MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA KATOLIK DI KABUPATEN PASAMAN BARAT.

(1)

MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA KATOLIK

DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah OLEH :

IHSAN BATUBARA 3101121210

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

IHSAN BATUBARA, NIM 310112120, Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses masuk dan berkembangnya agama Katolik di Pasaman Barat.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode heuristik. Maka dengan ini penelitian menggunakan penelitian studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research), yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan judul. Kemudian diambil materi yang berhubungan dari berbagai perpustakaan yang sifatnya kualitatif, yaitu dengan melihat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel yang diteliti, selain itu juga pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada narasumber serta koresponden. Dan pengolahan datanya dengan cara induktif dan deduktif dalam menarik kesimpulan.

Agama Katolik pertama kali masuk ke Pesaman Barat yaitu pada tahun 1953 yang dibawa oleh warga Transmigrasi. Dimana pada awalnya hanya ada dua orang yang beragama Katolik di dalam kelompok Transmigrasi, yaitu atas nama Darmo Sugyo dan Trimulyono. Akan tetapi setiap kedatangan kelompok transmigrasi maka disitu ada yang beragama Katolik, meskipun pada saat itu mereka terpaksa memalsukan identitas dengan mengaku sebagai muslim. Pada tahun 1954, di antara 300 warga transmigrasi terdapat 25 orang Katolik. Sehingga pada tahun 1957 datanglah seorang Pastor dari Keuskupan Padang, yaitu Pastor P.P Spinabelli. Dan sejak saat itulah pengembangan agama Katolik dimulai di Pasaman Barat.


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Pertama-tama saya sampaikan rasa syukur kehadirat Allah S.W.T yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan bagi setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya di Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan. Sehubungan dengan itu, disusun skripsi yang berjudulkan “MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA KATOLIK DI KABUPATEN PASAMAN BARAT”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menemui hambatan dan rintangan dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri, meskipun penulisan skripsi masih memiliki kekurangan dan kelemahan, baik sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa. Namun berkat bimbingan, saran, dan kritik dari Dosen Pembimbing Skripsi, bapak Drs. Yushar Tanjung M.Si yang telah membimbing, memberikan masukan kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih perlu rasanya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. Restu, MS sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah bekerja sama dan membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.


(7)

3. Ibuk Dra. Lukitaningsih, M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, kepada Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah.

4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan saran, arahan, bimbingan dan kritik dalam penulisan skripsi, dan kepada Ibuk Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan saran dalam penyelesaian studi.

5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si dan ibuk Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak/ibu dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan atas kerja sama dan bantuan yang diberikan kepada peneliti.

7. Romo Bernandus sebagai Pastor Paroki Keluarga Kudus Pasaman Barat beserta pegawai paroki Keluarga Kudus Pasaman Barat yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis ayahanda Alpian, S.Pd dan ibunda Erni Aida tersayang, ungkapan kasih sayang tak terbatas karena sudah melahirkan, membesarkan, mendidik, serta membiayai penulis,


(8)

semangat, pengorbanan, jerih payah, serta kasih sayang yang telah dicurahkan akan selalu disanjung dan dihargai untuk selamanya. Terima kasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi, serta doa yang telah diberikan sehingga ananda dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan dengan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

9. Kepada adik-adikku tercinta Zul Afwan, Moh. Farhan, Anggi Kurniawan, Fitria00 Aminah, dan Afsanul Shoumi yang memberi dukungan dan menjadi penyemangat bagi penulis.

10.Teruntuk semuas anggota keluarga besar yang telah banyak memberi bantuan baik moril maupun materil sehingga penulis menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Medan dengan meraih gelar Sarjana Pendidikan.

11.Buat sahabatku tercinta Reni Anggreini Lajira yang telah rela meluangkan banyak waktu, tenaga dan saran-sarannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

12.Buat sahabat-sahabatku Rahmi Sri Hanida, Ika Safitri, Ayu Irma Putri, Julianita Tanjung, Monatia Sari, Rio Agus Saputra, Mukrizal lubis, Rasyid Habibi dan seluruh rekan-rekan mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan khususnya kelas Reguler B stambuk 2010 yang telah membantu penulis baik moril maupun materil sehingga terselesaikannya skripsi ini.


(9)

13.Sahabat-sahabat ku Moh. Arif, teman-teman Kos-an Tuamang Baru no. 4, yaitu,, Ade S.B Batubara, Parningotan Batubara, Doni Hendra Lubis, Sundi Nasution, Ilham Anugerah Batubara, Eri Triwanda Lubis, Marlim Rabbil Limbong yang sudah banyak membantu penulis.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah S.W.T. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi kita semuanya khususnya dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan sejarah. Semoga Allah Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan hidayah-Nya bagi kita semua.

Medan, Juli 2014 Penulis,

Ihsan Batubara Nim : 3101121210


(10)

DAFTAR ISI

Abstrak i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 4

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Tinjauan Pustaka 7

a. Konsep Perkembangan 7

b. Agama Katolik 15

2. Kerangka Berfikir 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian 19


(11)

C. Sumber Data 19

D. Teknik Pengumpulan Data 20

E. Teknik Analisa Data 21

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian 23

1. Letak Geografis 23

2. Kondisi Sosial 24

B. Keadaan Masyarakat Kabupaten Pasaman Barat

Sebelum masuknya Agama Katolik 27

1. Agama Masyarakat Pasaman Barat Sebelum

Masuknya Agama Katolik 27

2. Budaya Masyarakat Pasaman Barat Sebelum Masuknya

Agama Katolik 33

C. Proses Masuknya Agama Katolik di Pasaman Barat 39

D. Keadaan Masyarakat Pasaman Barat Sesudah Masuknya

Agama Katolik 44

E. Perkembangan Agama Katolik di Pasaman Barat 49 F. Dampak Penyebaran Agama Katolik Terhadap Kehidupan


(12)

G. Hambatan Perkembangan Katolik di Pasaman Barat 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 64

B. Saran-saran 66

Daftar Pustaka 68


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah penduduk menurut agama (2014) 25


(14)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Pedoman Wawancara 70

Lampiran 2 Hasil Wawancara 71

Lampiran 3 Daftar informan 74

Lampiran 4 Peta wilayah administrasi kabupaten Pasaman Barat 76 Lampiran 5 Dokumentasi wawancara penelitian dan lokasi penelitian 77


(15)

Daftar Pustaka

___________1972. Sejarah gereja katolik indonesia. Flores : Arnoldus Bakker, J.W.M. 1984. Filsafat kebudayaan : Sebuah pengantar. Yogyakarta :

Kanisius

Bank, Jank. 1999. Katolik di Masa revolusi indonesia. Jakarta : Grasindo Geertz, Clifford. 1992. Kebudayaan & agama. Yogyakarta : Kanisius

Hrtomo, H dan Arnicun Aziz. 2004. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Bumi Aksara Huky, Wila. 1986. Pengantar Sosiologi. Surabaya : Usaha Nasional

Ihromi, T.O. 1996. Pokok-pokok Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Koentowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : PT Benteng Pustaka Loeb, Edwin M. 2013. Sumatera : Sejarah dan Masyarakatnya. Yogyakarta :

Ombak

Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta

Rosariyanto, Hasto. 2001. Bercermin pada wajah-wajah Keuskupan Gereja Katolik Indonesia. Yogyakarta : Kanisius

Scharf,betty R.1995. Sosiologi Agama. Yogyakarta : Tiara Wacana

Sedyawati, Edi. 2007. Budaya indonesia : Kajian Arkeologi, Seni, dan sejarah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


(16)

Soekanto, Soerjono. 1996. Sosiologi : Suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta http://Id.Wikipedia.org/wiki/Masjid_Nurul_Yaqin

Http ://komkeppadang.blogspot.com/2012/11/fkoi-tolak-pembangunan-dan-penulusuran.html


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sangat sedikit diperoleh bahan-bahan mengenai sejarah masuk dan berkembangnya agama Katolik di daerah Kabupaten Pasaman Barat, baik dari segi buku ataupun tulisan yang dilakukan penulis dalam negeri maupun asing. Oleh karena itu, penulisan ini merupakan salah satu terobosan baru yang mencoba menguak proses masuk dan berkembangnya agama Katolik di kabupaten yang baru dibentuk pada tahun tanggal 7 Januari 2004 itu.

Sebelum tahun 2004, Kabupaten Pasaman Barat masih bergabung ke dalam Kabupaten Pasaman yang ber ibukotakan Lubuk Sikaping. Namun, sejalan dengan derasnya tuntutan otonomi daerah yang dihembuskan pasca reformasi yakni tahun 1999, maka pada tanggal 7 Januari 2004 dibentuklah sebuah kabupaten baru di Provinsi Sumatera Barat dengan nama Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan UU No. 38 Tahun 2003. Kabupaten Pasaman Barat dengan luas wilayah 3.864,02 km2, memiliki jumlah penduduk 365.129 jiwa dengan administrasi pemerintahan yang meliputi 11 (sebelas) kecamatan. Potensi terbesar Pasaman Barat terletak pada sektor perkebunan kelapa sawit, jeruk, dan salak. Kota-kota penting di Pasaman Barat antara lain Simpang Empat, Sasak, Kinali, Koto Baru/Mahakarya, Tongar, Talu, Air Bangis, Silaping, Ujung Gading, Muara Kiawai, Sungai Aur, Parit, Paraman Ampalu, Sikabau, Pulau Panjang, Cubadak, Simpang tonang, Simpang Tiga, Desa Baru, Sigantang dan lain-lain.


(18)

Sebelum dimulainya program transmigrasi yang menyebabkan masuknya agama Kristen Katolik ke Pasaman Barat, masyarakat yang mendiami daerah ini adalah suku Minangkabau yang menggunakan bahasa Minangkabau, beradatkan adat Minangkabau yang terkenal dengan slogannya “adat basyandi syarak, syarak basandi kitabullah”, yang artinya “ adat berlandaskan pada agama, agama berlandaskan pada kitab Allah”. Hal itu menegaskan kalau suku Minangkabau yang menjadi penduduk mayoritas Kabupaten Pasaman Barat sangat fanatik terhadap agama Islam sebagai agama yang dianut semenjak nenek moyang mereka.

Namun di kabupaten Pasaman Barat, selain agama Islam yang menjadi agama mayoritas, disana ada juga masyarakat yang memeluk agama Kristen baik Katolik maupun Protestan, yaitu masyarakat pendatang seperti masyarakat jawa dari pulau jawa dan Suriname, dan ada juga masyarakat pendatang dari daerah Sumatera Utara. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, wilayah kecamatan Pasaman (sekarang menjadi wilayah Kabupaten Pasaman Barat) merupakan salah satu daerah yang cukup banyak ditempati penduduk agama Kristen.

Proses masuknya agama Kristen ke Pasaman Barat berbeda apa yang terjadi di wilayah Sumatera Utara (tanah batak). Kalau di tanah batak Katolik disebarkan sejalan dengan usaha kolonialisasi, maka lain halnya di daerah Pasaman Barat. Di Pasaman Barat sendiri proses masuknya agama Katolik dilakukan melalui program transmigrasi yang telah diatur oleh pemerintahan Sumatera Tengah sejak tahun 1953. Usaha tersebut dilakukan dengan


(19)

menyusupkan orang-orang Kristen baik itu Katolik mauipun Protestan kedalam rombongan transmigrasi dari pulau jawa dan Suriname yang ditujukan ke berbagai tempat tujuan transmigrasi, seperti Tongar, Kotobaru, Kapar, Kinali, Jambak, dan lain-lainnya.

Meskipun pada tahap awal rombongan transmigrasi yang dikirim ke wilayah Pasaman umumnya dan Pasaman bagian Barat khususnya mengaku beragama Islam, namun pada bulan Februari 1954 sekitar 300 keluarga Indonesia-Jawa yang kembali dari Suriname dan ditempatkan di Tongar (Pasaman bahagian barat) di antara mereka terdapat 25 orang Katolik.

Kedatangan warga transmigrasi pada tahun 1954 yang didalamnya disusupkan orang katolik telah membuka lembaran baru sejarah masuk dan berkembangnya Katolik di kabupaten Pasaman Barat. Sekarang di kabupaten tersebut telah berdiri beberapa gereja, sekolah Katolik, dan pelaksanaan hari besar Katolik selalu tampak dikabupaten tersebut. Sehubungan dengan itu yang menjadi permasalahan adalah bagaimana proses masuk dan perkembangan agama Katolik di Pasaman Barat?, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masuknya agama Katolik di Pasaman Barat?, bagaimana reaksi sosial pemeluk Islam terhadap masuknya agama katolik di Pasaman Barat?, dan bagaimana dampak masuknya agama Katolik terhadap kehidupan masyarakat setempat?. Permasalahan-permasalahan tersebut menarik untuk diangkat dalam suatu penelitian yang berjudul : “Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat”.


(20)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Migrasi, sebagai faktor mempengaruhi masuknya agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

2. Proses masuknya agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat. 3. Perkembangan Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

4. Interaksi sosial penganut Katolik dengan penduduk Kabupaten Pasaman Barat.

5. Faktor penghambat proses penyebaran Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

6. Dampak masuknya katolik bagi kehidupan masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat.

C. Pembatas Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah pada identifikasi masalah, maka peneliti hanya membatasi pada :

1. Proses masuknya agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat. 2. Perkembangan agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

3. Dampak masuknya Katolik bagi kehidupan masyarakat di Pasaman Barat. D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


(21)

2. Bagaimana perkembangan agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat? 3. Bagaimana dampak masuknya Katolik bagi kehidupan masyarakat di

Pasaman Barat? E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses masuknya agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

2. Untuk mengetahui perkembangan agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

3. Untuk mengetahui dampak penyebaran agama Katolik bagi kehidupan masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat.

F.Manfaat Penelitian

Setelah mencapai tujuan diatas, diharapkan penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti tentang sejarah masuk dan perkembangan agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat. 2. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi pembaca tentang masukya

agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat berikut dengan perkembangannya.

3. Sebagai penambah perbendaharaan kepustakaan bagi Fakultas Ilmu Sosial, jurusan pendidikan Sejarah UNIMED.


(22)

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti atau penulis lain yang bermaksud mengadakan penelitian dan penulisan karya ilmiah pada permasalahan relevan.

5. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Pasaman Barat tentang eksistensi Katolik di Kabupaten tersebut.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai penutup, penulis membuat suatu kesimpulan dan saran-saran atau himbauan bagi seluruh lapisan masyarakat baik dari pihak islam maupun pihak katolik yang berada di daerah kebupaten pasaman barat sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, wawancara, dan penafsiran dari buku-buku maupun artikel-artikel yang membahas tentang masuk dan berkembangnya agama katolik dikabupaten pasaman barat dan menuliskan dalam skripsi, bahwa :

1. Agama Katolik masuk ke pasaman barat lebih baik sejak tahun 1953 disaat diberlakukannya program transmigrasi oleh pemerintah republik indonesia.

2. Agam katolik masuk dibawa pertama kali oleh 2 warga orang transmigrasi dari pulau jawa, yaitu atas nama Darmo sugyo dan Trimulyono yang berasal dari pulau jawa, yaitu atas nama Darmo sugyo dan Trimulyono yang berasal dari Yogyakarta. Namun pada saat awal kedatangan mereka memakai KTP dengan beragama islam.

3. Perkembangan agama katolik dimulai sejak kedatangan pastor P.P Spinebelli ke daerah transmigrasi di pasaman pada tahun 1957. Dan mulai mengumpulkan umat untuk membinanya dirumah-rumah umat karena jumlah nya yang masih sedikit.

4. Mulai tahun 1953 sudah ditempatkan sebanyak 11 pastor diwilayah paroki keluarga kudus pasaman barat, yaitu pastor P.P Spinabelli (1957-1963,


(24)

Morini (1963-1967), Pastor curwini dan Pastor Climentini (1967-1970), Trappo Carlo ( 1970-1978), Pastor Yohannes ( 1978-1983), Pastor Piber ( 1987-1989, Pastor Nico (1989-1997), pastor Manasko (1997-2005), Pastor Nanang ( 2005-2011 ), hingga pastor Bernandus (2011-2016).

5. Perkembangan agama katolik diwiliyah Paroki keluarga Kudus Pasaman Barat bisa dilihat dari pembangunan rumah ibadah ( gereja dan kapel), pembangunan balai pengobatan di Mahakarya, SD dan TK keluarga kudus di Mahakarya, dan juga pemakaman umat katolik yang bersatu dengan pemakaman umat islam.

6. Sebelum agama katolik masuk ke Pasaman Barat, Wilayah ini dihunmi oleh penduduk yang beragama islam dari suku minangkabau dan mandailing.

7. Penyebaran agama kristen dilakukan melalui pemberian bantuan pengobatan kepada warga transmigrasi, pendidikan, perkawinan.

8. Umat katolik dan umat islam yang juga merupakan sesama warga transmigrasi hidup berdampingan secara rukun dan damai,saling menghormati dan menghargai.

9. Umat islam dari suku minangkabau dan mandailing selalu menolak keberadaan umat katolik di bumi Pasaman Barat.

10.Umat katolik tidak terlalu berperan dalam roda pemerintahan di Kabupaten Pasaman barat.

11.Lokasi pemukiman umat katolik pada umumnya berada di daerah-daerah perkebunan kelapa sawit milik pemerintah yang terletak dipedalaman


(25)

sehingga mereka selalu terpisah dari pemukiman penduduk minangkabau dan mandailing.

B. Saran-saran

Kabupaten Pasaman Barat yang merupakan bagian dari bumi

ranah minagkabau yang sangat menjungjung tinggi pepatah “adat

berlandaskan kepada agama, agama berlandaskan kepada AL-Qur’an” saat sekarang ini bukan hanya umat muslim saja menjadi penduduknya, akan tetapi juga telah ditempai oleh umat Katolik dan Protestan. Oleh karena itu untuk menjaga keamanan dan ketentraman di wilayah Pasaman Barat ini, kami sebagai penulis menghimbau :

1. Kepada kita agama umat islam, marilah kita memperkuat

keimanan kita dan menjalankan syari’at islam dengan lebih bai

lagi. Sehingga kita bisa membentengi diri penyebaran agama katolik yang sudah mulai pesat. Namun demikian, Sebagai warga negara indonesia yang berazaskan Pancasila kita tidak harus tetap menghormati keberadaan umat katolik, dan terus mewaspadai pergerakan mereka sehingga tidak sampai menggoyahkan keimanan kita sebagai umat islam yang mengabdi kepada Allah S.W.T. ukhuwah islamiyah harus semakin diterapkan di dalam kita menjalankan kehidupan beragama dan tetap menghargai mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


(26)

2. Kepada umat katolik yang berada di bumi Pasaman Barat harus lebih bisa menghargai umat islam yang merupakan penduduk asli dan mayoritas. Selalulah menciptakan suasana kerukunan umat beragama dan menghormati umat Islam.


(1)

2. Bagaimana perkembangan agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat? 3. Bagaimana dampak masuknya Katolik bagi kehidupan masyarakat di

Pasaman Barat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses masuknya agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

2. Untuk mengetahui perkembangan agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat.

3. Untuk mengetahui dampak penyebaran agama Katolik bagi kehidupan masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat.

F.Manfaat Penelitian

Setelah mencapai tujuan diatas, diharapkan penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti tentang sejarah masuk dan perkembangan agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat. 2. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi pembaca tentang masukya

agama Katolik di Kabupaten Pasaman Barat berikut dengan perkembangannya.

3. Sebagai penambah perbendaharaan kepustakaan bagi Fakultas Ilmu Sosial, jurusan pendidikan Sejarah UNIMED.


(2)

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti atau penulis lain yang bermaksud mengadakan penelitian dan penulisan karya ilmiah pada permasalahan relevan.

5. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Pasaman Barat tentang eksistensi Katolik di Kabupaten tersebut.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai penutup, penulis membuat suatu kesimpulan dan saran-saran atau himbauan bagi seluruh lapisan masyarakat baik dari pihak islam maupun pihak katolik yang berada di daerah kebupaten pasaman barat sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, wawancara, dan penafsiran dari buku-buku maupun artikel-artikel yang membahas tentang masuk dan berkembangnya agama katolik dikabupaten pasaman barat dan menuliskan dalam skripsi, bahwa :

1. Agama Katolik masuk ke pasaman barat lebih baik sejak tahun 1953 disaat diberlakukannya program transmigrasi oleh pemerintah republik indonesia.

2. Agam katolik masuk dibawa pertama kali oleh 2 warga orang transmigrasi dari pulau jawa, yaitu atas nama Darmo sugyo dan Trimulyono yang berasal dari pulau jawa, yaitu atas nama Darmo sugyo dan Trimulyono yang berasal dari Yogyakarta. Namun pada saat awal kedatangan mereka memakai KTP dengan beragama islam.

3. Perkembangan agama katolik dimulai sejak kedatangan pastor P.P Spinebelli ke daerah transmigrasi di pasaman pada tahun 1957. Dan mulai mengumpulkan umat untuk membinanya dirumah-rumah umat karena jumlah nya yang masih sedikit.

4. Mulai tahun 1953 sudah ditempatkan sebanyak 11 pastor diwilayah paroki keluarga kudus pasaman barat, yaitu pastor P.P Spinabelli (1957-1963,


(4)

Morini (1963-1967), Pastor curwini dan Pastor Climentini (1967-1970), Trappo Carlo ( 1970-1978), Pastor Yohannes ( 1978-1983), Pastor Piber ( 1987-1989, Pastor Nico (1989-1997), pastor Manasko (1997-2005), Pastor Nanang ( 2005-2011 ), hingga pastor Bernandus (2011-2016).

5. Perkembangan agama katolik diwiliyah Paroki keluarga Kudus Pasaman Barat bisa dilihat dari pembangunan rumah ibadah ( gereja dan kapel), pembangunan balai pengobatan di Mahakarya, SD dan TK keluarga kudus di Mahakarya, dan juga pemakaman umat katolik yang bersatu dengan pemakaman umat islam.

6. Sebelum agama katolik masuk ke Pasaman Barat, Wilayah ini dihunmi oleh penduduk yang beragama islam dari suku minangkabau dan mandailing.

7. Penyebaran agama kristen dilakukan melalui pemberian bantuan pengobatan kepada warga transmigrasi, pendidikan, perkawinan.

8. Umat katolik dan umat islam yang juga merupakan sesama warga transmigrasi hidup berdampingan secara rukun dan damai,saling menghormati dan menghargai.

9. Umat islam dari suku minangkabau dan mandailing selalu menolak keberadaan umat katolik di bumi Pasaman Barat.

10.Umat katolik tidak terlalu berperan dalam roda pemerintahan di Kabupaten Pasaman barat.

11.Lokasi pemukiman umat katolik pada umumnya berada di daerah-daerah perkebunan kelapa sawit milik pemerintah yang terletak dipedalaman


(5)

sehingga mereka selalu terpisah dari pemukiman penduduk minangkabau dan mandailing.

B. Saran-saran

Kabupaten Pasaman Barat yang merupakan bagian dari bumi ranah minagkabau yang sangat menjungjung tinggi pepatah “adat berlandaskan kepada agama, agama berlandaskan kepada AL-Qur’an” saat sekarang ini bukan hanya umat muslim saja menjadi penduduknya, akan tetapi juga telah ditempai oleh umat Katolik dan Protestan. Oleh karena itu untuk menjaga keamanan dan ketentraman di wilayah Pasaman Barat ini, kami sebagai penulis menghimbau :

1. Kepada kita agama umat islam, marilah kita memperkuat keimanan kita dan menjalankan syari’at islam dengan lebih bai lagi. Sehingga kita bisa membentengi diri penyebaran agama katolik yang sudah mulai pesat. Namun demikian, Sebagai warga negara indonesia yang berazaskan Pancasila kita tidak harus tetap menghormati keberadaan umat katolik, dan terus mewaspadai pergerakan mereka sehingga tidak sampai menggoyahkan keimanan kita sebagai umat islam yang mengabdi kepada Allah S.W.T. ukhuwah islamiyah harus semakin diterapkan di dalam kita menjalankan kehidupan beragama dan tetap menghargai mereka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


(6)

2. Kepada umat katolik yang berada di bumi Pasaman Barat harus lebih bisa menghargai umat islam yang merupakan penduduk asli dan mayoritas. Selalulah menciptakan suasana kerukunan umat beragama dan menghormati umat Islam.