HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN Hubungan Asupan Makanan Dengan Tingkat Kebugaran Anak Sd Di Perkotaan Dan Pedesaan.

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT
KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN
DAN PEDESAAAN
NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

ANISTIA LARAS PRATIWI
J 120 110 086

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HALAMAN PERSETUJUAN
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT
KEBUGARAN JASMANI ANAK SD DI PERKOTAAN DAN
PEDESAAAN


Oleh:
Nama

: Anistia Laras Pratiwi

Nim

: J 120.110.086

Telah Membaca Dan Mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, Yang
Merupakan Ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) Dari Mahasiswa Tersebut

Surakarta, 4 November 2015

Menyetujui
Pembimbing I

Pembimbing II


Wahyuni,S.Fis.,M.Kes

Dwi Rosella Komala Sari,S.Fis.,M.Fis

ABSTRAK
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI, 2 NOVEMBER 2015
ANISTIA LARAS PRATIWI / J120110086
“HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN
JASMANI ANAK SD DIPERKOTAAN DAN PEDESAAN”
V BAB, 37 Halaman.
(Dibimbing Oleh: Wahyuni, S.Fis., M.Kes dan Dwi Rosella Komala Sari,
S.Fis., M.Fis.)
Latar Belakang: Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi semakin
berkembang dan alat-alat transportasi semakin memadai. Terjadi pula perubahan
dalam budaya, dari budaya gerak menjadi budaya diam. Sehingga anak-anak
cenderung menghilangkan aktifitas fisik dalam berbagai kegiatannya. Pada masa
anak-anak ini terdapat bahaya yang berhubungan dengan aktifitas fisik salah

satunya adalah kegemukan yang disebabkan oleh pola asupan makan yang tidak
benar, sehingga dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani.
Tujuan: Mengetahui adanya hubungan asupan makanan dengan tingkat
kebugaran jasmani anak SD di perkotaan dan pedesaan.
Manfaat Penelitian: Dapat mengetahui hubungan asupan makanan dengan
tingkat kebugaran jasmani anak SD di perkotaan dan pedesaan.
Metode Penelitian: Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah observasional
dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel secara
Purposive Sampling dengan kriteria insklusi dan eksklusi. Pengukuran asupan
makanan dengan menggunakan Food Recall 24 Jam dan tingkat kebugaran
jasmani menggunakan Beep Test. Analisis statistik menggunakan Chi-Square.
Hasil Penelitian: Analisa statistik didapatkan hasil asupan makanan dengan
tingkat kebugaran jasmani anak SD di perkotaan tidak ada hubungan (pvalue=0,677 atau > 0,05) dengan koefisien kontingensinya lemah (r = 0,246). Dan
dipedesaan terdapat hubungan antara hasil asupan makanan dengan tingkat
kebugaran jasmani anak SD (p-value=0,004 atau < 0,05) dengan koefisien
kontingensinya sedang (r = 0,544).
Kesimpulan: Secara statistik asupan makanan tidak signifikan mempengaruhi
kebugaran jasmani anak SD di perkotaan. Asupan makanan signifikan
mempengaruhi kebugaran jasmani anak SD di pedesaan.
Kata Kunci: Asupan Makanan, Kebugaran Jasmani, Anak SD, Perkotaan,

Pedesaan.

PENDAHULUAN
Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi semakin berkembang dan
alat-alat transportasi semakin memadai. Terjadi pula perubahan dalam budaya,
dari budaya gerak menjadi budaya diam. Sehingga anak-anak cenderung
menghilangkan aktifitas fisik dalam berbagai kegiatannya. Contoh saat pergi ke
sekolah mereka cenderung menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi, dan
saat di mall menggunakan lift atau eskalator daripada menggunakan tangga.
Akibatnya, rendahnya tingkat kebugaran jasmani anak (Kahri, 2011).
Asupan makanan adalah semua makanan dan minuman yang dikonsumsi
oleh tubuh setiap harinya. Biasanya asupan makanan di pelajari dan
dikembangkan untuk di hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu
wilayah atau individu. Salah satunya adalah anak-anak sekolah dasar.
Anak usia tingkat sekolah dasar sangat rawan terhadap asupan makanan
yang buruk karena pada usia ini anak-anak senang bermain tanpa memperhatikan
asupan makanannya, sehingga banyak kejadian kurangnya gizi pada usia anak
sekolah dasar ini
Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam kehidupan
manusia yang sangat dibutuhkan, agar semua aktifitas berjalan dengan baik.

Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan melakukan aktifitas jasmani yang
teratur, terukur, dan terprogram. Kebugaran jasmani yang baik merupakan modal
utama seseorang untuk dapat beraktifitas fisik secara berulang tanpa mengalami
kelelahan yang berarti. Menurut Budiarto (2009) dengan dimiliki kebugaran
jasmani, seseorang diharapkan mampu bekerja secara efektif dan efisien, mudah

menyerap pelajaran, tidak mudah terserang penyakit dan dapat berprestasi secara
optimal, baik dibidang pendidikan maupun dibidang olahraga, dengan begitu anak
dapat dipersiapkan untuk menjadi atlet lebih dini apabila berminat dalam cabang
olahraga tertentu.

LANDASAN TEORI
Aktifitas anak sekolah dasar yang masih dalam proses pertumbuhan sangat
rentan dengan tingkat kebutuhan asupan gizi yang seimbang untuk mendukung
aktifitas dan pertumbuhan fisiknya.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan
aktifitas sehari-hari sesuai pekerjaan tanpa timbul kelelahan yang berlebihan
sehingga masih dapat menikmati waktu luang (Suharjana, 2005). Kesegaran
jasmani didefinisikan sebagai suatu keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang
dalam kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik (Anam dkk,

2010).
Di Indonesia mengenal dua letak tata pemukiman yang disebut dengan
perkotaan dan pedesaan. Di perkotaan sudah mulai ditunjang dengan alat-alat
transportasi yang digunakan oleh masyarakat perkotaan seperti penggunaan
angkot dan kendaraan pribadi dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan di pedesaan
di dominasi oleh perbukitan yang bentuk jalannya naik dan turun dan
penduduknya terbiasa melewati jalan tersebut. Tidak terkecuali untuk anak
sekolah dasar yang ingin pergi kesekolah setiap harinya. Ada beberapa

karakteristik yang dapat dikaji dan dipahami karena setiap umur karakter anak
akan berbeda.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional, dengan desain penelitian one shot case. Penelitian ini
dilakukan di SDIT Nur Hidayah Kerten, Surakarta dan di SDIT Jumapolo,
Sukoharjo. Adapun waktu penelitian dilakukan pada 16 September dan 6 Oktober
2015 sebanyak 120 responden. Pada penelitian ini variabel dapat dibagi menjadi 2
jenis, yaitu :
1) Independent variable, yaitu : Anak SD di Perkotaan dan Pedesaan
2) Dependent variable, yaitu : Asupan Makanan dengan Tingkat

Kebugaran Jasmani
HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini responden yang masuk kedalam kriteria inklusi
dan ekslusi didapat sebanyak 72 anak dengan masing-masing dari SDIT
Nurhidayah Kerten sebanyak 36 anak dan dari SDIT Jumapolo sebanyak
36 anak. Berdasarkan hasil uji Chi-Square hubungan asupan makanan
dengan tingkat kebugaran jasmani di perkotaan, tidak terdapat hubungan
antara asupan makanan dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD (nilai
p-value = 0,677 atau > 0,05) dengan koefisien kontingensinya lemah (r =
0,246). Namun, di pedesaan terdapat hubungan antara asupan makanan

dengan tingkat kebugaran jasmani anak SD (nilai p-value = 0,004 atau <
0,05) dengan hubungan koefisien kontingensi sedang (r = 0,544).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDIT Nur Hidayah Kerten
dan SDIT Jumapolo Sukoharjo mengenai hubungan asupan makanan dengan
tingkat kebugaran jasmani anak SD di perkotaan dan pedesaan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Secara uji statistik tidak ada hubungan asupan makanan dengan tingkat

kebugaran jasmani anak SD di perkotaan dengan nilai p-value = 0,677 atau
> 0,05 dengan koefisien kontingensinya lemah (r = 0,246).
2. Secara uji statistik ada hubungan asupan makanan dengan tingkat
kebugaran jasmani anak SD di pedesaan dengan nilai p-value = 0,004 atau
< 0,05dengan hubungan koefisien kontingensi sedang (r = 0,544).
Saran
1. Melakukan penelitian lanjutan dengan responden yang lebih banyak
sehingga dapat mewakili jumlah populasi dengan kriteria desa dan
kota yang ada dan kurang sepadan antara keduanya dari faktor
ekonomi
2. Keterbatasannya pengukuran tes kebugaran, maka diharapkan untuk
peneliti selanjutnya pengukuran dilakukan oleh beberapa orang agar

hasil yang didapatkan mendekati sempurna tanpa dipengaruhi oleh
hasil pengukuran yang lain,
3. Peneliti selanjutnya dapat melihat dari tingkat hemoglobin juga untuk
melihat tingkat kebugaran jasmani anak.

DAFTAR PUSTAKA
Adi, B. 2010. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Anak Sd Melalui Latihan Kebugaran

Aerobik. Dosen jurusan PPSD FIP UNY.
Aini S.N. 2012. Faktor Risisko yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Lebih pada Remaja
di Perkotaan. Unnes J of Public Health.
Amstrong, N.,Welsman. 2005. Essay : Physichology of the Child Athlete. The Lancet.
Artaria, Myrtati Dyah. 2010. Perbedaan antara Laki-Laki dan Perempuan : Penelitian
Antropometris pada Anak-Anak umur 6-19 tahun. Surabaya : Jurnal Masyarakat
Kebudayaan dan Politik.
Anam, MS.,Mexitalia, M.,dkk. 2010. Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap
Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes.
Semarang : Sari Pediatri, Vol. 12, No. 1.
Dahlan, M. Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Jakarta :
Salemba Medika.
Depkes Republik Indonesia. 2005. Petunjuk Teknis Pengukuran Kebugaran Jasmani. Dirjen
Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Eka, S. 2011. Konsep Anak Usia Sekolah. Diakses: 29 Juni 2015.
http://www.scribd.com/mobile/doc/82825263/Konsep-Anak-Usia-Sekolah.
Ethasari, Rossa Kurnia. 2014. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dengan Kesegaran
Jasmani Dan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar di SD Negeri Padangsari 02
Banyumanik. Artikel Penelitian. Semarang : Universitas Diponegoro.
Kahri, M. 2011. Pengaruh Pendidikan Jasmani Melalui Aktifitas Bermain Terhadap

Kebugaran Jasmani, Perkembangan Kemampuan Fisik Anak Dayak Loksado
Dengan Anak Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Nugrahaini. 2009. Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Protein, dan Lemak Dengan
Kesegaran Jasmani Anak Sekolah Dasar di SDN Kartasura 1. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
Semarang: Dahara Prize.
Saryono. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Supariasa, I Nyoman. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.
Wianti, E. 2013. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Diakses: 29 Juni 2015.
http://ekawianti89.blogspot.com/2013/12/tugas-perkembangan-anak-usiasekolah.html?m=1.

Winichagoon, Pranee.,E-Siong Tee,dkk. 2004. Proceeding of The Workshop on FoodConsumption Survey in Developing Countries : Future Challenges, Food and
Nutrition Bulletin.
Yusup, M. 2013. Perbandingan Profil Tingkat Kebugaran Jasmani Dan Perilaku Sosial
Antara Siswa Smp Di Daerah Pedesaan Dengan Siswa Di Perkotaan. S1 thesis.
Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMP YANG BERADA DI PERKOTAAN DAN DI PEDESAAN

12 76 62

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Hubungan Antara Asupan Karbohidrat Lemak Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Anak Sekolah Dasar Di Sdn 01 Gayamdompo Karanganyar.

0 4 13

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT LEMAK DAN Hubungan Antara Asupan Karbohidrat Lemak Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Anak Sekolah Dasar Di Sdn 01 Gayamdompo Karanganyar.

0 4 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Asupan Karbohidrat Lemak Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Anak Sekolah Dasar Di Sdn 01 Gayamdompo Karanganyar.

0 2 6

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN ANAK SD DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN Hubungan Asupan Makanan Dengan Tingkat Kebugaran Anak Sd Di Perkotaan Dan Pedesaan.

0 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Makanan Dengan Tingkat Kebugaran Anak Sd Di Perkotaan Dan Pedesaan.

0 2 5

HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN LEMAK DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN Hubungan Asupan Karbohidrat, Asupan Lemak Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Tingkat Kebugaran Mahasiswa di Unit Kegiatan Mahasiswa Sepakbola Universitas Negeri Yogyaka

0 3 15

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN KOMPOSISI LEMAK TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN Hubungan Asupan Zat Gizi Mikro dan Komposisi Lemak Tubuh dengan Tingkat Kebugaran Mahasiswa di UKM Sepakbola UNY.

0 4 14

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN KOMPOSISI LEMAK TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN Hubungan Asupan Zat Gizi Mikro dan Komposisi Lemak Tubuh dengan Tingkat Kebugaran Mahasiswa di UKM Sepakbola UNY.

0 2 18

PERBANDINGAN PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA SMP DI DAERAH PEDESAAN DENGAN SISWA DI PERKOTAAN.

0 2 73