Analisis Perbandingan Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (Survey pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan Kota Cimahi).

(1)

ABSTRACT

The development of culinary tourism object and entertainment tourism object in Bandung and Cimahi cause an increase in the tax field of restaurants and entertainment. Increased taxes restaurants and entertainment in both cities will increase the local tax revenue that will prosper both cities. The purpose of this study is to comparative analyze the effectiveness and contribution restaurants tax and entertainment tax in the cities of Bandung and Cimahi

The study uses restaurants tax , entertainment tax and local tax revenue of Bandung and Cimahi from year 2009 to 2013. Data was analyzed by using the level of effectiveness, and multiple regression method.

The results showed that the effectiveness of restaurants tax and entertainment tax in Bandung is very effective, same as Cimahi, effectiveness restaurants tax and entertainment tax in Cimahi is very effective. Restaurants tax and entertainment tax contributions in Bandung is 68.5% greater than the 62.4% contribution of Cimahi. Restaurants tax and entertainment tax of Bandung and Cimahi simultaneously significant effect on local tax revenue.


(2)

ABSTRAK

Perkembangan objek wisata kuliner dan wisata hiburan kota Bandung dan Cimahi menyebabkan peningkatan dalam bidang pajak restoran dan hiburan. Peningkatan pajak restoran dan hiburan di kedua kota tersebut akan meningkatan penghasilan asli daerah yang akan mensejahterakan kedua daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perandingan efektivitas dan kontribusi pajak restoran dan hiburan di antara kota Bandung dan Cimahi

Penelitian menggunakan laporan pajak restoran, hiburan kota dan Pendapatan Asli Daerah kota Bandung dan kota Cimahi dari tahun 2009-2013. Data dianalisis dengan menggunakan tingkat efektivitas, dan kontribusi berupa regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pajak restoran dan hiburan di kota Bandung sangat efektif, sama dengan di Cimahi, efektivitas pajak restoran dan hiburan di kota Cimahi juga sangat efektif. Kontribusi pajak restoran dan hiburan kota Bandung sebesar 68,5% lebih besar dibandingkan kota Cimahi yang sebesar 62,4%. Pajak restoran dan hiburan kota Bandung dan Cimahi secara simultan berpengaruh signifikan pada pendapatan asli daerah.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... ...1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Manfaat dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7

2.1. Kajian Pustaka ... 7

2.1.1. Pengertian Pajak ... 7


(4)

2.1.2. Fungsi Pajak ... 8

2.1.3. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 8

2.1.4. Jenis Pajak ... 10

2.1.4.1.Menurut Golongan ... 10

2.1.4.2.Menurut Sifat ... 10

2.1.4.3.Menurut Lembaga Pemungut ... 11

2.1.5. Tata Cara Pemungutan Pajak ... 11

2.1.5.1.Stelsel Pajak ... 11

2.1.5.2.Asas Pemungutan Pajak ... 12

2.1.5.3.Sistem Pemungutan Pajak ... 12

2.2. Pengertian Pajak Daerah ... 13

2.2.1. Jenis-jenis Pajak Daerah ... 14

2.3. Pajak Restoran ... 15

2.3.1. Objek dan Subjek Pajak ... 15

2.3.2. Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Penghitungan Pajak ... 16

2.4. Pajak Hiburan... 17

2.4.1. Objek dan Subjek Pajak ... 18

2.4.2. Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Penghitungan Pajak ... 20

2.4.2.1.Dasar Pengenaan ... 20

2.4.2.2.Tarif Pajak ... 22

2.4.2.3.Cara Penghitungan Pajak ... 23


(5)

3.1. Objek Penelitian ... 24

3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Bandung... 24

3.1.1.1.Visi dan Misi ... 26

3.1.1.1.1. Visi ... 26

3.1.1.1.2. Misi ... 27

3.1.1.2.Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas ... 28

3.1.1.2.1. Tugas Pokok ... 28

3.1.1.2.2. Fungsi ... 28

3.1.1.3.Tujuan dan Sasaran ... 29

3.1.1.3.1. Tujuan ... 29

3.1.1.3.2. Sasaran ... 30

3.1.2. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Cimahi ... 31

3.1.2.1.Visi dan Misi ... 33

3.1.2.1.1. Visi ... 33

3.1.2.1.2. Misi ... 33

3.1.2.2.Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas ... 34

3.1.2.2.1. Tugas Pokok ... 34

3.1.2.2.2. Fungsi ... 34

3.1.2.3.Tujuan dan Sasaran ... 35

3.1.2.3.1. Tujuan ... 35

3.1.2.3.2. Sasaran ... 35

3.2. Jenis Penelitian... 36

3.3. Populasi dan Sampel ... 36


(6)

3.5. Alat Analisis... 37

3.5.1. Analisis Efektivitas ... 37

3.5.2. Kontribusi ... 38

3.5.2.1.Uji Asumsi Awal ... 39

3.5.2.1.1. Uji Normalitas ... 39

3.5.2.2.Uji Asumsi Klasik ... 39

3.5.2.2.1. Uji Multikolinearitas ... 39

3.5.2.2.2. Uji Autokorelasi ... 39

3.5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 39

3.5.2.3.Uji Regresi Berganda ... 40

3.5.2.3.1. Uji Simultan ... 40

3.5.2.3.2. Uji Parsial ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Efektivitas Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Kota Bandung ... 41

4.1.1. Efektivitas Pajak Restoran kota Bandung ... 41

4.1.2. Efektivitas Pajak Hiburan kota Bandung ... 42

4.2. Efektivitas Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Kota Cimahi ... 43

4.2.1. Efektivitas Pajak Restoran kota Cimahi ... 43

4.2.2. Efektivitas Pajak Hiburan kota Cimahi ... 44

4.3. Pengaruh dan Kontribusi Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Bandung ... 45

4.3.1. Deskriptif Data Penelitian ... 52


(7)

4.3.2.1.Uji Normalitas ... 53

4.3.3. Uji Asumsi Klasik ... 54

4.3.3.1.Uji Multikolinieritas ... 55

4.3.3.2.Uji Autokorelasi ... 55

4.3.3.3.Uji Heteroskedastisitas ... 57

4.3.4. Regresi Linier Berganda ... 58

4.3.4.1.Persamaan Regresi Linier Berganda ... 59

4.3.5. Kontribusi Pajak Restoran dan Hiburan Kota Bandung ... 61

4.3.5.1.Kontribusi Pajak Restoran... 62

4.3.5.2.Kontribusi Pajak Hiburan ... 62

4.3.6. Pengujian Hipotesis ... 63

4.3.6.1.Uji Simultan (Uji F) ... 63

4.3.6.2.Uji Parsial (Uji t) ... 65

4.4. Pengaruh dan Kontribusi Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Cimahi ... 67

4.4.1. Deskriptif Data Penelitian ... 74

4.4.2. Uji Asumsi Data ... 75

4.4.2.1.Uji Normalitas ... 75

4.4.3. Uji Asumsi Klasik ... 77

4.4.3.1.Uji Multikolinieritas ... 77

4.4.3.2.Uji Autokorelasi ... 78

4.4.3.3.Uji Heteroskedastisitas ... 79

4.4.4. Regresi Linier Berganda ... 80


(8)

4.4.5. Kontribusi Pajak Restoran dan Hiburan Kota Bandung ... 82

4.4.5.1.Kontribusi Pajak Restoran... 83

4.4.5.2.Kontribusi Pajak Hiburan ... 84

4.4.6. Pengujian Hipotesis ... 85

4.4.6.1.Uji Simultan (Uji F) ... 85

4.4.6.2.Uji Parsial (Uji t) ... 87

4.5. Perbandingan Kontribusi dan Pengaruh Penerimaan Pajak Restoran dan Pajak Hiburan antara Kota Bandung dan kota Cimahi ... 89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1. Simpulan ... 91

5.2. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 96


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tarif Pajak Hiburan ... 20

Tabel 2.2 Tarif Pajak Hiburan ... 21

Tabel 3.1 Nilai Efektivitas ... 38

Tabel 4.1 Efektivitaspajak restoran di kota Bandung tahun 2009-2013 ... 41

Tabel 4.2 Efektivitaspajak hiburan di kota Bandung tahun 2009-2013 ... 42

Tabel 4.3 Efektivitaspajak restoran di kota Cimahi tahun 2009-2013 ... 43

Tabel 4.4 Efektivitaspajak restoran di kota Bandung tahun 2009-2013 ... 44

Tabel 4.5 Penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Bandung tahun 2009-2013 ... 45

Tabel 4.6 Penerimaan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Bandung tahun 2009-2013 ... 49

Tabel 4.7 Analisis Deskriptif ... 52

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 4.9 Nilai VIF Uji Multikolinieritas ... 55

Tabel 4.10 Kriteria Pengujian Statistik Durbin-Watson ... 56

Tabel 4.11 Nilai Statistik Durbin-Watson ... 60

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ... 61

Tabel 4.13 Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran (X1) dan Pajak Hiburan (X2) Terhadap PAD (Y)... 61

Tabel 4.14 Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran (X1) Terhadap PAD (Y) ... 63


(10)

Tabel 4.15 Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan (X2)

Terhadap PAD (Y) ... 63

Tabel 4.16 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) ... 64

Tabel 4.17 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji-t) ... 65

Tabel 4.18 Penerimaan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Cimahi tahun 2009-2013 ... 67

Tabel 4.19 Penerimaan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Cimahi tahun 2009-2013 ... 71

Tabel 4.20 Analisis Deskriptif ... 74

Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas ... 75

Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas ... 76

Tabel 4.23 Nilai VIF Uji Multikolinieritas ... 77

Tabel 4.24 Kriteria Pengujian Statistik Durbin-Watson ... 78

Tabel 4.25 Nilai Statistik Durbin-Watson ... 78

Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ... 81

Tabel 4.27 Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran (X1) dan Pajak Hiburan(X2) Terhadap PAD (Y) ... 83

Tabel 4.28 Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran (X1) Terhadap PAD (Y) ... 84

Tabel 4.29 Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan (X2) Terhadap PAD (Y) ... 85

Tabel 4.30 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) ... 86


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Kurva Pengujian Hipotesis Uji Autokorelasi ... 57

Grafik 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 58

Grafik 4.3 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Pajak Restoran ... 66

Grafik 4.4 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Pajak Hiburan... 67

Grafik 4.5 Kurva Pengujian Hipotesis Uji Autokorelasi ... 79

Grafik 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80

Grafik 4.7 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Pajak Restoran ... 88


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Tabel F ... 96

Lampiran B Tabel t ... 98

Lampiran C Tabel Durbin Watson ... 100

Lampiran D Transformasi Data Realisasi Pajak Restoran, Hiburan dan PAD kota Cimahi ... 101

Lampiran E Output SPSS kota Bandung ... 103

Lampiran F Output SPSS kota Cimahi ... 106

Lampiran G Surat Penelitian Pemda Bandung ... 109


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan dalam suatu negara terdiri dalam berbagai macam bidang. Pembangunan dapat terjadi bila pemerintahan suatu negara mempunyai pendapatan yang memadai. Pendapatan suatu negara bisa bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri, bisa juga dari sektor swasta dan pemerintahan. Salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan kontribusi terbesar bagi negara adalah pajak. Pajak merupakan pungutan yang bersifat wajib bagi rakyatnya, yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi.

Semenjak era reformasi, pemerintahan dituntut untuk memberlakukan otonomi daerah, yang secara resmi berlaku di Indonesia sejak 1 Januari 2001. Kewenangan tersebut menuntut pemerintah daerah untuk mencari alternatif sumber pendapatan yang akan digunakan untuk belanja pemerintah daerah mereka sendiri. Dasar hukum untuk melaksanakan pajak daerah dan restribusi daerah diatur dalam Undang-Undang nomor 18 tahun 1977 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan terakhir diubah menjadi Undang-undang nomor 28 tahun 2009.

Pendapatan asli daerah merupakan salah satu sumber yang menentukan bahwa suatu daerah mandiri. Karena semakin besar pendapatan asli daerahnya semakin rendah tingkat ketergantungan dengan pemerintah pusatnya, begitu pula sebaliknya bila semakin kecil pendapatan suatu daerah maka besar ketergantungannya semakin tinggi pada pemerintah pusat.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 2

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang terkenal dengan wisatanya. Salah satu wisata yang terkenal di Jawa Barat adalah wisata kuliner dan wisata objek hiburan. Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu perintis perkembangan tersebut. Hal ini dikarenakan perkembangan kota Bandung semakin pesat, hal itu bisa dilihat dari bermunculan banyaknya mall atau pusat perbelanjaan besar, restoran, dan cafe di lokasi strategis di kota Bandung seperti di daerah Dago, Riau dll. Selain perkembangan tersebut, dengan dibangunnya fasilitas tol Cipularang memudahkan akses orang luar Bandung terutama orang Jakarta untuk datang ke Bandung. Dengan banyaknya wisatawan yang datang ke kota Bandung akan membuat pendapatan asli daerah Bandung menjadi naik terutama dalam bidang restoran dan hiburannya.

Kota Cimahi yang semenjak tahun 2001 ditetapkan sebagai otonom dari statusnya terdahulu sebagai kota administratif juga menjadi salah satu objek wisata bagi wisatawan karena letaknya yang dekat dengan kota Bandung. Dengan perkembangan kota Bandung yang pesat di wisata kuliner dan objek wisata hiburan, kota Cimahi pun semakin berkembang. Salah satu perkembangan tersebut dapat dilihat dari adanya pertumbuhan wisata kuliner dan objek wisata hiburan yang ada di Cimahi. Objek wisata kuliner di Cimahi yang sedang berkembang adalah di kawasan Kolonel Matsuri, Cihanjuang, dll. Ojek wisata hiburan yang ada di Cimahi adalah pusat perbelanjaan Cimahi Mall, Alam Wisata Cimahi, Curug Cimahi dll.

Banyaknya pertumbuhan pusat perbelanjaan atau mall dan perkembangan wisata kuliner yang ada di Bandung dan Cimahi menyebabkan penghasilan daerah berupa pajak restoran dan pajak hiburan pun akan semakin meningkat. Peningkatan sumber-sumber pajak tersebut turut andil dalam meningkatkan pengahasilan asli


(15)

BAB I PENDAHULUAN 3

daerah. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengulas lebih lanjut tentang seberapa besar perbandingan efektivitas dan kontribusi pajak restoran dan pajak hiburan terhadap pendapatan asli kota Bandung dan Cimahi, serta seberapa besar pengaruh pajak restoran dan pajak hiburan di kota Bandung dan Cimahi.

Peneitian terdahulu yang menjadi penunjang untuk penulis adalah Edward W. Memah (2012) dengan judul Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap PAD Kota Manado menyatakan bahwa secara keseluruhan kontribusi pajak hotel dan pajak restoran pada tahun 2007-2011 memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PAD sehingga dapat mempengaruhi jumlah PAD yang diterima.

Christhian Rame dan I Gusti Putu Nata Wirawan (2011) dengan judul Analisis Efektivitas, Efesiensi Penerimaan Pajak Hiburan dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Badung menyatakan bahwa tingkat efektivitas penerimaan pajak hiburan di Kabupaten Badung menunjukkan rata-rata 121,84 % maka tingkat efektivitas penerimaan pajak hiburan tergolong sangat efektif. Tahun 2001-2010 menunjukkan rata-rata tingkat efesiensi penerimaan pajak hiburan menunjukkan sebesar 5,88 % dan dapat dikategorikan sangat efesien. Penerimaan Pajak Hiburan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Badung.

Vira Hardiyanti (2013) dengan juduk Analisis Pemungutan Pajak Hiburan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Surabaya menyatakan bahwa kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kurang, efektifitas kontribusi pajak daerah pada pendapatan asli daerah di kota Surabaya sudah termasuk efektif.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 4

Dengan latar belakang yang udah diuraikan di atas, penulis bermakud menunagkannya ke dalam skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Restoran dan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah (Survey pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan Kota Cimahi)”

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar efektivitas pajak restoran dan pajak hiburan Kota Bandung?. 2. Seberapa besar efektivitas pajak restoran dan pajak hiburan Kota Cimahi?. 3. Seberapa besar pengaruh dan kontribusi pajak restoran dan pajak hiburan

terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung?.

4. Seberapa besar pengaruh dan kontribusi pajak restoran dan pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Cimahi?.

5. Bagaimanakah perbandingan kontribusi dan pengaruh penerimaan pajak restoran dan pajak hiburan antara kota Bandung dan kota Cimahi?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menguraikan seberapa besar efektivitas pajak restoran dan pajak hiburan Kota Bandung.

2. Menguraikan seberapa besar efektivitas pajak restoran dan pajak hiburan Kota Cimahi.


(17)

BAB I PENDAHULUAN 5

3. Menguraikan seberapa besar pengaruh dan kontribusi pajak restoran dan pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung.

4. Menguraikan seberapa besar pengaruh dan kontribusi pajak restoran dan pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Cimahi.

5. Menguraikan perbandingan kontribusi dan pengaruh penerimaan pajak restoran dan pajak hiburan antara kota Bandung dan kota Cimahi

1.4. Kegunaan Penelitian

Penulis harapkan penelitian ini dapat berguna bagi: 1. Akademis

Bagi bidang akademis, penulis berharap para akademisi dapat lebih mengembangkan pengetahuan mengenai perpajakan daerah. Untuk penelitian selanjutnya juga dapat menjadi referensi untuk menulis skripsi, makalah atau jurnal.

2. Pemerintahan

Bagi pemerintahan, khususnya pemerintahan kota Bandung, dan Cimahi, penulis berharap dapat memperhatikan dan memberi perhatian bagi sumber-sumber pajak daerah yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah kota Bandung dan kota Cimahi.

3. Masyarakat

Bagi masyarakat, penulis berharap menambah pengatahuan tentang pajak terlebih lagi pajak daerah yang hubugannya erat dengan pembangunan daerah. Penulis berharap, masyarakat juga turut sadar dalam membayar pajak daerah


(18)

BAB I PENDAHULUAN 6

bahwa dengan membayar pajak daerah dapat meningkatkan pendapatan bagi daerahnya.


(19)

BAB V

SIMULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya adalah:

1. Efektivitas pajak restoran di kota Bandung dari tahun 2009-2013 secara berturut-turut adalah adalah sebesar 99,09%, 100,37%, 113,59%, 110,78% dan 116,37%. Tingkat efektivitas pajak restoran di Bandung tahun 2009 sebesar 99,09% adalah efektif. Tingkat efektivitas pajak restoran di Bandung tahun 2010 sampai 2013 sebesar 100,37%, 113,59% , 110,78%, dan 116,37% adalah sangat efektif.

2. Efektivitas pajak hiburan di kota Cimahi dari tahun 2009-2013 secara berturut-turut adalah adalah sebesar 196,68%, 106,99%, 138,06%, 102,59% dan 106,39%. Tingkat efektivitas pajak hiburan di Cimahi tahun 2009-2013 sebesar 196,68%, 106,99%, 138,06%, 102,59% dan 106,39% adalah sangat efektif. 3. Pajak restoran dan hiburan kota Bandung secara simultan yaitu 68,5%.

berpengaruh signifikan pada pendapatan asli daerah kota Bandung. Kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung sebesar 66,0% dan kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung sebesar 2,4%. Kontribusi pajak restoran kota Bandung lebih besar dibandingkan penghasilan pajak hiburan.

4. Pajak restoran dan hiburan kota Cimahi secara simultan yaitu 62,4%. berpengaruh signifikan pada pendapatan asli daerah kota Cimahi. Kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah kota Cimahi sebesar 56,4% dan


(20)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 92

kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Cimahi sebesar 58,9%. Kontribusi pajak hiburan kota Cimahi lebih besar dibandingkan dengan penghasilan pajak restoran.

5. Pengaruh pajak restoran dan hiburan kota Bandung sebesar 68,5% lebih besar dibandingkan kota Cimahi yang sebesar 62,4%. Kontribusi pajak restoran kota Bandung lebih besar dibandingkan penghasilan pajak hiburan. Kontribusi pajak hiburan kota Cimahi lebih besar dibandingkan dengan penghasilan pajak restoran

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di bahas di atas, penulis memiliki beberapa saran untuk meningkatkan efektivitas, kontribusi dan pengaruhnya untuk pajak restoran dan hiburan di kota Bandung dan kota Cimahi yaitu:

1. Dinas Pendapatan Kota Bandung

Dinas pendapatan kota Bandung diharapkan dapat terus meningkatkan pelayanan, menggali penetapan potensi dan mengawasi penerimaan pajak restoran karena kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung sebesar 66,0% jauh lebih besar dibandingkan pajak hiburan yang hanya berkontribusi sebesar 2,4%.

2. Dinas Pendapatan Kota Cimahi

Dinas Pendapatan Kota Cimahi sebaiknya terus meningkatkan pelayanan, menggali penetapan potensi dan mengawasi penerimaan pajak hiburan karena kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Cimahi sebesar 58,9%, lebih besar dibandingkan kontribusi pajak hiburan yaitu sebesar 56,4%.


(21)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 93

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat menjadi masukkan dan referensi tentang pajak daerah, dan diharapkan lebih luas lagi dalam mengambil objek yang akan diteliti.


(22)

94

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Jakarta: Salemba Empat.

Effendi, Tommy. 2013. Pengaruh Pemungutan Pajak Hiburan Dan Pajak Reklame

Terhadap Penerimaan Pajak Daerah:Studi Empirik Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi. Skripsi Akuntansi SI, Universitas Kristen Maranatha.

Bandung. (Tidak Dipublikasikan)

Hardiyanti, Vira 2013. Analisis Pemungutan Pajak Hiburan Dalam Rangka

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Surabaya.

ejournal.unesa.ac.id/article/8782/57/article.pdf diakses pada tanggal 12 Desember 2012.

Haryanto, Thomas Sanjaya. 2013. Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak

Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Cimahi (Studi Empirik pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi).Skripsi Akuntansi SI,

Universitas Kristen Maranatha. Bandung. (Tidak Dipublikasikan)

Jogiyanto. 2010. Metedologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

pengalaman. Edisi pertama. BPFE Yogyakarta: Yogyakarta.

Memah, Edward W. 2012. Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Dan

Restoran Terhadap Pad Kota Manado. Jurnal EMBA. Volume 1, no 3.

ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/download/1896/1504 diakses pada tanggal 12 Desember 2014.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Restoran. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 tahun 2010 tentang Pajak Hiburan. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 5 tahun 2003 tentang Pajak Restoran. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 7 tahun 2003 tentang Pajak Hiburan.

Rame, Christhian. 2011. Analisis Efektivitas, Efesiensi Penerimaan Pajak Hiburan

dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Badung.

E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Vol. 2, No. 10, ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/download/6851/5195 diakses pada 12 Desember 2014.

Resmi, Siti. 2012. Perpajakan: Teori dan Kasus. Volume 1. Edisi 6. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.


(23)

95

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis dan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta: Bandung.

Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Volume 2. Edisi 10. Penerbit Salemba Empat:


(1)

BAB I PENDAHULUAN 6

bahwa dengan membayar pajak daerah dapat meningkatkan pendapatan bagi daerahnya.


(2)

91 Unversitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya adalah:

1. Efektivitas pajak restoran di kota Bandung dari tahun 2009-2013 secara berturut-turut adalah adalah sebesar 99,09%, 100,37%, 113,59%, 110,78% dan 116,37%. Tingkat efektivitas pajak restoran di Bandung tahun 2009 sebesar 99,09% adalah efektif. Tingkat efektivitas pajak restoran di Bandung tahun 2010 sampai 2013 sebesar 100,37%, 113,59% , 110,78%, dan 116,37% adalah sangat efektif.

2. Efektivitas pajak hiburan di kota Cimahi dari tahun 2009-2013 secara berturut-turut adalah adalah sebesar 196,68%, 106,99%, 138,06%, 102,59% dan 106,39%. Tingkat efektivitas pajak hiburan di Cimahi tahun 2009-2013 sebesar 196,68%, 106,99%, 138,06%, 102,59% dan 106,39% adalah sangat efektif. 3. Pajak restoran dan hiburan kota Bandung secara simultan yaitu 68,5%.

berpengaruh signifikan pada pendapatan asli daerah kota Bandung. Kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung sebesar 66,0% dan kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung sebesar 2,4%. Kontribusi pajak restoran kota Bandung lebih besar dibandingkan penghasilan pajak hiburan.

4. Pajak restoran dan hiburan kota Cimahi secara simultan yaitu 62,4%. berpengaruh signifikan pada pendapatan asli daerah kota Cimahi. Kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah kota Cimahi sebesar 56,4% dan


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 92

kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Cimahi sebesar 58,9%. Kontribusi pajak hiburan kota Cimahi lebih besar dibandingkan dengan penghasilan pajak restoran.

5. Pengaruh pajak restoran dan hiburan kota Bandung sebesar 68,5% lebih besar dibandingkan kota Cimahi yang sebesar 62,4%. Kontribusi pajak restoran kota Bandung lebih besar dibandingkan penghasilan pajak hiburan. Kontribusi pajak hiburan kota Cimahi lebih besar dibandingkan dengan penghasilan pajak restoran

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di bahas di atas, penulis memiliki beberapa saran untuk meningkatkan efektivitas, kontribusi dan pengaruhnya untuk pajak restoran dan hiburan di kota Bandung dan kota Cimahi yaitu:

1. Dinas Pendapatan Kota Bandung

Dinas pendapatan kota Bandung diharapkan dapat terus meningkatkan pelayanan, menggali penetapan potensi dan mengawasi penerimaan pajak restoran karena kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah kota Bandung sebesar 66,0% jauh lebih besar dibandingkan pajak hiburan yang hanya berkontribusi sebesar 2,4%.

2. Dinas Pendapatan Kota Cimahi

Dinas Pendapatan Kota Cimahi sebaiknya terus meningkatkan pelayanan, menggali penetapan potensi dan mengawasi penerimaan pajak hiburan karena kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah kota Cimahi sebesar 58,9%, lebih besar dibandingkan kontribusi pajak hiburan yaitu sebesar 56,4%.


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 93

Universitas Kristen Maranatha 3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat menjadi masukkan dan referensi tentang pajak daerah, dan diharapkan lebih luas lagi dalam mengambil objek yang akan diteliti.


(5)

94

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Jakarta: Salemba Empat.

Effendi, Tommy. 2013. Pengaruh Pemungutan Pajak Hiburan Dan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Daerah:Studi Empirik Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi. Skripsi Akuntansi SI, Universitas Kristen Maranatha. Bandung. (Tidak Dipublikasikan)

Hardiyanti, Vira 2013. Analisis Pemungutan Pajak Hiburan Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Surabaya. ejournal.unesa.ac.id/article/8782/57/article.pdf diakses pada tanggal 12 Desember 2012.

Haryanto, Thomas Sanjaya. 2013. Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Cimahi (Studi Empirik pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi).Skripsi Akuntansi SI, Universitas Kristen Maranatha. Bandung. (Tidak Dipublikasikan)

Jogiyanto. 2010. Metedologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman- pengalaman. Edisi pertama. BPFE Yogyakarta: Yogyakarta.

Memah, Edward W. 2012. Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pad Kota Manado. Jurnal EMBA. Volume 1, no 3. ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/download/1896/1504 diakses pada tanggal 12 Desember 2014.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Restoran. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 tahun 2010 tentang Pajak Hiburan. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 5 tahun 2003 tentang Pajak Restoran. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 7 tahun 2003 tentang Pajak Hiburan.

Rame, Christhian. 2011. Analisis Efektivitas, Efesiensi Penerimaan Pajak Hiburan dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Badung. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Vol. 2, No. 10, ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/download/6851/5195 diakses pada 12 Desember 2014.

Resmi, Siti. 2012. Perpajakan: Teori dan Kasus. Volume 1. Edisi 6. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.


(6)

95

Universitas Kristen Maranatha Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis dan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta: Bandung.

Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Volume 2. Edisi 10. Penerbit Salemba Empat: