PENGARUH PEMBELAJARAN SALAWAT AL-BANJARI TERHADAP SPIRITUALITAS MAHASISWA ANGGOTA IQMA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Oleh:

RICHA DIANA YANTI D31212113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

terhadap Spiritualitas Mahasiswa Anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabay.

Seiring perkembangan zaman, salawat al-banjari menjadi sorotan muda-mudi Jawa Timur untuk mengembangkan seni music islami, maka salawat al-banjari menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan kecintaannya kepada baginda Rasul Muhammad SAW, yang akan berpengaruh terhadap spiritualitas manusia kepada sang khaliq menuju insan yang kamil. Oleh karena hal itulah penulis mengadakan penelitian tentang

“Pengaruh Pembelajaran Salawat Al-Banjari Terhadap Spiritualitas Mahasiswa Anggota

IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.”

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana pembelajaran salawat al-banjari di IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya, bagaimana spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya, serta bagaimana pengaruh pembelajaran salawat terhadap spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya?

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran salawat al-banjari, untuk mengetahui dan mendeskripsikan spiritualitas mahasiswa, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran salawat terhadap spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dan kedua, peneliti menggunakan metode diskriptif dengan menggunakan rumus prosentase, sedangkan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga menggunakan rumus product moment. Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis, maka diperoleh jawaban bahwa pembelajaran salawat di IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya adalah tergolong “Baik”. Hal ini terbukti dari data angket yang sudah dianalisa peneliti dengan hasil prosentase 81,43%, yakni berada di antara 76% - 100%. Bahwa spiritualitas Mahasiswa di IQMA

UIN Sunan Ampel Surabaya tergolong “Baik” yang terbukti dari data angket yang telah dianalisa peneliti dengan hasil prosentase 82,9% yang berada di antara 76% - 100%.

Antara pembelajaran salawat dengan spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya terdapat pengaruh. Hal ini terbukti berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan rumus product moment yang menghasilkan nilai positif dan nilai hasil df = 28, jika dikonsultasikan pada taraf signifikan 5 % = 0,361 dan pada taraf 1% = 0,463. Dari hasil signifikansi 5% dan 1% dapat diketahui bahwa “rXY” lebih

besar dari “rtabel” (rhitung = 0,759181 > rtabel = 0,361). Dengan demikian dapat diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara pembelajaran salawat dengan spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya diterima. Dan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh antara pembelajaran salawat dengan spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya ditolak.


(6)

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 7

F. Hipotesis Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 8

H. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian tentang Pembelajaran Shalawat 1. Pengertian Pembelajaran Salawat Al-Banjari ... 12


(7)

5. Hukum Bersalawat ... 20

6. Keistimewaan Salawat ... 20

B. Kajian tentang Spiritualitas 1. Pengertian Spiritualitas... 23

2. Ciri-Ciri Spiritualitas ... 25

3. Langkah Meningkatkan Spiritualitas... 28

4. Aspek-Aspek Spiritualitas ... 32

C. Pengaruh Pembelajaran Salawat Al-Banjari terhadap Spiritualitas Mahasiswa Anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya ... 33

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 38

B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian... 40

C. Populasi dan Sampel ... 42

D. Hipotesis ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan IQMA ... 57

2. Tujuan berdirinya IQMA ... 60

3. Visi dan Misi IQMA ... 60

4. Program Kerja IQMA ... 61

5. Susunan Pengurus dan Pola Tata Kerja IQMA ... 63


(8)

1. Penyajian Data

a. Penyajian Data Observasi ... 81 b. Penyajian Data Interview ... 83 c. Penyajian Data Angket ... 86 2. Analisi Data

a. Analisis Data tentang Pembelajaran Salawat

Al-Banjari ... 104 b. Analisi Data tentang Spiritualitas Mahasiswa di

IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya ... 107 c. Analisis Data tentang Pengaruh Pembelajaran

Salawat Al-banjari Terhadap Spiritualitas Mahasiswa di IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya ... 106

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 113


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan adalah banyak mengingat Allah (dzikrullah) sebab dengan mengingat Allah hati akan tenang, pikiran menjadi lapang serta jiwa dan perasaan seseorang akan terasa bahagia. Bersalawat kepada Nabi adalah cara mengingat Allah. Adapun dzikir mengandung pengertian tawakkal, percaya kepada-Nya, berpegang dan bergantung kepada-Nya.

Salawat menurut arti bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah salawat adalah salawat Allah kepada Rasulullah, berupa rahmat dan kemuliaan (rahmat ta’dim) salawat dari malaikat kepada Nabi berupa permohonan rahmat dan kemuliaan kepada Allah untuk Nabi Muhammad, sementara salawat dari selain Nabi berupa permohonan rahmat dan ampunan.

Salawat orang-orang yang beriman ( manusia atau jin) adalah permohonan rahmat dan kemuliaan kepada Allah untuk Nabi Muhammad seperti Allahumma salli ‘ala sayyidina Muhammad.1

Ucapan salawat dan salam kepada nabi, selalu di ucapkan oleh puluhan juta bahkan ratusan juta kaum muslimin pada setiap hari. Setiap kali

1

Wildana Wargadinata, Lc., M.Ag, Spiritual Salawat (Malang: UIN- MALIKI PRESS, 2010), h. 55.


(10)

mereka mendirikan salat, atau setiap kali mereka menyebut atau disebut nama beliau, keluarlah ucapan dari mulut beliau salallahu ‘alayhi wa sallam. Jutaan kitab kaum Muslimin dipenuhi nama beliau seiring dengan tulisan dan ucapan salawat dan salam dari para penulisnya.

Banyak manfaat yang dihasilkan dari mengucapkan salawatdan salam kepada Nabi. Diantaranya adalah mahabbah (kecintaan) kepada beliau, yakni kecintaan yang mendalam yang bertambah dan terus menerus tertanam dan memenuhi hati seorang muslim. Sedangkan mencintai Nabi satu kewajiban bagi setiap muslim yang merupakan ujian keimanan baginya. Apakah ia mencintai Nabi sepenuh hatinya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri dan manusia seluruhnya, ataukah ia lebih mencintai dirinya sendiri dan seluruhnya ataukah ia lebih mencintai dirinya dan seluruhnya dari pada Allah dan Rasulullah jawabanya ada pada diri masing-masing. 2

Salawat adalah jalinan hembusan rasulullah SAW kepada Allah dan rasa terimakasih kita kepada Rasulullah SAW. Semakin banyak kita bersalawat, semakin bartambah cinta kita kepadanya dan Allah SWT pun akan mencintai kita.3

Salawat adalah ungkapan trimakasih kita kepada Rasulullah SAW atas segala jasa dan pengorbanannya yang telah menuntun kita ke jalan yang

2

Ibid., h.56-57.

3


(11)

benar. Ia pengingat akan keistimewaan dalam setiap langkah kehidupan ini, sekaligus rasa syukur kita pada Allah SWT.

Kelak di hari kiamat, seluruh manusia akan menghadap Rasulullah

SAW sambil berucap, “Dengan kemuliaan-mu Muhammad, selamatkan aku

dari siksanya”. Saat itu hanya syafaat Rasulullah SAW yang dapat

menyelamatkan kita dari siksanya. Syafaat yang merupakan bantuan Rasulullah Muhammad SAW dengan izin Allah SWT yang dapat meringankan, bahkan menghapus dosa kita. Lalu siapa lagi yang menjadi rahmat bagi seluruh alam ini selain Nabi Muhammad SAW? Sebagaimana firman allah SWT yang terkandung dalam surat Al-Anbiya’ ayat: 107



















Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS. Al-Anbiya’:107)

Salawat adalah ibadah zikir yang mendatangkan pahala dan rahmat yang begitu besar. Salawat bukan hanya sebuah bacaan namun juga merupakan jalinan cinta dengan kekasih Allah. Allah swt dan malaikat-Nya senantiasa bersalawat kepada Nabi Muhammad saw. Seperti tertulis dalam

Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat: 56, sebagai berikut:
































(12)

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab:59)

Menurut imam Ghazali, di saat orang mencintai sesuatu, ia akan selalu menyebutnya. Disaat ia mencintai Allah swt, ia akan selalu mengingat dan berdzikir kepadaNya. Begitu pula disaat ia mencintai Rasulullah swt, ia tentu akan memperbanyak salawat kepadanya. Apabila seorang hamba banyak berdzikir kepada Allah, tetapi ia tidak bersalawat kepada Rasulullah saw, zikirnya itu tidak sempurna.4

Manusia yang memiliki spiritual yang baik akan memiliki hubungan kuat dengan allah, sehingga akan berdampak pula kepada kepandaian dia dalam berinteraksi dengan manusia, karena dibantu oleh Allah yaitu hati manusia dijadikan cenderung kepada-Nya. Kondisi spiritual seseorang itu berpengaruh terhadap kemudahan dia dalam menjalani kehidupan ini. Jika, spiritualnya baik, maka ia menjadi orang yang paling cerdas dalam kehidupan. Untuk itu yang terbaik bagi kita adalah memperbaiki hubungan kita kepada Allah, yaitu menguatkan sandaran vertikal kita dengan cara memperbesar takwa dan menyempurnakan tawakal serta memurnikan pengabdian kita kepada-Nya.5

IQMA adalah Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa, salah satu UKM di

kampus UIN Sunan Ampel Surabaya yang mengembangkan seni religi.

4

Dewi Yana, Dasyatnya Zikir, (Jakarta: Zikrul hakim, 2010), h.106.

5

Mas Udik Abdullah, Meneladani IESQ dengan Langkah Takwa & Tawakal, (Jakarta: Zikrul hakim, 2005) , h.181.


(13)

IQMA memiliki lima bidang diantaranya bidang tilawah, dakwah, salawat, MC dan kaligrafi. Dari kelima bidang yang ada di IQMA bidang salawat adalah bidang yang paling banyak peminatnya selain itu bidang salawat merupakan salah satu bidang yang masih mempertahankan alat-alat musik tradisional, yang biasa disebut ”Terbang”. Pembelajaran salawat al-banjari di IQMA dilakukan setiap satu minggu sekali, selain itu juga mengadakan bimbingan khusus yang terbagi menjadi beberapa kelas. Jika seseorang semakin banyak bersalawat semakin banyak pula kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW, maka akan semakin bertambah pula nilai spiritualitas manusia kepada Allah SWT.

Dari uraian latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengetahui lebih jauh tentang pengaruh pembelajaran salawat terhadap spiritualitas mahasiswa. Dengan itu judul penelitian ini: “Pengaruh Pembelajaran Salawat Al-Banjari Terhadap Spiritualitas Mahasiswa Anggota IQMA

(Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa) UIN Sunan Ampel Surabaya”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang timbul yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran salawat al-banjari IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya?

2. Bagaimana spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya?


(14)

3. Bagaimana pengaruh pembelajaran salawat al-banjari IQMA terhadap spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran salawat al-banjari IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Untuk mengetahui bagaimana spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran salawat al-Banjari IQMA terhadap spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut: 1. Akademik

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya mengembangkan kompetensi peneliti serta untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana strata satu (S1). b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, bahwa

perlunya meningkatkan spiritualitas mahasiswa. 2. Praktis

a. Bagi IQMA dapat dijadikan sebagai refrensi tambahan untuk mendukung tercapainya proses belajar mengajar Salawat Al-Banjari


(15)

yang lebih baik dengan memperhatikan keberadaan anggota IQMA terutama anggota bidang salawat di IQMA.

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Pembelajaran salawat al-banjari dan spiritual mahasiswa, lokasi yang diambil adalah Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.

Agar jelas dan tidak meluas pembahasan dalam skripsi ini, maka kiranya peneliti untuk memberikan batasan masalah adalah:

1. Pembahasan tentang pembelajaran salawat al-banjari IQMA. 2. Pembahasan tentang spiritualitas mahasiswa

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata “hypo” artinya dibawah “Thesa” artinya kebenaran. Jadi hipotesis artinya kebenaran dibawah, artinya kebenaran yang perlu diuji.6 Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana masalah peneliti telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyataknan sebagai jawaban

6

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1989), h.67-68.


(16)

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiric dengan data.7

Sehubung dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini yang perlu dibuktikan kebenarannya yaitu: 1. Hipotesis Nihil (Ho) atau disebut hipotesis nol yang menyatakan tidak ada

pengaruh antara variable X dan variable Y. dalam penelitian ini hipotesis nihil (Ho) adalah pembelajaran salawat al-banjari IQMA tidak ada pengaruh dengan spiritualitas mahasiswa UIN sunan Ampel Surabaya. 2. Hipotesis Kerja (Ha) atau disebut hipotesis Alternative yang menyatakan

pengaruh antara variable X dan variable Y atau adanya perbedaan dua kelompok.8 Adapun hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini adalah pembelajaran salawat al-banjari ada pengaruh dengan spiritualitas mahasiswa UIN sunan Ampel Surabaya.

G. Definisi Operasional

Sebagai upaya antisipasi agar judul atau tema yang penulis angkat tidak menimbulkan persepsi dan interpretasi yang keliru atau ambiguitas maka diperlukan penjelasan yang lebih detail.

1. Pengaruh Pembelajaran Salawat Al-Banjari

7

Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, (cv.ALFABETA,2008), cet. Ke-6, h.96.

8


(17)

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.9

Pembelajaran adalah : proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar; 10

Salawat adalah jalinan hubungan Rasulullah kepada Allah SWT dan rasa terimakasih kita pada Rasulullah SAW.11

Al-banjari adalah sebuah kesenian khas islami yang berasal dari Kalimantan. Iramanya yang menghentak, rancak dan variatif membuat kesenian ini masih banyak digandrungi oleh pemuda-pemudi hingga sekarang.

IQMA (Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa) adalah Unit Kegiatan

mahasiswa yang bergerak dalam bidang seni religious.

2. Spiritualitas Mahasiswa

Spiritualitas adalah kesadaran manusia akan adanya relasi manusia dengan tuhan atau sesuatu yang dipersepsikan sebagai sosok transenden.12

Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi13

Spiritualitas mahasiswa adalah kecerdasan jiwa orang yang sedang belajar agar mampu mengembangkan dirinya secara utuh.

9

http://kbbi.web.id/pengaruh, diakses pada 04:52, Sabtu, 07 November 2015

10

http://kbbi.web.id/pembelajaran, diakses pada 10:18, Selasa,30 Juni 2015.

11

Habib Abdullah Assegaf, Op.Cit, h.4.

12

Dr. Abdul Jalil,M.EI, Spiritual Enterpreneurship, (Yogyakarta: LKiS:2013), h.24.

13


(18)

Jadi, Pengaruh pembelajaran salawat Al-banjari IQMA terhadap spiritualitas mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya adalah timbulnya sesuatu yang ikut membentuk watak mausia melalui proses belajar salawat al-banjari untuk meningkatkan kecerdasan jiwa seseorang agar mampu mengembangkan dirinya secara utuh.

H. Sistematis Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mudah dan jelas serta dapat dimengerti maka dalam skripsi ini secara garis besar akan penulis uraikan pembahasan pada masing-masing bab berikut ini

Bab pertama, tentang pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pembahasan masalah, hipotesis penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua, tentang kajian pustaka yang terdiri dari: A. Pembelajaran salawat al-banjari B. Spritualitas mahasiswa C. Pengaruh pembelajaran salawat al-banjari terhadap spiritualitas mahasiswa.

Bab ketiga menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi:, jenis penelitian, rancangan penelitian, penentuan populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik analisis data.

Bab Keempat tentang pertama, diskripsi data yang didalamnya terdapat gambar umum obyek penelitian yang menguraikan sejarah berdirinya IQMA, visi dan misi IQMA, strutur organisasi, keadaan pengajar, keadaan


(19)

anggota salawat, keaadaan sarana dan prasarana. Kedua penyajian data dan analisis data.

Bab Kelima adalah penutup yang didalamnya berisi tentang kesimpulan dan saran.

Setelah pembahasan dari kelima bab tersebut maka pada bagian akhir dari penelitian ini disertakan beberapa lampiran yang dianggap perlu. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dan menjadi rujukan dari inti pembahasan dalam penelitian.


(20)

(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Tentang Pembelajaran Salawat

1. Pengertian Pembelajaran Salawat Al-Banjari

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.1 Sedangkan menurut istilah pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.2 Dengan kata lain kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang didalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh dan mengatur serta menfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.509.

2

Achjar Chalil dan Hudaya Latuconsina, Pembelajaran Berbasis Fitrah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h.1.


(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.3

Sedangkan asal kata salawat adalah dari kata

yang artinya do’a, keberkahan, kemuliaan, keselamatan

dan juga ibadah.4

Maka makna salawat tergantung pada yang mambaca salawat (subjeknnya) artinya jika salawat itu datang dari Allah SWT artinya adalah rahmat Allah untuk makhluknya. Jika salawat itu datang dari malaikat artinya adalah maghfirah atau ampunan atau meminta ampun. Sedangkan jika salawat dari orang-orang mukmin, artinya adalah suatu

do’a agar Allah SWT memberikan rahmat dan kesejahtraan kepada nabi

Muhammad SAW dan keluarganya.

Salawat pun bisa dikatakan sebagai sebuah ibadah yaitu pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah SWT serta mengharap pahala darinya, sebagaimana yang Rasulullah janjikan bahwa orang-orang yang bersalawat kepadannya akan mendapat pahala yang besar, baik salawat itu dalam sebuah tulisan atau lisan (ucapan).

Dalam haditas riwayat Ibnu Majjah Thabrani, Rasulullah SAW bersabdah:

3

Moch Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2005), h.7

4

E Purnama As-Shidqy,dkk, Mencari Berkah Basmalah, Hamdalah, dan Salawat untuk Semua

Umat Muslim, (Bekasi: Al-Magfirah, 2011), h.121.

ىلصي

ىلص

ةيلصتو

ةاص


(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

لاق ي لا نع هيبأ نع ةعيبر نب رماع نب ها دبع نع

نَم

َاَم لَا لَزَ ت ََ ًة َاَص َيَلَع ىَلَص

َيَلَع ىَلَص اَم ِه يَلَع يِلَصُت ُةَكِئ

. رُ ث كَيِل وَأ َكِلَذ نَم َد ِع لِقَي لَ ف

Dari Abdullah Ibn Amir Ibn Rabiah dari bapaknya, Nabi SAW bersabda: “Kalau seseorang bersalawat kepadaku, malaikat juga akan mendo’akan keselamatan yang sama baginya. Untuk itu bersalawat meski sedikit atau banyak” (HR. Ibnu Majjah Thabrani 2:182)

Jadi, Salawat adalah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah SWT dan ungkapan rasa terimakasihnya kepada Rasulullah SAW atas segala jasa dan pengorbanannya yang telah menuntun kita kejalan yang benar.5

Sedangkan Al-Banjari adalah sebuah alat musik yang terbuat dari kayu dan kulit sapi yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga bisa mengeluarkan suara atau irama tertentu, dan digunakan sebagai pengiring salawat.

Sehingga dapat diambil kesimpulan makna dari pembelajaran salawat al-banjari adalah proses/cara seorang hamba untuk mengungkapan rasa terimakasih kita pada Rasulullah SAW atas segala jasa dan pengorbanannya yang telah menuntun kita kejalan yang benar disertai dengan iringan musik al-banjari.

5


(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Manfaat Bersalawat

Setiap ibadah yang diperintahkan Allah dan rasullnya pasti bermanfaat dan berguna ada buah dan hasil yang dapat dipetik baik cepat

maupun lambat baik di sunia maupun di akhirat . Allah ta’ala berfirman:

QS. An-Nisa:40































Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.

(QS. An-Nisa’:40).

Ganjaran yang dijanjikan Allah akan dicapai apabila seorang hamba mengerjakan sesuatu kebaikan dengan penuh keihlasan karena allah semata dan sesuai dengan contoh yang diberikan rasulullah.6

Salah satu ibadah yang diperintahkan kepada setiap muslim adalah mengucapkan salawat dan salam kepada rasulullah Muhammad.

Manfaat dan ganjaran salawat amat banyak dan besar. Oleh karena itu seorang musilim hendaknya memperbanyak salawat kepada beliau pada setiap kesempatan.

Diantara manfaat salawat kepada Nabi Muhammad saw:7

6

Mubarak bin Mahfudh bamuallim,Lc, Fadilah salawat kepada nabi SAW,(Jakarta: Pustaka Imam asy-syafi’I 2007), h.99.

7


(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Sebagai wujud pelaksanaan perintah Allah ta’ala dan perintah rasul -Nya untuk memperbanyak salawat kepada beliau. Karena mentaati Allah dan rasulnya menjadi sebab dalam meraih kemenangan di dunia dan akhirat.

b. Bersesuaian dengan perbuatan Allah ta’ala dalam hal bersalawat kepada nabi Saw meskipun salawat Allah kepada nabinya berbeda dengan salawat seorang muslim kepada beliau.

c. Bertepatan dengan perbuatan para malaikat yang juga bersalawat kepada nabi meskipun salawat mereka berbeda dengan salawat seorang muslim kepada beliau.

d. Orang yang bersalawat kepada nabi satu kali akan mendapat 10 salawat dari Allah dan juga salawat dari malaikat-Nya , ini sebuah kemuliaan salawat yang besar.

e. Ditinggikan baginya 10 derajat, dicatat baginya 10 kebaikan, dan dihapus 10 dosa / kejelekan pada setiap satu salawat.

f. Diharapkan do’a orang yang bersalawat terkabul jika do’a tersebut disertai salawat kepada nabi.

g. Salawat kepada nabi sebagai sebab untuk memperoleh syafaat dihari kiamat kelak apabnila salawat itu disertai dengan permohonan wasilah untuk beliau.


(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id i. Orang yang bersalawat kepada nabi akan memperoleh salawat dari

Allah dan para malaikatnya. Sedangkan orang yang memperoleh salawat dari Allah dan malaikatnya akan dikeluarkan dari berbagai kegelapan kepada cahaya islam yang haq.

j. Salawat yang menyebabkan dikembalikannya ruh rasulullah (ke jasadnya)untuk menjawab salawat dan salam orang yang bersalawat dan mengucapkan salam kepadanya.

3. Jenis - Jenis Salawat

Ada beberapa jenis salawat diantaranya adalah salawat tradisional banjari dan salawat kontemporer:8

a. Salawat Tradisional Banjari

Dilihat dari penggunaan alat musik, salawat terbagi menjadi dua: (1) tradisional dan (2) Kontemporer. Sebagian pesantren salaf masih berpegang teguh dengan hadits yang mengharamkan penggunaan alat musik seperti guitar, seruling dan keyboard.

Pada awalnya tradisi pembacaan salawat sangat sederhana dan terkait erat dengan ritual keagamaan. Kemudian muncul alat rebana yang popular di Banjar kalimantan, sehingga alat tersebut yang mengiringi lantunan salawat. Ini menjadi ciri salawat dengan sebutan salawat al-banjari.

8

Dr. H. Wildana Wargadinata, Lc. M.Ag, Spiritualitas Salawat, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), h.213.


(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Di Indonesia, pembacaan salawat ditradisikan oleh masyarakat, yang dimotori oleh ISHARI (Ikatan Seni Hadrah Indonesia). Dalam melantukan salawat ISHARI menggabungkan antara salawat diba’ dan mawlid sharaf al-anam. Perpanduan inilah yang paling popular di masyarakat.

Salawat ini semakin lama semakin berkembang di Indonesia. Pada sekitar tahun 1990-an, salawat ini berkembang sangat pesat, ketika tuan guru Zaini Abdul Ghani dari Martapura mentradisikannya di banjar. Perkembangan mawlid al-habshi yang dimotori oleh tuan guru Zaini Abdul Ghani di Banjar ini, kemudian oleh sebagian masyarakat Malang di sebut dengan Salawat al-Banjari.

b. Salawat Kontemporer

Pada perkembangannya, jam’iyah salawat mulai digandrungi

kembali oleh kalangan anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Mereka mengembangkan tradisi ini dengan berbagai variasi yang berkembang secara cepat, adalah variasi penggunaan alat musik.

Seiring dengan semakin berkembangnya tradisi pembacaan salawat yang beraliran kontemporer, maka jenis alat musik yang dipakai dalam setiap pembacaan salawat juga berkembang dan bervariasi. Misalnya denga memasukkan alat musik modern seperti keyboard, guitar dan drum sebagai alat yang digunakan dalam


(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengiringi pembacaan salawat. Dengan demikian alunan dan irama lagu pun juga berkembang mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan minat para pencinta musik, hingga akhirnya tradisi ini menjadi diminati oleh semua kalangan terutama kaum muda-mudi. 9

4. Macam-Macam Salawat

Salawat merupakan do’a atau pujian kita kepada Rasulullah

Muhammad SAW. Dengan kata lain agar kita kelak mendapat syafa’at dari beliau yang selalu kita sanjung, kita do’akan dan kita harapkan syafa’atnya.

Macam-macam salawat sangatlah banyak sekali, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Salawat Badar b. Salawat Burdah c. Salawat Hasbih

d. Salawat Nariyah dan lain-lain

Aneka macam bacaan salawat adalah merupakan bentuk ajaran dan tuntunan bacaan salawat yang bersumber dari rasulullah SAW. Para

ulama’ memiliki kesamaan dan perbedaan manfaat yang sebesar-besarnya untuk memperoleh satu tujuan yaitu mendapatkan keridhaan atau kemuliaan dari Allah SWT, dan syafaat dari Rasulullah SAW.

9


(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dengan aneka macam salawat tersebut kita bisa memilih dan mengamalkannya menurut selera dan kemampuan kita masing-masing.

5. Hukum Bersalawat

Segala di dunia ini mempunyai peraturan atau hukum, termasuk

dalam bersalawat. Mengenai hukum bersalawat, para Ulama’ berbeda

pendapat tentang perintah atau hukumnya bersalawat. Ada dua hukum bersalawat yaitu wajib dan sunnah.

Adapun hukum salawat yang wajib di baca yaitu pada waktu takhiyatul dalam salat (baik awal dan akhir) dan ketika salat jenazah pada takbir kedua.10

Adapun hukum salawat yang sunnah dibaca adalah: a. Pada malam hari jum’at

b. Ketika menyebut dan mendengar nama Rasulullah SAW c. Ketika masuk dan keluar masjid

d. Ketika zaiarah kubur

e. Pada permulaan dan akhir do’a f. Sebelum khotbah

6. Keistimewaan Shalawat

Salawat kepada rasulullah memiliki keistimewaan yang luar biasa. Al-fasih dalam syarah dalailnya menyatakan bahwa salawat merupakan

10


(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id piranti terpenting bagi yang ingin mendekati tuhannya hal ini karena di tinjau dari beberapa aspek diantaranya:

a. Salawat mengandung tawasul kepada Allah SWT. Dengan perantara kekasih dan pilihannya Allah swt.

b. Allah swt telah memerintahkan dan memotivasi kita untuk bersalawat kepada nabi SAW sebagai penghormatan dan penghargaan atas beliau. c. Menjanjikan sebaik-baik tempat kembali bagi yang mengamalkan dan

memberikan kesuksesan pahala yang melimpah.

d. Salawat merupakan amalan yang mudah terkabul , membuat kondisi hati menjadi bersih dan melalui salawat barokah-barokah itu

diturunkan dan do’a-do’a dikabulkan.11

e. Seorang bias mencapai kerelaan tuhan yang maha pengasih , mendapat kebahagiaan dan kepuasan lahir batin, diampuni dosa-dosanya serta mampu menapak tangan menuju tingkatan tertinggi.12

Dan ketahuilah keistimewaan salawat, yaitu kalau kita membaca salawat, maka kita akan memperoleh sepuluh salawat dari Allah SWT. Ini berdasarkan pada sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

11

Muhammad syukron maksum & A. fathoni el-Kaisy. Rahasia Sehat berkah salawat,

(Yogyakarta: Best Publiser 2009), h.39.

12


(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

َع ن

َأ َن

س

َم نب

ِلا

َق ك

َلا

َق :

َلا

َر

ُس و

ُل

: ها

«

نَم

َص

َع ىَل

َل

َص َي

َا

َو ًة

ِحا

َد

َلَص ، ًة

َع ُها ى

َل ي ِه

َع تَطُحو ، ٍتاَوَلَص َر شَع

ُه

َل تَعِفُرو ، ٍتايطَخ ُر شَع

ُه

ٍتاَجَرَد ُر شَع

»

دمأو يئاس لا اور

حيحص ثيدح و و امرغو

Dari Anas bin malik radhiallahu‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah

Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan

shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat (di surga kelak)”( HR An-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban rahimahullah, al-Hakim

rahimahullah dan disepakati oleh adz-Dzahabi, rahimahullah juga oleh Ibnu hajar rahimahullah).13

Itu berarti Allah SWT akan memberi sepuluh rahmat bagi orang yang bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, meski hanya sekali.

Sedangkan seorang hamba yang telah mendapatkan salawat dari Allah azza wa jalla. Maka, dia akan keluar maka dia akan keluar dari kegelapan kepada cahaya-Nya . Sebagaimana telah difirmankan Allah:

































Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu). Atau, Dialah yang bersalawat kepadamu, suapaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). (QS. Al-Ahzab:43).14

Maka dari aspek tarbiah wa ta’allum, pembacaan salawat yang berulang-ulang pada setiap saat, setiap hari dan setiap kesempatan sudah

13Fathul Baari” (11/167) dan “Shahihul adabil mufrad” (no. 643) 14


(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id barang tentu atas seizing-Nya, dia akan mendapatkan buah dari pembacaan salawat tersebut. Jika hal itu dirasa kurang, karena memeng tingkat pemahaman hatinya yang berbeda-beda dari masing-masing orang, maka pembacaan salawatnya dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga ratusan ribuan kali, bahkan bisa jadi mencapai jutaan kali. Yang pada puncaknya hati seorang hamba tersebut dapat menerima dan mengimani kerasulan Nabi Muhammad SAW.15

Kita adalah hamba Allah yang bakhil apabila ketika nama Nabi Muhammad disebutkan, kita tidak bersalawat. Perhatikan juga hadits berikut:

ََِِلا َنَأ ِهيِبَأ نَع ٍ َْسُح ِن ب ِىِلَع نَع

-ملسو هيلع ها ىلص

َلاَق

«

ُت رِكُذ نَم ُليِخَب لا

َُ َُد ِع

ََ

َىَلَع ِلِصُي

»

)

دمأ د سم

(

Dari Ali Ibn Husein dari bapaknya, bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Orang yang bakhil / pelit adalah bila nama ku disebut disisinya kemudian tidak membaca sholawat atasku” (HR ahmad 4:280).16

Karena itu, setiap kita mendengar nama Nabi Muhammad disebutkan kita mengucapkan salawat padanya. Shallallauhu ‘alaihi

wasallam.17

B. Kajian Tentang Spiritualitas

15

Miftahul Luthfi Muhammad, Quantum Believing, (Surabaya: Duta Ikhwan Salama Ma’had

TeeBee, 2004), h.154.

16

Alhada-fisip, 11 November 2012, http://www.alhada-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-66346-islamiah-keutamaan-membaca-salawat.html, (diakses pada tanggal 11 November 2012).

17


(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Pengertian Spiritualitas

Schreurs mendifinisikan spiritualitas sebagai hubungan personal seseorang terhadap sosok transenden.

Elkin menunjuk spiritualitas sebagai cara individu memahami keberadaan maupun pengalaman dirinya. Bagaimana individu memahami keberadaan maupun pengalamannya dimulai dari kesadarannya mengenai adanya realitas transenden (berupa kepercayaan kepada tuhan atau apapun yang dipersepsikan individu sebagai sosok transenden) dalam kehidupan dan dicirikan oleh nilai-nilai yang dipegangnya.

Senada dengan pandangan tersebut Mimi Doe menyatakan bahwa spiritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari kekuatan dirinya, suatu kesadaran yang menghubungkan manusia langsung dengan tuhan atau apapun yang dinamakan sebagai keberadaan manusia. Spiritualitas adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral dan rasa memiliki. Spiritualitas lebih merupakan sebentuk pengalaman psikis yang meninggalkan kesan dan makna yang mendalam.18

Dengan demikian spiritualitas adalah kesadaran manusia akan adanya relasi manusia dengan tuhan. Spiritualitas mencakup inner life

18

Dr. Abdul Jalil,M.EI, Spiritual Enterpreneurship, (Yogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang, 2013), h.23-24.


(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id individualisme,idealisme, sikap, pemikiran, perasaan dan pengharapannya kepada Yang Mutlak, dan bagaimana individu mengekspresikan hubungan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Karena spiritualitas manusia sangatlah berpengaruh dalam kehidupan sehari-harinya. Jika manusia yang taat dalam menjalankan perintah agama dan tebal keimannya. Maka akan merpengaruh dalam kehidupan sehari-harinya, misalnya dia akan lebih bertutur kata yang lembut dalam ucapannya dan tidak akan meninggalkan sekalipun sebagai umat beragama. Besar sekali manfaat yang dapat kita peroleh jika spiritualitas dapat disandingkan dengan kehidupan sehari-hari, niscaya akan terbentuk pribadi yang unggul.

2. Ciri-Ciri Spiritualitas

Untuk mengatahui lebih jauh tentang keberadaan spiritualitas yang sudah bekerja secara efektif atau bahwa spiritualitas itu sudah bergerak ke arah perkembangan yang positif di dalam diri seseorang, maka ada beberapa cirri yang bisa diperhatikan yaitu:19

a. Memiliki prinsip dan pegangan hidup yang jelas dan kuat yang berpijak pada kebenaran universal. Dengan prinsip hidup yang kuat tersebut seseorang menjadi betul-betul merdeka dan tidak akan diperbudak oleh siapapun. Ia bergerak dibawah bimbingan dan

19

Abdul Wahid Hasan, SQ NABI Aplikasi & Strategi Model Kecerdasan Spiritual (SQ)


(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kekuatan prinsip yang menjadi pijakannya. Dengan berpegang teguh pada kebenaran universal, seorang bisa menghadapi kehidupan dengan kecerdasa spiritual.

b. Memiliki kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan dan memiliki kemampuan untuk mengadapi dan melampaui rasa sakit. Pendertitaan adalah sebuah tangga menuju tingkat kecerdasan spiritual yang lebih sempurna. Maka tak perlu ada yang disesali dalam peristiwa kehidupan yang menimpa. Hadapi semua penderitaan dengan senyum dan keteguhan hati karena semua itu adalah bagian dari proses menuju kematangan intelektual, emosional maupun spiritual.

c. Mampu memaknai semua pekerjaan dan lebih aktivitasnya dalam kerangka dan bingkai yang lebih luas dan bermakna. Apapun peran kemanusiaan yang dijalankan oleh seseorang, semuanya harus dijalankan dari tugas kemanusiaan universal, demi kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan bersama. Bahkan yang terpenting adalah demi tuhan sang pencipta. Dengan demikian semua aktivitas yang kita lakukan sekecil apapun akan memiliki makna yang dalam dan luas. d. Memiliki kesadaran diri (self awareness) yang tinggi. Kesadaran

menjadi bagian terpenting dari spiritualitas karena diantara fungsi


(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pertanyaan mendasar yang memeptanyakan keberadaan diri sendiri. Dari pengenalan diri inilah seseorang akan menganali tujuan dan misi hidupnya, bahkan dari pengenalan inilah seseorang bisa mengenal Tuhan.

Menurut Ary Ginanjar, orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi dapat dilihat berdasarkan prinsip rukun iman sebagai berikut:20

a. Iman Kepada Allah (Prinsip Bintang)

Seseorang dikatakan telah mengaktuaisasikan prinsip bintang ini jika ia memiliki rasa aman intrinsic, kepercayaan diri yang tinggi, intefritas yang kuat dan bijaksana serta memiliki motivasi yang tinggi. b. Iman Kepada Malaikat (Prinsip Malaikat)

Indicator diri spiritualitas selanjutnya adalah penerapan prinsip malaikat yang berciri khas memiliki tingkat loyalitas yang tinggi, komitmen yang kuat, suka menolong, memiliki kebiasaan member dan mengawali serta saling percaya.21

c. Iman Kepada Kitab Al-Qur’an (Prinsip Pembelajaran)

Seseorang dikatakan telah melaksanakan prinsip pembelajaran ketika ia memiliki kebiasaan membaca situasi, berfikir kritis dan mendalam terhadap segala sesuatu, mengevaluasi terhadap apa yang telah

20

Ary Ginanjar Agustin, Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun

Iman dan Rukun Islam, (Jakarta: Arga,2001), h.83.

21


(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dikerjakan, bersikap terbuka, berpedoman yang kuat kepada Allah SWT.22

d. Iman Kepada Rasul (Prinsip Kepemimpinan)

Seseorang yang memiliki spiritualitas yang tinggi berdasarkan prinsip kepemimpinan adalah seseorang yang member perhatian kepada orang lain, memiliki integritas, membimbing dan mendidik serta memiliki kepribadian yang kuat.23

e. Iman Kepada Hari Akhir (Prinsip Masa Depan)

Spiritualitas seseorang menurut prinsip masa depan dapat diketahui jika orang tersebut berorientasi pada tujuan akhir dalam setiap langkah yang dibuat, melakukan setiap langkah tersebut secara optimal dan sungguh-sungguh, memiliki kendali diri dan social serta menetapkan masa depan yang akan dicapai.24

f. Iman Kepada Taqdir (Prinsip Keteraturan)

Ciri-ciri spiritualitas yang terakhir ini adalah berdasarkan prinsip keteraturan. Dimana seseorang dikatakan memiliki spiritualitas yang tinggi jika ia memiliki kesadaran, ketenangan dan keyakinan dalam berusaha, memahami arti penting sebuah proses yang dilalui, selalu

22

Ibid., h.136.

23

Ibid., h.114.

24


(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berorientasi pada system dan selalu berupaya menjaga system yang telah di bentuk.25

3. Langkah Meningkatkan Spiritualitas

Spiritualitas adalah fakultas dari dimensi non material kita-ruh manusia inilah intan yang belum terasah yang kita semua memilikinya. Kita harus mengenalinya sebagaimana adanya, menggosoknya hingga mengkilap dengan bertekad yang besar dan menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi, seperti dua bentuk kecardasan lainnya, spiritualitas dapat ditingkatkan dan juga diturunkan. Akan tetapi kemampuan untuk di tingkatkan tampak tidak terbatas.

Menurut Abdul Wahid Hasan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengasah dan meningkatkan spiritualitas manusia,yaitu:26

a. Melakukan perenungan

Dengan melakukan perenungan secara mendalam terhadap persoalan hidup yang terjadi baik didalam diri sendiri maupun yang terjadi diluar diri sendiri. Perenungan yang mendalam (dengan mengajukan berbagai macam persoalan penting) bisa dilakukan ditempet-tempat yang sunyi sehingga lebih memungkinkan otak bekerja secara maksimal. Dengan perenungan ini diharapkan manusia

25

Ibid., h.169.

26

Abdul Wahid Hasan, SQ NABI Aplikasi & Strategi Model Kecerdasan Spiritual (SQ)


(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id akan memiliki pijakan, prinsip dan kesadaran diri serta penganalan terhadap diri sendiri, lingkungan dan tuhan secara mendalam.

b. Melihat kenyataan hidup tidak secara parsial, tetapi secara utuh dan menyeluruh (universal). Apapun yang dialami baik itu kesedihan, penderitaan, kemiskinan, sakit maupun kebahagiaan, kesehatan, kesejahteraan dan sebagainya harus diletakkan dalam bingkai yang lebih bermakna. Dengan demikian apapun cobaan yang dihadapi dapat dilewati dengan penuh ketabahan dan ketenangan.

c. Mengenali motif diri yang paling dalam. Motif merupakan energi jiwa yang luar biasa. Motif mampu menggerakkan potensi dari pusat diri menuju permukaan. Motif yang kuat memiliki implikasi yang kuat pula bagi manusia untuk mengarungi kehidupan. Mengenal dan memperteguh motif merupakan suatu keharusan. Dengan melakukan pemurnian terhadap motif diri tersebut, maka motif tersebut akan menjadi energi dasyat yang akan menjaga diri dari perilaku yang tidak baik.

d. Merefleksi dan mengaktualisasikan spiritualitas dalam penghayatan hidup yang nyata. Dari sini diharapkan dapat terjadi hubungan yang baik antara diri yang material dan diri yang spiritual. Menghidupkan spiritualitas bisa melahirkan sifat-sifat terpuji (akhlakul karimah)


(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan merefleksi spiritualitas dalam akan menimbulkan keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.

e. Merasakan Kehadiran Tuhan

Melakukan dzikir dengan merasakan kehadiran tuhan pada saat dzikir tersebut. Langkah ini akan menumbuhkan relasi spiritual antara manusia dengan tuhan. Ketika terjadi kontak dengan tuhan, energi ilahi akan mengalir melalui kepribadian yang secara otomatis akan mempengaruhi tindakan kreatif yang orisinil.

Spiritual merupakan kemampuan untuk member makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah dalam upaya menggapai kualitas ikhlas. Menurut Jalaluddin rahmat terdapat 5 situasi yang bisa menjadi pemicu untuk memunculkan makna dan menyusun kembali puing-puing kehidupan yang sebelumnya porak-poranda:27

a. Makna dapat kita temukan pada saat kita telah menemukan jati diri kita.

b. Makna akan muncul ketika kita dihadapkan dalam kondisi menentukan pilihan.

c. Makna akan didapat manakala kita merasa istimewa, unik dan tak tergantikan oleh orang lain.

27

Donah Zohar dan Ian Marshall, SQ memanfaatkan kecerdasan Spiritual dalam Berpikir


(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d. Makna membesit dalam tanggung jawab.

e. Makna muncul dalam situasi transendensi, gabungan dari keempat hal diatas.

4. Aspek-Aspek Spiritualitas

Schreurs (2002) menjabarkan spiritualitas sebagai proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Proses tersebut terdiri dari tiga aspek yaitu aspek eksistensial, aspek kognitif dan aspek rasional. a. aspek eksistensial, dimana seseorang belajar untuk “mematikan”

bagian dirinya yang bersifat egosentrik dan defensif. Aktivitas yang dilakukan seseorang pada aspek ini dicirikan oleh proses pencarian jati diri (“True Self”) pada tahap eksistensial.

b. Aspek kognitif, seseorang mencoba untuk menjadi lebih reseptif terhadap realitas transenden. Biasanya dilakukan dengan menelaah literature atau melakukan refleksi atas suatu bacaan spiritual tertentu, melatih kemampuan untuk konsentrasi, juga dengan melepas pola pemikiran yang terbentuk sebelumnya agar dapat mempersepsi secara lebih jernih pengalaman yang terjadi serta melakukan refleksi atas pengalaman tersebut. Disebut aspek kognitif karena aktivitas yang


(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dilakukan pada aspek ini merupakan kegiatan mencari pengetahuan spiritual.

c. Aspek relasional, merupakan tahap kesatuan dimana seseorang merasa bersatu dengan Tuhan (dan/bersatu dengan Cinya-Nya). Pada aspek ini seseorang membengun, mempertahankan dan memperdalam hubungan personalnya dengan Tuhan.

C. Pengaruh Pembelajaran Salawat Al-Banjari terhadap Spiritualitas Mahasiswa

Keutamaan Rasulullah Saw sangat banyak sekali dan tiada terhingga. Demikian juga dengan mukjizatnya, sifat baiknya dan kebijakannya. Karena mengingat atau memuji-muji Nabi Saw akan menambah keimanan, menerangi hati dan menyingkap rahasia kebijakan ilahi. Allah Swt telah menetapkan cinta kepada Nabi Saw sebagai syarat untuk mencintai-Nya dan taat kepadanya sebagai ukuran sikap patuh kepada-Nya. Mengingat Nabi Muhammad SAW juga berhubungan mengingat Allah SWT, sebagaimana baiat kepada Nabi juga berkait baiat kepada-Nya. Allah Swt berfirman:





















Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (An-Nisa’:80)


(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Seseunggunya kesempurnaan iman dapat dicapai dengan mengingat Nabi yang disertai dengan mengingat Allah. Karena dzikir kepada Allah swt adalah bagian dari dzikir kepada Nabi Saw. Orang yang mengingat Nabi Saw berarti ia mengingat Allas Swt. Siapa yang memantapkan dirinya kepada Nabi, ia meneguhkan hati kepada-Nya, siapa yang mengingkari Nabi Saw, ia tidak akan mengenali-Nya. Ada juga yang berpendapat bahwa maksudnya adalah orang yang selalu mengingat Rasulullah karena risalah yang dibawanya akan selalu mengingat Allah karena hubungan ketuhanan-Nya. Mengenai hal ini Rasulullah Saw bersabda: “Cahaya pertama yang diciptakan Allah adalah cahayaku”28

Salawat menjadi jalan bagi umat islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Nabi Saw agar kelak menadapat syafaat beliau di hari kiamat. Sebagaimana disetiap salat diwajibkan untuk membaca salawat Nabi, karena tidaklah sah salat seseorang tanpa membaca salawat Nabi. Setiap duduk tasyahud, wajib membaca salawat, dalam tasyahud kedua misalnya, menyebut nabi Muhammad sebanyak lima kali. Asyhadu alla ilaha illallah, Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah. Allahumma shalli’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad. Wa barik ‘ala Muhammad wa’ala ali Muhammad.belum lagi pada tasyahud pertama dan tasyahud-tasyahud pada puluhan salat sunnah lainnya.

28 ‘Abd Al

-‘Aziz Al-Darini, Terapi Menyucikan Hati, (Bandung: PT.Mizan Pustaka, 2008), h.82-84.


(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Mengapa kita diwajibkan menyebut Nabi Saw berkali-kali dalam salat? Karena kita tidak boleh lepas dari ajaran Nabi dalam segala hal, kapan dan dimana saja. Perintah membaca salawat kepada Nabi bersumber langsung dari Allah Swt.































Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(QS. Al-Ahzab: 56).29

Ibnu Katsir berkata, melalui ayat ini Allah menunjukkan dua kedudukan Nabi Saw: sebagai hamba dan sebagai nabi. Para malaikat bersalawat kepada Nabi Saw yaitu memintakkan rahmat untuknya, semua makhluk di bumi juga diperintahkan bersalawat. Dengan demikian salawat untuk Nabi Saw terkumpul dari seluruh alam, baik yang ada dilangit maupun yang ada dibumi. Ibnu Qoyyim Al-jauziyah berkata, jika Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk rasul-Nya, maka hendaklah manusia juga melakukan hal yang sama, karena manusia telah mendapatkan berkah atas usaha nabi Saw.

Disamping perintah salawat yang terdapat dalam Al-Qur’an banyak juga perintah yang sama dalam hadits. Rasulullah Saw bersabda:

29

Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag, 60 Menit Terapi Salat Bahagia, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), h.128.


(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ِد بَع نَع

ِم ا وُلُقَ ف َنِذَؤُم ل ا ُمُت عََِ اَذِإ َلاَق ُهَنَا َمَلَسَو ِه يَلَع ُ ها َىلَص ِِيَلا ِنَع َرَمُع ِن ب ِها

اَم َل ث

َ ها اوُلِس َُ اًر شَع ِه يَلَع ُ ها َىلَص ًةَرَم َيَلَع َىلَص نَم ُهَنِإَف َيَلَع ا وّلَص َُ ُل وُقَ ي

اَهَ نِإَف َةَل يِسَول ا َِِ

َف ُد بَعل ا َكِلَذ َانَا َن وُكَا نَا وُج رَاَو ِها ِداَبِع نِم ٍد بَعِل َاِإ ىِغبَ َ ت َا ِةَ َج ا ِ ٌةَجَرَد

َِِ َ ها َلَاَس نَم

ِةَماَيِقل ا َم وَ ي َِِعاَفَش ِه يَلَع تَلَح َةَل يِسَو لا

ملسم اور

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar dari Nabi saw. bahwasanya beliau

bersabda, “Apabila kalian mendengar muadzdzin sedang adzan maka jawablah seperti apa yang ia katakan kemudian bershalawatlah atasku karena sesungguhnya orang yang bershalawat atasku sekali maka Allah akan bershalawat (merahmati) untuknya sepuluh kali lipat. Lalu memohonlah kepada Allah suatu perantara untukku karena sesungguhnya derajat di surga tidak akan diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Dan aku berharap supaya aku menjadi hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memohon kepada Allah bagiku suatu perantara maka ia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat”. (HR. Muslim).

Imam Habib Abdullah Haddad mengatakan, Jika Allah memberi satu salawat saja kepada hamba-Nya, maka sudah cukup baginya diangkat derajat menjadi manusia mulia sepanjang hidupnya. Betapa tinggi kemuliaan itu, jika dengan satu salawat itu Allah member sampai sepuluh salawat (rahmat) kepada hamba-Nya. Untuk memberikan kemuliaan kepada pembaca salawat, ada beberapa malaikat yang selalu mengelilingi bumi dan diberi tugas untuk menyampaikan salawat kepada Nabi dan umatnya.30

Selain dari itu ibadah memiliki arti penting bagi masyarakat, yaitu sebagai sarana efektif menjalin komunikasi dengan sang pencipta, Allah SWT. Ritual ibadah yang dijalankan oleh masyarakat tidak hanya salat,

30


(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengaji dan majelis taklim. Tradisi pembacaan salawat bagi masyarakat juga dimaknai sebagai ibadah.

Tradisi pembacaan salawat yang selalu dijalankan bagi masyarakat bisa menjadi resep dalam mengatasi kualitas hidup. Gus Rofik mengatakan

bahwa para jama’ah rajin mengikuti tradisi pembacaan salawat karena tradisi

tersebut dapat memperkokoh dan meningkatkan ibadah, ketakwaan dan kesalihan. Tradisi pembacaan salawat dapat mempresentasi inti dari kesalehan masyarakat, karena mereka semakin termotivasi untuk mengikuti ritual salawat tersebut.

Selain itu masih banyak fadilah pembacaan salawat yang tertulis dalam kitab Durratun Nasihin, Mukhtar al-Akhadith, Barzanzi dan maulid al-Diba’i.

Salawat adalah mendo’akan selamat kepada Rasulullah. Bagi masyarakat pembaca salawat kepada Nabi adalah ibadah dan mengharap syafa’at nabi di

hari kiamat.31

31


(47)

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian adalah suatu usaha untuk menentukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah agar pengetahuan yang dicari dari penelitian tersebut mempunyai nilai ilmiah.1 Metode penelitian adalah upayah dalam pengetahuan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sitematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. Pelaksanaan penelitian selalu berhadapan dengan objek yang sedang diteliti. hal ini merupakan variable yang diperlukan dalam rangka penelitian yang akan dilakukan peneliti, metode penelitian yang peneliti terapkan dalam penelitian ini meliputi:

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan.

Jika ditinjau dari pendekatannya, maka penelitian lapangan dapat dibedakan menjadi dua macam yakni penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan data berupa

1

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.2.


(49)

angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian dan dianalisis dengan menggunakan metode statistik.2

Pada dasarnya metode kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok.

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, penelitian ini merupakan penelitian percobaan (Experimen Research). Penelitian percobaan adalah penelitian dengan melakukan sebuah studi yang objektif, sistematis dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena.3 Hal ini dalam rangka menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengekpos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimental. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai pelakuan.

Untuk itu, dalam kaitannya dengan penelitian skripsi ini akan dijelaskan tentang pengaruh pembelajaran salawat al-banjari terhadap spiritualitas mahasiswa anggota IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

Sedangkan rancangan penelitian adalah strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.4

2

Sugioyono, Metode Penelitian,op.cit., h.8.

3

Ir. Syofian Siregar,M.M, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana: 2013), h.3.

4

Tim penyusun buku pedoman penulisan skripsi, Program Studi Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pedoman Penulisan Skripsi, (Surabaya: tpn, 2010), h.9.


(50)

Rancangan penelitian merupakan sebuah rencana yang akan dibuat si peneliti sebagai kegiatan yang akan dilaksanakan. Adapun rancangan penelitian ada beberapa tahapan di antaranya: menentukan masalah penelitian, pengumpulan data dan analisa data.

B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian

Variabel berasal dari bahasa inggris variable yang berarti ubahan, faktor tak tetap, atau gejala yang dapat diubah. Variabel penelitian merupakan sebuah objek penelitian yang ditata dalam kegiatan penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.5

Menurut Sumadi Suryabrata variabel sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala yang akan diteliti. 6

Adapun menurut Sugiyono, variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.7

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

5

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT.Adi Mahasatya, 2002), h.98.

6

Sumadi Suryabrata, Metodologii Penelitian, ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), cet. XII, h.72.

7


(51)

1. Variabel bebas atau independent variabel (X)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antencendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Salawat Al-banjari di IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Variabel terikat atau dependent variabel (Y)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.8 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Spiritualitas Mahasiswa di IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

Indikator menurut para pakar dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. Contoh: berat badan bayi dan umurnya adalah indikator status nutrisi dari bayi tersebut.

b. Indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan satu

kecenderungan situasi, yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan.

8


(52)

c. Indikator adalah variabel untuk mengukur suatu perubahan baik langsung

maupun tidak langsung.9

Sedangkan yang dimaksud dengan instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.10 Adapun instrumen yang penulis gunakan adalah disesuaikan dengan pengumpulan data yaitu :

1. Metode observasi instrumennya dengan pengamatan 2. Metode interview instrumennya dengan pertanyaan 3. Metode angket instrumennya dengan angket

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.11 Populasi diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian. Populasi juga dapat diartikan sebagai kumpulan kasus yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.12 Menurut Bambang Soepeno populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek menjadi sasaran penelitian.13 Sedangkan Ibnu Hajar

9

http//www.pengertian-indikator.htm diakses pada tanggal 29 April 2015.

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), h.121.

11

Sugiyono, Metode Penelitian, op.cit., h.8.

12

Mardalis, Metode Penelitian Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.53.

13

Bambang Soepeno, Statistik Terapan (dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan pendidikan), (Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 1997), h.82.


(53)

mengemukakan bahwa populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum sama.14

Populasi berhubungan dengan data. Populasi memiliki parameter, yakni besaran yang terukur yang menunjukkan ciri dari populasi itu. Diantaranya besaran rata-rata, rata-rata simpangan, simpangan variasi, simpangan baku sebagai parameter populasi.

Menurut jumlahnya populasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:15

a. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga

Yaitu populasi yang tidak dapat ditemukan batasan- batasannya sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif . b. Populasi terbatas atau populasi terhingga

Yaitu yang memiliki batasan kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas.

Dalam penelitian ini, jumlah populasi dari seluruh anggota bidang Salawat di IQMA adalah sebanyak 200 mahasiswa. Dengan rincian anggota bidang salawat IQMA tahun 2014-2013 adalah 100 dan anggota bidang salawat IQMA tahun 2013-2014 adalah 100.

14

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Pendidikan Agama Islam

(Jakarta: Grafindo Persada, 1996), h.133.

15


(54)

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti atau bisa juga disebut populasi dari bentuk mini (miniature population ).16 Adapun menurut Soemanto, sampel adalah sebagian subyek penelitian yang dipilih dan dianggap mewakili keseluruhan populasi.17

Sedangkan menurut Sugiyono, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.18 Data yang dianalisis merupakan pengukuran yang diperoleh dari sampel. Sampel merupakan bagian integral yang tak dapat dipisahkan dengan populasi dan merupakan cermin dari populasi.

Untuk pengambilan sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Adapun cara dalam pengambilan sampel yakni dengan tehnk sampling.

Tehnik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel representatif. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai tehnik sampling yang

16

Ine I, Amirman Yousda, Zainul Arifin, Penelitian, h.46.

17

Soemanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Aplikasi Metode Kuantitatif dan

Statistik Dalam Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset Ed. II, 1995), h.39.

18


(55)

digunakan. Ada dua macam cara pengambilan sampel atau tehnik sampling, yaitu:

a. Tehnik Random Sampling

Yaitu pengambilan sampel secara random tanpa pandang bulu. Jadi sesama individu dalam populasi itu baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama mendapatkan kesempatan sebagai sampel.

b. Tehnik Non Random Sampling

Yaitu pengambilan sampel dengan cara tidak semua individu dalam populasi diberi kesempatan sebagai sampel.

Adapun sampel yang diambil adalah anggota bidang salawat IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya dengan menggunakan tehnik non random sampling.

Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa dalam pengambilan sampel, jika subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.19 Dan dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 15% dari populasi yang berjumlah 200 orang sehingga subyek yang diteliti adalah sebanyak 30 orang dengan rincian 15 orang dari anggota bidang salawat angkatan 2014-2015, dan 15 orang dari anggota bidang salawat angkatan 2013-2104.

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Mahasatya, 1998), h.134.


(56)

Penggunaan sampel dalam penelitian ini mempunyai beberapa alasan yaitu menghemat waktu, tenaga, dan dana serta memungkinkan hasil penelitian lebih tepat dan teliti, karena semua data dari objek penelitian yang lebih kecil akan lebih mudah dianalisis secara detail, selain itu pengambilan subjek penelitian dari masing-masing angkatan adalah agar tepat sasaran, yaitu bagi orang yang aktif dalam pembelajaran salawat al-banjari.

Berikut adalah responden yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Responden No (1) Nama (2) L/P (3) Fak/Jur/Smt (4) Angkatan (5) 1. Iqbal Risyad Ardani L FUF/TH/ 5

2013/ 2014

2. Mirza Muiz L FSH/AS/5

3. M. Ainur Rody L FAH/SKI/5

4. Silma Millati P FSH/AS/5

5. Puput Khumairoh P FDIK/Psikologi/ 5

6. Syaifatul Jannah P FDK/BKI/5

7. Ifa Zainatul Khoiriyah P FTK/PBA/5 8. Khusnul Khotimah L FPK/Psikologi/5

9. Danifatus Sunnah P FSH/ES/5

10. Fajar Pradana Mukti L FDK/KPI/5

11. Dimas Syafa’ S.F L FTK/MMP/5

12. Khusvia Aulia P FTK/PMT/ 5

13. Siti Aminah P FSH/Mua/5

14. M. Rofiqul Umam L FSH/AS/5

15. Ilvin Zahrotul Wardah P FPK/Psikologi/5 16 M.Abdul Khafidz Maulana L FUF/AF/3

2014/ 2015 17. Afidatul Muthohharoh P FTK/PGMI/3

18. Fitria Tahta Alfiana P FDK/PMI/3


(57)

20. Yunita Ainur Rohmah P FTK/PGRA/3

21. Khabibur Rohman L FSH/AS/3

22. Abdullah Al Kafi L FSH/Muamalah/3

23. M.Imam Azizi L FSH/HP/3

24. Siti nur azizah P FAH/BSA/1

25. Muhammad Ainul Yakin L FUF/IQT/3 26. Mohamad Teguh Hermawan L FDK/Ilkom/3 27. Indah Faizatur Rohmah P FAH/BSA/3 28. Mia Ulfatun Nadifa P FEBI/ES/3

29. Melina Safitri P FSH/Mua/3

30. Ilvi fahmil ilmiyah P FTK/PBI/1

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dari penelitian ini adalah berjumlah 30 orang anggota IQMA dengan rincian 15 orang dari angkatan 2013/2014 yang berjenis kelamin laki-laki adalah 7 orang dan yang berjenis kelamin perempuan adalah 8 orang. Sedangkan pada angkatan 2014/2015 terdapat 6 orang berjenis kelamin laki-laki dan 9 orang berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian, secara keseluruhan terdapat 13 orang anggota IQMA yang berjenis kelamin laki laki dan 17 orang anggota IQMA yang berjenis kelamin perempuan.

D. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.20

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

20


(58)

1. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel X dan Y (Independent dan Dependent Variabel). Jadi hipotesis kerja (Ha) dalam

penelitian ini adalah: “Pembelajaran salawat al-banjari ada pengaruh dengan spiritualitas mahasiswa di IQMA UIN sunan Ampel Surabaya”.

2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (Ho)

Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara variabel X dan Y (Independent dan Dependent Variable). Jadi hipotesis nol

dalam penelitian ini adalah: “Pembelajaran salawat al-banjari IQMA tidak ada pengaruh dengan spiritualitas mahasiswa di IQMA UIN sunan Ampel

Surabaya”.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan, maka dalam penelitian harus menggunakan metode atau teknik yang tepat dan dapat menunjang penelitian tersebut. Adapun metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.21 Dengan adanya metode observasi ini hasil yang diperoleh peneliti lebih jelas dan terarah sesuai dengan tujuan.

21


(1)

6. Antara pembelajaran salawat dengan spiritualitas mahasiswa di IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya adalah terdapat pengaruh. Hal ini terbukti berdasarkan analisa data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang menghasilkan nilai positif . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesa kerja (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara pembelajaran salawat al-banjari dengan spiritualitas mahasiswa di IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya adalah diterima. Dan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara pembelajaran salawat al-banjari dengan spiritualitas mahasiswa di UKM IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya adalah ditolak. D. Saran

5. Hendaknya pengurus IQMA meningkatkan kualitas proses pembelajaran salawat agar dapat berjalan dengan baik dan istiqomah untuk terus berlatih belajar salawat, karna setiap lantunan salawat yang penuh penghayatan akan bisa memberikan ketenangan dalam hati sehingga meningkatkan spiritualitas seseorang kepada Allah SWT dan kecintaannya kepada baginda Rasulillah Muhammad SAW, dengan itu akan timbul keinganan untuk mengamalkan sunnah Rasul dan meniru akhlak Rasulullah SAW. 6. Bagi Ustadz Ustadzah diharapkan terus meningkatkan kompetensi dan

memotivasi, serta dapat menjadi teladan bagi santri, dalam mempelajari salawat.


(2)

7. Hendaknya Pengurus, anggota, dan alumni lebih berupaya dalam menata hati sehingga bisa mengeliminasi ego atau kepentingan individu dan mengontrol emosi agar dapat menyeimbangkan jiwa dengan berniat segala aktifitas yang dilakukan di IQMA diarahkan untuk memperoleh ridho Allah sehingga hati akan penuh keikhlasan dalam melaksanakan program kerja IQMA demi tercapainya visi dan misi IQMA.

8. Hendaknya lembaga pendidikan UIN Sunan Ampel Surabaya lebih memperhatikan dan mendukung IQMA dengan cara mengikutsertakan dan memfasilitasi pembinaan Salawat Al-Banjari dalam rangka Festival Salawat Al-Banjari baik tingkat kota, regional, maupun nasional. Hal ini dikarenakan dari hasil observasi didapatkan bahwa lembaga UIN Sunan Ampel masih kurang memperhatikan event tersebut.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mas Udik. 2005. Meneladani IESQ dengan Langkah Takwa & Tawakal. Jakarta : Zikrul hakim.

Agustin, Ary Ginanjar. 2010. Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan Rukun Islam. Jakarta : Arga.

Al-Darini,, ‘Abd Al-‘Aziz. 2008. Terapi Menyucikan Hati. Bandung: PT.Mizan

Pustaka.

Ali Aziz, Moh. 2013. 60 Menit Terapi Salat Bahagia. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Mahasatya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT.Adi Mahasatya. Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Bina Aksara.

Assegaf, Habib Abdullah. Mu’jizat Salawat. Cianjur : Qultum Media.

As-Shidqy, E Purnama dkk. 2011. Mencari Berkah Basmalah, Hamdalah, dan Salawat untuk Semua Umat Muslim. Bekasi: Al-Magfirah.

Badrut Tamam, DKK,materi Masa Orientasi Anggota Baru. Surabaya: IQMA 2006. Chalil, Achjar dan Latuconsina, Hudaya. 2008. Pembelajaran Berbasis Fitrah.

Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(4)

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Resech. Yogyakarta : Andi Offset. Hadi, Sutrisno. 1990. Metode Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hafidhuddin, Didik. 2009. Mukjizat Salawat. Jakarta: Qultum media anggota IKAPI. Hajar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Pendidikan

Agama Islam. Jakarta: Grafindo Persada.

Hasan, Abdul Wahid. 2006. SQ NABI Aplikasi & Strategi Model Kecerdasan Spiritual (SQ) Rasulullah di Masa Kini. Jogjakarta : IRCiSoD.

Hasan, Abdul Wahid. 2006. SQ NABI Aplikasi & Strategi Model Kecerdasan Spiritual (SQ) Rasulullah di Masa Kini. Jogjakarta: IRCiSoD.

Hasil wawancara dengan Fahrurrazil Baqi S.Uran selaku Ketua Umum IQMA 2011/2012. Kamis, 29November 2014 di Kantor IQMA.

http//www.pengertian-indikator.htm diakses pada tanggal 29 April 2015. http://kbbi.web.id/mahasiswa, diakses pada 10:18, Selasa,30 Juni 2015. http://kbbi.web.id/pengaruh, diakses pada 04:52, Sabtu, 07 November 2015

Ine I, Amirman Yousda, Zainul . 1995. Pendidikan: Aplikasi Metode Kuantitatif dan Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset Ed. II.

Jalil, Abdul. 2013. Spiritual Enterpreneurship. Yogyakarta : LKiS:2013. Jalil, Abdul. 2013. Spiritual Enterpreneurship. Yogyakarta: PT.LKiS Printing

Cemerlang.

Mardalis. 1995. Metode Penelitian Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Maksum, Muhammad Syukron & el-Kaisy, A. fathoni. 2009. Rahasia Sehat berkah

salawat. Yogyakarta : Best Publiser.

Miftahul Luthfi, Muhammad. 2004. Quantum Believing. Surabaya: Duta Ikhwan

Salama Ma’had TeeBee.

Mubarak. 2007. Fadilah salawat kepada nabi SAW. Jakarta: Pustaka Imam asy-


(5)

Nasution. 1982. Metode Research. Bandung : Jemmars.

Singarimbun, Masri dkk. 1989. Metodologi Peneliian Survey. Jakarta : P3ES. Cet I. Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Soepeno, Bambang. 1997. Statistik Terapan (dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan pendidikan). Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I.

Suardi, Moch. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish. Sudijono, Anas. 1994. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Suijono, Anas.1999. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. cv.ALFABETA. cet Ke-6.

Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabet.

Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologii Penelitian, Cet. XII. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tim penyusun buku pedoman penulisan skripsi. Program Studi Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010. Pedoman Penulisan Skripsi, Surabaya: tpn.

Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wargadinata, Wildana. 2010. Spiritual Salawat . Malang : UIN- MALIKI PRESS. Wargadinata, Wildana. 2010. Spiritualitas Salawat. Malang: UIN-Maliki Press. Wawancara dengan Danifatus Sunnah selaku Vocal Salawat Al-Banjari IQMA, kamis

pada tanggal 26 November 2015 di kantor IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.


(6)

Wawancara dengan Iqbal Risyad Ardani selaku Koodinator Bidang Salawat, kamis pada tanggal 26 November 2015 di Masjid Raya Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya.

Wawancara dengan Khoirul Ahsan selaku Koodinator Bidang Salawat, kamis pada tanggal 29 November 2015 di Masjid Raya Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya.

Wawancara dengan Silma Millati selaku Pengurus Bidang Salawat, kamis pada tanggal 26 November 2015 di Kantor IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

Wawancara dengan Ust. Dhoiful Ma’ali, S.Sos.I selaku Pembina Al-Banjari IQMA,

Kamis pada tanggal 26 November 2015 di Masjid Raya Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya.

Wawancara dengan Ust. Farid As’ad SH.I selaku Pembina Dziba’an di IQMA, Kamis

pada tanggal 26 November 2015 di Serambi Masjid Raya Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya.

Yana, Dewi. 2010. Dasyatnya Zikir. Jakarta: Zikrul hakim

Zohar, Donah dan Marshall, Ian. 2001 SQ memanfaatkan kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik Dan Holistik Untuk Memahami Kehidupan. Bandung: Mirza.