T1 312010707 BAB III
37
Dalam Bab III ini penulis akan menguraikan dua pokok bahasan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
Uraian ini tentunya didapat penulis dari hasil penelitian yang meliputi dua Desa yaitu: Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang dan Desa Tawang , Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
1. Gambaran Umum Wilayah Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Di sini dapat dilihat bahwa gambaran umum wilayah penelitian yang mencakup Desa Ketapang, Kecamatan Susukan.
a. Kondisi Desa
Secara geografis Desa Ketapang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, di Desa Ketapang terdapat lima Dusun yaitu : Dusun Ketapang, Dusun Kwangsan, Dusun Baran, Dusun Sarimulyo, Dusun Karangasem.
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: i. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Susukan.
ii. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gentan dan Desa Bakarejo.
(2)
iii. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tawang dan Desa Timpik.
iv. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidoharjo.
Luas Desa Ketapang 316 Ha. Luas wilayah tersebut terbagi dalam tanah kas Desa 21 Ha, Tanah Bersertifikat 2.103 bidang tanah dengan luas 246 Ha, Tanah belum Bersertifikat 523 bidang tanah dengan luas 70 Ha. Secara Geografis dataran tinggi berada 623 m dari permukaan laut
b. Jumlah Penduduk Di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Di Desa Ketapang jumlah penduduk dapat diketahui dengan membedakan menurut jenis kelamin dan menurut agama yang mereka anut, dengan rincian sebagai berikut:
1) Jumlah penduduk Berdasarkan Jenis kelamin
Jumlah Penduduk di Desa Ketapang berdasarkan jenis kelamin berjumlah 5923 adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki laki 2.958 49,94 %
2 Perempuan 2.965 50,06 %
Jumlah 5.923 100 %
Sumber : Demografi Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Tahun 2010
(3)
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, berdasarkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 2.958 orang dengan persentase 49,94% dan penduduk yang berdasarkan jenis kelamin perempuan berjumlah 2.965 orang dengan jumlah persentase 50,06 %.
2) Jumlah penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama
Di bawah ini merupakan jumlah penduduk di Desa Ketapang berdasarkan pemeluk agama.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama Jumlah Persentase
1 Islam 5921 99,97 %
2 Kristen 2 0,03 %
3 Budha 0 0
4 Hindu 0 0
5 Katolik 0 0
Jumlah 5923 100 %
Sumber : Demografi Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Tahun 2010
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, dengan jumlah 5921 jiwa dengan prosentase 99,97%, sedangkan pemeluk agama Kristen berjumlah 2 jiwa dengan presentase 0,03 %, sementara itu tidak ada penduduk beragama Katolik, Budha, dan Hindu. Sehingga dapat disimpulkan mayoritas penduduk desa Ketapang beragam Islam.
(4)
c. Jumlah Tanah Wakaf di Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Di Desa Ketapang penduduknya mayoritas memeluk Agama Islam, tentunya sering terjadi pewakafan tanah oleh seseorang untuk dijadikan masjid, Mushola, Pendidikan, Pondok pesantren. Dengan adanya proses perwakafan ini ada tanah wakaf yang sudah disertifikat, tetapi ada juga tanah wakaf yang belum bersertifikat. Berikut daftar bangunan yang berdiri di tanah Wakaf di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan.
1) Tanah Wakaf Yang Sudah Bersertifikat
Di Desa Ketapang terdapat tanah wakaf yangbersertifikat dan telah didirikan bangunan, rincianya seperti tabel di bawah ini.
Tabel 3.3 Tanah wakaf yang sudah bersertifikat
NO JENIS
BANGUNAN JUMLAH PROSENTASE
1 MASJID 3 17,65%
2 MUSHOLA 11 64,71%
4 PENDIDIKAN 2 11,76%
5 PONPES 1 5,88%
TOTAL 17 100,00%
Sumber: KUA Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
Jika di lihat dari tabel di atas jumlah tanah wakaf di Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang sudah bersertifikat berjumlah 17 tanah wakaf dan semuanya sudah didirikan bangunan yang berupa: Masjid terdapat 3 bangunan
(5)
dengan prosentase 17,65 %, Mushola terdapat 11 dengan prosentase 64,71 %, Sarana pendidikan terdapat 2 bangunan dengan prosentase 11,76 % dan yang untuk pondok pesantren ada 1 bangunan dengan prosentase 5,88%.
2) Tanah Wakaf Yang Belum Bersertifikat
Di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang masih ada juga tanah wakaf yang belum bersertifikat, hal ini dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.
Tabel 3.4 Jumlah Tanah Wakaf Yang Belum Bersertifikat
No Jenis Bangunan Jumlah Persentase
1 Masjid 2 18,18%
2 Mushola 9 81,82%
Jumlah 11 100 %
Sumber: KUA Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
Jika melihat tabel di atas maka dapat dilihat hanya terdapat dua bangunan yang belum bersertifikat yaitu Masjid terdapat 2 bangunan dengan prosentase 18.82 % dan Mushola 9 bangunan dengan prosentase 81,82 %.
d. Identitas Responden
Identitas responden di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut :
(6)
3.5. Tabel identitas responden di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
1 Winarto 52 tahun Sarjana Hukum PNS 2 Rasipan 44 tahun Sarjana Agama
Islam Guru
3 Supri
Daryono 49 tahun SMA Wiraswasta
4 Suhodo 57 tahun SMP
KAUR Pemerintahan
Desa 5 Abdul
Hamid 43 tahun
Sarjana
Pendidikan Guru
6 Suroto 55 tahun SMP Petani
7 Toha 52 tahun Sarjana Agama
Islam Guru
Sumber : Data Primer
Jika di lihat dari tabel di atas sebagian besar responden yang diwawancarai merupakan kalangan berpendidikan, yang bahkan mencapai tingkat sarjana, dan juga bekerja di bidang pendidikan, tetapi ada juga yang bekerja sebagai petani dan wiraswasta Usia dari para responden kebanyakan berusia 50 tahun ke atas, 52 tahun ada dua orang, 55 tahun dan yang paling tua 57 tahun, Sedangkan yang lainnya berusia 43 tahun, 44 tahun dan 49 tahun.
e. Waktu Tanah di Wakafkan, Luas Tanah Yang Di Wakafkan dan Bangunan Yang Didirikan.
Di bawah ini merupakan tabel pada saat tanah wakaf di berikan dan luas tanahnya beserta dengan bangunan yang didirikan di atas
(7)
tanah wakaf tersebut, berdasarkan keterangan responden di masing-masing Desa.
3.7. Tabel Waktu tanah di wakafkan dan luas tanah yang di wakafkan, serta bangunan yang didirikan di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Semarang.
No Nama
Responden
Waktu di
Wakafkan Luas Tanah
Bangunan
1 Winarto Antara tahun
1971-1973 802 m
2 Mushola
2 Rasipan Tahun 2009 8 m x 11 m Mushola 3 Supri Daryono Tahun 1994 125 m2 Masjid
4 Suhodo Tahun 1980 520 m2 Masjid
5 Abdul Hamid Tahun 1978 250 m2 Mushola
6 Suroto Tahun 1989 70 m2 Mushola
7 Toha Tahun 1999 80 m2 Mushola
Sumber : Data Primer
Jika kita melihat tabel di atas maka para Nadzir di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang memwakafkan tanahnya antara tahun 1971 sampai 1973 dengan luas 802 m2 ada satu orang sedangkan pada tahun 1978 ada nadzir yang mewakafkan tanahnya dengan luas 250 m2. Dan pada tahun 1980 seorang nadzir mewakafkan tanah dengan luas 520 m2. Pada tahun 1989 ada lagi yang mewakafkan tanahnya dengan luas 70 m2. Seorangnadzir mewakafkan tanahnya tahun 1994 seluas 125 m2. Tahun 1999 ada lagi yang mewakafkan tanahnya dengan luas 80 m2. Sedangkan yang terbaru pada tahun 2009 ada seorang nadzir yang mewakafkan tanahnya dengan ukuran 8m x 11m. Sedangkan bangunan yang didirikan di atas tanah wakaf semuanya di bangun untuk tempat ibadah umat muslim
(8)
yaitu berupa mushola sebanyak lima bangunan dan dua bangunan masjid.
f. Pengelola Tanah Wakaf dan Pajak Bumi dan Bangunan
Di bawah ini merupakan tabel pengelola tanah yang telah di wakafkan setealah didirikanya bangunan dan dapat dilihat pula apakah bangunan yang didirikan di atas tanah wakaf dapa terkena Pajak Bumi dan Bangunan berdasrkan keterangan responden di wilayah mereka masing- masing.
3.8. Tabel Pengelola Tanah Wakaf dan Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
No Nama
Responden
Pengelola Tanah Wakaf
Pajak Bumi dan Bangunan 1 Winarto Takmir Mushola Tidak terkena 2 Rasipan Pengurus Masdjid Tidak terkena 3 Supri Daryono Takmir Masdjid dan
pengurus Masdjid
Tidak terkena 4 Suhodo Pengurus Masjid Tidak terkena 5 Abdul Hamid Seluruh warga
kampung setempat
Tidak terkena 6 Suroto Takmir Mushola Tidak terkena 7 Toha Takmir Mushola di
bantu para warga
Tidak terkena Sumber : Data Primer
Jika melihat tabel di atas dapat dilihat bahwa yang mengelola tanah wakaf yang telah didirikan bangunan tersebut kebanyakan dikelola oleh Takmir Masjid atau Takmir Mushola dan kebanyakan di bantu oleh pengurus atau para warga setempat, sedangkan semua tanah wakaf di desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
(9)
yang telah didirikan bangunan tersebut semuanya tidak terkena Pajak Bumi dan Bangunan.
g. Sumber Informasi Tata Cara Pensertifikatan Tanah Wakaf
Di bawah ini merupakan tabel sumber informasi tentang tata cara pensertifikatan tanah wakaf yang responden peroleh di Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
3.9 Tabel Sumber Informasi Tata Cara Pensertifikatan Tanah Wakaf di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
No Nama
Responden
Sumber Informasi
1 Winarto Dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) 2 Rasipan Dari Panitia Pembuat Akta Ikrar Wakaf
(PPAIW)
3 Supri Daryono Dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
4 Suhodo Dari Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Sususkan, Kabupaten Semarang 5 Abdul Hamid Saya mengetahuinya dari saudara saya yang
menjadi kepala KUA di daerah Batang 6 Suroto Kelurahan Ketapang
7 Toha Dari Kelurahan Ketapang Sumber : Data Primer
Jika melihat tabel di atas hasil dari keterangan responden di atas, mereka mengetahui informasi tata cara pensertifikatan tanah wakaf dari instansi pemerintahan, ada 2 responden mendapat informasi dari KUA Kecamatan Susukan, 2 responden mendapatkan informasi dari Kelurahan Ketapang, ada juga 1 respondenmengetahuinya melalui Badan Pertanahan Nasional, ada 1 responden yang mengetahui dari Panitia Pembuat Akta Ikrar Wakaf, dan 1 responden mengetahui
(10)
informasi tentang tata cara pensertifikatan tanah wakaf dari saudaranya yang menjabat sebagai Kepala KUA di kota lain.
h. Proses Pensertifikatan Tanah Wakaf
Tabel dibawah ini dapat diketahui proses pensertifikatan tanah wakaf mulai dari status tanah yang disertifikatkan, tujuan pensertifikatan, waktu di sertifikatkan, serta tata cara pensertifikatan dan juga biaya pensertifikatan di Desa Ketapang Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Informasi ini di peroleh dari keterangan responden di Desa Ketapang.
3.10. Tabel Status Tanah Wakaf dan Waktu Disertifikatkanya Tanah Wakaf di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
No Nama
Responden
Status Tanah (Sudah /Belum
Disertifikat)
Waktu Pensertifikatan 1 Winarto Sudah disertifikat Januari Tahun 1995 2 Rasipan Sudah disertifikat Tahun 2010 3 Supri Daryono Sudah disertifikat Tahun 2001 4 Suhodo Sudah disertifikat Maret 2011 5 Abdul Hamid Belum disertifikat
-6 Suroto Belum disertifikat
-7 Toha Belum disertikat
-Sumber : DataPrimer
Jika melihat tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil keterangan responden di Desa Ketapang Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang bahwa ada empat tanah wakaf yang telah disertifikatkan dan dari keempatnya tiga diantaranya di sertifikatkan setelah tahun 2000 yaitu tahun, 2001, 2010, 2011. Sedangkan satu yang di wakafkan pada tahun 1995. Sedangkan tanah wakaf yang belum disertifikatkan ada tiga tanah wakaf.
(11)
3.11. Tabel Biaya Pensertifikatan Tanah Wakaf, Tata Cara Pensertifikatan Dan Tujuan Pensertifikatan Tanah Wakaf Di Desa
Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
No Nama Responden Biaya Pensertifikatan (Rp) Tata Cara Pensertifikatan Tanah Wakaf Tujuan Pensertifikatan Tanah Wakaf 1 Winarto 600.000,00 harus ada akta
Notaris baik peralihan tanah hibah maupun jual beli, dan akte Notaris tersebut digunakan untuk pengurusan sertifikat di BPN supaya tidak timbul konflik antar keluarga.
2 Rasipan 1.000.000,00 Wakif,Nadzir dan PPAIW ke BPN dengan membawa surat keterangan dari kelurahan dan kecamatan agar di kemudian hari tidak digugat oleh ahli waris. 3 Supri Daryono 500.000,00 membawa berkas peryaratan wakaf, menemui Kepala KUA Kecamatan Susukan, dan berkas tersebut diterima oleh Kepala KUA tersebut dan beliau akan membantunya, yang akan mengurus ke BPN kabuaten Semarang. Setelah sekitar 3 bulan supaya status tanah tempat didirikan masjid ini jelas dan pasti, sehingga tidak bisa di permasalahkan
(12)
No Nama Responden Biaya Pensertifikatan (Rp) Tata Cara Pensertifikatan Tanah Wakaf Tujuan Pensertifikatan Tanah Wakaf Sertifikat tersebut keluar. 4 Suhodo 500.000,00 Pengurus
Masjid membawa berkas yang di butuhkan / syarat
pensertifikatan tanah wakaf ke KUA
Kecamatan Susukan, kemudian oleh pihak KUA di bawa ke BPN Kabupaten Semarang. supaya tidak terjadi gejolak, keributan rebutan tanah, dan supaya status tanah tempat berdirinya masjid jelas dan kuat
5 Abdul Hamid
- - mempunyai
bukti kuat secara hukum tentang pemilikan tanah.
6 Suroto - - supaya tidak
terjadi
permasalahan perebutan warisan
7 Toha - - supaya
tanahnya jelas milik siapa, sehingga tidak terjadi keributan antar keluarga Sumber : DataPrimer
Dari tabel di atas responden di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang memberikan keterangan bahwa tujuan
(13)
pensertifikatan hampir semuanya tahu baik yang sudah disertifikatkan maupun yang belum mengetahui tujuan dari pensertifikatan tanah wakaf kebanyakan menjawab bahwa tujuan dari pensertifikatan tanah supaya memperjelas kepemilikan tanah wakaf, supaya tidak terjadi keributan antar keluarga, dan mempunyai bukti kuat secara hukum tentang kepemilikan tanah wakaf. Sedangkan biaya pensertifikatan bervariasi ada dua tanah wakaf dalam pensertifikatan membutuhkan biaya Rp. 500.000,00 ada juga yang mengeluarkan biaya Rp. 600.000,00 tetapi ada juga yang membutuhkan biaya sampai Rp.1.000.000,00 untuk pengurusan sertifikat tanah wakaf. Sedangkan untuk tata cara pensertifikatan tanah wakaf mereka kebanyakan hanya mengumpulkan berkas yang di butuhkan dalam pengurusan sertifikat kemudian hanya menyerahkan ke KUA Kecamatan Susukan, dan pihak KUA yang mengurus sampai di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Semarang.
2. Gambaran Umum Wilayah Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Sekarang dapat dilihat gambaran umum wilayah penelitian Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
(14)
a. Kondisi Desa
Desa Tawang merupakan bagian dari Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Letak geografisnya wilayah Kabupaten Semarang bagian tenggara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Desa Tawang terdapat sebelas Dusun, yaitu : Dusun Onto-onto, Dusun Ndilem, Dusun Tawang III, Dusun Tawang IV, Dusun Tawang II, Dusun Tawang I, Dusun Nglangon, Dusun Ledok, Dusun Glagah Ombo, Dusun Ngebuk, dan Dusun Nggondang.
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: i. Sebelah utara : Desa Bakarejo Kec. Susukan
ii. Sebelah selatan : Desa Rogomulyo Kec. Kaliwungu iii. Sebelah timur : Desa Pentur Kec. Simo Kab. Boyolali iv. Sebelah barat : Desa Timpik Kec. Susukan
Desa Tawang merupakan bagian dari wilayah Pemerintah Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang terletak sebelah tenggara dengan jarak orbitasi dengan ibu kota Kecamatan 7 Km, dengan Ibukota Kabupaten 54 Km dengan luas wilayah 688,139 Ha dengan kondisi tanah dataran 688,139 ha.
b. Jumlah Penduduk di Desa Tawang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
Jumlah penduduk di Desa Tawang dapat dilihat melalui dua kategori yaitu jenis kelamin dan agama yang dianut
(15)
1) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Desa Tawang jumlah penduduknya 5519 jiwa, adapun rinciannya sebagai berikut :
Tabel 3.12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki laki 2.810 50,92 %
2 Perempuan 2.709 49,08%
Jumlah 5.923 100 %
Sumber : Demografi Desa Tawang, Kecamatan Susukan Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, di lihat berdasarkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 2.810 orang dengan persentase 50,92% dan penduduk yang berdasarkan jenis kelamin perempuan berjumlah 2.709 orang dengan jumlah persentase 49,08 %.
2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut
Di Desa Tawang Kecamatan Susukan Dapat diketahui jumlah penduduknya melalui agama yang di anut, hal ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama Jumlah Persentase
1 Islam 5517 99,96 %
(16)
No Agama Jumlah Persentase
3 Budha 0 0
4 Hindu 0 0
5 Katolik 0 0
Jumlah 5519 100 %
Sumber : Demografi Desa Tawang, Kecamatan Susukan Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk berdasarkan pemeluk Agama, di Desa Tawang yaitu Islam berjumlah 5517 jiwa dengan presentase 99,96 %, untuk agama Kristen berjumlah 2 dengan presentase 0,04 %, sementara di Desa Tawang tidak ada masyarakat yang memeluk agama Katolik, Budha dan Hindu.
a. Jumlah Tanah Wakaf di Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Sama halnya di Desa Ketapang di Desa Tawang terdapat tanah wakaf yang telah didirikan bangunan tentunya ada yang sudah bersertifikat maupun yang belum
1) Tanah Wakaf Yang Sudah Bersertifikat
Di Desa Tawang terdapat tanah yang telah di wakafkan dan sudah bersertifikat, hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
(17)
Tabel 3.14. Daftar bangunan yang berdiri di tanah Wakaf bersertifikat di Desa Tawang Kecamatan Susukan
NO JENIS
BANGUNAN JUMLAH PROSENTASE
1 MASJID 5 29,41%
2 MUSHOLA 10 58,82%
4 PENDIDIKAN 2 11,77%
TOTAL 17 100%
Sumber : KUA Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
Jika di lihat dari tabel di atas maka bangunan yang berdiri di tanah wakaf yang sudah bersertifikat berupa masjid 5 bangunan dengan prosentase 29, 41 %, mushola terdapat 10 bangunan dengan prosentase 58,82 %, dan 2 bangunan pendidikan dengan prosentase 11,77 %.
2) Tanah Wakaf Yang Belum Bersertifikat
Di Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang masih ada bangunan yangberdiri di tanah wakaf yang belum bersertifikat, hal ini dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.
Tabel 3.15. Daftar bangunan yang berdiri di tanah Wakaf Belum Bersertifikat di Desa Tawang Kecamatan Susukan
NO JENIS
BANGUNAN JUMLAH PROSENTASE
1 MASJID 3 30%
2 MUSHOLA 6 60%
4 PENDIDIKAN 1 10%
TOTAL 10 100%
(18)
Di Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang ini terdapat 10 bangunan yang berdiri di tanah wakaf yang belum bersertifikat di antaranya masjid terdapat 3 bangunan dengan prosentase 30 %, mushola terdapat 6 bangunan dengan prosentase 60 % dan 1 bangunan sekolah dengan prosentase 10%.
b. Identitas Responden
Sama halnya di Desa Ketapang di Desa Tawang terdapat tanah wakaf yang telah didirikan bangunan tentunya ada yang sudah bersertifikat maupun yang belum.
3.16. Tabel identitas responden di Desa Tawang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
1 Purwanto 57 tahun SMP Pedagang
2 Katino 52 tahun SMA Penjaga Sekolah 3 Masrur
S,Ag 57 tahun
Sarjana Agama
Islam Guru
4 Saring 61 tahun SMP Wiraswasta
5 Wahid 43 tahun Sarjana Agama Islam
Kepala Dusun/Guru
Honorer
6 Sujiwo 49 tahun SMA Wiraswasta
7 Machasin 59 tahun D2 Wiraswasta
Sumber : Data Primer
Jika melihat dari tabel identitas responden di Desa Tawang, Kecamatan Sususkan, Kabupaten Semarang usia para responden hampir semuanya usia matang artinya lebih dari 50 tahun, usia 52 tahun, 57 tahun ada 2 orang, 59 tahun, 61 tahun, dan hanya dua orang yang berusia di bawah 50 tahun 43 tahun dan 49 tahun, kalau di lihat
(19)
dari pendidikan para responden bervariasi 2 orang sarjana agama Islam, berpendidikan Diploma 2 ada 1 orang, sedangkan yang berpendidikan sampai tingkat SMA ada 2 orang, dan yang bependidikan hanya sampai tingkat SMP ada 2 orang. Sedangkan jika dilihat dari pekerjaan kebanyakan dari responden berwiraswasta yaitu 3 orang, sedangkan yang menjadi guru ada 2 orang meskipun salah satu dari guru tersebut ada yang sifatnya honorer dan merangkap sebagai kepala Dusun. Sedangkan yang menjadi penjaga sekolah dan juga pedagang masing-masing berjumlah 1 orang.
c. Waktu Tanah di Wakafkan, Luas Tanah Yang Di Wakafkan dan Bangunan Yang Didirikan.
Di bawah ini merupakan tabel pada saat tanah wakaf di berikan dan luas tanahnya beserta dengan bangunan yang didirikan di atas tanah wakaf tersebut, berdasarkan keterangan responden di masing-masing Desa.
3.18. Tabel Waktu tanah di wakafkan dan luas tanah yang di wakafkan, serta bangunan yang didirikan di Desa Tawang
Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
No Nama
Responden
Waktu di Wakafkan
Luas Tanah Bangunan
1 Purwanto Tahun 1980 300 m2 Masjid
2 Katino Bulan Mei tahun 2000
100 m2 Masjid 3 Masrur S,Ag Tahun 1993 433 m2 Masjid
4 Saring Tahun 1985 30 m2 Mushola
5 Wahid Tahun 1973 800 m2 Sekolah
(Madrasah Ibtidaiyah)
(20)
6 Sujiwo Tahun 2007 600 m2 Masjid
7 Machasin Tahun 1978 380 m2 Masjid
Sumber : Data Primer
Pada tabel di atas ini bisa dilihat Nadzir di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang mewakafkan tanahnya pada tahun 1973 ada satu orang dengan luas 800 m2 dan pada tahun 1978 ada yang mewakafkan tanahnya lagi seluas 380 m2. Tahun 1980 seorangnadzir mewakafkan tanahnya seluas 300 m2. Pada tahun 1985 tanah seluas 30 m2 di wakafkan oleh seorang nadzir dan pada tahun 1993 ada laginadzir yang mewakafkan tanahnya seluas 433 m2. Pada bulan mei tahun 2000 seorang nadzir mewakafkan tanahnya seluas 1000 m2, dan pada tahun 2007 tanah seluas 600 m2 telah diwakafkan oleh seseorang. Sedangkan bangunan yang didirikan di atasnya kebanyakan di bangun masjid sebanyak lima bangunan, lainya berupa mushola satu bangunan dan sebuah bangunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah.
d. Sumber Informasi Tata Cara Pensertifikatan Tanah Wakaf
Di bawah ini merupakan tabel sumber informasi tentang tata cara pensertifikatan tanah wakaf yang responden peroleh di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
3.19 Tabel Sumber Informasi Tata Cara Pensertifikatan Tanah Wakaf di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
No Nama
Responden
Sumber Informasi
(21)
Pertanahan Nasional (BPN) 2 Katino Departemen Agama.
3 Masrur S,Ag Dari kelurahan Tawang,Kecamatan Susukan
4 Saring melalui informasi dari KUA Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
5 Wahid Dari Kelurahan Tawang
6 Sujiwo Dari bapak Kepala Desa Tawang
7 Machasin rembug Desa di Kelurahan Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Sumber : Data Primer
Jika di lihat dari keterangan responden di atas dapat di ketahui bahwa para responden tersebut mendapat informasi tentang pensertifikatan tanah wakaf dari pihak ayang berusrusan dengan wakaf, 2 responden mengetahuinya dari Departemen Agama, 4 responden mengetahui dari pihak desa 1 responden mengetahuinya dari KUA Kecamatan Susukan.
e. Pengelola Tanah Wakaf dan Pajak Bumi dan Bangunan
Di bawah ini merupakan tabel pengelola tanah yang telah di wakafkan setealah didirikanya bangunan dan dapat dilihat pula apakah bangunan yang didirikan di atas tanah wakaf dapa terkena Pajak Bumi dan Bangunan berdasrkan keterangan responden di wilayah mereka masing- masing.
(22)
di Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
No Nama
Responden
Pengelola Tanah Wakaf
Pajak Bumi dan Bangunan 1 Purwanto Pengurus Masjid Tidak terkena
2 Katino
Yayasan Keluarga Sakinah Di Bawah Pimpinan Cabang Muhamadiyah Susukan
Tidak terkena
3 Masrur S,Ag Takmir Masjid dan Pengurus Masjid
Tidak terkena 4 Saring Takmir Mushola Tidak terkena 5 Wahid Para Guru Komite
Sekolah
Tidak terkena
6 Sujiwo
Takmir Masjid di bantu masyarakat sekitar
Tidak terkena
7 Machasin Takmir masjid dan Pengurus masjid.
Tidak terkena Sumber : Data Primer
Jika dilahat dari tabel di atas pengelolaan tanah wakaf yang didirikan bangunan di Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, karena bangunan yang didirikan kebanyakan tempat ibadah umat Islam berupa Masjid atau Mushola yang di kelola oleh Takmir Masjid atau Takmir Mushola yang di bantu pengurus atau masyarakat sekitar. Sedangkan ada satu bangunan yang berupa Sekolah Madrasah Ibtidaiyah yang pengelolaanya di lakukan oleh para Guru beserta Komite Sekolah. Sedangkan seluruh tanah wakaf yang telah didirikan bagunan tersebut semuanya tidak terkena Pajak Bumi dan Bangunan.
(23)
Tabel dibawah ini dapat diketahui proses pensertifikatan tanah wakaf mulai dari status tanah yang disertifikatkan, tujuan pensertifikatan, waktu di sertifikatkan, serta tata cara pensertifikatan dan juga biaya pensertifikatan di Desa Tawang Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Informasi ini di peroleh dari keterangan responden di Desa Tawang.
3.21. Tabel Status Tanah Wakaf dan Waktu Disertifikatkanya Tanah Wakaf di Desa Tawang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
No Nama
Responden
Status Tanah (Sudah Disertifikat/Belum
Disertifikat)
Waktu Pensertifikatan
1 Purwanto Sudah disertifikat Juni Tahun 1996 2 Katino Sudah disertifikat Januari Tahun 2001 3 Masrur S,Ag Sudah disertifikat Tahun 1993 4 Saring Sudah disertifikat Tahun 1999
5 Wahid Belum disertifikat
-6 Sujiwo Belum disertifikat
-7 Machasin Belum disertikat
-Sumber : Data Primer
Responden di Desa Tawang meberikan keterangan bahwa empat tanah wakaf yang sudah disertifikatkan dan tiga tanah wakaf yang belum disertifikatkan. Sedangkan waktu pensertifikatan tanah wakaf dilakukan kebanyakan pada tahun Sembilanpuluhan, yaitu tahun 1996, 1993, 1999 sedangkan satu bangunan diserifikatkan pada tahun 2001.
(24)
3.22. Tabel Biaya Pensertifikatan Tanah Wakaf, Tata Cara Pensertifikatan dan Tujuan Pensertifikatan Tanah Wakaf Di Desa Tawang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
No Nama Responden Biaya Pensertifikatan (Rp) Tata Cara Pensertifikatan Tanah Wakaf Tujuan Pensertifikatan Tanah Wakaf 1 Purwanto 500.000,00 Melalui Kepala
Desa untuk menentukan Lokasi (C Desa) kemudian di konfirmasikan ke Kecamatan dan KUA kemudian baru ke BPN untuk menguatkan hak milik tanah wakaf tersebut atas nama Masjid
2 Katino 750.000,00 pengurusanya lewat Depag Kabupaten Semarang bagian perwakafan di lanjutkan ke BPN Kabupaten Semarang. sertifikat itu penting supaya di kemudian hari tidak timbul permasalahan dengan pihak pewaris. 3 Masrur S,Ag - mengajukan permohonan dengan di buktikan kepemilikan tanah dan di ketahui Kelurahan, Kecamatan dan KUA dan di setujui oleh ahli waris supaya tidak terjadi keributan di waktu yang akan datang.
4 Saring 600.000,00 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Susukan yang menguruskan pensertifikatan. pensertifikatan itu tujuannya supaya tidak terjadi permasalahan tentang kepemilikan tanah.
(25)
No Nama Responden
Biaya Pensertifikatan
(Rp)
Tata Cara Pensertifikatan
Tanah Wakaf
Tujuan Pensertifikatan
Tanah Wakaf
5 Wahid - - supaya tidak
terjadi sengketa permasalahan dengan ahli waris.
6 Sujiwo - - Agar tidak
permasalahkan oleh ahli waris dari Wakif.
7 Machasin - - Supaya anak
turun atau ahli waris tidak menyengketaka n tanah wakaf tersebut. masyarakat tidak takut untuk membangun masjid Sumber: Data Primer
Tabel di atas dapat dilihat bahwa responden di Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa biaya yang harus di keluarkan berbeda beda mulai Rp.500.000,00 ada yang Rp.600.000,00 bahkan ada yang Rp.750.000,00 tetapi ada satu responden yang lupa akan besarnya biaya pengurusan sertifikat tanah wakaf. Bagi mereka yang sudah mensertifikatkan tanah wakafnya ada berbagai macam cara dalam memperoleh sertifikat tersebut, ada yang menitipkan pada Pimpinan Cabang Muhamadiyah Kecamatan Susukan sehingga tidak tahu detailnya cara memperoleh sertifikat tanah wakaf tersebut. Ada yang mengurus sampai hanya tingkat kelurahan, kecamatan, dan KUA. Ada yang mengurus melalui Depag Kabupaten Semarang bagian perwakafan dan di lanjutkan ke BPN Kabupaten
(26)
Semarang. Ada yang minta bantuan bapak Kepala Desa setempat untuk menentukan Lokasi (C Desa) kemudian dikonfirmasikan ke Kecamatan dan KUA kemudian baru ke BPN.
B. Analisis
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf, baik yang tanah wakafnya sudah bersertifikat maupun yang belum bersertifikat di Desa Ketapang dan Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat di ketahui bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang termasuk dalam kategori tingkat kesadaran hukum tinggi, hal ini dapat diketahui dari jumlah tanah wakaf yang sudah bersertifikat (17) di bagi jumlah total tanah wakaf di Desa Ketapang (28) di kalikan 100% maka akan menghasilkan jumlah 60,71 % sehingga dapat dikategorikan tingkat kesadaran hukum tinggi (lihat halaman 12 dan 13). Sedangkan di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarangdapat diketahui bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf masuk dalam kategori tingkat kesadaran hukum tinggi, hal ini dapat diketahui dari jumlah tanah wakaf yang sudah bersertifikat (17) dibagi jumlah total tanah wakaf di Desa Tawang (27) di kalikan 100%, maka akan menghasilkan jumlah 62,96 % sehingga dapat dikategorikan tingkat kesadaran hukum tinggi (lihat halaman 12 dan 13).
(27)
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh diketahui bahwa di Desa Ketapang terdapat tanah wakaf yang sudah bersertifikat sejumlah 17 bidang tanah wakaf, dari 17 bidang tanah tersebut didirikan bangunan diantaranya: 3 bangunan masjid, 11 bangunan mushola, dan 2 bangunan pendidikan (sekolah), 1 bangunan pondok pesantren (lihat tabel 3.3). Sedangkan tanah wakaf yang belum bersertifikat terdapat 11 bidang tanah, dari 11 bidang tanah tersebut didirikan bangunan diantaranya: masjid 2 bagunan, mushola 9 bangunan (lihat tabel 3.4). Sedangkan di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang terdapat 17 bidang tanah wakaf yang sudah bersertifikat, dari 17 bidang tanah tersebut didirikan bangunan diantaranya 5 bangunan masjid, 10 bangunan mushola, dan 2 bangunan untuk pendidikan (sekolah) (lihat tabel 3.14). Untuk tanah wakaf yang belum bersertifikat terdapat 10 bidang tanah, dari 10 bidang tanah tersebut didirikan bangunan diantaranya 3 bangunan masjid, 6 bangunan mushola, dan 1 bangunan pendidikan (sekolah) (lihat tabel 3.15).
Untuk Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, penulis mengambil sampel 7 bidang tanah wakaf untuk dilakukan penelitian dengan rincian 4 bidang tanah wakaf sudah bersertifikat dan 3 bidang tanah belum bersertifikat (lihat tabel 3.9). Di Desa Ketapang, Kecamatan Sususkan, Kabupaten Semarang, karakteristik 7 responden yang mengurus tanah wakaf bermata pencaharian mapan dan berpendidikan. Dari 7 responden tersebut 4 responden berpendidikan sarjana dan bermata pencaharian sebagai guru dan PNS, 2 responden berpendidikan SMP dan bermata pencaharian sebagai petani dan
(28)
KAUR pemerintahan Desa setempat, 1 responden berpendidikan SMA dan bermata pencaharian sebagai wiraswasta (lihat tabel 3.5). Hal yang mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanaha wakaf yang tinggi ini di pengaruhi oleh pendidikan dari responden yang tinggi dan bermata pencaharian cukup mapan, faktor studi berpengaruh terhadap pengetahuan tentang isi, sikap hukum dan pola perilaku hukum. Responden mengetahui sumber informasi tentang pensertifikatan tanah wakaf hampir semuanya berasal dari pemerintah baik dari KUA Kecamatan Susukan, BPN Kabupaten Semarang, dan dari pemerintah Desa, tetapi ada 1 responden yang mengetahui informasi tentang pensertifikatan tanah wakaf berasal dari saudaranya yang menjadi kepala KUA di kota lain. (lihat tabel 3.9). Inilah yang menjadi pengaruh tingginya tingkat kesadran hukum dalm mensertifikatkan tanah wakaf karena jangkauan hukum sudah cukup merata sampai ke Pemerintahan Desa. Berdasarkan keterangan responden di Desa Ketapang untuk tanah wakaf yang sudah bersertifikat dalam mengurus sertifikat tanah wakaf tersebut melalui proses yang sangat panjang selain itu juga membutuhkan biaya yang cukup banyak antara Rp. 500.000,00 sampai Rp. 1.000.000,00 (lihat tabel 3.10). Sektor ekonomi dan juga administrasi menjadi faktor yang juga berpengaruh dalam tinngginya tingkat kesadaran hukum masyarakat di Desa Ketapang, meskipun biaya yang cukup banyak dan proses yang panjang tetapi mereka tetap mensertifikatkan tanah wakanya. Sedangkan untuk tujuan pensertifikatan tanah wakaf hampir semua responden baik yang tanah wakafnya sudah bersertifikat maupun belum mempunyai
(29)
alasan yang hampir sama agar tidak terjadi permasalahan dengan pihak keluarga ahli waris, agar status tanahnya jelas dan mempunyai surat tanda bukti yang kuat secara hukum (lihat tabel 3.10). Hal ini menandakan bahwa pemahaman hukum responden di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan juga mempengaruhi tingginya tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf, karena melalui pemahaman hukum inilah responden memahami tujuan dan manfaat bagi pihak-pihak yang di atur dalam perundang-undangan tersebut.
Sedangkan di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang penulis mengambil sampel 7 bidang tanah wakaf untuk dilakukan penelitian dengan rincian 4 bidang tanah wakaf sudah bersertifikat dan 3 bidang tanah belum bersertifikat (lihat tabel 3.21). Di Desa Tawang, Kecamatan Sususkan, Kabupaten Semarang, karakteristik 7 responden yang mengurus tanah wakaf berpendidikan cukup tinggi dan bermata pencaharian mapan, 2 responden berpendidikan sarjana yang bermata pencaharian sebagai guru dan Kepala Dusun yang merangkap sebagai guru honorer, 2 responden berpendidikan SMA dan bermata pencaharian sebagai penjaga sekolah dan wiraswasta, 2 responden berpendidikan SMP dan bermata pencaharian sebagai pedagang dan wiraswasta, 1 responden berpendidikan D2 dan bermata pencaharian sebagai wiraswasta (lihat tabel 3.16) Keadaan responden yang demikian mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanaha wakaf yang tinggi ini di pengaruhi oleh pendidikan dari responden yang tinggi dan bermata pencaharian cukup mapan, faktor studi berpengaruh
(30)
terhadap pengetahuan tentang isi, sikap hukum dan pola perilaku hukum. Hal yang juga mempengaruhi tingginya kesadaran hukum masyarakat tersebut adalah jangkauan hukum yang sudah sampai di tingkat pemerintah Desa, hal ini tampak dari responden dalam mendapatkan informasi tentang pensertifikatan tanah wakaf berasal dari pemerintahan tingkat Desa maupun Kecamatan (lihat tabel 3.19). Sektor ekonomi dan juga administrasi menjadi faktor yang juga berpengaruh dalam tingginya tingkat kesadaran hukum masyarakat di Desa Tawang, meskipun biaya yang cukup banyak dan proses yang panjang tetapi mereka tetap mensertifikatkan tanah wakafnya. Berdasarkan keterangan responden di Desa Tawang untuk tanah wakaf yang sudah bersertifikat dalam mengurus sertifikat tanah wakaf tersebut melalui proses yang sangat panjang selain itu juga membutuhkan biaya yang cukup banyak antara Rp 500.000 sampai Rp.750.000. (lihat tabel 3.22). Faktor lain yang mempengaruhi tingginya kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf di Desa Tawang Kecamatan Susukan adalah pemahaman hukum, karena melalui pemahamn hukum inilah responden memahami tujuan dan manfaat bagi pihak-pihak yang di atur dalam perundang-undangan tersebut, hal ini nampak dari tujuan dari pensertifikatan tanah wakaf di Desa Tawang hampir semuanya baik responden yang tanah wakafnya sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat mengatakan supaya tidak terjadi keributan dengan ahli waris atau sengketa dengan ahli waris, menguatkan hak milik atas nama masjid, dan agar tidak terjadi permasalahan tentang kepemilikan tanah.(lihat tabel 3.22).
(31)
Ini menunjukan bahwa masyarakat mentaati hukum bukan karena paksaan, melainkan karena hukum itu sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu. Terdapat empat indikator kesadaran hukum, yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya yaitu Pengetahuan Hukum, Pemahaman Hukum, Sikap Hukum dan Pola Perilaku hukum. Munculnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan perilaku hukum ini ditunjukkkan dengan adanya tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi, baik desa Ketapang dan juga desa Tawang dalam mensertifikatkan tanah wakaf sesuai dengan data diatas.
(1)
Semarang. Ada yang minta bantuan bapak Kepala Desa setempat untuk menentukan Lokasi (C Desa) kemudian dikonfirmasikan ke Kecamatan dan KUA kemudian baru ke BPN.
B. Analisis
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf, baik yang tanah wakafnya sudah bersertifikat maupun yang belum bersertifikat di Desa Ketapang dan Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat di ketahui bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang termasuk dalam kategori tingkat kesadaran hukum tinggi, hal ini dapat diketahui dari jumlah tanah wakaf yang sudah bersertifikat (17) di bagi jumlah total tanah wakaf di Desa Ketapang (28) di kalikan 100% maka akan menghasilkan jumlah 60,71 % sehingga dapat dikategorikan tingkat kesadaran hukum tinggi (lihat halaman 12 dan 13). Sedangkan di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarangdapat diketahui bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf masuk dalam kategori tingkat kesadaran hukum tinggi, hal ini dapat diketahui dari jumlah tanah wakaf yang sudah bersertifikat (17) dibagi jumlah total tanah wakaf di Desa Tawang (27) di kalikan 100%, maka akan menghasilkan jumlah 62,96 % sehingga dapat dikategorikan tingkat kesadaran hukum tinggi (lihat halaman 12 dan 13).
(2)
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh diketahui bahwa di Desa Ketapang terdapat tanah wakaf yang sudah bersertifikat sejumlah 17 bidang tanah wakaf, dari 17 bidang tanah tersebut didirikan bangunan diantaranya: 3 bangunan masjid, 11 bangunan mushola, dan 2 bangunan pendidikan (sekolah), 1 bangunan pondok pesantren (lihat tabel 3.3). Sedangkan tanah wakaf yang belum bersertifikat terdapat 11 bidang tanah, dari 11 bidang tanah tersebut didirikan bangunan diantaranya: masjid 2 bagunan, mushola 9 bangunan (lihat tabel 3.4). Sedangkan di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang terdapat 17 bidang tanah wakaf yang sudah bersertifikat, dari 17 bidang tanah tersebut didirikan bangunan diantaranya 5 bangunan masjid, 10 bangunan mushola, dan 2 bangunan untuk pendidikan (sekolah) (lihat tabel 3.14). Untuk tanah wakaf yang belum bersertifikat terdapat 10 bidang tanah, dari 10 bidang tanah tersebut didirikan bangunan diantaranya 3 bangunan masjid, 6 bangunan mushola, dan 1 bangunan pendidikan (sekolah) (lihat tabel 3.15).
Untuk Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, penulis mengambil sampel 7 bidang tanah wakaf untuk dilakukan penelitian dengan rincian 4 bidang tanah wakaf sudah bersertifikat dan 3 bidang tanah belum bersertifikat (lihat tabel 3.9). Di Desa Ketapang, Kecamatan Sususkan, Kabupaten Semarang, karakteristik 7 responden yang mengurus tanah wakaf bermata pencaharian mapan dan berpendidikan. Dari 7 responden tersebut 4 responden berpendidikan sarjana dan bermata pencaharian sebagai guru dan PNS, 2 responden berpendidikan SMP dan bermata pencaharian sebagai petani dan
(3)
KAUR pemerintahan Desa setempat, 1 responden berpendidikan SMA dan bermata pencaharian sebagai wiraswasta (lihat tabel 3.5). Hal yang mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanaha wakaf yang tinggi ini di pengaruhi oleh pendidikan dari responden yang tinggi dan bermata pencaharian cukup mapan, faktor studi berpengaruh terhadap pengetahuan tentang isi, sikap hukum dan pola perilaku hukum. Responden mengetahui sumber informasi tentang pensertifikatan tanah wakaf hampir semuanya berasal dari pemerintah baik dari KUA Kecamatan Susukan, BPN Kabupaten Semarang, dan dari pemerintah Desa, tetapi ada 1 responden yang mengetahui informasi tentang pensertifikatan tanah wakaf berasal dari saudaranya yang menjadi kepala KUA di kota lain. (lihat tabel 3.9). Inilah yang menjadi pengaruh tingginya tingkat kesadran hukum dalm mensertifikatkan tanah wakaf karena jangkauan hukum sudah cukup merata sampai ke Pemerintahan Desa. Berdasarkan keterangan responden di Desa Ketapang untuk tanah wakaf yang sudah bersertifikat dalam mengurus sertifikat tanah wakaf tersebut melalui proses yang sangat panjang selain itu juga membutuhkan biaya yang cukup banyak antara Rp. 500.000,00 sampai Rp. 1.000.000,00 (lihat tabel 3.10). Sektor ekonomi dan juga administrasi menjadi faktor yang juga berpengaruh dalam tinngginya tingkat kesadaran hukum masyarakat di Desa Ketapang, meskipun biaya yang cukup banyak dan proses yang panjang tetapi mereka tetap mensertifikatkan tanah wakanya. Sedangkan untuk tujuan pensertifikatan tanah wakaf hampir semua responden baik yang tanah wakafnya sudah bersertifikat maupun belum mempunyai
(4)
alasan yang hampir sama agar tidak terjadi permasalahan dengan pihak keluarga ahli waris, agar status tanahnya jelas dan mempunyai surat tanda bukti yang kuat secara hukum (lihat tabel 3.10). Hal ini menandakan bahwa pemahaman hukum responden di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan juga mempengaruhi tingginya tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf, karena melalui pemahaman hukum inilah responden memahami tujuan dan manfaat bagi pihak-pihak yang di atur dalam perundang-undangan tersebut.
Sedangkan di Desa Tawang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang penulis mengambil sampel 7 bidang tanah wakaf untuk dilakukan penelitian dengan rincian 4 bidang tanah wakaf sudah bersertifikat dan 3 bidang tanah belum bersertifikat (lihat tabel 3.21). Di Desa Tawang, Kecamatan Sususkan, Kabupaten Semarang, karakteristik 7 responden yang mengurus tanah wakaf berpendidikan cukup tinggi dan bermata pencaharian mapan, 2 responden berpendidikan sarjana yang bermata pencaharian sebagai guru dan Kepala Dusun yang merangkap sebagai guru honorer, 2 responden berpendidikan SMA dan bermata pencaharian sebagai penjaga sekolah dan wiraswasta, 2 responden berpendidikan SMP dan bermata pencaharian sebagai pedagang dan wiraswasta, 1 responden berpendidikan D2 dan bermata pencaharian sebagai wiraswasta (lihat tabel 3.16) Keadaan responden yang demikian mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanaha wakaf yang tinggi ini di pengaruhi oleh pendidikan dari responden yang tinggi dan bermata pencaharian cukup mapan, faktor studi berpengaruh
(5)
terhadap pengetahuan tentang isi, sikap hukum dan pola perilaku hukum. Hal yang juga mempengaruhi tingginya kesadaran hukum masyarakat tersebut adalah jangkauan hukum yang sudah sampai di tingkat pemerintah Desa, hal ini tampak dari responden dalam mendapatkan informasi tentang pensertifikatan tanah wakaf berasal dari pemerintahan tingkat Desa maupun Kecamatan (lihat tabel 3.19). Sektor ekonomi dan juga administrasi menjadi faktor yang juga berpengaruh dalam tingginya tingkat kesadaran hukum masyarakat di Desa Tawang, meskipun biaya yang cukup banyak dan proses yang panjang tetapi mereka tetap mensertifikatkan tanah wakafnya. Berdasarkan keterangan responden di Desa Tawang untuk tanah wakaf yang sudah bersertifikat dalam mengurus sertifikat tanah wakaf tersebut melalui proses yang sangat panjang selain itu juga membutuhkan biaya yang cukup banyak antara Rp 500.000 sampai Rp.750.000. (lihat tabel 3.22). Faktor lain yang mempengaruhi tingginya kesadaran hukum masyarakat dalam mensertifikatkan tanah wakaf di Desa Tawang Kecamatan Susukan adalah pemahaman hukum, karena melalui pemahamn hukum inilah responden memahami tujuan dan manfaat bagi pihak-pihak yang di atur dalam perundang-undangan tersebut, hal ini nampak dari tujuan dari pensertifikatan tanah wakaf di Desa Tawang hampir semuanya baik responden yang tanah wakafnya sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat mengatakan supaya tidak terjadi keributan dengan ahli waris atau sengketa dengan ahli waris, menguatkan hak milik atas nama masjid, dan agar tidak terjadi permasalahan tentang kepemilikan tanah.(lihat tabel 3.22).
(6)
Ini menunjukan bahwa masyarakat mentaati hukum bukan karena paksaan, melainkan karena hukum itu sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu. Terdapat empat indikator kesadaran hukum, yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya yaitu Pengetahuan Hukum, Pemahaman Hukum, Sikap Hukum dan Pola Perilaku hukum. Munculnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan perilaku hukum ini ditunjukkkan dengan adanya tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi, baik desa Ketapang dan juga desa Tawang dalam mensertifikatkan tanah wakaf sesuai dengan data diatas.