ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENYELESAIKAN MASALAH FISIKA DAN GAYA BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.

(1)

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

MUHAMMAD ASWIN RANGKUTI

NIM. 8106175010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

MUHAMMAD ASWIN RANGKUTI

NIM. 8106175010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

M. Aswin Rangkuti, ”Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Menyelesaikan Masalah Fisika dan Gaya Belajar Siswa Pada Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Inkuri”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan pembelajaran Fisika yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan direct teaching terhadap kemampuan berfikir kritis. (2) Mengetahui perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual, audiotori, reading, dan kinestetik. (3) Untuk melihat apakah ada interaksi pembelajaran Fisika yang menggunakan model inkuiri dengan gaya belajar terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Sampel penelitian dipilih secara acak dengan mengundi 4 kelas yang ada untuk mendapat 2 kelas sebagai sampel penelitian kelas pertama akan diajar dengan model pembelajaran inkuiri, kelas kedua akan diajar dengan model direct teaching. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 buah, yaitu pertama tes kemampuan berfikir kritis dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel dan instrumen yang kedua adalah angket gaya belajar yang disusun sebanyak 20 pertanyaan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antara model pembelajaran inkuiri dan direct teaching dengan rata-rata lebih tinggi pada kelompok inkuiri dibandingkan DI. Untuk hipotesis kedua diperoleh bahwa terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual, audiotori, reading, dan kinestetik dengan perbedaan yang signifikan antara gaya belajar visual dengan kinestetis, visual dengan audiotori, kinestetis dengan audiotori, dan reading dengan audiotori. Hasil perhitungan hipotesis ketiga menunjukkan adanya interaksi pembelajaran Fisika yang menggunakan model inkuiri dengan gaya belajar terhadap kemampuan berfikir kritis siswa.

Kata kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, Gaya Beajar, Kemampuan Berfikir Kritis


(7)

ABSTRACT

Muhammad Aswin Rangkuti, "The Analyze of Critical Thinking Skill for Solving the Problems in Physics and Student Learning Style in Learning With Inqury Learning Model”.

This study aimed to determine: (1) The difference of learning physics using inquiry learning model and direct teaching on critical thinking skills. (2) Knowing the differences of students critical thinking skills in a student groups with visual, audiotori, reading, and kinesthetic learning style. (3) To see if there is interaction between learning using inquiry model with learning styles on the students' critical thinking skills. Samples were selected randomly by raffle 4 classes for getting two classes.The First-class will be taught with inquiry learning model and the second class will be taught by direct teaching model. The instrument which is used in this study there are two pieces, the first is test of critical thinking skills in form esay test as many as 10 questions that have been declared valid and reliable and the second is learning style questionnaire which is composed by 20 questions. The result showed that there were differences in students' critical thinking ability among models of inquiry learning and direct teaching with average higher in inquiry than direct teaching. For the second hypothesis was found that there were differences in students 'critical thinking skill in a group of students with a visual learning style, audiotori, reading, and kinesthetic with significant differences between visual and kinesthetic, visual and audiotori, kinesthetic and audiotori, and kinesthetic and audiotori. The results of the third hypothesis suggests an interaction between inquiry models and learning styles on the result of chiritical thingking students. There are thirty-eight types of interactions between models and learning style on critical thinking skill.


(8)

ii

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Dalam Menyelesaikan Masalah Fisika dan Gaya Belajar Siswa Pada Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Inkuiri” ini telah selesai disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini berkat adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh Karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ridwan A. Sani, M.Si dan Prof. Dr. Asmin, M.Pd sebagai Pembimbing I dan II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini. Selanjutnya ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepadaProf. Dr. Sahyar, M.S., M.M., Prof. Dr. Motlan, M.Sc., Ph.D, dan Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku narasumber, validator dan tim penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun, untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala SMA Swasta Amir Hamzah Medan, seluruh guru-guru, kepala tata usaha beserta staf, atas bantuan dan kerjasamanya sehingga terlaksananya penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan penulis terutama kepada Rofiqoh Hasan Harahap, Teguh Febri Sudarma dan Khairul Amri Hasibuan serta berbagai pihak atas segala dorongan dan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Selain itu, Penulis dengan penuh hormat menyampaikan terimakasih tak terhingga kepada Ayahanda Musa Rangkuti dan Ibunda Siti Hajar yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil kepada penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini, kepada Abangda Mahadi Haris Rangkuti, SE dan


(9)

ii

Abangda Yoki Afriandy Rangkuti, S.Pd yang menjadi bagian dalam terselesaikannya tesis ini. Terakhir penulis ingin mengucapkan kepada Dian Novita Sari, Halim Simatupang, Liana Mawaddah Pohan dan Septian Prawijaya, orang yang menjadi bagian dalam perjalanan hidup Penulis selama pelaksanaan perkuliahan sampai tersusunnya tesis ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa selaku manusia biasa tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, sehingga di dalam penulisan tesis ini sudah tentu terdapat kekurangan disana-sini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari para pembaca, semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2013 Penulis,

Muhammad Aswin Rangkuti NIM. 8106175010


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 8

1.3. Batasan Masalah ... 10

1.4. Rumusan Masalah ... 10

1.5. Tujuan Penelitian ... 11

1.6. Manfaat Penelitian ... 12

1.7. Defenisi Operasional... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Kajian Teoritis ... 14

2.1.1. Pengertian Belajar ... 14

2.1.2. Hakikat Belajar Mengajar... 15

2.1.3. Kemampuan Berfikir Kritis ... 16

2.1.4. Gaya Belajar ... 21

2.1.5. Pembelajaran Inkuiri ... 23

2.1.6. Teori Belajar Inkuiri ... 26

2.2. Kerangka Konseptual... 27

2.3. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian... 31

3.3. Variabel Penelitian... 32

3.4. Alat Pengumpul Data ... 33

3.5. Jenis dan Desain Penelitian ... 34

3.6. Prosedur Penelitian ... 39

3.7. Uji Coba Instrumen... 40

3.8. Hasil Uji Coba Instrumen ... 43

3.9. Teknik Analisis Data ... 46

3.10. Hipotesis Statistik ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 50


(11)

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan... 83

5.2. Implikasi ... 85

5.3. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Berfikir Kritis Siswa ... 19

Tabel 3.1. Tabel Spesifikasi Materi Pokok Gelombang Mekanik ... 33

Tabel 3.2. Two Group Pretes-Postes Design ... 35

Tabel 3.3. Desain Statis Dengan Delapan Kelompok ... 35

Tabel 3.4. Ringkasan Uji Validitas Soal ... 44

Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Reliabilita Soal ... 44

Tabel 3.6. Ringkasan Perhitungan Indeks Kesukaran Soal... 45

Tabel 3.7. Ringkasan Perhitungan Daya Beda ... 45

Tabel 4.1. Ringkasan Uji Normalitas ... 50


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. ... 37 Gambar 4.1 Hasil Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Antara Model Inkuiri dan Direct Teaching ... 52 Gambar 4.2. Hasil Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Ditinjau Dari Komponen Kemampuan Berfikir Kritis ... 53 Grafik 4.3. Hasil Kemampuan Berfikir Kritis Ditinjau Dari Gaya

Belajar Siswa ... 57 Grafik 4.4. Interaksi Model Dengan Gaya Belajar ... 58


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I ... 91

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II ... 102

Lampiran 3. Tabel Spesifikasi Pretes ... 116

Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Tes Kemampuan Berfikir Kritis ... 119

Lampiran 5. LKS Visual I ... 130

Lampiran 6. LKS Visual II ... 134

Lampiran 7. LKS Reading I ... 138

Lampiran 8. LKS Reading II ... 143

Lampiran 9. LKS Audiotorti I ... 152

Lampiran 10. LKS Audiotori II ... 153

Lampiran 11 . LKS Kinestetik I ... 155

Lampiran 12. LKS Kinestetik II ... 157

Lampiran 13. Kuesioner Gaya Belajar ... 159

Lampiran 14. Perhitungan Validitas Instrumen Tes ... 165

Lampiran 15. Tabel Perhitungan Reliablitas Instrumen Penelitian ... 166

Lampiran 16. Perhitungan Reliabilitas Instrumen ... 168

Lampiran 17. Perhitungan Taraf Kesukaran Instrumen Tes ... 169

Lampuran 18. Perhitungan Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ... 171

Lampiran 19. Deskripsi Hasil Kemampuan Befikir Kritis Inkuiri ... 173

Lampiran 20. Deskripsi Hasil Kemampuan Befikir Kritis Direct Teaching ... 175

Lampiran 21. Normalitas Pretes Kelompok Inkuiri ... 177

Lampiran 22. Normalitas Pretes Kelompok Direct Teaching ... 178

Lampiran 23. Homogenitas Pretes ... 179

Lampiran 24. Independent Sampe-t Test Pretes ... 180

Lampiran 25. Uji Perbedaan Kemampuan Berfikir Kritis ... 181

Lampiran 26. Pos Hoc-Test Inkuiri ... 182

Lampiran 27. Pos-Hoc Test Direct Teaching ... 183

Lampiran 28. Uji Anova Dua Jalur ... 184


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses pembelajaran di dalam kelas umumnya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2008). Bila ini terus berlanjut, maka dampaknya anaka-anak hanya cenderung mengkonsumsi pengetahuan tanpa menerapkannya secara aplikatif, siswa tidak akan tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan, padahal sesugguhnya pertumbuhan dan perkembangan siswa merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua sekolah dan guru (Anurrahman, 2009:4).

Salah satu poin penting yang harus diperhatikan adalah proses pembelajaran. Siswa akan belajar dengan baik ketika mereka tertarik pada proses pembelajaran. Jika siswa tidak tertarik pada materi yang disampaikan, merekatidak akan mempelajarinya (Gilkajini & Ahmadi, 2011). Namun dalam proses pembelajaran begitu banyak komponen-komponen yang harus diperbaiki, oleh sebab itu tidak mungkin upaya meningkatkan kualitas dilakukan dengan memperbaiki setiap kompenen secara serempak (Sanjaya, 2008).

Salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah peran kolaboratif antara siswa dan guru. Guru dituntut untuk menciptakan situasi yang mempengaruhi siswa dalam hal memahami konsep dari topik yang pada akhirnya


(16)

bisa berdampak pada pencapaian hasil belajar yang optimal. Guru tidak harus mendominasi kegiatan pembelajaran (Gilkjaini & Ahmadi, 2011). Siswa seharusnya diberi kesempatan untuk meningkatkan hal yang bersifat konkret ke dalam bentuk ide-ide abstrak, memikirkan kembali hipotesis mereka, dan mencoba kembali percobaan-percobaan dan masalah-masalah (Jarret, 1997).

Untuk mengkonversi ide-ide abstarak ke dalam bentuk yang konkret salah satunya adalah dengan model pembelajaran inkuiri. Kurikulum inkuiri didasarkan pada konsepsi inductivist, di mana penemuan akan tercipta dari pengamatan-pengamatan yang ditaksir (Dewan Nasional Penelitian Pendidikan dan Pelatihan New Delhi, 2006). Pengajaran inkuiri akan membantu siswa untuk menciptakan disiplin ilmu dan keterampilan intelektual yang dibutuhkan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawaban berdasarkan rasa ingin tahunya. Pembelajaran ini juga akan memunculkan permasalahan dan teka-teki sehingga siswa akan termotivasi untuk menemukan jawaban dari teka-teki tersebut (Setiawati, 2010).

Observasi dalam ilmu pengetahuan biasanya disebabkan oleh teori atau hipotesis. Di dalam kelas, bagaimanapun, eksperimen digerakkan oleh guru atau buku pelajaran; para siswa baik melihat atau mengikuti instruksi; mereka diberi tahu yang mana observasi khusus yang membutuhkan kefokusan, dan kesimpulan juga harus dikatakan kepada mereka. Mari kita ambil contoh. Sebuah lilin menyala dan kemudian ditutup dengan gelas. Untuk pertanyaan, "Percobaan ini menunjukkan apa?", Jawaban yang umum adalah, "Percobaan ini menunjukkan udara yang mengandung oksigen" kesimpulan jelas tidak beralasan, tetapi ini


(17)

sering terjadi di dalam kelas (Dewan Nasional Penelitian Pendidikan dan Pelatihan New Delhi, 2006).

Jelasnya, untuk eksperimen berbasis ilmu pengetahuan alam untuk menjadi efektif, harus ada ruang dan waktu bagi guru dan siswa untuk merencanakan percobaan, mendiskusikan ide-ide, dan dengan teliti mencatat dan menganalisis pengamatan. Sebuah pedagogi yang baik pada dasarnya harus merupakan campuran pendekatan-pendekatan yang efektif, dan inkuiri menjadi salah satu dari pendekatan itu

Kemampuan satu siswa dengan yang lainnya sangatlah heterogen, sehingga diperlukan penjajakan perilaku awal siswa sebelum memulai proses pembelajaran. Untuk menentukan prilaku awal, ada tiga alat yang digunakan, yaitu perangkat belajar (learning set), kemampuan belajar (learning abalities), dan gaya belajar (learning style).

Ada empat gaya belajar yaitu visual, audiotori, reading, dan kinestetik (Julaeha, 2002). Karena terdapat gaya belajar yang berbeda, penting bagi guru untuk memasukkannya dalam kegiatan kurikulum mereka yang berhubungan dengan masing-masing gaya belajar sehingga semua siswa dapat berhasil dalam kelas mereka. Sementara kita menggunakan semua indera kita untuk menerima informasi, kita masing-masing tampaknya memiliki preferensi dalam bagaimana cara kita belajar yang terbaik. Untuk membantu semua tipe gaya belajar siswa, kita perlu mengajar preferensi sebanyak mungkin. Dengan tidak diperhatikannya gaya belajar siswa, maka motivasi siswa untuk belajar akan rendah, dan akan berdampak pada hasil belajar yang diperolahnya.


(18)

Gejala lain yang ditemukan dalam diri peserta didik adalah malasnya mereka untuk berfikir mereka cenderung menjawab pertanyaan dengan mengutipnya dari buku dan bahan pustaka lain tanpa mengemukakan analisis atau pendapatnya terhadap petanyaan tersebut.

Agar terjadi pengkontruksian pengetahuan secara bermakna, guru haruslah melatih siswa agar berpikir secara kritis dalam menganalisis maupun dalam memecahkan suatu permasalahan. Siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengkontruksi argumen serta mampu memecahkan masalah dengan tepat (Spliter 1991, dalam Redhana 2003:12-13). Siswa yang berpikir kritis akan mampu menolong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Hal ini akan berguna bagi mereka yang akan menjadi pemimpin di masa depan untuk menghadapi tantangan dan permasalahan hidup (Hasoubah, 2004:12).

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman (Redhana, 2003). Berfikir secara aktif dengan menggunakan intelegensia, pengetahuan, dan ketrampilan diri untuk menjawab pertanyaan. Berfikir kreatif harus selalu melihat kedepan, profesional tidak boleh membiarkan berfikir menjadi sesuatu yang rutin atau standar.

Berpikir kritis itu adalah pola berpikir seseorang mempunyai wawasan dan wacana yang luas. Dia mampu menganalisa suatu masalah dengan tepat, cermat, jeli, tidak gegabah dan efisien. Dia mampu memberikan solusi yang benar, masuk


(19)

akal, bisa dipertanggungjawabkan dan valid. Pada dasarnya seseorang yang mempunyai bekal pengetahuan dan wawasan yang luas, dia otomatis akan berpikir secara kritis, karena dia akan menganalisa masalah dengan berbagai kemungkinan dari sudut ilmu dan teori yang dia kuasai sehingga akan menghasilkan hasil analisa yang lebih detail, dan karena detail inilah seseorang akan menjadi lebih kritis.

Pendidikan Fisika di SMA Swasta Amir Hamzah Medan menekankan pada pemberian pembelajaran secara langsung, karena selama ini di SMA Swasta Amir Hamzah Medan masih banyak prestasi siswa di bawah kriteria ketuntasan minimal (batas minimal yang harus dicapai oleh peserta didik pada setiap mata pelajaran, khususnya Fisika). Berdasarkan hasil observasi peneliti, nilai rata-rata ujian semester I khusunya pelajaran Fisika kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan tahun ajaran 2011/2012 adalah 60, sedangkan nilai rata-rata ujian semester II adalah 63. Berdasarkan nilai di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika masih rendah karena tidak memnuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu sebesar 68. Hal ini disebabkan adanya kesalahan dan kelemahan dalam proses belajar siswa.

Observasi yang dilakukan dilakukan peneliti mendapati bahwa dari 30 siswa kelas X SMA Swasta Amir Hamzah Medan hanya sekitar 9 % siswa mengungkapkan pengetahuan awal, 9 % siswa yang mengajukan pertanyaan 7 % memberikan pendapat terhadap materi yang diberikan guru, 8 % dari kesuluruhan siswa terjadi aktifitas diskusi dan bertanya. Persentase keaktifan siswa yang sedikit dalam pembelajaran menunjukkan kualitas pengajaran yang kurang. Proses


(20)

belajar mengajar guru tidak berusaha mengajak berfikir kepada siswa. Komunikasi terjadi satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Guru menganggap bahwa siswa menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan kemampuan berfikir (Sanjaya, 2008).

Peneliti juga melihat RPP yang digunakan guru, umumnya selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan model direct teaching, penggunaan model direct teaching akan menyebabkan pembelajaran akan lebih terfokus pada guru.

Soal yang digunakan di RPP dan tes hanya sebatas C1, C2, C3, hal ini menunjukkan soal yang digunakan belum mencapai jawaban yang dapat membuat siswa berfikir kritis, sesuai pendapat Bloom bahwa proses berfikir kritis melibatkan evaluasi ide-ide, solusi-solusi, argumen-argumen dan fakta-fakta. Soal-soal berfikir kritis akan lebih membuat siswa mendapat pemahaman yang mendalam mengenai konsep pelajaran. Soal-soal ini akan membuat siswa berfikir sistematis dan terpusat, hingga pemecahan soal akan ditemukan pada akhirnya. Hal ini dapat dilihat berdasarkan penelitian Shinta (2010) yang menunjukkan bahwa melalui pemecahan masalah kemampuan berfikir kritis siswa akan meningkat.

Peneliti juga melihat LKS yang digunakan guru. Guru hanya menggunakan LKS dalam satu jenis saja, yaitu LKS kinestetik, artinya tidak ada pembagian proses berdasarkan gaya belajar yang dimiliki siswa, padahal siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam memperoleh pengetahuan. Penelitian Wilson (2008:41) mengungkapkan bahwa pembelajaran yang didalamnya


(21)

memfasilitasi siswa berekspresi sesuai gaya belajarnya akan dapat meningkatkan pencapaian akademik siswa.

Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan model inkuiri membantu siswa dalam belajar metode ilmiah dan menumbuhkan keterampilan penelitian seperti bekerja dalam kelompok, menulis dan ungkapan verbal, pengalaman dalam membuka dan megakhiri pemecahan masalah dan dan kemampuan-kemampuan yang lain. Penelitian lain menunjukkan bahwa menggunakan pembelajaran berdasarkan inkuiri dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif, lebih positif dan lebih mandiri (Alberta, 2004).

Penelitian Wirtha dan Rapi (2009:32) menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, Penelitian Pribadi dan Yulianti (2004) di SMK Negeri 1 Singosari Malang Melalui Model Mengajar Inkuiri dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Berdasarkan bebrapa penelitian di atas, dapat dilihat bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan beberapa penelitan di atas, penulis ingin memperbaruhi penelitian dengan menggunakan variabel yang berbeda. Dalam penelitian di atas hubungan antara model pembelajaran inkuiri dengan kemampuan berfikir kritis belum diketahui. Interaksi antara gaya belajar dan kemampuan berfikir krits juga belum dapat ditemukan. Penelitan inkuiri dan hasil belajar yang pernah diteliti hanya melihat sebatas hasil belajar siswa. Dalam tesis ini peneliti mencoba melihat hubungan antara model pembelajaran inkuiri, gaya belajar, dan kemampuan berfikir kritis serta melihat interaksinya.


(22)

Peneliti juga mencoba melihat hasil belajar dengan pemberian seluruh LKS gaya belajar yang berbeda pada setiap kelompok gaya belajar. Peneliti ingin melihat apakah berdasarkan gaya belajar dominan yang berbeda-beda pada diri siswa, mereka masih bisa dapat menyelesaikan permasalahan dengan perbedaan gaya belajar.

Tesis ini juga akan mencoba memecahkan masalah di atas dengan menggunakan model pembelajaran inkuir yang dihubungkan dengan empat gaya belajar untuk melihat kemampuan berfikir kritis siswa. Studi gaya belajar sangat membantu untuk guru dan menyediakan sarana untuk memahami gaya belajar siswa itu sendiri karena keberhasilan suatu strategi belajar yang diterapkan guru tergantung gaya belajar yang dimiliki oleh siswa (Lambas, 2008).

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok Gelombang Mekanik. Dengan demikian penelitian ini dirumuskan dengan judul : ” Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Menyelesaikan Masalah Fisika dan Gaya Belajar Siswa Pada Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Inkuri Pada Materi Gelombang Mekanik di Kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan terhadap penelitian ini :


(23)

1. Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika masih rendah (Hasil belajar siswa belum memenuhi KKM yaitu sebesar 68)

2. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar kurang. (Berdasarkan observasi awal, sekitar 9 % siswa mengungkapkan pengetahuan awal, 9 % siswa yang mengajukan pertanyaan 7 % memberikan pendapat terhadap materi yang diberikan guru, 8 % dari kesuluruhan siswa terjadi aktifitas diskusi dan bertanya)

3. Model yang digunakan selama proses pembelajaran umumnya adalah pembelajaran langsung (model pembelajaran yang digunakan guru dalam RPP umumnya adalah direct teaching).

4. Pembelajaran belum menggunakan model inkuiri untuk melihat kemampuan berfikir kritis siswa (Berdasarkan RPP, guru umumnya menggunakan model direct teaching dalam proses pembelajaran dan tes yang diujikan bersifat pengetahuan, pemahaman dan penerapan). 5. Pembelajaran belum mempertimbangkan perbedaan gaya belajar

terhadap hasil kemampuan berfikir kritis siswa (LKS yang digunakan guru hanya satu jenis, yaitu melakukan percobaan, artinya LKS hanya untuk gaya belajar kinestetik)

6. Pembelajaran belum melihat adanya interaksi antara model inkuiri dengan gaya belajar siswa (Proses pembelajaran guru hanya menggunakan direct teaching dan tidak melihat aspek gaya belejar setiap siswa).


(24)

1.3 Batasan Masalah

Dari uraian di atas maka penelitian ini dibatasi pada permasalahn sebagai berikut:

1. Pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk melihat kemampuan berfikir kritis siswa (Berdasarkan RPP, guru umumnya menggunakan model direct teaching dalam proses pembelajaran dan tes yang diujikan bersifat pengetahuan, pemahaman dan penerapan).

2. Pembelajaran belum mempertimbangkan perbedaan gaya belajar terhadap hasil kemampuan berfikir kritis siswa (LKS yang digunakan guru hanya satu jenis, yaitu melakukan percobaan, artinya LKS hanya untuk gaya belajar kinestetik).

3. Pembelajaran belum melihat adanya interaksi antara model inkuiri dengan gaya belajar siswa (Proses pembelajaran guru hanya menggunakan direct teaching dan tidak melihat aspek gaya belejar setiap siswa).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan pembelajaran Fisika yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan direct teaching terhadap kemampuan


(25)

berfikir kritis siswa pada materi gelombang mekanik di kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan?

2. Apakah ada perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual, audiotori, reading, dan kinestetik pada materi gelombang mekanik di kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan?

3. Apakah ada interaksi antara pembelajaran Fisika yang menggunakan model inkuiri dengan gaya belajar siswa terhadap kemampuan berfikir kritis pada materi gelombang mekanik di kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pembelajaran Fisika yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan direct teaching terhadap kemampuan berfikir kritis pada materi gelombang mekanik di kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan.

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual, audiotori, reading, dan kinestetik pada materi gelombang mekanik di kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan.


(26)

3. Untuk melihat apakah ada interaksi pembelajaran Fisika yang menggunakan model inkuiri dengan gaya belajar terhadap kemampuan berfikir kritis siswa pada materi gelombang mekanik di kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

1. Bagi peneliti bidang pendidikan, hasil penelitian ini bermanfaat menjadi pioner untuk mencari ide–ide lain dalam menggabungkan strategi pembelajaran yang kreatif dan efektif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi peneliti bidang psikologi pendidikan, penelitian ini dapat menjadi inspirasi untuk lebih mengembangkan cara meningkatkan kemampuan metakognisi peserta didik.

1.6.2. Manfaat Praktis

1. Memperbaiki proses belajar di dalam kelas agar memperhatikan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat.

2. Bagi guru, penelitian bermanfaat sebagai referensi dalam mengembangkan kemampuan metakognitif dan kemampuan berfikir kritis siswa.


(27)

3. Bagi siswa, hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi bagaimana meningkatkan kemampuan metakognisi yang akan menuntunnya menjadi pebelajar yang dapat memecahkan masalah.

1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan dan menguji pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya, yang terdiri dari empat fase yaitu investigasi, merumuskan masalah, mengidentifikasi masalah melalui investigasi, dan memecahkan masalah (Joice, 2000)

2. Gaya belajar adalah pola perilaku dan kinerja berupa audiotori, visual, reading dan kinestetik yang konsisten, untuk digunakan siswa sebagai bagian dalam pengalaman pembelajaran (Supeno, 2003).

3. Berpikir kritis didefinisikan sebagai suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data, dan evaluasi data dengan mempertimbangkan aspek kualitatif serta melakukan seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi (Gerhard 1971, dalam Redhana 2003:14).


(28)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, secara umum hasil simpulan dari penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antara model pembelajaran inkuiri dan direct teaching dengan rata-rata lebih tinggi pada kelompok inkuiri dibandingkan DI, serta hasil analisis komponen kemampuan berfikir kritis sebagai berikut :

 Rata-rata kemampuan menghubungkan antara dua kelompok besarnya sama.

 Rata-rata kemampuan memecahkan masalah menunjukkan perbedaan antara kelas inkuiri dan DI, dengan rata-rata kelas inkuiri lebih tinggi dari DI.

 Rata-rata kemampuan mengidentifikasi menunjukkan perbedaan antara kelas inkuiri dan DI, dengan rata-rata kelas inkuiri lebih tinggi dari DI

 Rata-rata kemampuan menganalisis menunjukkan perbedaan antara kelas inkuiri dan DI, dengan rata-rata kelas inkuiri lebih tinggi dari DI.


(29)

 Rata-rata kemampuan mengevaluasi menunjukkan perbedaan antara kelas inkuiri dan DI, dengan rata-rata kelas inkuiri lebih tinggi dari DI

2. Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual, audiotori, reading, dan kinestetik dengan perbedaan yang signifikan sebagai berikut :

 Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antara gaya belajar visual dan audiotori dengan rata-rata lebih tinggi pada gaya belajar visual dibandingkan dengan gaya belajar audiotori.

 Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antara gaya belajar kinestetis dan reading dengan rata-rata lebih tinggi pada gaya belajar reading dibandingkan dengan gaya belajar kinestetis.  Terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antara gaya

belajar reading dan audiotori dengan rata-rata lebih tinggi pada gaya belajar reading dibandingkan dengan gaya balajar audiotori. 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan direct teaching

dengan gaya belajar siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dengan analisis sebagai berikut:

 Hasil kemampuan berfikir kritis pada kelompok inkuiri dengan gaya belajar visual lebih tinggi dari gaya belajar reading, kinestetis, dan audiotori pada kelompok yang sama serta lebih tinggi dari kelompok DI dengan gaya belajar visual, reading, kinestetis dan audiotori.


(30)

 Hasil kemampuan berfikir kritis pada kelompok inkuiri dengan gaya belajar reading lebih tinggi dari gaya belajar kinestetis, dan audiotori pada kelompok yang sama serta lebih tinggi dari kelompok DI dengan gaya belajar visual, reading, kinestetis dan audiotori.

 Hasil kemampuan berfikir kritis pada kelompok inkuiri dengan gaya belajar kinestetis lebih tinggi dari gaya belajar audiotori pada kelompok yang sama serta lebih tinggi dari kelompok DI dengan gaya belajar visual, reading, kinestetis dan audiotori.  Hasil kemampuan berfikir kritis pada kelompok DI dengan gaya

belajar audiotori lebih tinggi dari gaya belajar kinestetis, visual, dan reading pada kelompok yang sama.

 Hasil kemampuan berfikir kritis pada kelompok DI dengan gaya belajar kinestetis lebih tinggi dari gaya belajar visual, dan reading pada kelompok yang sama.

 Hasil kemampuan berfikir kritis pada kelompok DI dengan gaya belajar visual lebih tinggi dari gaya belajar reading pada kelompok yang sama.

5.2IMPLIKASI

Dalam pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa antara model pembelajaran pembelajaran inkuiri dengan model pembelajarn direct teaching. Siswa yang


(31)

diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri memiliki hasil kemampuan berfikir kritis lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran diirect teaching. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata model pembelajaran inkuiri mendorong siswa untuk berfikir secara kritis.

Dalam pengujian hipotesis kedua diperoleh bahwa terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis siswa pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual, audiotori, reading, dan kinestetik pada materi gelombang mekanik di kelas XII SMA Swasta Amir Hamzah Medan. Perbedaan yang signifikan dapat dilihat antara gaya belajar visual dengan audiotori, antara gaya belajar kinestetis dan reading, dan antara gaya belajar reading dan audiotori. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan gaya belajar siswa membuat hasil kemampuan berfikir krtitis antara gaya belajar berbeda signifikan.

Sementara itu, untuk pengujian hipotesis ketiga diperoleh interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar untuk meningkatkan hasil kemampuan berfikir kritis siswa. Hal ini menunjukkan ternyata hasil kemampuan berfikir kritis siswa tidak hanya bertumpu pada kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, namun juga gaya belajar yang terdapat dalam diri siswa masing-masing sehingga ketika ketika kedua komponen itu diintegrasikan maka akan meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.


(32)

5.3 SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapat, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru bidang studi Fisika di SMA diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran ikuiri di dalam kelas untuk materi Fisika secara umum dan materi gelombang mekanik secara khusus.

2. Guru diharapkan dapat mengintegrasikan gaya belajar pada proses pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan keahlian pada masing-masing siswa.

3. Hasil penelitian ini berguna bagi guru-guru Fisika di SMA, untuk dijadikan bahan peningkatan pengelolaan proses belajar Fisika agar meningkatkan hasil kemampuan berfikir kritis siswa.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Husni. (2002).Pengertian Belajar Dari Berbagai Sumber. (http://husniabdillah.multiply.com/journal/item/9, Diakses Tanggal : 4 April 2012)

Alberta. 2004. Focus On Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry Based Learning. Canada: Alberta Learning

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta Bandung Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori – Teori Belajar. Bandung : Gelora Aksara

Pratama.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Dewanti, Sintha Sih. 2011. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Matematika Sebagai Calon Pendidik Karakter Bangsa Melalui Pemecahan Masalah. (Prosiding Seminar Nasional Matematika). Surakarta : UM Surakarta

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta:Erlangga

Gilkajini dan Ahmadi. 2011. The Effect of Visual, Auditory, and Kinaesthetic Learning Styles on Language Teaching. Journal :International

Conference on Social Science and Humanity IPEDR vol.5 2011, (www.ipedr.com/vol5/no2/104-H10249.pdf)

Gredler, Margaret E. 1994. Learning and instruction: teori dan aplikasi. Jakarta : Kencana

Gokhale, A. A. (2002). Collaborative Learning Enhances Critical

Thinking. Journal of Technology Education Vol 7, Number 1, (http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/v7n1/gokhale.jte-v7n1.html)

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hassoubah, Z.I (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skills. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia.

Joyce, Bruce. 2000. Model-Model Pengajajaran. Jakarta : Pustaka Belajar Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga


(34)

Kanginan, Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :Erlangga

Lambas. 2008. Pengaruh Startegi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasi lBelajar Matematika. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No. 3 Desember 2008,

(http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/10308149160.pdf) National Council of Educational Research and Training. 2006. National Focus

Group On Teaching of Science. New Delhi : NCERT,

(http://www.ncert.nic.in/new_ncert/ncert/rightside/links/pdf/focus_group/s ience.pdf)

Pribadi dan Yulianti,Tutik. 2004. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas Ii Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri I Singosari Malang Melalui Model Mengajar Inkuiri Dalam Memecahkan Soal-soal Pada Mata Pelajaran Konstruksi Beton. Malang : UM

Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rossda Karya

Redhana, I Wayan. 2003.Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi

Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran XXXVI.II:11-21 Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Asdi Mahastya

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : AlFABETA Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses

Pendidikan) . Bandung : Kencana

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :Raja Grafindo Persada

Sudjana . 2005. Metode Statistika. Jakarta : Tarsito

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara


(35)

Wirtha, I Made dan Rapi, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian Undiksha,

(http://komunitasfisikaunimed.files.wordpress.com/2010/02/jurnal fisika1.pdf)

Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. Bimbingan dan Pemantapan Fisika Dengan 1700 Soal. Bandung : Yrama Widya


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Husni. (2002).Pengertian Belajar Dari Berbagai Sumber. (http://husniabdillah.multiply.com/journal/item/9, Diakses Tanggal : 4 April 2012)

Alberta. 2004. Focus On Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry Based Learning. Canada: Alberta Learning

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta Bandung Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori – Teori Belajar. Bandung : Gelora Aksara

Pratama.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Dewanti, Sintha Sih. 2011. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Matematika Sebagai Calon Pendidik Karakter Bangsa Melalui Pemecahan Masalah. (Prosiding Seminar Nasional Matematika). Surakarta : UM Surakarta

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta:Erlangga

Gilkajini dan Ahmadi. 2011. The Effect of Visual, Auditory, and Kinaesthetic Learning Styles on Language Teaching. Journal :International

Conference on Social Science and Humanity IPEDR vol.5 2011, (www.ipedr.com/vol5/no2/104-H10249.pdf)

Gredler, Margaret E. 1994. Learning and instruction: teori dan aplikasi. Jakarta : Kencana

Gokhale, A. A. (2002). Collaborative Learning Enhances Critical

Thinking. Journal of Technology Education Vol 7, Number 1, (http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/v7n1/gokhale.jte-v7n1.html)

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hassoubah, Z.I (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skills. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia.

Joyce, Bruce. 2000. Model-Model Pengajajaran. Jakarta : Pustaka Belajar Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga


(37)

Kanginan, Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :Erlangga

Lambas. 2008. Pengaruh Startegi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasi lBelajar Matematika. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No. 3 Desember 2008,

(http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/10308149160.pdf) National Council of Educational Research and Training. 2006. National Focus

Group On Teaching of Science. New Delhi : NCERT,

(http://www.ncert.nic.in/new_ncert/ncert/rightside/links/pdf/focus_group/s ience.pdf)

Pribadi dan Yulianti,Tutik. 2004. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas Ii Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri I Singosari Malang Melalui Model Mengajar Inkuiri Dalam Memecahkan Soal-soal Pada Mata Pelajaran Konstruksi Beton. Malang : UM

Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rossda Karya

Redhana, I Wayan. 2003.Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi

Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran XXXVI.II:11-21 Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Asdi Mahastya

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : AlFABETA Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses

Pendidikan) . Bandung : Kencana

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :Raja Grafindo Persada

Sudjana . 2005. Metode Statistika. Jakarta : Tarsito

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara


(38)

Wirtha, I Made dan Rapi, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian Undiksha,

(http://komunitasfisikaunimed.files.wordpress.com/2010/02/jurnal fisika1.pdf)

Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. Bimbingan dan Pemantapan Fisika Dengan 1700 Soal. Bandung : Yrama Widya


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Husni. (2002).Pengertian Belajar Dari Berbagai Sumber. (http://husniabdillah.multiply.com/journal/item/9, Diakses Tanggal : 4 April 2012)

Alberta. 2004. Focus On Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry Based Learning. Canada: Alberta Learning

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta Bandung

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori – Teori Belajar. Bandung : Gelora Aksara Pratama.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Dewanti, Sintha Sih. 2011. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Matematika Sebagai Calon Pendidik Karakter Bangsa Melalui Pemecahan Masalah. (Prosiding Seminar Nasional Matematika). Surakarta : UM Surakarta

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta:Erlangga

Gilkajini dan Ahmadi. 2011. The Effect of Visual, Auditory, and Kinaesthetic Learning Styles on Language Teaching. Journal :International

Conference on Social Science and Humanity IPEDR vol.5 2011, (www.ipedr.com/vol5/no2/104-H10249.pdf)

Gredler, Margaret E. 1994. Learning and instruction: teori dan aplikasi. Jakarta : Kencana

Gokhale, A. A. (2002). Collaborative Learning Enhances Critical

Thinking. Journal of Technology Education Vol 7, Number 1,

(http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/v7n1/gokhale.jte-v7n1.html)

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hassoubah, Z.I (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skills. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia.

Joyce, Bruce. 2000. Model-Model Pengajajaran. Jakarta : Pustaka Belajar


(2)

Kanginan, Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :Erlangga

Lambas. 2008. Pengaruh Startegi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasi lBelajar Matematika. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No. 3 Desember 2008,

(http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/10308149160.pdf)

National Council of Educational Research and Training. 2006. National Focus Group On Teaching of Science. New Delhi : NCERT,

(http://www.ncert.nic.in/new_ncert/ncert/rightside/links/pdf/focus_group/s ience.pdf)

Pribadi dan Yulianti,Tutik. 2004. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas Ii Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri I Singosari Malang Melalui Model Mengajar Inkuiri Dalam Memecahkan Soal-soal Pada Mata Pelajaran Konstruksi Beton. Malang : UM

Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rossda Karya

Redhana, I Wayan. 2003.Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi

Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran XXXVI.II:11-21

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Asdi Mahastya

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : AlFABETA

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan) . Bandung : Kencana

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :Raja Grafindo Persada

Sudjana . 2005. Metode Statistika. Jakarta : Tarsito

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara


(3)

Wirtha, I Made dan Rapi, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian Undiksha,

(http://komunitasfisikaunimed.files.wordpress.com/2010/02/jurnal fisika1.pdf)

Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. Bimbingan dan Pemantapan Fisika Dengan 1700 Soal. Bandung : Yrama Widya


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Husni. (2002).Pengertian Belajar Dari Berbagai Sumber. (http://husniabdillah.multiply.com/journal/item/9, Diakses Tanggal : 4 April 2012)

Alberta. 2004. Focus On Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry Based Learning. Canada: Alberta Learning

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta Bandung

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori – Teori Belajar. Bandung : Gelora Aksara Pratama.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Dewanti, Sintha Sih. 2011. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Matematika Sebagai Calon Pendidik Karakter Bangsa Melalui Pemecahan Masalah. (Prosiding Seminar Nasional Matematika). Surakarta : UM Surakarta

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta:Erlangga

Gilkajini dan Ahmadi. 2011. The Effect of Visual, Auditory, and Kinaesthetic Learning Styles on Language Teaching. Journal :International

Conference on Social Science and Humanity IPEDR vol.5 2011, (www.ipedr.com/vol5/no2/104-H10249.pdf)

Gredler, Margaret E. 1994. Learning and instruction: teori dan aplikasi. Jakarta : Kencana

Gokhale, A. A. (2002). Collaborative Learning Enhances Critical

Thinking. Journal of Technology Education Vol 7, Number 1,

(http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/v7n1/gokhale.jte-v7n1.html)

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hassoubah, Z.I (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skills. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia.

Joyce, Bruce. 2000. Model-Model Pengajajaran. Jakarta : Pustaka Belajar


(5)

Kanginan, Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :Erlangga

Lambas. 2008. Pengaruh Startegi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasi lBelajar Matematika. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No. 3 Desember 2008,

(http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/10308149160.pdf)

National Council of Educational Research and Training. 2006. National Focus Group On Teaching of Science. New Delhi : NCERT,

(http://www.ncert.nic.in/new_ncert/ncert/rightside/links/pdf/focus_group/s ience.pdf)

Pribadi dan Yulianti,Tutik. 2004. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas Ii Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri I Singosari Malang Melalui Model Mengajar Inkuiri Dalam Memecahkan Soal-soal Pada Mata Pelajaran Konstruksi Beton. Malang : UM

Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rossda Karya

Redhana, I Wayan. 2003.Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi

Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran XXXVI.II:11-21

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Asdi Mahastya

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : AlFABETA

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan) . Bandung : Kencana

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :Raja Grafindo Persada

Sudjana . 2005. Metode Statistika. Jakarta : Tarsito

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara


(6)

Wirtha, I Made dan Rapi, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian Undiksha,

(http://komunitasfisikaunimed.files.wordpress.com/2010/02/jurnal fisika1.pdf)

Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. Bimbingan dan Pemantapan Fisika Dengan 1700 Soal. Bandung : Yrama Widya