EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL.

RIWAYAT HIDUP
Lamria Berutu dilahirkan di Kecupak pada tanggal 02 Agustus 1993. Ibu bernama
Sandamaris Manik dan Ayah bernama Hesekiel Berutu dan merupakan anak ke empat
dari 5 bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk sekolah di SD Negeri 030414
Kecupak. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri I Salak dan lulus
pada tahun 2008. Penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri I Salak pada tahun 2008
dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima di Jurusan Kimia pada
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Skipsi berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning
terhadap Peningkatan Hasil dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan
Konsep Mol “ disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Murniaty
Simorangkir, M.S sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak ilmu dan
saran untuk memperbaiki skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Wesley Hutabarat, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik selama penulis
menjalani perkuliahan di Unimed yang telah banyak membantu penulis untuk menjalani
perkuliahan dan banyak memberikan saran untuk keberlangsungan perkuliahan penulis.
Ucapan terimakasih kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Ibu Dra. Anna Juniar,
M.Si, dan Ibu

Lisnawaty Simatupang,S.Si, M.Si selaku dosen

penguji yang telah

memberikan nasihat, saran, komentar dan perbaikan untuk melengkapi skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada kepala sekolah SMA YP. Raksana Medan Bapak
Drs. Hotman Situmorang, ibu Evi Simanjuntak S.Pd, selaku guru kimia di SMA YP.
Raksana Medan. Tersistimewa lagi penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua
orang tua tercinta yang luar biasa, Ayahanda Hesekiel Berutu dan Ibunda Sandamaris
Manik, terimakasih untuk jerih payahnya selama ini karena telah menjadi orang tua

terbaik yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis hingga skripsi
ini dapat selesai dengan baik. Teristimewa juga penulis ucapkan kepada abang, kakak,
adek dan eda tersayang Hulman Berutu, Dermagus Berutu, Elfridayani Berutu, Destria
Berutu, Ahwina Banurea, Rina Simbolon dan Royen Pasaribu yang telah memberikan
semangat dan dukungan demi terselesaikannya studi penulis. Begitu juga untuk
ponakanku tersayang Regant Berutu, Cinse Berutu, Vivi Berutu dan Vharel Pasaribu yang
senantiasa memberikan semangat kepada penulis. Tak lupa untuk sahabat terkasih yang
selalu ada (Five Unyu) Beta Siahaan, Febry Limbong, Dina Siregar, dan Mersi
Rajagukguk. Begitu juga dengan teman-teman seperjuangan kelas Kimia Eks 2011,
terimakasih untuk empat tahun ini untuk partisipasi, dukungan, motivasi serta doanya

v

selama penyelesaian skripsi ini. Terkhusus untuk kakanda terkasih David Purba
terimakasih untuk semua dukungan dan doanya yang selalu mendampingi penulis hingga
sampai saat ini.
Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan semaksimal mungkin,
tetapi saya berharap kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.
Saya berharap skripsi ini dapat berguna dan memberikan banyak kontribusi untuk
pengetahuan pembaca.


Medan, 22 Juni 2015
Penulis

Lamria Berutu
NIM. 4113331023

iii

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL
LAMRIA BERUTU (4113331023)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar dan
aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based Learning lebih tinggi
daripada peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model
pengajaran langsung (Direct Instruction), dan apakah ada korelasi yang positif dan
signifikan antara aktivitas belajar siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA YP. Raksana Medan sebanyak enam kelas.

Sampel penelitian berjumlah dua kelas yang diambil secara acak (Random Sampling).
Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan model Problem
Based Learning, dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yang diberi pembelajaran
dengan model pengajaran langsung (Direct Instruction). Data yang diambil adalah
peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Instrumen yang digunakan untuk
data peningkatan hasil belajar adalah tes objektif berjumlah 20 soal yang telah diuji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan distruktor. Aktivitas belajar
siswa diambil menggunakan lembar observasi aktivitas belajar. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan uji t-pihak kanan dan uji korelasi. Hasil uji t diperoleh
thitung > ttabel (5,4508 > 1,6775) pada taraf signifikansi α = 0,05 dan db = 50. Hal ini
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yaitu peningkatan hasil belajar siswa
yang diajar dengan model Problem Based Learning lebih tinggi daripada peningkatan
hasil belajar siswa yang diajar dengan model pengajaran langsung (Direct Instructioni).
Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 88,8% dan kelas kontrol 75,5%.
Hasil uji korelasi diperoleh rhitung > rtabel (0,513 > 0,388). Hal ini menunjukkan adanya
korelasi positif dan signifikan antara aktivitas belajar siswa dengan peningkatan hasil
belajar siswa. Koefisien determinasi atau sumbangan aktivitas belajar dalam
meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 26,32%. Dalam hal ini dihitung efektivitas dari
model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa
sebesar 14,97%.


Kata Kunci: Efektivitas, Problem Based Learning, Direct Instruction, Aktivitas Belajar
Siswa, Peningkatan Hasil Belajar.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii


Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Identifikasi Masalah

5

1.3.

Batasan Masalah


5

1.4.

Rumusan Masalah

5

1.5.

Tujuan Penelitian

5

1.6.

Manfaat Penelitian

6


1.7.

Defenisi Operasional

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Hakikat Belajar Kimia

8

2.2.

Hakikat Hasil Belajar Kimia


9

2.3.

Hakikat Strategi Pembelajaran

10

2.3.1.

Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning

12

2.3.2.

Fase dalam Sintaks Problem Based Learning

14


2.3.3.

Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning

15

2.4.

Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

16

2.5.

Aktivitas Belajar Siswa

17

2.6.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

21

vii

2.7.

Konsep Mol

22

2.7.1.

Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatif

23

(Mr)
2.7.2.

Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel

24

2.7.3.

Hubungan Mol dengan Massa Molar

25

2.7.4.

Hubungan Mol dengan VolumeMolar

25

2.7.5.

Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul

27

2.7.6.

Kadar Zat

28

2.8.

Kerangka Konseptual

33

2.9.

Hipotesis Penelitian

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

36

3.2.

Populasi dan Sampel

36

3.3.

Variabel dan Instrumen Penelitian

37

3.3.1.

Variabel Penelitian

37

3.3.2.

Instrumen Penelitian

37

3.4.

Rancangan/ Desain Penelitian

37

3.4.1.

Pelaksanaan Penelitian

38

3.5.

Uji Coba Instrumen

41

3.5.1.

Uji Coba Instrumen Tes

41

3.5.2.

Instrumen Non-tes

45

3.6.

Teknik Pengumpulan Data

46

3.7.

Teknik Pengolahan Data

46

3.8.

Teknik Analisa Data

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Hasil Penelitian

52

4.1.1.

Analisis Data Instrumen Penelitian

52

4.1.2.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

53

4.1.2.1.

Hasil Belajar Siswa

53

viii

4.1.2.2.

Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

54

4.1.3.

Analisis Data Hasil Penelitian

54

4.1.3.1.

Uji Normalitas Pretest, Posttest dan Gain

54

4.1.3.2.

Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

55

4.1.3.3.

Uji Hipotesis

55

4.1.3.3.1. Peningkatan Hasil Belajar

56

4.1.3.3.2. Korelasi Aktivitas Belajar dengan Peningkatan Hasil Belajar

56

4.1.4.

57

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning
terhadap Peningkatan Hasil Belajar siswa

4.2.

Pembahasan

57

4.3.

Temuan Penelitian

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

62

5.2.

Saran

62

DAFTAR PUSTAKA

63

xi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.

Sintaks Model Problem Based Learning

15

Tabel 2.2.

Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

20

Tabel 3.1.

Rancangan Penelitian

38

Tanel 4.1.

Rata-rata, Standar Deviasi, Varians Data Pretest-

53

Posttest
Tabel 4.2.

Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

54

Tabel 4.3.

Uji Normalitas Data Sampel

54

Tabel 4.4.

Uji Homogenitas Data

55

Tabel 4.5.

Data Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Hasil

56

Belajar
Tabel 4.6.

Hasil Perhitungan Uji Korelasi

56

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1.

Hubungan Strategi Pembelajaran-guru-siswa-hasil

11

belajar
Gambar 2.2.

Strategi Pembelajaran

12

Gambar 3.1.

Diagram Alir Desain Penelitian

40

Gambar 4.1.

Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Di SMA YP.

55

Raksana Medan
Gambar 4.2.

Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Di SMA YP.
Raksana Medan

59

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, karena

pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan
untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada
padanya. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka akan semakin
baik taraf hidup masyarakat di negara tersebut. Di Indonesia, kualitas pendidikan
masih tergolong sangat rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap
kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pasifik, Indonesia
menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru,
Indonesia

berada pada level 14 dari 14 negara berkembang (http://van88.

wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/).
Hasil survey Political and Economic Risk Consultancy (PERC)
menyebutkan bahwa pendidikan Indonesia kurang baik di kawasan Asia. Dari 12
negara yang disurvei oleh lembaga yang berpusat di Hongkong, Indonesia
menduduki peringkat ke-12 di bawah Vietam (Runtuwene, 2013). Rendahnya
hasil belajar siswa dapat dilihat berdasarkan data dari Education For All (EFA)
bahwa perkembangan pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-65 menjadi
ke-69, keadaan ini sangatlah memprihatinkan padahal pemerintah sudah
meningkatkan anggaran pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini guru mempunyai tugas untuk memilih
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan
untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Siregar, 2013).
Upaya peningkatan mutu pendidikan telah lama dilakukan, salah satunya
adalah dengan mengadakan perombakan dan pembaharuan kurikulum yag
berkesinambungan, mulai dari kurikulum 1968 sampai kurikulum 2004, kemudian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hingga menjadi kurikulum 2013.

1

2

Kurikulum 2013 menekankan dalam penguatan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran berpedoman menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik jika dihubungkan dengan proses pembelajaran mencakup konteks dunia
nyata, aktif menyelidiki, kooperatif, kritis, terjadi pertukaran pengetahuan antara
guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya, serta menutun siswa untuk mencari tahu
bukan diberitahu. Siswa berperan aktif tidak hanya dari segi eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi tetapi siswa juga aktif dalam kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam proses
pembelajaran (Devisi PLPG-PSG Rayon 102 Unimed, 2013).
Namun, mulai tahun 2015 (mulai semester genap) kurikulum 2013 resmi
untuk diberhentikan karena belum bisa untuk diterapkan setiap sekolah di seluruh
Indonesia. Kurikulum yang dijalankan kembali ke kurikulum KTSP. Prinsip yang
digunakan dalam pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya. Dalam hal
ini seorang guru dituntut kreatif dalam memilih serta mengembangkan materi
pembelajaran, salah satunya adalah materi pada pembelajaran kimia (Hastuti,
2009). Diberlakukannya KTSP memberikan kesempatan bagi masing-masing
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
kebutuhan dan tuntutan masing-masing. KTSP memiliki karakteristik yaitu
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa dimana semua siswa harus
mencaapai ketuntasan belajar dalam bentuk nilai KKM. Dalam KTSP guru
sebagai fasilitator agar proses belajar siswa berjalan dengan baik (Mawarni,
2015).
Untuk model pembelajaran yang diterapkan baik dalam kurikulum 2013
maupun KTSP ada kesamaan yaitu, salah satu model yang diterapkan adalah
model pembelaaran Problem Based Learning.
Hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di Yayasan Pendidikan
RAKSANA Medan, 60% siswa SMA kelas X tidak tuntas belajar kimia (masih di
bawah KKM/ nilai 75) berdasarkan nilai ujian kimia semester ganjil TA.
2014/2015. Pada umumnya siswa menyatakan bahwa materi kimia itu sangat sulit
dan sukar untuk dipahami. Salah satu materi kimia yang sulit menurut siswa

3

adalah stoikiometri yang di dalamnya ada sub pokok bahasan konsep mol.
Kemudian strategi mengajar yang digunakan guru dalam mengajarkan materi
konsep mol kurang bervariasi atau monoton yakni, model konvensional yang
meliputi ceramah, tanya jawab dan penugasan sehingga menimbulkan rasa jenuh
dan tidak tertariknya siswa untuk belajar kimia.
Persamaan reaksi kimia, hukum dasar kimia, massa atom relatif, dan
massa molekul relatif serta konsep mol adalah materi yang paling mendasar dalam
pokok bahasan stoikiometri. Pokok bahasan stoikiometri melibatkan perhitungan
kimia seperti konsep dalam kinetika reaksi kimia, reaksi kesetimbangan, kimia
larutan, termokimia dan lain-lain. Materi kimia yang sangat sarat dengan konsep
dan perhitungan sering menjadi kendala siswa malas untuk mengikuti
pembelajaran kimia. Konsep mol merupakan materi dasar kimia yang bersifat
abstrak, banyak konsep, hukum dan rumus yang harus dikuasai siswa untuk
mendukung pemahaman konsep-konsep dalam ilmu kimia. Kesulitan memahami
konsep mol dapat menghambat pemahaman atas konsep-konsep lainnya
(Syahrianda, 2014).
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa
bila guru bertindak mengajar maka diharapkan siswa belajar. Untuk mengatasi
masalah rendahnya hasil belajar kimia yaitu dengan mengembangkan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Dengan pemilihan
model pembelajaran yang tepat, maka proses pembelajaran akan lebih menarik
dan meningkatkan aktivitas siswa (Utami, 2015). Salah satu model pembelajaran
adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran ini
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan data. Model
pembelajaran ini sekaligus dapat mengorganisir siswa dalam menyelesaikan
masalah yang diberikan guru pada kegiatan pembelajaran secara bersama-sama
(Kustyorini,

2013).

Model

pembelajaran

ini

merupakan

pembelajaran

konstruktivisme yang mendorong siswa untuk meneliti dari apa yang telah mereka
ketahui dan menyatukan pengetahuan mereka masing-masing di samping bekerja
dalam kolaborasi group untuk memecahkan masalah Hidayah, 2013). Dalam hal
ini pada saat pembelajaran akan tampak aktivitas siswa selama pembelajaran.

4

Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi
belajar mengajar (Widyaningsih, 2012). Aktivitas belajar juga sebagai perwujudan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mengembangkan proses berfikirnya (Rahayu, 2010). Pada model
pembelajaran Problem Based Learning dapat dilihat aktivitas belajar siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung (kegiatan diskusi). Dengan adanya aktivitas
siswa, maka akan tercipta suasana belajar yang aktif.
Beberapa penelitian dengan menggunakan model Problem Based Learning
dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa. Fitriawati (2010)
menyatakan bahwa penerapan Problem Based Learning dapat memberikan
kontribusi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 13%. Kustyorini
(2014) menyatakan penerapan pembelajaran berbasis masalah dilengkapi media
Virtual terhadap aktivitas dan hasil belajar fisika SMA memberikan kontribusi
peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 22,91% dan pada
kelas kontrol sebesar 13,17%. Wasonowati (2014) menyatakan penerapan model
Problem Based Learning pada pembelajaran hukum-hukum dasar kimia ditinjau
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia dengan persentase
ketercapaian sebesar 81,25%. Simorangkir (2014) menyatakan penerapan model
PBL terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X pada pokok bahasan reaksi
redoks memberikan kontribusi peningkatan hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen dengan rata-rata sebesar 64,16% sedangkan untuk kelas kontrol
sebesar 51,73%. Siahaan (2014) menyatakan penerapan model PBL dengan
pendekatan scientific dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
stoikiometri memberikan kontribusi pada kelas eksperimen I sebesar 58,53% dan
pada kelas eksperimen II sebesar 56,77%.
Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian judul “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Peningkatan Hasil dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X pada
Pokok Bahasan Konsep Mol”.

5

1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah-

masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami ilmu kimia
pada materi konsep mol.
2. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.
3. Model pembelajaran guru kimia yang kurang bervariasi.

1.3.

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning dan
model pengajaran langsung.
2. Subjek penelitian dibatasi pada siswa SMA Yayasan Pendidikan
RAKSANA Medan kelas X semester genap.
3. Peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Konsep Mol.
4. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1.4.

Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning lebih efektif daripada model
pengajaran langsung pada pokok bahasan Konsep Mol ?

2. Apakah ada korelasi yang signifikan antara aktivitas belajar siswa dengan
peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning ?

1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas model Problem Based Learning terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Konsep Mol.

6

2. Untuk mengetahui korelasi antara aktivitas belajar dengan peningkatan
hasil belajar siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran Problem
Based Learning.

1.6.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Memberi wawasan dalam penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning pada pembelajaran kimia di SMA.
2. Memberikan

ide

bagi

sekolah

dalam

rangka

perbaikan

model

pembelajaran yang digunakan guru kimia dan sebagai bentk inovasi
pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran kimia maupun
pada mata pelajaran yang lain.
3. Sebagai informasi dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengkaji lebih dalam tentang model Problem Based Learning dalam
meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa.

1.7.

Defenisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Problem Based Learning) Model pembelajaran ini memiliki lima
tahapan utama yakni orientasi siswa pada masalah, pengorganisasian siswa
untuk studi, membimbing pengamatan individual maupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan data hasil karya, menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Model ini akan diterapkan pada
proses pembelajaran siswa SMA kelas X di SMA YP Raksana Medan.

2. Model Pengajaran Langsung
Model pembelajaran konvensional adalah model dimana dalam proses
belajar mengajar guru menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan
penugasan.
3. Konsep Mol
Konsep mol merupakan dasar dari perhitungan kimia yang mencakup
pengukuran massa, volume, jumlah partikel dari besaran kuantitatif

7

lainnya seperti partikel yang menyangkut atom, molekul, ion serta partikel
renik lainnya.
4. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar merupakan peningkatan kompetensi yang
diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Peningkatan
hasil belajar dapat diketahui dari selisih antara nilai post tes dan pre tes
5. Efektivitas
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat dari serangkaian
alternatif atau pilihan cara menentukan pilihan dari beberapa pilihan
lainnya. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti
yang telah ditentukan.
6. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa `yaitu kegiatan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dimaksud seperti sikap aktif,
sikap kerjasama, sikap tanggung jawab, dan sikap kreatif. Pada
penilaiannya setiap sikap diberikan beberapa deskriptor dilengkapi dengan
rentang skor dari pencapaian deskriptor yang tampak dari aktivitas siswa
tersebut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa:
1. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi daripada siswa
yang dibelajarkan dengan model pengajaran langsung (Direct Instruction),
hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai gain yaitu pada kelas eksperimen
sebesar 0,888 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,755. Efektivitas model
pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar
siswa sebesar 14,97%.
2. Terdapat korelasi yang positif antara aktivitas belajar siswa dengan
peningkatan hasil belajar pada pembelajaran model Problem based Learning
dengan koefisien determinasi atau sumbangan yang diberikan aktivitas belajar
siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 26,32%.

5.2

SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,

maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Bagi guru dan calon guru, penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya pada mata
pelajarn kimia.
2. Bagi peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian yang berhubungan
dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning agar lebih
mempertimbangkan alokasi waktu dan lebih mengkoordinir siswa pada
proses pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

62

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKANMICROSOFTPOWERPOINT PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 3 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS KELAS X.

9 47 22

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE PERCOBAAN (EKSPERIMEN) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

0 6 21

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 1 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA HANDHOUT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KONSEP MOL.

0 2 16

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 3 13

PERNGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP DENGAN TOPIK KONSEP MOL.

0 4 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI.

2 11 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA FLOWCHART TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI.

1 4 18