Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Harga Komoditas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi yaitu jumlah uang beredar, inflasi, BI rate serta harga komoditas yaitu harga minyak dunia dan harga emas dunia secara parsial terhadap indeks harga saham gabungan. Data penelitian ini menggunakan data seluruh nilai indeks harga saham gabungan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode Juli 2010- Juni 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 2,755 lebih besar dibandingkan nilai t tabel 2,004 dengan signifikansi sebesar 0,008. Inflasi tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Harga Minyak dan Emas Dunia tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. BI Rate tidak diikutkan dalam pengujian karena terjadi gangguan heteroskedastisitas pada data. Secara simultan menunjukkan bahwa jumlah uang beredar, inflasi, harga minyak dunia dan harga emas dunia berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini ditunjukkan dengan dengan nilai F sebesar 135,08 pada nilai signifikansi 0,000. Hasil analisis regresi menghasilkan Adjusted R2 sebesar 0,92. Hal ini berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 92%, sedangkan sisanya sebesar 8% dijelaskan oleh variabel independen lainnya diluar model penelitian.

Kata kunci: inflasi, jumlah uang beredar, harga minyak dunia, harga emas dunia, ihsg


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research aims to discover the impact of macroeconomics variables such as: money supply and inflation, also commodities’ price such as: oil price and gold price toward Jakarta Composite Index. The data used in this research is the whole value of Jakarta Composite Index which is listed on Indonesia Stock Exchange within July 2010- June 2015 period. The result of this research shows that Money Supply has positive impact towards Jakarta Composite Index, shown by value of t 2,755 significantly bigger that t table value 2,004 and significance value in the amount of 0,008. Inflation doesn’t have significant impact toward Jakarta Composite Index. Oil and gold price also doesn’t have significant impact toward Jakarta Composite Index. BI Rate is not included in the calculation since the data caused heteroskedastic problem. Simultaneously, money supply, inflation, oil price and gold price have positive and significant impact toward Jakarta Composite Index. This result is shown by F value 135,08 with significance value at 0,000. Regression analysis resulted in Adjusted R2 value as big as 0,92. It means that independent variables’ capability to explain the dependent variable is up to 92%, the rest 8% can be explained using other independent variables which are not included in this research model.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.2 Rerangka Pemikiran ... 41

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 47

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

3.3 Definisi Operasi Variabel ... 48

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.5 Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.2 Pembahasan ... 72


(4)

x Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 78 5.2 Keterbatasan Penelitian ... 79 5.3 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 52

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 58

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 60

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 55

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 62

4.5 Hasil Uji Autokorelasi Awal ... 65

4.6 Hasil Uji Autokorelasi Penyembuhan ... 66

4.7 Uji Parsial (uji t) ... 67

4.8 Hasil Pengujian Koefiensi Kuadrat ... 69

4.9 Hasil Pengujian Uji F ... 70

4.10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 71


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Data IHSG periode 2010.7-2015.6 ... 86

2 Data Jumlah Uang Beredar periode 2010.7-2015.6 ... 87

3 Data Inflasi periode 2010.7-2015.6 ... 88

4 Data Harga Minyak Dunia periode 2010.7-2015.6 ... 88


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat. Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan ekonomi nasional di Indonesia. Sedangkan bagi masyarakat pemodal, kehadiran pasar modal merupakan tambahan alternatif pilihan untuk investasi (Yuniawan, 2000). Pasar modal memiliki dua unsur yang saling terkait, yaitu pihak yang bersedia membeli saham atau obligasi dan pihak yang menawarkan saham dan obligasi kepada masyarakat atau investor. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana yang berasal dari masyarakat mempunyai peranan yang penting untuk menunjang pembangunan nasional. Dana masyarakat yang diperoleh dari pasar modal digunakan oleh banyak perusahaan lokal maupun perusahaan asing dengan tujuan salah satunya yaitu membiayai segala kegiatan operasional perusahaan (Barus, 2013).

Dana yang bersumber dari masyarakat merupakan dana terpenting bagi kegiatan perusahaan dan merupakan ukuran keberhasilan perusahaan jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Dalam pasar modal para investor dapat menginvestasikan dananya pada sekuritas yang dikehendaki dan yang memiliki tingkat resiko yang dapat mereka toleransi. Dalam investasi di pasar modal dapat memiliki return yang tinggi tetapi dapat juga memiliki tingkat risk yang tinggi. Dengan demikian investor harus memiliki strategi dalam berinvestasi


(8)

2

Universitas Kristen Maranatha

pada sekuritas yang tepat dengan memiliki tingkat resiko yang dapat ditoleransi. Faktor lain yang ikut mempengaruhi investasi melalui saham, obligasi, deposito di bank adalah turun naiknya suku bunga. Bila suku bunga naik, maka biasanya harga saham atau obligasi akan turun karena para investor akan lebih tertarik menanamkan uangnya di deposito, sedangkan bila suku bunga turun, maka harga saham atau obligasi akan naik karena para investor lebih tertarik menanamkan modal di saham atau obligasi (Asril, 2000).

Investasi pada saham dianggap memiliki tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi lain, seperti obligasi, deposito, dan tabungan maupun beberapa jenis ReksaDana. Pemodal atau investor yang berinvestasi pada saham, hanya dapat memperkirakan berapa tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Apabila kesempatan investasi mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi, maka investor akan mengisyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pula. Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan (return) yang diisyaratkan oleh investor (Jogianto, 2000). Saham perusahaan yang go public sebagai komoditi investasi tergolong memiliki risiko tinggi, karena sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahan‐perubahan yang terjadi, baik perubahan di luar negeri maupun dalam negeri.

Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dampak yang bervariasi baik positif maupun negatif terhadap nilai saham tersebut yang berada di pasar saham. Faktor utama yang menyebabkan harga pasar saham berubah adalah adanya persepsi yang berbeda dari masing masing investor sesuai informasi yang


(9)

3

Universitas Kristen Maranatha

dimiliki. Besarnya return tergantung perubahan harga saham dalam perdagangan saham. Harga saham dipengaruhi oleh banyak hal, seperti informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental adalah informasi kinerja dan kondisi internal perusahaan yang cenderung dapat dikontrol, sedangkan informasi teknikal adalah informasi kondisi makro seperti tingkat pergerakan suku bunga, nilai tukar mata uang, inflasi, indeks saham di pasar dunia, kondisi keamanan dan politik. Informasi teknikal sering digunakan sebagai dasar analisis pasar modal. (Jogiyanto, 2000) Jika kondisi atau indikator makro ekonomi mendatang diperkirakan jelek, sehingga kemungkinan besar refleksi indeks harga saham menurun, demikian pula sebaliknya. (Robbert Ang, 1997).

Analisis teknikal (technical analysis) lebih dipengaruhi oleh pergerakan historis indeks harga saham melalui sinyal yang diisyaratkan indikator ekonomi makro (Thobarry, 2009). Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk memperkirakan kapan akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari saham), dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis. Beberapa indikator teknis yang sering dipergunakan adalah moving average, new high and lows, volume perdagangan, dan short

interest ratio. Penggunaan charts diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai

pola, seperti key reversals, head and shoulders, triple tops, ascending and

descending triangles dan sebagainya (Husnan, 2005).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek.


(10)

4

Universitas Kristen Maranatha

Maksud dari gabungan seluruh saham yang tercatat ini adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut (Sunariyah, 2004). Indeks adalah ukuran statistik yang biasanya digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan perbandingan nilai suatu variabel tunggal atau nilai suatu kelompok variabel. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menurut Jogiyanto (2000) merupakan angka indeks harga saham yang sudah dihitung dan disusun sehingga menghasilkan trend, dimana angka indeks adalah angka yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk membandingkan kejadian yang berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu.

Blanchard (2006) berpendapat bahwa banyak faktor yang dapat memengaruhi pergerakan Indeks saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, dan lain-lain. Selain faktor tersebut, perilaku investor sendiri juga akan memberi pengaruh terhadap pergerakan Indeks saham dimana sentimen dan ekspektasi sangat mendominasi perilaku investor, sehingga investor sangat sensitif dalam merespon informasi (Tim Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia, 2011, p.25) Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi makro ekonomi di masa akan datang akan sangat berguna dalam keputusan investasi yang menguntungkan (Tandellin, 2007). Sebab itu, investor sebaiknya mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan investasi, agar keputusan yang diambil tepat dan menguntungkan (Ratnanto, 2015). Pertumbuhan IHSG sendiri sempat ditengarai menjadi yang terbaik se-Asia Pasifik beberapa tahun yang lalu.


(11)

5

Universitas Kristen Maranatha

Wacana kenaikan harga harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi suatu agenda rutin yang dibahas setiap tahunnya di Indonesia. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berjenis premium di indonesia yang semula berharga Rp. 4.500,00/liter menjadi Rp. 6.000,00/liter pada tanggal 24 mei 2008 memberikan dampak yang signifikan bagi pasar modal Indonesia, dimana Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal 25 mei 2008 ditutup turun 1,87 persen atau turun 46,228 poin menjadi 2.419,727 dan sebaliknya penurunan harga BBM jenis premium dari Rp. 5.500,00/liter menjadi Rp. 5.000,00/liter pada Desember 2008 membuat Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan 96,31 poin atau 7,63 persen menjadi 1.359,27 (kompas.com).

Volatilitas harga minyak cenderung memberikan dampak yang negatif terhadap kinerja sektor industri, dimana dengan meningkatnya harga minyak akan membuat naiknya biaya produksi suatu perusahaan dan berdampak pada naiknya harga jual produk (Kuntjoro, 2008). Harga barang dan jasa yang mengalami peningkatan mengakibatkan daya beli menurun yang mengakibatkan inflasi (Nugroho, 2008). Selain itu, menurut Samsul (2006) tingkat inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar. Semakin tinggi tingkat harga, berarti semakin besar pula jumlah uang yang harus dimiliki seseorang untuk membeli barang dan jasa. Inflasi yang tinggi biasanya membuat laju pertumbuhan uang beredar sangat cepat (Dornbusch, Rudiger & Fischer, 2004). Kenaikan tingkat inflasi akan menyebabkan nilai uang menurun, sehingga dibutuhkan jumlah uang lebih banyak untuk membeli barang dan jasa. Selain harga minyak, inflasi, jumlah uang beredar, dan BI rate, harga emas juga mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini didasari bahwa emas merupakan salah satu


(12)

6

Universitas Kristen Maranatha

alternatif investasi yang cenderung aman dan bebas resiko (Sunariyah, 2006). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) juga mendukung bahwa emas berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan karena investor melakukan diversifikasi aset investasi guna mengurangi resiko yang dihadapi dalam berinvestasi dan juga emas mudah diperdagangkan.

Penelitian ini didasari oleh penelitian terdahulu, Kewal (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Inflasi, dan Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hasil yang didapatkan ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan Sangkyun (1997) dan Mok (2004) yang menemukan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Namun, hasil yang diperoleh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hooker (2004) yang menemukan bahwa tingkat inflasi mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Serkan Yilmaz Kandir (2008) juga menemukan bahwa tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap tiga dari dua belas portofolio yang diteliti dan berpengaruh secara positif. Penelitian Harga Minyak Dunia yang diteliti oleh Kilian dan Park (2007) menunjukkan bahwa harga minyak dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap pasar modal Amerika Serikat. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) yang juga menunjukkan bahwa harga minyak dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG, serta penelitian yang dilakukan oleh Rusbariandi (2012) yang juga menunjukkan bahwa harga minyak dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap JII.


(13)

7

Universitas Kristen Maranatha

Penelitian yang dilakukan oleh Valadkhani, et al (2006) menunjukkan hasil bahwa harga minyak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Thailand. Kuwornu (2011) menunjukan hasil bahwa harga minyak tidak berpengaruh signifikan dengan return saham. Menurut Witjaksono (2010), emas berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini dikarenakan investor melakukan diversifikasi aset investasi guna mengurangi risiko yang dihadapi dalam berinvestasi dan juga emas mudah diperdagangkan. Tetapi Harga Emas Dunia yang diteliti oleh Smith (2001) menunjukkan bahwa harga emas dunia berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap indeks harga saham di Amerika Serikat. Berdasarkan latar belakang dan research gap dari penelitian terdahulu, maka studi ini menganalisis pengaruh BI rate, inflasi, jumlah uang beredar serta harga minyak dunia dan harga emas dunia terhadap kinerja indeks harga saham gabungan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang menjadi pokok penelitian ini:

-Inflasi yang ditimbulkan kenaikan harga minyak akan memicu penurunan harga saham. Kenaikan harga minyak dapat mendorong pemerintah untuk meningkatkan subsidi yang seharusnya dapat disalurkan ke sektor lain yang lebih membutuhkan.

- Tingginya jumlah uang yang beredar, dianggap sebagai stimulus yang baik bagi perekonomian. Hal ini karena meningkatnya Jumlah Uang Beredar diakibatkan

government expenditure yang dikeluarkan pemerintah untuk membangun


(14)

8

Universitas Kristen Maranatha

-Kenaikan harga emas apabila terjadi secara signifikan akan membuat beberapa orang lebih memilih menginvestasikan uangnya pada emas ketimbang saham. Hal ini dapat berimbas pada menurunnya harga saham.

-Suku bunga mempengaruhi laba perusahaan dalam dua cara yaitu: a) Karena bunga merupakan biaya, maka makin tinggi suku bunga, makin rendah laba perusahaan apabila hal lain tetap konstan. b) Suku bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi sehingga mempengaruhi laba perusahaan. Suku bunga yang mempengaruhi laba perusahaan, dapat mempengaruhi harga saham (common

stock).

-Hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan ketidaksesuaian dan memberikan celah untuk dilakukannya penelitian terbaru.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada IHSG yang tercatat sejak periode Juli 2010 – Juni 2015. Penelitian ini juga dibatasi oleh variabel-variabel independen yang mempengaruhi harga saham yaitu: BI rate, jumlah uang beredar dan inflasi, serta harga minyak dunia dan harga emas dunia. Kondisi makroekonomi dapat dicerminkan pada indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini berarti anggapan bahwa variabel-variabel makroekonomi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi harga saham dalam kasus ini adalah IHSG dapat diterima secara umum (Dedi dan Suyanto dalam Ishomuddin, 2010). Maka dari latar belakang yang telah dijabarkan dapat dirumuskan judul “Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Harga Komoditas


(15)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah maka disusunlah Rumusan Masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh BI rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan? 2. Bagaimana pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan?

3. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan? 4. Bagaimana pengaruh Harga Minyak terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan?

5. Bagaimana pengaruh Harga Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan?

6. Bagaimana pengaruh BI Rate, Jumlah Uang Beredar, Inflasi, Harga Minyak dan Harga Emas Dunia secara bersama-sama terhadap Indeks Harga Saham Gabungan?


(16)

10

Universitas Kristen Maranatha Grafik 1.1 Model Penelitian

H1: BI rate berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. H2: Inflasi berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. H3: Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan.

H4: Harga minyak dunia berpengaruh negatif Indeks Harga Saham Gabungan. H5: Harga emas dunia berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan.

H6: BI rate, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, serta Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal tertentu. Indeks Harga Saham Gabungan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai

BI Rate

Jumlah Uang Beredar

Inflasi

Harga Minyak Dunia

Harga Emas Dunia

IHSG H1-

H2

H3

H4-

H5+


(17)

11

Universitas Kristen Maranatha

pengukuran kinerja suatu harga suatu harga saham gabungan di bursa efek. (Sunariyah 2004)

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id)

Inflasi adalah salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang dijumpai di hampir semua negara di dunia. Definisi singkat inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum. (Boediono, 1990)

Jumlah Uang Beredar adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran, bisa diperluas dengan mencakup alat-alat pembayaran yang

“mendekati” uang misalnya deposito berjangka dan simpanan tabungan pada

bank-bank. (Boediono, 1990)

Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia merupakan data pergerakan harga dua komoditas yang penting dan dapat mempengaruhi situasi ekonomi suatu negara.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

- Untuk menganalisis pengaruh BI rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Juli 2010-Juni 2015.

- Untuk menganalisis pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Juli 2010-Juni 2015.


(18)

12

Universitas Kristen Maranatha

- Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Juli 2010-Juni 2015.

- Untuk menganalisis pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Juli 2010-Juni 2015.

- Untuk menganalisis pengaruh Harga Emas Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Juli 2010-Juni 2015.

- Untuk menganalisis pengaruh BI rate, Inflasi, Jumlah Unag Beredar, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia secara bersama-sama terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep mengenai pengaruh nilai suku bunga SBI, inflasi, jumlah mata uang beredar dan harga minyak dunia serta harga emas dunia terhadap kinerja indeks harga saham gabungan periode Juli 2010- Juni 2015.

2. Kegunaan secara praktis a) Bagi Manajer

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan saham perusahan pada Indeks Harga Saham Gabungan


(19)

13

Universitas Kristen Maranatha

b) Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

c) Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi sarana mengembangkan kemampuan menciptakan karya ilmiah terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini juga sebagai implementasi ilmu yang telah dipelajari selama ini berkaitan dengan manajemen keuangan selama mengikuti proses perkuliahan.


(20)

78

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode Juni 2010- Juli 2015. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara Jumlah Uang Beredar dan harga saham Gabungan adalah searah, artinya meningkatnya Jumlah Uang Beredar di masyarakat maka akan meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan, dan sebaliknya.

2. Tingkat Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode Juni 2010- Juli 2015. Selain inflasi banyak variabel lain yang dilihat secara keseluruhan sebagai bahan pertimbangan oleh investor.

3. Harga Minyak Dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode Juni 2010- Juli 2015. Harga Minyak Dunia memiliki pengaruh signifikan yang terbatas hanya terhadap Indeks Harga Saham sektor Pertambangan bukan Indeks Harga Saham Gabungan secara keseluruhan.

4. Harga Emas Dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode Juni 2010- Juli 2015. Emas dinilai lebih sebagai barang konsumsi di masyarakat ketimbang sebagai instrumen


(21)

79

Universitas Kristen Maranatha

investasi. Pengaruh harga emas dunia cenderung terbatas hanya pada indeks sektor pertambangan saja bukan Indeks Harga Saham Gabungan secara keseluruhan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya, namun demikian karena adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki peneliti, maka penelitian ini memiliki beberapa kelemahan di antaranya:

1. Penelitian ini menggunakan rentang waktu yang masih tergolong singkat, yaitu selama 60 bulan. Dimulai dari Juli 2010 sampai dengan Juni 2015. Jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat mencangkup rentang waktu sampai lebih dari enam tahun. Keterbatasan ini menyebabkan persamaan yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dikatakan kurang baik dari segi akurasi hasil perhitungannya.

2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel Jumlah Uang Beredar, Inflasi, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia saja sebagai indikator Indeks Harga Saham Gabungan. Masih terdapat faktor-faktor ekonomi makro lain seperti neraca perdagangan, cadangan devisa, PDB, Nilai Kurs Rupiah terhadap Dollar dan sebagainya, yang dapat memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan.

3. Penelitian ini tidak memperhatikan faktor fundamental perusahaan seperti laba, rugi, dan faktor internal yang dapat juga memengaruhi perusahaan-perusahaan yang tercatat di Indeks Harga Saham Gabungan.


(22)

80

Universitas Kristen Maranatha 5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode penelitian sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih baik tentang kondisi pasar modal.

2. Bagi peneliti dengan topik sejenis disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan memasukkan variabel bebas lainnya, seperti kurs rupiah terhadap dollar, cadangan devisa, dan faktor eksternal yang berasal dari luar negeri seperti indeks harga saham negara lain (Hanseng, Nikkei 225, Dow Jones) dan lain-lain.

3. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika memperhatikan faktor-faktor internal perusahaan serta laba-rugi yang berpotensi mempengaruhi performa perusahaan-perusahaan yang tercatat di Indeks Harga Saham Gabungan.


(23)

81

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Ainiyatul, Himaniyah. (2008). Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi

terhadap IHSG BEI Periode 2001-2007((Studi Pada Laboratorium Investasi Ekonomi UIN Malang). Universitas Islam Negeri Malang.

Achmad, Darmawan, Ishak Ramli. (2013). The Changes in World Oil Prices,

Monetary Factors, and Foreign Index Toward Composite Index Movement: Indonesian Case for the Period of 2005-2011. Jurnal Ilmiah. Universitas

Tarumanegara.

Algifari. (2000). Analisis Regresi, Teori, Kasus & Solusi. BPFE UGM, Yogyakarta.

Amin, Muhammad Zuhdi. (2012). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI,

Nilai Kurs Dollar (USD/IDR), Dan Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2008-2011). Jurnal Skripsi, Malang. Program Sarjana Universitas

Brawijaya.

Ang, Robbert.(1997), Pasar Modal Indonesia. Jakarta. Mediasoft.

Anoraga, Pandji. (2001). Pengantar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Jakarta.

Asril, Sitompul. (2000). Pasar Modal (Penawaran Umum dan Permasalahannya). PT Citra Aditya Bakti. Bandung

Barus, Gratia Atanka. (2013). Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana dengan

Metode Sharpe dan Metode Treynor. Skripsi, Semarang: Program Sarjana

Universitas Diponegoro.

Blanchard, Olivier (2006), “European Unemployement: The evolution of Facts

and IdeasNBER Working Paper no.11750 Vol.21, www.nber.org

Boediono. (1990). Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga, BPFE-UGM, Yogyakarta Bodie et al. (2006). Investasi, Alih Bahasa oleh Zuliani Dalimunthe dan Budi Wibowo, Salemba Empat, Jakarta

Buyuksalvarci, A. (2010). The Impacts of Macroeconomics Variables on Stock

Returns: Evidence from Turkey. European Journal of Social Science, Vol 14:3.

Christiawan, Alexander Hery. (2010). Analisis Pengaruh Kondisi Makro Ekonomi

Amerika Serikat dan Harga Minyak Dunia Terhadap Dow Jones Industrial Average serta Pengaruh Kondisi Makro Ekonomi Indonesia, Harga Minyak Dunia dan Dow Jones Industrial Average Terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2002-2009. Tesis. Universitas Diponegoro


(24)

82

Universitas Kristen Maranatha

Cooper, Donald R., & Schindler, Pamela S. (2011). Business Research Methods (11th ed.). New York: Mc GrawHill/Irwin.

Dornbusch, Rudiger & Fischer. (2004). Macro Economics (9th ed). New York :

McGraw-Hill Companies

Yuniawan. (2000). Penilaian Kinerja Portofolio Reksadana Saham. Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.

Geetha, Caroline, Mohidin, Chandran, and Chong. (2011) . The Relationship

Between Inflation And Stock Market: Evidence FromMalaysia, United States And China. International Journal of Economics and Management Sciences, 1(2), pp :

01-16

Ghozali, Imam. (2002). Aplikasi Analisis Multi Variate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: BP UNDIP.

Gujarati, Damodar, (1995). “Basic Econometrics” alih bahasa Sumarno Zain,

Ekonometrika Dasar,Jakarta, Penerbit Erlangga.

Hirschey and Nofsinger, (2008), Investments: Analysis and Behavior, New York McGraw Hill.

Hooker, Mark A. (2004) “Macroeconomic Factors and Emerging Market Equity Returns: A Bayesian Model Selection Approach”. Emerging Markets Review.

5:379‐387.

Husnan, Suad. (2005). Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas. Edisi

Keempat. Cetakan Pertama.UPP AMP. YKPN.

Irianto, Dadang. (2007). Pengaruh Bunga Deposito, Kurs Rp/US$ Dan Harga

Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jurnal Manajemen

Mutu, Vol.6, No.2, Hal 155-164. Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta

Ishomuddin. (2010). Analisis Pengaruh variabel Makroekonomi Dalam dan Luar

Negeri terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI periode 1999.1-2009.12 (Analisis Seleksi Model OLS-ARCH/GARCH). Universitas Diponegoro.

Semarang.

Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Kandir, Serkan Yilmaz (2008) ”Macroeconomic Variables, Firm Characteristics and Stock Returns: Evidence from Turkey”. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450‐2887 Issue 16


(25)

83

Universitas Kristen Maranatha

Kewal, S.S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan PDB

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia Volume 8 No.1

Kilian, Lutz and Cheolbeom Park, (2007), “ The Impact of Oil Price Shocks on

the U.S. Stock Market “. Available: www.ideas.repec.org

Kompas.com. (2008, may 26). Lagi-lagi IHSG Tertekan BBM. Retreived April 13,

2013 from

http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2008/05/26/16565423/Lagi.lagi.IH SG.Tertekan.BBM.

Kumar, N.P., dan Padhi Puja. (2012). The Impact of Macroeconomic

Fundamentals on Stock Prices Revisited: An Evidence from Indian Data. MPRA

Paper. No 38980.

Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga Kuntjoro, et.al. (2008). Volatilitas Harga Minyak Dunia dan Dampaknya

Terhadap Kinerja Sektor Industri Pengolahan dan Makroekonomi Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 29 No. 1, Mei 2011 : 49-6

Kuwornu, John, K.M. (2011), Macroeconomic Variables and Stock Market

Returns: Full Information Maximum Likelihood Estimation. Research Journal of Finance and Accounting. Vol 2, No 4, 2011.

Lawrence, Steven Sugiarto. (2013). Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan

Harga Komoditas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia. FINESTA, Vol.1, No.2, (2013) 18-23.

Liauw, Joven Sugianto. (2013). Analisis pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI

dan nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI.

Jurnal Ilmiah: STIE MDP.

Madura, Jeff. (2000). International Finance, 6th edition. United States of America South: Western Publishing.

Mankiw, G. (2003). Principles of Macroeconomics (5th Ed). Florida : TSI Graphics

Mok, Henry MK (1993) ”Causality of Interest Rate, Exchange rate, and Stock price at Stock Market Open and close in Hong Kong”. Asia Pacific Journal of Management. Vol.X. Hal 123‐129

Muharam, Harjum dan Zuraedah Nurafni. (2008). Analisa Pengaruh Nilai Tukar

Rupiah dan Indeks Dow Jones Industrial Average terhadap IHSG di BEJ. Jurnal


(26)

84

Universitas Kristen Maranatha

Novianto Aditya. (2011). Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar

Amerika/Rupiah (US$/Rp), Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 1999.1 – 2010.6. Skripsi. Magister

Manajemen-Universitas Diponegoro. Semarang.

Nugroho, Heru. (2008). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Jumlah

Uang Beredar terhadap Indeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2007. Universitas Diponegoro Semarang : Tesis dipublikasikan.

Prihantini, R. (2009). Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER Dan CR

Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006). Universitas

Diponegoro, Semarang, Indonesia.

Ratnanto, Yanuar Beny. (2015). Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Harga

Komoditas terhadap Indeks Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Yogyakarta: Program Sarjana Universitas

Negeri Yogyakarta.

Rusbariandi, Septian Prima. (2012). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga

Minyak Dunia, Harga Emas Dunia dan Kurs Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005-Maret 2012), Universitas

Gunadarma.

Samsul, Mohammad, (2006) Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta, Erlangga.

Sangkyun, Park (1997) “Rationality of negative Stock Price Responses to Strong Economics Activity”. Journal Financial Analyst, Sept/Oct 1997.

Sirait dan D. Siagian. (2002). “Analisis Keterkaitan Sektor Riil, Sektor Moneter,

dan Sektor Luar Negeri dengan Pasar Modal: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi Perusahaan, Volume 9, No 2, Hal. 207-232.

Smith, Graham (2001), The Price Of Gold And Stock Price Indices For The

United States. Available: www.ideas.repec.org

Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta: UMP AMP YKPN.

Sunariyah, (2006), Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, Yogyakarta. UPP STIM YKPN.


(27)

85

Universitas Kristen Maranatha

Syarofi, Faris Hamam. (2014). Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah/

US$, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, DJIA, Nikkei 225 dan Hang Seng Index terhadap IHSG dengan Metode Garch-M. Skripsi, Semarang: Program

Sarjana Universitas Diponegoro.

Tandelilin, Eduardus. (2007). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama. BPPE Yogyakarta.

Thobarry Achmad. (2009). Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju

Inflasi, dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti,

Tesis, Jurusan Magister Manajemen, UNDIP.

Tim Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia. (2011).

Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia. Diunduh Februari

21, 2013, dari

http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-2011/Volatilitas-PM-indonesia.pdf

Valadkhani, et. al., (2006), “The Interplay Between the Thai and Several Other

International Stock Markets”. Available: www.ideas.repec.org

Wijaya, Renny. (2013). Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa, Universitas Surabaya. Vol.2, No.1.

Witjaksono, A. A. (2010). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga

Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG. Karisma, VOL. 5 (2): 63-72.

www.idx.co.id diakses 1 September 2015

www.bi.go.id diakses 1 September 2015

www.useconomy.about.com diakses 18 September 2015

Yanuar, Adhi Yunanto. (2013). Dampak Variabel Internal dan Eksternal

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia. Jurnal Ilmiah.

Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Yuniawan. (2000). Penilaian Kinerja Portofolio Reksadana Saham. Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.


(1)

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode penelitian sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih baik tentang kondisi pasar modal.

2. Bagi peneliti dengan topik sejenis disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan memasukkan variabel bebas lainnya, seperti kurs rupiah terhadap dollar, cadangan devisa, dan faktor eksternal yang berasal dari luar negeri seperti indeks harga saham negara lain (Hanseng, Nikkei 225, Dow Jones) dan lain-lain.

3. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika memperhatikan faktor-faktor internal perusahaan serta laba-rugi yang berpotensi mempengaruhi performa perusahaan-perusahaan yang tercatat di Indeks Harga Saham Gabungan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ainiyatul, Himaniyah. (2008). Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi

terhadap IHSG BEI Periode 2001-2007((Studi Pada Laboratorium Investasi Ekonomi UIN Malang). Universitas Islam Negeri Malang.

Achmad, Darmawan, Ishak Ramli. (2013). The Changes in World Oil Prices,

Monetary Factors, and Foreign Index Toward Composite Index Movement: Indonesian Case for the Period of 2005-2011. Jurnal Ilmiah. Universitas

Tarumanegara.

Algifari. (2000). Analisis Regresi, Teori, Kasus & Solusi. BPFE UGM, Yogyakarta.

Amin, Muhammad Zuhdi. (2012). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI,

Nilai Kurs Dollar (USD/IDR), Dan Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2008-2011). Jurnal Skripsi, Malang. Program Sarjana Universitas

Brawijaya.

Ang, Robbert.(1997), Pasar Modal Indonesia. Jakarta. Mediasoft.

Anoraga, Pandji. (2001). Pengantar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Jakarta.

Asril, Sitompul. (2000). Pasar Modal (Penawaran Umum dan Permasalahannya). PT Citra Aditya Bakti. Bandung

Barus, Gratia Atanka. (2013). Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana dengan

Metode Sharpe dan Metode Treynor. Skripsi, Semarang: Program Sarjana

Universitas Diponegoro.

Blanchard, Olivier (2006), “European Unemployement: The evolution of Facts

and IdeasNBER Working Paper no.11750 Vol.21, www.nber.org

Boediono. (1990). Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga, BPFE-UGM, Yogyakarta Bodie et al. (2006). Investasi, Alih Bahasa oleh Zuliani Dalimunthe dan Budi Wibowo, Salemba Empat, Jakarta

Buyuksalvarci, A. (2010). The Impacts of Macroeconomics Variables on Stock

Returns: Evidence from Turkey. European Journal of Social Science, Vol 14:3.

Christiawan, Alexander Hery. (2010). Analisis Pengaruh Kondisi Makro Ekonomi

Amerika Serikat dan Harga Minyak Dunia Terhadap Dow Jones Industrial Average serta Pengaruh Kondisi Makro Ekonomi Indonesia, Harga Minyak Dunia dan Dow Jones Industrial Average Terhadap Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2002-2009. Tesis. Universitas Diponegoro


(3)

Cooper, Donald R., & Schindler, Pamela S. (2011). Business Research Methods (11th ed.). New York: Mc GrawHill/Irwin.

Dornbusch, Rudiger & Fischer. (2004). Macro Economics (9th ed). New York :

McGraw-Hill Companies

Yuniawan. (2000). Penilaian Kinerja Portofolio Reksadana Saham. Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.

Geetha, Caroline, Mohidin, Chandran, and Chong. (2011) . The Relationship

Between Inflation And Stock Market: Evidence FromMalaysia, United States And China. International Journal of Economics and Management Sciences, 1(2), pp :

01-16

Ghozali, Imam. (2002). Aplikasi Analisis Multi Variate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: BP UNDIP.

Gujarati, Damodar, (1995). “Basic Econometrics” alih bahasa Sumarno Zain,

Ekonometrika Dasar,Jakarta, Penerbit Erlangga.

Hirschey and Nofsinger, (2008), Investments: Analysis and Behavior, New York McGraw Hill.

Hooker, Mark A. (2004) “Macroeconomic Factors and Emerging Market Equity Returns: A Bayesian Model Selection Approach”. Emerging Markets Review.

5:379‐387.

Husnan, Suad. (2005). Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas. Edisi

Keempat. Cetakan Pertama.UPP AMP. YKPN.

Irianto, Dadang. (2007). Pengaruh Bunga Deposito, Kurs Rp/US$ Dan Harga

Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jurnal Manajemen

Mutu, Vol.6, No.2, Hal 155-164. Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta

Ishomuddin. (2010). Analisis Pengaruh variabel Makroekonomi Dalam dan Luar

Negeri terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI periode 1999.1-2009.12 (Analisis Seleksi Model OLS-ARCH/GARCH). Universitas Diponegoro.

Semarang.

Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Kandir, Serkan Yilmaz (2008) ”Macroeconomic Variables, Firm Characteristics and Stock Returns: Evidence from Turkey”. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450‐2887 Issue 16


(4)

Kewal, S.S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan PDB

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia Volume 8 No.1

Kilian, Lutz and Cheolbeom Park, (2007), “ The Impact of Oil Price Shocks on

the U.S. Stock Market “. Available: www.ideas.repec.org

Kompas.com. (2008, may 26). Lagi-lagi IHSG Tertekan BBM. Retreived April 13,

2013 from

http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2008/05/26/16565423/Lagi.lagi.IH SG.Tertekan.BBM.

Kumar, N.P., dan Padhi Puja. (2012). The Impact of Macroeconomic

Fundamentals on Stock Prices Revisited: An Evidence from Indian Data. MPRA

Paper. No 38980.

Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga Kuntjoro, et.al. (2008). Volatilitas Harga Minyak Dunia dan Dampaknya

Terhadap Kinerja Sektor Industri Pengolahan dan Makroekonomi Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 29 No. 1, Mei 2011 : 49-6

Kuwornu, John, K.M. (2011), Macroeconomic Variables and Stock Market

Returns: Full Information Maximum Likelihood Estimation. Research Journal of Finance and Accounting. Vol 2, No 4, 2011.

Lawrence, Steven Sugiarto. (2013). Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan

Harga Komoditas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia. FINESTA, Vol.1, No.2, (2013) 18-23.

Liauw, Joven Sugianto. (2013). Analisis pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI

dan nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI.

Jurnal Ilmiah: STIE MDP.

Madura, Jeff. (2000). International Finance, 6th edition. United States of America South: Western Publishing.

Mankiw, G. (2003). Principles of Macroeconomics (5th Ed). Florida : TSI Graphics

Mok, Henry MK (1993) ”Causality of Interest Rate, Exchange rate, and Stock price at Stock Market Open and close in Hong Kong”. Asia Pacific Journal of Management. Vol.X. Hal 123‐129

Muharam, Harjum dan Zuraedah Nurafni. (2008). Analisa Pengaruh Nilai Tukar

Rupiah dan Indeks Dow Jones Industrial Average terhadap IHSG di BEJ. Jurnal


(5)

Novianto Aditya. (2011). Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar

Amerika/Rupiah (US$/Rp), Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 1999.1 – 2010.6. Skripsi. Magister

Manajemen-Universitas Diponegoro. Semarang.

Nugroho, Heru. (2008). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Jumlah

Uang Beredar terhadap Indeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2007. Universitas Diponegoro Semarang : Tesis dipublikasikan.

Prihantini, R. (2009). Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER Dan CR

Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006). Universitas

Diponegoro, Semarang, Indonesia.

Ratnanto, Yanuar Beny. (2015). Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Harga

Komoditas terhadap Indeks Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Yogyakarta: Program Sarjana Universitas

Negeri Yogyakarta.

Rusbariandi, Septian Prima. (2012). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga

Minyak Dunia, Harga Emas Dunia dan Kurs Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005-Maret 2012), Universitas

Gunadarma.

Samsul, Mohammad, (2006) Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta, Erlangga.

Sangkyun, Park (1997) “Rationality of negative Stock Price Responses to Strong Economics Activity”. Journal Financial Analyst, Sept/Oct 1997.

Sirait dan D. Siagian. (2002). “Analisis Keterkaitan Sektor Riil, Sektor Moneter,

dan Sektor Luar Negeri dengan Pasar Modal: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi Perusahaan, Volume 9, No 2, Hal. 207-232.

Smith, Graham (2001), The Price Of Gold And Stock Price Indices For The

United States. Available: www.ideas.repec.org

Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta: UMP AMP YKPN.

Sunariyah, (2006), Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, Yogyakarta. UPP STIM YKPN.


(6)

Syarofi, Faris Hamam. (2014). Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah/

US$, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, DJIA, Nikkei 225 dan Hang Seng Index terhadap IHSG dengan Metode Garch-M. Skripsi, Semarang: Program

Sarjana Universitas Diponegoro.

Tandelilin, Eduardus. (2007). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama. BPPE Yogyakarta.

Thobarry Achmad. (2009). Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju

Inflasi, dan Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti,

Tesis, Jurusan Magister Manajemen, UNDIP.

Tim Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia. (2011).

Volatilitas Pasar Modal Indonesia dan Perekonomian Dunia. Diunduh Februari

21, 2013, dari

http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-2011/Volatilitas-PM-indonesia.pdf

Valadkhani, et. al., (2006), “The Interplay Between the Thai and Several Other

International Stock Markets”. Available: www.ideas.repec.org

Wijaya, Renny. (2013). Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa, Universitas Surabaya. Vol.2, No.1.

Witjaksono, A. A. (2010). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga

Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG. Karisma, VOL. 5 (2): 63-72.

www.idx.co.id diakses 1 September 2015

www.bi.go.id diakses 1 September 2015

www.useconomy.about.com diakses 18 September 2015

Yanuar, Adhi Yunanto. (2013). Dampak Variabel Internal dan Eksternal

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia. Jurnal Ilmiah.

Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Yuniawan. (2000). Penilaian Kinerja Portofolio Reksadana Saham. Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.