PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODELING MELALUI VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KANAN-KIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BINJAI.
TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BINJAI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister (S2) Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Kebutuhan Khusus
SUHARTOYO 1204709
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
(2)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Oleh Suhartoyo, S.PD IKIP Negeri Jogjakarta 1998
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Suhartoyo2014
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Halaman Pengesahan
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed
NIP 195904141985031005
Pembimbing II
Dr.Tjutju Soendari, M.Pd
NIP. 195602141980032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Sekolah Pascasarjana
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed
NIP 195904141985031005
(4)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODELING MELALUI VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
KANAN-KIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BINJAI
Oleh: Suhartoyo 1204709
Pendidikan Kebutuhan Khusus, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Konsep arah kanan-kiri sangat penting untuk dipahami oleh anak tunagrahita ringan, sehingga diperlukan sebuah pengembangan media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode deskreptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan cara reduksi data , display data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru telah menyusun silabus dan RPP secara tematik namun belum melakukan asesmen dan media yang digunakan masih sederhana. Rancangan pengembangan media terdiri dari buku panduan penggunaan media dan modeling video. Focus group disciuccion (FGD) menyimpulkan media ini dapat digunakan sebagai media pendukung dalam pembelajaran konsep kanan-kiri namun ada beberapa aspek yang harus diperbaiki. Hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa media ini sebagai salah satu alternatif membantu dalam proses pembelajara, menumbuhkan semangat belajar, senang dan tertarik mengkuti kegiatan pembelajaran konsep kanan-kiri. Peneliti merekomendasikan kepada guru dan siswa agar dapat menjadikan media modeling melalui video sebagai alternatif pilihan dalam pembelajaran konsep kanan-kiri. Sekolah perlu memfasilitasi guru dalam mengembangkan kreatifitasnya untuk menciptakan media pembelajaran yang inovatif.
(5)
DEVELOPING MODELLING TEACHING MEDIA THROUGH VIDEOS IN IMPROVING THE LEFT AND RIGHT CONCEPT UNDERSTANDING FOR CHILDREN WITH MILD INTELLECTUAL DISABILITIES AT SPECIAL SCHOOL
IN N BINJAI
By: Suhartoyo
1204709
Special Needs Education, School of Postgraduate Studies Indonesia University of Education
Understanding the concept of left and right is very important for children with mild intellectual disabilities, so that there needs to be a development of the instructional media. Data were gained through observation, interview, and documentary study. The data were then analyzed through data reduction, data display, and inference and verification. The results of the research showed that teachers had already compiled syllabi and lesson plans thematically, but there had not been any assessment done and the media used were still simple. This media developmental design consists of an instructional book for media use and video modelling. The Focus Group Discussion concluded that the media can be used to support the teaching and learning of left and right concept despite some needs for improvement. A limited test showed that the media were one of the alternatives to help the teaching and learning process, to cultivate enthusiasm for learning, and to develop interest and enjoyment in the teaching and learning activities of left and right concept. The researcher recommends that teachers and students use the modelling media through videos as an alternative for the teaching and learning of left and right concept.
(6)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR... ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR GAMBAR ... ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ... ... 4
C. Tujuan Penelitian... ... D. Manfaat Penelitian... 5
6
BAB II MEDIA PEMBELAJARAN MODELING MELALUI VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KANAN-KIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN A. B. A. Media Pembelajaran ... C. 7
1. 2. 1. Pengertian Media Pembelajaran ... 3. 7
4. 5. 2. Jenis Media Pembelajaran ... 6. 7
7. 8. 3. Manfaat Media Pembelajaran ... 9. 4. Landasan Penggunaan Media... 10. 8
9
11. 12. 5. Penggunaaan Video dalam Pembelajaran... 10
D. E. B. Konsep Dasar Modeling... F. 11
1. 2. 1. Pengertian Modeling... 3. 11
4. 2. Modeling Video dalam Meningkatkan Pemahaman
Konsep Kanan-Kiri ATG ...
vii
(7)
1. 2. 1. Pengertian Anak Tunagrahita ... 3. 18 4. 5. 2. Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 20 6. 7. 3. Dampak Ketunagrahitaan ... 8. 21 9. 10. 4. Anak Tunagrahita Ringan ... 11. 22 M. N. E. Penelitian yang Relefan ... O. 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. B. A. Pendekatan Penelitian ... 29 C. D. B. Subyek dan Lokasi Penelitian ... E. 30
F. G. C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan
Instrumen Penelitian ... 31 1. 2. 1. Pengumpulan Data ... 3. 31 4. 5. 2. Teknik Pengembangan Instrumen ... 6. 33 H. I. D. Prosedur Penelitian ... J. 38 K. L. E. Teknik Analisis Data Penelitian ... M. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. B. A. Hasil Penelitian ... C. 46
1. 2. 1. Kondidi Obyektif Aspek Kebutuhan Media dalam
3. Pembelajaran Konsep Kanan-Kiri Saat ini ... 4. 46
5. 6. 2. Rancangan Panduan Pengembangan Media Pembelajaran
7. Modeling Melalui Video ... 69 8. 9. 3. Hasil Focus Group Discussion (FGD) ... 10. 77
11. 4.Hasil Uji coba terbatas Media Modeling Melalui Video
dalam Pembelajaran Konsep Kanan-kiri ... 5. 83 D. E. B. Pembahasan ... F. 88
1. 2. 1. Kondisi Obyektif Aspek Kebutuhan Media dalam
3. Pembelajaran Konsep Kanan-Kiri Saat Ini ... 4. 88
5. 6. 2. Rancangan Panduan Pengembangan Media Pembelajaran
7. Konsep Kanan-Kiri ... 8.
9.
10. xiii
(8)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
12. 13. 3. Hasil Focus Group Discussion (FGD) ... ... 14. 95
15. 4. Hasil Uji coba terbatas Media Modeling Melalui Video
dalam Pembelajaran Konsep-Kiri... 96
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. B. A. Kesimpulan ... C. 98 D. E. B. Rekomendasi ... F. 100 DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN ... 104
(9)
2. 1 Klasifikasi Anak Tunagrahita Berdasarkan Derajat
Ketunagrahitaannya... 21
4.1 Hasil Wawancara Terhadap Guru Mengenai Persiapan Pembelajaran
Konsep Kanan Kiri... 51 4.2 Hasil Wawancara Terhadap Guru Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Konsep Kanan-Kiri. ... 53 4.3 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Konsep Kanan-Kiri... 56 4.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Konsep Kanan-Kiri... 57 4.5 Hasil Studi Dokumentasi Perencanaan Pembelajaran Konsep-
Kanan-Kiri ... 60 4.6 Hasil Wawancara Terhadap Guru Tentang Media Yang Digunakan
Dalam Pembelajaran Konsep Kanan –Kiri Saat Ini... 61
4.7 Hasil Observasi Mengenai Media Yang Digunakan Guru Dalam
pembelajaran Konsep Kanan –Kiri Saat Ini... 65 4.8 Jenis Gerakan model dalam video tayangan... 78 4.9 Hasil Tanggapan Guru RS Tentang Uji Coba Penerapan Media
Modeling Melalui Video... 84 4.10. Hasil Tanggapan Guru NG Tentang Uji Coba Penerapan Media
Modeling melalui Video ... 85 4.11 Hasil Tanggapan Guru AS Tentang Uji Coba Penerapan Media
Modeling Melalui Video... 87
(10)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
3.1 Prosedur Penelitian...39 3.1 Rancangan Buku Panduan...70
(11)
Gambar Halaman
4.1 Rancangan awal Papan Pijakan Sebelum Disusun...73
4.2 Rancangan Papan Pijakan Setelah disusun...73
4.3 Rancangan Awal Urutan Gerakan Model... ...75
4.4 Urutan Gerakan Model Hasil Validasi Ahli dan FGD...81
(12)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman awancara... 105
2. Hasil Wawancara... 110
3. Pedoman Observasi... 119
4. Hasil Observasi... 122
5. Instrumen Asesmen... 124
6. Hasil Asesmen... 127
7. Rancangan Buku Panduan... 132
8. Tanggapan Guru Mengenai Uji Coba Media... 141
9. Foto Kegiatan Forum Diskusi Tanggapan Guru... 143
10. Foto Kegiatan FGD... 144
11. Foto Kondisi Obyektif Pembelajaran... 145
12. Foto PembelajaranMedia... 147
13. Foto Kegiatan Asesmen... 149
14. Rencana Program Pembelajaran (RPP)... 154
16. Hasil Validasi FGD dan Ahli Media ABK... 155
17. Surat Direktur SPs UPI tentang Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis (S2)... 184
18. Surat Keputusan Ijin Melakukan Penelitian Dari Kepala Sekolah SLB Negeri Binjai... 186
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting untuk membantu setiap individu mencapai kedewasaan dan kemandirian. Seiring dengan perkembangan pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan dan merupakan hak setiap individu untuk mendapatkannya. Melalui pendidikan berbagai aspek dapat dikembangkan secara maksimal, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Guru mempunyai peranan penting dalam memajukan pendidikan. Kondisi peserta didik yang sangat beranekaragan/heterogen mulai dapat dipahami dan dimengerti dalam dunia pendidikan.
Anak yang mengalami gangguan/hambatan perkembangan baik secara fisik, intelektual, sosial, emosi, tingkah laku, motorik atau sering disebut dengan ABK juga memiliki hak yang sama untuk dapat berkembang menjadi manusia yang mandiri dan dapat menikmati pendidikan seperti warga negara yang lain. Karena pendidikan untuk semua anak maka pendidikan itu harus terbuka, demokratis, tidak diskriminatif dan menjangkau/ bisa dinikmati oleh semua warga negara tanpa terkecuali (Yusuf, 2003: 3).
Anak tunagrahita yang memiliki hambatan kecerdasan dan penyesuaian tingkah laku merupakan bagian dari anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memerlukan pendidikan. Model layanan pendidikan dan pendekatan yang digunakan tentu berbeda dibandingkan dengan anak pada umumnya. Dampak dari keterbatasan tingkat kecerdasan, membuat anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk mencapai perkembangan berfikir secara abstrak. Pada dasarnya tahapan perkembangan kognitif anak tunagrahita sama dengan anak pada umumnya, yaitu konkrit semi konkrit dan abstrak. Namun sesuatu yang bersifat abstrak sangat sulit dipahami dan dicapai oleh anak tunagrahita. Ini artinya bahwa perkembangan kognitif anak tunagrahita hanya sampai pada tahapan berpikir konkrit dan semi konkrit (Rochyadi, 2005: 105). Kondisi
(14)
2
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini tentunya harus dipahami oleh guru, sehingga dapat memilih metode dan media yang tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang memegang peranan dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif dan dapat menumbuhkan motivasi/semagat belajar menjadi meningkat. Potensi yang ada pada anak tunagrahita masih dapat dikembangkan secara optimal jika guru memiliki kreatifitas dan sifat inovatif yang tinggi dalam merancang sebuah proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Untuk dapat menciptakan kondisi tersebut guru harus dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran yang akan digunakan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Secara umum manfaat penggunaan media pembelajaran adalah dapat menimbulkan gairah belajar siswa, melatih siswa belajar mandiri, menyamakan pengalaman dan persepsi serta sebagai sarana menyampaikan pesan dari materi pelajaran (Daryanto, 2010: 5).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru mengenai media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa para guru sudah menggunakan media sebagai sarana dalam belajar. Seperti dijelaskan oleh salah seorang guru kelas yang mengatakan dalam mengajar materi pelajaran yang sifatnya abstrak sudah dicoba menggunakan media. Seperti pada materi tentang ruang/arah kanan-kiri, atas-bawah, depan-belakang, sudah dicoba menggunakan media, dimana siswa belajar sambil melihat atau menirukan yang dilakukan guru/temannya sebagai model.
Kemampuan untuk mengerti arah kanan-kiri, bagi beberapa siswa masih sering terbalik. Dari hasil pengamatan sementara yang peneliti lakukan, media yang digunakan kurang mendukung keberhasilan siswa. Perlu adanya pengembangan media yang berisikan suatu aktifitas belajar yang menarik, menyenangkan dan menumbuhkan semangat belajar dan memudahkan anak tunagrahita memahami materi belajaran yang ingin disampaikan.
Bagi anak tunagrahita arah kanan-kiri merupakan sesuatu yang abstrak dan sangat sulit untuk dimengerti oleh mereka. Mengerti arah kanan-kiri
(15)
sangat penting karena dalam kehidupan sehari-hari ataupun kegiatan belajar kemampuan ini sangat berarti dan berguna. Ketika menulis, memakai sepatu, celana, berjalan, makan, minum dan lain sebagainya, semuanya itu memerlukan pemahaman akan konsep arah kanan-kiri. Di sekolah pemahaman akan konsep arah dapat diajarkan kepada anak tunagrahita. Untuk mengajarkan konsep arah kanan-kiri, penggunaan media pembelajaran sangat penting untuk dilakukan oleh guru. Memilih dan merancang media pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan pembelajaran menjadi prioritas dan harus dilakukan oleh guru agar materi yang diajarkan mudah dipahami oleh anak tunagrahita ringan.
Anak tunagrahita memiliki pendengaran dan penglihatan yang normal. Mereka sangat tertarik dan senang terhadap sesuatu yang dapat dilihat dan didengar. Televisi merupakan salah satu media audio visual yang disenangi anak tunagrahita. Mereka dapat duduk tenang berkonsentrasi menonton acara yang ada ditelevisi (film kartun, bernyanyi,atau acara anak-anak). Ini berarti anak tunagrahita menyukai sesuatu yang bisa dilihat dan didenggar secara bersama-sama. Kecenderungan anak tunagrahita untuk meniru perilaku dari apa yang dilihat dilayar televisi, dapat dijadikan pertimbangan untuk merancang sebuah media pembelajaran modeling melalui model dalam video. Dengan menggunakan modeling ini materi pelajaran dapat disampaikan kepada siswa tunagrahita. Seperti yang dikemukakan oleh Briggs (Susilana & Riyana: 2008) bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pelajaran seperti film, vidio, slide, televisi, komputer dan lain-lain.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Megaswati (2010) yang telah berhasil mengembangkan kemampuan Toilet training anak down syndrome melalui modeling dalam video. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa anak down syndrom mengalami peningkatan ketrampilan toilet
training setelah diberikan intervensi tayangan modeling melalui video.
Namun penelitian ini baru dari aspek ketrampilan yang dikembangkan. Kemampuan kognitif, pemahaman akan konsep arah kanan-kiri bagi anak
(16)
4
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tunagrahita juga perlu ditingkatkan. Oleh karena itu penelitian ini akan mengembangkan media pembelajaran modeling melalui model video. Untuk membantu anak tunagrahita memahami konsep arah kanan-kiri, maka perlu dirancang sebuah media pembelajaran dalam audio visual yang berisi tentang materi pembelajaran yang dikemas dengan konsep bermain, bernyanyi dan belajar. Dunia anak adalah dunia bermain namun dapat dikondisikan bahwa dalam permainan ada unsur pendidikan. Materi pelajaran konsep arah kanan-kiri untuk anak tunagrahita dapat diberikan kepada siswa melalui syair lagu dengan irama musik yang ceria/ gembira dan dikemas dalam bentuk video, untuk memudahkan dalam penggunakannya.
Arah kanan dan kiri menjadi penting untuk diteliti. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan arah ini sangat sulit dipahami dan sering terbalik-balik, sedangkan arah yang lain seperti atas-bawah, depan-belakang lebih mudah dikuasainya. Selain itu dengan memahami konsep arah kanan dan kiri sangat membantu/mempermudah anak tunagrahita ringan di dalam mengikuti pembelajaran bidang studi lain ataupun aktifitas kehidupan sehari- hari. Berdasarkan kondisi dan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran konsep arah kanan-kiri bagi siswa tunagrahita ringan DI SLB Negeri Binjai.
B. Fokus Dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini difokuskan pada bagaimana mngembangkan media pembelajaran modeling melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri pada anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
Agar permasalahan tersebut dapat diungkap secara rinci, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi obyektif pengembangan media pembelajaran
modeling melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan- kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
(17)
2. Bagaimana rancangan pengembangan media pembelajaran modeling melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
3. Bagaimana hasil dari focus group discussion (FGD) mengenai rancangan
pengembangan media pembelajaran modeling melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
4. Bagaimana hasil uji coba terbatas media modeling melalui video dalam pembelajaran pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi obyektif pengembangan media pembelajaran modeling melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri binjai.
b. Membuat rancangan pengembangan media pembelajaran modeling
melalui video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai.
c. Menghasilkan media pembelajaran modeling melalui video setelah divalidasi melalui focus group Discussion (FGD).
d. Mengetahui hasil uji coba terbatast media modeling melalui video dalam pembelajaran pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai.
(18)
6
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Guru
Dapat dijadikan pertimbangan dan informasi yang bermanfaat bagi guru untuk menerapkan media pembelajaran hasil pengembangan sebagai salah satu alternatif.
b. Siswa
Mempermudah siswa tunagarhita ringan dalam memahami konsep kanan-kiri.
c. Sekolah
Dapat memberi kontribusi dalam memecahkan masalah media pembelajaran di SLB dan memperkaya media yang ada di SLB Negeri Binjai.
(19)
(20)
29
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Menyusun sistimatika mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian, menjadi penting dilakukan oleh seorang peneliti. Hal ini dilakukan agar penelitiannya lebih terarah dan fokus sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Langkah-langkah tersebut akan tergambarkan melalui metode penelitian. Didalam metode penelitian ini dapat diketahui langkah-langkah penelitian, prosedur penelitian, waktu pelaksanaan, cara pengumpulan data, sumber data, kondisi data yang didapat, dan bagaimana pengolahan data yang diperoleh.
Data dari lapangan diperoleh secara alamiah tanpa manipulasi dari peneliti, oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Pengertian metode diskriptif menurut Ali (1990) adalah:
Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klarifikasi data, analisis/laporan dengan tujuan utama membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskripsi situasi.
Dari pengertian tersebut dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan metode diskriptif adalah suatu metode dalam penelitian yang menggambarkan secara obyektif mengenai kondisi yang ada dilapangan, melaui langkah-langkah pengumpulan data,kemudian diolah dan dianalisis secara diskriptif. Penjelasan secara diskriptif yang dimaksud dalm penelitian ini diperoleh melalui subyek penelitian tentang bentuk pengembangan media pembelajaran.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Digunakannya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena ingin mengetahui gambaran/fakta di lapangan mengenai anak tunagrahita ringan yang mengalami kesulitan atau tidak bisa membedakan arah kanan-kiri. Kondisi ini dikarenakan penggunaan media video dalam pembelajaran yang
(21)
kurang kreatif dan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa sebagai peserta didik. Menurut Moleong (2004: 6) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dengan cara diskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan secara obyektif dan alamiah apa yang terjadi di lapangan. Hal yang terpenting dari penelitian kualitatif ini adalah lebih mengutamakan proses bagaimana data itu diperoleh sehingga data yang diperoleh dari lapangan itu benar-benar akurat dan layak digunakan dalam penelitian. Data dan informasinya dalam bentuk kata-kata, baik tertulis atau lisan,digambarkan secara diskriptif sesuai dengan pertanyaan penelitian yang didapat dari subyek mengenai pendapatnya dan perilakunya pada saat dilakukan penelitian.
Peneliti sebagai instrumen utama dan pertama harus memiliki, pengetahuan dan wawasan yang tinggi, ketajaman dalam menganalisis kenyataan yang dihadapi, kreatifitas dan keterbukaan. Dengan memiliki kemampuan tersebut maka penelitian ini akan dapat menjawab yang menjadi pertanyaan dalam penelitian. Kemampuan untuk dapat mengungkap informan penelitian merupakan dasar dalam menentukan keberhasilan penelitian yang dilakukan.
B. Subyek dan Lokasi penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru SLB dan siswa tunagrahita ringan yang bersekolah di SLB N Binjai. Guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru SLB N Binjai yang menggajar di kelas 2 tunagrahita, yang berjumlah dua orang. Sedangkan siswa tunagrahita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan kelas 2 yang berjumlah 2 orang siswa, yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep kanan-kiri.
Dipilihnya SLB Negeri Binjai sebagai lokasi penelitian dikarenakan pertimbangan kebermanfaatan. Hal ini didasari dari hasil studi pendahuluan dan survey lapangan yang peneliti lakukan. Kebermanfaatan yang dimaksud
(22)
31
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah bahwa guru di SLB Negeri binjai yang mengajar dikelas tunagrahita hanya menggunakan media yang ada. Pengetahuan dan pengalaman guru untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran perlu dioptimalkan. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kreatifitas guru di SLB Negeri Binjai perlu dikembangkan agar tercipta media pembelajaran yang inovatif , menarik dan dapat menumbuhkan semangat belajar pada siswa. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan jalan keluar dan memberi manfaat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa tunagrahita dalam pembelajaran konsep kanan-kiri di SLB Negeri Binjai.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Penggumpulan data
Untuk mendukung tersedianya data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik penggumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kegiatan wawancara, observasi dan studi dokumentasi ini dilakukan pada tahap studi obyektif pembelajaran pemahaman konsep kanan-kiri yang terjadi saat ini. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan, Salah satu cara adalah melalui observasi. Dengan melakukan observasi peneliti dapat secara langsung mengamati terhadap suatu proses, kejadian, interaksi, perilaku, ekspresi secara natural. Banyak informasi yang diperoleh melalui
observasi sehingga peneliti dapat mengembangkannya untuk
mendapatkan data yang akurat dan diperlukan.
Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan teknik observasi non partisipatif, yaitu peneliti melihat secara langsung perilaku yang diamati tetapi tidak ikut secara aktif melibatkan diri dalam kegiatan yang
(23)
sedang diamati. Observasi dilakukan terhadap tiga aspek yaitu: a). Pelaksanaan kegiatan pembelajaran konsep kanan-kiri saat ini, 2). Penggunaan media dalam pembelajaran konsep kanan-kiri, 3) faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pembelajaran konsep kanan-kiri. Observasi ini dilaksanakan didalam kelas pada saat guru sedang melaksanakan pembelajaran konsep kanan-kiri. Observasi kepada guru untuk memperoleh data perihal upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kanan-kiri. Observasi kepada siswa untuk menperoleh data mengenai kemampuan yang dimiliki siswa tentang konsep kanan-kiri dengan media yang digunakan guru saat ini.
b. Wawancara
Melaksanakan wawancara berarti melakukan interaksi komonikasi dengan orang lain. Didalam penelitian kualitatif wawancara kita lakukan kepada informan sebagai sumber data. Tujuan yang diharapkan adalah diperolehnya informasi pengetahuan yang dibutuhkan secara benar dan dapat dipercaya. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji informasi yang lebih mendalam dari sumber yang relevan yang berupa pendapat, kesan, pengalaman, pemikiran dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan oleh Satori dan Komariah (2009: 130) bahwa:
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam
penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan. Penelitian ini akan menggunakan teknik wawancara semiterstrutur.
Teknik ini digunakan karena lebih bebas, dengan tujuan menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2012: 233). Wawancara dilakukan dalam suasana yang alami dan kekeluargaan, dengan harapan akan diperoleh pemikiran, pendapat, pandangan, ide dari subyek
(24)
33
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Hasil dari wawancara ini dicatat dan disalin dalam bentuk laporan. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa tunagrahita.Aspek yang diungkap meliputi: pelaksanaan pembelajaran konsep kanan-kiri saat ini, penggunaan modeling melalui video dalam pembelajaran dan faktor pendukung/hambatan dalam pelaksanaan pembelajarn konsep kanan-kiri melalui modeling video, desain rancangan pengembangan media.
Wawancara terhadap kepala sekolah dan guru dilakukan untuk mendapatkan data tentang kondisi perkembangan siswa, media pembelajaran yang digunakan dan proses pembelajaran. Wawancara terhadap siswa untuk mendapatkan data tentang respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran.
c. Studi dokumentasi
Menurut Satori dan Komariah (2010: 149) studi dokumen diperlukan sebagai pelengkap dari metode observasi dan wawancara, yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian kemudian ditelaah secara intens.
Dokumentasi yang akan digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa catatan harian yang telah dibuat oleh guru, foto dan video.
2. Teknik pengembangan instrumen penelitian
Setelah menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka tahap selanjutnya adalah pengembangan instrumen penelitian, dengan membuat kisis-kisi pengumpulan data, pedoman observasi dan pedoman wawancara.
(25)
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODELING MELALUI VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KANAN-KIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BINJAI
N
o Pertanyaan Penelitian Aspek Indikator Teknik Subjek Instrumen
1 Bagaimana kondisi obyektif pengembangan media
pembelajaran modeling untuk meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai
1. Media pembelajaran bagi ATG Ringan kelas D II
2. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
a. Jenis Media pembelajaran yang digunakan
b. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran c. Ketertarikan siswa
Tunagrahita ringan dengan media pembelajaran
d. Manfaat media dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran e. Kemudahan penggunaan
media modeling video f. Kebutuhan media modeling
video bagi siswa Tunagrahita ringan
g. Pendukung dan penghambat pembelajaran konsep kanan-kiri
a. Penyususnan dan pelaksanaan asesmen
b. Penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran - Wawancara dan Observasi - Wawancara dan Observasi - Wawancara dan observasi - Wawancara dan Observasi - Wawancara dan observasi - Wawancara dan Observasi - Wawancara dan Observasi - Wawancara - Observasi - Dokumentasi - Siswa - Guru Guru siswa - Pedoman Observasi - Pedoman Wawancara
(26)
35
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pedoman wawancara Pedoman observasi
2 Bagaimana rancangan pengembangan media
pembelajaran modeling video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak
tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai
1. Buku panduan a. Pendahuluan b. Tujuan
c. Ruang lingkup d. Sasaran
e. Prosedur pelaksanaan f. Evaluasi
-Validasi ahli - Validasi
praktisi
- Tenaga ahli PKKh - Tenaga Ahli
Media - Guru
- Lembar validasi
3 Bagaimana hasil validasi focus
group discussion (FGD)
mengenai rancangan pengembangan media
pembelajaran modeling video dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak
tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai
1. Media a. Nama/judul media b. Tujuan
c. Desain d. Sasaran e. Bahan f. Evalauasi
-Validasi ahli -Validasi -praktisi
- Tenaga ahli PKKh - Ahli Media - Guru
- Lembar validasi
2. Rekomendasi FGD
a. Evaluasi media
- -
-4 Bagaimana hasil uji coba terbatas media modeling melalui video dalam pembelajaran konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai?
1. Respon guru a. Kemudahan dalam penggunaan b. Ketertarikan
c. Kesesuaian d. Kebermanfaatan
e. Peran media dalam pembelajaran
-Wawancara - Guru
-- Pedoman wawancara
(27)
2. Respon siswa a. Kemudahan dalam penggunaan b. Ketertarikan
c. Kesesuaian d. Kebermanfaatan
e. Peran media dalam pembelajaran
-observasi - siswa - Pedoman observasi
(28)
38
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Prosedur Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi obyektif penggunaan media dalam pembelajaran, dan terciptanya media pembelajaran hasil pengembangan dalam pembelajaran konsep kanan-kiri untuk anak tunagrahita ringan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam penelitian ini disusun prosedur atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan. Prosedur atau langkah-langkah penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) melakukan study pendahuluan untuk mengetahui kondisi obyektif pelaksanaan pembelajaran konsep arah saat ini, 2) analisis hasil studi pendahuluan untuk menyusun rancangan media pembelajaran, 3) tahap validasi melalui focus group disscusion, 4) revisi dan uji coba terbatas untuk mendapatkan tanggapan dari pengguna media yaitu guru dan siswa. Secara rinci prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar pada bagan 3.1 halaman 39.
(29)
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Studi kondisi obyektif
melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Asek yang digali meliputi:
Pembelajaran
konsep kanan-kiri saat ini.
Media
pembelajaran yang digunakan saat ini
Media yang
dibutuhkan dalam pembelajaran konsep kanan-kiri
Analisis Hasil
Kondisi
Obyektif
Rancangan Panduan
Modeling
Video
Uji Coba
terbatas
media
Pembelajara
n
Media
Final
Validasi
Rancangan
melalui
FGD
FGDFGD
(30)
40
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari bagan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Langkah pertama: Studi pendahuluan
Sebagai langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti melakukan studi pendahuluan. Dari studi pendahuluan yang dilakaukan ditemukan permasalahan mengenai pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan. Mereka mengalami kesulitan untuk membedakan kanan kiri, namun masih ada potensi yang dapat dikembangkan agar pemahaman akan konsep kanan kiri ini dapat ditingkatkan. Dalam tahap ini selanjutnya peneliti malakukan pengamatan langsung mengenai kondisi anak tunagrahita yang mengalami hambatan untuk memahami kanan-kiri secara nyata. Untuk lebih mendalam mengetahui kemampuan konsep arah kanan-kiri maka peneliti melakukan asesmen. Selain itu juga melihat langsung upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pemahaman mengenai arah kanan kiri kepada anak tunagrahita ringan.
Tujuan yang ingin dicapai dari proses ini adalah didapatnya informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu:
a. Data obyektif mengenai pembelajaran dan kemampuan anak tunagrahita ringan dalam memahami konsep arah kanan-kiri saat ini. Data ini akan diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas. Peneliti juga menggunakan tehnik observasi untuk mendapatkan data dari siswa tunagrahita dan guru. b. Data mengenai media pembelajaran yang digunakan saat ini dan faktor-faktor
yang menghambat kemampuan anak tunagrahita ringan dalam memhami konsep kanan-kiri, dengan menggunakan tehnik observasi dan wawancara c. Data mengenai media yang dibutuhkan dan upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pemahaman konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan, akan menggunakan teknik wawancara kepada guru dan siswa.
(31)
Langkah kedua: Menganalisis hasil kajian kondisi obyektif saat ini dilapangan dan membuat rancangan bentuk media pembelajaran yang akan dikembangkan. Langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain:
a. Menganalisis hasil temuan dilapangan
Dari studi lapangan diperoleh data, kemudian dianalisis kebutuhan yang diperlukan anak tunagrahita dalam pembelajaran konsep kanan-kiri. Dari hasil analisis kebutuhan ini dijadikan dasar membuat rancangan media. Rancangan media ini dalam bentuk modeling video.
b. Panduan rancangan modeling video
Rancangan media modeling video ini merupakan rancangan panduanyang belum sempurna dan belum lengkap. Dalam menyusun rancangan panduan yang menjadi dasarnya adalah hasil studi pendahuluan dan analisis kondisi obyektif, namun selain itu peneliti juga memperhatikan kelayaan isi, kesesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan anak tunagrahita, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Untuk menyempurnakan rancanagan panduan ini perlu dilakukan validasi. Untuk melakukan validasi dilakukan oleh ahli pendidikan/akademisi dan praktisis dilapangan/guru.
Langkah ketiga Validasi ahli dan praktisi dilapangan
Setelah rancangan panduan selesai disusun maka harus divalidasi untuk mendapatkan masukan dan saran dari ahli dan praktisi lapangan. Validasi dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan ini sangat penting untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap permasalahan yang sedang diteliti (Bungun, 2011). Dengan melakukan FGD maka masing-masing anggota FGD akan saling berdiskusi dan memberikan koreksi, penilaian dan masukkan serta saran untuk perbaikan dari produk yang divalidasi.
(32)
42
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menentukan anggota FGD peneliti mempertimbangkan beberapa hal, seperti yang dikemukakan oleh Bungun (2011: 238) yaitu:
1). Keahlian/kepakaran seseorang terhadap kasus yang
didiskusikan.
2). Pengalaman praktisi dan kepedulian terhadap fokus masalah. 3). Pribadi terlibat dalam fokus masalah.
4). Tokoh otoritas terhadap kasus yang didiskusikan.
5). Masyarakat luas yang ikut merasakan persoalan sebenarnya. Untuk penelitian ini yang menjadi anggota FGD adalah 4 0rang yang terdiri dari unsur praktisi yaitu guru dan kepala sekolah serta 1 0rang sebagai notulen.Peneliti menggunakan ahli pendidikan dan praktisi lapangan karena Fokus dari permasalahan penelitian ini adalah mengenai pembelajaran yang terjadi di sekolah. Sehingga peneliti meyakini yang memiliki kompetensi sebagai informan anggota FGD adalah ahli pendidikan dan praktisi dilapangan. Setelah mendapatkan saran, masukkan dari FGD maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan atau revisi. Semua masukkan dan sran akan dijadikan dasar pertimbangan untuk menyempurnakan media yang dirancang sehingga akan menjadi prodok final/akhir.
Media yang sudah direvisi tersebut kemudian akan disosialisasikan atau diujicobakan secara terbatas kepada guru dan siswa tunagrahita ringan. Tujuan dilakukannya uji coba terbatas adalah untuk mengetahui tanggapan dari guru dan siswa. Tanggapan yang dimaksud adalah apakah media hasil pengembangan itu dapat digunakan, bagaimana respon siswa ketika menggunakan media dan apakah bisa membantu atau memudahkan siswa dalam memahami konsep kanan-kiri.
Dalam melakukan uji coba metode yang digunakan adalah kualitatif yaitu memperoleh gambaran secara diskriptif mengenai media tersebut yang diperoleh dari guru dan siswa itu sendiri. Bersama-sama dengan guru dan siswa media yang telah direvisi atau disempurnakan digunakan oleh guru dan siswa, peneliti mengamati secara langsung bagaimana respon yang ditunjukkan oleh guru dan siswa ketika menggunakan media tersebut. Kemudian meminta
(33)
tanggapan/pendapat dari mereka mengenai media tersebut. Tanggapan didapat dari guru dan siswa dengan melalui forum diskusi.
E. Teknik Analisis Data penelitian
Dalam penelitian ini tehnik analisis data yang akan dikembangkan meliput: 1) pencatatan data lapangan, 2) teknik analisis data, 3) teknik pemeriksaan dan keabsaan data. Penjelasan mengenai ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan data lapangan
Catatan lapangan digunakan dalam penelitian ini agar mendapatkan data yang utuh, lengkap dan tidak tercecer selain itu juga harus menginggat keterbatasan ingatan peneliti untuk menginggat banyaknya data yang harus dikumpulkan. Menurut Satori dan Komariah, (2009: 176) catatan lapangan adalah merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data. Selain menggunakan catatan lapangan untuk pengumpulan data digunakan juga rekaman video, foto dan tape recorder sebagai pendukung dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Dengan menggunakan catatan lapangan akan dapat mencatat secara rinci dan lengkap semua data yang dibutuhkan. Untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan lapangan peneliti akan mengunakan pengkodeean untuk data yang ditulis. Hal ini dilakukan agar lebih mudah mencari kembali dan menyusun secara sistimatis ketika akan membuka dan mengolah data yang telah terkumpul. Menurut Joukowsky (1980) dalam Satori dan Komariah (2009) catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat langsung ketika peneliti berada dilapangan. Media yang akan peneliti gunakan dalam melakukan catatan lapangan ini adalah buku notes/buku kecil, pensil, pulpen dan alat perekam.
(34)
44
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tehnik analisis data
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan secara terus menerus mulai dari pertama pengumpulan data sampai akhir atau analisis data dilakukan sepanjang penelitian berlangsung. Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menganalisis data yang terkumpul seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996: 129) adalah melalui:
a. Reduksi data
Data yang terkumpul tentunya sangat banyak dan bermacam-macam untuk itu perlu dirangkum, dipilih yang penting sesuai dengan tujuan penelitian, disusun lebih sistimatis sehingga bisa memberikan gambaran dari hasil pengamatan . Selain itu juga untuk mempermudah mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan.
b. Display data
untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan dan dapat terhubung antar bagian-bagian data yang diperoleh maka data tersebut harus diklasifikasikan perbagian sehingga data tersebut dapat disajikan sesuai dengan pokok permasalahannya dan dapat ditarik suatu kesimpulan secara tepat. Hal ini dilakukan supaya peneliti benar-benar dapat menguasai data yang ada. c. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Data yang telah terkumpul kemudian dicari polanya, tema dan hubungan, setelah itu ditarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan pada awalnya masih belum sempurna akan tetapi seiring dengan bertambahnya data selama proses penelitian kesimpulan tersebut akan menjadi kesimpulan yang tepat. Agar dapat menarik kesimpulan maka perlu membandingkan dari data yang ada atau mencari data terbaru. Ketiga macam analisis data tersebut harus saling mendukung, saling berhubungan dan berlangsung terus menerus selama proses penelitian dilakukan.
(35)
F. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan kepercayaan dari data hasil penelitian yang diperoleh maka dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukanakan oleh Sugiyono (2012: 270) yaitu:
1. Perpanjangan pengamatan
Dengan melakukan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, menjalin hubungan kembali dengan sumber data sehingga terjalin keakraban, terbuka, saling percaya dan tidak ada lagi yang ditutupi dengan nara sumber.
2. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan sehingga kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistimatis. 3. Trianggulasi
Yang dimaksud dengan trianggulasi adalah peneliti melakukan pengecekkan kembali data hasil penelitian dengan cara
membandingkan data yang diperoleh dengan wawancara
dicocokkan atau dibandingkan dengan data hasil observasi. 4. Analisis kasus negatif
Jika dalam penelitian mendapatkan data yang pertentangan dengan data yang ditemukan maka peneliti harus mencari tahu secara mendalam mengapa masih ada yang berbeda.
5. Diskusi dengan teman sejawat
Melakukan diskusi dengan teman sejawat yang memahami mengenai penelitian sangat penting untuk mendapatkan masukan, saran atau kritikan agar hasil penelitiannya sesuai dengan tujuan penelitian
6. Mengadakan member check
Membercheck dalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Dengan menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh ahli tersebut diatas, peneliti meyakini bahwa data yang akan diperoleh akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Sehingga keabsahan data penelitian
(36)
46
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
(37)
E
(38)
48
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Uji Terbatas
(39)
(40)
50
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode yang digunakan adalah metode diskriptif dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Pengertian metode diskriptif menurut Ali (1990) adalah :
Meode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat diakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data, analisis/laporan dengan tujuan utama membuat pengambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu diskripsi situasi.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena mengambarkan/mengambarkan fakta yang ada dilapangan. Menurut Moleong (2004 :6) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dengan cara diskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
a. Lokasi dan subyek penelitian.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB YPALB yang berlokasi di lembang.
Subyek penelitiannya adalah guru kelas yang bernama OL mengajar dikelas II bagian tunagrahita yang siswanya mengalami kesulitan memahami konsep arah kanan-kiri. Selain guru kelas siswa tunagrahita ringan yang berjumlah 2 orang juga dijadikan subyek penelitian.
b. Teknik pengumpulan data.
Untuk mendukung tersedianya data yang diperlukan , maka dalam penelitian ini mengunakan tehnik pengumpulan data wawancara, observasi,dokumentasi . Untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid , instrumen yang digunakan antara lain ;
- Pedoman wawancara untuk memperoleh informasi langsung dari guru, mengenai kondisi perkembangan siswa ,media yang digunakan dan proses pembelajaran.
(41)
- Pedoman observasi untuk mengamati kegiatan pembelajaran, hambatan dan media yang digunakan guru saat mengajar.
- Dokumentasi kegiatan berupa vidio dan foto kegiatan selama proses pembelajaran.
c. Prosedur penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 tahap yaitu :
1) Tahap pertama melakukan studi pendahuluan , untuk memperoleh
gambaran obyektif pelaksanaan pembelajaran konsep ruang kanan-kiri secara umum dikelas satu kemudian mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan.
2) Mendiskusikan media pembelajaran yang sesuai dengan guru kelas
2, kepala sekolah, kemudian merancang desain pengembangan media yang akan dibuat.
3) Tahap ketiga adalah uji kelayakkan, yaitu menguji desain media pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti melalui judgememen oleh pakar media dan praktisi dilapangan.
d. Analisis data
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian. Proses analisis data dilakukan melalui langkah – langkah sebagai berikut : reduksi data, display data, mengambil kesimpulan dan verivikasi .( nasution ,1996 : 12 )
(42)
98
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi Obyektif Kebutuhan Media Dalam Pembelajaran Pemahaman
Konsep Kanan-Kiri Saat ini.
Dalam perencanaan pembelajaran, guru belum melakukan asesmen dengan baik. Guru hanya melakukan identifikasi kemampuan dan ketidakmampuan melaui tes membaca, menulis, berhitung dan komunikasi. Tes awal yang dilakukan guru ini belum didokumentasikan secara tertulis dalam format yang benar. Guru telah menyususun rencana program pembelajaran (RPP) secara tematik. Pemberian materi pelajaran konsep kanan-kiri diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain. Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media yang ada di sekolah, belum melakukan kreasi untuk menciptakan media pembelajaran baru. Media yang digunakan dalam pembelajaran konsep kanan-kiri seperti gambar, mainan, model, dan video. Kedua subyek penelitian mengalami kesulitan untuk memahami arah kanan-kiri. Mereka memerlukan media pembelajaran yang dapat mempermudah dalam memahami arah kanan-kiri dan yang dapat menumbuhkan semangat belajar.
(43)
2. Rancangan Pengembangan Media Pembelajaran Pemahaman Konsep Kanan-Kiri
Rancangan buku panduan pengembangan media terdiri dari tiga bab. Pada bab pertama berisi dasar pemikiran, pengertian, tujuan, ruang lingkup dan subyek. Bab kedua berisi prosedur pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan bab ketika berisi penutup. Sedangkan rancangan media modeling melalui video berisi mengenai isi tayangan dalam video yang terdiri dari papan pijakan, musik/lagu dan gerakan model. 3. Hasil focus group discussion (FGD) rancangan media pembelajaran.
Anggota FGD terdiri dari unsur kepala sekolah, guru kesenian/musik dan dua orang guru kelas bagian C. Kegiatan FGD dilakukan di SLB Negeri Binjai diruang rapat setelah proses kegiatan belajar mengajar selesai yang dimulai dari pukul 12.00 sampai 13.00 wib. Seluruh anggota FGD sepakat bahwa rancangan buku panduan dan media modeling video dapat digunakan sebagai media pembelajaran konsep kanan-kiri. Namun ada saran dan masukkan yang meliputi sitematika penulisan, evaluasi (penskoran), jeda waktu antar gerakan dlm tayangan video, dan penjelasan tentang gerakan model
4. Hasil Uji coba terbatas media modeling melalui video dalam
pembelajaran konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai.
Uji coba telah menghasilkan tanggapan guru mengenai manfaat media modeling melalui video memberikan respon positif. Media video ini sangat bermanfaat dan merupakan salah satu alternatif untuk membantu guru dan siswa dalam pembelajaran konsep kanan-kiri, serta dapat menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa.
(44)
100
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Bagi guru dan siswa
Media modeling melalui video ini peneliti harapkan dapat memberi manfaat, sebagai salah satu alternatif pilihan guru di dalam pembelajaran konsep kanan-kiri. Mempermudah siswa dalam belajar sehingga pemahaman konsep kanan-kiri dapat ditingkatkan dengan menggunakan media modeling melalui video. Sekolah perlu memfasilitasi
guru untuk mengembangkan kreatifitasnya menciptakan media
(45)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1990) Penelitian Kependidikan. Bandung: Angkasa.
Amin, M (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta, Depdiknas.
Astati dan Mulyati, L. (2011). Pendidikan Anak Tunagrahita. Amanah Offset. Bandung.
Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Bungun, B.(2001). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Dahar, R,W. (1996). Teori-Teori Belajar. Erlangga: Jakarta Daryanto, (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gramedika
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Refika Aditama. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Naskah Akademik Pendidikan Anak
Dini Usia (PAUD). Jakarta: Ditjen Diklusepora.
Djamarah, S.B. (2010). Guru dan Anak Didik (Dalam Iteraksi Edkatif). Jakarta: Rieneka Cipta
Efendi, M (2005). Pengantar Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta: Bumi Aksara
Imandala,I (2011). Pengembangan Panduan Metode Multisensori Dalam
Pembelajaran Pemahaman Makna Kata Bagi Anak Tunagrahita Ringan. Tesis. PKKH UPI: Tidak diterbitkan.
Katmini Dan Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak Dan Lagu. Jakarta Depdiknas.
(46)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Megaswati, D. (2010). Modeling Melalui Video Sebagai Teknik Toilet Training
Siswa Down Tunagrahita. Tesis PKKH UPI: Tidak Diterbitkan
Moleong, LJ. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Erlanga.
Nasution, S. (1996). Metode Peneitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nurseto, T. (2011). “Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik”. Jurnal
Ekonomi dan pendidikan, volume 8 nomer 1. April 2011.
(Online).Tersedia:Journal.uny.ac.id/index.php/jep/artichle/view/706/ 570 (5 april 2012).
Purwanto. (1994). Psikologi Pendidikan. Remaja: Rosdakara
Rahardja, DJ. (2010). Sistim Pengajaran Modul Orientasi Dan Mobilitas
(SPMOM). UPI
Rochyadi, E, (2005). Pengembangan Program Pembelajaran Indiidu Bagi Anak
Tunagrahita. Depdiknas
Rusffendi, E.T. (1998). Penggajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua,
Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.
Santrock, J (2012). Psikologi Pendidikan Educational Psychology. Salemba Humanika: Jakarta
Satori, D dan Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Soemantri, S, (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Rafika Aditama. .
Soendari, T Dan Euis Nani, M. (2005). Asesmen Dalam Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus. Bandung: Amanah Offset.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung: Alfa.
Sujana, N dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Sinar Baru: Algesindo Bandung.
(47)
Susiliana, R dan Riyana, (2008). Media Pembelajaran. FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Taufigrahman, M. (210). Penerapan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan
Pemahaman Warna Primer. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.
Thobroni, M dan Mustofa, A. (2011). Belajar Dan pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tohani, E. (2012). Materi Perkuliahan Pengembangan Program PNF. (Online).Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
pendidikan.pdf. (7-9-2012).
Triani, N. (2012). Panduan Asesmen Anak Kebutuhan khusus. Jakarta: Luxima. Winarto, J. (2011). “Teori Belajar Albert Bandura”. REP. (Online). Tersedia:
http://edukasi komposiana. Com/2011/03/12/teori belajar sosial albert bandura-346947.htm ( 3 maret 2012)
Yusuf, M. dkk, (2003). Pendidikan Bagi Anak Dengan Problem belajar. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
(48)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1)
99
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
2. Rancangan Pengembangan Media Pembelajaran Pemahaman Konsep
Kanan-Kiri
Rancangan buku panduan pengembangan media terdiri dari tiga bab. Pada bab pertama berisi dasar pemikiran, pengertian, tujuan, ruang lingkup dan subyek. Bab kedua berisi prosedur pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan bab ketika berisi penutup. Sedangkan rancangan media modeling melalui video berisi mengenai isi tayangan dalam video yang terdiri dari papan pijakan, musik/lagu dan gerakan model. 3. Hasil focus group discussion (FGD) rancangan media pembelajaran.
Anggota FGD terdiri dari unsur kepala sekolah, guru kesenian/musik dan dua orang guru kelas bagian C. Kegiatan FGD dilakukan di SLB Negeri Binjai diruang rapat setelah proses kegiatan belajar mengajar selesai yang dimulai dari pukul 12.00 sampai 13.00 wib. Seluruh anggota FGD sepakat bahwa rancangan buku panduan dan media modeling video dapat digunakan sebagai media pembelajaran konsep kanan-kiri. Namun ada saran dan masukkan yang meliputi sitematika penulisan, evaluasi (penskoran), jeda waktu antar gerakan dlm tayangan video, dan penjelasan tentang gerakan model
4. Hasil Uji coba terbatas media modeling melalui video dalam
pembelajaran konsep kanan-kiri anak tunagrahita ringan di SLB Negeri Binjai.
Uji coba telah menghasilkan tanggapan guru mengenai manfaat media modeling melalui video memberikan respon positif. Media video ini sangat bermanfaat dan merupakan salah satu alternatif untuk membantu guru dan siswa dalam pembelajaran konsep kanan-kiri, serta dapat menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa.
(2)
100
B. Rekomendasi
Bagi guru dan siswa
Media modeling melalui video ini peneliti harapkan dapat memberi manfaat, sebagai salah satu alternatif pilihan guru di dalam pembelajaran konsep kanan-kiri. Mempermudah siswa dalam belajar sehingga pemahaman konsep kanan-kiri dapat ditingkatkan dengan menggunakan media modeling melalui video. Sekolah perlu memfasilitasi
guru untuk mengembangkan kreatifitasnya menciptakan media
(3)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1990) Penelitian Kependidikan. Bandung: Angkasa.
Amin, M (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta, Depdiknas.
Astati dan Mulyati, L. (2011). Pendidikan Anak Tunagrahita. Amanah Offset. Bandung.
Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Bungun, B.(2001). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Dahar, R,W. (1996). Teori-Teori Belajar. Erlangga: Jakarta
Daryanto, (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gramedika
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Refika Aditama.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Naskah Akademik Pendidikan Anak
Dini Usia (PAUD). Jakarta: Ditjen Diklusepora.
Djamarah, S.B. (2010). Guru dan Anak Didik (Dalam Iteraksi Edkatif). Jakarta: Rieneka Cipta
Efendi, M (2005). Pengantar Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta: Bumi Aksara
Imandala,I (2011). Pengembangan Panduan Metode Multisensori Dalam
Pembelajaran Pemahaman Makna Kata Bagi Anak Tunagrahita Ringan. Tesis. PKKH UPI: Tidak diterbitkan.
Katmini Dan Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak Dan Lagu. Jakarta Depdiknas.
(4)
Megaswati, D. (2010). Modeling Melalui Video Sebagai Teknik Toilet Training
Siswa Down Tunagrahita. Tesis PKKH UPI: Tidak Diterbitkan
Moleong, LJ. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Erlanga.
Nasution, S. (1996). Metode Peneitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nurseto, T. (2011). “Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik”. Jurnal
Ekonomi dan pendidikan, volume 8 nomer 1. April 2011.
(Online).Tersedia:Journal.uny.ac.id/index.php/jep/artichle/view/706/ 570 (5 april 2012).
Purwanto. (1994). Psikologi Pendidikan. Remaja: Rosdakara
Rahardja, DJ. (2010). Sistim Pengajaran Modul Orientasi Dan Mobilitas
(SPMOM). UPI
Rochyadi, E, (2005). Pengembangan Program Pembelajaran Indiidu Bagi Anak
Tunagrahita. Depdiknas
Rusffendi, E.T. (1998). Penggajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua,
Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.
Santrock, J (2012). Psikologi Pendidikan Educational Psychology. Salemba Humanika: Jakarta
Satori, D dan Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Soemantri, S, (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Rafika Aditama. .
Soendari, T Dan Euis Nani, M. (2005). Asesmen Dalam Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus. Bandung: Amanah Offset.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung: Alfa.
Sujana, N dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Sinar Baru: Algesindo Bandung.
(5)
Suhartoyo, 2014
Pengembangan Media Pembelajaran Modeling Melalui Video Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kanan-Kiri Anak Tunagrahita Ringan Di SLB Negeri Binjai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Susiliana, R dan Riyana, (2008). Media Pembelajaran. FIP UPI: Tidak diterbitkan.
Taufigrahman, M. (210). Penerapan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan
Pemahaman Warna Primer. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.
Thobroni, M dan Mustofa, A. (2011). Belajar Dan pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tohani, E. (2012). Materi Perkuliahan Pengembangan Program PNF. (Online).Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
pendidikan.pdf. (7-9-2012).
Triani, N. (2012). Panduan Asesmen Anak Kebutuhan khusus. Jakarta: Luxima. Winarto, J. (2011). “Teori Belajar Albert Bandura”. REP. (Online). Tersedia:
http://edukasi komposiana. Com/2011/03/12/teori belajar sosial albert bandura-346947.htm ( 3 maret 2012)
Yusuf, M. dkk, (2003). Pendidikan Bagi Anak Dengan Problem belajar. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
(6)