Usulan Lintasan Produksi Yang Efisien Dalam Memenuhi Permintaan (Studi Kasus Di CV."BEM" Bandung).
DAFTAR ISI
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1-1
1.2 Identifikasi Masalah 1-1
1.3 Batasan dan Asumsi 1-2
1.4 Perumusan Masalah 1-2
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1-3
1.6 Sistematika Penelitian 1-4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peramalan 2-1
2.1.1 Peran Peramalan 2-1
2.1.2 Karakter Peramalan Yang Baik 2-1
2.1.3 Prinsip-Prinsip Peramalan 2-2
2.1.4 Horison Waktu Peramalan 2-3
2.1.5 Jenis-Jenis Metode Peramalan 2-3
2.1.5.1 Metode Kualitatif 2-4
2.1.5.2 Metode Kuantitatif 2-4
2.1.5.3 Metode Regresi 2-6
2.1.5.4 Metode Rataan 2-9
2.1.5.5 Metode Exponential Smoothing 2-11
2.1.6 Pengukuran Kesalahan Peramalan 2-12
2.1.7 Validasi Model Peramalan 2-13
(2)
dan Standar Deviasi
2.2 Keseimbangan Lintasan 2-16
2.2.1 Definisi 2-16
2.2.2 Lintasan Perakitan 2-17
2.2.2.1 Permasalahan utama 2-17
2.2.2.2 Tujuan Keseimbangan Lintasan 2-17
2.2.2.3 Ukuran Keefektifan Lintas Perakitan 2-17
2.2.2.4 Batasan Dalam Menyeimbangkan Lintasan 2-18
2.2.3 Metode Penyeimbangan Lintasan 2-18
2.2.4 Model Line Balancing Multi Produk dengan Waktu 2-20
Proses Stokastik
2.3 Penyesuaian 2-23
2.4 Kelonggaran 2-35
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bagan Alir Metode Penelitian 3-1
3.2 Keterangan Bagan Alir Metode Penelitian 3-3
3.2.1 Penelitian Pendahuluan 3-3
3.2.2 Identifikasi Masalah 3-3
3.2.3 Studi Literatur 3-4
3.2.4 Perumusan Masalah 3-4
3.2.5 Penentuan Tujuan dan Manfaaat Penelitian 3-4
3.2.6 Batasan Masalah dan Asumsi 3-4
3.2.7 Pengumpulan Data 3-4
3.2.8 Pengolahan Data dan Analisis 3-5
3.2.9 Kesimpulan dan Saran 3-7
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1 Sejarah Singkat 4-1
4.2 Struktur Organisasi 4-2
4.3 Data Penjualan 4-3
(3)
4.5 Data Jumlah Hari Kerja dan Jam Kerja (Skenario A) 4-5
4.6 Data Jumlah Hari Kerja dan Jam Kerja (Skenario B) 4-6
4.7 OPC Polo Shirt A 4-7
4.8 Tabel Waktu Siklus pada Lintasan Kerja Polo Shirt A 4-8
4.9 OPC Polo Shirt B 4-9
4.10 Tabel Waktu Siklus pada Lintasan Kerja Polo Shirt B 4-10
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Pengolahan Data 5-1
5.1.1 Peramalan Permintaan Untuk Satu Tahun Yang 5-1
Akan Datang
5.1.2. Validasi Model Peramalan 5-3
5.1.3. Hasil Peramalan 5-5
5.1.4 Proporsi Untuk Item Polo Shirt yang Diamati 5-6
5.1.5 Penyesuaian dan Kelonggaran 5-7
5.1.6 Perhitungan Penyesuaian, Kelonggaran dan Waktu 5-11
Baku Tiap Stasiun pada Lintasan Kerja Polo Shirt A
Dan Polo Shirt B
5.1.7 Perhitungan Efisiensi Lintasan Mula-mula 5-15
Berdasarkan Smoothness Index
5.1.8 Usulan dengan Menggabungkan Lintasan Kerja Polo 5-17
Shirt A dan Lintasan Kerja Polo Shirt B ke dalam
Satu Lintasan Kerja dengan Menggunakan Jam Kerja yang dimiliki Perusahaan (Skenario A)
5.1.8.1 Output pada Lintasan Kerja Mula-Mula 5-17
5.1.8.2 Perhitungan Waktu Siklus (Wsi) untuk 5-18
Penyeimbangan Lintasan
5.1.8.3 Precedence Diagram Lintasan Kerja Mula-Mula 5-19
5.1.8.4 Penyeimbangan Lintasan dengan Metode Region 5-22
Approach
(4)
Shirt B ke dalam Lintasan Kerja Baru
5.1.8.6 Penyesuian Region Approach 5-26
5.1.8.7 Penjadwalan Mesin Berdasarkan Proporsi 5-32
5.1.8.8 Perhitungan Efisiensi Lintasan dan Smoothness Index 5-34
pada Lintasan Kerja Baru
5.1.8.9 Output pada Lintasan Kerja Baru 5-36
5.1.8.10 Penjadwalan Mesin Setelah Dilakukan Penyesuaian 5-38 Output
5.1.8.11 Diagram Proses Lintasan Kerja Baru 5-40
5.1.8.12 Kebutuhan Mesin pada Lintasan Kerja Baru 5-42
5.1.9 Usulan dengan Menggabungkan Lintasan Kerja Polo 5-43
Shirt A dan Lintasan Kerja Polo Shirt B ke dalam
Satu Lintasan Kerja dengan Menggunakan Jam Kerja yang dimiliki Perusahaan (Skenario A)
5.1.9.1 Output pada Lintasan Kerja Mula-Mula 5-43
5.1.9.2 Perhitungan Waktu Siklus (Wsi) untuk 5-44
Penyeimbangan Lintasan
5.1.9.3 Precedence Diagram Lintasan Kerja Mula-Mula 5-46
5.1.9.4 Penyeimbangan Lintasan dengan Metode Region 5-48
Approach
5.1.9.5 Pembebanan Elemen Kerja Polo Shirt A dan Polo 5-50
Shirt B ke dalam Lintasan Kerja Baru
5.1.9.6 Penyesuian Region Approach 5-52
5.1.9.7 Penjadwalan Mesin Berdasarkan Proporsi 5-58
5.1.9.8 Perhitungan Efisiensi Lintasan dan Smoothness Index 5-60
pada Lintasan Kerja Baru
5.1.9.9 Output pada Lintasan Kerja Baru 5-62
5.1.9.10 Kebutuhan Mesin pada Lintasan Kerja Baru 5-64
5.1.9.11 Diagram Proses Lintasan Kerja Baru 5-65
5.1.9.12 Solusi Alternatif untuk Memenuhi Permintaan Polo 5-67
(5)
5.1.9.13 Perhitungan Efisiensi Lintasan dan Smoothness 5-69
Index pada Lintasan Kerja Baru
5.1.9.14 Output pada Lintasan Kerja Baru (alternatif) 5-71
5.1.9.15 Penjadwalan Mesin untuk Alternatif Setelah 5-73
Dilakukan Penyesuaian Output
5.1.9.16 Diagram Proses Lintasan Kerja Baru (alternatif) 5-75
5.1.9.17 Kebutuhan Mesin pada Usulan Kerja Alternatif 5-77
5.2 Analisis 5-78
5.2.1 Analisis Output Terhadap Demand untuk Lintasan 5-78
Kerja Mula-Mula Dibandingkan Lintasan Kerja Usulan Menggunakan Jam Kerja Lembur yang Sesuai dengan Jam Kerja Lembur Perusahaan (Skenario A)
5.2.2 Analisis Output Terhadap Demand untuk Lintasan 5-79
Kerja Mula-Mula Dibandingkan Lintasan Kerja Usulan Menggunakan Jam Kerja Lembur yang Sesuai dengan Ketentuan Undan-Undang yang Berlaku (Skenario B)
5.2.3 Analisis Terhadap Efisiensi Lintasan Smoothness 5-82
Index (Skenario A)
5.2.4 Analisis Terhadap Efisiensi Lintasan Smoothness 5-82
Index (Skenario B)
5.2.5 Analisis Peningkatan atau Pengurangan Jumlah 5-83
Mesin dan Operator antara Keadaan Mula-Mula dengan Usulan (Skenario A)
5.2.6 Analisis Peningkatan atau Pengurangan Jumlah 5-84
Mesin dan Operator antara Keadaan Mula-Mula dengan Usulan (Skenario B)
5.2.7 Analisis Sensitivitas (Skenario A) 5-84
(6)
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 6-1
6.1.1 Kesimpulan untuk Lintasan Kerja Skenario A 6-1
6.1.2 Kesimpulan untuk Lintasan Kerja Skenario B 6-2
6.2 Saran 6-4
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Horison waktu peramalan 2-3
2.2 Rumus metode Single Moving Average 2-9
2.3 Pembobot metode Weighted Moving Average 2-10
2.4 Faktor kecepatan kerja 2-24
2.5 Faktor kesulitan kerja 2-25
2.6 Penyesuaian menurut Westinghouse 2-33
2.7 Penyesuaian menurut Shumard 2-34
2.8 Daftar kelonggaran kerja 2-37
4.1 Tabel penjualan periode Juli 2008 - Des 2009 4-3
4.2 Tabel ketersediaan waktu kerja per bulan (Skenario A) 4-5
4.3 Tabel ketersediaan waktu kerja per bulan (Skenario B) 4-6
4.4 Tabel waktu siklus pada lintasan kerja polo shirt A mula-mula 4-8
4.5 Tabel waktu stasiun pada lintasan kerja polo shirt B mula-mula 4-10
5.1 Tabel perhitungan CV 5-1
5.2 Tabel rangkuman metode peramalan terpilih untuk polo 5-2
shirt A berdasarkan metode error MSE
5.3 Tabel rangkuman metode peramalan terpilih untuk polo 5-2
shirt B berdasarkan metode error MSE
5.4 Tabel hasil peramalan berdasarkan metode terpilih untuk 5-5
5.5 Tabel proporsidemand 5-6
5.6 Tabel penyesuaian dan kelonggaran pada lintasan polo shirt A 5-7
5.7 Tabel penyesuaian dan kelonggaran pada lintasan polo shirt B 5-9
5.8 Tabel perhitungan waktu baku untuk lintasan kerja polo shirt A 5-11
5.9 Tabel perhitungan waktu baku untuk lintasan kerja polo shirt A 5-12
5.10 Tabel waktu baku pada lintasan kerja polo shirt A mula-mula 5-13
(8)
5.12 Tabel perhitungan smoothness index lintasan stasiun polo 5-15
shirt A mula-mula
5.13 Tabel perhitungan smoothness index lintasan stasiun polo 5-16
shirt B mula-mula
5.14 Tabel elemen kerja untuk lintasan gabungan polo shirt A dan 5-22
polo shirt B
5.15 Tabel pembebanan lintasan baru 5-24
5.16 Tabel ringkasan pembebanan lintasan baru 5-25
5.17 Tabel pembebanan penyesuaian region approach 5-27
(tahap pertama)
5.18 Tabel ringkasan pembebanan penyesuaian region approach 5-28
(tahap pertama)
5.19 Tabel pembebanan penyesuaian region approach 5-29
(tahap kedua)
5.20 Tabel pembebanan penyesuaian region approach 5-30
(tahap kedua)
5.21 Tabel ringkasan pembebanan penyesuaian region approach 5-31
5.22 Tabel penjadwalan selama 1 tahun 5-32
5.23 Tabel penjadwalan bulan Januari 2010 5-33
5.24 Tabel perhitungan efisiensi lintasan kerja baru 5-34
(tahap kedua)
5.25 Tabel perhitungan smoothness index kerja baru 5-35
(tahap kedua)
5.26 Tabel output lintasan kerja baru 5-36
5.27 Tabel penjadwalan selama 1 tahun 5-38
5.28 Tabel penjadwalan bulan Januari 2010 5-39
5.29 Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru 5-42
5.30 Tabel elemen kerja untuk lintasan gabungan polo shirt A dan 5-48
polo shirt B
5.31 Tabel pembebanan lintasan baru 5-50
(9)
5.33 Tabel pembebanan penyesuaian region approach 5-53 (tahap pertama)
5.34 Tabel ringkasan pembebanan penyesuaian region approach 5-54
(tahap pertama)
5.35 Tabel pembebanan penyesuaian region approach 5-55
(tahap kedua)
5.36 Tabel pembebanan penyesuaian region approach 5-56
(tahap kedua)
5.37 Tabel ringkasan pembebanan penyesuaian region approach 5-57
5.38 Tabel penjadwalan selama 1 tahun 5-58
5.39 Tabel penjadwalan bulan Januari 2010 5-59
5.40 Tabel perhitungan efisiensi lintasan kerja baru 5-60
(tahap kedua)
5.41 Tabel perhitungan smoothness index kerja baru 5-61
(tahap kedua)
5.42 Tabel output lintasan kerja baru 5-62
5.43 Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru 5-64
5.44 Tabel solusi alternatif (tahap 1) 5-67
5.45 Tabel solusi alternatif (tahap 2) 5-68
5.46 Tabel perhitungan efiesiensi lintasan kerja baru 5-69
5.47 Tabel perhitungan smoothness index kerja baru 5-70
5.48 Tabel output lintasan kerja baru (setelah penambahan mesin) 5-71
5.49 Tabel penjadwalan selama 1 tahun (alternatif) 5-73
5.50 Tabel penjadwalan bulan Januari 2010 (alternatif) 5-74
5.51 Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru 5-77
5.52 Tabel output lintasan kerja mula-mula dan lintasan kerja baru 5-78
(Skenario A)
5.53 Tabel output lintasan kerja mula-mula dan lintasan kerja baru 5-79
(Skenario B)
5.54 Tabel efisiensi lintasan dan Smoothness Index (Skenario A) 5-82
(10)
5.56 Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru 5-83
5.57 Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru 5-84
5.58 Tabel kenaikan demand sebesar 5% dan 10% 5-85
5.59 Tabel penurunan demand sebesar 5% dan 10% 5-86
5.60 Tabel kenaikan demand sebesar 5% dan 10% 5-87
5.61 Tabel penurunan demand sebesar 5% dan 10% 5-88
6.1 Tabel output pada lintasan kerja mula-mula dan usulan 6-1
(Skenario A)
6.2 Tabel efisiensi lintasan dan smoothness index (Skenario A) 6-1
6.3 Tabel ketersediaan mesin (Skenario A) 6-2
6.4 Tabel output pada lintasan kerja mula-mula dan usulan 6-2
(Skenario B)
6.5 Tabel efisiensi lintasan dan smoothness index (Skenario B) 6-3
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Daerah Uji Verifikasi 2-14
2.2 Daerah Uji Tracking Signal 2-15
2.3 Contoh penggabungan Precedence Diagram 2-22
3.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian 3-1
3.2 Bagan Alir Pengolahan Data dan Analisis 3-5
4.1 Gambar Stuktur Organisasi 4-2
4.2 Gambar grafik penjualan kaos polo shirt A 4-4
4.3 Gambar grafik penjualan kaos polo shirt B 4-4
5.1 Grafik verifikasi peramalan polo shirt A 5-3
5.2 Grafik verifikasi peramalan polo shirt B 5-4
5.3 Diagram proses lintasan kerja baru untuk polo shirt A 5-40
5.4 Diagram proses lintasan kerja baru untuk polo shirt B 5-41
5.5 Diagram proses lintasan kerja baru untuk polo shirt A 5-65
5.6 Diagram proses lintasan kerja baru untuk polo shirt B 5-66
5.7 Diagram proses lintasan kerja baru untuk polo shirt A 5-75
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Peramalan L1-1
2 Precedence diagram mula-mula L2-1
3 Precedence diagram gabungan L3-1
(13)
Tabel L1.1
Tabel peramalan kaos polo shirt A dengan metode regresi konstan
t dt dt' dt - dt' (dt - dt')2 Jul' 08 365 373 -7.630 58.211 Agst' 08 397 373 24.370 593.915
Sep' 08 369 373 -3.630 13.174 Okt' 08 351 373 -21.630 467.841 Nov' 08 443 373 70.370 4951.989 Des' 08 378 373 5.370 28.841 Jan' 09 407 373 34.370 1181.322 Feb' 09 403 373 30.370 922.359 Mar' 09 372 373 -0.630 0.396 Apr' 09 381 373 8.370 70.063 Mei' 09 389 373 16.370 267.989 Jun' 09 378 373 5.370 28.841 Jul' 09 335 373 -37.630 1415.989 Agst' 09 325 373 -47.630 2268.582 Sep' 09 339 373 -33.630 1130.952 Okt' 09 341 373 -31.630 1000.433 Nov' 09 363 373 -9.630 92.730 Des' 09 371 373 -1.296 1.680
TOTAL 14495.309 MSE 805.295
Tabel L1.2
Tabel peramalan kaos polo shirt A dengan metode single exponential smoothing
( = 0,2)
t dt dt' dt - dt' (dt - dt')2
Jul' 08 365 - -
-Agst' 08 397 369 27.600 762
Sep' 08 369 375 -5.920 35
Okt' 08 351 374 -22.736 517
Nov' 08 443 369 73.811 5448
Des' 08 378 384 -5.951 35
Jan' 09 407 383 24.239 588
Feb' 09 403 388 15.391 237
Mar' 09 372 391 -18.687 349
Apr' 09 381 387 -5.950 35
Mei' 09 389 386 3.240 10
Jun' 09 378 386 -8.408 71
Jul' 09 335 385 -49.726 2473 Agst' 09 325 375 -49.781 2478 Sep' 09 339 365 -25.825 667 Okt' 09 341 360 -18.660 348
Nov' 09 363 356 7.072 50
Des' 09 371 357 13.991 196
Jan' 10 - 360 -
-TOTAL 14299.163 MSE 841.127
(14)
Tabel L1.3
Tabel peramalan kaos polo shirt A dengan metode single moving average (N = 4)
t dt dt' dt - dt' (dt - dt')2
Jul' 08 365 - -
-Agst' 08 397 - -
-Sep' 08 369 - -
-Okt' 08 351 - -
-Nov' 08 443 371 72.500 5256.250 Des' 08 378 390 -12.000 144.000 Jan' 09 407 385 21.750 473.063 Feb' 09 403 395 8.250 68.063 Mar' 09 372 408 -35.750 1278.063 Apr' 09 381 390 -9.000 81.000 Mei' 09 389 391 -1.750 3.063
Jun' 09 378 386 -8.250 68.063 Jul' 09 335 380 -45.000 2025.000 Agst' 09 325 371 -45.750 2093.063 Sep' 09 339 357 -17.750 315.063 Okt' 09 341 344 -3.250 10.563 Nov' 09 363 335 28.000 784.000 Des' 09 371 342 29.333 860.444
Jan' 10 - 354 -
-TOTAL 13459.694 MSE 961.407
Tabel L1.4
Tabel peramalan kaos polo shirt A dengan metode weighted moving average
(N = 4)
t dt dt' dt - dt' (dt - dt')2
Jul' 08 365 - -
-Agst' 08 397 - -
-Sep' 08 369 - -
-Okt' 08 351 - -
-Nov' 08 443 367 76.000 5776 Des' 08 378 396 -18.000 324 Jan' 09 407 391 15.800 250 Feb' 09 403 400 3.100 10 Mar' 09 372 403 -31.200 973 Apr' 09 381 389 -7.900 62 Mei' 09 389 385 3.700 14 Jun' 09 378 385 -6.600 44 Jul' 09 335 381 -46.300 2144 Agst' 09 325 363 -38.300 1467 Sep' 09 339 345 -6.000 36 Okt' 09 341 338 3.100 10 Nov' 09 363 337 26.400 697 Des' 09 371 348 23.533 554
Jan' 10 - 360 -
-TOTAL 12359.318 MSE 882.808
(15)
Tabel L1.5
Tabel peramalan kaos polo shirt A dengan metode last period demand
t dt dt' dt-dt' (dt - dt')2
Jul' 08 365 - -
-Agst' 08 397 365 32 1024
Sep' 08 369 397 -28 784
Okt' 08 351 369 -18 324
Nov' 08 443 351 92 8464
Des' 08 378 443 -65 4225
Jan' 09 407 378 29 841
Feb' 09 403 407 -4 16
Mar' 09 372 403 -31 961
Apr' 09 381 372 9 81
Mei' 09 389 381 8 64
Jun' 09 378 389 -11 121
Jul' 09 335 378 -43 1849
Agst' 09 325 335 -10 100
Sep' 09 339 325 14 196
Okt' 09 341 339 2 4
Nov' 09 363 341 22 484
Des' 09 371 363 8.33333333 69.4444444
Jan' 10 - 371 -
-TOTAL 19607.4444 MSE 1153.379
Tabel L1.6
Tabel peramalan kaos polo shirt A dengan metode arithmetic average
t dt dt' dt-dt' (dt - dt')2
Jul' 08 365 - -
-Agst' 08 397 381 16 256
Sep' 08 369 377 -8 64
Okt' 08 351 371 -19.5 380.25
Nov' 08 443 385 58 3364
Des' 08 378 384 -5.8333333 34.0277778 Jan' 09 407 387 19.8571429 394.306122 Feb' 09 403 389 13.875 192.515625 Mar' 09 372 387 -15.222222 231.716049 Apr' 09 381 387 -5.6 31.36 Mei' 09 389 387 2.18181818 4.76033058 Jun' 09 378 386 -8.0833333 65.3402778 Jul' 09 335 382 -47.153846 2223.48521 Agst' 09 325 378 -53.071429 2816.57653 Sep' 09 339 375 -36.466667 1329.81778 Okt' 09 341 373 -32.3125 1044.09766 Nov' 09 363 373 -9.7058824 94.2041522 Des' 09 371 373 -1.2962963 1.68038409
Jan' 10 - 373 -
-TOTAL 12528.138
(16)
Tabel L1.7
Tabel peramalan kaos polo shirt B dengan metode regresi konstan
t dt dt' dt - dt' (dt - dt')2 Jul' 08 335 356 -21.284 453.007 Agst' 08 370 356 13.716 188.130 Sep' 08 345 356 -11.284 127.328 Okt' 08 325 356 -31.284 978.686 Nov' 08 401 356 44.716 1999.525
Des' 08 338 356 -18.284 334.303 Jan' 09 379 356 22.716 516.019 Feb' 09 379 356 22.716 516.019 Mar' 09 344 356 -12.284 150.895 Apr' 09 335 356 -21.284 453.007 Mei' 09 356 356 -0.284 0.081 Jun' 09 351 356 -5.284 27.920
Jul' 09 320 356 -36.284 1316.525 Agst' 09 343 356 -13.284 176.463
Sep' 09 360 356 3.716 13.809 Okt' 09 360 356 3.716 13.809 Nov' 09 416 356 59.716 3566.007
Des' 09 356 356 -0.173 0.030 TOTAL 10831.561
MSE 601.753
Tabel L1.8
Tabel peramalan kaos polo shirt B dengan metode single eksponential smoothing
( = 0,2)
t dt dt' dt - dt' (dt - dt')2
Jul' 08 335 - -
-Agst' 08 370 342 28.000 784
Sep' 08 345 348 -2.600 7
Okt' 08 325 347 -22.080 488 Nov' 08 401 343 58.336 3403
Des' 08 338 354 -16.331 267 Jan' 09 379 351 27.935 780 Feb' 09 379 357 22.348 499 Mar' 09 344 361 -17.122 293 Apr' 09 335 358 -22.697 515
Mei' 09 356 353 2.842 8
Jun' 09 351 354 -2.726 7
Jul' 09 320 353 -33.181 1101 Agst' 09 343 347 -3.545 13
Sep' 09 360 346 14.164 201 Okt' 09 360 349 11.331 128 Nov' 09 416 351 65.065 4233
Des' 09 356 364 -7.837 61
Jan' 10 - 362 -
-TOTAL 12789.154 MSE 641.064
(17)
Tabel L1.9
Tabel peramalan kaos polo shirt B dengan metode single moving average (N = 4)
t dt dt' dt - dt' (dt - dt')2
Jul' 08 335 - -
-Agst' 08 370 - -
-Sep' 08 345 - -
-Okt' 08 325 - -
-Nov' 08 401 344 57.250 3277.563 Des' 08 338 360 -22.250 495.063
Jan' 09 379 352 26.750 715.563 Feb' 09 379 361 18.250 333.063 Mar' 09 344 374 -30.250 915.063 Apr' 09 335 360 -25.000 625.000 Mei' 09 356 359 -3.250 10.563 Jun' 09 351 354 -2.500 6.250 Jul' 09 320 347 -26.500 702.250 Agst' 09 343 341 2.500 6.250
Sep' 09 360 343 17.500 306.250 Okt' 09 360 344 16.500 272.250 Nov' 09 416 346 70.250 4935.063 Des' 09 356 370 -13.639 186.019
Jan' 10 - 373 -
-TOTAL 6378.125 MSE 797.266
Tabel L1.10
Tabel peramalan kaos polo shirt B dengan metode weighted moving
average (N = 4)
t dt dt' dt - dt' (dt - dt')2
Jul' 08 335 - -
-Agst' 08 370 - -
-Sep' 08 345 - -
-Okt' 08 325 - -
-Nov' 08 401 341 60.000 3600 Des' 08 338 364 -25.900 671 Jan' 09 379 355 24.000 576 Feb' 09 379 366 13.300 177 Mar' 09 344 373 -29.000 841 Apr' 09 335 361 -25.900 671
Mei' 09 356 351 5.100 26
Jun' 09 351 350 1.400 2
Jul' 09 320 349 -28.600 818
Agst' 09 343 338 5.000 25
Sep' 09 360 339 21.000 441 Okt' 09 360 346 14.000 196 Nov' 09 416 353 63.400 4020 Des' 09 356 381 -24.589 605
Jan' 10 - 375 -
-TOTAL 6563.480 MSE 820.435
(18)
Tabel L1.11
Tabel peramalan kaos polo shirt B dengan metode last period demand
t dt dt' dt-dt' (dt - dt')2
Jul' 08 335 -
-Agst' 08 370 335 35 1225
Sep' 08 345 370 -25 625
Okt' 08 325 345 -20 400
Nov' 08 401 325 76 5776
Des' 08 338 401 -63 3969
Jan' 09 379 338 41 1681
Feb' 09 379 379 0 0
Mar' 09 344 379 -35 1225
Apr' 09 335 344 -9 81
Mei' 09 356 335 21 441
Jun' 09 351 356 -5 25
Jul' 09 320 351 -31 961
Agst' 09 343 320 23 529
Sep' 09 360 343 17 289
Okt' 09 360 360 0 0
Nov' 09 416 360 56 3136
Des' 09 356 416 -59.888889 3586.67901
Jan' 10 - 356 -
-TOTAL 15448 MSE 1404.364
Tabel L1.12
Tabel peramalan kaos polo shirt B dengan metode arithmetic average
t dt dt' dt-dt' (dt - dt')2
Jul' 08 335 - -
-Agst' 08 370 353 17.5 306.25
Sep' 08 345 350 -5 25
Okt' 08 325 344 -18.75 351.5625 Nov' 08 401 355 45.8 2097.64 Des' 08 338 352 -14.333333 205.444444 Jan' 09 379 356 22.8571429 522.44898
Feb' 09 379 359 20 400
Mar' 09 344 357 -13.333333 177.777778 Apr' 09 335 355 -20.1 404.01 Mei' 09 356 355 0.81818182 0.66942149
Jun' 09 351 355 -3.8333333 14.6944444 Jul' 09 320 352 -32.153846 1033.86982 Agst' 09 343 352 -8.5 72.25
Sep' 09 360 352 7.93333333 62.9377778 Okt' 09 360 353 7.4375 55.3164063 Nov' 09 416 356 59.7058824 3564.79239 Des' 09 356 356 -0.1728395 0.02987349
Jan' 10 - 356 -
-TOTAL 9294.694 MSE 546.747
(19)
Precedence Diagram lintasan kerja polo shirt A
Precedence Diagram lintasan kerja polo shirt B
1 2 3
6 7 12 13
11
14 15 16 17 18 19 20 22 21 23 10 9 8 Obras Jahit 36.94 121,43 107,94 Jahit
130,76 130,76 105.77 132,18 Obras Obras Overdeck Overdeck Jahit
90,68 87,17
Jahit Jahit 81,09
Obras
81,36 118,19 110,28 75,19 37,6 90,6 87,17 90,6
Obras Jahit Jahit Obras Obras Overdeck Jahit Jahit
121,31 91,14 Jahit Jahit 4 5
72,64 72,64
Obras Obras
24 25 26 27 28 29 43,05 51.58 85.66 84.43 12.08 43.05 Lubang
Kancing Pasang Kancing
Buang
Benang Steam Manual Manual 59,66
30 31 32 35 4
36 37
41 42 43 44 45
33 34
5 38 39 40 24 25 26 27 28 29
Steam 24.62 143,02 25,64 Obras Jahit Jahit Manual Jahit 45,34 50,85 12.34 20,24 Manual 120,91 Jahit 72,64 72,64 Obras Obras 102,8 16,22 Jahit Overdeck 16,27 Overdeck
60,44 56,39 70,18 70,18 45,3
Obras Obras Obras Obras Overdeck
43,05 51.58 85.66 84.43 12.08 43.05 Lubang
Kancing Pasang Kancing
Buang
(20)
30 31 32 35 4
36 37
41 42 43 44 45
33 34
5 38 39 40
1 2
3
6 7 12 13
11
14 15 16 17 18 19 20 22
21
23
24 25 26 27 28 29
10 9 8 Steam 22,43 143,02 25,64 Obras Jahit Jahit Manual Jahit 45,34 50,85 11,15 20,24 Manual Obras Jahit 33,52 121,43 107,94 Jahit
130,76 130,76 95,6 132,18
Obras Obras Overdeck Overdeck
59,66 Jahit 120,91 Jahit 72,64 72,64 Obras Obras 102,8 16,22 Jahit Overdeck 16,27 Overdeck 90,68 87,17 Jahit Jahit 81,09 Obras
81,36 118,19 110,28 75,19 37,6 90,6 87,17 90,6
Obras Jahit Jahit Obras Obras Overdeck Jahit Jahit
60,44 56,39 70,18 70,18 45,3
Obras Obras Obras Obras Overdeck
121,31 91,14
Jahit Jahit
43,05 36,73 101,31 90,6 11,62 44,75
Lubang Kancing
Pasang Kancing
Buang
Benang Steam Manual Manual
Precedence Diagram Gabungan
1 Polo Shirt A 1 Polo Shirt B 1 Polo Shirt
(21)
30 31 32 35 4
36 37
41 42 43 44 45
33 34
5 38 39 40
1 2
3
6 7 12 13
11
14 15 16 17 18 19 20 22
21
23
24 25 26 27 28 29
10 9 8
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV
8,94 143,02 45,34 20,24 120,91 25,64 33,52 121,43 107,94 72,64 72,64
130,76 130,76 95,6
90,68 87,17
50,85 11,15
102,8 16,22 16,27 60,44 56,39 70,18 70,18 45,3
132,18
81,09 81,36 118,19 110,28 75,19 37,6 90,6 87,17 90,6
59,66
121,31 91,14
43,05 36,73 101,31 90,6 11,62 44,75
Obras Steam Jahit Obras Manual Jahit Jahit Manual Jahit Obras Obras
Obras Obras Overdeck
Jahit Jahit Overdeck
Obras Obras Jahit Jahit
Jahit Obras Overdeck Obras Overdeck Jahit Jahit Overdeck Obras Jahit Obras Jahit Obras Jahit Jahit Obras Jahit Overdeck Lubang
Kancing KancingPasang BenangBuang Steam Manual Manual
1 Polo Shirt A 1 Polo Shirt B 1 Polo Shirt
Gabungan A dan B
(22)
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri atau manufaktur banyak bermunculan. Dalam perkembangannya, perusahaan-perusahaan tersebut menghadapi persaingan bisnis yang ketat. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran perusahaan akan terjadinya penurunan permintaan, yang kemudian akan berdampak pada perencanaan kembali kapasitas produksi yang dibutuhkan dalam memenuhi permintaan pasar.
Kecepatan produksi dapat dikatakan efisien jika fasilitas, mesin dan tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan dapat dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, perusahaan harus mampu menganalisis sumber daya yang dimiliki secara seksama untuk mendapatkan perencanaan produksi yang optimal.
CV.Bandung Emas Mandiri (BEM) merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang garment. Perusahaan tersebut terletak di Jalan Sumber Mekar
no. 34 komplek Sumber Sari Bandung, memproduksi kaos polo shirt juga
menerima jasa bordir. Perusahaan tersebut menerapkan tata letak dan aliran mesin
by process dan by produk untuk beberapa item yang diproduksi massal.
CV.BEM mengalami penumpukan barang jadi di gudang untuk item polo
shirt B, juga memiliki permintaan yang kadang kala tidak terpenuhi untuk item
polo shirt A. Karena hal tersebut, maka akan dilakukan perencanaan lintasan kerja
yang lebih baik agar output yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan dan
penumpukan barang di gudang dapat diminimasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terjadi di CV.BEM adalah penumpukan produk kaos
polo shirt B, yang disebabkan oleh karena kecepatan produksi yang tidak selaras
(23)
BAB 1 PENDAHULUAN 1-2
kala tidak terpenuhi untuk lintasan kerja polo shirt A, yang disebabkan karena
lintasan kerja yang kurang efisien.
1.3 Batasan dan Asumsi
1.3.1 Batasan
Untuk mencegah ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka penelitian ini dilakukan pembatasan. Pembatasan-pembatasan masalah tersebut sebagai berikut :
1. Data yang diambil dari data penjualan selama satu setengah
tahun yang lalu, yaitu periode Juli 2008 sampai Desember 2009.
2. Stasiun persiapan seperti stasiun potong tidak termasuk ke
dalam pengamatan.
1.3.2 Asumsi
Asumsi yang digunakan sebagai berikut :
1. Pola permintaan yang akan datang akan mengikuti pola
permintaan masa lalu.
2. Jenis item yang diproduksi oleh perusahaan tidak berubah pada
masa yang akan datang.
1.4 Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dilakukan penulis sebagai berikut :
1. Berapa besar output produksi yang dimiliki pada keadaan sekarang?
2. Bagaimana tingkat efisiensi lintasan produksi dan smoothness index
yang dihasilkan pada keadaan mula-mula?
3. Berapa besar output produksi setelah diterapkan metode line
balancing?
4. Bagaimana tingkat efisiensi lintasan produksi dan smoothness index
(24)
BAB 1 PENDAHULUAN 1-3
5. Bagaimana kebutuhan jumlah mesin dan operator yang dibutuhkan
pada keadaan usulan?
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besar output produksi yang dimiliki pada keadaan
sekarang.
2. Untuk mengetahui tingkat efisiensi lintasan produksi dan smoothness
index yang dihasilkan pada keadaan mula-mula.
3. Untuk memahami dan menindaklanjuti output produksi setelah
diterapkan metode line balancing.
4. Untuk memahami dan menindaklanjuti tingkat efisiensi lintasan
produksi dan smoothness index yang dihasilkan pada keadaan usulan.
5. Untuk memahami dan menindaklanjuti jumlah mesin dan operator
yang dibutuhkan pada keadaan usulan.
Manfaat penelitian adalah memberikan saran bagi perusahaan dengan menyeimbangkan lintasan untuk meningkatkan efisiensi lintasan kerja yang diamati.
1.6 Sistematika Penelitian
Sistematika dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah yang dihadapi, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan digunakan sebagai dasar pemikiran penulis dalam memecahkan permasalahan.
(25)
BAB 1 PENDAHULUAN 1-4
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang sistematis dalam melakukan penelitian agar penelitian yang dilaku kan penulis lebih terstruktur dan terarah.
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
Bab ini berisi data umum perusahaan dan data-data yang diperlukan untuk melakukan pengolahan data.
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi pengolahan data dan analisis dari pengolahan data yang telah dilakukan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberi saran-saran yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan.
(26)
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Kesimpulan untuk Lintasan Kerja Skenario A
Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan untuk kondisi lintasan kerja semula, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 6.1
Tabel output pada lintasan kerja mula-mula dan usulan (Skenario A)
Demand Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 2762 1726 4489 4472 17
B 4352 2720 7072 4275 2797
Demand Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 2462 1539 4001 4472 -471
B 4123 2577 6700 4275 2425
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa Kapasitas Stasiun Kerja Mula-Mula
(34 mesin)
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa Kapasitas Stasiun Kerja Baru (26
mesin)
1. Pada tabel 6.1 di dapatkan sisa kapasitas pada lintasan kerja mula-mula
sebesar 17 lusin untuk kaos polo shirt A dan 2797 lusin untuk kaos
polo shirt B.
2. Pada tabel 6.2 di dapatkan sisa kapasitas sebesar -471 lusin untuk kaos
polo shirt A dan 2425 lusin untuk kaos polo shirt B. Kebutuhan kaos
polo shirt A pada lintasan usulan di penuhi dengan menggunakan
kapasitas sisa untuk kaos polo shirt B, hal tersebut bisa dilakukan
karena item polo shirt A dan polo shirt B dikerjakan dalam 1 lintasan.
Tabel 6.2
Tabel efisiensi lintasan dan Smoothness Index (Skenario A)
A B A B
54% 46% 68% 68%
583.39 474.73 260.32 62.54 Efisiensi Lintasan
Smoothness Index
Lintasan Mula-mula Lintasan Baru
3. Efisiensi lintasan yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar
54% untuk polo shirt A dan 46% untuk polo shirt B. Smoothness index
yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 583,39 untuk polo
(27)
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-2
4. Efisiensi lintasan yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar
68% untuk polo shirt A dan 68% untuk polo shirt B. Smoothness index
yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 260,32 untuk polo
shirt A dan 62,54 untuk polo shirt B.
5. Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan, jumlah mesin jahit yang
dibutuhkan berkurang sejumlah 2 unit untuk mesin obras, 1 unit untuk mesin overdeck, 1 unit mesin pelubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing, 1 unit mesin buang benang, dan 2 unit mesin steam. Operator yang dibutuhkan mengalami pengurangan jumlah sebesar 8 orang. Keterangan lebih rinci dapat diperiksa pada tabel 6.3.
Tabel 6.3
Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru (Skenario A)
Poloshirt A Poloshirt B Total Poloshirt A Poloshirt B Poloshirt A dan B Total
Obras 5 4 9 2 0 5 7 2
Jahit 6 3 9 4 0 5 9 0
Overdeck 2 2 4 1 0 2 3 1
Mesin lubang kancing 1 1 2 0 0 1 1 1
Mesin pasang kancing 1 1 2 0 0 1 1 1
Buang benang 1 1 2 0 0 1 1 1
Steam 1 3 4 0 1 1 2 2
Meja manual 1 1 2 0 1 1 2 0
Total 18 16 34 7 2 17 26 8
Selisih mesin Lintasan Mula-mula
Mesin yang digunakan Lintasan Usulan
6.1.2 Kesimpulan untuk Lintasan Kerja Skenario B
Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan untuk kondisi lintasan kerja semula, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 6.4
Tabel output pada lintasan kerja mula-mula dan usulan Demand Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 2762 1036 3798 4472 -673
B 4352 1632 5984 4275 1709
Demand Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 2462 923 3385 4472 -1086
B 4123 1546 5670 4275 1394
Demand Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 3040 1140 4181 4472 -291
B 4123 1546 5670 4275 1394
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa Kapasitas Stasiun Kerja Mula-Mula
(34 mesin)
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa Kapasitas Stasiun Kerja Baru (30
mesin)
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa Kapasitas Stasiun Kerja Baru (26
(28)
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-3
1. Pada tabel 6.4 di dapatkan lintasan kerja mula-mula kapasitas sisa
sebesar -673 lusin untuk kaos polo shirt A dan 1709 lusin untuk kaos
polo shirt B. Permintaan untuk polo shirt A tidak dapat terpenuhi.
2. Pada tabel 6.4 di dapatkan sisa kapasitas sebesar -291 lusin untuk kaos
polo shirt A dan 1394 lusin untuk kaos polo shirt B. Kebutuhan kaos
polo shirt A pada lintasan usulan di penuhi dengan menggunakan
kapasitas sisa untuk kaos polo shirt B, hal tersebut bisa dilakukan
karena item polo shirt A dan polo shirt B dikerjakan dalam 1 lintasan.
Tabel 5.54
Tabel efisiensi lintasan dan Smoothness Index (Skenario B)
A B A B
54% 46% 74% 64%
583.39 474.73 219.03 153.60 Lintasan Mula-mula Lintasan Baru
Efisiensi Lintasan Smoothness Index
3. Efisiensi lintasan yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar
54% untuk polo shirt A dan 46% untuk polo shirt B. Smoothness index
yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 583,39 untuk polo
shirt A dan 474,73 untuk polo shirt B.
4. Efisiensi lintasan yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar
74% untuk polo shirt A dan 64% untuk polo shirt B. Smoothness index
yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 219,03 untuk polo
shirt A dan 153,6 untuk polo shirt B.
5. Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan, jumlah mesin jahit yang
dibutuhkan berkurang sejumlah 2 unit untuk mesin obras, 1 unit untuk mesin overdeck, 1 unit mesin pelubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing, 1 unit mesin buang benang, dan 2 unit mesin steam. Operator yang dibutuhkan mengalami pengurangan jumlah sebesar 8 orang. Keterangan lebih rinci dapat diperiksa pada tabel 6.3.
(29)
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-4
Tabel 6.3
Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru
Poloshirt A Poloshirt B Total Poloshirt A Poloshirt B Poloshirt A dan B Total
Obras 5 4 9 2 0 7 9 0
Jahit 6 3 9 3 0 7 10 -1
Overdeck 2 2 4 2 0 2 4 0
Mesin lubang kancing 1 1 2 0 0 1 1 1
Mesin pasang kancing 1 1 2 0 0 1 1 1
Buang benang 1 1 2 0 0 1 1 1
Steam 1 3 4 0 1 1 2 2
Meja manual 1 1 2 0 1 1 2 0
Total 18 16 34 7 2 21 30 4
Mesin yang digunakan Lintasan Mula-mula Lintasan Usulan Selisih mesin
Jumlah mesin
6.2 Saran
1. Dari hasil pengolahan yang didapat, disarankan agar perusahaan
menggunakan lintasan produksi usulan. Usulan pada skenario A digunakan jika perusahaan ingin memperbaiki lintasan dengan menggunakan sistem kerja yang ada sekarang ini. Usulan pada skenario B digunakan jika perusahaan ingin memperbaiki lintasan dengan mengikuti ketentuan undang-undang yang berlaku.
2. Disarankan agar perusahaan mengoptimalkan penjadwalan produk
polo shirt A dan polo shirt B dengan mempelajari kembali data
permintaan masa lalu, untuk meminimasi ongkos set-up yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
(30)
DAFTAR PUSTAKA
1. Biegel, John E.; “Production Control : A Quantitative Approach”, Prentice
Hall of India, 2nd ed., 1980.
2. Bedworth & Bailey; “Integrated Production Control Systems”, Arizona State
University, 1986.
3. Elsayed; “Analysis and Control of Production System”, Prentice Hall Inc.,
2nd ed., 1994.
4. Fogarty; “Production and Inventory Management”, South Western Pub. Co.,
2nd ed., 1991.
5. Gasperz, Vincent; “Production Planning and Inventory Control”, Edisi
revisi, Gramedia, Jakarta, 2002.
6. Makridakis, S., Wheelwright, S.C.; “Metode Aplikasi Peramalan”, Erlangga,
Jakarta, 1995.
7. Narasimhan, “Production Planning and Inventory Control”, Prentice Hall,
1995.
8. Smith; ”Computer based Production and Inventory”, Prentice-Hall Inc., 1989
9. Tersine, Richard J.; ”Principle of Inventory and Material Management”, The
(1)
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang sistematis dalam melakukan penelitian agar penelitian yang dilaku kan penulis lebih terstruktur dan terarah.
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
Bab ini berisi data umum perusahaan dan data-data yang diperlukan untuk melakukan pengolahan data.
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi pengolahan data dan analisis dari pengolahan data yang telah dilakukan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberi saran-saran yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan.
(2)
6-1
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Kesimpulan untuk Lintasan Kerja Skenario A
Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan untuk kondisi lintasan kerja semula, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 6.1
Tabel output pada lintasan kerja mula-mula dan usulan (Skenario A)
Demand Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 2762 1726 4489 4472 17
B 4352 2720 7072 4275 2797
Demand Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 2462 1539 4001 4472 -471
B 4123 2577 6700 4275 2425
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa
Kapasitas Stasiun Kerja Mula-Mula
(34 mesin)
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa
Kapasitas Stasiun Kerja Baru (26
mesin)
1. Pada tabel 6.1 di dapatkan sisa kapasitas pada lintasan kerja mula-mula sebesar 17 lusin untuk kaos polo shirt A dan 2797 lusin untuk kaos polo shirt B.
2. Pada tabel 6.2 di dapatkan sisa kapasitas sebesar -471 lusin untuk kaos polo shirt A dan 2425 lusin untuk kaos polo shirt B. Kebutuhan kaos polo shirt A pada lintasan usulan di penuhi dengan menggunakan kapasitas sisa untuk kaos polo shirt B, hal tersebut bisa dilakukan karena item polo shirt A dan polo shirt B dikerjakan dalam 1 lintasan.
Tabel 6.2
Tabel efisiensi lintasan dan Smoothness Index (Skenario A)
A B A B
54% 46% 68% 68%
583.39 474.73 260.32 62.54
Efisiensi Lintasan Smoothness Index
Lintasan Mula-mula Lintasan Baru
3. Efisiensi lintasan yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 54% untuk polo shirt A dan 46% untuk polo shirt B. Smoothness index yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 583,39 untuk polo shirt A dan 474,73 untuk polo shirt B.
(3)
4. Efisiensi lintasan yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 68% untuk polo shirt A dan 68% untuk polo shirt B. Smoothness index yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 260,32 untuk polo shirt A dan 62,54 untuk polo shirt B.
5. Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan, jumlah mesin jahit yang dibutuhkan berkurang sejumlah 2 unit untuk mesin obras, 1 unit untuk mesin overdeck, 1 unit mesin pelubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing, 1 unit mesin buang benang, dan 2 unit mesin steam. Operator yang dibutuhkan mengalami pengurangan jumlah sebesar 8 orang. Keterangan lebih rinci dapat diperiksa pada tabel 6.3.
Tabel 6.3
Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru (Skenario A)
Poloshirt A Poloshirt B Total Poloshirt A Poloshirt B Poloshirt A dan B Total
Obras 5 4 9 2 0 5 7 2
Jahit 6 3 9 4 0 5 9 0
Overdeck 2 2 4 1 0 2 3 1
Mesin lubang kancing 1 1 2 0 0 1 1 1
Mesin pasang kancing 1 1 2 0 0 1 1 1
Buang benang 1 1 2 0 0 1 1 1
Steam 1 3 4 0 1 1 2 2
Meja manual 1 1 2 0 1 1 2 0
Total 18 16 34 7 2 17 26 8 Selisih mesin Lintasan Mula-mula
Mesin yang digunakan Lintasan Usulan
6.1.2 Kesimpulan untuk Lintasan Kerja Skenario B
Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan untuk kondisi lintasan kerja semula, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 6.4
Tabel output pada lintasan kerja mula-mula dan usulan
Demand
Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 2762 1036 3798 4472 -673
B 4352 1632 5984 4275 1709
Demand
Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 2462 923 3385 4472 -1086
B 4123 1546 5670 4275 1394
Demand
Kapasitas non-lembur lembur Forecast
A 3040 1140 4181 4472 -291
B 4123 1546 5670 4275 1394
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa
Kapasitas Stasiun Kerja Mula-Mula
(34 mesin)
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa
Kapasitas Stasiun Kerja Baru (30
mesin)
Output (lusin)
Kapasitas total Sisa
Kapasitas Stasiun Kerja Baru (26
(4)
1. Pada tabel 6.4 di dapatkan lintasan kerja mula-mula kapasitas sisa sebesar -673 lusin untuk kaos polo shirt A dan 1709 lusin untuk kaos polo shirt B. Permintaan untuk polo shirt A tidak dapat terpenuhi. 2. Pada tabel 6.4 di dapatkan sisa kapasitas sebesar -291 lusin untuk kaos
polo shirt A dan 1394 lusin untuk kaos polo shirt B. Kebutuhan kaos polo shirt A pada lintasan usulan di penuhi dengan menggunakan kapasitas sisa untuk kaos polo shirt B, hal tersebut bisa dilakukan karena item polo shirt A dan polo shirt B dikerjakan dalam 1 lintasan.
Tabel 5.54
Tabel efisiensi lintasan dan Smoothness Index (Skenario B)
A B A B
54% 46% 74% 64%
583.39 474.73 219.03 153.60
Lintasan Mula-mula Lintasan Baru Efisiensi Lintasan
Smoothness Index
3. Efisiensi lintasan yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 54% untuk polo shirt A dan 46% untuk polo shirt B. Smoothness index yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 583,39 untuk polo shirt A dan 474,73 untuk polo shirt B.
4. Efisiensi lintasan yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 74% untuk polo shirt A dan 64% untuk polo shirt B. Smoothness index yang didapatkan pada lintasan mula-mula sebesar 219,03 untuk polo shirt A dan 153,6 untuk polo shirt B.
5. Setelah dilakukan penyeimbangan lintasan, jumlah mesin jahit yang dibutuhkan berkurang sejumlah 2 unit untuk mesin obras, 1 unit untuk mesin overdeck, 1 unit mesin pelubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing, 1 unit mesin buang benang, dan 2 unit mesin steam. Operator yang dibutuhkan mengalami pengurangan jumlah sebesar 8 orang. Keterangan lebih rinci dapat diperiksa pada tabel 6.3.
(5)
Tabel 6.3
Tabel ketersediaan mesin pada lintasan kerja baru
Poloshirt A Poloshirt B Total Poloshirt A Poloshirt B Poloshirt A dan B Total
Obras 5 4 9 2 0 7 9 0
Jahit 6 3 9 3 0 7 10 -1
Overdeck 2 2 4 2 0 2 4 0
Mesin lubang kancing 1 1 2 0 0 1 1 1
Mesin pasang kancing 1 1 2 0 0 1 1 1
Buang benang 1 1 2 0 0 1 1 1
Steam 1 3 4 0 1 1 2 2
Meja manual 1 1 2 0 1 1 2 0
Total 18 16 34 7 2 21 30 4 Mesin yang digunakan Lintasan Mula-mula Lintasan Usulan Selisih mesin
Jumlah mesin
6.2 Saran
1. Dari hasil pengolahan yang didapat, disarankan agar perusahaan menggunakan lintasan produksi usulan. Usulan pada skenario A digunakan jika perusahaan ingin memperbaiki lintasan dengan menggunakan sistem kerja yang ada sekarang ini. Usulan pada skenario B digunakan jika perusahaan ingin memperbaiki lintasan dengan mengikuti ketentuan undang-undang yang berlaku.
2. Disarankan agar perusahaan mengoptimalkan penjadwalan produk polo shirt A dan polo shirt B dengan mempelajari kembali data permintaan masa lalu, untuk meminimasi ongkos set-up yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
(6)
Universitas Kristen Maranatha 1. Biegel, John E.; “Production Control : A Quantitative Approach”, Prentice
Hall of India, 2nd ed., 1980.
2. Bedworth & Bailey; “Integrated Production Control Systems”, Arizona State University, 1986.
3. Elsayed; “Analysis and Control of Production System”, Prentice Hall Inc., 2nd ed., 1994.
4. Fogarty; “Production and Inventory Management”, South Western Pub. Co., 2nd ed., 1991.
5. Gasperz, Vincent; “Production Planning and Inventory Control”, Edisi revisi, Gramedia, Jakarta, 2002.
6. Makridakis, S., Wheelwright, S.C.; “Metode Aplikasi Peramalan”, Erlangga, Jakarta, 1995.
7. Narasimhan, “Production Planning and Inventory Control”, Prentice Hall, 1995.
8. Smith; ”Computer based Production and Inventory”, Prentice-Hall Inc., 1989 9. Tersine, Richard J.; ”Principle of Inventory and Material Management”, The