UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION SISWA KELAS IV MI MA'ARIF PAGERWOJO SIDOARJO.

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN

EXPLICIT INSTRUCTIONSISWA KELAS IV MI MA’ARIF PAGERWOJO

SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh: MAHANI ULFA NIM. D77212096

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Mahani Ulfa, Upaya Meningkatan Hasil Belajar Operasi Hitung Campuran Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Explicit InstructionSiswa Kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Explicit

Instruction

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Matematika materi operasi hitung campuran dikarenakan guru dalam menyampaikan materi masih kurang leluasa dan tidak adanya media yang hanya mengacu pada buku paket dan LKS. Sehingga siswa kurang aktif dan sulit dalam memahami pembelajaran yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Maka perlu diterapkannya strategi pembelajaran yang meransang kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi secara utuh, salah satunya dengan penerapan strategi pembelajaranexplicit instruction.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction dalam meningkatkan hasil belajar materi operasi hitung campuran mata pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo?. (2) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran dengan menggunakan strategi pembelajaran Explicit Instruction mata pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo?

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung campuran pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo, (2) Mendeskripsikan hasil belajar mata pelajaran Matematika materi operasi hitung campuran melalui strategi pembelajaran Explicit Instruction pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Model PTK yang digunakan yaitu Kurt Lewin, dimana satu siklus terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Adapun data yang diperoleh dianalisis menggunakan dua cara, yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan strategi pembelajaran explicit instruction berlangsung dengan baik dan mengalami perbaikan-perbaikan pada setiap siklusnya. Terbukti dari hasil observasi dapat dilihat pada siklus I observasi guru adalah 79 dan observasi siswa 80 sedangkan pada siklus II observasi guru adalah 82 dan observasi siswa 82 dan pada siklus III observasi guru adalah 87 dan observasi siswa 86, (2) Hasil belajar siswa meningkat dapat dilihat pada prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I mencapai 52% dengan rata-rata nilai kelas 73, sedangkan pada siklus II mencapai 65% dengan rata-rata nilai kelas 83 dan pada siklus III mencapai 84% dengan rata-rata nilai kelas 88. Dengan indkator 76% untuk ketuntasan hasil belajar dan 81 untuk nilaiu rata-rata nilai kelas.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tindakan yang Dipilih ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Lingkup Penelitian ... 5

F. Signifikansi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan Tentang Hasil Belajar ... 9

1. Hasil Belajar ... 9

2. Bentuk Hasil Belajar ... 10

3. Teori Belajar Menurut Piaget ... 12

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ... 14

B.Strategi Explicit Instruction ... 17

1. Strategi Explicit Instruction ... 17

2. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Explicit Instruction ... 18

3. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Explicit Instruction ... 19

C.Hakikat Pembelajaran Matematika ... 21

1. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 21

2. Teori-Teori Mengajar Matematika ... 22

3. Tujuan Pembelajaran Matematika di MI ... 26

4. Ruang Lingkup Matematika ... 27

5. Operasi Hitung Campuran ... 28

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A.Metode Penelitian ... 32

B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 34

C.Variabel yang Diselidiki ... 35


(8)

E. Data dan Teknik Pengumpulannya ... 46

F. Teknik Analisis Data ... 61

G.Indikator Kinerja ... 65

H.Tim Peneliti dan Tugasnya ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 68

1. Deskripsi Siklus I ... 68

2. Deskripsi Siklus II ... 81

3. Deskripsi Siklus III ... 93

B.Pembahasan ... 106

1. Siklus I ... 106

2. Siklus II ... 108

3. Siklus III ... 109

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Kesimpulan ... 114

B.Saran ... 115 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pembelajaran mendewasakan manusia. Melalui pendidikan dapat mengubah pola pikir, perilaku, sikap, serta perbuatan seseorang. Pendidikan memiliki berbagai ilmu pengetahuan, salah satunya di bidang ilmu pengetahuan umum yaitu mata pelajaran matematika. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari1. Pelajaran matematika merupakan objek tujuan abstrak yang bertumpu pada pola pikir yang deduktif, maksudnya mata pelajaran matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek konkret dan ilmu pasti yang membahas mengenai hitungan dalam kehidupan sehari-hari2.

Matematika sangat penting untuk dipelajari karena menunujukkan adanya perhitungan dalam setiap bertindak dan bertujuan untuk memecahkan masalah yang di hadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan hitungan. Menurut Piaget, anak-anak berada pada fase operasional konkret yang memiliki kemampuan untuk mengingat, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat nyata3. Mata pelajaran matematika diberikan kepada anak Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 1 sampai kelas 6 karena dianggap sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam tumbuh

1Esti Yuli Widayanti, dkk,Pembelajaran Matematika MI,(Surabaya: Aprinta, 2009), paket 1, hlm8

2Heruman,Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 1 3Ibid, paket 1, hlm 8


(10)

kembang pola fikir siswa pada fase operasional. Di usia perkembangan kognitif, siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat di tangkap oleh panca indra dengan menghubungkan pengalaman yang pernah di lihat. Dalam pembelajaran yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa yang akan di sampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Apabila proses belajar mengajar tidak sesuai dengan kondisi yang di butuhkan siswa, maka berpengaruh pada hasil pembelajaran siswa.

Hal tersebut terjadi pada MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Berdasarkan data hasil wawancara dengan ibu Ilmi Rosdiana selaku guru mata pelajaran matematika kelas IV menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada standar kompetensi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, kompetensi dasarnya adalah melakukan operasi hitung campuran. Kebanyakan siswa belum mengerti materi operasi hitung campuran dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Matematika kelas IV Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 80. Kebanyakan siswa belum bisa memahami materi operasi hitung campuran dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Matematika kelas IV, bahwa ada 41,93% dari 31 siswa dinyatakan tuntas, sedangkan sisanya 58,06% dinyatakan belum tuntas4.

Hal ini disebabkan oleh kurang leluasanya guru terhadap penekanan materi penting dalam menyampaikan operasi hitung campuran dan tidak

4Ilmi Rosdiana,Guru Mata Pelajaran Matematika Kleas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo, 23 Maret 2016


(11)

adanya media pada materi operasi hitung campuran yang hanya mengacu pada buku paket dan LKS menyebabkan siswa kurang aktif, mengganggu temannya, tidur di kelas dan ada beberapa siswa yang izin keluar masuk kelas dengan alasan ke kamar mandi. Dari faktor itulah siswa tidak memiliki semangat dalam mengikuti pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang dari memuaskan.

Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas, bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung campuran pada kelas IV di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Oleh karena itu, diperlukannya strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti telah melakukan upaya meningkatkan hasil belajar operasi hitung campuran dengan mengunakan strategi Pembelajaran Explicit Instruction. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan belajar siswa yang dilakukan secara bertahap, dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”5. Pembelajaran Explicit Instruction merupakan strategi yang memiliki keunggulan untuk mengajarkan pengetahuan yang bersifat deklaratif dan prosedural, maksudnya yaitu bersifat pernyataan ringkas dan jelas sesuai dengan prosedur secara bertahap. Strategi pembelajaran Explicit Instruction

juga baik di gunakan untuk menyampaikan bahan ajar yang banyak dalam waktu yang terbatas.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti mengangkat masalah ini menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya meningkatkan hasil

5Miftahul Huda,Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm 186


(12)

belajar operasi hitung campuran siswa, karena sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV yang aktif dan tidak bisa diam, serta diharapkan agar dapat menumbuhkan rasa semangat peserta didik dalam belajar matematika pada materi operasi hitung campuran. Dari latar belakang di atas maka penelitian mengambil judul “UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI

HITUNG CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI

PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION SISWA KELAS IV MI MA’ARIF PAGERWOJO SIDOARJO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diuraikan peneliti adalah meningkatan hasil belajar operasi hitung campuran siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction dalam meningkatkan hasil belajar materi operasi hitung campuran mata pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran dengan menggunakan strategi pembelajaran Explicit Instruction

mata pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo? C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan yang di pilih untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran mata pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo


(13)

Sidoarjo adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran Explicit Instruction. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran Explicit Instruction

diharapkan proses pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan siswa dapat lebih mudah menerima pelajaran yang telah disampaikan. Penggunaan strategi pembelajaran Explicit Instruction sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran, karena dengan menggunakan strategi pembelajaran Explicit Instruction, siswa akan lebih mudah memahami suatu pesan/informasi dari guru yang secara langsung dengan proses dilaksanakan secara selangkah demi selangkah/bertahap.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditentukan tujuan Penelitian Tindakan Kelas diantaranya, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction

dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung campuran pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo.

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar mata pelajaran Matematika materi operasi hitung campuran melalui strategi pembelajaran Explicit Instruction

pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. E. Lingkup Penelitian

Pada kali ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran matematika kelas IV di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo dengan


(14)

1. Penelitian ini membahas mengenai upaya meningkatan hasil belajar operasi hitung campuran mata pelajaran matematika pada siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo.

2. Penelitian ini membahas materi operasi hitung campuran kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo, pada Standar kompetensi: 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dan kompetensi dasar: 5.3 Melakukan operasi hitung campuran dengan Indikator:

5.3.1 menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunakan tanda positif dan negatif(+dan-).

5.3.2 mengoperasikan hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif menggunakan media garis bilangan kayu.

5.3.3 memecahkan masalah operasi hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari.

3. Subyek peneliti ini hanya dikenakan pada siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

4. Peneliti ini mengunakan instrumen soal-soal tes tulis yang mengarah pada ranah kognitif dan mengunakan lembar observasi aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan penerapan strategi pembelajaran explicit insctruction.

F. Signifikansi Penelitian

Jika hasil tujuan penelitian tindakan dapat di capai, maka peneliti mengharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat bermanfaat.


(15)

Manfaat secara umum:

1. Dapat meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan operasi hitung campuran peserta didik melalui strategi pembelajaranexplicit instruction. 2. Dapat meningkatkan pemahaman serta wawasan peneliti dalam membuat

karya ilmiah.

Manfaat secara spesifik: 1. Sekolah

Dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatkan mutu tenaga pendidik, dan peserta didik.

2. Guru

a. Dapat memberikan kontribusi dalam hal inovasi atau variasi strategi di dalam proses pembelajaran.

b. Dapat memberikan masukan kepada tenaga pendidik untuk melakukan penelitian tindakan kelas serta untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan operasi hitung campuran peserta didik.

3. Peserta didik

a. Dapat meningkatkan pemahaman, penyelesaian oprerasi hitung campuran, serta meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Dapat menghilangkan kejenuhan, kebosanan dalam proses KBM berlangsung.

c. Dapat sebagai wadah dalam meningkatkan hasil belajar menyelesaikan masalah operasi hitung campuran peserta didik


(16)

4. Peneliti

Dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti ketika menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada tempat, kelas, settingan, strategi yang berbeda.


(17)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

1. Hasil Belajar

Belajar adalah menguasai atau memperoleh informasi dan mengingatnya. Belajar terjadi karena perubahan dari tingkah laku anak, mulai dari yang disengaja dan tidak disengaja. Perubahan yang di maksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Menurut Suprijono dalam buku belajar dan pembelajaran, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,

dan keterampilan6. Hasil belajar pada diri siswa atau peserta didik sering

tidak langsung tanpa siswa atau peserta didik itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan siswa atau peserta didik berubah dalam perilaku, sikap, dan kemampuannya. Menurut Gagne dan Briggs dalam buku strategi pembelajaran, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat

perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa7. Kualitas

hasil belajar (prestasi belajar) diduga dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya motivasi berprestasi yang dapat dilihat dari nilai rapor. Untuk

6 Muhammad Thobroni & Arif Mustfa, Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013), hlm 22


(18)

10

menunjukkan tinggi rendahnya atau baik buruknya hasil belajar yang dicapai siswa yakni dengan memberikan skor terhadap kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar tersebut. 2. Bentuk Hasil Belajar

Menurut Benjamin S. Bloom, dkk dalam buku pengantar evaluasi pendidikan, berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain yang melekat pada diri peserta didik. Disini hanya membahas Domain Kognitif

tersebut adalah sebagai berikut8:

Domain Kognitif (cognitive domain). Domain ini memiliki enam

jenjang kemampuan, yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali. Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berpikir yang paling rendah. Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah peserta didik dapat

menghafal surat al-‘Ashr, menerjemahkan dan menuliskannya secara

baik dan benar.

b. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan di ingat. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

8 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 49-52


(19)

11

c. Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk

menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun

metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan

sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.

d. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor lainnya.

e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan

kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

f. Evaluasi (evaluation) adalah jenjang berpikir paling tinggi menurut

Taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menggunakan Domain Kognitif level C2 (pemahaman), C3 (penerapan) dan C4 (analisis). Alasan peneliti yakni:


(20)

12

a. C2 (pemahaman), siswa dapat memahami cara menghitung operasi

hitung campuran bilangan bulat dengan menggunakan tanda positif dan negatif.

b. C3 (penerapan), siswa dapat mengoperasikan hitung campuran

bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif menggunakan media garis bilangan kayu. Cara penerapannya dilakukan dengan menggunakan gambar garis bilangan kayu di soal latihan siswa.

c. C4 (analisis), siswa dapat memecahkan masalah operasi hitung

campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif yang ada di soal cerita. Siswa menganalisis apakah di dalam soal cerita tersebut menggunakan penjumlahan atau pengurangan.

3. Teori Belajar Menurut Piaget

Menurut Piaget, salah seorang penganut aliran kognitif yang kuat, proses belajar sebenarnya terjadi dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbang).

a. Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi

baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.

b. Proses akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam

situasi yang baru.

c. Proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara

asimilasi dan akomodasi.

Piaget berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Tahapan tersebut dibagi


(21)

13

menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motor, tahap pra-operasional,

tahap operasional konkret dan tahap operasional formal.9

a. Tahap Sensori Motor

Pada tahap sensori motor (0-2 tahun), seorang anak belajar mengembangkan dan mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna.

b. Tahap Pra-operasional

Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indra sehingga ia belum mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten.

c. Tahap Operasional Konkret

Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), seorang anak dapat membuat kesimpulan dari sesuatu pada situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari situasi nyata secara bersama-sama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).

d. Tahap Operasional Formal

Pada tahap operasional formal (11 tahun ke atas), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Pada tahap ini kemampuan menalar secara abstrak meningkat sehingga seseorang mampu untuk berpikir secara deduktif. Pada tahap ini pula, seorang

9 Ibid, hlm 96-97


(22)

14

mampu mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu situasi secara bersama-sama.

Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas IV, siswa kelas IV masih pada tahap operasional konkret (7-11 tahun). Anak pada umur ini proses berpikirnya masih sulit apabila tidak adanya pada sesuatu situasi nyata atau benda konkret. Benda konkret yang di butuhkan atau media sebagai penunjang saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya media atau benda konkret siswa dapat lebih memahami materi yang di ajarkan dan dapat membuat kesimpulan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan dalam tingkah laku. Apakah perubahan itu baik atau buruk semua bisa terlihat pada faktor-fakor yang ada. Adapun faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi sebagai berikut10.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yakni:

1) Faktor yang ada pada diri itu sendiri yang di sebut faktor

individual. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2) Faktor yang ada di luar individu yang di sebut faktor sosial. Yang

termasuk faktor sosial antara lain: faktor keluarga, guru dan cara


(23)

15

mengajarnya, alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan motivasi sosial.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses yang harus di proses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Dalam hal ini dapat menganalisis kegiatan belajar menggunakan pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan sistem ini sekaligus dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Dapat di gambarkan kegiatan belajar dengan pendekatan sistem sebagai berikut:

Gambar 2.1

Pendekatan Sistem Kegiatan Belajar

Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw

input) merupakan bahan baku yang perlu di olah, kemudian di beri

pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching–

learning–process). Di dalam proses belajar-mengajar, turut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan

lingkungan (environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang

sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) guna

INSTRUMENTAL INPUT

RAW INPUT TEACHING - LEARNING PROCESS

ENVIRONMENTAL INPUT


(24)

16

menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (output). Berbagai

faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu atau yang di sebut sebagai hasil belajar siswa.

Pengaruh terhadap penelitian ini yakni: 1) faktor individual, setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda dari cara berfikirnya, butuhnya motivasi dari orang yang terdekat sebagai pendorong untuk belajar sangat penting, sifat-sifat pribadi anak sangat mempengaruhi dalam pembelajaran dan jika anak tidak berminat untuk belajar maka hasil belajar juga akan turun; 2) faktor sosial, berpengaruh dalam keadaan anak saat belajar seperti keadaan keluarga yang buruk dapat mempengaruhi kondisi mental anak dalam belajar, dari sekolah guru juga berpengaruh dalam belajar, alat-alat yang di gunakan apakah memenuhi proses pembelajaran atau tidak, lingkungan dan motivasi sosial juga dapat mempengaruhi keadaan anak di setiap pembelajaran; 3) proses dan hasil belajar, siswa memiliki karakteristik tertentu baik fisiologis maupun psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar contohnya fisik dan kemampuan kognitif siswa kemudian dapat pengaruh dari sejumlah faktor lingkungan (environmental input) apakah lingkungan tersebut baik atau tidak yang akan menentukan hasil belajar dari siswa.


(25)

17

B. Strategi Explicit Instruction 1. Strategi Explicit Instruction

Menurut J. R. David dalam buku strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, dalam dunia pendidikan strategi diartikan

sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a

particular educational goal. Maksudnya adalah strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi. Teknik dan taktik merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode, yaitu cara yang harus dilakukan agar metode yang dilakukan berjalan efektif dan efisien. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, oleh karena itu strategi dan metode

pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu11.

Secara kaffah model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk

mempresentasikan sesuatu yang nyata dan di konversi untuk sebuah bentuk

yang lebih komprehensif12.

Menurut buku model-model pengajaran dan pembelajaran, Explicit

Instruction termasuk strategi Explicit Instruction. Strategi Explicit Instruction masih berpusat pada guru dan dirancang untuk memenuhi

11

H. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), hlm 126-127

12 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm 21


(26)

18

kebutuhan guru mengajarkan hal-hal yang bersifat informatif. Strategi ini berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,

selangkah demi selangkah dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi,

pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”13.

2. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Explicit Instruction

Tahapan atau sintaks strategi pembelajaran Explicit Instruction

adalah sebagai berikut14:

a. Tahap 1: Orientasi / Persiapan

Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan siswa-siswi untuk belajar.

b. Tahap 2: Presentasi / Demonstrasi

Guru mendemonstrasikan materi pelajaran, baik berupa keterampilan maupun konsep atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

c. Tahap 3: Latihan Terstruktur

Guru merencanakan dan memberi bimbingan instruksi awal kepada siswa.

d. Tahap 4: Latihan Terbimbing / Umpan Balik

Guru memeriksa apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dengan memberinya kesempatan untuk berlatih konsep keterampilan, lalu melihat apakah mereka berhasil memberi umpan balik yang positif atau tidak.

13 Ibid, hlm 186


(27)

19

e. Tahap 5: Latihan Mandiri

Guru merencanakan kesempatan untuk melakukan instruksi lebih lanjut dengan berfokus pada situasi yang lebih kompleks atau kehidupan sehari-hari.

Demikian langkah-langkah strategi pembelajaran explicit

instruction sebagai alternatif memberi kemudahan siswa dalam menyelesaikan masalah khususnya matematika dan guru untuk mengaktifkan siswa dalam kelas sehingga memberikan dampak pada hasil belajar siswa.

3. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Explicit Instruction

Explicit Instruction memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain15:

a. Kelebihan:

1) Guru bisa mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang

diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus apa yang harus dicapai oleh siswa.

2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun

kecil.

3) Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau

kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat di ungkapkan.

4) Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan

pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

15 Ibid, hlm187-189


(28)

20

5) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.

6) Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak

dalam waktu yang relatif singkat dan dapat di akses secara setara oleh seluruh siswa.

7) Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi

mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan antusiasme siswa.

b. Kelemahan:

1) Terlalu bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan

informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Sementara tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, sehingga guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.

2) Sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan,

pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.

3) Kesulitan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan

interpersonal yang baik.

4) Karena guru memainkan peran pusat dalam strategi ini, kesuksesan

strategi pembelajaran ini bergantung pada penilaian dan antusiasme guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri,


(29)

21

antusias dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.

5) Adanya berbagai hasil penelitian yang menyebutkan bahwa tingkat

struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran

yang menjadi karakteristik strategi pembelajaran Explicit

Instruction dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.

Berdasarkan kutipan diatas, maka penggunaan strategi Explicit

instruction dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan tersktruktur di mana isi materi penuh disampaikan kepada anak didik dalam waktu yang relatif singkat dan guru yang memiliki persiapan yang matang dalam penyampaian pelajaran dapat menarik perhatian siswa. Namun tidak

dipungkiri bahwa strategi Explicit Instruction memiliki kelemahan yaitu

ruang untuk siswa aktif memang terlalu sempit yang berdampak tidak

mengembangkan keterampilan sosial siswa. Walaupun Explicit Instruction

memiliki kelemahan tidak mengembangkan keterampilan sosial siswa tetapi itu tidak menjadi penghalang karena guru akan berperan aktif dalam proses pengembangan diri setiap siswa untuk memperoleh hasil yang baik dengan menggunakan pembelajaran ini.

C. Hakikat Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan keterpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Pembelajaran adalah proses interaksi dua arah dari seorang guru


(30)

22

dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer)

yang intens dan terarah menuju pada target yang telah di tetapkan16.

Matematika menurut Russefendi adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan

dan struktur yang terorganisasi17. Matematika adalah cabang ilmu

pengetahuan eksak dan terorganisasi secara sistematik dan logis18.

Pembelajaran yaitu aktivitas yang di lakukan guru dan siswa. Pembelajaran matematika pada tingkat MI masuk pada fase konkret yang dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan masalah hitungan. Dalam matematika setiap konsep yang abstrak perlu diberikan penguatan agar siswa dapat memahaminya serta bertahan lama dalam memori ingatan siswa. Matematika juga memiliki ilmu pasti seperti hasil dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

2. Teori-Teori Mengajar Matematika

Keberhasilan mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan dan proses mengajar guru, oleh karenanya tenaga pendidik dalam mengajar matematika harus berupaya untuk mengembangkan minat, motivasi belajar siswa dengan kata lain teori belajar mengajar harus dipahami. Teori mengajar matematika menurut Morris Kline dalam bukunya Juju S.

Suriasumantri yang berjudul Ilmu Dalam Prespektif bahwa jatuh

bangunnya suatu negara tergantung dari kemajuan ilmu bidang

16 Ibid, hlm 17

17 Ibid, hlm 1


(31)

23

matematika19. Menurut Russefendi dalam bukunya yang berjudul

Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran

Matematika menyatakan bahwa teori mengajar matematika ada beberapa antara lain20:

a. Aliran Latihan Mental

Menyatakan bahwa anak belajar harus diberikan banyak latihan, karena semakin banyak latihan maka akan semakin keras dan kuat latihannya hasilnya semakin baik.

b. Teori Thorndike

Menyatakan bahwa setiap pelajaran harus dilatihhapalkan dengan cara

stimulus respons berupa hadiah dengan nilai yang baik (reward)dan

atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa, pendidik juga memberikan jawaban.

c. Teori Dewey

Teori Dewey termasuk aliran pendidikan yang progresif menyatakan

bahwa siswa yang belum “siap” jangan dipaksa belajar, menunggu

hingga peserta didik siap untuk belajar atau dengan mengatur suasana pengajaran senyaman, semenarik mungkin hingga siswa tertarik dan siap untuk belajar.

d. Aliran Psikologi “Gestalt” (William Brownell)

Aliran psikologi Gestalt saling mendukung dengan aliran Thorndike

dan aliran pendidikan progresif Dewey bahwa pengajaran ditekankan

19 Linaswati Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm 64 20 Ibid, hlm 66-75


(32)

24

pada pengertian belajar, belajar merupakan proses latihan yang kemudian siswa akan paham mengenai materi yang dipelajari, yang maksudnya siswa diberikan pengertian, setelah siswa mengerti maka dilatih hafal kemudian siswa dapat belajar bermakna dengan mengerti cara dan pengerjaannya.

e. Teori Jean Piaget

Menyatakan bahwa belajar pada tingkat sekolah dasar terdapat pada fase oprasional yang mana pada fase ini merupakan fase konkret, maksudnya pada saat mengajar matematika pendidik mengkonkritkan hal-hal yang abstrak dan disesuaikan dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

f. Teori J.S. Bruner dengan Metode Penemuannya

Teori in menyatakan bahwa tidak jauh berbeda dengan teori J. Piaget.

Menurut J.S. Bruner langkah yang paling baik belajar matematika

adalah dengan melakukan penyusunan presentasinya, karena langkah permulaan belajar konsep, siswa akan lebih memahami jika kegiatan

yang menunujukkan representasi (model) konsep dilakukan oleh siswa

sendiri.

g. Teori Zaisa Dines

Menurut pengamatan dan pengalaman Dines bahwa terdapat anak-anak yang menyenangi matematika hanya pada permulaan, mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana, semakin tinggi


(33)

25

minatnya belajar matematika sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar dan rumit. Menurut Russefendi agar anak didik memahami dan mengerti akan konsep (struktur) matematika maka diajarkan dengan konsep murni, di lanjutkan dengan konsep notasi, dan diakhiri dengan konsep terapan, di samping itu untuk dapat mempelajari struktur matematika maka representasinya (model) dimulai dengan benda konkret yang beraneka ragam.

h. Teori Van Hiele dalam pengajaran Geometri, antara lain menegaskan

bahwa:

1. Kombinasi yang baik antara waktu, materi pelajaran dan metode

mengajar yang dipergunakan untuk tahap tertentu dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada tahap atau jenjang yang lebih tinggi.

2. Pendidik harus dapat memahami materi yang akan diajarkan

dengan tidak memaksakan sifat-sifat konsep geneometri pada peserta didik alhasil peserta didik bukannya mengerti dengan bermakna melainkan mengerti dengan hafalan.

3. Kegiatan belajar peserta didik harus disesuaikan dengan tahap

berpikirnya.

i. Teori Robert M. Gagne

Menyatakan bahwa proses belajar matematika dapat berjalan dengan baik maka peserta didik dihadapkan pada dua obyek yaitu obyek tidak langsung dan obyek langsung. Obyek tidak langsung yaitu kemampuan


(34)

26

menyelidiki dan memecahkan masalah, sedangkan obyek langsung seperti fakta misalnya obyek/lambang bilangan, sudut, ruas garis, simbol dan notasi.

j. Teori Pavlov dengan Teori belajar Klasik-nya

Menyatakan bahwa dia terkenal dengan hasil melakukan prcobaan menggunakan hewan dan manusia. Hewan percobaanya adalah anjing. Anjing setiap kali diberi makan selalu di iringi dengan bunyi lonceng dan Pavlov lakukan berulang kali sehingga anjing setiap mendengar bunyi lonceng (jika lapar) air liur anjing tersebut meleleh. Dengan adanya air liur anjing setiap mendengar bunyi lonceng oleh Pavlov melihat ada hubungan bersyarat antara anjing, makan dan air liur. Makanan atau lonceng merupakan stimulus untuk keluarnya air liur, sehingga makanan disebut stimulus tak bersyarat karena terjadi secara wajar (refleksi) sedangkan bunyi lonceng di sebut stimulus bersyarat. 3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah

Menurut Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 Tahun 2006

dalam buku matematika 1 bahwa mata pelajaran matematika diajarkan di

sekolah dasar bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut21:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

21Ibid, paket 3, hlm 10


(35)

27

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

4. Ruang Lingkup Matematika

Ruang lingkup matematika SD/MI menurut PERMENDIKNAS

Nomor 23 Tahun 2006 yakni22:

a. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan

sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

b. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana meliputi

unsur-unsur dan sifat-sifatnya serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

22 Permendiknas, Standar Kompetensi Lulusan (SKL),(Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional, 2006), hlm 355


(36)

28

c. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas,

volume, sudut, waktu, kecepatan, debit serta mengalikasikannya dalam pemecahan sehari-hari.

d. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari 5. Operasi Hitung Campuran

Operasi Hitung campuran adalah operasi atau pengerjaan hitungan

yang melibatkan lebih dari dua bilangan dan lebih dari satu operasi23.

Operasi hitung bilangan bulat terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

a. Aturan I:

Jika pada suatu operasi hitung terdapat penjumlahan dan pengurangan atau perkalian dan pembagian, maka manapun yang ditulis terlebih dulu operasi itu yang harus dikerjakan dulu, karena penjumlahan dan pengurangan setingkat begitu juga perkalian dan pembagian juga

setingkat, kecuali terdapat tanda dalam kurung24.

Contoh:

 17 + 6 – 9 = (17 + 6) – 9

= 23 – 9 = 14

 4 x 12 : 8 = (4 x 12) : 8

= 48 : 8 = 6 23 Ibid, hlm 30

24 M. Januar Alfa, Rumus Jitu Mengerjakan Soal Matematika, (Yogyakarta: Pena Mas Publisher 2014), hlm 15


(37)

29

b. Aturan II:

Jika pada suatu operasi hitung terdapat penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, maka operasi perkalian atau pembagian

dikerjakan terlebih dahulu, kemudian mengerjakan operasi

penjumlahan atau pengurangan. Tingkatan perkalian dan pembagian lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan dan pengurangan. Artinya perkalian dan pembagian harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum penjumlahan dan pengurangan.

Contoh:

 24 + 18 : 3 = 24 + (18 : 3)

= 24 + 6 = 30

 12 : 4 + 4 x 5 = (12 : 4) + (4 x 5)

= 3 + 20 = 23

Operasi campuran yang akan kita bahas adalah operasi bilangan bulat yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan dengan cara pengerjaannya yakni menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunakan tanda positif dan negatif, mengoperasikan hitung campuran bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan dan cara memecahkan masalah operasi hitung campuran dalam soal cerita. Operasi campuran penjumlahan dan pengurangan harus kita kerjakan berurutan dari sebelah


(38)

30

kiri. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengerjakan operasi hitung

campuran bilangan bulat adalah sebagai berikut25.

a. Menambah dengan bilangan negatif sama dengan mengurangi dengan

lawan bilangan tersebut

b. Mengurangi dengan bilangan negatif sama dengan menambah dengan

lawan bilangan tersebut

c. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, maka yang ditulis pertama dikerjakan terlebih dahulu.

Contoh:

1) Berapakah hasil dari 8 + 5 – (-4) …

8 + 5 – (-4) = (8 + 5) – (-4) = 13 + 4 = 17

2)

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Aturan mengerjakannya adalah:

1. Selalu mulai dari bilangan nol dan menghadap ke kanan.

2. Bila bilangan positif maka bergerak maju.

25 Yoni Yuniarto dan Hidayati, MATEMATIKA untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiytah Kelas


(39)

31

3. Bila bilangan negatif, maka bergerak mundur.

4. Jika operasi hitung adalah penjumlahan, tetap menghadap KANAN

dan bergerak ke bilangan berikutnya.

5. Jika operasi hitungnya adalah pengurangan, menghadap ke KIRI

dan bergerak ke bilangan berikutnya.

Kalimat matematikanya adalah…

2 – 5 + 4 = 1

Cara mengerjakannya :

Dimulai dari bilangan nol dan menghadap kanan, 2 adalah positif, bergerak maju ke angka 2 menghadap kanan, di kurangi 5 (berlaku aturan 5) menghadap kiri dan maju 5 langkah (berlaku aturan 2), di tambah 4 (berlaku aturan 4) menghadap kanan dan maju 4 langkah karena bilangan positif.

3) Suhu udara di kota Jayapura -2°C. kemudian naik 8°C. suhu udara

sekarang adalah.. -2°C + 8°C = 6°C


(40)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Campuran dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Explicit Instruction Siswa Kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo” ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bermakna penelitian yang didesain untuk membantu guru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji dengan menggunakan angka-angka dan pengolahan statistik26. Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dipilih untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas27. PTK dalam istilah bahasa inggris adalah

Classroom Actions Research (CAR). Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi perbaikan mutu pada proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Selain itu, dikarenakan ada tiga kata yang

Nana Syaodih Sukmadinata,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 60


(41)

membentuk pengertian PTK, maka ada tiga kata pengertian yang dapat diterangkan28:

1. Penelitian adalah menunjukkan kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dalam hal yang diminati.

2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan Model Kurt Lewin, yang menjelaskan bahwa ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi29.

28Suharsimi Arukunto, dkk,Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm 2-3 29H. Wina Sanjaya,Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm 50


(42)

Perencanaan

Refeksi Tindakan

Observasi Gambar 3.1

Diagram Alur PTK Model Kurt Lewin B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilakukan di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo pada Kelas IV.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada awal semester genap yaitu 23 Maret 2016 observasi awal, PTK siklus I pada tanggal 10 Mei 2016, PTK siklus II pada tanggal 11 Mei 2016 dan PTK siklus III pada tanggal 12 Mei 2016. 3. Karakteristik Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo tahun pelajaran 2015-2016. Dengan jumlah siswa 31 siswa dalam


(43)

satu kelas, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dengan kompetensi dasar (KD)5.3 melakukan operasi hitung campuran. Objek yang diteliti peneliti adalah hasil belajar menyelesaikan operasi hitung campuran siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo yang masih jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk melakukan peningkatan KKM maka peneliti menggunakan strategi pembelajaranExplicit Instruction.

C. Variabel yang diselidiki

Penelitian ini menggunakan variabel peningkatan hasil belajar operesi hitung campuran pada mata pelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Explicit Instruction pada siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian tersebut terdapat beberapa variabel diantaranya, sebagai berikut:

1. Variabel Input : Siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo.

2. Variabel Proses : Penerapan Strategi PembelajaranExplicit Instruction.

3. Variabel Output : Hasil Belajar operasi hitung campuran pada materi operasi hitung campuran.

D. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan peneliti memilih dan menggunakan model dari Kurt Lewin yakni 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi karena pada penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction masih terdapat kekurangan hingga melakukan pengulangan kembali dan melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang di


(44)

inginkan peneliti tercapai. Jika pada penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction pada siklus I, siklus II dan siklus III belum berhasil maka peneliti akan melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanan peneliti menyusun rencana pembelajaran mengenai menyelesaikan operasi hitung campuran dengan menggunakan strategi pembelajaranExplicit Instructionyang meliputi:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : pada tahap ini peneliti membuat RPP yang akan dilaksanakan di siklus I.

b. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung RPP : meliputi media pembelajaran, sarana pendukung yang diperlukan pada saat pembelajaran berlangsung.

c. Mempersiapkan instrumen untuk penilaian serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi untuk guru dan siswa. 2. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi operasi hitung campuran dengan menerapakan strategi pembelajaran Explicit Instruction. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sesuai RPP pada siklus I sebagai berikut:

a. Guru melakukan apersepsi dan motivasi kepada siswa, agar siap dalam mengikuti pelajaran.


(45)

b. Guru memperkenalkan kepada siswa mengenai strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yakni strategi pembelajaran

Explicit Instruction.

c. Guru melakukan umpan balik dan selanjutnya memberikan post test kepada siswa dengan penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus I. Format rencana pembelajaran siklus I terlampir (lampiran 3.1). berikut garis besar RPP Siklus I:

(a) Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucap salam dan membuka pelajaran dengan doa. 2. Guru menanyakan kabar siswa.

3. Guru mengabsen kehadiran siswa-siswi di kelas.

4. Guru menyiapkan siswa dengan menata bangku dan berkaca diri

5. Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa agar siap mengikuti pelajaran pada hari ini dengan menanyakan “Masih ingat bilangan positif dan bilangan negatif?”

6. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan hari ini.


(46)

(b) Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Guru menjelaskan tentang “Operasi Hitung Campuran”. (Tahap1)

b) Guru mendemonstrasikan Media Garis Bilangan Kayu kepada siswa. (Tahap 2)

c) Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mengamati demonstrasi terkait materi “Operasi Hitung Campuran”.

d) Guru memancing pengetahuan siswa dengan melakukan tanya jawab mengenai “bilangan positif dan bilangan negatif”. (Tahap 3)

e) Guru menyuruh siswa maju ke depan untuk mempraktikkan Media Garis Bilangan Kayu.

f) Siswa mencoba melakukan kegiatan tertentu dengan mempraktikkan Media Garis Kayu Bilangan.

Elaborasi

g) Guru memberi bimbingan pelatihan awal dengan cara memancing pengetahuan siswa untuk maju ke depan menjawab soal secara bergantian. (Tahap 4)

h) Setelah itu siswa mengerjakan Latihan Soal Operasi Hitung Campuran secara individu. (Tahap 5)


(47)

Konfirmasi

j) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai (Lembar Kerja) yang telah di kerjakan siswa sebelumnya.

k) Guru meluruskan jika terjadi kesalah pahaman siswa terhadap materi yang sudah dibahas.

(c) Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan kesimpulan atas materi hari ini.

2. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari proses pembelajaran yang telah berlangsung.

3. Merefleksi dengan bertanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari sebagai hasil pembelajaran.

4. Guru memotivasi siswa agar tetap belajar saat di rumah dan juga mempelajari materi untuk pertemuan minggu depan. 5. Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah

bersama-sama dan salam. 3. Observasi

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai sebagai berikut:

a. Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Memantau kegiatan siswa dalam pembelajaran

c. Mengamati pemahaman dan penguasaan materi penyelesaian operasi hitung campuran melalui strategi pembelajaranexplicit instruction.


(48)

Pengamatan di siklus I dilakukan untuk melihat berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, jika tidak berhasil maka proses perbaikan pembelajaran melalui strategi pembelajaran explicit instruction

pada kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo akan dilanjutkan pada siklus II.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus I meliputi:

a. Mencatat hasil observasi: mencatat kendala yang telah terjadi pada siklus I dengan penerapan strategi pembelajaranexplicit instruction.

b. Mengevalusasi hasil observasi: mengevaluasi kendala yang telah terjadi pada siklus I dengan penerapan strategi pembelajaran explicit instruction. Pada tahap ini peneliti dapat melakukan evaluasi dengan berdiskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi tindakan yang dilakukan di siklus I.

c. Menganalisis hasil pembelajaran: pada tahap ini peneliti menganalisis hasil pembelajaran apakah sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam RPP.

d. Menentukan kelemahan-kelemahan pada strategi pembelajaran

explicit instruction untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya.

e. Evaluasi tindakan siklus I. Peneliti melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus I seperti apakah


(49)

kegiatan siklus I dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung campuran oleh siswa kelas IV pada materi operasi hitung campuran. Setelah pelaksanan siklus I tersebut berdasarkan evaluasi dan analisis, peneliti menyatakan meningkatkan atau tidaknya hasil belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Jika meningkat maka tidak perlu melanjutkan siklus II. Namun apabila pada pelaksanaan siklus I yang telah diketahui hambatan, kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya pengulangan yakni dengan melanjutkan ke siklus II. Pada umunya kegiatan siklus II memiliki banyak tambahan, karena siklus II ada untuk memperbaiki siklus I yang belum berhasil.

Siklus II

Siklus II merupakan pengulangan dari siklus I dengan melakukan perbaikan dari masalah yang ada pada siklus I. Siklus II meliputi:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II peneliti menyusun rencana pembelajaran kembali berdasarkan dari kekurangan yang ada pada siklus I mengenai menyelesaikan operasi hitung campuran dengan menggunakan strategi pembelajaran explicit instruction. Pada siklus II peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran yang telah direvisi dari siklus I, instrumen untuk penilain serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi untuk guru dan siswa, mempersiapkan sarana prasaran yang dibutuhkan. Berikut rancangan pelaksanaan pembelajaran


(50)

pada siklus II yang direvisi dari siklus I.Format rencana pembelajaran siklus II terlampir (lampiran 3.2).

2. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan siklus II peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi operasi hitung campuran dengan menerapakan strategi pembelajaran explicit instruction tidak jauh berbeda. Rencana kegiatan pelaksanaan (RPP) yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi atau evaluasi siklus I.

3. Observasi

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung pada siklus II untuk melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran

explicit instruction pada kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Pengamatan yang dilakukan di antaranya, sebagai berikut:

a. Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus II.

b. Mencatat semua masalah atau kekurangan pada pembelajaran matematika menyelesaiakan operasi hitung campuran dengan menggunakan strategi pembelajaranexplicit instruction pada siklus II. c. Memantau kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan


(51)

d. Meneliti data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar observasi yang meliputi lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan guru, lembar kerja siswa yang berupa post tes.

e. Mengamati peningkatan hasil belajar operasi hitung campuran terhadap materi operasi hitung campuran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK pada siklus II.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus II. Peneliti melakukan evaluasi, dan membandingkan peningkatan kemampuan meyelesaikan operasi hitung campuran pada siklus I, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus II seperti apakah kegiatan siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi operasi hitung campuran. Setelah pelaksanan siklus II tersebut berdasarkan evaluasi dan analisis, peneliti menyatakan meningkatkan atau tidaknya hasil belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Jika meningkat maka tidak perlu melanjutkan siklus-siklus selanjutnya. Namun apabila pada pelaksanaan siklus II yang telah diketahui kembali adanya hambatan, kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya pengulangan yakni dengan melanjutkan ke siklus III. Pada umumnya kegiatan siklus III akan memiliki banyak tambahan, karena siklus III ada untuk memperbaiki siklus I dan II yang belum berhasil.


(52)

Siklus III

Siklus III merupakan pengulangan dari siklus I dan siklus II dengan melakukan perbaikan dari masalah yang ada pada siklus I dan siklus II. Siklus III meliputi:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus III peneliti menyusun rencana pembelajaran kembali berdasarkan dari kekurangan yang ada pada siklus I dan siklus II mengenai menyelesaikan operasi hitung campuran dengan menggunakan strategi pembelajaran explicit instruction. Pada siklus III peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran yang telah direvisi dari siklus I dan siklus II, instrumen untuk penilain serta menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi untuk guru dan siswa, mempersiapkan sarana prasaran yang dibutuhkan. Berikut rancangan pelaksanaan pembelajaran pada siklus III yang direvisi dari siklus I dan siklus II.Format rencana pembelajaran siklus III terlampir (lampiran 3.3).

2. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan siklus III peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi operasi hitung campuran dengan menerapakan strategi pembelajaran explicit instruction tidak jauh berbeda. Rencana kegiatan pelaksanaan (RPP) yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi atau evaluasi siklus II


(53)

3. Observasi

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung pada siklus III untuk melakukan proses perbaikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran

explicit instruction pada kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Pengamatan yang dilakukan di antaranya, sebagai berikut:

a. Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus III.

b. Mencatat semua masalah atau kekurangan pada pembelajaran matematika menyelesaiakan operasi hitung campuran dengan mengunakan strategi pembelajaranexplicit instruction pada siklus III. c. Meneliti data yang diperlukan dalam penelitian seperti lembar

observasi yang meliputi lembar pengamatan siswa, lembar pengamatan guru, lembar kerja siswa yang berupa post tes.

d. Mengamati peningkatan hasil belajar operasi hitung campuran terhadap materi operasi hitung campuran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK pada siklus III.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus III. Peneliti melakukan evaluasi, dan membandingkan peningkatan kemampuan menyelesaikan operasi hitung campuran pada siklus I dan siklus II, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus III seperti apakah kegiatan siklus III dapat meningkatkan hasil belajar siswa


(54)

kelas IV pada materi operasi hitung campuran. Setelah pelaksanan siklus III tersebut berdasarkan evaluasi dan analisis, peneliti menyatakan meningkatkan atau tidaknya hasil belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Jika meningkat maka tidak perlu melanjutkan siklus-siklus selanjutnya. Namun apabila pada pelaksanaan siklus-siklus III yang telah diketahui kembali adanya hambatan, kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya pengulangan yakni dengan melanjutkan ke siklus-siklus selanjutnya. Pada umumnya kegiatan siklus selanjutnya akan memiliki banyak tambahan, karena siklus selanjutnya ada untuk memperbaiki siklus I, II dan III yang belum berhasil.

E. Data dan Teknik Pengumpulannya 1. Sumber Data

Sumber penelitian tindakan kelas yakni: a. Guru

Dari sumber data guru, untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan, implementasi dari strategi pembelajaran explicit instruction.

b. Siswa

Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar operasi hitung campuran pada materi operasi hitung campuran. 2. Cara Pengumpulannya

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik observasi, wawancara, tes, dokumentasi. Teknik


(55)

pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantarannya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam penerapan strategi pembelajaran explicit instruction dilaksanakan pada proses pembelajaran30. Lembar observasi aktivitas guru terlampir (lampiran 3.4).Lembar observasi aktivitas siswa terlampir (lampiran 3.5).

b. Wawancara

Wawacara merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapat data tentang pendapat mengenai proses pembelajaran yang dialami guru selama proses pembelajaran dengan sebelum diadakan PTK dan sesudah diadakan PTK oleh peneliti dengan mengunakan strategi pembelajaran explicit instruction serta data pendapat siswa mengenai strategi yang digunakan peneliti sebagai PTK31.Format wawancara guru sebelum PTK terlampir (lampiran 3.6).Format wawancara

30Ibid, hlm 86 31Ibid, hlm 96


(56)

guru sesudah PTK terlampir (lampiran 3.7).Format wawancara siswa setelah PTK terlampir (lampiran 3.8).

c. Tes

Tes merupakan alat ukur yang sistematik untuk melihat tingkat keberhasilan hasil belajar seperti perilaku yang mempengaruhi hasil belajar. Tes digunakan peneliti untuk mendapat data hasil belajar peningkatan hasil belajar operasi hitung campuran dengan materi operasi hitung campuran kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo dengan menerapkan strategi pembelajaranexplicit instruction.


(57)

Adapun kisi-kisi soal untuk siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Siklus I Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi Materi Indikator Butir Soal

Butir Soal Ranah Bentuk

Soal No Soal Kunci 1. Melakukan operasi hitung campuran Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda positif dan negatif (+ dan-) Operasi hitung campur an Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda positif(+)

Berapakah hasil dari 4 – 2 + 6 … a. 6

b. 7 c. 8 d. 9

C2 PG 1 C

Berapakah hasil dari 4 + 6 - 3 … a. 7

b. 9 c. 11 d. 13

PG 3 A

Menghitung operasi campuran bilangan bulat

-2 + (-4) – (-5)

Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. -4 + 6 = 2 b. -6 + 5 = -1 c. 5 – (-2) = 7 d. 10 – 8 = 2


(58)

menggunaka

n tanda

negatif(-)

-3 + (-4) – (-6) Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. -7 + 6 = -1 b. -8 + 6 = -2 c. -9 – 7 = -16 d. -9 – 8 = =17

PG 4 A

Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda (+ dan-)

Berapakah hasil dari -2 + 4 – (-4) … a. 2

b. 8 c. 7 d. 6

PG 5 D

7 – (-4) + 3 Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. 2 + 5 = 7 b. 11 + 3 = 14 c. -9 + 8 = -2 d. 6 – (-6) = 12

PG 6 B

2. Mengoperasi kan hitung campuran bilangan bulat positif Mengoperasi kan hitung campuran bilangan bulat positif

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Kalimat matematikanya adalah…


(59)

dan bilangan bulat negatif menggunaka n media garis bilangan kayu

dan bilangan bulat negatif menggunaka

n garis

bilangan

a. -2 + 6 – 4 = -4 b. -3 + 7 – 3 = 7 c. -3 + 4 – 2 = 5 d. -2 + 7 – 6 = -1

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Kalimat matematikanya adalah… a. -5 + 6 – 5 = -4

b. -3 + 4 – 2 = -3 c. -4 + 7 – 2 = -1 d. -3 + 6 – 5 = -2

PG 8 A

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Kalimat matematikanya adalah… a. 2 – 3 + 5 = 4

b. 4 – 7 + 2 = 3


(60)

c. 3 – 8 + 5 = 4 d. 2 – 7 + 3 = 5

3. Memecahkan masalah operasi hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari Memecahkan masalah operasi hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari

Suhu udara di kota Surabaya 6°C. kemudian turun 4°C. suhu udara sekarang adalah..

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

C4 PG 10 B

Suhu udara di kota Bogor pada siang hari 14°C. Menjelang tengah malam suhu turun 8°C. Berapa derajatkah suhu udara puncak tersebut pada malam hari?

U 1 14°C - 8°C =

6°C

Jadi suhu udara pada malam hari 6°C

Roni sedang mendaki gunung. Ia berada pada ketinggian 185 m di atas permukaan laut. Kemudian ia naik lagi sejauh 125 m. Roni sekarang berada pada ketinggian?

U 2 185 + 125 = 310

Jadi Roni

sekarang berada pada ketinggian 310 m


(61)

Adapun kisi-kisi soal untuk siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Siklus II No Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi Materi Indikator Butir Soal

Butir Soal Ranah Bentuk

Soal No Soal Kunci 1. Melakukan operasi hitung campuran Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda positif dan negatif (+ dan-) Operasi hitung campur an Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda positif(+)

Berapakah hasil dari 8 – 2 + 4 … a. 5

b. 7 c. 8 d. 10

C2 PG 1 D

Berapakah hasil dari 3 + 4 – 2 … a. 4

b. 5 c. 6 d. 7

PG 3 B

Menghitung operasi campuran bilangan

-4 + (-3) – (-6)

Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. -7 + 6 = -1 b. -6 + 5 = -1 c. 5 – (-2) = 7


(62)

bulat menggunaka n tanda negatif(-)

d. 10 – 8 = 2

-3 + (-5) – (-7) Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. -8 + 7 = -1 b. -8 + 6 = -2 c. -9 – 7 = -16 d. -9 – 8 = =17

PG 4 A

Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda (+ dan-)

Berapakah hasil dari -7 + 3 – (-6) … a. 2

b. 8 c. 7 d. 6

PG 5 A

7 – (-5) + 4 Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. 2 + 5 = 7 b. 12 + 4 = 16 c. -9 + 8 = -2 d. 6 – (-6) = 12

PG 6 B

2. Mengoperasi kan hitung campuran bilangan Mengoperasi kan hitung campuran bilangan


(63)

bulat positif dan bilangan bulat negatif menggunaka n media garis bilangan kayu

bulat positif dan bilangan bulat negatif menggunaka

n garis

bilangan

Kalimat matematikanya adalah… a. -2 + 6 – 4 = 0

b. -3 + 6 – 3 = 0 c. -3 + 4 – 2 = -1 d. -2 + 4 – 3 = -1

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Kalimat matematikanya adalah… a. -5 + 6 – 2 = -1

b. -3 + 4 – 2 = -1 c. -4 + 8 – 3 = 1 d. -3 + 6 – 2 = 1

PG 8 C

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Kalimat matematikanya adalah… a. 5 – 3 + 2 = 4


(64)

b. 5 – 2 + 1 = 4 c. 3 – 2 + 2 = 3 d. 2 - 3 + 4 = 3

3. Memecahkan masalah operasi hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari Memecahkan masalah operasi hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari

Suhu udara di suatu tempat 9°C. Pada malam hari turun -12°C. Selisih suhu siang dan malam di tempat tersebut adalah..

a. 18 b. 19 c. 20 d. 21

C4 PG 10 D

Suhu udara di kota Malang pada siang hari 23°C. Menjelang tengah malam suhu turun

16°C. Berapa derajatkah suhu udara puncak

tersebut pada malam hari?

U 1 23°C - 16°C =

7°C

Jadi suhu udara pada malam hari 7°C

Cindra sedang menaiki pesawat. Ia berada pada ketinggian 230 m di atas permukaan laut. Kemudian ia naik lagi sejauh 132 m. Cindra sekarang berada pada ketinggian?

U 2 230 + 132 = 362

Jadi Cindra sekarang berada pada ketinggian


(65)


(66)

Adapun kisi-kisi soal untuk siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Siklus III No Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi Materi Indikator Butir Soal

Butir Soal Ranah Bentuk

Soal No Soal Kunci 1. Melakukan operasi hitung campuran Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda positif dan negatif (+ dan-) Operasi hitung campur an Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda positif(+)

Berapakah hasil dari 9 + 2 - 5 … a. 5

b. 6 c. 8 d. 9

C2 PG 1 B

Berapakah hasil dari 6 + 8 - 7 … a. 4

b. 5 c. 6 d. 7

PG 3 D

Menghitung operasi campuran bilangan bulat

-5 – (-9) + (-7) Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. -7 + 7 = -1 b. 4 – 7 = -3 c. 5 – (-2) = 7 d. 10 – 8 = 2


(67)

menggunaka

n tanda

negatif(-)

-2 + (-5) – (-4) Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. -7 + 4 = -3 b. -7 + 5 = -2 c. -9 – 7 = -16 d. -9 – 8 =17

PG 4 A

Menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunaka n tanda (+ dan-)

Berapakah hasil dari 8 + (-4) – 6... a. -2

b. 2 c. 4 d. -4

PG 5 A

8 – (-3) + 4 Jawaban yang tepat untuk jawaban tersebut adalah…

a. 2 + 5 = 7 b. 11 + 4 = 15 c. -11 + 4 = -7 d. 6 – (-6) = 12

PG 6 B

2. Mengoperasi kan hitung campuran bilangan bulat positif Mengoperasi kan hitung campuran bilangan bulat positif

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Kalimat matematikanya adalah…


(68)

dan bilangan bulat negatif menggunaka n media garis bilangan kayu

dan bilangan bulat negatif menggunaka

n garis

bilangan

a. -2 + 6 – 2 = 2 b. -2 + 7 – 2 = 3 c. -4 + 3 – 1 = 0 d. -4 + 7 – 1 = 2

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Kalimat matematikanya adalah… a. -4 + 8 – 2 = 2

b. -3 + 6 – 2 = 1 c. -5 + 6 – 2 = -1 d. -3 + 5 – 3 = -1

PG 8 B

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Kalimat matematikanya adalah… a. 5 – 3 + 4 = 6

b. 5 – 2 + 2 = 5


(69)

c. 3 – 5 + 3 = 1 d. 3 – 6 + 5 = 1

3. Memecahkan masalah operasi hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari Memecahkan masalah operasi hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari

Suhu udara di Medan 12°C. Pada malam hari naik4°C. Suhu udara sekarang adalah…

a. 11 b. 12 c. 14 d. 16

C4 PG 10 D

Suhu udara di kota Tuban pada siang hari 20°C. Menjelang tengah malam suhu turun

-16°C. Berapa derajatkah suhu udara puncak

tersebut pada malam hari?

U 1 20°C – (-16)°C

= 36°C

Jadi suhu udara pada malam hari 36°C

Rina sedang berjalan di puncak. Ia berada pada ketinggian 215 m di atas permukaan laut.kemudian ia naik lagi sejauh 124 m. Rina sekarang berada pada ketinggian?

U 2 215 + 124 = 339

Jadi Risa

sekarang berada pada ketinggian 339 m


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

112

Gambar 4.8 Diagram batang rata-rata nilai hasil belajar kelas dan prosentase ketuntasan hasil belajar materi operasi hitung campuran

Dari gambar diagram batang 4.8 mengenai rata-rata nilai hasil belajar kelas dan prosentase ketuntasan hasil belajar operasi hitung campuran pada siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan hal tersebut terbukti dari diagram batang diatas.

Peningkatan data hasil observasi guru dan siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat rekapitulasi peningakatan pada siklus I, siklus II dan siklus III serta pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.12

Rekapitulasi data hasil observasi guru dan siswa siklus I, siklus II dan siklus III

No Deskripsi data Siklus I Siklus II Siklus III

Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa

1. Nilai skor 79 80 82 82 87 86

Dari tabel 4.12 mengenai rekapitulasi data hasil observasi guru dan siswa siklus I, siklus II dan siklus III dapat diketahui bahwa adanya peningkatan pada hasil observasi guru dan siswa siklus I, siklus II dan siklus


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

113

III. Peningkatan disebabkan adanya masukan dan pengalaman yang diberikan oleh guru mata pelajaran pada lembar observasi guru dan lembar observasi siswa sehingga peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan inovasi yang lebih pada siklus III.

Data hasil observasi guru dan siswa pada materi operasi hitung campuran siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada diagram. Data hasil observasi guru dan siswa pada materi operasi hitung campuran pada siklus I, siklus II dan siklus III sebagai berikut:

Gambar 4.9 Diagram batang hasil observasi guru dan siswa materi operasi hitung campuran

Dari gambar diagram batang 4.9 mengenai hasil observasi guru dan siswa materi operasi hitung campuran pada siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan hal tersebut terbukti dari diagram batang diatas.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam tiga siklus, dapat disimpulkan:

a. Melalui penerapan strategi pembelajaranexplicit instructionselama proses

pembelajaran matematika pada materi operasi hitung campuran telah berlangsung dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar pada siswa kelas IV MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo. Ditunjukkan dari peningkatan nilai observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan strategi pembelajaran

explicit instruction, yaitu pada siklus I observasi guru adalah 79 dan

observasi siswa 80 sedangkan pada siklus II observasi guru adalah 82 dan observasi siswa 82 dan pada siklus III observasi guru adalah 87 dan observasi siswa 86

b. Peningkatan hasil belajar materi operasi hitung campuran siswa kelas IV

MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo dengan strategi pembelajaran explicit

instruction meningkat. Hal tersebut ini dapat dilihat pada prosentase

ketuntasan belajar siswa pada siklus I mencapai 52% dengan rata-rata nilai kelas 73, sedangkan pada siklus II mencapai 65% dengan rata-rata nilai kelas 83 dan pada siklus III mencapai 84% dengan rata-rata nilai kelas 88.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Saran

Berdasarkan pembuktian keberhasilan penelitian tindakan kelas dengan

menerapkan strategi pembelajaran explicit instruction dalam meningkatkan

hasil belajar materi operasi hitung campuran pada pembelajaran matematika sebagai berikut:

1. Guru

a. Guru hendakanya melakukan inovasi dalam PTK apabaila hasil belajar siswa banyak yang belum mencapai KKM, karena hal tersebut dapat membantu guru dalam memecahkan rendahnya hasil belajar siswa.

b. Pengunaan strategi pembelajaran explicit instruction dapat digunakan

oleh guru khususnya dalam menyelesaikan operasi hitung campuran. Sehingga siswa aktif dan mandiri dalam menyelesaikan operasi hitung campuran.

2. Siswa

c. Kepada siswa hendaknya aktif bertanya jika mengalami kesulitan dalam pembelajaran sehingga mendapatkan pemahaman yang baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.

d. Kepada siswa yang sudah lebih cepat memahami materi operasi hitung campuran sebaiknya tidak berpuas diri terlebih dahulu, melainkan selalu latihan supaya dapat mempertahankan hasil yang sudah bagus.

a.


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

A, Saepul dkk. 2008. Matematika 1. (Surabaya: LAPIS PGMI).

Alfa, M. Januar. 2014. Rumus Jitu Mengerjakan Soal Matematika, (Yogyakarta: Pena Mas Publisher).

Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Bumi Aksara).

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: GP Press Group).

Heruman. 2013. Model Pembelajaran Matematika. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Kunandar. 2013. Langkah mudah peneitian tindakan kelas. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

Permendiknas. 2006. Standar Kompetensi Lulusan (SKL). (Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional).

Purwanto, M. Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remadja Karya). Purwanto, M. Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Sanjaya, H. Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Prenada Media Group).

Sanjaya, H. Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media).

Simanjuntak, Linaswati. 1993. Metode Mengajar Matematika 1. (Jakarta: Rineka Cipta).

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA).

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustfa. 2013. Belajar & Pembelajaran. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA).

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. (Jakarta: Prenada Media Group).

Widayanti, Esti Yuli dkk. 2009. Pembelajaran Matematika MI. (Surabaya: Aprinta).

Yuniarto, Yoni dan Hidayati. 2009. MATEMATIKA untuk Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiytah Kelas IV. (Jakarta: Pusat Perbukuan


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PBI (PROBLEM BASED INSTRUCTION) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN DI KELAS IV A SD NEGERI 106814 TEMBUNG T.A 2011/2012.

0 1 24

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ipa Dengan Strategi Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Parakan Karanganyar Tahun Pel

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Operasi Hitung Campuran Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2

0 1 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PEMBELAJARAN SNOW BALLING Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Snow Balling Siswa Kelas IV SD Negeri Cawan Kecamatan Jatinom Tahun Pelajaran

0 1 15

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS MENGGUNAKAN. docx

0 0 2

Perbandingan Hasil Belajar Matematika An

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA DE

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI

3 4 218

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM INDERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas

0 0 9

c. Pengontrolan - Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Operasi Hitung Campuran Dengan Media Kartu Hitung Kelas IV Mi Miftahul Huda Perak Jombang

0 0 29