HUBUNGAN GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MERAKIT RANGKAIAN KONTROL MOTOR.

(1)

BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh : ABDUL ROHMAT

E.0451.1005292

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

ABDUL ROHMAT E.0451.1005292

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST., MSIE. NIP. 19551204 198103 1 002

Pembimbing II,

Dr. Ade Gaffar Abdullah, M.Si NIP.19721113 199903 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST., MSIE. NIP. 19551204 198103 1 002


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

RANGKAIAN LISTRIK DI SMK N I CIMAHI” ini dan seluruh isinya adalah benar – benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, juni 2014 Yang membuat pernyataan,

Abdul Rohmat NIM. 1005292


(4)

ABDUL ROHMAT 1005292

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Rangkaian Listrik Di SMK Negeri 1 Cimahi”. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Otomasi Industri A (X TOI A) dan X Teknik Otomasi Industri B (X TOI B) di SMK N 1 Cimahi yang sedang melaksanakan pembelajaran semester 2, tahun ajaran 2013/2014. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran rangkaian listrik. Sikap kemandirian belajar adalah perilaku siswa dalam belajar yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari hasil tes atau evaluasi setelah melaksanakan proses belajar yang bentuknya berupa angka atau skor.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan mengunakan analisis deskriptif dan pendekatan korelatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket./kuesioner untuk Variabel X (Kemandirian belajar), tes tertulis untuk Variabel Y (Hasil belajar), observasi, studi pustaka dan teknik dokumentasi. Hasil perhitungan korelasi Rank Spearman menunjukan bahwa rhitung = 0.644 dan rtabel = 0.255 dengan taraf kepercayaan 95% sehingga nilai rhitung

> rtabel maka sikap kemandirian belajar berpengaruh terhadap hasil belajar.

Persamaan regresi kedua avariabel adalah Y = -2.1525 + 0.10097 X hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel X dan Y linier dan memiliki keberartian regresi. Perhitungan koefisien determinasi menghasilkan KD = 41.52 % ini menunjukan bahwa hasil belajar 41.52% ditentukan oleh kemandirian belajar. Oleh karena itu peneliti menyarankan siswa harus menumbuhkan sikap kemandirian belajar yang baik.


(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kemandirian Belajar ... 7

2.2 Hasil Belajar ... 11

2.3 Karangka Berfikir ... 15


(6)

vi

2.5 Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN... 18

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 18

3.2 Metode Penelitian ... 18

3..2.1 Prosedur Penelitian ... 18

3.3 Variabel, Definisi Operasional Penelitian ... 21

3.3.1 Variabel Penelitian ... 21

3.3.2 Definisi Operasional ... 22

3.4 Populasi dan Sempel Penelitian ... 22

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.6 Instrumen Penelitian ... 23

3.6.1 Instrumen Variabel X ... 24

3.6.2 Instrumen Variabel Y ... 26

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 27

3.7.1 Uji Validitas ... 27

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 28

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran... 30

3.8 Teknik Analisis Data ... 31

3.8.1 Uji Normalitas ... 31

3.8.2 Uji Koefisien Korelasi ... 32

3.8.3 Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 34


(7)

3.9 Pengujian Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Sikap Kemandirian Belajar ... 38

4.2 Hasil Belajar Rangkaian Listrik... 41

4.3 Hasil Uji Instrumen ... 43

4.3.1 Uji Validitas Instrumen ... 43

4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 46

4.3.3 Uji Tingkat Kesukaran... 46

4.4 Analisis Sikap Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar... 47

4.4.1 Uji Normalitas ... 47

4.4.2 Uji Koefisien Korelasi ... 50

4.4.3 Uji Linieritas Regresi dan Keberartian Regresi ... 54

4.4.4 Uji Koefisien Determinasi ... 55

4.5 Uji Hipotesis ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Alur Penelitian 19

Gambar 3.2. Hubungan Variabel Penelitian 21

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Sikap Kemandirian Belajar 40


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skor Sikap Kemandirian belajar 24

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Variabel X ( Kemandirian Belajar) 25

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Y(Hasil Belajar) 26

Tabel 3.4. Klasifikasi Validitas Instrumen 27

Tabel 3.5. Interpretasi Reliabilitas Instrumen 29

Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Kesukaran 30

Tabel 3.7. Distribusi Untuk Uji Normalitas 32

Tabel 3.8. Interpretasi Koefisiensi Korelasi 33

Tabel 3.9. Analisi Varian (Anava) 36

Tabel 4.1. Tabulasi Sampe Data Variabel X 37

Tabel 4.2. Distribusi Skor Sikap Kemandirian Belajar 39

Tabel 4.3. Interpretasi Skor Skala Sikap Sikap Kemandirian Belajar 40

Tabel 4.4. Tabulasi Data Variabel Y 41

Tabel 4.5. Distribusi Skor Hasil Belajar 42

Tabel 4.6. Validitas Instrumen X 43

Tabel 4.7. Validitas Instrumen Y 45

Tabel 4.8. Tingkat kesukaran item soal 47

Tabel 4.9. Distribusi Variabel X 48

Tabel 4.10. Distribusi Variabel Y 49

Tabel 4.11. Perhitungan Korelasi Rank Spearman 50

Tabel 4.12. Analisis Varian 54


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan peningkatan, penyempurnaan serta perubahan sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada peningkatan kualitas hasil pendidikan. Tercapainya tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa. Keberhasilan itu pada umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa, daya serap siswa, serta prestasi siswa yang berupa nilai rapor. Dengan kata lain keberhasilan pendidikan dipengaruhi banyak faktor.

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan merupakan sebuah kebutuhan utama manusia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan serta kemajuan bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki mutu pendidikan yang tinggi. Untuk mewujudkan itu perlu adanya kerjasama antara pihak sekolah, orang tua, dan yang terpenting adalah siswa itu sendiri.

Siswa adalah bagian dalam suatu proses pembelajaran, mempunyai keterkaitan yang erat dalam prestasi belajar sehingga dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar siswanya. Bila prestasi belajar siswa tinggi, maka dimungkinkan tinggi mutu pendidikannya. Sebaliknya bila prestasi belajar siswa rendah, maka rendah pula mutu pendidikannya. Dalam hal ini prestasi belajar siswa dipengaruhi banyak faktor diantaranya motivasi, kemandirian belajar, orangtua dan lain-lain

Tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar dinyatakan dengan hasil belajar. Hasil belajar dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor, setelah melakukan proses belajar. Banyak hal yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar siswa yang pada akhirnya akan


(11)

mempengaruhi hasil belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar adalah faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal diantaranya yaitu keluarga, teman, guru dan lingkungan sekolah, sedangkan faktor internal berupa motivasi, sikap, minat, perhatian, dan kemandirian belajar siswa. Faktor-faktor tersebut lah yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Kemandirian siswa dalam belajar salah satu faktor penting yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Kemandirian belajar merupakan potensi yang dimiliki oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara bertanggung jawab yang didorong oleh motivasi diri sendiri demi tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini juga peran orang tua dan guru sangat penting dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa. Orang tua hendaknya tidak bersikap otoriter dalam mendidik anak. Anak diberikan kebebasan yang bertanggung jawab dalam bertindak agar kemandirian terbentuk dalam diri anak. Guru harus menciptakan suasana pelajaran yang memberikan keleluasan bagi siswa dalam mengeluarkan pendapat, berfikir secara kritis dan mandiri, dan guru tidak memaksa secara mutlak. Hendaklah siswa belajar atas dasar keinginan sendiri bukan paksaan dari orang lain. Dalam hal ini orang tua dan guru, bahkan lingkungan sekitar.

Kemandirian belajar siswa merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu ditumbuhkan pada siswa. Dengan ditumbuh kembangkannya kemandirian belajar siswa, membuat siswa dapat mengerjakan segala sesuatu dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi akan berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan kemampuan yang dimilikinya, sebaliknya siswa yang memiliki kemandirian belajar yang rendah akan tergantung pada orang lain.

Sikap kemandirian belajar penting dimiliki oleh siswa agar dalam bersikap dan melaksanakan tugas tidak tergantung pada orang lain dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dikerjakannya. Sekarang ini dalam dunia pendidikan sedikit siswa yang memiliki sikap kemandirian belajar.


(12)

3

Kenyataan yang dijumpai oleh guru di SMK N 1 Cimahi dalam proses pembelajaran rangkaian listrik adalah: (1) ada siswa yang masih tergantung pada temannya saat ujian atau saat mengerjakan tugas, (2) dalam mengerjakan tugas mandiri sering ada siswa yang menyalin pekerjaan teman, (3) inisiatif mencari sumber bacaan rendah sementara sebenarnya banyak sumber yang dapat diakses, (4) kreativitas siswa juga menunjukkan rendah, (5) masih ada sebagian siswa yang datang kesekolah tanpa persiapan tetapi hanya berprinsip datang, duduk, diam dan catat, (6) ada sebagian siswa yang tidak memiliki buku tetapi hanya catatan, kalaupun mereka memiliki buku, buku tersebut masih bersih tanpa ada tanda kalau sudah digunakan untuk belajar, (7) sebagian kecil siswa menganggap guru adalah sumber utama belajar.

Kebanyakan siswa masih bersifat saling ketergantungan dengan siswa lainnya dan ingin melakukan segala hal yang berpengaruh dengan hasil belajar secara bersama-sama. Proses belajar sekarang ini sangat diperlukan sikap kemandirian dalam belajar serta mengorganisir dirinya sendiri, dengan adanya sikap mandiri dalam diri siswa maka tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan. Sikap kemandirian belajar siswa dalam mengkerjakan tugas harus dipupuk sedini mungkin, karena dengan sikap mandiri dapat menunjukkan inisiatif, berusaha untuk mengejar prestasi, dan mempunyai rasa percaya diri.

Pada kenyataannya menunjukkan siswa belum mempunyai kesadaran untuk melakukan kemandirian belajar. Hal ini terlihat dari keseharian siswa yang masih meminta bantuan orang lain untuk mengerjakan tugas atau pun PR. Anak akan berhenti mengerjakan soal rangkaian listrik ketika dirasa soal tidak dapat diselesaikan sendiri. Kemandirian belajar siswa masih sangat kurang, padahal kemandirian belajar diperlukan untuk mempelajari materi mata pelajaran rangkaian listrik. Hasil belajar merupakan cerminan dari usaha belajar, semakin baik usaha belajarnya, maka semakin baik pula hasil yang diraih. Hasil belajar yang diraih seseorang dapat dilihat dari seberapa besar kuantitas pengetahuan yang dimilikinya. Hasil belajar dapat dijadikan sebagai pengukur keberhasilan program dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan.


(13)

Berdasarkan latar belakang itulah, penulis mencoba untuk mengadakan studi dengan melakukan penelitian tentang pengaruh kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar di SMK rumpun listrik. Untuk itu, penulis berinisiatif untuk mengambil judul skripsi :” Analisis Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Rangkaian Listrik di SMK Negeri 1 Cimahi “.

1.2 Identifikasi Masalah

Agar pembahasan dilaksanakan lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kurangnya motivasi belajar siswa 2. Rendahnya minat belajar siswa

3. Rendahnya tingkat kemandirian siswa dalam belajar rangkaian listrik 4. Penerapan sikap belajar positif dalam belajar yang masih kurang

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi pada kemandirian belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran rangkaian listrik di SMK N 1 Cimahi, dengan fokus perhatian pada :

1. Kemandirian siswa

Kemandirian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemandirian siswa dalam belajar. Sedangkan kemandirian belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemandirian siswa dalam belajar baik belajar disekolah, dirumah, individual atau kelompok

2. Hasil belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar rangkaian listrik yang diperoleh siswa setelah mengikuti sejumlah materi atau pokok bahasan yang dipersyaratkan dalam satuan kurikulum pendidikan SMK N 1 Cimahi pada semester genap yang kemudian dilakukan tes. Tes yang dimaksud adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda.


(14)

5

3. Siswa

Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa SMKN 1 Cimahi yang menjadi objek penelitian yaitu siswa kelas X TOI A dan X TOI B.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka

perumusan masalah pada penelitian ini adalah “ Apakah terdapat pengaruh

kemandirian belajar terhadap hasil belajar Rangkaian Listrik di SMK N 1 Cimahi ? ”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat kemandirian siswa di SMK N 1 Cimahi 2. Untuk mengetahui hubungan kemandirian siswa terhadap hasil belajar

rangkaian listrik di SMK N 1 Cimahi

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemandirian siswa terhadap hasil belajar rangkian listrik di SMK N 1 Cimahi

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, sebagai masukan dalam menambah pengetahuan wawasan dan kemampuan berfikir khusnya mengenai kemandirian siswa dalam belajar.

2. Bagi SMK N 1 Cimahi, untuk mendapatkan pemecahan masalah yang dialami sekolah yang berhubungan dengan kemandirian belajar siswa dalam belajar dengan hasil belajar siswa.

3. sebagai bahan masukan bagi guru untuk menekankan pentingnya kemandirian dalam setiap menyelesaikan soal-soal yang diberikan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan


(15)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini terdiri atas lima bab dengan uraian sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini membahas tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan Bab II : Kajian Pustaka, Kerangka Pikir dan Hipotesis

Bab ini membahas tentang teori-teori mengenai kemandirian siswa, hasil belajar siswa dan hipotesis penelitian

Bab III : Metodologi Penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, seperti menentukan variabel penelitian,metode penelitian, sampel dan populasi, instrumen pengambilan data, analisis data, dan hipotesis statistik.

Bab IV : Hasil penelitian

Bab ini membahas tentang hasil penelitian kemandirian siswa terhadap hasil belajar rangkaian listrik.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan yang diperoleh.


(16)

BAB II KAJIAN PUTAKA

2.1 Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri. Seringkali orang menyalahartikan tentang kemandirian belajar. Kemandirian termasuk kedalam lingkup sifat seseorang. Kemandirian merupakan salah satu segi dari sifat seseorang maka dalam mempelajari konsep kemandirian harus dilihat sebagai bagian dari kepribadian individu yang bersangkutan. Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional Bab II ayat 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Jelas bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional menciptakan individu yang mandiri.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 1988, hlm. 625). “kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain”. Kemandirian memiliki empat aspek yaitu aspek intelektual (kemauan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri), aspek sosial ( kemauan untuk membina relasi secara aktif), aspek emosi (kemauan untuk mengelola emosinya sendiri),dan aspek ekonomi ( kemauan untuk mengatur ekonomi sendiri).

Dengan demikian bisa dikatakan keadaan mandiri akan muncul bila seseorang belajar tanpa ada paksaan dari orang laian atau pengaruh dari luar, sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila sesorang tidak mau belajar. Jadi anak dikatakan mandiri apabila anak itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Dapat menemukan identitas dirinya

2. Memiliki inisiatif dalam setiap langkahnya.


(17)

4. Bertanggung jawab atas tindakannya

5. Dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhannya sendiri

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”.(Moh. Surya dalam Sri Rumini dkk, 1995, hlm 59)

Konsep belajar menurut UNESCO, menuntut untuk setiap satuan pendidian untuk dapat mengembangkan empat pilar pendidikan baik untuk sekarang maupun untuk masa depan yaitu : learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) dan learning to live to gether (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).

Dari kedua istilah kemandirian dan belajar, timbulah istilah yang baru yang mencakup keduanya, yaitu kemandirian belajar. Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Haris Mudjiman, 2009, hlm 1).

Kemandirian belajar adalah sebagai berikut: (Hiemstra, 1994, hlm 1) 1. Setiap individu berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil

berbagai keputusan.

2. Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran.

3. Belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain.

4. Dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransferkan hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi yang lain.

5. Siswa yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas, seperti: membaca sendiri, belajar kelompok, latihan-latihan, dialog elektronik, dan kegiatan korespondensi.

6. Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan-gagasan kreatif.


(18)

9

7. Beberapa institusi pendidikan sedang mengembangkan belajar mandiri menjadi program yang lebih terbuka (seperti Universitas Terbuka) sebagai alternatif pembelajaran yang bersifat individual dan program-program inovatif lainnya.

Menurut pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah sikap bertanggung jawab, tidak bergantung kepada orang lain yang dimiliki siswa dalam proses belajar seperti mencari sumber belajar sendiri, menetapkan tujuan belajar, dan menentukan strategi belajar yang tepat.

Haris Mudjiman (2009, hlm 20-21) mengemukakan kegiatan-kegiatan yang perlu diakomodasikan dalam pelatihan belajar mandiri adalah sebagai berikut:

1. Adanya kompetensi-kompetensi yang ditetapkan sendiri oleh siswa untuk menuju pencapaian tujuan-tujuan akhir yang ditetapkan oleh program pelatihan untuk setiap mata pelajaran.

2. Adanya proses pembelajaran yang ditetapkan sendiri oleh siswa.

3. Adanya input belajar yang ditetapkan dan dicari sendiri. Kegiatan-kegiatan itu dijalankan oleh siswa, dengan ataupun tanpa bimbingan guru.

4. Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan oleh siswa sendiri.

5. Adanya kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dijalani siswa.

6. Adanya past experience review atau review terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki siswa.

7. Adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. 8. Adanya kegiatan belajar aktif.

Tahar (2006, hlm 92) dalam jurnalnya menyatakan bahwa kemandirian belajar merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metode atau strategi belajar, sumber belajar, dan evaluasi hasil belajar.


(19)

Merriam dan Caffarella (1999) dalam Tarmidi (2010, hlm 2) menyatakan bahwa: kemandirian belajar merupakan proses dimana individu mengambil inisiatif dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sistem pembelajarannya.

Kemandirian belajar siswa merupakan salah satu prinsip terpenting dalam psikologi pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (2009, hlm. 6) bahwa:

“Salah satu prinsip terpenting dalam psikologi pendidikan ialah bahwa guru tidak dapat hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajar dengan cara-cara yang menjadikan informasi bermakna dan relevan bagi siswa, dengtan memberi kesempatan kepada siswa menemukan atau menerapkan sendiri gagasan-gagasan, dan dengan mengajari siswa untuk mengetahui dan dengan sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.”

Pernyataan diatas menunjukan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, sangat tergantung pada usaha siswa itu sendiri yaitu sikap kemandirian belajar dimana siswa membangun pengetahuan pikiran, menemukan dan menerapkan gagasan-gagasan dan menggunakan strategi belajar yang dimilikinya. Siswa dengan kemandirian yang tinggi, akan berusaha bertanggung jawab terhadap kemajuan prestasinya, mengatur diri sendiri, memiliki inisiatif yang tinggi dan memiliki dorongan yang kuat untuk terus menerus mengukir prestasi. Mereka juga berusaha mendapatkan dan menggunakan segala fasilitas dan sumber belajar dengan sebaik-baiknya. Sikap kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas harus dipupuk sedini mungkin, karena dengan sikap mandiri dapat menunjukan inisiatif, berusaha untuk mengejar prestasi, mempunyai rasa percaya diri.

Seperti yang dikemukakan Haryono (dalam Tahar, 2006, hlm 92) bahwa kemandirian belajar perlu diberikan kepada peserta ajar supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Di samping tanggung jawab, motivasi yang tinggi dari peserta ajar sangat diperlukan dalam kemandirian belajar.


(20)

11

Anak yang memiliki kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan belajarnya, ketika belajar siswa berinisiatif sendiri tanpa disuruh oleh orang lain. Dalam keseharian siswa sering dihadapkan pada permasalahan yang menuntut siswa untuk mandiri dan menghasilkan suatu keputusan yang baik. Song and Hill (2007, hlm 31-32) menyebutkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu :

1. Personal attributes

Personal attributes merupakan aspek yang berkenaan dengan motivasi dari pebelajar, penggunaan sumber belajar, dan strategi belajar. Motivasi belajar merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsang pebelajar untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Processes

Processes merupakan aspek yang berkenaan dengan otonomi proses pembelajaran yang dilakukan oleh pebelajar meliputi perencanaan, monitoring, serta evaluasi pembelajaran.

3. Learning Context

Fokus dari learning context adalah faktor lingkungan dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian pebelajar.

Dari berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah perilaku siswa dalam belajar yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Yang ditandai dengan kemauan bertanggung jawab yaitu memilki kesadaran diri, ketekunan, dan berani mengambil keputusan, inisiatif dengan berfikir kreatif dan kritis, mengelola diri sendiri yaitu membuat rencana dan tujuan belajar, menentukan sumber belajar, menggunakan strategi belajar.

2.2 Hasil Belajar

Setiap proses belajar yang dilaksanakan sesorang atau peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. belajar merupakan sebuah proses yang berakhir dengan output dan outcome, output merujuk pada hasil yang diperoleh selama siswa mengikuti aktivitas belajar, sedangkan outcome merujuk pada perubahan


(21)

perilaku dari hasil belajar. “Hasil belajar didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh siswa setelah ia melakukan proses belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru” (Tabrani Ruysan, 1989, hlm 38). Senada dengan itu, Sudjana (2008, hlm 24) mengatakan bahwa “hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar”.

Hamalik (2008, hlm 18) mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”. Menurut Dimyati (2002, hlm 29) bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar”.

Kingsley (dalam Sudjana, 2008, hlm 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.

Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2008, hlm 22) mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga kategori, yaitu:

1.Ranah kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.

a) Pengetahuan

Merupakan kemampuan untuk mengetahui apa yang sedang dipelajari dan juga kemampuan untuk mengingat kembali terhadap hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam memori beruap fakta, kaidah, prinsip, dan metode. Pada waktu menyelesaikan masalah, pelajar menggali ingatan dari memorinya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapinya. Orang yang memiliki daya ingat yang kuat, dengan cepat dapat mengingat kembali apa yang diketahui dan dialaminya. Tetapi orang yang daya ingatnya lemah, akan lupa apa yang diketahui dan dialaminya, karena apa yang tersimpan dalam memori tertimbun oleh fakta, kaidah, prinsip dan metode.


(22)

13

Merupakan kemampuan untuk manangkap makna dan arti dari bahan atau materi yang dipelajari. Kemampuan ini dapat dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari materi yang dipelajari, mengubah data yang disajikan dalam bentuk lain, atau membuat pikiran tentang kecenderungan dari suatu peristiwa atau keadaan berdasarkan trend data yang terjadi. Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam taksonomi ini, mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi ialah:

1. Translasi, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna.

2. Interpretasi, yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam simbol, baik simbol verbal maupun nonverbal. 3. Ekstrapolasi, yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan

atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan. c) Aplikasi

Merupakan kemampuan menerapkan suatu kaidah atau metode untuk memecahkan suatu permasalahan atau persoalan baru. Kemampuan ini dapat dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus dalam memecahkan persoalan yang belum pernah dihadapi atau aplikasi metode dalam memecahkan permasalahan baru.

d) Analisis

Merupakan kemampuan untuk merinci suatu kesatuan dalam bagian-bagian yang kecil sehingga seluruh struktur beserta bagian-bagian-bagian-bagiannya dapat dipahami dengan baik. Kemampuan dinyatakan dalam penganalisisan bagian- bagian pokok atau komponen- komponen dasar sehingga membentuk struktur tersebut.

e) Sintesis

Merupakan kemampuan untuk mensistensikan bahan-bahan atau materi yang dipelajari serta membentuk suatu kesatuan atau struktur dan pola dari bahan –bahan atau materi yang dipelajari. Dalam hal ini dituntut kriteria utuk menemukan pola dan struktur baru sehingga kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari kemampuan analisis.


(23)

f) Evaluasi

Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi, yaitu bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap suatu situasi, nilai-nilai, atau ide-ide. Evaluasi ialah kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.

2.Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan (karakterisasi).

a) Penerimaan, meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai, dan keyakinan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penerimaan adalah memilih, mengikuti, meminati, memberi, dan sebagainya.

b) Tanggapan, berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek tanggapan adalah mengajukan, melaporkan, menampilkan, mendukung, dan sebagainya.

c) Penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penilaian adalah meyakini, mengusulkan, menekankan, meyakinkan, dan sebagainya.

d) Pengelolaan, meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek pengelolaan adalah mempertahankan, mengubah, memadukan, membentuk pendapat, dan sebagainya.

e) Penghayatan (karakterisasi), keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan


(24)

15

untuk mengukur aspek penghayatan adalah mendengarkan, memecahkan, mempengaruhi, dan sebagainya.

3.Ranah psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari:

a) Gerakan reflek yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar. b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoritis dan lain-lain.

d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari hasil tes atau evaluasi setelah melaksanakan proses belajar yang bentuknya berupa angka atau skor.

2.3 Kerangka Berfikir

Hasil belajar adalah suatu hasil dari proses belajar. Tinggi rendahnya hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi motivasi, kreativitas sikap, minat, perhatian dan kemandirian belajar siswa, sedangkan faktor eksternal meliputi guru, fasilitas, manajemen, kurikulum, anggaran, lingkungan sekolah dan status sosial keluarga.

Dari beberapa faktor tersebut, kemandirian belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting dan perlu ditumbuhkembangkan pada siswa sebagai individu yang diposisikan sebagai peserta didik. Karena dengan adanya kemandirian akan terbentuk usaha-usaha belajar giat, penuh kesungguhan, tanpa merasa terpaksa dan atas dasar kemauan sendiri.

Siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi akan lebih berpeluang untuk menghasilkan hasil belajar atau pestasi belajar yang lebih baik,


(25)

sedangkan siswa yang memilki tingkat kemandirian belajar yang rendah akan menghasilkan hasil belajar yang rendah pula.

Prestasi belajar atau hasil belajar siswa muncul dari diri mereka sangat ditentukan oleh kemandirian yang dimiliknya. Oleh karena itu kemandirian dapat mendorong seseorang untuk berprestasi. Selain itu kemandirian akan membuat siswa bertanggung jawab atas tugas-tugas yang dihadapkan pada dirinya, karena kemandirian mendasari proses pembentukan pribadi siswa sehingga akan menerima pelajaran yang diberikan oleh guru tidak merasa mendapatkan beban.

Dalam hal ini kemandirian belajar sebagai variabel X dan hasil belajar sebagai variabel Y. Anatara variabel X dan Y akan terjadi hubungan yang positif diantara keduanya.

2.4 Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini :

1. Laporan penelitian Rosyidah (2010). Tentang Hubungan Antara Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa MTsN Parung-Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan korelasi. Populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VIII-7 dan VIII-9 yang berjumlah 95 siswa. Hasil peneliian menunjukan adanya hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa.

2. Laporan penelitian Dewi Kurniawati (2010), tentang Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Cooperative Learning Tipe Kepala Bernomor Terstruktur Pada Siswa SMPN 2 Sewon Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian dilakukan dikelas VIII D dengan jumlah siswa 28 orang.

3. Laporan penelitian Udi Wahyudi (2013), tentang pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi siswa di SMK N 6 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum motivasi, prestasi serta pengaruh motivasi terhadap prestasi menggunakan metode studi hubungan kausal dengan sampel 63 orang dari populasi 185 orang. Pengumpulan data variabel X


(26)

17

menggunakan angket dengan skala likert, sedangkan bariabel Y dengan dokumentasi nilai ujian tengah semester (UTS).

4. Laporan penelitian Deni Suhayat (2009). Tentang hubungan kemampuan analisis belajar siswa dengan prestasi belajar pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan subyek terdiri dari dua kelas yaitu kelas listrik industry A dan B. pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulisdengan populasi sebanyak 63 siswa dengan sampel penelitian sebanyak 40 siswa. Dari hasil penelitian terdapat hubungan positif dan signifikan antara kekampuan analisis belajar siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika

2.5 Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan karangka berfikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Kemandirian belajar dapat berpengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa”.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Otomasi Industri A dan B di SMK Negeri 1 Cimahi yang sedang melaksanakan pembelajaran semester dua/genap, tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa tiap kelas adalah 30 siswa sehingga jumlah keseluruhan menjadi 60 siswa.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar rangkaian listrik . Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan korelatif.

Aspek utama dalam penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana hubungan sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.

3.2.1 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap persiapan. pelaksanaan, pengolahan data dan analisis. Untuk langkah-langkah penelitian ini bisa dilihat pada flowchart alur penelitian yaitu pada gambar 3.1


(28)

19

Mulai

Studi Literatur

Studi Pendahuluan (observasi)

Mempersiapkan Instrumen penelitian

Mengambil data

Instrumen Variabel X kuesioner ( kemandirian belajar

Mengambil data

Instrumen Variabel Y tes objektif ( hasil belajar siswa)

Uji Validitas dan Reliabilitas Uji tingkat kesukaran ( Instrumen

tes)

Analisis data : Uji normalitas

Parametik :

Uji koefisien korelasi produk moment

Uji regresi linieritas Uji koefisien determinasi Non Parametik :

Uji koefisien Rank Spearman Uji regresi linieritas Uji koefisien determinasi

Uji Hipotesis

Kesimpulan

YA TIDAK

YA

TIDAK


(29)

Dalam penelitian ini secara umum prosedur penelitian terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengkaji literature yang berhubungan dengan sikap kemandirian belajar, hasil belajar rangkian listrik

b. Melakukan studi penelitian untuk menyesuaikan apa yang akan diungkapkan atau pilih sebagai permasalahan yang ada dilapangan.

c. Menyiapkan instrumen penelitian, baik instrumen variabel X (Kemandirian belajar) maupun instrumen variabel Y (Hasil Belajar). d. Bekerjasama dengan pihak sekolah sebagai tempat penelitian akan

dilangsungkan. 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini akan dilakukan pengambilan data siswa dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan, langkah-langkah pengambilan data sebagai berikut :

a. Melakukan pengambilan data variabel X yaitu sikap kemandirian belajar siswa kepada responden atau siswa

b. Melakukan pengambilan data variabel Y yaitu hasil belajar langkaian lisrik dengan responden atau siswa yang sama

c. Lakukan pengujian instrumen baik instrumen X maupun instrumen Y yaitu uji validitas, uji reliabilitas dan tingkat kesukaran (khusus variabel Y). d. Jika instrumen dinyatakan tidak layak, maka instrumen diperbaiki dan

kemudian disebarkan lagi kepada siswa atau responden 3. Tahap pengolahan data atau analisis

Pada tahap terakhir data yang diperoleh dari penelitian kemudian diolah dan dianalisis. Langkah-langkah analisis sebagai berikut:


(30)

21

b. Jika uji normalitas didapat bahwa variabel X maupun Y terdistribusi normal maka akan menggunakan analisis parametik (uji korelasi product momen), namun jika salah satu saja tidak terdistribusi normal maka menggunakan analisis non paramaetik (uji korelasi Rank Spearman). c. Setelah mengetahui teknik analisis yang dipakai kemudian melakukan uji

koefisien korelasi untuk mengetahui hubungan sikap kemandirian belajar terhadap hasil belajar.

d. Uji linieritas dan keberartian regresi untuk mengetahui sikap kemandirian belajar memilki linieritas dan keberartian terhadap hasil belajar atau tidak. e. Mealukkan uji hipotesis yang kemudian ditarik kesimpulannya.

3.3 Variabel, Definisi Operasional Penelitian 3.3.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu kemandirian belajar siswa, yang diberi notasi variabel (X).

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar rangakaian listrik, yang diberi notasi variabel (Y).

Gambar 3.2 Hubungan variabel penelitian Kemandirian

Belajar

Faktor Lain


(31)

3.3.2 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman atau perbedaan penafsiran terhadap judul penelitian serta agar mendapatkan maksud yang sama antara pembaca dan penulis, maka perlu dibuatkan penjelasan-penjelasan istilah.

1. Kemandirian belajar ( variabel X)

Kemandirian belajar merupakan proses dimana individu mengambil inisiatif dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sistem pembelajaran. Dalam hal ini siswa harus mempunya kesadaran diri dalam belajar dan tidak ada paksaan dari orang lain. Siswa juga bebas melakukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber belajar yang dipilihnya untuk mencapai tujuan belajar.

2. Hasil belajar ( variabel Y )

Setiap proses belajar yang dilaksanakan sesorang atau peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. belajar merupakan sebuah proses yang berakhir dengan output dan outcome, output merujuk pada hasil yang diperoleh selama siswa mengikuti aktivitas belajar, sedangkan outcome merujuk pada perubahan perilaku dari hasil belajar. Menurut Sudjana (2008, hlm. 24) mengatakan bahwa

“Hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar”.

3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian karena populasi merupakan sumber data bagi peneliti. Pupulasi merupakan keseluruhan dari responden yang memungkinkan untuk diminta keterangannya dan mempunyai kualitas . Pupulasi dalam penelitian ini adalah kelas X Teknik Otomasi Industri A dan B di SMK N 1 Cimahi. Jumlah siswa tiap kelas adalah 30 orang maka jumlah keseluruhan siswa berjumlah 60 orang.


(32)

23

3.4.2 Sampel

Karena dalam penelitian ini jumlah populasi yang relatif sedikit maka sampel penelitian ini dilakukan dengan mengambil semua anggota populasi sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah menggunakan instrumen. Untuk mengumpulkan data yang diinginkan dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen berupa:

1. Teknik kuesioner (angket)

Kuesioner atau angket menurut Sugiyono (2009) “ merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memeberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Teknik kuesioner ini untuk mengungkap atau mencari informasi tentang kemandirian belajar siswa (variabel X)

2. Tes tertulis

Tes tertulis yaitu jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memeberikan jawabannya juga secara tertulis. Teknik tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran rangkaian listrik (variabel Y).

3.6 Instrumen Penelitian

Keberhasilan peneliti banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh dari instrumen-instrumen tersebut harus memiliki tingkat


(33)

kevalidan atau kesahihan dan keterandalan yang tinggi agar diperoleh data yang akurat.

Sesuai dengan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian ini adalah kuesioner untuk variabel X dan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda untuk variabel Y. adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:

1. Perumusan kisi-kisi kuesioner atau angket dalam menentukan variabel X dan aspek-aspek yang akan diungkapkan.

2. Konsultasikan kepada dosen pembimbing apakah instrumen sudah tepat dan benar.

3. Setelah instrumen variabel X selesai, selanjutnya pembuatan kisi-kisi tes tertulis dalam menentukan variabel Y dan membuat instrumen tes.

3.6.1 instrumen variabel X

Instrumen variabel X berbentuk kuesioner atau angket ini akan mengungkapkan sikap kemandirian belajar siswa. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan skala sikap kemandirian belajar, sedangkan skala yang digunakan adalah skala likert. Kuesioner dengan skala likert melihat butir sebagai sampel perilaku yang merepresentasikan atribut ukur. Responden cukup memberikan jawaban pada setiap butir pernyataan berdasar peringkat sikap yang diberikan. Berikut skor sikap kemandirian belajar bisa dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Skor sikap kemandirian belajar

Skala bertingkat Pernyataan positif Selalu

Sering Kadang-kadang

Jarang Tidak pernah

5 4 3 2 1


(34)

25

Untuk kisi-kisi sikap kemandirian belajar bisa dilihat pada tabel 3.2 sedangkan bentuk kuesionernya bisa dilihat pada lampiran 1.2

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen variabel X (Kemandirian belajar)

Konsep Aspek Indikator No Item

(+) Belajar mandiri

adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan belajarnya. 1.Menetapkan tujuan belajarnya sendiri

a. Membuat rencana target capaian prestasi

b. Merasa belajar itu penting c. Mempersiapkan perlengkapan

yang menunjang belajarnya sebelum ke sekolah

1,2,3,4, 5,6,7

2.Memilih dan menentukan sendiri sumber belajar

a. Memanfaatkan buku, internet dan sumber belajar lainya b. Memanfaatkan tempat atau

lingkungan sekitar

c. Memanfaatkan siapa saja yang memiliki keahlian tertentu

8,9,10,11 12,13,14 15,16 3.Menggunakan strategi belajar yang tepat

a. Membuat jam belajar dirumah b. Tidak cukup dengan mendengar

dan menyerap tetapi juga dengan berbuat

c. Saling bertukar pendapat dengan siswa lainnya d. Berani mengungkapkan

permasalahan yang dihadapi e. Merasa semua mata pelajaran

itu berguna dan penting.

17,18,19, 20,21,22 23,24,25 26,27,28 29,30,31 32,33,34 35,36,37 38,39,40

Berdasarkan tabel 3.2 maka akan ada 3 aspek yang akan diungkap atau digali informasinya kepada siswa yaitu 1) Menetapkan tujuan belajarnya sendiri, 2) Memilih dan menentukan sendiri sumber belajar, 3) Menggunakan strategi


(35)

belajar yang tepat. Instrumen ini terdiri dari 40 butir item, satu aspek terdiri dari beberapa butir item.

Skor yang diberikan disesuaikan dengan jenis item yang diberikan, jika item bersifat positif maka untuk skornya SL = 5, SR = 4, KK = 3, JR = 2, TP = 1. Namun, untuk item yang bersifat negative maka skor yang diberikan kebalikannya. Tetapi pada penelitian ini hanya menggunakan pernyataan yang bersifat positif.

3.6.2 Instrumen variabel Y

Instrumen variabel Y berbentuk tes tertulis yaitu tes dengan pilihan ganda. Tes yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 20 butir soal pilihan ganda. Untuk kisi-kisinya bisa dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen variabel Y (Hasil belajar)

Variabel Y Aspek Indikator Nomor Item

Hasil Belajar

Aspek kognitif

1. Pengertian Arus AC 2. Prinsip pembangkiatn AC 3. Pengertian Induktor 4. Pengertian Capasitor 5. Pengertian Impedansi

1,2,3,4,5, 6,7,8,9

Aspek afektif

1. Memilih gambar gelombang sinus 2. Memadukan hubungan impedansi

dan besaran lainnya 10,11,12

Aspek

psikomotorik

1. Menghitung nilai tegangan 2. Menghitung nilai Arus

3. Menghitung nilai-nilai rangkaian RLC

13,14,15,16 17,18,19,20

Pada instumen variabel Y ini aka nada 3 aspek yang akan diungkapkan atau digali kepada siswa yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Untuk skor yang diberikan untuk tiap butir soal yaitu jika


(36)

27

responden menjawab benar maka diberi skor 1, jika responden menjawab salah maka diberi skor 0. Untuk bentuk tes tertulis bisa dilihat dilampiran 1.4

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas Instrumen

Untuk pengujian validitas instrumen ini digunakan rumus korelasi product momen seperti berikut:

Keterangan :

Rxy = Koefesien korelasi butir

N = Jumlah responden

X = Jumlah skor setiap item yang diperoleh responden

Y = Jumlah skor total item yang diperoleh responden

(Sugiyono, 2002, hlm 275 )

Kriteria penilaian koefisensi korelasi (Rxy) dari rumus diatas adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas instrumen

Nilai Rxy Klasifikasi Validitas

0.800 < r ≤ 1.00 0.600 < r ≤ 0.800

0.400 < r ≤ 0.600 0.200 < r ≤ 0.400 0.00 < r ≤ 0.200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah


(37)

Nilai Rxy dari rumus diatas didistribusikan pada rumus t-tes sebagai berikut :

√ √ Keterangan :

t = Uji signifikan

N = Jumlah responden uji coba

r = Koefisiensi korelasi

Uji validitas ini dilakukan pada setiap instrumen butir soal dengan kriteria pengujian item adalah thitung>ttabel pada taraf kepercayaan 95 % dan dk = n-2 maka

item tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila thitung<ttabel pada taraf

kepercayaan 95 % dan dk = n-2 maka item soal tersebut tidak valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Syarat lainnya yang juga penting bagi peneliti adalah reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsistensi. Pada pegujian ini menggunakan rumus Kuder Richardson 20 seperti diberikut:

{ } { }

(Sugiyono, 2002, hlm 278)

Keterangan:

rxy = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Vt = Varian total

p = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal


(38)

29

Sebelum mencari rxy dicari terlebih dahulu harga varian total (Vt) dapat

dicari dengan rumus sebagai berikut:

(Sugiyono, 2002, hlm 279)

Keterangan :

Vt = Varian total

ΣX = jumlah skor total N = Jumlah responden

Setelah diperoleh rxy selanjutnya dibandingkan dengan rtabel dari tabel r

product momen jika rhitung ≥ rtabel. Maka instrumen dinyatakan reliabel. Yang

berarti instrumen dipercaya untuk digunakan dalam penelitian. Sebaliknya jika nilai rhitung < rtabel maka instrument dinyatakan tidak reliable artinya bahwa

instrumen tidak dipercaya untuk digunakan dalam penelitian dengan taraf kepercayaan 95% dan dk n-2. Selain itu nilai reliabilitas instrumen dapat dibandingkan dengan nilai interpretasi reliabilitas seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Interpretasi reliabilitas instrumen

Nilai Rxy Klasifikasi Reliabilitas

0.800 < r ≤ 1.00 0.600 < r ≤ 0.800 0.400 < r ≤ 0.600 0.200 < r ≤ 0.400 0.00 < r ≤ 0.200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah


(39)

3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran ini hanya akan diuji pada instrumen variabel Y karena untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal. Untuk mengukur tingkat kesukaran suatu butir soal pada instrumen, digunakan persamaan :

(Suharsimi Arikunto, 2009, hlm 208 )

Keterangan :

P = Tingkat kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun kriteria untuk mengetahui tingkat kesukaran setiap butir soal pada seluruh instrumen, digunakan tabel kriteria seperti terlihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 kriteria tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran Kriteria Tingkat kesukaran 0.00 < P ≤ 0.40

0.40 < P ≤ 0.70 0.70 < P ≤ 1.00

Sukar Sedang Mudah


(40)

31

3.8 Teknik Analisis Data Langkah-langkah analisis data.

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data atau menganalisis data, antara lain :

1. Verifikasi kelengkapan data yang terkumpul. 2. Mentabulasi data yang meliputi :

 Menghitug skor dan hasil variabel X dan variabel Y.

 Menyususn hasil data berdasarkan urutan skor paling rendah sampai paling tinggi, untuk mempermudah pengklasifikasian dalam pengolahan.

3. Mengolah data dengan uji statistic, yaitu analisis dan penafsiran data dari pengujian hipotesis yang ada, dan pada akhirnya dijadikan dasar dalam penarikan kesimpulan.

3.8.1 Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data yang ada berdistribusi normal maka menggunakan analisis statistik parametik, namun jika tidak berdistribusi normal maka menggunakan statistik non parametik.

Dalam pengujian ini menggunakan rumus chi kuadrat. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata : Mean (M) 2. Menghitung nilai standar deviasi : SD

3. Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi harapan (fh) a. Rentang skor : r = skor tertinggi- skor terendah

b. Banyak kelas : k = 1 + 3,3 log n c. Panjang kelas : p = r / k


(41)

Berikut merupakan tabel 3.7 yang memuat cara perhitungan untuk menguji normalitas :

Tabel 3.7 Contoh tabel distribusi untuk uji normalitas Kelas

(k)

Batas kelas (bk)

Z-skor Batas luas daerah

Luas daerah

Fh fo X2

4. Menghitung nilai Z skor

5. Menghitung nilai fo

6. Menentukan nilai X2 dengan rumus chi kuadrat dan membandingkannya dengan tabel chi kuadrat

Jika nilai x2 hitung lebih kecil dibandingkan dengan tabel maka

terdistribusi normal. Demikian sebaliknya jika X2 lebih besar maka data tidak terdistribusi normal

3.8.2 Uji Koefesien Korelasi

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa uji koefisiensi korelasi ditentukan oleh uji normalitas, jika uji normalitas menghasilkan ditribusi normal maka akan menggunakan analisis statistic parametik, sedangkan jika data tidak terdistribusi normal maka menggunakan analisis statistic non parametik.

Statistic parametik beruapa uji korelasi product momen, analisis regresi linier, dan koefisiensi determinasi. Sedangkan non parametik berupa uji rank spearman, regresi linieritas, dan koefisiensi determinasi.


(42)

33

1. Uji korelasi menggunakan product moment

Keterangan :

Rxy = Koefesien korelasi butir

N = Jumlah responden

X = Jumlah skor setiap item yang diperoleh responden Y = Jumlah skor total item yang diperoleh responden 2. Uji korelasi menggunakan rank spearman

Keterangan :

ρ = koefisensi korelasi n = jumlah responden

b2 = nilai kuadrat dari selisih rank X dan Y

Dalam uji koefisien korelasi ini variabel X akan memiliki koefisiensi korelasi terhadap variabel Y jika nilai koefisiensi korelasi (r) hitung lebih besar dari pada (r) tabel. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan 0.00-0.199

0.20-0.399 0.40-0.599 0.60-0.799 0.80-1.00

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat


(43)

3.8.3 Uji Linieritas regresi dan Keberartian regresi

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel X dan Y, maka analisis yang akan dipergunakan adalah model analisis linieritas regresi keberartian regresi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian linieritas regresi dan keberartian regresi adalah :

1. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan bentuk persamaan regresi garis, berikut merupakan persamaan garis regresi

Keterangan :

2. Hitung jumlah kuadrat total

3. Kemudian hitung jumlah kuadrat regresi a

4. Hitung jumlah kuadrat kuadrat regresi b terhadap a

{ } 5. Kemudian hitung jumlah kuadrat residu

6. Hitung jumlah kuadrat kekeliruan

{ } 7. Kemudian hitung jumlah kuadrat ketidak cocokan

8. Hitung derajat kebebasan kekeliruan


(44)

35

9. Kemudian hitung derajat kebebasan ketidak cocokan

10.Hitung rata-rata kuadrat kekeliruan

11.Kemudian hitung rata-rata kuadrat ketidak cocokan

12.Tentukan derajat kebebasan b terhadap a

13.Hitung derajat kebebasan residu

14.Kemudian hitung rata-rata b terhadap a

15.Hitung rata-rata kuadrat residu

16.Kemudian hitung nilai F untuk menguji linieritas regresi Dimana Ftabel = F(0.95)(dk(TC),dk(G))

Jika Fhitung < Ftabel maka persamaan regresi tersebut linieritas

17.Selanjutnya hitung nilai F untuk menguji keberartian regresi Dimana Ftabel = F(0.95)(dk(b/a),dk(r))

Jika Fhitung >Ftabel maka persamaan regresi tersebut memiliki keberartian

regresi.


(45)

Tabel 3.9 Analisis Varian (anava)

Varian Dk JK RJK F

Total Regresi a Regresi b/a Residu/sisa Galat/kekeliruan Tidak cocokan

3.8.4 Koefesien Determinasi

Hasil pengujian koefesien korelasi akan digunakan untuk mencari nilai koefesiensi determinasi, yaitu untuk menentukan seberapa besar kontribusi bariabel terikat terhadap variabel bebasnya. Dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

KD = Koefisiensi Determinasi

r2 = Kuadrat dari koefisien korelasi

3.9 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji diterima atau tidaknya hipotesis, digunakan rumus uji t, hasil r yang diperoleh dari rumus korelasi lalu didistribusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut :

√ √


(46)

37

Keterangan :

t = uji signifikan hipotesis

n = jumlah responden


(47)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian yang diperoleh maka terdapat beberapa kesimpulan yaitu:

1. Siswa di SMK N 1 Cimahi memiliki sikap kemandirian belajar dalam kategori baik hal ini terlihat dari nilai keseluruhan yang mencapai 72 % sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa.

2. Terdapat hubungan hubungan yang positif dan berarti antara sikap kemandirian belajar terhadap hasil belajar rangkaian listrik di SMK N 1 Cimahi. semakin positif sikap kemandirian belajar maka semakin positif hasil belajar yang diperoleh siswa, begitupun sebaliknya.

3. Pengaruh sikap kemandirian belajar terhadap hasil belajar rangkaian listrik di SMK N 1 Cimahi cukup berpengaruh dengan presantase sebesar 41,52% dan sisanya 58,48% dipengaruhi faktor lain diluar sikap kemandirian belajar. Faktor tersebut antara lain : tingkat kecerdasan, sarana dan prasarana, cara belajar dan faktor lainnya

5.2 Saran

1. Karena kemandirian belajar berengaruh positif terhadap hasil belajar, maka untuk siswa harus lebih meningkatkan sikap kemandirian belajar tanpa ada paksaan dari orang laian atau orang tua karena kemandirian belajar berasal dari diri sendiri.

2. Untuk orang tua harus lebih memberi nasehat kepada siswa dan dukungannya agar siswa mampu belajar mandiri tanpa memaksa atau mengekang siswa.

3. Untuk guru sebaiknya memberikan contoh-contoh yang baik kepada siswa dan menunjang siswa untuk bersikap mandiri dalam belajar. Kepada pihak sekolah diharapkan lebih meningkatkan faktor instrumental input


(48)

59

dalam proses belajar. Yang meliputi sarana dan prasarana sehingga tercipta suasana yang kondusif dan memacu sikap kemandirian siswa.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal (2012) Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. (2009) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.

Dimyati. (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hermawan. (2006). Minat Siswa SMP Kartika Siliwangi Terhadap Kegiatan Rekreasi Didalam Dan Diluar Lingkungan Sekolah. Skripsi sarjana FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan

Hamalik, (2008) Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hiemstra. (1994). Self-Directed Learning. In T. Husen & T. N. Postlewaite (Eds), The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford:[Online]. Tersdeia di http://home.twcny.rr.com/hiemstra/sdlhdbk.html/

[Diakses 21 April 2014].

Kurniawati, D (2010). Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Cooperative Learning Tipe Kepala Bernomor Terstruktur Pada Siswa SMPN 2 Sewon Bantul.,Skripsi sarjana, FMIPA UNY Yogyakarta : tidak diterbitkan..

Mudjiman, Haris. (2009). Belajar Mandiri. Surakarta : UNS Pers

Rusyan, T. (1989) Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya.

Riduwan, Sunarto, H. (2012). Pengantar Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alvabeta

Rosyidah (2010). Hubungan Antara Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa MTsN Parung-Bogor. Skripsi sarjana, FITK UIN Jakarta: tidak diterbitkan

Song and Hill. (2007). A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed Learning in Online Environments. Journal of Interactive Online Learning. 6 (1). University of Georgia.


(50)

61

Sri Rumini. dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.

Slavin, R E.,(2009). Psikologi Pendidikan:Teori dan Praktek Jilid. Jakarta: PT indeks

Sugiyono .(2002) Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alvabeta

Supranto, J. (1989). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga

Sudijono, A .(2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2008) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarmidi, Rambe, A (2010). “Korelasi Antara Dukungan Sosial Orang Tua dan Self‐Directed Learning pada Siswa SMA”.jurnal psikologi. 37 (2), hlm. 216-223 Tahar, Irzan dan Enceng. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar Dan Hasil Belajar Pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 7 (2), hlm. 91-101

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.


(51)

(1)

37

Abdul Rohmat, 2014

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi. Keterangan :

t = uji signifikan hipotesis n = jumlah responden r = koefisiensi korelasi


(2)

Abdul Rohmat, 2014

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian yang diperoleh maka terdapat beberapa kesimpulan yaitu:

1. Siswa di SMK N 1 Cimahi memiliki sikap kemandirian belajar dalam kategori baik hal ini terlihat dari nilai keseluruhan yang mencapai 72 % sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa.

2. Terdapat hubungan hubungan yang positif dan berarti antara sikap kemandirian belajar terhadap hasil belajar rangkaian listrik di SMK N 1 Cimahi. semakin positif sikap kemandirian belajar maka semakin positif hasil belajar yang diperoleh siswa, begitupun sebaliknya.

3. Pengaruh sikap kemandirian belajar terhadap hasil belajar rangkaian listrik di SMK N 1 Cimahi cukup berpengaruh dengan presantase sebesar 41,52% dan sisanya 58,48% dipengaruhi faktor lain diluar sikap kemandirian belajar. Faktor tersebut antara lain : tingkat kecerdasan, sarana dan prasarana, cara belajar dan faktor lainnya

5.2 Saran

1. Karena kemandirian belajar berengaruh positif terhadap hasil belajar, maka untuk siswa harus lebih meningkatkan sikap kemandirian belajar tanpa ada paksaan dari orang laian atau orang tua karena kemandirian belajar berasal dari diri sendiri.

2. Untuk orang tua harus lebih memberi nasehat kepada siswa dan dukungannya agar siswa mampu belajar mandiri tanpa memaksa atau mengekang siswa.

3. Untuk guru sebaiknya memberikan contoh-contoh yang baik kepada siswa dan menunjang siswa untuk bersikap mandiri dalam belajar. Kepada pihak sekolah diharapkan lebih meningkatkan faktor instrumental input


(3)

59

Abdul Rohmat, 2014

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

dalam proses belajar. Yang meliputi sarana dan prasarana sehingga tercipta suasana yang kondusif dan memacu sikap kemandirian siswa.


(4)

Abdul Rohmat, 201 4

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal (2012) Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya Arikunto, S. (2009) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.

Dimyati. (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hermawan. (2006). Minat Siswa SMP Kartika Siliwangi Terhadap Kegiatan Rekreasi Didalam Dan Diluar Lingkungan Sekolah. Skripsi sarjana FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan

Hamalik, (2008) Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hiemstra. (1994). Self-Directed Learning. In T. Husen & T. N. Postlewaite (Eds), The International Encyclopedia of Education (second edition) Oxford:[Online]. Tersdeia di http://home.twcny.rr.com/hiemstra/sdlhdbk.html/

[Diakses 21 April 2014].

Kurniawati, D (2010). Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Cooperative Learning Tipe Kepala Bernomor Terstruktur Pada Siswa SMPN 2 Sewon Bantul.,Skripsi sarjana, FMIPA UNY Yogyakarta : tidak diterbitkan..

Mudjiman, Haris. (2009). Belajar Mandiri. Surakarta : UNS Pers

Rusyan, T. (1989) Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya.

Riduwan, Sunarto, H. (2012). Pengantar Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alvabeta

Rosyidah (2010). Hubungan Antara Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa MTsN Parung-Bogor. Skripsi sarjana, FITK UIN Jakarta: tidak diterbitkan

Song and Hill. (2007). A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed Learning in Online Environments. Journal of Interactive Online Learning. 6 (1). University of Georgia.


(5)

61

Abdul Rohmat, 201 4

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

Sri Rumini. dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.

Slavin, R E.,(2009). Psikologi Pendidikan:Teori dan Praktek Jilid. Jakarta: PT indeks

Sugiyono .(2002) Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alvabeta Supranto, J. (1989). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga

Sudijono, A .(2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2008) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarmidi, Rambe, A (2010). “Korelasi Antara Dukungan Sosial Orang Tua dan Self‐Directed Learning pada Siswa SMA”.jurnal psikologi. 37 (2), hlm. 216-223 Tahar, Irzan dan Enceng. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar Dan Hasil Belajar Pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 7 (2), hlm. 91-101

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.


(6)

62

Abdul Rohmat, 201 4

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.

LAMPIRAN - LAMPIRAN