Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpangan Fungsi Media Massa “Obor Rakyat” Sebagai Alat Propaganda Politik Pilpres 2014 T1 362010069 BAB VI
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi, diperoleh
kesimpulan bahwa :
1. Diukur dengan Kode Etik Jurnalistik Obor Rakyat tidak memenuhi beberapa syarat
dengan baik. Bahasa dalam teks di media Obor Rakyat terbukti menyimpang dari fungsi
utamanya. Analisis ini juga didukung dengan teori fungsional media yang berkaitan
dengan kuasa dan maklumat (informasi). Sebagai sarana komunikasi politik media Obor
Rakyat berada di bawah kekuasaan para elit politik. Sehingga isi dari pemberitaan banyak
melakukan penyimpangan dan mengarah ke propaganda politik yang berkaitan dengan
isu SARA. Indonesia adalah Negara majemuk sehingga isu SARA menjadi hal yang
sangat sensitif di media massa. Oleh karena itu media massa Obor Rakyat banyak di
tentang masyarakat.
2. Pelanggaran fungsi yang pertama yaitu sebagai pemberitaan, beritanya tidak sesuai
dengan fakta dan tidak akurat. Dari segi kelengkapan berita juga tidak mencantumkan
narasumber dan siapa penulisnya. Kedua fungsi media sebagai sosialisasi, Obor Rakyat
telah melakukan pelanggaran karena melakukan indoktrinasi politik. Caranya dengan
melakukan penanaman nilai buruk terhadap sosok Jokowi. Hal ini telah mengarah pada
diskrimansi terhadap keturunan cina dan nonmuslim. Ketiga fungsi sebagai persuasi juga
telah dilanggar. Obor Rakyat melakukan pembentukan citra buruk terhadap sosok
Jokowi. Tujuannya untuk mempengaruhi dan merubah sikap khalayak dari suka menjadi
tidak suka. Keempat fungsi agenda seting bahwa media memiliki tanggung jawab sosial
terhadap khalayak. Namun dilihat dari sisi pemberitaan yang dilakukan oleh Obor
Rakyat, media ini tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Karena beberapa
berita yang dimuat tidak benar dan mengandung fitnah.
3. Hasil analisis menggunakan sembilan teknik propaganda juga membuktikan bahwa Obor
Rakyat digunakan sebagai alat propaganda politik dalam pilpres 2014. Terdapat beberapa
manipulasi simbol dalam bentuk bahasa yang digunakan untuk menggambarkan sosok
65
Jokowi. Analisis ini didukung dengan teori propaganda Lasswell dan Lippman. Menurut
sumbernya media ini juga termasuk kedalam propaganda abu-abu artinya tidak jelas siapa
pelakunya.
6. 2 Saran
Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian terhadap media Obor Rakyat, penulis fokus untuk meneliti fungsi media
massa dalam praktik propaganda politik. Untuk memperkaya bahan kajian, penulis melihat ada
beberapa tema lain yang bisa diangkat dari media ini. Seperti wacana politik menggunakan studi
analisis wacana kritis, analisis agenda-setting media, framing, dan kontruksi realitas media.
Selain itu terdapat beberapa simbol dalam bentuk gambar yang dapat dianalisis menggunakan
analisis semiotika. Media Obor Rakyat juga bisa dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap
khalayak dalam hal ini pembentukan opini publik.
66
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi, diperoleh
kesimpulan bahwa :
1. Diukur dengan Kode Etik Jurnalistik Obor Rakyat tidak memenuhi beberapa syarat
dengan baik. Bahasa dalam teks di media Obor Rakyat terbukti menyimpang dari fungsi
utamanya. Analisis ini juga didukung dengan teori fungsional media yang berkaitan
dengan kuasa dan maklumat (informasi). Sebagai sarana komunikasi politik media Obor
Rakyat berada di bawah kekuasaan para elit politik. Sehingga isi dari pemberitaan banyak
melakukan penyimpangan dan mengarah ke propaganda politik yang berkaitan dengan
isu SARA. Indonesia adalah Negara majemuk sehingga isu SARA menjadi hal yang
sangat sensitif di media massa. Oleh karena itu media massa Obor Rakyat banyak di
tentang masyarakat.
2. Pelanggaran fungsi yang pertama yaitu sebagai pemberitaan, beritanya tidak sesuai
dengan fakta dan tidak akurat. Dari segi kelengkapan berita juga tidak mencantumkan
narasumber dan siapa penulisnya. Kedua fungsi media sebagai sosialisasi, Obor Rakyat
telah melakukan pelanggaran karena melakukan indoktrinasi politik. Caranya dengan
melakukan penanaman nilai buruk terhadap sosok Jokowi. Hal ini telah mengarah pada
diskrimansi terhadap keturunan cina dan nonmuslim. Ketiga fungsi sebagai persuasi juga
telah dilanggar. Obor Rakyat melakukan pembentukan citra buruk terhadap sosok
Jokowi. Tujuannya untuk mempengaruhi dan merubah sikap khalayak dari suka menjadi
tidak suka. Keempat fungsi agenda seting bahwa media memiliki tanggung jawab sosial
terhadap khalayak. Namun dilihat dari sisi pemberitaan yang dilakukan oleh Obor
Rakyat, media ini tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Karena beberapa
berita yang dimuat tidak benar dan mengandung fitnah.
3. Hasil analisis menggunakan sembilan teknik propaganda juga membuktikan bahwa Obor
Rakyat digunakan sebagai alat propaganda politik dalam pilpres 2014. Terdapat beberapa
manipulasi simbol dalam bentuk bahasa yang digunakan untuk menggambarkan sosok
65
Jokowi. Analisis ini didukung dengan teori propaganda Lasswell dan Lippman. Menurut
sumbernya media ini juga termasuk kedalam propaganda abu-abu artinya tidak jelas siapa
pelakunya.
6. 2 Saran
Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian terhadap media Obor Rakyat, penulis fokus untuk meneliti fungsi media
massa dalam praktik propaganda politik. Untuk memperkaya bahan kajian, penulis melihat ada
beberapa tema lain yang bisa diangkat dari media ini. Seperti wacana politik menggunakan studi
analisis wacana kritis, analisis agenda-setting media, framing, dan kontruksi realitas media.
Selain itu terdapat beberapa simbol dalam bentuk gambar yang dapat dianalisis menggunakan
analisis semiotika. Media Obor Rakyat juga bisa dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap
khalayak dalam hal ini pembentukan opini publik.
66