Usulan Perbaikan Lintasan Produksi Dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus Di PT.Citra Bandung Laksana, Bandung).

(1)

Iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PT. Citra Bandung Laksana merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi furniture, khususnya kursi yang terbuat dari bahan baku logam dengan merek dagang Fortuner. Sistem produksi yang diterapkan oleh perusahaan saat ini adalah sistem mass production dan sistem job

order, dimana kedua sistem produksi dilakukan pada lokasi yang

berbeda.Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis, terlihat bahwa keseimbangan lintasan produksi yang berlangsung saat ini masih belum baik. Akibatnya efisiensi lintasan yang ada menjadi rendah dan target produksi yang ditetapkan perusahaan tidak tercapai. Sebenarnya, Samuel Yunardi dalam karya Tugas Akhirnya pada tahun 2009 telah memberikan usulan penyeimbangan lintasan produksi yang sebaiknya diterapkan perusahaan. Dengan menerapkan usulan penyeimbangan lintasan produksi, target produksi dapat tercapai, bahkan melebihi.Namun, dalam usulan penyeimbangan tersebut, faktor jenis mesin terabaikan.Penugasan operasi-operasi dalam suatu stasiun kerja tidak memperhatikan kesamaan jenis mesin, akibatnya utilisasi mesin yang ada menjadi cukup rendah nilainya, yakni berkisar dari 3.31% -53.81%. Akibat lainnya jumlah mesin yang diperlukan pada usulannya adalah sebanyak 19 buah atau meningkat sebesar 58.33% dari jumlah mesin yang digunakan pada metode perusahaan yang hanya sebanyak 12 buah.

Penulis mengusulkan 2 buah alternatif metode penyeimbangan lintasan yang dapat diterapkan oleh perusahaan.Alternatif metode pertama adalah metode algoritma genetika dengan memperhatikan faktor jenis mesin yang samadan metode kedua adalah metode Helgeson-Birnie Approach, dimana fungsi tujuan yang digunakan adalah maksimasi nilai efisiensi lintasan total (ELT). Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa metode algoritma genetika memberikan hasil yang lebih baik daripada metode Helgeson-Birnie

Approach.Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai efisiensi lintasan total

(ELT) yang dihasilkan oleh kedua metode tersebut.Metode algoritma genetika memberikan hasil nilai efisiensi total (ELT) sebesar 50.33%, sedangkan metode

Helgeson-Birnie Approach hanya dapat memberikan hasil nilai efisiensi lintasan

total (ELT) sebesar 45.35%.

Manfaat yang diperoleh perusahaan dari penerapan metode algoritma genetika adalah efisiensi lintasan total meningkat dari 35.50% menjadi 50.33%. Meskipun efisiensi meningkat, namun tingkat utilisasi mesin dalam setiap stasiun tetap optimal (100%).Selain itu perusahaan juga tidak perlu menambah jumlah mesinnya, karena jumlah mesin yang diperlukan pada metode algoritma setara jumlahnya dengan jumlah mesin yang digunakan pada metode perusahaan, yakni sebanyak 12 buah.Waktu siklus untuk masing-masing produk yang semula sebesar 4720 detik/ lot untuk produk Avanza 706-P dan 3570 detik/ lot untuk produk Fortuner Vista dapat berkurang menjadi 2700 detik/ lot untuk masing-masing produk. Selain itu kapasitas produksi untuk produk Avanza 706-P yang semula sebesar 3 lot/ hari dan produk Fortuner Vista sebesar 4 lot/ hari dapat meningkat menjadi 5 lot/ hari untuk masing-masing produk. Dengan demikian target produksi yang ditetapkan untuk kedua produk tersebut dapat tercapai.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN KERJA PRAKTEK……… … ii

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI……… … iii

ABSTRAK……… iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.……….. v

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR TABEL………… x

DAFTAR GAMBAR………… xiii BAB 1 PENDAHULUAN………. 1-1

1.1 Latar Belakang Masalah...……… 1-1

1.1 Identifikasi Masalah...……… 1-2 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi………. 1-2

1.3.1 Pembatasan Masalah……… 1-2

1.3.2 Asumsi………. 1-2

1.4 Perumusan Masalah……… 1-3

1.5 Tujuan Penelitian……… 1-3

1.6 Sistematika Penulisan………. 1-3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………. 2-1

2.1 Penyeimbangan Lintasan Produksi (Assembly Line

Balancing)……….. 2-1

2.1.1 Istilah-istilah dalam Penyeimbangan Lintasan

Produksi……….. 2-2

2.1.2 Batasan-batasan dalam Penyeimbangan Lintasan

Produksi……….. 2-3

2.1.3 Ukuran Kinerja Penyeimbangan Lintasan Produksi... 2-3 2.1.4 Penyeimbangan Lintasan Produksi Mixed-Product 2-4

2.2 Algoritma Genetika……… 2-5

2.2.1 Deskripsi Algoritma Genetika……… 2-5

2.2.2 Cara Kerja Algoritma Genetika……….. 2-7


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.2.4 Operator Genetik……… 2-9

2.2.5 Encoding dan Decoding………. 2-20

2.2.5.1 Encoding(Representasi Kromosom)………….. 2-20

2.2.5.2 Decoding……… 2-21

2.3 Metode Penyeimbangan Lintasan Produksi Helgeson-

Birnie Approach………. 2-21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN………. 3-1

3.1 Penelitian Pendahuluan……….. 3-3 3.2 Identifikasi Masalah………... 3-3 3.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi……….. 3-4

3.4 Perumusan Masalah……… 3-4

3.5 Tujuan Penelitian……… 3-4

3.6 Tinjauan Pustaka……… 3-4

3.7 Penentuan Metode Penyeimbangan Lintasan………... 3-4

3.8 Pengumpulan Data………. 3-4

3.9 Pengolahan Data………. 3-5

3.9.1 Inisiasi Populasi Awal……… 3-7

3.9.2 Perhitungan Nilai Suaian (Decoding) ……… 3-10

3.9.3 Crossover……… 3-12

3.9.4 Mutasi………. 3-16

3.9.5 Seleksi ……….... 3-20

3.10 Analisis………... 3-21

3.11 Kesimpulan dan Saran……… 3-21

BAB 4 PENGUMPULAN DATA……… 4-1

4.1 Data Umum Perusahaan………. 4-1

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………... 4-1

4.1.2 Struktur Organisasi………. 4-1

4.1.3 Data Waktu Jam Kerja………... 4-2

4.1.4 Data Permesinan………... 4-2

4.1.5 Pemilihan Produk Pengamatan………... 4-3

4.1.6 Data Layout Perusahaan………. 4-3


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

4.3 Peta Proses Operasi……… 4-4

4.4 Data Waktu Proses………. 4-4

4.5 Precedence Diagram………... 4-8 4.6 Hasil Penyeimbangan Lintasan dengan Metode Perusahaan … 4-12 4.7 Penyeimbangan Lintasan Usulan Karya Samuel Yunardi……. 4-15

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS………….………..…….. 5-1

5.1 Pengolahan Data………. 5-1

5.1.1 Validasi Algoritma Genetika………..… 5-1

5.1.1.1 Perhitungan Algoritma Genetika Secara

Manual……… 5-1

5.1.1.2 Metode Penyeimbangan Lintasan Produksi

Helgeson-Birnie Approach………. 5-34

5.2 Analisis………... 5-36

5.2.1 Analisis Metode Penyeimbangan Lintasan Produksi

Saat Ini……… 5-36

5.2.2 Analisis Metode Penyeimbangan Lintasan Produksi

Usulan ………...………. 5-36

5.2.3 Analisis Perbandingan Metode………..……. 5-37

5.2.4 Analisis Manfaat Metode Penyeimbangan Usulan... 5-40

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….... 6-1

6.1 Kesimpulan……….……… 6-1

6.2 Saran………... 6-2

DAFTAR PUSTAKA………... xiv

LAMPIRAN

KOMENTAR DOSEN PENGUJI DATA PENULIS


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 4.1 Data Waktu Kerja 4-2

Tabel 4.2 Data Mesin untuk Lintasan yang Diamati 4-2

Tabel 4.3 Data Target Produksi 4-3

Tabel 4.4 Waktu Proses Kursi Avanza 706-P 4-8

Tabel 4.5 Waktu Proses Kursi Fortuner Vista 4-8

Tabel 4.6 Penyeimbangan Lintasan Metode Perusahaan 4-13

Tabel 4.7 Ringkasan Waktu Stasiun Metode Perusahaan 4-13

Tabel 4.8 Perhitungan Efisiensi Lintasan Produksi Saat Ini 4-14

Tabel 4.9 Jumlah Mesin Penyeimbangan Lintasan Metode

Perusahaan 4-15

Tabel 4.10 Penugasan Elemen Kerja Usulan Karya Samuel Yunardi 4-16

Tabel 4.11 Perhitungan Efisiensi Lintasan Usulan Karya Samuel

Yunardi 4-16

Tabel 4.12 Jumlah Mesin Penyeimbangan Lintasan Usulan Karya

Samuel Yunardi 4-17

Tabel 5.1 Data Waktu Proses Produk Avanza 706-P 5-2

Tabel 5.2 Data Waktu Proses Produk Fortuner Vista 5-3

Tabel 5.3 Pembagian Elemen Kerja Berdasarkan Jenis Mesin 5-4

Tabel 5.4 Penugasan Elemen Kerja pada Kromosom 1 Generasi Ke-0 5-7

Tabel 5.5 Penugasan Elemen Kerja pada Kromosom 2 Generasi Ke-0 5-9

Tabel 5.6 Penugasan Elemen Kerja pada Kromosom 3 Generasi Ke-0 5-11

Tabel 5.7 Penugasan Elemen Kerja pada Kromosom 4 Generasi Ke-0 5-13

Tabel 5.8 Perhitungan Efisiensi Lintasan Kromosom 1 Generasi Ke-0 5-14 Tabel 5.9 Perhitungan Efisiensi Lintasan Kromosom 2 Generasi Ke-0 5-15 Tabel 5.10 Perhitungan Efisiensi Lintasan Kromosom 3 Generasi Ke-0 5-16 Tabel 5.11 Perhitungan Efisiensi Lintasan Kromosom 4 Generasi Ke-0 5-16


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

Tabel Judul Halaman

Tabel 5.13 Penugasan Elemen Kerja pada Kromosom Offspring

Crossover 1 Generasi Ke-1 5-19

Tabel 5.14 Perhitungan Efisiensi Lintasan Kromosom Offspring

Crossover 1 Generasi Ke-1 5-20

Tabel 5.15 Pembangkitan Bilangan Random untuk Proses Mutasi

Generasi Ke-1 5-21

Tabel 5.16 Ruang Sampling untuk Proses Seleksi Generasi Ke-1 5-22

Tabel 5.17 Pengurutan Kromosom dalam Ruang Sampling Generasi

Ke-1 5-23

Tabel 5.18 Kromosom-Kromosom yang Menjadi Populasi Baru 5-23

Tabel 5.19 Populasi Awal Generasi Ke-2 5-23

Tabel 5.20 Penentuan Calon Parent Crossover 5-24

Tabel 5.21 Penugasan Elemen Kerja pada Kromosom Offspring

Crossover 1 Generasi Ke-2 5-26

Tabel 5.22 Perhitungan Efisiensi Lintasan Kromosom Offspring

Crossover 1 Generasi Ke-2 5-27

Tabel 5.23 Penugasan Elemen Kerja pada Kromosom Offspring

Crossover 2 Generasi Ke-2 5-28

Tabel 5.24 Perhitungan Efisiensi Lintasan Kromosom Offspring

Crossover 2 Generasi Ke-1 5-29

Tabel 5.25 Pembangkitan Bilangan Random untuk Proses Mutasi

Generasi Ke-2 5-30

Tabel 5.26 Penugasan Elemen Kerja pada Kromosom Offspring

Mutasi 1 Generasi Ke-2 5-31

Tabel 5.27 Perhitungan Efisiensi Lintasan Kromosom Offspring

Mutasi 1 Generasi Ke-1 5-32

Tabel 5.28 Ruang Sampling untuk Proses Seleksi Generasi Ke-2 5-33

Tabel 5.29 Pengurutan Kromosom dalam Ruang Sampling Generasi

Ke-2 5-33


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

Tabel Judul Halaman

Tabel 5.31 Jumlah Mesin Penyeimbangan Lintasan Algoritma

Genetika 5-34

Tabel 5.32 Perhitungan Efisiensi Lintasan Metode Helgeson-Birnie

Approach 5-35

Tabel 5.33 Jumlah Mesin Penyeimbangan Lintasan Helgeson-Birnie

Approach 5-35

Tabel 5.34 Perbandingan Tingkat Utilisasi Mesin dan Jumlah Mesin 5-37

Tabel 5.35 Perbandingan Efisiensi Lintasan Total 5-38

Tabel 5.36 Perbandingan Waktu Siklus Produk 5-39


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Langkah-langkah Metode Partial-Mapped

Crossover 2-14

Gambar 2.2 Langkah-langkah Metode Order Crossover 2-15

Gambar 2.3 Langkah-langkah Metode Cycle Crossover 2-17

Gambar 2.4 Langkah-langkah Metode Scrambled Based

Mutation 2-18

Gambar 2.5 Langkah-langkah Metode Order Based Mutation 2-19

Gambar 2.6 Langkah-langkah Metode Position Based Mutation 2-20

Gambar 3.1 FlowchartPenelitian 3-1

Gambar 3.2 Diagram Alir Algoritma Genetika 3-6

Gambar 3.3 Diagram Alir Proses Encoding 3-8

Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Decoding 3-12

Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Crossover 3-13

Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Mutasi 3-17

Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Seleksi 3-21

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan 4-2

Gambar 4.2 Layout Perusahaan 4-5

Gambar 4.3 Peta Proses Operasi Kursi Avanza 706-P 4-6

Gambar 4.4 Peta Proses Operasi Kursi Fortuner Vista 4-7

Gambar 4.5 Precedence Diagram Kursi Avanza 706-P 4-9

Gambar 4.6 Precedence Diagram Kursi Fortuner Vista 4-10

Gambar 4.7 Precedence Diagram Gabungan 4-11

Gambar 5.1 Precedence Diagram Gabungan dengan


(9)

LAMPIRAN 1

HASIL PERBANDINGAN TINGKAT

UTILISASI MESIN METODE

PERUSAHAAN, USULAN KARYA

SAMUEL YUNARDI, ALGORITMA

GENETIKA, DAN HELGESON-BIRNIE


(10)

LAMPIRAN 2

HASIL PENGOLAHAN DATA

MENGGUNAKAN METODE


(11)

Perhitungan Tingkat Utilisasi Mesin Saat Ini:

Rata-Rata Utilisasi Mesin Keseluruhan Avanza 706-P Fortuner Vista Avanza 706-P Fortuner Vista (%) 1 Double Bending 1 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 2 Ciwalk Bending 2 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

3 Srinking 3 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

6 100.00 100.00 8 100.00 100.00

5 Press 60T 4 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

6 Bor 5 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

7 Bor Tangan 15 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

8 Bak Cuci 9 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

10 100.00 100.00 11 100.00 100.00

10 Staples 13 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

7 100.00 100.00 12 100.00 100.00 14 100.00 100.00 16 100.00 100.00 No. Mesin Stasiun Kerja

Utilisasi Mesin Utilisasi Mesin (%) Rata-Rata (%) untuk Produk

Powder Painting + Oven

Manual 4 9 11 Las CO2 100.00

100.00 100.00 100.00 100.00

100.00 100.00 100.00

100.00

Perhitungan Tingkat Utilisasi Mesin Metode Usulan Karya Samuel Yunardi:

 Jenis Mesin yang Digunakan pada Setiap Stasiun Kerja:

Jenis

Mesin ti (dtk/ lot) cum ti ti (dtk/ lot) cum ti 1 Double Bending 300 300 300 300

2 450 750 450 750

3 370 1120 370 1120

4 Las CO2 720 1840 720 1840

11 Double Bending 0 1840 300 2140

15 Press 60T 190 2030 0 2140

17 Srinking 310 2340 0 2140

18 Bor 530 2870 0 2140

5 Las CO2 1300 1300 1300 1300

7 300 1600 300 1600

16 300 1900 0 1600

19 Las CO2 590 2490 0 1600

20 Ciwalk Bending 370 2860 0 1600

6 Manual 950 950 950 950

8 Ciwalk Bending 370 1320 370 1320

12 0 1320 450 1770

13 0 1320 450 2220

21 Las CO2 590 1910 0 2220

9 Las CO2 800 800 800 800

10 Manual 380 1180 380 1180

14 0 1180 750 1930

22 720 1900 0 1930

23 630 2530 630 2560

24 Bak Cuci 1270 1270 1270 1270

27 Manual 1090 2360 1090 2360

25 1463 1463 1463 1463

26 585 2048 585 2048

28 Staples 1290 3338 1290 3338

31 Manual 1150 4488 1150 4488

29 Manual 170 170 170 170

30 Bor Tangan 1130 1300 1130 1300

32 Staples 1410 2710 1410 2710

33 Manual 170 2880 170 2880

34 Bor Tangan 1180 1180 1180 1180

35 720 1900 720 1900

36 770 2670 770 2670

8 2 3 4 5 6 7 Double Bending Las CO2 Manual Double Bending

Powder Painting + Oven

Stasiun Operasi Avanza 706-P Fortuner Vista

1


(12)

 Ringkasan Waktu Total Setiap Stasiun Kerja:

Avanza 706-P Fortuner Vista 1 2,870 2,140 2 2,860 1,600 3 1,910 2,220 4 2,530 2,560 5 2,360 2,360 6 4,488 4,488 7 2,880 2,880 8 2,670 2,670 Stasiun Waktu Stasiun (dtk/ lot)

 Tingkat Utilisasi Mesin Metode Usulan Karya Samuel Yunardi:

Rata-Rata Utilisasi Mesin Keseluruhan Avanza 706-P Fortuner Vista Avanza 706-P Fortuner Vista (%)

1 10.45 28.04

2 20.98 18.75

3 0.00 40.54

1 28.57 38.32

2 12.94 0.00

3 19.37 16.67

3 Srinking 1 10.80 0.00 10.80 0.00 5.40

1 25.09 33.64

2 66.08 81.25

3 30.89 0.00

4 84.98 85.16

5 Press 60T 1 6.62 0.00 6.62 0.00 3.31

6 Bor 1 18.47 0.00 18.47 0.00 9.24

7 39.24 39.24

8 44.19 44.19

8 Bak Cuci 5 53.81 53.81 53.81 53.81 53.81

9 Powder Painting + Oven 6 45.63 45.63 45.63 45.63 45.63

6 25.62 25.62

7 48.96 48.96

3 49.74 42.79

4 15.02 14.84

5 46.19 46.19

6 25.62 25.62

7 11.81 11.81

8 55.81 55.81

33.44 41.72 37.29 37.29 34.03 32.84 19.79 19.31 50.89 41.72 37.29 10 Manual 11 10.48 29.11 20.29 18.33 51.76 50.01 41.72 Double Bending Ciwalk Bending Las CO2 Bor Tangan Staples No. 1 2 4 7 Utilisasi Mesin (%) Utilisasi Mesin Rata-Rata (%) untuk Produk Mesin Stasiun Kerja

Contoh Perhitungan:

 Utilisasi mesin Double Bending di stasiun kerja 1 produk Avanza 706-P: Operasi yang menggunakan mesin Double Bending di stasiun 1:

Operasi 1(300 detik) dan operasi 11 (0 detik). =

* 100% → * 100% = 10.45%

 Utilisasi mesin Double Bending rata-rata untuk produk Avanza 706-P: = * 100%


(13)

 Rata-rata utilisasi mesin Double Bending keseluruhan: = * 100%

→ * 100% = 19.79%

Perhitungan Tingkat Utilisasi Mesin Metode Algoritma Genetika:

Rata-Rata Utilisasi Mesin Keseluruhan Avanza 706-P Fortuner Vista Avanza 706-P Fortuner Vista (%) 1 Double Bending 4 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 2 Ciwalk Bending 5 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 3 Srinking 1 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

6 100.00 100.00 7 100.00 100.00 9 100.00 100.00

5 Press 60T 2 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

6 Bor 3 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

7 Bor Tangan 15 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 8 Bak Cuci 10 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 9 Powder Painting + Oven 11 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 10 Staples 13 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

8 100.00 100.00 12 100.00 100.00 14 100.00 100.00 16 100.00 100.00 No. Mesin Stasiun Kerja

Utilisasi Mesin Utilisasi Mesin (%) Rata-Rata (%) untuk Produk

4

11 Manual

100.00 100.00 100.00

100.00 100.00 100.00 Las CO2

Perhitungan Tingkat Utilisasi Mesin Metode Helgeson-Birnie Approach: Rata-Rata Utilisasi Mesin Keseluruhan Avanza 706-P Fortuner Vista Avanza 706-P Fortuner Vista (%) 1 100.000 100.000

7 100.000 100.000

2 Ciwalk Bending 2 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 3 Srinking 4 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

3 100.000 100.000 8 100.000 100.000 10 100.000 100.000

5 Press 60T 6 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 6 Bor 5 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 7 Bor Tangan 16 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 8 Bak Cuci 11 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 9 Powder Painting + Oven 13 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 10 Staples 14 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

9 100.000 100.000 12 100.000 100.000 15 100.000 100.000 17 100.000 100.000

100.000

100.000 100.000 100.000

100.000 100.000 100.000 1 4 11 100.000 100.000 Double Bending Manual Las CO2

No. Mesin Stasiun Kerja

Utilisasi Mesin Utilisasi Mesin (%) Rata-Rata (%) untuk Produk


(14)

Pembobotan Elemen Kerja

Elemen Kerja Bobot Posisi Elemen Kerja Bobot Posisi

1 12218 19 9648

2 11918 20 9428

3 11468 21 9058

4 11098 22 8468

5 10378 23 7748

6 9078 24 7118

7 9598 25 5848

8 9298 26 4385

9 8928 27 6350

10 8128 28 5260

11 9698 29 3970

12 9398 30 3800

13 8948 31 5400

14 8498 32 4250

15 10138 33 2840

16 9948 34 2670

17 10488 35 1490

18 10178 36 770

Pengurutan Bobot Elemen Kerja:

Elemen Kerja Bobot Posisi Elemen Kerja Bobot Posisi

1 12218 9 8928

2 11918 14 8498

3 11468 22 8468

4 11098 10 8128

17 10488 23 7748

5 10378 24 7118

18 10178 27 6350

15 10138 25 5848

16 9948 31 5400

11 9698 28 5260

19 9648 26 4385

7 9598 32 4250

20 9428 29 3970

12 9398 30 3800

8 9298 33 2840

6 9078 34 2670

21 9058 35 1490


(15)

Penugasan Elemen Kerja ke dalam stasiun Kerja: Ti

(detik/ lot) ti (dtk/ lot) cum ti ti (dtk/ lot) cum ti

1 300 300 300 300 300

11 300 0 300 300 600

7 300 300 600 300 900

12 450 0 600 450 1350

13 450 0 600 450 1800

2 450 450 450 450 450

3 370 370 820 370 820

20 370 370 1190 0 820

8 370 370 1560 370 1190

4 720 720 720 720 720

5 1300 1300 2020 1300 2020

9 800 800 2820 800 2820

4 Srinking 17 310 310 310 0 0

5 Bor 18 530 530 530 0 0

6 Press 60T 15 190 190 190 0 0

7 Double Bending 16 300 300 300 0 0

19 590 590 590 0 0

21 590 590 1180 0 0

14 750 0 1180 750 750

22 720 720 1900 0 750

6 950 950 950 950 950

10 380 380 1330 380 1330

10 Las CO2 23 630 630 630 630 630

11 Bak Cuci 24 1270 1270 1270 1270 1270

27 1090 1090 1090 1090 1090

31 1150 1150 2240 1150 2240

25 1463 1463 1463 1463 1463

26 585 585 2048 585 2048

28 1290 1290 1290 1290 1290

32 1410 1410 2700 1410 2700

29 170 170 170 170 170

33 170 170 340 170 340

30 1130 1130 1130 1130 1130

34 1180 1180 2310 1180 2310

35 720 720 720 720 720

36 770 770 1490 770 1490

17 Staples Powder Painting+Oven Las CO2 Manual Manual Bor Tangan Manual 1 Double Bending

Ciwalk Bending 2 8 Las CO2 3 Manual Mesin 9 12 13 14 15 16

Stasiun Operasi Avanza 706-P Fortuner Vista

Perhitungan Efisiensi Lintasan Metode Helgeson-Birnie Approach: Avanza 706-P Fortuner Vista Avanza 706-P Fortuner Vista

1 600 1800 21.28 63.83

2 1560 1190 55.32 42.20

3 2820 2820 100.00 100.00

4 310 0 10.99 0.00

5 530 0 18.79 0.00

6 190 0 6.74 0.00

7 300 0 10.64 0.00

8 1900 750 67.38 26.60

9 1330 1330 47.16 47.16

10 630 630 22.34 22.34

11 1270 1270 45.04 45.04

12 2240 2240 79.43 79.43

13 2048 2048 72.62 72.62

14 2700 2700 95.74 95.74

15 340 340 12.06 12.06

16 2310 2310 81.91 81.91

17 1490 1490 52.84 52.84

47.08 43.63

Waktu Stasiun (dtk/ lot) Efisiensi Stasiun (%) Stasiun


(16)

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

Nama Mahasiswa : William Wahyu

NRP : 0723126

Judul Tugas Akhir : Usulan Perbaikan Lintasan Produksi Dengan

Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus di PT. Citra Bandung Laksana, Bandung)

Komentar-Komentar Dosen Penguji:

1. Abstrak: metodologi belum jelas, hubungan GA, HBA, Samuel, dan

Perusahaan belum ditulis (metode apa yang dibandingkan). 2. Kriteria pemilihan metode belum ada → prioritas gimana? 3. Penugasan teori algoritma genetika.

4. Penggunaan algoritma genetika tidak didukung software.

5. Penggunaan algoritma Helgeson-Birnie bisa menghasilkan solusi yang lebih baik.


(17)

DATA PENULIS

Nama Mahasiswa : William Wahyu

Alamat di Bandung : Surya Sumantri no. 48, Bandung

Alamat Asal : Hibrida VIII RA 22/8, Kelapa Gading. Jakarta.

No. Telp Bandung : 022 92208900

No. Telp Asal : 021 4501602

No. Handphone : 08161846565

Alamat e-mail : me.27@hotmail.com

Pendidikan : SMAK 5 BPK PENABUR, Jakarta

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

Nilai Tugas Akhir : A


(18)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Persaingan di dalam dunia usaha yang semakin ketat mendorong setiap perusahaan untuk selalu meningkatkan kinerjanya, baik dalam kualitas produk yang dihasilkan, waktu penyelesaian produk yang lebih singkat, maupun harga jual yang kompetitif. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menghasilkan harga jual yang kompetitif adalah menekan unit cost produk yang diperlukan. Dalam upaya menekan unit cost produk, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah penyeimbangan lintasan produksi. Dengan lintasan produksi yang seimbang, maka kapasitas produksi dapat meningkat.

PT. Citra Bandung Laksana merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi kursi yang terbuat dari bahan baku logam dengan merek dagang Fortuner. Sistem produksi yang diterapkan oleh perusahaan saat ini adalah sistem mass production dan sistem job order, dimana kedua sistem produksi dilakukan pada fase produksi dan lokasi yang berbeda. Produk-produk yang diproduksi dengan sistem mass production adalah produk-produk yang merupakan hasil rancangan perusahaan, sedangkan produk-produk yang diproduksi dengan sistem job order adalah produk-produk dengan rancangan khusus atau dipesan khusus oleh konsumen. Perusahaan memproduksi kursi tipe Fortuner, Avanza, Istana, dan Chifu.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis, terlihat bahwa keseimbangan lintasan produksi yang berlangsung pada sistem mass production saat ini masih belum baik. Sebenarnya, Samuel Yunardi dalam karya Tugas Akhirnya pada tahun 2009 telah memberikan usulan penyeimbangan lintasan produksi yang sebaiknya diterapkan perusahaan. Dengan menerapkan usulan penyeimbangan lintasan produksi, target produksi dapat tercapai, bahkan melebihi. Namun, dalam usulan penyeimbangan tersebut, faktor fungsi dan jenis mesin terabaikan. Penugasan operasi-operasi dalam suatu stasiun kerja tidak


(19)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Universitas Kristen Maranatha memperhatikan kesamaan jenis mesin, akibatnya utilisasi mesin rendah. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk mengusulkan penyeimbangan lintasan yang memperhatikan fungsi dan jenis mesin.

1.2 Identifikasi Masalah

Pada saat Samuel Yunardi menyusun tugas akhirnya, perusahaan memproduksi kursi tipe Fortuner, Avanza, Istana, dan Chifu. Jumlah produksi tipe Fortuner Vista dan Avanza 706-P cukup signifikan bila dibandingkan dengan tipe produk lainnya, yaitu sebesar 80% dari total produksi keseluruhan. Oleh karena itu, Samuel Yunardi memfokuskan penelitian pada dua produk tersebut. Jumlah produksi produk Fortuner Vista saat ini baru mencapai 80% dari target produksi yang ditetapkan, sedangkan untuk produk Avanza 706-P sebesar 60%.

Usulan penyeimbangan lintasan yang dibuat oleh Samuel Yunardi menghasilkan pencapaian target produksi, baik untuk produk Fortuner Vista maupun Avanza 706-P. Namun, akibat mengabaikan faktor jenis mesin, utilisasi mesin menjadi rendah, berkisar dari 3.31% - 53.81%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagian lampiran 1. Oleh karena itu, penulis akan mengusulkan penyeimbangan lintasan yang menghasilkan utilisasi mesin yang tidak rendah dan target produksi dapat tercapai.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi 1.3.1 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sama seperti yang sudah ditetapkan oleh Samuel Yunardi adalah:

Pengamatan dilakukan pada produk mass production.

 Produk yang diamati adalah Avanza 706-P dan Fortuner Vista, karena produksi kedua produk ini mencapai 80% dari total produksi keseluruhan.

1.3.2 Asumsi

Asumsi sama seperti yang sudah ditetapkan oleh Samuel Yunardi adalah:


(20)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Universitas Kristen Maranatha

 Data waktu yang diambil sudah merupakan data waktu baku.

 Ketersediaan bahan baku mencukupi.

1.4 Perumusan Masalah

Berikut adalah perumusan masalah yang penulis rumuskan berdasarkan hasil pengidentifikasian masalah:

1. Apa kelemahan dari metode penyeimbangan lintasan produksi yang diterapkan oleh perusahaan saat ini?

2. Bagaimana metode penyeimbangan lintasan produksi yang sebaiknya diterapkan perusahaan?

3. Manfaat apa yang dapat diraih oleh perusahaan dari penerapan metode penyeimbangan lintasan produksi usulan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk:

1. Mengetahui kelemahan dari metode penyeimbangan lintasan produksi yang diterapkan oleh perusahaan saat ini

2. Mengusulkan perbaikan penyeimbangan lintasan produksi yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan.

3. Menyatakan manfaat yang dapat diraih perusahaan dari penerapan metode penyeimbangan lintasan produksi yang diusulkan.

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut adalah urutan dan tahapan dalam penulisan tugas akhir ini:

Bab 1 Pendahuluan

Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka


(21)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Universitas Kristen Maranatha

Bab 3 Metodologi Penelitian

Berisi tahapan langkah beserta uraian masing-masing langkah dalam penelitian ini.

Bab 4 Pengumpulan Data

Berisikan data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan di perusahaan.

Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis

Berisikan langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan disertai dengan analisis terhadap hasil pengolahan data tersebut.

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan dan beberapa saran yang perlu diperhatikan perusahaan dalam menerapkan metode usulan.


(22)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kelemahan dari metode penyeimbangan lintasan produksi perusahaan yang diterapkan saat ini antara lain:

a. Efisiensi lintasan total rendah yaitu sebesar 35.50%.

b. Waktu siklus pengerjaan produk cukup besar, yakni 4720 detik/ lot untuk produk Avanza 706-P dan 3570 detik/ lot untuk produk Fortuner Vista. c. Target produksi sebesar 5 lot/ hari untuk masing-masing produk tidak

dapat tercapai karena kapasitas produksi saat ini hanya sebesar 3 lot/ hari untuk produk Avanza 706-P dan 4 lot/ hari untuk produk Fortuner Vista. 2. Metode penyeimbangan lintasan produksi usulan yang sebaiknya diterapkan

oleh perusahaan adalah metode penyeimbangan lintasan produksi dengan pendekatan algoritma genetika, karena algoritma genetika memberikan nilai efisiensi lintasan total yang lebih besar daripada metode Helgeson-Birnie

Approach. Jika perusahaan menggunakan algoritma genetika yang

dikembangkan pada penelitian ini maka perusahaan tidak perlu khawatir akan menurunnya tingkat utilisasi mesin yang ada. Hal ini dikarenakan metode algoritma genetika pada penelitian ini sudah memperhatikan faktor jenis mesin yang ada pada setiap stasiun kerja, sehingga tingkat utilisasi mesin tetap optimal. Selain itu metode algoritma genetika tidak memerlukan penambahan jumlah mesin, karena jumlah mesin yang diperlukan setara dengan jumlah mesin yang digunakan perusahaan saat ini.

3. Manfaat yang dapat perusahaan raih dengan penerapan metode

penyeimbangan lintasan usulan antara lain:


(23)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Universitas Kristen Maranatha b. Tingkat utilisasi mesin tetap optimal dan tidak memerlukan penambahan

jumlah mesin.

c. Waktu siklus untuk masing-masing produk berkurang nilainya, yakni sebesar 2700 detik/ lot untuk masing-masing produk.

d. Target produksi yang ditetapkan perusahaan sebesar 5 lot/ hari untuk masing-masing produk dapat dicapai.

6.2Saran

Saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan adalah:

1. Sehubungan dengan terjadinya perubahan penugasan operasi yang dilakukan operator sebagaimana yang diusulkan penulis, maka perlu dilakukan pelatihan terhadap operator.


(24)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Bedworth, David D. and Bailey, E James. 1987. Integrated Production

Control System, 2nded. New York: John Wiley & Sons.

2. Davis, Lawrence. 1991. Handbook of Genetic Algorithm. New York: Van Nostrand Reinhold.

3. Elsayed, Mostafa A. and Boucher, Thomas O. 1985. Analysis and Control of

Production System. New Jersey: Prentice-Hall.

4. Gen, Mitsuo and Runwei Cheng. 2000. Genetic Algorithm and Engineering

Optimization. New York: John Wiley & Sons.

5. Goldberg, David E. 1989. Genetic Algorithm in Search, Optimation &

Machine Learning. Massachussetts: Addison-Wesley Publishing Company,

Inc.

6. Obitko, M. Czech Technical University (CTU). IV. Genetic Algorithm.

Retrieved October 10th, 2003 from the World Wide Web:

(http://cs.felk.cvut.cz/~xobitko/ga/gaintro.html)

7. ____, Genetic Algorithm, (http://en.wikipedia.org/wiki/Genetic_algorithm, diakses pada tanggal 15 November 2010)

8. Yunardi, Samuel. 2009. Usulan Penyeimbangan Lintasan Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Algoritma Genetika (Studi Kasus di PT. Citra Bandung Laksana, Bandung). Bandung: Universitas Kristen Maranatha.


(1)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

memperhatikan kesamaan jenis mesin, akibatnya utilisasi mesin rendah. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk mengusulkan penyeimbangan lintasan yang memperhatikan fungsi dan jenis mesin.

1.2 Identifikasi Masalah

Pada saat Samuel Yunardi menyusun tugas akhirnya, perusahaan memproduksi kursi tipe Fortuner, Avanza, Istana, dan Chifu. Jumlah produksi tipe Fortuner Vista dan Avanza 706-P cukup signifikan bila dibandingkan dengan tipe produk lainnya, yaitu sebesar 80% dari total produksi keseluruhan. Oleh karena itu, Samuel Yunardi memfokuskan penelitian pada dua produk tersebut. Jumlah produksi produk Fortuner Vista saat ini baru mencapai 80% dari target produksi yang ditetapkan, sedangkan untuk produk Avanza 706-P sebesar 60%.

Usulan penyeimbangan lintasan yang dibuat oleh Samuel Yunardi menghasilkan pencapaian target produksi, baik untuk produk Fortuner Vista maupun Avanza 706-P. Namun, akibat mengabaikan faktor jenis mesin, utilisasi mesin menjadi rendah, berkisar dari 3.31% - 53.81%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagian lampiran 1. Oleh karena itu, penulis akan mengusulkan penyeimbangan lintasan yang menghasilkan utilisasi mesin yang tidak rendah dan target produksi dapat tercapai.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi 1.3.1 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sama seperti yang sudah ditetapkan oleh Samuel Yunardi adalah:

Pengamatan dilakukan pada produk mass production.

 Produk yang diamati adalah Avanza 706-P dan Fortuner Vista, karena produksi kedua produk ini mencapai 80% dari total produksi keseluruhan.

1.3.2 Asumsi


(2)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Universitas Kristen Maranatha

 Data waktu yang diambil sudah merupakan data waktu baku.

 Ketersediaan bahan baku mencukupi. 1.4 Perumusan Masalah

Berikut adalah perumusan masalah yang penulis rumuskan berdasarkan hasil pengidentifikasian masalah:

1. Apa kelemahan dari metode penyeimbangan lintasan produksi yang diterapkan oleh perusahaan saat ini?

2. Bagaimana metode penyeimbangan lintasan produksi yang sebaiknya diterapkan perusahaan?

3. Manfaat apa yang dapat diraih oleh perusahaan dari penerapan metode penyeimbangan lintasan produksi usulan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk:

1. Mengetahui kelemahan dari metode penyeimbangan lintasan produksi yang diterapkan oleh perusahaan saat ini

2. Mengusulkan perbaikan penyeimbangan lintasan produksi yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan.

3. Menyatakan manfaat yang dapat diraih perusahaan dari penerapan metode penyeimbangan lintasan produksi yang diusulkan.

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut adalah urutan dan tahapan dalam penulisan tugas akhir ini: Bab 1 Pendahuluan

Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 Tinjauan Pustaka


(3)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Bab 3 Metodologi Penelitian

Berisi tahapan langkah beserta uraian masing-masing langkah dalam penelitian ini.

Bab 4 Pengumpulan Data

Berisikan data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan di perusahaan. Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis

Berisikan langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan disertai dengan analisis terhadap hasil pengolahan data tersebut.

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan dan beberapa saran yang perlu diperhatikan perusahaan dalam menerapkan metode usulan.


(4)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kelemahan dari metode penyeimbangan lintasan produksi perusahaan yang diterapkan saat ini antara lain:

a. Efisiensi lintasan total rendah yaitu sebesar 35.50%.

b. Waktu siklus pengerjaan produk cukup besar, yakni 4720 detik/ lot untuk produk Avanza 706-P dan 3570 detik/ lot untuk produk Fortuner Vista. c. Target produksi sebesar 5 lot/ hari untuk masing-masing produk tidak

dapat tercapai karena kapasitas produksi saat ini hanya sebesar 3 lot/ hari untuk produk Avanza 706-P dan 4 lot/ hari untuk produk Fortuner Vista. 2. Metode penyeimbangan lintasan produksi usulan yang sebaiknya diterapkan

oleh perusahaan adalah metode penyeimbangan lintasan produksi dengan pendekatan algoritma genetika, karena algoritma genetika memberikan nilai efisiensi lintasan total yang lebih besar daripada metode Helgeson-Birnie Approach. Jika perusahaan menggunakan algoritma genetika yang dikembangkan pada penelitian ini maka perusahaan tidak perlu khawatir akan menurunnya tingkat utilisasi mesin yang ada. Hal ini dikarenakan metode algoritma genetika pada penelitian ini sudah memperhatikan faktor jenis mesin yang ada pada setiap stasiun kerja, sehingga tingkat utilisasi mesin tetap optimal. Selain itu metode algoritma genetika tidak memerlukan penambahan jumlah mesin, karena jumlah mesin yang diperlukan setara dengan jumlah mesin yang digunakan perusahaan saat ini.

3. Manfaat yang dapat perusahaan raih dengan penerapan metode penyeimbangan lintasan usulan antara lain:


(5)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

b. Tingkat utilisasi mesin tetap optimal dan tidak memerlukan penambahan jumlah mesin.

c. Waktu siklus untuk masing-masing produk berkurang nilainya, yakni sebesar 2700 detik/ lot untuk masing-masing produk.

d. Target produksi yang ditetapkan perusahaan sebesar 5 lot/ hari untuk masing-masing produk dapat dicapai.

6.2Saran

Saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan adalah:

1. Sehubungan dengan terjadinya perubahan penugasan operasi yang dilakukan operator sebagaimana yang diusulkan penulis, maka perlu dilakukan pelatihan terhadap operator.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Bedworth, David D. and Bailey, E James. 1987. Integrated Production Control System, 2nded. New York: John Wiley & Sons.

2. Davis, Lawrence. 1991. Handbook of Genetic Algorithm. New York: Van Nostrand Reinhold.

3. Elsayed, Mostafa A. and Boucher, Thomas O. 1985. Analysis and Control of Production System. New Jersey: Prentice-Hall.

4. Gen, Mitsuo and Runwei Cheng. 2000. Genetic Algorithm and Engineering Optimization. New York: John Wiley & Sons.

5. Goldberg, David E. 1989. Genetic Algorithm in Search, Optimation & Machine Learning. Massachussetts: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

6. Obitko, M. Czech Technical University (CTU). IV. Genetic Algorithm. Retrieved October 10th, 2003 from the World Wide Web: (http://cs.felk.cvut.cz/~xobitko/ga/gaintro.html)

7. ____, Genetic Algorithm, (http://en.wikipedia.org/wiki/Genetic_algorithm, diakses pada tanggal 15 November 2010)

8. Yunardi, Samuel. 2009. Usulan Penyeimbangan Lintasan Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Algoritma Genetika (Studi Kasus di PT. Citra Bandung Laksana, Bandung). Bandung: Universitas Kristen Maranatha.


Dokumen yang terkait

Usulan Penyeimbangan Lintasan Produksi Di Lini Perakitan Untuk Produk Folding Chair Dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT.Chitose Indonesia MFG).

4 14 61

Usulan Perbaikan Lintasan Produksi Mass Production Produk Jaket Pada CV.Dikhsa Garment Dengan Menggunakan Algoritma Genetika.

0 0 37

Usulan Perbaikan Lintasan Produksi Produk Kemeja Lengan Panjang Dewasa Dalam Upaya Mencapai Target Produksi Dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus Di CV.Surya Advertising & T-Shirt, Bandung).

2 7 45

Upaya Perbaikan Lintasan Produksi "CV.WATTO-WATTO GARMENT" Bandung Menggunakan Pendekatan Algoritma Genetika.

0 0 48

Usulan Perbaikan Lintasan Produksi Produk Kemeja Lengan Panjang Dewasa Dalam Upaya Mencapai Target Produksi Dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus Di CV Mitra Abadi Sejahtera Bandung).

1 1 57

Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Algoritma Tabu Search (Studi Kasus di PT.Hegar Sumber Kreasi, Bandung).

0 1 32

Usulan Perancangan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Group Technology Dengan Pendekatan Algoritma Genetika (Studi Kasus Di PT.Sinar Terang Logamjaya, Bandung).

0 1 244

Usulan Penerapan Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika (Studi Kasus di Perusahaan "X", Bandung).

0 0 49

Usulan Perbaikan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Group Technology Dengan Pendekatan Algoritma Genetika (Studi Kasus di PT.Press Metal Indo Jaya, Bandung).

0 1 233

PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PERAKITAN DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS DI CV. JAYA PRATAMA BANDUNG) - repo unpas

0 1 10