CA KANDUNG KEMIH 189

1
ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA KANDUNG KEMIH
I.

Pengertian
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung

kemih. Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan
pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien
mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih dari 20
% sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang diketahui
dari kanker kandung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine dan
xenylamine, infeksi schistosoma haematobium dan merokok.
Tumor dari kandung kemih berurutan dari papiloma benigna sampai ke
carcinoma maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi,
karena saluran kemih dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti
papiloma, karena itu setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi
dan diangkat bila diketahui. Karsinoma sel-sel squamosa jarang timbul dan
prognosanya lebih buruk. Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma.
Kanker kandung kemih dibagi tingkatannya berdasarkan kedalaman tingkat

invasifnya yaitu: tingkat O Mukosa, tingkat A Sub Mukosa, Tingkat B Otot, Tingkat
C Lemak Perivisial, Tingkat D Kelenjar Limfe.
II.

Fokus Pengkajian
Hematuria yang tidak disertai rasa nyeri adalah gejala pertamanya pada

kebiasaan tumor kandung kemih. Biasanya intermitten dan biasanya individu gagal
untuk minta pertolongan. Hematuria yang tidak disertai rasa nyeri terjadi juga pada
penyakit saluran kemih yang non malignant dan kanker ginjal karena itu tiap terjadi
hematuri harus diteliti. Cystitis merupakan gejala dari tumor kandung kemih, karena
tumor merupakan benda asing di dalam kandung kemih.
Pemeriksaan cytologi urine dapat memperkenalkan sel-sel maligna sebelum
lesi dapat divisualisasikan dengan cystoscopy yang disertai biopsi. Penentuan klinis
mengenai tingkatan invasif dari tumor penting dalam menentukan regimen terapi dan
dalam pembuatan prakiraan prognose. Tiap orang yang pernah menjalani
pengangkatan papilomma harus menjalani pemeriksaan cystoscopy tiap tiga bulan
untuk selama dua tahun dan kemudian intervalnya sedikit dijarangkan bila tidak ada
tanda-tanda lesi yang baru. Keperluan pemeriksaan yang sering harus dijelaskan oleh
ahli urologi dan harus diperkuat oleh perawat.

Tumor-tumor kecil yang sedikit menjangkiti lapisan jaringan dapat ditolong

2
dengan sempurna dengan fulgurisasi transuretra atau dieksisi. Foley kateter biasanya
dipasang setelah pembedahan. Air kemih berwarna kemerahan tetapi tidak terjadi
perdarahan gross. Rasa panas saat berkemih dapat diatasi dengan minum yang banyak
dan buli-buli hangat pada daerah kandung kemih atau berendam air hangat. Klien
boleh pulang beberapa hari kemudian setelah bedah. Bila tumor tumbuh pada kubah
kandung kemih harus dilaksanakan reseksi segmental dari kandung kemih. Sistektomi
atau pengangkatan seluruh kandung kemih harus dilaksanakan bila penyakit sudah
benart-benar ganas.
Radiasi kobalt eksternal terhadap tumor yang invasif sering dilakukan
sebelum bedah untuk memperlambat pertumbuhan. Radiasi supervoltase dapat
diberikan kepada klien yang fisikinya tidak kuat menghadapai bedah. Radiasi bukan
kuratif dan mutunya hanya sedikit dalam pengelolaan bila tumor tidak mungkin bisa
dioperasi. Radiasi internal jarang dipakai karena efeknya yang berbahaya.
Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin
(adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat
diamsukkan ke dalam kandung kemih sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan
menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat

diabiarkan dalam kandung kemih selama dua jam.
DIAGNOSA KEPERAWATAN & TINDAKAN PADA KLIEN DENGAN KANKER
KANDUNG KEMIH
1.

Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan
kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,
stimulasi simpatetik.

Tujuan :
1.

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

2.

Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.


3.

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam
pengobatan.

Tindakan :
a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.
c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut,
konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.

3
d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan
diri dalam pengobatan.
e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak
berdayaan dll.
f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.


Rasional:
a. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar
untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.
b. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses
penyakitnya.
c. Dapat menurunkan kecemasan klien.
d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek
sampingnya.
e. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan
solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.
g. Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.
h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar
ditolong.
2.

Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu
memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.


Tujuan :
1.

Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

2.

Melaporkan nyeri yang dialaminya

3.

Mengikuti program pengobatan

4.

Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui
aktivitas yang mungkin

Tindakan :

a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien
dan keluarga tentang cara menghadapinya

4
c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti
mendengarkan musik atau nonton TV
d. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,
bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
Kolaboratif:
f. Disusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien.
g. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narcotik dll

Rasional:
a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan.
b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah
menyebabkan komplikasi.
c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari
rasa nyeri.

d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan
ansietas.
e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai
sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan
klien akan obat-obatan anti nyeri.
f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.
g. Untuk mengatasi nyeri.
3.

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik
yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan
(anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress,
fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake
tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%
atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi,
abdominal cramping.

Tujuan :
1.


Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada
tanda malnutrisi

2.

Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

3.

Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan
penyakitnya

Tindakan :

5
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat
badan.
c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.

d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake
cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan
yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman
atau keluarga.
g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.
h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.
Kolaboratif
i. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
j. Berikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E
dan B6, antacida
k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi
dengan infus.

Rasional:
a. Memberikan informasi tentang status gizi klien.
b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.
c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.

d. Kalori merupakan sumber energi.
e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan
penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat
meningkatkan ansietas.
f. Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.
g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.
h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat
perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.
j. Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan
status kesehatan klien.
k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal
dan tepat sesuai kebutuhan.

6

4.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan
sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam
mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.

Tujuan :
1.

Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan
pada ting-katan siap.

2.

Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti
prosedur tersebut.

3.

Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam
pengo- batan.

4.

Bekerjasama dengan pemberi informasi.

Tindakan :
a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan
akibatnya.
b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada
klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker.
c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik,
hindarkan informasi yang tidak diperlukan.
d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur
pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien.
e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi
miskonsepsi tentang penyakitnya.
f. Review klien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal.
g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin,
perhatikan adanya eritema, ulcerasi.
h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.

Rasional:
a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.
b. Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan
konsepsi serta kesalahan pengertian.
c. Membantu klien dalam memahami proses penyakit.
d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.
e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai
penyakit klien.

7
f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.
g. Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi
serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake
makanan dan minuman.
h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.
5.

Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping
kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.

Tujuan :
1.

Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi
dan ulcerasi

2.

Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.

3.

Klien

mampu

mendemontrasikan

tehnik

mempertahankan/menjaga

kebersihan rongga mulut.

Tindakan :
a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara
periodik.
b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati
tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah.
c. Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan oral hygine.
d. Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas, pedas,
asam, hindarkan makanan yang keras.
e. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda superinfeksi oral.
Kolaboratif
f. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi
g. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal lidocaine,

antimikrobial

mouthwash
preparation.
h. Kultur lesi oral.

Rasional:
a. Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi
memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana keperawatan.
b. Masalah dengan kesehatan mulut dapat mempengaruhi pemasukan makanan
dan minuman.
c. Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut dan gigi.
d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada membran mukosa.

8
e. Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut.
f. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.
g. Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri, menangani infeksi dalam
rongga mulut/infeksi sistemik.
h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan terapi antibiotik
yang tepat.
6.

Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak
normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake

Tujuan :
Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran
mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.

Tindakan :
a. Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak

normal seperti

emesis, diare, drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.
b. Timbang berat badan jika diperlukan.
c. Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.
d. Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada
klien.
e. Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.
f. Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa,
luka bedah, adanya ekimosis dan pethekie.
g. Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah.
Kolaboratif
h. Berikan cairan IV bila diperlukan.
i. Berikan therapy antiemetik.
j. Monitor hasil laboratorium : Hb, elektrolit, albumin

Rasional:
a. Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.
b. Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan
cairan.
c. Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi
dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi.
d. Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya
hipovolemia.
e. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.

9
f. Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan.
g. Mencegah terjadinya perdarahan.
h. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
i. Mencegah/menghilangkan mual muntah.
j. Mengetahui perubahan yang terjadi.
7.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh
sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif

Tujuan :
1.

Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan
infeksi

2.

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung
normal

Tindakan :
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan
melakukan hal yang sama.
b. Jaga personal hygine klien dengan baik.
c. Monitor temperatur.
d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.
e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.
Kolaboratif
f. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.
g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.

Rasional:
a. Mencegah terjadinya infeksi silang.
b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.
c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.
d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.
e. Mencegah terjadinya infeksi.
f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.
g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat
mengatasi organisme penyebab infeksi.
8.

Resiko

tinggi

gangguan

fungsi

seksual

berhubungan

dengan

deficit

pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesehatan,
penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.

10

Tujuan :
1.

Klien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker dan therapi
terhadap seksualitas

2.

Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas kemampuan

Tindakan :
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang proses seksualitas dan reaksi
serta hubungannya dengan penyakitnya.
b. Berikan advise tentang akibat pengobatan terhadap seksualitasnya.
c. Berikan privacy kepada klien dan pasangannya. Ketuk pintu sebelum masuk.

Rasional:
a. Meningkatkan ekspresi seksual dan meningkatkan komunikasi terbuka antara
klien dengan pasangannya.
b. Membantu klien dalam mengatasi masalah seksual yang dihadapinya.
c. Memberikan kesempatan bagi klien dan pasangannya untuk mengekspresikan
perasaan dan keinginan secara wajar.
9.

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

Tujuan :
1.

Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi
spesifik

2.

Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

Tindakan :
a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati
penyembuhan luka.
b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
c. Ubah posisi klien secara teratur.
d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak,
bedak tanpa rekomendasi dokter.

Rasional:
a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan
identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.
b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.
d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif.

11
PENGKAJIAN DATA
Nama Mahasiswa

: Subhan, S.Kep

NIM

: 010030170 B

Tempat Praktek

: Ruang Bedah D

Tanggal Pengkajian : 7 Oktober 2002
I.

IDENTITAS
Nama

: Tn. M.

Umur

: 45 tahun.

Jenis Kelamin : Laki-laki.
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.
Agama

: Islam.

Pekerjaan

: Buruh tani.

Pendidikan

: SD (tidak tamat).

Alamat

: Jl. Jarah, Siman, Ponorogo.

Alasan Dirawat: BAK tidak lancar dan terasa nyeri, badan panas sejak 2 minggu
yang lalu.
Keluhan Utama Sebelumnya:
Mulai 2 minggu yang lalu kencing hanya bisa menetes, tidak dapat tuntas, terasa
ada sisa, pancaran tidak jauh dan terasa nyeri.
Saat Pengkajian : Klien cemas menunggu jadwal operasi karena masalah
keuangan.
Upaya yang telah dilakukan:
Berobat ke RS Ponorogo dan mendapat obat, ke-mudian dirujuk ke RSUD Dr.
Soetomo.
Terapi/Operasi yang pernah dilakukan: tidak ada.
II.

RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
2.1 Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Klien ada riwayat kencing batu 3 bulan yang lalu dan 2 bulan yang lalu ada
kencing darah.

 6 bulan yang lalu selama 1 minggu klien merasa ada

benjolan diperut bagian bawahnya.
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang:
BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas, sifatnya terus menerus sejak 2
minggu yang lalu. Klien juga merasa kesulitan dalam BAB, konsistensi keras
dan lama baru keluar.
2.3 Riwayat Kesehatan Keluarga:

12
Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita
oleh klien sekarang ini.
2.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan:
Klien tinggal di perkampungan yang kondisinya sangat sederhana.
2.5 Alat Bantu Yang Dipakai: tidak ada.
III.

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1.

Keadaan Umum:
Klien tampak pucat, melakukan aktivitas seperlunya. Tidur kurang, sering
terbangun tengah malam.

2.

Tanda-tanda Vital:
Suhu 36oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur dengan klien
berbaring pada lengan kiri, hasilnya= 130/80 mmHg, pernafasan normal,
18x/menit.

3.

Sistem Tubuh (Body Systems):
3.1 PERNAFASAN (B1: BREATHING)
Hidung

: tidak ada kelainan.

Trachea

: letaknya normal.

Bentuk dada: simetris.
3.2 CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
Nyeri dada : tidak ada.
Suara jantung: normal.
Edema

: pada ekstremitas bawah.

3.3 PERSYARAFAN (B3: BRAIN)
Kesadaran: compos mentis.
GCS

: E= 4 V=5 M= 6. Total nilai: 15

Kepala dan wajah: tidak ada kelainan, kesan= pucat.
Mata:
-

Sklera: icterus.

-

Conjunctiva: pucat

-

Pupil : isokor.

Leher: tekanan vena jugularis normal. Klien mengalami cegukan.
Persepsi Sensori
Pendengaran: tidak ada kelainan.
Penciuman : tidak ada kelainan.
Pengecapan : tidak ada kelainan.
Penglihatan : tidak ada kelainan.

13
Perabaan

: tidak ada kelainan.

3.4 PERKEMIHAN- ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Produksi urine: dalam 24 jam 600 – 700 ml, keluar sedikit-sedikit,
menetes, sering dan terasa nyeri. Kadang ada retensi
urine.
Warna

: merah.

Bau: agak amis.

Lainnya

: teraba massa supra sympisis, diameter 10 x 10 cm, keras,

fixed.
3.5 PENCERNAAN – ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
Mulut dan tenggorok: kering, agak merah (iritasi).
Abdomen

: distensi.

Rectum

: tidak ada kelainan.

BAB

: 1x/hari, kadang-kadang 2 – 3 hari baru BAB.
Konsistensi: keras. Ada konstipasi.

Berat Badan (BB)

: tanggal 21 April 2001 = 70 kg.
Tanggal 9 Mei 2001 = 57 kg.

Diet

: TKTP dan Entrasol.
Klien memiliki kebiasaan minum kopi sejak muda
dan klien bekerja dekat pabrik tebu.

3.6 TULANG – OTOT – INTEGUMEN (B6: BONE)
Kemampuan pergerakan sendi : bebas.
Tidak ada parese, paralise maupun hemiparese.
Extremitas:
o Atas

: tidak ada kelainan.

o Bawah : terdapat edema apda tungkai kiri.
Tulang Belakang: tidak ada kelainan.
Kulit:
o Warna kulit: pucat.
o Akral : dingin kering.
o Turgor: cukup.
3.7 SISTEM ENDOKRIN
Terapi hormon: tidak ada.
3.8 SISTEM HEMATOPOIETIK:
Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu:
-

Anemia.

-

Transfusi darah.

14
-

Tipe darah: PRC 2 kolf dan FFP 2 kolf.

3.9 REPRODUKSI
3.10

PSIKOSOSIAL

Konsep diri:
Identitas
Status klien dalam keluarga: suami.
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya dalam keluarga: puas.
Peran
Tanggapan klien terhadap perannya: senang.
Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup.
Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/Harapan
Harapan klien terhadap:
Tugas/pekerjaan: dapat melakukan pekerjaan seperti biasa (sebagai buruh tani).
Tempat/lingkungan kerja: dapat kembali bekerja seperti semula.
Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya:
Klien berharap agar segera dilakukan operasi biar cepat sembuh.
Lainnya: klien menganggap apabila tumornya diangkat dengan operasi maka ia
akan sembuh total.
Harga diri
Tanggapan klien terhadap harga dirinya: sedang.
Sosial/Interaksi
Hubungan dengan klien: tidak kenal.
Dukungan keluarga

: aktif.

Dukungan kelompok/teman/masyarakat: kurang.
Reaksi saat interaksi

: kontak mata.

Konflik yang terjadi terhadap: peran.
3.11 SPIRITUAL
Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah.
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat.
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama
yang diharapkan saat ini: lewat ibadah.
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada.
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien
mempercayainya.
Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.

15

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 3 Mei 2001:
-

Leukosit : 18,9 x 1000/UL

-

Erythrocyt: 4,03 x 1 juta/UL

-

Hb

: 9,1 g/dl.

-

PCV

: 30,1%

-

MCV

: 74,7 FL

-

Trombosit : 829 x 1000/UL

-

Albumin

-

Diff:

-

: 3,5 g/dl.



Seg : 85



Lym: 11.

LED: 91 mm/jam.

Pemeriksaan mikrobiologi tanggal 21 April 2001(hasilnya keluar tanggal 30
April 2001)
Bahan urine:
-

Kultur/biakan: * mikroba pseudomonas sp.
* jumlah kuman > 105CFU/ml.

Test kepekaan antibiotika (sensitivity test).
DAM 10 test = 3 sensitive : 7 resistent.
Bahan urine:
Diagnosa tampak sel-sel ganas transitional cell carsinoma.
Keterangan: dalam sediaan ditemukan sel-sel ganas transitional cell
carsinoma.
Pemeriksaan Radiologi
- IVP/BOP tanggal 21 April 2001
Kesimpulan: hidronephrosis grade II – III kiri dan hidroureter kiri filling
defect pada buli, suspect massa buli.
- USG urologis tanggal 21 April 2001
Kesimpulan: massa didaerah dasar dan lateral kiri buli hidronephrosis grade
II S.
- USG abdomen tanggal 3 Mei 2001
Kesimpulan: hidronephrosis sedang bilateral, massa buli-buli dengan
kalsifikasi tak tampak tanda metastase pada hepar dan para aorta.

16
Terapi:
Infus RL : D5= 2 : 3 20 tetes/menit.
Ampicillin 1 gr 4x1.
Gentamycin 80 mg 2x1.
Parasetamol 500 mg 3x1 tab.
Cepatoxim 500 mg 3x1 tab.
Transfusi PRC 2 kolf/hari.
Transfusi FFP 2 kolf .
Diit: TKTP dan Entrasol..

17
ANALISA DATA
TANGGAL

KELOMPOK DATA

KEMUNGKINAN

MASALAH

DIAGNOSA

PENYEBAB

8 Mei 2001

S: Klien menanya-

KEPERAWATAN

kan kapan Situasi krisis (kanker) & Cemas

Cemas

berhubung-an

dengan

operasinya dilaksanakan, karena sosio ekonomi.

situasi krisis (kanker) dan sosio

biaya selama menunggu jadwal

ekonomi.

operasi semakin menipis.
O: -Operasi belum di lakukan.
-Klien gelisah.
-Klien tampak kelelahan.
-Mata klien tam-pak merah karena kurang tidur.
S: Klien mengatakan
lemah

&

selera

tubuhnya
makan-nya

berkurang, rasanya ingin mi-num
terus.
O: Anemis, pucat, albumin 3,5 g/dl;
BB sebelumnya 70 kg turun Hipermetabolik berhubungan
9 Mei 2001

men-jadi 57 kg; TB= 169 cm.

dengan kanker.

Gangguan nutrisi: kurang dari
Gangguan nut-risi: kurang kebu-tuhan

berhubung-an

18
dari kebutuhan.
S: Klien berpikir bahwa dengan o-

dengan hiper-metabolik yang
berhubungan de-ngan kanker.

perasi maka dia pasti sembuh total.
O: -Pendidikan klien SD tidak sampai tamat.
-Klien selalu ber-tanya tentang
penyakit & jad-wal operasinya.
-Klien merasa ti-dak diperhati-

Kurang pengeta-huan tentang

kan/tidak dioba-ti.

pe-nyakit,
Kurangnya in-

S: Klien mengatakan kencingnya formasi
9 Mei 2001

masih

berwarna

merah

& kognitif.

menetes.
O:-Warna kencing merah & berbau
amis.
-Produksi urine dalam 24 jam:
600-700 ml.

&

pengobatan
keter-batasan Kurang
tentang

prognosis

&

ber-hubungan

penge-tahuan dengan kurangnya infor-masi &
penyakit,

nosis & pengo-batan.

prog- keterbatas-an kognitif.

19

Gangguan

elimi-nasi

urine

(retensi) berhubungan de-ngan
blood clo-thing akibat ada-nya
kanker.
Gangguan eli-minasi urine
Blood
kanker.
10 Mei 2001

Clothing

akibat (retensi)

20
RENCANA TINDAKAN PERAWATAN
NO

TGL

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN

RASIONAL

& HASIL YANG DIHARAPKAN

1

8 Mei 2001

Cemas

berhubungan

dengan

situasi

krisis a. Tentukan

(kanker) & sosio ekonomi.

penga-laman

belumnya

terha-dap

klien

penyakit

se- a. Data-data mengenai pengalaman
yang

dideritanya.

klien se-belumnya akan mem berikan
dasar untuk penyuluhan dan

Tujuan:

menghindari adanya duplikasi.

a. Klien dapat mengurangi ra-sa cemasnya.
b. Klien rileks & dapat meli-hat dirinya secara
objektif.
d.

b.Pemberian informasi dapat membantu
b.Berikan informasi

Menunjukkan koping yang efektif.

tentang prognosis

secara akurat.

melaporkan

dalam

mema-hami

proses

penya-kitnya.

Kriteria Hasil:
a. Klien

klien

c. Membantu klien da-lam memahami
perasa-an

cemasnya

berkurang.
b. Klien menyatakan pema-hamannya tentang
penya-kit.

ke-butuhan untuk pe-ngobatan dan
c. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek

efek sampingnya.

sam-ping. Bantu klien mem-persiapkan
diri da-lam pengobatan.

d. Mengetahui dan menggali pola koping

Rencana Tindakan:

d. Catat koping yang ti-dak efektif seperti

a. Cemas hilang dalam 24 jam.

ku-rang

b. Klien memiliki & mengi-kuti program JPS.

berdayaan dll.

c. Klien mau menunggu jad-wal operasi.

interaksi

sosial,

ketidak

klien

serta

me-

ngatasinya/membe-rikan solusi dalam
upaya meningkatkan kekuatan dalam
me-ngatasi kecemasan.

21
e. Agar klien mempe-roleh dukungan
dari orang yang terdekat/keluarga.
f. Memberikan ke-sempatan pada klien
e. Anjurkan

untuk

mengembangkan

merenung/istirahat.

interaksi dengan support system.
g.
f. Berikan lingkungan yang tenang dan

diri dan keyakinan bahwa dia benar-

nya-man.
g. Pertahankan

Klien mendapatkan kepercayaan
benar ditolong.

kontak

dengan

klien, h. Memberikan infor-masi mengenai

bicara dan sentuhlah dengan wajar.

alter-natif

pembiayaan.

h. Jelaskan tentang kebijakan pemerin-tah
& RS tentang penanga-nan bagi klien
tidak mampu serta program JPS.
a.
a.

Monitor intake makan an setiap

Memberikan infor-masi tentang
status gizi klien.

hari.
b.

Memberikan intor-masi tentang

22
penam bahan & penurunan BB.
b.

Timbang

BB,

ukuran

lengan

(triceps) serta amati penurunan BB.

c.

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)

Kalori

merupakan

sumber

energi.

ber-hubungan dengan hiperme-tabolik yang
berhubungan dengan kanker.

c.

Anjurkan

klien

untuk

mengkonsumsi maka-nan tinggi kaloriTujuan:

inta-ke

-Klien menunjukkan BB sta-bil, hasil lab normal

Anjurkan pula klien untuk sering

& ti-dak ada tanda-tanda mal-nutrisi.
9 Mei 2001

2.

cairan

yang

adeku-at.

mengkonsumsi maka-nan kecil.

-Klien menyatakan pengerti-annya terhadap
perlunya intake yang adekuat.

d.

Kriteria Hasil:

Kontrol faktor lingku-ngan seperti d.

Mencegah mual muntah, distensi

bau bu-suk, bising. Hindari makanan

berlebihan serta dis-pepsia yang

yang manis, berlemak & pedas.

menye-babkan

penurunan

nafsu

-Peningkatan masukan ma-kanan.

makan serta mengurangi stimu-lus

-Tidak ada penurunan BB lebih lanjut hingga

berbahaya yang dapat meningkatkan

saat operasi nanti.

ansietas.

-Hasil lab dalam batas nor- mal.
-Nutrisi yang cocok & ade-kuat serta kalori yang

a.

cu-kup.

Menghindari

dupli-kasi

&

pengulangan terhadap pengetahu-an
a.

Review

pengertian

klien

&

klien.

23
keluarga ten-tang diagnosa pengobatan & akibatnya.

b.

Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis

pembinaan

& pe-ngobatan berhubungan de-ngan kurangnya b.
informasi keterbatasan kognitif.

Tentukan persepsi klien tentang

persepsi

kanker & pengobatannya.
c.

-Klien dapat mengatakan se-cara akurat tentang
-Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya
hidup & berpartisipasi dalam pengo-batan.
-Mengikuti

prosedur

pengo-batan

Berikan bimbingan kepada klien
sebelum
pengobatan,

&

bekerjasama deng-an perawat/dokter.

mengikuti
terapi

terhadap
&

lakukan
kesalahan

konsepsi

serta

klien

dalam

Membantu
memahami

c.

di

pengertian.

Tujuan:
diagno-sa & pengobatan pada ting-katan siap.

Memungkinkan

proses

penyakit

&

pengobatannya.

prosedur
yang

lama,

komplika-si. Jujurlan kepada klien.
d.

Anjurkan klien untuk memberikan d.
umpan balik verbal & meng-koreksi

Kriteria Hasil:

Mengetahui sampai sejauhmana
pema-haman klien & ke-luarga.

mis komuni-kasi tentang penyakit-nya.

-Klien siap untuk dioperasi, baik secara fisik
maupun mental.

e.

-Klien mau berpartisipasi dalam perubahan gaya
9 Mei 2001

3.

Anjurkan klien untuk memelihara
kebersih-an kulit & rambut.

e.

hi-dup.

Meningkatkan in-tegritas kulit
& ke-pala.

f.

Jelaskan kepada klien /keluarga
tentang pentingnya status nut-risi yang f.

Sebagai

upaya

per-cepatan

24
optimal.

penyembuh

an

&

pencegahan

infeksi.
a.

Anjurkan

klien

untuk

banyak

minum air pu-tih.

a.

Agar tidak sempat terbentuk
bekuan darah.

b.

Kembangkan kemba-li program

Gangguan eliminasi urine (retensi) berhubungan

latihan

deng-an blood clothing akibat ada-nya kanker.

pengkondisian kem-bali.

Tujuan:

c.

- Retensi urine tidak terjadi.

kandung

Ajarkan
abdomen

kemih

klien

&

atau b.

berfungsi kembali secara nor-mal.
mere-gangkan

melakukan

manuver c, d, dan e.

varsava jika diindika-sikan.
Kriteria Hasil:
-

Klien berkemih volunteer.

-

Residu urine kurang dari 50 cc.

-

d.

Untuk melatih mengo-songkan kandung

Ajarkan klien manu-ver crede jika ke-mih secara bertahap/se-suai teknikdiindi-kasikan.

e.

Urine tidak lagi berwarna merah &

Agar kandung ke-mih dapat

teknik ter-tentu.

Ajarkan klien manu-ver regangan
anal jika diindikasikan.

menetes.
f.

Ukur

residu

pasca

berkemih

setelah usa- ha mengosongkan kandung
kemih jika volume urine lebih dari 100
cc.

Jadwal-kan program kateteri-sasi f. Untuk mengetahui efektifitas latihan

25
intermitten.

kandung kemih, bila gagal dapat
segera

diambil

kateterisasi.

10
2001

4.

Mei

tindakan

de-ngan

26
TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL
8 Mei 2001

JAM
11 wib
25

s/d

-

TINDAKAN KEPERAWATAN
Menggali pengetahuan klien tentang penyakitnya.

-

Menjelaskan tentang penyakitnya, pengobatan & prognosisnya.

-

Menganjurkan istri klien untuk selalu mendampingi & memberikan support pada suaminya.

-

Memberi semangat & dukungan pada klien agar sabar dalam menunggu jadwal operasi.

-

Menanyakan apakah klien sudah memanfaatkan fasilitas bantuan JPS.

-

Membantu klien makan & minum.

-

Menimbang BB= 57 kg, TB= 169 cm.

-

Menganjurkan klien agar menghabiskan diet yang diberikan atau me-nambahkannya sendiri.

-

Membersihkan/mengganti alas tidur.

-

Melarang klien klien untuk makan makanan yang berlemak & pedas.

-

Menanyakan kembali pada klien & keluarganya tentang keadaan kese-hatan/keluhan pagi ini serta kesiapannya

1300 wib

9 Mei 2001

0845
wib
s/d
0925
wib.
1015 wib
1120
wib

untuk menjalani perawatan & pengobatan (operasi).
-

Memberi semangat & dukungan pada klien & keluarga.

-

Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/70 mmHg, nadi= 80x/mt, RR= 18x/mt, suhu= 36,2oC.

27
1245wib
-

Membantu klien makan & minum, menganjurkan klien untuk mengha-biskan diet.

-

Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/70 mmHg, nadi= 80x/mt, RR= 20x/mt, suhu= 36,7oC.

-

Menganjurkan klien untuk memelihara kebersihan kulit.

-

Menanyakan kembali tentang penyakit & prognosisnya.

-

Menimbang BB klien= 57 kg.

-

Menganjurkan klien untuk istirahat.

-

Menganjurkan klien untuk banyak minum air putih.

-

Membantu klien makan.

-

Memberikan motivasi agar klien sabar menunggu saat pelaksanaan ope-rasi.

-

Menjelaskan tindakan insisi skrotum & sitoskopy.

-

Menganjurkan klien untuk istirahat & banyak minum air putih.

0845wib
25

09 wib

1245wib
1300wib
0830 wib
0915wib
1045wib
1055wib
11 Mei 2001

1200wib

28
-

Mengajarkan klien meregangkan abdomen & melakukan manuver varsa-va:
a. Sandarkan kepala kedepan pada kedua paha.
b. Kontraksikan otot abdomen jika mungkin & regangan/mengejan, tahan nafas sambil meregangkan (manuver

1315wib

varsava).
c. Tahan regangan/nafas sampai aliran urine berhenti, tunggu 1 menit & regangkan kembali sepanjang mungking.
d. Lanjutkan sampai tidak ada lagi urine yang keluar.
- Mengukur residu pasca berkemih (kurang dari 80 cc).

29
EVALUASI
NO.
1.

TANGGAL
8 Mei 2001

DIAGNOSA
1

-

EVALUASI
Pengetahuan klien akan penyakit & prosedur pe-ngobatan serta prognosenya masih
perlu dilurus-kan.

-

Klien masih bertanya kapan jadwal operasinya.

-

Klien & istrinya mengeluh bila terlalu lama me-nunggu karena keuangannya yang
semakin meni-pis.

-

Keluarga klien sudah mengurus JPS.

-

Klien mau menunggu rencana operasi serta pasrah dengan semua yang akan
dilakukan terhadapnya.

2.

9 Mei 2001

1

2

-

Klien melaporkan perasaan cemasnya berkurang.

-

Klien mau menghabiskan diet & makanan tambah-an yang diberikan.

-

BB= 57 kg; TB= 169 cm.

-

Albumin masih 3,5 g/dl.

-

Klien tidak lagi menanyakan proses & kapan pe-laksanaan operasi yang akan
dilakukan.

3

Klien siap dioperasi.

30

3.

10 Mei 2001

1

2

4.

11 Mei 2001

2

4

-

Klien masih menyatakan siap menunggu jadwal operasi.

-

Klien menyatakan dapat tidur/istirahat malam ini.

-

Klien dapat menghabiskan diet yang diberikan.

-

Klien mengeluh bila BAB lama & keras. Klien ba-ru bisa BAB 2-3 hari.

-

BB tetap 57 kg.

-

Klien dapat menghabiskan diet yang diberikan, minumnya cukup.

-

Klien masih BAB lama & keras.

-

BB tetap 57 kg.

-

Kencing masih merah & menetes.
Urine residu > 80 cc.

31
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.
1.

TANGGAL
9 Mei 2001

DIAGNOSA
1

CATATAN PERKEMBANGAN
S: Klien mengeluh lama menunggu operasi dilaksana-kan.
O: - Operasi belum dilakukan/terjadwal.
-

Klien gelisah.

-

Klien tampak kelelahan.

A: - Masalah belum teratasi.
- Teruskan rencana intervensi.
P: - Teruskan rencana intervensi.
S: Klien menyatakan pasrah kapanpun operasi akan di lakukan.
1

O: - Operasi belum terjadwal.
-

Klien sudah bisa tidur.

-

Gelisah sudah jauh berkurang.

A: - Masalah teratasi sebagian, lemah belum teratasi.
P: - Teruskan rencana intervensi.
S: - Klien mengatakan tubuhnya masih lemah.
O: - BB= 57 kg.
2

-

Klien tampak pucat.

-

Klien mau menghabiskan makanan/minuman-nya.

32
A: - Masalah belum teratasi.
P: - Teruskan rencana intervensi.
S: Klien mengatakan siap & pasrah untuk dioperasi.
O: 3

Klien tidak lagi bertanya-tanya.
Klien mau mendengarkan & melaksanakan saran untuk makan & beristirahat yang
cukup.

A: Masalah teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan.
S: O: - Klien bisa istirahat.
- Klein sudah tidak tampak gelisah.
1

A: Rencana teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan.
S: O: -

2

BB= 57 kg.

-

Klien masih tampak pucat.

-

Klien mau menghabiskan makanan/minuman- nya.

A: Masalah teratasi sebagian.

33
P: Teruskan rencana intervensi.
S: Klien mengatakan kencingnya masih berwarna me-rah.
O: - Warna kencing merah & berbau agak amis.
- Produksi urine 24 jam  700 ml.
A: Masalah belum teratasi.
4

P: Teruskan rencana intervensi.

34
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing :
Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders
Company, Philadelphia
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. 1996.

Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan

Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan
IAPK Pajajaran, Bandung.