UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS III B SD MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN IV SALAKAN

BANGUNHARJO SEWON BANTUL SKRIPSI RAHMAT HIDAYAT 11015003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2015

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama

: Rahmat Hidayat NIM

: 11015003 Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Judul Skripsi :Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ilmu

Pengetahuan

Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo

Alam

Dengan

Sewon Bantul. dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Semua kutipan dan bahan rujukan yang digunakan dalam skripsi ini telah dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib akademik di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Yogyakarta, 1 Agustus 2015 Peneliti

Rahmat Hidayat

ii

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS III B SD MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN IV SALAKAN BANGUNHARJO SEWON BANTUL

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

RAHMAT HIDAYAT 11015003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2015

iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS III B SD MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN IV SALAKAN BANGUNHARJO SEWON BANTUL

Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Pada tanggal 5 Agustus 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Widodo Budhi, M.Si Widowati Pusporini, M.Pd NIP. 195710041987031002

NIY. 8310302

iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS III B SD MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN IV SALAKAN BANGUNHARJO SEWON BANTUL

Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji dan Diterima untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

: 5 Agustus 2015 Susunan Tim Penguji :

Ketua

( ) Sekretaris : Yuli Prihatni, M.Pd

: Dra. Hj. Hidayati, M.Pd

( ) Penguji I : Drs. Widodo Budhi, M.Si

( ) Penguji II : Widowati Pusporini, M.Pd

Mengesahkan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Dekan,

Drs. Bambang Trisilo Dewobroto, M.Sn. NIY. 5584075

MOTTO

Hasil tidak akan mengkhianati proses, tetap semangat dan patang menyerah

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Teriring sujud syukur kehadirat Allah SWT dengan

kerendahan hati, kupersembahkan karya ini untuk:

segenap

1. Bapak Budi Santosa dan Ibu Sumarni.

2. Mas Eka Nugraha, Mas Wahyu Saputra dan Noor Fitriyanto.

3. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

vii

ABSTRAK

Rahmat Hidayat . Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran talking stick pada siswa kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV. Hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian adalah motivasi belajar dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket, tes, observasi dan dokumentasi. Uji coba instrument yang dipakai adalah uji coba angket motivasi dan uji coba tes.Validitas item angket dan tes menggunakan rumus korelasi product moment. Berdasarkan hasil uji coba validitas angket motivasi belajar siswa dari 35 butir pertanyaan yang dinyatakan valid 25 butir dan yang tidak valid sebanyak 10 butir soal. Selanjutnya untuk uji validitas soal tes prestasi 30 butir soal pada siklus I diperoleh 26 butir soal yang valid dan 4 butir soal yang tidak valid. Pada siklus II diperoleh 28 butir soal yang valid dan 2 butir soal yang tidak valid. Reliabilitas angket diperoleh dengan menggunakan rumus alpha cronbach,

hasil perhitungannya menunjukkan sebesar 0,895 sedangkan r tabel sebesar 0,444. Reliabilitas tes diperoleh dengan rumus KR-20 menunjukkan pada siklus I sebesar 0,953 adapun r tabel pada siklus I adalah 0,444 dan siklus II sebesar 0,920 dengan r tabel sebesar 0,444 dengan demikian, Instrumen dinyatakan reliabel. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data hasil angket motivasi belajar, observasi dan prestasi belajar.

Hasil penelitian menunjukkan setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran talking stick di kelas III motivasi dan prestasi belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil persentase rata-rata skor motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 54,25% meningkat menjadi 72,7% pada siklus I dan siklus 2 meningkat menjadi 82,7%. Persentase belajar IPA siswa meningkat dari rata-rata kelas pada prasiklus sebesar 56 meningkat 19 poin menjadi 75 pada siklus I dan pada siklus

II meningkat sebesar 8 poin menjadi 83. Persentase siswa yang mendapat nilai ≥75 meningkat. Siswa yang mencapai KKM pada pratindakan adalah 7 siswa

dengan persentase 35%. Pada siklus I meningkat 30% menjadi 65% dengan 13 siswa yang mencapai KKM. Pada siklus II meningkat 20% menjadi 85% dengan

17 siswa yang mencapai KKM. Disarankan agar model pembelajaran talking stick dapat diterapkan pada setiap materi IPA untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA siswa.

Kata kunci: Motivasi, Prestasi Belajar, Talking Stick

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Talking Stick Pada Siswa Kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul, sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Drs. Widodo Budhi, M.Si Dosen Pembimbing I dan Widowati Pusporini, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terlaksana karena bimbingan, semangat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Pardimin, M.Pd., Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

2. Drs. Bambang Trisilo Dewobroto, M.Sn., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

3. Dra. C. Indah Nartani, M.Pd., Ketua Jurusan/ Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

ix

4. Jawadi, S.Pd. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Karangkajen IV yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

5. Wiwin Suharyanti, S.Pd selaku guru kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pelaksanaan maupun penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis, amin. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Yogyakarta, 1 Agustus 2015 Peneliti

Tabel 25. Perbandingan Skor Siklus I dengan Siklus II ................................. 78 Tabel 26. Perubahan Skor Prasiklus, Siklus I dengan Siklus II ....................

78 Tabel 27. Perbandingan Skor Prasiklus, Siklus I dengan Siklus II ................

79 Tabel 28. Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Prasiklus dengan Siklus I .............

80 Tabel 29. Perbandingan Nilai Prasiklus dengan Siklus I ...............................

80 Tabel 30. Perubahan Nilai Tes Prestasi Belajar IPA Siklus I ke Siklus II ......

81 Tabel 31. Perbandingan Nilai Prasiklus dengan Siklus I .............................. 82 Tabel 32. Perbandingan Nilai Tes Prasiklus, Siklus I, Siklus II ..................... 83 Tabel 33. Perbandingan Nilai Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ...................... 84

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kondisi Cuaca .............................................................................

25 Gambar 2. Pengaruh Cuaca terhadap Manusia .............................................

26 Gambar 3. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui .............................

27 Gambar 4. Penambangan Minyak Bumi .......................................................

28 Gambar 5. Alur Kerangka Berfikir ...............................................................

32 Gambar 6. Model Desain Penelitian Tindakan Kelas ..................................

35 Gambar 7. Ketuntasan Pembelajaran Prasiklus ...........................................

58 Gambar 8. Ketuntasan Pembelajaran Siklus I .............................................

66 Gambar 9. Ketuntasan Pembelajaran Siklus II ............................................

74 Gambar 10. Grafik Angket Motivasi Prasiklus,Siklus I dan Siklus II ............

77 Gambar 11. Grafik rata-rata nilai tes prasiklus, siklus I dan Siklus II ............

82 Gambar 12. Diagram Perbandingan Motivasi Prasiklus, Siklus I, dan II ......

87 Gambar 13. Perbandingan Motivasi Berdasarkan Hasil Observasi ................

88 Gambar 14. Peningkatan Prestasi Prasiklus, Siklus I, dan II .........................

89

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingganya (Ki Hajar Dewantara, 2011: 20).

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (2014:2) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya di masyarakat, bangsa dan negara.

Sekolah Dasar merupakan jenjang sekolah yang sangat menentukan bagaimana individu siswa dapat terbentuk dengan baik. Bagaimana siswa dapat menjadi anak yang pandai maupun kurang pandai. Sebagai pondasi pendidikan, guru dituntut untuk dapat inovatif dan kreatif terhadap pembelajaran yang dilakukan kepada siswa. Dengan menggunakan berbagai macam inovasi pembelajaran diharapkan siswa mampu menerima materi yang diajarkan dengan baik. Selain inovasi pembelajaran gaya belajar setiap siswa juga mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh Sekolah Dasar merupakan jenjang sekolah yang sangat menentukan bagaimana individu siswa dapat terbentuk dengan baik. Bagaimana siswa dapat menjadi anak yang pandai maupun kurang pandai. Sebagai pondasi pendidikan, guru dituntut untuk dapat inovatif dan kreatif terhadap pembelajaran yang dilakukan kepada siswa. Dengan menggunakan berbagai macam inovasi pembelajaran diharapkan siswa mampu menerima materi yang diajarkan dengan baik. Selain inovasi pembelajaran gaya belajar setiap siswa juga mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh

Siswa merupakan kelompok manusia yang memiliki tanggung jawab yang besar baik kepada diri sendiri maupun pada Negara. Untuk itu siswa hendaknya dipersiapkan sedemikian rupa sehingga mampu mengendalikan perubahan berbagai aspek tersebut. Untuk mempersiapkan siswa menjadi orang-orang yang berprestasi maka siswa harus diberi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang cukup.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan sekolah, diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mencerdaskan siswa. Pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari nilai mata pelajaran IPA yang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA seringkali dianggap pelajaran yang membosankan oleh siswa karena teori yang sangat banyak. Siswa sudah merasa jenuh dan bosan ketika harus membaca materi yang sangat banyak. Belum lagi ketika mereka ulangan harian ataupun ujian, soal yang diberikan guru biasanya jawaban yang diminta mengharuskan siswa mau membaca dan menghafalkan materi.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada sistem pembelajaran di kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul. Dari 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, masih ada 13 orang siswa yang kurang memahami materi pembelajaran. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 hanya 35% saja. Sedangkan KKM di SD tersebut adalah 75. Proses pembelajaran yang berlangsung belum banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran masih terpusat pada guru sehingga motivasi belajar peserta didik masih kurang dan mengakibatkan mereka kurang berperan aktif dalam pembelajaran serta kompetensi yang dimiliki menjadi kurang berkembang. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran di kelas tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar peserta didik. Motivasi adalah salah satu komponen agar peserta didik dapat memperoleh prestasi yang tinggi. Dengan demikian, proses pembelajaran haruslah dibuat menarik agar dapat membangkitkan motivasi belajar sehingga prestasi belajar mereka dapat meningkat.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang demikian, salah satu model pembelajaran yang tepat, menarik, dan efektif sehingga siswa dapat aktif dalam mengikuti pelajaran dan dapat cepat memahami materi yang diberikan. Salah satunya mengajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. Penggunaan model pembelajaran talking stick membuat siswa aktif dan mengembangkan pengetahuan mereka. Model

pembelajaran talking stick memungkinkan siswa untuk saling bertukar pendapat, saling berinteraksi, bertukar pikiran mengenai materi yang mereka pelajari. Selain itu, siswa juga mampu menghargai dan menjadi pendengar yang baik ketika teman yang lain sedang berbicara atau menyampaikan pendapatnya. Sebelum memulai proses belajar mengajar guru harus menyiapkan sebuah tongkat dahulu. Kemudian guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, materi yang disampaikan bukan keseluruhan materi, namun hanya materi pokok saja. Agar siswa juga mau membaca materi yang dipelajari. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi. Setelah selesai membaca materi/ buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Setelah itu guru memberikan kesimpulan. Penggunaan pembelajaran talking stick dapat melatih siswa percaya diri menyampaikan argumentasinya, melatih siswa bertanggungjawab dan juga melatih kerjasama. Juga dapat mengubah kebiasaan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, model pembelajaran juga dapat membuat guru lebih kreatif, inovatif, dan menerapkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan

Prestasi Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick pada Siswa Kelas III B SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Siswa cenderung pasif menerima materi.

2. Suasana kelas yang tidak kondusif.

3. Guru tidak menggunakan inovasi model pembelajaran.

4. Rendahnya motivasi dan prestasi belajar IPA.

C. Fokus Masalah/ Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas serta mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada maka penelitian ini dibatasi pada rendahnya motivasi belajar dan prestasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas

III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo

Sewon Bantul dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick ?

2. Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas

III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick ?

E. Tujuan Penelitian

Melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick?

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait, secara khusus manfaat penelitian ini yaitu:

1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang pendidikan pada khususnya. Wujud sumbangan tersebut berupa teori, konsep atau permasalahan baru yang perlu dikaji lebih lanjut.

2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi guru, sekolah, siswa dan bagi peneliti dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa kelas III B di SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul, khususnya dalam mata pelajaran IPA. Manfaat praktis yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Guru Penelitian ini di harapkan dapat menjadikan masukan bagi guru supaya dapat mencari dan menerapkan model pembelajaran yang baik serta tepat agar motivasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat yang pada akhirnya terjadi peningkatan kualitas profesional guru itu sendiri sekaligus kualitas pendidikan di Sekolahnya.

b. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi SD Muhammadiyah Karangkajen IV Salakan Bangunharjo Sewon Bantul bahwa dengan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Sehingga model pembelajaran Talking Stick dapat dicoba untuk mata pelajaran yang lain.

c. Bagi Siswa Sebagai masukan bagi siswa bahwa dengan model pembelajaran Talking Stick, dapat melatih siswa untuk mampu menumbuhkan sikap berani untuk bertanya mengenai materi yang sulit baik sesama teman maupun dengan guru sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa itu sendiri.

d. Bagi Peneliti Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam hal penelitian dan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Bahwa dengan model pembelajaran Talking Stick, dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi tingkah seseorang. Sebagaimana penjelasan dari Hamzah B Uno (2008:1) bahwa “motivasi adalah sebuah dorongan dasar yang menggerakkan sese orang untuk bertingkah laku”. Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Hamzah B Uno, 2008: 3).

Sehubungan pendapat tersebut, menurut Oemar Hamalik (2009. a: 50) mengatakan bahwa “motivasi adalah

dorongan yang menyebabkan terjadinya sesuatu perbuatan atau tindakan tertentu”. Menurut M. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:126) menyatakan bahwa “motivasi adalah sesuatu yang

menggerakan siswa untuk belajar atau menguasai materi

pelajaran yang sedang diikut inya”. Menurut Djaali (2007:101) menyatakan bahwa “motivasi adalah kondisi filosofis dan

psikologis yang tepat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan)”.

Berdasarkan beberapa teori di atas maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila menjadi kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak atau untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dicapai.

b. Pengertian Belajar Muhibbin Syah (2006:63) berpendapat bahwa “belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Ia menambahkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan (Muhibbin Syah, 2013: 90). Menurut Oemar Hamalik (2009. b: 159) bahwa “prestasi belajar adalah indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa”.

Sedangkan Menurut Heri Gunawan (2012:153) mengatakan bahwa “belajar adalah perubahan tingkah laku

akibat interaksi individu dengan lingkungan”. Pendapat lain menurut Oemar Hamalik (2010:154) menyatakan “belajar

adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2010: 2)

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan untuk mendapatkan suatu perubahan melalui latihan maupun pengalaman yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan sebagai interaksi dengan lingkungan.

c. Pengertian Motivasi Belajar Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar (Hamzah B. Uno, 2008: 23). Sementara A. M.

Sardiman (2007:75) mengartikan “motivasi adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah hal penumbuh gairah, merasa senang dan

semangat untuk belajar”. Pendapat lain dikemukakan oleh Agus Suprijono

(2010:163) “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku”. Menurut Haris Mudjiman (2008:37) bahwa “motivasi belajar ialah komponen kedua dalam konsep belajar mandiri, dan merupakan prasyarat bagi berjalannya belajar mandiri. Selain itu, motivasi belajar adalah

kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar”. Sependapat dengan ungkapan tersebut, Syaiful Bahri Djamarah

(2008:12) menerangk an bahwa “dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas

belajar”. Dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar

adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku sehingga dapat mencapai tujuan yang akan dikehendaki.

d. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:157) fungsi motivasi dalam belajar adalah “1) mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, 2) menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, 3) menentukan perbuatan yang harus dilakukan”.

Oemar Hamalik (2009. a: 108) fungsi motivasi adalah

1) mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misal belajar; 2) motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan; 3) motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil

kesimpulan fungsi motivasi dalam belajar antara lain adalah mendorong manusia untuk menentukan arah yang akan dicapai dan menentukan perbuatan mana yang harus dikerjakan.

e. Ciri-Ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar Orang yang memiliki motivasi belajar memiliki Ciri- ciri motivasi belajar sebagai berikut: Hamzah B. Uno (2008:23) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik. Selanjutnya keberhasilan proses belajar mengajar dapat

dilihat dalam motivasi belajar yang ditunjukan oleh para siswa

pada saat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar Orang yang memiliki motivasi belajar memiliki Ciri-ciri motivasi belajar sebagai berikut:

Nana Sudjana (2011:61) Hal ini dapat dilihat dalam hal sebagai berikut: 1) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; 2) semangat siswa untuk melakukan tugas- tugas belajarnya; 3) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya; 4) reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru; 5) rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

f. Macam-Macam Motivasi Menurut para ahli ada beberapa macam motivasi yaitu sebagai berikut: Biggs dan Telfer yang dikutip oleh Dimyati dan

Mudjiono (2009:32-33) menyatakan bahwa siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Macam motivasi tersebut dibedakan menjadi 4, yaitu:

1) motivasi instrumental yaitu dorongan yang muncul akibat dari ingin mendapatkan hadiah atau menghindar dari hukuman; 2) motivasi sosial yaitu siswa belajar untuk menyelenggarakan tugas; 3) motivasi berprestasi dalam hal ini motivasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah; 4) motivasi intrinsik dalam motivasi ini ditemukan beberapa perilaku siswa yaitu keterlibatan siswa dalam belajar sanggat tinggi, motivasi bersifat memelihara diri sendiri dan untuk memelihara keterlibatan siswa dalam belajar.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012:23)

menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan

dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar” .

Menurut M. Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:119) “prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu

kegiatan yang berupa perubahan tingkah laku yang dialami oleh subjek belajar di dalam suatu interaksi dengan lingkungannya”.

Selanjutnya menurut Heri Gunawan (2012: 153) “prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang telah dicapai

siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu yang dapat diketahui dan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru”.

Peningkatan prestasi belajar dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal. Aspek eksternal diantarannya adalah bagaimana lingkungan belajar dipersiapkan dan fasilitas-fasilitas diberdayakan, sedangkan aspek internal meliputi aspek perkembangan anak, dan keunikan personal individu anak (M Nur Ghufron dan Rini Risnawita, 2013: 10).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor dalam diri maupun dari luar individu karena manusia selalu mengejar prestasinya menurut bidang kemampuannya.

b. Faktor Lain yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Dalam belajar ada faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu sebagai berikut: Slameto yang dikutip oleh M. Fathurrohman dan

Sulistyorini (2012:120) menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi belajar ada 2 yaitu: 1) faktor internal meliputi jasmaniah dan psikologis; 2) faktor eksternal yang meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut teori diatas makan dapat disimpulkan bahwa

faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal dan eksternal.

3. Hakekat Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

a. Hakekat Mata Pelajaran IPA Menurut Trianto (2014:137) adalah “pada hakikatnya

IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah”. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam

memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru yang mengajar sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran (Ahmad Susanto, 2013:167).

IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. IPA berhubungan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan (Haryono, 2013: 42). IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2014: 136).

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran ilmu yang mempelajari alam semesta sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tetapi juga merupakan proses penemuan.

b. Karakteristik IPA Karakteristik IPA yaitu proses belajar IPA dapat melibatkan alat indera, belajar IPA juga dapat menggunakan berbagai macam cara sehingga memerlukan berbagai macam alat untuk membantu pengamatan agar lebih jelas dan belajar IPA juga melibatkan kegiatan-kegiatan misal kegiatan seminar,

konferensi atau simposium, studi kepustakaan sehingga membutuhkan proses berfikir aktif (Haryono, 2013: 43-45).

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPA yaitu proses belajar IPA yang melibatkan hampir semua alat indera dan menggunakan berbagai macam cara berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya.

c. Tujuan dari Mata pelajaran IPA Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar yaitu sebagai berikut: Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:484)

dimaksudkan untuk: 1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya; 2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

sehari-hari; 3) mengembagkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; 4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; 5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; 6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segalanya keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

kehidupan

d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA Ruang lingkup mata pelajaran IPA di sekolah dasar adalah sebagai berikut:

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:485) meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Standar IPA Kelas III Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

Kelas III Semester II (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 490).

Kompetensi Dasar Energi dan perubahannya

Standar Kompetensi

4.1 Menyimpulkan hasil

4. Memahami berbagai

pengamatan bahwa gerak

cara gerak benda

benda dipengaruhi oleh bentuk

hubunganya dengan

dan ukuranya

energi dan sumber

4.2 Mendiskripsikan hasil

energy

pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari

4.3 Mengidentifikasikan sumber energi dan kegunaanya

5. Menerapkan konsep

5.1 Membuat kincir angin untuk

energi gerak

menunjukan bentuk energi angin dapat diubah menjadi energi gerak

5.2 Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari

Bumi dan Alam

6.1 Mendiskripsikan kenampakan

Semesta

permukaan bumi di lingkungan

6. Memahami

sekitar

kenampakan dan

6.2 Menjelaskan hubungan antara

permukaan bumi, cuaca

keadaan awan dan cuaca

dan pengaruhnya bagi

6.3 Mendeskripsikan pengaruh

manusia. Serta

cuaca bagi kegiatan manusia

hubunganya dengan

6.4 Mengidentifikasi cara manusia

cara manusia

dalam memelihara dan

memelihara dan

melestarikan alam di

melestarikan alam

lingkungan sekitar

4. Model Pembelajaran Menurut Rusman (2012:155) model pembelajaran adalah “suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Hal ini sejalan dengan pendapat Agus Suprijono (2010:46) “model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam tutorial”.

Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada berbagai model pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar- mengajar. Ini perlu, karena ketepatan model akan mempengaruhi bentuk strategi belajar-mengajar.

5. Model Talking Stick

a. Makna dan peran model talking stick Pembelajaran dengan model talking stick mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran dengan model talking stick diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang dipelajari. Siswa diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Berikan waktu yang cukup untuk aktivitas ini (Agus Suprijono, 2010: 109).

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa model talking stick merupakan model pembelajaran yang menggunakan tongkat sebagai media pembelajaran. Penggunaan media tongkat ini digunakan oleh guru sebagai alat untuk memotivasi siswa agar mau berpendapat. Penggunaan model pembelajaran talking stick ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Penggunaan model pembelajaran talking stick membuat siswa aktif dan mengembangkan pengetahuan mereka. Model talking stick memungkinkan siswa untuk saling bertukar pendapat, saling berinteraksi, bertukar pikiran mengenai materi yang mereka pelajari.

b. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Talking Stick Langkah pelaksanaan pembelajaran dengan model talking stick adalah sebagai berikut: Miftahul Huda (2013:225) model pembelajaran ini

cocok digunakan untuk semua kelas dan semua tingkat umur. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1) guru menyiapkan sebuah

tongkat yang panjangnya 20 cm; 2) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi; 3) setelah selesai membaca materi/ buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya; 4) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru; 5) setelah itu guru memberikan kesimpulan.

Peran guru dalam pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswanya untuk mempelajarinya. Pembelajaran berpusat pada siswa.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran talking stick memiliki kelebihan dan kekurangan. kelebihannya yaitu; 1) dapat menguji kesiapan siswa; 2) melatih siswa untuk membaca dan memahami materi dengan cepat; 3) membuat siswa terus siap dalam menerima pelajaran. kekurangannya adalah jika mendapati siswa yang belum siap secara emosional untuk berbicara atau menyampaikan argumen ini akan menjadi kekurangan dalam model ini (Miftahul Huda, 2013: 225-226)

Menurut

(2012:197-198) model pembelajaran tipe Talking Stick juga memiliki kelebihan serta kekurangan. Adapun kelebihannya adalah: 1) peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan kemampuan dan ketrampilan dalam suasana kelas yang terbuka dan demokratis; 2) menguji kesiapan peserta didik; 3) melatih peserta didik memahami materi dengan cepat; 4) agar lebih giat belajar; 5) meningkatkan kemajuan belajar; 5) menimbulkan kerjasama yang baik antar peserta didik melalui pembelajaran kelompok; 6) mudah dan murah untuk di terapkan. Selain kelebihan Talking Stick juga memiliki kekurangan yaitu sebagai berikut; 1) membuat peserta didik menjadi gugup dan tegang jika menerima tongkat 2) pembelajaran sedikit ramai Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

Muslihuddin

bahwa model pembelajaran Talking Stick dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tentunya dapat

mengaktifkan suatu pembelajaran. Tetapi bila mendapati siswa yang belum siap dalam berbicara ini akan menghambatnya.

6. Materi IPA kelas III semester II Materi kelas III membahas mengenai berikut: S.K. 6. Memahami kenampakan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungan dengan cara manusia memelihara dan melestarikannya. 1) K.D. 6.1 Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. 2) K.D. 6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca, 3) K.D. 6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia, 4) K.D.

6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.

a. Materi Prasiklus

1) Berbagai bentuk permukaan bumi

Bagian permukaan bumi yang berupa daratan ada yang datar dan ada yang tidak datar. Hal itu ditunjukkan dengan adanya Gunung, Bukit, Lembah, Danau, dan Sungai.

2) Permukaan Bumi Terdiri atas Daratan dan Air Permukaan bumi kita terdiri atas daratan dan air. Sepertiga bagian dari bumi berupa daratan, sedangkan dua pertiganya berupa air yang banyak terdapat di lautan. Daratan dapat berupa pegunungan, lereng, gunung, bukit,

perbukitan, lembah, danau, sungai, dan tepi pantai. Lautan dapat berupa pantai, teluk, selat, dan laut.

3) Bentuk Bumi Bulat

Berdasarkan peristiwa dan gejala alam yang dialami manusia, dapat dibuktikan bahwa bentuk bumi bulat. Bukti- bukti yang menunjukkan bahwa bumi berbentuk bulat, antara lain sebagai berikut.

a. Foto bumi yang diambil dari satelit buatan yang letaknya jauh di ruang angkasa menunjukkan bahwa bumi bulat.

b. Jika kita berlayar terus ke satu arah, maka akhirnya kita akan kembali ke tempat permulaan kita berlayar.

c. Jika kita memerhatikan kapal laut pada saat berlayar ke tengah laut, maka yang mula-mula lenyap dari pandangan kita adalah badan kapal baru kemudian tiang- tiangnya. Akhirnya, seluruh badan kapal hilang dari pandangan kita.

d. Pada waktu matahari akan terbit, awan dan gunung- gunung tinggi di sebelah timur sudah tampak terang, sementara di sebelah barat masih tampak gelap.

b. Materi Siklus I

1) Pengertian Cuaca

Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat dalam waktu tertentu. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut

meteorologi. Cuaca berbeda dengan iklim. Iklim adalah suhu rata-rata udara dalam waktu lama pada daerah yang sangat luas. Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi. Kondisi cuaca biasa bermacam-macam. Seperti cuaca cerah, cuaca berawan, cuaca panas, cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca hujan.

Gambar. 1 Kondisi Cuaca (Priyono & Titik Sayekti, 2011:154)

2) Pengaruh Kondisi Cuaca

Cuaca sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya. Perbedaan cuaca dapat menyebabkan perbedaan tata cara dan kegiatan manusia yang tinggal di daerah pegunungan, daerah pantai, dan daerah dataran rendah.

Penduduk yang hidup di daerah pegunungan biasanya membuat rumah-rumah yang beratap rendah. Mata pencaharian mereka adalah bertani, beternak, dan berkebun. Pakaian yang dikenakan biasanya tebal-tebal. Pakaian ini berguna untuk melindungi tubuh mereka dari cuaca dingin.

Penduduk yang tinggal di daerah pantai biasanya membuat rumah-rumah yang beratap tinggi. Mata pencaharian mereka berhubungan dengan laut, seperti menangkap ikan, membuat tambak, petani garam, dan industri pengolahan ikan laut. Pakaian yang dikenakan penduduk pantai biasanya tipis karena cuaca di daerah pantai umumnya sangat panas.

Di daerah dataran rendah mata pencaharian penduduknya, antara lain bertani, beternak dan berkebun. Sementara itu, di kawasan perkotaan banyak kita jumpai industri-industri maju. Penduduk yang hidup di dataran rendah lebih senang mengenakan pakaian yang tidak terlalu tebal maupun terlalu tipis. Keadaan ini disebabkan cuaca di daerah dataran rendah umumnya tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin.

Gambar 2. pengaruh cuaca terhadap manusia (Priyono & Titik Sayekti, 2011:162)

c. Materi Siklus II (Cara Manusia dalam memelihara dan melestarikan alam).

1) Jenis-Jenis Sumber Daya Alam

Berdasarkan kelestariannya, sumber daya alam dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu:

a) Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang dapat dibentuk kembali oleh alam dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini disebabkan jenis sumber daya alam tersebut mempunyai kemampuan berkembang biak atau mengalami daur ulang. Misalnya, tumbuhan, hewan, dan air.

Gambar 3. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui (Priyono & Titik Sayekti, 2011:170)

b) Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang tidak dapat dibentuk kembali oleh alam dalam waktu yang relatif singkat. Beberapa contoh sumber daya alam yang tidak dapat

diperbarui, antara lain, minyak bumi, batu bara, gas alam, logam, dan barang-barang tambang lainnya.

Gambar 4. Penambangan Minyak Bumi (Priyono & Titik Sayekti, 2011:173)

2) Bencana alam yang dapat merusak Sumber Daya Alam Bencana itu antara lain, gempa bumi, gunung berapi meletus, dan banjir. Meskipun bencana tersebut disebabkan oleh alam, manusia juga mempunyai peranan akan timbulnya peristiwa itu. Misalnya membuang sampah di sungai, menangkap ikan dengan bahan peledak, kebiasaan menebang hutan secara besar-besaran dll.

3) Perilaku Manusia untuk melestarikan lingkungan Perilaku manusia sangat menentukan lestari atau tidaknya sumber daya alam. Cara pelestarian sumber daya alam yang mungkin dapat dilakukan manusia yaitu reboisasi, pembuatan sengkedan, pengolahan dan pemupukan tanah, pembuatan hutan lindung, pembentukan kawasan cagar alam dan suaka margasatwa.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

1. Menurut Indri Astuti Prabandari (2013:60) menunjukan bahwa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model Talking Stick prestasi belajar siswa meningkat dilihat dari hasil rata- rata siswa yang meningkat pada prasiklus sebesar 53% kemudian mengalami peningkatan di siklus I menjadi 62% dan pada siklus II meningkat menjadi 82% dengan ketuntasan 80% siswa yang mencapai KKM.

2. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Heppi Sasmoko (2013:68) Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar meningkat setelah diterapkan model pembelajaran Talking Stick dengan rata- rata pada prasiklus sebesar 54,4%, siklus I sebesar 72,7% dan pada siklus II menjadi 95,5%.

C. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah Karangkajen IV kelas III B metode pembelajaranya masih menggunakan metode konvensional sehingga proses pembelajaran masih berpusat kepada guru. Sehingga di sini peran guru lebih dominan dibandingkan dengan siswa. Akibatnya siswa sukar memahami materi karena peran siswa di sini hanya sebagai pendengar. Selain itu akibat lainnya adalah motivasi siswa untuk belajar rendah, karena mereka merasa bosan

dengan proses pembelajaran yang biasa mereka lakukan. Hal tersebut sangat berdampak terhadap prestasi siswa itu sendiri. Dari 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, masih ada