Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di (1)
BAB I
1. PENDAHULUAN
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh
para khalifah. Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas
lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika
Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang
hingga Nusantara.
Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai
penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari
berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual
kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain
berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam
kepada penduduk lokal.
Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu
bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di massa media mungkin Anda sudah sering
mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam
terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian
diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.
Dari latar belakang tersebut, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang proses masuk
dan berkembangnya Islam di Indonesia.
2. RUMUSAN MASALAH
A. Apas aja yang menjadi dasar teori masuknya Islam di Indonesia?
B. Bagaimana cara Islamisasi yang dilakukan oleh umat islam di Indonesia?
C. Seperti apa perkembangan Islam di Nusantara?
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu:
-
Teori Gujarat,
-
Teori Makkah dan
-
Teori Persia.
Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke
Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, silahkan Anda simak uraian materi berikut
ini;
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya
berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur
Tengah – Eropa.
Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas
Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke.
Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya
kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari
keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun
1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak
pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lamayaitu teori
Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam
(Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton
sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i
terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut
mazhab Hanafi.
Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi
masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari
Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi
Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah / Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan
tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan bubur Syuro.
Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.
Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda bunyi
Harakat.
Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu
Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya.
Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai
pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat
(India).
B. Beberapa Pendapat lain Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.
1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:
Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al
mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari raja Arab Muslim yang
berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai
timur Sumatera.
Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin
masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu
singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.
Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa
kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan alaya antara tahun 606-699 M.
Prof. Sayed Naguib Al -Attas (Malaysia) dalam Preliminary Statemate on General Theory of
Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), mengungkapkan bahwa kaum muslimin
sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
Prof.
Sayed
Qodratullah
mengungkapkan
bahwa
pada
Fatimy
dalam
tahun
674
Islam
M.
comes
to
kaum
Muslimin
dalam
makalah
Malaysia
Arab
telah
masuk ke Malaya.
Prof.
S.
Muhammmad
Huseyn
Nainar,
ceramahnay
berjudul Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber
tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan kaum
muslimin Indonesia.
W.P.
Groeneveld
dalam
Historical
Notes
on
Indonesia
and
Malaya
Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang
memberitahukan
adanya
penduduk
Arab
muslim
berkunjung
ke
Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).
T.W.
Arnold
dalam
buku
The
Preching
of
Islam
a
History
of
The
Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada
tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).
2. Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:
Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar,
Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat
prasati huruf Arab Riq’ah yang berangka tahun (dimasehikan 1082).
3. Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:
Catatan perjalanan marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec
(mungkin Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.
K.F.H.
van
Langen,
berdasarkan
berita
China
telah
menyebut
adanya
kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
J.P.
Moquette
dalam
De
Grafsteen
te
Pase
en
Grisse
Vergeleken
Met
Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad
ke 13.
Beberapa
sarjana
barat
seperti
Schrieke,
lebih
cenderung
Indonesia
pada
abad
R.A
Kern;
menyimpulkan
ke-13,
C.
Snouck
bahwa
berdasarkan
Hurgronje;
dan
masuk
ke
Islam
saudah
adanya
beberapa
kerajaaan islam di kawasan Indonesia.
C. Pembawa Islam ke Indonesia
Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak
dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam secara akomodatif, akulturasi, dan
sinkretis merasuk dan punya pengaruh di arab, Persia, India dan China.
Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian bangsa Arab,
Persia, India dan china punya nadil melancarkan perkembangan islam di kawasan Indonesia.
Gujarat (India)
Pedagang
islam
dari
Gujarat,
menyebarkan
Islam
dengan
bukti-bukti
antar
lain:
antar
lain:
- ukiran batu nisan gaya Gujarat.
- Adat istiadat dan budaya India islam.
Persia
Para
pedagang
Persia
menyebarkan
Islam
dengan
beberapa
bukti
- Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia.
- Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
- Pengaruh madzab Syi’ah (Tabut Hasan dan Husen).
4.
Arab
Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti antara
lain:
Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut,
Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan
Malaka.
Munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak
mengenalkan islam.
5.
China
Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho) mengenalkan islam di
pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain:
- Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).
- Beberapa makam China muslim.
-Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
-Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan
pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh toleransi
(Umar kayam:1989)
Perdagangan dan Perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan dengan
penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam
berkembang (masyarakat Islam).
Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah, kemudian
berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).
Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitu:
D. Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
Ulama
keliling
menyebarkan
agama
Islam
(dengan
pendekatan
Akulturasi
dan
Sinkretisasi/lambing- lambang budaya).
Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan Pondok
Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.
Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan jalan
damai melalui beberapa jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh
pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat
Indonesia. Pada kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya
diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan perkampungan seperti
pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan.
Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan ada yang
sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat
berkembang. Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubaliqh
yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah tempat para pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat
menimba ilmu agama Islam. Setelah tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi
juru dakwah untuk menyebarkan Islam di daerahnya masing-masing.
Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan
memiliki hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat.
Proses terjadinya hubungan “ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren memiliki
komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam dalam melawan kolonial.
Di samping penyebaran Islam melalui saluran yang telah dijelaskan di atas, Islam juga
disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit.
Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para
pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di pulau Jawa, peranan mubaliqh
dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau
wali sembilan yang terdiri dari:
Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa
Timur.
Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim,
menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan Islam
di daerah Gresik/Sedayu.
Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik)
Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di
daerah Demak.
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid menyebarkan
islamnya di daerah Gunung Muria.
Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa Barat
(Cirebon)
Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawa sebagian
memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekat dengan Allah, sehingga
dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yang dikasihi Allah.
E. Cara dan Media Masuknya Islam di Indonesia
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri
dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang
mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si
lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama
kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk
agama Islam.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara
sebagai berikut.
Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain
di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia
sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang
muslim. Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan
mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang
para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang
datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam
upaya penyebaran Islam di Indonesia.
Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang.
Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka
dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu.
Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin
memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.
Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk.
Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama,
ataupun kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan
mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.
Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal.
Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk
mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah
Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.
5.
Pengobatan
Pengobatan menjadi salah satu cara para ulama dalam menyebarkan islam kepada masyarakat
Indonesia. Hal ini tidak hanya dilakukan kepada msyarakat awam pedesaan tetapi juga kepada
para bangsawan bahkan raja dan keluarganya. Beberapa raja dan keluarganya pun masuk Islam
setelah diobati oleh para ulama, yang kemudian diikuti oleh rakyatnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat penulis simpulkan, bahwa terdapat beberapa teori
tentang masuknya Islam di Indonesia, yaitu Teori Gujarat, teori Mekkah dan teori Persia.
Masing-masing teori di atas didukung oleh data-data yang otentik oleh para sejarawan. Adapun
mengenai cara ulama dalam menyebarkan Islam adalah dengan beberapa cara, di antaranya
perdagangan, pendidikan, pernikahan, kesenian dan pengobatan.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa, dalam tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Di samping itu juga
terbatas karena hanya merupakan makalah, yang tidak mungkin memuat segala hal mengenai
pembahasan sebagaimana dalam judul. Dengan demikian, kiranya ke depan ada studi lanjut yang
dapat memaparkan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan lebih baik dan konprehensip.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka, Sejarah Masuknya Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pustaka 1982
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, Jakarta: Cahaya Gemilang, 1996
Prof. Sayed Naguib Al –Attas, Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of
Malay-Indonesian Archipelago, 1969.
W.P.Groenevelddalam
Historical
Compiled From Chinese sources
Notes
on
Indonesia
and
Malaya
1. PENDAHULUAN
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh
para khalifah. Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas
lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika
Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang
hingga Nusantara.
Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai
penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari
berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual
kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain
berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam
kepada penduduk lokal.
Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu
bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di massa media mungkin Anda sudah sering
mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam
terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian
diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.
Dari latar belakang tersebut, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang proses masuk
dan berkembangnya Islam di Indonesia.
2. RUMUSAN MASALAH
A. Apas aja yang menjadi dasar teori masuknya Islam di Indonesia?
B. Bagaimana cara Islamisasi yang dilakukan oleh umat islam di Indonesia?
C. Seperti apa perkembangan Islam di Nusantara?
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu:
-
Teori Gujarat,
-
Teori Makkah dan
-
Teori Persia.
Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke
Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, silahkan Anda simak uraian materi berikut
ini;
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya
berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur
Tengah – Eropa.
Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas
Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke.
Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya
kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari
keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun
1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak
pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lamayaitu teori
Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam
(Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton
sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i
terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut
mazhab Hanafi.
Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi
masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari
Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi
Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah / Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan
tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan bubur Syuro.
Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.
Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda bunyi
Harakat.
Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu
Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya.
Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai
pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat
(India).
B. Beberapa Pendapat lain Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.
1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:
Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al
mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari raja Arab Muslim yang
berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai
timur Sumatera.
Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin
masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu
singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.
Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa
kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan alaya antara tahun 606-699 M.
Prof. Sayed Naguib Al -Attas (Malaysia) dalam Preliminary Statemate on General Theory of
Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), mengungkapkan bahwa kaum muslimin
sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
Prof.
Sayed
Qodratullah
mengungkapkan
bahwa
pada
Fatimy
dalam
tahun
674
Islam
M.
comes
to
kaum
Muslimin
dalam
makalah
Malaysia
Arab
telah
masuk ke Malaya.
Prof.
S.
Muhammmad
Huseyn
Nainar,
ceramahnay
berjudul Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber
tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan kaum
muslimin Indonesia.
W.P.
Groeneveld
dalam
Historical
Notes
on
Indonesia
and
Malaya
Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang
memberitahukan
adanya
penduduk
Arab
muslim
berkunjung
ke
Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).
T.W.
Arnold
dalam
buku
The
Preching
of
Islam
a
History
of
The
Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada
tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).
2. Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:
Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar,
Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat
prasati huruf Arab Riq’ah yang berangka tahun (dimasehikan 1082).
3. Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:
Catatan perjalanan marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec
(mungkin Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.
K.F.H.
van
Langen,
berdasarkan
berita
China
telah
menyebut
adanya
kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
J.P.
Moquette
dalam
De
Grafsteen
te
Pase
en
Grisse
Vergeleken
Met
Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad
ke 13.
Beberapa
sarjana
barat
seperti
Schrieke,
lebih
cenderung
Indonesia
pada
abad
R.A
Kern;
menyimpulkan
ke-13,
C.
Snouck
bahwa
berdasarkan
Hurgronje;
dan
masuk
ke
Islam
saudah
adanya
beberapa
kerajaaan islam di kawasan Indonesia.
C. Pembawa Islam ke Indonesia
Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak
dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam secara akomodatif, akulturasi, dan
sinkretis merasuk dan punya pengaruh di arab, Persia, India dan China.
Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian bangsa Arab,
Persia, India dan china punya nadil melancarkan perkembangan islam di kawasan Indonesia.
Gujarat (India)
Pedagang
islam
dari
Gujarat,
menyebarkan
Islam
dengan
bukti-bukti
antar
lain:
antar
lain:
- ukiran batu nisan gaya Gujarat.
- Adat istiadat dan budaya India islam.
Persia
Para
pedagang
Persia
menyebarkan
Islam
dengan
beberapa
bukti
- Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia.
- Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
- Pengaruh madzab Syi’ah (Tabut Hasan dan Husen).
4.
Arab
Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti antara
lain:
Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut,
Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan
Malaka.
Munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak
mengenalkan islam.
5.
China
Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho) mengenalkan islam di
pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain:
- Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).
- Beberapa makam China muslim.
-Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
-Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan
pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh toleransi
(Umar kayam:1989)
Perdagangan dan Perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan dengan
penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam
berkembang (masyarakat Islam).
Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah, kemudian
berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).
Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitu:
D. Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
Ulama
keliling
menyebarkan
agama
Islam
(dengan
pendekatan
Akulturasi
dan
Sinkretisasi/lambing- lambang budaya).
Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan Pondok
Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.
Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan jalan
damai melalui beberapa jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh
pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat
Indonesia. Pada kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya
diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan perkampungan seperti
pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan.
Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan ada yang
sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat
berkembang. Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubaliqh
yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah tempat para pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat
menimba ilmu agama Islam. Setelah tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi
juru dakwah untuk menyebarkan Islam di daerahnya masing-masing.
Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan
memiliki hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat.
Proses terjadinya hubungan “ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren memiliki
komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam dalam melawan kolonial.
Di samping penyebaran Islam melalui saluran yang telah dijelaskan di atas, Islam juga
disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit.
Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para
pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di pulau Jawa, peranan mubaliqh
dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau
wali sembilan yang terdiri dari:
Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa
Timur.
Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim,
menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan Islam
di daerah Gresik/Sedayu.
Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik)
Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di
daerah Demak.
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid menyebarkan
islamnya di daerah Gunung Muria.
Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa Barat
(Cirebon)
Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawa sebagian
memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekat dengan Allah, sehingga
dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yang dikasihi Allah.
E. Cara dan Media Masuknya Islam di Indonesia
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri
dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang
mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si
lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama
kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk
agama Islam.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara
sebagai berikut.
Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain
di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia
sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang
muslim. Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan
mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang
para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang
datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam
upaya penyebaran Islam di Indonesia.
Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang.
Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka
dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu.
Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin
memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.
Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk.
Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama,
ataupun kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan
mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.
Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal.
Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk
mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah
Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.
5.
Pengobatan
Pengobatan menjadi salah satu cara para ulama dalam menyebarkan islam kepada masyarakat
Indonesia. Hal ini tidak hanya dilakukan kepada msyarakat awam pedesaan tetapi juga kepada
para bangsawan bahkan raja dan keluarganya. Beberapa raja dan keluarganya pun masuk Islam
setelah diobati oleh para ulama, yang kemudian diikuti oleh rakyatnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat penulis simpulkan, bahwa terdapat beberapa teori
tentang masuknya Islam di Indonesia, yaitu Teori Gujarat, teori Mekkah dan teori Persia.
Masing-masing teori di atas didukung oleh data-data yang otentik oleh para sejarawan. Adapun
mengenai cara ulama dalam menyebarkan Islam adalah dengan beberapa cara, di antaranya
perdagangan, pendidikan, pernikahan, kesenian dan pengobatan.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa, dalam tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Di samping itu juga
terbatas karena hanya merupakan makalah, yang tidak mungkin memuat segala hal mengenai
pembahasan sebagaimana dalam judul. Dengan demikian, kiranya ke depan ada studi lanjut yang
dapat memaparkan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan lebih baik dan konprehensip.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka, Sejarah Masuknya Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pustaka 1982
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, Jakarta: Cahaya Gemilang, 1996
Prof. Sayed Naguib Al –Attas, Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of
Malay-Indonesian Archipelago, 1969.
W.P.Groenevelddalam
Historical
Compiled From Chinese sources
Notes
on
Indonesia
and
Malaya