri ke Uni Eropa yaitu sebuah lembaga kemanusiaan Eropa, untuk mempermudah hubungan dalam menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Eropa.41

Sedangkan untuk PKPU cabang Surabaya, dibentuk secara resmi pada tahun 2000. Berdirinya PKPU cabang Surabaya, ketika pada awal


(61)

terjadinya krisis di Ambon, Surabaya merupakan tempat yang sering di gunakan sebaga tempat untuk transit oleh para korban Ambon yang menyeberang melalui jalur laut. Surabaya merupakan tempat yang paling deat dengan pelabuhan tanjung perak, menyebabkan banyak korban yang tinggal di Surabaya. Untuk menyiasati hal tersebut, pihak PKPU menjadikan Surabaya hanya merupakan tempat untuk penyaluran korban yang semua koordinasinya masih diatur oleh pusat. Baik itu dana yang terkumpul maupun penyalurannya masih dibawah koordinasi pusat. Hingga pada tahun 2000 tersebut, PKPU Surabaya resmi menjadi cabang dari PKPU pusat. Saat ini PKPU cabang Surabaya menjalankan program-programnya secara mandiri, tetapi tetap dalam pengawasan dari PKPU pusat.42

Hingga saat ini, PKPU telah memiliki 21 cabang yang tersebar di 14 provinsi.

2. Visi dan Misi PKPU Surabaya.

Adapun visi dan misi dari PKPU Surabaya adalah sebagai berikut:

a. Visi PKPU Surabaya

“Menjadi lembaga terpercaya dalam membangun kemandirian”.

b. Misi PKPU Surabaya

Misi kemanusiaan yang kami lakukan meliputi kegiatan:


(62)

48

1) Mandayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian.

2) Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.

3) Memberikan pelayanan informasi, edukasi, dan advokasi kepada masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).43

3. Tujuan didirikannya PKPU Surabaya.

Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Lembaga Kemanusiaan Nasional adalah sebuah misi kemanusiaan dan kepedulian untuk meringankan beban sesama manusia. Sedangkan tujuan awal didirikannya PKPU Surabaya ini adalah untu menghimpun dana yang diberikan donatur untuk disampaikan kepada para korban penerima, atau yang berhak menerima bantuan. Surabaya merupakan tempat transit para korban krisis Ambon yang melarikan diri melalui jalur laut. Karena hal tersebut, maka berdirilah PKPU Surabaya. Dalam perkembangannya, tujuan utama sesuai dengan misi PKPU yaitu peduli kepada semua yang membutuhkan. Siapa saja


(63)

mereka yang berhak menerima yaitu para mustahik yang merupakan delapan asnaf.44

Kaitannya dengan misi PKPU yaitu pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian, tujuannya adalah untuk mengembangkan masyarakat yang secara ekonomi berada dibawah standar rata-rata. Dengan adanya pemberdayaan tersebut, diharapkan masyarakat yang awalnya menjadi mustahik zakat, nantinya mereka bisa menjadi muzakki.

4. Struktur Kepengurusan PKPUSurabaya.

Susunan kepengurusan PKPU terdiri dari seorang pimpinan cabang. Pimpinan Cabang (KACAB) membawahi beberapa kepala bidang (KABID). Kabid-kabid tersebut adalah Kabid Keuangan, Kabid Pendayagunaan (PDG), SDM, kabid Kemitraan (KMT), yang masing-masing memiliki beberapa divisi sebagaimana yang tergambar dalam figur dibawah ini:


(64)

50

Bagan 1

STRUKTUR KELEMBAGAAN PKPU SURABAYA

Div. PROJECT & SUPPORT

KABID Kemitraan KABID KEUANGAN

SDM & MEDIA CENTER

KABID Pendayagunaan Kepala Cabang

Div. EKONOMI Div. PENDIDIKAN Div. KESEHATAN KEUANGAN

Tabung Peduli ZAKAT CENTER

CSR MANAGEMENT

CRM

Customer Service BDI/SKI

KOTAK INFAQ GA


(65)

Keterangan:

Kepala Cabang : Haryono, S.E.

SDM dan Media Center : Muhammad Azwar Anas, S.Farm.

Kabid. Keuangan : Elis Julaeha, S.E.

Akutansi : Muahadah, S.E.

GA : Fandi

Staff : Agung Firmansyah

Kabid. Pendayagunaan : Siti Lutfiyah, A.Md

Kadiv kesehatan : Wahid Zaenuddin, A.Md

Kadiv pendidikan : Puput

Kadiv ekonomi : Nur Cahyono

Project dan support : Herman

Kabid. Kemitraan : Deny Ferdyansyah

Kadiv CSR Management : Deny Ferdyansyah

Kadiv Zakat Center : Muhammad Fehri


(66)

52

Staff : Riska

CRM : Misria

Staff : Idam Danar Dono

BDI / SKI : meisaroh

Kotak Infaq : Anugrah Indriyanto

CS : Lisa

5. Job Description PKPU Surabaya.

Job Descriptionatau uraian jabatan adalah suatu pernyataan yang tertulis yang menerangkan kewajiban-kewajiban, kondisi kerja, dan aspek-aspek lain dari satu jabatan yang khusus.45 Setiap jabatan memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini seperti tergambar dalam figur berikut ini:

45Justine T. Sirait, 2006, Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam


(67)

Bagan 2

KEPALA BIDANG

1. Bertanggung jawab terhadap proses pencapaian target kerja bidang 2. Melakukan Fungsi Perencanaan, Monitaring, dan Evaluasi bidang 3. Melakukan pendampingan kerja ke level staf di bawahnya

4. Melakukan fungsi koordinasi dengan bidang yang lain

5. Memberikan laporan secara rutin kepada kepala cabang terkait dengan perkembangan dan kegiatan bidang.

1. Bertanggung jawab terhadap proses pencapaian target kerja divisi 2. Melakukan Fungsi Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi divisi

3. Melakukan fungsi koordinasi dan membantu support kerja jika diperlukan dengan divisi yang lain

4. Memberikan laporan secara rutin kepada kabid terkait dengan perkembangan dan kegiatan devisi.


(68)

54

MEDIA CENTER

1. Bertanggung jawab terhadap berbagai peliputan dan pemberitaan kegiatan PKPU 2. Melakukan sinergi jejaring

dengan media dan wartawan 3. Pemasaran PKPU di media

sosial. SDM dan MEDIA CENTER

DIVISI SDM

1. Melakukan fungsi

rekruitmen dan evaluasi SDM

2. Melakukan fungsi pelatihan / upgreding SDM

3. Bertanggung jawab terhadap administrasi SDM

4. Melakukan fungsi koordinasi dan salam pagi untuk seluruh pegawai.


(69)

BIDANG KEUANGAN

DIVISI GA

1. Melakukan pendataan,

inventarisasi dan

identifikasi asset lembaga dengan lengkap

2. Melakukan pengadaan asset, produk dan barang lembaga,

3. Bertanggung jaewab

terhadap keamanan dan kebersihan kantor.

DIVISI KEUANGAN

1. Melakukan pencatatan dan pendokumentasian arus kas disetiap transaksi

2. Menginput data

penghimpunan ke intranet 3. Melakukan fungsi scanning


(70)

56 V BIDANG PENDAYAGUNAAN DIVISI PENDIDIKAN 1. Membuat program kerja pendidikan dengan memasukkan nilai-nilai keIslaman & nilai budaya PKPU melalui pendampingan 2. Bertanggung

jawab terhadap berjalannya program yang telah

direncanakan 3. Melaporkan

pelaksanaan program kepada kabid setiap pekan DIVISI KESEHATAN 1. Membuat program kerja kesehatan & rescue dengan memasukkan nilai-nilai keIslaman & nilai budaya PKPU 2. Bertanggung jawab terhadap berjalannya program yang telah direncanakan 3. Melaporkan pelaksanaan program kepada kabid setiap pekan

DIVISI EKONOMI

1. Membuat

konsep program ekonomi dengan memasukkan nilai-nilai keIslaman & nilai budaya PKPU melalui pelatihan

2. Bertanggung jawab terhadap berjalannya program yang telah

direncanakan 3. Melaporkan

pelaksanaan program kepada kabid setiap pekan PROJECT & SUPPORT 1. Bertanggung jawab melaksanakan pengerjaan project dan mensupportprog ram di divisi pendayagunaan 2. Melaporkan

pelaksanaan program kepada kabid setiap pekan


(71)

V

1. Membuat perencanaan kerjasama proyek CSR 2. Menjadi pelaksana proyek CSR

BDI/SKI

1. Menjalin kerjasama dengan perusahaan atau lembaga-lembaga 2. Melaporkan kepada Kadiv terkait aktivitas BDI/SKI

FO (Front Office)

1. Bertugas menghubungi dan menerima tamu atau donatur 2. Melaporkan kepada kadiv terkait aktivitasnya.

KOTAK INFAQ

1. Menangani keuangan yang ada didalam kotak infaq 2. Menyerahkan uang kotak infaq kepada divisi keuangan

ZAKAT CENTER

1. Membuat perencanaan sosialisasi perekrutan donatur 2. Menjadi konsultan zakat, infaq, shodaqoh

TAPE (Tabung Peduli)

1. Membuat perencanaan sosialisasi perekrutan donatur baru & penghimpunan donasi TAPE 2. Melaporkan kepada kadiv terkait aktivitas TAPE

CRM (Customer Relationship Manajemen)

1. Merekrut calon donatur baru


(72)

58

6. Budaya dan Prinsip PKPU Surabaya.

Dalam pelaksanaan kerja setiap hari, PKPU Surabaya memegang beberapa prinsip. Tentunya prinsip-prinsip yang mencerminkan sikap akhlaqul karimah (budi pekerti yang mulia). Baik itu dari cara berpakaian, bertutur kata, berhubungan dengan sesama manusia walaupun non muslim, dan dalam melayani customer. Karena PKPU merupakan lembaga non profit yang tidak mengutamakan untuk mencari keuntungan, maka produk yang dijual adalah pelayanan yang terbaik dan ramah kepada masyarakat. Hal inilah yang menjadi dasar utama PKPU dalam memberikan pelayanan yang terbaik.

PKPU Surabaya memegang empat prinsip dalam setiap melaksanakan aktivitasnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah:46

a. Jujur

Dalam menjalankan tugasnya, PKPU mngedepankan kepercayaan yang diberi masyarakat kepada PKPU untuk menyalurkan dana kepada mustahik. Yang menjadi catatan disini adalah ketika dari donatur mengamanahkan dana tersebut untuk salah satu program, maka dana tersebut harus tepat sasaran sesuai permintaan donatur. Transparasi dana juga sangat ditekankan untuk membangun kepercayaan masyarakat. Selain kesesuaian sasaran

46 Hasil wawancara dengan mas Deny ferdiansyah selaku Kabid Kemitraan dan CSR, pada hari selasa,


(1)

82 BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan data-data dari hasil wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, serta observasi langsung ke lapangan menyimpulkan bahwa: 1. Program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU)

Surabaya, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Program bank sampah

b. Program KUMM (kelompok usaha masyarakat mandiri) c. Program KUBE/KSM

d. Program BLK (balai latihan kerja) e. Program pemberdayaan peternak

2. Faktor penghambat program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya yang pertama bisa muncul dari masyarakat atau penerima manfaat yang merasa bahwa pelatihan kewirausaan ini tidak bermanfaat, serta mengabaikan kesepakatan yang telah dibuat pada awal program pelatihan, Sehingga program pelatihan jadi terhambat. Selain faktor penghambat dari penerima manfaat, faktor penghambat juga timbul dari relawan yang ditugaskan untuk menjadi mentor atau pendamping yang tidak bisa aktif melakukan pelatihan dan pendampingan, sehingga pihak lembaga


(2)

83

harus mengambil alih tugasnya kemudian melanjutkannya sampai program pelatihan benar-benar sudah selesai sesuai dateline.

B.Saran dan Rekomendasi

Dari hasil penelitian diatas, peneliti memberikan beberapa saran dan masukan kepada lembaga-lembaga sosial, khususnya kepada lembaga yang terkait yaitu Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya.

1. Saran

a. Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya sebagai lembaga sosial yang memiliki misi untuk memberdayakan serta mengembangkan kemandirian, diharapkan pihak lembaga tidak hanya fokus kepada masyarakat yang tinggal di daerah Surabaya dan sebagian wilayah perbatasan kota Surabaya, melainkan bisa menjangkau lebih luas daerah-daerah yang lainnya.

b. Dalam proses program pelatihan kewirausahaan, lembaga diharapkan untuk ikut serta langsung dalam pelaksanaannya, sehingga hal yang menjadi penghambat tidak terulang kembali. 2. Rekomendasi

a. Program pelatihan kewirausahaan sangat baik jika diterapkan di lembaga-lembaga sosial lainnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat indonesia.


(3)

84

b. Program pelatihan kewirausahaan tidak hanya diterapkan pada lembaga-lembaga sosial saja, tetapi harus diterapkan juga di lembaga-lembaga yang lainnya.

C.Keterbatasan peneliti

Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, terutama keterbatasan waktu, sehingga peneliti masih kurang maksimal dalam melakukan penelitian. Masih banyak aspek yang belum di jelaskan dalam penelitian ini, peneliti hanya terfokus pada program pelatihan kewirausahaan saja. Pada penelitian ini, dijelaskan beberapa program pelatihan kewirausahaan yang ada di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya, yang kemudian dilanjutkan dengan menggali faktor penghambat yang ada pada program pelatihan kewirausahaa di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya. Analisis dari segi penyebab terjadinya permasalahan dan solusi yang ada pada saat program pelatihan juga masih kurang mendalam. Pada intinya, penelitian ini hanya membandingkan dan mencari tahu apakah fakta dilapangan tersebut sama dengan teori yang digunakan atau tidak.


(4)

Daftar Pustaka

Abdurrahman, N. H., 2013, Manajemen bisnis syari’ah dan manajemen kewirausahaan, CV Pustaka Setia, Bandung.

Alma, B., 2014, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung.

Al-Qur’an dan terjemahannya, Sirrah Maryam, Pustaka AlFatih.

Buku Pedoman Penulisan Skripsi, 2011, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah, IAIN Sunan Ampel Surabaya, Copyright, Surabaya.

Bungin, B., 2006, metodologi penelitian kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Deden Suprihatin, 2008, sistem pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren darunnajah cipinang bogor dalam menumbuhkan entrepreneur santri, skripsi, prodi manajemen dakwah fakultas dakwah dan komunikasi universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta.

Dewanto, W., 2013, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial, Alfabeta, Bandung.

http://www.pkpu.org/related/sejarah/ diakses pada tanggal 21 September 2015

http://www.pkpu.org/about-us/aspek-legal/ diakses pada tanggal 21 September 2015.

http://www.pkpu.org/about-us/history/ diakses pada tanggal 21 september 2015

http://www.pkpu.org/related/sejarah/page/2/ diakses pada tanggal 21 September 2015.

http://www.pkpu.org/about-us/visi-dan-misi/ diakses pada tanggal 22 September 2015.

Jusmaliani, 2011, Pengelolaan Sumber Daya Insani, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Mangkunegara, A. P., 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,


(5)

Meldona, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integritas, UIN Malang Press, Malang.

Moleong, L. J., 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Moleong, l. J., 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Rosdakarya, Bandung. Nulhaqim, S.A dan Hendriani, S., 2008, pengaruh pelatihan dan pembinaan

dalam menumbuhkan jiwa wirausaha mitra binaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia 1 cabang Dumai, Jurnal kependudukan padjajaran, vol. 10, no.2.

Purwana, D dan Fadianti, A., 2011, menjadi wirausaha sukses, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Saebani, B, A dan Afifuddin., 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif Cat II, Pustaka Setia, Bandung.

Siswanto dan Meldona, 2012, Perencanaan Tenaga Kerja Tinjauan Integratif, UIN Maliki Press, Malang.

Sugiyono, 2012, MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R & D, Alfabeta, Bandung

Sugiyono, 2014, Memahami Penelitian Kulitatif, Alfabeta, Bandung. Sukirno, S., 2005, pengantar bisnis, Prenada Media Group, Jakarta. Suparyanto, 2013, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung.

Syahputri, A. A., 2015. “efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program kewirausahaan dan implikasinya terhadap karakter kerja keras di pondok pesantren aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiah dan Keguruan, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Winarti, R., 2013. “pengembangan ketrampilan kewirausahaan melalui prosmart

(program sekolah mustahik entrepreneur terpadu)di PKPU Semarang”,

skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Univeritas Negeri Semarang.


(6)

Sirait, J. T., 2006, Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Grasindo, Jakarta.