PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE SAINTIFIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

TESIS

Diajukan untuk memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Lailatul Nuraini NIM. 1201478

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE SAINTIFIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

Oleh Lailatul Nuraini

S.Pd Universitas Jember, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Fisika

© Lailatul Nuraini 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... i i ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ... 7

2. Metode Saintifik ... 9

3. Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Saintifik ... 12

4. Kemampuan Literasi Sains ... 14

5. Kaitan Antara Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Saintifik terhadap Kemampuan Literasi Sains ... 19

6. Analisis Materi Ajar ... 20

7. Penelitian yang Relevan ... 28


(5)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

B. Metode dan Desain Penelitian ... 32

C. Definisi Operasional ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Teknik Analisis Instrumen ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 37

H. Prosedur Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Pelaksanaan Penelitian ... 44

B. Pemaparan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

1. Analisis kemampuan Literasi Sains ... 45

2. Analisis Skala Sikap Tanggapan Siswa dan Guru ... 53

3. Analisis Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 59


(6)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Perbedaan Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Tanpa Metode Saintifik Dibandingkan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Saintifik . 14 2.2 Keterkaitan antara Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

dengan Metode Saintifik Terhadap Kemampuan Literasi Sains ... 20

3.1 Desain Eksperimen Randomized Control Group Pretest Postest ... 33

3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 36

3.3 Kategori Skor Rata-rata Gain yang Dinormalisasi ... 38

3.4 Kriteria Tanggapan Guru dan siswa ... 40

3.5 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 41

4.1 Rekapitulasi Rataan Kemampuan Literasi Sains ... 45

4.2 Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain Kemampuan Literasi Sains ... 47

4.3 Hasil Uji Homogenitas Skor N-Gain Kemampuan Literasi Sains ... 47

4.4 Hasil Uji t N-Gain Kemampuan Literasi Sains ... 48

4.5 Rekapitulasi Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 55


(7)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Tahapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ... 7

2.2 Rangkaian Percobaan ... 22

2.3 Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar ... 22

2.4 Rangkaian Percobaan Bangku Optik ... 23

2.5 Pensil Tampak Bengkok dalam Air ... 24

2.6 Dasar Kolam Renang yang Tampak Dangkal ... 24

2.7 Rangkaian Percobaan untuk Menyelidiki Sifat Bayangan pada Lensa Cembung ... 25

2.8 Reflektor pada Senter ... 26

2.9 Cermin di Tikungan Jalan dan Pertokoan ... 26

2.10 Lensa Cembung untuk Kacamata Rabun Dekat ... 26

2.11 Lensa Cembung Sebagai Kaca Pembesar ... 27

2.12 Lensa Cekung Sebagai Lensa pada Kacamata Rabun Jauh ... 27

2.13 Kamera dan Bagian-bagiannya ... 27

2.14 Pembentukan Bayangan pada Teleskop Bintang ... 28

2.14 Pembentukan Bayangan pada Teleskop Bumi ... 28

3.1 Alur Penelitian ... 43

4.1 Perbandingan Skor Pretes, Postest dan <g> Kemampuan Literasi Sains ... 46


(8)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran A Instrumen Penelitian ... 64

A.1 Silabus Pembelajaran ... 65

A.2 RPP Kelas Eksperimen ... 68

A.3 RPP Kelas Kontrol ... 77

A.4 LKS Kelas Eksperimen ... 85

A.5 LKS Kelas Kontrol ... 95

A.6 Kisi-kisi Soal Tes Literasi Sains ... 105

A.7 Soal Tes Literasi Sains ... 124

A.8 Indikator Skala Sikap Tanggapan Siswa ... 136

A.9 Skala Sikap Tanggapan Siswa ... 138

A.10 Indikator Skala Sikap Tanggapan Guru ... 140

A.11 Skala Sikap Tanggapan Guru ... 142

A.12 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ... 144

A.13 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 151

Lampiran B Analisis Hasil Uji Coba ... 171

B.1 Data Uji Coba Tes Kemampuan Literasi Sains ... 172

B.2 Hasil Analisis Reliabilitas Soal Uji Coba Tes Kemampuan Literasi Sains ... 176

Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ... 178

C.1 Data Pretest, postest dan N-Gain Kemampuan Litearsi Sains siswa Kelas Eksperiman ... 179


(9)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.2 Data Pretest, postest dan N-Gain Kemampuan Litearsi Sains Siswa Kelas Kontrol ... 182 C.3 Analisis Statistik Skor Pretest dan N-Gain Kemampuan Litearsi

Sains ... 187 C.4 Data Skala Sikap Tanggapan Siswa ... 189 C.5 Data Skala Sikap Tanggapan Guru ... 191 C.6 Rekapitulasi Persentase Hasil Observasi Keterlaksanaan

Pembelajaran ... 192 C.7 Dokumentasi Penelitian ... 193


(10)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DENGAN METODE SAINTIFIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

Lailatul Nuraini1, Didi Teguh Candra2, Selly Feranie3 Program Studi Pendidikan Fisika

Sekolah Pascasarjana UPI Bandung Tahun 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran peningkatan kemampuan literasi sains siswa di SMK melalui pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian randomized control group pretest postest. Penelitian ini diimplementasikan di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung dengan teknik pemilihan sampel menggunakan cluster random sampling sehingga didapatkan dua kelas dengan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik. Data yang dikumpulkan dalam penelitian didapatkan dari tes literasi sains, skala sikap tanggapan siswa dan guru serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Analisis data menggunakan uji independent sampel t-test, perhitungan persentase tanggapan siswa dan guru serta keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan literasi sains siswa SMK yang mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik lebih tinggi dibandingkan siswa yang mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik. Peningkatan N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,31 dan kelas kontrol sebesar 0,24. Hampir seluruh siswa memberikan tanggapan setuju dan guru sangat setuju bahwa penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dapat membuat minat dan memotivasi siswa belajar, siswa merasakan kebermanfaatan dari aplikasi sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari serta dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.


(11)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Implementation of Science Technology Society Models with Scientific Method in Improving Students’ Scientific Literacy in Learning Physics in SMK

Lailatul Nuraini1, Didi T. Chandra2, Selly Feranie3 Physics Education Study Program

Indonesia University of Education ABSTRACT

The aims of this research were getting a display of students’ science process aspec scientific literacy improvement in SMK through Science Technology Society model with scientific methods implementation. The methods was the quasi experiment research with the randomized control group pretestt posttest design. This research was implemented in one of SMK Negeri in Kota Bandung by taking two classes as samples which choosen by cluster random sampling, one class as the experiment class and the other as control class. The experiment class used the Science Technology Society model with scientific methods and the control class used the Science Technology Society model without scientific methods. The data’s research was collected by using literacy science test,students and teacher respon attitude scale and observation sheet. The data were analyzed using: independent sample t-test of SPSS 16and persentage of average. The result of this research showed that the increasing of students’ scientific literacy used Science Technology Society model with scientific methods higher than students’ scientific literacy used Science Technology Society model without scientific methods. The N-Gain of experiment class was 0.31 and the control was 0.24 with α=0.05. Students response was agree and the teacher response strong agree that implementation of Science Technology Society model with scientific methods can be used to increase students interest and motivation, the advantage of science and technology in daily life and students’ scientific literacy.


(12)

1

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (BSNP, 2006). Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang didalamnya mencakup mata pelajaran fisika diselengarakan di sekolah baik sekolah menengah atas maupun sekolah menegah kejuruan. Akan tetapi, kedudukan mata pelajaran Fisika di SMA berbeda dengan di SMK.

Karakteristik pembelajaran fisika di SMK memiliki arah pembelajaran yang berbeda dengan lulusan SMA. Lulusan SMK disiapkan untuk langsung dapat terjun dengan keahlian siap pakai di dunia kerja. Mata pelajaran yang diberikan di SMK terbagi dalam tiga kelompok yaitu program produktif, adaptif dan normatif. Mata pelajaran Fisika sabagai program adaptif diharapkan dapat menjadi dasar pada kompetensi kejuruan, sehingga siswa mampu menerapkan konsep-konsep fisika pada bidang kejuruan seperti bidang permesinan, teknologi komunikasi dan kesehatan.

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja. Sedangkan menurut Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan pendidikan menengah kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Selain itu, tujuan pembelajaran fisika di SMK antara lain: 1) mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen


(13)

2

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, 2) mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, 3) menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, 4) Menguasai konsep dasar Fisika yang mendukung secara langsung pencapaian kompetensi program keahliannya, mendukung penerapan kompetensi program keahliannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran fisika di SMK hendaknya mampu menciptakan sumber daya manusia yang siap terjun di dunia kerja. Konsep dan pengetahuan yang diperoleh siswa dari pembelajaran fisika dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, lulusan siswa SMK tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang materi fisika akan tetapi juga mampu mengembangkan kompetensi dan keterampilan sains yang didapat dari pembelajaran fisika. Dengan demikian, hendaknya proses pembelajaran fisika di SMK sesuai dengan hakikat IPA dan mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta tujuan pembelajaran Fisika di SMK.

Namun berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu SMKN di kota Bandung menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif fisika siswa masih rendah terutama dalam kemampuan literasi sains. Hal ini disebabkan pada proses pembelajaran kurang memfasilitasi dan melatihkan siswa aspek-aspek literasi sains serta bentuk soal fisika yang diujikan belum melakukan penilaian terhadap kemampuan literasi sains. Kemampuan literasi sains terdiri dari aspek konten sains, dalam hal ini yang sudah dilakukan oleh guru adalah menyampaikan materi secara langsung di depan kelas. Upaya yang sudah dilakukan guru dalam


(14)

3

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspek proses sains masih belum optimal karena adanya keterbatasan waktu sehingga guru jarang melakukan kegiatan percobaan akibatnya siswa tidak terbiasa melakukan kerja ilmiah dan keterbatasan guru dalam mengemas materi yang cukup banyak. Upaya yang sudah dilakukan guru dalam aspek konteks sains yaitu memberikan informasi secara langsung tentang kebermanfaatan dari materi yang sedang dipelajari. Hal ini didukung oleh data tercatat bahwa kemampuan literasi sains siswa sebesar 59% dan masuk dalam kategori rendah.

Kemampuan literasi sains memiliki peranan yang sangat penting bagi siswa SMK yang meliputi aspek konten, proses dan konteks sains. Aspek konten berkaitan dengan bidang keilmuan sebagai sebuah bentuk pengetahuan sains, aspek proses sains dapat melatih siswa SMK untuk bekerja secara ilmiah mengikuti prosedur yang ada serta aspek konteks sains sangat diperlukan oleh siswa SMK untuk mengetahui kebermanfaatan penerapan dari setiap pengetahuan dan konsep yang diajarkan selama proses pembelajaran. Selain itu, berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan memberikan soal-soal sebagai penguat konsep. Meskipun demikian, guru sudah mulai menggunakan metode praktikum tetapi saat melakukan praktikum belum menerapkan metode ilmiah secara benar serta di saat akhir pembelajaran tidak diadakan pemantapan konsep. Dengan demikian, kemampuan literasi sains secara komprehensif hendaknya dikuasai oleh siswa SMK mengingat siswa SMK disiapkan untuk langsung terjun di dunia kerja.

Berdasarkan tujuan dan fakta di lapangan mengenai proses pembelajaran fisika di SMK maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menfasilitasi dan melatihkan literasi sains siswa. Adapun model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala rendahnya kemampuan literasi sains pada pembelajaran fisika adalah menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Keunggulan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat yaitu siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dan menampilkan peranan sains, dan teknologi dalam kehidupan masyarakat. Menurut Poedjiadi (2010:127) pembelajaran menggunakan model


(15)

4

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dilakukan dengan memperkenalkan siswa pada isu-isu dan masalah yang berkembang di masyarakat akibat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui Sains Teknologi Masyarakat peserta didik tidak hanya sekedar memahami konsep dan prinsip, tetapi siswa juga dapat menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Sains Teknologi Masyarakat juga dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan sikap siswa pada perkembangan sains, teknologi dan masyarakat serta kemampuan penalaran (berpikir tingkat tinggi) untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan sains, teknologi dan masyarakat (Pedretti dan Hudson,1995).

Beberapa penelitian terdahulu menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh Aprijum (2012) menunjukkan bahwa Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat mampu meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Ramdani (2012) dalam penelitiannya tentang model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat menunjukkan bahwa pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan pendekatan Kontekstual mampu meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains. Penelitian oleh Alam (2012) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi kalor dan kemampuan literasi sains siswa SMA. Inovasi pada penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dipadukan dengan kegiatan yang mengikuti langkah-langkah prosedur ilmiah untuk memperkuat aspek proses literasi sains.

Model Sains Teknologi Masyarakat mengacu pada teori belajar kontruktivisme. Kontruktivisme yang menekankan keaktifan siswa dalam membangun pengetahuannya, baik secara individu maupun secara sosial dan sangat memperhatikan gagasan awal yang telah dimiliki siswa. Pengungkapan isu pada awal pembelajaran memungkinkan siswa mengkontruksi pengetahuan sejak awal, kemudian mengkontruksi pengetahuan tersebut terus dibangun dan


(16)

5

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikokohkan pada tahap pembentukan dan pemantapan konsep. Adapun salah satu metode pembelajaran yang berdasarkan landasan berpikir kontruktivisme dan dapat diintegrasikan dengan model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat guna memperkuat aspek proses literasi sains yaitu metode Saintifik.

Perpaduan antara model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik merupakan perpaduan yang saling melengkapi. Pembelajaran Saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pada tahapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat lebih menekankan pada pencapaian aspek konten dan konteks dalam aspek literasi sains maka diperlukan sebuah perpaduan dengan metode pembelajaran. Penerapan metode Saintifik memiliki peranan yang penting untuk melatihkan dan menguatkan aspek proses sains yang dapat ditanamkan pada tahapan pembentukan/pengembangan konsep model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat karena siswa dapat melakukan percobaan untuk mendapatkan konsep yang sedang dipelajarinya secara langsung.

Pada penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik siswa dituntut untuk memiliki dan mengembangkan ketiga hakikat fisika yaitu proses, produk dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sehingga mampu mengarahkan siswa dalam membangun pengetahuannya. Pengetahuan berupa konten, proses dan konteks sains merupakan bagian dari literasi sains dan perlu ditanamkan pada siswa sejak dini. Kemampuan tersebut dilatihkan selama proses pembelajaran menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat yang telah digabungkan dengan metode saintifik. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dapat meningkatkan kemampuan literasi sains.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Pembelajaran Fisika di SMK.


(17)

6

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah penilaian terhadap kemampuan literasi sains yang meliputi aspek konten sains, konteks sains dan proses sains.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan literasi sains siswa SMK yang mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik?

2. Bagaimanakah tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan. Adapun tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan kemampuan literasi sains siswa SMK yang mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik.

2. Mendapatkan gambaran tentang tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik.


(18)

7

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi nyata bagi berbagai kalangan serta sebagai bukti empiris tentang model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dalam meningkatkan kemampuan literasi sains siswa di SMK yang nantinya dapat memperkaya hasil-hasil penelitian dalam kajian sejenis dan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan antara lain guru, praktisi pendidikan, dan peneliti lainnya.


(19)

32

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI di salah satu SMK Negeri Kota Bandung. Dari sejumlah kelas ditentukan dua kelas menggunakan teknik sampling cluster randomsamplingyaitu suatu metode atau teknik pengambilan sampel dengan random atau tanpa pandang bulu dari kelompok anggota yang terhimpun dalam kelas (Arikunto, 2006:134). Teknik yang digunakan adalah teknik undian. Teknik Pengundian dilakukan untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Satu kelas terpilih akan dijadikan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang akan menerima perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik. Satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol yang akan menerima pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik.

Berdasarkan hasil teknik pemilihan sampel yang telah dilakukan didapatkan dua kelas teknik permesinan yaitu kelas teknik permesinan 5 (XI TP5) dan kelas teknik permesinan 6 (XI TP6) yang akan dijadikan sampel penelitian. Melalui teknik pengundian dapat ditentukan bahwa kelas XI TP 5 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 36 siswa dan kelas XI TP 6 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 39 siswa.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi eksperimen. Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010:114).


(20)

33

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Randomized Pretestt-Posttest Control Group Design, yaitu sebuah desain penelitian dimana pada awalnya satu kelompok eksperimen diukur variabel dependennya (pre-test). Setelah itu kelompok tersebut diberikan perlakuan, dan diukur kembali variabel dependennya (post-test). Desain penelitian The Randomized Pretestt-Posttest Control Group Design (Fraenkel dan Wallen, 2009:268) secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Desain Eksperimen Randomized Control Group Pretest-Posttest Design

Kelompok Random pretest Perlakuan posttest

Kelas Eksperimen R O X1 O

Kelas Kontrol R O X2 O

Keterangan:

R : Pemilihan kelas secara acak

O : pre test sama dengan post test kemampuan aspek proses literasi sains X1 :Perlakuan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat dengan metode Saintifik

X2 : Perlakuan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat tanpa metode Saintifik

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan definisi operasional terhadap beberapa istilah berikut:

1. Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Saintifik Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat merupakan model pembelajaran yang membelajarkan sains berkaitan dengan teknologi serta peranan dan manfaatnya dalam masyarakat. Tahapan model pembelajaran meliputi pendahuluan, pembentukan/pengembangan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep dan penilaian. Metode Saintifik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data,


(21)

34

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan menggunakan LKS saintifik. Penerapan metode Saintifik dilaksanakan pada tahap kedua yaitu tahapan pembentukan/pengembangan konsep dalam model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Sedangkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode saintifik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pada tahapan kedua yaitu pengembangan konsep, proses pembelajaran dilakukan dengan pengajaran secara langsung yaitu guru secara langsung memaparkan dan menjelaskan materi fisika yang meliputi konsep, hukum, prinsip yang diajarkan kepada siswa kemudian disertai percobaan. Pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran dalam penelitian menggunakan lembar observasi.

2. Kemampuan Literasi Sains

Kemampuan literasi sains merupakan kemampuan terhadap penguasaan konten sains, proses sains dan konteks sains. Kemampuan terhadap konten sains meliputi hukum, prinsip dan teori. Kemampuan proses sains meliputi mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah. Kemampuan konteks sains menyatakan kemampuan dalam menggunakan pengetahuan sains dalam rangka memecahkan fenomena alam dan isu teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan kehidupan personal, sosial dan global. Kemampuan literasi sains siswa diukur menggunakan instrumen berupa tes tulis pilihan ganda yang dilakukan sebelum dan setelah pembelajaran. Penilaian kemampuan literasi sains dilakukan terhadap sains fisika pada materi konsep optik.

A. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Tes kemampuan literasi sains berupa soal pilihan ganda

2. Tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik menggunakan skala sikap dengan empat kategori yaitu: Sangat setuju (SS) dan Setuju (S)


(22)

35

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk persetujuan, kategori Tidak setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) untuk pertidaksetujuan.

3. Lembar observasi digunakan untuk mengamati sejauhmana keterlaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dan keterlaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik. Observasi dilakukan pada guru dan siswa selama proses pembelajaran. Instrumen ini berupa daftar checklist artinya obsever hanya memberikan tanda checklist (√) jika kriteria yang dimaksud dalam daftar cek ditunjukkan oleh siswa dan guru.

A. Teknik Analisis Instrumen

Sebelum soal instrumen dipergunakan dalam penelitian, soal instrumen perlu diujicoba terlebih dahulu pada siswa yang telah memperoleh materi yang berkenaan dengan penelitian ini. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi syarat instrumen yang baik atau belum, yaitu validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Validitas instrumen diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengamatan. Pengujian validitas menggunakan validitas isi dengan cara meminta pertimbangan dari ahli (judgement). Hal ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Peneliti meminta pendapat dari ahli mengenai instrumen yang telah dibuat dan para ahli dapat memberikan pendapat berupa instrumen sudah tepat, ada yang perlu diperbaiki atau semua harus diperbaiki.

Berdasarkan hasil judgemen dari empat dosen dapat diketahui bahwa instrumen soal kemampuan literasi sains dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen pengumpul data literasi sains dengan beberapa revisi. Selanjutnya setelah mendapatkan judgemen maka instrumen diujicobakan kepada


(23)

36

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa yang sudah mendapatkan pembelajaran konsep optik untuk melihat reliabilitas instrumen.

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Tes dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama (Sudjana, 2001:16). Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah test-retest. Hal ini untuk menguji reliabilitas tes dengan cara mengujikan tes tersebut dua kali atau lebih kemudian hasilnya dikorelasikan. Tujuan uji reliabilitas ini untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes dengan cara mengkorelasikan hasil test dengan hasil retest dengan rumus Korelasi Product Moment Pearson (Thoha, 2003:120)

  

 

2 2

2

 

2

   Y Y N X X N Y X XY N rxy ...(3.1) Keterangan:

rxy = koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = total skor hasiltest Y = total skor hasil retest N = jumlah siswa

Selanjutnya nilai rxy dapat dianggap sebagai koefisien reliabilitas dan dapat

diklasifikasikan dengan Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Besarnya nilai r11 Interpretasi

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah

Suherman (2001: 156) Berdasarkan hasil uji coba test retest pada kelas XI TP1 yang telah mendapatkan pembelajaran materi optik dan dilakukan perhitungan didapatkan bahwa reliabilitas instrumen soal literasi sains yang digunakan memiliki nilai


(24)

37

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,567 termasuk dalam kategori cukup dan layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data literasi sains pada penelitian ini.

Dengan demikian, berdasarkan hasil judgemen oleh pakar diketahui bahwa instrumen dikatakan valid, berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa instrumen memiliki reliabilitas yang cukup. Terdapat 36 soal yang akan digunakan dalam penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan saat pretest dan postest menggunakan soal tes kemampuan literasi sains. Data skala sikap digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dimaksudkan untuk membuat penafsiran data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisis data digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains.

1. Analisis Peningkatan Kemampuan Literasi Sains

Untuk melihat peningkatan kemampuan literasi sains siswa melalui pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik maka dilakukan analisis berdasarkan skor Gain yang dinormalisasi yang didapatkan dari skor pretest dan posttest. Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain: a. Memberikan skor hasil pretest dan postest

Sebelum di lakukan pengolahan data, semua jawaban pretest dan posttest siswa diperiksa dan diberi skor. Jawaban benar diberi nilai satu dan jawaban salah


(25)

38

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau tidak dijawab diberi nilai nol.Pemberian skor dihitung dengan rumus :

S

R

... (3.2) (Arikunto, 2006) Keterangan:

S = skor yang diperoleh siswa R = skor jawaban siswa yang benar

b. Menghitung skor gain yang dinormalisasi (N-Gain)

Gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh (Hake, 1999), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

pre ideal m pre post S S S S g    

 ………...(3.3)

Keterangan:

< g > = gain yang dinormalisasi

Spost = skor tes akhir yang diperoleh siswa

Spre = skor tes awal yang diperoleh siswa

Sm ideal = skor maksimum ideal

c. Menentukan skor rata-rata gain yang dinormalisasi

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains siswa maka digunakan data skor rata-rata gain yang dinormalisasi yang diolah dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1999), yaitu sebagai berikut.              pre ideal m pre post S S S S

g ………...(3.4)

Keterangan :

<g> = skor rata-rata gain yang dinormalisasi <Spost>= skor rata-rata posttest yang diperoleh siswa

<Spre> = skor rata-rata pretest yang diperoleh siswa


(26)

39

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menginterpretasikan skor rata-rata gain yang dinormalisasi dengan menggunakan Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kategori Skor Rata-Rata Gain Yang Dinormalisasi

Skor <g> Kategori

<g> ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ <g>< 0,7 Sedang 0,0 <g>< 0,3 Rendah

(Hake, 1999) Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara skor yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan uji hipotesis terhadap skor N-Gain kemampuan literasi sains. Uji Hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan uji statistik parametrik dan uji statistik non parametrik. Untuk menentukan uji statitik yang tepat maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas kemudian dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis/uji perbedaan dua rerata. Tahapan pengolahan dan analisis data N-Gain menggunakan uji statistik:

1) Uji normalitas distribusi N-Gain dua kelas, untuk menguji normalitas data N-Gain dua kelompok menggunakan SPSS 16. Rumusan hipotesisnya adalah: Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha: Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Uji normalitas dilakukan dengan uji Shapiro-wilkpada software SPSS 16.0 dengan

taraf signifikan α =0,05. Dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika nilai Sig. (p-value) < α maka Ho ditolak Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α maka Ho diterima 2) Uji homogenitas

Uji homogentias varians data kedua kelompok digunakan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok homogen.

Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : (varians skor kelas eksperimen dan kontrol homogen)


(27)

40

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

varians skor kelas eksperimen varians skor kelas kontrol

Uji homogenitas varians dilakukan dengan uji levene pada software SPSS 16.0 for Windows, Dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika nilai Sig. (p-value) < α (α = 0,05), maka Ho ditolak Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka Ho diterima 3) Uji hipotesis (Uji perbedaan dua rerata)

Setelah dilakukan uji asumsi statistik, langkah selanjutnya melakukan uji hipotesis. Jika kedua data N-Gain berdistribusi normal dan varians homogen maka dapat melakukan uji beda dua rerata N-Gain kedua kelompok dengan bantuan software SPSS 16.0 for Windows menggunakan uji t Independent sampel t test satu pihak dengan taraf signifikan α = 0,05 dengan hipotesis:

“Penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dalam pembelajaran fisika secara signifikan dapat lebih meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa Metode Saintifik.

(Ha: µ1 > µ2)”

4) Jika data N-Gain terdistribusi normal tetapi tidak homogen digunakan uji

t’. Tetapi jika data N-Gain tidak memenuhi distribusi normal dan variansnya tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik non parametrik uji Mann-Whitney satu pihak.

2. Analisis Data Skala Sikap TanggapanSiswa dan Guru

Menghitung persentase hasil skala sikap tanggapan siswa dan guru terhadap model pembelajaran dilakukan dengan melihat jawaban setiap siswa dan guru terhadap pernyataan-pernyataan kuesioner yang diberikan menggunakan persamaan sebagai berikut:

x100%...(3.5) Riduwan (2008:40-41)


(28)

41

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria skala sikap tanggapan siswa dan guru dapat dikategorikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Kriteria Tanggapan Guru dan Siswa ATGS (%) Kriteria

ATGS = 0 Tak satu siswa/guru

0 < ATGS < 25 ATGS=25

Sebagian kecil siswa/guru Seperempat siswa/guru 25 < ATGS < 50 Hampir setengah siswa/guru

ATGS = 50 Setengah siswa/guru

50 < ATGS< 75 ATGS = 75

Sebagian besar siswa/guru Tiga perempat siswa/guru 75 < ATGS< 100 Hampir seluruh siswa/guru

ATGS = 100 Seluruh siswa/guru

3. Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Menurut Sugiyono (2010) untuk melihat persentase ketercapaian pelaksanaan pembelajaran ditentukan dari rata-rata persentase tiap kegiatan. Nilai ini menunjukkan nilai keterlaksanaan kegiatan yang ada dalam model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran dapat dihitung dengan rumus berikut:

...(3.6) Kategori keterlaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Kriteria Keterlaksanaan Model

KM (%) Kriteria

KM = 0 0<KM<25 25≤KM<50 KM=50 50<KM<75 75≤KM<100 KM=100

Tak satu kegiatan pun terlaksana Sebagian kecil kegiatan terlaksana Hampir setengah kegiataan terlaksana Setengah kegiatan terlaksana

Sebagian besar kegiatan terlaksana Hampir seluruh kegiatan terlaksana Seluruh kegiatan terlaksana

H. Prosedur Penelitian


(29)

42

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Studi pendahuluan dilakukan untuk menkaji beberapa teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Hal yang dikaji dalam studi pendahuluan meliputi kajian teoritis tentang model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat, metode Saintifik, kurikulum Fisika di SMK serta kajian teoritis tentang kemampuan literasi sains

b. Membuat proposal penelitian, proposal penelitian yang diajukan berisi permasalahan yang akan dikaji, sumber data serta langkah penelitian yang akan dilakukan

c. Seminar proposal penelitian d. Perbaikan proposal penelitian

Pembuatan rencana pembelajaran dan penyusunan instrumen penelitian Rencana pembelajaran dalam penelitian ini memuat sintakmatik dari model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dalam pembelajaran Fisika. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan literasi sains, skala sikap tanggapan siswa dan guru, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

e. Judgemen instrumen dan uji coba instrumen, sebelum instrumen digunakan untuk mengambil data dalam penelitian maka instrumen perlu di judge oleh beberapa dosen ahli untuk melihat tingkat kognitif, kedalaman materi dan tata bahasa serta validitas suatu instrumen. Selanjutnya setelah di judge maka maka perlu diuji coba terlebih dahulu. f. Melakukan analisis instrumen berdasarkan hasil uji coba soal kemampuan

literasi sains untuk melihat tingkat reliabilitas soal yang akan digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian.

g. Revisi instrumen penelitian dilakukan setelah uji coba dan dianalisis dengan mempertimbangkan susunan kalimat, tata bahasa, konsep pada soal pilihan ganda dan hasil analisis.


(30)

43

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Memberikan soal pretest pada siswa sebagai subjek penelitian, sebelum memberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik.

b. Melakukan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik pada kelas eksperimen dan melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik pada kelas kontrol dan direncanakan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Melakukan observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran.

c. Setelah selesai proses belajar mengajar maka dilakukan posttest

d. Penyebaran skala sikap untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik.

3. Tahap analisis data dan penyusunan laporan

Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data hasil penelitian dan sekaligus menyusun laporan penelitian. Secara lebih jelas prosedur penelitian dapat dilihat pada alur penelitian pada Gambar 3.1.

Studi Pendahuluan

Perumusan masalah

Studi Literatur: Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat, Metode Saintifik, Kemampuan Literasi Sains

Penyusunan Instrumen Penelitian

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Uji coba Instrumen Penelitian

Pre test

Lembar observasi keterlaksanaan


(31)

44

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode

Saintifik

Skala sikap tanggapan siswa dan guru Pembelajaran dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode

Saintifik Lembar observasi


(32)

58

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan literasi sains siswa SMK yang mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat tanpa metode Saintifik.

2. Hampir seluruh siswa memiliki minat dan motivasi terhadap proses pembelajaran. Hampir seluruh siswa setuju dengan manfaat yang dirasakan selama proses pembelajaran fisika menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Saintifik yaitu lebih memahami aplikasi penerapan sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, berlatih dalam melakukan kegiatan ilmiah. Hampir seluruh siswa setuju dengan adanya keterkaitan antara penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains. Tanggapan guru setuju bahwa model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik dapat membuat minat dan motivasi siswa selama proses pembelajaran lebih baik. Guru setuju dengan manfaat yang dirasakan siswa selama proses pembelajaran fisika menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Saintifik yaitu siswa dapat memahami aplikasi sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, serta guru setuju bahwa ada keterkaitan antara penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.


(33)

59

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka saran yang dapat diajukan antara lain:

1. Pelaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik memerlukan manajemen waktu yang tepat agar dapat berjalan dengan baik terutama pada tahapan pembentukan/pengembangan konsep terlebih jika dilakukan dengan eksperimen yang kemudian dilanjutkan dengan tahapan aplikasi konsep yang menuntut siswa untuk mengadakan analisis terhadap suatu fenomena atau permasalahan, pada umumnya siswa membutuhkan waktu yang cukup lama.

2. Tahapan mengajukan pertanyaan, melakukan percobaan dan mengasosiasi perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru karena ketiganya berperan penting untuk menunjang pembentukan konsep serta melatihkan kemampuan aspek proses literasi sains siswa yang meliputi mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah untuk menarik kesimpulan. Dari hasil proses pembelajaran diketahui bahwa siswa masih belum terbiasa dalam mengajukan pertanyaan dengan baik, siswa masih memerlukan pendampingan intensif ketika melakukan percobaan dan mengasosiasi dan merumuskan kesimpulan dari hasil percobaan.

3. Upaya meningkatkan kemampuan literasi sains pada aspek proses sains yang berguna dalam pembentukan konten sains memerlukan adanya kegiatan percobaan maka diperlukan saran dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan percobaan karena dari hasil temuan peneliti diketahui bahwa terdapat alat percobaan yang kurang dapat berfungsi dengan baik serta ruang laboratorium yang tidak terawat sehingga kegiatan percobaan dilakukan di kelas.


(34)

60

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alam F.S. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam Pokok Bahasan Kalor untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Literasi Sains Siswa SMA. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Aprijum. (2012). Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bustami, Y. (2009). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Subtopic Pencemaran Air. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Blachowicz, J. (2009). “How Science Textbooks Treat Scientific Method: A Philosopher’s Perspective”. Brit. J. Phil. Sci. 60, 303–344.

BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK/MAK. Jakarta: Depdiknas.

Christine. (2010). The Nature of Science and The Scientific Method. Durham: The Geological Society of America.

Fraenkel and Wallen. (2009). How To Design and Evaluate Research in Education. New York: Mc-Graw Hill.

Fikri, I. (2012). Kreativitas Siswa SMK dalam Merancang Percobaan dan Membuat Produk dari Daur Ulang Limbah Melalui Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA.USA:IndianaUniversity.http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Analyzin gChange -Gain.pdf


(35)

61

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Holbrook, J and Miia R. (2009). “The Meaning of Saintifik Literacy,” International Journal of Environmental & Science Education. 4, (3), 275-288.

Lathifah, S.S. (2013). Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan SETS untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Mulyitno.(2010). Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Adiktif Makanan terhadap Kesehatan dengan Pendekatan Science Technology Literacy (STL) untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nurdiyanti, D. (2010). Pembelajaran IPA terpadu Tema Sampah dan Usaha Penanggulangannya untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and Analytical Framework. OECD Publishing

Ostdiek, VJ and Bord DJ. (2008). Inquiry Into Physics. Belmont: Thomsons Brooks/Cole.

Peddreti, E and Hudson, D. (1995). “From Rhetoric to Action: Implementing STS Eduction Through Action Research”. Journal of Research In Science Teaching. 32, (5), 463-485.

Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 tentang Implememtasi Kurikulum Dan Pedoman Pembelajaran

Permendiknas nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Poedjiadi, A. (2010). Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya


(36)

62

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Priatna, D. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu pada Topik Perubahan Materi untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Putra, S.R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: DIVA Press

Rakhmawan, A. (2012). Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiripada Sub Materi Pokok Sel Volta untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Ramdani, D. (2012). Perbandingan Peningkatan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi dengan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual dan Salingtemas. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Retmana, R.L. (2010). Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rustaman N. (2004). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Shwartz et al. (2006). “The Use of Saintifik Literacy Taxonomy for Assessing

The Development of Chemical Literacy Among High-School Students”. Journal of CChemistry Education Research and Practice. 7, (4), 203-225 Suanda, D. (2010). Pembelajaran IPA Terpadu dengan Multimedia pada Tema

Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Literasi Sains SMP.Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Subhan. (2010). Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Literasi Sains dan Teknologi pada pembelajaran IPA Terpadu dengan Tema Pengaruh Zat Adiktif dan Psikotropika.Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Sudarwan. (2013). Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Pusbangprodik


(37)

63

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Argesindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alphabeta.

Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumiati. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Thoha, C. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Tuan dan Chin. (2005). The Development of A Questionnaire To Measure Student’s Motivation Towards Science Learning”. International Journal of Science Education, 27, (6) . 639-654.

Wieman, C. (2007). Why Not Try a Scientific Approach to Science Education. Colorado: University of Colorado Press.

Windyariani, S.(2011). Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif pada Tema Perubahan Iklim untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Yager. (1992). Science Technology Society as Reform. The Status Of Science Technology Society Reform Efforts Around The World. ICASE Yearbook Yuanita. 2013. Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan

literasi sains dan kreativitas siswa SMS pada Materi Pencemaran Lingkungan. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Yuenyong, Chokchai. (2009). “Saintifik Literacy and Thailand Science Education”. International Journal of Environmental & Science Education.

4, (3), 335-349.

Yunisfu, (2013). Pembelajaran Kimia Unsur Menggunakan Konteks Keunggulan Lokal Tambang Timah di P. Bangka dan Pengaruhnya pada Literasi Sains Siswa SMA Kelas XII.Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.


(38)

64

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK


(1)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka saran yang dapat diajukan antara lain:

1. Pelaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik memerlukan manajemen waktu yang tepat agar dapat berjalan dengan baik terutama pada tahapan pembentukan/pengembangan konsep terlebih jika dilakukan dengan eksperimen yang kemudian dilanjutkan dengan tahapan aplikasi konsep yang menuntut siswa untuk mengadakan analisis terhadap suatu fenomena atau permasalahan, pada umumnya siswa membutuhkan waktu yang cukup lama.

2. Tahapan mengajukan pertanyaan, melakukan percobaan dan mengasosiasi perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru karena ketiganya berperan penting untuk menunjang pembentukan konsep serta melatihkan kemampuan aspek proses literasi sains siswa yang meliputi mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah untuk menarik kesimpulan. Dari hasil proses pembelajaran diketahui bahwa siswa masih belum terbiasa dalam mengajukan pertanyaan dengan baik, siswa masih memerlukan pendampingan intensif ketika melakukan percobaan dan mengasosiasi dan merumuskan kesimpulan dari hasil percobaan.

3. Upaya meningkatkan kemampuan literasi sains pada aspek proses sains yang berguna dalam pembentukan konten sains memerlukan adanya kegiatan percobaan maka diperlukan saran dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan percobaan karena dari hasil temuan peneliti diketahui bahwa terdapat alat percobaan yang kurang dapat berfungsi dengan baik serta ruang laboratorium yang tidak terawat sehingga kegiatan percobaan dilakukan di kelas.


(2)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alam F.S. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam Pokok Bahasan Kalor untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Literasi Sains Siswa SMA. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Aprijum. (2012). Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bustami, Y. (2009). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Subtopic Pencemaran Air. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Blachowicz, J. (2009). “How Science Textbooks Treat Scientific Method: A Philosopher’s Perspective”. Brit. J. Phil. Sci. 60, 303–344.

BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK/MAK. Jakarta: Depdiknas.

Christine. (2010). The Nature of Science and The Scientific Method. Durham: The Geological Society of America.

Fraenkel and Wallen. (2009). How To Design and Evaluate Research in Education. New York: Mc-Graw Hill.

Fikri, I. (2012). Kreativitas Siswa SMK dalam Merancang Percobaan dan Membuat Produk dari Daur Ulang Limbah Melalui Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA.USA:IndianaUniversity.http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Analyzin gChange -Gain.pdf


(3)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Holbrook, J and Miia R. (2009). “The Meaning of Saintifik Literacy,” International Journal of Environmental & Science Education. 4, (3), 275-288.

Lathifah, S.S. (2013). Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan SETS untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Generik Mahasiswa PGSD. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Mulyitno.(2010). Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Adiktif Makanan terhadap Kesehatan dengan Pendekatan Science Technology Literacy (STL) untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nurdiyanti, D. (2010). Pembelajaran IPA terpadu Tema Sampah dan Usaha Penanggulangannya untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and Analytical Framework. OECD Publishing

Ostdiek, VJ and Bord DJ. (2008). Inquiry Into Physics. Belmont: Thomsons Brooks/Cole.

Peddreti, E and Hudson, D. (1995). “From Rhetoric to Action: Implementing STS Eduction Through Action Research”. Journal of Research In Science Teaching. 32, (5), 463-485.

Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 tentang Implememtasi Kurikulum Dan Pedoman Pembelajaran

Permendiknas nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Poedjiadi, A. (2010). Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya


(4)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Priatna, D. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu pada Topik Perubahan Materi untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Putra, S.R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: DIVA Press

Rakhmawan, A. (2012). Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiripada Sub Materi Pokok Sel Volta untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Ramdani, D. (2012). Perbandingan Peningkatan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi dengan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual dan Salingtemas. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Retmana, R.L. (2010). Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rustaman N. (2004). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Shwartz et al. (2006). “The Use of Saintifik Literacy Taxonomy for Assessing

The Development of Chemical Literacy Among High-School Students”. Journal of CChemistry Education Research and Practice. 7, (4), 203-225 Suanda, D. (2010). Pembelajaran IPA Terpadu dengan Multimedia pada Tema

Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Literasi Sains SMP.Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Subhan. (2010). Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Literasi Sains dan Teknologi pada pembelajaran IPA Terpadu dengan Tema Pengaruh Zat Adiktif dan Psikotropika.Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Sudarwan. (2013). Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Pusbangprodik


(5)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Argesindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alphabeta.

Suherman, E. (2001). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumiati. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Thoha, C. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Tuan dan Chin. (2005). The Development of A Questionnaire To Measure Student’s Motivation Towards Science Learning”. International Journal of Science Education, 27, (6) . 639-654.

Wieman, C. (2007). Why Not Try a Scientific Approach to Science Education. Colorado: University of Colorado Press.

Windyariani, S.(2011). Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif pada Tema Perubahan Iklim untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan

Yager. (1992). Science Technology Society as Reform. The Status Of Science Technology Society Reform Efforts Around The World. ICASE Yearbook Yuanita. 2013. Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan

literasi sains dan kreativitas siswa SMS pada Materi Pencemaran Lingkungan. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Yuenyong, Chokchai. (2009). “Saintifik Literacy and Thailand Science Education”. International Journal of Environmental & Science Education. 4, (3), 335-349.

Yunisfu, (2013). Pembelajaran Kimia Unsur Menggunakan Konteks Keunggulan Lokal Tambang Timah di P. Bangka dan Pengaruhnya pada Literasi Sains Siswa SMA Kelas XII.Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.


(6)

Lailatul Nuraini, 2014

Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dengan metode saintifik untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran fisika di SMK