PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SMP.

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sains di Indonesia dewasa ini kurang berhasil meningkatkan kemampuan literasi sains siswa, uraian tersebut berdasarkan pada informasi diagnostik yang diberikan oleh PISA (Programe for International Student

Assesment) bahwa kelemahan-kelemahan peserta didik usia 15 tahun dalam

konteks membaca, matematika dan sains, merefleksikan kelemahan proses pendidikan di Indonesia (Firman, 2006).

Depdiknas (2005) mengungkapkan bahwa, lemahnya kemampuan literasi sains siswa disebabkan karena seluruh tema dan persoalan IPA pada berbagai jenis objek dan tingkat organisasi tidak dikaji secara utuh atau terpadu. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran IPA yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), belum terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya dan terpisah-pisahkan. Sementara itu IPA merupakan mata pelajaran yang terpadu antara fisika, kimia dan biologi. Hal ini perlu dilakukan supaya siswa tahu dan mengenal tentang keutuhan IPA.

Kemampuan literasi sains yang lemah merupakan salah satu temuan hasil studi komperatif yang dilakukan PISA/Programe for International Student

Assesment (Firman, 2006). Berdasarkan hasil studi PISA tahun 2003 pada siswa Indonesia berumur 15 tahun, siswa Indonesia menduduki peringkat ke 38 dari 41


(2)

negara peserta. Hasil PISA bidang literasi sains siswa Indonesia yang dianalisis Tim Literasi sains Puspendik tahun 2004 terungkap bahwa:

1. Komposisi jawaban siswa mengindikasikan lemahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dasar sains yang sebetulnya telah diajarkan, sehingga mereka tidak mampu mengaplikasikannya untuk menginterprestasi data, menerangkan hubungan kausal, serta memecahkan masalah sederhana sekalipun.

2. Lemahnya kemampuan siswa dalam membaca dan menafsirkan (interprestasi) data dalam bentuk gambar, tabel, diagram, dan bentuk penyajian lainnya. 3. Adanya keterbatasan kemampuan siswa mengungkapkan pikiran dalam

bentuk tulisan.

4. Ketelitian siswa membaca masih rendah, siswa tidak terbiasa menghubungkan informasi-informasi dalam teks untuk dapat menjawab soal. 5. Kemampuan nalar ilmiah masih rendah.

6. Lemahnya pengusaan siswa terhadap konsep-konsep dasar sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan kesehatan.

Hasil studi PISA tahun 2006, menunjukkan bahwa siswa Indonesia menduduki peringkat ke 53 dari 57 negara peserta. Keadaan ini menggambarkan bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia masih di bawah rata-rata, dan tidak memperlihatkan adanya peningkatan. Menurut Hayat, 2003 (Darliana, 2005), pada tingkat kemampuan ini siswa Indonesia hanya mampu mengingat fakta, terminologi, dan hukum sains, serta menggunakan pengetahuan sains yang bersifat umum dalam mengambil dan mengevaluasi kesimpulan.


(3)

3

Rendahnya literasi sains siswa Indonesia dapat pula disebabkan oleh peserta didik yang hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan tersebut diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Untuk itu bahan ajar memiliki peran yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran terpadu. Oleh karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam ilmu alam maka pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran monolitik. Dalam satu topik pembelajaran, diperlukan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan jumlah Standar Kompetensi yang merupakan jumlah bidang kajian yang tercakup di dalamnya (Depdiknas, 2006).

Bahan ajar tentang penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia dipilih sebagai tema pembelajaran pada penelitian ini, karena bahan kimia pada makananan merupakan tema yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari, tetapi manfaat dan pengaruhnya tidak diketahui banyak oleh siswa. Untuk menyampaikannya pada siswa digunakan pembelajaran berbasis multimedia interaktif pada tema tersebut. Penggunaan pembelajaran berbasis multimedia interaktif diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa, karena literasi sains tidak hanya berorientasi pada penguasaan materi sains, akan tetapi juga pada penguasaan kecakapan hidup, kemampuan berpikir, dan kemampuan dalam melakukan proses-proses sains dalam kehidupan


(4)

nyata (Wulan, 2009). Oleh karena itu guru harus memperhatikan kembali model pembelajaran dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Pengembangan komputer sebagai media pembelajaran telah lama dilakukan. Berbagai kelebihan yang dimiliki komputer membuat komputer merupakan media yang menarik untuk digunakan dan dikembangkan (Suwondo, 2008).

Menurut Suwondo (2008) model pembelajaran berbasis multimedia diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman agar menjadi lebih konkret. Pembelajaran menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal). Dengan demikian, dapat diharapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.

Berdasarkan pemaparan tersebut diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan sebuah penelitian mengenai penggunaan pembelajaran berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP.


(5)

5

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP pada tema penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia.”

C. Pertanyaan penelitian

Untuk lebih memperjelas permasalahan di atas, penulis menjabarkan rumusan masalah tersebut ke dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan literasi sains siswa SMP dalam pembelajaran

berbasis multimedia interaktif pada tema pembelajaran “penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia”?

2. Adakah perbedaan kemampuan literasi sains siswa antara siswa yang menggunakan pembelajaran multimedia interaktif I dengan multimedia interaktif II terhadap peningkatan literasi sains?

3. Kendala apakah yang dihadapi oleh guru dalam penggunaan multimedia interaktif?


(6)

D. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada hal yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini:

Hasil belajar yang diukur adalah literasi sains yang diperoleh melalui tes berdasarkan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), dengan framework yang mengacu pada Indonesia National Assesment

Programme (INAP) yang mencakup tiga domain, yaitu:

1. Domain konten sains, terdiri dari: a. Makanan dan zat makanan b. Zat aditif pada bahan makanan c. Saluran pencernaan

d. Organ pencernaan e. Gangguan pencernaan

2. Domain Proses sains, terdiri dari: a. Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah b. Menjelaskan fenomena secara ilmiah c. Menggunakan bukti secara ilmiah 3. Domain konteks sains, terdiri dari:

a. Personal b. Sosial c. Global


(7)

7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengukur peningkatan kemampuan literasi sains siswa SMP setelah mengikuti pembelajaran berbasis multimedia interaktif, tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Menggali informasi tentang pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam meningkatkan kemampuan literasi sains pada tema penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia.

2. Menganalisis perbedaan literasi sains siswa yang menggunakan pembelajaran multimedia interaktif yang berbeda karakteristiknya terhadap peningkatan literasi sains.

F. Asumsi Penelitian

Penelitian ini didasarkan atas asumsi bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan daya ingat dan memiliki kemampuan menampilkan konsep tiga dimensi secara efisien dan efektif (Jacobs dan Schade, 1992 dalam Munir, 2008).

G. Hipotesis Penelitian

Pembelajaran berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP dalam aspek konten, konteks dan proses pada pembelajaran tema pengaruh penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia.


(8)

H. Manfaat Penelitian

Berikut ini Manfaat Penelitian yang diharapkan:

1. Untuk siswa, dapat memahami tema penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia secara maksimal dan diharapkan kemampuan siswa dalam literasi sains dapat meningkat.

2. Untuk guru, menemukan solusi dalam mengatasi masalah kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan media yang maju dan inovatif sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

3. Untuk peneliti, memberikan bukti empiris dan kongkrit tentang penerapan pembelajaran berbasis Multimedia Interaktif sehingga menemukan solusi dalam mengajarkan konsep-konsep yang sifatnya abstrak. Temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan penelitian selanjutnya yang lebih dalam.


(9)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Fraenkel & Wallen, 1993). Dengan rancangan Pretest-Postest Control Group

Design, untuk mengetahui adanya peningkatan literasi sains siswa penelitian

dilakukan pada dua kelas (Kelas A, dan B) yang digunakan sebagai dua kelompok sampel. Kelas Pada kedua kelompok dilakukan pretest dan posttest, sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok A O1 X1 O1

Kelompok B O1 X2 O1

Keterangan:

O1 : pemberian tes awal (Pretest), pemberian tes akhir (Postest)

X1 : kelompok A dengan pembelajaran berbasis multimedia interaktif I X2 : kelompok B dengan pembelajaran berbasis multimedia interaktif II

Dalam penelitian ini digunakan dua kelompok yaitu Kelas A yang mengikuti pembelajaran berbasis multimedia interaktif I dan Kelas B yang melakukan pembelajaran dengan multimedia interaktif II. Pada masing-masing kelompok tersebut dilakukan pretest dan postest untuk mengetahui hasil belajar pada aspek kemampuan literasi sains pada kedua kelompok perlakuan. Pretest dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, sedangkan postest dilakukan setelah pembelajaran.


(10)

B. Definisi Operasional

1. Pembelajaran berbasis multimedia interaktif, merupakan bentuk pembelajaran yang disajikan dari awal sampai akhir, dengan program pembelajaran pada tema pembelajaran penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia dengan memanfaatkan software komputer yang bersifat interaktif .

2. Kemampuan literasi sains merupakan skor pretest dan postest kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasikan pertanyaan ilmiah, dan menggunakan bukti-bukti secara ilmiah, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan bahan kimia pada makanan dan pencernaan makanan melalui berbagai aktivitas manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah saja.

C. Subyek Penelitian

Sampel penelitian ditentukan secara purposif pada sekolah yang sudah memiliki fasilitas laboratorium komputer. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 di Kota Cimahi.

Siswa yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII sebanyak dua kelas, yang ditentukan berdasarkan kelas yang para siswanya sudah terbiasa menggunakan komputer pada proses pembelajaran.

Tabel 3. 2 Gambaran Umum Subjek Penelitian

No Kelompok Sampel Multimedia Interaktif Jumlah Siswa

1. A I 24


(11)

40

D. Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel terikat kemampuan literasi sains siswa terhadap materi penggunaan bahan kimia makanan terhadap pencernaan manusia. Variabel bebas dalam penelitian adalah multimedia interaktif yang terdiri dari 2 macam yaitu (1) multimedia interaktif I terdiri dari unsur animasi, teks, konsep-konsep yang bersifat informatif (2) multimedia interaktif II terdiri dari unsur animasi, narasi, dan musik, teks, dan konsep-konsep dibangun yang secara aktif oleh siswa. Karakteristik unsur multimedia yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.3

Tabel 3. 3 Karakteristik Unsur Multimedia yang Digunakan

Multimedia

Karakteristik Unsur Multimedia

Animasi Narasi Musik Teks Konsep

I - - √ informatif

II √ √ √ √

dicari sendiri oleh siswa

E. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: tes tertulis literasi sains, angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran, LKS

1. Tes literasi sains

Tes ini mengandung 3 domain yaitu, konten, proses dan konteks yang dibuat dalam bentuk tes obyektif dengan model pilihan ganda dengan empat pilihan. Setiap soal dibuat untuk menguji literasi sains siswa terhadap konsep-konsep yang tercakup dalam tema pengaruh penggunaan bahan kimia pada makanan


(12)

terhadap pencernaan makanan manusia. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu saat

pretest untuk melihat kemampuan awal literasi sains siswa, yang kedua

postest untuk mengukur literasi sains siswa sebagai hasil pembelajaran

dengan menggunakan multimedia interaktif pada pembelajaran pengaruh penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap pencernaan makanan manusia

2. Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran

Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan multi media interaktif pada pembelajaran pengaruh penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap pencernaan makanan manusia.

3. Instrumen lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran.

4. Instrumen pedoman wawancara terhadap guru untuk menggali tanggapan guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan multi media interaktif.

F. Uji Keterandalan Instrumen

Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan suatu tes yang baik. Tes yang baik biasanya memenuhi kriteria tingkat kesukaran yang layak, daya pembeda yang baik, validitas tinggi, dan reliabitas tinggi. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan tersebut, maka sebelum dipergunakan seyogyanya tes tersebut diuji coba untuk mendapatkan gambaran tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitasnya. Uji keterandalan tes yang


(13)

42

dikonstruksi menggunakan software Anates versi 4.0. Secara umum kegiatan ini akan menghitung validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal yang dibuat. Instrumen literasi sains yang berjumlah 25 butir soal pilihan berganda dan 5 soal uraian diujicobakan kepada 40 siswa kelas 9 SMPN 2 Cimahi.

1. Validitas Butir Soal

Validitas merupakan ukuran kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang harus dan akan diukur. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas kriteria (criteria related validity). Uji validitas isi dilakukan melalui validasi oleh dosen yang memiliki keahlian di bidang biologi, untuk melihat kesesuaian standar isi materi yang ada dalam instrumen tes. Sedangkan uji validitas kriteria dihitung dengan menggunakan bantuan program analisis butir soal ANATES.

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.


(14)

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson

Product Moment (Arikunto, 2006) sebagai berikut:

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara variable x dan variable y X = skor butir soal

Y = skor total N = Jumlah subjek

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3. 4 Kategori Validitas Butir Soal

Koefisien Kategori

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 ≤ rxy≤ 0,20 Sangat rendah

Hasil perhitungan validitas tes literasi sains yang berjumlah 25 butir soal pilihan berganda dan 5 soal uraian yang dibagi dalam 5 cakupan pada tema pengaruh penggunaan bahan kimia makanan terhadap pencernaan manusia.

2. Reliabilitas Butir Soal

Uji reabilitas tes bertujuan untuk menguji tingkat keajegan soal yang digunakan. Uji realibilitas instrumen ini dihitung dengan menggunakan bantuan program ANATES (Arikunto, 2005).

(

) ( )( )

(

) ( )

[

2 2

]

[

(

2

) ( )

2

]

− − − = y y n x x n y x xy n rxy


(15)

44

Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan metode Kuder Richardson-21 (KR-21) dengan rumus:

1 1

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

M = skor rata-rata

Vt = varians total

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dibandingkan dengan rtabel dengan kaidah keputusan; jika r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan tersebut ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kategori Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Kategori

0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah, dihitung dengan menggunakan bantuan program ANATES.


(16)

Tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung dengan menggunakan persamaan (Arikunto, 2005) sebagai berikut:

P

Keterangan:

P = Indek Kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk tes literasi sains dengan tingkat kesukaran yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan anates 4.0. berdasarkan hasil analisis yang dilakukan (Arikunto, 2005).

Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah

Tingkat kesukaran butir soal untuk siswa pada tema pengaruh penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap pencernaan manusia yang berjumlah 30 butir disajikan pada Tabel 3.8.

4. Daya Pembeda Butir Soal

Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan kemampuan antara siswa kelompok atas dan kelompok bawah, dihitung dengan menggunakan program analisis butir soal ANATES.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi test atau daya pembeda (D).

JSB


(17)

46

Daya pembeda dihitung dengan rumus (Arikunto, 2005):

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang

menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya kelompok bawah yang

menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks

kesukaran)

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab

benar

Kategori daya pembeda (Arikunto, 2005) dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek (poor)

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (good)


(18)

Untuk tes lite diperoleh berdasarkan Tabel 3.8.

Tabel 3

No. Ko Va 1 0,6 2 0,5 3 0,4 4 0,5 5 0,6 6 0,5 7 0,5 8 0,4 9 0,7 10 0,1 11 0,5 12 0,3 13 0,5 14 0,6 15 -0, 16 0,4 17 0,3 18 0,4 19 0,7 20 0,7 21 0,4 22 0,7 23 0,6 24 0,8 25 0,6 0,5

iterasi sains berjumlah 30 butir dengan daya kan perhitungan menggunakan ANATES 4.0

l 3.8 Validitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pe Soal Literasi Sains

Koefisien Validitas

Tingkat Kesukaran

Daya

Pembeda Keputus

0,640 35,00 63,64 Digunaka

0,599 45,00 72,73 Digunaka

0,438 57,50 63,64 Digunaka

0,599 45,00 72,73 Digunaka

0,603 30,00 63,64 Digunaka

0,505 52,50 45,45 Digunaka

0,520 40,00 45,45 Digunaka

0,470 45,00 63,64 Digunaka

0,714 42,50 81,82 Digunaka

0,127 57,50 36,36 Direvisi

0,574 52,50 81,82 Digunaka

0,309 75,00 36,36 Digunaka

0,500 45,00 54,55 Digunaka

0,689 45,00 90,91 Digunaka

0,004 82,50 0,00 Direvisi

0,404 62,50 36,36 Digunaka

0,366 55,00 36,36 Digunaka

0,416 55,00 36,36 Digunaka

0,705 32,50 81,82 Digunaka

0,743 30,00 72,73 Digunaka

0,475 75,76 18,18 Digunaka

0,722 68,94 31,82 Digunaka

0,683 69,70 36,36 Digunaka

0,854 59,85 34,85 Digunaka

0,652 63,64 23,38 Digunaka

0,53 52,92 51,24

aya pembeda yang .0 disajikan dalam

Pembeda tusan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan akan


(19)

48

Berdasarkan rerata yang diperoleh, tergambar bahwa soal-soal di atas secara umum memiliki validitas butir soal sebesar 0,53 dengan kategori cukup, tingkat kesukaran sebesar 52,92 dengan kategori sedang, dan daya pembeda sebesar 51,24 dengan kategori yang baik.

Dari hasil perhitungan didapatkan reliabilitas tes literasi sains untuk pilihan ganda adalah: r11 = 0,85 lebih besar dari r tabel = 0,36 maka keputusannya adalah reliabel. Apabila diklasifikasikan berdasarkan kategori pada Tabel 3.5 diatas, maka hasil koefisien reliabilitas ini tergolong sangat tinggi. Sedangkan reabilitas untuk soal uraian adalah 0,67 maka hasil koefisien reliabilitas ini tergolong tinggi.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian melalui tiga tahap berikut: 1. Tahap Persiapan

1) Mempelajari standar isi mata pelajaran IPA SMP pada tema penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia

2) Melakukan studi kepustakan mengenai pembelajaran dan penilaian literasi sains

3) Melakukan studi kepustakan mengenai Multi media interaktif 4) Menganalisis SK, KD,Indikator, dan indikator literasi sains


(20)

2. Tahap Rancangan

1) Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP

2) Membuat instrumen penelitian, format angket siswa dan guru, dan format observasi guru dan siswa, dan format LKS

3) Membuat storyboard

4) Menguji coba penggunaan MMI 5) Merevisi MMI

6) Menentukan validitas isi RPP, bahan ajar, multimedia dan instrumen penelitian.

7) Menguji coba instrumen penelitian 8) Merevisi instrumen penelitian

9) Menentukan sekolah lokasi penelitian 10) Mempersiapkan perijinan

3. Tahap Implementasi

1) Memberikan pretes; 2) Melaksanakan proses pembelajaran sebagai implementasi penggunaan pembelajaran berbasis multimedia interaktif, pada Kelas A digunakan pembelajaran berbasis multimedia interaktif I dan pada Kelas B digunakan pembelajaran berbasis multimedia interaktif 2 pembelajaran dilakukan oleh guru setempat; 3) Memberikan postest; 4) Mengisi angket siswa dan guru.


(21)

50

4. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

STUDI STANDAR ISI MATA PELAJARAN

IPA SMP STUDI KEPUSTAKAAN LITERASI STUDI KEPUSTAKAN ANALISIS SKL, SK,KD, PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN KIMIA PADA ANALISIS INDIKATOR LITERASI SAINS PEMBUATAN RPP

dan BAHAN AJAR

PERUMUSAN RPP, BAHAN AJAR, STORYBOARD MULTIMEDIA INTERAKTIF, DAN

INSTRUMEN PENELITIAN STUDI PEMBUATAN INSTRUMEN PEMBUATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN KIMIA PADA MAKANAN

TERHADAP PENCERNAAN MANUSIA

SOAL ANG LEMB

AR

JUDGM UJI

PRETES

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN KIMIA pada MAKANAN terhadap PENCERNAANMANUSIA

KELAS KELAS I

KESIMPULA OBSE

ANALISIS


(22)

H. Pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar pada kedua kelompok sampel dalam bentuk skor nilai dan merupakan data utama yang digunakan dalam menguji hipotesis, sedangkan data kualitatif merupakan data pendukung yang dianalisis dengan cara deskriptif. a. Analisis data kuantitatif

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu secara kuantitatif dan secara kualitatif. Analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui besarnya peningkatan literasi sains untuk masing-masing tipe multimedia. Data utama yang dipakai untuk melihat peningkatan literasi sains adalah data hasil pretest maupun posttest. Data tersebut dianalisis untuk melihat skor hasil tes. Selanjutnya hasil tes tersebut dihitung rata-ratanya. Serta menghitung N-gain antara tes awal dan tes akhir. Untuk menghitung N-gain digunakan rumus Hake (Meltzer, 2002 ; Archambault, 2008).

N-gain =

pre maks

pre post

S

S

S

S

Keterangan:

Spost = Skor postest

Spre = Skor pretest

Smaks = Skor maksimum ideal

Kriteria perolehan skor N-Gain dapat dilihat pada Tabel 3.11 Tabel 3.9 Kriteria Peningkatan Gain

Gain ternormalisasi (G) Kriteria peningkatan

G < 0.3 Peningkatan rendah

0,3 ≤ G ≤ 0,7 Peningkatan sedang


(23)

52

Selanjutnya dilakukan pengolahan data tes awal, tes akhir dan N-Gain dengan menggunakan Software Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for

windows versi 13.0. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas distribusi data dan homogenitas varians data kedua kelompok. Pengujian normalitas distribusi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (KS-21) pada program SPSS versi 13.0, sedangkan uji homogenitas varians data dilakukan dengan Levene Test.

Perbedaan hasil tes literasi sains diuji dengan menggunakan uji statistik inferensial. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas dilanjutkan dengan pengujian hipotesis komparatif. Sugiyono (2008) mengatakan bahwa hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan hasil dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Untuk menguji hipotesis komparatif digunakan Uji T (Sugiyono, 2008).

I. Analisis data kualitatif

Analisis secara kualitatif pada penelitian ini dilihat dari hasil observasi, angket persepsi siswa dan guru. Data hasil observasi dideskrisikan, dan angket persepsi siswa dan guru terhadap pembelajaran berbasis multimedia interaktif diolah dalam bentuk persentase.


(24)

79 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan. Pembelajaran berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP pada tema penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia. Hal ini bisa dilihat dari rerata indeks N-Gain yang diperoleh pada kedua multimedia interaktif. Multimedia interaktif II dapat meningkatkan kemampuan literasi sains yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan multimedia interaktif I. Penggunaan multimedia interaktif I dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP pada tema pembelajaran penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia dengan N-Gain berkategori rendah (0,24). Multimedia interatif II dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP pada tema pembelajaran penggunaan bahan kimia pada makanan terhadap sistem pencernaan manusia dengan N-Gain berkategori sedang (0,34).

Kendala yang dihadapi oleh guru terhadap penggunaan multimedia interaktif, diantaranya adalah jumlah komputer yang terbatas sehingga tidak efektif dalam penggunaannya sehingga dalam setiapkali tatap muka pembelajaran berbasis MMI harus dilakukan dalam dua kali pertemuan.


(25)

80

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, maka penulis memberikan saran sebagai masukan kepada guru maupun peneliti lain yang tertarik untuk mengembangkan multimedia pembelajaran yang diimplementasikan ke arah yang lebih baik.

Pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini menekankan pada aktivitas siswa. Oleh karena itu sebaiknya guru melaksanakan pembelajaran ini dalam laboratorium komputer yang dilengkapi dengan jumlah komputer sesuai dengan jumlah siswa setiap kelas, agar guru dapat mengelola waktu dengan baik. Selain itu pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini dapat diterapkan pada tema pembelajaran yang lain yang sesuai dengan karakteristik MMI, karena tidak semua tema pembelajaran biologi efektif disampaikan melalui pembelajaran berbasis multimedia interaktif.

Untuk penelitian lebih lanjut, dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, diharapkan dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan melihat dari kekurangan yang ada, misalnya dalam hal waktu disarankan penelitian selanjutnya untuk pembelajaran berbasis MMI ini dilaksanakan dalam waktu yang lebih lama tidak hanya dua kali pertemuan saja.

Pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan, oleh karena itu perlu dipastikan terlebih dahulu tentang pengetahuan dasar guru dalam menggunakan MMI oleh peneliti dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan literasi sains siswa.


(26)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, M. (1993). Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga Alwi, H. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka

Anderson, C.W. (1999). In scriptions and science learning.Journal of Research in

Science Teaching, 36, 973-974

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, A (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Campbell, N.A et al.(2004). Biologi Edisi kelima jilid III. Jakarta: Penerbit

Erlangga

Campbell, N.A et al.(2008). Biology: Concept & Connections Sixth edition. San Fransisco: Pearson

Carin, A. A. 1997. Teaching Science Through Discovery 8th ed. New Jersey: Prentice-Hall, inc.

Dahar, R.W . (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darliana,. (2005). Pendekatan Fenomena Mengatasi Kelemahan Pembelajaran

IPA. Cimahi: P4TK IPA

DEPDIKNAS (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: DEPDIKNAS

DEPDIKNAS. (2005). Materi Latihan Terintegrasi: Ilmu Pengetahuan Alam

Biologi, Jakarta: DEPDIKNAS

DEPDIKNAS. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu

Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/Mts), Jakarta:

Puskur Balitbang, DEPDIKNAS

Fauzi, L.S. (2008). Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kognitif dan

Kecerdasan Emosi. http://luthfis.wordpress.com/. Tersedia [22 Maret 2010].

Firman, H. (2006). Literasi Sains. http://forumliterasi.blogspot.com/.Tersedia [2 Januari 2010]


(27)

82

Fraenkel, R.J, & Wallen, N.C. (1990). How To Design and Evaluate Research in

Education. London: Mc Graw Hill, Inc.

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Cimahi: Humaniora

Gräber,W.,Erdmann, T. Dan Schlieket, V (2002) “ParCIS: Partnership between

Chemical Industry and Schools”. Makalah pada Simposium Internasional

IPN-UYSEG Oktober 2002, Kiel Jerman.

Gunawan. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Calon Guru pada Materi Elastisitas.

Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hadi, S. & Mulyatiningsih, E. (2009). Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data PISA Tahun 2000, 2003, dan 2006. Makalah Seminar Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Hasil Penelitian Puspendik. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Hegarty, M. (2004). Mechanical Reasoning by Mental Simulation. Dalam Trends

in Cognitive Sciences.[Online], vol 8 (6). Tersedia: http://www.phych.ucsb.edu/hegarty/pdf. [17 Februaru 2010].

Ibrahim, M. (2004). Kumpulan Makalah Pengenalan Strategi Pembelajaran

Biologi di Perguruan Tinggi. Pekan Baru: Universitas Riau.

Jumrodah. (2009). Manfaat Sharing Pengalaman Mengajar dalam Forum KKG

Bagi Peningkatan Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Serta Penguasaan Konsep Guru Pada Mata Pelajaran IPA SD. Tesis Program

Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Junquieira, L.C et al. (1998). Histologi Dasar Edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Karim, S et al. (2008). Belajar IPA membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS

Kartimi. (2003) Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis

Komputer untuk Bahan Kajian Partikel-partikel Materi sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP. Tesis Magister pada pada SPs UPI: tidak


(28)

Kunandar. (2007). Guru profesional, Implementasi KTSP dan Sukses dalam

Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Laugksch. (1999). Scientific Literacy; A Conceptual Overview. School of Educational University of Cape Town Private Bag. 7701. Rondebosch South Afrika.

Lowe, R.K. (2003). “Animation and learning: selective processing of information in dynamic graphics”. Learning and Instruction, 13, 157-156.

Mahyudin. (2007). Pembelajaran Asam Basa dengan pendekatan kontekstual

untuk meningkatkan literasi sains siswa SMA. Cimahi: Universitas

Pendidikan Indonesia.

McLaughlin, J., & Arbeider, D. A., (2008). “Evaluating Multimedia-Learning Tools based on Authentic Data That Teach Biology Concepts and Environmental Stewardship”. Contemporary Issues in Technology and

Teacher Education. 8, (1), 45-64.

Millar, R., & Osborne, J. (Eds.) (1998). Beyond OOO: Science Education for the future (the report of seminar series funded by the Nuffield Foundation). London: Kingis College London.

Misiaszek, G et al. (2008). “Online Multimedia Teaching Tool for Parkinson’s Disease”. The Journal of Undergraduate Neuroscience Education. 6, (2), 68-73.

Meltzer, DE (2002). The Relasionshir Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning: The Role of Modality and Continguiy. Journal of Educational Psichology. 1999, vol 1, No. 2, 358 -368

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Cimahi: Alfabeta

Miller, J.D. (1983). Scientific literacy: A conceptual and empirical review.

Journal of the American Academy of Arts and Sciences, 112 (2). 29-48

Munger, F. (2009). Student Achievement on International Assesments:

Perspektives on Indonesian Students Performance. Makalah Seminar Mutu

Pendidikan Dasar dan Menengah Hasil Penelitian Puspendik. Jakarta: Puspendik Depdiknas.


(29)

84

O’Day, H.D. (2006). Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making Effective, High Quality Teaching Animations. CBE- Life Science

Education, 5 (3): 255-263

O’Day, H.D. (2007). The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory Retention. CBE- Life Science Education, 5: 217-223

OECD-PISA. (2006). First Result from PISA 2006 (executive summary).

www.pisa.oecd.org

Pratiwi, R et al. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS

Puspita, G. N. (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif Pada Pembelajaran

Konsep Reproduksi Hewan untuk Meningkatkan Penguasaan konsep, Keterampilan Generik dan Berpikir kritis Siswa Kelas IX. Tesis Program

Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Russel, A. W et al. (2004). “Photosynthesis In Silico. Overcoming the Challenges of Photosinthesis Education Using a Multimedia CD-ROM”. Beej. (3),3-8. Rustaman, N. R et al. (2004). Analisis Hasil Bidang Literasi Sains. Tim Literasi

Sains Puspendik.

Sadiman et al. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Cimahi: Alfabeta

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Pranada Media Group

Salisbury, D F. (1988). Effective Drill and Practice Strategies dalam Jonassen, David H. 1988. Instructional Designs For Microcomputer Courseware . New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Salmiyati. (2007). Implementasi Teknologi Multimedia Interaktif dalam

Pembelajaran Konsep Sistem Saraf untuk Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa. Tesis Magister pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Semi . (2003). Pengertian Narasi. Tersedia: http://www.idonbiu.com [23 April 2010].


(30)

Sumartati, L (2009). Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema “Makanan dan

Pengaruhnya Terhadap Kerja Ginjal” untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa M.Ts. Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suwondo. (2008). Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Gelombang

Elektromagnetik Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa. Cimahi: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Tapilouw, F.S. (2007). Analisis Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia

Interaktif Pada Berbagai Jenjang Pendidikan. Proceeding Seminar

International Pendidikan IPA Ke-1 SPS UPI, Bandung.

Toharudin, U. (2010). Membangun Literasi Sains Siswa: Panduan Praktis dalam

Menyusun Bahan Ajar Sains: tidak diterbitkan

Vermaat, H. (2004). The Use of Animation in Chemical Education. University of Twente. Netherlands. [online]. Tersedia: http://www.chemsense.org. [27 Desember 2009).

Villee, C. A et al. (1984). Zoologi umum Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia

Wulan, A. R. (2008). Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Biologi (Materi Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran), Cimahi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA – UPI

Wulan, A. R. (2009). Asesmen Lierasi Sains (Makalah Disampaikan dalam Diskusi Terbatas Team Hibah Pascasarjana tanggal 5 Maret 2009), Prodi IPA. Sps UPI: tidak diterbitkan.

Yusuf, S. 2003. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003 . Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.

http://www.crayonpedia.org

http://www.indosiar.com/ragam/63738/mewaspadai-formalin http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0601/15/113636.htm http://www.wikipedia.com


(1)

80

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, maka penulis memberikan saran sebagai masukan kepada guru maupun peneliti lain yang tertarik untuk mengembangkan multimedia pembelajaran yang diimplementasikan ke arah yang lebih baik.

Pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini menekankan pada aktivitas siswa. Oleh karena itu sebaiknya guru melaksanakan pembelajaran ini dalam laboratorium komputer yang dilengkapi dengan jumlah komputer sesuai dengan jumlah siswa setiap kelas, agar guru dapat mengelola waktu dengan baik. Selain itu pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini dapat diterapkan pada tema pembelajaran yang lain yang sesuai dengan karakteristik MMI, karena tidak semua tema pembelajaran biologi efektif disampaikan melalui pembelajaran berbasis multimedia interaktif.

Untuk penelitian lebih lanjut, dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, diharapkan dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan melihat dari kekurangan yang ada, misalnya dalam hal waktu disarankan penelitian selanjutnya untuk pembelajaran berbasis MMI ini dilaksanakan dalam waktu yang lebih lama tidak hanya dua kali pertemuan saja.

Pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan, oleh karena itu perlu dipastikan terlebih dahulu tentang pengetahuan dasar guru dalam menggunakan MMI oleh peneliti dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan literasi sains siswa.


(2)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, M. (1993). Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga Alwi, H. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka

Anderson, C.W. (1999). In scriptions and science learning.Journal of Research in Science Teaching, 36, 973-974

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, A (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Campbell, N.A et al.(2004). Biologi Edisi kelima jilid III. Jakarta: Penerbit

Erlangga

Campbell, N.A et al.(2008). Biology: Concept & Connections Sixth edition. San Fransisco: Pearson

Carin, A. A. 1997. Teaching Science Through Discovery 8th ed. New Jersey: Prentice-Hall, inc.

Dahar, R.W . (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darliana,. (2005). Pendekatan Fenomena Mengatasi Kelemahan Pembelajaran IPA. Cimahi: P4TK IPA

DEPDIKNAS (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: DEPDIKNAS

DEPDIKNAS. (2005). Materi Latihan Terintegrasi: Ilmu Pengetahuan Alam Biologi, Jakarta: DEPDIKNAS

DEPDIKNAS. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/Mts), Jakarta: Puskur Balitbang, DEPDIKNAS

Fauzi, L.S. (2008). Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Emosi. http://luthfis.wordpress.com/. Tersedia [22 Maret 2010]. Firman, H. (2006). Literasi Sains. http://forumliterasi.blogspot.com/.Tersedia [2


(3)

82

Fraenkel, R.J, & Wallen, N.C. (1990). How To Design and Evaluate Research in Education. London: Mc Graw Hill, Inc.

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Cimahi: Humaniora

Gräber,W.,Erdmann, T. Dan Schlieket, V (2002) “ParCIS: Partnership between Chemical Industry and Schools”. Makalah pada Simposium Internasional IPN-UYSEG Oktober 2002, Kiel Jerman.

Gunawan. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Calon Guru pada Materi Elastisitas. Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hadi, S. & Mulyatiningsih, E. (2009). Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data PISA Tahun 2000, 2003, dan 2006. Makalah Seminar Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Hasil Penelitian Puspendik. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Hegarty, M. (2004). Mechanical Reasoning by Mental Simulation. Dalam Trends

in Cognitive Sciences.[Online], vol 8 (6). Tersedia:

http://www.phych.ucsb.edu/hegarty/pdf. [17 Februaru 2010].

Ibrahim, M. (2004). Kumpulan Makalah Pengenalan Strategi Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi. Pekan Baru: Universitas Riau.

Jumrodah. (2009). Manfaat Sharing Pengalaman Mengajar dalam Forum KKG Bagi Peningkatan Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Serta Penguasaan Konsep Guru Pada Mata Pelajaran IPA SD. Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Junquieira, L.C et al. (1998). Histologi Dasar Edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Karim, S et al. (2008). Belajar IPA membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS

Kartimi. (2003) Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer untuk Bahan Kajian Partikel-partikel Materi sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP. Tesis Magister pada pada SPs UPI: tidak diterbitkan.


(4)

Kunandar. (2007). Guru profesional, Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Laugksch. (1999). Scientific Literacy; A Conceptual Overview. School of Educational University of Cape Town Private Bag. 7701. Rondebosch South Afrika.

Lowe, R.K. (2003). “Animation and learning: selective processing of information in dynamic graphics”. Learning and Instruction, 13, 157-156.

Mahyudin. (2007). Pembelajaran Asam Basa dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan literasi sains siswa SMA. Cimahi: Universitas Pendidikan Indonesia.

McLaughlin, J., & Arbeider, D. A., (2008). “Evaluating Multimedia-Learning Tools based on Authentic Data That Teach Biology Concepts and Environmental Stewardship”. Contemporary Issues in Technology and Teacher Education. 8, (1), 45-64.

Millar, R., & Osborne, J. (Eds.) (1998). Beyond OOO: Science Education for the future (the report of seminar series funded by the Nuffield Foundation). London: Kingis College London.

Misiaszek, G et al. (2008). “Online Multimedia Teaching Tool for Parkinson’s Disease”. The Journal of Undergraduate Neuroscience Education. 6, (2), 68-73.

Meltzer, DE (2002). The Relasionshir Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning: The Role of Modality and Continguiy. Journal of Educational Psichology. 1999, vol 1, No. 2, 358 -368

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Cimahi: Alfabeta

Miller, J.D. (1983). Scientific literacy: A conceptual and empirical review. Journal of the American Academy of Arts and Sciences, 112 (2). 29-48 Munger, F. (2009). Student Achievement on International Assesments:

Perspektives on Indonesian Students Performance. Makalah Seminar Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Hasil Penelitian Puspendik. Jakarta: Puspendik Depdiknas.


(5)

84

O’Day, H.D. (2006). Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making Effective, High Quality Teaching Animations. CBE- Life Science Education, 5 (3): 255-263

O’Day, H.D. (2007). The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory Retention. CBE- Life Science Education, 5: 217-223

OECD-PISA. (2006). First Result from PISA 2006 (executive summary). www.pisa.oecd.org

Pratiwi, R et al. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS

Puspita, G. N. (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif Pada Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan untuk Meningkatkan Penguasaan konsep, Keterampilan Generik dan Berpikir kritis Siswa Kelas IX. Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Russel, A. W et al. (2004). “Photosynthesis In Silico. Overcoming the Challenges of Photosinthesis Education Using a Multimedia CD-ROM”. Beej. (3),3-8. Rustaman, N. R et al. (2004). Analisis Hasil Bidang Literasi Sains. Tim Literasi

Sains Puspendik.

Sadiman et al. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Cimahi: Alfabeta

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Pranada Media Group

Salisbury, D F. (1988). Effective Drill and Practice Strategies dalam Jonassen, David H. 1988. Instructional Designs For Microcomputer Courseware . New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Salmiyati. (2007). Implementasi Teknologi Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Konsep Sistem Saraf untuk Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa. Tesis Magister pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Semi . (2003). Pengertian Narasi. Tersedia: http://www.idonbiu.com [23 April 2010].


(6)

Sumartati, L (2009). Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema “Makanan dan Pengaruhnya Terhadap Kerja Ginjal” untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa M.Ts. Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan. Suwondo. (2008). Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Gelombang

Elektromagnetik Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan

Keterampilan Berpikir Rasional Siswa. Cimahi: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tapilouw, F.S. (2007). Analisis Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif Pada Berbagai Jenjang Pendidikan. Proceeding Seminar International Pendidikan IPA Ke-1 SPS UPI, Bandung.

Toharudin, U. (2010). Membangun Literasi Sains Siswa: Panduan Praktis dalam Menyusun Bahan Ajar Sains: tidak diterbitkan

Vermaat, H. (2004). The Use of Animation in Chemical Education. University of Twente. Netherlands. [online]. Tersedia: http://www.chemsense.org. [27 Desember 2009).

Villee, C. A et al. (1984). Zoologi umum Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia

Wulan, A. R. (2008). Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Biologi (Materi Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran), Cimahi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA – UPI

Wulan, A. R. (2009). Asesmen Lierasi Sains (Makalah Disampaikan dalam Diskusi Terbatas Team Hibah Pascasarjana tanggal 5 Maret 2009), Prodi IPA. Sps UPI: tidak diterbitkan.

Yusuf, S. 2003. Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003 . Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.

http://www.crayonpedia.org

http://www.indosiar.com/ragam/63738/mewaspadai-formalin http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0601/15/113636.htm http://www.wikipedia.com