Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kredibilitas Radio Bass Fm Sebagai Radio Bernuansa Islami (Studi Kasus pada Radio Bass Fm di Salatiga) T1 362007036 BAB II

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

Bagian kedua dari Penelitian ini merupakan pembahasan mengenai kajian teori-teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang Berjudul “KREDIBILITAS RADIO BASS FM SEBAGAI RADIO BERNUANSA ISLAMI(studi kasus Radio Bass Fm)”. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

2.1 Radio Sebagai Komunikasi Massa

Terdapat banyak media yang menjadi alat komunikasi, salah satunya adalah radio, sebagai media massa, radio memiliki sifat yang khas dibanding media massa yang lainnya. Kekhasannya adalah sifatnya yang audial, untuk indera telinga. Oleh karena itu ketika pendengar menerima pesan dari radio dengan tatanan mental yang pasif (Effendy 2003:314).

Sesuai fungsinya sebagai media massa, radio memiliki empat fungsi yaitu : a. Menghibur (to entertain)

b. Menginformasikan (to inform) c. Mendidik (to educate)

d. Mempegaruhi (to persuade)

Radio tidak hanya sebagai media massa yang berfungsi sebagai sumber informasi dan penyedia hiburan saja, tetapi sebagai sarana pengasah keterampilan,


(2)

seni dan ilmu.Berkaitan dengan keilmuan, media massa harus menjalankan fungsinya sebagai pendidik. Ketika media massa, dalam hal ini radio, menjalankan fungsinya sebagai pendidik, seharusnya media sadar bahwa ia sedang membangun konstruksi makna dan kognitif khalayak. Peran ini dinilai cukup signifikan karena akan membentuk pola pikir masyarakat (Fluer dan Rokeach, 1982:228-271).

2.2 Radio Bass Fm

Radio Bass Fm adalah radio muslim pertama di Salatiga yang berada di frekuensi 93.2 Mhz. Radio Bass Fm berasal dari kata Bahana as Sunah yang Bahana berarti suara atau kumandang dan as Sunnah yang berarti ajaran Rosulluloh, jika digabungkan menjadi seruan yang sesuai dengan ajaran Rosulloh. Radio Bass Fm terletak di jalan bridgjen sudiarto nomor 16 dan kebanyakan konten siaran radio Bass Fm ini bernuansa Islami seperti murottal quran, kajian Islam, bussines muslim, agro bisnis.1

2.3 Kredibilitas

Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu dengan efek tertentu. Sebuah proses komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan dari komunikator dapat sampai kepada khalayak sasaran(komunikan). Agar sebuah pesan dapat sampai kepada khalayak maka seorang komunikator harus mengetahui karakteristik khalayaknya agar dapat menentukan


(3)

strategi dan media komunikasi yang efektif. Maka dari itu “mengenali khalayak” adalah prinsip dasar dalam komunikasi, karena dengan mengetahui dan mengetahui karakteristik penerima (khalayak), berarti telah tercipta suatu peluang untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam komunikasi (cangara 2007:26).

Untuk menjadi seorang komunikator yang baik, seorang komunikator harus memiliki sebuah kredibilitas (credibility) agar proses penyampaian pesan tepat sasaran kepada yang dituju yaitu khalayak. Kredibilitas memiliki pengertian seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima dan diikuti oleh khalayak (cangara 2007:91). Adabun bentuk-bentuk kredibilitas seorang komunikator yaitu :

2.3.1 Bentuk-Bentuk Kredibilitas

Cangara (2003:97) mengemukakan menurut bentuknya kredibilitas dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :

1. Initial credibility

Kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung. Kredibilitas disini diuji ketika proses penyampaian pesan belum berlangsung yaitu Radio Bass fm dengan visi dan misi yang membentuknya.


(4)

2. Derived credibility

Kredibilitas yang diperoleh komunikator pada saat proses komunikasi berlangsung. Kredibilitas ini diuji ketika proses penyampaian pesan sedang berlangsung yaitu ketika program-program Radio Bass Fm mulai disiarkan.

3. Terminal credibility

Kredibilitas yang diperoleh komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti ulasannya. Kredibilitas ini muncul ketika proses komunikasi telah berlangsung yaitu pada saat siaran radio Bass Fm selesai disiarkan dan pendengar telah selesai mendengarkan program-program dari radio Bass fm. (cangara 2007:93)

Ketiga bentuk kredibilitas inilah yang akan peneliti kaji dalam penelitian tentang kredibilitas Radio Bass Fm yang bernuansa Islami. Sehingga nantinya peneliti akan dapat menggambarkan seberapa kredibilitaskah Radio Bass Fm ini.

2.4 Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek,peristiwa,atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (Rakhmat,2004:51). Sensasi adalah


(5)

bagian dari persepsi,walaupun begitu menafsirkan makna indrawi tidak hanya melibatkan sensasi,tetapi atensi,ekspektasi,motivasi dan memori(Rakhmat, 2004:51).

Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor personal(Rakhmat, 2004:51). Yang menentukan persepsi bukan jenis dan bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi adalah faktor sosio budaya juga berpengaruh besar dan langsung atas makna-makna yang kita bangun dalam persepsi kita, faktor tersebut adalah sistem kepercayaan, nilai, dan sikap.

Sebuah radio, misalnya, bahwa sebuah radio yang memegang teguh suatu paham seperti radio bass fm yang menganut paham radio yang bernuansa islami ini maka dibutuhkan pendapat atau persepsi masyarakat agar persepsi radio bass fm bahwa radio ini bernuansa islami sama seperti persepsi masyarakat barulah bisa disebut radio bass fm ini merupakan radio yang memiliki kredibilitas.

2.5 Teori SOR

Teori S-O-R merupakan singkatan dari teori Stimulus-Organism-Response. Teori ini semula berasal dari Psikologi, namun kemudian menjadi teori komunikasi karena objek model dari Psikologi dan Ilmu Komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi,


(6)

dan konasi. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 1999:254). Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;

a. Stimulus (S) = Pesan

b. Organism (O) = Responden/komunikan

c. Response (R) = Efek (Effendy, 2005: 254)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah “how”, bukan “what” atau “why”. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa sikap yang dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Hovland, Janis, dan Kelley mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

a. Perhatian

b. Pengertian


(7)

Gambar 1 Model S-O-R

(Effendy, 1999: 254-255)

Bagan diatas menujukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.

Proses berikutnya, komunikan mengerti, setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

2.6 Khalayak Aktif dan Khalayak Pasif

Kekuatan media massa yang besar dalam mempengaruhi khalayak salah satunya adalah program program yang ditawarkan dari pemilik media massa kepada masyarakat. Melalui program acara yang ada, media massa khususnya radio mencoba mempengaruhi khalayak yang mendengarkan. Khalayak merupakan target audiens

Stimulus Organism :

-perhatian -pengertian -penerimaan


(8)

yang potensial bagi sebuah program. Sehingga memungkinkan produsen media secara efektif menyampaikan pesan dan pasti tujuan akhirnya adalah meraup keuntungan atau profit.

Menurut John B. Thompson, (2004:330) media massa seringkali beranggapan bahwa audiensnya (pemirsa/konsumen) pasif, yaitu terdiri dari kumpulan orang yang sama (undiffirentiated), anggapan ini menyembunyikan kenyataan bahwa pesan yang ditransmisikan industri media diterima individu tertentu yang berada dalam konteks sosial-historikal tertentu pula. Individu tersebut menghadapi pesan media dengan tingkatan konsentrasi yang berbeda, secara aktif menginterpretasikan dan berusaha memahami isi pesan serta mengaitkannya dengan aspek kehidupannya yang lain. Lebih dari sekedar melihat individu itu sebagai bagian dari massa yang pasif dan sama, kita akan membuka kemungkinan bahwa penerimaan pesan media merupakan sesuatu yang aktif (Thompson, 2004).

Konsep Khalayak pasif adalah suatu kelompok orang patuh yang bila diberi pesan yang kuat, menerima dan menyerap pesan apa saja yang disampaikan oleh media massa. Khalayak demikian dapat dimanipulasi untuk membeli produk apa saja yang diiklankan secara nasional, khalayak ini dianggap terdiri dari orang-orang yang tidak berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya, orang-orang yang tidak dilihat sebagai hidup dalam suatu konteks sosial tertentu (Tubbs-Moss, 2005:209).


(9)

Namun dewasa ini menurut Schramm dan Robert (1971) dalam Tubbs-Moss, (2005) masyarakat semakin dianggap sebagai khalayak aktif, dan melukiskan pandangan tersebut sebagai berikut :

Suatu khalayak yang aktif mencari apa yang mereka inginkan, menolak lebih banyak isi media daripada menerimanya, berinteraksi dengan anggota-anggota kelompok yang mereka masuki dan dengan isi media yang mereka terima, dan sering menguji pesan media massa dengan membicarakannya dengan orang-orang lain atau membandingkannya dengan isi media lainnya.

Frank A. Biocca dalam artikelnya yang berjudul „Opposing conceptions of the audience: the active and passive hemispheres of communication theory‟ (1998) memberikan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh khalayak aktif. Pertama, khalayak aktif dianggap selektif ketika mengkonsumsi media yang akan digunakan. Kedua, utilitarianisme (utilitarianism), audience dianggap aktif apabila ketika mengkonsumsi suatu media selalu dilatarbelakangi kepentingan dan tujuan. Mereka mengkonsumsi media untuk memenuhi kepentingan serta kebutuhan yang mereka miliki. Karakteristik yang ketiga adalah intensionalitas (intentionality), yaitu menggunakan secara sengaja. Audiens aktif ketika mengkonsumsi suatu media tidak hanya „sekedar‟ menonton saja, tetapi dalam setiap aktifitas menonton yang mereka lakukan selalu dilakukan secara sengaja. Keempat, keikutsertaan (involvement), yaitu alasan yang selalu menyertai ketika mereka mengkonsumsi media. Kelima, khalayak


(10)

aktif dianggap sebagai khalayak yang tidak mudah terpengaruh dan tidak mudah dibujuk oleh rayuan media (Stephen W Littlejohn, 2001: 333). Dengan melihat karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa khalayak aktif adalah khalayak yang sudah dewasa atau matang dalam memilih dan mengkonsumsi media massa. Mereka dapat memisahkan/membedakan antara realita dengan konstruksi media. Pada dasarnya khalayak aktif merupakan khalayak yang berpendidikan dan terpelajar.

2.7 Peneliti Pendahulu

Penelitian tentang radio sudah banyak diteliti di berbagai universitas dan tentunya berhubungan dengan ilmu komunikasi. Radio merupakan media yang memiliki kekuatan disuara dan sarana tercepat lebih cepat dari koran maupun televisi dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran televisi atau sajian media(asep,2009:19-20).Dibawah ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang masalah-masalah yang muncul di dalam media khususnya radio.


(11)

Tabel 2.1

Penelitian Pendahulu Tentang Radio Sumber : skripsi S1 mahasiswa fiskom UKSW Peneliti dan judulnya Tujuan Penelitian Metodologi

Penelitian

Hasil

1. Nugroho Surya Putra

”Ideologi Radio Budaya Jawa JodhiPati di Era

Kapitalisme Media”

(penelitian deskriptif studi kasus pada Radio Jodhipati FM dusun Turi desa ngadiboyo kec.Rejoso Nganjuk

Jawa Timur”

1.menjelaskan Radio budaya Jodhipati membangun sebuah media yang berada dalam era kapitalisme sehingga melahirkan warna media yang berbeda

2. menjelaskan strategi program yang sudah dilakukan untuk mendukung dalam menunjukan warna khas sebagai radio budaya jawa

3. menjelaskan kiprah radio budaya Jodhipati ditinjau dari konsep

Deskriptif-kualitatif

Menurut hasil penelitian radio jodhipati menjadikan dirinya sebagai media sekaligus sebuah wahana yang menarik untuk pelestarian budaya jawa. Dengansegala jenis program, kemasan acara, bahasa siaran, hingga program off air yang memiliki sebuah semangat untuk ngleluri budaya jawa. Radio ini menjadi sebuah semangat yang positif terhadap kajian mengenai media massa yang harus tetapmenjaga sebuah visi misi warisan budaya daerah, dan


(12)

2.Esterika sutatna

”Manajemen Penyiaran

Radio dalam Masa Transisi Menuju Lembaga Penyiaran

Publik Lokal”(studi

deskriptif pada radio siaran pemerintah daerah suara salatiga)

kapitalisasi dan komersialisasi radio siaran

1.untuk memproleh gambaran mengenai manajemen penyiaran radio siaran pemerintah daerah suara salatiga pada dalam masa transisi

menuju lembaga

penyiaran publik lokal.

-Deskriptif - Kualitatif

membentuk sebuah pola hidup sosial, beserta gaya hidupnya. Tentunya radio Budaya Jodhipati ingin membuat sebuah terobosan baru, dengan berani tampil beda dengan segala resiko atas keterpojokan oleh zaman, untuk tetap berdiri sebagai radio komersil dan menjadikan warna budaya untuk sebuah komersialisasi yang positif.

RSPD yang seharusnya sudah menjadi lembaga penyiaran publik lokal. Hingga saat ini statusnya masih dalam transisi menuju lembaga penyiaran publik lokal.


(13)

3.Yonala Anggraeni Rosiana

”Jurnalistik Radio”

(studi kasus proses produksi

program”buletin sore”

diradio SoloPos Fm)

4.Mayda Fitriana ”Daya

Tarik Program ”Pasar Senggol” Radio Rasika USA Ungaran”

-Untuk mengetahui peran radio Solopos Fm mengembangkan iklim demokrasi sesuai visinya didalam menyiarkan beritanya kepada masyarakat kota solo

melalui program ”berita sore”

1.mendeskripsikan konsep siaran program

”pasar senggol” Radio

Rasika USA Ungaran yang meliputi product, Price,place,promotion

2.mengidentifikasikan

daya tarik program ”pasar senggol” Radio RASIKA

USA UNGARAN

-deskriptif -kualitatif

-deskriptif -kualitatif

Radio Solopos merupakan satu-satunya radio berita yang ada di kota solo untuk saat ini dengan 19 jam siaran mulai pukul 05.00 wib-24.00wib

1Penulis lebih menekankan pada daya tarik yang dimiliki

program “Pasar Senggol”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik yang

dimiliki program “Pasar Senggol” Radio RASIKA

USA Ungaran terletak pada elemen durasi, kesukaan, energi, timing dan tren


(14)

2.8 Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2

Bagan Kerangka Pikir Penelitian Media massa

Media cetak Media elektronik New media

komunitas komersil

Radio Bass Fm

kredibilitas

Initial credibility Derived credibility Terminal credibility

Persepsi/pandangan masyarakat


(15)

Keterangan :

Kerangka pikir diatas akan digunakan untuk menjelaskan kredibilitas Radio Bass Fm. Dari kerangka pikir diatas dapat dijelaskan bahwa media massa terbagi menjadi tiga yaitu media cetak, radio, dan media elektronik. Radio yang menjadi objek penelitian ini masih terbagi menjadi dua yaitu radio komunitas dan komersil sedangkan Radio Bass Fm masuk kedalam radio komersil. Radio Bass Fm ini merupakan radio baru bernuansa islami yang membutuhkan masyarakat pendengar untuk memunculkan kredibilitas untuk radio tersebut. Untuk memunculkan kredibilitas Radio Bass Fm ini maka diperlukan teori-teori dan konsep kredibilitas untuk mengetahui radio Bass Fm ini memiliki kredibilitas atau tidak serta masyarakat pendengar yang aktif Radio Bass Fm juga diperlukan untuk mengetahui Radio Bass yang bernuansa Islami ini untuk melihat bentuk kredibilitas.

Dengan menggunakan konsep kreadibilitas yang terbagi menjadi tiga konsep yaitu initial credibility yang artinya kredibilitas muncul sebelum proses komunikasi berlangsung, derived credibility yaitu kredibilitas yang muncul pada saat komunikasi berlangsung diantaranya melalui program-program yang disajikan oleh Radio Bass Fm serta terminal credibility dimana kredibilitas muncul setelah pendengar mengikuti ulasannya. Dengan konsep diatas penulis akan mencoba menggambarkan konsep teori dan juga fakta empiric yang ada dalam melihat kredibilitas Radio Bass Fm . Sehingga dalam penelitian ini nantinya akan mendapatkan dua hasil yaitu persepsi masyarakat dan kredibilitas radio Bass Fm itu sendiri. Karena dari persepsi


(16)

masyarakat yang bervariasi tentang radio Bass Fm ini akan memunculkan kesimpulan bahwa radio Bass Fm ini merupakan radio yang berkredibilitas atau radio yang tidak memiliki kredibilitas.


(1)

Tabel 2.1

Penelitian Pendahulu Tentang Radio

Sumber : skripsi S1 mahasiswa fiskom UKSW

Peneliti dan judulnya Tujuan Penelitian Metodologi

Penelitian

Hasil

1. Nugroho Surya Putra ”Ideologi Radio Budaya Jawa JodhiPati di Era Kapitalisme Media” (penelitian deskriptif studi kasus pada Radio Jodhipati FM dusun Turi desa ngadiboyo kec.Rejoso Nganjuk Jawa Timur”

1.menjelaskan Radio budaya Jodhipati membangun sebuah media yang berada dalam era kapitalisme sehingga melahirkan warna media yang berbeda

2. menjelaskan strategi program yang sudah dilakukan untuk mendukung dalam menunjukan warna khas sebagai radio budaya jawa

3. menjelaskan kiprah radio budaya Jodhipati ditinjau dari konsep

Deskriptif-kualitatif

Menurut hasil penelitian radio jodhipati menjadikan dirinya sebagai media sekaligus sebuah wahana yang menarik untuk pelestarian budaya jawa. Dengansegala jenis program, kemasan acara, bahasa siaran, hingga program off air yang memiliki sebuah semangat untuk ngleluri budaya jawa. Radio ini menjadi sebuah semangat yang positif terhadap kajian mengenai media massa yang harus tetapmenjaga sebuah visi misi warisan budaya daerah, dan


(2)

2.Esterika sutatna ”Manajemen Penyiaran Radio dalam Masa Transisi Menuju Lembaga Penyiaran Publik Lokal”(studi deskriptif pada radio siaran pemerintah daerah suara salatiga)

kapitalisasi dan komersialisasi radio siaran

1.untuk memproleh gambaran mengenai manajemen penyiaran radio siaran pemerintah daerah suara salatiga pada dalam masa transisi menuju lembaga penyiaran publik lokal.

-Deskriptif - Kualitatif

membentuk sebuah pola hidup sosial, beserta gaya hidupnya. Tentunya radio Budaya Jodhipati ingin membuat sebuah terobosan baru, dengan berani tampil beda dengan segala resiko atas keterpojokan oleh zaman, untuk tetap berdiri sebagai radio komersil dan menjadikan warna budaya untuk sebuah komersialisasi yang positif.

RSPD yang seharusnya sudah menjadi lembaga penyiaran publik lokal. Hingga saat ini statusnya masih dalam transisi menuju lembaga penyiaran publik lokal.


(3)

3.Yonala Anggraeni Rosiana

”Jurnalistik Radio” (studi kasus proses produksi

program”buletin sore” diradio SoloPos Fm)

4.Mayda Fitriana ”Daya Tarik Program ”Pasar Senggol” Radio Rasika USA Ungaran”

-Untuk mengetahui peran radio Solopos Fm mengembangkan iklim demokrasi sesuai visinya didalam menyiarkan beritanya kepada masyarakat kota solo melalui program ”berita sore”

1.mendeskripsikan konsep siaran program ”pasar senggol” Radio Rasika USA Ungaran yang meliputi product, Price,place,promotion 2.mengidentifikasikan daya tarik program ”pasar senggol” Radio RASIKA USA UNGARAN

-deskriptif -kualitatif

-deskriptif -kualitatif

Radio Solopos merupakan satu-satunya radio berita yang ada di kota solo untuk saat ini dengan 19 jam siaran mulai pukul 05.00 wib-24.00wib

1Penulis lebih menekankan pada daya tarik yang dimiliki program “Pasar Senggol”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik yang dimiliki program “Pasar Senggol” Radio RASIKA USA Ungaran terletak pada elemen durasi, kesukaan, energi, timing dan tren


(4)

2.8 Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2

Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Media massa

Media cetak

Media elektronik

New media

komunitas

komersil

Radio Bass Fm

kredibilitas

Initial credibility Derived credibility Terminal credibility

Persepsi/pandangan masyarakat


(5)

Keterangan :

Kerangka pikir diatas akan digunakan untuk menjelaskan kredibilitas Radio

Bass Fm. Dari kerangka pikir diatas dapat dijelaskan bahwa media massa terbagi

menjadi tiga yaitu media cetak, radio, dan media elektronik. Radio yang menjadi

objek penelitian ini masih terbagi menjadi dua yaitu radio komunitas dan komersil

sedangkan Radio Bass Fm masuk kedalam radio komersil. Radio Bass Fm ini

merupakan radio baru bernuansa islami yang membutuhkan masyarakat pendengar

untuk memunculkan kredibilitas untuk radio tersebut. Untuk memunculkan

kredibilitas Radio Bass Fm ini maka diperlukan teori-teori dan konsep kredibilitas

untuk mengetahui radio Bass Fm ini memiliki kredibilitas atau tidak serta masyarakat

pendengar yang aktif Radio Bass Fm juga diperlukan untuk mengetahui Radio Bass

yang bernuansa Islami ini untuk melihat bentuk kredibilitas.

Dengan menggunakan konsep kreadibilitas yang terbagi menjadi tiga konsep

yaitu initial credibility yang artinya kredibilitas muncul sebelum proses komunikasi

berlangsung, derived credibility yaitu kredibilitas yang muncul pada saat komunikasi

berlangsung diantaranya melalui program-program yang disajikan oleh Radio Bass

Fm serta terminal credibility dimana kredibilitas muncul setelah pendengar mengikuti

ulasannya. Dengan konsep diatas penulis akan mencoba menggambarkan konsep

teori dan juga fakta

empiric

yang ada dalam melihat kredibilitas Radio Bass Fm .

Sehingga dalam penelitian ini nantinya akan mendapatkan dua hasil yaitu persepsi

masyarakat dan kredibilitas radio Bass Fm itu sendiri. Karena dari persepsi


(6)

masyarakat yang bervariasi tentang radio Bass Fm ini akan memunculkan kesimpulan

bahwa radio Bass Fm ini merupakan radio yang berkredibilitas atau radio yang tidak

memiliki kredibilitas.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kredibilitas Radio Bass Fm Sebagai Radio Bernuansa Islami (Studi Kasus pada Radio Bass Fm di Salatiga)

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kredibilitas Radio Bass Fm Sebagai Radio Bernuansa Islami (Studi Kasus pada Radio Bass Fm di Salatiga) T1 362007036 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kredibilitas Radio Bass Fm Sebagai Radio Bernuansa Islami (Studi Kasus pada Radio Bass Fm di Salatiga) T1 362007036 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kredibilitas Radio Bass Fm Sebagai Radio Bernuansa Islami (Studi Kasus pada Radio Bass Fm di Salatiga) T1 362007036 BAB V

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kredibilitas Radio Bass Fm Sebagai Radio Bernuansa Islami (Studi Kasus pada Radio Bass Fm di Salatiga) T1 362007036 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kredibilitas Radio Bass Fm Sebagai Radio Bernuansa Islami (Studi Kasus pada Radio Bass Fm di Salatiga)

0 0 29

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

0 1 2

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

0 0 11

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

0 0 5

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

0 0 7