Pola Komunikasi Organisasi Di Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (Pkpu)

(1)

DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL

POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Maulisa Sudrajat NIM: 109051000072

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M


(2)

POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Maulisa Sudrajat NIM: 109051000072

Dibawah Bimbingan

Drs. Cecep Castrawijaya, MA NIP: 19670818 199803 1 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M


(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Januari 2014


(5)

i

Maulisa Sudrajat (109051000072)

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)

Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU adalah lembaga yang bergerak di bidang sosial. Di lembaga atau organisasi pastinya akan terjadi aktifitas berkomunikasi karena dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan untuk mencapai tujuan yang dimiliki organisasi. Berbicara komunikasi organisasi, maka akan timbul pola komunikasi organisasi yang membuat komunikasi menjadi efektif dan efesien.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan tulisan ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana pola komunikasi organisasi di lembaga kemanusiaan nasional PKPU dalam menyampaikan informasi?

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Waktu penelitian dimulai bulan Juli hingga bulan November 2013. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.

Teori yang digunakan adalah pola komunikasi organisasi Joseph A. Devito. Pola terbagi menjadi lima, yakni pola lingkaran yang tidak memiliki pemimpin, dan setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya. Pola Roda, memiliki pemimpin yang berada di pusat, anggota yang ingin berkomunikasi dengan anggota lain pesannya harus disampaikan melalui pemimpin. Pola Y anggotanya dapat mengirim dan menerima pesan dari dua orang lainnya, dan ketiga anggota lainnya berkomunikasi hanya dengan satu orang lainnya. Pola rantai, anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Pola bintang, semua anggota bisa berkomunikasi dengan anggota lainnya.

Pola komunikasi organisasi yang ada di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU adalah pola bintang dan pola rantai. Pola bintang terlihat ketika para anggota berkomunikasi secara bebas tanpa perantara kepada anggota lainnya, baik kepada atasan, bawahan ataupun teman sejawat. Untuk pola rantai digunakan dalam penyampaian informasi yang sifatnya pengumuman dari satu divisi sehingga harus melalui divisi SDM untuk menyampaikan keseluruh anggota lainnya.


(6)

ii Bismillahirrahmanirrahim

Subhanallah Walhamdulillah, puja-puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat, khusunya nikmat iman, yang dengan nikmat tersebut memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan dan hambatan dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala usaha dan doa, penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan karya ini dengan baik, semua berkat arahan, bantuan, petunjuk serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

Dengan segala cinta kasih penulis ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada kedua orang tua penulis, Ayah Agus Sudrajat dan Ibu Ritawati. Kedua orang tua yang doanya tak pernah putus, kasih sayangnya tak pernah habis dan selalu sabar dalam mendidik penulis, terima kasih juga kepada adik-adik penulis yang begitu penulis sayangi Fitri Mutiara, Diah Amalia, Muhammad Hafidz dan

M h d d s y ng s l l n d ’ , j g s ng p d p n l s

setiap harinya. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Pembantu Dekan I Dr. Suparto, M.Ed, Pembantu Dekan II Drs. Jumroni, M.Si serta Pembantu Dekan III Drs. Wahidin Saputra, MA.

2. Jumroni, M.Si, Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarrofah, MA, sekretaris jurusan Komunikasi dan penyiaran


(7)

iii mengikuti jejak beliau.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan pengarahan serta dukungan guna meraih masa depan yang lebih baik. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan keberkahan untuk beliau dan keluarga.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, khususnya kepada Drs. Masran, MA selaku dosen penasehat akademik KPI B 2009 yang selalu menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan pengarahan kepada penulis dan teman-teman.

5. Pimpinan beserta staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Bobby Cahyono selaku staff SDM Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU yang telah banyak membantu penulis melengkapi data. Bapak Sukismo dan Bapak A. Firdaus yang telah bersedia memberikan informasi mengenai PKPU kepada penulis, serta kepada Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU secara keseluruhan tempat penulis melakukan penelitian.

7. Kepada sahabat-sahabat penulis, Siska Wulandari sahabat setia yang begitu sabar. Annisa Mahasidiana teman satu bimbingan tempat penulis


(8)

iv

8. Untuk yang special Ichsan Galih Prabowo yang selalu ada selama penulis melakukan penelitian, selalu berusaha ada dalam suka maupun duka dan keseharian, yang begitu sabar menghadapi sikap dan sifat penulis, semoga Allah selalu memberikan penjagaan dan keberkahan kepadanya juga keluarga.

9. Teman-teman kuliah penulis. Khususnya KPI B, KKN SATU dan angkatan 2009 tanpa terkecuali mudah-mudahan tidak mengurangi rasa cinta dan sayang penulis terhadap kawan-kawan semuanya yang telah memberikan nuansa persahabatan dan kekeluargaan. Semoga Allah mengizinkan kita menjadi orang-orang-orang yang sukses di masa depan. Amiin Allahumma Amiin ..

Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan, semoga Allah membalas semua kebaikan keluarga, sahabat serta sosok terhebat yang penulis sayangi. Pada akhirnya, tiada yang sempurna kecuali kesempurnaan Allah SWT. Tentu banyak sekali kekurangan dalam penelitian ini, karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama untuk penulis dan untuk pembaca pada umumnya.

Jakarta, 15 Januari 2014


(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Tinjauan pustaka ... 5

E. Metodologi penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan... 10

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Komunikasi Organisasi ... 12

1. Pengertian Komunikasi Organisasi ... 12

2. Fungsi Komunikasi Organisasi ... 15

3. Pola Komunikasi Organisasi ... 18

4. Iklim Komunikasi Organisasi ... 24

B. Media Komunikasi Organisasi ... 27

1. Pengertian Media Komunikasi Organisasi ... 27


(10)

vi

A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat ... 31 B. Visi dan Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos

Keadilan Peduli Umat ... 34 C. Struktur Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan

Peduli Umat ... 35 D. Fungsi dan Komitmen Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan

Peduli Umat ... 37 E. Program Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan

Peduli Umat ... 39 F. Aktifitas Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan

Peduli Umat ... 48

BAB IV KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA

KEMANUSIAAN NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)

A. Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU ... 51 1. Pola Komunikasi Organisasi Bintang di Lembaga

Kemanusiaan Nasional PKPU... 51 2. Pola Komunikasi Organisasi Rantai di Lembaga


(11)

vii

1. Komunikasi Atasan Kepada Bawahan ... 54 2. Komunikasi Bawahan Kepada Atasan ... 55 3. Komunikasi Horizontal ... 57 C. Media Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan

Nasional PKPU ... 58 D. Iklim Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan

Nasional PKPU ... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(12)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 1997, terjadilah krisis ekonomi diberbagai Negara ASEAN termasuk Indonesia. Dengan adanya krisis ekonomi, pada 10 Desember 1999 terbentuklah suatu lembaga swadaya masyarakat yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) dengan badan hukum yayasan. PKPU menisbahkan dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial. Lembaga ini bertujuan untuk membantu masyarakat luas baik dalam bidang sosial, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.1

Lembaga ini berawal dari keprihatinan sekelompok mahasiswa yang melihat krisis ekonomi. Hingga akhirnya mereka membentuk suatu organisasi sosial dan kemudian organisasi tersebut berkembang dan mampu memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat. Pada akhirnya organisasi ini memutuskan untuk menjadi lembaga yang memiliki visi menjadi lembaga terpercaya dalam membangun kemandirian dan misi mendayagunakan program rescue, rehabilitasi, dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian. Lembaga ini juga memiliki banyak kegiatan diantaranya pengumpulan dana zakat, infak dan wakaf.2

Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara pengirim pesan dan penerima pesan. Adapun pengirim pesan itu dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi. Dan penerima pesannya dapat

1

www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013, BIB10:38:11

2


(13)

berupa seorang anggota organisasi, kelompok orang dalam suatu organisai, maupun suatu organisasi secara keselurahan.3

Organisasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang, dan terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.4

DeVito yang dikutip Burhan Bungin menjelaskan organisasi adalah sebuah kelompok individu yang dikumpulkan untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki jumlah anggota bervariasi namun yang jelas jumlah anggota dari suatu organisasi harus lebih dari dua orang. Organisasi memiliki struktur formal juga struktur informal, dan organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun memiliki tujuan-tujuan spesifik yang bagi masing-masing orang yang terlibat di dalamnya. Untuk mencapai tujuannya, organisasi membuat aturan yang dibuat untuk dipatuhi oleh seluruh anggotanya.5

Dalam organisasi komunikasi itu sangat penting, karena dengan adanya komunikasi yang efektif organisasi dapat mencapai suatu tujuan. Di dalam organisasi para anggota memiliki perbedaan posisi seperti pimpinan dan karyawan. Sehingga masing-masing orang dalam posisi tersebut memiliki

3

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi aksara, 2011), h. 5

4

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Bandung: Rosdakarya, 2006), h.11

5

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat) (Jakarta: Kencana, 2007), h.274


(14)

tanggung jawab yang berbeda pula, namun tetap dibutuhkan kerjasama demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantungan.6

Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) adalah sebuah lembaga kemanusiaan nasional yang saat ini sudah memiliki nama yang dikenal oleh masyarakat luas. SK. Menteri Agama RI No 441 tahun 2001 yang mengukuhkan PKPU sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional adalah suatu hal yang membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.7

Dana yang dikumpulkan oleh lembaga ini disalurkan melalui program-program yang telah disebutkan. Ketika ada bencana alam atau bencana kemanusiaan disuatu daerah, maka lembaga ini dengan dengan segera meninjau daerah tersebut dan jika memang ada yang membutuhkan rehabilitasi maka setelah lembaga ini meninjau dan memungkin dapat dilakukan rehabilitasi, dengan segera lembaga ini melakukan rehabilitasi. Hal ini dapat tejadi pastinya karena informasi dilingkungan internal lembaga begitu mendukung. Berkualitasnya lembaga akan didapatkan ketika antar anggota yang terlibat didalam nama besar PKPU saling berkomunikasi, pola komunikasi organisasi apa yang digunakan oleh lembaga ini sehingga Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU mampu mendapat kepercayaan yang begitu besar dari masyarakat?

6

Burhan Bungin, sosiologi komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat), h.275

7


(15)

Hal-hal di atas menumbuhkan minat penulis untuk meneliti bagaimana pola komunikasi antar anggota pada lembaga kemanusiaan nasional PKPU sehingga lembaga tersebut saat ini menjadi lembaga yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat, maka judul penelitian ini adalah : " Pola Komunikasi Organisasi Di Lembaga kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) "

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk lebih mempermudah penelitian, maka penelitian ini difokuskan hanya pada pola komunikasi organisasi yang ada di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU pusat, baik komunikasi dalam bentuk vertikal maupun horizontal.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu ”Bagaimana Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi organisasi yang ada di Lembaga Kemanusiaan Naional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU).


(16)

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebagai tambahan referensi dalam perkembangan kajian keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat secara akademis, tetapi juga secara praktis yakni penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para praktisi komunikasi, terlebih mahasiswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam agar lebih megetahui mengenai pola dan tata cara berkomunikasi yang efektif dan efesien dalam hal komunikasi organisasi.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelumnya, Setelah peneliti melakukan pengamatan di Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menemukan beberapa laporan penelitian mengenai Komunikasi Organisasi, diantaranya:

1. “Komunikasi Organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)

Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta Dalam Berdakwah”. Skripsi ini ditulis

oleh Farah Nurul Hikam Agustina (105051001966/2009) mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu


(17)

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulusan pada tahun 2009. Dalam sripsinya saudari Farah menyimpulkan bahwa pengurus PITI DPW Jakarta berkomunikasi dengan pengurus lainnya menggunakan pola roda, dimana pemimpin rapat menerima informasi dari anggota rapat, dan jika menemukan masalah maka mencari jalan keluarnya harus dengan persetujuan dan saran dari angota lainnya. Kemudian untuk komunikasi yang terjalin antara pengurus dan jamaah adalah dengan menggunakan komunikasi antarpersonal.

2. “Komunikasi Organisasi Dalam Pengembangan Kepemimpinan Di SMU

Muhammadiyah 4 Jakarta”. Skripsi ini ditulis oleh Eska Ariyanti (104051001861/2008) mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulusan pada tahun 2008. Dalam skripsinya saudari Eska menjelaskan bahwa komunikasi dalam suatu organisasi memiliki peran yang begitu penting bagi perkembangan kemampuan kepemimpinan para anggota dan para peserta kegiatannya baik dengan komunikasi internal dan eksternal yang terjadi dalam organisasi sehari-hari.

3. "Komunikasi Organisasi Baitul Muslimin Indonesia Dalam Pembinaan Akhlak Kader”. Skripsi ini ditulis oleh Muhammad Riadul Muslim (107051002393/2011) mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulusan pada tahun 2001. Dalam skripsinya saudara Muhammad Riadul Muslim menjelaskan bahwa pola komunikasi organisasi di Baitul


(18)

Muslimin Indonesia begitu terlihat jelas. Pertemuan antara ketua umum dengan ketua bidang pada tiap-tiap divisi diadakan begitu sering. Dan roda organisasi di dalam bidang masing-masing berjalan sesuai instruksi dari hasil rapat.

Perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah pada perbedaan objek yang diteliti dan penggunaan teori, penelitian ini menggunakan teori pola Joseph A. Devito.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang digunakan sebagai bahan penelitian. Pendekatan kualitatif ini menitik beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan melalui pengamatan, dan wawancara. Dengan jenis penelitiannya bersifat deskriptif, yakni berusaha memberikan gambaran

Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang ada. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dan gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dan masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh kategorisasi.8

8

Jumroni. Metode-Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h. 28


(19)

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah beberapa anggota dari Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU).

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU).

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9 Peneliti mengamati langsung objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan terhadap para anggota lembaga mengenai pola komunikasi yang digunakannya

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan informan yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini Penulis melakukan wawancara langsung dengan pimpinan lembaga

9

M. Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) h. 115


(20)

PKPU, dengan mempersiapkan sejumlah pertanyaan yang terstruktur, sesuai dengan pihak-pihak yang terkait dengan topik permasalahan. c. Dokumentasi

Pengumpulan data berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, gambar, arsip-arsip milik PKPU, dan semua tulisan yang berisikan informasi mengenai Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dalam penelitian komunikasi berangkat dari sebuah fenomena. Pada penelitian ini data diperoleh dari berbagai sumber, dengan memanfaatkan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan terus menerus hingga tidak ditemukan data baru.10

Melalui data yang diperoleh, penulis kemudian melakukan analisis dan diintepretasikan. Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif, dimana penulis melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul sesuai fakta kemudian data tersebut disimpulkan.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai November, tahun 2013. Untuk tempat penelitian dilaksanakan di Graha Peduli PKPU, Jalan Condet Raya No. 27 B. RT 001/03. Gedong Pasar Rebo Jakarta Timur 13760.

10

Andi Prastowo. Memahami Metode-Metode Penelitian (Suatu Tinjauan Teoretis & Praktis). (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) h.36


(21)

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya di bagi menjadi lima bab, yang terdiri dari beberapa sub. Adapun sistematika yang dimaksud sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan membahas latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat Penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II Kerangka teori.

Kerangka teori terdiri dari komunikasi organisasi, pengertian komunikasi organisasi, fungsi komunikasi dalam organisasi, pola komunikasi organisasi, iklim komunikasi organisasi. Media komunikasi organisasi, pengertian media komunikasi organisasi, fungsi media komunikasi organisasi, dan macam-macam media komunikasi organisasi.

Bab III Gambaran Umum Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.

Terdiri dari sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, fungsi dan tujuan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU. Program Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, dan aktifitas Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU

Bab IV Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.

Bab ini berisi tentang pola komunikasi organisai di dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU. Kemudian teknik


(22)

komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi sesama karyawan. Media komunikasi yang digunakan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, serta Iklim komunikasi Organisasi Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.

Bab V Penutup

Bab ini membahas tentang kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.


(23)

12

KERANGKA TEORITIS

A. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terdiri dari dua kata, yakni komunikasi dan organisasi. Agar lebih mudah memahami keduanya, maka kedua kata tersebut akan diuraikan dengan penjelasan masing-masing. Kata komunikasi adalah sebuah terjemahan dari bahasa Inggris Communication, kata tersebut dikembangkan di Amerika Serikat. Untuk definisi komunikasi dapat dilihat dari sudut pandang (etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi).1

Menurut bahasa atau etimologi, komunikasi dalam Ensiklopedi Umum diartikan dengan perhubungan, sedangkan yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari Bahasa Latin communication yang diturunkan dari kata communis yang memiliki arti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Communis memiliki akar kata yaitu communico yang memiliki arti berbagi/membuat sama. Dalam hal ini berbagi yang dimaksud adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan.2

Pengertian komunikasi secara etimologi tersebut bermaksud memberikan pengertian bahwa komunikasi yang dilakukan seharusnya

1

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) h. 19

2

Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Depok: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005) h. 24


(24)

dilakukan menggunakan bahasa yang maknanya sama-sama dipahami oleh komunikator dan komunikan.

Komunikasi secara istilah atau terminologi juga disampaikan oleh para ilmuan yang memfokuskan diri dalam bidang komunikasi. salah satunya adalah Everret M. Rogers dikutip Hafied Cangara yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.3

Dari beberapa definisi yang ada, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian ide kepada satu penerima atau lebih dilakukan dengan menggunakan bahasa yang maknanya sama-sama dipahami oleh komunikator dan komunikan dan memiliki tujuan untuk membangun kebersamaan antara komunikan dan komunikator.

Organisasi menurut Everet Roggers dalam buku Perilaku Organisasi karangan Miftah Thoha adalah suatu sistem individu yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama lewat suatu struktur hirarki dan pembagian kerja.4

Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang beranggotakan minimal dua orang dan memiliki fungsi untuk mencapai suatu tujuan.5

3

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.1

4

Miftah Toha, Perilaku organisasi, (Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,2002), cet ke-12, h. 162

5

Vheithzal Rivai, kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 188


(25)

Arni Muhammad mengutip pernyataan Shcein yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Organisasi memiliki karakteristik tertentu, yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lainnya.6

Dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah yang didalamnya terdapat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang memiliki struktur dan tanggung jawab, dan tujuan tersebut akan dicapai dengan saling berhubungannya satu bagian dengan bagian lainnya.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan didalam kelompok formal ataupun informal organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang sifatnya berorientasi pada organisasi, dan komunikasi informal adalah komunikasi yang orientasinya tidak pada organisasi namun lebih ke para anggotanya secara individual.7

Selain itu ada pula definisi menurut Arni Muhammad, komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi ke bawah (atasan kepada bawahan), komunikasi upward atau komunikasi ke atas (komunikasi bawahan kepada atasan).8

6

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 23-24

7

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek

(Malang: UMM Press, 2008), h. 6

8


(26)

Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah penyampaian informasi atau pesan baik dari atasan ke bawahan maupun dari bawahan kepada atasan. Bentuk komunikasinya dapat berupa komunikasi formal maupun informal, dan komunikasi ini hanya sebatas komunikasi internal, yakni komunikasi yang terjadi hanya dalam lingkup organisasi.

2. Fungsi Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi memiliki peran yang begitu besar, bayangkan jika dalam suatu organisasi para anggota tidak saling berkomunikasi, pastinya tujuan-tujuan yang diharapkan tidak akan pernah tercapai atau mungkin organisasi tersebut tidak akan berdiri lama.

Dalam bukunya Sosiologi Komunikasi, Burhan Bungin mengutip

p ny n S ndj j y ng ng n n hw “D l s g n s s ,

yang berorientasi untuk menarik keuntungan maupun yang tidak menarik keuntungan, memiliki empat fungsi organisasi, diantaranya adalah:

a. Fungsi Informatif

Organisasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan infromasi. Dimana seluruh anggota dalam organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi melaksanakan pekerjaan secara lebih pasti

b. Fungsi Regulatif

Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi


(27)

c. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Karena pekerjaan yang dilakukan secara sukarela akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan

d. Fungsi Integratif

Setiap organisai berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Ada dua komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi dan laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.9

Stephen P. Robbins memiliki pendapat juga mengenai fungsi komunikasi dalam organisasi. Keempat fungsi tersebut adalah :

a. Fungsi Kendali. Komunikasi berfungsi mengendalikan tingkah laku anggota organisasi dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas hirarki dan pedoman resmi dimana anggota-anggotanya diwajibkan mematuhinya.

b. Motivasi. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan,

9

Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 274


(28)

seberapa baik mereka mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang dibawah standar.

c. pernyataan emosi. Bagi karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama bagi interaksi social. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka. Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan social.

d. informasi. Fungsi yang terakhir adalah fungsi informasi, komunikasi berfungsi memberikan informasi bagi perseorangan atau kelompok untuk membuat keputusan dengan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.10

Dari keempat fungsi menurut Stephen, tidak ada satupun dari keempat fungsi tersebut yang tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk melaksanakannya secara efektif, kelompok perlu menjaga beberapa bentuk pengendalian terhadap anggota-anggotanya, mendorong mereka untuk melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan membuat pilihan. Memang jika kita perhatikan, setiap interaksi komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari keempat fungsi yang ada.

Dalam organisasi, antar manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya atau disebut juga dengan komunikasi antarpribadi. Adapun fungsi

10

Stephen P. Robbins, Prinsip- Prinsip Perilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 146


(29)

komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan insani (Human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.11

3. Pola Komunikasi Organisasi

Pola komunikasi terdiri dari kata pola dan komunikasi. Pola dikatakan sebagai model, yaitu cara untuk menunjukkan sebuah obyek yang mengandung kompleksitas proses didalamnya dan hubungan antara unsur-unsur pendukungnya.12 Sedangkan kata komunikasi menurut Everret M. Rogers yang dikutip Hafied Cangara adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.13

Pola komunikasi adalah bentuk komunikasi yang digunakan. Dalam suatu oraganisasi para anggota pasti saling bertukar pesan dengan anggota lainnya. Pertukaran pesan tersebut terjadi dengan melalui suatu jalan yang dinamakan pola aliran informasi atau jaringan komunikasi. 14

Dalam organisasi ada beberapa pola yang biasa digunakan untuk berkomunikasi, diantaranya adalah pola komunikasi organisasi menurut Joseph A. devito dalam buku karangan Abdullah Masmuh, yakni :

11

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.60

12

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004), h.9

13

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 1

14

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek


(30)

a. Pola Lingkaran

Pola lingkaran adalah pola yang tidak memiliki pemimpin. Para anggota memiliki posisi yang sama. Mereka memiliki kekuatan dan wewenang yang sama. Tidak ada yang paling kuat diantara mereka semua. Dan setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.

b. Pola Roda

Pola ini memiliki pemimpin yang jelas, yakni orang yang berada di pusat. Orang ini adalah satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Karenanya jika ada anggota yang ingin berkomunikasi dengan anggota lain pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.


(31)

c. Pola Y

Pola yang satu ini relative kurang tersentralisasi dibanding dengan pola roda, akan tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya. Pada pola Y terdapat pemimpin yang jelas, dan anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya memiliki komunikasi yang terbatas, hanya dengan satu orang lainnya.

d. Pola Rantai

Pola rantai sama dengan pola lingkaran, namun dalam pola ini anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada orang-orang yang berada di posisi lain.


(32)

e. Pola Bintang (Semua Saluran)

Pola bintang hampir sama dengan pola lingkaran. Dalam pola ini semua anggota adalah sama dan memiliki kekuatan yang sama pula dalam hal mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur pola bintang, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan anggota lainnya. Dan pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.15

Pola-pola yang telah disebutkan merupakan pola aliran informasi yang biasa digunakan dalam organisasi dan digunakan hanya untuk berkomunikasi secara internal, atau hanya dalam lingkup organisasi saja.

Dalam organisasi jika pesan atau informasi yang disampaikan, ditransfer, dikirim dan diterima melalui pola hirarki kewenangan organisasi yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi disebut rantai komando, dengan demikian terjadilah komunikasi formal. Menurut Miftahul Thoha komunikasi organisasi formal merupakan proses komunikasi yang mengikuti

15

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek


(33)

jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur organisasi.16

Komunikasi formal berarti komunikasi yang timbul karena adanya organisasi. Jadi komunikasi tersebut tersebut bersifat resmi. Komunikasi formal itu lebih banyak mengandung muatan instruksi atau top-down (komunikasi dari atasan kepada bawahan).17 Komunikasi formal dalam organisasi memiliki arah aliran informasi dan jenis-jenis informasi yang disampaikan. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan arah aliran informasi serta jenis-jenis informasi yang disampaikan dalam organisasi sebagai berikut : a. Komunikasi Ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam organisasi berarti bahwa aliran informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi ke jabatan yang memiliki otoritas lebih rendah. Pada aliran ini ada lima jenis informasi yang biasa disampaikan dari atasan kepada bawahan, diantaranya:

1) Informasi menganai bagaimana melakukan pekerjaan

2) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan 3) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi 4) Informasi mengenai kinerja pegawai

5) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas.18 6) Komunikasi Ke Atas

16

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 14

17

Dydiet Hardjito, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), h. 16

18


(34)

Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Biasanya jenis komunikasi mencakup :

1) Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Maksudnya yang dibahas disini adalah apa yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa jauh hasil yang sudah dicapai, apa masih ada hal yang harus dilakukan. 2) Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum

terjawab.

3) Berbagai saran-saran untuk perubahan.19 b. Komunikasi horizontal

Komunikasi ini berarti mengalirnya informasi diantara orang-orang yang memiliki tingkat otoritas yang setara dan dalam lingkup unit yang sama. Biasanya komunikasi ini memiliki tujuan :

1) Mengkoordinasikan penugasan kerja.

2) Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. 3) Untuk memecahkan masalah baru.

4) Untuk memperoleh pemahaman bersama.

5) Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan. 6) Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona.20

c. Komunikasi Lintas Saluran Atau Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung antara para pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau

19

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 67-68

20


(35)

fungsi yang berbeda dan tidak memiliki otoritas langsung terhadap pihak lain. komunikasi ini merupakan komunikasi yang jarang dipakai, biasanya aliran ini digunakan jika para anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran lainnya.

Selain komunikasi formal, dalam organisasi biasanya juga menggunakan komunikasi informal, yakni komunikasi yang dilakukan oleh karyawan kepada karyawan lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah dan secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, dan kalaupun ada kemungkinan hanya sedikit. Komunikasi informal cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang dan kejaadian-kejadian yang terjadi secara tidak resmi.21

4. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim organisasi dan iklim komunikasi adalah dua hal yang berbeda, namun dalam kenyataannya ada hubungan yang sirkuler antara keduanya. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, diantaranya iklim organsiasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi.22 Lebih mudahnya akan dibahas masing-masing untuk iklim organisasi dan iklim komunikasi.

Iklim organisasi adalah lingkungan manusia dimana para anggota organisasi melakukan pekerjaan. Iklim itu ada, dapat kita rasakan dan kita

21

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.124-125

22


(36)

lihat namun tidak dapat kita sentuh. Seperti halnya udara dalam ruangan, iklim mengitari kita dan mempengaruhi segala hal yang terjadi dalam organisasi dan ada gilirannya dimana iklim dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi dalam organisasi. Iklim adalah konsep system yang dinamis.23

Selain itu Hillrieger dan Slocum yang dikutip Arni Muhammad mengemukakan definisi iklim organisasi dengan mempertimbangkan subsistem dalam organisasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi dan subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau subsistem terhadap anggota dan lingkungannya.24

Litwin dan Stringers mengatakan bahwa iklim organisasi dapat dipelajari dengan mengobservasi jumlah otonomi secara individual, kebebasan kebebasan yang dialami individu, tingkat dan kejelasan struktur dan posisi yang dibebankan kepada pekerja, orientasi ganjaran dari organisasi dan banyaknya sokongan serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja. Itulah sebabnya mereka memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut: rasa tanggung jawab; standard atau harapan tentang kualitas pekerjaan; ganjaran atau reward; rasa persaudaraan; semangat tim25

Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar mengenai iklim organisasi cenderung mendukung kesimpulan bahwa jika dalam organisasi memiliki iklim yang lebih postif, maka oraganisasi tersebut akan lebih produktif. Selain itu iklim yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi tetapi juga penting bagi kehidupan orang-orang yang ada didalam organisasi, karena jika iklim organisasi positif dengan sendirinya kinerja dalam organisasi akan berjalan sesuai dengan harapan.

23

Keith Davis & John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: Erlangga, 1985), h. 21

24

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h. 82-83

25


(37)

Wayne Pace dan Don. F. Faules mengatakan bahwa iklim komunikasi adalah gabungan-gabungan dari beberapa persepsi yang ada mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia yang ada didalamnya, respon antar pegawai, harapan-harapan para pegawai, konflik-konflik yang terjadi antarpersonal, serta kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi. Iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi di dalam suatu organisasi.26

Dalam komunikasi istilah iklim merupakan kiasan dari iklim fisik untuk suatu kawasan. Jika dalam iklim fisik terdiri dari kondisi-kondisi cuaca mengenai suatu wilayah seperti mendung, hujan, dan sinar matahari maka dalam komunikasi iklim merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, konflik yang ada antara para pegawai, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi karena iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan organisasi.27

Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim negative menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

Setelah memahami kedua iklim tersebut, maka secara keseluruhan iklim komunikasi organisasi menurut Falcinone yang dikutip oleh Wayne Pace

26

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 147

27


(38)

dan Don F. Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi menjelaskan bahwa:

Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi.28

Selain itu Arni Muhammad mengutip dari Charles Redding dalam buku Komunikasi Organisasi mengetakan bahwa ada lima dimensi penting untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi, yakni :

1. Supportivennes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun, dan menjaga perasaan diri berharga dan penting

2. Partisipasi membuat keputusan

3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia 4. Keterbukaan dan keterusterangan

5. Tujuan kinerja yang tinggi pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.29

B. Media Komunikasi Organisasi 1. Pengertian Media Komunikasi

Media berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara harfiahnya memiliki arti tengah, pengantar, atau perantara. Kata tengah itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut perantara. Karena posisinya yang berada ditengah maka bisa disebut juga sebagai pengantar atau penghubung.30

28

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h. 149

29

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85

30


(39)

Media komunikasi adalah sarana atau alat bantu yang digunakan komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan yang digunakan untuk memberikan feedback dari komunikan kepada komunikator, media sendiri merupakan bentuk jamak dari kata medium yang memiliki arti perantara, penyampai atau penyalur.31

Selain itu, media juga sebagai salah satu unsur komunikasi agar komunikasi yang berlangsung berjalan secara efektif. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi pastinya menjadikan media sebagai alat untuk penunjang proses komunikasi. Seperti halnya atasan menyampaikan suatu informasi kepada bawahan melalui pamflet yang ditempel pada mading organisasi, dengan demikian atasan tidak perlu memberikan informasi kepada bawahan secara satu persatu. Hal tersebut sangat jelas bahwa media sebagai alat penunjang proses komunikasi dalam organisasi.

2. Macam-Macam Media Komunikasi Organisasi

Komunikasi formal dalam organisasi dapat menggunakan media komunikasi agar pesan yang disampaikan lebih efisien. Ada banyak media yang bisa dipakai untuk berkomunikasi dalam organisasi, namun secara garis besar media komunikasi organisasi terbagi menjadi media elektronik dan media non elektronik.

Media komunikasi elektronik yang biasa digunakan dalam organisasi adalah :

31

Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif: Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2003), Cet. Ke-22, h. 8


(40)

a. Telepon, media ini paling sering digunakan karena paling mudah dan informasi yang disampaikan dapat disampikan secara lebih jelas.

b. E-mail, media ini biasanya digunakan untuk mengirim data baik dengan kapasitas besar atau kecil secara cepat walau dari jarak jauh.

c. Group dalam media online, media ini biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi dengan jumlah penerima lebih dari satu dan dapat diterima secara bersamaan.

Sedangkan media komunikasi non elektronik yang biasa digunakan dalam organisasi diantaranya adalah :

a. Rapat.

Rapat adalah media komunikasi yang didalamnya melibatkan khalayak dalam jumlah banyak. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi.32

b. Surat

Merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa surat konvensional maupun surat elektronik. Surat menyurat merupakan salah satu kegiatan penting diperusahaan. Banyak informasi yang keluar masuk perusahaan melalui media surat, karena surat merupakan media komunikasi yang efektif apabila yang terkait tidak dapat berhubungan secara langsung atau lisan.

c. Memo dan Instruksi Tertulis

Memo dan instruksi tertulis merupakan media yang banyak digunakan oleh organisasi. Memo adalah catatan singkat yang dapat diketik maupun

32


(41)

ditulis dengan tangan. Pesan yang disampaikan dapat ditujukan kepada bagian atau karyawan lain dalam organisasi. Memo isinya bermacam-macam, dapat berupa rencana kebijakan atau hanya pesan-pesan harian saja.

d. Papan Pengumuman dan Poster

Papan Pengumuman dan Poster memiliki fungsi menyampaikan informasi yang menyangkut sejumlah besar karyawan dan ditujukan untuk banyak karyawan. Biasanya informasi yang disampaikan meliputi peringatan tentang cara bekerja yang efisien dan menjamin keamanan kerja serta tersedianya peralatan keamanan, dll.

e. Kotak Saran

Media ini memiliki fungsi menyediakan data yang cukup memadai untuk mendorong produktivitas dan menjamin kepuasan kerja karyawan. Media ini biasanya digunakan untuk mendaptkan informasi mengenai pertanyaan, keluhan, dan komentar dari karyawan.33

Penyampaian informasi melalui media komunikasi formal dapat berbentuk lisan maupun tertulis atau bersifat satu arah dan dua arah. Penggunaan media tidak memiliki ketentuan yang tetap, namun tergantung dari anggota organisasi ingin menggunakan media apa sesuai kesepakatan dan kebutuhan para anggota. Media digunakan untuk labih menghemat waktu, tenaga, dan cost.

33


(42)

31

A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat PKPU

Lembaga Kemanusiaan PKPU lahir dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 hingga tahun 1999, yang diperparah dengan berbagai musibah bencana alam maupun kemanusiaan. Menyikapi krisis yang berkembang sejumlah anak bangsa dengan ketetapan hati yang kuat bergandeng tangan dan bergerak menyumbangkan tenaga dan fikirannya melakukan aksi sosial di beberapa penjuru tanah air. Keinginan kuat untuk pengelolaan bantuan dengan professional, tepat sasaran dan sampai kepada penerima manfaat yang benar-benar membutuhkan, membuat satu kebulatan tekad, mendirikan lembaga yang mewadahi tekad dan niat tersebut. Beberapa nama yang ada diawal lahirnya PKPU antara lain Dedi Sularso, Ahmad Zaki, dr. Naharus Surur, Sahabudin, Novel Ariyadi, dan drg. Hardiono.1

Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999 lahirlah lembaga swadaya masyarakat yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) dengan badan hukum yayasan. PKPU menisbahkan dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial. Pada 8 Oktober 2001, berdasarkan SK. Menteri Agama No 441 PKPU telah

1

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013. h. 7


(43)

ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS).2

Seiring dengan meluasnya jangkauan kegiatan sosial yang terus disalurkan ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia serta besarnya kepercayaan dan dorongan masyarakat luas untuk bekerjasama dalam memberdayakan bangsa, maka pada tahun 2004, PKPU bertekad untuk membangun kemandirian rakyat Indonesia dengan memperluas lingkup kerjanya sebagai Lembaga Kemanusiaan Nasional.3

Sebuah milestone bagi PKPU, dimana keberadaannya sebagai lembaga kemanusiaan Nasional juga diakui internasional. Tekad kuat PKPU untuk bekerja atas nama kemanusiaan lintas lintas Negara, diakui secara professional. Kerja-kerja nyata itu terwujud dalam bentuk program kemanusiaan untuk gempa Haiti, gempa Turki, gempa Jepang, palestina, Badai Sendai Philipina, dan krisis kemanusiaan di Myanmar.4

Sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menangani isu-isu kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta pengembangan program telah mencambuk PKPU untuk mengedepankan peningkatan mutu program dan layanan dengan menghasilkan kontribusi yang solutif bagi masyarakat. Tuntutan tersebut dijawab dengan diterimanya PKPU sebagai ”NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of the United Nations” pada 21 Juli 2008, yang menuntut akuntabilitas kinerja

2

www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari2013.

3

Ibid.

4

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 12


(44)

kemanusiaan secara periodik sebagai konsekuensi status yang disandang. Kemudian pada tahun 2010, PKPU juga telah resmi terdaftar sebagai Organisasi Sosial Nasional berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI No 08/Huk/2010.5 Setelah sembilan bulan resmi menjadi ORSOSNAS, pada 8 Oktober 2010, PKPU terdaftar di Uni Eropa dengan nomor registrasi EuropeAid ID No. 2010-CSD-1203198618.6

Dalam perkembangannya PKPU telah melahirkan cabang-cabang untuk mempermudah tugasnya. Cabang-cabang PKPU hampir sebagian besar tumbuh setelah ada moment bencana di sebuah wilayah tersebut. Selain itu, cabang-cabang PKPU juga lebih banyak lahir karena permintaan sejumlah aktivis di daerah yang memiliki kesamaan visi dengan PKPU. Salah satu moment penting dalam perjalanan sejarah perkembangan cabang PKPU adalah ketika Rakernas pertama PKPU yang dilakukan pada akhir Januari 2001 di Malino, Sulawesi Selatan. Dalam Rakernas tersebut PKPU mengukuhkan tiga Korlap (Koordinator Lapangan) yang ada saat itu menjadi Cabang. Ketiga cabang baru tersebut adalah Cabang Sumatera Barat, Cabang Yogyakarta dan Cabang Jawa Tengah. Namun sebelum ketiga cabang tersebut ada, sudah lebih dahulu ada beberapa cabang yang menjadi bagian dari PKPU. Cabang yang ada ketika itu adalah cabang Jawa Barat, Cabang Maluku, Cabang Sulawesi Selatan dan Cabang Jawa Timur.7

5

www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari2013.

6

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 24

7

Ario Munandar. “Sejarah Perkembangan & Dinamika Kantor Cabang PKPU (Sebuah

Catatan Kecil dari Dokumen yang Berserak)” yang ditulis oleh : Nana Sudiana yang saat ini menjabat sebagai partnership director. Di Akses ‎ubaR,‎ ‎ Novemaer‎6 2013,‎ bra‎


(45)

Bila merunut sejarah, harus diakui cabang tertua dan pertama di PKPU ketika itu adalah Cabang Maluku. Hal ini tidak dipisahkan dari sejarah PKPU sendiri yang bermula dari terjadinya krisis kemanusiaan tahun 1999 di Maluku. Bahkan bisa dikatakan, Maluku-lah cikal bakal PKPU ada sebelum PKPU berdiri secara nasional dan mengembangkan lembaganya dengan menambah cabang yang lain.8

Hingga saat ini, PKPU sudah memiliki 15 kantor cabang di berbagai kota besar di Indonesia. Cabang-cabang tersebut berada di kota Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Aceh, Medan, Padang, Bukittinggi, Bengkulu, Makassar, Bandung, Balikpapan, Kendari, Palu, Manado dan Maluku. PKPU juga memiliki 9 kantor kas dan 13 KCP (Kantor Cabang Pembantu) dibawah pimpinan Agung Notowiguno sebagai direktur uama9

B. Visi dan Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)

Visi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) : Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian.

Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) : Misi Kemanusiaan yang kami lakukan meliputi kegiatan :

1. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian.

8

Ibid

9

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 105-107


(46)

2. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.

3. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).10

Visi dan misi tersebut kemudian dibagi dalam tiga program utama, yaitu : penanganan bantuan bencana, rehabilitasi, dan pemberdayaan komunitas yang disalurkan melalui 17 cabang di daerah dan mitra kerja disemua propinsi. Program-program tersebut diperuntukan bagi masyarakat miskin, pengungsi dan korban bencana.11

C. Struktur Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)

Struktur Organisasi PKPU Periode 2013-201612 : Direktur Utama : Agung Notowiguno Wakil Direktur : Wildhan Dewayana

Deputy of Network and Strategic Alliance : Sri Adi Bramasetia. Program director : Rully Barlian Thamrin

 GM of Empowerment Program : Erwin  Community and Education Program Network : Ivan Satria  Social Enterpreneurship program Network : Bachtiar

10

www.pkpu.or.id, Kamis, 28 ebruarii2013.

11

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 6

12

Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12 November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta.


(47)

 Health and Environtment Program Network : Ferry Suranto  Disaster Risk Management : Kainuddin  Research and Development : Akbar Ali  Quality Control and Assurance : Iwan

Deputy Director of Relation and Resource Management : Tomy Hendrajati

 Eksternal Relation : Sukismo  Information Technology : Lulud  Human Resource : Dramadji  General Affairs : Suharyanto

Partnership Director : Nana Sudiana

 GM of International partnership : Dedi Vena Rosa  Foregein Affairs : Lindayani  Marketing Communicaton : Nana Sudiana  Customer Relation Management : Ira Nurulia  GM of National Partnership : Romdon H  Zakat Center Manager : Cecep Ismail  Regional I-III : Cecep Ismail

Finance and Accounting Director : Eddy Nursantio

 Finance and Accounting Manager : Fitri

Dalam pembagian struktur, PKPU memiliki tiga bagian yang terdiri dari penghimpunan yang biasa disebut PHP, kedua ada program yakni divisi yang menjalankan program-program yang telah dibentuk, dan ketiga adalah


(48)

support yakni divisi-divisi yang melengkapi atau memberikan support agar semua yang ada berjalan dengan baik.

D. Fungsi dan Komitmen Pos Keadilan Peduli Umat

PKPU berfungsi sebagai fasilitator untuk membangun sebuah harapan melalui kerja-kerja kemanusiaannya. Kerja-kerja kemanusiaannya diwujudkan melalui program dan aktifitas yang dilakukannya.

PKPU sejak didirikannya, berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) baik kepada donator, penerima manfaat, staff maupun para pihak yang berhubungan dengan PKPU. Tata kelola dan tata nilai tersebut diwujudkannya berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Komitmen terhadap pengetahuan dan keahlian dalam mengelola masyarakat

Komitmen ini diwujudkan dengan memberikan pelatihan-pelatihan secara berkesinambungan kepada staf dan relawan PKPU baik pada tingkatan dasar hingga tingkatan ahli. Diselenggarakan oleh internal lembaga maupun pihak eksternal seperti BNPB, BASARNAS, KEMENSOS, KEMENDAGRI, HFI, Forum Zakat, dll

2. Komitmen Memberikan Manfaat Positif Kepada Masyarakat

Komitmen ini diwujudkan dengan standar base live survey untuk memulai sebuah program kemanusiaan dimasyarakat. Sehingga bias terukur manfaat yang bias diberikan kepada masyarakat dari setiap program yang digulirkan


(49)

3. Komitmen Terhadap Kredibilitas

Komitmen ini diwujudkan melalui pengakuan dan perijinan yang telah diberikan oleh para pihak-pihak penting. Membangun kredibilitas staf melalui pelaksanaan nilai budaya organisasi, yaitu jujur, tanggung jawab, kerjasama, cepat dan peduli dalam menjalankan tugasnya

4. Komitmen Berpengalaman dalam Menjalin Kerja Sama

PKPU sejak awal berdiri hingga saat ini telah banyak menjalin kerjasama dengan perusahaan nasional (seperti Telkomsel, XL Axiata, Bank Mandiri, PLNN, dll) maupun multinasional (seperti ExxonMobil Oil Indonesia, Conoco Philips, Danone Group, dll). NGO nasional maupun Internasional NGO, Universitas dan Badan-badan pemerintah

5. Komitmen Berkelanjutan

Komitmen ini diwujudkan melalui perumusan “Quality of Life

dalam mengukur tingkat keberhasilan para penerima manfaat program kemanusiaan dan menjadikan masyarakat sebagai subyek program bukan obyek program

6. Komitmen Akuntabel dan Transparan

Komitmen diwujudkan PKPU melalui upaya (a) Melakukan Audit Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik independen setiap tahun anggaran dan mempublikasikannya kepada khalayak melalui media cetak nasional dan media publikasi internal (b) Standar akuntansi keuangan mengacu pada PSAK nomor 109 (c) Telah tersertifikasi proses manajemen mutu ISO 9001: 2008 (d) Mengimplementasikan sistem keuangan terintegraasi


(50)

secara nasional (e) Menginisialisasi audit syariah dalam koridor implementasi proses organisasi (f) Pengelolaan bantuan dilakukan dengan mengadopsi dan merujuk pada prinsip-prinsip akuntabilitas pengelolaan bantuan kemanusiaan di Indonesia.13

E. Program Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)

Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU memiliki program untuk membantu masyarakat. Ada enam bidang yang menjadi sasaran, dan program-program yang telah dibentuk dibagi dalam bidang yang sesuai. Diantara program-program yang dibentuk dan sudah berjalan dadalah :

1. Pendidikan

Program pemberdayaan dibidang pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Program bebas biaya sekolah yang digulirkan pemerintah masih sangat terbatas. Terbatas hanya untuk sekolah negeri, dan terbatas hanya untuk tingkat SD-SLTP. Disisi lain, kebutuhan pelajar dari keluarga miskin tidak hanya biaya sekolah tapi juga uang buku, transportasi dan pengeluran pendidikan lainnya. Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU membentuk beberapa program dalam bidang pendidikan, diantaranya : a. Sekolah Berbasis Komunitas (SBK). SBK merupakan pendidikan

berbasis potensi dan kearifan lokal. Dilaksanakan untuk melengkapi pendidikan formal yang ada sehingga peserta didik diharapkan

13

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 23-24


(51)

memiliki motivasi, pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan daerahnya

b. Beasiswa Peduli Generasi. Pemberian bantuan sekolah dari kalangan masyarakat tidak mampu, guna meringankan biaya sekolah mereka, tanpa mengikat apa pun. Semua siswa sekolah yang berhak dan layak menerima beasiswa (setelah melalui proses seleksi internal PKPU), akan memperoleh beasiswa ini. Tujuan program ini adalah untuk membangun dan meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan praktis dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran, melalui konsep education for all bagi anak-anak yang kurang mampu, Membantu pemerintah dalam usaha wajib belajar 9 tahun, Memberikan pembinaan yang maksimal kepada penerima beasiswa. Dengan diberikannya beasiswa maka akan meningkatkan motivasi belajar anak. Sasaran dari beasiswa peduli generasi ini adalah siswa SD, SMP, dan SMA yang bersekolah di negeri maupun swasta c. Perpustakaan Keliling. Perpustakaan keliling merupakan sebuah

program yang bertujuan meningkatkan minat baca kepada anak-anak, khususnya bagi anak-anak korban bencana. Karena melalui membacalah anak-anak akan dengan mudah menghilangkan trauma yang dialami ketika bencana. Dalam perpustakaan keliling terdapat, berbagai macam buku bacaan menarik, selain itu para relawannya diberikan kemampuan seorang pustakawan, mulai dari katalogisasi buku, pengolaan sirkulasi buki, perawatan buku, hingga manajemen


(52)

perpustakaan. Sarana perpustakaan keliling ini bisa menggunakan motor atau mobil

d. Bedah Sekolah. Sebuah program pendidikan untuk membantu sekolah-sekolah yang sudah tidak layak pakai, yaitu dengan membantu memperbaiki bagian-bagian yang dianggap rusak parah. Dalam program ini, masyarakat juga diajak untuk aktif berpartisipasi memperbaiki sekolah yang dibedah.14

e. Pelatihan Guru. Selain bangunan fisik, PKPU juga meningkatkan kompetensi pengajar dengan program ini.15

Program-program pendidikan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat, dan terwujud dalam bentuk kegiatan belajar di sekolah, komunitas, sekolah terbuka, taman bacaan, perpustakaan keliling, balai latihan kerja hingga pondok-pondok yatim dan tahfidz yang dimiliki PKPU. Bagi PKPU mempersiapkan masa depan generasi nan gemilang harus dimulai sejak dini hingga akhir hayat, oleh karenanya intervensi program pendidikan PKPU menjangkau mulai dari anak-anak usia dini, para siswa usia wajib belajar, kaum wanita usia produktif hingga masyarakat di pelosok-pelosok daerah dibangkitkan kesadaran belajarnya.

2. Ekonomi

Program ini memberikan intervensi kepada dhuafa berupa penyaluran modal usaha dengan pendekatan kelompok. Selama

14

www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari2013.

15

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 34


(53)

pengguliran dana berlangsung dilakukan juga pendampingan dalam pengelolaannya. Beberapa program yang ada dalam bidang ekonomi adalah :

a. PROSPEK atau Program Sinergi Pemberdayaan Komunitas. Ini merupakan program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui kelompok. Masyarakat yang menjadi sasaran dalam program ini adalah kelompok petani, peternak, pengrajin, pedagang kecil, tukang ojek dan nelayan. Masyarakat dihimpun dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan rutin. KSM, kemudian dihimpun dalam koperasi yang dikelola oleh, dari dan untuk anggota.16

b. Program sekolah Enterpreneur

Pada program ini peserta diharapkan dapat meningkatkan kapasitas usaha yang telah berjalan, ataupun berani untuk memulai usaha baru. Setelah kegiatan pelatihan berakhir, komunikasi antara PKPU dan peserta berupa konsultasi dan pelatihan-pelatihan berikutnya.17

c. One Village One Production (OVOP)

Program ini berupaya untuk mengembangkan potensi daerah agar dapat menghasilkan satu produk kelas global yang unik dank has dengan memanfaatkan sumber daya local. Proses transfer pengetahuan, informasi, teknologi tepat guna, dan jaringan bisnis yang mendukung

16

www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari2013.

17

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 30


(54)

pemberdayaan hasil alam dan petani adalah beberapa hal yang akan menjadi kunci program OVOP.18

Hingga saat ini PKPU terus melakukan upaya pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada potensi ekonomi dan potensi lokal masyarakat. Diantaranya pemberdayaan petani pisang, petani albasiah, peternak domba/kambing, petani strawberry, usaha mikro, pengrajin perca dan jenis usaha lainnya yang berkembang di masyarakat seperti menjahit. Program ini mampu menjangkau lenih dari seribu keluarga yang tersebar di kota-kota besar Indonesia.19

3. Kesehatan

Masyarakat miskin merupakan kelompok masyarakat yang rentan secara kesehatan, dan hal yang sering dihubungkan dengan rendahnya tingkat kecerdasan serta produktivitas. Oleh sebab itu PKPU membentuk beberapa program dalam bidang kesehatan, yakni :

a. Ibu Sadar Gizi (BUDARZI)

Program Pondok Gizi Budarzi (PG Budarzi) merupakan program gizi masyarakat yang berorientasi pada pemeliharaan kesehatan dan gizi balita, pembangunan kesadaran masyarakat khususnya ibu untuk menerapkan kaidah gizi dan kesehatan dalam menyusun menu keluarga khususnya balita, mendampingi dan melayani serta memanfaatkan potensi lokal dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki status gizi masyarakat.20

18

Ibid.

19

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 41

20


(55)

b. Program Komunitas Sehat

Terdiri dari Program Kesehatan Masyarakat Keliling Terpadu (PROSMILING TERPADU) yaitu program layanan kesehatan keliling yang dilaksanakan secara terpadu (berbagai program kesehatan di satukan dalam paket bersama) dan dikemas secara populis, yang dilaksanakan secara cuma-cuma bagi masyarakat fakir miskin yang tempat tinggalnya jauh dari akses pelayanan kesehatan. Selain PROSMILING, PKPU memiliki program Klinik Peduli yang didirikan di daerah-daerah minus dan bencana

c. Program Komunitas Hijau

Komunitas hijau atau green community adalah program pemberdayaan masyarakat (community development) yang berorientasi pada perubahan perilaku masyarakat dalam hidup bersih dan sehat serta perbaikan kondisi lingkungan tempat tinggal. Program ini dilakukan di daerah miskin dan membutuhkan perhatian berupa pendampingan kesehatan lingkungan.21

Programm-program kesehatan Lembaga Kemanusiaan PKPU dikembangkan untuk menjaga kesehatan lingkungan dan menjaga kualitas gizi balita dan anak. Kedua hal tersebut saling terkait dan menunjang tercapainya kualitas kesehatan generasi yang akan datang. Mengawal gizi balita dan anak melalui edukasi secara intensif dan kontinyu kepada orang tuanya dengan memberdayakan kader-kader masyarakat dan para bidan sekitar.

21


(56)

4. Tanggap Darurat (Rescue)

Posisi Indonesia yang berada oada cincin api menyebabkan negara ini memiliki ancaman yang sangat tinggi terhadap bencana. Untuk menyiapkan masyrakat agar lebih siap dalam menghadapi bencana, maka PKPU secara konsisten melakukan pendampingan masyarakat melalui program CBDRM (Community Based Disaster Risk Management), yakni Penanggulangan risiko bencana oleh komunitas merupakan upaya pemandirian masyarakat dalam menghadapi risiko bencana yang kerap dihadapi. Komunitas terlibat dan bertanggung jawab terhadap program sejak perencanaan hingga pelaksanaan. Partisipasi aktif masyarakat diharapkan akan mengurangi kerentanan dan memperkuat kapasitas komunitas dalam penanggulangan bencana secara swadaya. Dengan demikian menghindari ketergantungan komunitas pada pihak eksternal.

PKPU menghadirkan program ini dalam rangka mengalihkan kesigapan penanganan bencana dari para pegiat tanggap darurat bencana kepada masyarakat potensi korban bencana. Dengan demikian tindakan penanganan bencana akan lebih cepat dilakukan dan meminimalisir resiko dari potensi bencana yang terjadi.22

5. Sosial

Program layanan langsung masih terus digulirkan bagi dhuafa yang tidak masuk kategori pemberdayaan. Beberapa program yang disalurkan secara langsung bagi para dhuafa dalam bidang sosial adalah :

22


(57)

a. LAPORS (Layanan Pendampingan Orang Sakit)

LAPORS merupakan program yang secara langsung membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu yang memerlukan pelayanan medis, terutama bagi yang mendapat rujukan rumah sakit pemerintah. Program ini berupa pendampingan pasien hingga sembuh atau pemberian santunan pada pasien. Kegiatan pendampingan bertujuan untuk memberikan informasi kesehatan yang benar dan praktis dalam masalah pengobatan dan membangun koordinasi yang baik dalam menyukseskan program kesehatan bagi masyarakat dari pemerintah, dan pasien yang menrima santunan adalah mereka yang memerlukan biaya pengobatan cukup tinggi

b. LATAHZAN (Layanan Antar Jenazah)

LATAHZAN terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yaitu layanan antar jenazah, pelatihan pengurusan jenazah, dan wakaf tanah kuburan. Layanan antar jenazah merupakan layanan untuk meringankan beban masyarakat kurang mampu yang sedang berduka dengan memberikan pelayanan berupa armada ambulance. Pelatihan Pengurusan jenazah merupakan program edukasi kepada masyarakat tentang teori dan praktek pengurusan jenazah secara islami. Sementara, wakaf tanah kuburan merupakan program dimana PKPU akan membantu orang yang ingin mewakafkan tanahnya untuk dijadikan tanah kuburan


(58)

c. Wisata Yatim

Wisata Yatim adalah program mengajak anak-anak yatim berjalan-jalan ke wahana wisata. Tempat yang dikunjungi bermacam-macam, bisa wahana hiburan atau wisata alam. Dengan begitu, sambil bermain, anak-anak yatim bisa mengenal alam, tumbuhan, hewan, dan tentunya bisa bersyukur atas keindahan alam ciptaan sang kuasa. Selain itu selama mengikuti program tersebut, anak-anak yatim mendapatkan pelatihan citra diri positif

d. Voucher Yatim

Voucher Yatim merupakan program filantropi dalam bentuk voucher belanja untuk anak-anak yatim sehingga mereka dapat memilih barang yang sesuai dengan kebutuhan sekaligus keinginan mereka. Voucher yatim dibagikan menjadi dua, 1) voucher belanja, yaitu pembelian kebutuhan sehari-hari, dan 2) voucher pendidikan, yaitu pembelian perlengkapan sekolah seperti alat tulis dan buku-buku pelajaran.23 Untuk voucher yatim atau belanja bareng yatim pada tahun 2011 meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia karegori penyelenggaraan acara belanja bareng yatim serentak di 16 kota dengan peserta terbanyak, dan hingga tahun 2013 program belanja bareng yatim tetap dilaksanakan dengan ditambah dengan variasi program berupa Wisata Kemah Yatim.24

23

www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari2013.

24

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 32


(59)

F. Aktifitas Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)

1. Pengumpulan Dana dan Bantuan Masyarakat

Pengumpulan dana dan bantuan masyarakat ini dilakukan setiap saat. Jika targetnya adalah lembaga atau perusahaan maka dengan mendatangi perusahaan atau lenbaga tersebut dan mempresentasikan proposal yang telah disusun. Sedangkan jika targetnya adalah msyarakat perorangan maka menggunakan spanduk dan brosur yang disebar. Kadang juga diadakan event, contohnya ketika acara Car Free Day disebarkan brosur mengenai zakat. Pengumpulan dana dan bantuan masyarakat tersebut berupa:

a. Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) dan Wakaf serta dana CSR Perusahaan b. Dana khusus bencana kemanusiaan

c. Pakaian, bahan makanan (sembako) dan obat-obatan.25 2. Misi Penyelamatan Kemanusiaan

Misi penyelamatan manusia ini dilakukan ketika ada bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Selain itu daerah-daerah kritis dan minus juga menjadi target untuk melakukan misi pemyelamatan kemanusiaan. Dalam aktifitas ini PKPU telah membentuk tim yang siap diterjunkan ketika terjadi bencana. Tim tersebut akan menjalankan program sesuai dengan fase-fase bencana.26

25

Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12 November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta.

26

PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 38


(60)

3. Rehabilitasi Kemanusiaan

Aktifitas rehabilitasi kemanusiaan telah dibentuk skala bencana pada bagian program rescue, sehingga jika ada suatu daerah yang terkena bencana sudah ada ketentuan bahwa daerah tersebut termasuk ke daerah lokal atau nasional. Kemudian dilihat dampak kerusakan, juga banyaknya korban jiwa. Sehingga ketika beraksi sudah tau apa yang lebih dahulu harus dilakukan, menurunkan berapa orang yang terjun ke lapangan. Beberapa aktifitas rehabilitasi yang PKPU jalani adalah :

a. Rehabilitasi fasilitas kesehatan dan air bersih b. Rehabilitasi fasilitas pendidikan

c. Rehabilitasi fasilitas ibadah d. Rehabilitasi fasilitas ekonomi.27

Rehabilitasi adalah program lanjutan dari program penyelamatan kemanusiaan. Ketik ada bencana maka dari PKPU yang paling dilakukan adalah penyelamatan manusia setelah itu rehabilitasi trauma dengan menghibur korban bencana alam dengan datang ke posko-posko darurat, dan ketika suasana sudah reda baru masuk ke tahap rekostruksi tempat pendidikan dan ibadah.28

4. Pembangunan Masyarakat

Aktifitas pembangunan masyarakat dilakukan untuk membangun masyarakat menjadi lebih mandiri, berpendidikan dan memiliki kesehatan

27

Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12 November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta.

28

Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12 November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta.


(61)

yang layak. Beberapa aktifitas pembangunan masyarakat yang PKPU lakukan adalah :

a. Pemberdayaan ekonomi umat b. Pendidikan alternative

c. Pembangunan pelayanan kesehatan mandiri d. Distribusi hewan kurban

Sepanjang tahun program-program yang ada selalu berjalan. Namun dalam penghimpunannya tidak selalu dimunculkan kepada masyarakat. Penghimpunan dana tersebut dibikin pertema, pertiga bulan sekali tema tersebut diganti sesuai dengan event yang ada. Contohnya ketika mendekati hari pendidikan, maka tema yang diusung adalah tentang beasiswa. Jika mendekati hari ibu, maka diusunglah tema mengenai kesehatan ibu, dan jika terjadi bencana alam maka diganti dengan tema penyelamatan manusia.29

PKPU menyajikan seluruh aktivitas tersebut untuk didedikasikan kepada umat dan rakyat Indonesia bersama. “Menggugah Nurani Menebar Peduli” Menggugah Nurani siapa saja, dimana saja dan kapan saja untuk Peduli pada nasib sesama dalam amal ibadah yang nyata, “karena yang terbaik diantara kita adalah yang paling besar kontribusinya terhadap sesama”.30

29

Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12 November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta.

30


(62)

51

A. Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)

1. Pola Komunikasi Bintang

Didalam Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, setiap anggota yang ingin berkomunikasi dengan anggota lainnya dapat langsung menyampaikan hal yang diperlukannya tanpa harus melalui orang lain, begitu juga ketika ingin berkomunikasi kepada pimpinan tidak perlu melalui perantara orang lain seperti melapor keatasan, seperti yang

disampaikan oleh bapak A. Firdaus, “Ketika ingin komunikasi ke divisi lain kita tidak perlu melapor keatasan, bahkan ketika ingin berkomunikasi dengan atasan kita bisa langsung. Namun jika ada hal-hal yang diperlukan dalam bentuk administrasi, maka itu harus ada. Karena itu adalah tertib

administrasi namanya”.1

Komunikasi yang dilakukan di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU jika dilihat dari beberapa pola komunikasi organisasi yang ada, pola komunikasinya terlihat lebih condong ke pola bintang, yakni pola yang hampir sama dengan pola lingkaran. Kesaamaanya dengan pola lingkaran adalah semua anggota memiliki kekuatan yang sama dalam hal mempengaruhi anggota lainnya, akan tetapi, dalam struktur pola bintang

1

Wawancara pribadi dengan Penanggung Jawab Program Capacity Building, A. Firdaus. Jakarta, 13 November 2013.


(63)

setiap anggota dapat berkomunikasi dengan anggota lainnya tanpa batas, dan pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum. Pola komunikasi di PKPU setiap anggota dapat berkomunikasi dengan anggota lainnya seperti pada pola bintang, tidak terbatas pada dua anggota dikiri dan kanannya seperti pola lingkaran.

Pola bintang memiliki ciri tersendiri, yaitu komunikasi yang terjadi berjalan dua arah dan seluruh pihak yang ada terlibat. Yang dimaksud komunikasi dua arah adalah komunikasi yang terjadi bersifat informatif dan persuasif serta menghasilkan feedback.2

Para karyawan di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU selalu berusaha agar komunikasi yang dilakukannya berjalan dua arah karena dengan demikian penerima pesan dapat dengan mudah mencerna pesan yang diterimanya. Seperti halnya dalam kegiatan rutin pelatihan yang dimiliki Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, setelah manager memberikan pelatihan maka para staff yang hadir dapat bertanya mengenai hal yang belum dipahami.3

Komunikasi seperti ini sudah dapat dikatakan efektif karena proses penyampaian pesan berjalan dua arah antara komunikator dan komunikan. Selain itu komunikasi semacam ini juga memudahkan komunikator dan komunikan karena pesan yang disampaikan tidak perlu melewati orang lain yang memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi. Komunikasi yang efektif dan terbuka memudahkan pencapaian kerja yang maksimal.

2

H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 100

3

Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Jakarta, 12 November 3102. ai kantor pusat p r takarta.


(1)

Tidak sungkan, karena kita ini kan lembaga kemanusiaan nasional, jadi bersifat kekeluargaan, kecuali orang-orang baru kali ya, karena kan baru penyesuaian.

11. Bagaimana suasana iklim komunikasi organisasi di PKPU?

Bersifat terbuka ya karena semua dikomunikasikan, tapi untuk rahaasia internal tetap kita tutuplah.

Responden Interviewer

'Sukismo, SH Maulisa Sudrajat


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

kantor PKPU Pusat Jakarta Penulis Saat Melakukan Wawancara Dengan Staff SDM

Penulis Bersama Manager Dan

Staff Divisi Humas Posko Banjir di kantor