Perancangan Interior Klinik Anak dengan Tema Healing with Fun.

(1)

iv |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

ABSTRAK

Anak merupakan generasi penerus bangsa oleh karena itu, proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan baik secara fisik, emosional, sosial dan intelektual anak. Pengaruh kualitas kesehatan anak juga berpengaruh besar pada proses tumbuh kembang anak. Usia anak merupakan usia yang rentan untuk merasakan stress, cemas, atau takut jika dihadapkan pada keadaan dan suasana baru yang asing bagi mereka, salah satunya ialah perawatan di klinik. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaknyamanan anak terhadap keadaan, suasana, bau atau suara yang ada di klinik sehingga anak yang sakit hampir selalu memperlihatkan sikap yang sangat mudah tersinggung, mudah cemas, pemarah, agresif, penakut, curiga dan sensitif. Respon kecemasan anak tersebut tergantung dari tahapan usia anak, kondisi psikologi anak, serta intensitas anak mendatangi klinik anak.

Klinik anak merupakan salah satu fasilitas kesehatan khusus anak yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Namun, pada perancangan klinik anak bukan hanya menjawab kebutuhan secara fungsional saja, tetapi juga memperhatikan kebutuhan anak secara psikologis sehingga dibutuhkan suatu perubahan pada desain interior klinik anak sehingga dapat mengurangi rasa takut anak pada saat melakukan perawatan pada klinik anak. Kesan pertama anak-anak pada saat melihat klinik adalah segalanya. Elemen-elemen interior yang ada harus dapat memberikan rasa tenang dan nyaman pada anak baik pada penggunaan bentuk, pola, warna, tekstur serta material yang digunakan harus aman bagi anak. Tujuan dari semuanya ini adalah untuk memberikan kenyamanan dan rasa tenang bagi anak melalui bentukan interiornya.

Sehingga pada perancangan desain klinik anak ini, perancang menggunakan bentukan organis yang tenang dengan penggunaan warna-warna yang membantu anak untuk nyaman, tenang serta tetap semangat yaitu warna biru, hijau, putih, coklat muda serta dengan tambahan warna cerah seperti warna kuning dan orange pada perancangan interior serta furniturnya.


(2)

v |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

ABSTRACT

Kids are the future generation, therefore, the process of child development are things that need to be considered whether physical, emotional, social and intellectual children. The influence of the quality of children's health is also a big influence on the process of child development. Age of the child is a vulnerable age to feel stress, anxiety, or fear when confronted with a new situation and an atmosphere that is foreign to them, one of which is administered at a clinic. It is caused by the child's discomfort to the circumstances, the atmosphere, smells or sounds that exist in the clinic so that a sick child is almost always shown the attitude was very irritable, anxious, angry, aggressive, fearful, suspicious and sensitive. The child's anxiety response depends on the stage of the child's age, the psychological condition of the child, as well as the intensity of children's go to the clinic.

Children's clinic is one of the health facilities especially for children which organizes basic medical services and / or specialist. However, the design of children's clinic not only address the needs functionally, but also pay attention to the needs of children psychologically and so we need a change in the children's clinic interior design so as to reduce the fear of the child at the time of child care at the clinic. The first impression of the children at the time of the clinic is seeing everything. Interior elements are there to be able to provide a sense of calm and comfortable at a good boy on the use of shapes, patterns, colors, textures and materials used should be safe for children. The purpose of all this is to provide comfort and a sense of calm to the child through the formation of its interior.

So in designing the children's clinic, designer uses the formation of organic that can calm with the children with the use of colors that help the child to a comfortable, secure and keep the spirit of the colors blue, green, white, brown, and with the addition of bright colors such as yellow and orange on interior design and furniture.


(3)

vi |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR PUSTAKA ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Gagasan Perancangan ... 3

1.4 Manfaat Perancangan ... 4

1.5 Ruang Lingkup Perancangan ... 4

BAB 2 STANDARISASI KLINIK DAN KARAKTER ANAK 2.1 Anak ... 7

2.1.1 Pengertian Anak ... 7

2.1.2 Kategori Usia ... 8


(4)

vii |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

2.1.4 Perbedaan Anak Sehat dan Anak Sakit ... 12

2.1.5 Masalah Keperawatan Anak ... 12

2.2 Pengaruh Warna pada Anak ... 12

2.3 Antropometri Anak ... 16

2.4 Ergonomi Anak ... 18

2.5 Furnitur Anak ... 19

2.5.1 Peran Furnitur Dalam Desain Interior Klinik Anak ... 19

2.5.2 Jenis Material dan Furnitur yang Aman Digunakan Untuk Anak 22 2.6 Klinik Anak ... 24

2.6.1 Pengertian Klinik dan Klinik Khusus Anak ... 24

2.6.2 Jenis Klinik ... 25

2.6.3 Standar Penyelenggaraan Klinik ... 25

2.6.4 Standar Fasilitas Klinik ... 25

2.6.5 Standar Ruang pada Klinik ... 27

2.6.6 Standar Pencahayaan pada Klinik ... 33

2.6.7 Standar Kebisingan pada Klinik ... 33

2.6.8 Uraian Fasilitas pada Klinik ... 35

2.7 Studi Banding Klinik Anak ... 45

2.7.1 Klinik Anak Permataku Bandung ... 45

2.7.2 Rumah Sakit Ibu dan Anak Limijati Bandung ... 58

2.7.3 International Paediatric Clinic Singapura ... 66

BAB 3 DESKRIPSI PROYEK DAN PROGRAMMING PROYEK 3.1 Deskripsi Objek ... 70

3.2 Deskripsi Site ... 71

3.3 Analisis Site ... 72

3.3.1 Analisis Umum ... 72


(5)

viii |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

3.4 Analisa Bangunan ... 76

3.5 Analisa User ... 84

3.5.1 Identifikasi User ... 84

3.5.2 Struktur Organisasi Klinik Anak ... 87

3.5.3 Job Description Klinik Anak ... 88

3.5.4 Kebutuhan Ruang serta Sirkulasi Klinik Anak ... 89

3.5.5 Flow Activity pada Klinik Anak ... 94

3.5.6 Bubble Diagram Klinik Anak ... 99

3.5.7 Matriks Kedekatan Ruang pada Klinik Anak ... 100

3.5.8 Zoning Blocking Klinik Anak ... 101

3.6 Analisa Fungsi ... 104

3.7 Konsep Healing with Fun ... 105

3.7.1 Definisi Healing with Fun ... 105

3.7.2 Konsep Bentuk ... 106

3.7.3 Konsep Warna ... 107

3.7.4 Konsep Material ... 108

3.7.5 Konsep Pola ... 108

3.7.6 Konsep Tekstur ... 109

3.7.7 Konsep Furnitur ... 109

3.7.8 Konsep Pencahayaan ... 109

3.7.9 Konsep Penghawaan ... 110

3.7.10 Konsep Keamanan ... 110

BAB 4 PERANCANGAN DESAIN 4.1 Penerapan Dalam Desain Interior ... 112

4.2 Tema Desain... 116

4.2.1 Lobby ... 116

4.2.2 Ruang Spesialis Gigi Anak ... 117


(6)

ix |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

4.2.4 Ruang Perpustakaan ... 119

4.2.5 Area Klinik Tumbuh Kembang ... 120

4.2.6 Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)... 121

4.3 Konsep Ruang dan Bentuk ... 122

4.3.1 Lobby ... 122

4.3.2 Ruang Spesialis Gigi Anak ... 123

4.3.3 Ruang Spesialis Anak ... 125

4.3.4 Ruang Perpustakaan ... 126

4.3.5 Area Klinik Tumbuh Kembang ... 127

4.3.6 Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)... 128

4.4 Konsep Furnitur dan Bentuk ... 129

4.4.1 Furnitur Area Lobby ... 129

4.4.2 Furnitur Ruang Spesialis Gigi Anak ... 130

4.4.3 Furnitur Ruang Spesialis Anak ... 131

4.4.4 Furnitur Ruang Perpustakaan ... 131

4.4.5 Furnitur Area Klinik Tumbuh Kembang ... 132

4.5 Konsep Material ... 133

4.5.1 Lobby ... 133

4.5.2 Ruang Perpustakaan ... 133

4.5.3 Klinik Tumbuh Kembang ... 134

4.5.4 Instalasi Gawat Darurat (IGD) ... 135

4.6 Gambar Perspektif Denah Khusus ... 136


(7)

x |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh Ruang Khusus Bermain ... 4

Gambar 2.1 Warna Putih ... 14

Gambar 2.2 Warna Biru ... 14

Gambar 2.3 Warna Hijau ... 15

Gambar 2.4 Warna Coklat dan Abu-abu ... 15

Gambar 2.5 Ruang Konsultasi ... 27

Gambar 2.6 Area Pendaftaran ... 51

Gambar 2.7 Area Tunggu ... 52

Gambar 2.8 Area Rekam Data ... 52

Gambar 2.9 Ruang Pemeriksaan ... 53

Gambar 2.10 Ruang Administrasi ... 53

Gambar 2.11 Ruang Menyusui ... 54

Gambar 2.12 Laboratorium Prodia ... 54

Gambar 2.13 Area Bermain Indoor ... 55

Gambar 2.14 Area Bermain Outdoor ... 56

Gambar 2.15 Kafetaria ... 56

Gambar 2.16 Apotik ... 57

Gambar 2.17 Ruang Racik Obat ... 57

Gambar 2.18 Ruang Perawatan Ibu dan Anak Kelas I ... 61

Gambar 2.19 Ruang Perawatan Perinatologi ... 61

Gambar 2.20 Ruang Bersalin ... 62

Gambar 2.21 Pelayanan Intensif RSIA Limijati ... 62

Gambar 2.22 Laboratorium RSIA Limijati ... 63

Gambar 2.23 Senam Hamil RSIA Limijati ... 63

Gambar 2.24 Divisi Poliklinik RSIA Limijati ... 64

Gambar 2.25 Ruang Skrining Perkembangan RSIA Limijati ... 65

Gambar 2.26 Ruang Sensori Integrasi RSIA Limijati ... 65


(8)

xi |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

Gambar 2.28 Logo International Paediatric Clinic Singapore ... 66

Gambar 2.29 Kesehatan Umum Anak International Paediatric Clinic ... 67

Gambar 2.30 Perkembangan Anak International Paediatric Clinic ... 67

Gambar 2.31 Perawatan Spesialisasi Anak International Paediatric Clinic . 68 Gambar 3.1 Lokasi Penabur International School Bahureksa ... 71

Gambar 3.2 Peta Lokasi Site ... 72

Gambar 3.3 View Utara ... 73

Gambar 3.4 View Timur ... 73

Gambar 3.5 Vegetasi Sekitar Lokasi Site ... 74

Gambar 3.6 Kebersihan Sekitar Site ... 75

Gambar 3.7 Denah Lantai Satu ... 76

Gambar 3.8 Denah Lantai Dua ... 76

Gambar 3.9 Tampak Depan Penabur International School... 77

Gambar 3.10 Kolom Lantai Satu ... 77

Gambar 3.11 Kolom Lantai Dua ... 78

Gambar 3.12 Kolom Tipe Bulat 1 ... 78

Gambar 3.13 Kolom Tipe Bulat 2 ... 79

Gambar 3.14 Kolom Lantai 2... 79

Gambar 3.15 Hallways Lantai 1... 80

Gambar 3.16 Hallways Lantai 2... 80

Gambar 3.17 Akses Jalan ke Ruang Tengah Atas ... 81

Gambar 3.18 Hallways Lantai 1... 81

Gambar 3.19 Sirkulasi Vertikal dari Lantai 1 ... 82

Gambar 3.20 Hallways Lantai 2... 82

Gambar 3.21 Arah Matahari Lokasi Site... 83

Gambar 3.22 Zoning Lantai 1 Klinik Anak ... 101

Gambar 3.23 Zoning Lantai 2 Klinik Anak ... 101

Gambar 3.24 Blocking Lantai 1 Klinik Anak ... 102

Gambar 3.25 Blocking Lantai 2 Klinik Anak ... 103


(9)

xii |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

Gambar 3.27 Konsep Bentuk ... 106

Gambar 3.28 Konsep Warna ... 107

Gambar 3.29 Konsep Pola... 108

Gambar 3.30 Konsep Furnitur... 109

Gambar 4.1 Site Plan ... 112

Gambar 4.2 Zoning Blocking Lantai Satu ... 113

Gambar 4.3 Denah General Lantai Satu ... 114

Gambar 4.4 Zoning Blocking Lantai Dua ... 114

Gambar 4.5 Denah General Lantai Dua ... 115

Gambar 4.6 Potongan General A-A’ ... 115

Gambar 4.7 Potongan General B-B’ ... 115

Gambar 4.8 Denah Khusus Lobby ... 116

Gambar 4.9 Denah Khusus Ruang Spesialis Gigi Anak ... 117

Gambar 4.10 Denah Khusus Ruang Spesialis Anak ... 118

Gambar 4.11 Denah Khusus Ruang Perpustakaan ... 119

Gambar 4.12 Denah Khusus Area Klinik Tumbuh Kembang ... 120

Gambar 4.13 Denah Khusus Area IGD... 121

Gambar 4.14 Potongan Lobby A-A’ ... 122

Gambar 4.15 Potongan Lobby B-B’ ... 123

Gambar 4.16 Potongan Ruang Spesialis Gigi Anak A-A’ ... 124

Gambar 4.17 Potongan Ruang Spesialis Gigi Anak B-B’ ... 124

Gambar 4.18 Potongan Ruang Specialis Anak A-A’ ... 125

Gambar 4.19 Potongan Ruang Specialis Anak B-B’ ... 125

Gambar 4.20 Potongan Ruang Perpustakaan A-A’... 126

Gambar 4.21 Potongan Ruang Perpustakaan B-B’ ... 126

Gambar 4.22 Potongan Ruang Klinik Tumbuh Kembang A-A’ ... 127

Gambar 4.23 Potongan Ruang Klinik Tumbuh Kembang B-B’ ... 127

Gambar 4.24 Potongan Ruang Instalasi Gawat Darurat A-A’ ... 128

Gambar 4.25 Potongan Ruang Instalasi Gawat Darurat B-B’ ... 128


(10)

xiii |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

Gambar 4.27 Furnitur Meja Dokter ... 130

Gambar 4.28 Furnitur Ranjang Periksa Anak ... 131

Gambar 4.29 Furnitur Area Baca dan Rak Buku Anak ... 131

Gambar 4.30 Furnitur Area Depan Klinik Tumbuh Kembang ... 132

Gambar 4.31 Furnitur Ruang Skrining Klinik Tumbuh Kembang ... 132

Gambar 4.32 Pola Lantai Lobby ... 133

Gambar 4.33 Pola Lantai Perpustakaan ... 134

Gambar 4.34 Pola Lantai Klinik Tumbuh Kembang ... 134

Gambar 4.35 Pola Lantai Instalasi Gawat Darurat... 135

Gambar 4.36 Perspektif Lobby ... 136

Gambar 4.37 Perspektif Ruang Spesialis Gigi Anak ... 136

Gambar 4.38 Perspektif Perspustakaan ... 137

Gambar 4.39 Perspektif Ruang Skrining Klinik Tumbuh Kembang ... 138

Gambar 4.40 Perspektif Ruang Instalasi Gawat Darurat ... 138

Gambar 4.41 Perspektif Ruang Spesialis Anak ... 139

Gambar 4.42 Perpektif Area Tunggu Klinik Tumbuh Kembang ... 139

Gambar 4.43 Perspektif Sketsa Ruang Spesialis Anak ... 140


(11)

xiv |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Klinik Anak Permataku Bandung ... 47

Diagram 2.2 Struktur Organisasi RSIA Limijati Bandung ... 60

Diagram 3.1 Struktur Organisasi Klinik Anak ... 87

Diagram 3.2 Flow Activity Pasien Klinik Anak ... 94

Diagram 3.3 Flow Activity Staff Pendamping Pasien Klinik Anak ... 94

Diagram 3.4 Flow Activity Staff Menejemen Klinik Anak ... 95

Diagram 3.5 Flow Activity Dokter Spesialis Klinik Anak ... 95

Diagram 3.6 Flow Activity Dokter Jaga IGD Klinik Anak ... 95

Diagram 3.7 Flow Activity Petugas Laboratorium Klinik Anak ... 96

Diagram 3.8 Flow Activity Petugas Radiodiagnostik Klinik Anak ... 96

Diagram 3.9 Flow Activity Apoteker Klinik Anak ... 96

Diagram 3.10 Flow Activity Perawat Area IGD Klinik Anak ... 97

Diagram 3.11 Flow Activity Perawat Rekam Medik Klinik Anak ... 97

Diagram 3.12 Flow Activity Perawat Area IRJ Klinik Anak ... 97

Diagram 3.13 Flow Activity Perawat Area Lobby Klinik Anak ... 98

Diagram 3.14 Flow Activity Cleaning Service Klinik Anak ... 98

Diagram 3.15 Flow Activity Security Klinik Anak ... 98

Diagram 3.16 Bubble Diagram Klinik Anak ... 99


(12)

xv |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Standar Pencahayaan Klinik ... 33

Tabel 2.2 Tabel Standar Kebisingan Klinik ... 34

Tabel 2.3 Tabel Uraian Fasilitas pada Klinik... 35

Tabel 3.1 Job Description Klinik Anak ... 88


(13)

1 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan generasi penerus bangsa oleh karena itu, proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan baik secara fisik, emosional, sosial dan intelektual anak. Pengaruh kualitas kesehatan anak juga berpengaruh besar pada proses tumbuh kembang anak. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bandung, profil kesehatan anak di Kota Bandung yaitu angka kematian anak di Kota Bandung adalah sebanyak 89 anak/1000 kelahiran hidup. Dari jumlah tersebut, penyebab terbanyak adalah wabah Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, penyakit infeksi, kecelakaan, dll. Sedangkan angka kesakitan di Kota Bandung yang diamati oleh Indikator Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu penyakit TB paru BTA+, HIV/AIDS, Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak usia <15 tahun, DBD, dan


(14)

2 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

penyakit kusta. Sedangkan status gizi anak di Kota Bandung pada tahun 2007 yaitu anak dengan gizi buruk sebanyak 1.093 anak (0,73%).

Usia anak merupakan usia yang rentan untuk merasakan stress, cemas, atau takut jika dihadapkan pada keadaan dan suasana baru yang asing bagi mereka, salah satunya ialah perawatan di klinik atau rumah sakit. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaknyamanan anak terhadap keadaan, suasana, bau atau suara yang ada di klinik atau rumah sakit sehingga anak yang sakit hampir selalu memperlihatkan sikap yang sangat mudah tersinggung, mudah cemas, pemarah, agresif, penakut, curiga dan sensitif. Respon kecemasan anak tersebut tergantung dari tahapan usia anak, kondisi psikologi anak, serta intensitas anak mendatangi klinik atau rumah sakit anak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Coyne (2006) dalam Apriliawati (2011), menjelaskan bahwa anak yang dihospitalisasi mengalami kecemasan dan kegelisahan karena prosedur pemeriksaan dan pengobatan, dan akibat berada di lingkungan asing. Untuk itu anak memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan tersebut dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan.

Klinik anak merupakan salah satu fasilitas kesehatan khusus anak yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Namun, pada perancangan klinik anak bukan hanya menjawab kebutuhan secara fungsional saja, tetapi juga memperhatikan kebutuhan anak secara psikologis sehingga dibutuhkan suatu perubahan pada desain interior klinik anak sehingga dapat mengurangi rasa takut anak pada saat melakukan perawatan pada klinik anak.

Kesan pertama anak-anak pada saat melihat klinik adalah segalanya. Elemen-elemen interior yang ada harus dapat memberikan rasa tenang dan nyaman pada anak baik pada penggunaan bentuk, pola, warna, tekstur serta material yang digunakan harus aman bagi anak. Tujuan dari semuanya ini adalah untuk memberikan kenyamanan dan rasa tenang bagi anak melalui bentukan interiornya.


(15)

3 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena, gejala, dan fakta yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas, berikut ini akan diidentifikasikan persoalan yang muncul, yaitu sebagai berikut :

1. Perawatan di klinik adalah salah satu penyebab stress/cemas bagi anak, terutama disebabkan oleh ketidaknyamanan anak terhadap keadaan, suasana, bau atau suara yang ada di klinik. Oleh karena itu, harus ada solusi desain interior yang dapat mengurangi ketidaknyamanan dan kecemasan anak tersebut salah satunya dengan penggunaan bentuk-bentuk dan warna-warna yang memperhatikan efek psikologi anak pada perancangan desain interior. 2. Usia anak merupakan usia yang mengembangkan berbagai kemampuannnya

melalui aktivitas-aktivitas yang mereka sukai. Oleh karena itu, pada perancangan interior klinik anak juga harus memperhatikan hal ini.

3. Usia anak-anak adalah masa yang penting untuk memperhatikan kesehatannya baik secara fisik maupun psikis, oleh karena itu klinik anak secara fungsional dibutuhkan sebagai sarana yang membantu penyembuhan anak.

1.3 Gagasan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk merancang interior/fasilitas rawat jalan anak yang memberikan rasa aman dan tenang bagi anak serta memberikan semangat bagi anak dalam proses penyembuhan. Gagasan perancangan ini dibuat untuk memecahkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, yaitu sebagai berikut:

1. Pada perancangan interior klinik anak dibutuhkan sebuah desain interior yang memberikan kenyamanan kepada pasien anak baik secara visual, audial maupun termal. Pada bagian main entrance klinik anak harus memberikan kesan yang bersahabat bagi anak sehingga dapat mengubah cara pandang anak terhadap klinik anak yang menakutkan. Pada perancangan interior klinik anak ini, penulis lebih menitikberatkan pada suasana ruang memberikan rasa aman,


(16)

4 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

nyaman, dan tenang bagi anak sehingga mengurangi rasa cemas serta tingkat stress pada anak.

2. Pada perancangan interior klinik anak ini terdapat sebuah ruang khusus untuk beraktivitas bagi anak sehingga anak juga dapat lebih bereksplorasi sesuai dengan tahapan pertumbuhan mereka. Terdapat pula area bermain

outdoor bagi anak serta taman bagi orang tua yang menunggu proses

pengobatan anak sehingga kebutuhan anak beserta orangtua dapat terpenuhi.

Gambar 1.1 Contoh Ruang Khusus Bermain Morgan Stanley Children Hospital Sumber: mymodernmet.com

1.4Manfaat Perancangan

Perancangan ini diharapkan dapat memiliki banyak kegunaan yaitu untuk memberikan persepsi yang baru bagi anak-anak bahwa klinik bukan merupakan sesuatu hal yang mencekam dan menakutkan melainkan menjadi salah satu tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Serta menambah kenyamanan bagi anak-anak yang sedang melakukan pengobatan. Mengurangi rasa stress anak-anak terhadap klinik dengan penggunaan desain interior yang menarik minat anak.

1.5 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup perancangan interior yang hendak penulis buat adalah sebagai berikut:

1. Area Lobby

Lobby adalah ruang teras di dekat pintu masuk bangunan yang biasanya dilengkapi dengan berbagai perangkat meja dan kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu. pada klinik anak, lobby juga difungsikan


(17)

5 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

sebagai sarana untuk mengurus administrasi seperti pendaftaran, pembuatan kartu berobat, kasir, dan lain-lain. Pengguna fasilitas ini adalah dokter dan ahli, pasien anak-anak, orang tua, yang mengantarkan anak-anak, apoteker, dan pegawai administrasi.

2. Ruang Konsultasi dan Pemeriksaan

Ruang ini secara akustik dan visual tertutup/terlindungi dari ruang-ruang lainnya, sehingga privasi dan kerahasian pasien terkait pemeriksaan dan konsultasi kesehatan pasien dapat terjamin. Ruang pemeriksaan ini disesuaikan besarnya berdasarkan aktivitas pasien, apakah pasien yang diperiksa dalam kondisi duduk, berdiri, ataukah berbaring. Peralatan umum yang ada di ruangan ini adalah kursi pasien, tempat berbaring pasien, bangku putar, kursi instrument.

3. Ruang UGD

Unit gawat darurat (UGD) adalah salah satu bagian pada rumah sakit/klinik yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera dan merupakan bagian dari rangkaian yang perlu diorganisir. Fungsi Unit Gawat Darurat adalah untuk menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada perancangan area ini adalah Unit Gawat Darurat memiliki entrence sendiri, mudah dicapai dari luar, berhubungan dengan fasilitas penunjang medis lainnya serta kendaraan atau ambulance dapat langsung ke pusat bangunan.

4. Ruang Obat dan Farmasi

Ruang farmasi atau juga ruang obat adalah ruang yang digunakan: a. Sebagai apotek yang melayani kebutuhan umum.

b. Berhubungan dengan unit rawat jalan, unit perawatan intensif serta unit bedah.

c. Menggunakan finishing dinding dan lantai dengan material yang mudah dibershkan.


(18)

6 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

5. Ruang Bermain

Ruang bermain pada klinik anak merupakan fasilitas khusus untuk membantu kemampuan anak dalam hal fisik, intelektual, dan sosial. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah tahap perkembangan anak, status kesehatan anak, serta lingkungan.


(19)

141 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

BAB 5

KESIMPULAN

Dalam merancang sebuah klinik anak banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari rasa ketakutan anak terhadap klinik anak, bagaimana cara agar membuat anak menjadi nyaman dan tidak takut pada saat melakukan proses pengobatan ataupun banyaknya persyaratan-persyaratan khusus pada klinik yang berkaitan dengan perancangan interior klinik anak. Sehingga dari permasalahan tersebut di dapatkanlah sebuah tema desain yang perancang buat sebagai acuan dalam perancangan desain interior klinik anak yaitu “Healing With Fun”. Kata “Healing” yang diambil dari fungsional klinik anak sendiri yaitu sebagai tempat yang dapat membatu pasien sembuh dari penyakitnya. Sedangkan kata “Fun” lebih ditujukan kepada target user klinik anak

ini yaitu anak usia 2-12 tahun. Anak pada usia ini lebih menyukai sesuatu yang menyenangkan serta memberikan kenyamanan bagi mereka. Menggunakan tema ini dikarenakan klinik anak harus mementingkan nilai fungsional klinik itu sendiri serta


(20)

142 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

dengan cara yang menyenangkan/fun untuk membantu anak dalam proses penyembuhan. Keyword yang perancang gunakan pada perancangan interior klinik rawat jalan anak ini berasal dari tema yang gunakan yaitu healing with fun. Dari kata

healing, perancang menganbil keyword tenang/peaceful, gentle, nyaman,

rapi/teratur/terorganisir dan hangat. Sedangkan dari kata fun, perancang mengambil

keyword semangat, friendly, kreatif dan dinamis.

Pada perancangan desain klinik anak ini, perancang lebih menekankan kepada penggunaan warna-warna yang dapat membantu proses penyembuhan anak yaitu menggunakan warna dominan hijau, biru dan putih dengan penambahan warna pastel lainnya sebagai warna aksen atau warna tambahan. Perancang menggunakan dominan warna biru, hijau, dan putih dikarenakan warna biru merupakan warna yang dapat membantu menenangkan saraf anak sehingga dapat membantu anak menjadi lebih stabil. Perancang menggunakan warna hijau karena warna hijau merupakan warna yang dikenal sebagai warna healing sehingga sangat cocok untuk diterapkan pada unit-unit kesehatan pada klinik anak. Penggunaan warna putih sangat erat hubungannya dengan klinik serta hal-hal yang berhubungan dengan steril karena warna putih melambangkan kebersihan. Warna lainnya yang perancang gunakan adalah warna coklat karena warna coklat adalah warna ideal untuk anak-anak yang hiperaktif dan penuh dengan energi karena warna ini dapat memberikan efek relaksasi, kehangatan serta kenyamanan. Perancang juga menambahkan beberapa aksen warna cerah sebagai warna aksen pada perancangan interior klinik rawat jalan anak ini seperti warna kuning, orange, dan lain-lain untuk menambah kesan ceria dan memberikan semangat bagi pasien anak.

Pada perancangan desain klinik anak ini, perancang menggunakan bentuk-bentuk organis yang lembut dan tidak kaku sehingga dapat memberi kesan tenang dan nyaman bagi pasien anak sehingga memudahkan proses pengobatan. Penggunaan bentuk organis dapat dilihat pada bentukan downceiling pada area lobby, ruang spesialis gigi anak serta pada area instalasi gawat darurat. Penggunaan bentukan organis juga dapat dilihat pada pola treatment dinding area lobby, area praktek dokter spesialis, perpustakaan dan juga area klinik tumbuh kembang. Pada lantai area lobby dan area instalasi gawat darurat juga menggunakan pola organis dengan penggunaan


(21)

143 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

material epoxy. Bentukan furnitur juga menggunakan bentuk organis serta tidak kaku dan tidak memiliki sudut tajam sehingga aman untuk anak.

Pada perancangan desain klinik anak ini, perancang membuat beberapa desain furnitur yang dapat membantu dan mempermudah anak serta orangtua/wali seperti furnitur kursi pada area praktek dokter spesialis yang dibuat menyatu dengan kursi anak sehingga anak tetap dapat dekat dengan ibu/orangtuanya pada saat dokter memberikan penjelasan pada orangtua. Pada area praktek dokter juga disediakan area khusus untuk anak dapat bermain sehingga dapat mempermudah proses pengobatan. Ranjang periksa pasien anak pada ruang praktek dokter spesialis di desain dengan tangga yang menyatu dengan ranjang periksa sehingga anak dengan mudah naik ke atas ranjang periksa. Pada area perpustakaan area anak-anak kecil, disediakan area duduk anak yang disatukan dengan rak buku cerita bergambar anak sehingga anak dapat dengan mudah mengambil dan membaca buku dari rak kemudian mengembalikannya pad arak dengan semula dengan tidak kesulitan karena rak buku yang bersatu dengan area duduk anak. Terdapat area taman dan juga area tunggu khusus untuk orangtua sehingga orangtua dapat menunggu anak sambil duduk dan membaca ataupun saling bercerita dengan sesama orangtua lainnya yang juga menunggu pengobatan anaknya.

Saran penulis yaitu merancang suatu bangunan hendaknya tidak hanya memperhatikan aspek fungsional saja, namun harus diperhatikan juga aspek pengguna di dalamnya serta aspek psikologis yang ditimbulkan dari desain ruangan tersebut sehingga kedua aspek tersebut harus diperhatikan secara bersamaan sehingga dapat menghasilkan suatu hasil desain yang baik dan dapat berdampak positif bagi pengguna nya.


(22)

PERANCANGAN INTERIOR KLINIK ANAK DENGAN TEMA

HEALING WITH FUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017

STEPHANI 1263074

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG 2016


(23)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih karuniaNya dan berkatNya yang begitu besar sehingga perancang dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN

INTERIOR KLINIK ANAK DENGAN TEMA HEALING WITH FUNdengan

baik dan tepat waktu.

Laporan ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam Tugas Akhir Tahun Ajaran Semester Ganjil 2016/2017. Laporan tugas akhir ini akan membahas tentang bagaimana merancang sebuah klinik rawat jalan anak dengan pendekatan pada persepsi dan psikologi anak sehingga menghasilkan hasil desain interior yang nyaman bagi anak serta memberikan rasa aman dan membantu proses penyembuhan anak.

Perancang menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Segala kritik dan saran yang membangun akan perancang terima dengan hati terbuka sebagai bahan dan untuk menambah wawasan juga pengetahuan perancang di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini perancang banyak mendapat bimbingan, bantuan juga dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perancang ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, yaitu kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, sebagai sumber inspirasi dan sumber penolong bagi perancang, karena atas berkat kasih karuniaNya dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik.

2. Irena V.G. Fajarto, ST, M.Kom, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha Bandung.

3. Erwin Ardianto Halim, S.Sn., MFA, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(24)

iii

4. Astrid Austranti Yuwono, ST., M.T. selaku Dosen pembimbing pertama yang telah membimbing dan memberikan arahan dan masukan serta waktunya untuk perancang selama penyusunan laporan sehingga dapat selesai dengan baik. 5. Ferlina Sugata, ST., MT, selaku Dosen pembimbing kedua yang telah

membimbing dan memberikan arahan dan masukan serta waktunya untuk perancang selama penyusunan laporan sehingga dapat selesai dengan baik. 6. Shirly Nathania Suhanjoyo,S.Sn.,M.Ds. selaku Dosen mata kuliah Studi Mandiri

yang telah memberikan arahan, dan telah banyak meluangkan waktunya untuk perancang selama penyusunan laporan sehingga dapat selesai dengan baik. 7. Orang tua dan keluarga, terima kasih untuk semua doa dan dukungan semangat

yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan baik.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan kasih dan berkat Nya kepada semua pihak atas semua kebaikan yang diberikan. Semoga laporan ini dapat membantu semua pihak yang membaca dan memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca. Perancang pun bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Bandung, 01 Desember 2016


(25)

xvi |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ching, Francis D.K, dan Corky, Bingeli. 2011. Interior Desain dengan Ilustrasi, Edisi kedua, Terjemahan. Jakarta: Indeks.

Hatmako, Muhamad Ridha., et al. 2010. Arsitektur Rumah Sakit. Yogyakarta: PT. Global Rancang Selaras.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI.

Kunders, G.D. 2004. Hospitals Facilities Planning and Management. New York: McGraw-Hill.

Malkin, Jain. 2002. Medical and Dental Space Planning, Edisi ketiga. New York: John Willey&Sons.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, Jilid 1, Terjemahan. Jakarta: Erlangga. Olds, Anita Rui. 2001. Child Care Design Guide. New York: McGraw-Hill.

Panero, Julius, dan Martin, Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 009. 2014. Menteri Kesehatan

RI.

Prawira, Sulasmi Darma. 1989. Warna, Teori dan Kreativitas. Jakarta: Depdikbud. Ruth, Linda Cain. 2002. Design Standards for Children’s Environments. New York:

McGraw-Hill.

Woodheem, Anne, dan Peters, David. 1997. The Encyclopedia of Healing Therapies. Texas: DK ADULT.

Yusuf, H. Syamsu. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(26)

xvii |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

Sumber Jurnal:

Kawatu, Christina, dan Dora, Purnama Esa. 2015. “Perancangan Interior Children’s Family Centered Healthcare di Surabaya”. Dalam Jurnal Intra Vol. 3, No. 2.

Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Vallerian, Willy M. 2010. “Perancangan Desain Interior Rumah Sakit Anak dengan Konsep Bermain”. Dalam Laporan Tugas Akhir. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Wandira, Ayu, dan Pribadi, Septana B. 2011. “Kajian Aplikasi Warna Interior Rumah Sakit Ibu dan Anak pada Psikologi Pasien Anak”. Dalam Jurnal Modul Vol. 11, No. 2. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sumber Internet:

http://repository.petra.ac.id/ Diakses pada 05 Maret 2016.

http://health.detik.com/read/2011/04/14/120159/1617042/764/warna-bisa-pengaruhi-psikologis-anak Diakses pada 16 Maret 2016.


(1)

143 | U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A material epoxy. Bentukan furnitur juga menggunakan bentuk organis serta tidak kaku dan tidak memiliki sudut tajam sehingga aman untuk anak.

Pada perancangan desain klinik anak ini, perancang membuat beberapa desain furnitur yang dapat membantu dan mempermudah anak serta orangtua/wali seperti furnitur kursi pada area praktek dokter spesialis yang dibuat menyatu dengan kursi anak sehingga anak tetap dapat dekat dengan ibu/orangtuanya pada saat dokter memberikan penjelasan pada orangtua. Pada area praktek dokter juga disediakan area khusus untuk anak dapat bermain sehingga dapat mempermudah proses pengobatan. Ranjang periksa pasien anak pada ruang praktek dokter spesialis di desain dengan tangga yang menyatu dengan ranjang periksa sehingga anak dengan mudah naik ke atas ranjang periksa. Pada area perpustakaan area anak-anak kecil, disediakan area duduk anak yang disatukan dengan rak buku cerita bergambar anak sehingga anak dapat dengan mudah mengambil dan membaca buku dari rak kemudian mengembalikannya pad arak dengan semula dengan tidak kesulitan karena rak buku yang bersatu dengan area duduk anak. Terdapat area taman dan juga area tunggu khusus untuk orangtua sehingga orangtua dapat menunggu anak sambil duduk dan membaca ataupun saling bercerita dengan sesama orangtua lainnya yang juga menunggu pengobatan anaknya.

Saran penulis yaitu merancang suatu bangunan hendaknya tidak hanya memperhatikan aspek fungsional saja, namun harus diperhatikan juga aspek pengguna di dalamnya serta aspek psikologis yang ditimbulkan dari desain ruangan tersebut sehingga kedua aspek tersebut harus diperhatikan secara bersamaan sehingga dapat menghasilkan suatu hasil desain yang baik dan dapat berdampak positif bagi pengguna nya.


(2)

PERANCANGAN INTERIOR KLINIK ANAK DENGAN TEMA

HEALING WITH FUN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017

STEPHANI 1263074

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG 2016


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih karuniaNya dan berkatNya yang begitu besar sehingga perancang dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN INTERIOR KLINIK ANAK DENGAN TEMA HEALING WITH FUNdengan baik dan tepat waktu.

Laporan ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam Tugas Akhir Tahun Ajaran Semester Ganjil 2016/2017. Laporan tugas akhir ini akan membahas tentang bagaimana merancang sebuah klinik rawat jalan anak dengan pendekatan pada persepsi dan psikologi anak sehingga menghasilkan hasil desain interior yang nyaman bagi anak serta memberikan rasa aman dan membantu proses penyembuhan anak.

Perancang menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Segala kritik dan saran yang membangun akan perancang terima dengan hati terbuka sebagai bahan dan untuk menambah wawasan juga pengetahuan perancang di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini perancang banyak mendapat bimbingan, bantuan juga dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perancang ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, yaitu kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, sebagai sumber inspirasi dan sumber penolong bagi perancang, karena atas berkat kasih karuniaNya dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik.

2. Irena V.G. Fajarto, ST, M.Kom, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha Bandung.

3. Erwin Ardianto Halim, S.Sn., MFA, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(4)

iii

4. Astrid Austranti Yuwono, ST., M.T. selaku Dosen pembimbing pertama yang telah membimbing dan memberikan arahan dan masukan serta waktunya untuk perancang selama penyusunan laporan sehingga dapat selesai dengan baik. 5. Ferlina Sugata, ST., MT, selaku Dosen pembimbing kedua yang telah

membimbing dan memberikan arahan dan masukan serta waktunya untuk perancang selama penyusunan laporan sehingga dapat selesai dengan baik. 6. Shirly Nathania Suhanjoyo,S.Sn.,M.Ds. selaku Dosen mata kuliah Studi Mandiri

yang telah memberikan arahan, dan telah banyak meluangkan waktunya untuk perancang selama penyusunan laporan sehingga dapat selesai dengan baik. 7. Orang tua dan keluarga, terima kasih untuk semua doa dan dukungan semangat

yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan baik.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan kasih dan berkat Nya kepada semua pihak atas semua kebaikan yang diberikan. Semoga laporan ini dapat membantu semua pihak yang membaca dan memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca. Perancang pun bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Bandung, 01 Desember 2016


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ching, Francis D.K, dan Corky, Bingeli. 2011. Interior Desain dengan Ilustrasi, Edisi kedua, Terjemahan. Jakarta: Indeks.

Hatmako, Muhamad Ridha., et al. 2010. Arsitektur Rumah Sakit. Yogyakarta: PT. Global Rancang Selaras.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI.

Kunders, G.D. 2004. Hospitals Facilities Planning and Management. New York: McGraw-Hill.

Malkin, Jain. 2002. Medical and Dental Space Planning, Edisi ketiga. New York: John Willey&Sons.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, Jilid 1, Terjemahan. Jakarta: Erlangga. Olds, Anita Rui. 2001. Child Care Design Guide. New York: McGraw-Hill.

Panero, Julius, dan Martin, Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 009. 2014. Menteri Kesehatan

RI.

Prawira, Sulasmi Darma. 1989. Warna, Teori dan Kreativitas. Jakarta: Depdikbud. Ruth, Linda Cain. 2002. Design Standards for Children’s Environments. New York:

McGraw-Hill.

Woodheem, Anne, dan Peters, David. 1997. The Encyclopedia of Healing Therapies. Texas: DK ADULT.

Yusuf, H. Syamsu. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

xvii |U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A Sumber Jurnal:

Kawatu, Christina, dan Dora, Purnama Esa. 2015. “Perancangan Interior Children’s

Family Centered Healthcare di Surabaya”. Dalam Jurnal Intra Vol. 3, No. 2.

Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Vallerian, Willy M. 2010. “Perancangan Desain Interior Rumah Sakit Anak dengan Konsep Bermain”. Dalam Laporan Tugas Akhir. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Wandira, Ayu, dan Pribadi, Septana B. 2011. “Kajian Aplikasi Warna Interior Rumah Sakit Ibu dan Anak pada Psikologi Pasien Anak”. Dalam Jurnal Modul Vol. 11, No. 2. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sumber Internet:

http://repository.petra.ac.id/ Diakses pada 05 Maret 2016.

http://health.detik.com/read/2011/04/14/120159/1617042/764/warna-bisa-pengaruhi-psikologis-anak Diakses pada 16 Maret 2016.