Studi Deskriptif Mengenai Tipe Organizational Commitment pada Anggota Part-Time Aiesec Local Committe (LC) Bandung.
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran mengenai tipe komitmen organisasi pada anggota part-time AIESEC LC Bandung. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka digunakan rancangan penelitian dengan metode deskriptif, melalui teknik survey.
Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari Organizational Commitment Questionare (OCQ) yang diciptakan oleh Meyer & Allen (1997) dan terdiri dari 54 item. Untuk menjaring data mengenai tipe komitmen organisasi pada responden (anggota part-time AIESEC LC Bandung) berdasarkan tiga komponen komitmen organisasi, yaitu Affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment dan diberikan kepada 100 orang responden yang merupakan anggota part-time AIESEC LC Bandung. Hasil uji validitas dengan menggunakan metode pearson product moment, diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,344 sampai 0,816 dan reliabilitas sebesar 0,938.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tipe komitmen organisasi yang paling banyak dimiliki responden adalah tipe 1 dengan komposisi komponen Affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment yang tinggi yaitu sebanyak 38%. Sedikit berbeda dengan dengan tipe 1, yaitu sebanyak 24% dari responden memiliki tipe 8 dengan komposisi komponen commitment, continuance commitment, dan normative commitment yang rendah. Terdapat kecenderungan antara karakteristik pribadi terutama lamanya responden menjadi anggota, komitmen organisasi baru terbentuk selama satu tahun.
Disarankan kepada presiden AIESEC LC Bandung untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan dalam organisasi, namun mementingkan kepentingan anggota part-time, seperti lebih meningkatkan frekuensi atau intensitas memberikan pengarahan dalam tugas-tugas dan project yang akan dijalankan kepada anggota-anggota yang baru masuk agar mereka lebih cepat beradaptasi dan agar lebih mengoptimalkan soft-skill yang dimiliki oleh anggota part-time AIESSEC LC Bandung.
(2)
Universitas Kristen Maranatha iii Abstract
The research aims to assess the types of organizational commitment, particularly for part time member of AIESEC LC Bandung. In accordance with the research objective, the research plan being used is descriptive method, through survey.
The instrument being used is based on Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) by Meyer & Allen (1997), which consists of 54 items. Data gathering on organizational commitment type on respondents (part time member of AIESEC LC Bandung) will comprises three components of commitment, namely affective commitment, continuance commitment, and normative commitment, in which the questionnaire was given to 100 respondents. The result of validity test using Peasron product moment indicates coefficient value range from 0.344 to 0,816, and reliability value of 0.938.
Based on research findings, 38% of respondents are those in type 1 with high composition of affective commitment, continuance commitment, and normative commitment of 38%, whereas 24% of respondents being in type 8 with low composition of continuance commitment and normative commitment. The findings are also subjected to personal characteristic, i.e. the duration in which the respondents are involved in the organization. Organizational commitment is normally formed after one year of involvement.
It is suggested that the top level in AIESEC LC Bandung (i.e. the president) to emphasize not only on organizational interest, but also the interest of part time member of the organization, i.e. encourage and increase the frequency and intensity of internal session and organizational briefing on assignment or project assigned to new member in order to optimize their soft skills, and to enhance the time required to adapt to the organization
(3)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
ABSTRAK... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR BAGAN... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I (PENDAHULUAN)... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Identifikasi Masalah... 9
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 9
1.3.1 Maksud Penelitian... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian... 9
1.4. Kegunaan Penelitian... 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis... 9
(4)
Universitas Kristen Maranatha v
1.6. Asumsi... 20
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)... 21
2.1. Komitmen Organisasi... 21
2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi... 21
2.1.2 Komponen Komitmen Organisasi... 22
2.1.3 Indikator Komitmen Organisasi... 25
2.1.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Komitmen Organisasi... 29
2.1.5 Proses Komitmen Organisasi... 33
2.1.6 Konsekuensi Komitmen Organisasi... 34
2.2. Teori Perkembangan... 35
2.2.1 Masa Remaja... 35
2.2.1.1 Pengertian Masa Remaja... 35
2.2.1.2 Aspek-aspek Perkembangan Pada Masa Remaja... 36
2.2.1.3 Ciri-ciri Masa Remaja... 41
2.2.1.4 Tugas Perkembangan Remaja... 43
2.3. Pengertian Organisasi... 44
2.3.1 Jenis Organisasi... 44
2.3.2 Organisasi Profit... 44
2.3.3 Organisasi Non-Profit... 44
(5)
2.4.1 Peran Mahahsiswa... 45
BAB III (METODOLOGI PENELITIAN) ... 47
3.1. Rancangan Penelitian... 47
3.2. Bagan Rancangan Penelitian... 48
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Peneltian... 48
3.3.1 Variabel Penelitian... 48
3.3.2 Definisi Operasional... 48
3.4 Alat Ukur... 52
3.4.1 Kisi-kisi Alat Ukur... 52
3.4.2 Sistematika Scoring... 54
3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang... 55
3.4.3.1 Data Pribadi... 55
3.4.3.2 Data Penunjang... 55
3.4.4 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur... 56
3.4.4.1 Validitas Alat Ukur... 56
3.4.4.2 Reabilitas Alat Ukur... 57
3.4.5 Uji Coba Alat Ukur... 58
3.5. Populasi Sasaran dan Karakteristik Populasi... 58
3.5.1 Populasi Sasaran... 58
3.5.2 Karakteristik Populasi... 59
(6)
Universitas Kristen Maranatha vii
3.6. Teknik Analisis Data... 59
BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN) ... 61
4.1 Gambaran Responden... 61
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia... 61
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis kelamin... 62
4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 62
4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Keanggotaan... 63
4.1.5 Gambaran Responden Berdasarkan Organisasi Selain AIESEC... 64
4.2 Hasil Penelitian... 64
4.2.1 Gambaran Komitmen Terhadap Organisasi Berdasarkan Masing-Masing Komponen... 64
4.2.2 Gambaran Tipe Komitmen Terhada Organisasi... 66
4.3 Pembahasan... 68
BAB V (SIMPULAN DAN SARAN) ... 78
5.1 Kesimpulan... 78
5.2 Saran... 79
5.2.1 Saran Teoritis... 79
(7)
DAFTAR PUSTAKA... 81 DAFTAR RUJUKAN... 83 LAMPIRAN... 84
(8)
Universitas Kristen Maranatha ix DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Kisi-kisi Alat Ukur... 53
Tabel 3.3 Tabel Penilaian Alat Ukur Komitmen Organisasi... 54
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia... 61
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 62
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 62
Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Keanggotaan... 63
Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Organisasi Selain AIESEC... 64
Tabel 4.6 Gambaran Komitmen Terhadap Organisasi Berdasarkan Komponen... 65
(9)
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir... 19 Bagan 3.1 Skema Rancangan Penelitian... 48
(10)
Universitas Kristen Maranatha xi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1...Alat Ukur
Lampiran 2.A...Hasil Uji Validitas Item Affective Commitment Lampiran 2.B...Hasil Uji Validitas Item Continuance Commitment Lampiran 2.C...Hasil Uji Validitas Item Normative Commitment Lampiran 2.D...Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 3...Hasil Olah Data
Lampiran 4.A...Gambaran Responden Berdasarkan Pertanyaan Data Penunjang Karakteristik tugas Dalam Organisasi Lampiran 4.B...Gambaran Responden Berdasarkan Pertanyaan Data
Penunjang Karakteristik Organisasi Lampiran 5...Ouput SPSS
Lampiran 6.A.1...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Pribadi (Usia)
Lampiran 6.A.2...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Pribadi (Jenis Kelamin)
Lampiran 6.A.3...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Pribadi (Pendidikan Terakhir)
Lampiran 6.A.4...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Pribadi (Lama Keanggotaan)
(11)
Lampiran 6.A.5...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Pribadi (Organisasi Selain AIESEC)
Lampiran 6.B.1...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Organisasi (Puas/Tidak Menjadi Anggota AIESEC) Lampiran 6.B.2...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik
Organisasi (Bermanfaat/Tidak Kegiatan AIESEC) Lampiran 6.C.1...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik
Tugas Organisasi (Hubungan yang Baik Dengan Rekan Kerja)
Lampiran 6.C.2...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Tugas Organisasi (Hubungan yang Baik Dengan Atasan) Lampiran 6.C.3...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik
Tugas Organisasi (Program Favorit)
Lampiran 6.C.4...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Tugas Organisasi (Program yang Pernah Diikuti) Lampiran 6.C.5...Tabulasi Silang Data Penunjang Karakteristik Tugas
Organisasi (Mengganggu Kuliah/Tidak)
Lampiran 7.A.1...Analisis Item Berdasarkan Affective Commitment Lampiran 7.B.1...Analisis Item Berdasarkan Continuance Commitment Lampiran 7.C.1...Analisis Item Berdasarkan Normative Commitment Lampiran 8………Kisi-kisi Data Penunjang
(12)
Universitas Kristen Maranatha xiii Lampiran 10...AIESEC
Lampiran 11...Letter of Consent Responden
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang memiliki kekuatan intelektual moral religiusitas yang tinggi serta memiliki ilmu pengetahuan dari proses pembelajarannya untuk menyempurnakan menjadi yang lebih baik, memiliki otonomi tinggi dan tidak bergantung pada pihak manapun dan punya idealisme sehingga jarang memiliki kepentingan politik tertentu. Mahasiswa memikul beban berat di pundaknya, berupa harapan yang diberikan masyarakat untuk sebuah tatanan masyarakat yang sejahtera. Peran mahasiswa sebagai Agent of Change atau agen perubahan, serta amanat perguruan tinggi sebagai darma baktinya untuk pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. (Aietama, 2012)
Mahasiswa secara umum dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentang usia 16-20 tahun, menurut (Papalia, 2007), usia ini berada dalam tahap perkembangan remaja akhir. Pada usia ini, perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari lingkungan, serta sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau karirnya lebih jauh. Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang
(14)
Universitas Kristen Maranatha 2
ditempuhnya secara baik dan benar, didalam menjalani kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiwa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan. (Aietama, 2012)
Salah satu kegiatan mahasiswa di Kota Bandung tergabung dari beberapa perguruan tinggi adalah AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales), yaitu suatu organisasi non-profit yang dijalankan oleh mahasiswa untuk menggali potensi yang dimiliki oleh anak-anak muda dengan pengalaman kepemimpinan dan pertukaran pelajar. AIESEC adalah organisasi mahasiswa terbesar di dunia, Organisasi ini hadir di 107 negara dan lebih dari 1100 universitas di dunia. Saat ini AIESEC Internasional berpusat di Amsterdam, Belanda. memiliki 32000 anggota di seluruh dunia dan 700 anggota di Indonesia. AIESEC bertujuan membentuk anggota-anggotanya menjadi pemimpin-pemimpin muda yang dapat membawa pengaruh positif pada lingkungan sekitarnya. AIESEC berusaha mencapai tujuan itu dengan mengadakan kegiatan pertukaran pelajar, kepemimpinan dan kepanitiaan. Seluruh kegiatan yang dilakukan AIESEC ditunjukan untuk mengembangkan kemampuan organisasional dan kepemiminan anggotanya. Visi AIESEC adalah perdamaian dan memanfaatkan potensi yang ada dalam remaja, sedangkan misi AIESEC adalah "menyediakan pengalaman untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan melalui internasional internship dan sukarelawan dalam sebuah lingkungan global.
(15)
3
Organisasi mahasiswa Internasional AIESEC yang bercabang di AIESEC LC Bandung adalah organisasi yang bersifat "City Based" yang merupakan salah satu Cabang AIESEC yang mewakili AIESEC Indonesia. AIESEC di Bandung hadir pada tahun 1988 sebagai AIESEC Local Committee Universitas Padjajaran. Barulah pada 22 November 2007, AIESEC melebarkan jaringannya ke Institut Teknologi Bandung dan Universitas Katolik Parahyangan dan namanya berubah menjadi AIESEC Local Committee (LC) Bandung. Beranggotakan dari gabungan berbagai perguruan tinggi. Sampai saat ini didapatkan data dari tahun 2011-2013 jumlah anggota yang terdaftar adalah 872 anggota mahasiswa, tercatat 540 diantaranya tidak aktif dan sisanya terdapat 332 anggota yang aktif, dikarenakan berbagai hal seperti sudah lulus kuliah dan bekerja, terdapat juga anggota yang tidak aktif dikarenakan kesibukan kuliah mereka.
Dalam organisasi AIESEC, mahasiswa yang bergabung mendapatkan berbagai keuntungan dan pengalaman. Organisasi ini memiliki iklim internasional dan dapat memberi pengalaman yang langka kepada para anggotanya dibandingkan dengan organisasi yang non-internasional, seperti kesempatan untuk melakukan program magang sosial dan korporasi di negara berkembang dalam waktu enam minggu sampai satu tahun, lalu berpartisipasi di konferensi lokal (skala kota), nasional, dan internasional, mengerjakan tugas administrasi untuk kegiatan organisasi dengan bahasa Inggris, dan bisa berkomunikasi dengan orang asing dengan tujuan untuk memelajari perbedaan budaya tanah air dengan budaya orang asing tersebut. (aiesecbandung.org).
(16)
Universitas Kristen Maranatha 4
Olga Melinda (Vice President of Communication AIESEC Bandung 2010-2011) menyatakan, bahwa mahasiswa mengetahui mengenai AIESEC dari program exchange dan AIESEC disebarkan melalui mulut ke mulut, melalui baliho atau poster. Selain itu, mahasiswa yang berorganisasi didalamnya juga menggunakan social network, sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk memberikan informasi tentang AIESEC. Sistem kerja yang underpressure di AIESEC bisa membuat mahasiswa lebih mudah beradaptasi ketika nanti bekerja (Perdana, 2011).
Agar dapat menjadi anggota dalam organisasi AIESEC seseorang mendaftarkan diri secara sukarela, dan mengikuti proses seleksi, dari tahap pengisian formulir peserta dianjurkan untuk mengisinya dengan bahasa Inggris, setelah itu disaring terlebih dahulu dengan cara dilihat bagaimana penggunaaan bahasa inggris dan dari jawaban-jawaban yang diberikan. Setelah mendapatkan hasilnya, lanjut ke tahap kedua yaitu mengikuti FGD (focus group discussion), jika lolos dari tahap kedua disaring kembali dengan proses wawancara dan pertemuan antar assesor untuk mendiskusikan diterima atau tidak sebagai anggota
Terdapat dua jenis anggota yaitu anggota full time dan anggota yang part-time. Anggota full time adalah anggota yang tergabung dalam Executive board (anggota yang berperan sebagai president dan vice president) dan bekerja selama 11-18 jam sehari, dan mendapatkan gaji setiap bulannya. Sedangkan anggota part-time adalah anggota yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Anggota part-time tidak dituntut waktu untuk bekerja dalam setiap harinya melainkan hanya melaksanakan
(17)
5
tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan perannya di organisasi dan mereka tidak mendapatkan sanksi apapun dari AIESEC jika tidak menjalankan tugas hanya berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab mereka, maka dari itu mereka juga tidak mendapatkan gaji perbulan dari AIESEC. Anggota AIESEC LC Bandung yang menjadi subjek penelitian adalah anggota Part-Time .
Tugas-tugas untuk anggota yang part-time ada dalam organisasi ini terbilang cukup banyak diantaranya harus membuat suatu project yang akan dijalankan oleh anggota-anggota AIESEC yang berasal dari beberapa Negara di dunia untuk melakukan pertukaran pelajar di Kota Bandung. Setiap project akan dibuat oleh suatu tim yang hanya beranggotakan maksimal lima sampai enam orang. Mengingat anggota tim yang sangat minim, job description pada setiap anggota part-time akan sangat banyak dan tidak menutup kemungkinan bahwa satu orang pengurus akan memegang dua peran, seperti sedang menjabat sebagai vice president tetapi menjabat juga sebagai ketua pelaksana project. Setiap project berjangka waktu tiga bulan dari mulai pemilihan, pelaksanaan, dan pembubaran project tersebut.
Hasil wawancara peneliti dengan president LC Bandung, memperoleh penjelasan bahwa project yang dilaksanakan pada term 2012-2013 ada 40. Dari keseluruhan project, hanya ada satu project yang dinyatakan gagal, karena ketua pelaksana tidak melaporkan hasil evaluasi selama project itu berlangsung. Menurut president LC Bandung hampir seluruh project dinyatakan berhasil karena rasa tanggung jawab anggota yang besar, bekerja keras demi keberhasilan project, kerja sama antar anggota yang terjalin dengan baik, keterikatan emosional anggota
(18)
Universitas Kristen Maranatha 6
terhadap project yang diadakan oleh AIESEC, juga anggota merasa tertantang dengan project yang sedang dilaksanakan dan keinginan melatih soft-skill dalam diri anggota, meskipun anggota part-time tersebut tidak memperoleh gaji.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada anggota part-time beberapa hal yang membuat para anggota bertahan dan ikut berperan dalam project-project dalam AIESEC yaitu, sebanyak 12 anggota dari 30 anggota yang memandang AIESEC sebagai tempat investasi masa depan, karena bisa mendapatkan link untuk mencari pekerjaan. Hal tersebut dapat menggambarkan adanya keterikatan, loyalitas ataupun komitmen organisasi pada anggota part-time terhadap AIESEC, menurut Meyer dan Allen (1997) komitmen organisasi itu adalah sebuah keadaan psikologi yang mengarakteristikkan hubungan anggota dengan organisasi atau berimplikasi memengaruhi loyalitas anggota untuk tetap bertahan dalam organisasi atau tidak. Komitmen ditemukenali dalam tiga komponen yaitu, affective commitment, continuance commitment, and normative commitment.
Adanya komitmen pada organisasi membuat anggota merasa memiliki tanggung jawab besar untuk bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbul rasa memiliki, ini dapat termasuk ke dalam tipe affective commitment. Rasa memiliki yang kuat ini akan membuat anggota bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi anggota, komitmen pada organisasi juga memunyai dampak personal yang positif yaitu sebagai reward dan kepuasan, atau mencerminkan yang terdapat dalam tipe continuance commitment. Ada semacam rasa tanggungjawab yang besar jika tidak melaksanakan tugas dan akan dinilai buruk
(19)
7
oleh sesama anggota, sehingga mencerminkan tipe normative commitment. Nampak bahwa komitmen pada sebuah organisasi memiliki arti berharga, baik bagi organisasi maupun anggota itu sendiri, terutama dalam mencapai tujuan yang diharapkan anggota dan AIESEC.
Ketiga komponen ini muncul dalam diri setiap anggota dalam kadar yang berbeda-beda, sehingga akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula. Anggota organisasi dengan affective commitment tinggi, cenderung bertahan dalam organisasi dan bekerja demi organisasi karena keinginannya sendiri. Anggota yang terkait dengan kadar organisasi berdasarkan continuance commitment yang tinggi, akan melakukan tugasnya atas dasar kebutuhan. Adapun anggota organisasi dengan normative commitment tinggi, bertahan berdasarkan karena merasa memiliki keharusan dan kewajiban terhadap organisasi.
Berdasarkan hasil survey awal peneliti melalui wawancara singkat terhadap 30 orang anggota AIESEC di Kota Bandung didapatkan hasil sebagai berikut. Sebesar 9 orang anggota menyatakan bahwa dirinya ingin tetap bertahan pada suatu organisasi karena merasa dekat dengan teman-teman yang berada dalam organisasi selain karena sudah merasa mempunyai keterikatan dengan organisasi. Kelompok ini akan merasa kehilangan atau merasa ada sesuatu yang kurang jika tidak mengerjakan tugas organisasi. Jika sudah lama tidak mengikuti acara seperti meeting, converence atau sekedar berkumpul di office maka akan mencari dan mengajak teman-teman
(20)
Universitas Kristen Maranatha 8
anggota lain untuk berkumpul. Perilaku yang memerlihatkan rasa keterikatan pada organisasi dengan personal ini mencerminkan affective commitment tinggi.
Sebanyak 12 responden menyatakan dirinya bertahan suatu organisasi AIESEC karena ingin mengembangkan diri, ingin memiliki banyak rekan-rekan diluar Indonesia, untuk persiapan diri di dunia kerja, karena dapat membangun soft-skills berdasarkan roles yang dijalankan. mereka ingin terus menggali soft-soft-skills yang ada pada diri setiap anggota. Mereka memiliki continuance commitment yang tinggi.
Sebanyak 9 responden menyatakan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diberikan oleh organisasi dan ada semacam rasa takut dipandang buruk oleh oranglain karena telah melalaikan tugasnya. Ini artinya kelompok ini memiliki normative commitment tinggi.
Berdasarkan pemaparan di atas terlihat bahwa terdapat tipe komitmen yang berbeda-beda pada anggota part-time AIESEC LC Bandung. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran mengenai komponen komitmen yang dimiliki anggota AIESEC di Kota Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran tipe komitmen organisasi pada anggota part-time AIESEC LC Bandung.
(21)
9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa tipe komitmen organisasi pada anggota part-time AIESEC LC Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh gambaran seperti apa 8 tipe komitmen beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada anggota part-time AIESEC LC Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis
1) Memberikan sumbangan informasi bagi pengembangan teori-teori khususnya Psikologi Industri dan Organisasi mengenai komitmen.
2) Memberikan masukan pada peneliti lain yang memiliki minat melakukan penelitian lanjutan mengenai tipe komitmen organisasi.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1) Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada mahasiswa yang tergabung dalam keanggotaan AIESEC dan menjadi bahan evaluasi bagi setiap anggota agar dapat meningkatkan kinerja di organisasi tersebut.
(22)
Universitas Kristen Maranatha 10
2) Memberikan informasi mengenai komitmen organisasi kepada ketua organisasi AIESEC sebagai bahan pertimbangan agar anggotanya semakin memiliki komitmen dalam organisasi tersebut.
1.5 Kerangka Pikir
Sebagian anggota AIESEC di Bandung berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentang usia 16-20 tahun. Pada usia ini, perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri karena adanya pengaruh dari lingkungan serta sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau karirnya. Dalam berorganisasi, para anggota AIESEC di Bandung dituntut untuk melakukan tugas yang diberikan untuk memenuhi kebutuhannnya masing-masing. Sebagai bukti kemandirian pada masa remaja, mereka sudah mulai berlatih untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi dan kepemiminan anggotanya. Organisasi ini melatih para anggotanya agar terbiasa bekerja dalam dunia nyata karena seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam dunia kerja sangat ketat sehingga mahasiswa yang akan bekerja dituntut untuk bersaing secara sehat untuk mampu mempertahankan eksistensinya serta mempertahankan produktivitasnya. AIESEC berguna untuk melatih mahasiswa agar bisa menjadi lebih siap di dunia kerja yang nyata.
AIESEC adalah organisasi dengan cara kerja dibawah tekanan, karena para anggota memiliki dua peran sebagai mahasiswa dan sebagai anggota AIESEC dengan tidak adanya profit (gaji) yang dihasilkan juga tidak adanya sanksi tertulis yang
(23)
11
diberikan oleh AIESEC jika tidak melaksanakan tugas yang diberikan oleha AIESEC oleh sebab itu diperlukan loyalitas dari anggotanya yang menjadi salah satu pendukung untuk terus bertahan dalam organisasi AIESEC. Salah satu bentuk loyalitas yang dimiliki oleh anggotanya adanya komitmen yang tinggi terhadap AIESEC. Komitmen sendiri merupakan keterkaitan anggota terhadap organisasi yang mereka ikuti (Meyer & Allen, 1997). Komitmen organisasi juga mengandung pengertian sebagai suatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, dengan kata lain komitmen organisasi menyiratkan hubungan anggota dengan organisasi secara aktif.
Meyer dan Allen mengajukan tiga model komponen dari komitmen (1997) yaitu, affective commitment, continuance commitment, and normative commitment. affective commitment diartikan sebagai ikatan emosional terhadap organisasi, identifikasi dengan organisasi, dan komitmen pada organisasi. Seorang anggota yang memiliki affective commitment akan menunjukan perilaku datang tepat waktu saat diminta kehadirannya saat ada meeting dengan anggota yang lainnya, bersedia mengerjakan tugas dengan menyita jam tidurnya dan bersedia mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan.
Continuance commitment diartikan sebagai komitmen yang didasarkan pada harga yang diasosiasikan anggota dengan meninggalkan organisasi. Pada umumnya komitmen anggota terhadap komitmen lebih pada kekhawatiran mereka bila tidak dapat mencapai kesuksesan yang sudah diperoleh pada organisasi tersebut pada
(24)
Universitas Kristen Maranatha 12
organisasi yang baru yang akan mereka ikuti. Anggota dengan continuance commitment pada umumnya beranggapan AIESEC sebagai tempat investasi masa depan, karena bisa mendapat link untuk mereka mencari pekerjaan.
Normative commitment adalah komitmen yang dirasa sebagai sebuah kewajiban oleh anggota. Perilaku anggota dengan Normative commitment misalnya dalam menyelesaikan tugas akan berusaha tepat waktu karena merasa hal tersebut merupakan tanggung jawabnya dengan demikian komitmen normatif merupakan seberapa besar loyalitas anggota terhadap AIESEC, anggota yang memiliki normative commitment yang kuat akan terus mempertahankan keberadaannya dalam organisasi kerena merasa memang sudah seharusnya ia melakukan hal tersebut karena rasa tanggung jawab yang besar.
Pada dasarnya anggota dapat memiliki ketiga komponen tersebut hanya yang membedakan adalah derajat dari masing-masing komponen tersebut, sehingga akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula sebagai latar belakang dalam mengapa mereka masih bertahan dalam organisasi. Komitmen organisasi memiliki beberapa konsekuensi seperti meningkatnya performa kerja dan menurunnya tingkat turnover organisasi. Serta meningkatnya anggota yang unreacable saat menjalankan tugas. Misalnya, banyak anggota membutuhkan organisasi dan memiliki keinginan kuat sehingga mereka bertahan pada organisasi, padahal ia kurang memiliki kewajiban terhadap organisasi atau anggota yang mungkin ingin merasakan pengalaman derajat hasrat, kebutuhan, dan kewajiban dalam bekerja. (Allen & Meyer, 1997)
(25)
13
Dari ketiga komponen komitmen tersebut, yaitu affective commitment, normative commitment, continuance commitment, dapat dihasilkan delapan tipe komitmen yang merupakan hasil dari perbedaan derajat dari setiap komponen komitmen. Tipe komitmen yang pertama adalah komitmen dengan affective commitment, continuance commitment, normative commitment yang tinggi. Anggota memiliki kedekatan emosional yang erat terhadap AIESEC, merasa wajib untuk terus menjadi anggota AIESEC karena akan mendapatkan manfaat untuk membangun soft-skills untuk diri mereka. Adanya rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diberikan organisasi dan ketakutan dipandang buruk oleh orang lain karena melalaikan tugas.
Tipe komitmen yang kedua adalah komitmen dengan affective commitment, dan continuance commitment yang tinggi, namun normative commitment rendah. Anggota merasa nyaman dengan keanggotaannya di AIESEC, anggota bekerja bukan karena merasa memiliki kewajiban untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, melainkan karena dirinya memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi bagi organisasi serta dirinya sendiri, memiliki kesadaran bahwa dirinya akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi.
Tipe komitmen yang ketiga adalah affective commitment tinggi, serta continuance commitment yang rendah, dan normative commitment yang tinggi. Anggota memiliki ikatan emosional dengan AIESEC, merasa nyaman dan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh AIESEC dengan keinginannya sendiri dan tidak merasa
(26)
Universitas Kristen Maranatha 14
terbebani dengan apa yang harus didapatkan dari AIESEC, mereka memandang menjadi anggota AIESEC itu adalah sesuatu yang baik.
Tipe komitmen yang keempat adalah affective commitment yang tinggi, serta continuance commitment dan normative commitment yang rendah. Anggota merasa sangat nyaman menjadi anggota AIESEC dan ingin terlibat di dalam kegiatan yang ada. Anggota tidak akan mengalami kerugian secara financial jika meninggalkan AIESEC, dan juga tidak memiliki kewajiban untuk terus menjalankan tugas yang di berikan oleh AIESEC.
Tipe komitmen yang kelima adalah komitmen dengan affective commitment yang rendah, serta continuance commitment dan normative commitment tinggi. Seorang anggota merasa memiliki kewajiban untuk terus menjadi anggota AIESEC dan hal itu menjadikannya kurang memiliki motivasi dalam menjalankan tugas yang diberikan, seperti telat datang pada saat rapat. Anggota menyadari bahwa dirinya akan mengalami kerugian jika meninggalkan AIESEC. Anggota menyelesaikan tugas karena jika tidak timbul perasaan mengenai anggapan buruk mengenai dirinya dari anggota-anggota lain.
Tipe komitmen yang keenam adalah komitmen dengan affective commitment yang rendah, serta continuance commitment yang tinggi dan normative commitment rendah. Anggota bekerja karena merasa adanya keharusan bagi dirinya, ia menyadari bahwa dirinya akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi dan juga tidak ada kesempatan untuk berorganisasi ditempat lain yang mendapatkan manfaat yang
(27)
15
sama seperti di AIESEC. Anggota kurang memiliki kedekatan emosional dengan AIESEC, bekerja hanya untuk keuntungannya sendiri.
Tipe komitmen yang ketujuh adalah komitmen dengan affective commitment dan continuance commitment rendah, serta normative commitment yang tinggi. Anggota bertahan di AIESEC karena dirinya memiliki keyakinan dan keharusan untuk terus di organisasi tersebut. Anggota tidak memiliki kedekatan emosional dengan AIESEC dan bekerja hanya untuk keuntungannya sendiri. Anggota bertahan karena dirinya wajib menyelesaikan tugas organisasi, misalnya dikarenakan rasa tidak enak kepada anggota-anggota yang lain karena tidak bertanggung jawab.
Tipe komitmen yang kedelapan adalah komitmen dengan affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment yang rendah. Anggota tidak memiliki kedekatan emosional dengan AIESEC dan menyebabkan kurangnya motivasi dalam organisasi, seperti datang terlambat pada saat meeting, merasa terbebani untuk dateng pada setiap acara yang diadakan oleh AIESEC. Anggota merasa mengalami kerugian waktu dan tenaga jika meninggalkan organisasi.
Masing-masing anggota memiliki penampilan sikap dan perilaku yang berbeda, berdasarkan tipe komitmen yang mereka miliki terhadap organisasi. Terbentuknya komitmen dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah karakteristik pribadi (gender, usia, status pekerjaan, tingkat pendidikan, dan lamanya seseorang bekerja), karakteristik tugas dalam organisasi (pengalaman berorganisasi anggota dan tantangan), yang terakhir adalah karakteristik organisasi (Struktur
(28)
Universitas Kristen Maranatha 16
organisasi, desain kebijaksanaan organisasi, dan bagaimana kebijaksanaan organisasi) (Meyer & Allen, 1997).
Karakteristik pribadi menyangkut gender, usia, status pekerjaan, tingkat pendidikan, dan lamanya seseorang bekerja. Anggota yang berusia lebih tua dengan masa keanggotaan di organisasi yang lama akan menunjukan affective commitment yang tinggi dibandingkan anggota-anggota yang baru bergabung dalam organisasi (Meyer & Allen, 1997). Anggota dengan masa jabatan yang telah dijalaninya dalam bekerja membuatnya semakin banyak pengalaman kerja, semakin betah, maka semakin kuat ikatan yang terbentuk dengan organisasi sehingga affective commitment semaking tinggi.
Karakteristik pribadi juga berhubungan dengan continuance commitment. Pada pencapaian usia yang semakin tua, alternatif pilihan kerja yang bisa didapatkan semakin sedikit sehingga setelah mendapatkan pekerjaan tertentu, orang dengan usia yang lebih tua akan lebih mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Meraka akan lebih tertarik untuk menunjukan unjuk kerjanya sehingga orang yang lebih tua usianya memiliki continuance commitment yang dominan.
Karakteristik tugas dalam organisasi adalah tantangan dalam mengerjakan tugas, yaitu sejauh mana pekerjaan yang dijalaninya adalah tantangan dalam menyelesaikan tugas di organisasi, yaitu sejauh mana pekerjaan yang dijalaninya menunjukan kreativitas dan membutuhkan tanggungjawab (Dorstein & Matalon, 1989, Meyer & Allen, 1997). Karakteristik tugas dalam organisasi adalah berupa
(29)
17
pengalaman yang tercakup ke dalam kepuasan dan motivasi anggota organisasi selama berada dalam organisasi, dan hubungan antara anggota dengan pemimpinnya. Hubungan yang kuat terjadi antara kepuasan dan motivasi dengan affective commitment. Dalam kepuasan kerja tercakup didalamnya adalah fasilitas dan imbalan, hal ini berkaitan dengan continuance commitment. imbalan yang didapat dari organisasi yang dibutuhkan oleh anggota dalam menyelesaikan tugas dapat menjadi pendorong bagi individu untuk mempertahankan kenggotaanya dalam organisasi.
Dalam karakteristik organisasi komponen kerja memiliki kaitan dengan struktur organisasi di dalam organisasi, affective commitment akan rendah pada karyawan yang tidak yakin tentang apa yang mereka harapkan (peran yang ambigu) atau perilaku yang diharapkan tidak sesuai dengan yang tampak (konflik peran). Hubungan antara anggota dengan atasan juga memungkinkan meningkatnya affective commitment, affective commitment akan tinggi pada anggota yang atasannya mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan dan yang memberikan mereka pertimbangan dan rasa keadilan. Anggota memiliki pilihan pekerjaan lainnnya memiliki continuance commitment yang rendah dibandingkan dengan anggota yang tidak memiliki pilihan pekerjaan lain. Pandangan tentang pekerjaan lain dapat dipengaruhi oleh sistem organisasi yang dimiliki oleh suatu organisasi.
(30)
Universitas Kristen Maranatha 18
Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, tipe komitmen organisasi pada anggota AIESEC LC Bandung akan diukur. Tipe komitmen organisasi akan diukur berdasarkan komponen-komponennya, yaitu: affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment. Dari ketiga komponen tersebut maka didapatkan delapan tipe komitmen yang merupakan hasil dari perbedaan derajat dari setiap komponen komitmen.
(31)
19
1.1 Skema Kerangka Pikir Komitmen
Terhadap Organisasi
Tipe 2 affective ↑ continuance ↑ normative ↓
Tipe 3 affective ↑ continuance ↓ normative ↑
Tipe 4 affective ↑ continuance ↓ normative ↓
Tipe 5 affective ↓ continuance ↑ normative ↑
Tipe 6 affective ↓ continuance ↑ normative ↓
Tipe 7 affective ↓ continuance ↓ normative ↑
Tipe 8 affective ↓ continuance ↓ normative ↓ Faktor-faktor yang berpengaruh pada
komitmen:
1. Karakteristik pribadi (gender, usia, status dalam organisasi, tingkat pendidikan, dan lama keanggotaan) 2. Karakteristik tugas dalam organisasi (pengalaman berorganisasi anggota dan tantangan).
3. Karakteristik organisasi (Struktur organisasi, desain kebijaksanaan
organisasi, dan bagaimana kebijaksanaan) Anggota
part-time pada Organisasi
Tipe 1 affective ↑ continuance ↑ normative ↑
3 komponen komitmen : 1. affective commitment 2. normative commitment 3. continuance commitment
(32)
Universitas Kristen Maranatha 20
1.6 Asumsi
1. Anggota part-time AIESEC LC Bandung dihadapkan pada tuntutan tugas saat menjalankan project, tanpa adanya profit atau gaji yang diperoleh. 2. Komitmen organisasi memiliki tiga komponen yaitu affective commitment,
normative commitment, continuance commitment. Ketiga komponen ini muncul dalam diri setiap anggota part-time AIESEC LC Bandung namun muncul dalam kadar yang berbeda-beda sehingga akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula sebagai latar belakang dalam mempertahankan diri di dalam organisasinya.
3. Anggota part-time AIESEC LC Bandung memiliki salah satu dari 8 tipe komitmen yang dihasilkan dari affective commitment, normative commitment, continuance commitment.
4. Tipe komitmen organisasi pada anggota part-time AIESEC LC Bandung dipengaruhi oleh faktor karakteristik pribadi individu, karakteristik organisasi, dan pengalaman berorganisasi.
(33)
78
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui pengolahan data mengenai komitmen organisasi pada anggota part-time AIESEC LC Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tipe komitmen yang memiliki presentase terbesar pertama pada anggota part-time AIESEC LC Bandung adalah Tipe 1, yaitu tipe komitmen dengan komposisi Affective, continuance, dan normative commitment yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa lebih banyak anggota part-time yang memiliki ikatan emosional dengan organisasi AIESEC, merasa wajib untuk terus menjadi anggota AIESEC karena merasakan manfaat untuk membangun soft-skill disertai adanya rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diberikan AESEC dan ketakutan dipandang buruk oleh oranglain kerena telah melalaikan tugas.
2. Tipe komitmen yang memiliki presentase terbesar kedua pada anggota part-time AIESEC LC Bandung adalah Tipe 8, yaitu tipe komitmen dengan komposisi Affective, continuance, dan normative commitment yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa anggota part-time memiliki kedekatan ikatan emosional yang rendah terhadap AIESEC
(34)
Universitas Kristen Maranatha 79
LC Bandung dan menyebabkan kurangnya motivasi dalam organisasi, merasa terbebani untuk datang pada setiap acara yang di adakan oeh AIESEC. Anggota merasa mengalami kerugian waktu dan tenaga jika meninggalkan AIESEC.
3. Terdapat kecenderungan hubungan antara karakteristik pribadi, terutama lamanya seseorang menjadi anggota. Komitmen organisasi baru terbentuk selama 1 tahun.
5.2 Saran
Berdasarakan hasil penelitiann yang dilakukan melalui pengolahan data mengenai komitmen organisasi pada anggota part-time AIESEC LC Bandung, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
5.2.1 Saran Teoritis
1. Bagi penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara karakteristik pribadi yaitu, status pekerjaan dan lamanya seseorang bekerja dengan tipe-tipe komitmen organisasi.
2. Disarankan kepada peneliti lain untuk memperluas cakupan penelitian dangan meneliti sample penelitian di organisasi yang lain, sehingga dalam penelitian selanjutnya hasil yang diperoleh dapat lebih terlihat mengenai tipe komitmen organisasi yang lebih signifikan.
(35)
80
5.2.2 Saran Praktis
1. Disarankan kepada anggota part-time AIESEC LC Bandung, untuk dapat beradaptasi dan lebih mengekplorasi diri dengan organisasi agar memiliki komitmen organisasi dengan keanggotaan selama kurang dari 1 tahun .
2. Disarankan kepada presiden AIESEC LC Bandung untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan dalam organisasi, namun mementingkan kepentingan anggota part-time, seperti lebih meningkatkan frekuensi atau intensitas memberikan pengarahan dalam tugas-tugas dan project yang akan dijalankan kepada anggota-anggota yang baru masuk agar mereka lebih cepat beradaptasi dan agar lebih mengoptimalkan soft-skill yang dimiliki oleh anggota part-time AIESSEC LC Bandung.
(36)
81
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifudin, (2006), Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Beyth-Marom, R., Austin, L., Fischhoff, B., Palmgren, C., & Jacobs-Quadrel, M. (1993). Perceived consequences of risky behaviors: Adults and adolescents. Journal of Developmental Psychology, 29(3), 549-563
Conger, J.J. 1991. Adolescence and youth (4th ed). New York: Harper Collins
Hadi, Sutrisno. 1986. Statistika. Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.
Hurlock, E. B. 1990. Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGraw-Hill
.
Lisa Kuspriatni, 2012. Studi Tentang Organisasi , http://ebookbrowse.com/studi-tentang -organisasi-pdf-d308292744.
Meyer, J.P dan Allen, N.J. 1997. Commitment in the workplace: Theory, research, and application. London : SAGE Publications Ltd
Nazir, Mohamad. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. 2001 Human development (8th ed.). Boston: McGraw-Hill
Sarwono, S.W. 1978. Teknologi pembinaan mahasiswa kumpulan karya tulis, proyek pembinaan mahasiswa, direktorat kemahasiswaan direktorat jendral pendidikan tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(37)
82
Siegel, Sidney. 1988 Statistik non Parametrik untuk ilmu-ikmu social. Jakarta: PT. Gramedia.
(38)
83
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
AIESEC BANDUNG, 16 November 2011. Activity of AIESEC Bandung (aiesecbandung.org).
Aietama . 2012, Agustus 13. Peran Mahasiswa (shvoong.com, Diakses Maret 28 2013, dari The Global. Source for Summaries)
Bimo, Agung ([email protected]). 05 Juni 2013. Surat Izin Melakukan Penelitian di AIESEC LC Bandung. Email kepada Lengga ([email protected])
Fariz, Akifan ([email protected]). 13 Desember 2012. AIESEC LC Bandung History. Email kepada Lengga ([email protected])
Perdana, Satria. 17 April 2011. Asiknya Kegiatan Luar Kampus di AIESEC. (http://citizenmagz.com/?p=3184, diakses 17 April 2011)
Margareta kurnia, Ricka. Studi Deskriptif Mengenai Tipe Komitmen Organisasi pada Karyawan Bagian Produksi Pabrik ’X’ Di Kota Tasikmalaya. 2013. Bandung Putri, Nindya ([email protected]). 20 November 2012. Data Anggota Part-time
AIESEC LC Bandung. Email kepada Lengga ([email protected]) Wijaksono, Andrik. 10 Mei 2012. Posisi, Potensi dan Peran (Identitas) Mahasiswa.
(http://www.wordpress.com)
(1)
78
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui pengolahan data mengenai komitmen organisasi pada anggota part-time AIESEC LC Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tipe komitmen yang memiliki presentase terbesar pertama pada anggota part-time AIESEC LC Bandung adalah Tipe 1, yaitu tipe komitmen dengan komposisi Affective, continuance, dan normative commitment yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa lebih banyak anggota part-time yang memiliki ikatan emosional dengan organisasi AIESEC, merasa wajib untuk terus menjadi anggota AIESEC karena merasakan manfaat untuk membangun soft-skill disertai adanya rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diberikan AESEC dan ketakutan dipandang buruk oleh oranglain kerena telah melalaikan tugas.
2. Tipe komitmen yang memiliki presentase terbesar kedua pada anggota part-time AIESEC LC Bandung adalah Tipe 8, yaitu tipe komitmen dengan komposisi Affective, continuance, dan normative commitment yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa anggota part-time memiliki kedekatan ikatan emosional yang rendah terhadap AIESEC
(2)
Universitas Kristen Maranatha LC Bandung dan menyebabkan kurangnya motivasi dalam organisasi, merasa terbebani untuk datang pada setiap acara yang di adakan oeh AIESEC. Anggota merasa mengalami kerugian waktu dan tenaga jika meninggalkan AIESEC.
3. Terdapat kecenderungan hubungan antara karakteristik pribadi, terutama lamanya seseorang menjadi anggota. Komitmen organisasi baru terbentuk selama 1 tahun.
5.2 Saran
Berdasarakan hasil penelitiann yang dilakukan melalui pengolahan data mengenai komitmen organisasi pada anggota part-time AIESEC LC Bandung, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
5.2.1 Saran Teoritis
1. Bagi penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara karakteristik pribadi yaitu, status pekerjaan dan lamanya seseorang bekerja dengan tipe-tipe komitmen organisasi.
2. Disarankan kepada peneliti lain untuk memperluas cakupan penelitian dangan meneliti sample penelitian di organisasi yang lain, sehingga dalam penelitian selanjutnya hasil yang diperoleh dapat lebih terlihat mengenai tipe komitmen organisasi yang lebih signifikan.
(3)
80
5.2.2 Saran Praktis
1. Disarankan kepada anggota part-time AIESEC LC Bandung, untuk dapat beradaptasi dan lebih mengekplorasi diri dengan organisasi agar memiliki komitmen organisasi dengan keanggotaan selama kurang dari 1 tahun .
2. Disarankan kepada presiden AIESEC LC Bandung untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan dalam organisasi, namun mementingkan kepentingan anggota part-time, seperti lebih meningkatkan frekuensi atau intensitas memberikan pengarahan dalam tugas-tugas dan project yang akan dijalankan kepada anggota-anggota yang baru masuk agar mereka lebih cepat beradaptasi dan agar lebih mengoptimalkan soft-skill yang dimiliki oleh anggota part-time AIESSEC LC Bandung.
(4)
81
Universitas Kristen Maranatha Beyth-Marom, R., Austin, L., Fischhoff, B., Palmgren, C., & Jacobs-Quadrel, M.
(1993). Perceived consequences of risky behaviors: Adults and adolescents. Journal of Developmental Psychology, 29(3), 549-563
Conger, J.J. 1991. Adolescence and youth (4th ed). New York: Harper Collins Hadi, Sutrisno. 1986. Statistika. Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.
Hurlock, E. B. 1990. Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGraw-Hill
.
Lisa Kuspriatni, 2012. Studi Tentang Organisasi , http://ebookbrowse.com/studi-tentang -organisasi-pdf-d308292744.
Meyer, J.P dan Allen, N.J. 1997. Commitment in the workplace: Theory, research, and application. London : SAGE Publications Ltd
Nazir, Mohamad. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. 2001 Human development (8th ed.). Boston: McGraw-Hill
Sarwono, S.W. 1978. Teknologi pembinaan mahasiswa kumpulan karya tulis, proyek pembinaan mahasiswa, direktorat kemahasiswaan direktorat jendral pendidikan tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(5)
82
Siegel, Sidney. 1988 Statistik non Parametrik untuk ilmu-ikmu social. Jakarta: PT. Gramedia.
(6)
83
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
AIESEC BANDUNG, 16 November 2011. Activity of AIESEC Bandung (aiesecbandung.org).
Aietama . 2012, Agustus 13. Peran Mahasiswa (shvoong.com, Diakses Maret 28 2013, dari The Global. Source for Summaries)
Bimo, Agung ([email protected]). 05 Juni 2013. Surat Izin Melakukan
Penelitian di AIESEC LC Bandung. Email kepada Lengga
Fariz, Akifan ([email protected]). 13 Desember 2012. AIESEC LC Bandung History. Email kepada Lengga ([email protected])
Perdana, Satria. 17 April 2011. Asiknya Kegiatan Luar Kampus di AIESEC. (http://citizenmagz.com/?p=3184, diakses 17 April 2011)
Margareta kurnia, Ricka. Studi Deskriptif Mengenai Tipe Komitmen Organisasi pada Karyawan Bagian Produksi Pabrik ’X’ Di Kota Tasikmalaya. 2013. Bandung Putri, Nindya ([email protected]). 20 November 2012. Data Anggota Part-time
AIESEC LC Bandung. Email kepada Lengga([email protected])
Wijaksono, Andrik. 10 Mei 2012. Posisi, Potensi dan Peran (Identitas) Mahasiswa. (http://www.wordpress.com)