PERANAN VITAMIN C PADA KULIT | Pakaya | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7932 26051 1 PB

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

PERANAN VITAMIN C PADA KULIT
David Pakaya
Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu nutrien penting dalam tubuh. Vitamin ini
mudah teroksidasi oleh panas. Kebutuhan vitamin C harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas
dan metabolisme tubuh yang normal. Banyak peran vitamin ini khususnya untuk kulit adalah sebagai
antioksidan, menetralisir radikal bebas dengan cara mendonorkan elektron pada radikal bebas tersebut.
Membantu sintesis kolagen, bekerja sebagai kofaktor pada proses hidroksilasi mengkatifkan prolil
hidroksilase untuk mengubah prokolagen menjadi kolagen dan lisil hidroksilase untuk pengikatan
silang untuk mendapatkan triple helix yang sehat. Berperan dalam mencegah dan mengobati
hiperpigmentasi, dengan cara menghambat kerja enzim tirosinase sehingga mengurangi produksi
melanin. Dalam masalah kanker vitamin C dapat mencegah konversi nitrit dan amin sekunder menjadi
nitrosomin yang bersifat karsinogenik.
Kata Kunci: vitamin C, peranan, kulit

ABSTRACT

Vitamin C or ascorbic acid is a vital nutrient in the body. This vitamin is easily oxidized by
heat. Requirement of vitamin C must be met to maintain the integrity and normal metabolism. Many of
these vitamins in particular to the role of the skin as an antioxidant, neutralizing free radicals by
donating an electron to the free radical. Synthesis of collagen, worked as a cofactor in the
hydroxylation process that activated prolil hydroxylase to convert procollagen to collagen and
crosslinking lisil hydroxylase for the good triple helix. Role in preventing and treating
hyperpigmentation, work by inhibiting the enzyme tyrosinase, thereby reducing the production of
melanin. In the issue of vitamin C can prevent cancer conversion into nitrite and secondary amines
which are carcinogenic nitrosomin.

Keywords: vitamin C, role, skin

45

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014


VITAMIN C

PENDAHULUAN
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin

Vitamin C pertama kali dimurnikan

yang larut dalam air dan penting untuk

oleh ahli biokimia Albert Szent-Gyorgyi yang

kehidupan serta untuk menjaga kesehatan.

bekerja

Vitamin C juga dikenal dengan nama kimia

merumuskan suatu komponen yang disebut

dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.


asam heksurat, yang akhirnya menjadi asam

Vitamin C berfungsi sebagai katalis dalam

askorbat (Vitamin C generasi pertama).

di

Canbridge,

Inggris.

Beliau

reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Vitamin C adalah nutrien yang larut

manusia, sehingga apabila katalis ini tidak


dalam air merupakan senyawa organik yang

tersedia

harus ada pada diet dalam jumlah tertentu

seperti

pada

keadaan

defisiensi

vitamin, maka fungsi normal tubuh akan

untuk

terganggu.


metabolisme tubuh yang normal. Nama kimia

mempertahankan

integritas

dan

Pada kebanyakan mamalia, vitamin C

Vitamin C dari bentuk utamanya yaitu asam

dapat dibentuk oleh tubuhnya sendiri akan

askorbat. Vitamin C disentisasi dari D-glukosa

tetapi tidak pada primata termasuk pada

dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan


manusia dan sebagian kecil hewan lainnya.

sebagian besar hewan. Dalam keadaan kering

Oleh sebab itu, untuk mencukupi kebutuhan

cukup stabil, tapi dalam keadaan larut, vitamin

vitamin ini manusia perlu mengkonsumsi

ini mudah rusak oleh proses oksidasi terutama

vitamin C baik dari makanan, minuman

bila terkena panas. Oleh karena sangat

maupun suplemen.

mudahnya teroksidasi oleh panas, cahaya dan


Sumber vitamin C berasal dari pangan
terutama sayur dan buah utamanya yang

logam ini maka vitamin C masuk kedalam
golongan antioksidan.

rasanya asam seperti jeruk, nenas atau tomat.

Vitamin C di absorpsi melalui saluran

Pada sayuran, kandungan vitamin C banyak

cerna, pada bagian atas usus halus secara

terkandung pada sayuran daun-daunan dan

difusi lalu masuk ke peredaran darah melalui

jenis kol.


vena porta. Vitamin C terdistribusi luas dalam

Vitamin

C

termasuk

golongan

jaringan tubuh. Eliminasi vitamin C melalui

antioksidan karena sangat mudah teroksidasi

urin

oleh panas, cahaya, dan logam. Vitamin C juga

berbentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya


sebagai

terjadi apabila kadarnya dalam darah melewati

antioksidan

dan

prooksidan.

antioksidan dapat menankap radikal bebas.
Sehingga menghambat proses oksidasi.

setelah

ekskresi

dari


ginjal.

Urin

ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.
Kebutuhan harian vitamin C biasa
dikenal dengan RDA (Recommended dietary
allowance) vitamin C ialah 60 mg atau setara

46

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

dengan sebuah jeruk. Cadangan sebesar 1500

Vitamin C merupakan antioksidan


mg merupakan jumlah maksimum yang dapat

yang bekerja dalam cairan ekstraseluler karena

dimetabolisir di jaringan tubuh. Dengan

mempunyai sifat kelarutan yang tinggi dalam

jumlah tersebut diperkirakan turn over vitamin

air. Vitamin C dapat mereduksi superoksida,

C adalah 60 mg/hari. Kebutuhan vitamin C

hidrogen peroksida radikal hidroksida dan

dapat meningkat 300%-500% pada penyakit

oksigen reaktif lain yang dapat muncul baik

infeksi, penyakit neoplasma, pasca bedah atau

secara

trauma, hipertiroid, kehamilan dan laktasi

Vitamin C akan cepat teroksidasi dengan

maupun sebagai antioksidan.

adanya katalis logam, terutama Cu. Oksidasi

Vitamin C sebagai antioksidan

vitamin C yang diinduksi oleh Cu dapat

yang

intraselullar

maupun

ekstraselular.

Antioksidan adalah suatu substansi

menghasilkan hidrogen peroksida dan radikal

menghentikan

hidroksil yang dapat menyebabkan inaktivasi

atau

menghambat

kerusakan oksidatif terhadap suatu molekul

banyak protein.

target dengan cara bereaksi dengan radikal
bebas reaktif membentuk yang relatif stabil.

Peranan vitamin C pada Sintesis kolagen

Antioksidan membantu menghentikan proses

dan penyembuhan luka

memberikan

Kolagen adalah struktur untai paralel

elektron kepada radikal bebas. Antioksidan

yang memberi kekuatan lenting (daya rentang)

akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak

pada

mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron

meregang. Kolagen merupakan komponen

dari sel dan DNA.

jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan

perusakan

sel

dengan

cara

jaringan

yang

tanpa

kemampuan

sebagai

pada berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh

antioksidan dan penghambat radikal bebas.

yang harus diikat menjadi satu. Vitamin C

Radikal bebas distimulasi dari paparan radiasi

berperan

sinar UV yang meningkat dari matahari.

pembentukan kolagen ini. Berikut adalah

Radiasi UV menembus kedalam kulit sebagai

proses pembentukan kolagen.

Vitamin

C

berperan

agen reaktif. Efek dari radikal bebas ini terlihat

a.

sebagai

bahan

essensial

dalam

Pertama Transkripsi dan translasi dari

cepat dalam proses pengerutan dan deformitas

deoxyribonucleic acid (DNA). Proses

kulit. Vitamin C membantu tubuh dalam

yang berasal dari rantai ganda DNA

menetralisir radikal bebas ini sebagai peredam

menjadi

atau

selanjutnya

pelindung

dari

paparan

ultraviolet.

rantai

tunggal

menjadi

untuk

kode

gen

Vitamin C bermanfaat sebagai tabir surya

kolagen.

dengan cara diserap sampai ke sel dan

selanjutnya

ditranskripsi

bertahan antara 30-36 jam pada kulit.

RNA dan

meninggalkan nukleus

47

Kode

gen

tersebut
menjadi

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

b.

sebagai messenger RNA (mRNA).

Triple helix yang terbentuk belum

mRNA ini masuk ke dalam retikulum

sempurna, karena di bagian N-terminal atau

endoplasma untuk berubah menjadi

akhir struktur triple helix ini tidak berbentuk

prokolagen. Pada langkah pertama ini

spiral helix, tapi dihubungkan oleh ikatan

polipeptida disintesis di reticulum

disulfid dari molekul cistein. Gunanya adalah

endoplasma.

menstabilkan prokolagen yang segera diekspor

Kedua, prokolagen (polipeptida) akan

keluar dari sel melewati membran sel. Yang

dihidroksilasi oleh enzim hidroxilase.

terjadi di intersellular atau ekstrasellular

Yang di hidroksilasi adalah rantai

adalah eliminasi dari terminal -C dan -N.

yang memiliki asam amino lisin dan

Kemudian eliminasi gugus N dari rantai

Prolin dimana vitamin C dan α helix

molekul lisin secara oxidativ. Akibatnya grup

Ketoglutarat

aldehid dari kollagen monomer di satukan

diperlukan

sebagai

menjadi kolagen fibrillar. Secara singkat:

koenzim untuk langkah selanjutnya.
c.

Ketiga, produksi dari rantai heliks
rangkap tiga (triple helix) prokolagen

a.

Keempat,

langkah

terakhir

Di ekstraseluler, serat prokolagen
mengalami langkah kelima dimana

di retikulum endoplasama.
d.

Mei 2014

rantai terakhir dari gugus telopeptida

di

intraseluler terjadi di apparatus golgi,

terpotong

dimana

sekarang terbentuklah tropokolagen.

terjadi

prokolagen

dari

ekskresi
fibroblast

serat
ke

b.

oleh

hidrolisis,

dan

Pada langkah keenam tropokolagen
memulai pembentukan menjadi serat

ekstraseluler untuk langkah terakhir.

kolagen, tetapi pada tahap ini kolagen
belum matur sampai pada tahap
ketujuh.
Kolagen matur ini terbentuk pada
langkah

ketujuh

yang

merupakan

tahap

pertukaran. Vitamin C digunakan dalam tahap
pertama ini dan pada setiap tahap dimana
hidroksilasi terjadi. Pada proses hidroksilasi
(gambar. 2) menggambarkan oksigen dan
vitamin C bekerja pada lisin untuk mengubah
Gambar 1. Proses pembentukan Kolagen
(Sumber:http://www.skininc.com/skinscience/

gugus carbonyl yaitu kelompok H-C=O.
Vitamin C merupakan bahan esensial untuk

physiology/46738787.html?)

48

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

inisiasi dari transkripsi struktur prokolagen

dari cedera. Mula-mula diungguli oleh kolagen

dan pertukaran serat kolagen di ekstraeluler.

tipe III, tetapi setelah 1 minggu, tipe I menjadi
banyak dan akhirnya menjadi kolagen utama
dari jaringan parut matur. Suatu rangkaian
yang sama terjadi sewaktu organogenesis.
Pada perkembangan embrional proteoglikan
dan glikoprotein yang dideposit pertama dalam
matriks ekstraseluler. Kemudian diendapkan
kolagen tipe III dan berikutnya kolagen tipe I.
Vitamin C berfungsi melalui jalur
biosintetik

dengan

mempercepat

reaksi

hidroksilasi dan amidasi. Fungsi peling jelas
dari vitamin C adalah pengaktifan prolin dan
lisin

hidroksilase

sehingga

terjadi

dari

prekursor

hidroksilasi

inaktif

prokolagen.

Hidroksilasi yang adekuat akan menghasilkan
konfigurasi heliks yang stabil dan membentuk
Gambar 2. Proses hidroksilasi

ikatan silang yang adekuat untuk disekresi
dengan baik oleh fibroblas.

(Sumber:
http://www.skininc.com/skinscience/
physiology/46738787.html?)

Peran Vitamin C pada Hiperpigmentasi
Warna kulit manusia dipengaruhi

Penyembuhan luka
suatu

oleh tiga komponen yaitu hemoglobin, karoten

respon terhadap cedera dan merupakan usaha

dan pigmen yang disebut melanin.Ketika kulit

untuk mempertahankan struktur dan fungsi

terpapar sinar Ultraviolet (UV) dan polusi,

normal.

vaskuler,

secara alami, kulit akan membentuk melanin

aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia

(zat warna) yang berfungsi melindunginya dari

sebagai substansi mediator di daerah luka

efek buruk yang timbul.

Penyembuhan

Penggabungan

luka

adalah

respon

Penyebab terjadinya hiperpigmentasi

merupakan komponen yang saling terkait pada
proses penyembuhan.

adalah paparan sinar UV, pengaruh hormonal,

Pada proses ini vitamin C berperan

contoh pada sebagian besar ibu-ibu hamil di

dalam membantu pembentukan kolagen dan

mana saat kehamilan plasenta menghasilkan

elastin serta untuk pertumbuhannya. Sintesis

melanocyte-stimulating hormone (MSH) yaitu

kolagen oleh fibroblas dimulai antara 24 jam

hormon

49

yang

merangsang

pembentukan

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

melanin, menyebabkan kulit berwarna lebih
gelap dan terbentuk flek. Faktor lainnya adalah
penggunaan
antibiotik,

obat
obat

kontrasepsi,
antiepilepsi

konsumsi
dan

obat

antiperadangan dalam waktu lama juga dapat
memicu aktivitas melanogenesis.5,15,21,22
Melanin
Melanin merupakan sel berdendrit
yang terletak di stratum basal epidermis,
diantara

sel-sel

keratinosit

pemeriksaan

utama.

Pada

sel

ini

ultra-struktur,

menunjukkan

desmosom

dan

hemidesmosomnya

lebih

dan

sedikit

dendritnya dapat mencapai bagian atas stratum
spinosum.20 Fungsi melanosit yaitu sel yang
memproduksi melanin untuk memberi warna
pada kulit, selain itu melanosit berfungsi untuk
Gambar 3: Potongan melintang epidermis,

melindungi DNA di inti sel kulit agar tidak

letak melanosit.

bermutasi karena radiasi sinar matahari.20,23,24
Melanin

diproduksi

dari

suatu

struktur solid yang disebut melanosom yang
merupakan organel yang berada di membrane
sitoplasma. Melanosom berespon untuk sinteis
melanin

dan

transfer

melanosit

dengan

gerakan mikrofilamen kearah tepi sel (dendrit)
yang bergabung dengan keratinosit melalui
fagositosis.20,32

Dari gambar ini kita dapat melihat dimana
letak melanosit, dan apabila terkena sinar
matahari maka melanin yang telah diproduksi
akan naik ke permukaan kulit menyebabkan
noda hitam.
(Sumber:http://www.skininc.com/skinscience/
physiology/46738787.html?)
Dalam proses pigmentasi melanin
pada kulit, dikenal tiga fase penting, yaitu:20,25
Fase 1. Metabolisme pigmen
Sintesis melanin berkaitan dengan
maturasi

struktural

pigmen

granuler

(perubahan dari premelanosom ke melanosom)
di

bawah

pengaruh

genetik.

Tetapi

metabolisme melanin dalam melanosit dapat
pula dipengaruhi oleh stimulasi eksternal.

50

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Vitamin C akan menghambat enzim tirosinase,

Pada

yang merupakan unsur penting dalam struktur

penyembuhan

melanin.

perubahan

Waktu

yang

dibutuhkan

untuk

Mei 2014

umumnya

setiap

luka

akan

mengakibatkan

kulit

baik

warna

proses

berupa

mengurangi efek pigmentasi ini sekitar 4-12

hipopigmentasi

minggu. Vitamin C bekerja dengan lactic acid

Perubahan warna kulit ini terjadi melibatkan

sebagai pengobatan kombinasi. Magnesium

unit melanin dan keratinosit. Keratinosit pada

ascorbyl fosfatase, L-ascorbid acid, ascorbyl

keadaan normal mengalami proliferasi dan

glucosamine dan ascorbic acid merupakan

migrasi, maka selama reepitelisasi respon

bentuk vitamin C yang stabil dan juga

keratinosit untuk berpoliferasi dan migrasi

merupakan antioksidan yang efektif bagi kulit.

lebih cepat.26

atau

hiperpigmentasi.

Diperlukan vitamin C dosis tinggi untuk
mereduksi melanosit, lebih dari 10% dari
setiap bentuknya. Secara umum asam askorbat
bekerja lebih baik dengan agen lainnya.
Kombinasi dari 5% asam mandelic dengan
vitamin C 5-10% efektif digunakan pada
pigmentasi kulit.2,15,20,23
Fase 2. Transfer melanosom
Keratinosit

berperan

aktif

dalam

pengambilan granul pigmen yang sudah masak
dengan

difagositosis

mengandung
bergantung

dari

melanosom.
pada

komposisi

dendrit

yang

Aktivitas
dan

ini

fungsi

membran. Setelah transfer melanosom dari
melanosit ke keratinosit, pigmen melanin
diangkut

ke

deskuamasi.

permukaan

kulit

melalui

20

Fase 3. Distribusi malanosit per mm2
Distribusi melanosit pada seluruh

Gambar 4: Skema pembentukan melanin

tubuh sangat bervariasi. Perbedaan regional

(Sumber:http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/

kemungkinan merupakan akibat dari berbagai

enzyme/reaction/AminoAcid/melanin.html)

faktor, termasuk genetik, pada proses migrasi
melanosit. Kenaikan kepadatan melanosit ini
akan menimbulkan hiperpigmentasi.20

51

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

Mei 2014

panas. Vitamin C memiliki peran penting bagi

Vitamin C pada kanker kulit.

kulit yaitu:
Asam askorbat dan bentuknya yang
telah

teroksidasi

(asam

1.

Vitamin

C

antioksidan,

dehidroaskorbat)

berperan

sebagai

menetralisir

radikal

merupakan bentuk aktif, yang bereperan dalam

bebas dengan cara

oksidasi-reduksi dalam transfer ion H. Vitamin

elektron pada radikal bebas tersebut.

C sebagai antioksidan akan memberikan

2.

Vitamin

C

berperan

aktif

sintesis

yang reaktif. Vitamin C juga berperan penting

kofaktor pada proses hidroksilasi

dalam metabolisme jaringan ikat dan banyak

mengkatifkan

fungsi penting lainnya. Dalam masalah kanker

untuk mengubah prokolagen menjadi

vitamin C dapat mencegah konversi nitrit dan

kolagen dan lisil hidroksilase untuk

amin sekunder menjadi nitrosomin yang

pengikatan silang untuk mendapatkan

bersifat

triple helix yang sehat.

Menurut

American

Cancer Research Foundation, bila suatu jenis

3.

bekerja

pada

elektronnya untuk menetralisir radikal bebas

karsinogenik.

kolagen,

mendonorkan

prolil

sebagai

hidroksilase

Vitamin C berperan dalam mencegah

sunscreen tidak dapat memproteksi kulit dari

dan

kerusakan

dengan cara menghambat kerja enzim

akibat

radikal

bebas

yang

mengobati

bersumber dari UV, penambahan antioksidan

tirosinase

baik vitamin E asetat, vitamin E alkohol, dan

produksi melanin.

Na- askorbil fosfat (vitamin C yang stabil)

4.

hiperpigmentasi,

sehingga

mengurangi

Dalam masalah kanker vitamin C

dapat menambah daya proteksi sunscreen

dapat mencegah konversi nitrit dan

tersebut. Didalam kulit ada enzim alami yang

amin sekunder menjadi nitrosamin

memecah

yang bersifat karsinogenik

gugus

reservoir vitamin C.

fosfat

dan

membentuk

1,4,27

RINGKASAN
Vitamin C atau asam askorbat adalah
senyawa organik yang harus ada pada diet
dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan
integritas dan metabolisme tubuh yang normal.
Bersifat larut dalam air dan merupakan suatu
turunan heksosa. Vitamin ini mudah rusak
oleh proses oksidasi terutama bila terkena

52

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

DAFTAR PUSTAKA

1.

Bender DA, Mayes PA. Mikronutrien:
vitamin dan mineral. Dalam: Murray RK.
Granner DK. Rodwell VW, editor Pendit
BU, alih bahasa. Biokimia harper. Edisi
27. Jakarta: EGC, 2009: 504-19.

2.

Des
F.
Vitamin
c.
Akses:
http://www.environ.co.za/contents/article
s/vitaminc.htm (13 April 2009).

3.

Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi.
Jakarta: Gramedia pustaka umum, 2004.

4.

Dewoto HR. Vitamin dan mineral.
Dalam: Gunawan SG. Setiabudi R.
Nafriadi. Elysabeth. editor. Farmakologi
dan terapi Edisi 5. Jakarta: Gaya baru,
2007: 769-793.

5.

Misnadiarly AS. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan kulit.
Cemin dunia kedokteran 2006. 152: 43-5.

6.

Higdon J. Vitamin C. Akses:
http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/vita
mins/vitaminC/index.html#rda (30 Juli
2009).

7.

Vorvick L. Vitamin C, Akses:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/enc
y/article/002404.htm#visualContent
(26 Juli 2009).

8.

9.

Kawengian SES. Kebutuhan zat gizi
bahan ajar. Bagian Ilmu Gizi FK Unsrat.
Manado. 2007.
Carr AC. Frei B. Toward a new
recommended dietary allowance for
vitamin C based on antioxidant and
health effects in humans. Akses:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10
357726?dopt (30 Juli 2009)

10. Andamari I. Waskito F. Soedirman S.
Peran vitamin c pada viabilitas
keratinosit dan sel Hella yang dipajan
sinar uvb. Berkala ilmu kedokteran.
2004.vol.36 No.4: 215-23.

53

Mei 2014

11. Padayatty SJ. et al. Vitamin C as an
antioxidant: evaluation of its role in
disease
prevention.Akses:http://www.jacn.org/cg
i/content/full/22/1/18?maxtoshow=&HIT
S=10&hits=10&RESULTFORMAT=&f
ulltext=Vitamin+C+as+an+Antioxidant%
3A+Evaluation+of+Its+Role+in+Disease
+Prevention+&andorexactfulltext=and&s
earchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=r
elevance&resourcetype=HWCIT (16 Juli
2009).
12. Subarnas A. Pemahaman konsep radikal
bebas dalam meningkatkan kesehatan
menuju Indonesia sehat 2010: Penentuan
status antioksidan bahan alam-produk
pangan in vitro: Komponen aktif
antioksidan dalam bahan alam. Seminar
nasional dan lokakarya. Bandung. Unpad.
2001.
13. Puglies PT. Vitamin C in skin care.
Akses:
http://www.skininc.com/skinscience/phys
iology/46738787.html?page=1 (12 Juli
2009).
14. Mitchell RN. Kumar V. Abbas AK.
Fausto N. Hartono A. alih bahasa.
Robbins and Cotran buku saku dasar
patologis penyakit. edisi ke-7. Jakarta:
EGC, 2009.
15. Puglies PT. Vitamin C in skin care.
Akses:
http://www.skininc.com/skinscience/phys
iology/46738787.html?page=1 (12 Juli
2009).
16. Guyton AC. Hall AE. Setiawan I.
Tengadi LMA. Santoso A. alih bahasa,
Setiawan I. editor, Fisiologi kedokteran
buku ajar, edisi 9. Jakarta: EGC, 1997.
17. Mitchell RN. Cotran RS. Pemulihan
jaringan regenerasi dan fibrosis sel.
Dalam: Kumar V. Cotran RS. Robbins
SL. editor; Presetyo A. Pendit BU.
Priliono T. alih bahasa; Asroruddin M.
Hartanto H. Darmaniah N. editor bahasa
Indonesia, Patologi Robbins buku ajar,
edisi 7, Jakarta: EGC, 2007:65-84.

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2

18. Mitchell RN. Penyakit lingkungan.
Dalam: Kumar V. Cotran RS. Robbins
SL. editor; Presetyo A. Pendit BU.
Priliono T. alih bahasa; Asroruddin M.
Hartanto H. Darmaniah N. editor bahasa
Indonesia, Patologi Robbins buku ajar,
edisi 7, Jakarta: EGC, 2007:297-343.
19. Wasitaatmadja SM. Faal kulit. Dalam:
Djuanda A, editor. Ilmu penyakit kulit
dan kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai
penerbit FKUI, 2007: 7-8.
20. Kabulrachman, Kelainan pigmen. Dalam:
Harahap M. editor. Ilmu penyakit kulit.
Jakarta: Hipokrates, 2000: 145-58
21. Slominski A. et al. On the Role of
Melatonin in Skin Physiology and
Pathology. NIH-PA Author Manuscript.
Akses:

Mei 2014

23. Bolognia JL. Orlow SJ. Melanocyte
biology. Dalam: Bolognia JL. Jorizzo JL.
Rapini RP. Dermatology. Vol.1. Spanyol:
Morsby, 2003:935-45.
24. Pugliese PT. Pigmentation revisited.
Akses:
http://www.skininc.com/skinscience/phys
iology/40353012.html?page=(15 Juli
2009).
25. Damayanti N, Listiyawan MY. Fisiologi
dan biokimia pigmentasi kulit. Berkala
ilmu penyakit kulit dan kelamin. 2004.
16:156-62.
26. Suherman SK. Antioksidan dan kanker
kulit. Dalam: Cipto H. Pratomo US.
Handayani I. Sukarata K. Deteksi dan
penatalaksanaan kanker kulit dini.
Jakarta: BP FKUI, 2001:70-6.

http://www.pubmedcentral.nih.gov/picre
nder.fcgi?artid=1317110&blobtype=pdf
(13 april 2009).
22. Fox LP. Merk HF. Bickers DR.
Dermathological pharmachology. Dalam:
Brunton, LL, editor. Goodman &
Gilman’s The pharmachological basis of
therapheutics.
Eleventh
edition.
California: McGraw-Hill Companies,
2006: 1679-1706. Soepardiman L.
Kelainan pigmen. Dalam: Djuanda A,
editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
Edisi 5. Jakarta: Balai penerbit FKUI,
2007:289-300.

54

David Pakaya, Peranan Vitamin C pada Kulit

Dokumen yang terkait

POLIMORFISME GEN PADA PENDERITA ASMA BRONKIAL | Setyawati | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7931 26047 1 PB

1 11 9

EKSPRESI GEN TNF-α INDIVIDU DENGAN HIPERTENSI | Sabir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7937 26071 1 PB

1 3 13

CUBITAL TUNNEL SYNDROME | Munir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8003 26301 1 PB

0 1 26

Obstructive Sleep Apnea (OSA) | Rasjid HS | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8015 26343 1 PB

0 2 16

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan

0 0 1

PENGELOLAAN PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL | Amri | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9288 30346 1 PB

0 1 17

GAMBARAN VARIASI GEN SEX HORMONE BINDING PROTEIN GLOBULIN (SHBG) MENGGUNAKAN PCR-RFLP | Pakaya | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9294 30369 1 PB

0 0 7

ASPEK IMUNOLOGI CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASES (COPD) | Wahyuni | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9281 30317 1 PB

1 2 19

PARAMETER PROGNOSIS PERBAIKAN FUNGSI GINJAL PADA PASIEN OBSTRUKSI UROPATI. | Aristo | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9271 30283 1 PB

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DENGAN PROFIL LIPID PADA DEWASA OBES | Sumarni | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9265 30248 1 PB

0 0 9